Professional Documents
Culture Documents
1280-Article Text-17147-1-10-20191001
1280-Article Text-17147-1-10-20191001
PEMANFAATANNYA
Hendrikus Asalnaije
Manajemen Pendidikan, Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya
Email: hendrikusasalnaije01@mhs.unesa.ac.id
Abstract: The management of facility and infrastructure is the whole components in the process of
education both directly and indirectly influence the achievement of education itself. The purpose of
this research were (1) the planning of facility and infrastructure, (2) the providing of facility and
infrastructure, (3) the maintenance of facility and infrastructure, (4) the inventory of facility and
infrastructure, (5) the invalidating of facility and infrastructure, and to know the usage of facility and
infrastructure in Physical and Health Education. This research is using qualitative approach and the
data was analyzed by using Miles and Huberman model, specifically data reduction, data
presentation, and conclusion. The result of the research were (1) the planning of facility and
infrastructure is divided into two parts, Coordination meeting and necessary decision. (2) The
providing of facility and infrastructure is made by surveying the price of the items and buying the
items.(3) the maintenance of facility and infrastructure used to be teacher’s responsible and it has
to be physical and health teacher. (4) The inventory of facility and infrastructure was made
regularly by listing on yellow card and would be reported to the local department.(5) The
invalidating of facility and infrastructure in SMA Negeri 1 Kefamenanuused tobe not done because
complicated process, the usage of facility and infrastructure is divided into two parts, (1) as learning
aid, (2) as modification of learning.
Keywords: Facility and Infrastructure Management, Usage, Advantages
Abstrak: Manajemen sarana dan prasarana adalah semua komponen yang secara langsung
maupun tak langsung untuk jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan
itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) perencanaan sarana dan prasarana; (2) pengadaan
sarana dan prasarana; (3) pemeliharaan sarana dan prasarana; (4) inventarisasi sarana dan
prasarana; (5) penghapusan sarana dan prasarana. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Perencanaan sarana prasarana
terbagi atas 2 bagian yaitu Rapat koordinasi dan penentuan (2) Pengadaan sarana prasarana
dilakukan dengan cara mensurvei harga barang dan melakukan pengadaan. (3) Pemeliharaan
sarana prasarana biasanya diberikan langsung kepada guru dikjaskes untuk mengatur sarana dan
prasarana. (4) Inventarisasi sarana dan prasarana biasanya dilakukan seara berkala yang ditulis
pada kartu kuning dan dilaporkan pada dinas setempat. (5) Penghapusan sarana prasarana di
SMa Negeri 1 Kefamenanu biasanya tidak dilakukan. Pemanfaatan sarana prasarana yang
dilakukan terbagi atas 2 bagian yaitu (1) proses pembelajaran (2) proses modifikasi pembelajaran
Kata Kunci: Manajemen Sarana Prasarana, Pemanfaatan
94
Hendrikus Asalnaije, Manajemen Sarana Prasarana Dikjaskes dan Pemanfaatannya 95
penting yang secara langsung bersentuhan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui
dengan proses produksi dalam dunia aktivitas jasmani olahraga.
pendidikan. Sekolah memiliki peranan yang Didalam intensifikasi penyelenggaraan
sangat besar dalam menerima input pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
pendidikan dan mencetaknya menjadi manusia yang berlangsung seumur hidup,
generasi yang siap hidup didalam peranan pendidikan jasmani adalah sangat
masyarakat. penting, yang memberikan kesempatan
Salah satu upaya untuk mencapai kepada sisswa untuk terlibat langsung dalam
tujuan pendidikan adalah “pendidikan aneka pengelaman belajar melalui aktivitas
jasmani olahraga dan kesehatan jasmani, bermain dan olahraga yang
mempunyai peran yang besar, karena dilakukan secara sistematis. Pada
pendidikan jasmani olahraga dan pemaksimalan fungsi pendidikan jasmani,
kesehatan bukan hanya untuk dibutuhkan pelibatan dari berbagai komponen
mengembangkan potensi jasmaniah saja, di sekitar sekolah. Sebagaimana yang
melainkan juga untuk mengembangkan diungkapan oleh Stringer “The inclusion of
aktivitas jasmaniah secara menyeluruh families, teachers, and community in support
dalam arti perlu dikembangkan pula potensi of student learning is strongly voiced in the
afektif, kognitif serta sosial”. (Departemen New School Model” (Stringer & Blaik Hourani,
Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen 2013).
