Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 154

BAB RINCIAN

LEMBAR PENGESAHAN DEKAN DAN GUGUS PENJAMIN MUTU


JUDUL DAN NAMA PENYUSUN BUKU PEDOMAN PROGRAM STUDI

Sarjana Kedokteran : 1. Dr. dr. Sitti Rafiah,MSi


2. dr. Shelly Salmah,M.Kes
3. dr. Asty Amalia,M.MedEd
4. dr. Citra Rosyida,M.Kes.,Sp. S
5. dr. Fathulrahman, M. MesSc

Profesi dokter : 1. dr. Dimas Bayu, Sp.PD-KHOM


2. dr. Adelina T poli, Sp. M
3. dr. Firdaus Kasim, M.Sc
4. dr. Airin R. Nurdin, Sp. KK
5. dr. Prihantono, Sp.B(K)

Sarjana Kedokteran Hewan : 1. Drh. Andi Magfira Satya Apada, M.Sc


2. Drh. Waode Santa Monica, M.Si
3. Dr. Fedri Rel1, M.Si
4. Drh. Adriani Ris, M.Kes
5. Drh. Sitti Arifah, M.Si

Psikologi : 1. Umniyah Saleh, S.Psi., M.Psi., Psikolog


2. Istiana tajuddin, S.Psi., M.Psi., Psikolog
3. Mayenrisasi Arifin, S.Psi., M.Psi., Psikolog
4. Rezky Ariany Aras., S.Psi., M.Psi., Psikolog
5. Suryadi tandiayuk., S.Psi., M.Psi., Psikolog

S3 Ilmu Kedokteran : 1. Dr. dr. Haeruddin Djawad, Sp.KK(K)


2. Dr. dr, Jumraini, Sp.S(K)
3. Dr. dr. Liong Boy, Sp.PK
4. dr. Agussalim Bukhari, Ph.D., Sp.GK(K)
5. Abdul Muin, A.Md, FT
Penyakit Jantung dan : 1. Dr. dr. Muzakkir Amir, Sp.JP(K)
Pembuluh Darah 2. Dr. dr. Idar Mappangara, Sp.PD., Sp.JP(K)
3. dr. Akhtar Fajar Muzakkir, Sp.JP(K)
4. Prof. Dr. Peter Kabo, Ph.D., Sp.FK, Sp.JP(K)
5. dr. Zaerab Djafar, Sp.PD., SP.JP., M.Kes
6. Dr. dr. Abdul Hakim Alkatiri, Sp.JP(K)
7. dr. Andi AlielUtama A, M.Kes., Sp.JP
8. dr. Aussie Fitriani Ghaznawie, Sp.JP
9. dr. Pendrik Tendean, SP.PD., KKV

THT-KL : 1. Prof. Dr. dr. Eka Savitri,Sp.T.H.T.K.L(K)


2. dr. Rafi dawaty Alwi,Sp.T.H.T. K.L(K)
3. Dr.dr. Muh. Fadjar Perkasa, Sp.T.H.T.K.L(K)
4. Dr. dr. Masyita Gaffar,Sp.T.H.T.K.L(K)
5. Dr.dr. Muhammad Amsyar Akil, Sp.T.H.T-H.T.K.L(K)
6. Dr. dr. Nova A.L.Pieter,Sp.T.H.T.K.L,FICS

Ilmu kesehatan Anak : 1. dr. A. Dwi Bahagia Febriani, Ph.D., Sp.A(K)


2. Dr. dr. Aidah Juliaty A. Baso, Sp.A(K)
3. Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A(K)
4. Prof. dr. Husein Albar, Sp.A(K)
5. dr. St. Aizah Lawang, M.Kes., Sp.A(K)
6. dr. Besse Sarmila, M.Kes, Sp.A

Gizi Klinik : 1. Prof. Dr. dr. Nurpudji Astuti


2. Prof. Suryani As'ad, Sp.G(K)., M.Sc
3. dr. Agussatim Bukhari, M.CLin.Med., Ph.D., Sp.GK
4. dr. Aminuddin, M.Nut&Diet., Ph.D
5. dr. Mardiana
Ilmu Kesehetan Kulit : 1. Dr.dr. Khairuddin Djawad, Sp.KK(K)
& Kelamin 2. dr. Safruddin Amin, Sp.KK(K), MARS,FINSDV,
FAADV
3. dr. Safruddin Amin, Sp.KK(K), MARS,FINSDV,
FAADV
4. dr. Airin Riskianti Nurdin, Sp.KK, M.Kes
5. dr. Suci Budhiari, Sp.KK, M.K
6. dr. Muhlis, Sp.KK, M.Kes

Anastesiologi : 1. Dr. dr. Syamsul Hilai Salam, Sp.An


2. Dr. di. A. Muh. Takdir Musba, Sp.An-KMN, FIPM
3. dr. Ari Santri Palinrungi, M.Kes, Sp.An
4. dr. Hatzah Nurdin, M.Kes, Sp.An-KIC
5. dr. Andi Adil, M.Kes, Sp.An

Neurologi : 1. Dr. dr. Andi Kurnia Bintang, Sp.S(K), MARS


2. dr. Muhammad Akbar, Ph.D, Sp.S(K), DFM
3. Dr. dr. Jumraini, Sp.S
4. dr. Ashari Bahar, M,Kes, Sp.S FINS
5. Dr. dr. Andry Devisanty Wuysang, M.Si, Sp.S

Radiologi : 1. dr. Sri Asriyani, Sp.Rad (K).,M.Med.Ed


2. Dr. dr. Mirna Muis, Sp.Rad
3. dr. Dario A. Neiwan, Sp.Rad

Patologi Klinik : 1. Dr. dr. Tenri Esa, M.Si, Sp.PK


2. Dr. dr. y'uyrrn Widaningsih, M.Kes, Sp.PK
3. dr. Uleng Bahrun, Sp.PK(K), Ph.D
4. Dr. dr. Liong Boy Kurniawan, M.Kes, Sp.PK
5. dr. Rachmawati A Muhidin, Sp.PK(K)
Ilmu Bedah : 1. Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-KBD
2. Dr. dr. Ibrahim Labeda, Sp.B-KBD
3. Dr. dr. Ronald E Lusikooy, Sp.B-KBD
4. Dr. dr. Prlhantono, Sp.B(K)Onk
5. dr. Sachraswaty, Sp.B, Sp.BP-RE

Mikrobiologi : 1. Prof.dr. Moch. Hatta. Ph.D, Sp.MK(K)


2. Prof . dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D.
3. dr. Rizalinda. M.Sc.. Ph.D.
4. dr. Firdaus. Ph.D
5. dr. Lisa Tenriesa, M.Med.Sc.
6. dr. Andi Rofian Sultan. DMM, M.Sc

Ilmu Kedokteran Jiwa : 1. Dr. dr. Sonny Teddy Lisal, Sp.KJ


2. Dr. dr. Saidah Syamsuddin, Sp.KJ
3. dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes, Sp.K
4. dr. Erlyn Limoa, Sp.KJ, Ph.D
5. dr. Kristian Liaury, Ph.D, Sp.KJ
6. dr. Rinvil Renaldi, M.Kes, Sp.KJ(K)
7. dr. Indrawaty Suhuyanli, M.Kes, Sp.KJ
Ilmu Penyakit Dalam : 1. Dr. dr. Risna halim, Sp.PD,K-PII
2. Prof.Dr.dr. Syakib Bakri, Sp.PD, KGH
3. Dr.dr. Andi Makbul Aman, Sp.PD
4. Dr.dr. Hasyim Kasim, Sp.PD
5. Dr.dr. Femi Syahriani, Sp.PD-KR
6. Dr.dr. M. Harun Iskandar, Sp.PD
7. Prof.Dr.dr. Haerani Rasyid, M.Kes, Sp.PD-KGH, Sp.GK
Obstetri & Ginekologi : 1. Prof. Dr. dr. Syahrul Raut Sp.OG(K)
2. Dr. dr. Deviana Soraya S. Riu, Sp.OG(K)
3. Dr. dr. Isharyah Sunarno, Sp.OG(K)
4. Dr. dr. Nugraha Utama P., Sp.OG(K)
5. dr. Monika Farid, Sp.OG, M.Kes

Forensik dan : 1. dr. Muhammad Husni Cangara, PhD, SpPA,DFM


Medikolegal 2. Dr. dr. Gatot Lawrence, MSC,SpPA(K), SpF, DFM, FESC
3. Dr. dr. Berti J. Nelwan, M.Kes, SpPA(K), SpF, DFM
4. Dr. dr. Annisa Anwar Muthaher SH, M.Kes, SpF

Puimonologi & Respirasi : 1. dr. Arif Santoso, Sp.P(K)., Ph.D., FAPSR


2. dr. Nu{annah Lihawa, Sp.P
3. Dr. dr. NurAhmadTabri, Sp.PD, K-P,Sp.P(K)
4. dr. Muh. Ilyas, Sp.PD, K-P, Sp.P(K)
5. Dr. dr. Irawaty Djaharuddin, Sp.P(K)

Ilmu Kesehatan Mata : 1. dr. Andi Muhammad Ichsan, Ph.D, Sp.M(K)


2. dr. Muh. Abrar Ismail, Sp.M(K), M.Kes
3. dr. Ririn Nislawati, Sp.M, M.Kes
4. Dr. dr. Habibah Muhiddin, Sp.M(K)
5. Dr. dr. Noro Waspodo, Sp.M
6. dr. Adelina Titirina Poli, Sp.M
7. dr. Marliyanti N. Akib, Sp.M(K), M.Kes
8. dr. Yunita, Sp.M(K), M.Kes
9. dr. Andi Akhmad Faisal, Sp.M, M.Kes
10. Nurul Puspitasari, S.Kom
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya Program
Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Unhas dapat menyelesaikan revisi II buku panduan
residen Tahun 2020.

Dalam buku panduan residen ini terdapat sejarah, visi, misi dan tujuan prodi, tujuan
pendidikan, kurikulum dan satuan kredit semester, area stase, organisasi dan sumber daya
manusia, kegiatan ilmiah, tata tertib, dan evaluasi pendidikan serta menambahkan secara
terperinci tenaga pengajar berdasarkan topik kuliah.

Buku panduan residen ini disusun dengan harapan seluruh peserta didik dapat mengetahui
dengan jelas tentang Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Unhas/RSPTN Universitas Hasanuddin-RSUP Wahidin Sudirohusodo

Kami menyadari buku Panduan Residen Ilmu Bedah ini masih jauh dari sempurna. Namun
demikian kami harapkan dapat menjadi panduan dalam menyelenggarakan pendidikan di
Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Unhas/RSPTN UNHAS-RSUP Wahidin
Sudirohusodo.

Makassar, 02 Januari 2020


Ketua Program Studi
Ilmu Bedah

Dr. dr. Prihantono, Sp.B(K)Onk, M.Kes


NIP. 1974062922008121002
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Dasar dan Tujuan Penyusunan


Ilmu kedokteran dewasa ini berkembang dengan sangat cepat, sejalan dengan
kemajuan teknologi, oleh sebab itu pendidikan seorang dokter
spesialis harus dilaksanakan sesuai dengan perkembangan teknologi. Pada dasarnya
pendidikan dalam bidang kedokteran adalah pendidikan sepanjang hidup sehingga
pendidikan dokter spesialis perlu senantiasa ditingkatkan dan disempurnakan sesuai
dengan kebutuhan.
Pendidikan dokter spesialis adalah jenjang pendidikan yang kedua sebagai lanjutan
dari pendidikan dokter (dokter umum). Pendidikan dokter spesialis memiliki 2 aspek
yang tidak dapat dipisahkan yaitu:
1. Landasan akademik yang kokoh
2. Landasan keprofesian yang mantap
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sebagai suatu sistem sejak tahun 1979
dibina dan dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan
melalui Konsorsium Ilmu Kesehatan (Consortium of Health Sciences = CHS) yang
kemudian disebut Komisi Disiplin Ilmu Kesehatan (KDIK) Dewan Pendidikan Tinggi
Depdiknas..
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) merupakan program
pendidikan profesi setelah tercapai gelar dokter. Gelar dokter diperoleh 2 tahun setelah
mencapai gelar sarjana kedokteran sehingga pada dasarnya sarjana kedokteran merupakan
pendidikan akademis sedangkan pendidikan dokter dan pendidikan dokter spesialis I maupun
II merupakan pendidikan profesi.
Pelaksanaan program pendidikan dokter spesialis ini diorganisir oleh Tim Koordinasi
Pelaksana Program Pendidikan Dokter Spesialis (Tim Ko PPDS). Sifat dari pendidikan
spesialis tersebut adalah akademik-profesional, yang berarti pelatihan profesi yang dibarengi
oleh pemberian materi akademik. Setiap peserta PPDS di akhir studinya, mengajukan
proposal penelitian, melaksanakan penelitian, melaksanakan seminar hasil penelitian dan
menulis tesis. Di era globalisasi dan era komunikasi yang sangat pesat saat ini, terutama
dalam perkembangan teknologi dan informasi, serta adanya perbedaan pola penyakit
dan distribusinya di wilayah Indonesia, maka diperlukan seorang dokter spesialis yang
nantinya mampu memperkaya pengetahuannya dengan kemampuan menganalisa berbagai
informasi dari jurnal-jurnal dan publikasi ilmiah baik dari media cetak maupun internet,
selain itu juga mampu melakukan penelitian dengan cara yang benar, baik ditinjau dari
segi metodologi, etika dan kejujuran serta dapat mempublikasikannya.
Dengan melakukan hal tersebut akan banyak informasi tentang bidang kesehatan
yang dapat disebarluaskan. Hal ini jelas akan menambah khasanah ilmu pengetahuan
khususnya bidang kesehatan. Kebutuhan akan dokter spesialis yang mampu menangani
masalah kesehatan dan dapat memberikan pelayanan yang paripurna dengan berbasis
bukti ilmiah terkini merupakan suatu kebutuhan/kewajiban, oleh sebab itu pendirian suatu
pendidikan dokter Spesialis sangat diperlukan.
I.2. Ruang Lingkup
Program studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin merupakan salah satu
program studi di dalam lingkup Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dan merupakan pusat
pendidikan dokter bedah yang pertama di Indonesia Timur. Program pendidikan dokter spesialis
bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin telah dimulai sejak tahun 1980, untuk
mendidik dokter ahli bedah yang mempunyai kompetensi tinggi, profesional dan beretika sesuai
Standar Kompetensi Dokter Spesialis Bedah yang dibuat oleh Konsil Kedokteran Indonesia dan
Kolegium Ilmu Bedah Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan dokter bedah terutama di Indonesia
Timur.
Institusi Program Dokter Spesialis Bedah Umum mengadakan rapat kerja pada tanggal 11-12
Maret 2017 di Ruang Pertemuan Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang
dihadiri oleh seluruh staff dan stakeholder.
Pembahasan/penyusunan tentang visi, misi, tujuan dan sasaran program studi dibahas secara
khusus pada sidang komisi yang selanjutnya ditetapkan pada sidang pleno seluruh divisi pada akhir
rapat kerja Institusi Program Dokter Spesialis Bedah Umum Universitas Hasanuddin.
Hasil rapat kerja yang salah satunya menghasilkan konsep visi, misi, tujuan dan sasaran program
studi selanjutnya diusulkan ke fakultas kedokteran untuk ditetapkan melalui surat keputusan dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin tanggal 27 Juli 2011, kemudian direvisi kembali pada
tanggal 31 Maret 2012
Visi, misi, tujuan dan strategi Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin berpedoman pada visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi yang ditetapkan oleh Fakultas
dan Universitas Hasanuddin serta mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
I.3. Daftar Istilah / Singkatan
✓ Strength Weakness Opportunities And Threats (SWOT)
✓ Stakeholder :
✓ Joint Commission International (JCI)
✓ PPDS : Program Pendidikan Dokter Spesialis
✓ Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH)
✓ Good Faculty Governance
✓ patient safety
✓ IPDS-BU (Ilmu Pendidikan Dokter Spesialis – Bedah Umum)
✓ Operasi minimal invasive laparoscopy
✓ Daftar istilah
✓ IPDS Institusi Pendidikan Dokter Spesialis
✓ PPDS Program Pendidikan Dokter Spesialis
✓ FK UNHAS Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
✓ TKP-PPDS Tim Koordinasi Pelaksana Program Pendidikan Dokter Spesialis
✓ TOEFL Test Of English as a Foregin Language
✓ KKI Konsil Kedokteran Indonesia
✓ PABI Perkumpulan Ahli Bedah Indonesia
✓ PIT Pertemuan Ilmiah Tahunan
✓ IKABI Ikatan Ahli Bedah Indonesia
✓ S Semester
✓ TS Tahun Semester
✓ AC Air Conditioning
✓ LCD Liquid Crystal Dysplay
✓ PERABOI Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia
✓ KPS Kepala Program Studi
✓ SPS Sekertaris Program Studi
✓ ATLS Advanced Trauma Life Support
✓ PNS Pegawai Negeri Sipil
✓ PTT Pegawai Tidak Tetap
✓ S.Ked Sarjana Kedokteran
✓ SK Surat Keputusan
✓ Karpeg Kartu Pegawai
✓ IDI Ikatan Dokter Indonesia
✓ SIP Surat Izin Praktek
✓ STR Surat Tanda Registrasi
✓ MCQ Multiple Chioce Question
✓ HIV Human Imunoglobulin Virus
✓ RSUP Rumah Sakit Umum Pendidikan

