ID Setengah Abad Amalgamasi Antara Etnis Jawa Dengan Etnis Tempatan Di Desa Siabu K

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

SETENGAH ABAD AMALGAMASI ANTARA ETNIS JAWA DENGAN ETNIS

TEMPATAN DI DESA SIABU KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMPAR

By: Kardiyan/ 1001120016


Kardiyan11@yahoo.com
Counsellor: Drs. Syamsul Bahri M.Si
Sociology Major The Faculty Of Social Science And Political Science
University of Riau, Pekanbaru
Campus Bina Widya Jl. H.R Soebrantas Km. 12.5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-
Telp / Fax. 0761-63277

ABSTRACT

This research conducted in the village of Salo Siabu District of Kampar which aims to
determine what factors affect Siabu village communities to undertake different wedding cultures
or amalgamation. This study, entitled "Half a Century Amalgamation Between Ethnic
Javanese With Locale In the village Siabu Salo District of Kampar". Formulation of the
problem in this research was to determine the characteristics of the people who do the
amalgamation, to know what factors affect people do amalgamation. To determine the
assimilation and acculturation that occured in couples who do amalgamation. The skind of the
research used in this research was descriptive qualitative research. Data collection was done by
interview, observation and documentation. The tools used were interview guidelines. Mechanical
for collecting respondents in this study was purposive sampling of respondents withdrawal based
on certain criteria. The results showed that the Javanese ethnic communities and local ethnic
already well integrated with the achievement of different cultures in society wedding. Factors
affecting villagers in Siabu do amalgamation was the similarity of religion, equality of work or
socio-economic status as well as the similarity of residence. Assimilation and acculturation that
occured in pairs amalgamsi covers in terms of language. Acculturation and assimilation which
occured in pairs amlagamasi the village community Siabu influenced by the dominance of a
couple of her partner and was also influenced by the neighborhood.

Keywords: Amalgamation, Factors Affecting Amalgamation

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 1


PENDAHULUAN akulturasi dan asimilasi pada masyarakat.
Latar Belakang Masalah Asimilasi merupakan proses sosial yang
Amalgamasi dapat terbentuk apabila terjadi dalam masyarakat yang kemudian
masyarakat sudah terintegrasi dengan menyebabkan masyarakat membuat
baik. Selain itu, sikap keterbukaan dan sebuah kebudayaan yang baru.
interaksi yang baik antara masyarakat Sedangkan akulturasi adalah peleburan
tempatan dengan masyarakat etnik Jawa dua unsur kebudayaan tetapi tidak
juga merupakan faktor-faktor yang menghilangkan kebudayaan yang awal
mendorong terjadinya amalgamasi. atau asli. Seseorang akan bertindak dan
Amalgamasi ini telah membuktikan berfikir seperti cara berfikir dalam
bahwa masyarakat Desa Siabu sudah masyarakat tempat dia berinteraksi.
terintegrasi dengan baik dan komunikasi Dalam hal ini, secara tidak sadar telah
yang menjadi faktor utama dari terjadi suatu percampuran budaya dalam
pembauran masyarakat yang multi etnik diri orang tersebut.Begitu halnya yang
sudah berjalan dengan lancar. Sikap terjadi pada masyarakat tempatan dan
keterbukaan dan plurasisme pada masyarakat transmigran dari Jawa yang
masyarakat telah menjadikan masyarakat melakukan transmigrasi ke Desa Siabu,
Desa Siabu sebagai masyarakat yang Kecamatan Salo, mereka mulai
tidak mempermasalahkan perbedaan ras melakukan asimiliasi ataupun akulturasi.
atau etnik dan telah mengakui bahwa Berdasarkan uraian yang telah
semua manusia memiliki persamaan hak. dipaparkan di atas, maka penulis tertarik
Berbagai macam faktor di atas telah untuk meneliti lebih jauh tentang
menggambarkan sedikit banyaknya apa ³6(7(1*$+ $%$' $0$/*$0$6,
saja yang mempengaruhi terjadinya ANTARA ETNIS JAWA DENGAN
amalgamasi dalam masyarakat. Selain ETNIS TEMPATAN DI DESA SIABU
keterbukaan atau pluralisme yang ada KECAMATAN SALO KABUPATEN
dalam masyarakat Desa Siabu, kita juga KAMPAR´
bisa melihat faktor ekonomi, sosial dan Rumusan Masalah
agama juga mempengaruhi terjadinya Berdasarkan dari latar belakang tersebut,
amalgamasi tersebut. maka rumusan masalah yang menjadi
Kesamaan ekonomi yang hampir pokok penelitian adalah:
sama pada masyarakat menjadikan salah 1. Siapa sajakah yang melakukan
satu faktor tercpainya integrasi yang kuat perkawinan campuran (Amalgamasi) di
diantara masyarakat tempatan dan Desa Siabu?
masyarakat transmigran. Selain kesamaan 2. Faktor-faktor apa saja yang
pekerjaan atau ekonomi, salah satu faktor mempengaruhi etnis jawa dan etnis
lainnya adalah kesamaan agama yang tempatan melakukan Amalgamasi di
memudahkan masyarakat untuk mudah Desa Siabu?
bergaul diantara masyarakat termasuk 3. Dalam perkawinan campuran
menjadikan kesamaan tersebut menjadi (Amalgamasi) antara etnis jawa dengan
salah satu faktor yang mempengaruhi etnis tempatan tersebut kebudayaan
terjadinya perkawinan antara masyarakat manakah yang dominan (Asimilasi) atau
tempatan dengan masyarakat melahirkan kebudayaan
transmigrasi. baru(Akulturasi)?
Individu yang melakukan amalgamasi Tujuan Penelitian
tersebut nantinya akan menghasilkan

