131-Article Text-184-1-10-20181217

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA

PENERAPAN TERAPI PERILAKU:TOKEN EKONOMI PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN


SENSORI PERSEPSIHALUSINASI DENGAN PENDEKATAN HEALTH BELIEF MODEL
Studi Pada Klien Di RSJ Dr.Radjimanwediodiningrat Lawang

Ari Damayanti W
Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Widyagama Husada
alizadamayanti@gmail.com

Abstract

Mental disorders are varied-multi-causal diseases. Clients with mental disorders experienced
many c o g n i t i v e distortions that indirectly lead behavioral disorders that are caused by the use of
logic error, wrong reasoning, inappropriate way of thinking to the reality, unawareness of divergent
behavior, and inability of making relationship with others. These lead to the harmful hallucination
that endangers the clients themselves, other people and the surroundings. Hallucination is a
perception disorder where what the client thinks contradicts what really happens. Behavioral therapy
is reeducation that modifies the behavior of the clients to be more favorable based on the systematic
positive reinforcement in the target behavior. The tokens can be exchanged to get something to be
desired and expected. The purpose of the study was to identify and analyze the application of
behavior therapy: a token economy on clients with sensory perception disorder: hallucinations in
Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Mental Hospital. The Pretest-Posttest w ithout c ontrol
g roup was applied to be the design in this study involving 40 respondents as the sample and using
consecutive sampling method. The behavioral therapies variables were the token economy and the
ability to control hallucinations. The data were analyzed using the Wilcoxon Sign Rank Test with the
results of ρ = 0.000 <0.05 which meant that there was a significant difference between the
hallucination category before and after the treatment. In conclusion, the provision of behavioral
therapy treatment: the token economy with health belief models theory can change the client's
behavior adaptively so that the client can control the hallucinations. The suggestion of this study is
nurses should be able to apply the behavioral therapy: the token economy on the other case besides
hallucinations.
Keywords: Token Economy, Disorders of Perception: Hallucinations, Health Belief Models
Theory

15
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA VOLUME 03/ NOMOR 01/ Oktober 2014

Abstrak

Gangguan jiwa merupakan penyakit multi kausal bervariasi. Klien gangguan jiwa
banyak mengalami distorsi kognitif yang akhirnya mengarah ke gangguan perilaku. Hal
tersebut disebabkan oleh kesalahan logika, kekeliruan penggunaan alasan atau pandangan
individu yang tidak sesuai dengan kenyataan, tidak merasa memiliki perilaku
menyimpang, tidak bisa membina hubungan relasi dengan orang lain. Gangguan halusinasi
mengarah pada perilaku membahayakan orang lain, klien sendiri dan lingkungan sekitar.
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang lain
yang sebenarnya tidak terjadi. Terapi perilaku bersifat reedukasi yang memodifikasi
perilaku klien dengan perilaku lain yang lebih menguntungkan didasarkan pada sistematik
reinforcement positif pada target perilaku. Token-token dapat ditukar untuk mendapatkan
sesuatu yang diinginkan dan dinikmati. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi dan menganalisis penerapan terapi perilaku: token ekonomi pada klien
dengan gangguan sensori persepsi: halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman
Wediodiningrat Lawang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre dan Post
Test tanpa Control Group yang melibatkan 40 responden dengan metode pengambilan
consecutive sampling. Variabel penelitian meliputi terapi perilaku: token ekonomi dan
kemampuan mengendalikan halusinasi. Sedangkan alat ukur yang digunakan adalah
lembar observasi dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji
Wilcoxon Sign Rank Test dengan hasil ρ=0,000 < 0,05 yang artinya ada perbedaan kategori
halusinasi yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah bahwa pemberian perlakuan terapi perilaku: token ekonomi dengan pendekatan
teori Health B elief Model dapat mengubah perilaku klien ke arah adaptif sehingga klien
dapat mengontrol halusinasi. Berdasarkan hasil penelitian, disaran kepada para perawat
utuk dapat mengaplikasikan terapi perilaku : token ekonomi pada kasus selain halusinasi.
Keywords: Terapi Perilaku, Token Ekonomi, Gangguan Persepsi, Halusinasi, Teori
Health Belief Model

PENDAHULUAN dengan kenyataan (Stuart, 2009).