I.4. Deskripsi Program Studi

Sejarah Pendidikan Bedah


Dr. L. Radjawane mengikuti pendidikan bedah di FK-UNHAS pada tahun 1963 dan
melanjutkan pendidikan di FK-UI Jakarta pada tahun 1968 dan menjadi Ahli Bedah tahun 1970.
Dr. Chairuddin Rasjad mengikuti pendidikan Bedah di FK-UNHAS tahun 1966 dan
melanjutkan pendidikan di FK-UI Jakarta pada tahun 1970 dan menjadi Ahli Bedah pada tahun
1972. Selanjutnya melanjutkan pendidikan di Bedah Orthopaedi di FK-UI tahun 1973 dan lulus
tahun 1975. Kemudian mengambil gelar Ph.D di Fakultas Kedokteran Universitas Hiroshima
Jepang pada tahun 1991.
Dr. Achmad Palinrungi mengikuti pendidikan Bedah di FK-UNHAS dan melanjutkan
pendidikan di FK-UI Jakarta pada tahun 1974 dan menjadi Ahli Bedah tahun 1977. Selanjutnya
melanjutkan pendidikan Bedah Urologi di FK-UI Jakarta.
Dr. Winny Sumanti pada tahun 1975 mengikuti pendidikan Bedah di FK-UI Jakarta,
tetapi karena sakit beliau kemSulawesi Selatan ke Makassar dan menyelesaikan ahli bedahnya di
FK-UNHAS Makassar pada tahun 1977.
Berhubung kebanyakan dari Staf Bagian Ilmu Bedah FK-UNHAS Makassar adalah
alumni FK-UI Jakarta, maka dilaksanakan kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta dengan mengundang dosen–dosennya ke Makassar untuk memberikan kuliah
diantaranya adalah: Prof. Oetomo, Prof. Djamaluddin, Prof. Munadjat, Prof. Sjamsuhidajat,
Adang, dll.
Setelah itu mulailah dikembangkan Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin dengan sub–sub bagian masing–masing, yaitu:
1. Dr. John Pieter, SpB : Bedah Thoraks dan Vaskular di Vriej Universiteit Amsterdam
tahun 1971 – 1972.
2. Dr. L. Radjawane, SpB : Bedah Thoraks dan Vaskular di thoraks Centrum Leiden
tahun 1973 – 1975.
3. Dr. Chairuddin Rasjad, SpB : Bedah Orthopedi di FK-UI Jakarta tahun 1973 – 1975.
4. Dr. Farid Nur Mantu, SpB : Bedah Anak di FK-UI Jakarta tahun 1979 – 1981.
5. Dr. Hamdja R. Malawat, SpBU (Alm) : Bedah Urologi di FK-UI Jakarta tahun 1980-
1982.
6. Dr. Achmad M. Palinrungi, SpBU : Bedah Urologi di FK-UI Jakarta tahun 1982 –
1983.
Selanjutnya untuk ujian ahli bedah dilaksanakan di Makassar dengan penguji tamu dari
Jakarta dengan kandidat yaitu : Dr. Winny Sumanti tahun 1977, Dr. A.J. Rieuwpassa dan Dr.
Hamdja R. Malawat tahun 1978.
Pada tahun 1999 dibuka pendidikan Spesialis Bedah Orthopedi pada Bagian Bedah
Fakultas Kedokteran UNHAS dengan Kepala Bagian saat itu Prof. Dr. Chairuddin Rasjad, SpB,
SpBO, PhD, FICS yang juga merangkap sebagai Ketua Sub Bagian Orthopedi. Sejak tahun 2001
Bedah Orthopedi telah berdiri sendiri menjadi Bagian Orthopedi & Traumatologi FK-UNHAS
dibawah pimpinan Prof. DR. Dr. Idrus A. Paturusi, SpB, SpBO sebagai Kepala Bagian.
Semenjak melakukan pendidikan formal sejak tahun 1978 sampai tahun 2017, Bagian Ilmu
Bedah FK-UNHAS telah menghasilkan lulusan yang tersebar ke seluruh Indonesia.
I.5. Identitas Institusi Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah
• Nama Program Studi : Program Pendidikan Dokter Spesialis
Ilmu Bedah
• Unit Pengelola : Fakultas Kedokteran
• Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin
• SK Pendirian Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin No.SK Pendirian Program Studi :
154/DIKTI/KEP/2007
• Sertifikat Akreditasi Kolegium Ilmu Bedah Indonesia terakreditasi A berlaku
selama 5 tahun sejak tanggal 26 Mei 2018 sampai dengan 25 Mei 2023. Tim
Akreditasi Kolegium Ilmu Bedah Indonesia yang bekerja atas arahan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi (BAN-PT) yang dituangkan dalam SK Kolegium
Ilmu Bedah Indonesia no 014/ Kol.I.B./XII/2011
• Alamat Program Studi : Bagian Ilmu Bedah FK UNHAS / RSUP Wahidin
Sudirohusodo Makassar
No. Telp Program Studi : 0411-585984
No. Fax Program Studi : 0411-585984
Email : bedahfkunhas@gmail.com
I.6. Visi dan Misi

Visi
“Menjadi Pusat Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Ilmu Bedah yang Profesional,
Humanis, Berbasis Digital dan Bereputasi Internasional di Tahun 2025”.

Misi
• Menyelenggarakan pendidikan spesialis bedah berdasarkan kurikulum nasional yang
berkualitas dan berbasis digital.
• Melaksanakan penelitian dalam rangka mengembangkan ilmu dan teknologi dalam
bidang bedah yang bereputasi internasional.
• Melaksanakan pelayanan dan pengabdian ilmu bedah yang profesional sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang berlandaskan etika profesi dan nilai humanisme.
• Meningkatkan keilmuan dokter spesialis Ilmu Bedah berdasarkan kemajuan teknologi
dan informasi yang aktual.
• Misi ini merupakan penjabaran dari visi program studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.

VISI DAN MISI KEDOKTERAN UNHAS


Visi :
Berwawasan Internasional, Berjiwa Maritim dan Berorientasi Masyarakat

Visi Strategis :
Menjadi fakultas kedokteran berstandar internasional yang mampu meningkatkan
kesehatan masyarakat

Misi :
• Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian berkualitas internasional dan
mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat sejahtera.
• Menyelenggarakan tata kelola Fakultas yang baik (Good Faculty Governance)
dan Kepemimpinan yang efektif.
• Menghasilkan inovasi dalam bidang kesehatan

I.7. Tujuan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin


1. Menghasilkan lulusan FK yang profesional, dan ungul di bidang keterampilan
medis
2. Terselenggaranya riset kedokteran dan kesehatan berkualitas internasional
3. Mengembangkan dharma pengabdian kepada masyarakat yang berbasis hasil
penelitian kesehatan untuk meningkatkan kontribusi institusi terhadap
pembangunan kesehatan masyarakat
4. Terselenggaranya manajemen yang efektif dan efisien
5. Melakukan penguatan dalam mengembangkan inovasi di bidang teknologi
kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat
I.8. Tujuan Program Studi
Tujuan pendidikan Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,
yaitu:
1. Terselenggaranya pendidikan spesialis bedah yang menghasilkan dokter spesialis
bedah yang profesional, humanis, unggul dan kompetitif.
2. Menghasilkan penelitian-penelitian yang inovatif dan terpublikasi pada jurnal
internasional
3. Terselenggaranya pelayanan dan pengabdian bedah yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang berlandaskan profesionalisme, etika profesi dan nilai kemanusiaan.
4. Meningkatnya keilmuan dokter spesialis ilmu bedah berdasarkan kemajuan teknologi
dan informasi yang aktual dengan workshop, pelatihan dan simposium berkala.
5. Menjadikan prodi spesialis bedah sebagai pusat pendidikan dokter spesialis bedah
yang bereputasi internasional.
BAB II
KURIKULUM

III.1. CAPAIN PEMBELAJARAN LULUSAN


Capaian pembelajaran lulusan (CPL) disusun mengacu kepada dasar hukum penyusunan
capaian pembelajaran (CP) yaitu Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Berdasarkan
peraturan tersebut, maka Program Studi Ilmu Bedah masuk ke dalam jenjang kualifikasi 8. Di
samping peraturan tersebut di atas, penentuan CPL juga mengacu ke Peraturan Menteri Riset dan
Teknologi No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Berikut ini adalah susunan CPL Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin:
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Ranah Kode Rumusan Capaian Pembelajaran
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, religius, beradab,
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, beretika, mandiri, dan
Sikap S1
berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan masyarakat
di bidang kedokteran dan kesehatan
Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan
kreatif melalui penelitian ilmiah atau penciptaan desain,
Keterampilan
KU1 menyusun konsepsi ilmiah dan hasil kajiannya berdasarkan
Umum
kaidah, tata cara, dan etika ilmiah dalam bentuk tesis yang
dipublikasikan tulisan dalam jurnal ilmiah yang terakreditasi
Mampu menyusun ide, hasil pemikiran dan argumen saintifik
secara bertanggung jawab dan berdasarkan etika akademik,
KU2
serta mengkomunikasikan melalui media kepada masyarakat
akademik dan masyarakat luas;
KU3 Mampu mengelola, mengembangkan dan memelihara jaringan
kerja dengan kolega, sejawat di dalam lembaga dan komunitas
penelitian yang lebih luas;
Mampu menerapkan filosofi dan etika penelitian, jenis-jenis
penelitian, dan prosedur penelitian yang benar; serta
P1
mengembangkan hasil-hasil penelitian translasional untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
Mampu menunjukkan penguasaan pengetahuan yang baik
P2 mengenai anatomi dan patofisiologi terutama menerapkan teori
Pengetahuan
dan konsep patogenesis penyakit-penyakit bedah.
P3 Mampu menganalisis, mengolah, mengkompilasi, dan
merangkum data-data penyakit untuk menghasilkan suatu
diagnosis penyakit bedah.
P4 Mampu mendemostrasikan dan menjelaskan suatu diagnosis
penyakit bedah secara oral, visual, maupun tertulis.
KK1 Mampu menegakkan diagnosis ilmu bedah.
Mampu merancang dan menetapkan penatalaksanaan di bidang
KK2
ilmu bedah yang sesuai dengan evidence-based
Keterampilan
Mampu melaksanakan penatalaksanaan konservatif dan
Khusus KK3
perioperatif.
Mampu melaksanakan tindakan operatif dan perawatan pasca
KK4
operasi.
KK5 Mampu menangani komplikasi dan penanganan lanjut.
III.1. PEMETAAN MATA KULIAH PADA KURIKULUM, SEMESTER PENYAJIAN,
SATUAN KREDIT SEMESTER, KRITERIA MATA KULIAH (UMUM/KHUSUS)

III.1.1. Pemetaan keterkaitan CPL dan profil lulusan


Untuk memastikan bahwa rumusan CPL yang telah disusun sesuai dengan profil lulusan, maka
dibuatlah pemetaan keterkaitan rumusan CPL dan profil lulusan sebagai berikut:

Profil Lulusan
CP Kode Care Decision
Pendidik Peneliti
Provider Maker
Sikap S1 √ √ √ √
KU1 √ √ √ √
Keterampilan Umum KU2 √ √ √ √
KU3 √ √ √ √
P1 √ √ √ √
P2 √ √ √ √
Pengetahuan
P3 √ √ √ √
P4 √ √ √ √
KK1 √ √ √ √
KK2 √ √ √ √
Keterampilan Khusus √ √
KK3 √ √
KK4 √ √ √ √
KK5 √ √ √ √

III.1.2. Pemetaan keterkaitan CPL dengan aspirasi para pemangku kepentingan


Rumusan CPL yang telah disusun harus berorientasi kepada hasil pendidikan sehingga
harus mampu memenuhi aspir asi seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan Program
Studi Ilmu Bedah. Dalam penyusunan CPL, telah dilakukan website-benchmarking pada
institusi-institusi bereputasi di bidang Ilmu Bedah, baik di dalam maupun luar negeri, serta
mengacu pada arahan yang telah disepakati oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia, sehingga
kompetensi lulusan terstandarisasi dengan kualitas yang diakui secara nasional maupun
internasional.
Berikut ini adalah pemetaan keterkaitan CPL dengan aspirasi para pemangku kepentingan:
Aspirasi Pemangku Kepentingan
Organisasi
CP Kode Pengguna Profesi/ Institusi
Pemerintah Alumni Benchmark
Alumni Asosiasi (Unhas)
PS
Sikap S1 √ √ √ √ √ √
KU1 √ √ √ √ √ √
Keterampilan
KU2 √ √ √ √ √ √
Umum
KU3 √ √ √ √ √ √
P1 √ √ √ √ √ √
P2 √ √ √ √ √ √
Pengetahuan
P3 √ √ √ √ √ √
P4 √ √ √ √ √ √
KK1 √ √ √ √ √ √
KK2 √ √ √ √ √ √
Keterampilan
KK3 √ √ √ √ √ √
Khusus
KK4 √ √ √ √ √ √
KK5 √ √ √ √ √ √

III.1.3. Penetapan besarnya SKS mata kuliah


SKS suatu mata kuliah adalah waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk dapat memiliki
kemampuan yang dirumuskan dalam sebuah mata kuliah tersebut. Unsur penentu perkiraan besaran SKS
adalah:
1. Tingkat kemampuan yang harus dicapai
2. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran yang harus dikuasai
3. Metode/strategi pembelajaran yang dipilih untuk mencapai kemampuan tersebut
Dengan mempertimbangkan ketiga unsur di atas maka SKS mata kuliah Program Studi Ilmu Bedah
adalah sebagai berikut:
No MATA KULIAH SKS
1 Biologi Molekuler 2

2 Etikomedikolegal 2

3 Metode Penelitian 2

4 Biostatistik dan Komputer Statistik 2

5 Epidemiologi Klinik dan Kedokteran Berbasis Bukti (KKB) 2

6 Dasar-Dasar Ilmu Bedah 3

7 Bedah Orthopedi 1 3

8 Bedah Emergency 1 3

9 Anestesi & Perawatan Intensif 2

10 Bedah Anak 1 3

11 Bedah Digestif 1 3

12 Urologi 1 3

13 Bedah Plastik 1 3

14 Onkologi Kepala Leher 1 3

15 Sari Pustaka 1

16 Bedah Emergency 2 3

17 Bedah Saraf 1 3

18 Bedah Thoraks Kardiovaskuler 1 3

19 Bedah Emergency 3 3

20 Bedah Urologi 2 3

21 Bedah Plastik 2 3

22 Bedah Anak 2 3

23 Laporan Kasus 1

24 Bedah Emergency 4 3

25 Bedah Saraf 2 3

26 Bedah Orthopedi 2 6

27 Bedah Digestif 2 6

28 Bedah Emergency 5 3
29 Bedah Thoraks Kardiovaskuler 2 6

30 Bedah Onkologi Kepala Leher 2 6

31 Evaluasi Kasus 1

32 Bedah Orthopedi 3 6

33 Bedah Thoraks Kardiovaskuler 3 6

34 Bedah Mandiri 1 6

35 Bedah Digestif 3 6

36 Bedah Plastik 3 3

37 Bedah Saraf 3 3

38 Bedah Urologi 3 3

39 Bedah Onkologi 3 6

40 Thesis 3

41 Bedah Mandiri 2 6
42 Bedah Anak 3 3

43 Endo-Laparaskopi 3

44 Bedah Emergency 6 3

Total SKS 150

III.1.4. Penetapan besarnya SKS mata kuliah


SKS suatu mata kuliah adalah waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk dapat memiliki
kemampuan yang dirumuskan dalam sebuah mata kuliah tersebut. Unsur penentu perkiraan besaran SKS
adalah:
4. Tingkat kemampuan yang harus dicapai
5. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran yang harus dikuasai
6. Metode/strategi pembelajaran yang dipilih untuk mencapai kemampuan tersebut
Dengan mempertimbangkan ketiga unsur di atas maka SKS mata kuliah Program Studi Ilmu Bedah
adalah sebagai berikut:
No MATA KULIAH SKS
1 Biologi Molekuler 2

2 Etikomedikolegal 2

3 Metode Penelitian 2

4 Biostatistik dan Komputer Statistik 2

5 Epidemiologi Klinik dan Kedokteran Berbasis Bukti (KKB) 2

6 Dasar-Dasar Ilmu Bedah 3

7 Bedah Orthopedi 1 3

8 Bedah Emergency 1 3

9 Anestesi & Perawatan Intensif 2

10 Bedah Anak 1 3

11 Bedah Digestif 1 3

12 Urologi 1 3

13 Bedah Plastik 1 3

14 Onkologi Kepala Leher 1 3

15 Sari Pustaka 1

16 Bedah Emergency 2 3

17 Bedah Saraf 1 3

18 Bedah Thoraks Kardiovaskuler 1 3

19 Bedah Emergency 3 3

20 Bedah Urologi 2 3

21 Bedah Plastik 2 3

22 Bedah Anak 2 3

23 Laporan Kasus 1

24 Bedah Emergency 4 3

25 Bedah Saraf 2 3

26 Bedah Orthopedi 2 6

27 Bedah Digestif 2 6

28 Bedah Emergency 5 3
29 Bedah Thoraks Kardiovaskuler 2 6

30 Bedah Onkologi Kepala Leher 2 6

31 Evaluasi Kasus 1

32 Bedah Orthopedi 3 6

33 Bedah Thoraks Kardiovaskuler 3 6

34 Bedah Mandiri 1 6

35 Bedah Digestif 3 6

36 Bedah Plastik 3 3

37 Bedah Saraf 3 3

38 Bedah Urologi 3 3

39 Bedah Onkologi 3 6

40 Thesis 3

41 Bedah Mandiri 2 6
42 Bedah Anak 3 3

43 Endo-Laparaskopi 3

44 Bedah Emergency 6 3

Total SKS 150

III.2. DAFTAR MK, CAPAIN PEMBELAJARAN MK DAN KONSTRIBUSINYA PADA


CPL DAN METODE PEMBELAJARAN SETIAP MK

III.2.1. Struktur dan Muatan Kurikulum

Penyusunan mata kuliah dalam struktur kurikulum


Penyusunan mata kuliah ke dalam kurikulum memperhatikan hal berikut:
1. Konsep pembelajaran yang direncanakan dalam usaha memenuhi capaian pembelajaran
lulusan;
2. Ketepatan letak mata kuliah yang disesuaikan dengan keruntutan tingkat kemampuan dan
integrasi antar mata kuliah;
3. Beban belajar mahasiswa rata-rata di setiap semester yakni 18-20 SKS.
4. Keputusan Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor:
154/DIKTI/Kep/2007 tentang Penetapaz Kembali Ijin Penyelenggaraan Program Studi pada
Universitas Hasanuddin di Makassar.
Penyusunan mata kuliah Progam Studi Ilmu Bedah menggunakan perpaduan pendekatan
paralel. Pendekatan paralel yaitu pembelajaran secara terintegrasi baik keilmuan maupun
proses pembelajaran, penguasaan pengetahuan tertentu tidak menjadi prasyarat untuk
mengawali pengetahuan selanjutnya.
SEMESTER MATA KULIAH SKS
IX Bedah Emergency 6 3
Endo-Laparaskopi 3
Bedah Anak 3 3
VIII Bedah Mandiri 2 6
Thesis 3
Bedah Onkologi 3 6
VII Bedah Urologi 3 3
Bedah Saraf 3 3
Bedah Plastik 3 3
VI Bedah Digestif 3 6
Bedah Mandiri 1 6
Bedah Thoraks Kardiovaskuler 3 6
Bedah Orthopedi 3 6
V Evaluasi Kasus 1
Bedah Onkologi Kepala Leher 2 6
Bedah Thoraks Kardiovaskuler 2 6
Bedah Emergency 5 3
IV Bedah Digestif 2 6
Bedah Orthopedi 2 6
Bedah Saraf 2 3
Bedah Emergency 4 3
III Laporan Kasus 1
Bedah Anak 2 3
Bedah Plastik 2 3
Bedah Urologi 2 3
Bedah Emergency 3 3
Bedah Thoraks Kardiovaskuler 1 3
Bedah Saraf 1 3
Bedah Emergency 2 3
II Sari Pustaka 1
Onkologi Kepala Leher 1 3
Bedah Plastik 1 3
Urologi 1 3
Bedah Digestif 1 3
Bedah Anak 1 3
Anestesi & Perawatan Intensif 2
I Bedah Emergency 1 3
Bedah Orthopedi 1 3
Dasar-Dasar Ilmu Bedah 3
Epidemiologi Klinik dan Kedokteran Berbasis Bukti (KKB) 2
Biostatistik dan Komputer Statistik 2
Metode Penelitian 2
Etikomedikolegal 2
Biologi molekuler 2
Total SKS 150
III.2.2. Roadmap Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
III.3. STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN
III.3.1. Pemetaan CP dan Strategi Pembelajaran
CP Strategi Pembelajaran
Kegiatan Mata Kuliah
Ranah Kode Metode Peran Dosen
Pembelajaran
Sikap

