3011 7303 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 79

Vol. 1 No. 1, September 2020

ANALISIS HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA KEKERASAN YANG


MENGAKIBATKAN KORBAN MENINGGAL DUNIA

Ganda Rona Barus


Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Sisingamangaraja Teladan Medan 20217, Gandabarus1010@gmail.com

ABSTRACT

Hardness doing an injustice can cause its death [of] someone arranged and menaced
[by] crime in Assertion of Kesatu Primair impinge Section 170 sentence (2) third KUHP.
Problem of this thesis [is] what are the factors that cause violent crimes that result in
death of the victim, How is the analysis of criminal law against violent crime whose
victims died in the decision of the Medan District Court Number 2462 / Pid.B / 2017 /
PN.Mdn.
This Research use descriptive method [pass/through] approach of normatif ( legal [of]
research) that is approach to problems, [done/conducted] with studying various aspect
punish from regulations facet going into effect.
Result of research show factors that caused the occurrence of violent crime which
resulted in the death of the victim in the Medan District Court decision Number 2462 /
Pid.B / 2017 / PN.Mdn was caused by the victim was considered as a police informant so
that the defendant became emotional and angry so that the defendant was together- the
same as his friends persecuting victims resulting in death based on visum et repertum
which explains that the victim died due to heavy bleeding in the head cavity and swelling
of the brain due to forced blunt force on the head. Analysis of criminal law against violent
crime whose victims died in the decision of Medan District Court Number 2462 / Pid.B /
2017 / PN.Mdn is the application of material criminal law in accordance with the
indictment of the Public Prosecutor, namely Article 170 paragraph (2) 3rd Criminal Code.
This can be seen from the fulfillment of all elements in accordance with the article
imposed by the defendants, namely Article 170 paragraph (2) of the Criminal Code
concerning blatant crimes and joint force to commit violence resulting in the death of
others and the fulfillment of these elements. and there is no justification and excuse for
forgiveness, so the defendants must take responsibility for the actions in accordance with
the decision handed down by the Panel of Judges, by serving 7 (seven) years in prison.
Judges' considerations in issuing decisions are mitigating that the defendant has
acknowledged and regretted his actions, being polite in court, has never been convicted,
is still young so that he is expected to be able to improve his behavior in the future and
the aggravating thing is the actions of the defendant who play a judge himself troubling
the community.

Keyword.: Doing An Injustice, Hardness, Death.

ABSTRAK

Tindak pidana kekerasan dapat menyebabkan matinya seseorang diatur dan diancam
pidana dalam Dakwaan Kesatu Primair melanggar Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP.
Permasalahan dalam tesis ini adalah faktor-faktor apakah yang menyebabkan
terjadinya tindak pidana kekerasan yang mengakibatkan kematian, bagaimana faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana kekerasan yang mengakibatkan
korban meninggal dunia, bagaimanakah analisis hukum pidana terhadap tindak pidana
kekerasan yang korbannya meninggal dunia pada putusan Pengadilan Negeri Medan
Nomor 2462/Pid.B/ 2017/PN.Mdn
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan normatif (legal
research) yaitu pendekatan terhadap permasalahan, dilakukan dengan mengkaji
berbagai aspek hukum dari segi peraturan-peraturan yang berlaku.
Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana
kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dalam putusan Pengadilan
Negeri Medan Nomor 2462/Pid.B/ 2017/PN.Mdn adalah disebabkan korban dianggap
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 80
Vol. 1 No. 1, September 2020

sebagai informan Polisi sehingga terdakwa menjadi emosi dan marah sehingga
terdakwa bersama-sama dengan teman-temannya menganiaya korban yang
mengakibatkan korban meninggal dunia. Analisis hukum pidana terhadap tindak pidana
kekerasan yang korbannya meninggal dunia pada putusan Pengadilan Negeri Medan
Nomor 2462/Pid.B/ 2017/PN.Mdn adalah penerapan pidana hukum materiil telah sesuai
dengan dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum yakni Pasal 170 ayat (2) ke 3 KUHP. Hal ini
terlihat atas terpenuhinya semua unsur-unsur sesuai dengan pasal yang dikenakan para
terdakwa yaitu Pasal 170 ayat (2) ke 3 KUHP tentang tindak pidana secara terang-
terangan dan dengan tenaga bersama melakukan kekerasan yang mengakibatkan
matinya orang lain dan terpenuhinya unsur-unsur tersebut dan tidak ada alasan
pembenar dan alasan pemaaf sehingga para terdakwa harus mempertanggungjawabkan
perbuatan sesuai dengan putusan yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim, dengan menjalani
pidana penjara selama 7 (tujuh) tahun.

Kata Kunci: Tindak Pidana, Kekerasan, Kematian.

Fenomena tindak penganiayaan bukanlah


I. PENDAHULUAN
hal baru dalam aksi-aksi kekerasan fisik
A. Latar Belakang
dan psikis, dan dapat dijumpai di
Salah satu kejahatan dengan
ingkungan keluarga, di tempat umum,
kekerasan dimana dengan sejalannya
maupun di tempat lain serta dapat
perkembangan peradaban manusia hampir
menimpa siapa saja bila menghadapi
semua memiliki unsur kekerasan sebagai
suatu masalah dengan orang lain.
fenomena dalam realita kehidupan
Kasus tindak pidana kekerasan
sesungguhnya.
yang menyebabkan matinya seseorang
Terjadinya kejahatan dengan
seperti dalam kasus putusan perkara
kekerasan merupakan hasil interaksi antar
Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
manusia dengan lingkungannya. Hasil
2462/Pid.B/ 2017/PN.Mdn yang dilakukan
interaksi itu berawal dari timbulnya
oleh Ahmadi Priatama Alias Madi
motivasi yang kemudian berkembang
bersama-sama dengan Ade Irawan Alias
menjadi niat negatif untuk berbuat
Dede, Rinaldi Alias Aldi, Erwin Apit Alias
kejahatan dengan kekerasan dalam
Dapit, Andika Ferry Armayana, Darmawan
memenuhi kebutuhan dan tuntutan
Syahputra Silalahi Alias Putra, Riki
hidupnya. Kekerasan adalah perbuatan
Manulang, Muhammad Syaipul Alias Ipul,
terhadap fisik dengan menggunakan
Wiwik, Wahyu Sahdina, Sujarko Alias
tenaga atau kekuatan badan yang cukup
Jarko, Endra Gunawan dan Andi Setiawan
besar dan ditujukan kepada orang, yang
(masing-masing berkas terpisah), Sopar
mengakibatkan orang tersebut menjadi
Sitanggang (meninggal dunia pada saat
tidak berdaya.
penangkapan) serta Edo, Buyung, Ucok
Tindakan penganiayaan juga tidak
Siya, Batak dan Bobby (masing-masing
jarang menimbulkan efek atau dampak
belum tertangkap) melakukan tindak
psikis terhadap korbannya seperti trauma,
pidana dimuka umum bersama-sama
ketakutan, ancaman, bahkan terkadang
melakukan kekerasan terhadap orang
ada korban penganiayaan yang
yang mengakibatkan korban Yosua
mengalami gangguan jiwa dan mental.
Imanuel Pasaribu meninggal dunia
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 81
Vol. 1 No. 1, September 2020