Direktoran Pendidikan Lanjutan Pertama, Pendidikan jasmani merupakan media
2004: 3). Sedangkan menurut Peraturan untuk mendorong perkembangan
Menteri Pendidikan Nasional Republik keterampilan motorik, kemampuan fisik,
Indonesia nomor 22 tahun 2006 halaman pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai
294, tentang Standar Kompetensi Lulusan (Sikap, Mental, Emosional, Spritual, Sosial),
(SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan dan pembinaan pola hidup sehat yang
menengah bahwa: “Pendidikan jasmani bermuara untuk merangsang pertumbuhan
olahraga dan kesehatan merupakan bagian serta perkembangan yang seimbang. Bucher
integral dari pendidikan secara (1979) Mengemukakan bahwa”
keseluruhan, bertujuan untuk “Pendidikan jasmani merupakan bagian
mengembangkan aspek kebugaran integral dari suatu proses pendidikan secara
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan keseluruhan, adalah proses pendidikan
berfikir kritis, keterampilan sosial, melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk
penalaran, stabilitas emosional, tindakan mengembangkan dan meningkatkan
moral, aspek pola hidup sehat dan kemampuan organik, neumuskuler,
pengenalan lingkungan bersih melalui interperatif, sosial, dan emosional”.
aktivitas jasmani, terpilih yang Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
direncanakan secara sistematis dalam jasmani siswa akan memperoleh berbagai
rangka mencapai tujuan pendidikan ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan
nasional”. Begitulah pentingnya mata pribadi yang menyenangkan serta berbagai
pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil,
kesehatan diberikan di setiap sekolah, oleh memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup
sebab itu menurut Undang-undang sehat dan memiliki pengetahuan serta
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pemahaman terhadap gerak manusia.
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Didalam pendidikan jasmani yang
bab IX pasal 37 bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang
olahraga dan kesehatan adalah salah satu memanfaatkan aktivitas fisik maka diperlukan
mata pelajaran yang wajib diberikan pada sarana dan prasarana didalam proses
semua jenjang sekolah baik SD/MI, pembelajaran berjalan dengan baik sesuai
SMP/MTs maupun SMA/SMK. tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan
Pendidikan jasmani pada dasarnya mampu menciptakan tubuh yang baik bagi
merupakan bagian integral dari sistem pikiran atau jiwa. Untuk memperlancar
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan penggunaan sarana dan prasarana perlu
untuk mengembangkan aspek kesehatan, adanya manajemen yang jelas didalam
kebugaran jasmani, keterampilan,berfikir proses pemanfaatan sarana dan prasarana
kritis, stabilitas emosional, keterampilan agar berjalan sesuai dengan tujannya.
96 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2018, Halaman 94 - 102
Tabel 1. Standar Persentase Penilaian Sarana dengan kurikulum yang berjalan atau berlaku.