S1 1, 2,3,5,6,7 1, 2,3,6 1,2,3,4,5,6 Semua MK

KU1 1,2,3,4,5,6,7 1, 2,3,4,5,7,8,9,11 1,2,3,5 Semua MK


mpilan
Umum
Ketera

KU2 1,2,3,4,5,6,7 1, 2,4,6,7,8,9,11 1,9,10 Semua MK


KU3 2,3,5,6,7 2,3,4,8,9 6,7,9,10 Semua MK
3,7 1,2,4,5, 1,3,5,9 2,3,4,5,15,23,31,40
P1 6,9,10,12,13
Pengetahuan

1,2,3,5,6,7 1,2,3,4,6,7,8,9,11 1,2,3,4,5,6,7,8,11 1,6-14,16-22,24-30,32-


P2 39,41-44
1,2,3,5,6,7 1,2,3,4,5,9,10,11 1,2,3,4,5,8,11 7-14,16-22,24-30,32-
P3
39,41-44
2,5,6,7 6,8 2,4,5 7-14,16-22,24-30,32-
P4
39,41-44
1,2,5,6,7 1,2,3,4,6,9 1,2,3,4,6,7,8,11 7-14,16-22,24-30,32-
KK1
39,41-44
Keterampilan Khusus

1,2,5,6,7 1,2,3,4,6,9 1,2,3,4,6,7,8,11 7-14,16-22,24-30,32-


KK2
39,41-44
1,2,5,6,7 1,2,3,4,6,9 1,2,3,4,6,7,8,11 7-14,16-22,24-30,32-
KK3
39,41-44
1,2,5,6,7 1,2,3,4,6,9 1,2,3,4,6,7,8,11 7-14,16-22,24-30,32-
KK4
39,41-44
1,2,5,6,7 1,2,3,4,6,9 1,2,3,4,6,7,8,11 7-14,16-22,24-30,32-
KK5
39,41-44
Keterangan:

Metode 1 Lecture 4 Self-Directed Learning (SDL) 7 Evidence Based Learning (EBL)


2 Small Group Discussion 5 Collaborative Learning (CbL)
3 Discovery Learning (DL) 6 Problem Based Learning and Inquiry (PBL-I)
1 Menyampaikan materi (Ceramah) 6 Menyediakan data, atau petunjuk (metode) 11 Menjelaskan bahan kajian yang bersifat
2 Membuat rancangan bahan dikusi dan untuk menelusuri suatu pengetahuan yang harus teori dan mengkaitkannya dengan situasi
aturan diskusi dipelajari oleh mahasiswa nyata dalam kehidupan sehari-hari, atau
3 Menjadi moderator dan sekaligus 7 Memeriksa dan memberi ulasan terhadap hasil kerja profesional, atau manajerial, atau
mengulas pada setiap akhir session belajar mandiri mahasiswa entrepreneurial
diskusi mahasiswa 8 Merancang dan memonitor proses belajar dan 12 Menyusun tugas untuk studi mahasiswa
Peran Dosen
4 Merancang situasi/kegiatan yang hasil belajar kelompok mahasiswa terjun ke lapangan
mirip dengan yang sesungguhnya, bisa 9 Menyiapkan suatu masalah/kasus atau bentuk 13 Merancang suatu tugas (proyek) yang
berupa bermain peran atau berbagai tugas untuk diselesaikan oleh mahasiswa secara sistematik agar mahasiswa belajar
latihan simulasi berkelompok pengetahuan dan ketrampilan melalui
5 Membahas kinerja mahasiswa 10 Merancang tugas yang bersifat open ended proses pencarian/ penggalian (inquiry),
yang terstruktur dan kompleks
1 Kuliah 5 Seminar & Workshop 9 Penelitian
Kegiatan 2 Parade 6 Psikomotor di Poliklinik 10 Pengabdian Kepada Masyarakat
Pembelajaran 3 Pembacaan Jurnal 7 Psikomotor di Kamar Operasi 11 Emergency Case Report
4 Visite Besar 8 Bed Side Teaching
1. Biologi Molekuler 16. Bedah Emergency 2 33. Bedah Thoraks Kardiovaskuler 3
2. Etikomedikolegal 17. Bedah Saraf 1 34. Bedah Mandiri 1
3. Metode Penelitian 18. Bedah Thoraks Kardiovaskuler 1 35. Bedah Digestif 3
4. Biostatistik dan Komputer 19. Bedah Emergency 3 36. Bedah Plastik 3
Statistik 20. Bedah Urologi 2 37. Bedah Saraf 3
5. Epidemiologi Klinik dan 21. Bedah Plastik 2 38. Bedah Urologi 3
Kedokteran Berbasis Bukti 22. Bedah Anak 2 39. Bedah Onkologi 3
(KKB) 23. Laporan Kasus 40. Thesis
Mata Kuliah
6. Dasar-Dasar Ilmu Bedah 24. Bedah Emergency 4 41. Bedah Mandiri 2
7. Bedah Orthopedi 1 25. Bedah Saraf 2 42. Bedah Anak 3
8. Bedah Emergency 1 26. Bedah Orthopedi 2 43. Endo-Laparaskopi
9. Anestesi & Perawatan Intensif 27. Bedah Digestif 2 44. Bedah Emergency 6
10. Bedah Anak 1 28. Bedah Emergency 5
11. Bedah Digestif 1 29. Bedah Thoraks Kardiovaskuler 2
12. Urologi 1 30. Bedah Onkologi Kepala Leher 2
13. Bedah Plastik 1 31. Evaluasi Kasus
14. Onkologi Kepala Leher 1 32. Bedah Orthopedi 3
15. Sari Pustaka

III.3.1. Penjabaran dan pemetaan CPL ke dalam bahan kajian


Rumusan CPL yang telah didapat dari proses tahap pertama, dijabarkan dalam batas dan lingkup bidang keilmuan/keahlian
yang merupakan rangkaian bahan kajian minimal yang harus dikuasai oleh setiap lulusan Program Studi Ilmu Bedah. Bahan kajian
mencakup tiga aspek yaitu:
1. Bahan kajian dasar
2. Bahan kajian bidang keilmuan/ keahlian
3. Bahan kajian keunikan program studi

Tabel Penjabaran CPL kedalam bahan kajian dasar


Biologi Molekuler

Komputer statistik
Metode Penelitian
Etikomedikolegal

Dasar-dasar Ilmu

Endolaparoskopi
Lalporan Kasus
Biostatistik dan

Evaluasi Kasus
berbasis Bukti
Epidemiologi

Sari Pustaka
Kedokteran
Klinik &

(KKB)

Bedah

Tesis
Kode

D L D L D L D L D L D D L D L D L D L D L D
S1
A5

A5
4 4 4 4 4 4
KU1
C3

C3

C4

C3

C3

C4
3 3 3 3 3 3
KU2
C3

C3

C4

C3

C3

C3

C3

C3

C4

C3

C3

C3
3 3 3 2 2l 3 3 3 2 2
KU3
C3

C3

C3

C3

C3

C3
3 2 2 3 2 2
P1
C3

C3

C4

C3

C3

C3

C3

C3

C4

C3

C3

C3
3 3 3 2 2 3 3 3 2 2
P2
C3

C3

C4

C4

C4

C4

C3

C3

C4

C4

C4

C4
3 3 3 2 2 3 3 3 2 2
Tabel Penjabaran CPL kedalam bahan kajian bidang keilmuan

KK5

KK4

KK3

KK2

KK1

P4

P3
P4

P3

P2

P1

KU3

KU2

KU1

S1

Kode
C3 C3

D
C3 C3 C3 C3 C3 A5
Bedah
Orthopedi

3
1
4

4
L
C4 C4

D
C4 C3 C3 C3 C3 A5 Anestesi
&

3
Perawatan
4

4
L
Intensif
C4 C4
C3 C3 C3 C3 C3 A5 D
Bedah

3
Anak 1
4

4
L

C3 C3 C3
D

C3 C3 C4 A5

2
Bedah
Digestif 1
4

4
L

C3 C3 C3 C3 C3
D

C4 C4 C4 A5

2
Inti Keilmuan
Bahan Kajian

Bedah
Urologi 1 C3 C3 C3
4

4
L
D

C3 C3 C3 C3 A5 C3 C3
Bedah
Plastik
4

4
L

3
D

C3 C3 C3 C3 A5 C4 C4
Onkologi
Kepala
4

4
L

3
Leher 1
D

C3 C3 C3 C3 A5 C4 C4
Bedah
Saraf 1
4

4
L

3
D

C3 C3 C3 C3 A5 Bedah C3 C3 C3
Thorax
Kardiovas
4

4
L

kular 1
D

C3 C3 C3 C3 A5 C3 C3 C3 C3 C3
Bedah
Urologi 2
4

4
L

C3 C3 C3
Tabel Penjabaran CPL kedalam bahan kajian keunikan program studi
P4

P3

P2

P1

KU3

KU2

KU1

S1

Kode

KK5

KK4

KK3

KK2

KK1
D
C3 C3 C3 C3 C3 A5
Bedah Plastik 2 C3 C3 C3 C3 A5

L
4

4
D
A5
C3 C3 C3 C3 C3
Bedah Saraf 2
C3 C3 C3 C3 A5

L
4

D
A5
C4 C4 C3 C4 C4
Bedah Orthopedi

4
2

L
4

4
C3 C3 C3 C3 A5
D
A5

C4 C3 C3 C3 C3
Bedah Digestif 2

4
L
4

D
A5

C4 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 A5
Bedah Onkologi
Kepala Leher 2
L
4

4
D
A5

C4 C3 C3 C3 C3
Bedah Orthopedi
C3 C3 C3 C3 A5
3
L
4

Inti Keilmuan
Bahan Kajian
D

4
A5

C3 C3 C3 C3 C3
Bedah Thorax
Kardiovaskular 3
L
4

C3 C3 C3 C3 A5
D
A5

C3 C3 C4 C3 C3 C3 C3
4

4
Bedah Digestif 3
L
4

C3 C3 C3 C3 A5
D
A5

C3 C3 C4 C3 C3 C3 C3
Bedah Plastik 3
4

4
L
4

C3 C3 C3 C3 A5
D
A5

C4 C4 C4 C3 C3 C3 C3
Bedah Saraf 3
4

4
L
4

D
A5

C3 C3 C4 C3 C3 C3 C3 Bedah Urologi 3 C3 C3 C3 C3 A5
L
4

4
D
A5

C3 C3 C4 C3 C3 C3 C3 Bedah Onkologi C3 C3 C3 C3 A5
3
L
4

4
D
A5

C4 C4 C4 C3 C3 C3 C3 Bedah Anak 3
L
4

4
KK5

KK4

KK3

KK2

KK1
C3 C3 C3 C3 C3

4
C3 C3 C3 C3 C3

4
C3 C3 C3 C3 C3
KK2

KK1

P4

P3

P2

P1

KU3

KU2

KU1

S1

Kode

4
C

D
C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 3 C3 A5 C3 C3 C3 C3 C3
Emergency 1

L
3

4
3

4
C

D
C4 C4 C4 C4 C3 C3 C3 3 C3 A5
Emergency 2 C3 C3 C3 C3 C3

L
2

4
3

4
C D
C4 C4 C4 C4 C4 C4 C3 4 C4 A5 Emergency
3 C3 C3 C3 C3 C3
L
2

4
3

4
D

C3 C4 C4 C4 C4 C3 C3
3 C3 A5
Emergency
C 4
D

C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 3 C3 A5 C3 C3 C3 C3 C3
L
3

4
3

4
Emergency
C 5
D

C4 C4 C4 C4 C3 C3 C3 3 C3 A5 C3 C3 C3 C3 C3
L
3

4
3

4
Emergency 6
D

C4 C4 C4 C4 C3 C3 C3 C3 C3 A5
C3 C3 C3 C3 C3
L
2

4
3

C Mandiri 1
4

4
D

C4 C4 C4 C4 C4 C4 C3 4 C4 A5
C3 C3 C3 C3 C3
L
2

4
3

C Mandiri2
D

C3 C4 C4 C4 C4 C3 C3 C3 A5
4

3
C3 C3 C3 C3 C3
4

C3 C3 C3 C3 C3
4

C3 C3 C3 C3 C3
4

4
KK3

C3

C4

C4

C3

C3

C4

C4

C4

C3
3 3 3 3 3 3 3

KK4

C3

C4

C4

C3

C3

C4

C4

C4

C3
3 3 3 3 3 3 3

KK5

C3

C4

C4

C3

C3

C4

C4

C4

C3
3 3 3 3 3 3 3

Keterangan:
D: Kedalaman L: Keluasan
C1: Ingatan A1: Pengenalan P1: Meniru 1 Faktual
C2: Pemahaman A2: Pemberian respons P2: Manipulas 2 Konseptual
C3: Penerapan A3: Penghargaan nilai P3: Ketepatan gerakan 3 Prosedural
C4: Analisis A4: Pengorganisasian P4: Artikulasi 4 Metakognitif
C5: Evaluasi A5: Pengalaman P5: Naturalisasi
C6: Berkreasi
CAPAIAN KODE MATA KULIAH KURIKULUM SAAT INI
PEMBELAJARA SEMESTER I SEMESTER 2 SEMESTER 3
N
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

SIKAP S1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
KETERAMPILAN KU 1-3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
UMUM
PENGETAHUAN
Mampu menerapkan P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
filosofi dan etika
penelitian, jenis-jenis
penelitian, dan
prosedur penelitian
yang benar; serta
mengembangkan
hasil-hasil penelitian
translasional untuk
pengembangan ilmu
pengetahuan.
Mampu menunjukkan P2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penguasaan
pengetahuan yang
baik mengenai
anatomi dan
patofisiologi terutama
menerapkan teori dan
konsep patogenesis
penyakit-penyakit
bedah.
Mampu menganalisis, P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mengolah,
mengkompilasi, dan
merangkum data-data
penyakit untuk
menghasilkan suatu
diagnosis penyakit
bedah.
Mampu P4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mendemostrasikan
dan menjelaskan suatu
diagnosis penyakit
bedah secara oral,
visual, maupun
tertulis.
KETERAMPILAN KHUSUS
Mampu menegakkan KK1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
diagnosis ilmu bedah.
Mampu merancang KK2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan menetapkan
penatalaksanaan di
bidang ilmu bedah
yang sesuai dengan
evidence-based
Mampu melaksanakan KK3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penatalaksanaan
konservatif dan
perioperatif.
Mampu melaksanakan KK4 √ √ √
tindakan operatif dan
perawatan pasca
operasi.
Mampu menangani KK5
komplikasi dan
penanganan lanjut.