sebagaimana diatur dan diancam pidana dilakukan analisis. Penelitian ini


melanggar Pasal 170 ayat (2) Ke-3e KUH merupakan suatu kegiatan ilmiah yang
Pidana. didasarkan pada metode, sistematika dan
Berdasarkan pemikiran di atas, pemikiran tertentu yang bertujuan untuk
penulis menganggap perlu melakukan mempelajari suatu hukum tertentu dengan
penelitian yang berjudul “Analisis Hukum jalan menganalisanya.
Pidana Terhadap Tindak Pidana Analisis terhadap aspek hukum
Kekerasan Yang Mengakibatkan Korban baik dari segi ketentuan peraturan-
Meninggal Dunia”. peraturan yang berlaku mengenai tindak
B. Perumusan Masalah pidana kekerasan yang mengakibatkan
Rumusan masalah yang akan kematian serta meneliti dan menelaah
diteliti dibatasi sebagai berikut : penerapan dan pelaksanaan peraturan-
1. Bagaimana pertanggungjawaban peraturan tersebut dalam hubungannya
pidana pelaku tindak pidana dengan penerapan hukum terhadap tindak
kekerasan yang menyababkan pidana kekerasan yang mengakibatkan
korban meninggal dunia ? kematian.
2. Bagaimanakah faktor-faktor yang Sehubungan dengan tipe
menyebabkan terjadinya tindak penelitian yang digunakan yakni yuridis
pidana kekerasan yang normatif, dengan tujuan mendapatkan
mengakibatkan korban meninggal hasil secara kualitatif, maka pendekatan
dunia ? yang dilakukan adalah pendekatan
3. Bagaimanakah analisis hukum pidana perundang-undangan (statute approach),
terhadap tindak pidana kekerasan dilakukan dengan cara penelitian
yang korbannya meninggal dunia pada kepustakaan (library research) yaitu
putusan Pengadilan Negeri Medan dengan membaca, mempelajari dan
Nomor 2462/Pid.B/ 2017/PN.Mdn ? menganalisa literatur/buku-buku, peraturan
perundang-undangan dan sumber lain.
C. Metode Penelitian Logika keilmuan dalam penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif hukum normatif dibangun berdasarkan
1
analitis, maksudnya adalah penelitian ini disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu
merupakan penelitian yang hukum normatif, yaitu ilmu hukum yang
menggambarkan, menelaah, menjelaskan objeknya hukum itu sendiri.
serta menganalisa permasalahan dalam Analisis data menurut Soerjono
tindak pidana kekerasan yang Soekanto dan Sri Mamudji adalah sebuah
mengakibatkan kematian yang proses mengatur urutan data,
dihubungkan dengan peraturan mengorganisasikannya ke dalam suatu
perundang-undangan yang kemudian pola, kategori dan kesatuan uraian dasar.
Data sekunder yang telah diperoleh
1
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam kemudian disistemasikan, diolah dan
Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hal. 8.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 82
Vol. 1 No. 1, September 2020

diteliti dan dianalisis dengan metode aturan hukum, larangan mana yang
deskriptif melalui pendekatan kualitatif. disertai ancaman (sanksi) yang berupa
pidana tertentu bagi siapa saja yang
II. Hasil dan Penelitian
melanggar larangan tersebut.4
A. PERTANGGUNGJAWABAN Kamus hukum mengartikan delik
PIDANA PELAKU TINDAK
sebagai suatu perbuatan yang melanggar
PIDANA KEKERASAN YANG
MENYEBABKAN KORBAN hukum.5 Dalam hukum pidana Belanda
MENINGGAL DUNIA
selain memakai istilah strafbaar feit
kadang juga menggunakan kata delict
Pengertian tindak pidana dalam
yang berasal dari bahasa lain delictum.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Secara umum oleh pakar hukum pidana
(KUHP) dikenal dengan istilah strafbaarfeit
disetujui penggunaan strafbaar feit. Simon
dan dalam kepustakaan tentang hukum
mendefinisikan strafbaar feit dengan suatu
pidana sering mempergunakan delik,
tindakan melanggar hukum yang telah
sedangkan pembuat undang-undang
dilakukan dengan sengaja ataupun tidak
merumuskan suatu undang- undang
sengaja oleh orang-orang yang dapat
mempergunakan istilah peristiwa pidana
dipertanggung jawabkan atas
atau pebuatan pidana
6
tindakannya.
Leden Marpaung meyebutkan
Utrecht memandang rumusan
strafbaarfeit adalah suatu tindakan yang
yang dikemukakan oleh Simon itu
melanggar hukum yang telah dilakukan
merupakan rumusan yang lengkap.
dengan sengaja ataupun tidak sengaja
Dengan demikian dapat disimpulkan
oleh seseorang yang tindakannya tersebut
bahwa unsur-unsur strafbaar fit:
dapat dipertanggungjawabkan dan oleh
1. Suatu perbuatan
undang-undang telah dinyatakan sebagai
2 2. Perbuatan itu dilarang dan diancam
suatu tindakan yang dapat dihukum.
dengan hukuman
Andi Hamzah merumuskan tindak
3. Perbuatan itu dilakukan oleh orang
pidana adalah sebagai suatu tindakan
yang dapat dipertanggung jawabkan.7
pada, tempat, waktu, dan keadaan tertentu
KUHP bersumber pada W.v.S
yang dilarang (atau diharuskan) dan
Belanda, maka istilah yang digunakanpun
diancam dengan pidana oleh undang-
sama yaitu strafbaar feit. Namun dalam
undang bersifat melawan hukum, serta
menterjemahkan istilah strafbaar feit ke
dengan kesalahan dilakukan oleh
dalam bahasa Indonesia terdapat
seseorang (yang bertanggungjawab). 3
perbedaan. Sebagaimana yang dikutip
Moeljatno menyebut tindak pidana sebagai
perbuatan pidana yang diartikan perbuatan 4
Moeljatno, Asas Asas Hukum Pidana. Bina
yang melanggar yang dilarang oleh suatu Aksara, Jakarta, 2008 hal. 16
5
Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 2006, hal. 144.
2 6
Leden Marpaung, Asas Teori Praktik Hukum Leden Marpaung, Unsur-unsur Perbuatan
Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hal. 8 yang dapat Dihukum, Grafika, Jakarta, 2001,
3
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, hal. 4.
7
P.T.Rienka Cipta, Jakarta, 2010, hal. 96. Ibid.,
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 83
Vol. 1 No. 1, September 2020