dan Prasarana Dikjaskes
No Persentase (%) Kategori Manajemen Sarana Prasarana dikjaskes
1 81 – 100 Sangat Ideal dan pemanfaatannya di SMA Negeri 1
2 61 - 80 Ideal Kefamenanu
3 41 – 60 Cukup Ideal
Penyajian data dari hasil penelitian
4 21 – 40 Kurang Ideal
5 00 – 20 Sangat Kurang Ideal Manajemen Sarana Prasarana dikjaskes dan
Sumber: Suharsimi Arikunto (2006:115) Pemanfaatannya di SMA Negeri 1
Kefamenanu yang dipaparkan pada bab IV
Data yang dikumpulkan selanjutnya maka pembahasannya terdiri dari perencanan
diolah dan dianalisa dengan mengunakan sarana prasarana, pengadaan sarana
analisa deskriptif kualitatif yakni pemaparan prasarana, pemeliharaan sarana prasarana,
data berdasarkan kenyataan yang inventarisasi sarana prasarana, penghapusan
ditemukan dilokasi penelitian. Data yang sarana prasarana, pemanfaatan sarana
dianalisa dan hasilnya dipaparkan prasarana dan evaluasi sarana prasarana
sebagaimana adanya sesuai dengan dikjaskes dapat katakan bahwa Perencanaan
kenyataan. sarana prasarana dikjaskes di SMA Negeri 1
Kefamenanu dilakukan setiap tahun anggaran
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam hal ini dibuat dalam anggaran belanja
Sarana Prasarana Dikjaskes di SMA sekolah diantaranya teridiri dari beberapa
Negeri 1 Kefamenanu kebutuhan di sekolah yaitu anggaran
Sarana prasarana dikjaskes akademik, kesiswaan, humas, dan juga
merupakan salah satu sarana prasarana sarana prasarana. Sarana prasarana diatur
yang menunjang proses pembelajaran tersendiri anggarannya sehingga setiap
Dikjaskes, tentunya menuntut setiap proses kebutuhan menyangkut sarana prasarana
pembelajaran dilaksanakan dengan bisa ditanggulanggi atau dimaksimalkan oleh
mengadakan praktek. yang membidangi sarana prasarana itu
Berdasarkan peraturan menteri sendiri.
pendidikan nasional Republik Indonesia Didalam melakukan kebutuhan sarana
nomor 24 Tahun 2007 tentang standar prasarana SMA Negeri 1 Kefamenanu
sarana prasarana SD/MI, memiliki Wakasek Sarana prasarana yang
SMP/MTS,SMA/MA didalamnya memuat mengatur tingkat kebutuhan sarana
tentang jenis,rasio dan deskripsi sarana prasarana itu sendiri dan tidak ada panitia
tempat bermain/berolahraga Sekolah yang menangani atau pun mengelola tingkat
Menengah Atas adalah sebagai berikut : kebutuhan sarana prasarana di SMA Negeri 1
Untuk peralatan bola voli minimum Kefamenanu. Untuk mengetahui tingkat
terdapat 1 set/sekolah dengan jumlah bola kebutuhan sarana prasarana di SMA Negeri 1
voli 6 bola,1 buah net,1 lapangan. Untuk Kefamenanu dilakukannya dengan meminta
peralatan sepak bola minimum terdapat 1 kepada guru-guru mata pelajaran yang mana
set/sekolah dengan jumlah bola sepak 6 dilakukan pada setiap semester sehingga
bola 1 lapangan. Pada peralatan senam 1 sarana yang sangat urgent dibutuhkan dapat
set/sekolah dengan minimum terdapat dimasukan pada anggaran belanja sarana
matras, peti loncat, tali loncat, simpai, parasarana.
tongkat,. Peralatan atletik terdapat 1 Ketika melakukan analisis kebutuhan
set/sekolah dengan deskripsi minimum tentang sarana prasarana di SMA Negeri 1
terdapat lempar lembing, cakram, peluru, Kefamenanu dilakukan dengan cara melihat
tongkat estafet, dan bak loncat. jumlah atau banyaknya siswa di sekolah
Didalam proses kegiatan belajar dengan jumlah guru dikjaskes yang mana
mengajar akan berhasil atau tidak pada dibagi sesuai dengan kebutuhan guru untuk
pelajaran Dikjaskes salah satunya melakukan pembelajaran dan kebutuhan
ditentkan juga dari tersedianya sarana siswa, namun kesemuaanya itu hanya dapat
prasarana dikjaskes yang mana merupakan diketahui melalui guru dikjaskes yang
suatu alat untuk membantu memperlancar memberikan data analisis kebutuhan sarana
kegiatan belajar mengajar sehingga pada prasarana.
pelaksanaannya dapat berjalan sesuai
100 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2018, Halaman 94 - 102