Daftar Pustaka - 4

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 24

DAFTAR PUSTAKA

ASTM International. (1990). ASTM C143. Standard Test Method for Slump of
Hydraulic Cement Concrete. United States : ASTM : International.
ASTM International. (1995). ASTM C 117 – 95. Standard Test Method for Materials
Finer than 75-μm (No.200) Sieve in Mineral Aggregates by Washing. United
States : ASTM International.
ASTM International. (1997). ASTM C 29/C 29M – 97. Standard Test Method for Bulk
Density (“Unit Weight”) and Voids in Aggregate. United States : ASTM
International.
ASTM International. (1997). ASTM C 566 – 97. Standard Test Method for Total
Evaporable Moisture Content of Aggregate by Drying. United States : ASTM
International.
ASTM International. (2001). ASTM C 127 – 01. Standarad Test Method for Density,
Relative Density (Specific Gravity), and Arbsorption of Coarse Aggregate.
United States : ASTM International.
ASTM International. (2001). ASTM C 128 – 01. Standard Test Method for Density,
Relative Density (Specific Gravity), and Absorption of Fine Aggregate. United
States : ASTM International.
ASTM Internasional (2001), ASTM C 136 – 01. Standard test method for sieve
Analysis of Fine and Coarse Aggregates. United States : ASTM Internasional.
ASTM International. (2003). ASTM C 33 – 03. Standard Specification for Concrete
Aggregates. United States : ASTM : International.
ASTM International. (2013). ASTM C1017/C1017M. Standard Specification for
Chemical Admixtures for Use in Producing Flowing Concrete. United States :
ASTM : International.
ASTM International. (2014). ASTM C131/C131M – 14. Standard Test Method for
Resistance to Degradation of Small – Size Coarse Aggregate by Abrasion and
Impact in the Los Angeles Machine. United States : ASTM International.
ASTM International. (2019). ASTM C192/C192M – 19. Standard Specification for
Making and Curing Concrete Test Specimens in the Laboratory. United States
: ASTM : International.
Badan Standardisasi Nasional. (1990). SNI 03 – 1974 – 1990. Metode Pengujian Kuat
Tekan Beton. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. (1994). SNI 03 – 3402 – 1994 : Metode Pengujian
Berat Isi Beton Ringan Struktural, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

149
150

Badan Standardisasi Nasional. (2000). SNI 03 – 2834 – 2000, Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. (2004). SNI 15 – 2049 – 2004. Semen Portland. Jakarta
: Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. (2008). SNI 1973 – 2008. Cara Uji Berat Isi, Volume
Produksi Campuran dan Kadar Udara Beton. Jakarta : Badan Standardisasi
Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. (2011). SNI 1974 – 2011. Cara Uji Kuat Tekan Beton
dengan Benda Uji Silinder. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. (2011). SNI 2493:2011. Tata Cara Pembuatan Dan
Perawatan Benda Uji Beton Di Laboratorium. Jakarta : Badan Standardisasi
Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. (2013). SNI 2847:2013. Persyaratan Beton Struktural
Untuk Bangunan Gedung. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.
Citrakusuma, Juwita Laily. (2012). Kuat Tekan Self Compacting Concrete dengan
Kadar Superplasticizer yang Bervariasi. Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Jember, Jember.
EFNARC. (2005). “The Europian Guidline for Self-Compacting Concrete
Specification, Production an Use”. UK : EFNARC
Habeeb, G.A., Mahmud, H.B., (2010), Studies on Properties of Rice Husk Ash And
Its Use as Cement Replacement Material. Material Research, 13, pp. 185–190.
Houston, D.F. (1972), Rice Chemistry and Technology. Vol IV, American Association
of Cereal Chemist Inc, St.Paul, Minnesota, USA.
Mulyono, Tri. 2003. Teknologi Beton. penerbit Andi. Yogyakarta.
Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Andi Offset, Jakarta.
Okamura, Hajime dan Masahiro Ouchi. “Self-Compacting Concrete” Journal of
Advanced Concrete Technology Vol. 1, No. 1, 5–15, April 2003.
Prasetya, Daffa Ari. 2018. Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Dan Viscocrete
1003 Terhadap Karakteristik Beton Normal (The Effect Of Adding Rice Husk
Ash And Viscocrete 1003 To The Characteristic Of Normal Concrete). Skirpsi.
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
PUBI. 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pemukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan PU.
Bandung.
Ronald, L.B., Charles, F.P., dan Michael, E.W. 1976. Proportioning and Controling
High Strength Concrete. Publication SP – 46. American Concrete Institute.
Detoit.
151

