Edhy SST Journal Manager Mahfud

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829

Vol. 12. No. 1 Agustus 2007

PENGARUH EFISIENSI PEMBASAHAN KATALIS TERHADAP KONVERSI SO2


DALAM REAKTOR TRICKLE BED
Mahfud1, F. Husodo2, C. Irawan3

ABSTRACT
Trickle-bed reactors, in which gas and liquid flow concurrently downward, is po-
tentially useful for oxidation catalytic of SO2 with activated carbon as catalyst. To predict
trickle bed reactor performance and model its behaviour, it is necessary to know what
fraction of the catalyst is effectively wetted by the liquid phase. It is known that contacting
efficiency can have a significant effect on the catalyst effectiveness factor for partially
wetted catalyst particles. The dynamics tracer method with pulse input is an efficient me-
thod for determination of liquid-solid contacting. Axial dispersion, residence time distributi-
on also can be evaluated with this method. The aims of this research are to study the in-
fluence of catalyst wetting efficiency in trickle bed reactor on reaction catalytic oxidation
SO2. The experimental apparatus is a trickle bed reactor with 4.8 10-2 m column diameter
and 35 10-2 m length. The column is packed with activated carbon. The operating conditi-
-6 3 -6
ons of reactor are liquid flow rate 12.2 – 23.7 10 m /s, gas flow rate 133 – 243.4 10
3
m /s, atmospheric pressure, and room temperature. The NaCl solution is used as a tracer
with impulse injection mode and a conductometer, which connected to personal compu-
ter, detects the outlet tracer concentrations. The results show that the wetting efficiency
increases significantly with liquid flow rate, but it slightly increases with gas flow rate.
Wetting efficiency is considerably influenced by the form of packing particle and increa-
sed with the bed voidage. Catalytic oxidation of SO2 in trickle bed reactor attains steady
state condition about no more than 60 minutes. Conversion of reaction increases with li-
quid phase rate and the increasing wetting efficiency will increase this conversion.

Keywords: trickle bed reactor, wetting efficiency, activated carbon, oxidation SO2

INTISARI
Reaktor Trickle-bed dimana aliran gas dan liquid searah kebawah sangat poten-
sial digunakan untuk reaksi oxidasi SO2 dengan karbon aktif sebagai katalis. Untuk mem-
prediksi unjuk kerja reaktor dan model prilakunya, maka perlu diketahui berapa fraksi ka-
talis yang terbasahi secara effectif oleh fasa cair. Telah diketahui bahwa efisiensi kontak
dapat mempunyai efek signifikan pada faktor effectivitas katalis untuk katalis yang seba-
gian terbasahi. Metode pelacak secara dinamik dengan pulse input merupakan metode
yang tepat untuk menentukan kualitas kontak padat-cair. Dispersi axial, distribusi waktu
tinggal dapat juga dievaluasi dengan metode ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mem-
pelajari pengaruh efisiensi pembasahan katalis dalam reaktor trikle bed terhadap konver-
si reaksi katalitik oxidasi SO2. Peralatan percobaan adalah reaktor trickle bed dengan dia-
meter kolom 4,8 10-2 m dan panjang kolom 35.10-2 m. Kolom diisi partikel karbon aktif.
Kondisi operasi dari reaktor adalah laju alir liquid 12,2 – 23,7 10-6 m3/s, laju alir gas 133 –
243,4 10-6 m3/s, tekanan atmospherik, dan suhu kamar. Larutan NaCl digunakan sebagai
pelacak dengan cara injeksi pulse input. Konsentrasi pelacak keluar diukur dengan sebu-
ah konduktometer yang terhubung dengan komputer. Hasil penelitian menunjukkan bah-
wa efisiensi terbasahi meningkat dengan laju alir liquid secara signifikan, tetapi sedikit
meningkat dengan laju alir gas. Efisiensi terbasahi sangat dipengaruhi oleh bentuk par-
tikel isian dan meningkat dengan besarnya porositas unggun. Reaksi oksidasi katalitik
SO2 dalam reaktor trickle bed mencapai keadaan mantap setelah percobaan berlangsung
lebih dari 60 menit. Konversi reaksi sedikit meningkat dengan peningkatan laju alir liquid
dan peningkatan efisiensi pembasahan katalis.

