Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

75 Bayu Yoga Prasetya, Machmud Al Rasyid , Wijianto: studi relevansi model ...

STUDI RELEVANSI MODEL PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN


GURU DENGAN KOMPETENSI DASAR PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh :

Bayu Yoga Prasetya, Machmud Al Rasyid , Wijianto


Program Studi PPKn FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
e-mail: bayu_yogap@gmail.com

ABSTRACT
The aims of this study are: 1) Describe the learning models used by the
teachers on Citizenship Education subject. 2) Explain the relevance of the learning
models used with the basic competencies in Citizenship Education subject.
According to the results of the study, there are two conclusions. The first one
is the teachers use a few learning models in Citizenship Education. The first model
is the class based-passive cognitive pedagogies model. The teacher has planned the
subject as stated in the lesson plan (RPP). This model emphasizes traditional
learning about how the teacher provides initial definitions, principles, and concepts
of learning materials and provides examples of problem-solving exercises in the
form of lectures, demonstrations, question and answer, and assignments. The
second model is the application of the model used by the teacher, namely lectures.
The second conclusion is, the learning model used by the teachers in Wikarya
Vocational School is not yet relevant to the basic competencies in the school. This
can be seen from a number of facts, namely: a) the plan for implementing learning
that has been prepared by the teacher does not fully reflect the circumstances
during the learning process. b) The teachers do not apply everything contained in
the lesson plan and the teachers still use the traditional learning models which is
the lecture model. c) On average more than 70% of students have low minimum
completeness criteria. d) Attitudes and behaviors of the students in the school show
the lack of achievement of basic competencies to be achieved. In addition to the
facts mentioned above, the unsuccessful learning model applied by the teachers at
Karanganyar Wikarya Vocational School in maintaining a conducive atmosphere
during the learning process makes the students feel bored and not concerned with
the importance of the lesson. Then, it results in failure to achieve the expected basic
competencies.

Keywords : learning model, teacher, basic competence

PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMA


Pendidikan Kewarganegaraan & SMK). Mata pelajaran Pendidikan
merupakan salah satu mata pelajaran Kewarganegaraan yang
yang diajarkan di sekolah khususnya diselenggarakan di sekolah pada
di Sekolah Menengah Atas dan umumnya memang sulit dimengerti
76
PKn Progresif, Vol. 14 No. 1 Juni 2019

oleh sebagian peserta didik. Hal menyeimbangkan antara


tersebut dibuktikan dengan penguasaan teori, perilaku dan
banyaknya peserta didik yang tidak keterampilan dalam kehidupan.
tuntas dalam ulangan harian maupun Pernyataan di atas dapat
ujian mid semester. Selain itu, banyak dimaknai bahwa, selama ini proses
peserta didik yang beranggapan belajar mengajar yang dilaksanakan
bahwa mata pelajaran Pendidikan guru Pendidikan Kewarganegaraan
Kewarganegaraan itu membosankan cenderung tidak
dan terlalu banyak hafalan. Sehingga mengimplementasikan model
pada waktu proses belajar mengajar pembelajaran yang variatif, artinya
banyak peserta didik yang tidak selama ini metode yang dipakai hanya
menaruh perhatian ke guru, hal ini menggunakan ceramah saja,
membuktikan bahwa pelajaran kemudian penilaian pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan relatif yang diterapkan guru juga hanya
tidak diminati oleh peserta didik. sebatas kemampuan menghafal saja.
Permasalahan di atas juga Seharusnya dalam proses
sesuai dengan pendapat Budimansyah pembelajaran guru mampu melihat
(2010:142-143) tentang pembelajaran kondisi kelas sehingga sehingga guru
PKn yang salah arah, yaitu mampu memilih metode
a) Proses pembelajaran dan pembelajaran yang tepat serta variatif
penilaian dalam PKn lebih sehingga siswa tidak merasa jenuh
menekankan pada dampak dan mampu berperan aktif dalam
intruksional yang terbatas pada pembelajaran. Selain itu dalam
penguasaan materi, dengan kata pemilihan model pembelajaran guru
lain hanya menekankan pada harus memperhatikan kompetensi
kognitif saja; dasar yang ada supaya guru dapat
b) Pengelolaan kelas belum mampu mengetahui model pembelajaran yang
menciptakan suasana yang tepat sehingga pada akhirnya nanti
kondusif dan produktif untuk terdapat relevansi antara model
memberikan pengalaman belajar pembelajaran yang digunakan guru
pada peserta didik melalui dengan kompetensi dasar yang ada.
perlibatan secara proaktif dan Proses belajar mengajar yang
interaktif baik dalam proses dilaksanakan guru tidak memberikan
belajar didalam dan diluar kelas pengalaman belajar pada peserta
sehingga berakibat pada didik melalui perlibatan secara
miskinnya pengalaman belajar proaktif dan interaktif baik dalam
yang bermakna untuk proses belajar di dalam kelas
mengembangkan kehidupan dan sehingga, apa yang ingin dicapai
perilaku peserta didik; dalam tujuan pembelajaran tidak
c) Pelaksanaan kegiatan terlaksana seakan-akan model
ekstrakurikuler sebagai wahana pembelajaran yang diterapkan guru
sosiopedagogis untuk tidak berkaitan dengan kompetensi
mendapatkan “hands- dasar yang ada. Model pembelajaran
onexperiences” juga belum yang diterapkan guru dalam mengajar
memberikan kontribusi yang sangatlah berperan penting dalam
signifikan untuk mewujudkan kepedulian peserta
77 Bayu Yoga Prasetya, Machmud Al Rasyid , Wijianto: studi relevansi model ...

