Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

MATEMATIKA KEUANGAN

a) Misalkan seseorang menabung sebesar C dengan bunga sebesar i per tahun. Setelah 1 tahun,
orang tersebut mendapat sebesar C(1 + i). Jika dia menutup tabungannya kemudian
menabungkan lagi dananya yang sebesar C(1 + i), maka setelah 1 tahun kemudian dananya
menjadi C(1 + i)(1 + i) = C(1 + i)2 = C( 1 + 2i + i2 ). Jika dana sebesar C tadi tidak
diambil selama 2 tahun, maka setelah 2 tahun dananya menjadi sebesar C(1 + 2i). Hal ini tidak
praktis bagi perbankan, sehingga diperkenalkanlah suku bunga majemuk.

Misalkan dana sebesar 𝐶 diinvestasikan selama 𝑛 tahun dengan suku bunga majemuk efektif
sebesar 𝑖 per tahun. Maka setelah 𝑛 tahun dana tersebut menjadi
𝐶(1 + 𝑖)𝑛
Jumlah tersebut terdiri atas pengembalian modal sebesar 𝐶 dan pembayaran bunga sebesar
𝐶[(1 + 𝑖)𝑛 − 1].

b) Misalkan investasi dilakukan selama ℎ satuan waktu, dengan ℎ > 0 dan ℎ tidak harus bilangan
bulat. Didefinisikan 𝑖ℎ (𝑡) sebagai tingkat bunga nominal per satuan waktu untuk transaksi
yang dilakukan saat 𝒕 selama 𝒉 periode, yaitu tingkat bunga sedemikian sehingga tingkat
bunga efektif untuk periode sepanjang ℎ yang dimulai saat 𝑡 adalah sebesar ℎ𝑖ℎ (𝑡). Sehingga,
sejumlah 𝐶 yang diinvestasikan pada saat 𝑡 selama ℎ satuan waktu akan terakumulasi pada saat
𝑡 + ℎ menjadi sebesar
𝐶[1 + ℎ𝑖ℎ (𝑡)]
Jika ℎ = 1 maka tingkat bunga nominal = tingkat bunga efektif, yaitu 𝑖1 (𝑡) = 𝑖(𝑡). Dalam
banyak kasus, 𝑖ℎ (𝑡) tak bergantung dengan waktu sehingga 𝑖ℎ (𝑡) = 𝑖ℎ untuk setiap 𝑡. Jika
1
ℎ = 𝑝 , 𝑝 ∈ ℤ+ , maka tingkat bunga dituliskan sebagai
𝑖 (𝑝) = 𝑖1/𝑝
Sehingga investasi sebesar 1 satuan untuk jangka waktu 1/𝑝 akan menghasilkan akumulasi
𝑖 (𝑝)
sebesar 1 + 𝑝
. 𝑖 (𝑝) disebut sebagai tingkat bunga nominal yang payable p-kali, atau
convertible p-kali.

c) Force of interest, 𝛿(𝑡), disebut juga sebagai tingkat bunga nominal yang convertible sesaat,
didefinisikan sebagai berikut:

𝐴(𝑡, 𝑡 + ℎ) − 1
𝛿(𝑡) = lim+ 𝑖ℎ (𝑡) = lim+ [ ]
ℎ→0 ℎ→0 ℎ
MATEMATIKA KEUANGAN
dimana untuk 𝑡1 ≤ 𝑡2 , 𝐴(𝑡1 , 𝑡2 ) didefinisikan sebagai akumulasi pada saat 𝑡2 dari investasi
sebesar 1 satuan yang dilakukan saat 𝑡1 selama (𝑡2 − 𝑡1 ) periode. Dari definisi tersebut, didapat
𝐴(𝑡, 𝑡 + ℎ) = 1 + ℎ𝑖ℎ (𝑡). 𝐴(𝑡1 , 𝑡2 ) juga disebut sebagai faktor akumulasi.

