Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

JURNAL HUTAN LESTARI (2022)

Vol. 10 (4): 757 – 771

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN AIR TAWAR DI KAWASAN HUTAN


LINDUNG DUSUN NANGA SALIN KECAMATANPUTUSSIBAU
SELATANKABUPATEN KAPUAS HULU
(Fish Species Diversity in Protected Forest Area of Nanga Salin Hamlet Putussibau Selatan
Subdistrict, Kapuas Hulu District)

Hari Prayogo, Yanieta Arbiastutie, Yohanes Yopi


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jl. Daya Nasional Pontianak 78124
Email: yohanesyopi1@gmail.com

Abstract
West Kalimantan is one area that has many freshwater areas, which include rivers, lakes and
swamps, this condition causes many endemic species to be found in Kalimantan. The purpose of
this study was to record and find the diversity of freshwater fish species in Nanga Salin Hamlet,
Putussibau Selatan District, Kapuas Hulu Regency. This research was conducted from 27
September 2020 – 07 November 2020. The determination of the research station was carried out
by purposive sampling based on: (1) river areas where according to public information there
were a lot of fish and (2) the characteristics of the waters where the research was conducted.
Based on this, the location of this research was determined as many as three observation
locations, namely: Keriau River, Talai River and Lisum River. From 9 observation stations, 54
species of freshwater fish were identified (12 families). There are 42 species of fish found in the
Keriau River (10 families). There are 23 species in the Talai River (4 families), while in the Lisum
River there are 15 species (4 families). The river in the research location has enormous potential
as a freshwater fish habitat. This is indicated by the large number of fish species identified from
this area.
Keyword: Fish Diversity, Keriau river, Lisum river, Nanga Salin Hamlet, Talai river.

Abstrak
Kalimantan Barat merupakan salah satu wilayah yang banyak memiliki kawasan perairan tawar,
yang meliputi sungai, danau dan rawa, kondisi ini menyebabkan banyak ditemukan jenisyang
endemik untuk Kalimantan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendata dan menemukan
keanekaragaman jenis ikan air tawar di Dusun Nanga Salin Kecamatan Putussibau Selatan
Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 September 2020 – 07
November 2020. Penentuan stasiun penelitian dilakukan secara purposive sampling
berdasarkan: (1) wilayah sungai yang menurut informasi masyarakat banyak terdapat ikan dan
(2) karakteristik perairan tempat penelitian dilakukan. Berdasarkan hal tersebut maka lokasi
penelitian ini ditentukan sebanyak tiga lokasi pengamatan, yaitu: Sungai Keriau, Sungai Talai
dan Sungai Lisum. Dari 9 stasiun pengamatan teridentifikasi 54 jenis ikan air tawar (12 famili).
Ada 42 jenis ikan yang ditemukan di Sungai Keriau (10 famili). Di Sungai Talai terdapat 23
spesies (4 famili), sedangkan di Sungai Lisum terdapat 15 spesies (4 famili). Sungai di lokasi
penelitian memiliki potensi yang sangat besar sebagai habitat ikan air tawar. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya jenis ikan yang teridentifikasi dari daerah ini.
Keyword: Keanekaragaman Ikan, Sungai Keriau, Sungai Lisum, Dusun Nanga Salin, Sungai
Talai.

757
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara masih dalamkondisiyang sangat baik, di
kepulauan dengan tingkat biodiversitas sekitardaerah sempadan masih ditemukan
tertinggi setelah Brazil dan pertama di Asia, tutupan hutan sekunder, dan hal ini
secara geografis wilayah Indonesia berada menyebabkan kondisi keanekaragaman
di antara dua samudra, yaitu Samudra hayati ikan juga masih baik. Kegiatan
Hindia dan Pasifik sehingga membuat penangkapan ikan secara terus menerus
keanekaragaman hayati melimpah dapat mengakibatkan berkurangnya
(Budiman et al., 2002). Jumlah jenis ikan populasi maupun keanekaragaman jenis
air tawar Indonesia berdasarkan koleksi ikan. Hingga saat ni belum tersedia data
yang ada di Museum Zoologi Bogor sekitar yang spesifik tentang keanekaragaman
1300 jenis, hampir 44% ikan di Asia jenis ikan air tawar di Dusun tersebut.
Tenggara berada di Indonesia (Nurudin et Berdasarkan hal tersebut maka perlu
al., 2013). Berdasarkan beberapa penelitian dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
yang telah dilakukan di Kalimantan Barat mengetahui keanekaragaman jenis ikan air
jumlah spesies ikan air tawar yang telah tawar di Dusun Nanga Salin, Kecamatan
ditemukan antara lain 112 spesies ikan di Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas
Taman Nasional Betung Kerihun Hulu.
(Rachmatika & Haryono, 1998), 21 spesies METODE PENELITIAN
ikan dari 9 famili ditemukan di Riam Penelitian dilaksanakan pada 3 (tiga)
Banangar (Adis et al., 2014), 13 spesies lokasi yaitu : Sungai Keriau, Sungai Talai
ikan dari 3 famili di Hulu Sungai Mentuka dan Sungai Lisum yang terdapat di
Kabupaten Sekadau (Kristianti et al., kawasan hutan lindung Dusun Nanga Salin
2017), 45 spesies ikan dari 16 famili di Kecamatan Putussibau Selatan Kabupaten
Sungai Dong Sandar dan 28 spesies dari 7 Kapuas Hulu. Penelitian ini dilakukan dari
famili di Sungai Rempangi Kabupaten 20 September – 15 November 2020.
Ketapang (Saputra, 201), beberapa jenis Alat yang digunakan pada penelitian
ikan yang umum ditemukan di Kalimantan ini adalah: peta lokasi penelitian skala
diantaranya gabus (Channa striata), 1:100.000, umpan pancing (ikan kecil,
Toman (Channa lateristiarata),Tapah ( kucur, cacing tanah, belalang, buah jambu
Wallago leeri), betok (Anabas testudineus). monyet, kulit pohon sengkuang dan buah
Keanekaragaman dan kelimpahan ikan ara), jala tebar (mata jaring 2,5cm), pukat
dalam sungai dipengaruhi oleh kondisi (mata jaring 1,5cm, 3,5cm dan 13,5cm),
lingkungan sekitarnya, selain itu ikan juga pancing (berbagai ukuran), kaliper,
mempunyai nilai ekonomis yang cukup meteran, timbangan gantung, GPS, kamera,
tinggi sehingga penduduk sekitar tallysheet, sampan dan mesin tempel.
memanfaatkannya untuk kebutuhan Bahan yang digunakan adalah buku
konsumsi dengan cara menjaring dan identifikasi ikan (Kotellat et al., 1993),
memancingnya. Kondisi wilayah penelitian buku Ikan Air Tawar di Ekosistem Bukit
Tigapuluh. Pemakaian beberapa jenis alat

