Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

MANAJEMEN SARANA PRASARANA DIKJASKES DAN

PEMANFAATANNYA

Hendrikus Asalnaije
Manajemen Pendidikan, Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya
Email: hendrikusasalnaije01@mhs.unesa.ac.id

Abstract: The management of facility and infrastructure is the whole components in the process of
education both directly and indirectly influence the achievement of education itself. The purpose of
this research were (1) the planning of facility and infrastructure, (2) the providing of facility and
infrastructure, (3) the maintenance of facility and infrastructure, (4) the inventory of facility and
infrastructure, (5) the invalidating of facility and infrastructure, and to know the usage of facility and
infrastructure in Physical and Health Education. This research is using qualitative approach and the
data was analyzed by using Miles and Huberman model, specifically data reduction, data
presentation, and conclusion. The result of the research were (1) the planning of facility and
infrastructure is divided into two parts, Coordination meeting and necessary decision. (2) The
providing of facility and infrastructure is made by surveying the price of the items and buying the
items.(3) the maintenance of facility and infrastructure used to be teacher’s responsible and it has
to be physical and health teacher. (4) The inventory of facility and infrastructure was made
regularly by listing on yellow card and would be reported to the local department.(5) The
invalidating of facility and infrastructure in SMA Negeri 1 Kefamenanuused tobe not done because
complicated process, the usage of facility and infrastructure is divided into two parts, (1) as learning
aid, (2) as modification of learning.
Keywords: Facility and Infrastructure Management, Usage, Advantages

Abstrak: Manajemen sarana dan prasarana adalah semua komponen yang secara langsung
maupun tak langsung untuk jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan
itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) perencanaan sarana dan prasarana; (2) pengadaan
sarana dan prasarana; (3) pemeliharaan sarana dan prasarana; (4) inventarisasi sarana dan
prasarana; (5) penghapusan sarana dan prasarana. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Perencanaan sarana prasarana
terbagi atas 2 bagian yaitu Rapat koordinasi dan penentuan (2) Pengadaan sarana prasarana
dilakukan dengan cara mensurvei harga barang dan melakukan pengadaan. (3) Pemeliharaan
sarana prasarana biasanya diberikan langsung kepada guru dikjaskes untuk mengatur sarana dan
prasarana. (4) Inventarisasi sarana dan prasarana biasanya dilakukan seara berkala yang ditulis
pada kartu kuning dan dilaporkan pada dinas setempat. (5) Penghapusan sarana prasarana di
SMa Negeri 1 Kefamenanu biasanya tidak dilakukan. Pemanfaatan sarana prasarana yang
dilakukan terbagi atas 2 bagian yaitu (1) proses pembelajaran (2) proses modifikasi pembelajaran
Kata Kunci: Manajemen Sarana Prasarana, Pemanfaatan

Pendidikan memiliki arti yang bersifat yang bermartabat dalam rangka


mutlak dan berlangsung seumur hidup. mencerdasaskan kehidupan bangsa,
Kebijakan pembangunan pendidikan di bertujuan untuk berkembangnya potesnsi
Indonesia telah ditetapkan dalam Undang- peserta didik agar menjadi manusia yang
undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3, Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
yaitu “Pendidikan Nasional berfungsi cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
mengembangkan kemampuan dan Negara yang demokratis serta bertanggung
membentuk watak serta peradaban bangsa jawab”.Pihak sekolah merupakan elemen