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 2


Adapun yang menjadi tujuan dari status yang diraih dengan usaha.
penelitian ini adalah: (Banton, dalam sunarto 2000:150).
1. Untuk mengetahui masyarakat yang Kebudayaan
melakukan perkawinan campuran Menurut Koentjaningrat, kebudayaan
(Amalgamasi) adalah keseluruhan ide-ide, tindakan, dan
2. Untuk mengetahui apasaja faktor- hasil karya manusia dalam rangka
faktor yang mendorong atau kehidupan masyarakat yang dijadikan
mempengaruhi terjadinya perkawinan milik diri manusia dengan belajar.
campuran (Amalgamasi) Menurut Koentjaraningrat menyebutkan
3. Mengetahui kebudayaan yang ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia
dominan pada pasangan yang melakukan menyebutnya sebagai isi pokok
perkawinan campuran (Amalgamasi). kebudayaan. Ketujuh unsur
Manfaat Penelitian kebudayaantersebut adalah:
Manfaat penelitian ini adalah: 1. Sistem religi
1. Meningkatkan dan menambah 2. Sistem kemasyarakatan
wawasan untuk mengetahui lebih jauh 3. Sistem pengetahuan
mengenai amalgamasi pada kehidupan 4. Bahasa
masyarakat yang multi etnik, yaitu 5. Kesenian
di Desa Siabu, Kecamatan Salo. 6. Sistem mata pencaharian atau sistem
2. Sebagai acuan untuk peneliti ekonomi
selanjutnya yang memiliki tema dan 7. Sitem peralatan hidup
pembahasan penelitian yang sama. Asimilasi
3. Sebagai masukan terhadap ilmu Asimilasi adalah proses sosial yang
sosiologi dalam rangka pengembangan timbul bila ada golongan manusia dengan
ilmu pengetahuan di bidang pernikahan latar belakang budaya yang berbeda-beda
beda budaya atau amalgamasi. yang saling bergaul langsung secara
intensif untuk waktu yang lama sehingga
TINJAUAN PUSTAKA kebudayaan-kebudayaan goolongan-
Integrasi golongan tadi masing-masing berubah
Integrasi berasal dari bahasa inggris sifatnya yang khas dan juga unsur-
³LQWHJUDWLRQ´ \DQJ EHUarti kesempurnaan unsurnya masing-masing berubah
atau keseluruhan. Integrasi sosial wujudnya menjadi unsur-unsur
dimaknai sebagai keserasian dan proses kebudayaan campuran. Pada dasarnya
penyesuaian di antara unsur-unsur yang yang tersangkut dalam proses asimilasi
berbeda di dalam kehidupan masyarakat ini adalah suatu golongan mayoritas dan
sehinnga melahirkan masyarakat yang golongan minoritas.(Koentjaraningrat
serasi. 2002: 255).
Integrasi sosial adalah sebagai suatu
pola hubungan yang mengakui adanya Akulturasi
perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi Istilah akulturasi atau acculturation
tidak memberikan makna penting pada merupakan konsep mengenai proses
perbedaan ras tersebut. Hak dan sosial yang timbul bila suatu kelompok
kewajiban yang terkait dengan ras manusia dengan suatu kebudayaan
seseorang hanya terbatas pada bidang tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur
tertentu saja dan tidak ada sangkut dari suatu kebudayaan asing dengan
pautnya dengan bidang pekerjaan atau sedemikian rupa sehingga unsur

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 3


kebudayaan asing itu lambat laun Pekerjaan dapat di defenisikan sebagai
diterima dan diolah kedalam kebudayaan sebuah kegiatan aktif yang dilakukan
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya oleh manusia. Pekerjaan pada saat
kepribadian kebudayaan itu sendiri. sekarang ini sudah mempunyai
(Koentjaraningrat 2002:248) pembagian pekerjaan (spesialisasi).
Dalam hal sistem sosial di dalam
Amalgamasi masyarakat terdapat hak dan kewajiban,
Amalgamasi secara garis besar begitu juga dalam pekerjaan.
adalah perkawinan beda kebudayaan atau Stratifikasi atau pelapisan dalam
campuran. Amalgamasi berarti perbauran masyarakat secara sosial adalah
biolagis dua kelompok manusia yang pengelompokan masyarakat menurut
masing-masing memiliki ciri fisik yang status. Status seseorang dalam
berbeda, sehingga keduanya menjadi satu masyarakat diukur dari prestasi atau
rumpun. gengsi(kun muryari dan juju
Amalgamasi merupakan istilah kuno, suryawati,2001:25).
sekarang sebagian besar untuk Di dalam sistem sosial, Status dan
perkawinan dan antar pembiakan dari kedudukan merupakan hal yang tidak
etnik yang berbeda. Istilah amalgamasi terpisahkan dalam mayarakat. status dan
bisa mengacu pada antar pembiakan yang kedudukan seseorang akan menunjukkan
berbeda putih maupun etnis non putih, hak dan kewajiban seseorang individu
istilah perkawinan antar suku atau bangsa dalam masyarakat itu sendiri.
dimaksud antar pembiakan khusus untuk
kulit putih dan non putih, terutama Tempat Tinggal
Afrika-Amerika. Kesamaan tempat tinggal dalam hal ini
dapat tergambarkan dalam beberapa
Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya macam, diantaranya jarak tempat tinggal
Amlgamasi Di Desa Siabu antara masyarakat transmigrasi atau etnis
Agama jawa dengan masyarakat tempatan, lama
Agama adalah suatu sistem terpadu yang tinggal masyarakat etnis jawa dan
terdiri atas kepercayaan dan praktek yang hubungan masyarakat.
berhubungan dengan hal yang suci, dan Perkawinan yang terjadi antara
bahwa kepercayaan dan praktek tersebut masyarakat tempatan dengan etnis jawa
mempersatukan semua orang yang juga dipengaruhi oleh kesamaan tempat
beriman kedalam suatu komunitas moral tinggal. Jarak antara tempat tinggal antara
yang dinamakan dengan umat (Durkheim etnis yang berbeda akan menampakan
dalam Sunarto,2000:67). interaksi yang intens dan terus menerus
Menurut Hendropuspito, agama adalah dalam masyarakat.
suatu jenis sistem sosial yang dibuat
oleh penganut-penganutnya yang METODE PENELITIAN.
berproses pada kekuatan-kekuatan non Lokasi Penelitian
empiris yang dipercainya dan Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan
digayagunakannya untuk keselamatan Salo Kabupaten Kampar tepatnya di Desa
bagi mereka dan masyarakat luas pada Siabu. Alasan penulis mengambil lokasi
uumnya (Dadang kahmad: 129). penelitian ini adalah pada masyarakat
desa siabu terdapat perkawinan beda etnis
Kesamaan Pekerjaan atau ekonomi antara masyarakat transmigran dan