Penjabaran bahan kajian ke dalam mata kuliah


Program Studi Ilmu Bedah saat telah memiliki mata kuliah-mata kuliah tetap pada setiap kosentrasi. Dengan adanya Peraturan Rektor
Universitas Hasanuddin Nomor: 10615/UN4.1/DA.03.00/2016 tentang kurikulum pendidikan dokter spesialis program studi ilmu
bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Kurikulum ini mengacu pada Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi. Evaluasi dilakukan dengan mengkaji seberapa jauh keterkaitan setiap mata kuliah dengan CPL yang telah dirumuskan. Kajian
ini dilakukan dengan menyusun matriks antara butir-butir CPL dengan mata kuliah yang sudah ada sebagai berikut:
CAPAIAN KODE SEMESTER 4 SEMESTER 5 SEMESTER 6 SEMESTER 7 SEMESTER 8 SEMESTER 9
PEMBELAJARAN

4.1 4.2 4.3 4.4 5.1 5.2 5.3 5.4 6.1 6.2 6.3 6.4 7.1 7.2 7.3 8.1 8.2 8.3 9.1 9.2 9.3

SIKAP S1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
KETERAMPILAN KU 1-3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
UMUM
Mampu menerapkan P1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
filosofi dan etika
penelitian, jenis-jenis
penelitian, dan
prosedur penelitian
yang benar; serta
mengembangkan hasil-
hasil penelitian
translasional untuk
pengembangan ilmu
pengetahuan.
Mampu menunjukkan P2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penguasaan
pengetahuan yang baik
mengenai anatomi dan
patofisiologi terutama
menerapkan teori dan
konsep patogenesis
penyakit-penyakit
bedah.
Mampu menganalisis, P3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mengolah,
mengkompilasi, dan
merangkum data-data
penyakit untuk
menghasilkan suatu
diagnosis penyakit
bedah.
Mampu P4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mendemostrasikan dan
menjelaskan suatu
diagnosis penyakit
bedah secara oral,
visual, maupun tertulis.
Mampu menegakkan KK1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
diagnosis ilmu bedah.
Mampu merancang dan KK2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menetapkan
penatalaksanaan di
bidang ilmu bedah
yang sesuai dengan
evidence-based
Mampu melaksanakan KK3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penatalaksanaan
konservatif dan
perioperatif.
Mampu melaksanakan KK4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
tindakan operatif dan
perawatan pasca
operasi.
Mampu menangani KK5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
komplikasi dan
penanganan lanjut.
Keterangan:
1.1. Biologi Molekuler 1.1. Anestesi dan Perawatan Intensif 1.1. Bedah Emergency 2
1.2. Etikomedikolegal 1.2. Bedah Anak I 1.2. Bedah Saraf I
1.3. Metode Penelitian 1.3. Bedah Digestif I 1.3. BTKV I
1.4. Biostatistik dan Komputer Statistik 1.4. Bedah Urologi I 1.4. Bedah Emergency 3
1.5. Epidemiologi Klinik dan kedokteran 1.5. Bedah Plastik I 1.5. Bedah Urologi II
Berbasis Bukti (KKB) 1.6. Onkologi Kepala Leher1 1.6. Bedah Plastik II
1.6. Dasar-dasar Ilmu Bedah 1.7. Sari Pustaka 1.7. Bedah Anak II
1.7. Bedah Orthopedi I 1.8. Laporan Kasus
1.8. Bedah Emergency 1

a. Bedah Emergency 4 5.1. Bedah Emergency 5 6.1. Bedah Orthopedi III


b. Bedah Saraf II 5.2. BTKV II 6.2. BTKV III
c. Bedah Orthopedi II 5.3. Onkologi Kepala Leher II 6.3. Bedah Mandiri 1
d. Bedah Digestif II 5.4. Evaluasi Kasus 6.4. Bedah Digestif III

7.1. Bedah Plastik III 8.1. Onkologi Kepala Leher III 9.1. Bedah Anak 3
7.2. Bedah Saraf III 8.2. Thesis 9.2. Endo-Laparoskopi
7.3. Bedah Urologi III 8.3. Bedah Mandiri 2 9.3. Bedah Emergency 6
III.4. SISTEM EVALUASI SETIAP METODE PEMBELAJARAN
Evaluasi dan Ujian
Evaluasi atau ujian adalah proses membandingkan kinerja seorang peserta didik dengan
kriteria standar yang telah ditetapkan oleh profesi. Evaluasi atau ujian merupakan tahapan yang
tidak dapat dipisahkan dan aspek terpenting di dalam kurikulum pendidikan dokter spesialis
bedah. Pencapaian kompetensi para peserta didik dan tingkat keberhasilan pelaksanaan program
dapat diketahui melalui proses ujian dan evaluasi program. Ujian bagi para peserta didik dapat
menjadi indikator dan prediktor pencapaian tujuan pembelajaran di dalam kurikulum.
Mengacu pada tujuan pendidikan dan metodologi evaluasi tersebut, para pengelola dan
penguji program pendidikan dokter spesialis bedah seyogyanya mengetahui, memahami, dan
menerapkan proses evaluasi dan ujian sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh
Kolegium Ilmu Bedah Indonesia dengan benar dan konsisten. Evaluasi yang digunakan harus
mengikuti kaidah evaluasi yang menganut azas kesahihan (validity) dan keandalan (reliability),
kepraktisan (practicability), dan dampak terhadap proses pendidikan (educational impact).
Seluruh domain pendidikan yang terdapat pada berbagai area kompetensi dokter spesialis bedah
harus diuji dengan metode-metode yang tersahih. Oleh karena itu, jenis ujian di dalam proses
pendidikan harus dilaksanakan secara bertahap, kontinyu, dan integratif selama fase-fase
pendidikan di dalam kurikulum.
Dengan mempertimbangkan berbagai hal tersebut di atas dan kebutuhan pelayanan bedah
nasional di Indonesia, maka Kolegium Ilmu Bedah Indonesia menetapkan sistem evaluasi dan
ujian program pendidikan dokter spesialis bedah, baik pada tingkat lokal maupun nasional
sehingga baku standar pendidikan dokter spesialis bedah dapat dilaksanakan oleh berbagai pusat
pendidikan. Sistem evaluasi dan ujian pada program pendidikan dokter spesialis bedah terdiri
dari sistem evaluasi dan ujian lokal, serta ujian nasional yang terdiri dari dua tahap yaitu ujian
nasional tahap I (Bedah Dasar) dan ujian nasional tahap II ( Bedah Lanjut).

Evaluasi dan Ujian Lokal


Evaluasi dan ujian lokal dilakukan dalam bentuk berbagai ujian formatif secara periodik
selama para peserta didik menjalani rotasi di berbagai subbagian di rumah sakit pendidikan
utama dan jejaringnya yang terdiri dari rumah sakit satelit atau afiliasi. Evaluasi dan ujian lokal
bertujuan untuk menilai pencapaian berbagai modul kompetensi standar, baik dari aspek
kognitif, psikomotor atau keterampilan, serta sikap dan prilaku profesional.
Penilaian kelulusan tiap jenjang ditetapkan berdasarkan kemampuan dalam Knowledge, Skill
dan Attitude. Nilai diperoleh dari tiap sub Bagian Bedah dan nilai kegiatan di RS Jejaring.
Semua nilai diserahkan kepada KPS dan diteruskan dalam rapat Pendidikan untuk mengambil
keputusan kelulusan peserta didik .
Kelulusan ditetapkan dengan (1) Penilaian dari masing-masing sub Bagian dan RS Jejaring,
(2) Keputusan kelulusan melalui keputusan rapat Pendidikan, (3) Nilai kelulusan: A ( 85-100)
dan B (75-84).

Penilaian dilaksanakan dalam dua bentuk, yaitu evaluasi dan ujian. Evaluasi pencapaian
kompetensi dilakukan dalam bentuk evaluasi buku log, pembacaan modul, dan evaluasi 360°.
Sedangkan ujian dilakukan dalam bentuk ujian kognitif (tulis atau lisan) dan keterampilan
psikomotor, baik dalam bentuk keterampilan klinik dasar perioperatif maupun keterampilan
prosedur operatif.

Ujian tulis lokal dilaksanakan dalam format ujian pilihan ganda (multiple choice questions)
dengan satu jawaban benar (single best answer) atau pilihan menjodohkan (Extended Matching
Questions). Ujian esai tidak lagi menjadi format ujian karena terdapat berbagai kelemahan di
dalam aspek validitas, reliabilitas dan kepraktisan.

Ujian lisan dilakukan dalam bentuk penilaian kemampuan analisis dan pemecahan masalah
pasien dalam bentuk case based discussion (diskusi berbasis kasus). Penilaian keterampilan
(psikomotor) dilaksanakan dalam dua bentuk, yaitu penilaian keterampilan klinik perawatan
perioperatif (tujuh area kompetensi) dan prosedur operatif. Keterampilan klinik perioperatif diuji
dalam bentuk Mini–CEX dan OSCA lokal, sedangkan penilaian keterampilan prosedur operatif
menggunakan metode directly observed procedural skill (DOPS) pada tahap awal dan Procedure
Based Assessment (PBA) pada tahap bedah lanjut. Ujian lokal dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan jenjang pendidikan:

• Ujian Ilmu Dasar Lokal yang dilaksanakan pada akhir perkuliahan bedah dasar.
• Ujian Stase yang dilaksanakan oleh masing-masing sub bagian pada awal dan akhir stase (pre
dan posttest)
Ujian Osca Lokal

Dilaksanakan sebelum Ujian OSCE Nasional, pada akhir tahap bedah dasar. Model ujian
mengadopsi sistem ujian nasional dengan penguji dari program studi sesuai kriteria dan
ditetapkan oleh KPS.
• Ujian Profesi Lokal

Dilaksanakan sebelum Ujian Profesi Nasional. Model ujian mengadopsi sistem ujian nasional
dengan penguji dari program studi sesuai kriteria dan ditetapkan oleh KPS. Ujian kasus mayor
untuk bedah digestive dan bedah onkologi. Ujian kasus minor untuk bedah anak, orthopedi,
urologi, bedah saraf, bedah thoraks- kardiovaskular dan bedah plastik.
Penilaian ini dilaksanakan oleh penanggung jawab suatu paket pendidikan (modul) yang
dicantumkan pada portofolio peserta didik yang dilaporkan ke Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
oleh Ketua Program Studi Ilmu Bedah dari suatu pusat pendidikan.

Evaluasi Tahap I
Pada penjelasan yang dimuat dalam katalog ilmu bedah sebelumnya (1997), evaluasi ini
disebut Evaluasi Antara. Evaluasi ini bertujuan menilai apakah tujuan paket pendidikan pada
tahap pertama (bedah dasar) telah tercapai. Penilaian dilaksanakan melalui suatu ujian yang
diselenggarakan secara nasional oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.

Evaluasi Tahap II
Evaluasi tahap ini merupakan tahap akhir dan bertujuan menentukan apakah peserta program telah
mencapai tujuan pendidikan dokter spesialis bedah secara komprehensif meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap profesional dokter spesialis Bedah. Penilaian dilaksanakan melalui suatu ujian
yang diselenggarakan secara nasional oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia

Ujian Nasional (National Board Examination)


Ujian nasional sebagai metode untuk menjamin dan memelihara standar kompetensi dokter
spesialis bedah dilakukan secara terpusat dan terdiri dari dua tahap, yaitu:

1. Ujian Nasional Bedah Dasar:


a. Bagian I: Ujian tulis ilmu dasar dan bedah dasar
b. Bagian II: Ujian keterampilan: OSCE
2. Ujian Nasional Bedah Lanjut:
a. Bagian I: Ujian tulis ranah kognitif
b. Bagian II: Ujian profesi klinik bedah

Ujian Nasional diselenggarakan oleh Kolegium Ilmu bedah Indonesia melalui Komisi
Ujian Nasional yang berperan sebagai Direktur Ujian pada setiap penyelenggaraan Ujian
Nasional. Ujian diselenggarakan dalam tiga hari berturut-turut dengan jadwal sebagai berikut:

1. Hari I :
a. Bedah Dasar:
▪ Ujian tulis Ilmu Dasar Bedah dan Bedah Dasar (100 soal)
b. BedahLanjut:
• Ujian tulis Ilmu Bedah Lanjut (100 soal)
2. Hari II :
a. Bedah Dasar:
• UjianOSCE
b. Bedah Lanjut:
• Ujian Profesi Long Case
3. Hari III :
a. BedahLanjut
• Ujian Profesi Short Case
b. Rapat kelulusan profesi dan yudisium

Ujian Nasional Ilmu Bedah Dasar


Tujuan

Melakukan penilaian awal tentang kemampuan peserta didik di dalam menyelesaikan masalah
bedah dasar dan pemecahannya yang didasari oleh pemahaman dan penerapan ilmu–ilmu
kedokteran dasar yang erat kaitannya dengan ilmu bedahdasar.
Persyaratan

Peserta telah menyelesaikan tahapan pendidikan semester III sesuai kurikulum Program Studi
Ilmu Bedah

Bentuk Ujian

Ujian tulis dengan bentuk pilihan ganda (multiple choice questions) dengan satu jawaban benar.
Soal Ujian

1. Ujian terdiri dari 100 soal dengan waktu ujian 100 menit.

2. Jenis soal problem solving, soal pilihan ganda,vignette

3. Referensi

1) R. Putz, R. Pabst, Anna N. Taylor (Editor). Sobotta – Atlas of Human Anatomy. 14th
edition. Williams &Wilkins.
2) Frank H. Netter. Netter atlas of human anatomy 5th edition. Saunders Elsevier.

3) Agur, Anne MR; Dalley, Arthur F. Grant's Atlas of Anatomy, 12th Edition. Lippincott
Williams & Wilkins.
4) Kim E. Barrett, PhD, Susan M. Barman, PhD, Scott Boitano, PhD, Heddwen L. Brooks,

PhD. Ganong’s Review of Medical Physiology. 23rdEdition. McGrawHill Medical.


5) Vinay Kumar, Abdul K Abbas, Nelson Fausto. Robbins and Cotran Pathologic Basis of

Disease. 7th edition. Library of Congress Cataloging– in–PublicationData.


6) Norman S. Williams, Christopher J. K. Bulstrode, P. Ronan O'Connell (Editor). Bailey &

Love's Short Practice of Surgery. 24th edition. Hodder Arnold UK.

7) Jeffrey Norton, Philip S. Barie, Ralph R. Bollinger, Alfred E. Chang, Stephen Lowry,
Sean J. Mulvihill, Harvey I. Pass, Robert W. Thompson (Editor). Surgery: Basic Science

and Clinical Evidence. 2nd edition. Springer.


8) F. Brunicardi, Dana Andersen, Timothy Billiar, David Dunn, John Hunter, Jeffrey
Matthews, Raphael E. Pollock (Author). Schwartz's Principles of Surgery, Ninth
Edition.McGraw-Hill.
9) Hugh Dudley, David C. Carter, R.C.G. Russell (Editor). Atlas of General Surgery.
Butterworth-HeinemannELBS.
10) Robert M. Zollinger, Jr. and E. Christopher Ellison. Zollinger's Atlas of Surgical

Operations. 9th edition. McGraw-HillEducation.

11) De Jong, Sjamsuhidajat. Buku ajar Ilmu Bedah Indonesia 2nded.

12) Sabiston DC (editor). Textbook of surgery. 15th ed. Philadelphia: WB Saunders


Company

Pengawas Ujian
Ujian diawasi oleh seorang Pengawas Ujian yang ditunjuk oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.
KriteriaPengawas
KriteriaPengawas
Penilaian

• Penilaian dilaksanakan oleh Komisi Ujian Nasional.

• Hasil Ujian diumumkan selambatnya dalam waktu 14 hari ke pusat pendidikan


melalui Ketua Program Studi.
• Peserta yang tidak lulus dapat mengulang selama dalam masa studi prodinya.

Objective Structured Clinical Examination(OSCE)

Tujuan

Melakukan evaluasi peserta didik dalam hal keterampilan untuk pemeriksaan klinik dan prosedur
tindakan bedah yang sesuai dengan tahapan pendidikan bedah dasar.

Persyaratan

1. Peserta telah menyelesaikantahapan pendidikan semester III sesuai


kurikulum Program Studi IlmuBedah
2. Peserta telah mengikuti kursus wajib yang ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia:
• Basic Surgical Skill (BSS) (Versi The Royal College of Surgeons of Edinburgh)
• Wound and StomaCare
• Perioperatif

• Long Life Learning of Perioperative Nutrition by ESPEN

• USG FAST

Bentuk ujian

Ujian stasi keterampilan melakukan penilaian pengetahuan, pemahaman dan keterampilan


seorang peserta didik mengenai suatu prosedur tatalaksana (skill) yang dilaksanakan sehari–hari
dalam praktik di klinik. Ujian dalam bentuk stasi dengan waktu 8 (delapan) menit.

Soal ujian
Ujian stasi keterampilan mengenai suatu prosedur dalam tatalaksana kasus bedah dengan rincian
sebagai berikut

Distribusi Soal

• BedahDigestif 1 stasi

• Bedah Onkologi 1 stasi

• Orthopedi 1 stasi

• Urologi 1 stasi

• Bedah Anak 1 stasi

• Bedah Plastik 1 stasi

• Bedah Toraks-kardiovaskular 1 stasi


• Bedah Vaskular 1 stasi
• Bedah Saraf 1 stasi
• BSS 1 stasi
• Jumlah 10 stasi
Komposis Soal
• Keterampilan klinik
• Keterampilan komunikasi
• Ketrampilan prosedur

Referensi

Soal–soal OSCE mengacu pada:


• Modul Ilmu Bedah yang ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
• Buku Pegangan wajib yang ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
• Buku Pegangan Kursus Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.

Penilaian
1. Pada setiap soal keterampilan tercantum nilai (bobot) dari masing–masing langkah
tindakan yang diujikan.
2. Nilai batas lulus adalah 70

3. Nilai suatu stasi yang merupakan modul wajib tidak dapat diwakili oleh stasi lain (bukan
nilai kumulatif); artinya gagal di satu stasi berakibat kegagalan seluruh ujian
4. Penilaian dilaksanakan oleh asessor (silent assessor) yang ditetapkan oleh Kolegium Ilmu
Bedah Indonesia
5. Kriteria asesor:

• Instruktur Kursus Kolegium Ilmu Bedah Indonesia (BSS, Wound and Stoma Care,
Perioperatif, TNT dan atau DSTC)
6. Hasil Ujian diumumkan selambatnya dalam waktu 14 hari ke pusat pendidikan melalui
Ketua Program Studi
7. Peserta yang tidak lulus dapat mengikuti ujian selanjutnya sebanyak tiga kali, namun
tidak diharuskan mengambil kesempatan pada penyelenggaraan periode berikutnya
Ujian Nasional Ilmu Bedah Lanjut
Tujuan

Melakukan penilaian akhir tentang ranah kognitif mulai dari pemahaman, penerapan dan
pemecahan masalah para peserta didik di dalam menyelesaikan masalah ilmu bedah lanjut yang
telah ditetapkan oleh kurikulum.

Persyaratan
Peserta telah menyelesaikan tahapan pendidikan semester VIII sesuai kurikulum
Program Studi Ilmu Bedah dan telah mengikuti kursus-kursus bedah lanjut yaitu:

• Kursus DSTC (Definitive Surgical Trauma Care)


• Basic Laparoscopic Surgery Course (BSSII)
• Gastrointestinal Endoscopy Course
Bentuk Ujian
Ujian tulis dengan bentuk pilihan ganda (multiple choice questions) dengan satu jawaban benar

Soal Ujian
1. Ujian terdiri dari 100 soal dengan waktu ujian 100 menit.
2. Jenis soal problem solving, soal pilihan ganda, vignette
3. Referensi
1. Norman S. Williams, Christopher J. K. Bulstrode, P. Ronan O'Connell (Editor). Bailey &
Love's Short Practice of Surgery. 24th edition. Hodder Arnold UK.

2. Jeffrey Norton, Philip S. Barie, Ralph R. Bollinger, Alfred E. Chang, Stephen Lowry,
Sean J. Mulvihill, Harvey I. Pass, Robert W. Thompson (Editor). Surgery: Basic Science

and Clinical Evidence. 2nd edition. Springer.


3. F. Brunicardi, Dana Andersen, Timothy Billiar, David Dunn, John Hunter, Jeffrey
Matthews, Raphael E. Pollock (Author). Schwartz's Principles of Surgery, Ninth
Edition.McGraw-Hill.
4. Hugh Dudley, David C. Carter, R.C.G. Russell (Editor). Atlas of General Surgery.
Butterworth-HeinemannELBS.
5. Robert M. Zollinger, Jr. and E. Christopher Ellison. Zollinger's Atlas of Surgical

Operations. 9th edition. McGraw-HillEducation.

6. De Jong, Sjamsuhidajat. Buku ajar Ilmu Bedah Indonesia 2nded.

7. Sabiston DC (editor). Textbook of surgery. 15th ed. Philadelphia: WB Saunders


Company

Penyelenggaraan Ujian
• Penyelengaraan ujian dilaksanakan secara nasional berdasarkan pembagian wilayah
• Tempat ujian ditetapkan berdasarkan pembagian wilayah

Pengawas Ujian
Ujian diawasi oleh seorang Pengawas Ujian yang ditunjuk oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia

Kriteria Pengawas

• Anggota Komisi Ujian KIBI

Penilaian
• Penilaian dilaksanakan oleh Komisi Ujian Nasional.
• Hasil Ujian diumumkan selambatnya dalam waktu 14 hari ke pusat pendidikan
melalui Ketua Program Studi.
• Peserta yang tidak lulus dapat mengulang selama dalam masa studi prodinya.