Kata kunci : reaktor trickle bed, effisiensi pembasahan, karbon aktif, oxidasi SO2

1, 2
Staf pengajar Jurusan Teknik Kimia, FTI, ITS Surabaya, mahfud@shem-eng.its.ac.id
3
Staf pengajar program studi Teknik Kimia, UNLAM, BanjarBaru

101
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007

PENDAHULUAN pembasahan katalis bagian luar (external


Reaktor Trickle bed adalah reak- catalyst wetting efficiency), karena meto-
tor fixed bed dengan isian partikel katalis de ini relatif cepat dan banyak memberi-
dimana aliran gas dan liquid searah ke- kan informasi dan memungkinkan me-
bawah. Partikel katalis selalu berpori dan nentukan efisiensi pembasahan katalis
biasanya berbentuk bonkahan, pellet, si- pada kondisi operasi sesungguhnya (Du-
linder atau bola dengan ukuran antara 1 dukovic and Mills, 1981).
sampai 3 mm (Dudukovic and Mills, 19- Reaktor trickle bed yang diguna-
81; Gianetto and Speechia, 1992). Reak- kan pada penelitian ini berisi karbon aktif
tor ini banyak digunakan dalam Industri sebagai katalis yang dioperasikan pada
kimia, Petrokimia dan Industri perminyak- suhu kamar dan tekanan atmosfer. Dia-
an, salah satu aplikasinya untuk pengen- meter dalam reaktor adalah 4,8 x 10-2 m
dalian polusi dan pengolahan limbah cair dengan tinggi 35 x 10-2 m berupa kolom
(Gianetto, 1978, Ng, 1987; Wammes, 19- kaca yang terbuat dari bahan fiber glass.
91). Perbandingan dengan reaktor multi- (Gambar 1)
fase yang lain, koefisien perpindahan
massa yang relatif besar dan flexibilitas
daerah operasinya. Kebanyakan reaktor
trickle bed di Industri beroperasi pada te-
kanan tinggi sekitar 20 – 30 MPa, agar 2 H
supaya meningkatkan kelarutan gas, per- J
pindahan panas yang baik dan menurun-
kan kecepatan deaktivasi katalis. Akan
tetapi banyak penelitian (Herskowitz and A F
Smith, 1983; Wammes, 1991; Gianetto
and Speechia, 1992; Kiared et. al, 1992)
yang mengoperasikan pada tekanan at- K G
mosfer untuk oksidasi katalitik SO2 de-
Gas out
ngan katalis karbon aktif. G
9
8
Emisi gas yang mengandung 3
1 I
SO2, khususnya dari stasiun pembangkit B 7 H
tenaga dapat dikendalikan secara effektif 5 D E
dengan oksidasi katalitik gas-liquid solid. 4 6
C

Produk dari oksidasi adalah asam sulfat


yang dapat diambil menjadi bahan kimia A. Packing Column G. Flow meter
yang penting, yang memungkinkan pro- B. Separation tank H. Gas Mixture
C. Centrifugal pump I. Compressor
ses desulfurisasi untuk pengendalian u- D. Buffer tank J. Injection inlet
dara dapat menguntungkan. Karbon aktif E. Gas SO2 K. Conductometer
dilaporkan dapat menjadi katalis yang F. Cooler 1-7 Valves
penting untuk sistim ini. (Hartman and
Coughlin, 1972; Pavko et al, 1981; Fu et Gambar 1. Peralatan Percobaan
al, 1989). Studi kami yang terdahulu
(Mahfud dan Irawan, 2000) tentang oksi- Kolom ini dilengkapi dengan tem-
dasi katalitik SO2 dalam reaktor trickle pat injeksi tracer, valve pengambilan
bed menggunakan katalis karbon aktif sampel dan pada bagian bawah dihu-
granular sebagai isian, menunjukkan bungkan ke konduktometer. Selain itu di
bahwa konversi reaksi dipengaruhi faktor bagian bawah kolom, terdapat tangki pe-
hidrodinamik, khususnya laju alir liquid. misah untuk memisahkan fasa cair dan
Hal ini mungkin dapat disebabkan efi- gas. Fasa cair dapat disirkulasikan oleh
siensi pembasahan katalis yang dipenga- pompa dengan dilewatkan melalui cooler
ruhi laju alir liquid. Oleh karena itu, diper- sebelum masuk kembali ke kolom. Pada
lukan untuk mengklarifikasi pengaruh efi- bagian sebelum kolom dilengkapi dengan
siensi pembasahan terhadap konversi re- saluran dari pencampur gas. Pencampur
aksi dalam reaktor trickle bed. Teknik pe- ini digunakan untuk mencampur udara
lacak dipilih untuk menentukan efisiensi yang berasal dari kompresor dan gas
SO2 yang diperoleh dari tabung penyim-