oleh Andi Hamzah, Moeljatno dan Roeslan misalnya mengiris, memotong, atau
Saleh menggunakan istilah perbuatan menusuk dengan pisau. Merusak
pidana meski tidak untuk menterjemahkan kesehatan misalnya orang sedang tidur
strafbaar feit. Sedangkan Utrecht menyalin dan berkeringat dibuka jendela kamarnya
istilah strafbaar feit menjadi peristiwa sehingga orang itu pasti masuk angin.
pidana, dimana beliau menterjemahkan Penganiayaan yang dimaksud dalam ilmu
8
secara harfiah menjadi peristiwa pidana. pidana adalah yang berkenaan dengan
Meskipun terdapat banyak perbedaan tubuh manusia.
pengistilahan, namun yang jelas semua Secara umum, tindak pidana
bersumber pada strafbaar feit. Dan terhadap tubuh pada Kitab Undang-
mengenai penggunaan istilah tersebut A.Z. Undang Hukum Pidana disebut
Abidin sependapat bahwa lebih baik penganiayaan. Dibentuknya pengaturan
digunakan istilah padanannya saja yang tentang kejahatan terhadap tubuh
9
banyak digunakan yaitu delik. manusia ini dutujukan bagi perlindungan
Delik penganiayaan termasuk kepentingan hukum atas tubuh dari
suatu kejahatan, yaitu suatu perbuatan perbuatan-perbuatan berupa
yang dapat dikenai sanksi oleh undang- penyerangan atas tubuh atau bagian dari
undang. Pada KUHP hal ini disebut tubuh yang mengakibatkan rasa sakit atau
dengan “penganiayaan”, tetapi KUHP luka, bahkan karena luka yang sedemikian
sendiri tidak memuat arti penganiayaan rupa pada tubuh dapat menimbulkan
tersebut. Penganiayaan dalam Kamus kematian.
Besar Bahasa Indonesia, dimuat artinya Pasal 354 KUHP mengatur tindak
sebagai : “perlakuan yang sewenang- pidana penganiayaan berat. Perbuatan
wenang...”. berat atau dapat disebut juga menjadikan
Pengertian yang dimuat Kamus berat pada tubuh orang lain. Haruslah
Besar Indonesia tersebut adalah dilakukan dengan sengaja oleh orang yang
pengertian dalam arti luas, yaitu termasuk menganiayanya.
yang menyangkut “perasaan” atau Unsur-unsur penganiayaan berat,
“batiniah”. Pengertian tersebut adanya antara lain: kesalahan (kesengajaan),
pengertian dalam arti luas, yakni termasuk perbuatannya (melukai secara berat),
yang menyangkut perasaan atau batiniah. obyeknya (tubuh orang lain), akibatnya
Masuk pula dalam pengertian (luka berat). Apabila dihubungkan dengan
penganiayaan ialah sengaja merusak unsur kesengajaan maka kesengajaan ini
kesehatan orang. Perasaan tidak enak harus sekaligus ditujukan baik terhadap
misalnya mendorong orang terjun ke kali perbuatannya, (misalnya menusuk dengan
sehingga basah kuyup. Rasa sakit pisau), maupun terhadap akibatnya yakni
misalnya menyubit atau memukul. Luka luka berat.
Pasal 355 KUHP mengatur
8
Andi Hamzah, Op.Cit, hal. 4. tentang tindak pidana penganiayaan berat
9
Ibid., hal. 65.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 84
Vol. 1 No. 1, September 2020

berencana. Kejahatan ini merupakan untuk tidak mendakwakan Pasal 338


gabungan antara penganiayaan berat KUHP bahkan Pasal 340 KUHP karena
(Pasal 353 ayat 1) dan penganiayaan permasalahan adalah pada unsur “dolus”
berencana (Pasal 353 ayat (2)). Kedua atau “bentuk kesengajaan” terutama
bentuk penganiayaan ini harus terjadi dengan bentuk “dolus eventualis”.
secara serentak/bersama sehingga harus
terpenuhi unsur penganiayaan berat B. FAKTOR-FAKTOR YANG
MENYEBABKAN TERJADINYA
maupun unsur penganiayaan berencana.
TINDAK PIDANA KEKERASAN
Kematian dalam penganiayaan berat berat YANG MENGAKIBATKAN
KORBAN MENINGGAL DUNIA
berencana bukanlah menjadi tujuan.
Akibat kesenganjaannya ditujukan pada
Budaya kekerasan disebut
akibat luka beratnya saja dan tidak pada
demikian karena belakangan ini
kematian korban sebab, jika kesenganjaan
penyelesaian masalah cenderung
terhadap matinya korban, maka disebut
menggunakan cara-cara kekerasan,
pembunuhan berencana.
tampaknya semakin menguat dan menjadi
Tindak kejahatan merupakan
budaya. Kekerasan dalam bentuk anarkis
prototype dari perilaku menyimpang, yaitu
atau premanisme di berbagai wilayah
tingkah laku yang melanggar atau
Indonesia telah menjadi warta setiap hari.
menyimpang dari aturan-aturan pengertian
Dengan memperhatikan kekerasan demi
normative atau dari harapan-harapan
kekerasan yang terjadi, terdapat beberapa
lingkungan sosial yang bersangkutan.10
faktor yang menjadi pemicu terjadinya
Dan salah satu cara untuk mengendalikan
kekerasan, langsung maupun secara tidak
adalah dengan sanksi pidana.
langsung, secara sendiri-sendiri, maupun
Hakikat dari sanksi pidana adalah
secara bersama-sama.
pembalasan, sedangkan tujuan sanksi
Sehubungan dengan uraian-
pidana adalah penjeraan baik ditujukan
uraian diatas jika titik tolak peninjauan
pada pelanggar hukum itu sendiri maupun
didasarkan pada sifat-sifat pelaku dengan
pada mereka yang mempunyai potensi
memperhatikan beberapa peristiwa
menjadi penjahat. Selain itu juga bertujuan
penganiayaan atau kekerasan fisik,
melindungi masyarakat dari segala bentuk
mereka melakukan perbuatan-perbuatan
kejahatan dan pendidikan atau perbaikan
demikian karena mengalami kekalutan
bagi para penjahat.11
mental yang merupakan manifestasi
Khusus bagi tindak pidana
berbagai kondisi kehidupan. Kondisi
penganiayaan yang mengakibatkan
kehidupan yang menyebabkan gangguan
orangnya mati, tidak dapat dihindarkan
jiwa yang menimbulkan perbuatan

