Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No.

3
ISSN. 2655-4399 September 2020
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGIENE
SAAT MENSTRUASI DI SMP NEGERI 2 BATANG ANGKOLA TAPANULI SELATAN
TAHUN 2017

SITI KHADIJAH BATUBARA


AKADEMI KEBIDANAN MADINA HUSADA

ABSTRACT
Based on the results of research on the effect of adolescent reproductive health education on personal hygiene during
menstruation at SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan 2017. It can be concluded as follows:
There is an effect of adolescent reproductive health education on changes in adolescent knowledge about personal
hygiene during menstruation at SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan in 2017, before and after health
education was carried out, using the paired t-test so that the average value of knowledge before education was carried
out. reproductive health is 0.407 and the average value of knowledge after health education is 0.396 with a probability
value (p) = 0.000 where p <0.05.There is an effect of adolescent reproductive health education on changes in
adolescent attitudes about personal hygiene during menstruation at SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan in
2017, before and after health education, using the paired t-test so that the average value of attitudes before education is
carried out. reproductive health is 0.398 and the average attitude value after health education is 0.325 with a probability
value (p) = 0.000 where p <0.05.There is an effect of adolescent reproductive health education on changes in
adolescent actions about personal hygiene during menstruation at SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan in
2017, before and after health education, using the paired t-test so that the average value of the action before education
is carried out. reproductive health is 0.286 and the average value of action after health education is 0.384 with a
probability value (p) = 0.000 where p <0.05.

Keywords: Reproduction,Personal Hygiene Behaviour

PENDAHULUAN
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat.
Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah,2010).Personal hygiene saat menstruasi adalah tindakan untuk memelihara
kesehatan dan kebersihan pada daerah kewanitaan pada saat menstruasi (Suslistyo, 2012).
Hygiene pada saat menstruasi merupakan hal yang penting dalam menentukan kesehatan organ reproduksi remaja
putri, khususnya terhindar dari infeksi alat reproduksi. Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya perempuan
benar-benar dapat membersihkan organ reproduksinya dengan baik terutama pada bagian vagina, akibatnya jika tidak
dijaga kebersihannya akan menimbulkan mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan virus yang berlebih sehingga dapat
mengganggu fungsi organ reproduksi, menyebabkan keputihan dan jika keputihan tidak segera diobati dapat
menyebabkan infertilitas. Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tidak berlebihan jika dikatakan masa depan bangsa
yang akan datang ditentukan pada keadaan remaja saat ini, sehingga remaja yang sehat dan berkualitas menjadi
perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, atau remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang
produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Aryani et.al,2010) Remaja adalah anak usia 10-24
tahun yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagian titik awal proses reproduksi,
sehingga perlu dipersiapkan sejak dini.(Romauli dan Vindari 2012).Berdasarkan proyeksi penduduk pada tahun 2015
menunjukan bahwa jumlah remaja (usia 10-24 tahun) indonesia mencapai lebih dari 66,0 juta atau 25 % dari jumlah
Penduduk Indonesia 255 juta (Bapenas, BPS, UNFPA 2013). Secara global, jumlah remaja (10-24 tahun) sebesar 25
persen atau 1,8 miliar dari penduduk dunia (CSIS, 2014) hasil sensus penduduk 2010 menunjukan bahwa secara
nasional jumlah remaja mencapai 64 juta atau 27,6 persen dari total penduduk indonesia. (Arsip Perwakilan BKKBN
Provinsi Sumatera Barat tahun 2015).Hasil riset kesehatan dasar (2010) rata-rata usia menarche di indonesia adalah 13
tahun. Menstruasi adalah keluarnya darah dari kemaluan setiap bulan akibat meluruhnya dinding rahim yang
mengandung pembulu darah karena sel telur tidak dibuahi (Pudiastuti,2012).Kejadian yang penting pada remaja adalah
pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, mestruasi dan perubahan psikis ( Prawirohardjo,
2010).

167
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
Sekitas 75 % wanita didunia pasti mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidupnya dan sebanyak 45%
mengalami 2 kali atau lebih. Berdasarkan statistik indonesia tahun 2012 dari 43,3 juta jiwa remaja 14-15 tahun di
indonesia berprilaku tidak sehat, tindakan personal hygiene yang tidak benar beresiko terhadap timbulnya mikroba, larva
serangga sehingga mengakibatkan vagina berbau busuk atau terjadi keputihan (Ali, 2007). Hal ini dapat menyebabkan
timbulnya berbagai penyakit pada organ reproduksi (Fauziah, 2012).Ketidakadekuatan hygiene merupakan salah satu
faktor resiko terjadinya kanker vulva (Davey, 2005).Perempuan indonesia lebih rentan mengalami infeksi saluran
reproduksi yang disebabkan iklim indonesia yang panas dan lembab, bila alat reproduksi lembab dan basa maka
keasaman akan meningkat yang memudahkan tumbuhnya jamur (Kasdu, 2005). Perempuan yang memiliki riwayat IRS
(infeksi salular reproduksi ) mempunyai dampak buruk untuk masa depannya seperti kemandulan, kanker leher rahim,
kecacatan janin, kehamilan diluar kandungan dan keputihan (Depkes RI, 2008) Berdasarkan data WHO tahun 2010
angka prevalensi cadidisialis (25-50%) bacterial vaginosis (20-40%) dan trichomoniasis (3-15%) yang kemungkinan
terjadi akibat personal hygiene saat haid yang tidak baik. Penyebab utama penyakit ISR adalah imunitas lemah 10% ,
perilaku kuranh haygiene pada saat menstruasi 30 % dan lingkungan yang tidak baik bersih serta penggunaan pembalut
yang kurang sehat saat menstruasi 50 % (Rahmatika, 2010)Menurut data pusat STATISTIK dan BAPENAS tahun 2010,
sebagian besar dari 63 juta jiwa remaja di indonesia rentan berprilaku tidak sehat (Aisyaroh, 2010). Perilaku buruk
dalam menjaga hygiene pada saat menstruasi dapat menjadi pencetus timbulnya ISR (Ratna, 2010).Dari penelitian
terdahulu Pengaruh Penyuluhan Tentang Personal Hygiene Terhadap Perilaku Personal Hygiene Saat Menstruasi oleh
Nannyk Widyaningrum, (2015) yaitu terdapat pengaruh penyuluhan tentang personal hygiene terhadap perilaku personal
hygiene saat menstruasi di MTS Negeri Gubuk Rubuh Yogyakarta sebanyak 36 responden diketahui dengan analisis uji
T-test paried. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan nilai p = 0,001 < α (0,05).Peneliti sebelumnya oleh Ayu,
(2015) berjudul Pengaruh Peer Education Terhadap Perilaku Personal Hygiene Genetalia Dalam Pencegahan Kanker
Serviks Pada Remaja Putri Di SMP Negeri 10 Denpasar. Hasil uji statistik terhadap 3 domain perilaku (pengetahuan,
sikap, dan tindakan) didapatkan nilai pengetahuan (p value = 0,000 < 0,05), sikap (p value = 0,000 < 0,05), dan tindakan
(p value = 0,000 < 0,05), maka H0 ditolak. Hasil analisis ini berarti ada pengaruh peer education terhadap
perilakupersonal hygiene genetalia dalam pencegahan kanker serviks pada remaja putri di SMP Negeri 10 Denpasar.
Penelitian Anggresti, (2015) Perilaku menjaga kebersihan organ genitalia pada siswi MAN 2 Yogyakarta sebelum
dilakukan penyuluhan 26 orang (43,3%) berperilaku baik, 31 orang (51,7%) berperilaku cukup dan 3 orang (5%)
berperilaku kurang. Setelah dilakukan penyuluhan menjadi 60 orang (100%) berperilaku baik. Hasil analisa didapatkan
nilai p <0,05 sehingga ada pengaruh penyuluhan terhadap perubahan perilaku siswi kelas XI MAN 2 Yogyakarta
Penerapan pendidikan kesehatan pada remaja mengenai personal hygiene saat menstruasi secara umum sangat
penting dalam peningkatan pengetahuan dan sikap remaja mengenai kesehatan reproduksinya, untuk mencegah
kemungkinan penyakit yang akan dialami remaja tersebut.Upaya-upaya kesehatan reproduksi remaja yang perlu
dilakukan adalah pemberian informasi kesehatan reproduksi dalam berbagai bentuk sedini mungkinkepada seluruh
segmen remaja, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pemberian informasi ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan yang pada gilirannya mampu memberikan pilihan kepada remaja untuk bertindak secara bertanggung
jawab, baik kepada dirinya maupun keluarga dan masyarakat (Puspitaningrum,2012).Program kesehatan reproduksi
remaja seperti yang tertera dalam program pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku positif remaja tentang kesehatan reproduksi dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya
dan mempersiapkan kehidupan. Berdasarkan hasil observasi surve awal Februari 2017 di SMP Negeri.2 Batang
Angkola ditemukan data bahwa dari 20 siswa yang diwawancarai 6 orang (30%), siswa sudah mengetahui cara
melakukan personal hygiene saat haid dan 14 orang (70%) siswi lainya tidak tahu tentang personal hygiene pada saat
menstruasi.Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti meneliti tentang pengaruh pendidikan kesehatan
reproduksi remaja terhadap perilaku personal hygiene saat menstruasi di SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli
Selatan Tahun 2017.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap perilaku personal hygiene saat menstruasi Di SMP Negeri 2 Batang Angkola
Tapanuli Selatan Tahun 2017.

Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi remaja terhadap perilaku personal hygiene saat menstruasi di
SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan Tahun 2017.
168
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian adalah:
Untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan personal
hygiene saat menstruasi di SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan Tahun 2017.Untuk mengetahui pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan reproduksi remaja terhadap sikap personal hygiene saat menstruasi di SMP Negeri 2
Batang Angkola Tapanuli Selatan Tahun 2017.Untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan reproduksi
remaja terhadap tindakan personal hygiene saat menstruasi di SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan Tahun
2017.

Manfaat Penelitian
Bagi SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan tempat penelitian, diharapkan dapat menjadi panduan dalam
memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya personal hygiene saat menstruasi
Bagi penulis lain diharapkan dapat dijadikan bahan kajian lanjut untuk melaksanakan penelitian dengan topik yang
sama, agar memberikan kontribusi untuk pelaksanaan program pendidikan kesehatan dalam penanganan kesehatan
reproduksi remaja.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Remaja
Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tidak berlebihan jika dikatakan masa depan bangsa yang akan datang
ditentukan pada keadaan remaja saat ini, sehingga remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi
orang tua, praktisi pendidikan, atau remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif
sesuai dengan tahap perkembangannya (Aryani et.al.2010) Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan
usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagian titik awal proses reproduksi, sehingga perlu
dipersiapkan sejak dini.(Romauli, Vindari 2012).Berdasarkan proyeksi penduduk pada tahun 2015 menunjukan bahwa
jumlah remaja (usia 10-24 tahun) indonesia mencapai lebih dari 66,0 juta atau 25 % dari jumlah Penduduk Indonesia
255 juta (Bapenas, BPS, UNFPA 2013). Secara global, jumlah remaja (10-24 tahun) sebesar 25 persen atau 1,8 miliar
dari penduduk dunia (CSIS, 2014) hasil sensus penduduk 2010 menunjukan bahwa secara nasional jumlah remaja
mencapai 64 juta atau 27,6 persen dari total penduduk indonesia. (Arsip Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat
tahun 2015)

Tahap- Tahap Masa Remaja


Menurut WHO, yang dikatakan remaja adalah 10-18 tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan umur masa remaja
terbagi atas: masa remaja awal (10-13 tahun), masa remaja tengah (14-16 tahun), masa remaja akhir (17-19 tahun)
(Aryani et.al,. 2010)
A. Remaja Awal
Pada tahap ini remaja mulai berfokus pada pengambilan keputusan, baik didalam rumah maupun disekolah.
Remaja mulai menunjukkan cara berpikir logis, sehingga sering menanyakan kewenangan dan standar di
masyarakat maupun disekolah. Remaja juga mulai menggunakan istilah-istilah sendiri dan mempunyai
pandangan, seperti olahraga yang lebih baik untuk bermain, memilih kelompok bergaul, pribadi seperti apa
yang diinginkan, dan mengenal cara untuk berpenampilan menarik
B. Remaja Menengah
Pada tahap ini terjadi peningkatan interaksi dengan kelompok, sehingga tidak selalu tergantung pada keluarga
dan terjadi eksplorasi seksual. Dengan menggunakan pengalaman dan pemikiran yang lebih kompleks, remaja
sering mengajukan pertanyaan, menganalisis secara lebih menyeluruh dan berpikir tentang bagaimana cara
mengembangkan identitas “siapa saya”?. Remaja juga mulai mempertimbangkan kemungkinan masa depan,
tujuan, dan membuat rencana sendiri.
C. Remaja Akhir
Remaja lebih berkonsentrasi pada rencana yang akan datang dan meningkatkan pergaulan. Selama masa
remaja akhir, proses berpikir secara kompleks digunakan untuk memfokuskan diri masalah-masalah idealisme
toleransi, keputusan untuk karir dan pekerjaan, serta peran orang dewasa dalam masyarakat (Aryani
ei.al.2010) Pertumbuhan dan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan karakteristik
sekunder. Karakteristik perimer mencakup perkembangan organ organ reproduksi, sedangkan karakteristik

169
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya pada remaja putri ditandai
dengan menarche atau menstruasi pertama (Lubis, 2013)
.
Organ Reproduksi Remaja Putri
Indung Telur (Ovarium), berfungsi mengeluarkan sel telur satu bulan satu kali. Organ ini ada dalam rongga pinggul,
terletak di kiri dan kanan rahim.Saluran indung telur (tuba fallopi), berfungsi untuk menyalurkan sel telur setelah keluar
dari indung telur (proses ovulasi) dan tempat dimana terjadi pembuahan (konsepsi) atau bertemunya sel telur dan
sperma.Rahim (Uterus), berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan. Bentuknya seperti buah pir dengan berat
normal 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Dindingnya terdiri
dari lapisan parametrium, lapisan metomtrium dan lapisan endometriumVagina/Liang Kemaluan, adalah lubang tempat
masuknya penis saat bersanggama, vagina juga merupakan jalan keluar darah haid dan bayi yang dilahirkan. Dalam
vagina terdapat mikro oganisme yang sangat bermanfaat kalau keseimbangannya tidak terganggu. Keseimbangannya
terganggu bila perempuan terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptik, makan obat antibiotika yang membunuh
kuman, atau terlalu sering berhubungana seks berganti pasangan. Keputihan adalah salah satu akibat dari
terganggunnya keseimbangan organisme tersebut dalam vagina.Selaput dara (Hymen) adalah lapisan tipis yang berada
dalam liang kemaluan, tidak jauh dari mulut vagina. Ada selaput yang sangat tipis dan mudah robek dan ada selaput
dara yang kaku dan tidak mudah robek. Selaput dara yang tipis tidak hanya akan robek karena hubungan seks, tetapi
bisa robek karena hal lain seperti kecelakaan, jatuh, olah raga, dan lain-lain.Bibir kemaluan (Labia), berada di bagian
luar vagina. Ada yang disebut bibir besar dan bibir kecil. Bibir besar adalah bagian yang paling luar yang biasanya
ditumbuhi bulu. Bibir kecil terletak di belakang bibir besar dan banyak mengandung saraf pembuluh darah.
Kelentit (Klitoris), berada di bagian atas di antara bibir kemaluan. Bentuknya seperti kacang. Kelentit mempunyai syaraf
yang sangat banyak.Saluran kemih, berguna untuk mengeluarkan air kencing, terletak di antara kelentit dan mulut
vagina. Menstruasi dan Personal Hygiene

Defenisi Menstruasi
Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi
matang (Eny Kusmiran,2011)Haid atau menstruasi adalah luruhnya lapisan dinding bagian dalam rahim yang banyak
mengandung pembuluh darah, sehingga haid pada remaja putri ditandai dengan keluarnya darah dari lubang vagina.
Bila sel telur yang dalam perjalanannya menuju rahim tidak bertemu dengan sperma, maka tidak terjadi pembuahan,
dan sel telur bersama – sama dengan dinding rahim bagian dalam akan luruh/gugur dan keluar melalui vagina
(Kementrian kesehatan RI,2012).Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin setiap
bulan selama masa suburnya kecuali terjadi kehamilan. Masa menstruasi bisa juga disebut dengan mens, datang bulan
(Laila, 2014). Masa menstruasi merupakan masa perdarahan yang terjadi pada wanita secara rutin setiap bulan
terkecuali terjadi kehamilan. Pada menstruasi darah yang keluar sebenarnya adalah darah akibat peluruhan dinding
rahim (Endometrium) darah menstruasi tersebut mengalir dari rahim mrnuju keleher rahim yang kemudian keluar melalui
vagina (Pieter dan Lumongga, 2011).Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh
wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi (Manuaba, 2012). Hormon steroid estrogen
dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan endometrium, dibawah pengaruh estrogen endometrium memasuki fase
proliferasi, sesudah ovulasi endometrium memasuki fase sekresi. Dengan pengaruh kadar estrogen dan progesterone
pada akhir siklus haid, terjadi regenerasi endometrium kemudian diikuti oleh perdarahan yang dikenal dengan nama
menstruasi. Siklus perdarahan haid lamanya 5 – 7 hari, dan terjadi setiap 22 sampai 35 hari (Yanti, 2011).

Defenisi Personal Hygiene


Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat.
Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Personal hygiene saat menstruasi adalah tindakan untuk memelihara kesehatan dan
kebersihan pada daerah kewanitaan pada saat menstruasi (Pribakti, 2008).Hygiene menstruasi merupakan komponen
hygiene perorangan yang memegang peran penting dalam menentukan status kesehatan, khususnya terhindar dari
infeksi alat reproduksi. Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya perempuan benar-benar dapat menjaga
kebersihan organ reproduksi secara “ekstra” terutama pada bagian vagina, karena apabila tidak dijaga kebersihannya,
akan menimbulkan mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan virus yang berlebih sehingga dapat mengganggu fungsi
organ reproduksi (Indriastuti, 2009).