102
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007

pan. Untuk penelitian efisiensi terbasahi, melalui perhitungan momen orde-1, orde-
saluran pencampur dari gas SO2 ditutup 2 dan varian.
sehingga hanya udara yang masuk ke Kondisi Operasi dan variabel
dalam reaktor. • Temperatur : 29 oC
Laju alir volumetrik fasa cair dia- • Tekanan : Atmosferik
tur dengan menggunakan rotameter yang • Jenis packing : Karbon aktif
telah dikalibrasi yang terpasang pada - Granular : d = 4,76 x 10-3 m
rangkaian peralatan, begitu juga laju alir - silinder : d = 3 x 10-3 m;
volumetrik fasa gas diatur. Konsentrasi L = 6,5 x 10-3 m
pelacak (tracer) diukur dengan menggu- • Laju alir Liquid : 12,2 – 23,7 .10-6
nakan konduktometer OMEGA CDTX-83 m3/s
yang dihubungkan komputer. Dengan • Laju alir gas : 133 – 243,4 .10-6
menggunakan program acquisisi data 3
m /s
(Datataker DT600) secara single ended • Kadar SO2 masuk : 0,105 – 1,12 %
current input maka data konsentrasi da- Reaksi global yang terjadi dinya-
pat tercatat di komputer yang kemudian takan dengan persamaan stoichimetri be-
diproses secara numerik. rikut :
Adapun prosedur pengujian de-
ngan cara: air sebagai fase cair diisikan SO2(g) + ½ O2(g) + H2O → H2SO4(aq) (1)
kedalam tangki penampung / pemisah.
Kemudian disirkulasikan dengan meng- Fluks konsumsi spesifik dan frak-
gunakan pompa ke puncak kolom. Laju si SO2 yang bereaksi pada keadaan
alir gas dan liquid diatur sesuai variabel mantap dihitung dari rumus berikut :
yang ditetapkan.
) (2)
P
Pengukuran efisiensi pembasah- r .V = Q (y −y SO 2 , out SO 2 , in
SO 2 G RT
an katalis dilakukan dengan metode di-
namik yang telah digunakan oleh Al-Dah- y −y
X =
SO 2, out SO 2, in (3)
han et.al (1996). Pengukuran ini memer- y
SO 2, out
lukan dua macam kondisi operasi reaktor
: aliran liquid saja (full-liquid flow) dan a-
liran dua fase. Kondisi Full-liquid flow di- PEMBAHASAN
tentukan dengan memasukkan fase liqu- Regim hidrodinamika untuk pe-
id pada laju alir tertentu ke dalam kolom nelitian ini ditunjukkan pada gambar 2.
tanpa fase gas. Pelacak NaCl (larutan) Bagian yang diarsir menunjukkan daerah
diinjeksikan dengan cara pulse input pa- experimental, dan dapat diklasifikasikan
da bagian atas kolom dan konsentrasi sebagian regim trickling dan sebagian re-
pelacak pada bagian keluar reaktor dide- gim pulsing menurut Charpentier (1976),
teksi dengan konduktometer yang dihu- atau dapat dikelompokkan dalam daerah
bungkan dengan komputer, yang selan- interaksi buruk (poor interaction zone).
jutnya data yang diperoleh diolah untuk Kecepatan superfisial terletak diantara
perhitungan diffusivitas effectif dalam full 6,75 – 13,09. 10-3 m/s untuk fase liquid
liquid (DFL). Sedangkan aliran dua fasa dan 73,5 – 134,5.10-3 m/s untuk fase gas.
ditentukan dengan mengalirkan secara Fluks massa Liquid adalah 24207,75 –
bersamaan fase liquid (air) dan gas (uda- 46939,66 kg/m2.h dan fluks massa gas
ra) pada laju alir tertentu kedalam kolom. 317,4 – 580,9 kg/m2.h.
Setelah keadaan mantap, sejumlah larut- Gambar 3 menunjukkan suatu
an NaCl diinjeksikan dengan cara pulse contoh profil konsentrasi pelacak pada
input, selanjutnya dengan cara yang sa- bagian keluar kolom untuk kondisi aliran
ma diperoleh diffusivitas effectif dalam full liquid flow.
dua fasa (DTF). Efisiensi pembasahan Penentuan efisiensi pembasahan
(Wetting efficiency) dihitung dari akar katalis didasarkan pada diffusivitas efektif
perbandingan antara diffusivitas effectif dari packing pada kondisi aliran dua fase
dalam full liquid dan diffusivitas effectif dan kondisi aliran liquid saja (full liquid).
dalam dua fasa. Diffusivitas effektif dihi- Full liquid adalah kondisi aliran liquid de-
tung dari kurva distribusi waktu tinggal ngan asumsi semua bagian luar katalis
terbasahi. Diffusifitas effektif diperoleh