10 abnormal seperti tekanan ekonomi yang


Saparinah Sadlli, Persepsi Sosial Mengenai
Perilaku Menyimpang, Bulan Bintang, Jakarta, sangat memprihatinkan, tidak adanya
2007, hal. 35.
11
Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanan komunikasi yang baik antara sesama
di Indonesia, Pradya Parmita, Jakarta, 2009, anggota keluarga, tingkat pendidikan yang
hal. 16.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 85
Vol. 1 No. 1, September 2020

relatif rendah, lingkungan hidup yang Akibatnya terlibat ke dalam kegiatan-


masih kurang, tidak ada rasa tanggung kegiatan negatif yang membahayakan
jawab antar sesama anggota dan orangtua dirinya dan masyarakat.
yang belum matang secara psikologis. 3. Kurangnya kemampuan dalam
Adanya kondisi-kondisi tersebut menyesuaikan diri
diatas yang diderita atau dialami oleh Inti persoalannya adalah ketidak
seseorang akan mendorong untuk mampuan penyesuaian diri terhadap
melakukan perbuatan-perbuatan berupa lingkungan sosial, dengan mempunyai
kesilapan tanpa disadari. Jadi terdapatnya daya pilih teman bergaul yang membantu
perbuatan-perbuatan tanpa sadar yang pembentukan perilaku positif.15
muncul dari alam tak sadar yang dapat 4. Kurangnya dasar-dasar keimanan
menimbulkan perbuatan yang Masalah agama merupakan suatu
menyimpang maupun cenderung pada yang sangat krusial bagi seseorang,
12
perbuatan jahat. karena agama merupakan benteng diri
1. Stres sosial dalam menghadapi berbagai cobaan yang
Stres yang ditimbulkan oleh datang padanya sekarang dan masa yang
berbagai kondisi sosial meningkatkan akan datang.16
resiko kekerasan. Kondisi-kondisi sosial ini 5. Faktor Keluarga
mencakup : pengangguran, penyakit, Keadaan keluarga sangatlah
kondisi perumahan buruk, ukuran keluarga memegang peranan penting dalam
besar dari rata-rata, kelahiran bayi baru, pembantukan kepribadian dalam
adanya orang cacat dirumah dan kematian bertingkah laku.
seorang anggota keluarga. Sebagian
besar kasus dilaporkan tentang tindakan C. ANALISIS HUKUM PIDANA
TERHADAP TINDAK PIDANA
penganiayaan fisik yang hidup dalam
KEKERASAN YANG KORBANNYA
kemiskinan.13 MENINGGAL DUNIA PADA
PUTUSAN PENGADILAN NEGERI
2. Lemahnya pertahanan diri
MEDAN NOMOR 2462/PID.B/
Adalah faktor yang ada dalam diri 2017/PN.MDN
untuk mengontrol dan mempertahankan
Terdakwa dalam kasus ini adalah
diri terhadap pengaruh-pengaruh negatif
Ahmadi Priatama alias Madi bersama
dari lingkungan.14 Jika ada pengaruh
dengan bersama-sama dengan Ade
negatif berupa tontonan negatif, bujukan
Irawan alias Dede, Rinaldi Alias Aldi, Erwin
negatif seperti pecandu dan pengedar
Apit alias Dapit, Andika Ferry Armayana,
narkoba, ajakan-ajakan untuk melakukan
Darmawan Syahputra Silalahi alias Putra,
perbuatan-perbuatan negatif, sering tidak
Riki Manulang, Muhammad Syaipul alias
bisa menghindar dan mudah terpengaruh.
Ipul, Wiwik, Wahyu Sahdina, Sujarko alias
12
Ibid, hal. 77.
13 15
Kartini Kartono, Patalogi Sosial Jilid I, PT Ibid., hal. 72.
16
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003., hal.70. Yesmil Anwar, Kriminologi, Refika Aditama,
14
Ibid., hal. 71. Bandung, 2014., hal. 102.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 86
Vol. 1 No. 1, September 2020