94
Hendrikus Asalnaije, Manajemen Sarana Prasarana Dikjaskes dan Pemanfaatannya 95

penting yang secara langsung bersentuhan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui
dengan proses produksi dalam dunia aktivitas jasmani olahraga.
pendidikan. Sekolah memiliki peranan yang Didalam intensifikasi penyelenggaraan
sangat besar dalam menerima input pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
pendidikan dan mencetaknya menjadi manusia yang berlangsung seumur hidup,
generasi yang siap hidup didalam peranan pendidikan jasmani adalah sangat
masyarakat. penting, yang memberikan kesempatan
Salah satu upaya untuk mencapai kepada sisswa untuk terlibat langsung dalam
tujuan pendidikan adalah “pendidikan aneka pengelaman belajar melalui aktivitas
jasmani olahraga dan kesehatan jasmani, bermain dan olahraga yang
mempunyai peran yang besar, karena dilakukan secara sistematis. Pada
pendidikan jasmani olahraga dan pemaksimalan fungsi pendidikan jasmani,
kesehatan bukan hanya untuk dibutuhkan pelibatan dari berbagai komponen
mengembangkan potensi jasmaniah saja, di sekitar sekolah. Sebagaimana yang
melainkan juga untuk mengembangkan diungkapan oleh Stringer “The inclusion of
aktivitas jasmaniah secara menyeluruh families, teachers, and community in support
dalam arti perlu dikembangkan pula potensi of student learning is strongly voiced in the
afektif, kognitif serta sosial”. (Departemen New School Model” (Stringer & Blaik Hourani,
Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen 2013).
Direktoran Pendidikan Lanjutan Pertama, Pendidikan jasmani merupakan media
2004: 3). Sedangkan menurut Peraturan untuk mendorong perkembangan
Menteri Pendidikan Nasional Republik keterampilan motorik, kemampuan fisik,
Indonesia nomor 22 tahun 2006 halaman pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai
294, tentang Standar Kompetensi Lulusan (Sikap, Mental, Emosional, Spritual, Sosial),
(SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan dan pembinaan pola hidup sehat yang
menengah bahwa: “Pendidikan jasmani bermuara untuk merangsang pertumbuhan
olahraga dan kesehatan merupakan bagian serta perkembangan yang seimbang. Bucher
integral dari pendidikan secara (1979) Mengemukakan bahwa”
keseluruhan, bertujuan untuk “Pendidikan jasmani merupakan bagian
mengembangkan aspek kebugaran integral dari suatu proses pendidikan secara
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan keseluruhan, adalah proses pendidikan
berfikir kritis, keterampilan sosial, melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk
penalaran, stabilitas emosional, tindakan mengembangkan dan meningkatkan
moral, aspek pola hidup sehat dan kemampuan organik, neumuskuler,
pengenalan lingkungan bersih melalui interperatif, sosial, dan emosional”.
aktivitas jasmani, terpilih yang Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
direncanakan secara sistematis dalam jasmani siswa akan memperoleh berbagai
rangka mencapai tujuan pendidikan ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan
nasional”. Begitulah pentingnya mata pribadi yang menyenangkan serta berbagai
pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil,
kesehatan diberikan di setiap sekolah, oleh memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup
sebab itu menurut Undang-undang sehat dan memiliki pengetahuan serta
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pemahaman terhadap gerak manusia.
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Didalam pendidikan jasmani yang
bab IX pasal 37 bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang
olahraga dan kesehatan adalah salah satu memanfaatkan aktivitas fisik maka diperlukan
mata pelajaran yang wajib diberikan pada sarana dan prasarana didalam proses
semua jenjang sekolah baik SD/MI, pembelajaran berjalan dengan baik sesuai
SMP/MTs maupun SMA/SMK. tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan
Pendidikan jasmani pada dasarnya mampu menciptakan tubuh yang baik bagi
merupakan bagian integral dari sistem pikiran atau jiwa. Untuk memperlancar
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan penggunaan sarana dan prasarana perlu
untuk mengembangkan aspek kesehatan, adanya manajemen yang jelas didalam
kebugaran jasmani, keterampilan,berfikir proses pemanfaatan sarana dan prasarana
kritis, stabilitas emosional, keterampilan agar berjalan sesuai dengan tujannya.
96 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2018, Halaman 94 - 102

