Professional Documents
Culture Documents
3011 7303 1 SM
3011 7303 1 SM
3011 7303 1 SM
ABSTRACT
Hardness doing an injustice can cause its death [of] someone arranged and menaced
[by] crime in Assertion of Kesatu Primair impinge Section 170 sentence (2) third KUHP.
Problem of this thesis [is] what are the factors that cause violent crimes that result in
death of the victim, How is the analysis of criminal law against violent crime whose
victims died in the decision of the Medan District Court Number 2462 / Pid.B / 2017 /
PN.Mdn.
This Research use descriptive method [pass/through] approach of normatif ( legal [of]
research) that is approach to problems, [done/conducted] with studying various aspect
punish from regulations facet going into effect.
Result of research show factors that caused the occurrence of violent crime which
resulted in the death of the victim in the Medan District Court decision Number 2462 /
Pid.B / 2017 / PN.Mdn was caused by the victim was considered as a police informant so
that the defendant became emotional and angry so that the defendant was together- the
same as his friends persecuting victims resulting in death based on visum et repertum
which explains that the victim died due to heavy bleeding in the head cavity and swelling
of the brain due to forced blunt force on the head. Analysis of criminal law against violent
crime whose victims died in the decision of Medan District Court Number 2462 / Pid.B /
2017 / PN.Mdn is the application of material criminal law in accordance with the
indictment of the Public Prosecutor, namely Article 170 paragraph (2) 3rd Criminal Code.
This can be seen from the fulfillment of all elements in accordance with the article
imposed by the defendants, namely Article 170 paragraph (2) of the Criminal Code
concerning blatant crimes and joint force to commit violence resulting in the death of
others and the fulfillment of these elements. and there is no justification and excuse for
forgiveness, so the defendants must take responsibility for the actions in accordance with
the decision handed down by the Panel of Judges, by serving 7 (seven) years in prison.
Judges' considerations in issuing decisions are mitigating that the defendant has
acknowledged and regretted his actions, being polite in court, has never been convicted,
is still young so that he is expected to be able to improve his behavior in the future and
the aggravating thing is the actions of the defendant who play a judge himself troubling
the community.
ABSTRAK
Tindak pidana kekerasan dapat menyebabkan matinya seseorang diatur dan diancam
pidana dalam Dakwaan Kesatu Primair melanggar Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP.
Permasalahan dalam tesis ini adalah faktor-faktor apakah yang menyebabkan
terjadinya tindak pidana kekerasan yang mengakibatkan kematian, bagaimana faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana kekerasan yang mengakibatkan
korban meninggal dunia, bagaimanakah analisis hukum pidana terhadap tindak pidana
kekerasan yang korbannya meninggal dunia pada putusan Pengadilan Negeri Medan
Nomor 2462/Pid.B/ 2017/PN.Mdn
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan normatif (legal
research) yaitu pendekatan terhadap permasalahan, dilakukan dengan mengkaji
berbagai aspek hukum dari segi peraturan-peraturan yang berlaku.
Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana
kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dalam putusan Pengadilan
Negeri Medan Nomor 2462/Pid.B/ 2017/PN.Mdn adalah disebabkan korban dianggap
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 80
Vol. 1 No. 1, September 2020
sebagai informan Polisi sehingga terdakwa menjadi emosi dan marah sehingga
terdakwa bersama-sama dengan teman-temannya menganiaya korban yang
mengakibatkan korban meninggal dunia. Analisis hukum pidana terhadap tindak pidana
kekerasan yang korbannya meninggal dunia pada putusan Pengadilan Negeri Medan
Nomor 2462/Pid.B/ 2017/PN.Mdn adalah penerapan pidana hukum materiil telah sesuai
dengan dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum yakni Pasal 170 ayat (2) ke 3 KUHP. Hal ini
terlihat atas terpenuhinya semua unsur-unsur sesuai dengan pasal yang dikenakan para
terdakwa yaitu Pasal 170 ayat (2) ke 3 KUHP tentang tindak pidana secara terang-
terangan dan dengan tenaga bersama melakukan kekerasan yang mengakibatkan
matinya orang lain dan terpenuhinya unsur-unsur tersebut dan tidak ada alasan
pembenar dan alasan pemaaf sehingga para terdakwa harus mempertanggungjawabkan
perbuatan sesuai dengan putusan yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim, dengan menjalani
pidana penjara selama 7 (tujuh) tahun.