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 4


masyarakat tempatan serta peneliti sedikit Teknik dalam mengumpulkan data
banyaknya mengetahui lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah:
ini serta peneliti tertarik lebih jauh lagi a. Observasi (pengamatan)
meneliti tentang perkawinan antar etnik Observasi yaitu teknik pengumpulan data
Jawa dengan masyarakat tempatan dengan cara mengamati dan mencatat apa
tersebut. saja yang ingin diketahui oleh peneliti
untuk melengkapi data langsung dari
Subyek Penelitian lapangan. Observasi atau pengamatan
Dalam penelitian ini yang dijadikan dapat dilakukan langsung saat melakukan
sebagai populasi adalah masyarakat Desa wawancara dengan responden. Beberapa
Siabu. Mengingat penelitian ini adalah data yang diperoleh dari observasi dapat
mengenai integrasi masyarakat tempatan berupa seperti bentuk rumah, dan yang
dengan etnik Jawa dalam hal perkawinan berkaitan dengan responden yang tidak
antar etnik Jawa dengan masyarakat perlu lagi untuk ditanyakan.
tempatan, maka teknik pengambilan b. Pedoman Wawancara
sampel dilakukan dengan model Wawancara yaitu mengumpulkan data
Purposive Sampling yaitu pengambilan dengan cara tanya jawab secara langsung
sampel berdasarkan kriteria tertentu. terhadap responden dengan berpedoman
Adapun kriteria yang menjadi subyek kepada wawancara yang telah disediakan
penelitian oleh penulis adalah masyarakat sebelumnya dengan harapan memperoleh
yang menikah dengan pasangan yang data yang dapat dipercaya dan
berbeda etnik dalam hal ini antara dipertanggung jawabkan.
masyarakat tempatan dengan masyarakat Teknik wawancara yang digunakan
jawa atau masyarakat transmigrasi. dalam penelitian ini adalah wawancara
Subyek penelitian yang dijadikan sebagai mendalam (deep interview) kepada
informan adalah keluarga Yang telah bapak/ ibu yang melakukan pernikahan
melakukan amalgamasi, amalgamasi beda etnik di Desa Siabu.
tersebut antara etnis jawa dengan etnis c. Dokumentasi
tempatan Dokumentasi yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu dengan cara mencatat
Jenis Dan Sumber Data dan mengambil atau meng copy data
Data primer sekunder yang di perlukan untuk
Data primer merupakan data yang kepentingan penelitian. Seperti foto-foto
diperoleh secara langsung dari lapangan, aktivitas dalam melakukan peneletian dan
Seperti: identitas responden: nama, umur, lainnya.
agama dan lain sebagainya.
Analisis Data
Data sekunder Analisis data dilakukan secara
Data sekunder adalah data yang diperoleh kualitatif, data yang sudah dikumpulkan
dari instansi terkait dan sudah diolah kemudian disajikan dengan cara
oleh instansi terkait dalam hal ini dari deskriptif, yaitu menjelaskan dengan
Desa Siabu,seperti data jumlah penduduk kata-kata yang logis dan mudah
dan data yg lainnya yang berkaitan dimengerti dan dipahami.
dengan penelitian.
KARAKTERISTIK SUBYEK
Teknik Pengumpulan Data PENELITIAN

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 5


Profil Subyek Penelitian sangat mempengaruhi seseorang untuk
Dalam penelitian ini penulis melakukan meningkatkan taraf kehidupannya.
wawancara terhadap 9 (sembilan)
pasangan suami istri yang melakukan Etnis
perkawinan beda etnis yakni pernikahan Etnis merupakan salah satu alat yang
antara etnis Jawa dan etnis tempatan / menunjukan identitas diri seseorang.
melayu yang berada di Desa Siabu Dengan identitas etnis tersebut, kita dapat
Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. mengetahui dari mana seseorang berasal.
Penduduk Desa Siabu yang dominan
Umur seseorang akan mempengaruhi adalah suku Jawa dengan suku Melayu
pola pikir seiring bertambahnya tingkat atau masyarakat tempatan. Masyarakat
umur seseorang tersebut. Karena umur yang banyak melakukan amalgamasi
merupakan salah satu hal terpenting bagi adalah dominan antara etnis Jawa dengan
perkembangan manusia, semakin etnis Melayu
bertambah umur seseorang maka akan
bertambah pengetahuan dan Pekerjaan
pengalamannya. Pekerjaan merupakan salah satu
bentuk status sosial yang dimiliki oleh
Agama
seseorang individu dalam masyarakat.
Agama merupakan salah satu
dengan pekerjaan akan nampak terlihat
identitas diri yang sangat vital. Agama
masyarakat yang memiliki status yang
menyangkut masalah keyakinan diri
tinggi dan rendah dalam hal pekerjaan di
seorang individu terhadap sang pencipta.
dalam masyarakat.
Agama adalah suatu sistem terpadu yang
Pekerjaan seluruh sabyek penelitian
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang
dalam penelitian ini memiliki pekerjaan
berhubungan dengan hal yang suci, dan
yang sama yaitu berprofesi sebagai
bahwa kepercayaan dan praktik tersebut
petani.Secara keseluruhan ini disebabkan
mempersatukan semua orang yang
karena Desa Siabu merupakan salah satu
beriman kedalam suatu komunitas moral
Desa yang cocok untuklahan pertanian
yang dinamakan dengan umat
dan perkebunan, baik itu perkebunan
(Durkheim, dalam Sunarto 2000:67).
karet maupun perkebunan kelapa sawit.
Hal ini dapat diketahui dari data
Pendidikan
monografi Desa Siabu, bahwa dominan
Pendidikan merupakan hal yang
masyarakatnya bekerja sebagai petani.
sangat penting dalam menjalankan
kehidupan. Pendidikan mempunyai
potensi untuk menanamkan nilai-nilai Tingkat Usia Perkawinan
Berdasarkan data diatas terlihat usia
yang menjadi dasar bagi pembangunan di
pernikahan yang sudah berjalan selama
tengah-tengah masyarakat. Dengan
21-30 tahun terlihat lebih dominan, yang
pendidikan juga bisa mengubah pola pikir
mana dari sembilan responden terdapat
manusia. Masyarakat yang berpendidikan
lima responden yang perkawinannya
akan mampu untuk mengubah kearah
sudah memasuki usia 21-30 tahun, dan
yang positif atau kearah yang lebih maju.
satu responden lagi memiliki usia
Pendidikan juga merupakan salah
perkawinan 10-20 tahun,dua responden
satu hal yang penting dalam menjalankan
yang usia perkawinannya 31-40 tahun
aktifitas kehidupan sehari-hari. Dalam
peningkatan taraf hidup, taraf pendidikan