Ujian Profesi Bedah


Tujuan
Menilai daya nalar ilmiah peserta didik di dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah
penyakit atau kelainan pasien bedah. Karenanya, pada kesempatan ini ujian bukan merupakan
pertanyaan yang bersifat recall, namun menanyakan hal–hal yang berkaitan dengan pemahaman
dan penerapan ilmu dan ketrampilan bedah, serta analisis dan pemecahan masalah pasien untuk
menegakkan diagnosis dan menetapkan tatalaksana bedah pasien. Pada kesempatan ini akan
dapat dinilai pola pikir, alasan rasional menghadapi suatu masalah dan jalan keluar yang
mencerminkan jalan pikiran seorang peserta didik menangani suatu kasus yang menunjukkan
kelayakan seorang dokter spesialis bedah.

Persyaratan
1. Peserta telah lulus Ujian Tulis Ilmu Bedah Dasar dan Ujian Keterampilan (OSCE).
2. Peserta telah mengikuti semua kursus yang diwajibkan dan memiliki sertifikasi dari
Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
3. Peserta telah menjalani semua tahapan pendidikan sesuai Katalog Program Studi Ilmu Bedah.
Hal ini dinyatakan dan ditandatangani oleh Ketua Program Studi.
4. Menyerahkan daftar modul yang sudah dilaksanakan (beserta penilaian) yang ditandatangani
oleh Ketua Program Studi.
5. Menyerahkan karya akhir dalam bentuk naskah asli yang telah diseminarkan.
6. Dihadiri oleh Ketua Program Studi dari pusat pendidikan dimana peserta didik menjalankan
program

Bentuk Ujian
Ujian klinik (kasus)

Soal Ujian
Soal ditentukan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia, terdiri dari:

1) Kasus mayor (long case) 2 soal, masing–masing 1 soal bedah digestif dan 1 soal
bedah onkologi
2) Kasus minor (short case) 4 soal. Soal dari beberapa cabang keilmuan antara lain:
bedah anak, bedah plastik, bedah kardiotoraks, bedah vaskular, bedah ortopedi,
bedah saraf, dan urologi.

Penyelenggaraan Ujian

1) Penilaian dilakukan oleh Tim Penguji yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Enam penguji nasional yang ditunjuk oleh Kolegium Ilmu BedahIndonesia.

b) Syarat penguji nasional ditetapkan dalam keputusan Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.
c) Kriteria Penguji Nasional:
• Guru besar

• Doktor

• Lektor Kepala

• Ketua Program Studi

• Tidak berasal dari pusat pendidikan dimana peserta didik melaksanakan


program
• Sebagai penguji dan pendidik bedah paling kurang 5 tahun.

• Pernah mengikuti dan lulus dalam pelatihan yang dilaksanakan Kolegium.


• Diusulkan oleh KPS

• Ditetapkan oleh Censor in chief dan dikukuhkan oleh SK ketua kolegium.


d) Pendamping penguji local

• Penguji setempat adalah yang ditetapkan melalui keputusan Ketua Bagian Bedah
pada pusat pendidikan.
• Penguji setempat bertindak sebagai pendamping; tidak memberikan penilaian
2). Penilaian dilakukan terhadap kompetensi analisis dan pemecahan masalah peserta didik
mengenai penyakit atau kelainan bedah yang sesuai dengan area kompetensi dokter spesialis
bedah.
3). Waktu ujian sesuai ketentuan sebagai berikut:

• Kasus mayor (long case) 2 X 30menit

• Kasus minor (short case) 4 X 15menit

4). Hasil ujian dinyatakan dalam suatu formulir khusus yang merupakan berita acara ujian
nasional setelah rapat yang diadakan oleh para penguji nasional. Formulir ini menyatakan
lulus tidaknya peserta yang ditandatangani oleh penguji nasional dan Ketua Program Studi
setempat. Hasil ujian:
• Peserta yang lulus dalam ujian. Hasil ujian dilaporkan kepada Dekan dan digunakan
sebagai dasar mengeluarkan ijazah tanda kelulusan Program Studi Ilmu Bedah.
• Peserta yang tidak lulus ujian. Hasil ujian dilaporkan kepada Kolegium Ilmu Bedah
Indonesia.
Syarat dan Ketentuan Ujian

Pada setiap bentuk ujian, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum seorang peserta
didik dapat diajukan untuk mengikutinya.

Syarat Umum

• Terdaftar sebagai peserta didik di suatu Program Studi Ilmu Bedah pada suatu
Fakultas Kedokteran; ditunjukkan dengan nomor registrasi CHS
• Telah menyelesaikan tahapan pendidikan tertentu, sebagaimana dijabarkan
pada setiap bentuk ujian
• Untuk ujian profesi, peserta didik melampirkan:

1) Portofolio

2) Dua karya ilmiah (asli)

3) Mengisi formulir peserta ujian profesi

Ketentuan

• Untuk dapat mengikuti ujian nasional, Peserta didik didaftarkan oleh Ketua Program Studi
• Menyelesaikan masalah administrasi dan keuangan, termasuk iuran perhimpunan profesi
• Peserta didik dari satu wilayah dapat mengikuti ujian di luar wilayah tempat PS asal berada,
sejauh alokasi tempat tersedia.

Jadwal dan Tempat Ujian Nasional

Syarat Tempat Ujian Nasional

1) Pusat pendidikan PPDS Ilmu Bedah yang memenuhi syarat sebagai berikut:

• Tersedia 4 ruang kamar ujian profesi beserta kelengkapan sarana dan prasarananya.
• Tersedia 10 ruang ujian OSCE beserta sarana dan prasarananya.

• Tersedia satu ruangan ujian ujian tulis dengan kapasitas minimal 50 orang.

Ujian nasional diselenggarakan 4 (empat) kali dalam setahun di beberapa wilayah, yaitu masing-
masing sekali di bulan Maret, Juni, September dan November dengan pembagian wilayah
sebagai berikut:
1. Wilayah I

a. Ujian nasional dilakukan pada pusat pendidikan yang telah memenuhi persyaratan ujian
nasional.

b. Diperuntukkan bagi peserta didik yang berasal dari:

• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Syah Kuala, Aceh
• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,Medan
• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang
• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwidjaya, Palembang
2. Wilayah II

a. Ujian nasional dilakukan pada pusat pendidikan yang telah memenuhi persyaratan ujian
nasional.
b. Diperuntukkan bagi peserta didik yang berasal dari:

• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung


• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang
• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
3. Wilayah III

a. Ujian nasional dilakukan pada pusat pendidikan yang telah memenuhi persyaratan
ujian nasional.
b. Diperuntukkan bagi untuk peserta didik yang berasal dari:

• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya


• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawidjaya, Malang
• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret,Solo
• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali.
4. Wilayah IV

a. Ujian nasional dilakukan pada pusat pendidikan yang telah memenuhi persyaratan ujian
nasional.
b. Diperuntukkan bagi untuk peserta didik yang berasal dari:
• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar
• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi,Manado
• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat,Banjarmasin
• Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, Samarinda

III.5. PEMBIMBINGAN TUGAS AKHIR, METODE DAN KRITERIA


KELULUSAN
Proposal Penelitian dan Karya Akhir
Ketentuan
• Bimbingan proposal penelitian dan karya akhir adalah suatu proses bimbingan oleh
pembimbing proposal penelitian dan karya akhir kepada peserta didik untuk pembuatan
proposal penelitian yang dilanjutkan dengan karyaakhir.
• Pembimbing proposal penelitian dan karya akhir adalah staf pendidik yang telah memenuhi
syarat menjadi pembimbing proposal penelitian dan karya akhir yang ditunjuk oleh Ketua
Program Studi dengan pengesahan oleh SK Rektor.
• Proposal penelitian adalah usulan judul penelitian yang dilakukan residen sebanyak satu kali
selama masa pendidikan. Jika usulan penelitian tersebut telah disetujui dalam ujian proposal
penelitian dapat diteruskan menjadi karyaakhir.
Rincian Prosedur
• Saat peserta didik memulai pendidikannya maka KPS segera memberikan daftar nama
pembimbing proposal penelitian dan karya akhir. Judul proposal diajukan oleh peserta didik
kepadaPembimbing.
• Pembimbing proposal penelitian dan karya akhir ditentukan oleh Ketua Program Studi yang
disahkan dengan SK Rektor. Untuk bisa menjadi seorang pembimbing maka seorang staf
pendidik harus memenuhi syarat yaitu memiliki gelar Doktor, atau pangkat golongan
minimal IV A (lektor kepala), atau merupakan Konsultan di Sub Bagianterkait.
• Setiap peserta didik mendapatkan dua pembimbing penelitian yaitu sebagai pembimbing
pertama dan pembimbingkedua
• Bimbingan dengan pembimbing proposal penelitian dilakukan secara berkala dengan jumlah
yang tidak ditentukan, dengan jangka waktu maksimal 1 bulan setelah bimbingansebelumnya
• Bimbingan proposal penelitian harus diselesaikan sebelum memasuki tahap Bedah Lanjut I,
yang ditandai dengan presentasi proposal penelitian dan dibuktikan dengan form penilaian
ujian proposalpenelitian.
• Jika proposal penelitian disetujui maka dapat diteruskan menjadi karya akhir, jika tidak maka
diulang kembali dengan pembimbing dan judul yangberbeda.
• Peserta didik dapat menjalankan penelitiannya bila telah mendapatkan Ethical Clearance dari
RSUPSanglah
• Hasil penelitian berupa karya akhir dipresentasikan di depan pembimbing dan penguji yang
ditunjuk oleh KPS. Presentasi dilakukan sebelum mengikuti ujian profesi lokal dannasional
• Karya akhir atau Thesis peserta didik wajib dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah nasional
pada tahap Bedah Lanjut II dan sebelum wisuda peserta didik diwajibkan mengajukan karya
tulisnya untuk dimuat di Journal FKUNHAS
III.6. SISTEM MONITORING PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU AKADEMIK

Unit Penjaminan Mutu belum ada di tingkat program studi, namun telah terbentuk di
tingkat fakultas dan Universitas dan tetap mengacu pada Unit Penjaminan Mutu yang dibentuk
oleh Universitas tersebut. Upaya penjaminan mutu meliputi adanya satuan organisasi yang
melakukan monitoring dan evaluasi terhadap jalannya pendidikan dan non kependidikan dalam
program studi.
Proses pendidikan di Prodi Bedah perlu secara rutin dan teratur dievaluasi sehingga bisa
diketahui apakah arah pendidikan sudah sesuai dengan Kurikulum Nasional. Sistim pengawasan
yang sering disebut sebagai Monitoring and Evaluation (Monev) sudah merupakan suatu
keharusan untuk menjamin bahwa lulusan mempunyai kompetensi dan profesionalisme yang
tinggi sesuai dengan Standar Pendidikan Dokter Spesialis yang dikeluarkan oleh Kolegium Ilmu
Bedah Indonesia dan Konsil Kedokteran Indonesia. Monev dapat dilakukan oleh pihak Internal
(TKP-PPDS dan Fakultas) maupun eksternal (Kolegium dan KKI). Pada akhir Agustus 2016,
Prodi Bedah FK-UNHAS telah dilakukan Monev oleh Tim dari Konsil Kedokteran Indonesia
beserta dengan Ketua Kolegium Ilmu Bedah Indonesia

Program dan sistim monitoring / evaluasi yang baik dan jelas


Program studi secara umum harus mempunyai program kerja yang jelas dan harus selalu
dievaluasi secara berkala untuk mengetahui kendala kendala yang dihadapi saat program kerja
diterapkan dalam proses pendidikan dan dilakukan perbaikan sesuai dengan temuan yang ada.
Dalam upaya untuk mengimplementasikan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Bedah yang
telah dibuat oleh Konsil Kedokteran Indonesia dan Kolegium Ilmu Bedah Indonesia serta
melaksanakan Kurikulum Bedah Nasional, Program Studi Ilmu Bedah FK-UNHAS telah
menyusun Program Kerja Mingguan, Program Kerja Tahunan dan Program kerja masing masing
divisi.
Untuk menjamin bahwa semua proses pendidikan dalam program studi telah berjalan dengan
baik maka KPS Prodi Bedah FK-UNHAS selalu melakukan koordinasi dengan semua unsur
terkait untuk monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi peserta didik juga dilakukan
masing masing divisi, semua temuan / kendala, perkembangan dan usulan untuk perbaikan
sistem dibicarakan dalam rapat rutin mingguan dan setiap tahun diadakan rapat koordinasi
terpadu selama 2 hari di luar lingkup Rumah Sakit Pendidikan
BAB III

MAHASISWA

III.1. KUOTA MAHASISWA

Kapasitas Penerimaan/Daya Tampung

Daya tampung Prodi Ilmu Bedah FK UNHAS mempertimbangkan rasio dosen : peserta
didik; student body; sarana dan prasarana; serta jumlah kasus. Secara umum daya tampung
mengikuti rumus: (jumlah dosen tetap x 3) / jumlah semester, namun dapat berubah setiap
semester sesuai dengan hasil pertimbangan bersama

II.2. SISTEM PENJARINGAN DAN KRITERIA KELULUSAN


a. Sistem Penjaringan

Materi tes/ujian seleksi untuk calon peserta didik baru sesuai dengan POB penerimaan
peserta didik baru program profesi dan pascasarjana UNHAS 2017, terdiri dari:
a) Tes Potensi Akademik, bobot: 20%.
b) Tes Kemampuan Bahasa Inggris, bobot: 10%.
c) Tes Kompetensi Dasar bobot : 40%.
d) Tes Wawancara bobot: 30%.
e) Tes Kesehatan sebagai bahan pertimbangan (tidak dibobot).
b. Kriteria kelulusan

Kompetensi lulusan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah FK UNHAS


diharapkan sama dengan kompetensi yang telah dipetakan dalam kurikulum yang disusun
oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia yang mengacu kepada Kepmendiknas No.
045/U/2002. Kompetensi dokter spesialis bedah yang dihasilkan adalah:
• Dokter spesialis bedah yang berperilaku sesuai dengan kode etik kedokteran
Indonesia.
• Dokter spesialis bedah yang mampu memberikan pelayanan pada pasien bedah
darurat dan bedahelektif.
• Dokter spesialis bedah yang mampu mengembangkan diri terus menerus
sepanjanghidupnya.
• Dokter spesialis bedah yang mampu membuat terobosan-terobosan baru dalam
IPTEKDOK dan memanfaatkannya dalam pelayanan kepada masyarakat Indonesia.
• Dokter spesialis bedah yang mampu memberikan keilmuannya dalam
penanggulangan penyakit bedah dimasyarakat.
• Dokter spesialis bedah yang mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan
temansejawatnya.

III.3. PENGAKHIRAN PENDIDIKAN (LULUS, DROP OUT, PEMBERHENTIAN)

III.3.1. LULUS

SERTIFIKASI LULUSAN

Ketentuan Umum

1. Sesuai dengan ketentuan Prpgram Studi yang mengacu pada ketetapan Kolegium Ilmu
Bedah Indonesia maka setiap peserta didik harus dilakukan sertifikasi pada setiap
jenjangpendidikan.
2. KPS memberikan Sertifikat Kelulusan kepada peserta didik yang telah menyelesaikan dan
dinyatakan lulus dalam suatu jenjangpendidikan.
3. Sertifikat tersebut menjadi prasyarat untuk peserta didik dapat melanjutkan kejenjang
pendidikan lebihlanjut.
4. Sertifikasi dilakukan pada akhir pendidikan Bedah Dasar, Bedah Lanjut I danII

Ketentuan Khusus

Sertifikasi Tahap Bedah Dasar

Setelah peserta didik menyelesaikan tahap pendidikan Bedah Dasar maka diberikan

• Surat Keterangan dan Transkrip Akademik yang ditandatangani oleh KPS


danSPS
• Sertifikat Tanda Lulus Bedah Dasar
Sertifikasi Tahap Bedah Lanjut I

Setelah peserta didik menyelesaikan tahap pendidikan Bedah Lanjut I maka


diberikan
• Surat Keterangan dan Transkrip Akademik yang ditandatangani oleh KPS danSPS
• Sertifikat Tanda Lulus Bedah Lanjut I

Sertifikasi Tahap Bedah Lanjut II

Setelah peserta didik menyelesaikan Tahap Bedah Lanjut II dan lulus Ujian Profesi Bedah
Nasional, maka diberikan:

• Surat Keterangan dan Transkrip Akademik yang ditandatangani oleh KPS danSPS
• Ijasah Tanda Lulus Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah yang
ditandatangani oleh Dekan Fakultas Kedokteran dan RektorUNHAS
• Sertifikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia

III.3.2. PEMBERHENTIAN PENDIDIKAN

Pengertian
Penghentian Pendidikan adalah menghentikan seorang peserta didik dalam PPDS Ilmu
Bedah oleh karena ketidakmampuan peserta didik dalam melaksanakanpendidikannya.

Ketentuan Umum
• Kelangsungan pendidikan setiap peserta didik dalam Program Studi Dokter Spesialis
Ilmu Bedah FK Universitas Hasanuddin telah diatur dalam Surat Perjanjian Kesepakatan
Pendidikan bersama antara peserta didik (sebagai pihak pertama) dengan Penyelenggara
Pendidikan dalam hal ini KPS (sebagai pihakkedua).
• Surat Perjanjian Kesepakatan Pendidikan tersebut ditandatangani dengan meterai oleh
setiap peserta didik dan diketahui oleh KPS Ilmu Bedah FK UniversitasHasanuddin.
• Segala keputusan yang diambil untuk melakukan penghentian peserta didik mengacu
kepada Surat Perjanjian Kesepakatan Pendidikan dalam Program Studi Dokter Spesialis
Ilmu Bedah FK UniversitasHasanuddin.
• Semua keputusan harus mendapatkan persetujuan staf pendidik sesuai dengan Surat
Perjanjian Kesepakatan Pendidikan dalam Program Studi Dokter Spesialis Ilmu Bedah
FK UniversitasHasanuddin.
• Keputusan diambil berdasarkan rapat pendidikan yang dipimpin oleh KPS, yang terdiri
dari staf Pendidik Bagian Bedah FKUNHAS.
• KPS akan mengeluarkan Surat Keputusan Drop Out / keluar dari Program Studi Dokter
Spesialis Ilmu Bedah FK Universitas Hasanuddin dan selanjutnya diteruskan ke Rektor
melalui Dekan FK UNHAS dan kepada Ketua Kolegium Ilmu Bedah Indonesia untuk
mendapatkan Surat Keputusan Penghentian Pendidikan peserta didik tersebut di PPDS
Ilmu Bedah FK UniversitasHasanuddin.