758
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

tangkap ini dengan tujuan agr bisa dan jumlahnya, setiap jenis ikan dibuat
mendapatkan hasil tangkapan yang dokumentasinya, identifikasi mengacu
komprehensif yang dapatmewakili daerah kepada buku identifikasi (Kottelat et al.,
penelitian, memingat jenis-jenis ikan 1993) dan buku Ikan Air Tawar di
memiliki sifat dan habitattempat tinggal Ekosistem Bukit Tigapuluh.
yang bervariasi. Analisis Data
Penelitian dilakukan dengan metode Untuk menganalisis data digunakan
survei, pengambilan data dilakukan dengan beberapa rumus sebagai berikut:
membuat titik stasiun penelitian. Penentuan Indeks Dominansi (Indeks of Dominance) /
stasiun penelitian dilakukan dengan Simpson (D), Ferianita (2007)
Purposive Sampling didasarkan atas: (1) 𝑠

daerah sungai yang menurut informasi 𝐷 = ∑(𝑛𝑖/𝑁)2


masyarakat terdapat banyak ikan dan (2) 𝑖=1

karakteristik perairan tempat untuk Dimana :


melakukan penelitian. Berdasarkan hal D = Indeks Dominansi Simpson
tersebut, maka lokasi penelitian ini ni = jumlah individu jenis ke-i
ditentukan sebanyak tiga lokasi N = jumlah individu seluruh jenis
pengamatan. Dalam ketiga lokasi ini S = jumlah genera
terdapat masing-masing 3 (tiga) stasiun Nilai indeks berkisar antara 0 -1
atau titik dengan panjang 100 meter. Setiap D = 0, berarti tidak terdapat spesies yang
lokasi dilakukan pengambilan sampel yang mendominansi spesies lainnya atau struktur
diulang sebanyak 3 kali. engoperasian alat komunitas dalam stabil.
tangkap jala, pukat dan pancing disetiap D = 1, berarti terdapat spesies yang
stasiun menyesuaikan keadaan lokasi mendominansi spesies lainnya atau struktur
penelitian. komunitas labil, karena terjadi tekanan
Pengambilan sampel diambil di 3 ekologis (stres).
stasiun pada perairan yang berbeda dengan Indeks Keanekaragaman Jenis (Indeks of
cara langsung (sweaping) dan tidak Diversity) Shannon-Wiener / (H’),
langsung (trapping). Cara langsung Ferianita(2007)
𝑠
menggunakan jala dan pancing. Cara tidak ′
H = − ∑ Pi 𝑙𝑛Pi
langsung menggunakan pukat, taut dan
𝑖=1
pelabuh. Pada setiap sungai di ambil tiga Dimana:
titik sampling dengan jarak 100 meter. H’ = Indeks Keanekaragaman Jenis
Pengambilan sampel ikan dilakukan Shanon-Wiener
dengan metode hasil tangkap per unit usaha Pi = ni/N
(Rachmatika & Haryono, 1996). Data hasil S = jumlah jenis ikan
penangkapan dan tidak langsung kemudian N = jumlah individu ikan
akan digabungkan dan dianalisis secara ni = jumlah individu jenis ke-i
bersama-sama. Sampel ikan yang ln = log
tertangkap pada setiap lokasi dicatat jenis