Krisis multi dimensi menyebabkan Kesalahan logika menyebabkan klien
tekanan pada sebagian besar masyarakat gangguan jiwa mempunyai pemikiran
dunia, khususnya Indonesia. Masyarakat sempit tentang sesuatu hal, termasuk
yang mengalami krisis ekonomi tidak saja tentang dirinya. Mereka tidak merasa
mengalami gangguan kesehatan fisik memiliki perilaku menyimpang dan tidak
berupa gangguan gizi, terserang berbagai dapat membina hubungan relasi dengan
penyakit, tapi juga mengalami gangguan orang lain (Yosep, 2010).
kesehatan jiwa, sehingga menurunkan Skizofrenia merupakan sindrom
produktifitas kerja dan kualitas hidup disebabkan oleh bermacam-macam
secara nasional. penyebab ditandai dengan penyimpangan
Gangguan jiwa merupakan pikiran dan persepsi serta efek tidak
penyakit multi kausal bervariasi. Klien wajar. Berdasarkan data WHO (2001)
gangguan jiwa banyak mengalami distorsi diperkirakan 450 juta orang menderita
kognitif yang akhirnya mengarah pada gangguan mental, neurologis maupun
gangguan perilaku, hal tersebut masalah psikososial termasuk kecanduan
disebabkan oleh kesalahan logika, alkohol dan penyalahgunaan obat, 121
kekeliruan penggunaan alasan atau juta orang mengalami depresi dan 50 juta
pandangan individu yang tidak sesuai

16
Penerapan Terapi Perilaku:Token Ekonomi | DAMAYANTI

orang mengalami epilepsi, 24 juta orang dimana klien mempersepsikan sesuatu


mengalami skizofrenia. yang lain sebernarnya tidak terjadi. Suatu
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan pencerapan panca indra tanpa ada
dasar (Riskesdas) 2007 jumlah penduduk rangsangan dari luar (Maramis, 1998).
Indonesia sebanyak 200 juta jiwa, jumlah Suatu penghayatan yang dialami seperti
penderita skizofrenia diperkirakan sebesar suatu persepsi melalui panca indera tanpa
1% dari jumlah penduduk yaitu 2 juta stimulus eksteren, persepsi palsu (Stuart &
jiwa. Prevalensi gangguan jiwa berat Laria, 2006).
(skizofrenia) di Indonesia 0,46% dengan Tindakan non farmakologis yang
prevalensi tertinggi DKI Jakarta 2.03%, dilakukan klien halusinasi diantaranya
Nanggro Aceh Darussalam 1.85%, terapi modalitas melalui terapi perilaku
Sumatera Barat 1.67%, Nusa Tenggara (Stuart & Laria, 2006). Terapi perilaku
Barat 0.99%. Sedangkan prevalensi bersifat reedukasi yang memodifikasi
gangguan jiwa di Jawa Timur 1.4%, dan perilaku klien dengan perilaku lain yang
Malang 29.6%. lebih menguntungkan, misalnya perilaku
Diperkirakan lebih dari 90% pasien menuruti halusinasi dimodifikasi dengan
skizofrenia mengalami halusinasi. menentang halusinasi. Terapi perilaku
Gangguan persepsi sensori: halusinasi dapat dikombinasikan dengan teknik lain
merupakan salah satu masalah untuk meningkatkan partisipasi klien
keperawatan yang perlu mendapat dalam mengendalikan halusinasinya
perhatian dan penanganan tepat dari (Saunders, 2009).
perawat. Gangguan halusinasi mengarah Token ekonomi adalah suatu
pada perilaku membahayakan orang lain, modifikasi sistem perilaku yang
klien sendiri dan lingkungan sekitar. didasarkan pada sistematik reinforcement
Halusinasi merupakan gangguan persepsi positif pada target perilaku.
Token ekonomi didasarkan pada untuk menghasilkan perubahan positif
operant conditioning. Conditioned reinforcer (Stuart & Laria, 2006). Pelaksanaan token
dalam bentuk token diberikan pada pasien ekonomi meliputi identifikasi kemampuan
yang memunculkan respon yang interpersonal positif dan perilaku self care
diinginkan. Token-token ini nantinya dapat yang dikuatkan dan mendapatkan
ditukar untuk mendapatkan primary dispensasi berupa tanda pada klien apabila
reinforce yaitu sesuatu yang diinginkan dan kemampuannya meningkat.
dinikmati. Token ekonomi digunakan
Tujuan keperawatan adalah untuk untuk mengumpulkan data menggunakan
pengembangan kepribadian kearah lembar observasi dan wawancara dengan
pribadi dan kehidupan yang konstruktif, melakukan anamnesa dengan pengkajian
kreatif, dan produktif (Stuart & Laria, sebelum responden diberikan terapi
2006). Penerapan terapi perilaku : token perilaku untuk mengetahui fase halusinasi
ekonomi pada klien halusinasi dengan kemudian memberikan perlakuan dengan
pendekatan health belief model bertujuan menggunakan terapi perilaku dengan
agar klien berhasil mengendalikan memberikan token ekonomi (kepingan)
halusinasinya. bagi responden yang menunjukkan
perilaku adaptif kemudian token tersebut
METODE PENELITIAN dapat ditukarkan dengan reward berupa
Desain penelitian dalam penelitian makanan dan barang untuk
ini adalah Pre dan Post Test tanpa Control responden.Hasil penyajian data penelitian
Group. Penelitian dilaksanakan di Rumah sebelum dan sesudah perlakuan
Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat,