Menurut Sebagio, M.S (2007:29) mengungkapkan salah satu keberhasilan


menjelaskan tentang manajemen sarana kegiatan pendidikan dipengaruhi oleh
dan prasarana berikut ini: beberapa faktor, diantaranya seperti
“Manajemen sarana dan prasarana kurikulum, metode belajar mengajar, guru,
merupakan proses kegiatan perencanaan, serta sarana dan prasarana pendidikan
pengorganisasian, pengadaan, (Hakim, 2016). Dari beberapa pengertian di
pemeliharaan, penghapusan dan atas dapat diartikan bahwa sarana prasarana
pengedalian logistik atau perlengkapan”. oloahraga adalah sumber daya pendukung
Dengan demikian dapat ditarik suatu yang terdiri dari segala bentuk jenis
kesimpulan bahwa manajemen sarana dan bangunan/tanpa bangunan yang digunakan
prasarana pendidikan adalah semua untuk perlengkapan olah raga. Sarana
komponen yang secara langsung maupun prasarana olahraga yang baik dapat
tak langsung untuk jalannya proses menunjang pertumbuhan masyarakat yang
pendidikan untuk mencapai tujuan dalam baik.
pendidikan itu sendiri. “While a safe Sarana dan prasarana merupakan salah
learning space is crucial as a setting for satu sumber daya pendidikan yang perlu dan
education, permanent learning facilities are sangat penting dikelola dengan baik serta
essential for sustaining an education merupakan bagian yang tidak dapat
infrastructure” (Kim, Moses, Jang, & Wils, dipisahkan dari manajemen
2011) yang artinya adalah selain pendidikan(Megasari, 2014). Dengan
lingkungan belajar yang aman, sarana menganalisis sarana dan prasarana
prasarana yang lengkap dan permanen pendidikan menjadi satu langkah yang
begitu penting untuk memaksimalkan penting untuk dilakukan disetiap lembaga
proses pembelajaran. Sarana olahraga pendidikan (Mulyasa, 2018). Sarana
adalah sumber daya pendukung yang prasarana olahraga yang baik dapat
terdiri dari segala bentuk dan jenis menunjang pertumbuhan masyarakat yang
peralatan serta perlengkapan yang baik. Sebagaimana yang dikemukakan
digunakan dalam kegiatan olah raga. Peurach “The more weakly developed and
Prasarana olah raga adalah sumber daya coordinated the infrastructure, the greater the
pendukung yang terdiri dari tempat olah need for teachers and school leaders to focus
raga dalam bentuk bangunan di atasnya their time and attention on addressing or
dan batas fisik yang statusnya jelas dan overcoming those weaknesses and, thus, the
memenuhi persyaratan yang ditetapkan less potential to focus on identifying and
untuk pelaksanaan program kegiatan olah addressing the educational needs of students”
raga. Namun pemerintah juga harus (Peurach & Neumerski, 2015). Dikemukakan
memahami ketika berhadapan dengan oleh Pramono bahwa Kinerja guru secara
kelompok masyarakat yang minim literasi tidak langsung dipengaruhi oleh sarana
pada saat membuat keputusan prasarana (Pramono, 2012). Pengelolaan
sebagaimana yang diungkapkan Abadzi sarana dan prasarana pembelajaran yang
“donors and governments must understand ada di sebuah sekolah juga akan efektif dan
better the decision-making dilemmas of efisien apabila dapat didukung oleh sumber
people with limited literacy” (Abadzi, 2013). daya manusia yang professional (Ikawati,
Pierre menyatakan “moreover, a long-term 2018).
strategy inevitably requires a ‘vision’ from Namun sesuai dengan kenyataan yang
which the strategic objectives, the expected ada bahwa sebagian besar sekolah tidak
results and the implementation processes memiliki sarana dan prasarana untuk
of a policy can be defined” (Luisoni, 2003). melakukan proses pembelajaran penjaskes
Pada akhirnya pemerintah mencoba untuk yang memadai, baik mutu apalagi jumlahnya.
memberikan yang terbaik sesuai tataran Padahalindikator keberhasilan sarana dan pra
ideal pemerintah, bukan sesuai dengan sarana yaitu 90 persen sekolah memiliki sara
kondisi sekolah “governments are trying to na dan prasarana minimal sesuai dengan sta
mobilize innovative, alternative approaches ndart teknis yang ditetapkan secara nasional
to delivering high quality, relevant and (Djatmiko, 2006). Manajemen ditambah
effective education services to their sarana dan prasarana memegang peran
populations” (Mar, 2004). Hakim penting dalam menunjang
Hendrikus Asalnaije, Manajemen Sarana Prasarana Dikjaskes dan Pemanfaatannya 97

pembangunan(Pahlevi, Imron, & from traditional teaching methods to a more


Kusumaningrum, 2016). Sarana dan inquiry-centered approach is difficult to enact”
prasarana dan media pengajaran penjas (Byers & Fitzgerald, 2002). Minimnya fasilitas
merupakan salah satu faktor yang pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah,
menentukan dalam kegiatan pembelajaran menuntut guru pendidikan jasmani lebih
penjas sehingga perlu diketahui kreatif untuk menciptakan peralatan dan
pemanfaatan dari sarana prasarana perlengkapan lapangan sesuai dengan
olaharaga. Sebagaimana yang kondisi siswa dan sekolahnya. Guru yang
diungkapkan oleh Cardenas “The kreaktif akan mampu menciptakan sesuatu
heterogeneity in school and community yang baru, atau memodifikasi sesuatu yang
resources and capacities conditions the sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang
way in which teachers and principals menarik, sehingga siswa merasa senang
respond to the incentives provided by the mengikuti pembelajaran.
programme, with the least changes Dari beberapa pengertian di atas dapat
observed in the least-endowed schools” disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
(Cárdenas, 2000). merupakan suatu rencana tindakan
Pengelolaan dan pemanfaatan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga
sumberdaya sekolah begitu penting untuk penggunaan metode dan pemanfaatan
peningkatan kualitas pendidikan. berbagai sumber daya/kekuatan dalam
Pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam
merupakan bagian dari strategi pengajaran, penyusunan suatu strategi baru sampai pada
maka dengan adanya sarana dan proses penyusunan rencana kerja belum
prasarana yang memadai guru dapat sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk
menggunakan strategi yang tepat terkait mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa
dengan tujuan-tujuan pengajaran. supaya arah dari semua keputusan penyusunan
siswa dapat menerima instruksi atau strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga
informasi dari guru pada saat proses penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pelajaran. Namun yang perlu dipahami pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber
adalah tidak semua sekolah mampu belajar semuanya diarahkan dalam upaya
menyediakan sarana dan prasarana yang pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu
memadai. Fakta di lapangan ternyata dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang
masih ditemui berbagai persoalan dapat diukur keberhasilannya.
pengelolaan sarana dan prasarana Berdasarkan latar belakang diatas
pendidikan (Senior, 2013). akhirnya penulis tertarik untuk melakukan
Proses pembelajaran akan berjalan penelitian dengan judul:“ Manajemen Sarana
dengan baik ketika pemanfaatan sarana Prasarana Dikjaskes Dan Pemanfaatannya
dan prasarana memadai, namun didalam Di SMA Negeri 1 Kefamenanu”
pemanfaatan sarana prasarana tidak Berdasarkan latar belakang, maka fokus
terlepasa dari strategi pembelajaran penelitian dalam penelitian ini peneliti uraikan
sehingga dengan adanya strategi dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian
pembelajaran pemanfaatan sarana sebagai berikut (1) Bagaimana manajemen
prasarana berjalan sesuai dengan tujuan sarana prasarana dikjaskes Di SMA Negeri 1
yang diinginkan dan proses Kefamenanu yang meliputi perencanaan
pembelajaranpun berjalan baik. kebutuhan, pemanfaatan sarana prasarana
Sebagaimana yang diungkapkan berikut ini dan inventarisasi sarana prasarana Dikjaskes
“Efforts must be directed at understanding di SMA Negeri 1 Kefamenanu? Dan (2)
and addressing these different groups, Bagaimana pemanfaatan sarana prasarana
while at the same time letting them Dikjaskes di SMA Negeri 1 Kefamenanu?
anticipate what the technology might do for
them” (Goldman, 1998). METODE
Strategi pembelajaran adalah suatu Pendekatan penelitian yang digunakan
kegiatan pembelajaran yang harus dalam penelitian ini adalah pendekatan
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan kualitatif untuk menggali informasi mengenai
pembelajaran dapat dicapai secara efektif manajemen sarana prasarana dikjaskes dan
dan efisien. Byers menyatakan “change pemanfaatannya. Dengan penelitian kualitatif
98 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2018, Halaman 94 - 102

