19-11-2021-Artikel Ecotourism Marine

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Journal of Coastal and Ocean Sciences e-issn: 2746-4512

Volume 2 No. 3, September 2021: 177-183 p-issn: 2745-4355

The Potential of Marine Ecotourism in Pandan Beach, Districts Central


Tapanuli, Province of North Sumatera

Amelia Nabila1*, Syafruddin Nasution1, Yusni Ikhwan Siregar1


1
Department of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Universitas Riau
Corresponding Author: amelia.nabila1411@student.unri.ac.id

Diterima/Received: 23 Agustus 2021; Disetujui/Accepted: 09 September 2021

ABSTRACT

Marine ecotourism is a type of special interest tourism that has marine-related activities, both
under the sea and above sea level. Marine ecotourism can be one of the key factors in supporting the
protection of cultural values that live in society, sustainability, and the quality of the environment. In
tourism development, there are two approaches, namely mass tourism development and sustainable
tourism. The study was conducted in February - April 2021 on the Pandan Beach of Central Tapanuli
Regency, the Province of North Sumatera. The aims of the study were to determine the marine
ecotourism potential and to know the perception of stakeholders. The method used in this study is a
survey method, with respondents comprising of local people, tourists, business tourism, and
policymakers. Water measuring observed includes water brightness, temperature, salinity, acidity
(pH), and the flow velocity carried. The results showed that the tourist attraction at Pandan Beach
includes enjoying the panorama, sunset, traditional culinary, sports activity, mangrove and the
ecologically at Pandan Beach is white sand with clear waters and have beautiful panorama with lush
pine tree vegetation, as well as activities that can be done such as fishing, swimming, boating, and
walking around the beach. Tourism Suitability Index values at stations I, II, and III were 96%, 95%,
and 71%, respectively. Pandan Beach has the potential as a marine ecotourism area such as natural
beauty that is pristine, natural and so exotic.

Keywords: Potency, Marine Ecotourism, Pandan Beach, North Sumatera.

1. PENDAHULUAN dukung lingkungan.


Ekowisata merupakan perjalanan wisata Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai
ke suatu lingkungan alam yang alami dengan luas daratan sebesar 2.194,98 Km2 3,06 persen
mengutamakan aspek konservasi alam, aspek luas Provinsi Sumatera Utara dan luas laut
pemberdayaan sosial budaya ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah ± 4.000 km2,
masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan sebagian besar berada di Pulau Sumatera dan
pendidikan. Ekowisata menitik beratkan pada sebagian kecil merupakan pulau-pulau yang
tiga hal utama yaitu; keberlangsungan alam tersebar di Samudera Hindia. Secara
atau ekologi, memberikan manfaat ekonomi, keseluruhan luas wilayah Kabupaten Tapanuli
dan secara psikologi dapat diterima dalam Tengah adalah ±6.194,98 km2. Secara
kehidupan sosial masyarakat, dengan demikian administratif Kabupaten Tapanuli Tengah
kegiatan ekowisata secara langsung memberi memiliki 20 Kecamatan, yang terdiri dari 159
akses kepada semua orang untuk melihat, Desa dan 56 Kelurahan.
mengetahui, dan menikmati pemandangan Pantai Pandan terletak di Kabupaten
alam, intelektual, dan budaya masyarakat lokal Tapanuli Tengah, Kecamatan Pandan, Provinsi
(Yoswaty dan Samiaji, 2013). Sumatera Utara. Potensi yang dimiliki Pantai
Menurut Yulianda (2007) disebutkan Pandan sangat besar dengan panorama yang
bahwa ekowisata bahari merupakan kegiatan sangat indah dikelilingi oleh beberapa pulau
wisata pesisir yang dikembangkan dengan kecil dan memiliki substrat pasir putih bersih
pendekatan konservasi laut, dengan pendekatan serta arus yang tidak terlalu besar. Potensi
konservasi, diharapkan pengembangan Pantai Pandan dalam aspek wisata belum
ekowisata bahari memenuhi kaidah-kaidah banyak diketahui oleh masyarakat dari luar dan
alam, dengan melaksanakan program dari segi strategi pengembangannya dalam
pembangunan yang memperhatikan aspek daya konsep ekowisata bahari masih belum