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 6


dan 1 responden memiliki usia Tambahan wawancara dengan ibu
perkawinan >41 tahun. suastina yang merupakan pasangan dari
Penghasilan bapak miad yang mengatakan:
Dalam kehidupan sehari-hari, ³ L\D LEX GXOX EXNDQ PHQJDQXW DJDPD
penghasilan erat kaitannya dengan gaji, islam, ibu menganut agama protestan, dan
upah serta penghasilan lainnya yang karena sudah lama tinggal disini ya
diterima oleh seseorang setelah orang akhirnya ibu masuk LVODP ´
itu melaksanakan pekerjaan
tertentu.Penghasilan disini merupakan Dari kutipan diatas dapat
penghasilan yang didapat oleh responden PHQJJDPEDUNDQ EDKZD %DSDN 0L¶DG
dari bekerja untuk memenuhi selaku subyek penelitian yang beretnis
kebutuhan hidup sehari-hari, baik melayu atau tempatan tidak
kebutuhan diri sendiri maupun kebutuhan mempermasalahkan pasangannya dari
keluarga mereka. etnis diluar melayu, yang penting
seagama dan menjadi salah satu alasan
FAKTOR-FAKTOR YANG menikah dengan pasangan yang berbeda
MEMPENGARUHI TERJADINYA budaya.
AMALGAMASI DI DESA SIABU Kemudian faktor kesamaan agama juga
Agama melatar belakangi pasangan Bapak
Kesamaan agama yang terjadi pada Qomar dengan Ibu Indun yang juga
masyarakat desa siabu banyak berdampak merupakan pasangan beda budaya yang
positif terhadap masyarakat. salah satu sudah menikah cukup lama, dimana Ibu
bentuk interaksi yang terjadi di dalam Indun menuturkan:
masyarakat kerena kesamaan agama ³ VD\D GDQ VXDPL VD\D awalnya
dapat berupa dalam kegiatan wirid, memang sudah saling mengenal, karena
kematian dan lain sebagainya. Ini dulu bapak kerja dengan abang saya dan
menjadi salah satu dampak yang terjadi orang tua juga tidak ada masalah kalau
dari proses interaksi yang terjadi dalam saya dan bapak menikah, yang penting
masyarakat yang terlepas dari perbedaan bapak seiman dengan saya dan keluarga
latar belakang budaya yang berbeda walaupun bapak dari suku
tetapi, dengan kesamaan agama dapat MDZD ´(kutipan wawancara dengan
tercapai suatu bentuk kedekatan di dalam Ibu Indun mei 2014).
masyarakat yang mempengaruhi
tercapainya integrasi pada masyarakat Kesamaan Pekerjaan atau ekonomi
yang multi etnik. Kesamaan pekerjaan individu di dalam
Seprti kutipan wawancara dengaan masyarakat merupakan salah satu faktor
pasangan bapak Miad dengan Ibu yang mempengaruhi asimilasi yang
Suastina yang merupakan pasangan terjadi di Desa Siabu. Dengan kesamaan
amalgmasi mengatakan: pekerjaan, ekonomi dan seringnya
.XWLSDQ ZDZDQFDUD GHQJDQ EDSDN PL¶DG melakukan interaksi atau pertemuan
³ GHQ RPXR PDQLND MR LEXN NR GHN diantara individu, maka akan timbul
inyo lai omuo masuok agamo islam, nyo suatu kesamaan nasib dan akan saling
agamo partamo inyo kristen dulu, tapi lai mempelajari karakter serta budaya
RPXRQ\R PDVXRN LVODP´ ZDZDQFDUD masing-masing diantara mereka.Dengan
dengan BaSDN 0L¶DG PHL demikian, kesamaan pekerjaan dalam
masyarakat akan mengelompokkan