sehingga peneliti dapat memperoleh waktu untuk wawancarq dan bersemangat


gambaran tentang fenomena-fenomena untuk berperan serta dalam penelitian."
dan kenyataan-kenyataan yang relevan Informan pnelitian diharapkan dapat
dengan objek penelitian.Peneliti mengamati memberikan dafa dan informasi yang akurat
subjek dalam lingkungannya, berinteraksi dan kredibel tentang kajian petrelitian,
dan menafsirkan pendapat subjek tentang sehingga dalarn menginterpretasi tema dan
dunia sekitar (Nasution, 2002:5). Penelitian pola dapat menjawab kebutuhan dan
kualitatif merupakan studi yang mendalam mempengaruhi kebijakan pengambilan
dengan menggunakan teknik pengumpulan keputusan yang akan datang. Yang menjadi
data langsung dari subyek dalam informan peneliti dalam penelitian ini meliputi,
lingkungan alamiahnya (Ghony & l) Kepala Sekolah, 2) Bendahara, 3) Guru
Almanzur, 2012:51). Tujuannya unfuk Dikjaskes, 4) Siswa-siswi SMA Negeri 1
menggali suatu makna yang muncul di Kefamenanu.
kancah penelitian atau dicapai dengan Teknik pengumpulan data mempunyai
subyek dalam situasi hidup sosial. peranan yang besar dalam rangkaian
Penelitian deskriptif kualitatif ini kegiatan penelitian. Oleh karena itu,
digunakan untuk mengungkapkan, teknik pengumpulan data harus
mendeskripsikan serta menganalisis fungsi- dipertimbangkan sebaik mungkin, karena
fungsi fundamental terhadap Manajemen nantinya akan mempengaruhi proses analisis
Sarana Prasarana Dikjaskes Dan data Teknik pengumpulan data yang dipakai
Pemanfaatannya Di SMA Negeri 1 dalam penelitian ini meliputi: 1) observasi, 2)
Kefamenanu. wawancara 3) dokumentasi.
Peran peneliti dalam penelitian Analisis data yang digunakan untuk
kualitatif adalah sebagai instrumen kunci mengetahui Manajemen Sarana Prasarana
(key instrument) dalam menelaah dan Dikjaskes Dan Pemanfaatannya, dalam
mengeksplorasikan seluruh ruang secara penelitian ini adalah analisis kualitatif. Teknik
cermat, tertib, dan leluasa (Ghony & analisis ini untuk menggambarkan
Aknanshw,2012:59). Dengan kata lain manajemen sarana prasarana dikjaskes dan
penelitian kualitatif bergantung pada orang pemanfaatannya di SMA Negeri 1
yang menelitinya Untuk lebih jelasnya Kefamenanu. Sebelum dilakukan kegiatan
menurut Bogdan & Biklen (dalam Ghony & analisis, maka peneliti terlebih dahulu
Almanshur, 2012:95-96), bahwa: "Qalitotive melakukan pengumpulan data. Setelah data
research hos the natural setting as tlrc terkumpul, maka selanjutnya adalah
direct source of don adn the researcher is mentabulasikan data berdasarkan jenisnya.
the keyinstrument." Artinya manusia Langkah-langkah pengumpulan data
sebagai instrumen kunci adalah peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
sebagai alat pengumpulan data utama. a) Mendata jumlah siswa di sekolah, jumlah
Oleh karena itu, peneliti harus siswa tiap kelas, jumlah kelas.
membekali diri dengan sejumlah referensi b) Mendata sarana dan prasarana
yang memiliki keterkaitan dengan substansi pembelajaran dikjaskes untuk masing-
penelitian, untuk menunjang proses masing cabang olahraga yang diajarkan di
penelitian, karena peneliti berperan sebagai sekolah
key instrunent, sehinggga peneliti perlu c) Menentukan jumlah ideal sarana
untuk membangun kominikasi secara prasarana Dikjaskes di sekolah
intens dengan informan, pembimbing, d) Mempresentasikan jumlah sarana dan
pakar, ternan sejawat untuk kepentingan prasarana Dikjaskes di sekolah yang
interpretasi tema dan pola yarg ditemukan bersangkutan
di kancah penelitian. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Morse (dalam Denzin & Lincoln,
2009:289), bahwa: "seorang infroman yang
baik adalah seorang yang mampu
menangkap, memahami, dan memenuhi e) Menarik simpulan dengan menggunakan
permintaan peneltti, memiliki kemampuan standar prosentasi penilaian sarana dan
reflektif, bersifat artikulatif, meluangkan prasarana, sebagai berikut:
Hendrikus Asalnaije, Manajemen Sarana Prasarana Dikjaskes dan Pemanfaatannya 99