177 jocos.ejournal.unri.ac.id
Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 2(3): 177-183

terencana secara matang, maka ke depannya komponen sarana penunjang/jasa dari potensi
diperlukan identifikasi, inventarisasi, ekowisata bahari di Pantai Pandan sedangkan
pengelolaan, dan pengembangan potensi data sekunder adalah hasil studi literatur dari
ekowisata bahari yang optimal, salah satu beberapa sumber seperti Dinas Pariwisata
langkah awalnya adalah dengan mengkaji Kabupaten Tapanuli Tengah dan Dinas
potensi wisata di kawasan Pantai Pandan. Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tapanuli
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik Tengah. Penentuan stasiun pengamatan
untuk melakukan penelitian yang berkaitan dilakukan dengan menggunakan metode
dengan ekowisata bahari mengenai Potensi purposive sampling untuk menentukan sampel
ekowisata bahari di Pantai Pandan Kabupaten penelitian dengan beberapa pertimbangan
Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara. tertentu yang bertujuan agar data yang
diperoleh nantinya bisa representatif
2. METODE PENELITIAN (mewakili).
Waktu dan Tempat Teknik pengumpulan data dengan cara
Penelitian dilaksanakan dari bulan wawancara terstruktur (kuesioner) dan tidak
Februari-April 2021 di Pantai Pandan terstruktur (wawancara tanpa kuesioner). Data
Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera kualitatif berguna untuk mengetahui presepsi
Utara (Gambar 1). Analisis data dilakukan di masyarakat dalam pengembangan potensi
Laboratorium Biologi Laut Jurusan Ilmu ekowisata bahari Pantai Pandan. Responden
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan terdiri dari masyarakat lokal yang berjumlah 20
Universitas Riau. orang yang tinggal atau berinteraksi langsung
dengan daerah penelitian, responden untuk
Metode Penelitian wisatawan berjumlah 20 orang, responden
Metode yang digunakan dalam penelitian untuk pelaku usaha berjumlah 20 orang,
ini adalah metode survei. Data yang diambil responden untuk pemangku kebijakan dari
dan diamati berupa data primer dan data pengembangan ekowisata bahari Pantai Pandan
skunder, data primer merupakan data yang (seperti: Lurah, DKP, Dinas Pariwisata)
didapat langsung di lokasi penelitian yang berjumlah 14 orang.
meliputi pengamatan komponen daya tarik dan

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Prosedur Penelitian pasir yang putih serta perairan pantai yang


Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel bersih. Stasiun II secara astronomis terletak
Lokasi penempatan stasiun dilakukan pada 1o40’44”N dan 98o49’37”E yang menjadi
dengan menggunakan purposive sampling. daya tarik tempat ini yaitu panorama alam yang
Penentuan stasiun terdiri dari 3 stasiun, stasiun indah, gugusan pulau-pulau kecil yang bisa di
I secara astronomis terletak pada 1 o40’14” N lihat dari pinggir pantai, dari lokasi ini juga
dan 98o49’40” E yang menjadi daya tarik bisa melihat keindahan Bukit Lubuk Tuko,
utama tempat ini adalah lingkungan pantai yang kemudian stasiun III secara astronomis terletak
masih asri dan dalam keadaan baik, terdapat pada 1o41’27”N dan 98o48’48”E berada di
tutupan vegetasi pohon cemara yang rimbun, kawasan muara, dimana terdapat satu jenis