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 7


masyarakat kedalam tingkatan stratifikasi ³ DZDO PXOD EHUWHPX GHQJDQ LEX
yang sama. waktu masih tinggal dikampung yang
Stratifikasi atau pelapisan dalam lama sebelum pindah ke siabu ini,
masyarakat secara sosial adalah dulukan saya ngikut saudara berkebun
pengelompokan masyarakat menurut dan begitu juga dengan ibu yang dulu
status. Status seseorang dalam berkebun dengan kelurganya,dulukan
masyarakat diukur dari prestasi atau masyarakat sebelum masuknya PT rata-
gengsi (Kun Muryari dan Juju rata bekerja sebagai petani atau
Suryawati,2001:25) berkebun. Dan kami bertemu pas waktu
Pekerjaan atau tingkatan ekonomi itu, ternyata pertemuan itu yang
seseorang individu di dalam masyarakat membuat kami saling suka dan tak lama
akan menunjukkan status seseorang setelah itu kami menikah karna dulukan
dalam masyarakat itu sendiri. Pada sistem pacaran-pacaran seperti sekarang ini
sosial akan terdapat stratifikasi dan salah dulu tidak ada ´
satu tingkatan startifikasi dalam
masyarakat akan di pengaruhi oleh Tempat Tinggal
berbagai macam faktor dan salah satu Tempat tinggal dalam hal ini dapat
faktor tersebut adalah pekerjaan tergambarkan dalam beberapa macam,
seseorang individu di dalam masyarakat. diantaranya jarak tempat tinggal antara
Dari startifikasi tersebut akan diketahui masyarakat transmigrasi atau etnis Jawa
hak dan kedudukan seorang individu dengan masyarakat tempatan, lama
dalam masyarakat. tinggal masyarakat etnis Jawa dan
Pasangan bapak Qomar dengan ibu Indun hubungan masyarakat. kedekatan atau
merupan pasangan amalgamasi yang pemukiman yang berdekatan akan
awalnya sudah saling mengenal karena mengakibatkan terjadinya perkawinan
kesamaan pekerjaan dan ekonomi dengan antara masyarakat tempatan dengan etnis
keluarga yang menjadikan salah satu Jawa. Jarak antara tempat tinggal antara
faktor kedekatan mereka hingga akhirnya etnis yang berbeda akan menampakan
memilih untuk melakukan pernikahan interaksi yang intens dan terus menerus
seperti kutipan wawancara dengan ibu dalam masyarakat.
Indun dibawah ini: Kedekatan jarak tempat tinggal antara
³ VD\D GDQ VXDPL VD\D awalnya masyarakat transmigrasi dan masyarakat
memang sudah saling mengenal, karena tempatan tidak begitu jauh dan
dulu bapak kerja dengan abang saya dan memungkinkan masyarakat selalu
orang tua juga tidak ada masalah kalau melakukan interaksi. Kedekatan jarak
saya dan bapak menikah ´ atau kesamaan tempat tinggal menjadi
Pasangan informan selanjutnya yaitu salah satu faktor pendorong
bapak Saman Ibu Tuina sebelum menikah kecendrungan ketertarikan dalam suatu
juga dipengaruhi oleh persamaan hubungan manusia, ini dikarenakan
pekerjaan atau ekonomi. Bapak Saman dalam jarak yang dekat seperti pada
dan Ibu Tuina sekarang bekerja sebagai masyarakat desa umumnya akan
petani dan dulunya awal dari pertemuan membuka hubungan yang lebih dekat
mereka juga diawali pertemuan ketika antara satu dengan yang lainnya.
masih sam-sama bertani. Sedangkan pemukiman tempat tinggal
Kutipan wawancara dengan bapak yang berjauhan akan menyebabkan
Saman: kurangnya interaksi di dalam masyarakat

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 8


dan kurang bergaul antar masyarakat ³ GXOX DSDN WLQJJH GL VXQJDL DEDQJ
akan mnyebabkan kurang adanya dan apak sering juo main jo ughang jawa
hubungan terjadinya amalgamasi atau du, jadi apak saketek banyak a ala nontu
pernikahan di dalam masyarakat. lo macam mano adat jo tingkah laku
Kedekatan jarak antara masyarakat ughang du, kalau basuo jo ibuk ko dulu
satu dengan masyarakat yang lainnya partamo a yo kami sering basuo kan, nyo
akan menjadikan masyarakat saling uma ibuk du samo apak dulu ndak juo
bertemu dan mulai melakukan interaksi jauoh bonau du dan apak pun ala nontu
yang intens dan juga dapat meningkatkan juo macam mano kehidupan ibuk ko sa
rasa suka karena peluang untuk aghi-aghi dulu, samo keluarga apak lai
berkomunikasi dan bertemu yang cukup juo kenal, nyo dulu apak lai jalan juo
besar antara individu satu dengan towi ka uma kan, jadikan dek sering
individu yang lainnya. Seperti kutipan basuo samo ibuk ko lamo-lamo apak suko
wawancara dengan ibu Murniati dibawah pulo samo ibuk jadi dan jadi tambah
ini: dokek apak samo ibu dan sudah tu dek lai
³ 'XOXNDQ DSDN WLQJJDO GL VXQJDL EDMRGRK QLNDK DSDN MR LEXN ´
abang kan dan tingge di siabu, jadi dulu
amak bakodai dulu dan apak ko singga Selain kedekatan tempat tinggal, lamanya
towi juo situ momboli goreng, suda tu tinggal seorang individu juga sangat
lamo-lamo kenal la le jo apak tu, lamo berpengaruh terhadap integrasi atau
lamo suko jo apak tu nyo sering singgah interaksinya dengan individu yang lain
dan juo ala sobuik dek kawan-kawan ka maupun dengan masyarakat pada
amak kalau apak tu jo dan umumnya. Semakin lama suatu individu
EDFHZHN ´(wawancara dengan ibuk tinggal maka semakin baik pula
murniati 13 Mei 2014.) interaksinya dengan masyarakat yang
dalam hal ini antara masyarakat
Kedekatan jarak tempat tinggal dan transmigrasi dengan masyarakat
seringnya interaksi yang terjadi antara tempatan. Dengan semakin lamanya etnis
masyarakat menyebabkan terjadinya jawa yang tinggal di desa siabu, maka
hubungan yang baik di dalam peluang untuk melakukan suatu proses
masyarakat. Kedekatan tempat tinggal amalgamasi antara masyarakat tempatan
akan mepengaruhi sering bertemunya dengan etnis jawa sangat mungkin
individu satu dengan yang individu yang terjadi terlepas dari segala perbedaan
lainnya dalam kegiatan sehari-hari yang latar belakang budaya yang berbeda
kemudian terjadi atau timbul rasa suka diantara masyarakat tersebut.
antara satu dengan yang lainnya seperti
apa yang terjadi terhadap kehidupan ibu ASIMILASI DAN AKULTURASI
Murniati diatas. DALAM PERKAWINAN CAMPURAN
Pasangan bapak Khairul dengan ibu (AMALGAMASI)
Ngatmi menuturkan bahwa mereka sudah Asimilasi dan akulturasi yang terjadi
saling mengenal karena tempat tinggal pada pasangan beda budaya atau
mereka tidak berjauhan dan sering amalgmasi dapat dilihat dari perubahan-
melakukan interaksi baik pada waktu ada perubahan yang terjadi di dalam keluarga
acara dan juga hari-hari biasa pada amalgamasi tersebut, salah satu faktor
umumnya, berikut kutikapna wawancara yang dapat kita lihat dapat berdasarkan
dengan bapak khairul: dari 7 unsur kebudayan yang telah di