Misalkan 𝑡0 ≤ 𝑡1 ≤ 𝑡2 . Pada pasar yang konsisten, berlaku Prinsip Konsistensi :

𝐴(𝑡0 , 𝑡2 ) = 𝐴(𝑡0 , 𝑡1 )𝐴(𝑡1 , 𝑡2 )

Secara umum,

𝐴(𝑡0 , 𝑡𝑛 ) = 𝐴(𝑡0 , 𝑡1 )𝐴(𝑡1 , 𝑡2 ) … 𝐴(𝑡𝑛−1 , 𝑡𝑛 )

untuk setiap 𝑛 dan barisan naik bilangan 𝑡0 , 𝑡1 , … 𝑡𝑛 .

Jika 𝛿(𝑡) dan 𝐴(𝑡0 , 𝑡) adalah fungsi kontinu dari 𝑡 untuk 𝑡 ≥ 𝑡0 serta Prinsip Konsistensi berlaku,
maka untuk 𝑡0 ≤ 𝑡1 ≤ 𝑡2 berlaku
𝑡2
𝐴(𝑡1 , 𝑡2 ) = exp [∫ 𝛿(𝑡)𝑑𝑡]
𝑡1

Pada kasus dimana 𝛿(𝑡) = 𝛿 untuk setiap 𝑡, maka 𝐴(𝑡0 , 𝑡0 + 𝑛) = 𝑒 𝛿𝑛 untuk setiap 𝑡0 dan
𝑛 ≥ 0. Sehingga

𝑖 = 𝑒𝛿 − 1 ⇔ 𝑒𝛿 = 1 + 𝑖

Maka 𝐴(𝑡0 , 𝑡0 + 𝑛) = (1 + 𝑖)𝑛 .

d) Kaitan:
𝑝
𝛿
𝑖 (𝑝)
𝑒 = 1 + 𝑖 = (1 + )
𝑝

Sumber : Slide Kuliah 1, 2, 4 Matematika Keuangan TA 2017-2018


MATEMATIKA KEUANGAN

a) Nilai yang didiskon pada waktu 0 (waktu sekarang) dari sejumlah 𝐶 yang jatuh tempo pada
waktu 𝑡 ≥ 0 dikatakan sebagai nilai sekarang yang didiskon (discounted present value) atau
𝑡
singkatnya nilai sekarang (present value). Nilai sekarang = 𝐶 exp [− ∫0 𝛿(𝑠) 𝑑𝑠]

Definisikan 𝑣(𝑡) sebagai nilai sekarang (present value) dari 1 satuan moneter yang jatuh tempo
𝑡
pada waktu t. Maka 𝑣(𝑡) = exp [− ∫0 𝛿(𝑠) 𝑑𝑠]. Jika 𝛿(𝑡) = 𝛿, maka 𝑣(𝑡) = 𝑣 𝑡 dengan
𝑣 = 1 + 𝑖 = 𝑣(1) = exp(−𝛿). Maka, nilai sekarangnya adalah

𝐶𝑣 𝑡 = 𝐶(1 + 𝑖)−𝑡

Untuk selanjutnya nilai sekarang (present value) dinotasikan dengan PV.

b) Nilai sekarang (present value) dari pembayaran sejumlah 𝐶𝑡1 , 𝐶𝑡2 , … , 𝐶𝑡𝑛 yang masing-masing
jatuh tempo pada waktu 𝑡1 , 𝑡2 , 𝑡3 , … , 𝑡𝑛 dengan 0 ≤ 𝑡1 ≤ 𝑡2 ≤ ⋯ ≤ 𝑡𝑛 adalah
𝑛

𝑃𝑉 = 𝐶𝑡1 𝑣(𝑡1 ) + 𝐶𝑡2 𝑣(𝑡2 ) + ⋯ + 𝐶𝑡𝑛 𝑣(𝑡𝑛 ) = ∑ 𝐶𝑡𝑗 𝑣(𝑡𝑗 )


𝑗=1

Sumber : Slide Kuliah 2 Matematika Keuangan TA 2017-2018


MATEMATIKA KEUANGAN

a) Future value (FV) is the value of a current asset at a future date based on an assumed rate of
growth. The future value (FV) is important to investors and financial planners as they use it to
estimate how much an investment made today will be worth in the future. Knowing the future
value enables investors to make sound investment decisions based on their anticipated needs.
However, external economic factors, such as inflation, can adversely affect the future value of
the asset by eroding its value.