diteliti dan dianalisis dengan metode aturan hukum, larangan mana yang
deskriptif melalui pendekatan kualitatif. disertai ancaman (sanksi) yang berupa
pidana tertentu bagi siapa saja yang
II. Hasil dan Penelitian
melanggar larangan tersebut.4
A. PERTANGGUNGJAWABAN Kamus hukum mengartikan delik
PIDANA PELAKU TINDAK
sebagai suatu perbuatan yang melanggar
PIDANA KEKERASAN YANG
MENYEBABKAN KORBAN hukum.5 Dalam hukum pidana Belanda
MENINGGAL DUNIA
selain memakai istilah strafbaar feit
kadang juga menggunakan kata delict
Pengertian tindak pidana dalam
yang berasal dari bahasa lain delictum.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Secara umum oleh pakar hukum pidana
(KUHP) dikenal dengan istilah strafbaarfeit
disetujui penggunaan strafbaar feit. Simon
dan dalam kepustakaan tentang hukum
mendefinisikan strafbaar feit dengan suatu
pidana sering mempergunakan delik,
tindakan melanggar hukum yang telah
sedangkan pembuat undang-undang
dilakukan dengan sengaja ataupun tidak
merumuskan suatu undang- undang
sengaja oleh orang-orang yang dapat
mempergunakan istilah peristiwa pidana
dipertanggung jawabkan atas
atau pebuatan pidana
6
tindakannya.
Leden Marpaung meyebutkan
Utrecht memandang rumusan
strafbaarfeit adalah suatu tindakan yang
yang dikemukakan oleh Simon itu
melanggar hukum yang telah dilakukan
merupakan rumusan yang lengkap.
dengan sengaja ataupun tidak sengaja
Dengan demikian dapat disimpulkan
oleh seseorang yang tindakannya tersebut
bahwa unsur-unsur strafbaar fit:
dapat dipertanggungjawabkan dan oleh
1. Suatu perbuatan
undang-undang telah dinyatakan sebagai
2 2. Perbuatan itu dilarang dan diancam
suatu tindakan yang dapat dihukum.
dengan hukuman
Andi Hamzah merumuskan tindak
3. Perbuatan itu dilakukan oleh orang
pidana adalah sebagai suatu tindakan
yang dapat dipertanggung jawabkan.7
pada, tempat, waktu, dan keadaan tertentu
KUHP bersumber pada W.v.S
yang dilarang (atau diharuskan) dan
Belanda, maka istilah yang digunakanpun
diancam dengan pidana oleh undang-
sama yaitu strafbaar feit. Namun dalam
undang bersifat melawan hukum, serta
menterjemahkan istilah strafbaar feit ke
dengan kesalahan dilakukan oleh
dalam bahasa Indonesia terdapat
seseorang (yang bertanggungjawab). 3
perbedaan. Sebagaimana yang dikutip
Moeljatno menyebut tindak pidana sebagai
perbuatan pidana yang diartikan perbuatan 4
Moeljatno, Asas Asas Hukum Pidana. Bina
yang melanggar yang dilarang oleh suatu Aksara, Jakarta, 2008 hal. 16
5
Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 2006, hal. 144.
2 6
Leden Marpaung, Asas Teori Praktik Hukum Leden Marpaung, Unsur-unsur Perbuatan
Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hal. 8 yang dapat Dihukum, Grafika, Jakarta, 2001,
3
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, hal. 4.