Nabila et al. 178


The Potential of Marine Ecotourism in Pandan Beach

mangrove yaitu Nypa sp. Berdasarkan Tabel 1 dapat diambil


kesimpulan bahwa kualitas perairan di Pantai
Pengukuran Kualitas Perairan Pandan berada dalam kondisi baik dan layak
Parameter kualitas perairan yang diukur sebagai objek Ekowisata Bahari.
meliputi suhu yang diukur menggunakan Berdasarkan hasil pengukuran parameter
thermometer, salinitas diukur menggunakan kualitas perairan di sekitar Pantai Pandan, suhu
hand refractometer, kecerahan diukur pada perairan Pantai Pandan berkisar antara
menggunakan secchi disk, pH diukur 31–32oC. Suhu ini sangat baik untuk kehidupan
menggunakan pH indikator, dan mengukur organisme laut dan sesuai untuk kegiatan
kecepatan arus dengan menggunakan current wisata. Suhu perairan Pantai Pandan sesuai
drouge. dengan KEPMENLH No. 51 tahun 2004
tentang nilai baku mutu air laut untuk wisata
Analisis Data bahari. Pengukuran kedalaman perairan
Data hasil penelitian ini di analisis secara bertujuan untuk keamanan dan kenyamanan
deskriptif guna menjawab tujuan penelitian wisatawan selama melakukan aktivitas wisata
yang sudah dirumuskan. Kesesuaian ekowisata di Pantai Pandan.
bahari berpedoman pada matriks kesesuaian Hasil pengukuran kedalaman diperoleh
lahan Yulianda (2007). stasiun I dan II memiliki kedalaman yang sama
yaitu 0–3 m, sedangkan untuk stasiun III
3. HASIL DAN PEMBAHASAN memiliki kedalaman 6 m. Berdasarkan analisis
Deskripsi Lokasi Penelitian kesesuaian untuk kegiatan wisata bahari
Kawasan Pantai Pandan merupakan salah (Yulianda, 2007) stasiun I dan II termasuk
satu destinasi wisata yang terletak di kedalam kategori S-1 yang artinya sangat
Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli sesuai untuk kegiatan wisata bahari, sedangkan
Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Pantai ini stasiun III masuk kedalam kategori S-2 yang
memiliki potensi yang sangat beragam serta artinya cukup sesuai untuk kegiatan wisata
bentang alam yang indah. bahari.
Pantai Pandan memiliki keberagaman Berdasarkan pernyataan Arifin et al.
flora dan fauna serta bentang alam yang indah. (2002), bahwa kecepatan arus yang relatif
Akses menuju Pantai Pandan dapat dilalui lemah merupakan syarat ideal untuk wisata
dengan menggunakan mobil maupun sepeda bahari karena berkaitan dengan kenyamanan
motor. Pantai Pandan telah dilengkapi fasilitas dan keamanan wisatawan. Kecepatan arus
seperti lahan parkir, panggung, tempat sangat berkaitan dengan keamanan dan
penginapan, gerai makanan, tenda yang bisa kenyamanan dalam berwisata. Kecepatan arus
disewa oleh wisatawan, toilet umum, musholla, yang tinggi akan membahayakan pengunjung
pos keamanan dan tempat penjualan souvenir. dan juga menggangu siklus hidup dari
organisme yang ada pada perairan laut.
Parameter Oseanografi Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan arus
Hasil pengukuran kualitas perairan dapat di lapangan pada (Tabel 1) diperoleh data
dilihat pada Tabel 1. kecepatan arus pada tiap stasiun yang berada di
Pantai Pandan relatif lemah dan termasuk
Tabel 1. Parameter Kualitas Perairan Pantai dalam kategori aman untuk dilakukan aktivitas
Pandan ekowisata bahari karena memiliki kecepatan
Stasiun tidak lebih dari 0,17 m/s yang merupakan
No Parameter syarat ideal wisatawan untuk melaukan aktifitas
I II III
Fisika berenang.
1 Suhu (oC) 31 32 32 Kecepatan arus di seluruh stasiun yang
2 Kecerahan (m) 0,4 0,3 0,3 ada di Pantai Pandan mendapat skor 3 dan
3 Kecepatan arus termasuk kategori sangat sesuai untuk
0,02 0,02 0,01 dilakukan pengembangan ekowisata bahari.
(m/s)
Kimia Chasanah et al. (2017), menyatakan bahwa
4 pH 6 6 6 informasi tentang arus sangat berguna dalam
5 Salinitas (ppt) 32 34 30 berbagai kepentingan seperti pertimbangan
dalam pemilihan lokasi pembuatan bangunan
dekat pantai.