170
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
Dampak tidak Tepat dalam Personal Hygiene saat Menstruasi
Dampak yang sering terjadi karena kurangnya kebersihan pada saat menstruasi adalah:
Demam
Radang pada permukaan vagina
Gatal-gatal pada kulit vagina
Keputihan
Rasa panas atau sakit pada bagian bawah perut (Kebidanankita. Blogspot,2010).
Keluhan yang dialami oleh remaja adalah gatal-gatal pada daerah kemaluan saat menstruasi. Gatal-gatal saat
menstruasi ini disebut juga dengan pruritus vulvae. Pruritus vulvae adalah iritasi atau rasa gatal disekitar vulva dan
lubang vagina yang bisa terjadi pada malam hari. Pruritus vulva bisa disebabkan oleh adanya keputihan pada vagina
(Misery, 2010).
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Paviloma Virus (HPV), selain itu juga dapat timbul karena personal
hygiene (kebersihan diri) genetalia yang kurang baik (Rahmayanti, 2012).
Banerjee dan Chazal (2006) menyatakan bahwa penyebab umum pruritus vulvaginal adalah infeksi fungi (jamur),
sedangkan Harris (1996) menjelaskan bahwa kebanyakan wanita mengalami keputihan berulang dan iritasi vulva bukan
karena infeksi jamur atau penggunaan pembalut tersebut, namun disebabkan oleh penggunan sabun yang berlebihan
pada vagina. Namun, sebagian besar mereka menginformasikan bahwa hal ini terjadi karena efek sabun, krim, lotion,
panty-liners, pakaian, panas, iritasi dan perawatan iritasi vagina. Hal ini sesuai dengan teori menurut Pribakti (2008)
bahwa salah satu dampak yang bisa terjadi bila tidak menjaga kebersihan tubuh diantaranya muncul bau khas dari
daerah vagina, karena dinding vagina serta leher rahim mengeluarkan cairan. Apabila cairan ini berwarna putih atau
kekuningan adalah sehat dan normal.

Tindakan Personal Hygiene Saat Menstruasi


Salah satu perilaku yang sangat ditekankan bagi perempuan yang tengah mengalami menstruasi adalah pemeliharaan
kebersihan diri. Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, idealnya penggunaan pembalut selama menstruasi harus
diganti secara teratur 2 sampai 3 kali sehari atau setiap 4 jam sekali, apabila jika sedang banyak-banyaknya. Setelah
mandi atau buang air, vagina harus dikeringkan dengan tissu atau handuk agar tidak lembab. Selain itu pemakaian
celana dalam hendaknya bahan yang terbuat dari yang mudah menyerap keringat, sedangkan hygiene adalah
pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit (Indriastuti, 2009).
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh remaja putri pada saat menstruasi, yaitu:

a.Perawatan kulit dan wajah


Wajah merupakan bagian yang paling sensitive bagi seorang remaja terutama remaja putri. Masalah jerawat pada
remaja terkait dengan penampilan mereka. Pada saat menstruasi kerja dari kelenjar sebaseus akan meningkat sehingga
produksi keringat meningkat. Pada saat menstruasi sangat bermanfaat untuk membersihkan muka dua sampai tiga kali
sehari guna membantu mencegah timbulnya jerawat.

b Kebersihan rambut
Menjaga kebersihan rambut sangatlah penting karena pada saat menstruasi kulit kepala lebih berminyak dan
berkeringat sehingga akan memudahkan timbulnya ketombe dan mikroorganisme lainnya.

c.Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh pada saat menstruasi juga sangat penting diperhatikan, dan sebaiknya mandi 2 kali sehari, dengan
sabun mandi biasa, pada saat mandi organ reproduksi luar perlu cermat dibersihkan. Cara membersihkan daerah
kewanitaan yang terbaik ialah membasuhnya dengan air bersih. Satu hal yang harus diperhatikan dalam membasuh
daerah kewanitaan kita, terutama setelah buang air besar (BAB), yaitu dengan membasuhnya dari arah depan ke
belakang (dari vagina ke arah anus), bukan sebaliknya. Karena apabila terbalik arah membasuhnya, maka kuman dari
daerah anus akan terbawa ke depan dan dapat masuk ke dalam vagina.Pada saat membersihkan alat kelamin, tidak
perlu dibersihkan dengan cairan pembersih atau cairan lain dan douche karena cairan tersebut akan semakin
merangsang bakteri yang menyebabkan infeksi. Apabila menggunakan sabun, sebaiknya gunakan sabun yang lunak
(dengan pH 3,5), misalnya sabun bayi yang biasanya ber-pH netral. Setelah memakai sabun, hendaklah dibasuh
dengan air sampai bersih (sampai tidak ada lagi sisa sabun yang tertinggal), sebab bila masih ada sisa sabun yang

171
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
tertinggal malah dapat menimbulkan penyakit. Setelah dibasuh, harus dikeringkan dengan handuk atau tissue, tetapi
jangan digosok-gosok. Dengan menjaga kebersihan tubuh dapat memberikan kesegaran bagi tubuh dan memperlancar
peredaran darah.

d. Kebersihan pakaian sehari-hari


Mengganti pakaian setiap hari sangatlah penting terutama pakaian dalam, gunakan pakaian dalam yang kering ringat
karena pakaian dalam yang basah akan mempermudah tumbuhnya jamur. Pakaian dalam yang telah terkena darah
sebaiknya direndam terlebih dahulu dan setelah kering disetrika. Pemakaian celana yang terlalu ketat sebaiknya
dihindari, karena hal ini menyebabkan kulit susah bernafas dan akhirnya bisa menyebabkan daerah kewanitaan menjadi
lembab dan teriritasi. Untuk pemilihan bahan, sebaiknya gunakan bahan yang nyaman dan menyerap keringat, seperti
misalnya katun. Pemakaian pantyliner setiap hari secara terus menerus juga tidak dianjurkan. Pantyliner sebaiknya
hanya digunakan pada saat keputihan banyak saja, dan sebaiknya jangan memilih pantyliner yang berparfum karena
dapat menimbulkan iritasi kulit.

e. Penggunaan pembalut
Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terinfeksi, oleh karena itu kebersihan alat kelamin
harus lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi.
Pilihlah pembalut yang daya serapnya tinggi, sehingga tetap merasa nyaman selama menggunakannya. Sebaiknya pilih
pembalut yang tidak mengandung gel, sebab gel dalam pembalut kebanyakan dapat menyebabkan iritasi dan
menyebabkan timbulnya rasa gatal. Pembalut selama menstruasi harus diganti secara teratur 4-5 kali atau setiap
setelah mandi dan buang air kecil.Penggantian pembalut yang tepat adalah apabila di permukaan pembalut telah ada
gumpalan darah. Alasannya ialah karena gumpalan darah yang terdapat di permukaan pembalut tersebut merupakan
tempat yang sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur. Jika menggunakan pembalut sekali pakai sebaiknya
dibersihkan dulu sebelum dibungkus lalu diuang ke tempat sampah. Untuk pembalut lainnya sebaiknya direndam
memakai sabun di tempat tertutup terlebih dahulu sebelum dicuci (Kebidanankita. Blogspot,2010).Perilaku lain yang
kurang dari perawatan hygiene menstruasi adalah malas mengganti pembalut. Beberapa penyakit yang mudah hinggap
pada wanita adalah terjangkitnya infeksi jamur dan bakteri. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada saat wanita dalam
masa menstruasi. Salah satu penyebabnya yaitu bakteri yang berkembang pada pembalut (Andira, 2010).
Mulyati (2007), cara membersihkan daerah kewanitaan adalah :
a. Membasuh tangan dengan sabun, sebelum dan sesudah memegang daerah kewanitaan
b. Membasuh daerah kewanitaan dengan air bersih
c. Membasuh dari arah depan ke belakang setelah buang air kecil/buang air besar
d. Untuk mencegah masuknya mikroorganisme dari anus
e. Hindari penggunaan tissue toilet terlalu sering
f. Hindari pembalut yang menyebabkan iritasi
Cara perawatan vaginal dan ginekologi yang baik menurut Sheldon (1986)
adalah:
Mandi setiap hari dengan sabun dan air hangat .jangan pakai sabun yang mengandung zat-zat kimia tertentu .pada
waktu mencuci, renggangkan bibir vagina dan bersihkan baik-baik, jangan lupa membersihkan daerah clitoris, douche
(penyemprotan) .
Sesudah buang air besar, bersihkan daerah dubur dari depan kebelakang. Anus letaknya dekat pembukaan vagina,
maka cara pembersihan yang kurang baik bias memindahkan bakteri dari dubur dan kotoran kedalam vagina atau
saluran kencing, sehingga mengakibatkan infeksi saluran kencing.Dikamar mandi umum, sebaiknya pakai penutup
tempat duduk toilet yang dapat langsung kamu buang sesudah kamu pakai sendiri. Jangan lupa cuci tangan
sesudahnya.Vulva harus cukup mendapatkan udara dan harus selalu kering. Lebih baik pakai celana dalam yang
terbuat dari kain katun, karena nilon tidak menghisap air dan tidak tembus udara yang diperlukan untuk aliran udara
bebas ke bagian luar alat kelamin.Selama haid, gantilah pembalut sesering mungkin. Minimal 2x sehari, meskipun
jumlah darah hanya sedikit.Selama ovulasi ada pengeluaran cairan dari vagina lebih dari biasanya. Kadangkadang ada
pendarahan. Ini disebabkan oleh produksi estrogen yang meningkat disertai perubahan hormon-hormon tertentu.
Mencuci dengan air dan sabun sudah cukup.Jangan pakai deodoran khusus untuk daerah vagina. Ini tambah
merangsang dan sama sekali tidak ada gunanya. Karena deodorant itu sendiri bisa menimbulkan infeksi Jangan lupa
memeriksakan diri secara teratur. Gejala yang lain daripada yang biasa terjadi sehari-hari, misalnya:pengeluaran luaran