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 9


kemukakan oleh koentjaraningrat karena saya setelah menikah tinggal
dibawah ini, yakni: dilingkungan masyarakat asli sini.
1. Sistem religi Perlahan-lahan saya sudah hampir
2. Sistem kemasyarakatan menjadi orang melayu sekarang karena
3. Sistem pengetahuan logat bahasa saya sudah berubah. dan
4. Bahasa saya sudah dibilang sombong oleh
5. Kesenian kawan-kawan, saya sudah jarang
6. Sistem mata pencaharian atau bertemu dan berkumpul dan akibatnya
ekonomi dalam hal bahasa saya sudah susah
7. Sistem peralatan hidup untuk berbahasa Jawa, saya mengerti
Pasangan yang melakukan amalgamasi apa yang dibilang tapi untuk
akan melahirkan dua bentuk penyesuaian mengucapkannya lidah saya ini sudah
dalam kehidupan sehari-hari yang agak kaku untuk
berbentuk kebudayaan. Perkawinan PHQJXFDSNDQQ\D ´ ZDZDQFDUD SHQXOLV
amalgmasi tersebut akan melahirkan dengan bapak saman 14 Mei 2014)
asimilasi dan akulturasi dalam pasangan
tersebut. Asimilasi dan akulturasi yang Sama seperti yang dialami dengan ibu
terjadi pada pasangan beda budaya di Rosmaini:
Desa Siabu dapat dipengaruhi oleh ³ EDKDVD NDPL VHKDUL-hari
berbagai macam faktor, diantaranya menggunakan bahasa Jawa, saya sudah
adalah: faktor lingkungan atau tempat biasa berbahasa Jawa jadi dalam
tinggal dan faktor dominasi dalam keluarga maupun dengan lingkungan
keluarga tersebut. sekitar saya juga berbahasa Jawa karena
orang sekitar sinikan berbahasa Jawa
Asimilasi Dalam Pernikahan Campuran dan bahasa Jawa haluspun saya juga
(Amalgamasi) sedikit bisa
Asimilasi yang terjadi pada umumnya PHQJJXQDNDQQ\D ´ ZDZDQFDUD GHQJDQ
dapat terlihat dari perubahan-perubahan ibu rosmaini 14 mei 2014)
yang terjadi pada kelompok minoritas
dapat berupa perubahan bahasa, pakaian, Berbeda dengan bapak Saman yang
nilai-nilai, masakan dan lain sebagainya. tinggal di lingkungan masyarakat
Asimilasi pada pernikahan campuran tempatan, ibu Rosmaini yang merupakan
(amalgamasi) juga meliputi hal-hal etnis tempatan yang tinggal dilingkungan
seperti diatas. Dalam hal pernikahan masyarakat transmigrasi dalam hal ini
amalgamasi, asimilasi akan ditandai etnis Jawa. Oleh karena itu ibu Rosmaini
dengan adanya dominasi oleh budaya dipengaruhi oleh lingkungan berbahasa
tertentu terhadap pasangannya. Jawa dalam kehidupan sehari-hari dan di
Salah satu bentuk asimilasi yang dalam keluarga ibu Rosmaini tersebut
terjadi pada pasangan amalgamasi di dominan menjalankan kebudayaan Jawa.
Desa Siabu seperti tergambar dalam Kutipan wawancara dengan bapak sumaji
kutipan wawancara penulis dengan bapak yang mengatakan:
Saman yang merupakan etnis jawa dalam ³ 'DODP NHKLGXSDQ VHKDUL-hari, saya
hal bahasa dalam kehidupan sehari-hari: menggunakan bahasa indonesia dalam
³ \DK GDODP NHOXDUJD VD\D LQL berkomunikasi dengan tetangga
dominan budaya melayu. Baik itu dalam walaupun tetangga menggunakan bahasa
bahasa makanan dan lain-lain. Ini asli sini saya paham dan ngerti tapi saya

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 10


masih ragu-ragu untuk mengucapkan melakukan penyesuaian-penyesuaian
begitu juga dengan anak dan istri, istri terhadap pasangannya yang berbeda
berbahasa ocu tapi saya baerbahasa budaya dan latar belakang, walaupun
indonesia walaupun kadang-kadang saya pada umumnya masyarakat etnis jawa di
berbahasa ocu juga sikit- VLNLW ´ desa siabu sudah merupakan etnis
(wawancara penulis dengan bapak turunan. Seperti wawancara penulis
sumaji 13 mei 2014) dengan ibu rosmaini yang merupakan
etnis tempatan:
Dari penjelasan bapak sumaji diatas, ³ SDGD DZDOQ\D EXWXK MXJD
dalam hal bahasa dengan tetangga dan penyesuaian dengan bapak, tetapi bapak
juga anak dan istrinya menggunakan kan sudah lama tinggal disini, jadi bapak
bahasa indonesia, walaupun kadang- juga sudah mengenal bagaimana adat
kadang juga menggunakan bahasa ocu orang sini, ya kita sama-sama
atau tempatan dalam berkomunikasi. menghargai adat masing-masing supaya
Dalam keterangannya bapak sumaji tidak terjadi kesalah
mengaku sudah mengerti dan bisa SDKDPDQ ´ ZDZDQFDUD GHQJDQ LEX
berbahasa ocu atau tempatan tetapi dalam roaini 14 mei 2014).
prakteknya bapak sumaji lebih dominan
menggunakan bahasa indonesia sebagai Akulturasi budaya yang terjadi pada
alat berkomunikasi dengan istri dan juga pasangan amalgamasi di Desa Siabu
tetangga. merujuk pada kegiatan-kegiatan
Kutipan wawancara dengan bapak keseharian pada pasangan tersebut. Pada
ngadeni yang merupakan etnis jawa dan pasangan amalgamasi, bahasa dalam
dalam hal bahasa dalam berkomunikasi kehidupan sehari-hari mengalami
dalam kehidupan sehari-hari bapak penyesuaian, karena pada etnis tempatan
Ngadeni mengatakan: mereka menggunakan bahasa ocu dalam
³ DQDN LVWri dan bapak sepenuhnya berkomunikasi sehari-hari begitupun
menggunakan bahasa jawa, sejak saya dengan etnis jawa yang menggunakan
menikah dengan ibu yang merupakan bahasa jawa dalam berkomunikasi sehari-
orang asli sini saya langsung tinggal di hari. Salah satu Proses akulturasi yang
sei abang ini dan akhirnya ibu juga terjadi pada pasangan amalgamasi
sudah pandai berbhasa jawa begitupun tersebut tergambar dalam kutipan hasil
dengan anak-anak, termasuk dalam wawancara dengan ibu Yanti sebagai
berkomunikasi dengan tetangga kami berikut ini:
semua ya menggunakan bhasa jawa ³ GDODP NHOXDUJD NDPL EDKDVD VHKDUL-
karena orang sinikan orang jawa hari kami memakai bahasa ocu, karena
VHPXD ´(wawncara dengan bapak kami tinggal di siabu tapi kadang-kadang
ngadeni 14 mei 2014) kami juga menggunakan bahasa Jawa
karena bapak mengajarkan saya dan
Akulturasi Dalam Pernikahan Campuran juga anak-anak untuk bahasa Jawa
(Amalgamasi) walupun dalam kehidupan sehari hari
Perbedaan budaya pada yang terjadi kami lebih sering menggunakan bahasa
masyarakat desa siabu tidak menjadikan RFX ´ ZDZDQFDUD GHQJDQ LEX \DQWL
faktor penghalang terjadinya amalgamasi mei 2014).
di dalam masyarakat. pada pasangan
yang melakukan amalgamasi akan