R. Trimurtiningrum, A. Subakti. 2017. Compressive Strength and Shrinkage Test of


Flowing Concrete Using Fly Ash and Naphtalene-Based Superplasticizer.
Springer International Publishing AG, Surabaya.
Sebayang, Surya. 2010. Pengaruh Kadar Abu Terbang Sebagai Pengganti Sejumlah
Semen Pada Beton Alir Mutu Tinggi. Jurnal Rekayasa Vol. 14 No. 1,
Universitas Lampung, Lampung.
Septianti, Bella., Victor. 2019. Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi Terhadap
Sifat Mekanik High Performance Concrete (HPC). Fakultas Teknik,
Universitas Wahid Hasyim. Semarang.
Subakti, A. 1994. Teknologi Beton Dalam Praktek, Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS,
Surabaya.
Suhirkam, Djaka., Dafrimon. 2014. Beton Mutu K – 400 dengan Penambahan Abu
Sekam Padi dan Superplasticizer. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 10, No. 1,
Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.
Tjokrodimuljo, K. 2007. Teknologi Beton. Biro Penerbit Teknik Sipil Keluarga
Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah
Mada.Yogyakarta.
Yulianto, Faisal Estu., M. Hazin Mukti. 2015. Pengaruh Penambahan Abu Sekam
Padi pada Kuat Tekan Beton Campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr . Jurnal Saintek, Vol.
12 No. 2, Universitas Madura Pamekasan. Madura.
152

“Halaman Sengaja Dikosongkan”


LAMPIRAN

• Pengambilan material agregat kasar 5 – 10 mm di merak jaya beton.

• Perawatan material pasir dan kerikil dengan memindahkan material tersebut


kedalam ruangan.

153
154

• Proses pengayakan abu sekam padi saringan no. 100

• Pengujian material benda uji (pasir dan kerikil) sesuai proses yang ada pada bab
III halaman 35.

• Proses penyiapan material untuk mix design sesuai dengan perhitungan pada
tabel 4.31 dan tabel 4.32 bab IV halaman 97 dan 98.

Penyiapan agregat Penyiapan semen Penyiapan agregat


halus (pasir)) kasar 10 – 20mm
155

• Proses penyiapan material untuk mix design sesuai dengan perhitungan pada
tabel 4.31 dan tabel 4.32 bab IV halaman 97 dan 98.

Penyiapan agregat Penyiapan abu Penyiapan


kasar 5 – 10mm sekam padi superplasticizer

Penyiapan Air

• Proses pencampuran material (mix design)

1. Agregat Kasar 2. Air


156

• Proses pencampuran material (mix design)

3. Semen 4. Abu sekam padi

5. Agregat Halus 6. Superplasticizer


(Pasir)

• Proses Uji Slumpflow


Setelah pengisian campuran kedalam kerucut, setelah itu mengangkat perlahan
kerucut tersebut dan beton ini kemudian akan jatuh dan mengukur diameter slump
tersebut.

Mengolesi tabung kerucut Pengangkatan kerucut


dengan oli
157

• Proses Uji Slumpflow

Pengukuran diameter
Slumpflow slump

• Proses hasil pencetakan benda uji yang telah di timbang

• Proses pelepasan benda uji dari cetakan (silinder)


158

• Proses perawatan benda uji (curing)


Perawatan benda uji dilakukan dengan merendam benda uji dalam air bersih
sesuai dengan umur beton (7 hari, 21 hari dan 28 hari) yang telah ditentukan untuk
melakukan pengujian beton

• Proses uji berat isi beton


Menimbang berat beton basah dan beton kering kemudian melakukan perhitungan
sesuai rumus pada halaman 30 pada bab II.
159

• Proses uji kuat tekan beton

• Proses uji resapan air umur 28 hari


Mengangkat beton pada umur 27 hari dan menimbangnya. Kemudain beton
tersebut di oven selama 24 jam dengan suhu 100º-110ºC. Setelah itu dilakukan
perhitungan menggunakan rumus halaman 30 pada bab II.

• Hasil keseluruhan benda uji selama proses mix design


160

• Pemilihan w/c 0,45


Penelitian ini sebelumnya dilakukan trial & error untuk nilai 0,6 : 0,5 : 0,4, untuk
nilai 0,6 memiliki slump yang lebarnya besar tapi kuat tekannya kecil. Sedangkan
untuk 0,4 kuat tekannya besar tetapi slumpnya tidak melebar. sehingga dilakukan
trial & error kembali untuk w/c 0,45dan di dapatkan hasil yang terbaik (terbaik
dalam pengertian kuat tekan bagus dan slump meluber dengan maksimal tanpa
bleeding).

• Pemilihan Proporsi 52 : 48
Pemilihan ini sebelumnya sudah di plotting agregat gabungan dan ketemu 70:30.
Penelitian ini adalah beton alir dengan SP, jika agregat gabungan 70:30 tidak bisa
slump (slump tidak maksimal, dalam arti tidak bisa meluber dengan lebar).
Sehingga setelah di plotting kembali di tentukan 55:45 (penentuan proporsi 55:45
mengacu pada EFNARC) tetapi dengan proporsi tersebut ternyata ada bahan
penyusun yang tidak masuk di tabel EFNARC dan dilakukan perhitungan kembali
diapatkanlah 52:48.