172
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
lender dari vagina, bau ataupun tidak bau, haid yang banyak dan berkepanjangan, perdarahan diantara waktu haid
normal, sebaiknya langsung diperiksakan pada dokter

Promosi Kesehatan
Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
(Kemenkes,2011)
Promosi Kesehatan dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan terhadap siswi sehingga mereka mau dan mampu
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari
individu kelompok, keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat (Setiawati dkk,2008)
Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu sendiri terjadi proses pertumbuhan
perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada individu, kelompok atau
masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu mengatasi
masalah-masalah kesehatannya sendiri. (Natoatmodjo, 2004)
pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang dinamis. Tidak dapat disangkal pendidikan bukanlah satu-satunya
cara mengubah perilaku, tetapi pendidikan juga mempunyai peranan yang cukup penting dalam perubahan
pengetahuan setiap individu. Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan, dan merupakan suatu
disiplin ilmu pendidikan yang berwawasan luas. (Sarwono, 2004).

Metode Pendidikan Kesehatan


Dalam suatu proses pendidikan kesehatan untuk mencapai tujuan yakni perubahan perilaku, yang dipengaruhi
beberapa faktor yaitu faktor metode, materi dan pesan faktor pendidik dan petugas yang melakukannya juga alat bantu
atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Metode atau tehnik dalam pemberian pendidikan kesehatan
adalah cara dan alat bantu apa yang digunkan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan untuk mentransformasikan
perilaku kesehatan kepada sasaran atau masyarakat (Notoatmodjo, 2007) . Metode pendidikan kesehatan yang
digunakan adalah metode ceramah, karena metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan dalam
proses pendidikan kesehatan, metode ceramah cocok pada sasaran yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan
rendah (Notoatmodjo, 2007) Beberapa keuntungan menggunakan metode ceramah adalah murah dari segi biaya,
mudah mengulang kembali jika ada materi yang kurang jelas dipahami oleh peserta dari pada proses membaca sendiri
lebih dapat dipastikan tercapainya informasi yang telah disusun dan disiapkan. Dan jika waktu yang tersedia sangat
minim maka metode ini lah yang tepat untuk digunakan dimana dapat menyampaikan banyak pesan dalam waktu yang
relatif singkat (Lunandi 1993).

Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2012) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar dan menurut skinner (dalam Notoatmodjo, 2012) perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang (organisme) terhadap rangsangan atau stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit

Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan melalui kelima indaranya,
tetapi sebagian besar memilih suatu proses yaitu proses belajar dan membutuhkan suatu bantuan misalnya bantuan
seseorang yang lebih menguasai suatu hal (Notoatmodjo, 2007)
Notoatmodjo 2003 salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan kesehatan.pendidikan
kesehatan adalah salah satu upaya promosi kesehatan dalam memberikan informasi atau nasehat yang ditunjukkan
kepada individu, kelompok ataupun masyarakat.
Hal Hal Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Beberapa hal yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah:

173
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
pendidikan kesehatan adalah suatu proses penyampaian informasi untuk merubah pengetahuan dan sikap seseorang
atau kelompok tentang informasi atau pendidikan yang diberikan.
Keterpaparan Informasi(Bakhtiar,2004) informasi adalah segala sesuatu yang disebut berita atau kepintaran. Informasi
merupakan suatu yang dapat diketahui, informasi sebagai transformasi pengetahuan.

Sikap
Penangan merupakan perilaku atau sikap seseorang manusia terhadap kondisi yang dialaminya . menurut Notoatmodjo
(2012) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseoarang terhadap stimulus atau obyek sikap
secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuai reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-
hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.Sikap adalah perasaan, pikiran dan
kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai asfek asfek tertentu dalam lingkungannya
sikap merupakan kecondongan evaluatif terhadap suatu stimulus atau objek yang berdampak pada bagaimana
seseorang terhadap objek tersebut. Ini berarti sikap menunjukkan kesetujuan atau ketidak setujuan, suka atau tidak
suka seseorang terhadap sesuatu (Mubarak,2011). Notoatmodjo (2012) sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Menghargai (valuing) yang mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah. Bertanggung jawab (responsible) yaitu tanggung jaab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko, indikator sikap kesehatan sejalan dengan pengetahuan.Sikap adalah tanggapan atau
pandangan untuk kecenderungan mengadakan tindakan terhadap suatu objek dengan suatu cara yang menyatakan
adanya tanda-tanda untuk menyenangi/tidak menyenangi objek tersebut, sikap adalah hanya sebagian dari sebagian
perilaku manusia karena sikap belum merupakan tindakan atau aktifitas yang dinyatakan dalam bentuk perilaku
(Notoatmodjo, 2007).

Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor
fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung dari pihak lain misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua dan lain-
lain (Notoatmodjo, 2012).

Landasan Teori
Notoatmodjo (2002) mengatakan bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini menjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra
penglihatan, pengideraan, penciuman, rasa dan raba sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga. Menurut Skiner (1938) yang dikutip Notoatmodjo (2005) proses pembuahan perilaku sama dengan proses
belajar proses perubahan perilaku tersebut sama dengan proses belajar pada individu.teori ini dikenal dengan teori S-O-
R (Stimulus-Organisme-Response) proses perubahan perilaku berdasarkan teori.
Peroses perubahan perilaku berdasarkan teori ini digambarkan sebagai berikut:
RESPON
STIMULUS ORGANISME
TERTUTUP:

-
PENGETAHUA
N

RESPON
TERBUKA:

-PRAKTEK/
TINDAKAN

Gambar 1. Pembentukan Perilaku Menurut Teori Skiner


174
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
Berdasarkan teori ini pendidikan kesehatan reproduksi rangsangan atau stimulus yang diberikan kepada siswi kelas 2
SMP Negeri 2 Batang Angkola dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, tindakan responden dalam
melakukan personal hygiene saat menstruasi.
Kerangka Konsep.Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan hubungan atau kaitan antara konsep yang satu
dengan konsep yang lain, atau variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti.
Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan tentang pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi remaja
terhadap perilaku personal hygiene saat menstruasi.
Berdasarkan studi kepustakaan dapat disusun kerangka konsep penelitian sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
- Pengetahuan, Pendidikan Kesehatan
- Sikap Reproduksi Remaja
Personal Hygiene Saat
- Tindakan Menstruasi

Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian

Hipotesis
Ada pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan personal hygiene saat menstruasi di
SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan Tahun 2017.Ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan
reproduksi remaja terhadap sikap personal hygiene saat menstruasi di SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan
Tahun 2017.Ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan reproduksi remaja terhadap tindakan personal hygiene
saat menstruasi di SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan Tahun 2017.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen (eksperimen semu), dengan rancangan one group pretest dan postest,
dimana rancangan ini tidak menggunakan kelompok pembanding (kontrol), tetapi sesudah dilakukan observasi pertama
(pretest) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan
(Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi remaja
terhadap personal hygiene saat menstruasi di SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan.
Adapun rancangan penelitian ini diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

O1 X O2

Gambar 3 Rancangan Penelitian

Keterangan:
O1 adalah hasil pre-test tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan siswa pada kelompok yang akan diberi perlakuan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan reproduksi.
X adalah perlakuan yang diberikan yaitu pemberian pendidikan kesehatan reproduksi.
O2 adalah post-test tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan siswa sesudah diberikan perlakuan setelah 1 bulan.

Lokasi Dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan dan Penelitian ini dilakukan pada
bulan februari – juni 2017

Populasi Dan Sampel


Populasi adalah sekumpulan orang atau objek yang memiliki karakteristik yang secara umum dapat diamati (Hermanto,
2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi putri kelas 2 yang ada di SMP Negeri 2 Batang Angkola
Tapanuli Selatan yang berjumlah 82 orang.

175
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan
rumus Slovin

N= jumlah sampel
N= jumlah popilasi
d= batas toleransi kesalahan 5% (0.05)

68
Sehingga didapat jumlah sampel yang diteliti adalah 68 responden
Teknik pengambilan sampel dengan sampling sistematis yaitu teknik sampel yang menggunakan nomor urut dari
populasi, berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti, maupun nomor identitas tertentu, urutan yang
diseragamkan.
Populasi berjumlah 82 diurutkan 1-82 peneliti bisa menggunakan sampel yang diambil berdasarkan nomor urut ganjil.

Metode Pengumpulan Data


Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuesioner yang diisi langsung oleh
responden.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan meliputi jumlah remaja
putri kelas 2.
Validitas dan Reabilitas
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Pada penyusunan Kuesioner salah satu kriteria kuesioner yang baik adalah
validitas dan reabilitas kuesioner

Uji Validitas
Uji validitas instrumen pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur korelasi antara item dengan skor total item.
Validitas masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai corrected item total correlation, dengan menggunakan
korelasi pearson product moment correlation (r) dengan ketentuan bila nilai koefisien korelasi (r) >0,361 maka variabel
tersebut dikatakan valid. Uji validitas instrumen pada penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batang Angkola
dengan besar sampel sebanyak 30 orang siswa SMP Negeri 1 Batang Angkola kelas 2. Alasan pemilihan sampel dan
lokasi uji validitas mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel penelitian.