Tabel 1. Standar Persentase Penilaian Sarana dengan kurikulum yang berjalan atau berlaku.
dan Prasarana Dikjaskes
No Persentase (%) Kategori Manajemen Sarana Prasarana dikjaskes
1 81 – 100 Sangat Ideal dan pemanfaatannya di SMA Negeri 1
2 61 - 80 Ideal Kefamenanu
3 41 – 60 Cukup Ideal
Penyajian data dari hasil penelitian
4 21 – 40 Kurang Ideal
5 00 – 20 Sangat Kurang Ideal Manajemen Sarana Prasarana dikjaskes dan
Sumber: Suharsimi Arikunto (2006:115) Pemanfaatannya di SMA Negeri 1
Kefamenanu yang dipaparkan pada bab IV
Data yang dikumpulkan selanjutnya maka pembahasannya terdiri dari perencanan
diolah dan dianalisa dengan mengunakan sarana prasarana, pengadaan sarana
analisa deskriptif kualitatif yakni pemaparan prasarana, pemeliharaan sarana prasarana,
data berdasarkan kenyataan yang inventarisasi sarana prasarana, penghapusan
ditemukan dilokasi penelitian. Data yang sarana prasarana, pemanfaatan sarana
dianalisa dan hasilnya dipaparkan prasarana dan evaluasi sarana prasarana
sebagaimana adanya sesuai dengan dikjaskes dapat katakan bahwa Perencanaan
kenyataan. sarana prasarana dikjaskes di SMA Negeri 1
Kefamenanu dilakukan setiap tahun anggaran
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam hal ini dibuat dalam anggaran belanja
Sarana Prasarana Dikjaskes di SMA sekolah diantaranya teridiri dari beberapa
Negeri 1 Kefamenanu kebutuhan di sekolah yaitu anggaran
Sarana prasarana dikjaskes akademik, kesiswaan, humas, dan juga
merupakan salah satu sarana prasarana sarana prasarana. Sarana prasarana diatur
yang menunjang proses pembelajaran tersendiri anggarannya sehingga setiap
Dikjaskes, tentunya menuntut setiap proses kebutuhan menyangkut sarana prasarana
pembelajaran dilaksanakan dengan bisa ditanggulanggi atau dimaksimalkan oleh
mengadakan praktek. yang membidangi sarana prasarana itu
Berdasarkan peraturan menteri sendiri.
pendidikan nasional Republik Indonesia Didalam melakukan kebutuhan sarana
nomor 24 Tahun 2007 tentang standar prasarana SMA Negeri 1 Kefamenanu
sarana prasarana SD/MI, memiliki Wakasek Sarana prasarana yang
SMP/MTS,SMA/MA didalamnya memuat mengatur tingkat kebutuhan sarana
tentang jenis,rasio dan deskripsi sarana prasarana itu sendiri dan tidak ada panitia
tempat bermain/berolahraga Sekolah yang menangani atau pun mengelola tingkat
Menengah Atas adalah sebagai berikut : kebutuhan sarana prasarana di SMA Negeri 1
Untuk peralatan bola voli minimum Kefamenanu. Untuk mengetahui tingkat
terdapat 1 set/sekolah dengan jumlah bola kebutuhan sarana prasarana di SMA Negeri 1
voli 6 bola,1 buah net,1 lapangan. Untuk Kefamenanu dilakukannya dengan meminta
peralatan sepak bola minimum terdapat 1 kepada guru-guru mata pelajaran yang mana
set/sekolah dengan jumlah bola sepak 6 dilakukan pada setiap semester sehingga
bola 1 lapangan. Pada peralatan senam 1 sarana yang sangat urgent dibutuhkan dapat
set/sekolah dengan minimum terdapat dimasukan pada anggaran belanja sarana
matras, peti loncat, tali loncat, simpai, parasarana.
tongkat,. Peralatan atletik terdapat 1 Ketika melakukan analisis kebutuhan
set/sekolah dengan deskripsi minimum tentang sarana prasarana di SMA Negeri 1
terdapat lempar lembing, cakram, peluru, Kefamenanu dilakukan dengan cara melihat
tongkat estafet, dan bak loncat. jumlah atau banyaknya siswa di sekolah
Didalam proses kegiatan belajar dengan jumlah guru dikjaskes yang mana
mengajar akan berhasil atau tidak pada dibagi sesuai dengan kebutuhan guru untuk
pelajaran Dikjaskes salah satunya melakukan pembelajaran dan kebutuhan
ditentkan juga dari tersedianya sarana siswa, namun kesemuaanya itu hanya dapat
prasarana dikjaskes yang mana merupakan diketahui melalui guru dikjaskes yang
suatu alat untuk membantu memperlancar memberikan data analisis kebutuhan sarana
kegiatan belajar mengajar sehingga pada prasarana.
pelaksanaannya dapat berjalan sesuai
100 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2018, Halaman 94 - 102