103
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007

dari grafik varian ( D2) vs laju alir liquid. meningkatkan liquid hold-up, sehingga
Harga diffusivitas effektif untuk karbon permukaan luar katalis lebih banyak me-
aktif granular adalah 3,36.10-7 m2/s dan miliki kesempatan berkontak dengan li-
1,47.10-6 m2/s untuk karbon aktif silinder. quid. Akan tetapi peningkatan laju alir
gas akan meningkatkan penurunan te-
10000 kanan yang menyebabkan permukaan
PULSED film cairan di permukaan katalis lebih be-
1000
FLOW
sar karena penyebaran yang bagus dari
aliran liquid.
0.60
100
L -6
QG=133 10 m /s
3

λψ
TRICKLE 0.55 -6 3
QG=168.78 10 m /s
FLOW QG=205.58 10-6 m3/s
G
10 0.50 QG=243.39 10-6 m3/s

η 0.45
1
SPRAY 0.40
FLOW

0.1 0.35
0.001 0.01 0.1 1 10
0.30
G/λ 0.000010 0.000015 0.000020 0.000025

Gambar 2. Batas-batas regim menurut QL (10-6 m3/s)

Charpentier (1976)
Gambar 4. Efisiensi pembasahan Vs laju
alir liquid

1
Cylindric
0.9 l
Granular
0.8 Mixture
0.7
0.6

η 0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
10 12 14 16 18 20 22 24 26

Gambar 3. Profil konsentrasi pelacak QL (10-6 m3/s)

bagian keluar reaktor untuk packing


-6 Gambar 5. Efisiensi pembasahan untuk
karbon aktif ( full liquid ;QL = 19,65 .10
3 berbagai bentuk partikel packing
m /s)
Gambar 5 menggambarkan pe-
Efisiensi pembasahan fungsi laju
ngaruh bentuk partikel packing pada efi-
alir liquid untuk beberapa laju alir gas di-
siensi pembasahan. Gambar ini menun-
sajikan pada gambar 4. Gambar ini me-
jukkan bahwa bentuk partikel karbon aktif
nunjukkan bahwa secara umum efisiensi
sangat berpengaruh pada efisiensi pem-
pembasahan meningkat secara signifikan
basahan. Efisiensi pembasahan untuk
dengan peningkatan laju alir liquid, dan
packing karbon aktif silinder adalah 14,7
harga efisiensi pembasahan yang diper-
– 21,8% dan untuk bentuk granular ada-
oleh relatif rendah (0,34 – 0,55) diban-
lah 33,8 – 54,6%. Akan tetapi efisiensi
dingkan dengan yang diperoleh oleh Al-
pembasahan untuk campuran packing 2
Dahhan et al. (1996), hal ini bisa dise-
bentuk tersebut diatas meningkat tinggi
babkan karena perbedaan regim hidrodi-
sekali berkisar antara 52,3 – 85%. Hal ini
namika yang berbeda dan mungkin aki-
dapat disebabkan karena peningkatan
bat distribusi liquid diatas kolom kurang
porositas unggun : yang pertama (granu-
bagus. Peningkatan laju alir liquid akan
lar εB = 0,26) lebih kecil dari yang kedua