7
P.T.Rienka Cipta, Jakarta, 2010, hal. 96. Ibid.,
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 83
Vol. 1 No. 1, September 2020
oleh Andi Hamzah, Moeljatno dan Roeslan misalnya mengiris, memotong, atau
Saleh menggunakan istilah perbuatan menusuk dengan pisau. Merusak
pidana meski tidak untuk menterjemahkan kesehatan misalnya orang sedang tidur
strafbaar feit. Sedangkan Utrecht menyalin dan berkeringat dibuka jendela kamarnya
istilah strafbaar feit menjadi peristiwa sehingga orang itu pasti masuk angin.
pidana, dimana beliau menterjemahkan Penganiayaan yang dimaksud dalam ilmu
8
secara harfiah menjadi peristiwa pidana. pidana adalah yang berkenaan dengan
Meskipun terdapat banyak perbedaan tubuh manusia.
pengistilahan, namun yang jelas semua Secara umum, tindak pidana
bersumber pada strafbaar feit. Dan terhadap tubuh pada Kitab Undang-
mengenai penggunaan istilah tersebut A.Z. Undang Hukum Pidana disebut
Abidin sependapat bahwa lebih baik penganiayaan. Dibentuknya pengaturan
digunakan istilah padanannya saja yang tentang kejahatan terhadap tubuh
9
banyak digunakan yaitu delik. manusia ini dutujukan bagi perlindungan
Delik penganiayaan termasuk kepentingan hukum atas tubuh dari
suatu kejahatan, yaitu suatu perbuatan perbuatan-perbuatan berupa
yang dapat dikenai sanksi oleh undang- penyerangan atas tubuh atau bagian dari
undang. Pada KUHP hal ini disebut tubuh yang mengakibatkan rasa sakit atau
dengan “penganiayaan”, tetapi KUHP luka, bahkan karena luka yang sedemikian
sendiri tidak memuat arti penganiayaan rupa pada tubuh dapat menimbulkan
tersebut. Penganiayaan dalam Kamus kematian.
Besar Bahasa Indonesia, dimuat artinya Pasal 354 KUHP mengatur tindak
sebagai : “perlakuan yang sewenang- pidana penganiayaan berat. Perbuatan
wenang...”. berat atau dapat disebut juga menjadikan
Pengertian yang dimuat Kamus berat pada tubuh orang lain. Haruslah
Besar Indonesia tersebut adalah dilakukan dengan sengaja oleh orang yang
pengertian dalam arti luas, yaitu termasuk menganiayanya.
yang menyangkut “perasaan” atau Unsur-unsur penganiayaan berat,
“batiniah”. Pengertian tersebut adanya antara lain: kesalahan (kesengajaan),
pengertian dalam arti luas, yakni termasuk perbuatannya (melukai secara berat),
yang menyangkut perasaan atau batiniah. obyeknya (tubuh orang lain), akibatnya
Masuk pula dalam pengertian (luka berat). Apabila dihubungkan dengan
penganiayaan ialah sengaja merusak unsur kesengajaan maka kesengajaan ini
kesehatan orang. Perasaan tidak enak harus sekaligus ditujukan baik terhadap
misalnya mendorong orang terjun ke kali perbuatannya, (misalnya menusuk dengan
sehingga basah kuyup. Rasa sakit pisau), maupun terhadap akibatnya yakni
misalnya menyubit atau memukul. Luka luka berat.