Jarko, Endra Gunawan dan Andi Setiawan teriakan orang dan terdakwa pun langsung
(masing-masing berkas terpisah), Sopar turun kebawah dan berjalan keluar rumah
Sitanggang (meninggal dunia pada saat menuju ke arah keramaian orang yang
penangkapan) serta Edo, Buyung, Ucok berada di Jalan Multatuli Iingkungan IV
Siya, Batak dan Bobby (masing-masing Lorong 5 Pinggir sungai Kel. Hamdan Kec.
belum tertangkap) pada hari Selasa Medan Maimun.
tanggal 18 April 2017 sekira pukul 03.00 Terdakwa menghampiri diri korban
Wib dinihari atau setidak-tidaknya pada Yosua Imanuel Pasaribu yang saat itu
suatu waktu dalam bulan April atau sudah tidak mengenakan baju dan hanya
setidaknya dalam Tahun 2017, bertempat memakai celana ponggol dan sedang
di Jalan Multatuli Lingkungan IV Lorong 5 dalam posisi jongkok, yang mana
Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan beberapa orang warga yang ada dilokasi
Maimun tepatnya di pinggir sungai, atau meneriki korban dengan perkataan “kibus
setidak-tidaknya pada suatu tempat yang ....kibus“, dan saat itu terdakwa pun
masih termasuk dalam daerah hukum menjadi emosi dan marah kepada korban
Pengadilan Negeri Medan, turut serta atas perbuatannya sebagai kibus Polisi
dengan sengaja menghilangkan jiwa orang dan kemudian terdakwa pun bersama-
lain yaitu korban Yosua Imanuel Pasaribu sama dengan Ucok, Batak, Bobby
meninggal dunia. mengangkat diri korban yang mana Ucok
Perbuatan yang dilakukan oleh memegang tangan kanan korban dan
terdakwa dengan cara bermula pada pada Batak memegang tangan kiri korban dan
hari Selasa tanggal 18 April 2017 sekira saat itupun Bobby mendorong-dorong
Pukul 01.00 Wib di jalan Multatuli kepala korban dan bersamaan dengan itu
lingkungan IV lorong 5 Kel. Hamdan kec. terdakwa pun menunjang punggung
Medan Maimun terdakwa sedang tidur di korban dari arah belakang sebanyak 2
lantai II di rumah terdakwa dan tiba-tiba (dua) kali dengan menggunakan kaki
terdakwa tersentak bangun dikarenakan sebelah kanan, dan atas tunjangan
mendengar suara-suara ribut, dan tersebut korban pun terjebur ke sungai dan
kemudian terdakwa pun terbangun dan saat itu terdakwa melihat korban pun
keluar dari kamar dan terdakwa pun megap-megap namun terdakwa dan warga
menuju ke teras rumah lantai II, dan lainnya melempari korban dengan batu
melihat ke arah bawah Sopar Sitanggang dan benda-benda lainnya lalu korban
sedang berlari menuju ke lorong gang terhanyut dibawa arus sungai dikarenakan
rumah terdakwa dan saat itu terdakwa pun korban tidak bisa berenang dan dari arah
kembali masuk kekamar untuk kembali seberang sungai terdakwa melihat saksi
tidur. Rozy Rivani Tanung berenang, mengejar
Kemudian sekira pukul 03.00 Wib, dan berusaha menolong korban namun
saat itu terdakwa kembali terbangun oleh terdakwa dan warga lainnya juga
dikarenakan mendengar suara-suara melempari Rozy Rivani Tanjung saat
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 87
Vol. 1 No. 1, September 2020

menolong korban dan berhasil menolong selanjutnya terdakwa pun dibawa dan
korban tersebut sempat di tarik kearah tepi diamankan ke Polsek Medan Kota.
sungai. Peran Edo, Buyung dan Ucok Siya
Rozy Rivani Tanjung meminta yaitu melompat ke sungai untuk mengejar
kepada terdakwa dan pelaku lainnya untuk Yosua Imanuel Pasaribu, lalu tidak jauh
tidak memukuli korban namun tidak di dari tempat kejadian Edo, Buyung dan
perdulikan lalu terdakwa kembali Ucok Siya berhasil menangkap Yosua
mendatangi korban di pinggir sungai dan Imanuel Pasaribu, lalu Edo memukuli
saksi Rozy Rivani Tanjung sempat wajah Yosua Imanuel Pasaribu dengan
menghalangi namun karena dirinya hanya menggunakan tangan kanannya
sendirian kemudian Rozy Rivani Tanjung sedangkan Ucok Siya memukuli kepala
pergi keatas untuk meminta bantuan. korban dengan menggunakan tangan
Setelahi Rozy Rivani Tanjung kanannya lalu Edo dan Buyung membawa
pergi, terdakwa bersama dengan Ucok, Yosua Imanuel Pasaribu kembali ke
Bobby dan Batak kembali memukuli pinggir sungai setelah itu Wahyu Sahdina,
korban hingga korban tergeletak lemas di Sopar Sitanggang, Ade Irawan Alias
pinggir sungai dan tiba-tiba saat itu air Dedek, Rinaldi Alias Aldi, Erwin Apit Alias
sungai naik dan terdakwa beserta pelaku Apit dan Buyung secara bersama-sama
lainnya pun langsung naik keatas dan menganiaya Yosua Imanuel Pasaribu.
meninggalkan korban begitu saja dipinggir Wahyu Sahdina memukul tangan
sungai dan korban pun terhanyut dibawa sebelah kiri Yosua Imanuel Pasaribu
arus sungai. dengan menggunakan tangan kanan
Melihat hal itu terdakwa dan sebanyak dua kali, Sopar Sitanggang
pelaku lainnya langsung meninggalkan memukul kepala dan badan Yosua
lokasi. Bahwa Kemudian pada hari Sabtu Imanuel Pasaribu dengan menggunakan
tanggal 22 April 2017 sekitar Pukul 04.00 tali pinggang secara berulang kali, Ade
Wib saat terdakwa berada di rumah tiba- Irawan alias Dedek menendag dadaYosua
tiba pintu kamar terdakwa diketuk dan Imanuel Pasaribu dengan menggunakan
terdakwa pun membukakan pintu kamar kaki kanannya sebanyak satu kali, Rinaldi
dan ternyata beberapa orang anggota alias Aldi memukul wajah Yosua Imanuel
Polisi sudah berada di depan pintu dan Pasaribu dengan mengguakan tangan
langsung menangkap dan mengamankan kanannya sebanyak dua kali, Erwin Apit
terdakwa. Alias Apit adalah memukul tangan sebelah
Saat ditanyakan perihal adanya kanan Yosua Imanuel Pasaribu dengan
penganiayaan terhadap diri korban Yosua menggunakan tangan kanannya sebanyak
Imanuel Pasaribu, bahwasanya terdakwa satu kali, Buyung memukul wajah Yosua
pun langsung mengaku atas perbuatan Imanuel Pasaribu dengan menggunakan
terdakwa yang telah melakukan tangan kanannya sebanyak dua kali, Andi
penganiayaan terhadap diri korban dan Setiawan menendang wajah Yosua
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 88
Vol. 1 No. 1, September 2020