didik. Model pembelajaran juga harus Tempat yang dipilih peneliti


berkaitan dengan kompetensi dasar, untuk melakukan penelitian di SMK
maksudnya adalah model Wikarya Karanganyar. Yang terletak
pembelajaran guru harus bisa di pusat kota kabupaten Karanganyar,
diterima baik dalam kegiatan sehingga sekolah tersebut memiliki
pembelajaran oleh siswa sehingga siswa-siswi yang berasal dari
siswa mampu memahami nilai yang berbagai daerah di kabupaten
terkandung dalam kompetensi dasar Karanganyar dan memiliki latar
dan menerapkan kompetensi belakang berbeda. Selain itu SMK
kompetensi dasar yang ada sehingga Wikarya Karanganyar sudah
tujuan pembelajaran seorang guru menerapkan kurikulum 2013 dalam
dapat tercapai. proses belajar mengajar.
Tujuan dari penelitian ini Peneliti menggunakan teknik
adalah untuk mengetahui model sampling purposive. Teknik ini
pembelajaran yang digunakan guru memilih beberapa subyek penelitian,
serta mengetahui relevansi antara kemudian dari yang terpilih tersebut
model pembelajaran yang digunakan dijadikan sebagai sumber data yang
guru dengan Kompetensi Dasar mata dapat membantu dalam mengungkap
pelajaran Pendidikan permasalahan yang telah dirumuskan.
Kewarganegaraan di SMK Wikarya Dengan kata lain, teknik pengambilan
Karanganyar. sampel yang digunakan adalah teknik
Adapun manfaat dari informan kunci (key informan),
penelitian ini adalah sebagai artinya peneliti mengambil orang-
pendukung teori belajar behavioristik orang kunci untuk dijadikan sebagai
Thorndike yang menyatakan bahwa sumber data yang akan diperlukan.
belajar merupakan proses interaksi Lexy J. Moleong (2000: 165)
sebagai reaksi terhadap stimulus. Dari menjelaskan bahwa, “Sampel
teori tersebut, penelitian ini dapat memiliki fungsi yaitu untuk
mendukung pengembangan menjaring sebanyak mungkin
pembelajaran pendidikan informasi dari berbagai sumber dan
kewarganegaraan menggunakan bangunannya (constructions) dan
model pembelajaran yang relevan menggali informasi yang akan
dengan kompetensi dasar peserta menjadi dasar dari rancangan dan
didik, serta dapat digunakan sebagai teori yang akan muncul”. Dalam
referensi untuk penelitian yang penelitian ini peneliti mengambil
berikutnya. sample guru pengampu mata
pelajaran PKN dan siswa-siswi SMK
METODE PENELITIAN Wikarya Karanganyar kelas X, XI,
Metode penelitian yang XII .
digunakan oleh peneliti adalah Pengumpulan data meliputi
penelitian deskriptif kualitatif, hal ini metode observasi, wawancara, dan
dikarenakan hasil penelitian ini akan dokumentasi. Dalam penelitian ini
memaparkan obyek yang diteliti yang peneliti menggunakan wawancara
meliputi orang, lembaga atau semi terstruktur (Open-ended).
peristiwa yang berdasarkan fakta.. Wawancara semi terstruktur dalam
penelitian ini menggunakan pedoman
78
PKn Progresif, Vol. 14 No. 1 Juni 2019