Uji Reabilitas
Reabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan
dipercaya dengan menggunakan metode cronbachs alpha, yaitu menganalisis reabilitas alat ukur dari satu kali
pengukuran Kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha minimal 0,7 (Supranto, 2010).

Prosedur Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
langsung diperoleh dari responden melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner mengenai pendidikan
kesehatan. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh dari catatan dari SMP Negeri 2
Batang Angkola.
Prosedur kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi beberapa tahapan yaitu:

Tahapan Persiapan
Di tahap ini peneliti melakukan pengurusan perizinan kelokasi penelitian. Melakukan pengumpulan data awal dengan
diperkirakan dapat memperoleh gambaran dari beberapa siswa yang ditanyakan tentang pendidikan kesehatan
refroduksi. Terakhir mempersiapkan bahan-bahan dan alat bantu yang mendukung dan memperlancar proses
pelaksanaan pendidikan kesehatan refroduksi remaja dengan metode ceramah.
176
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020

Tahap Pelaksanaan
Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi seluruh responden diberi arahan tentang cara kegiatan. Tahap
pelaksanaan terdiri dari empat kegiatan yaitu:
Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan responden harus menjawab pertanyaan kuesioner pretest, kuesioner tentang
pengetahuan, sikap dan tindakan setelah kuesioner dijawab, kuesioner dikumpulkan kembali.
Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi responden dibagikan handouts dari power poin yang akan
disampaikan, Selanjutnya responden diberikan pendidikan kesehatan reproduksi dengan metode ceramah. Berikut
adalah bahan yang akan disampaikan pada saat melakukan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja putri kelas 2
di SMP Negeri 2 Batang Angkola.
Pendidikan kesehatan refroduksi yang diberikan adalah sebagai berikut:
Pendidikan Kesehatan Refroduksi
Organ Reproduksi Remaja Putri
Organ Reproduksi wanita
Indung Telur (Ovarium), berfungsi mengeluarkan sel telur satu bulan satu kali. Organ ini ada dalam rongga pinggul,
terletak di kiri dan kanan rahim.
Saluran indung telur (tuba fallopi), berfungsi untuk menyalurkan sel telur setelah keluar dari indung telur (proses ovulasi)
dan tempat dimana terjadi pembuahan (konsepsi) atau bertemunya sel telur dan sperma.
Rahim (Uterus), berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan. Bentuknya seperti buah pir dengan berat normal 30-50
gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Dindingnya terdiri dari lapisan
parametrium, lapisan metomtrium dan lapisan endometrium
Vagina/Liang Kemaluan, adalah lubang tempat masuknya penis saat bersanggama, vagina juga merupakan jalan keluar
darah haid dan bayi yang dilahirkan. Dalam vagina terdapat mikro oganisme yang sangat bermanfaat kalau
keseimbangannya tidak terganggu. Keseimbangannya terganggu bila perempuan terlalu sering mencuci vagina dengan
antiseptik, makan obat antibiotika yang membunuh kuman, atau terlalu sering berhubungana seks berganti pasangan.
Keputihan adalah salah satu akibat dari terganggunnya keseimbangan organisme tersebut dalam vagina.
Selaput dara (Hymen) adalah lapisan tipis yang berada dalam liang kemaluan, tidak jauh dari mulut vagina. Ada selaput
yang sangat tipis dan mudah robek dan ada selaput dara yang kaku dan tidak mudah robek. Selaput dara yang tipis
tidak hanya akan robek karena hubungan seks, tetapi bisa robek karena hal lain seperti kecelakaan, jatuh, olah raga,
dan lain-lain.Bibir kemaluan (Labia), berada di bagian luar vagina. Ada yang disebut bibir besar dan bibir kecil. Bibir
besar adalah bagian yang paling luar yang biasanya ditumbuhi bulu. Bibir kecil terletak di belakang bibir besar dan
banyak mengandung saraf pembuluh darah.Kelentit (Klitoris), berada di bagian atas di antara bibir kemaluan. Bentuknya
seperti kacang. Kelentit mempunyai syaraf yang sangat banyak.Saluran kemih, berguna untuk mengeluarkan air
kencing, terletak di antara kelentit dan mulut vagina.

Menstruasi dan Personal Hygiene


Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi
matang (Eny Kusmiran,2011)
Haid atau menstruasi adalah luruhnya lapisan dinding bagian dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah,
sehingga haid pada remaja putri ditandai dengan keluarnya darah dari lubang vagina. Bila sel telur yang dalam
perjalanannya menuju rahim tidak bertemu dengan sperma, maka tidak terjadi pembuahan, dan sel telur bersama –
sama dengan dinding rahim bagian dalam akan luruh/gugur dan keluar melalui vagina (Kementrian kesehatan RI,2012).
Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin setiap bulan selama masa suburnya
kecuali terjadi kehamilan. Masa menstruasi bisa juga disebut dengan mens, datang bulan (Laila, 2014).
Masa menstruasi merupakan masa perdarahan yang terjadi pada wanita secara rutin setiap bulan terkecuali terjadi
kehamilan. Pada menstruasi darah yang keluar sebenarnya adalah darah akibat peluruhan dinding rahim (Endometrium)
darah menstruasi tersebut mengalir dari rahim mrnuju keleher rahim yang kemudian keluar melalui vagina (Pieter dan
Lumongga, 2011).
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan
dipengaruhi oleh hormon reproduksi (Manuaba, 2012).
Hormon steroid estrogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan endometrium, dibawah pengaruh estrogen
endometrium memasuki fase proliferasi, sesudah ovulasi endometrium memasuki fase sekresi. Dengan pengaruh kadar
estrogen dan progesterone pada akhir siklus haid, terjadi regenerasi endometrium kemudian diikuti oleh perdarahan

177
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
yang dikenal dengan nama menstruasi. Siklus perdarahan haid lamanya 5 – 7 hari, dan terjadi setiap 22 sampai 35 hari
(Yanti, 2011).

Defenisi Personal Hygiene


Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat.
Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Personal hygiene saat menstruasi adalah tindakan untuk memelihara kesehatan dan
kebersihan pada daerah kewanitaan pada saat menstruasi (Pribakti, 2008).
Hygiene menstruasi merupakan komponen hygiene perorangan yang memegang peran penting dalam menentukan
status kesehatan, khususnya terhindar dari infeksi alat reproduksi. Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya
perempuan benar-benar dapat menjaga kebersihan organ reproduksi secara “ekstra” terutama pada bagian vagina,
karena apabila tidak dijaga kebersihannya, akan menimbulkan mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan virus yang
berlebih sehingga dapat mengganggu fungsi organ reproduksi (Indriastuti, 2009).
Dampak tidak Tepat dalam Personal Hygiene saat Menstruasi
Dampak yang sering terjadi karena kurangnya kebersihan pada saat menstruasi adalah:
a. Demam
b. Radang pada permukaan vagina
c. Gatal-gatal pada kulit vagina
d. Keputihan
Rasa panas atau sakit pada bagian bawah perut (Kebidanankita. Blogspot,2010).
Keluhan yang dialami oleh remaja adalah gatal-gatal pada daerah kemaluan saat menstruasi. Gatal-gatal saat
menstruasi ini disebut juga dengan pruritus vulvae. Pruritus vulvae adalah iritasi atau rasa gatal disekitar vulva dan
lubang vagina yang bisa terjadi pada malam hari. Pruritus vulva bisa disebabkan oleh adanya keputihan pada vagina
(Misery, 2010). Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Paviloma Virus (HPV), selain itu juga dapat timbul karena
personal hygiene (kebersihan diri) genetalia yang kurang baik (Rahmayanti, 2012).
Banerjee dan Chazal (2006) menyatakan bahwa penyebab umum pruritus vulvaginal adalah infeksi fungi (jamur),
sedangkan Harris (1996) menjelaskan bahwa kebanyakan wanita mengalami keputihan berulang dan iritasi vulva bukan
karena infeksi jamur atau penggunaan pembalut tersebut, namun disebabkan oleh penggunan sabun yang berlebihan
pada vagina. Namun, sebagian besar mereka menginformasikan bahwa hal ini terjadi karena efek sabun, krim, lotion,
panty-liners, pakaian, panas, iritasi dan perawatan iritasi vagina. Hal ini sesuai dengan teori menurut Pribakti (2008)
bahwa salah satu dampak yang bisa terjadi bila tidak menjaga kebersihan tubuh diantaranya muncul bau khas dari
daerah vagina, karena dinding vagina serta leher rahim mengeluarkan cairan. Apabila cairan ini berwarna putih atau
kekuningan adalah sehat dan normal.