Nilai akumulasi pada waktu 𝑡 > 0 (future) dari sejumlah 𝐶 pada waktu 𝑡 = 0

𝐶
𝐹𝑉 = 𝐶(1 + 𝑖)𝑡 =
𝑣(𝑡)

b) Nilai akumulasi (future value) apda waktu 𝑡 dari dana sejumlah 𝐶𝑡1 , 𝐶𝑡2 , … , 𝐶𝑡𝑛 yang masing-
masing dikumpulkan pada waktu 𝑡1 , 𝑡2 , 𝑡3 , … , 𝑡𝑛 dengan 0 ≤ 𝑡1 ≤ 𝑡2 ≤ ⋯ ≤ 𝑡𝑛 ≤ 𝑡 adalah
𝑛
𝐶𝑡1 𝐶𝑡2 𝐶𝑡𝑛 𝐶𝑡𝑗
𝐹𝑉 = + + ⋯+ =∑
𝑣(𝑡1 ) 𝑣(𝑡2 ) 𝑣(𝑡𝑛 ) 𝑣(𝑡𝑗 )
𝑗=1

Sumber :

1. https://www.myaccountingcourse.com/accounting-dictionary/future-value
2. https://content.csbs.utah.edu/~fan/fcs3450/slides/FCS3450SmallUnit03.pdf
MATEMATIKA KEUANGAN

a) Anuitas adalah Serangkaian pembayaran dalam jangka waktu tertentu ataukah jangka waktu tak
hingga. Pembayaran dapat dilakukan pada awal atau pada akhir periode, dengan jumlah tetap
atau bervariasi.

Contoh :
 Ketika Anda membeli mobil dengan cara kredit. Karena pembayaran dan penerimaannya
tetap, Anda bisa melakukannya tanpa ada penundaan periode (immediate annuity)
 Ketika Anda membeli produk asuransi. Anda akan diminta untuk membayar premi di awal
periode sebelum bisa mendapatkan manfaat klaim dari produk asuransi yang Anda beli.
 Pembayaran bunga pinjaman atau penerimaan bunga deposito
 Pembayaran sewa, premi asuransi (due annuity).

b) Anuitas Akhir : Pembayaran dilakukan pada akhir periode. Jika periodenya tahun, artinya
pembayaran dilakukan pada akhir tahun, dst.
Anuitas Awal : Pembayaran dilakukan pada awal periode. Jika periodenya tahun, artinya
pembayaran dilakukan pada awal tahun, dst.

c) Deretan pembayaran yang dilakukan pada setiap akhir periode disebut juga anuitas pasti
(disingkat anuitas) atau immediate annuity-certain, dan 𝑎𝑛̅| merupakan nilai sekarang atau
present value dari anuitas pasti.

𝑣(1 − 𝑣 𝑛 ) 1 − 𝑣𝑛 1 − 𝑣𝑛
𝑎𝑛̅| = 𝑣 + 𝑣 2 + 𝑣 3 + ⋯ + 𝑣 𝑛 = = −1 =
1−𝑣 𝑣 −1 𝑖
MATEMATIKA KEUANGAN
Nilai dari deretan n kali pembayaran pada waktu pembayaran terakhir dibuat dinotasikan
dengan 𝑠𝑛̅| , disebut juga akumulasi dari anuitas pasti,
(1 + 𝑖)𝑛 − 1
𝑠𝑛̅| = (1 + 𝑖)𝑛−1 + (1 + 𝑖)𝑛−2 + ⋯ + (1 + 𝑖) + 1 = (1 + 𝑖)𝑛 𝑎𝑛̅| =
𝑖