17
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA VOLUME 03/ NOMOR 01/ Oktober 2014

dijelaskan menggunakan tabel tabulasi


distribusi frekuensi dibawah ini.
Tabel 3. menggambarkan hasil
HASIL PENELITIAN analisis Wilcoxon pada kelompok perlakuan
Tabel 1. Distribusi responden diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 artinya ada
berdasarkan umur perbedaan kategori halusinasi yang
No Umur Dewasa Kelompok signifikan saat pre tes dan post tes.
Perlakuan
N % PEMBAHASAN
1 20-29 tahun 3 7,5 Karakteristik Responden
2 30-39 tahun 24 60 Berdasarkan hasil penelitian pada
3 40-49 tahun 13 32,5 tabel 1 sebagian besar responden
Total 40 100 terkategori berumur dewasa madya
Tabel 1 diatas menggambarkan (dewasa pertengahan) sebanyak 24
sebagian besar umur responden berada responden (60%) Masa ini adalah masa
pada stage dewasa madya yaitu 30-39 seseorang untuk memperluas keterlibatan
tahun sebanyak 24 responden (60%). dan tanggung jawab pribadi dan sosial
seperti membantu generasi berikutnya
Tabel 2. Distribusi responden menjadi individu yang berkompeten,
berdasarkan jenis halusinasi mencapai dan mempertahankan kepuasan
No Jenis Halusinasi Kelompok dalam berkarir.
Perlakuan Pada masa dewasa pertengahan
n % seseorang mempunyai tugas
1 Pendengaran 20 50 perkembangan seperti memperoleh
2 Penglihatan 14 35 tanggung jawab sosial, membangun dan
mempertahankan standar ekonomi,
3 Perabaan 6 15
membantu anak remaja untuk menjadi
Total 40 100
orang dewasa yang bertanggung jawab,
membina hubungan dengan pasangan
Tabel 2 menggambarkan sebagian
hidup dan sebagainya. Akan tetapi jika
besar responden mengalami jenis
dalam masa dewasa madya mengalami
halusinasi pendengaran sebanyak 20
konflik dapat menjadi salah satu faktor
responden (50%).
predisposisi terjadinya gangguan jiwa.
Menurut Stuart (2007) gangguan
Tabel 3. Distribusi responden
kepribadian schizophrenia dapat terjadi
berdasarkan Kategori halusinasi sebelum
pada hampir setiap tingkat usia, yang
dan sesudah diberikan perlakuan
paling banyak terjadi pada rentang usia 30-
No Kategori Sebelum Sesudah
Halusinasi Perlakuan Perlakuan
39 tahun dapat mencapai 65%.
n % n % Berdasarkan tabel 2 sebagian besar
1 Dapat 0 0 36 90 responden mengalami halusinasi jenis
mengontrol pendengaran sebanyak 20 responden (50%)
halusinasi menurut Stuart (2007) bahwa halusinasi
2 Cemas ringan 17 42,5 4 10 pendengaran (audiotorik) merupakan
(fase I) bentuk yang paling sering dari gangguan
3 Cemas sedang 23 57,5 0 0 persepsi pada klien dengan gangguan jiwa
(fase II) (schizoprenia) sebanyak 70%.
Total 40 100 40 100 Bentuk halusinasi ini dapat berupa
Wilcoxon Sign Rank p = 0,000
suara–suara bising atau mendengung, akan
Test