759
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

Kriteria: R > 4 = menunjukkan tingkat kekayaan


H′< 1 = keanekaragaman jenis rendah jenis yang tinggi.
1 < H’ < 3 = keanekaragaman jenis sedang Indeks Kesamaan Jenis (Indeks of
H′> 3 = keanekaragaman jenis tinggi Similarity) Sorensen / (IS)
2𝐶
Indeks Kemerataan Jenis (Species IS =𝐴+𝐵x100%
Evennes) Pielou / (E) Dimana:
H′
E = 𝑙𝑛 (𝑆)
A = jumlah jenis di daerah 1
Dimana:
E = Indeks Kemerataan Jenis B = jumlah jenis di daerah 2
(Species Evennes) C = jumlah jenis yang sama di kedua
H’ = Indeks Keanekaragaman Jenis daerah
Shannon-Wiener Kriteria Indeks Kesamaan Jenis Menurut
S = jumlah jenis ikan Odum (1993):
Nilai indeks berkisar antara 0-1 1%-30% = Kategori Rendah.
E = 0, berarti kemerataan antara spesies 31%-60% = Kategori Sedang.
rendah, artinya kekayaan individu yang 61%-91% = Kategori Tinggi.
dimiliki masing-masing spesies sangat jauh >91% = Kategori Sangat Tinggi.
berbeda.
Indeks Biologi (IB)
E = 1, berarti kemerataan antarspesies
Penentuan IB dilakukan dengan cara
relatif merata atau jumlah individu
memberikan nilai menurut besarnya jumlah
masing-masing spesies relatif sama.
individu satu jenis ikan yang tertangkap.
Indeks Kekayaan Jenis (Species Richness) Jumlah individu satu jenis ikan terbesar
Margalef / (R) atau terbanyak jumlah individunya diberi
𝑆−1
R = 𝑙𝑛(𝑁) nilai tertinggi 10, urutan selanjutnya diberi
Dimana: nilai 9, demikian sampai seterusnya sampai
R = Indeks Kekayaan Jenis (Species dengan nilai yang terkecil yaitu 1. Nilai
Richness) setiap jenis per sampel dijumlahkan
N = jumlah seluruh individu sehingga memperoleh nilai total dari
S = jumlah jenis keseluruhan pengambilan sampel.
In = log natural HASIL DAN PEMBAHASAN
R < 2,5 = menunjukkan tingkat kekayaan Berdasarkan data penelitian, ikan yang
jenis yang rendah. berhasil dikumpulkan pada Sungai Keriau,
2,5> R > 4 = menunjukkan tingkat Sungai Talai dan Sungai Lisum sebanyak
kekayaan jenis yang sedang. 54 jenis yang tergolong dalam 12 famili
dapat dilihat pada Tabel 1 (Terlampir).

760
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

%
Akysidae
Bagridae
2%
2% 22%
2%
2% 2%
%5%2%
2% 5% Clariidae
Cobitidae
Cyprinidae
72%
Gyrinocheilidae
Mastacembelidae
Osphronemidae

Gambar 1. Persentase jumlah jenis ikan berdasarkan family

Jenis ikan yang berhasil famili diwakili oleh satu jenis saja. Hasil
dikumpulkan sebanyak 54 jenis ikan air penelitian dibeberapa sungai di kawasan
tawar yang didominasi oleh famili Kalimantan Barat menunjukkan bahwa
Cyprinidae (30 jenis/72 %) sementara famili Cyprinidae terlihat lebih
family lainnya memiliki jumlah jenis mendominasi jika dibandingkan dengan
yang sedikit,yaitu 5 % atau dibawahnya famili ikan air tawar lainnya. Menurut
(Gambar 1). Pada Sungai Keriau 43 Rachmatika & Haryono (1996), famili
jenis, Sungai Talai 23 jenis ikan air tawar cyprinidae merupakan ikan yang
yang didominasi oleh famili Cyprinidae mendominasi di daerah kawasan Taman
(19 jenis), Sungai Lisum sebanyak 15 Nasional Betung Kerihun di perbatasan
jenis ikan air tawar yang didominasi oleh Kalimantan Barat dan Malaysia. Hal
famili Cyprinidae (12 jenis) (Gambar 2). yang sama juga dilaporkan di Sungai
Adapun famili yang sedikit jumlah Dong Sandar dan Sungai Rempangi
anggotanya meliputi famili Bagridae (3 Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat
jenis), Cobitidae (3 jenis), Akysidae, (Ongki, 2018) dan di Sungai Kepari dan
Clariidae, Grinocheilidae, Sungai Emperas Desa Kepari
Mastacembelidae, Osphronemidae, Kecamatan Sungai Laur Kabupaten
Pangasiidae, Siluridae, Sisoridae, dan Ketapang (Siska, 2020).
Tetraodontidae yang masing-masing

761
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

JUMLAH JENIS
Lisum…

Keriau
42 jenis
Talai
23 jenis

Gambar 2. Jumlah jenis ikan yang dijumpai di masing-masing statsiun


penelitian
Keanekaragaman jenis spesies ikan akan tetapi berdasarkan pengamatan
di sungai sangat berkaitan dengan yang dilakukan pada saat di lapangan,
banyaknya tipe habitat dan kerapatan jenis-jenis pohon penghasil pakan ikan
vegetasi. Tipe habitat yang tersedia hampir dapat dijumpai disetiap stasiun
seperti: berarus deras, kerangan, lubuk- pada bagian tepi sungai. Dalam hal ini
lubuk, rangkang, jeram-jeram pendek penulis menduga masyarakat memang
(cascades) dengan dipagari batuan dan memanfaatkan hutan sebagai tempat
batuan berukuran besar (boulder), berladang tetapi jenis-jenis pohon
disertai dengan semakin lebarnya penghasil pakan ikan yang terdapat pada
sungai. tepi sungai tidak ditebang. Pakan ikan
Berdasarkan jumlah individu ikan yang jatuh dan hanyut di dalam air yang
yang didapat, pada Sungai Keriau total menggenang terbawa oleh arus, sehingga
jumlah ikan yang tertangkap sebanyak tersedianya sumber pakan bagi ikan-ikan
148 ekor dan terdapat 42 jenis ikan air disungai. Jenis pakan ikan yang
tawar. Sungai Talai total jumlah ikan ditemukan pada penelitian ini
yang tertangkap sebanyak 135 ekor dan berdasarkan informasi yang didapatkan
terdapat 23 jenis ikan air tawar, dari masyarakat bahwa pakan tersebut
sedangkan pada Sungai Lisum total sering dijadikan masyarakat sebagai
jumlah ikan yang tertangkap sebanyak umpan untuk pancing. Adapun jenis-
93 ekor dan terdapat 15 jenis ikan air jenis pohon tersebut adalah pohon ara
tawar. Perbedaan dari ketiga sungai ini (Ficus racemosa), pohon kensurai
adalah pada Sungai Keriau tangkapan (Dryobalanops aromatica), pohon
per ekor lebih banyak serta jumlah jenis sengkuang (Dracontomelon dao
yang didapat lebih melimpah jika (Blanco) Merril & Rolf) dan pohon
dibandingkan Sungai Talai dan Sungai jambu monyet (Bellucia pentamera
Lisum. Naudin), dan pohon-pohon ini tempat
Hampir pada setiap stasiun hidup utamanya adalah dipinggiran
didominasi oleh bekas perladangan, sungai.