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 11


Selanjutnya wawancara dengan ibu bisa menggunakan dua bahasa sekaligus
Murniati seperti kutipan di bawah ini: sesuai dengan kondisi penggunaannya.
³ NDODX GL VREXLN GRPLQDQ GRPLQDQ ND Kutipan wawancara dengan bapak
adat awak apak du kini, bacakap saaghi- khairul yang mngatakan:
aghi ala pandai apak du bahaso awak, ³ DSDN NDODX EDFDNDS MR LEXN SDNDL
tapi kadang-kadang bahaso Jawa juo bahaso awak sikonyo, nyo ibuk du ala
apak du samo anak-anak, kalau masakan pandai bacakap bahaso awak siko kan
yo masakan awak siko etek bueknyo ala lamo tinggal disiko le dan kalau anak
walaupun patamo-patamo dulu agak apo apak bacakap awak siko juo nyo kalau
juo apak du tibo kan tapi kadang-kadang bahaso jawa ndak juo pandai bonau du
suwuo juok dek apak du masak oseng- tapi kalau apak ngaroti apak bahaso
oseng namo du yang masakan ughang MDZD Q\R ´( wawancara dengan bapak
Jawa du, tu etek buek lo dek lai pandai khairul 13 mei 2014)
mambuekkan.....(wawancara dengan ibu
murniati 13 mei 2014). Setiap pasangan beda budaya akan terus
mencoba untuk menyesuaikan diri
Berbeda halnya dengan ibu rosmaini terhadap perbedaan buadaya pasangannya
yang tinggal di lingkungan etnik Jawa, dan juga akan berusaha untuk
berikut kutipan wawancara dengan ibu mendominasi pada pasangannya. Setiap
Rosmaini: pasangan akan mencoba untuk
³ NLQL GDSDW GLNDWDNDQ VD\D sudah memasukkan setiap unsur-unsur
membaur dengan lingkungan sekitar, kebudayaan asal yang mereka miliki
walaupun ibu lebih dominan ke budaya untuk melestarikan budaya mereka, salah
Jawa sekarang baik dalam bahasa satunya adalah dengan cara melestarikan
sehari-hari dan lainnya, tetapi ibu juga bahasa asal dengan mengajarkan atau
mengajarkan budaya ibuk seperti bahasa membiasakan pasangan dan anak-anak
asli ocu kepada anak-anak ibuk, jadi untuk menggunakan bahasa tersebut.
anak-anak bisa menggunakan dua Terjadinya perubahan bahasa pada
bahasa dan apabila anak-anak pergi pasangan yang melakukan amalgamasi
kerumah neneknya anak-anak merupakan salah satu bentuk dari
PHQJJXQDNDQ EDKDVD RFX ´ ZDZDQFDUD akulturasi dan penyesuaian pasangan
dengan ibu rosmaini 14 Mei 2014) terhadap pasangannya. Perubahan yang
bahasa dalam berkomunikasi dalam
Dari keterangan ibu Rosmaini diatas kehidupan sehari-hari pada pasangan
dapat dilihat bahwa ibu Rosmaini amalgamasi diatas, tidak terlepas dari
merupakan etnik tempatan yang tinggal faktor dominasi pasangan terhadap
di lingkungan masyarakat etnik Jawa pasangannya dan juga dipengaruhi oleh
yang dalam keluarganya dominan ke lingkungan tempat tinggal pasangan
budaya pasangannya (Jawa), tetapi disisi amalgamasi tersebut.
lain ibu Rosmaini mengatakan walaupun Akulturasi dan dominasi pasangan
kebudayaan dalam keluarganya lebih terhadap pasangannya tidak akan
dominan ke budaya Jawa, tetapi ibu sepenuhnya menghilangkan budaya asli
Rosmaini juga megajarkan kepada anak- pasangannya. pasangan tersebut tetap
anaknya sedikit tentang budayanya akan mengajarkan sedikit banyaknya
termasuk mengajarkan anknya dalam hal mengenai budaya asli kepada anaknya
berbahasa, sehingga anak ibu Rosmaini guna dan tujuan walaupun hanya untuk