• Pemilihan agregat kasar 5mm -10mm


Menurut Spesifikasi umum 2018 – Divisi 7 Struktur, agregat kasar harus dipilih
sedemikian rupa sehingga ukuran agregat tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum
antara baja tulangan atau baja tulangan dengan acuan, atau celah celah lainnya
dimana beton harus dicor. Sehingga penelitian ini digunakan agregat ukuran 10 –
20mm dan agregat 5 – 10mm. Dan juga pemilihan agregat ini agar beton dapat
mengalir dengan baik (slumpnya melebar).

• Penurunan nilai kuat tekan beton pada umur 21 hari


Dari hasil penelitian didapatkan penurunan nilai kuat tekan beton pada umur 21
hari dengan presentase 7,5%, hal ini dikarenakan pada saat mix design terjadi
bleeding pada campuran beton tersebut sehingga dari permasalahan tersebut dapat
menurunkan kuat tekan beton.
161

TIPS MELAKUKAN MIX DESIGN

− Menyiapkan semua alat dan bahan yang di perlukan

Menyiapkan agregat Menyiapkan agregat Menyiapkan agregat


kasar 10mm – 20 mm kasar 5mm – 10 mm halus (pasir)

Menyiapkan semen Menyiapkan abu Menyiapkan


sekam padi sesuai superplasticizer
presentase yang akan Sika® ViscoCrete® –
di uji 3115N

Menyiapkan air
162

− Memasukkan seluruh kerikil yang sudah ditimbang sesuai rencana campuran dan
memasukkan ¾ dari jumlah airnya.

Memasukan kerikil kedalam Membasahi kerikil tersebut


molen dengan air agar pada saat
memasukan semen dan abu sekam
padi bisa tercampur (menempel)
− Menghidupkan mesin molen.

− Apabila kerikil sudah basah semua kemudian memasukkan semen.


163

− Setelah Semen sudah menempel rata pada kerikil, setelah itu masukan abu sekam
padi sercara perlahan – lahan agar abu sekam padi tidak beterbangan

− Membasahi campuran tersebut dengan air. Jika tidak membasahinya dengan air
maka abu sekam akan beterbangan keluar.

− Setelah tercampur rata, memasukan pasir secara perlahan – lahan.


164

− Setelah memasukan pasir, menunggu campuran tersebut menempel secara merata.


Jika pasir belum menempel dengan yang lainnya atau masih terpisah – pisah
dengan kerikil, tambahkan sedikit air (jangan terlalu banyak karena bisa
menyebabkan kelebihan air (15ml).
− Kemudian menambahkan Superplastisizer Sika® ViscoCrete® – 3115N dengan
50ml air dan aduk, Setelah itu masukan ke dalam campuran.

− Mencampur sampai semuanya menjadi homogen, kemudian jika campuran belum


berbentuk seperti halnya adonan roti maka memasukkan air sedikit demi sedikit
sampai campuran tersebut menjadi seperti adonan roti.
− Ketika campuran sudah tercampur merata maka beton segar bisa dituangkan dari
molen dan ditampung di bak tempat adonan yang sudah disediakan dan dilakukan
pengujian slump.

Mengolesi tabung kerucut dengan Memasukan campuran tersebut


sedikit oli agar campuran tidak sedikit demi sedikit kedalam
menempel di tabung kerucut. tabung kerucut untuk di lakukan
pengujian slump
165

• Setelah dilakukan pengujian slump, maka campuran tersebut dimasukan kedalam


silinder cetakan dan menimbang berat benda uji tersebut.

Menimbang berat benda Hasil cetakan setelah di


uji timbang.

• Benda uji tersebut didiamkan selama satu hari (± 24 jam) dan setelah mengering
benda uji tersebut bisa dilepaskan dari cetakan (silinder)
166

• Setelah itu merendam beton tersebut sesuai umur rencana kedalam bak yang telah
disediakan (Curing)

Hasil benda uji setelah di Curing beton


lepaskan dari silinder
167

TIPS MELAKUKAN SLUMP TEST

− Mempersiapkan kerucut slump dan pelat dasar


Tabung kerucut slump


Pelat Dasar

− Membasahi kerucut bagian dalamnya dengan oli agar beton segar tidak menempel
di tabung kerucut.

− Setelah dibasahi dengan oli secara merata, langkah selanjutnya adalah meletakkan
bukaan kecil dari tabung kerucut menghadap kebawah.

Posisi tabung kerucut


slump
168

− Memasukan beton segar kedalam kerucut hingga penuh.

− Setelah beton segar sudah terisi penuh, Langkah selanjutnya yaitu mengangkat
tabung kerucut tersebut keatas dengan gerakan yang stabil.

Proses pengangkatan
tabung kerucut

− Langkah selanjutnya adalah menunggu beton segar menyebar hingga membentuk


lingkaran sampai berhenti.

Proses slump melebar Slumpflow


169

− Melakukan pengukuran diameter pada dua arah lingkaran yaitu diameter vertikal
dan diameter horizontal.

Pengukuran Pengukuran diameter


diameter vertikal Horizontal

− Setelah selesai mengukur diameter, Langkah selanjutnya adalah memasukan beton


segar tersebut kedalam silinder cetakan sebelum beton tersebut mengeras dan
lakukan penimbangan berat benda uji.

You might also like