Deretan pembayaran yang dibuat di awal waktu dikenal juga dengan anuitas awal atau annuity-
due, dan 𝑎̈ 𝑛̅| adalah nilai sekarangnya.
1 − 𝑣𝑛 1 − 𝑣𝑛
𝑎̈ 𝑛̅| = 1 + 𝑣 + 𝑣 2 + ⋯ + 𝑣 𝑛−1 = =
1−𝑣 𝑑

Nilai pada waktu 1 satuan waktu setelah pembayaran terakhir dibuat dinotasikan dengan 𝑠̈𝑛̅|
dan disebut juga akumulasi dari anuitas awal,
(1 + 𝑖)𝑛 − 1
𝑠̈𝑛̅| = (1 + 𝑖)𝑛 + (1 + 𝑖)𝑛−1 + ⋯ + (1 + 𝑖)2 + (1 + 𝑖) = (1 + 𝑖)𝑛 𝑎̈ 𝑛̅| =
𝑑
MATEMATIKA KEUANGAN
d) Nilai pada waktu 0 dari anuitas yang dibayarkan secara kontinu antara waktu 0 dan waktu n,
dengan rata-rata pembayaran per satuan waktu adalah konstan dan sama dengan 1,
dilambangkan dengan 𝑎̅𝑛̅| .
𝑛
1 − 𝑒 −𝛿𝑛 1 − 𝑣 𝑛 𝑖 1 − 𝑣 𝑛
𝑎̅𝑛̅| = ∫ 𝑒 −𝛿𝑡 𝑑𝑡 = = = , 𝛿≠0
0 𝛿 𝛿 𝛿 𝑖
𝑖
jika 𝑛 bulat maka 𝑎̅𝑛̅| = 𝑎
𝛿 𝑛̅|

To compute the future value of a continuous annuity of unit payment per period over n periods,
we use the following formula
𝑖
𝑠̅𝑛̅| = (1 + 𝑖)𝑛 𝑎̅𝑛̅| = 𝑠𝑛̅|
𝛿

Sumber :

1. Slide Kuliah 5, 6 Matematika Keuangan TA 2017-2018


2. http://www.mysmu.edu/faculty/yktse/fma/s_fma_2.pdf
MATEMATIKA KEUANGAN

 Misalkan sebagai pengembalian atas modal sebesar 𝑋 yang diberikan seorang investor pada saat
𝑡 = 0, investor tersebut akan menerima sebesar 𝑗𝑋 pada 𝑡 = 1, 2, . . . , 𝑛 beserta pengembalian
modal sebesar 𝑋 pada 𝑡 = 𝑛. Maka 𝑗 disebut sebagai yield per satuan waktu dari investasi
tersebut. Imbal hasil atau yield sering juga disebut Internal Rate of Return (IRR) untuk transaksi
yang bersangkutan.

 Transaksi pada waktu 𝑡1 , 𝑡2 , … , 𝑡𝑛 ; Pengeluaran sejumlah 𝑎𝑡1 , 𝑎𝑡2 , … , 𝑎𝑡𝑛 ; Penerimaan sejumlah
𝑏𝑡1 , 𝑏𝑡2 , … , 𝑏𝑡𝑛 ; Berapa tingkat bunga kontinu yang membuat deretan pengeluaran mempunyai
nilai yang sama dengan deretan penerimaan? Nilai pengeluaran akan sama dengan nilai
penerimaan jika dan hanya jika

𝑛 𝑛

∑ 𝑎𝑡𝑟 𝑒 −𝛿𝑡𝑟 = ∑ 𝑏𝑡𝑟 𝑒 −𝛿𝑡𝑟


𝑟=1 𝑟=1
Dengan menuliskan jumlah arus kas bersih pada 𝑡𝑟 adalah 𝑐𝑡𝑟 = 𝑏𝑡𝑟 − 𝑎𝑡𝑟 , maka persamaan
nilai untuk transaksi adalah