Imanuel Pasaribu dengan menggunakan Yosua Imanuel Pasaribu hingga ke pinggir


kaki kanan saksi sebanyak 2 (dua) kali, sungai, lalu para pelaku kembali memukuli
Darmawan Syahputra Silalahi alias Putra Yosua dengan berkali-kali lalu saksi
memukul kepala Yosua Imanuel Pasaribu berteriak mengatakan “jangan pukuli,
dengan menggunakan tangan kanannya panggil kepling “ namun para pelaku tetap
sebanyak satu kali lalu memukul wajah memukuli Yosua Imanuel Pasaribu, lalu
Yosua Imanuel Pasaribu dengan karena jumlah para pelaku banyak dan
menggunakan tangan kanannya sebanyak saksi juga sudah dalam keadaan letih
satu kali, Andika Ferry Armayana memukul saksi Rozy Rivani Tanjung pergi dan
wajah Yosua Imanuel Pasaribu dengan terdakwa kembali mendatangi korban
menggunakan tangan kanannya sebanyak kemudian menendang punggung belakang
dua kali, Wiwik menampar pipi sebelah kiri korban sebanyak 2 kali dengan
korban dengan menggunakan tangan menggunakan kaki kanan, kemudian
kanannya sebanyak satu kali, Endra meninggalkan korban di pinggir sungai
Gunawan menampar pipi sebelah kiri saat air sungai naik dan membiarkan
Yosua Imanuel Pasaribu dengan korban hanyut dibawa arus sungai.
menggunakan tangan kanan saksi Berdasarkan Visum Et Repertum
sebanyak satu kali, Muhammad Syaiful dari Depertemen Ilmu Kedokteran Forensik
alias Ipul memukul kepala Yosua Imanuel dan Medikolegal Rumah Sakit
Pasaribu dengan menggunakan tangan Bhayangkara Tk. II Kota Medan Nomor
kanannya sebanyak satu kali, Sujarko alias 16/IKF/IV/2017 tanggal 20 April 2017 yang
Jarko memukul wajah Yosua Imanuel dibuat oleh dokter yang memeriksa Dr.
Pasaribu dengan menggunakan tangan Mistar Ritonga, Sp. F telah dilakukan
kanannya sebanyak dua kali, dan pemeriksaan terhadap jenazah atas nama
terdakwa adalah saat Ucok dan Batak Yosua Imanuel Pasaribu dan pada hasil
memegang tangan kanan dan kiri korban pemeriksaan dijumpai luka memar di
dan menegakkan badan korban lalu beberapa tempat, di kepala, di leher, di
terdakwa menunjang punggung korban dada, di tangan. Dan pada pemeriksaan
dari arah belakang sebanyak 2 (dua) kali dalam pada pembukaan tulang tengkorak
dengan menggunakan kaki sebelah kanan kepala dijumpai resapan darah yang luas
dan atas tunjangan tersebut korban pun pada selaput otak tebal, pada pembukaan
terjebur ke sungai selaput tebal otak dijumpai resapan darah
Setelah korban di tolong oleh saksi yang luas di antara selaput otak tebal dan
Rozy Rivani Tanjung di pinggir sungai lalu otak tipis, pada pengangkatan jaringan di
para pelaku melempari saksi dengan batu otak dijumpai perdarahan yang luas di
agar saya tidak dapat menolong Yosua permukaan otak depan kanan, permukaan
Imanuel Pasaribu namun saksi tetap otak terlihat membengkak (oedem cerebri),
menolong Yosua Imanuel Pasaribu pada pemotongan jaringan otak depan
dengan cara berenang sambil mendorong atas dijumpai perdarahan. Hasil
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 89
Vol. 1 No. 1, September 2020

pemeriksaan luar dan dalam dapat dijalani dan dengan perintah terdakwa
tetap ditahan.
disimpulkan penyebab kematian korban
c. Menetapkan Barang bukti berupa 1
adalah perdarahan yang banyak pada (satu) buuah celana dalam warna hijau
Dikembalikan kepada keluarga Korban
rongga kepala dan bengkaknya otak
Yosua Imanuel Pasaribu
(oedem cerebri) akibat ruda paksa tumpul d. Menetapkan agar Terdakwa
membayar biaya perkara sebesar
pada kepala.
Rp.5.000,- (lima ribu rupiah).
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
Seorang terdakwa dapat dijatuhi
adalah sebagai berikut :
pidana apabila terdakwa jika di dalam
a. Dakwaan Primair Pertama.
Perbuatan terdakwa sebagaimana persidangan terbukti secara sah dan
diatur dan diancam pidana dalam
menyakinkan melakukan tindak pidana.
Pasal 338 KUHPidana Jo Pasal 55
ayat (1) KUHPidana. oleh karena itu, dalam persidangan hakim
b. Dakwaan Primair Kedua
harus menyebutkan perbuatan terdakwa
Perbuatan terdakwa sebagaimana
diatur dan diancam pidana dalam yang mana sesuai fakta terungkap
Pasal 170 ayat (2) Ke – 2e-
dipersidangan dan memenuhi rumusan
KUHPidana.
c. Dakwaan Primair Ketiga pasal tertentu dari suatu peraturan
Perbuatan terdakwa sebagaimana
perundang-undangan.
diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 351 ayat (2) Jo Pasal 55 ayat (1) Hakim dalam upaya membuat
Ke – 1e KUHPidana.
putusan mempunyai pertimbangan yuridis
d. Dakwaan Subsidair Pertama
Perbuatan terdakwa sebagaimana yang terdiri dari dakwaan penuntut umum,
diatur dan diancam pidana dalam
keterangan terdakwa, keterangan saksi,
Pasal 170 ayat (2) Ke – 3e-
KUHPidana. barang- barang bukti, dan pasal-pasal
e. Dakwaan Subsidair Kedua
perbuatan hukum pidana, serta
Perbuatan terdakwa sebagaimana
diatur dan diancam pidana dalam pertimbangan non yuridis yang terdiri dari
Pasal 351 ayat (3) Jo Pasal 55 ayat (1)
latar belakang perbuatan terdakwa, akibat
Ke – 1e KUHPidana.
perbuatan terdakwa, kondisi terdakwa,
Tuntutan pidana Jaksa Penuntut serta kondisi ekonomi terdakwa, ditambah
Umum pada Kejaksaan Negeri Medan hakim haruslah meyakini apakah terdakwa
sebagai berikut : melakukan perbuatan pidana atau tidak
a. Menyatakan terdakwa Ahmadi sebagaimana yang termuat dalam unsur-
Priatama Alias Madi terbukti secara
unsur tindak pidana yang didakwakan
sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana bersama- kepadanya.17
sama melakukan kekerasan terhadap
Penjatuhan hukum oleh hakim
orang yang mengakibatkan korban
Yosua Imanuel Pasaribu meninggal tentu didasarkan atas pertimbangan:
dunia“, sebagaimana diatur dan
a. Pertimbangan yuridis
diancam pidana melanggar Pasal 170
ayat (2) Ke-3e KUH Pidana dalam b. Pertimbangan non yuridis. 18
Dakwaan Kedua Subsidair.
b. Menjatuhkan pidana terhadap
Terdakwa Ahmadi Priatama Alias Madi 17
Ibid, hal.126
dengan pidana penjara selama 10 18
Mohammad Taufik Makarao dan Suhasril,
(sepuluh) tahun, dikurangi masa Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Praktek,
penahanan sementara yang telah Ghalia Indonesia, Jakarta, 2010, hal. 65.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 90
Vol. 1 No. 1, September 2020