179 Nabila et al.


Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 2(3): 177-183

Kecerahan perairan berpengaruh permainan banana boat wisatawan akan


terhadap kenyamanan wisatawan karna ditawarkan dari pinggir pantai oleh pemilik
berdampak pada penglihatan wisatawan di kapal, pengunjung akan naik dan ditarik oleh
dalam air. Hasil pengukuran kecerahan antar kapal berkeliling Pantai Pandan. Pengunjung
stasiun di Pantai Pandan yaitu berkisar antara juga bisa menyewa kapal untuk berkeliling
0,3–0,4 m (Tabel 1). Berdasarkan hasil Pantai menikmati panorama yang indah dan
pengukuran menunjukkan bahwa kecerahan mengunjungi pulau-pulau terdekat, di Pantai
Pantai Pandan termasuk dalam kategori tidak Pandan juga terdapat tempat makanan laut di
sesuai (TS). Menurut Effendi (2003) kecerahan sekitar Pantai ini, ada juga jajanan kuliner khas
perairan sangat dipengaruhi oleh padatan Tapanuli Tengah yakni ikan sambam dan ikan
tersuspensi, kekeruhan, keadaan cuaca, waktu pacak yang di jual sekitar Pantai Pandan. Pantai
pengukuran dan ketelitian peneliti dalam Pandan juga memiliki mangrove asosiasi di
melakukan pengukuran. muara Sungai Lubuk Tuko tepatnya pada
Perubahan nilai pH di suatu perairan stasiun III terdiri dari jenis Nypa sp.
akan mempengaruhi kehidupan biota karena Wisatawan bisa melakukan olahraga
memiliki batasan tertentu terhadap nilai pH seperti jogging, bermain bola volley pantai dan
yang bervariasi (Simanjuntak, 2012). Derajat bola kaki karna pantainya yang luas sehingga
keasaman di perairan Pantai Pandan pada wisatawan akan merasa nyaman untuk
ketiga stasiun masih memenuhi baku mutu melakukan kegiatan olahraga tersebut,
untuk mendukung kegiatan wisata bahari. pengunjung juga dapat melakukan aktivitas
Menurut Kusumaningtyas (2014), pH semakin memancing, berperahu dan berjalan menyusuri
meningkat ke arah laut lepas. Hasil pengukuran pantai menikmati panorama yang indah. Hal ini
pH di lokasi penelitian berkisar antara 5-6. sesuai dengan pernyataan Yoswaty dan Samiaji
Stasiun I, II dan stasiun III, memiliki pH 6. (2013), aktivitas yang dapat dilakukan dalam
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan ekowisata bahari antara lain berlayar,
Hidup Nomor 51 Tahun 2004, nilai pH perairan berselancar, memancing ikan, dayung,