Saat melakukan kebutuhan sarana untuk memperhatikan sarana prasarana


prasarana dilakukan dengan seleksi terkait dikjaskes, Namun dari Wakasek sarana
kebutuhan sarana prasarana yang prasarana tetap menyediakan beberapa alat
dibutuhkan dimana yang berperan penting misalnya lemari untuk menyimpan bola, net
didalam melakukan seleksi sarana dan sebagainya tetapi dalam pemeliharaan
prasarana dikjaskes adalah guru dikjaskes sarana prasarana belum maksimal karena
karena guru dikjaskes yang mengetahui beberapa sarana prasarana pun masih
kebutuhan sarana prasarana apa yang berada di ruang guru sehingga belum ditata
perlu di tambah sehingga ketika sedemikian rupa agar lebih rapi.
melakukan belanja kebutuhan sarana Inventarisasi Sarana Prasarana
prasarana tidak salah. Dikjaskes di SMA Negeri 1 Kefamenanu
Pengadaan sarana prasarana di SMA dilakukan secara berkala atau secara terus-
Negeri 1 Kefamenanu dilakukan dengan menerus pada saat pembelian akan didata
cara melihat skala prioritas kebutuhan pada kartu inventarisasi barang sekolah dan
sarana prasarana dikjaskes agar tidak ketika pendataan biasanya dilakukan setahun
terjadi tumpang tindi yang mana ketika dan tidak dilakukan secara rutin setiab bulan
menetapkan proses kebutuhan sarana bahkan setiap minggu. Ketika melakuakn
prasarana dilakukan persemester dan pada inventarisasi dilihat dari barang yang
semester berikut yang dlihat sarana dibelanja, barang yang rusak atau pun sudah
prasarana yang rusak untuk diganti dan terpakai yang ditulis pada KIP A,KIP B, KIP C.
ditambah lagi dengan sarana prasarana Pada pemanfaatannya sarana prasarana
yang belum ada. dikjaskes di SMA Negeri 1 Kefamenanu
Proses pengadaan sarana prasarana dimana guru Dikjaskes SMA Negeri 1
biasanya dilakukan melalui pembelian Kefamenanu meskipun mengalami
secara langsung oleh wakasek sarana kekurangan sarana prasarana Dikjaskes
prasarana namun selama ini kebanyakan pada proses pembelajannya dibuat dengan
diberikan kesempatan kepada guru melakukan penjadawalan mengajar dan
olahraga untuk sendiri mengelola melakukan modifikasi pembelajaran agar
kebutuhan sarana prasarana ke toko yang berjalan dengan baik, sehingga dapat
bersangkutan. dikatakan bahwa guru dikjaskes SMA Negeri
Sarana prasarana yang dilakukan 1 Kefamenanu sangat profesioanal didalam
biasanya dikontrol dengan melakukan melaksanakan proses belajar mengajar.
pencatatan sesuai sarana prasarana yang Proses evaluasi yang dilakukan di SMA
dibelanjakan. Dimana sarana prasrana di Negeri 1 Kefamenanu dilakukan pada akhir
catat pada KIP A, KIP B,KIP C, KIP D dan semester gunanya untuk melihat kekurangan-
KIP E. Namun yang berkaitan dengan kekurangan yang ada dan untuk melihat
sarana prasarana di catat pada KIP B dan sarana prasarana yang belum memdai untuk
didata secara detail sesuai bidang diperbahrui lagi pada semester yang akan
kebutuhan agar bisa dipantau berapa datang.
banyak yang rusak, berapa banyak yang
baik dan berapa banyak yang rusak ringan KESIMPULAN
sehingga pada setiap semester dapaat Berdasarkan hasil penelitian dan
mengadakan pengadaan kembali untuk pembahasan mengenai manajemen sarana
yang rusak ringan maupun rusak berat. prasarana dikjaskes dan pemanfaatannya di
Pada proses pemeliharaan sarana SMA Negeri 1 Kefamenanu dapat
prasana dikjaskes dari wakasek sarana disimpulkan sebagai berikut. Perencanaan
prasarana dikembalikan kepada guru sarana prasarana dikjaskes di SMA Negeri 1
dikjaskes untuk memlihara dan menjaga Kefamenanu dilakukan setiap tahun anggaran
sarana prasarana tersebut, hal ini dilakukan dalam hal ini dibuat dalam anggaran belanja
karena Wakasek sarana prasarana tidak sekolah diantaranya teridiri dari beberapa
hanya melihat atau mengontrol sarana kebutuhan di sekolah yaitu anggaran
prasarana dikjaskes sendiri namun masih akademik, kesiswaan, humas, dan juga
banyak yang perlu dikontrol sesuai dengan sarana prasarana. Sarana prasarana diatur
fungsinya sebagai wakasek sarana tersendiri anggarannya sehingga setiap
prasarana dan guru dikjaskes lebih detail kebutuhan menyangkut sarana prasarana
Hendrikus Asalnaije, Manajemen Sarana Prasarana Dikjaskes dan Pemanfaatannya 101