wawancara tetapi ada umpan balik dipilih guru belum sepenuhnya


dari informan yang dirasa perlu membantu guru dalam kegiatan
ditanyakan peneliti, maka peneliti pembelajaran dikelas. Pada aspek
bisa menanyakan kepada informan produk tersebut menunjukkan bahwa
walaupun di dalam pedoman selain pemilihan model pembelajaran
wawancara tidak ada pertanyaannya. yang tepat, media pembelajaran yang
Pada waktu wawancara, diperlukan digunakan guru juga harus lengkap.
langkah-langkah yang digunakan agar Serta upaya guru dalam menimbulkan
tujuan dari penelitian dapat tercapai. semangat peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran juga penting
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk proses kegiatan belajar peserta
Permasalahan yang dikaji didik.
dalam penelitian ini adalah Studi Dalam proses pembelajaran di
Relevansi antara Model Pembelajaran sekolah, model pembelajaran yang
yang digunakan guru dengan digunakan guru harus relevan dengan
Kompetensi Dasar pada mata kompetensi dasar yang ada pada saat
pelajaran Pendidikan itu. Pemilihan model pembelajaran
Kewarganegaraan di SMK Wikarya yang tepat sangat membantu guru
Karanganyar. Untuk mempermudah dalam kaitanya membentuk
pengkajian permasalahan maka kompetensi dasar pada peserta didik.
peneliti memilih data yang benar- Namun demikian, tidak jarang juga
benar dapat dipakai dalam guru yang gagal dalam pemilihan
mengungkap permasalahan dalam model pembelajaran. Berdasarkan
penelitian ini, sehingga data-data hasil penelitian yang dilakukan,
tersebut nantinya dapat menjawab diketahui bahwa model pembelajaran
rumusan masalah yang sudah yang digunakan guru PKN di SMK
ditentukan. Wikarya belum relevan dengan
Rumusan masalah dalam kompetensi dasar yang ada di SMK
penelitian ini membahas tentang Wikarya Karanganyar.
beberapa aspek, yaitu model
pembelajaran yang digunakan guru Hal itu bisa dilihat dari
dalam mata pelajaran Pendidikan Rencana pelaksanaan pembelajaran
Kewarganegaraan di SMK Wikarya yang telah disusun oleh guru tidak
Karanganyar dan relevansi antara sepenuhnya mencerminkan keadaan
model pembelajaran yang digunakan pada saat proses pembelajaran karena
guru dengan Kompetensi Dasar pada guru tidak menerapkan semua yang
mata pelajaran Pendidikan tertuang pada RPP. Selain itu sikap
Kewarganegaraan di SMK Wikarya dan perilaku peserta didik disekolah
Karanganyar. Dari hasil data yang yang menunjukan belum tercapainya
didapat maka dapat ditarik suatu kompetensi dasar yang ingin dicapai.
kesimpulan bahwa model Selain fakta yang telah
Pembelajaran yang digunakan guru disebutkan diatas, tidak berhasilnya
dalam mata pelajaran Pendidikan model pembelajaran yang diterapkan
Kewarganegaraan di SMK Wikarya guru PKn di SMK Wikarya
Karanganyar belum sepenuhnya Karanganyar dalam menjaga suasana
berhasil. Model pembelajaran yang kondusif proses pembelajaran
79 Bayu Yoga Prasetya, Machmud Al Rasyid , Wijianto: studi relevansi model ...