Kasus tindak pidana penganiayaan Pertanggungjawaban seseorang


yang dilakukan oleh terdakwa yang yang melakukan tindak pidana
mengakibatkan kematian berdasarkan penganiayaan dalam kasus ini tidak
putusan Nomor 2462/Pid.B/2017/PN.Mdn adanya alasan-alasan yang ditemukan
yang menjadi pertimbangan hakim dalam dalam persidangan baik melalui bukti-bukti
menjatuhkan putusan adalah: yang dapat menjadi alasan penghapusan
1. Hal yang meringankan adalah : pidana sehingga terdakwa dianggap sehat
c. Terdakwa telah mengakui dan
jasmani dan rohaninya melakukan tindak
menyesali perbuatannya.
d. Terdakwa bersikap sopan pidana tersebut. Berdasarkan alasan
dipersidangan.
tersebutlah hakim menjatuhkan putusan
e. Terdakwa belum pernah dihukum.
f. Terdakwa masih muda sehingga tersebut.
diharapkan dapat memperbaiki
Menurut penulis bahwa
tingkah lakunya dikemudian hari.
2. Hal yang memberatkan adalah pertimbangan hukum hakim dalam
perbuatan terdakwa yang main hakim
menjatuhkan putusan telah sesuai dengan
sendiri (eigenrichting) meresahkan
masyarakat. ketentuan yang berlaku berdasar pada
semua fakta-fakta serta bukti-bukti yang
Berdasarkan pertimbangan-
terungkap dalam persidangan sehingga
pertimbangan tersebut, ternyata perbuatan
putusan Majelis Hakim yang menjatuhkan
terdakwa telah memenuhi seluruh unsur-
terhadap terdakwa pelaku tindak pidana
unsur dari dakwaan Penuntut Umum,
penganiayaan yang mengakibatkan
sehingga Majelis berkesimpulan bahwa
kematian telah sesusi atau sepadan untuk
terdakwa telah terbukti secara sah dan
dijatuhkan terdakwa yang sesuai dengan
meyakinkan bersalah melakukan tindak
tindak pidana yang dilakukannya. Karena
pidana dimuka umum bersama-sama
menurut penulis hukuman yang dijatuhkan
melakukan kekerasan terhadap orang
terhadap terdakwa tidak hanya
yang menyebabkan orang mati dan
menimbulkan perasaan tidak nyaman
kepadanya harus dijatuhi pidana yang
terhadap pelaku, tetapi juga melihat aspek
setimpal dengan perbuatannya.
pembinaan bagi terdakwa sendiri untuk
Berdasarkan hasil pemeriksaan di
dapat sadar dan tidak akan mengulangi
persidangan ternyata pada diri terdakwa
perbuatannya kembali dan juga harus
tidak ada ditemukan alasan-alasan yang
melihat implikasi sosial
dapat menghilangkan
kemasyarakatannya
pertanggungjawaban pidana baik alasan
Berdasarkan Putusan Nomor
pembenar maupun alasan pemaaf,
2462/Pid.B/2017/PN.Mdn, surat dakwaan
sehingga terdakwa dinilai mampu
yang telah diuraikan Penuntut Umum
bertanggung jawab atas kesalahannya,
dalam putusan Pengadilan Negeri telah
oleh karena itu kepada terdakwa haruslah
sesuai dengan ketentuan Pasal 143 ayat
dijatuhi pidana yang setimpal dengan
(2) KUHAP dan hukum pidana materiil
kesalahannya tersebut.
sebagaimana didakwakan pada dakwaan
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 91
Vol. 1 No. 1, September 2020

primair yakni terdakwa melanggar pasal bukti-bukti yang diperoleh dalam proses
170 ayat (2) KUHP, pasal yang telah persidangan. Tujuan Penuntut Umum
sesuai dengan tujuan terdakwa dalam menggunakan surat dakwaan alternatif ini
melakukan perbuatan, yaitu barang siapa adalah: pertama, untuk menghindari
dengan terang-terangan dan tenaga pelaku tindak pidana terlepas dari
bersama menggunakan kekerasan pertanggungjawaban hukum, serta kedua,
terhadap orang atau barang yang untuk memberi pilihan kepada hakim untuk
mengakibatkan mati, dan dinyatakan menerapkan hukum yang paling tepat
terbukti bersalah melakukan tindak pidana dikenakan terhadap pelaku.
kekerasan yang mengakibatkan matinya Surat dakwaan yang diajukan
orang lain telah memenuhi unsur-unsur dalam perkara putusan Pengadilan Negeri
dari pasal 170 ayat (2) KUHP. Medan melalui putusan Nomor
Perkara yang diputuskan oleh 2462/Pid.B/2017/PN.Mdn terkandung dua
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Lubuk dakwaan yang bersifat alternatif, yakni
Pakam melalui putusan Pengadilan Negeri dakwaan terkait dengan tindak pidana
Medan melalui putusan Nomor yang melanggar Pasal 170 ayat (1) KUHP
2462/Pid.B/2017/PN.Mdn merupakan dan Pasal 351 ayat (1). Pasal 170 ayat (1)
perkara dengan dua dakwaan. Meski KUHP berbunyi: Barang siapa yang di
demikian, kedua dakwaan yang diajukan muka umum bersama-sama melakukan
19
merupakan dakwaan alternatif dimana kekerasan terhadap orang atau barang,
Majelis Hakim dapat memilih salah satu dihukum penjara selamalamanya lima
dari kedua dakwaan yang diajukan. tahun enam bulan.
Indikasi adanya dakwaan alternatif1 Elemen-elemen yang terkandung
adalah adanya dua dakwaan yang dalam bunyi Pasal 170 ayat (1) di atas
diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) adalah:
dalam surat dakwaannya yang mana 1. Barangsiapa, yang menunjukkan
kepada orang atau pribadi yang
Majelis Hakim dapat memilih salah satu
melakukan tindak pidana
dari dakwaan tersebut karena sebagaimana dimaksud dalam Pasal
170 ayat (1).
menggunakan penghubung “atau”.
2. Di muka umum, yakni keterangan
Pemilihan salah satu dakwaan yang menerangkan bahwa tindak
pidana dilakukan di ruang publik
pada dakwaan alternatif tidak dapat
sehingga banyak orang yang dapat
dilakukan asal-asalan. Meski memiliki melihat atau menyaksikan tindak
pidana tersebut.
wewenang dalam persidangan, Majelis
3. Bersama-sama, maksudnya artinya
Hakim tidak dapat memutuskan dakwaan dilakukan oleh sedikit-dikitnya dua
orang atau lebih. Arti kata bersama-
yang dipilih sesuka hatinya. Pemilihan
sama ini menunjukkan bahwa
dakwaan yang akan menjadi penguat perbuatan itu dilakukan dengan
sengaja (delik dolus) atau memiliki
pertimbangan hukum dalam persidangan
tujuan yang pasti, jadi bukanlah
harus disesuaikan dengan fakta serta merupakan ketidaksengajaan (delik
culpa).
19
Ibid, hal.80
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 92
Vol. 1 No. 1, September 2020