Dasar Penghentian Pendidikan


Peserta didik dapat dihentikan pendidikannya (drop out) pada setiap tahapan
pendidikan bila:
• Peserta didik dinilai menunjukkan sikap atau tindakan tidaketis
• Peserta didik dinilai tidak mampu lagi menyelesaikan pendidikannya dalam mencapai
kompetensi yangdipersyaratkan.
• Menderita sakit yang kondisi penyakitnya tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan
pendidikan, atau membahayakan penderita, yang dinyatakan dengan surat keterangan dari
Majelis PengujiKesehatan.
• Mengundurkan diri atas permintaan sendiri
• Peserta didik telah melampaui lebih dari satu setengah kali masa pendidikan yang telah
ditentukan oleh PS

III.4. MAHASISWA TRANSFER

III.5 Pembimbingan (akademik konseling rohani)


➔ Kepala bagian Bedah Devisi Bedah Plastik

5.1 Kurikulum
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan kajian,
bahan pelajaran serta cara penyampaiannya, dan penilaian hasil belajar yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi.

Kurikulum seharusnyamemuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama,
pendukung dan lainnyayang mendukung tercapainya tujuan, terlaksananya misi, dan terwujudnya visiprogram
studi.Kurikulum memuatmata kuliah/modul/blok yang mendukung pencapaian kompetensi lulusan dan
memberikan keleluasaan pada peserta didik untuk memperluas wawasan dan memperdalam keahlian sesuai
dengan minatnya, serta dilengkapi dengan deskripsi mata kuliah/modul/blok, silabus, rencana pembelajaran
dan evaluasi.
Kurikulum harus dirancang berdasarkan relevansinya dengan tujuan, cakupan dan kedalaman materi,
pengorganisasian yang mendorong terbentuknya hard skills dan keterampilan kepribadian dan perilaku (soft
skills) yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi.

5.1.1 Kompetensi
Uraikan secara ringkas kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya yang merupakan kekhususan atau
keunggulan program studi.
Lulusan pendidikan dokter Spesialis Bedah Umum FK-UNHAS harus memenuhi
kompetensi atau kemampuan yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi yang harus
dicapai termasuk kompetensi umum dan kompetensi khusus.
Yang merupakan kompetensi umum :
• Mampu menunjukkan perilaku yang sesuai dengan Kode Etik Kedokteran Indonesia
• Mampu mengembangkan diri dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotor (KAP)
sebagai Dokter Spesialis Bedah sesuai tuntutan masyarakat dan kemajuan ilmu
pengetahuan.
• Mampu mengenali masalah bedah di masyarakat dan menyelesaikannya melalui
penanganan langsung maupun melalui suatu penelitian.
• Mampu mengatasi masalah kelainan bedah elektif maupun darurat sesuai kompetensi
(pengetahuan dan keterampilan) yang didapat selama pendidikan.
• Mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris dalam
mengemukakan pendapat dan hasil karya termasuk berkomunikasi dengan penderita
atau keluarganya selama menjalankan profesinya.

Yang termasuk kompetensi khusus :


Kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotor (KAP) bidang bedah yang harus dicapai
tersebut diukur menurut taksonomi dari Bloom.

1.Tingkat taksonomi bidang Kognitif :


K1. Pengingatan kembali fakta (recall of fact):
a. pengetahuan;
b. pengertian.
K2. Penafsiran data (interpretation of data):
a. aplikasi;
b. analisis.
K3. Pemecahan masalah (problem solving):
a. sintesis;
b. evaluasi.
2.Tingkat taksonomi bidang Afektif
Al. Penerimaan (receiving):
a. penerimaan;
b. perhatian.
A2.Penanganan (responding):
a. penanggapan;
b. penghargaan.
A3. Internalisasi (internalization):
a. pengaturan;
b. pemeranan suatu nilai.
3.Tingkat taksonomi bidang Psikomotor
Pl. Peniruan (imitation):
a. pendorongan;
b. pengulangan yang terlihat.
P2. Penggunaan (manipulation):
a. pengikutan petunjuk;
b. pemilihan;
c. fiksasi.
P3. Ketelitian (precision):
a. reproduksi;
b. pengawasan.
P4. Penyambungan (articulation):
a. urut-urutan;
b. pengawasan.
P5. Naturalisasi (naturalization):
a. otomatisme;
b. interiorisasi.
Outcome PPDS – Ilmu Bedah yang akan dicapai dibagi 2 tahap pendidikan:
1. Outcome pendidikan Tahap Bedah Dasar:
Bidang Kognitif : sampai tingkat K2
Bidang Afektif : sampai tingkat A3
Bidang Psikomotor : sampai tingkat P3 pada beberapa jenis pembedahan atau P5
pada beberapa jenis pembedahan lain (Kurikulum program
studi Bedah ).

2. Outcome pendidikan Tahap Bedah Lanjut:


Bidang Kognitif : sampai tingkat K3
Bidang Afektif : sampai tingkat A3
Bidang Psikomotor : sampai tingkat P5

Catatan:
Pengertian tentang kompetensi utama, pendukung dan lainnya dapat dilihat pada
Kepmendiknas Nomor 045/U/2002dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis dari
Konsil Kedokteran Indonesia dan Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.

Catatan:
Pengertian tentang kompetensi utama, pendukung dan lainnya dapat dilihat pada Kepmendiknas Nomor
045/U/2002dan Standar Kompetensi DokterSpesialis dari Konsil Kedokteran Indonesia dan Kolegium Ilmu
Bedah Indonesia.

5.1.2 Jelaskan struktur kurikulum (perkuliahan, tugas khusus, operasi,bedside teaching, case
presentation, laporan jaga, dll),keterkaitan di antaranya, serta ketepatan waktu pelaksanaannya.
Struktur Kurikulum pendidikan di Program studi Ilmu bedah mengikuti Kurikulum yang
telah disusun oleh Kolegium Bedah Indonesia pada tahun 2006 kemudian Silabus dan
Kurikulum Nasional diperbaharui pada tahun 2015. Dalam Kurikulum Nasional 2015 telah
ditetapkan masa studi 8 semester dan beban studi 144 SKS.
Tahapan pendidikan terdiri dari :
A. TAHAP BEDAH DASAR (SEMESTER I, II, III)
i. Pra-Bedah Dasar(12 SKS)
Durasi : 3 bulan
Topik-topik yang dibahas mencakup 8 modul, yaitu :
1. Ilmu Dasar Bedah:
a. Introduksi dan sejarah Ilmu Bedah
b. Anatomi, Fisiologi, Patologi, Mikrobiologi penyakit dan kelainan bedah
c. Farmakologi
d. Radioanatomi
2. Ilmu Bedah Dasar, Anestesiologi dan Radiologi
3. Ketrampilan Klinik Dasar Bedah
4. Ilmu Dasar Umum dan Humaniora :
a. Filsafat Ilmu,
b. Epidemiologi Klinik,
c. Metodologi Penelitian Bedah,
d. Biostatistik
e. Ilmu Bedah Berbasis Bukti
f. Etik, Bioetik, Hukum Ilmu Bedah
g. Profesionalisme Bedah
h. Keselamatan pasien, dokter dan personel kesehatan
i. Hubungan inter personal
j. Komunikasi
5. Prinsip metode pendidikan bedah
Kursus-kursus Bedah Dasar (10 hari):
a. Basic Surgical Skills Courses (Versi The Royal College of Surgeons of
Edinburgh)
b. Kursus Perioperatif
c. Kursus Nutrisi Perioperatif (LLL- ESPEN)
d. Kursus stoma dan perawatan luka
e. Kursus USG FAST

ii. Tahap Bedah Dasar ( 42 SKS)


Durasi : 12 Bulan
Topik:
Rotasi bedah dasar dilaksanakan pada divisi-divisi cabang ilmu bedah sebagai berikut
1. Bedah Digestif (1 bulan)
2. Bedah Onkologi, Kepala dan Leher (1 bulan)
3. Orthopaedi (1 bulan)
4. Urologi (1 bulan)
5. Bedah Plastik (1 bulan)
6. Bedah Anak (1 bulan)
7. Bedah Kardiothoraks (1 bulan)
8. Bedah Saraf (1 bulan)
9. Bedah Vaskular (1 bulan)
10. Bedah emergensi (1 bulan, di IGD)
11. Perawatan intensif bedah (1 bulan, di ICU)
12. Laparoskopi (1 bulan)

Metode pembelajaran:
1. Tutorial (Referat)
2. Diskusi dan refleksi kasus
3. Bedsite Teaching
4. Telaah kritis jurnal
5. Seminar
6. Manajemen perioperatif pada pasien
7. Pelatihan ketrampilan dan prosedur bedah di laboratorium klinik dan di kamar
operasi.
8. Jaga Malam on site di IGD

B. TAHAP BEDAH LANJUT (SEMESTER IV, V, VI, VII, VIII)


a. Tahap Bedah Lanjut I (36 SKS)
Durasi : 12 Bulan
Topik:
Tahap ini akan meliputi modul-modul topik pada divisi:
1. Bedah Digestif (2 bulan)
2. Bedah Onkologi, Kepala dan Leher (2 bulan)
3. Orthopaedi (2 bulan)
4. Bedah Plastik (1 bulan)
5. Bedah Saraf ( 1 bulan )
6. Urologi (1 bulan)
7. Kardiothoraks (1 bulan)
8. Bedah Anak (1 bulan)
9. Bedah Vaskuler (1 bulan)

Metode pembelajaran:
1. Tutorial (Referat)
2. Diskusi dan refleksi kasus
3. Bed Side Teaching
4. Telaah kritis jurnal
5. Seminar
6. Manajemen perioperatif pada pasien
7. Pelatihan ketrampilan dan prosedur bedah di laboratorium klinik dan di kamar
operasi.
8. Jaga Malam on site di IGD
Kursus-kursus di Semester IV:
a. Kursus DSTC (Definitive Surgical Trauma Care)
b. Basic Laparoscopic Surgery Course (BSS II)
c. Gastrointestinal Endoscopy Course

b. Tahap Bedah Lanjut II (54 SKS)


Durasi : 18 Bulan
Topik:
Tahap ini akan meliputi modul-modul topik pada divisi:
1. Bedah Digestif (2 bulan)
2. Bedah Onkologi, Kepala dan Leher (2 bulan)
3. Orthopaedi (2 bulan)
4. Bedah Saraf (1 bulan)
5. Urologi (1 bulan)
6. Kardiothoraks (1 bulan)
7. Bedah Anak (1 bulan)
8. Bedah Vaskuler (1 bulan)
9. Bedah Plastik (1 bulan )
10. Manajemen Bedah Mandiri di RS Jejaring ( 4 bulan)
11. Presentasi / publikasi tesis (1 bulan)
12. Ujian Nasional ( 1 bulan )

Metode pembelajaran:
1. Tutorial (Referat)
2. Diskusi dan refleksi kasus
3. Bedsite Teaching
4. Telaah kritis jurnal
5. Seminar
6. Manajemen perioperatif pada pasien
7. Pelatihan ketrampilan dan prosedur bedah di laboratorium klinik dan di kamar
operasi.
8. Jaga Malam on site di IGD

Metode Ujian:
1. Ujian tulis pilihan berganda
2. PBA (Procedure Based Assessment)

Kegiatan Akademik:
1. Ujian Nasional II (Bedah Lanjut ) di semester VIII
2. Presentasi/publikasi hasil penelitian di semester VIII

Pada Tahap Pra-Bedah Dasar setiap peserta didik diwajibkan mengikuti perkuliahan Mata
kuliah Dasar Umum ( MKDU ) dan Mata Kuliah Dasar Khusus ( MKDK ) yang
diselenggarakan oleh TKP-PPDS selama 5 bulan. Selama pendidikan para peserta didik
diberikan tugas khusus untuk membuat 3 makalah ilmiah dan 1 penelitian sebagai karya
akhir. Ke 3 makalah wajib tersebut adalah : Makalah I ( Tinjauan Pustaka ), Makalah II (
Laporan Kasus ) dan Makalah III ( Evaluasi Kasus Bedah ) ; semua karya Ilmiah ini
dipresentasikan didepan senior bedah dan peserta didik.
Selama pendidikan, peserta didik juga diikutkan dalam stase pada 8 divisi
Departemen Ilmu Bedah FK-UNHAS yaitu : divisi bedah Digestif, divisi Bedah Onkologi,
divisi Bedah Plastik, divisi Bedah Anak, divisi Bedah Urologi, divisi Bedah Thorax-Kardio-
Vaskuler dan divisi Bedah Ortopedi dengan durasi sesuai dengan yang telah ditentukan
dalam Kurikulum Nasional. Setiap mengawali stase di divisi para peserta didik diberikan
pre test sebagai evaluasi awal kemudian dalam stase para peserta didik diberikan bimbingan
dalam hal Kognitif, psikomotor dan afektif untuk mencapai Kompetensi Umum,
Kompetensi Dasar Ilmu Bedah dan Kompetensi Lanjut Ilmu Bedah yang harus dimiliki
oleh seorang calon ahli bedah. Peningkatan kognitif dalam bentuk diskusi kasus dan
pembacaan jurnal, peningkatan psikomotor dalam bentuk bimbingan operasi dan
peningkatan afektif dalam bentuk pelayanan pasien saat di poliklinik dan saat bedside
teaching. Sebelum keluar stase setiap peserta didik dilakukan post test untuk mengevaluasi
hasil yang dicapai selama stase di divisi.

5.1.3.1 Lengkapi tabel berikut untuk data lulusan tiga tahun terakhir.
Rata-rata Pencapaian
No. Prosedur Pencapaian Kompetensi Umum Selama Pendidikan per
Lulusan
-1 -2 -3
Etika:
Etika profesionalisme peserta didik Ilmu
bedah adalah untuk menjadi dokter spesialis Ilmu
Sangat Baik
bedah yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat
yang mempunyai kemampuan yang baik:
1. Sikap terhadap penderita 85

1 2. Sikap terhadap staf pendidik & kolega 90


3. Sikap terhadap paramedis dan non 85
paramedis
4. Disiplin dan tanggung jawab 90
5. Ketaatan pengisian dokumen medik 80
6. Ketaatan tugas yang diberikan 80

7. Ketaatan melaksanakan pedoman 90


penggunaan obat dan alat

Skor 85.7
Komunikasi: Sangat Baik
Komunikasi terhadap kolega, pasien/ keluarga,
paramedis dan staf pendidik dilakukan dengan :
2 1. Jujur 90
2. Terbuka 85
3. Bersikap baik 90
Skor 88.3

Kerjasama Tim: Sangat Baik


1. Kerjasama yang baik antara kolega, dokter,
perawat, karyawan kesehatan, pasien dan 90
3 keluarga pasien
2. Bisa bekerjasama dalam bentuk tim secara
90
harmonis untuk pelayanan secara optimal
Skor 90
Patient Safety: Sangat Baik
Mengikuti kaidah-kaidah patient safety 90
IPSG 1-6: identifikasi, cuci tangan, time out,
4
komunikasi efektif, pencegahan infeksi, 85
pemberian obat.
Skor 87.5
85.7 + 88.3 + 90 + 87.5 / 4
Total Rata-rata
= 87.9

5.1.3 Pencapaian kompetensi lulusan tiga tahun terakhir.


5.1.3.1 Kompetensi Dasar Ilmu Bedah
Prosedur Pencapaian Kompetensi Rata-rata Pencapaian Selama
No.
Dasar (Prosedur Inti Bedah Umum) Pendidikan per Lulusan
(1) (2) (3)
Prosedur Pencapaian Kompetensi Rata-rata Pencapaian Selama
No.
Dasar (Prosedur Inti Bedah Umum) Pendidikan per Lulusan
(1) (2) (3)
1 Apendektomi (open) 60,8
2 Reseksi usus 17,5
3 Laparotomi 17,9
4 Biopsi insisional dan eksisional 62
5 Eksisi tumor jinak mamma 17,7
6 Insersi Pipa Intrathorakal + WSD 55,3
7 Splenektomi 7
8 Vesicolithotomi 7
9 Herniorrhapy 36,1
10 Bypass enterotomi 7,2
11 Perawatan luka bakar 22,8
12 Orchidectomi 6,6
13 Penutupan perforasi usus 19,1
14 Ileostomi dan Kolostomi 16,8
15 Release Torsio Testis 5,4
16 Herniotomi anak 23,2
17 Hemorhoidektomi. 21,6
18 Sistostomi 9,3
19 Nefrostomi 6,2
20 Operasi repair buli buli 3,8
Total Rata-rata 423,3

5.1.3.2 Kompetensi Lanjut Ilmu Bedah


No. Prosedur Pencapaian Kompetensi Rata-rata PencapaianSelama
Lanjut (Prosedur Khusus Bedah Pendidikan per Lulusan
Umum) (Asistensi)
(1) (2) (3)
1 Appendektomi per laparoskopi 2,3
2 Penanggulangan trauma hepar
12,6
(darurat)
3 Kolesistektomi per laparoskopi 8,5
4 Drenase pankreatitis (darurat/ Trauma) 2,8
5 Pankreatektomi distal (darurat/
1,9
Trauma)
6 Torako-laparotomi (darurat dan
4,2
elektif) (+ Trauma)
7 Cholecystectomy terbuka 11,5
8 Mastektomi radikal 3,4
9 ORIF tulang panjang 46,2
10 Amputasi ekstremitas 8,6
11 Reposisi fraktur impresi cranium
24,4
(darurat/ Trauma)
12 Kraniotomi 57,4
13 Labioplasty 22,3
14 Operasi A-V Shunt 30,3
15 Total Thyroidectomy 12,9
16 Open prostatektomi 16,3
17 Fiksasi eksternal tulang panjang 7,3
18 Reseksi Abdomino- perineal 6,3
19 Hemikolektomi 6,5
20 Nefrektomi total/partial (trauma) 2,6
21 Release kontraktur 17,9
Total Rata-rata 306,2

5.1.4Proses pembelajaran dalam upaya pencapaian kompetensi.