Pantai Pandan masih memenuhi baku mutu menyelam, berjalan menyusuri pantai, dan
untuk mendukung kegiatan wisata bahari. mempelajari budaya atau adat istiadat
Salinitas memiliki peranan penting masyarakat lokal. Pengunjung juga bisa
dalam mendukung kehidupan biota perairan. bersantai di tenda yang telah di siapkan oleh
Hasil pengukuran salinitas perairan pada setiap pemilik gerai makanan sembari menikmati
stasiun berkisar 30-34 ppt (Tabel 1). kuliner di pantai Pandan, hal ini berpotensi
Berdasarkan nilai baku mutu yang cocok menjadikan Pantai Pandan sebagai objek
dengan kegiatan wisata bahari, yaitu KepMen ekowisata bahari, hal ini disebutkan Nurisyah
Negara LH No. 51 tahun 2004, salinitas (2001), jenis ekowisata bahari yang
perairan pada ketiga stasiun tersebut sudah memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan
alami dan sesuai karena wilayah Indonesia secara langsung di antaranya berperahu,
berada di daerah khatulistiwa. Menurut Tanto berenang, snorkeling, diving, memancing,
et al. (2017), pengaruh sungai di sekitar kegiatan tidak langsung seperti olahraga pantai,
perairan dapat meningkatkan variasi salinitas piknik menikmati atmosfer laut.
pada perairan pantai. Selanjutnya, menurut Faktor yang juga menjadi keunggulan
Supangat dan Susanna (2005), bahwa salinitas pantai ini yaitu pengunjung tidak harus
permukaan laut dapat berkurang dengan adanya membayar harga yang tinggi untuk masuk ke
masukan air tawar di muara sungai lokasi Pantai Pandan. Tempat makan dengan
pilihan menu yang beragam di daerah tersebut
Potensi Ekowisata Bahari Pantai Pandan membuat wisatawan tertarik untuk datang ke
Pantai Pandan merupakan salah satu Pantai Pandan. Kawasan Pantai Pandan ini
destinasi ekowisata bahari yang terletak di dikelola oleh pemilik usaha masing-masing dari
Kabupaten Tapanuli Tengah, Kecamatan setiap usaha dengan pemerintah juga berperan
Pandan, Provinsi Sumatera Utara. Pantai dalam pengawasan kegiatan wisata dan
Pandan merupakan salah satu kawasan wisata bertanggung jawab dalam mengawasi
pantai yang diperhatikan oleh pemerintah pengelolaan oleh masyarakat. Selain itu
karena merupakan salah satu ikon ekowisata terdapat POLAIRUD di kawasan ini sehingga
bahari untuk Kawasan Tapanuli Tengah. pengunjung merasa aman saat berkunjung dan
Kawasan Pantai Pandan terdapat penjagaan gerbang masuk oleh security