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 12


pengenalan budaya supaya anknya 1. Untuk pasangan yang melakukan
mengetahui budaya dari setiap orang pernikahan beda budaya peneliti
tuanya yang berbeda budaya ketika mengharapkan agar selalu mempelajari
berkunjung kerumah salah satu dan memahami budaya pasangannya
kelurganya walaupun tidak sepenuhnya masing-masing agar kehidupan
memahami budaya tersebut. pernikahan senantiasa berjalan baik.
2. Untuk pasangan yang melakukan
PENUTUP pernikahan beda budaya peneliti
Kesimpulan mengharapkan supaya keanekaragaman
1. Desa Siabu merupakan salah satu setiap pasangan dalam pernikahan agar
desa transmigrasi di Kecamatan Salo dikembangkan, walaupun hanya sebatas
Kabupaten Kampar. Transmigrasi di pengenalan terhadap anak dan
Desa Siabu merupakan salah satu pasangannya supaya tidak
transmigrasi pertama di Provinsi Riau. menghilangkan keanekaragaman budaya
Transmigrasi ini dimulai dari tahun 1962. yang dimiliki.
2. Masyarakat transmigran yang ada di 3. Peneliti mengharapkan Kepada
Desa Siabu berasal dari pulau Jawa. masyarakat Desa Siabu agar selalu
Mereka telah lama menetap, berintegrasi menjaga integritas diantara masyarakat
serta melakukan amalgamasi dengan suapaya masyarakat selalu kompak dan
masyarakat tempatan. damai walaupun masyarakat berbeda
3. Amalgamasi dalam penelitian ini dalam hal budaya dan latar belakang.
adalah perkawinan beda budaya yang
terjadi antara masyarakat etnis jawa
dengan etnis melayu atau tempatan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya amalgamasi pada masyarakat
desa siabu meliputi agama, kesamaan
pekerjaan atau tingkatan ekonomi serta
kesamaan tempat tinggal yang meliputi
jarak tempat tinggal dan lamanya tinggal
etnis jawa di desa siabu.
5. Akibat dari perkawinan antar etnis
tersebut menyebabkan terjadinya
asimilasi dan akulturasi pada pasangan
atau keluarga yang melakukan amalgamsi
tersebut. Asimilasi dan akulturasi pada
pasangan amalgamasi dapat dilihat dalam
hal penggunaan bahasa dalam
berkomunikasi dalam kehidupan sehari-
hari serta dalam hal yang lainnya.
6. Proses asimilasi dan akulturasi yang
terjadi pada keluarga amalgamasi
tersebut di pengaruhi oleh lingkungan
dan dominasi pasangan terhadap
pasangannya.
Saran

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 13


DAFTAR PUSTAKA Rohana, 2012. Integrasi Sosial
Masyarakat Tempatan Dengan
Agus, Bustanuddin.2003.Sosiologi Masyarakat Migran Spontan Di Desa
Agama.Padang:Universitas Andalas. Rantau Panjang Kiri Kecamatan Kubu
Dany, Haryanto Dan Nugrohadi Edwi. Babussalam Kabupaten Rokan Hilir.
2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Skripsi-S1.
Jakarta: Prestasi Pustakarya. Singarimbun, Masri Dan Sofyan Efendi.
Doyle, Jhonson Paul. 1990. Teori 1987. Metodologi Penelitian Survey,
Sosiologi Klasik Dan Modern,Di Jakarta: Lp3es.
Indonesiakan Oleh Robert Mz. Jakarta: Soekanto, Soejono. 2001. Pengantar
PT. Gramedia Pustaka. Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo
Dwi, Narwoko J Dan Suyanto Bagong. Persada.
2004. Sosiologi Teks Pengantar Dan Soenarto, Kamanto. 2004. Pengantar
Terapan. Jakarta:Prenada Media. Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.
Hasbi. 2011. Akulturasi Antara Etnis Susanto, Astrid S. 1987. Pengantar
Melayu Dan Jawa Di Desa Pematang Sosiologi Dan Perubahan Sosial, Jakarta:
Manggis Kecamatan Batang Cenaku Bina Cipta.
Kabupaten Indragiri Hulu. Skripsi-S.
Pekanbaru : Universitas Riau. Tantoro, Swis. 2006. Buku Ajar Sosiologi
Pedesaan. Pekanbaru: Universitas Riau,
Horton, Paul. B Dan Cester L. Hunt. Riau.
1987. Sosiologi. Jakarta: Erlangga. Taneko, Soleman B. 1986. Sistem sosial
Id.M.Wikipedia.Org/Wiki/Integrasi_Sos. indonesia edisi kedua. Bandar lampung.
Diakses: Sabtu, 05 Oktober 2013, 20.45. CV Fajar Agung.
Kahmad Dadang. Sosiologi Agama.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Wardono, Agus. 2006. Sosiologi Kreatif
Koentjaraningrat. 1993. Masalah Kreasi Belajar Siswa Aktif. Klaten: Viva
Kesukubangsaan Dan Integrasi Pakarindo.
Nasional.Jakarta: Universitas Indonesia.
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Wulandari.Asimilsi Antar Etnis Di Desa
Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tanjung Sawit Kecamatan Tapung
Koentjaraningrat. 2003. Pengantar Kabupaten Kampar. Skripsi-S1.
Antropologi I. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya. Www.Lismarsumirat.Riaupos.Co/20037-
Lawang, Robert M. Z. 1984. Pengantar Berita-Siabu,-Kampung-Transmigrasi-
Sosiologi. Jakarta: Universitas Terbuka Pertama-Di-Riau.Html. Diakses, Kamis
Muryati, Kun Dan Juju Suryawati, 2001. 03 Oktober 2013, 14.20.
Sosiologi. Jakarta: Erlangga.
M. Stiadi, 2007ilmu Sosial Budaya Yuliana, Dewi. 2003. Integrasi Sosial
Dasar Edisi Ke Dua Antar Transmigran Lokal Dan Pendatang
Nasikun. 1993. Sistem Sosial Indonesia. Di Desa Bukit Sembilan Kecamatan
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Bangkinang Kabupaten Kampar. Skripsi-
Raucek, Joseph. S. Dan Roland L. S1.
Warren. Pengantar Sosiologi. Bumi
Aksara.

Jom FISIP Volume 2 No.2 Oktober 2015 Page 14

You might also like