𝑛 𝑛
−𝛿𝑡𝑟
∑ 𝑐𝑡𝑟 𝑒 = ∑ 𝑐𝑡𝑟 𝑣 𝑡𝑟 = 0
𝑟=1 𝑟=1

 Misalkan 𝜌1 (𝑡) dan 𝜌2 (𝑡) menyatakan rata-rata pengeluaran dan penerimaan pada waktu t,
maka 𝜌(𝑡) = 𝜌1 (𝑡) − 𝜌2 (𝑡) menyatakan sebagai rata-rata arus kas bersih pada waktu t.
Persamaan nilai dituliskan dalam bentuk

∫ 𝜌(𝑡)𝑒 −𝛿𝑡 𝑑𝑡 = 0
0

 Persamaan nilai jika terdapat arus kas campuran adalah


𝑛 ∞
∑ 𝑐𝑡𝑟 𝑒 −𝛿𝑡𝑟 + ∫ 𝜌(𝑡)𝑒 −𝛿𝑡 𝑑𝑡 = 0
𝑟=1 0

atau
𝑛 ∞
∑ 𝑐𝑡𝑟 (1 + 𝑖)−𝑡𝑟 + ∫ 𝜌(𝑡)(1 + 𝑖)−𝑡 𝑑𝑡 = 0
𝑟=1 0

 Apabila persamaan nilai memiliki akar nyata dan tunggal, misalnya 𝛿0 , maka akar tersebut
merupakan suku bunga kontinu yang diakibatkan oleh transaksi, dan tingkat bunga yang
berkaitan, yaitu 𝑖0 = 𝑒 𝛿0 – 1 dikatakan sebagai imbal hasil atau yield per satuan waktu.
MATEMATIKA KEUANGAN

 Untuk transaksi keuangan dimana semua arus kas bersih negatif mendahului semua arus kas
bersih positif atau sebaliknya, maka imbal hasil atau yield terdefinisi.

 Transaksi pembayaran tunggal 𝑋 pada waktu 0 yang diikuti deretan penerimaan seperti
sebelumnya, imbal hasil terdefinisi dan merupakan akar tunggal dari persamaan
𝑓(𝑖) = 0, dengan

𝑓(𝑖) = −𝑋 + 𝑗𝑋(1 + 𝑖)−1 + 𝑗𝑋 (1 + 𝑖)−2 + · · · + 𝑗𝑋 (1 + 𝑖) − 𝑛 + 𝑋 (1 + 𝑖) − 𝑛

Apabila 𝑓 merupakan fungsi monoton, 𝑓(𝑖) = 0 memiliki akar jika dan hanya jika dapat
ditentukan 𝑖1 dan 𝑖2 dengan 𝑓(𝑖1 ) dan 𝑓(𝑖2 ) memiliki tanda berlawanan. Solusi persamaan nilai
𝑓(𝑖) = 0 seringkali tidak bisa diperoleh secara langsung. Solusi ini dapat diperoleh secara
numerik dengan menggunakan interpolasi berikut.

Jika 𝑓 fungsi terdefinisi, kontinu dan monoton turun pada selang [𝑎, 𝑏], dan 𝑎 < 𝑐 < 𝑏 serta
𝒇(𝒂) − 𝒇 (𝒄)
𝑓(𝑎) > 𝑓(𝑐) > 𝑓(𝑏), maka 𝑐 dapat ditentukan, yaitu 𝒄 ≈ 𝒂 + (𝒃 − 𝒂) 𝒇(𝒂) − 𝒇(𝒃)

Contoh:

Untuk pengeluaran segera sejumlah Rp500.000.000,- dan pengeluaran selanjutnya setelah 2


tahun sejumlah Rp200.000.000,- pemodal akan memperoleh pendapatan setelah 5 tahun
sejumlah Rp 1.000.000.000,-

1. Tentukan persamaan nilai 𝑓(𝑖).


2. Hitung nilai 𝑓(𝑖) untuk 𝑖 = 0.07, 0.08, 0.09, 0.10.
3. Berdasarkan hasil butir (2), dengan interpolasi linear tentukan (yield) dari investasi di atas.