Tindakan Personal Hygiene Saat Menstruasi


Salah satu perilaku yang sangat ditekankan bagi perempuan yang tengah mengalami menstruasi adalah pemeliharaan
kebersihan diri. Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, idealnya penggunaan pembalut selama menstruasi harus
diganti secara teratur 2 sampai 3 kali sehari atau setiap 4 jam sekali, apabila jika sedang banyak-banyaknya. Setelah
mandi atau buang air, vagina harus dikeringkan dengan tissu atau handuk agar tidak lembab. Selain itu pemakaian
celana dalam hendaknya bahan yang terbuat dari yang mudah menyerap keringat, sedangkan hygiene adalah
pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit (Indriastuti, 2009).Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh remaja putri pada saat menstruasi, yaitu:

a.Perawatan kulit dan wajah


Wajah merupakan bagian yang paling sensitive bagi seorang remaja terutama remaja putri. Masalah jerawat pada
remaja terkait dengan penampilan mereka. Pada saat menstruasi kerja dari kelenjar sebaseus akan meningkat sehingga
produksi keringat meningkat. Pada saat menstruasi sangat bermanfaat untuk membersihkan muka dua sampai tiga kali
sehari guna membantu mencegah timbulnya jerawat.

b.Kebersihan rambut
Menjaga kebersihan rambut sangatlah penting karena pada saat menstruasi kulit kepala lebih berminyak dan
berkeringat sehingga akan memudahkan timbulnya ketombe dan mikroorganisme lainnya.

178
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020

c.Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh pada saat menstruasi juga sangat penting diperhatikan, dan sebaiknya mandi 2 kali sehari, dengan
sabun mandi biasa, pada saat mandi organ reproduksi luar perlu cermat dibersihkan. Cara membersihkan daerah
kewanitaan yang terbaik ialah membasuhnya dengan air bersih. Satu hal yang harus diperhatikan dalam membasuh
daerah kewanitaan kita, terutama setelah buang air besar (BAB), yaitu dengan membasuhnya dari arah depan ke
belakang (dari vagina ke arah anus), bukan sebaliknya. Karena apabila terbalik arah membasuhnya, maka kuman dari
daerah anus akan terbawa ke depan dan dapat masuk ke dalam vagina.
Pada saat membersihkan alat kelamin, tidak perlu dibersihkan dengan cairan pembersih atau cairan lain dan douche
karena cairan tersebut akan semakin merangsang bakteri yang menyebabkan infeksi. Apabila menggunakan sabun,
sebaiknya gunakan sabun yang lunak (dengan pH 3,5), misalnya sabun bayi yang biasanya ber-pH netral. Setelah
memakai sabun, hendaklah dibasuh dengan air sampai bersih (sampai tidak ada lagi sisa sabun yang tertinggal), sebab
bila masih ada sisa sabun yang tertinggal malah dapat menimbulkan penyakit. Setelah dibasuh, harus dikeringkan
dengan handuk atau tissue, tetapi jangan digosok-gosok. Dengan menjaga kebersihan tubuh dapat memberikan
kesegaran bagi tubuh dan memperlancar peredaran darah.

d.Kebersihan pakaian sehari-hari

Mengganti pakaian setiap hari sangatlah penting terutama pakaian dalam, gunakan pakaian dalam yang kering dan
menyerap keringat karena pakaian dalam yang basah akan mempermudah tumbuhnya jamur. Pakaian dalam yang telah
terkena darah sebaiknya direndam terlebih dahulu dan setelah kering disetrika. Pemakaian celana yang terlalu ketat
sebaiknya dihindari, karena hal ini menyebabkan kulit susah bernafas dan akhirnya bisa menyebabkan daerah
kewanitaan menjadi lembab dan teriritasi. Untuk pemilihan bahan, sebaiknya gunakan bahan yang nyaman dan
menyerap keringat, seperti misalnya katun. Pemakaian pantyliner setiap hari secara terus menerus juga tidak
dianjurkan. Pantyliner sebaiknya hanya digunakan pada saat keputihan banyak saja, dan sebaiknya jangan memilih
pantyliner yang berparfum karena dapat menimbulkan iritasi kulit.

e.Penggunaan pembalut
Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terinfeksi, oleh karena itu kebersihan alat kelamin
harus lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi.
Pilihlah pembalut yang daya serapnya tinggi, sehingga tetap merasa nyaman selama menggunakannya. Sebaiknya pilih
pembalut yang tidak mengandung gel, sebab gel dalam pembalut kebanyakan dapat menyebabkan iritasi dan
menyebabkan timbulnya rasa gatal. Pembalut selama menstruasi harus diganti secara teratur 4-5 kali atau setiap
setelah mandi dan buang air kecil.Penggantian pembalut yang tepat adalah apabila di permukaan pembalut telah ada
gumpalan darah. Alasannya ialah karena gumpalan darah yang terdapat di permukaan pembalut tersebut merupakan
tempat yang sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur. Jika menggunakan pembalut sekali pakai sebaiknya
dibersihkan dulu sebelum dibungkus lalu diuang ke tempat sampah. Untuk pembalut lainnya sebaiknya direndam
memakai sabun di tempat tertutup terlebih dahulu sebelum dicuci (Kebidanankita. Blogspot,2010).Perilaku lain yang
kurang dari perawatan hygiene menstruasi adalah malas mengganti pembalut. Beberapa penyakit yang mudah hinggap
pada wanita adalah terjangkitnya infeksi jamur dan bakteri. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada saat wanita dalam
masa menstruasi. Salah satu penyebabnya yaitu bakteri yang berkembang pada pembalut (Andira, 2010).Mulyati
(2007), cara membersihkan daerah kewanitaan adalah :

a. Membasuh tangan dengan sabun, sebelum dan sesudah memegang daerah kewanitaan
b. Membasuh daerah kewanitaan dengan air bersih
c. Membasuh dari arah depan ke belakang setelah buang air kecil/buang air besar
d. Untuk mencegah masuknya mikroorganisme dari anus
e. Hindari penggunaan tissue toilet terlalu sering
f. Hindari pembalut yang menyebabkan iritasi
Cara perawatan vaginal dan ginekologi yang baik menurut Sheldon (1986)
adalah:

179
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
Mandi setiap hari dengan sabun dan air hangat .jangan pakai sabun yang mengandung zat-zat kimia tertentu .pada
waktu mencuci, renggangkan bibir vagina dan bersihkan baik-baik, jangan lupa membersihkan daerah clitoris, douche
(penyemprotan) .
Sesudah buang air besar, bersihkan daerah dubur dari depan kebelakang. Anus letaknya dekat pembukaan vagina,
maka cara pembersihan yang kurang baik bias memindahkan bakteri dari dubur dan kotoran kedalam vagina atau
saluran kencing, sehingga mengakibatkan infeksi saluran kencing.
Dikamar mandi umum, sebaiknya pakai penutup tempat duduk toilet yang dapat langsung kamu buang sesudah kamu
pakai sendiri. Jangan lupa cuci tangan sesudahnya.
Vulva harus cukup mendapatkan udara dan harus selalu kering. Lebih baik pakai celana dalam yang terbuat dari kain
katun, karena nilon tidak menghisap air dan tidak tembus udara yang diperlukan untuk aliran udara bebas ke bagian luar
alat kelamin.
Selama haid, gantilah pembalut sesering mungkin. Minimal 2x sehari, meskipun jumlah darah hanya sedikit.
Selama ovulasi ada pengeluaran cairan dari vagina lebih dari biasanya. Kadangkadang ada pendarahan. Ini disebabkan
oleh produksi estrogen yang meningkat disertai perubahan hormon-hormon tertentu. Mencuci dengan air dan sabun
sudah cukup.
Jangan pakai deodoran khusus untuk daerah vagina. Ini tambah merangsang dan sama sekali tidak ada gunanya.
Karena deodorant itu sendiri bisa menimbulkan infeksi
Jangan lupa memeriksakan diri secara teratur. Gejala yang lain daripada yang biasa terjadi sehari-hari,
misalnya:pengeluaran luaran lender dari vagina, bau ataupun tidak bau, haid yang banyak dan berkepanjangan,
perdarahan diantara waktu haid normal, sebaiknya langsung diperiksakan pada dokter Mulyati (2007),
Setelah selesai dalam pemberian pendidikan kesehatan, reponden diminta kembali untuk mengisi kuesioner post test
tentang pendidikan dan sikap. Selanjutnya menjelaskan kepada responden setelah 1 bulan kedepan akan mengisi
kuesioner tindakan. Karena akan menilai apakah responden melakuakn melakukan personal hygiene saat menstruasi
sesuai dengan pendidikan kesehatan yang diberikan. Dan ditaksir perjalanan satu bulan kedepan responden akan
mengalami menstruasi.
Setelah dua minggu dihitung dari hari pelaksanan pemberian pendidikan kesehatan, kuesioner tindakan dibagikan
kepada responden dan diminta untuk menjawab kuesioner dengan sebenar-benarnya.
Secara ringkas pelaksanaan penelitian ini adalah:
Seluruh Siswa Yang
Menjadi Responden

Pre Test Pengetahuan,


Sikap Dalam Melakukan
Personal Hygiene Saat
Pendidikan Kesehatan
Dengan Metode
Post Test Pengetahuan,
Sikap Siswa dalam
Melakukan Personal
Hygiene Saat Menstruasi

Setelah 1 bulan
Post Test Tindakan Siswa dalam
Melakukan Personal Hygiene Saat
Menstruasi
Gambar 4 Alur Penelitian