Pasal 355 KUHP mengatur
8
Andi Hamzah, Op.Cit, hal. 4. tentang tindak pidana penganiayaan berat
9
Ibid., hal. 65.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 84
Vol. 1 No. 1, September 2020
Jarko, Endra Gunawan dan Andi Setiawan teriakan orang dan terdakwa pun langsung
(masing-masing berkas terpisah), Sopar turun kebawah dan berjalan keluar rumah
Sitanggang (meninggal dunia pada saat menuju ke arah keramaian orang yang
penangkapan) serta Edo, Buyung, Ucok berada di Jalan Multatuli Iingkungan IV
Siya, Batak dan Bobby (masing-masing Lorong 5 Pinggir sungai Kel. Hamdan Kec.
belum tertangkap) pada hari Selasa Medan Maimun.
tanggal 18 April 2017 sekira pukul 03.00 Terdakwa menghampiri diri korban
Wib dinihari atau setidak-tidaknya pada Yosua Imanuel Pasaribu yang saat itu
suatu waktu dalam bulan April atau sudah tidak mengenakan baju dan hanya
setidaknya dalam Tahun 2017, bertempat memakai celana ponggol dan sedang
di Jalan Multatuli Lingkungan IV Lorong 5 dalam posisi jongkok, yang mana
Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan beberapa orang warga yang ada dilokasi
Maimun tepatnya di pinggir sungai, atau meneriki korban dengan perkataan “kibus
setidak-tidaknya pada suatu tempat yang ....kibus“, dan saat itu terdakwa pun
masih termasuk dalam daerah hukum menjadi emosi dan marah kepada korban
Pengadilan Negeri Medan, turut serta atas perbuatannya sebagai kibus Polisi
dengan sengaja menghilangkan jiwa orang dan kemudian terdakwa pun bersama-
lain yaitu korban Yosua Imanuel Pasaribu sama dengan Ucok, Batak, Bobby
meninggal dunia. mengangkat diri korban yang mana Ucok
Perbuatan yang dilakukan oleh memegang tangan kanan korban dan
terdakwa dengan cara bermula pada pada Batak memegang tangan kiri korban dan
hari Selasa tanggal 18 April 2017 sekira saat itupun Bobby mendorong-dorong
Pukul 01.00 Wib di jalan Multatuli kepala korban dan bersamaan dengan itu
lingkungan IV lorong 5 Kel. Hamdan kec. terdakwa pun menunjang punggung
Medan Maimun terdakwa sedang tidur di korban dari arah belakang sebanyak 2
lantai II di rumah terdakwa dan tiba-tiba (dua) kali dengan menggunakan kaki
terdakwa tersentak bangun dikarenakan sebelah kanan, dan atas tunjangan
mendengar suara-suara ribut, dan tersebut korban pun terjebur ke sungai dan
kemudian terdakwa pun terbangun dan saat itu terdakwa melihat korban pun
keluar dari kamar dan terdakwa pun megap-megap namun terdakwa dan warga
menuju ke teras rumah lantai II, dan lainnya melempari korban dengan batu
melihat ke arah bawah Sopar Sitanggang dan benda-benda lainnya lalu korban
sedang berlari menuju ke lorong gang terhanyut dibawa arus sungai dikarenakan
rumah terdakwa dan saat itu terdakwa pun korban tidak bisa berenang dan dari arah
kembali masuk kekamar untuk kembali seberang sungai terdakwa melihat saksi
tidur. Rozy Rivani Tanung berenang, mengejar
Kemudian sekira pukul 03.00 Wib, dan berusaha menolong korban namun
saat itu terdakwa kembali terbangun oleh terdakwa dan warga lainnya juga
dikarenakan mendengar suara-suara melempari Rozy Rivani Tanjung saat
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 87
Vol. 1 No. 1, September 2020
menolong korban dan berhasil menolong selanjutnya terdakwa pun dibawa dan
korban tersebut sempat di tarik kearah tepi diamankan ke Polsek Medan Kota.