762
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

a. Buah Ara (Ficus racemosa) b. Buah Kensurai (Dryobalanops aromatica)

c. Kulit Pohon Sengkuag (Dracontomelon d. Buah Jambu Monyet (Bellucia


dao)
pentamera Naudin)

Gambar 1. Jenis Buah dan Kulit Pohon Yang Digunakan Sebagai Umpan Ikan
(Types of Fruit and Tree Bark Used As Fish Bait)
Keanekaragaman jenis spesies ikan di dalamnya sungai, serta jumlah ketersediaan
sungai sangat berkaitan dengan banyaknya pakan ikan yang masih melimpah secara
tipe habitat dan kerapatan vegetasi. Tipe kualitatif diamati selama penelitian di
habitat yang tersedia seperti: berarus deras, Sungai Keriau. Artinya semakin banyak
kerangan, lubuk-lubuk, rangkang, jeram- tipe habitat dan pakan yang tersedia pada
jeram pendek (cascades) dengan dipagari suatu sungai maka akan mempengaruhi
batuan dan batuan berukuran besar jumlah jenis yang didapat.
(boulder), disertai dengan semakin Berdasarkan informasi yang didapat dari
lebarnya sungai. Sungai Keriau memiliki masyarakat, terdapat jenis ikan yang
tipe habitat yang beragam seperti: arus bersifat musiman (terdapat pada bulan-
tenang sampai arus deras, lebar dan bulan tertentu) sehingga ikan ini tidak bisa

763
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

ditangkap. Jenis ikan yang dimaksud menuju ke anakan sungai untuk mencari
adalah Homaloptera orthogoniata, Tor makan.
soro, Hampala macrolepidota, Komposisi Ikan Air Tawar Pada
Gastromyzon fasciatus dan Gastromyzon Masing-Masing Perairan
sp1, jenis ikan ini hanya bisa ditemukan Komposisi jenis ikan air tawar yang
pada saat musim kemarau panjang. Pada terdapat di lokasi penelitian dapat diketahui
musim hujan banyak ikan yang mencari dari perhitungan indeks dominansi, indeks
pakan keluar dari sarangnya sehingga susah keanekaragaman jenis, indeks kemerataan
untuk mendapatkannya, ikan akan pergi jenis dan indeks kekayaan jenis yang dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Indeks Dominansi, Indeks Keanekaragaman Jenis, Indeks Kemerataan
Jenis dan Indeks Kekayaan Jenis (Dominance Index, Species Diversity
Index, Species Evenness Index and Specific Richness Index).
Sungai Sungai Sungai
No. Indeks
Keriau Talai Lisum
1. Dominansi (D) 0,05 0,09 0,22
2. Keanekaragaman Jenis (H’) 3,26 2,67 2,04
3. Kemerataan Jenis (E) 0,87 0,85 0,75
4. Kekayaan Jenis (R) 8,20 4,48 3,08

Berdasarkan hasil perhitungan Nilai indeks dominansi di Sungai


indeks dominansi jenis ikan air tawar, Keriau dan Sungai Talai sebesar 0,05
diketahui bahwa pada Sungai Lisum dan 0,09 angka ini bisa lebih kecil
memiliki nilai indeks dominansi daripada Sungai Lisum di karenakan
tertinggi jika dibandingkan dengan memilki luas yang lebih besar dan
Sungai Keriau dan Sungai Talai. Nilai ketersediaan vegetasi sebagai sumber
indeks dominansi pada Sungai Lisum pakan yang masih melimpah. Meskipun
sebesar 0,22 hal ini bisa terjadi karena nilai indeks dominansi Sungai Lisum
kondisi habitat serta ketersediaan pohon terbilang tinggi dibandingkan Sungai
penghasil pakan ikan yang ditemukan Keriau dan Sungai Talai, tetapi menurut
pada Sungai Lisum sedikit jumlahnya. Ferianita (2007) kisaran nilai indeks
Selain faktor tersebut Sungai Lisum jika dominan adalah 0 – 1 apabila nilai C = 0
dibandingkan Sungai Keriau dan Sungai berarti tidak terdapat jenis yang
Talai memiliki luas yang lebih kecil, mendominasi jenis lainnya dan apabila
akibatnya jenis ikan air tawar yang dapat nilai C = 1 berarti terdapat jenis yang
hidup pada Sungai Lisum jenisnya mendominasi jenis lainnya, sehingga
terbatas, sehingga hanya yang hidupnya dapat diketahui ketiga lokasi tersebut
mampu menyesuaikan diri dengan menunjukkan tidak terdapat jenis yang
kondisi sekitar jumlahnya melimpah mendominasi jenis lainnya.
pada setiap stasiun. Kriteria indeks keanekaragaman
jenis menurut Ferianita (2007), yaitu jika