Variabel dan Defenisi Operasional


180
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Dependen
Pendidikan Merupakan upaya dilakukan 1.dilakukan Nominal
kesehatan mempengaruhi manusia agar 2.tidak
terlaksananya perilaku hidup dilakukan
sehat
Independen
Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui Kuesioner 1.Baik (6-10) Ordinal
oleh responden mengenai 2.tidak baik (0-
dismenoria 5)

Sikap Reaksi respon tertutup dari Kuesioner 1.baik(21-40) Ordinal


responden dalam melakukan 2.tidak baik(10-
personal hygiene saat 20)
menstruasi Reaksi respon
Tindakan terbuka dari responden dalam Kuesioner 1.Baik 6-10 Ordinal
melakukan personal hygiene 2.tidak baik 0-5
saat menstruasi

Metode Pengukuran
Kuesioner Pengetahuan
Kuesioner pengetahuan ini terdiri dari 10 pertanyaan penilaian kuesioner ini mengunakan skala guttman dengan dua
alternatif jawaban yang terdiri dari pilihan ya dan tidak penilaian kuesioner ini adalah jika jawaban benar diberi skor
1dan jawaban salah di beri skor 0 nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan nilai tertinggi yang akan dicapai
adalah 10. Rentang skor adalah untuk mengetahui panjang kelas menggunakan interval (Hidayat, 2010).
I

I=

Selanjutnya dikategorikan menjadi


Baik = jika skornya 6-10
Tidak baik = jika skor 0-5
Kuesioner Sikap
Kuesioner sikap ini terdiri dari 10 pertanyaan penilaian kuesioner ini menggunakan skala likert yaitu dalam bentuk
pernyataan dan diikuti dengan 5 respon yang terdiri dari SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat
tidak setuju ).
Penilaian pernyataan positif akan diberikan skor 4 sampai 1 dan pernyataan negatif akan diberikan skor 1 sampai 4

Skor jawaban positif Skor jawaban negatif


4 jika jawaban sangat setuju diberi skor 1
3 jika jawaban setuju diberi skor 2
2 jika jawaban tidak setuju diberi skor 3
1 jika jawaban sangat tidak setuju diberi skor 4
Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 10 dan nilai tertinggi yang akan dicapai adalah 40. Kategori
penilaian selanjutnya dibedakan menjadi dua kategori yaitu baik dan tidak baik
Baik = jika skor 21-40
Tidak baik = jika skor 10- 20
Kuesioner Tindakan

181
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
Kuesioner Tindakan Personal Hygiene Pada Saat Menstruasi terdiri dari 10 pertanyaan dimana terdiri atas pilihan
jawaban “dilakukan “ dan “tidak dilakukan”. Pada setiap melakukan personal hygiene saat menstruasi skor 1 jika pilihan
jawaban dilakukan dan jika pilihan jawaban tidak dilakukan akan diberi skor 0. Penilaian selanjutnya dibedakan menjadi
dua kategori yaitu “baik” dan “tidak baik”
pada item pertanyaan dikategorikan.
Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan nilai tertinggi yang akan dicapai adalah 10. Kategori penilaian
selanjutnya dibedakan menjadi dua kategori
yaitu baik dan tidak baik dengan rentang kelas sebanyak 5
Baik = jika skor 6-10
Tidak baik = jika skor 0-5
Metode Analisa Data
Analisis Univariat.
Analisis univariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi variabel yang diteliti dalam
bentuk distribusi frekuensi
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendidikan kesehatan refroduksi terhadap perilaku
remaja dalam melakukan personal hygiene saat menstruasi sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan dengan
mengunakan adalah paired t-test. Analisa data dilakukan dengan mempergunakan program SPSS.

HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 SMP yang Terletak Di Desa Benteng Huraba Kecamatan Batang Angkola
Kabupaten Tapanuli Selatan Propinsi Sumatera Utara.
Analisis Univariat
Gambaran Karakteristik Responden
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Karakteristik N Persentasi (%)

Umur (tahun)

13 32 47,1

14 28 41,2

15 8 11,8

Jumlah 68 100

Berdasarkan pada tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia sebagian besar responden
berusia 13 tahun dengan jumlah 32 orang (65,4%).

Pengetahuan
Pengetahuan Siswa Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan reproduksi.
Pengetahuan siswa tentang personal hygiene saat menstruasi sebelum dan sesudah dilakukannya pendidikan
kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut:
Tabel.2 Distribusi Pengetahuan Personal Hygiene Saat Menstruasi Sebelum Diberikan Pendidikan
Kesehatan Reproduksi.
Kategori N Persentasi (%)
Baik 19 27,9
Tidak baik 49 72,1
Jumlah 68 100

182
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan personal hygiene saat menstruasi pada
remaja putri kelas 2 sebelum pemberian pendidikan kesehatan reproduksi sebagian besar memiliki pengetahuan tidak
baik yaitu 49 orang (72,1%).
Tabel 3 Distribusi Pengetahuan Personal Hygiene Saat Menstruasi Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan
Reproduksi
Kategori N Persentasi (%)
Baik 52 76,5
Tidak baik 16 23,5
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan personal hygiene saat menstruasi pada
remaja putri kelas 2 sesudah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi sebagian besar memiliki pengetahuan baik
yaitu 52 orang (76,5%).Sikap Siswa Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Sikap siswa tentang personal hygiene saat menstruasi sebelum dan sesudah dilakukannya pendidikan kesehatan
reproduksi adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Distribusi Sikap Personal Hygiene Saat Menstruasi Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan
Reproduksi
Kategori N Persentasi (%)
Baik 13 19,1
Tidak baik 55 80,9
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar sikap personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri
kelas 2 sebelum pemberian pendidikan kesehatan reproduksi sebagian besar memiliki sikap tidak baik yaitu 55 orang
(80,9%).

Tabel 5 Distribusi Sikap Personal Hygiene Saat Menstruasi Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan
Reproduksi.
Kategori N Persentasi (%)
Baik 60 88,2
Tidak baik 8 11,8
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar sikap personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri
kelas 2 sesudah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi sebagian besar memiliki sikap baik yaitu 60 orang
(88,2%).

Tindakan
Tindakan Siswa Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Tindakan siswa tentang personal hygiene saat menstruasi sebelum dan sesudah dilakukannya pendidikan kesehatan
reproduksi adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Distribusi Tindakan Personal Hygiene Saat Menstruasi Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan
Kategori N Persentasi (%)
Baik 6 8,8
Tidak baik 62 91,2
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar tindakan personal hygiene saat menstruasi pada remaja
putri kelas 2 sebelum pemberian pendidikan kesehatan reproduksi sebagian besar memiliki tindakan tidak baik yaitu 62
orang (91,2%).

Tabel 7 Distribusi Tindakan Personal Hygiene Saat Menstruasi Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan
Reproduksi
183
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
Kategori N Persentasi (%)
Baik 56 82,4
Tidak baik 12 17,6
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar tindakan personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri
kelas 2 sesudah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi sebagian besar memiliki tindakan baik yaitu 56 orang
(82,4%).

Analisis Bivariat
Untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan analisis bivariat
menggunakan uji paired sampel t-test bila data berdistribusi normal (p<0,05) dan bila data tidak berdistribusi normal
(p>0,05).

Tabel 8 Perbandingan Rata Rata Skor Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Remaja Terhadap Pengetahuan Personal Hygiene Saat Menstruasi
Variabel Mean Std. Dev P T
Pengetahuan
Sebelum 1,79 0,407 0,000 10,087
Sesudah 1,19 0,396 0,000
Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan sampel t-test (paired t-test) diperoleh jumlah rata-rata pengetahuan
responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan reproduksi sebesar 0,407 dan nilai rata-rata responden sesudah
diberikan pendidikan kesehatan reproduksi sebesar 0,398 dengan nilai probabilitas (p) 0,000. Dimana p<0,05 maka
dapat dikatakan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi.

Tabel 9 Perbandingan Rata Rata Skor Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pemberian Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Remaja Terhadap Sikap Personal Hygiene Saat Menstruasi
Variabel Mean Std. Dev P T
Sikap
Sebelum 1,81 0,398 0,000 12,248
Sesudah 1,12 0,325 0,000
Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan sampel t-test (paired t-test) diperoleh jumlah rata-rata sikap
responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan reproduksi sebesar 0,398 dan nilai rata-rata responden sesudah
diberikan pendidikan kesehatan reproduksi sebesar 0,325 dengan nilai probabilitas (p) 0,000. Dimana p<0,05 maka
dapat dikatakan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi.

Tabel 10 Perbandingan Rata Rata Skor Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pemberian Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Remaja Terhadap Tindakan Personal Hygiene Saat Menstruasi
Variabel Mean Std. Dev P T
Tindakan
Sebelum 1,91 0,286 0,000 13,642
Sesudah 1,18 0,384 0,000
Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan sampel t-test (paired t-test) diperoleh jumlah rata-rata sikap
responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan reproduksi sebesar 0,286 dan nilai rata-rata responden sesudah
diberikan pendidikan kesehatan reproduksi sebesar 0,384 dengan nilai probabilitas (p) 0,000. Dimana p<0,05 maka
dapat dikatakan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi.

Pembahasan Analisis Statistik


Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan dependen sampel t-test (paired t-test) diperoleh jumlah nilai
probabilitas (p) 0,000. Dimana p< 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi
remaja terhadap perilaku personal hygiene saat menstruasi.