sungai. Peran Edo, Buyung dan Ucok Siya
Rozy Rivani Tanjung meminta yaitu melompat ke sungai untuk mengejar
kepada terdakwa dan pelaku lainnya untuk Yosua Imanuel Pasaribu, lalu tidak jauh
tidak memukuli korban namun tidak di dari tempat kejadian Edo, Buyung dan
perdulikan lalu terdakwa kembali Ucok Siya berhasil menangkap Yosua
mendatangi korban di pinggir sungai dan Imanuel Pasaribu, lalu Edo memukuli
saksi Rozy Rivani Tanjung sempat wajah Yosua Imanuel Pasaribu dengan
menghalangi namun karena dirinya hanya menggunakan tangan kanannya
sendirian kemudian Rozy Rivani Tanjung sedangkan Ucok Siya memukuli kepala
pergi keatas untuk meminta bantuan. korban dengan menggunakan tangan
Setelahi Rozy Rivani Tanjung kanannya lalu Edo dan Buyung membawa
pergi, terdakwa bersama dengan Ucok, Yosua Imanuel Pasaribu kembali ke
Bobby dan Batak kembali memukuli pinggir sungai setelah itu Wahyu Sahdina,
korban hingga korban tergeletak lemas di Sopar Sitanggang, Ade Irawan Alias
pinggir sungai dan tiba-tiba saat itu air Dedek, Rinaldi Alias Aldi, Erwin Apit Alias
sungai naik dan terdakwa beserta pelaku Apit dan Buyung secara bersama-sama
lainnya pun langsung naik keatas dan menganiaya Yosua Imanuel Pasaribu.
meninggalkan korban begitu saja dipinggir Wahyu Sahdina memukul tangan
sungai dan korban pun terhanyut dibawa sebelah kiri Yosua Imanuel Pasaribu
arus sungai. dengan menggunakan tangan kanan
Melihat hal itu terdakwa dan sebanyak dua kali, Sopar Sitanggang
pelaku lainnya langsung meninggalkan memukul kepala dan badan Yosua
lokasi. Bahwa Kemudian pada hari Sabtu Imanuel Pasaribu dengan menggunakan
tanggal 22 April 2017 sekitar Pukul 04.00 tali pinggang secara berulang kali, Ade
Wib saat terdakwa berada di rumah tiba- Irawan alias Dedek menendag dadaYosua
tiba pintu kamar terdakwa diketuk dan Imanuel Pasaribu dengan menggunakan
terdakwa pun membukakan pintu kamar kaki kanannya sebanyak satu kali, Rinaldi
dan ternyata beberapa orang anggota alias Aldi memukul wajah Yosua Imanuel
Polisi sudah berada di depan pintu dan Pasaribu dengan mengguakan tangan
langsung menangkap dan mengamankan kanannya sebanyak dua kali, Erwin Apit
terdakwa. Alias Apit adalah memukul tangan sebelah
Saat ditanyakan perihal adanya kanan Yosua Imanuel Pasaribu dengan
penganiayaan terhadap diri korban Yosua menggunakan tangan kanannya sebanyak
Imanuel Pasaribu, bahwasanya terdakwa satu kali, Buyung memukul wajah Yosua
pun langsung mengaku atas perbuatan Imanuel Pasaribu dengan menggunakan
terdakwa yang telah melakukan tangan kanannya sebanyak dua kali, Andi
penganiayaan terhadap diri korban dan Setiawan menendang wajah Yosua
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 88
Vol. 1 No. 1, September 2020
pemeriksaan luar dan dalam dapat dijalani dan dengan perintah terdakwa
tetap ditahan.
disimpulkan penyebab kematian korban
c. Menetapkan Barang bukti berupa 1
adalah perdarahan yang banyak pada (satu) buuah celana dalam warna hijau
Dikembalikan kepada keluarga Korban
rongga kepala dan bengkaknya otak
Yosua Imanuel Pasaribu
(oedem cerebri) akibat ruda paksa tumpul d. Menetapkan agar Terdakwa
membayar biaya perkara sebesar
pada kepala.
Rp.5.000,- (lima ribu rupiah).
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
Seorang terdakwa dapat dijatuhi
adalah sebagai berikut :
pidana apabila terdakwa jika di dalam
a. Dakwaan Primair Pertama.
Perbuatan terdakwa sebagaimana persidangan terbukti secara sah dan
diatur dan diancam pidana dalam
menyakinkan melakukan tindak pidana.