764
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

nilai H’ < 1 berarti keanekaragaman atau jumlah individu masing-masing


jenis rendah, jika nilai 1 < H’ < 3 berarti spesies relatif sama, sedangkan jika nilai
keanekaragaman sedang dan jika nilai H’ E = 0 maka kemerataan antar spesies
> 3 berarti keanekaragaman jenis tinggi. rendah, artinya kekayaan individu yang
Berdasarkan hasil tersebut dapat dimiliki masing-masing spesies sangat
diketahui bahwa pada Sungai Keriau jauh berbeda. Nilai indeks kemerataan
memiliki indeks keanekaragaman tinggi jenis ikan air tawar tertinggi terdapat
dengan nilai (H’) sebesar 3,26. Sungai pada Sungai Keriau dengan nilai sebesar
Talai memiliki nilai indeks E = 0,87 yang berarti kemerataan jenis
keanekaragaman jenis sedang yaitu rendah, pada Sungai Talai memiliki nilai
dengan nilai (H’) sebesar 2,67, sebesar E = 0,85 berarti nilai kemerataan
sedangkan di Sungai Lisum memiliki jenis rendah, sedangkan pada Sungai
indeks keanekaragaman jenis sedang Lisum memiliki nilai sebesar E = 0,75
yaitu (H’) sebesar 2,04 Keanekaragaman yang berarti kemerataan jenis rendah
jenis yang tinggi pada suatu sungai karena jenisnya kurang merata dan
disebabkan oleh homogennya tipe jumlah spesies sedikit.
habitat yaitu berupa jeram-jeram pendek Hasil perhitungan indeks kekayaan
(cascades) dengan dipagari batuan dan jenis pada Sungai Talai dan Sungai
batuan berukuran besar (boulder). Keriau menunjukkan kekayaan jenis
Sungai Keriau memiliki yang tinggi dengan nilai (R) = 4,48 pada
keanekaragaman jenis tertinggi (42 Sungai Talai dan (R) = 8,20 di Sungai
jenis) dan indeks keanekaragaman jenis Keriau. Sungai Lisum menujukkan
yang tinggi (3,26). Hal ini sejalan kekayaan jenis sedang dengan nilai (R) =
dengan teori bahwa makin banyaknya 3,08. Kriteria indeks kekayaan jenis jika
tipe habitat tersedia antara lain lubuk- R < 2,5 menunjukkan tingkat kekayaan
lubuk yang dalam, aliran yang mengalir jenis yang rendah, jika 2,5 > R > 4
dari lubuk, riam-riam kecil, serta tipe menunjukkan tingkat kekayaan jenis
habitat berarus deras, disertai dengan yang sedang, jika R > 4 menunjukkan
semakin lebarnya sungai akan memiliki tingkat kekayaan jenis yang tinggi.
lebih banyak jenis ikan (Rachmatika, Semakin banyaknya tipe habitat dan
2001). ketersediaan pakan ikan yang melimpah
Nilai indeks kemerataan digunakan pada suatu sungai, maka perbedaan
untuk mengukur derajat kemerataan sebaran komposisi spesiesnya akan
kelimpahan individu spesies dalam berbeda pula. Sesuai dengan pendapat
komunitas. Kemerataan (Li et al., 2012) bahwa sebaran kekayaan
menggambarkan keseimbangan antara spesies secara spasial terkait dengan
satu komunitas dengan komunitas variabilitas habitat dan keberadaan
lainnya. Menurut Ferianita (2007) jika mikrohabitat, komposisi substrat dan
nilai E = 1 menunjukkan bahwa kedalaman perairan.
kemerataan antar spesies relatif merata

765
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

Indeks kesamaan jenis adalah perhitungan perbandingan Indeks


indeks yang digunakan untuk Kesamaan Jenis (IS) pada tiap-tiap
mengetahui nilai kesamaan jenis sungai dapat dilihat pada Tabel 3
penyusun komunitas pada suatu lokasi berikut:
dengan lokasi yang lain. Hasil
Tabel 3. Indeks Kesamaan Jenis (Similarity Index).
Sungai IS
Sungai Keriau–Sungai Talai 49,23%
Sungai Talai–Sungai Lisum 36,84%
Sungai Lisum–Sungai Keriau 35,08%