Dalam rangka pencapaian kompetensi, jelaskan pelaksanaan:
1. Bimbingan perawatan di ruangan (bedsideteaching) (jumlah kegiatan dalam
minggu)
Para peserta didik yang stase di masing masing divisi akan di bimbing oleh beberapa
DPJP ( Dokter Penanggung Jawab Pasien ) saat visite harian di ruangan pasien.
Bimbingan atau bedsideteaching dalam bentuk MiniCEX, DOPS dan diskusi kasus
sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh DPJP masing masing divisi. Kegiatan di
setiap divisi dilakukan 5 x dalam seminggu.
2. Ronde ruang perawatan (jumlah kegiatan dalam minggu)
Peserta didik yang ditugaskan di ruang perawatan diatur oleh senior bedah atau chief
divisi yang ditugaskan, masing masing bertanggung jawab tehadap pasien di
beberapa ruangan dan diadakan pertukaran setiap minggu sehingga diharapkan setiap
peserta didik memperoleh kesempatan mempelajari variasi kasus yang sama.
Kegiatan di setiap divisi dilakukan 7 x seminggu
3. Bimbingan poliklinik (informasi frekuensi kegiatan per tahun)
Di poliklinik, peserta didik dibimbing oleh senior bedah yang bertugas sesuai jadwal
yang telah ditentukan. Peserta didik dibimbing bagaimana melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik yang baik, apa indikasi pemeriksaan penunjang serta bagaimana
membuat inform consent yang baik dan benar. Selama stase divisi ( 2 bulan ), rata
rata peserta didik mendapat kesempatan belajar di poliklinik 2 minggu atau 12
minggu per tahun
4. Bimbingan operasi (informasi frekuensi kegiatan per tahun)
Selama di ruang operasi elektif maupun emergency, peserta didik akan dibimbing
oleh senior bedah melalui beberapa tahapan yaitu observasi ( mengamati jalannya
operasi ), asisteren, bimbingan operasi dan operasi mandiri yang diawasi oleh senior
bedah. Apabila peserta didik sudah dianggap sudah mampu oleh senior bedah divisi
maka yang bersangkutan diberi kesempatan untuk melakukan operasi mandiri penuh.
Kegiatan bimbingan operasi dilakukan setiap hari. Seorang peserta didik mendapat
kesempatan bimbingan operasi rata-rata 2 x seminggu atau 104 x setahun.
Bimbingan operasi diberikan dalam 3 tahapan yaitu :
- Tahap asisten: Operator dilakukan oleh dosen konsulen, asisten I dilakukan
oleh peserta didik.
- Tahap operasi mandiri dengan bimbingan: Operator dilakukan oleh peserta
didik, asisten I dilakukan oleh dosen konsulen. Pada tahap ini konsulen subdivisi
bersangkutan memberikan bimbingan penuh kepada peserta didik.
- Tahap operasi mandiri: operasi dilakukan sepenuhnya oleh peserta didik,
tidak didampingi oleh konsulen.
5. Presentasi kasus sulit (informasi jumlah kegiatan per tahun)
Dalam pertemuan rutin mingguan divisi selalu dibahas tentang rencana operasi
elektif dan membahas kasus kasus sulit yang dipresentasikan oleh peserta didik yang
ditunjuk. Dalam diskusi ini seluruh peserta dilibatkan baik senior bedah maupun
peserta didik untuk mencari solusi dan diambil keputusan apa dan bagaimana
penatalaksanaan yang optimal untuk kasus tersebut. Kegiatan ini dilakukan seminggu
sekali atau sekitar 52 kali pertahun
6. Presentasi kasus kematian (informasi frekuensi kegiatan per tahun)
Para peserta didik juga diwajibkan untuk melaporkan kasus kematian yang dianggap
bermasalah atau yang perlu ditelusuri penyebab kematian penderita. Dengan
presentasi kasus kematian peserta didik dilatih untuk menganalisis penyebab
kematian pasien sehingga kejadian ini bisa diminimalisir dan tidak terulang lagi.
Kegiatan presentasi kasus kematian tergantung pada ada tidaknya kasus.
7. Journal reading(informasi frekuensi journal reading per tahun)
Dalam meningkatkan kognitif peserta didik, selama stase di divisi seorang peserta
didik diwajibkan untuk mempresentasikan journal reading 2 sampai 3 kali atau 12
sampai 18 kali journal reading dalam setahun.
8. Diskusi multi disiplin (informasi frekuensi kegiatan per tahun)
Beberapa divisi dalam departemen bedah aktif melakukan joint meeting dengan
departemen lain untuk membahas kasus kasus yang sulit antara lain : divisi Bedah
Anak, divisi Bedah Digestif, divisi Bedah Thorak-Kardio-Vaskuler dan divisi Bedah
Onkologi. Khusus Divisi Bedah Anak dan divisi Bedah Digestif, joint meeting
dilakukan setiap minggu sekali atau 52 kali per tahun.
9. Laporan jaga (informasi frekuensi kegiatan per tahun)
Laporan jaga kasus emergency dilakukan setiap hari senin, rabu dan jumat. Mulai
jam 7 sampai 8.30 pagi. Jumlah kegiatan pertahun sekitar 150 x.

10. Kuliah staf (informasi frekuensi kegiatan per tahun)


Kuliah untuk peserta didik diberikan oleh staf bedah berdasarkan topik yang disusun
oleh Ketua Program Studi Ilmu Bedah berdasarkan Silabus Kolegium Ilmu
Bedah.Jumlah kuliah staf dosen sekitar 52 x tahun.

5.2 Penilaian seluruh buku panduan/buku modul / logbook dalam satu tahun terakhir.
Tidak Ada/
Status:
Ada Berlaku
Nama Mata Ajar / Baru/
No. Perubahan Alasan Mulai
Modul/Logbook Lama/
pada Sem./Th.
Hapus
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Buku Kurikulum Ada Revisi Baru 2015
Pro-gram Studi Ilmu perubahan
Bedah Indonesia pada isi
Buku Pedoman Tidak ada Baru Baru 2015
Pelaksanaan Uji
Kompetensi
Standar Pendidikan Ada Revisi Baru 2015
Dokter Spesialis perubahan
Bedah Indonesia
Standar Kompetensi Ada Revisi Baru 2015
Dokter Spesialis perubahan
Bedah Indonesia
Buku Modul Tidak ada -- Lama 2012
Logbook Tidak ada -- Lama 2012

VI.5 Daftar tenaga kependidikan ( Nama, masa keraja, dan kriteria)


- Daftar tenaga kependidikan

Dosen Pembimbing Jumlah


No Peserta
Pendidikan
Nama Bimbingan
Terakhir
-1 -2 -3 -4
1 Prof. dr. Chairuddin Rasjad, Ph.D S3 18

2 Prof. dr. Achmad M. Palinrungi,Sp.B, Sp.U Sp-2 22

3 Prof. dr. Farid Nur Mantu,Sp.B, Sp.BA Sp-2 16

4 dr. A.J. Rieuwpassa, Sp.B, Sp.BP-RE Sp-2 13

5 Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS S3 13

6 dr. Sumantri Sarimin, Sp. BP-RE Sp-2 12

7 Prof. Dr. dr. Daniel Sampepajung, Sp.B(K)Onk S3 6

8 Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi,Sp.B, Sp.OT S3 2

9 dr. Murny A. Rauf, Sp.B-KBD Sp-2 8

10 dr. Sulaihi, Sp.B-KBD Sp-2 8


11 dr. Muhammad Nuralim Mallapasi, Sp.B, Sp.BTKV Sp-2 19

12 Dr. dr. Djoko Widodo, Sp.BS S3 13

13 Dr. dr. Ronald E. Lusikooy, Sp.B-KBD S3 9

14 dr. Haryasena, Sp.B(K)Onk Sp-2 7

15 Dr. dr. Ibrahim Labeda, Sp.B-KBD S3 10

16 Dr. dr. William Hamdani, Sp.B(K)Onk S3 6

17 dr. Jufri Latief, Sp.B, Sp.OT Sp-2 11

18 dr. Leonardo Rieuwpassa, Sp.B, Sp.BP-RE Sp-2 --

19 Dr. dr. Fonny Josh, Sp.BP-RE S3 19

20 Dr. dr. Nasrullah, Sp.BS S3 10

21 dr. Ahmadwirawan, Sp.B, Sp.BA Sp-2 14

22 Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-KBD S3 11

23 Dr. dr. Willy Adhimarta, Sp.BS S3 10

24 dr. Mappincara, Sp.B-KBD Sp-2 10

25 dr. Khoirul Kholis, Sp.U Sp-1 20

26 dr. M. Asykar Palinrungi, Sp.U Sp-1 18

27 dr. Djonny Ferianto Sambokaraeng, Sp.B(K)Onk Sp-2 12

28 dr. M. Nasser Mustari, Sp.OT Sp-2 19

29 dr. Syakri Syahrir, Sp.U Sp-1 18

30 dr. John Pieter Jr., Sp.B(K)Onk Sp-2 10

31 Dr. dr Prihantono, Sp.B(K)Onk S3 --

32 dr. Septiman, Sp.B(K)Onk Sp-2 12

33 dr. Syarif, Sp.U Sp-1 7

34 dr. Samuel Sampetoding, Sp.B-KBD Sp-2 7

35 dr. Sachraswaty R. Laidding, Sp.B, Sp.BP-RE Sp-2 11

36 dr. Andi Ihwan, Sp.BS Sp-1 9

37 dr. M. Iwan Dani, Sp.B-KBD Sp-1 7


38 dr. Arman Bausat, Sp.B, Sp.OT Sp-2 8

39 dr. Nita Mariana, Sp.BA Sp-1 8

40 dr. Indra, Sp.B(K)Onk Sp-2 7

41 dr. Mulawardi, Sp.B(K)V Sp-2 9

42 dr. M. Ihwan Kusuma, Sp.B-KBD Sp-2 5

43 dr. Rosie, Sp.BTKV Sp-2 7

44 dr. Salman Ardi Syamsu, Sp.B(K)Onk Sp-2 4

45 dr. Tommy Rubiyanto, Sp.B, Sp.BA Sp-2 4

46 dr. Sulmiati, Sp.BA Sp-1 4


473

Dosen Pembimbing Jumlah


No Peserta
Pendidikan
Nama Bimbingan
Terakhir
-1 -2 -3 -4
1 Prof. dr. Chairuddin Rasjad, Ph.D S3 18

2 Prof. dr. Achmad M. Palinrungi,Sp.B, Sp.U Sp-2 22

3 Prof. dr. Farid Nur Mantu,Sp.B, Sp.BA Sp-2 16

4 dr. A.J. Rieuwpassa, Sp.B, Sp.BP-RE Sp-2 13

5 Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS S3 13

6 dr. Sumantri Sarimin, Sp. BP-RE Sp-2 12

7 Prof. Dr. dr. Daniel Sampepajung, Sp.B(K)Onk S3 6

8 Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi,Sp.B, Sp.OT S3 2

9 dr. Murny A. Rauf, Sp.B-KBD Sp-2 8

10 dr. Sulaihi, Sp.B-KBD Sp-2 8

11 dr. Muhammad Nuralim Mallapasi, Sp.B, Sp.BTKV Sp-2 19

12 Dr. dr. Djoko Widodo, Sp.BS S3 13

13 Dr. dr. Ronald E. Lusikooy, Sp.B-KBD S3 9

14 dr. Haryasena, Sp.B(K)Onk Sp-2 7


15 Dr. dr. Ibrahim Labeda, Sp.B-KBD S3 10

16 Dr. dr. William Hamdani, Sp.B(K)Onk S3 6

17 dr. Jufri Latief, Sp.B, Sp.OT Sp-2 11

18 dr. Leonardo Rieuwpassa, Sp.B, Sp.BP-RE Sp-2 --

19 Dr. dr. Fonny Josh, Sp.BP-RE S3 19

20 Dr. dr. Nasrullah, Sp.BS S3 10

21 dr. Ahmadwirawan, Sp.B, Sp.BA Sp-2 14

22 Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-KBD S3 11

23 Dr. dr. Willy Adhimarta, Sp.BS S3 10

24 dr. Mappincara, Sp.B-KBD Sp-2 10

25 dr. Khoirul Kholis, Sp.U Sp-1 20

26 dr. M. Asykar Palinrungi, Sp.U Sp-1 18

27 dr. Djonny Ferianto Sambokaraeng, Sp.B(K)Onk Sp-2 12

28 dr. M. Nasser Mustari, Sp.OT Sp-2 19

29 dr. Syakri Syahrir, Sp.U Sp-1 18

30 dr. John Pieter Jr., Sp.B(K)Onk Sp-2 10

31 Dr. dr Prihantono, Sp.B(K)Onk S3 --

32 dr. Septiman, Sp.B(K)Onk Sp-2 12

33 dr. Syarif, Sp.U Sp-1 7

34 dr. Samuel Sampetoding, Sp.B-KBD Sp-2 7

35 dr. Sachraswaty R. Laidding, Sp.B, Sp.BP-RE Sp-2 11

36 dr. Andi Ihwan, Sp.BS Sp-1 9

37 dr. M. Iwan Dani, Sp.B-KBD Sp-1 7

38 dr. Arman Bausat, Sp.B, Sp.OT Sp-2 8

39 dr. Nita Mariana, Sp.BA Sp-1 8

40 dr. Indra, Sp.B(K)Onk Sp-2 7

41 dr. Mulawardi, Sp.B(K)V Sp-2 9


42 dr. M. Ihwan Kusuma, Sp.B-KBD Sp-2 5

43 dr. Rosie, Sp.BTKV Sp-2 7

44 dr. Salman Ardi Syamsu, Sp.B(K)Onk Sp-2 4

45 dr. Tommy Rubiyanto, Sp.B, Sp.BA Sp-2 4

46 dr. Sulmiati, Sp.BA Sp-1 4


473

- Kurang : masa kerja dan kriteria

VI.6 Sistem penilaian kinera dan monitoring tenaga kependidikan

URAIAN TUGAS
DEPARTEMEN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

1. Ketua Departemen
Uraian tugas :
1. Merencanakan, mengkoordinir pelaksanaan, memonitoring dan mengevaluasi
kegiatan akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat di bagian.
2. Menyusun RKAT (Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan)
3. Menyusun laporan kinerja Departemen Bedah FK Unhas
4. Memberi arahan kepada staf dosen dan staf administrasi di Departemen Bedah FK
Unhas
5. Mengatur distribusi dosen pada proses akademik di masing-masing sistem
6. Menilai kinerja dosen dan staf administrasi di Departemen Bedah FK Unhas.
7. Bertanggung jawab kepada Dekan.
8. Menunjuk KPS, SPS, dan KPM berdasarkan musyawarah dengan para staf di bagian
9. Mengangkat pembimbing dan penguji untuk mahasiswa fase profesi dan PPDS
10. Menyusulkan pengangkatan dosen luar biasa.

2. Sekretaris Departemen
Uraian tugas :
• Bersama Ketua Departemen, ikut dalam merencanakan, mengkoordinir pelaksanaan, memonitoring dan
mengevaluasi kegiatan akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat di departemen.
• Ikut serta menyusun program kerja departemen setiap tahun.
• Memberi arahan teknis kepada staf dosen dan staf administrasi departemen.
• Mengkoordinir administrasi akademik, inventaris barang dan keuangan di departemen.
• Mengkoordinir surat menyurat di departemen
• Bertanggung jawab pada Ketua Departemen.
• Mewakili Ketua Departemen bila berhalangan.
3. Ketua Program Studi
Uraian tugas :
• Mengatur penyelenggaraan proses pendidikan Dokter Spesialis Bedah sesuai kurikulum.
• Membuat kebijakan dalam penyelenggaraan pendidikan Dokter Spesialis Bedah.
• Bertanggung jawab kepada ketua Departemen terhadap kelancaran proses pendidikan PPDS.
• Sebagai koordinator umum PPDS Ilmu Bedah.
• Membuat program kerja, perencanaan dalam perbaikan dan pengembangan program pendidikan PPDS
Ilmu Bedah FK-UNHAS sesuai dengan program Kolegium Imu Bedah Indonesia.
• Bersama dengan ketuaDepartemen membuat perencanaan keuangan dan pertanggungjawaban program
kerja PPDS Ilmu Bedah FK UNHAS.
• Membuat dan bertanggungjawab atas Anggaran PPDS Ilmu Bedah FK-UNHAS termasuk pengeluaran
dan penerimaan keuangan.
• Bertanggung jawab terhadap kegiatan seleksi penerimaan PPDS Ilmu Bedah FK-UNHAS.
• Melakukan supervisi ke lapangan (RS Pendidikan dan RS Jejaring Pendidikan).
• Memimpin rapat pendidikan.
• Melakukan yudisium peserta PPDS Ilmu Bedah FK-UNHAS
• Bertanggungjawab atas kalender dan pelaksanaan kegiatan pendidikan PPDS Ilmu Bedah FK-UNHAS.
• Bertanggungjawab atas sistem administrasi pendidikan dan kepegawaian.
4. Sekretaris Program Studi
Uraian tugas :
• Membantu KPS dalam mengatur pendidikan dokter spesialis sesuai kurikulum
• Mengatur administrasi stase/rotasi PPDS
• Mengatur administrasi pendidikan peserta PPDS meliputi : berkas KRS, berkas hasil seleksi masuk,
nilai kemajuan belajar, sanksi yang telah diberikan, berita acara cuti akademik.
• Bertanggungjawab kepada KPS dan Ketua Departemen terhadap kelengkapan adminstrasi PPDS
• Menggantikan fungsi KPS apabila diperlukan atau jika KPS tidak berada ditempat atau apabila KPS
sedang cuti.
• Melakukan supervisi ke lapangan (RS Pendidikan dan RS Jejaring Pendidikan).
• Melakukan koordinasi kerja dengan pusat pendidikan lain dan para staf pengajar.
• Bertanggungjawab atas izin atau cuti akademik peserta PPDS dan pegawai kesekretariatan PPDS Ilmu
Bedah FK-UNHAS
• Bertanggungjawab atas pembelian barang dan alat inventarisasi kesekretariatan dan pendidikan.
• Bertanggungjawab atas inventarisasi alat Kordik PPDS Ilmu Bedah dalam FK-UNHAS.