Pasal 338 KUHPidana Jo Pasal 55
ayat (1) KUHPidana. oleh karena itu, dalam persidangan hakim
b. Dakwaan Primair Kedua
harus menyebutkan perbuatan terdakwa
Perbuatan terdakwa sebagaimana
diatur dan diancam pidana dalam yang mana sesuai fakta terungkap
Pasal 170 ayat (2) Ke – 2e-
dipersidangan dan memenuhi rumusan
KUHPidana.
c. Dakwaan Primair Ketiga pasal tertentu dari suatu peraturan
Perbuatan terdakwa sebagaimana
perundang-undangan.
diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 351 ayat (2) Jo Pasal 55 ayat (1) Hakim dalam upaya membuat
Ke – 1e KUHPidana.
putusan mempunyai pertimbangan yuridis
d. Dakwaan Subsidair Pertama
Perbuatan terdakwa sebagaimana yang terdiri dari dakwaan penuntut umum,
diatur dan diancam pidana dalam
keterangan terdakwa, keterangan saksi,
Pasal 170 ayat (2) Ke – 3e-
KUHPidana. barang- barang bukti, dan pasal-pasal
e. Dakwaan Subsidair Kedua
perbuatan hukum pidana, serta
Perbuatan terdakwa sebagaimana
diatur dan diancam pidana dalam pertimbangan non yuridis yang terdiri dari
Pasal 351 ayat (3) Jo Pasal 55 ayat (1)
latar belakang perbuatan terdakwa, akibat
Ke – 1e KUHPidana.
perbuatan terdakwa, kondisi terdakwa,
Tuntutan pidana Jaksa Penuntut serta kondisi ekonomi terdakwa, ditambah
Umum pada Kejaksaan Negeri Medan hakim haruslah meyakini apakah terdakwa
sebagai berikut : melakukan perbuatan pidana atau tidak
a. Menyatakan terdakwa Ahmadi sebagaimana yang termuat dalam unsur-
Priatama Alias Madi terbukti secara
unsur tindak pidana yang didakwakan
sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana bersama- kepadanya.17
sama melakukan kekerasan terhadap
Penjatuhan hukum oleh hakim
orang yang mengakibatkan korban
Yosua Imanuel Pasaribu meninggal tentu didasarkan atas pertimbangan:
dunia“, sebagaimana diatur dan
a. Pertimbangan yuridis
diancam pidana melanggar Pasal 170
ayat (2) Ke-3e KUH Pidana dalam b. Pertimbangan non yuridis. 18
Dakwaan Kedua Subsidair.
b. Menjatuhkan pidana terhadap
Terdakwa Ahmadi Priatama Alias Madi 17
Ibid, hal.126
dengan pidana penjara selama 10 18
Mohammad Taufik Makarao dan Suhasril,
(sepuluh) tahun, dikurangi masa Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Praktek,
penahanan sementara yang telah Ghalia Indonesia, Jakarta, 2010, hal. 65.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 90
Vol. 1 No. 1, September 2020
primair yakni terdakwa melanggar pasal bukti-bukti yang diperoleh dalam proses
170 ayat (2) KUHP, pasal yang telah persidangan. Tujuan Penuntut Umum
sesuai dengan tujuan terdakwa dalam menggunakan surat dakwaan alternatif ini
melakukan perbuatan, yaitu barang siapa adalah: pertama, untuk menghindari
dengan terang-terangan dan tenaga pelaku tindak pidana terlepas dari
bersama menggunakan kekerasan pertanggungjawaban hukum, serta kedua,
terhadap orang atau barang yang untuk memberi pilihan kepada hakim untuk
mengakibatkan mati, dan dinyatakan menerapkan hukum yang paling tepat
terbukti bersalah melakukan tindak pidana dikenakan terhadap pelaku.