sehingga peserta didik merasa bosan membuat tujuan dari penggunaan


serta tidak peduli dengan pentingnya model pembelajaran itu sendiri belum
materi pembelajaran membuat maksimal. Munculnya dampak dari
kompetensi dasar yang diharapkan kurang maksimalnya guru dalam
tidak tercapai. Dengan demikian memilih dan melaksanakan model
peneliti bisa menyimpulkan bahwa pembelajaran membuat sulit
model pembelajaran yang digunakan tercapainya kompetensi dasar yang
guru pendidikan kewarganegaraan dihapkan pada peserta didik.
belum sepenuhnya relevan dengan Untuk kedepannya Guru
kompetensi dasar yang ada di SMK Pendidikan Kewarganegaraan
Wikarya Karanganyar. diharapkan mampu memilih dan
Peran guru Pendidikan melaksanakan model pembelajaran
Kewarganegaraan yang erat dengan tepat dan optimal. Selain itu,
kaitannya dalam mewujudkan peserta kreativitas guru juga diperlukan demi
didik menjadi warga negara yang terwujudnya suasana pembelajaran
baik, mengartikan bahwa guru yang menyenangkan serta tercapainya
Pendidikan Kewarganegaraan perlu kompetensi dasar peserta didik
melaksanakan model pembelajaran sehingga antara model pembelajaran
yang tepat untuk mendukung yang digunakan guru dengan
terealisasinya kompetensi dasar serta kompetensi dasar yang ada bisa saling
tujuan mata pelajaran Pendidikan berkaitan. Untuk mencapai tujuan
Kewarganegaraan yaitu membentuk tersebut, hendaknya guru dapat
warga negara yang baik. Pelaksanaan meminimalisasi hambatan-hambatan
model pembelajaran yang dilakukan yang mungkin timbul seiring dengan
oleh guru Pendidikan pelaksanaan model pembelajaran
Kewarganegaraan yang dilaksanakan yang digunakan.
dengan matang, terencana, memenuhi
ketentuan-ketentuan dan relevan SARAN
dengan apa yang hendak dicapai akan Berdasarkan kesimpulan dan
mendukung dalam mewujudkan implikasi yang telah dikemukankan
kompetensi dasar serta tujuan dari diatas, maka peneliti dapat
mata pelajaran Pendidikan memberikan saran sebagai berikut:
Kewarganegaraan itu sendiri. Berdasarkan kesimpulan dan
Dalam menerapkan model implikasi di atas, maka peneliti dapat
pembelajaran harus ada interaksi mengemukakan saran sebagai
antara guru dengan peserta didik berikut:
sehingga proses pembelajaran 1. Bagi Guru Pendidikan
berjalan dengan baik dan tidak ada Kewarganegaraan
kesulitan proses belajar mengajar. Guru hendaknya dapat
Model pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik
dilakukan oleh guru Pendidikan dengan baik, untuk menunjang
Kewarganegaraan dalam upaya kemaksimalan pelaksanaan
membentuk kompetensi dasar peserta model pembelajaran yang
didik berdasarkan pada kesimpulan diterapkan oleh guru
belum maksimal. Kurang efektifnya Pendidikan Kewarganegaraan
penerapan model pembelajaran dalam meningkatkan capaian
80
PKn Progresif, Vol. 14 No. 1 Juni 2019

kompetensi dasar dan kualitas memperhatikan dan tidak melakukan


peserta didik hal-hal yang sekiranya dapat
2. Bagi Peserta Didik mengganggu aktivitas belajar di
Peserta didik sebaiknya lebih dalam kelas.
menghormati guru ketika proses
pembelajaran berlangsung dengan

DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Ani Siti Anisah. (2016). Pendekatan Pembelajaran Analisis Nilai untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Sikap Kepedulian Sosial Peserta
didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal Pendidikan
Universitas Garut Vol. 09
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega. (1990). Strategi Belajar Mengajar
(Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Djahiri, K . (1980). Strategi Belajar Mengajar dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G). Jakarta: Depedikbud.
Hamalik, Oemar. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT Refika Aditama.
Thomas Lickona. (2008). Educating For Character. New York: Bantam Book.
Diterjemahkan oleh Lita S. 2013. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap
Mendidik Peserta didik Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media.
Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik dan
Implementasi). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Triyanto. (2007). Model 2 Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
W. J. S. Poerwadarminta. (2003). Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
pustaka.

You might also like