104
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007

(silinder εB = 0,23) dan yang ketiga (cam- disebabkan oleh peningkatan faktor hi-
puran granular & silinder εB = 0,37). drodinamik dan perpindahan massa, dan
Hasil dari penelitian ini menun- juga karena peningkatan efisiensi pem-
jukkan bahwa campuran 2 bentuk parti- basahan katalis, tetapi tidak menurun de-
kel karbon aktif meningkatkan porositas ngan penurunan waktu kontak dengan
unggun dan meningkatkan liquid hold up gas dalam reaktor.
dan akibatnya meningkatkan efisiensi
pembasahan sampai 40-70%. 46
Efisiensi pembasahan dapat di-
korelasikan fungsi laju alir gas dan liquid 44

sbb: 42
0.496
‰ η = 0.000734. L . G 0,197 granular

X (%)
0.356 0,332
‰ η = 0.002161. L .G gran-sil. 40
0.533
‰ η = 0.000428. L . G 0,0797 silinder 38
y SO2 = 0,15%
5.0
y SO2 = 0,22%
36
y SO2 = 0,28%

4.0 34
mol/m )
3

160 180 200 220 240 260

3.0 -6 3
QG (10 m /s)
-8
SO2, out (10

2.0 Gambar 7. Efek laju alir Gas pada


konversi SO2
C

1.0 y SO2 = 0,15%


y SO2 = 0,22%
60
y SO2 = 0,28%
0.0 55
0 20 40 60 80 100 120
50
t (min)
X (%)

Gambar 6. Profil Konsentrasi SO2 keluar 45

40
Gambar 6 menunjukan profil kon- y SO2 = 0,15%
sentrasi SO2 pada bagian keluar reaktor 35 y SO2 = 0,22%

(berkeseimbangan SO2 terlarut dalam fa- y SO2 = 0,28%

se liquid). Dari gambar teresbut menun- 30


10 12 14 16 18 20 22
jukkan bahwa pada awal operasi konsen- -6 3
QL (10 m /s)
trasi SO2 meningkat secara konstan
sampai suatu konsentrasi tertentu (seki- Gambar 8. Effek laju alir liquid pada
tar 60 menit), kemudian mencapai kea- konversi SO2
daan mantap (nilai konversi konstan). Fe-
nomena ini menunjukkan bahwa kea- Hubungan antara konversi reaksi
daan awal proses absorpsi SO2 terjadi katalitik dengan efisiensi pembasahan di-
dalam fase liquid, kemudian setelah kon- tunjukkan dalam gambar 9. Dari gambar
sentrsi SO2 jenuh dan berkeseimbang- ini menunjukkan bahwa konversi mening-
an, konsumsi SO2 hanya karena reaksi kat dengan peningkatan efisiensi katalis.
katalitik Peningkatan efisiensi pembasah-
Konversi SO2 meningkat dengan an katalis akan berpengaruh pada luas
peningkatan laju alir gas seperti ditun- permukaan dimana reaksi katalitik ber-
jukkan oleh Gambar 7. Pengaruh ini da- langsung, sehingga akan meningkatkan
pat disebabkan oleh peningkatan efisien- laju dan konversi reaksi. Hal ini menun-
si pembasahan katalis dan juga karena jukkan tidak adanya reaksi gas padat ka-
peningkatan perpindahan massa. Akan talitik pada permukaan katalis yang tidak
tetapi peningkatan laju alir gas akan me- terbasahi. Oleh karena itu efisiensi pem-
nurunkan waktu kontak dalam reaktor. basahan merupakan faktor yang penting
Gambar 8 menunjukkan pening- untuk ujuk kerja reaktor trickle bed.
katan laju alir liquid meningkatkan kon-
versi SO2 secara signifikan. Hal ini juga

105
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007

60
η : efisiensi pembasahan [-]
μ1 : moment orde 1 [s]
55 μ2 : moment orde 2 [s2]
σ2 : varian [s2]
50