kekerasan yang mengakibatkan matinya Surat dakwaan yang diajukan
orang lain telah memenuhi unsur-unsur dalam perkara putusan Pengadilan Negeri
dari pasal 170 ayat (2) KUHP. Medan melalui putusan Nomor
Perkara yang diputuskan oleh 2462/Pid.B/2017/PN.Mdn terkandung dua
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Lubuk dakwaan yang bersifat alternatif, yakni
Pakam melalui putusan Pengadilan Negeri dakwaan terkait dengan tindak pidana
Medan melalui putusan Nomor yang melanggar Pasal 170 ayat (1) KUHP
2462/Pid.B/2017/PN.Mdn merupakan dan Pasal 351 ayat (1). Pasal 170 ayat (1)
perkara dengan dua dakwaan. Meski KUHP berbunyi: Barang siapa yang di
demikian, kedua dakwaan yang diajukan muka umum bersama-sama melakukan
19
merupakan dakwaan alternatif dimana kekerasan terhadap orang atau barang,
Majelis Hakim dapat memilih salah satu dihukum penjara selamalamanya lima
dari kedua dakwaan yang diajukan. tahun enam bulan.
Indikasi adanya dakwaan alternatif1 Elemen-elemen yang terkandung
adalah adanya dua dakwaan yang dalam bunyi Pasal 170 ayat (1) di atas
diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) adalah:
dalam surat dakwaannya yang mana 1. Barangsiapa, yang menunjukkan
kepada orang atau pribadi yang
Majelis Hakim dapat memilih salah satu
melakukan tindak pidana
dari dakwaan tersebut karena sebagaimana dimaksud dalam Pasal
170 ayat (1).
menggunakan penghubung “atau”.
2. Di muka umum, yakni keterangan
Pemilihan salah satu dakwaan yang menerangkan bahwa tindak
pidana dilakukan di ruang publik
pada dakwaan alternatif tidak dapat
sehingga banyak orang yang dapat
dilakukan asal-asalan. Meski memiliki melihat atau menyaksikan tindak
pidana tersebut.
wewenang dalam persidangan, Majelis
3. Bersama-sama, maksudnya artinya
Hakim tidak dapat memutuskan dakwaan dilakukan oleh sedikit-dikitnya dua
orang atau lebih. Arti kata bersama-
yang dipilih sesuka hatinya. Pemilihan
sama ini menunjukkan bahwa
dakwaan yang akan menjadi penguat perbuatan itu dilakukan dengan
sengaja (delik dolus) atau memiliki
pertimbangan hukum dalam persidangan
tujuan yang pasti, jadi bukanlah
harus disesuaikan dengan fakta serta merupakan ketidaksengajaan (delik
culpa).
19
Ibid, hal.80
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 92
Vol. 1 No. 1, September 2020
DAFTAR PUSTAKA
Adang, Yermil Anwar, Kriminologi, Refika
Aditama, Bandung, 2014.
Hamzah, Andi, Asas-Asas Hukum Pidana,
P.T.Rienka Cipta, Jakarta, 2010.
--------------Kamus Hukum, (Jakarta : Ghalia
Indonesiaa, 2006.
-------------Sistem Pidana dan Pemidanan di
Indonesia, Pradya Parmita,
Jakarta, 2009
Kartono, Kartini, Patalogi Sosial Jilid I, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2003.
Makarao, Taufik dan Suharsil, Hukum
Acara Pidana dalam Teori dan
Praktek, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 2010
Marpaung, Leden, Asas Teori Praktik
Hukum Pidana, Sinar Grafika,
Jakarta, 2012.
------------ Unsur-unsur Perbuatan yang
dapat Dihukum, Grafika, Jakarta,
2001.
Moeljatno, Asas Asas Hukum Pidana. Bina
Aksara, Jakarta, 2008.
Sadlli, Saparinah, Persepsi Sosial
Mengenai Perilaku Menyimpang,
Bulan Bintang, Jakarta, 2007
Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum
Dalam Praktek, Sinar Grafika,
Jakarta, 2006.