16
Penerapan Terapi Perilaku:Token Ekonomi | DAMAYANTI

tetapi paling sering berupa kata–kata yang tanda-tanda vital (denyut jantung,
tersusun dalam bentuk kalimat yang pernapasan dan tekanan darah), asyik
mempengaruhi tingkah laku klien, dengan pengalaman sensori dan
sehingga klien menghasilkan respon kehilangan kemampuan untuk
tertentu seperti : bicara sendiri, bertengkar membedakan halusinasi dengan realita.
atau respon lain yang membahayakan. Setelah diberikan perlakuan
Dapat juga klien bersikap mendengarkan sebagian besar responden menunjukkan
suara halusinasi tersebut dengan perubahan perilaku dapat mengontrol
mendengarkan penuh perhatian pada halusinasi sebanyak 36 responden (90%)
orang lain yang tidak bicara atau pada hal ini menunjukkan bahwa tingkah laku
benda mati. Halusinasi pendengaran manusia dapat diubah dengan
merupakan suatu tanda mayor dari menggunakan berbagai pendekatan dan
gangguan schizoprenia dan satu syarat teknik.
diagnostik minor psikosa mania depresif Teknik yang dapat digunakan
dan syndroma otak organik. untuk perubahan tingkah laku klien salah
satunya token ekonomi. Menurut
Kategori halusinasi Sebelum dan Sesudah Miltenberger (2001), token ekonomi
Pemberian Terapi Perilaku:Token dianggap efektif karena token yang
Ekonomi dengan Pendekatan Teori diberikan kepada klien merupakan bentuk
hadiah bagi peningkatan tingkah laku yang
Health Belief Model disukai (perilaku adaptif) dan
Berdasarkan tabel 3 sebelum pengurangan tingkah laku yang tidak
dilakukan perlakuan berupa pemberian disukai (perilaku maladaptif).
terapi perilaku sebagian besar responden Tujuan diterapkannya token
mengalami cemas sedang (fase II) sebanyak ekonomi adalah untuk mengajarkan
23 responden (57,5%). Respon klien tingkah laku yang tepat dan keterampilan
terhadap halusinasi dapat berupa curiga, sosial yang dapat dipergunakan dalam
ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah suatu lingkungan alamiah.
dan bingung, prilaku merusak diri, kurang Health belief model adalah bentuk
perhatian, tidak mampu mengambil penjabaran dari model sosio-psikologis.
keputusan serta tidak dapat membedakan Munculnya model ini didasarkan pada
keadaan nyata dan tidak nyata. Perasaan kenyataan bahwa problem kesehatan
cemas yang berlebihan atas dasar problem ditandai kegagalan orang atau masyarakat
yang tidak dapat diatasi merupakan untuk menerima usaha pencegahan dan
penyebab halusinasi terjadi. Isi dari penyembuhan penyakit yang
halusinasi dapat berupa perintah memaksa diselenggarakan provider (Notoatmodjo,
dan menakutkan. Klien tidak sanggup lagi 2010). Health belief model dikembangkan
menentang perintah tersebut hingga untuk mengubah perilaku agar lebih baik
dengan kondisi tersebut klien melakukan lagi dalam mengubah perilaku dan
sesuatu terhadap ketakutan tersebut. kebiasan tidak sehat menjadi perilaku yang
Tanda dan gejala dari fase II sehat.
halusinasi antara lain pengalaman sensori
menjijikkan dan menakutkan, klien mulai PENUTUP
lepas kendali dan kemungkinan mencoba Kesimpulan
untuk mengambil jarak dirinya dengan Pemberian perlakuan terapi
sumber yang dipersepsikan, terjadi perilaku : token ekonomi dengan
peningkatan tanda-tanda sistem saraf pendekatan teori health belief model dapat
otonom akibat ansietas seperti peningkatan mengubah prilaku klien ke arah adaptif

19
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA VOLUME 03/ NOMOR 01/ Oktober 2014

sehingga klien dapat mengontrol Penelitian dan Pengembangan


halusinasi. Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Saran
Rosyid. 2010. Konsep Modul. Website:
Berdasarkan hasil penelitian yang
(http://www.rosyid.info/2010/06/
dilakukan, perawat diharapkan untuk
pengertian- fungsi-dan-tujuan-
dapat mengaplikasikan terapi perilaku :
penulisan.html). Diakses pada 18
token ekonomi pada kasus selain
Januari 2014.
halusinasi.
Stuart, G.W. & Saunders. 2009. Principles
and Practice of Psychiatric Nursing,
DAFTAR PUSTAKA 9th Edition. St. Louise: Mosby.
Alligood & Tomey. 2002. Nursing Teori and Stuart, G.W & Sundeen, S.J. 2007. Buku
Their Work. Mosby Elsevier. Saku Keperawatan Jiwa
Philadelphia. (Terjemahan). Jakarta: EGC.
Azwar. 2001. Metode Penelitian.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Dharma, Kelana. 2011. Metodologi
Penelitian Keperawatan Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil
Penelitian. Jakarta: Trans Info
Media.
Glandz, Riner & Lewis. 2003. Health
Behavior and Health Education:
Theory, Research and Practice.
3ed. San Fransisco: Josey-Bass
Publisher.
Keliat, Budi Ana. 2006. Proses Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Maramis, W.F. 2004. Catatan Ilmu
Kedokteran Jiwa. Surabaya:
Airlangga University Press.
Miltenberger. 2001.Behavior Modification:
Principles and Procedures. 2nd
ed.Belmont, California:
Wadsworth/Thomson Learning
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan
Mental Psikiatrik Terintegrasi
Dengan Keluarga, Edisi I. Jakarta:
CV. Sagung Seto.
Riskesdas. 2007. Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar Nasional, Badan

20

You might also like