bisa ditanggulanggi atau dimaksimalkan pembelajaran agar berjalan dengan baik,


oleh yang membidangi sarana prasarana sehingga dapat dikatakan bahwa guru
itu sendiri. dikjaskes SMA Negeri 1 Kefamenanu sangat
Pengadaan sarana prasarana di SMA profesioanal didalam melaksanakan proses
Negeri 1 Kefamenanu dilakukan dengan belajar mengajar.
cara melihat skala prioritas kebutuhan Proses evaluasi yang dilakukan di SMA
sarana prasarana dikjaskes agar tidak Negeri 1 Kefamenanu dilakukan pada akhir
terjadi tumpang tindi yang mana ketika semester gunanya untuk melihat kekurangan-
menetapkan proses kebutuhan sarana kekurangan yang ada dan untuk melihat
prasarana dilakukan persemester dan pada sarana prasarana yang belum memadai untuk
semester berikut yang dlihat sarana diperbahrui lagi pada semester yang akan
prasarana yang rusak untuk diganti dan datang.
ditambah lagi dengan sarana prasarana
yang belum ada. SARAN
Pada proses pemeliharaan sarana Setelah diperoleh temuan hasil
prasana dikjaskes dari wakasek sarana penelitian, maka penelitian ini memberikan
prasarana dikembalikan kepada guru beberapa masukan kepada pihak-pihak yang
dikjaskes untuk memlihara dan menjaga terkait untuk memperbaiki manajemen sarana
sarana prasarana tersebut, hal ini dilakukan prasarana dikjaskes dan pemanfaatannya di
karena Wakasek sarana prasarana tidak SMA Negeri 1 Kefamenanu :
hanya melihat atau mengontrol sarana 1. Kepala Sekolah SMA Negeri 1
prasarana dikjaskes sendiri namun masih Kefamenanu
banyak yang perlu dikontrol sesuai dengan a. Agar dapat lebih detail memperhatikan
fungsinya sebagai wakasek sarana kegiatan-kegiatan manajemen sarana
prasarana dan guru dikjaskes lebih detail prasarana dikjaskes dan pemanfaatannya
untuk memperhatikan sarana prasarana b. Agar menambah dan melengkapi sarana
dikjaskes, Namun dari Wakasek sarana prasarana yang dibutuhkan dalam proses
prasarana tetap menyediakan beberapa pembelajran Dikjaskes
alat misalnya lemari untuk menyimpan
bola, net dan sebagainya tetapi dalam 2. Wakasek sarana prasarana
pemeliharaan sarana prasarana belum a. Agar dapat mengiventarisasi barang-
maksimal karena beberapa sarana barang milik SMA Negeri 1 Kefamenanu
prasarana pun masih berada di ruang guru yang tidak dimasukkan dalam buku
sehingga belum ditata sedemikian rupa rekonsiliasi Barang Milik Negara (BMN)
agar lebih rapi. b. Agar lebih berperan aktif dan lebih detail
Inventarisasi Sarana Prasarana dalam merawat sarana prasarana
Dikjaskes di SMA Negeri 1 Kefamenanu dikjaskes di SMA Negeri 1 Kefamenanu
dilakukan secara berkala atau secara terus-
menerus pada saat pembelian akan didata 3. Guru Dikjaskes
pada kartu inventarisasi barang sekolah Lebih memperhatikan pada prestasi belajar
dan ketika pendataan biasanya dilakukan siswa
setahun dan tidak dilakukan secara rutin
setiab bulan bahkan setiap minggu. Ketika DAFTAR RUJUKAN
melakuakn inventarisasi dilihat dari barang
yang dibelanja, barang yang rusak atau Abadzi, H. (2013). School-based
pun sudah terpakai yang ditulis pada KIP management committees in low-income
A,KIP B, KIP C. countries: Can they improve service
Pada pemanfaatannya sarana delivery? Prospects, 43(2), 115–132.
prasarana dikjaskes di SMA Negeri 1 https://doi.org/10.1007/s11125-013-
Kefamenanu dimana guru Dikjaskes SMA 9267-9
Negeri 1 Kefamenanu meskipun
Byers, A., & Fitzgerald, M. A. (2002).
mengalami kekurangan sarana prasarana
Networking for leadership, inquiry, and
Dikjaskes pada proses pembelajannya
systemic thinking: A new approach to
dibuat dengan melakukan penjadawalan
inquiry-based learning. Journal of
mengajar dan melakukan modifikasi
102 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2018, Halaman 94 - 102