4. Kekerasan, yang berarti Analisis hukum pidana terhadap


mempergunakan tenaga atau
tindak pidana kekerasan yang korbannya
kekuatan jasmani yang tidak kecil dan
tidak sah. Kekerasan dalam pasal ini meninggal dunia pada putusan Pengadilan
biasanya terdiri dari “merusak barang”
Negeri Medan Nomor 2462/Pid.B/
atau “penganiayaan”.
5. Terhadap orang maupun barang. 2017/PN.Mdn adalah hakim dalam
Kekerasan itu harus ditujukan kepada
menjatuhkan putusan mempertimbangkan
orang atau barang sebagai korban
Sedangkan Pasal 351 ayat (1) KUHP hal yang meringankan bahwa terdakwa
berbunyi sebagai berikut:
telah mengakui dan menyesali
Penganiayaan dihukum dengan
hukuman penjara selama-lamanya dua perbuatannya, bersikap sopan
tahun delapan bulan atau denda
dipersidangan, belum pernah dihukum,
sebanyak-banyaknya Rp 4.500,00.
masih muda sehingga diharapkan dapat
III. Kesimpulan
memperbaiki tingkah lakunya dikemudian
Pertanggungjawaban pidana
hari dan hal yang memberatkan adalah
pelaku tindak pidana kekerasan yang
perbuatan terdakwa yang main hakim
menyababkan korban meninggal dunia
sendiri meresahkan masyarakat.
adalah terpenuhinya semua unsur-unsur
Penegak hukum diharapkan
Pasal 170 ayat (2) ke 3 KUHP tentang
menjatuhkan sanksi yang sesuai dengan
tindak pidana secara terang-terangan dan
perbuatannya sehingga pelaku tindak
dengan tenaga bersama melakukan
pidana kekerasan yang mengakibatkan
kekerasan yang mengakibatkan matinya
korban meninggal dunia tidak mengulangi
orang lain dan terpenuhinya unsur-unsur
perbuatannya lagi dan orang-orang yang
tersebut dan tidak ada alasan pembenar
akan melakukan perbuatan tersebut
dan alasan pemaaf.
menjadi takut berbuat kekerasan yang
Faktor-faktor yang menyebabkan
mengakibatkan kematian.
terjadinya tindak pidana kekerasan yang
Diharapkan pemberian pidana
mengakibatkan korban meninggal dunia
hendaknya memperhatikan hal-hal
dalam putusan Pengadilan Negeri Medan
pemberat dan peringan pidana, dan
Nomor 2462/Pid.B/ 2017/PN.Mdn adalah
manfaat dari putusan tersebut dan jangan
disebabkan korban dianggap sebagai
hanya melihat dan menitikberatkan
informan Polisi sehingga terdakwa
hukuman atas kesalahan dan sisi
menjadi emosi dan marah sehingga
kemanusiaannya.
terdakwa bersama-sama dengan teman-
Diharapkan supaya hakim dalam
temannya menganiaya korban yang
menjatuhkan pidana hendaknya perlu juga
mengakibatkan korban meninggal dunia
memperhatikan hal-hal pemberat dan
berdasarkan visum et repertum yang
peringan pidana, dan manfaat dari putusan
menjelaskan bahwa korban meninggal
tersebut dan jangan hanya melihat dan
dunia akibat perdarahan yang banyak
menitikberatkan hukuman atas kesalahan
pada rongga kepala dan bengkaknya otak
dan sisi kemanusiaannya dan diharapkan
akibat ruda paksa tumpul pada kepala.
majelis hakim dalam memutuskan suatu
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 93
Vol. 1 No. 1, September 2020

perkara hendaknya memperhatikan secara


cermat aturan perundang-undangan yang
berlaku sehingga dalam memutuskan
suatu putusan dapat memberikan putusan
yang sesuai dengan fakta dan bukti-bukti
dipersidangan.

DAFTAR PUSTAKA
Adang, Yermil Anwar, Kriminologi, Refika
Aditama, Bandung, 2014.
Hamzah, Andi, Asas-Asas Hukum Pidana,
P.T.Rienka Cipta, Jakarta, 2010.
--------------Kamus Hukum, (Jakarta : Ghalia
Indonesiaa, 2006.
-------------Sistem Pidana dan Pemidanan di
Indonesia, Pradya Parmita,
Jakarta, 2009
Kartono, Kartini, Patalogi Sosial Jilid I, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2003.
Makarao, Taufik dan Suharsil, Hukum
Acara Pidana dalam Teori dan
Praktek, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 2010
Marpaung, Leden, Asas Teori Praktik
Hukum Pidana, Sinar Grafika,
Jakarta, 2012.
------------ Unsur-unsur Perbuatan yang
dapat Dihukum, Grafika, Jakarta,
2001.
Moeljatno, Asas Asas Hukum Pidana. Bina
Aksara, Jakarta, 2008.
Sadlli, Saparinah, Persepsi Sosial
Mengenai Perilaku Menyimpang,
Bulan Bintang, Jakarta, 2007
Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum
Dalam Praktek, Sinar Grafika,
Jakarta, 2006.

You might also like