Jawab:

1. Persamaan nilai pada waktu 𝑡 = 0 adalah 𝑓(𝑖) = 0 dengan

𝑓(𝑖) = −500,000,000 − 200,000,000(1 + 𝑖)−2 + 1,000,000,000(1 + 𝑖)−5

2. Karena arus kas negatif mendahului arus kas positif, maka ada akar tunggal. Nilai 𝑓(𝑖) untuk
beberapa nilai 𝑖

3. Berdasarkan hasil perhitungan pada (2), perubahan tanda terjadi pada 𝑖 = 0.08 dan
𝑖 = 0.09. Hal ini mengindikasikan bahwa yield berada diantara 8% dan 9%.
Dengan interpolasi linier, mengambil 𝑎 = 0.08, 𝑏 = 0. 09 diperoleh
MATEMATIKA KEUANGAN
9,115,433 − 0
𝑐 ≈ 0.08 + (0.09 − 0.08) ≈ 8.33%
9,115,433 − (−18,404,612)

Sumber : Slide Kuliah 4 Matematika Keuangan TA 2017-2018


MATEMATIKA KEUANGAN

a) Metode Amortisasi, yaitu pembayaran hutang dilakukan secara berkala dengan jumlah tertentu.
Proses ini disebut juga amortisasi hutang.

Metode Sinking Fund atau Dana Pelunasan, yaitu hutang dibayarkan dengan 1 kali pembayaran
(akumulasi) pada akhir periode hutang. Metode ini mengasumsikan bahwa pemimjam membuat
pembayaran secara berkala ke dalam suatu dana yang disebut dana pelunasan sinking fund.

b) Amortisasi Hutang adalah pembayaran hutang dengan cara dicicil secara berkala.
Dengan metode amortisasi ini, setiap pembayaran hutang dirinci terdiri atas pembayaran pokok
hutang dan pembayaran bunga hutang. Penentuan jumlah pokok hutang (principal) dan
kandungan bunga (interest) dalam setiap pembayaran merupakan hal yang penting baik bagi
kreditor maupun bagi debitor. Amortization schedule atau tabel hutang adalah suatu
tabel yang memuat rincian pembayaran pokok hutang, kandungan bunga dan sisa hutang pada
setiap cicilan hutang dibuat. Terdapat 2 pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan
sisa hutang yaitu metode prospective dan metode retrospective.

Berdasarkan metode prospective, sisa hutang pada suatu titik waktu sama dengan nilai
sekarang (present value) pada titik waktu tersebut sisa pembayaran. Jumlah sisa hutang
𝐵𝑡 𝑝 = 𝑎̅̅̅̅̅̅
𝑛−𝑡 |

Berdasarkan metode retrospective, sisa hutang pada suatu titik waktu sama dengan jumlah
hutang awal yang diakumulasikan sampai pada titik waktu tersebut dikurangi
dengan akumulasi sampai waktu tersebut dari semua pembayaran yang telah dibuat. Jumlah
sisa hutang 𝐵𝑡 𝑟 = 𝑎𝑛̅| (1 + 𝑖)𝑡 − 𝑠𝑡̅|

c) Metode prospective menghitung sisa hutang dengan melihat sisa waktu hutang

metode retrospective menghitung sisa hutang dengan melihat waktu hutang yang sudah
dilewati.
MATEMATIKA KEUANGAN

d) Bukti:

1 − 𝑣 𝑛−𝑡 1 − 𝑣 𝑛−𝑡 − 𝑣 −𝑡 + 𝑣 −𝑡 𝑣 −𝑡 − 𝑣 𝑛−𝑡 + 1 − 𝑣 −𝑡 −𝑡


1 − 𝑣𝑛 𝑣 −𝑡 − 1
𝑎𝑛−𝑡
̅̅̅̅̅̅ | = = = =𝑣 ( )−( )
𝑖 𝑖 𝑖 𝑖 𝑖
(1 + 𝑖)𝑡 − 1
𝑎𝑛−𝑡
̅̅̅̅̅̅ | = (1 + 𝑖)𝑡 𝑎𝑛̅| − = 𝑎𝑛̅| (1 + 𝑖)𝑡 − 𝑠𝑡̅| ⇔ 𝑩𝒕𝒑 = 𝑩𝒕𝒓 ∴
𝑖

Hasil ini menunjukkan bahwa kedua metode penghitungan tersebut adalah sama.