Subscripts
X (% )

45
G = fase gas
40 y SO2 = 0,15%
L = fase liquid
y SO2 = 0,22%
FL = aliran full liquid
y SO2 = 0,28%
TF = aliran dua fase
35

30
0,14 0,15 0,16 0,17 0,18 0,19 0,2 DAFTAR PUSTAKA
η Al-Dahhan, M.H. and M.P. Dudukovic,
1996, ”Catalyst Bed Dilution for
Gambar 9. Hubungan antara efisiensi Improving Catalyst Wetting in La-
pem-basahan dan konversi SO2 boratory Trickle-Bed Reactors”,
(QL=12,22.10-6 m3/s; QG=168,78.10-6 AIChE J., 42, 2594.
m3/s) Charpentier, J.C. and M. Favier, 1975,
“Some Liquid Holdup Experimen-
KESIMPULAN tal Data in Trickle Bed Reactors
Efisiensi pembasahan katalis for Foaming and Nonfoaming Hy-
meningkat secara signifikan dengan laju drocarbons”, AIChE J., 21, 1213.
alir liquid, tetapi sedikit meningkat de- Dudukovic, M.P. dan P.L. Mills, 1981,
ngan laju alir gas. “Evaluation of Liquid-Solid Con-
Nilai Efisiensi pembasahan relatif tacting in Trickle-Bed Reactors
rendah berkisar antara 0,34 – 0,55. by Tracer Methods”, AIChE J.,
Efisiensi pembasahan sangat di- 27, 893.
pengaruhi oleh bentuk dari packing (par- Fu, C.-C., B. J. McCoy, and J.M. Smith,
tikel isian) dan meningkat dengan sema- 1989, “Slurry Reactor Studies of
kin besarnya porositas unggun (bed void- Homogeneous and Heterogene-
age). ous Reaction”, AIChE J., 35, 259.
Konversi reaksi meningkat de- Gianetto, A., and V. Specchia, 1992,
ngan naiknya laju alir liquid, maupun de- “Trickle Bed Reactor: state of the
ngan naiknya laju alir gas. art and perspectives”, Chem.
Konversi reaksi meningkat de- Eng. Scie., 24, 6.
ngan peningkatan efisiensi pembasahan Goto, S., and Smith, J.M, 1975, “Trickle
katalis. Oleh karena itu efisiensi katalis Bed Reactor Performance”, AI-
merupakan faktor yang penting untuk pe- ChE J., 21, 4.
ngoperasian optimal dari reaktor trickle Hartman, M., and R.W. Coughlin, 1972,
bed. “Oxidation of SO2 in a Trickle-
Bed Reactor Packed with Car-
NOTASI bon”, Chem. Eng. Sci., 27, 867.
C : konsentrasi [mol.m-3] Herskowitz, M., and J.M. Smith, 1983,
Q : laju alir [m3 s-1] “Trickle-Bed Reactors: A Review”
t : waktu [s] AIChE J., 29, 1.
d : diameter partikel [m] Kiared, K., Mahfud, and A. Zoulalian, 19-
D : diffusivitas [m2.s-1] 91, “Study and Analysis of Cata-
3
V : volume [m ] lytic Sulfur Dioxide in Verlifix
-2 -1
G : fluks massa gas [kg.m .s ] Three-Phase Reactor”, 1st Inter-
L : fluks massa liquid [kg.m-2.s-1] national Conference on Environ-
y : mol fraksi gas [-] mental Pollution (ICEP. 1),” 1,
X : konversi reaksi [-] 204.
Mahfud, and C.Irawan, 2001, “Oxydation
symbol of SO2 in Trickle Bed Reactor”,
εB : porositas bed [-]

106
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007

Indonesian Journal of Chem. Westerterp, K.R., 1991, “Hydro-


Eng., 1,1. dynamics in a Cocurrent Gas-Li-
Wammes, W.J.A., Middelkamp, J., Huis- quid Trickle Bed at Elevated
man, W.J., DeBass, C.M., and Pressure”, AIChE J., 37, 12.

107
JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN: 1410-5829
Vol. 12. No. 1 Agustus 2007

108

You might also like