Nabila et al. 180


The Potential of Marine Ecotourism in Pandan Beach

menambah tingkat keamanan di pantai ini. Usaha penginapan atau akomodasi.


Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi
Kegiatan Ekowisata Bahari Pantai Pandan penelitian pengunjung tidak sulit untuk mencari
Komponen Daya Tarik tempat penginapan karna tersedia banyak
Atraksi wisata alam. Daya tarik wisata tempat penginapan yang langsung bisa di akses
alam utama bagi wisatawan yang berkunjung dari kawasan Pantai Pandan.
ke Pantai Pandan yaitu keindahan panorama Usaha makanan dan minuman.
pantai dengan perairan yang bersih, hamparan Terdapat sekitar lima belas warung makanan
pasir putih yang bersih dan halus sehingga dan minuman di sepanjang Pantai Pandan.
dijadikan sebagai tempat berolahraga dan Kuliner seafood di Pantai Pandan berupa ikan
bermain pasir oleh wisatawan, serta laut yang dibakar, masyarakat lokal
menyaksikan fenomena matahari tenggelam menyebutnya dengan ikan pacak.
(sunset). Pelayanan di Pantai Pandan.
Atraksi wisata buatan manusia. Pelayanan tambahan (ancillary service) adalah
Terdapat beberapa atraksi wisata buatan pelengkap yang harus disediakan berupa
manusia di Pantai Pandan, seperti adanya tenda organisasi atau orang-orang yang mengelola
untuk tempat bersantai sambil menikmati objek wisata. Organisasi yang terkait antara
kuliner bagi wisatawan. Kemudian, tersedia lain adalah pihak pemerintah (dinas pariwisata),
juga ban pelampung bagi wisatawan yang ingin asosiasi kepariwisataan (asosiasi pengusaha
berenang pengunjung bisa menyewa Banana perhotelan), biro perjalanan wisata, dan
boat dan berperahu melihat keindahan pemandu wisata.
panorama di Pantai Pandan. Kemiringan Pantai Pandan
Atraksi wisata budaya. Pesta Horas Stasiun I dan II memiliki kemiringan
Tapanuli Tengah selalu diadakan di Pantai pantai yang landai. Berdasarkan matriks
Pandan setiap tahun yang akan kesesuaian untuk wisata pantai, kemiringan
mempertunjukkan kebudayaan lokal. Pantai Pandan untuk stasiun I dan II adalah 3°
termasuk dalam kategori sangat sesuai,
Komponen sarana penunjang dan jasa sedangkan untuk stasiun III memiliki
Transportasi, prasarana, dan sarana. kemiringan yang sangat tinggi yakni 11 o dan
Wisatawan yang ingin berkunjung ke Pantai masuk ke dalam kategori cukup sesuai.
Pandan dapat menggunakan moda transportasi
darat. Moda transportasi udara masih terbatas Presepsi Stakeholder terhadap Ekowiosata
karna frekuensi penerbangan yang masih Bahari di Pantai Pandan
terbatas dan lokasi bandara internasional Keberadaan pantai Pandan sebagai
Kualanamu yang jauh yakni 332 km dari Pantai destinasi ekowisata bahari memiliki peran yang
Pandan, belum ada moda transportasi laut yang penting bagi perekonomian masyarakat sekitar.
terhubung langsung ke Pantai Pandan karena Hasil wawancara kuisoner kepada masyarakat
tidak adanya pelabuhan. di sekitar Pantai Pandan dapat dilihat pada
Gambar 2.
60
56%

48,65% 49% 50% 50%


50

40%
40
35% 35%
Jumlah Responden (%)

30

20

10% 9%
10 8%
6%
0,35%

0,35%
0,15%

0% 1% 0% 0% 1%
0
Masyarakat Lokal Wisatawan Pelaku Usaha Pemangku Kebij akan

Sangat Setuju Setuj u Netral Tidak Setuju Sangat Tidak S etuju

Gambar 2. Presepsi Stakeholder terhadap ekowisata bahari di Pantai Pandan

181 Nabila et al.


Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 2(3): 177-183

Analisis Kesesuaian Wisata Bahari Pantai mempertimbangkan sepuluh parameter.


Pandan Analisis kesesuaian ekowisata bahari Pantai
Analisis kesesuaian wilayah kawasan Pandan dapat dilihat pada Tabel 2.
wisata pantai dilakukan dengan

Tabel 2. Indeks Kesesuaian Wilayah Wisata Pantai Pandan


Keterangan
Bobot

Jumlah

Jumlah

Jumlah
Skor

Skor

Skor
No Parameter Stasiun Stasiun Stasiun
1 2 3
Kedalaman
1 perairan 5 2 3 15 2 3 15 6 2 10
(m)
Pasir
2 Tipe pantai 5 3 15 Pasir putih 3 15 Pasir putih 3 15
putih
Lebar
3 5 20 3 15 29 3 15 6 1 5
pantai (m)
Material
4 dasar 3 Pasir 3 9 Pasir 3 9 Pasir 3 9
perairan
Kecepatan
5 3 0,02 3 9 0,02 3 9 0,01 3 9
arus (m/s)
Kemiringa
6 3 3° 3 9 3° 3 9 11° 2 6
n pantai (0)
Kecerahan
7 perairan 1 0,4 0 0 0,3 0 0 0,3 0 0
(m)
Penutupan Nyipa sp.,
Cemara, Kelapa,
8 lahan 1 Cemara 3 3 2 2 Belukar 1 1
Belukar rendah
pantai Tinggi