Science Education and Technology, Bukittinggi. Administrasi Pendidikan, 2,


11(1), 81–91. 1–13.
https://doi.org/10.1023/A:1013951531
Mulyasa. (2018). Pembelajaran Di Sd. Jurnal
841
Managemen Pendidikan, (2), 15–23.
Cárdenas, S. (2000). F e r n a n d o R e i m
Pahlevi, R., Imron, A., & Kusumaningrum, D.
e r s a n d S e r g i o C á r d e n a s.
E. (2016). Manajemen Sarana Dan
Cha, XXXVII(1).
Prasarana Untuk Meningkatkan Mutu
Djatmiko, E. (2006). Pengaruh Pembelajaran. Jurnal Manajemen
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Pendidikan, 25(1), 88–94.
Sarana Prasarana terhadap Kinerja
Peurach, D. J., & Neumerski, C. M. (2015).
Guru SMP Negeri Kota Semarang
Mixing metaphors: Building infrastructure
(The Effect of the Principal’s
for large scale school turnaround.
Leadership and Facilities on the
Journal of Educational Change, 16(4),
Teacher’s Performance of State Junior
379–420. https://doi.org/10.1007/s10833-
High Schools of Semarang
015-9259-z
Municipality). Fokus Ekonomi, 1(2),
19–30. Pramono, H. (2012). Pengaruh Sistem
Pembinaan, Sarana Prasarana Kinerja
Goldman, M. (1998). National school
Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar
network testbed research. 9(2), 44–70.
Di Kota Semarang. Jurnal Penelitian
Hakim, L. (2016). Manajemen Sarana Dan Pendidikan Vol. 29 Nomor 1 Tahun
Prasarana Sekolah Alam. Jurnal 2012, 29, 7–16.
Manajemen Dan Supervisi Pendidikan,
Senior, T. (2013). Jurnal Akuntabilitas
1(1), 60–66.
Manajemen Pendidikan. 2, 44–57.
https://doi.org/10.17977/um025v1i120
16p060 Stringer, P., & Blaik Hourani, R. (2013).
Home-school relationships: A school
Ikawati, A. (2018). pengelolaan sarana dan
management perspective. Educational
prasarana pembelajaran produktif di
Research for Policy and Practice, 12(2),
SMKN 3 Makasar. 1–15.
149–174. https://doi.org/10.1007/s10671-
Kim, H., Moses, K. D., Jang, B., & Wils, A. 012-9134-0
(2011). Viewing the reconstruction of
primary schooling in Southern Sudan
through education data, 2006-2009.
Prospects, 41(2), 283–300.
https://doi.org/10.1007/s11125-011-
9189-3
Luisoni, P. (2003). P O L I C Y D I a L O G
U E a N D E D U C At I O N Schooling
for Tomorrow – W H At F U T U R E F
O R Our Schools ? XXXIV(2).
Mar, N. Y. (2004). Utilizing information and
communication technologies to
achieve lifelong education for all: A
case study of Myanmar. Educational
Research for Policy and Practice, 3(2),
141–166.
https://doi.org/10.1007/s10671-004-
8241-y
Megasari, R. (2014). Peningkatan
Pengelolaan Sarana Dan Prasarana
Pendidikan Untuk Meningkatan
Kualitas Pembelajaran Di Smpn 5

You might also like