Menurut Odum (1993) penentuan diantaranya Mystus nemurus, Botia


kriteria indeks kesamaan jenis terbagi hymenophysa, Barbodes collingwoodi,
kedalam beberapa kategori, bila nilai Hampala bimaculata dan beberapa jenis
indeks kesamaan jenis 1% – 30% termasuk lainnyayang umumnya merupakan ikan yang
kedalam kategori rendah, 31% – 60% hidup di wilayah sunhai di Kalimantan.
termasuk kategori sedang, 61% – 91% Keberadaan jenis ikan yang berbeda
termasuk dalam kategori tinggi dan bila dipengaruhi oleh variasi habitat perairan
nilai indeks kesamaan jenis > 91% yang tersedia pada sungai tersebut. Ikan
termasuk kedalam kategori sangat tinggi. yang ditemukan pada Stasiun 1 Sungai
1. Sungai Keriau – Sungai Talai Keriau ada lima jenis yaitu, Garra
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa borneensis, Tor tambra,
nilai indeks kesamaan jenis Sungai Keriau Schismatorhynchos heterorhynchus,
dengan Sungai Talai menunjukkan bahwa Crossocheilus cobitis dan Gyrinocheilus
jenis ikan air tawar yang ditemukan di pustulosus merupakan jenis ikan yang
kedua sungai pada masing-masing stasiun hidup di sungai yang banyak batu-
pengamatan memiliki kesamaan meskipun batuannya. Kondisi pada Stasiun 1 Sungai
jumlah dan ragamnya berbeda, tetapi masih Keriau banyak ditemukan kerangan, jeram-
dalam kategori sedang (49,23%). Sungai jeram pendek (cascades) dengan dipagari
Keriau dan Sungai Talai tampak lebih besar batuan dan batuan berukuran besar
tingkat kesamaannya, hal ini dikarenakan (boulder) yang memungkinkan jenis ikan
substrat penyusun kedua sungai memiliki tersebut untuk hidup dan berkembang.
kesamaan pada beberapa stasiun (batuan Adapun jenis-jenis ikan
besar dan rangkang), jenis pohon penghasil Acrochordonichthys strigosus,
pakan ikan yang terdapat pada Sungai Hemibagrus wyckii, Pangasius nasutus dan
Keriau dapat dijumpai juga pada Sungai Silurichthys schneideri hanya dijumpai
Talai, sehingga beberapa jenis ikan yang pada Stasiun 3 Sungai Keriau yang airnya
tertangkap pada Sungai Keriau dapat dalam dan tidak begitu derasBerdasarkan
ditemukan juga pada Sungai Talai. Jenis data yang diperoleh, terdapat 6 jenis ikan
yang sama ditemukan di semua statsiun yang hanya ditemukan di Sungai Talai

766
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

yaitu: Acantopsis dialuzona, Barbichthys 3. Sungai Lisum – Sungai Keriau


laevis, Lobocheilos sp2, Osteochillus Sungai Keriau dan Sungai Lisum
hasseltii, Osteochilus microcephalus, mempunyai indeks kesamaan jenis 35,08%
Rasbora sp2 dan Osphronemus Goramy. yang termasuk kategori sedang. Menurut
2. Sungai Talai – Sungai Lisum Yustina (2001) bahwa peningkatan jumlah
Perhitungan indeks kesamaan jenis mikrohabitat akan meningkatkan
pada Sungai Talai dan Sungai Lisum keragaman, area yang lebih luas sering
diketahui bahwa ada 7 jenis yang sama memiliki variasi habitat yang lebih besar.
(Tabel 1) dengan nilai indeks kesamaan Tidak ditemukannya ikan dalam suatu
jenis 36,84%. Nilai tersebut menunjukkan habitat juga disebabkan oleh beberapa
bahwa nilai indeks kesamaan jenis ikan air faktor antara lain kehadiran hewan lain
tawar yang terdapat di Sungai Talai dan (pemangsa dan pesaing), ketidakcocokan
Sungai Lisum termasuk kedalam kategori habitat, perilaku dan faktor kimia-fisika
sedang. Tidak ditemukannya jenis ikan lingkungan yang berbeda di luar kisaran
pada suatu sungai disebabkan oleh faktor toleransi jenis ikan yang bersangkutan
perbedaan karakteristik tipe habitat, luas (Samuel & Adjie 2007).
sungai dan kedalaman sungai, serta jumlah Indeks kesamaan jenis ikan yang
ketersediaan pakan ikan yang terdapat pada rendah juga mengindikasikan adanya jenis-
kedua sungai. Sungai Talai memiliki jenis tertentu hanya dijumpai dihabitat
kondisi habitat yang lebih beragam, hal ini tertentu saja. Hasil pengamatan
mempengaruhi perjumpaan jenis ikan yang menunjukkan bahwa jenis Clarias
didapat. Selain perbedaan kondisi perairan, nieuhofii, Crossocheilus oblongus,
luas sungai dan kedalaman sungai juga Puntius binotatus, Rasbora dusonensis dan
mempengaruhi jumlah jenis ikan yang Rasbora sp3 hanya dijumpai pada Sungai
tersedia. Area yang lebih luas sering Lisum saja.
memiliki variasi habitat yang lebih besar Jenis ikan yang dapat dijumpai di
dibandingkan dengan area yang lebih Sungai Keriau, Sungai Talai dan Sungai
sempit, sehingga semakin panjang dan Lisum menunjukkan jenis-jenis ikan yang
lebar ukuran sungai semakin banyak pula bersifat kosmopolitan. Hal ini dapat dilihat
jumlah ikan yang menempatinya (Kottelat pada Mystus nemurus, Botia hymenophysa,
et al., 1993). Barbodes collingwoodi, Cyclocheilichthys
Vegetasi yang beragam banyak apogon, Hampala bimaculata,
dijumpai di daerah sekitar aliran Sungai Labiobarbus lineatus dan Osteochilus
Talai dibandingkan Sungai Lisum. wandersii. Jenis ikan tersebut mampu
Vegetasi yang beragam memliki potensi menyesuaikan dengan kondisi habitat yang
sebagai penyedia pakan yang lebih baik dikunjunginya sehingga jenisnya dapat
dibandingkan habitat lain dengan vegetasi dijumpai pada ketiga sungai pada saat
yang kurang beragam (Nurudin et al., melakukan pengambilan data.
2013). Penentuan indeks biologi dilakukan
dengan cara memberikan nilai menurut