Sumber : Slide Kuliah 10, 11 Matematika Keuangan TA 2017-2018


MATEMATIKA KEUANGAN

a) Bagian ini membahas aplikasi teori suku bunga majemuk dalam penilaian keuangan suatu
peluang investasi atau bisnis. Assessment investasi/projek/bisnis dilakukan oleh akuntan,
ekonom, dan juga aktuaris. Cash flow ditaksir berdasarkan 3 kondisi ekonomi: optimis, average
dan pesimis. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) pada waktu t sama dengan arus kas yang masuk
pada waktu t dikurangi dengan arus kas yang keluar pada waktu t.
b) Suatu projek akan memberikan keuntungan jika dan hanya jika 𝑵𝑷𝑽(𝒊) > 𝟎. Suatu projek akan
memberikan profit jika dan hanya jika suku bunga yang berlaku lebih kecil dari yield
c) Projek A lebih baik (memberikan profit lebih besar) dari projek B jika 𝑵𝑷𝑽𝑨 (𝒊) > 𝑵𝑷𝑽𝑩 (𝒊).

Contoh: Seorang investor sedang mempertimbangkan 2 sarana investasi sebagai berikut:

Loan A: Dengan harga beli Rp10.000.000,- pemodal akan terima pendapatan sebesar
Rp1.000.000,- per tahun yang dibayarkan triwulanan di ujung periode selama 15 tahun.
Loan B: Dengan harga beli Rp11.000.000,- pemodal akan terima pendapatan sebesar
Rp605.000,- per tahun, dibayarkan setiap akhir tahun selama 18 tahun, dan dikembalikannya
investasi awal pada ujung periode investasi.

Investor dapat meminjam atau menabung pada tingkat bunga 4% per tahun. Apa yang Anda
sarankan kepada investor tersebut? Apakah investasi pada salah satu? Jika ya, mana yang
memberikan keuntungan lebih?

Jawab:

Untuk loan B:

(4)
𝑁𝑃𝑉𝐴 (𝑖) = −10,000,000 + 1,000,000𝑎̅̅̅̅
15|

(4)
Yield untuk loan A diperoleh dengan menentukan solusi dari 𝑁𝑃𝑉𝐴 (𝑖) = 0, atau 𝑎15
̅̅̅̅| = 10, yang
memberikan 𝑖𝐴 = 5.88%.

Untuk loan B:

18
𝑁𝑃𝑉𝐵 (𝑖) = −11,000,000 + 605,000𝑎̅̅̅̅
18| + 11,000,000𝑣
MATEMATIKA KEUANGAN
Yield untuk loan B diperoleh dengan menentukan solusi dari 𝑁𝑃𝑉𝐵 (𝑖) = 0, yang memberikan
𝑖𝐵 = 5.5%.

Karena suku bunga yang berlaku sebesar 4% adalah lebih kecil dari masing-masing yield,
disimpulkan kedua skema pinjaman memberikan keuntungan. Untuk melihat skema mana yang
lebih memberikan keuntungan, hitung masing-masing 𝑁𝑃𝑉 untuk 𝑖 = 4%. 𝑵𝑷𝑽𝑨 (𝟎. 𝟎𝟒) =
𝑹𝒑𝟏, 𝟐𝟖𝟑, 𝟖𝟎𝟎. 𝟓𝟔 dan 𝑵𝑷𝑽𝑩 (𝟎. 𝟎𝟒) = 𝑹𝒑𝟐, 𝟎𝟖𝟖, 𝟕𝟖𝟒. 𝟎𝟎 ⟹ Loan B memberikan
keuntungan lebih besar ∴