PEMBAHASAN

184
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk efek dari suatu kegiatan pendidikan kesehatan reproduksi
metode yang digunakan ceramah untuk melihat adanya perubahan pengetahuan, sikap, tindakan siswa dalam personal
hygiene saat menstruasi.
Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Personal Hygiene Saat Menstruasi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan melalui kelima indaranya,
tetapi sebagian besar memilih suatu proses yaitu proses belajar dan membutuhkan suatu bantuan misalnya bantuan
seseorang yang lebih menguasai suatu hal (Notoatmodjo, 2007)
Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja adalah segala sesuatu yang diketahui remaja dan ruang
lingkup kesehatan reproduksi bagi remaja. Masa remaja pada tahap awal memiliki karakteristik masih bingung terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-
perubahan tersebut (Sarwono, 2005).
Hasil analisis dengan menggunakan paired T-Test yang dilakukan ternyata terjadi perbedaan pengetahuan responden
antara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi, dimana diperoleh t-hitung 10,087 dengan nilai
probabilitas (p) = 0,000 < 0,05 atau dengan perkataan lain bahwa ada perbedaan antara pengetahuan responden
sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi. Pemberian pendidikan kesehatan reproduksi remaja
ternyata mampu mempengaruhi peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja, hal ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya oleh ayu, (2015)berjudul pengaruh peer education terhadap perilaku personal hygiene
genital dalam pencegahan kanker servik pada remaja putri di smp negeri 10 denpasar. Hasil statistik terdapat 3 domain
perilaku (pengetahuan sikap dan tindakan), didapatkan nilai pengetahuan (p value = 0,000 < 0,05), sikap (p value =
0,000 < 0,05), dan tindakan (p value = 0,000 < 0,05), maka H0 ditolak. Hasil analisis ini berarti ada pengaruh peer
education terhadap perilaku personal hygiene genetalia dalam pencegahan kanker serviks pada remaja putri di SMP
Negeri 10 Denpasar.
Dilihat dari perbedaan jumlah responden yang meningkat pengetahuannya dari pre-test ke post-test. Antaranya adalah
materi pendidikan kesehatan yang digunakan dalam proses pendidikan kesehatan yang lengkap dan menarik, sehingga
responden mudah untuk memahami isi materi pendidikan kesehatan yang disampaikan.

Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Personal Hygiene Saat Menstruasi


Notoatmodjo (2012) sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu: menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau
dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Menghargai (valuing) yang
mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Bertanggung jawab (responsible) yaitu
tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko, indikator sikap kesehatan sejalan
dengan pengetahuan.Sikap remaja tentang kesehatan reproduksi remaja adalah segala sesuatu yang diketahui remaja
dan ruang lingkup kesehatan reproduksi bagi remaja. Masa remaja pada tahap awal memiliki karakteristik masih
bingung terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai
perubahan-perubahan tersebut (Sarwono, 2005).Hasil analisis dengan menggunakan paired T-Test yang dilakukan
ternyata terjadi perbedaan sikap responden antara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi,
dimana diperoleh t-hitung 12,246 dengan nilai probabilitas (p) = 0,000 > 0,05 atau dengan perkataan lain bahwa ada
perbedaan secara signifikan antara sikap responden sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi.
Sikap yang terbentuk pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa komponen di antaranya adalah komponen kognitif
yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap suatu objek. Kepercayaan remaja terhadap kesehatan reproduksi
dapat dipengaruhi oleh remaja itu sendiri ataupun sumber informasi yang tepat yang dapat diakses oleh remaja,
sehingga remaja akan memiliki kecenderungan untuk memunculkan sikap. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu
sarana untuk menyampaikan informasi tentang kesehatan reproduksi yang tepat kepada remaja. Unsur yang harus
terpenuhi untuk menyampaikan pendidikan kesehatan di antaranya penggunaan media dan fasilitator yang
menyampaikan informasi tersebut, karena keberhasilan pendidikan kesehatan tergantung dari persiapan
perencanaannya (Devy dkk., 2001). Kemungkinan yang dapat mempengaruhi sikap remaja di antaranya karena
pendidikan kesehatan reproduksi merupakan informasi yang pertama kali didapatkan oleh responden dan tidak
diberikan secara berulang. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Azwar (2003), bahwa tingkatan
sikap yang dimiliki oleh remaja baru berada pada tingkatan menerima.

Tindakan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Personal Hygiene Saat Menstruasi

185
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor
fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung dari pihak lain misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua dan lain-
lain (Notoatmodjo, 2012). Tindakan personal hygiene saat menstruasi yang dilakukan remaja secara tepat penggunaan
pembalut, cara membersihkan, pakian yang baik untuk digunakan pada saat mestruasi, dan menghubungi petugas
kesehatan jika terja gangguan pada saat menstruasi.Hasil analisis dengan menggunakan paired T-Test yang dilakukan
ternyata terjadi perbedaan tindakan responden antara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan
reproduksi, dimana diperoleh t-hitung 13, 648 dengan nilai probabilitas (p) = 0,000 > 0,05 atau dengan perkataan lain
bahwa ada perbedaan secara signifikan antara tindakan responden sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan reproduksi.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi remaja terhadap personal hygiene saat
menstruasi di SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan 2017. Dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada pengaruh
pendidikan kesehatan reproduksi remaja terhadap perubahan pengetahuan remaja tentang personal hygiene saat
menstruasi di SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan Tahun 2017, sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan, dengan menggunakan uji paired t-test sehingga didapatkan nilai rata-rata pengetahuan sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan reproduksi sebesar 0,407 dan nilai rata-rata pengetahuan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan sebesar 0,396 dengan nilai probabilitas (p)= 0,000 dimana p< 0,05.Ada pengaruh pendidikan kesehatan
reproduksi remaja terhadap perubahan sikap remaja tentang personal hygiene saat menstruasi di SMP Negeri 2 Batang
Angkola Tapanuli Selatan Tahun 2017, sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan, dengan menggunakan
uji paired t-test sehingga didapatkan nilai rata-rata sikap sebelum dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi sebesar
0,398 dan nilai rata-rata sikap sesudah dilakukan pendidikan kesehatan sebesar 0,325 dengan nilai probabilitas (p)=
0,000 dimana p< 0,05.Ada pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi remaja terhadap perubahan tindakan remaja
tentang personal hygiene saat menstruasi di SMP Negeri 2 Batang Angkola Tapanuli Selatan Tahun 2017, sebelum dan
sesudah dilakukan pendidikan kesehatan, dengan menggunakan uji paired t-test sehingga didapatkan nilai rata-rata
tindakan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi sebesar 0,286 dan nilai rata-rata tindakan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan sebesar 0,384 dengan nilai probabilitas (p)= 0,000 dimana p< 0,05.

Saran
Diharapkan kepada para remaja agar dapat menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya
tentang personal hygiene saat menstruasi.Diharapkan kepada para remaja agar dapat mengubah sikap tentang
kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang personal hygiene saat menstruasi.Diharapkan kepada para remaja
agar dapat mengubah tindakanya tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang personal hygiene saat
menstruasi.Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya dibidang promosi kesehatan agar lebih selektif dalam
memberikan informasi kepada masyarakat sesuai dengan permasalahan yang ada. Diharapkan SMP Negeri 2 Batang
Angkola Tapanuli Selatan dapat mengadakan pendidikan kesehatan mengenai personal hygiene saat menstruasi untuk
jenjang selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anggresti, (2015). Perilaku menjaga kebersihan organ genital pada siswa MAN 2 yogyakarta.
Arikunto, S 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta
Aryani, R., Tarwono, Nuraini, A., Miradwina, Btauchid, N.S., Aminah, S., Sumiati, 2010. Kesehatan Remaja Problem Dan
Solusinya, Jakarta: Salemba Medika.
Ayu, (2015). Pengaruh Peer Education Terhadap Perilaku Personal Hygiene Genitalia Dalam Pencegahan Kanker
Serviks Pada Remaja Putri Di SMP Negeri 10 Denpasar.
Badan Pusat Statistika, 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia Populasion Projection 2010-2035, Publication Number:
04110.1301, Diakses 19 Februari 2017, Jakarta: http://www.bps .go.id E-mail : bpshq@bps.go.id
Baktiar, A., 2004 Pengetahuan Dan Ukuran Kebenaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hidayat, A.A., 2010 Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data, Cetakan Keempat, Jakarta: Salemba

186
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 5 No. 3
ISSN. 2655-4399 September 2020
Kementerian Kesehatan RI. , 2012 Buku Petunjuk Penggunaan Media KIE Persi Pekerja Dan Mahasiswa Aku Bangsa
Aku Tahu, Diakses 19 Februari 2017, Jakarta: www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/juknis-media-
kie-abat-pelajar.pdf.
Laila, N.N., 2014 Menstruasi, Cetakan Kedua, Yogyakarta: Buku Biru
Lubis, L.N., 2013 Psokologi Kespro Wanita Dan Perkembangan Refroduksinya, Edisi Pertama, Jakarta: Kecana
Predana Media Group.
Mubarak.I.Q., 2011 Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Jakarta : Salemba Medika
Notoatmodjo, S., 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan, Cetakan Pertama, Jakarta: Rineka Cipta .

187

You might also like