767
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

banyaknya jumlah individu suatu jenis ikan sedang. Indeks dominan (C) pada ketiga
yang tertangkap. Jumlah individu satu jenis sungai menunjukkan tidak terdapat jenis
ikan terbesar diberi nilai tertinggi 10, urutan yang mendominasi dengan nilai (C) 0,05 di
berikutnya diberi dengan nilai 9 demikian Sungai Keriau, (C) 0,09 di Sungai Talai dan
seterusnya sampai dengan nilai 1. Nilai (C) 0,22 di Sungai Lisum. Sungai dilokasi
total indeks biologi terbesar terdapat di penelitian memiliki potensi yang sangat
Sungai Keriau yaitu 102 kemudian Sungai besar sebagai habitat ikan air tawar. Hal ini
Talai 88 dan Sungai Lisum 85. Hasil ditunjukkan dengan banyaknya jumlah
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. jenis ikan yang teridentifikasi dari wilayah
Jenis ikan yang didapat tidak terlepas ini.
dari alat tangkap yang digunakan pada UCAPAN TERIMA KASIH/
setiap stasiun. Tujuan penggunaan setiap ACKNOWLEDGEMENT
alat tangkap dapat mempengaruhi jumlah Penulis mengucapkan terimakasih
komposisi jenis dan individu, hal ini sebesar-besarnya kepada Kepala Desa
dikarenakan setiap alat tangkap memiliki Uheng Koreho yang telah memberikan izin
kelebihan dan kelemahan masing-masing kepada penulis untuk melakukan penelitian
(Nurudin et al., 2013). Kondisi stasiun di Dusun Nanga Salin. Penelitian ini juga
pengamatan yang berbeda membuat jenis didukung oleh DIPA Fakultas Kehutanan
alat tangkap tertentu tidak dapat digunakan. tahun 2021.
Misalnya pada Sungai Talai tidak dapat DAFTAR PUSTAKA
dipasang pukat 13,5cm karena pada bagian Adis MA, Setyawati TR, Yanti AH. (2014).
dasar sungai terdapat rangkang dimana jika Keragaman Jenis Ikan Arus Deras di
tetap dipasang akan mengakibatkan pukat Aliran Riam Banangar Kabupaten
Landak. Jurnal Protobiont 3 (2): 209
tersangkut saat diangkat ke permukaan
- 2017.
KESIMPULAN
Penelitian ini berhasil mengdentifikasi Budiman, Arie, A.J. Arief, A.H.
54 jenis ikan air tawar (12 famili). Jenis Tjakrawidjaja. (2002). Peran Musim
Zoologi Dalam Penelitian dan
ikan yang ditemukan di Sungai Keriau
Konservasi Keanekaragaman Hayati
sebanyak 42 jenis (10 famili). Sungai Talai (ikan). Jurnal Iktiologi Indonesia 2
terdapat 23 jenis (4 famili), sedangkan di (2) : 51 - 55.
Sungai Lisum terdapat 15 jenis (4 famili).
Ferianita F. M. (2007). Metode Sampling
Famili Cyrinidae yang terbanyak dari
Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
famili-famili lainnya ada 39 jenis ikan.
Indeks keanekaragaman ketiga sungai Kottelat, M., A. J. Whitten, S. N.
tergolong sedang sampai tinggi. Kartikasari, & S. Wirjoatmodjo.
(1993). Freshwater Fishes of
Keanekaragaman jenis ikan di Sungai
Western Indonesia and Sulawesi
Keriau tergolong tinggi dengan indeks (H’) (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian
sebesar 3,26, sedangkan nilai indeks Barat dan Sulawesi). Periplus
keanekaragaman pada Sungai Talai (H’) Editions-Proyek EMDI. Jakarta.
2,67 dan Sungai Lisum (H’) 2,04 tergolong

768
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

Kristianti, D, Yanti, AH & Setyawati, TR. Kawasan Taman Nasional Bentuang


(2017). Jenis-Jenis Ikan Arus Deras Karimun di Perbatasan Kalimantan
di Hulu Sungai Mentuka Kecamatan Barat dan Malaysia”. Pontianak, 13-
Nanga Taman Kabupaten Sekadau. 14 Nopember 1996.
Jurnal Protobiont 6 (3) : 118 - 122.
Rachmatika & Haryono. (1998). ‘Rencana
Li J, Huang L, Zou L, Kano Y, Sato T, Pengelolaan Taman Nasional
Yahara T. (2012). Spatial and Betung Kerihun Kalimantan Barat
Temporal Variation of Fish 2000-2024’, Departemen Kehutanan
Assemblages and Their Associations dan Perkebunan Direktorat Jenderal
To Habitat Variables in a Mountain Perlindungan dan Konservasi Unit
Stream of North Tiaoxi River, China. Taman Nasional Betung Kerihun.
Environmental Biology of Fishes, 93
: 403 - 417. Rachmatika, I. (2001). Biodiversitas Ikan
di DAS Mendalam, Taman Nasional
Nurudin FA, Kariada N, Irsadi A. (2013). Betung Kerihun Kaliamnatan Barat.
Keanekaragaman Jenis Ikan di Jurnal Iktiologi Indonesia 1 (1) : 19 -
Sungai Sekonyer Taman Nasional 26.
Tanjung Puting Kalimantan Tengah.
Unnes J Life Sci 2 (2) (2013). Samuel & Adjie, S. (2007). Zona,
Karekteristik Fisika- Kimia Air dan
Odum, E P. (1996). Dasar – Dasar Ekologi Jenis-Jenis Ikan yang Tertangkap di
: Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Sungai Musi Sumatera Selatan.
Mada University Press. Jurnal ilmu Perairan dan Perikanan
Indonesia 2 (1) : 41 - 48.
Presiden Republik Indonesia. (1967).
Undang-Undang Republik Indonesia Saputra, O. (2018). Keanekaragaman Jenis
Nomor 5 Tahun 1967 Tentang Ikan Air Tawar di Sungai Dong
Ketentuan-Ketentuan Pokok Sandar dan Sungai Rempangi di
Kehutanan. Jakarta. Kecamatan Sungai Laur Kabupaten
Ketapang. Jurnal Hutan Lestari/Vol.
Presiden Republik Indonesia. (1999). 7 (1) : 21 - 31.
Undang-Undang Republik Indonesia
No.41 Tahun 1999 Tentang Sukmono T, Margaretha M. (2017). Ikan
Kehutanan. Jakarta. Air Tawar di Ekosistem Bukit
Tigapuluh. Sumatera : Yayasan
Primack RB. (1998). Biologi Konservasi. Konservasi Ekosistem Hutan
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Sumatera dan Frankfurt Zoological
Rachmatika & Haryono. (1996). Society.
“Iktiofauna di Taman Nasional Yustina. (2001). Keanekaragaman Jenis
Bentuang Karimun. Makalah Ikan di Sepanjang Perairan Sungai
Lokakarya “Keterpaduan Antara Rangau Riau Sumatra. Jurnal Natur
Konservasi dan Pembangunan Indonesia/Vol. 1 : 1 - 14.