Biota Tidak
9 1 3 3 Tidak ada 3 3 Tidak ada 3 3
berbahaya ada

10 Ketersedia- 1 100 3 3 100 3 3 1000 2 2


an air
tawar (m)
Nilai Indeks Kesesuaian Wisata
81 80 60
Rekreasi Pantai (Ni)
Nilai Maksimum IKW untuk
Kegiatan Rekreasi Pantai 84
(N maks)
% IKW Pantai Pandan untuk Kegiatan
96 % 95 % 71 %
Wisata Pantai [(Ni/Nmaks) x 100%]

Hasil perhitungan, nilai kesesuaian untuk apakah kawasan wisata Pantai Pandan
kegiatan wisata Pantai Pandan berkisar antara memenuhi standar untuk ekowisata bahari.
71-96%. Berdasarkan Indeks Kesesuaian Berdasarkan nilai analisis tersebut Pantai
Wilayah Wisata Pantai Yulianda (2007) stasiun Pandan layak dijadikan sebagai objek
I dan II masuk kedalam kategori S-1 (sangat Ekowisata Bahari. Analisis ini dikaitkan
sesuai) sedangkan untuk stasiun III masuk dengan kegiatan wisatawan di sekitar pantai,
kedalam golongan S-2 (cukup sesuai). Analisis seperti berjemur, bermain pasir, olahraga,
kesesuaian wilayah kawasan wisata pantai berenang, dan aktivitas lainnya.
adalah analisis yang diperlukan untuk melihat

Nabila et al. 182


The Potential of Marine Ecotourism in Pandan Beach

4. KESIMPULAN DAN SARAN ekowisata bahari.


Pantai Pandan memiliki daya tarik utama Saran untuk penelitian selanjutnya
yakni panorama yang indah, sunset, mangrove diharapkan dapat meneliti mengenai keindahan
serta pasir putih. Stakeholder mayoritas setuju bawah laut serta keanekaragaman flora dan
Pantai Pandan dikembangkan menjadi objek fauna di Pantai Pandan.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, T., D.G. Bengen dan J. Pariwono. (2002). Evaluasi Kesesuaian Kawasan Pesisir Teluk Palu
Bagi Pengembangan Pariwisata Bahari Pesisir dan Lautan. Journal of Marine Research. 4:25-
35.
Chasanah, Iswaty., P.W. Purnomo dan Haeryddin. (2017) . Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Jodo
Desa Sidorejo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Jurnal Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan, 7(3) : 235-243.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.
259 hlm
Kusumaningtyas. (2014). Analisis Klorofil-a di Perairan Kurau Kabupaten Bangka Tengah. Jurnal
Sumberdaya Perairan. 11 (1) : 65.
Nurisyah, S. (2001). Rencana Pengembangan Fisik Kawasan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir
Indonesia. Journal of Marine Research. 3 (2) : 24-30.
Simanjuntak, M. (2012). Kualitas Air Laut ditinjau dari Aspek Zat Hara, Oksigen Terlarut dan pH di
Perairan Banggai, Sulawesi Tengah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 4 (2) : 290-
303.
Supangat, A. dan Susanna. (2005). Buku Pengantar Oseanografi. Pusat Riset Wilayah Laut dan
Sumber Daya Non Hayati. Jakarta.
Tanto, T.A, A. Putra, dan F. Yulianda. (2017). Kesesuaian Ekowisata di Pulau Pasumpahan, Kota
Padang. Jurnal Ilmiah Globe. 19 (2) : 135-146
Yoswaty, D. dan J. Samiaji. 2013. Buku Ajar Ekowisata Bahari. UR Press. Riau.
Yulianda, F. (2007). Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis
Konservasi. Departemen FPIK. IPB. Bogor.

183 Nabila et al.

You might also like