Sumber : Slide Kuliah 12 Matematika Keuangan TA 2017-2018


MATEMATIKA KEUANGAN

a) Obligasi atau bond adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang
merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta
janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal
jatuh tempo pembayaran. Obligasi secara ringkasnya adalah merupakan utang tetapi dalam
bentuk sekuriti. Obligasi atau bond merupakan sarana investasi dengan pendapatan tetap dan
bersifat jangka panjang. Pemegang obligasi akan memperoleh pendapatan tetap
melalui kupon (persentase dari nilai obligasi, face value) yang dibayarkan setiap tahun atau 2
kali dalam setahun, bergantung pada masing-masing obligasi, dan pada waktu jatuh tempo
obligasi menerima kembali investasi yang telah dikeluarkan. Penerbitan obligasi memungkinkan
penerbit obligasi memperoleh pembiayaan investasi jangka panjangnya dengan sumber dana
dari luar perusahaan.

Ada 3 karakteristik utama obligasi, yaitu :


1. Nilai Pari atau Face Value atau Nilai Nominal, atau Nilai Utang Pokok: sejumlah uang yang
akan diterima investor pada saat bond jatuh tempo (mature), yang berarti bahwa pihak
yang menjual bond akan mengembalikan kepada investor sejumlah uang yang
dipinjamnya, yang disebut principal. Face Value untuk corporate bond biasanya sebesar
$1000, meskipun untuk government bond biasanya lebih tinggi lagi.
2. Tingkat Kupon (Coupon Rate): besarnya bunga yang akan diterima pemegang bond, yang
dinyatakan sebagai persentase dari par value. Contoh, jika bond memiliki par value sebesar
$1000 dan coupon rate sebesar 10%, pemegang bond akan mendapat $100 per tahun.
Bond juga akan menyatakan kapan bunga (coupon) akan dibayarkan, misalnya bulanan, tiga
bulanan, tengah-tahunan, atau tahunan.
3. Waktu Jatuh Tempo (Maturity Date): tanggal kapan penerbit bond harus mengembalikan
principal kepada pemegang bond (kreditur). Terkadang perusahaan akan memutuskan untuk
"call" bond yang telah diterbitkannya, yang berarti bahwa perusahaan tersebut akan
mengembalikan uang kreditur sebelum tanggal jatuh tempo bond.

b) Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar
saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
MATEMATIKA KEUANGAN
Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi
pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten
untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

c) Harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. Ada 3 (tiga)
kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
 Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal. Misal: Obligasi dengan nilai
nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x
Rp 50 juta = Rp 50 juta
 At premium: Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal. Misal: Obligasi dengan nilai
nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp
50 juta = Rp 51 juta.
 At discount: Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal. Misal: Obligasi dengan nilai
nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi
adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

Penentuan harga obligasi menggunakan prinsip bahwa harga harus sama dengan nilai sekarang
(present value) dari semua kupon yang akan dibayarkan ditambah dengan
nilai sekarang dari nilai redemption. Dengan demikian, harga obligasi (𝑃) jika 𝑟𝑡 = 𝑟, sama
dengan
𝑛 𝑛
𝑟𝑡 𝐶 1 𝐶
𝑃 = 𝐹 (∑ 𝑡
)+ 𝑛
= 𝐹𝑟 (∑ 𝑡
)+
(1 + 𝑖) (1 + 𝑖) (1 + 𝑖) (1 + 𝑖)𝑛
𝑡=1 𝑡=1
= 𝐹𝑟 𝑎𝑛̅| + 𝐶𝑣 𝑛

d) Yiled to Maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh
investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang seringkali
digunakan oleh para pelaku adalah YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai
berikut:

𝑅−𝑃
𝐶+
𝑌𝑇𝑀 = 2
𝑅+𝑃
2

dengan

C = kupon
n = periode waktu yang tersisa (tahun)
R = redemption value
P = harga pembelian (purchase value)
MATEMATIKA KEUANGAN

Sumber : Slide Kuliah 13 Matematika Keuangan TA 2017-2018

You might also like