769
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

Lampiran
Tabel 1. Daftar Jenis Ikan yang Didapatkan pada Sungai Keriau, Sungai Talai dan
Sungai Lisum (List of Fish Species Found in Keriau River, Talai River and Lisum
River).
Sungai
No. Famili/Nama Ilmiah Keriau Talai Lisum
Indeks Indeks Indeks
Jumlah Jumlah Jumlah
Bio Bio Bio
1. Akysidae
1. Acrochordonichthys strigosus 2 1 - - - -
2. Bagridae
1. Hemibagrus wyckii 2 1 - - - -
2. Mystus nemurus 4 3 23 9 4 6
3. Leiocassis micropogon 1 1 - - - -
3. Clariidae
1. Clarias nieuhofii - - - - 1 3
4. Cobitidae
1. Acantopsis dialuzona - - 1 1 - -
2. Botia macracantha 1 1 - - - -
3. Botia hymenophysa 2 1 3 3 1 3
5. Cyprinidae
1. Barbichthys laevis - - 2 2 - -
2. Barbodes collingwoodi 7 6 4 4 2 4
3. Barbonymus schwanenfeldii 6 5 24 10 - -
4. Crossocheilus cobitis 5 4 - - -
5. Crossocheilus langei 2 1 - - 11 9
6. Crossocheilus oblongus - - - - 2 4
7. Cyclocheilichthys apogon 1 1 6 5 3 5
8. Cyclocheilichthys armatus 3 2 12 7 - -
9. Cyclocheilichthys repasson 2 1 3 3 - -
10. Epalzeorhynchos kallopterus 1 1 1 1 - -
11. Garra borneensis 3 2 - - - -
12. Hampala bimaculata 2 1 4 4 4 6
13. Labiobarbus festivus 1 1 - - - -
14. Labiobarbus lineatus 10 7 4 4 3 5
15. Lobocheilos bo 17 9 - - - -
16. Lobocheilos falcifer 12 8 - - - -
17. Lobocheilos hispidus 4 3 - - 5 7
18. Lobocheilos sp1 1 1 - - - -
19. Lobocheilos sp2 - - 1 1 - -
20. Luciosoma setigerum 1 1 - - - -
21. Mystacoleucus marginatys 4 3 1 1 - -
22. Osteochilus borneensis 2 1 2 2 - -
23. Osteochilus chini 1 1 - - - -
24. Osteochilus enneaporos 1 1 4 4 - -
25. Osteochilus sp1 1 1 - - - -
26. Osteochillus hasseltii - - 1 1 - -
27. Osteochilus microcephalus - - 2 2 - -
28. Osteochilus sp2 1 1 - - - -
29. Osteochilus sp3 1 1 - - - -

770
JURNAL HUTAN LESTARI (2022)
Vol. 10 (4): 757 – 771

Sungai
No. Famili/Nama Ilmiah Keriau Talai Lisum
Indeks Indeks Indeks
Jumlah Jumlah Jumlah
Bio Bio Bio
30. Osteochilus sp4 1 1 - - 1 3
31. Osteochilus vittatus 1 1 2 2 - -
32. Osteochilus wandersii 2 1 10 6 3 5
33. Puntius binotatus - - - - 7 8
34. Rasbora dusonensis - - - - 4 6
35. Rasbora sp1 4 3 13 8 - -
36. Rasbora sp2 - - 10 6 - -
37. Rasbora sp3 - - - - 41 10
38. Schismatorhynchos heterorhynchus 10 7 - - - -
39. Tor tambra 3 2 - - - -
6. Gyrinocheilidae
1. Gyrinocheilus pustulosus 18 10 - - - -
7. Mastacembelidae
1. Mastacembelus erythrotaenia 1 1 - - - -
8. Osphronemidae
1. Osphronemus Goramy - - 2 2 - -
9. Pangasiidae
1. Pangasius nasutus 3 2 - - - -
10. Siluridae
1. Silurichthys schneideri 2 1 - - - -
11. Sisoridae
1. Bagarius yarrelli 1 1 - - - -
12. Tetraodontidae
1. Tetraodon cocchichinensis 1 1 - - - -

771

You might also like