5. Koordinator Bedah Dasar


Tugas :
• Membantu KPS untuk mengatur kelancaran proses pendidikan peserta didik di tingkat bedah dasar
• Memberikan pengarahan dan bimbingan untuk peserta didik agar proses pendidikan bisa berjalan
lancar.
• Membantu dan mendorong peserta didik untuk menyelesaikan semua tugas ilmiah dan persiapan ujian
kenaikan tingkat ke bedah lanjut
• Melakukan monitoring dan evaluasi peserta didik di tingkat bedah dasar
• Bertanggung jawab kepada Ketua Program Studi

6. Koordinator Bedah Lanjut


Tugas :
• Memberikan pengarahan dan bimbingan untuk peserta didik tingkat bedah lanjut agar memperoleh
tingkat kognitif dan kompetensi yang tinggi
• Membantu dan mendorong peserta didik untuk menyelesaikan semua tugas ilmiah dan persiapan ujian
nasional
• Melakukan monitoring dan evaluasi peserta didik di tingkat bedah lanjut
• Membantu KPS untuk mengatur kelancaran proses pendidikan peserta didik di tingkat bedah lanjut
• Bertanggung jawab kepada Ketua Program Studi

7. Koordinator Seksi Ilmiah, Penelitian dan pengabdian masyarakat


Tugas :
• Membimbing peserta didik dalam menyiapkan Makalah I (Tinjauan Pustaka), Makalah II (Laporan
Kasus), Makalah III (Evaluasi Kasus) dan Penelitian.
• Melakukan koreksi isi makalah / penelitian sebelum dibacakan di forum ilmiah
• Membantu peserta didik untuk mencari referensi yang relevan dengan makalah atau penelitian yang
sedang dikerjakan.
• Membantu KPS untuk membimbing peserta didik dalam penulisan karya ilmiah dan penelitian.
• Mengkoordinir dan meyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
• Bertanggung jawab kepada Ketua Program Studi

8. Kordinator Kendali Mutu


• Menyusun dokumen spesifikasi program studi dan standard prosedur operasional (SOP)
• Melaksanakan koordinasi, pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh
anggota tim gugus kendali mutu
• Bertanggungjawab dalam kegiatan rutin audit internal program studi

9. Kordinator Morning Report dan Presentasi Karya Ilmiah


• Mengkoordinir pelaksanaan morning report dan death case report.
• Mengkoordinir pelaksanaan jurnal reading, case report dan presentasi makalah di tingkat lokal maupun
nasional.
• Bertanggung jawab kepada Ketua Program Studi
III.4.1. PEMBIMBING AKADEMIK
Ketentuan
1. Semua staf bagian bedah FK UNHAS dapat menjadi pembimbing akademik yang ditetapkan
dalam SK Rektor Universitas Hasanuddin dalam periode tertentu untuk masing-masing
peserta didik dalam PPDS Ilmu Bedah FK Universitas Hasanuddin.
2. Setiap peserta didik berhak untuk mendapatkan seorang pembimbing akademik, mengacu
kepada SK Rektor Universitas Hasanuddin, tentang penunjukkan staf bagian bedah sebagai
pembimbing akademik dalam PPDS Ilmu Bedah FK UniversitasHasanuddin.
3. Tugas, wewenang dan tanggung jawab pembimbing akademik diatur dalam aturan Rektor
UniversitasHasanuddin.
4. Pembimbing akademik dapat memberi masukan kepada KPS untuk keperluan peserta didik
yangdibimbingnya.
5. Setiap peserta didik diwajibkan melakukan bimbingan 2 (dua) kali per semester di awal dan
akhirsemester

RincianProsedur
1. KPS menunjuk pembimbing akademik bagi masing-masingresiden
2. Pembimbing akademik adalah staf bagianbedah
3. Masing-masing pembimbing akademik membimbing maksimal 4residen
4. Bimbingan dengan pembimbing akademik dilakukan minimal sekali dalam tiga bulan secara
reguler untuk membahas perkembangan pendidikan dan masalah yangterjadi
5. Bimbingan dengan pembimbing akademik didokumentasikan dalam formulir bimbingan
yang dilampirkan pada bukulog
6. Kelalaian dalam mejalankan prosedur tanpa asalan yang disetujui, akan mendapatkan sanksi
sesuai buku panduan PPDS Ilmu Bedah FKUNHAS

III.5. TATA TERTIB, HAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA

III.5.1. TATA TERTIB

Ketentuan Umum
1. Setiap peserta didik wajib mengikuti peraturan yang telah ditetapkan di PPDS Ilmu Bedah
FKUNHAS
2. Setiap peserta didik wajib mengikuti peraturan di RS Wahidin Sudirohusodo sebagai tempat
pendidikan, pelayanan danpenelitian
3. Mendukung pelaksanaan visi dan misi PPDS Ilmu Bedah FKUNHAS
4. Menjaga keamanan dan keselamatan bersama di tempat pendidikan dan pelayanan
5. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan tugas yang telah diberikan kepada pesertadidik
6. Bertanggung jawab dalam pemeliharaan inventaris PS dan Bagian Bedah serta RS yang
dipergunakan oleh setiap peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran

Ketentuan Khusus
1. Bersikap sopan dan santun dalam setiap proses kegiatan pendidikan di Bersikap jujur dan
setiap ada pekerjaan dan tugas yang diberikan oleh
2. pendidik

3. Menggunakan jas dokter dengan tanda pengenal dalam setiap kegiatan pembelajaran dan
pelayanan di tempat pelayanan
4. Tidak merokok, mabuk atau terlibat dalam penyalahgunaan Narkoba,Berpenampilan yang
sopan dan wajar.
5. Tidak menggunakan celana jeans,baju kaos, rambut rapi tanpa kumis, janggut dan cambang
6. Tepat waktu di dalam setiap proses kegiatan pendidikan, pelayanan, dan penelitian

III.5.2. HAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA

Hak dan Kewajiban Peserta Didik


Hak Peserta Didik
a. Mendapatkan kesempatan yang sama selama proses pendidikan
b. Mengetahui kompetensi yang akan diperoleh selama proses pendidikan
c. Mendapatkan bimbingan dari pendidik klinik selama proses pendidikan
d. Mendapatkan dosen pembimbing klinik
e. Mengetahui aspek-aspek yang akan dinilai
f. Mengikuti ujian setelah memenuhi segala persyaratan
g. Mendapatkan penilaian yang adil dan obyektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku
h. Mengetahui hasil penilaian

Kewajiban Peserta Didik


a. Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia
b. Berpegangan pada Lafal Sumpah Dokter, Etika, Moral dan Ajaran Agama serta mematuhi
segala peraturan di RSUP/RS lain tempat bertugas.
c. Mengutamakan kesehatan dan keselamatana penderita
d. Berpenampilan bersih dan rapi dalam mengikuti kegiatan di Rumah Sakit
e. Bersikap jujur, disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas
f. Mengetahui jenis-jenis kewenangan yang boleh didelegasi oleh pendidik klinik
g. Melaksanakan tugas klinik yang didelegasikan oleh pendidik klinik dan pembimbing klinik
sesuai dengan kewenangannya/ clinical privilage.
Sanksi

1. Setiap pelanggaran tata tertib akan diberikan sanksi berupa teguran, baik lisan
maupun tertulis
2. Sanksi dikeluarkan oleh KPS dalam bentuk hukuman disiplin (tugas baca, presentasi, dll)
3. Tidak dirotasikan stase
4. Mengulang stase
5. Tidak lulus stase
6. Penundaaan kenaikan jenjang pendidikan
7. Diturunkan jenjang pendidikan
8. Dikeluarkan dari pendidikan
9. Sanksi diberikan bertahap berupa teguran lisan, Surat Peringatan (SP)1, SP2, dan drop out
(DO) yang diputuskan berdasarkan rapat staf pengajar.

III.6. SISTEM INFORMASI MAHASISWA

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo memiliki sistem informasi berupa Sistem Informasi
Rumah Sakit mandiri yang disusun untuk menunjang kinerja seluruh bagian dalam Rumah Sakit
Wahidin Sudirohusodo. Sistem ini bisa menghubungkan antara satu bagian dengan bagian yang
lain, antara satu pengguna dengan pengguna yang lain, serta antara pemberi pelayanan dan
pasien. Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo juga memiliki Sistem Informasi Rujukan Rumah
Sakit Terintegrasi yang menghubungkan Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo dengan rumah
sakit jejaring di sekitar wilayah Makassar. Sistem ini memungkinkan untuk rumah sakit yang
teritegrasi untuk menghubungi rumah sakit wahidin sudirohusodo apabila ingin melakukan
proses perujukkan.
BAB IV
KEGIATAN ILMIAH DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

IV.1. KEGIATAN ILMIAH (SIMPOSIUM DAN PELATIHAN)


Pendidikan Dokter Spesialis mempunyai kekhususan tersendiri dibandingkan dengan
pendidikan tinggi lainnya di Indonesia juga diseluruh dunia, karena sejarah dan konten
pendidikannya. Pendidikan Dokter Spesialis pada hakekatnya terdiri dari dua proses yaitu proses
pendidikan dan proses pelatihan. Kompetensi yang akan dicapai pada akhir pendidikan Dokter
Spesialis adalah kemampuan profesional yang membutuhkan pelatihan kerja. Kemampuan
akdemik yang mencakup penguasaan ilmu-ilmu Kedokteran dasar dan ilmu terapan klinik
merupakan komponen penting yang mendukung kompetensi profesional. Dengan demikian
metode pembelajaran juga menjadi unik dan khusus untuk seseorang peserta didik dapat
mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai Standar Kompetensi Dokter Spesialis Bedah
Indonesia.

Kuliah Tutorial
• Kuliah diberikan pada semester I (3 bulan pertama) pada Mata Kuliah Dasar Umum
(MKDU).
• Tutorial diberikan pada setiap jenjang pendidikan di sub bagian masing- masing

Kelompok Diskusi
• Diskusi kasus diberikan pada setiap jenjang pendidikan baik dilakukan bersama-sama dan
disetiap sub bagian maupun di RS Jejaring

Studi Kasus
• Studi kasus diberikan pada setiap jenjang pendidikan baik dilakukan bersama-sama dan
ditiap sub bagian maupun di RS Jejaring

Pembacaan Paper
▪ Pembacaan paper menjadi kewajiban setiap peserta didik PPDS Ilmu Bedah
• Pembacaan paper dapat dilakukan di tingkat lokal, nasional dan international
Bimbingan dan Praktek
• Bimbingan diberikan pada setiap jenjang pendidikan PPDS Ilmu Bedah
• Bimbingan dalam pengembangan pengetahuan/keilmuan dan ketrampilan untuk mencapai
kompetensi yang diinginkan sesuai dengan standar kompentensi Dokter Spesialis Ilmu Bedah

• Bimbingan untuk ketrampilan bedah sesuai dengan jenjang pendidikan

Asistensi Operasi
• Sebelum melakukan operasi mandiri, diwajibkan setiap peserta didik menjadi asisten operasi.
• Tugas menyiapkan pasien preoperatif dan perawatan postoperative Bedside-Teaching
• Bedside-teaching diberikan pada setiap jenjang pendidikan PPDS Ilmu Bedah

• Bedside-teaching dilakukan disetiap sub bagian maupun di RS Jejaring

Latihan dan Kursus telah ditetapkan dan diwajibkan kepada setiap peserta didik.
• Kursus dan Latihan telah ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.

Penelitian
• Penelitian menjadi kewajiban peserta didik untuk pesyaratan PPDS Ilmu Bedah
• Penelitian dibawah pembimbing yang telah ditunjuk sesuai dengan kompetensi dan keilmuan
masing-masing

Praktek Lapangan/Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat


• Praktek lapangan besifat pendidikan kemandirian yang dilakukan peserta didik di lapangan
seperti di RS jejaring atau ditempat yang telah ditunjuk

• Praktek lapangan tetap dibawah bimbingan dan supervisi dari supervisor yang berwewenang.
Keikutsertaan dalam Pertemuan Ilmiah Ditingkat Lokal dan Nasiona

Kegiatan Terjadwal

Kegiatan Terjadwal dari Kolegium Ilmu Bedah Indonesia


Disamping jadwal ujian Nasional maka beberapa Kursus dan Latihan telah ditetapkan oleh
Kolegium Ilmu Bedah Indonesia, dan setiap peserta didik diwajibkan mengikutinya
• BSS I (Basic Surgical Skill)
• LLL (Long Life LearningProgram)
• USG
• Perioperatif
• BSS II (BasicLaparoscopy)
• Wound and StomaCare
• Endoskopi & Colonoscopy
• DSTC (Defintive Surgical Trauma Course)

Kegiatan Pertemuan Ilmiah Lokal dan Nasional yang Telah Ditetapkan


• PITIKABI
• MABI
• PABI (PIT &P2B2)
• PIB (Pertemuan Ilmiah Berkala) TRIGONUM Plus Wilayah III (UNHAS, Unibraw, Unair,
Unhas, Unsrat, Unmul,Unlam)

Kegiatan Terjadwal dari InstitusiPendidikan


• Kuliah untuk peserta didik Bedah Dasar dan CombinedDegree
• Pembacaan Paper/Saripustaka
• Diskusikasus
• Pembacaan Journal
• Pembacaan proposal
• Pembacaan tesis
• Bimbingan operasi (DOPS- Direct Observational of ProcedureSkill)
• UjianMiniCex
• Rapat Pendidikan & InternalProdi
• Pelayanan / pengabdian masyarakat
• Ujian Profesi lokal danNasional

Kegiatan di RS Jejaring
Kegiatan peserta didik di RS Jejaring disesuaikan dengan kegiatan Bagian Bedah di
RS Jejaring.

Bagian Bedah di RS Jejaring.


• MorningReport
• Visite pagi
• Pelayanan di PolikliikBedah
• Pelayanan di KamarOperasi
• Pelayanan di Bangsal Bedah
• Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
• Jaga bedah

Monitoring, Evaluasi danPenilaian


• Semua kegiatan pendidikan, pelatihan dan pelayanan dimonitor dan dievaluasi serta dinilai
oleh dokter penilai di sub Bagian masing-masing

• Untuk peserta didik yang bertugas di RS Jejaring dimonitor dan dievaluasi serta dinilai oleh
Direktur RS Jejaring atau oleh Kepala Bagain Bedah RS Jejaring

IV.2. PENGABDIAN MASYARAKAT


Kegiatan Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat

Tuliskan kegiatan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang sesuai dengan bidang
keilmuan PS selama tiga tahun terakhir yang dilakukan oleh dosen di RS Pendidikan PS dengan
mengikuti format tabel berikut.
Jumlah Jumlah
Waktu
Judul Kegiatan Tempat dosen peserta didik
No Kegiatan
PkM Kegiatan PkM yang yang terlibat
PkM
Terlibat
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 BAKSOS KEMA 14-16 Ko’mara, 3 Semua
2014 BEM FK Februari 2014 Kec.Polongbang Mahasiswa
UNHAS keng Utara, Baru FK
Kab.Takalar UNHAS 2013
2 Sosialisasi 8 November Kampus FK 1 Mahasiswa
Almamater 2014 UNHAS Baru FK
(SoulMate) MABA Tamalanrea UNHAS 2014
FK UNHAS 2014
3 BAKSOS Nasional 11-18 Januari Kab. Mamasa, 1 Anggota HMI
HMI Komisariat 2015 Prov. Sul Sel Komisariat
UNHAS FK UNHAS
& Warga
Masyarakat
Kab. Mamasa
4 DEAN CUP FK Januari 2015 Kampus FK 13 25 orang
UNHAS Tahun UNHAS
2015 Tamalanrea
5 BAKSOS KEMA 6-8 Maret Kel. 14 Semua
2015 BEM FK 2015 Watangsuppa, Mahasiswa
UNHAS Kec.Suppa, Baru FK
Kab.Pinrang UNHAS 2014
6 Pelatihan 29 April 2015 FK UNHAS 1 0
Pembuatan Proposal
Penelitian MYRC
FK UNHAS
7 Lokakarya Bidang 20 Juni 2015 SwissBell In 2 30 orang
Kemahasiswaan FK Hotel, Makassar
UNHAS Tahun
2015
8 Kegiatan 12 Agustus SMA N 1 3 5 orang
Pengabdian 2015 Soppeng Riaja
Masyarakat (DHE Kab. Barru
& SRP)
9 Indonesian 15-19 FK UNHAS 2 0
International Oktober ber
Medical Olympiade 2015
(IMO) 2015
10 MPPK bagi Setiap sabtu FK UNHAS 2 0
Mahasiswa baru FK & Ahad
UNHAS 2015 (24,31
Oktober dan
7,4,21,29
Desember
2015)
11 Seminar Dokter dan 21 November Makassar 1 -
Paramedis 2015
12 Bakti Sosial (Milad 4-5 Februari Makassar 6 Residen
HMI ke-69 KAHMI 2016 Bedah FK
Kota Makassar) Unhas (8
orang)
13 BAKSOS KEMA 12-14 Kec. Majauleng 9 Semua
2016 BEM FK Februari 2016 Kab. Wajo Mahasiswa
UNHAS Baru FK
UNHAS 2015
14 Sunatan Massal 26 September Kabupaten Gowa 4 Mahasiswa
Divisi Urologi 2016 dan Residen
Bedah FK
UNHAS
15 BAKSOS KEMA 10-12 Kel. Manorang 10 Semua
2017 BEM FK Februari 2017 Salo, kec. Mahasiswa
UNHAS Marioriawa, Kab. Baru FK
Soppeng UNHAS 2016
16 Bakti Sosial 6 Mei 2017 Kec. Rappocini, 10 Residen
Sunatan Massal Kota Makassar Bedah Unhas
2017 (6 orang)
Total 83

IV.3. SIITEM PENGARSIPAN KEGIATAN PENELITIAN PENGABDIAN


MASYARAKAT
PENGARSIPAN KEGIATAN PENELITIAN
1. Saat peserta didik memulai pendidikannya maka KPS segera memberikan daftar nama
pembimbing proposal penelitian dan karya akhir. Judul proposal diajukan oleh peserta
didik kepada Pembimbing.
2. Pembimbing proposal penelitian dan karya akhir ditentukan oleh Ketua Program Studi yang
disahkan dengan SK Rektor. Untuk bisa menjadi seorang pembimbing maka seorang staf
pendidik harus memenuhi syarat yaitu memiliki gelar Doktor, atau pangkat golongan
minimal IV A (lektor kepala), atau merupakan Konsultan di Sub Bagian terkait.
3. Setiap peserta didik mendapatkan dua pembimbing penelitian yaitu sebagai pembimbing
pertama dan pembimbing kedua
4. Bimbingan dengan pembimbing proposal penelitian dilakukan secara berkala dengan jumlah
yang tidak ditentukan, dengan jangka waktu maksimal 1 bulan setelah bimbingan
sebelumnya

5. Bimbingan proposal penelitian harus diselesaikan sebelum memasuki tahap Bedah Lanjut I,
yang ditandai dengan presentasi proposal penelitian dan dibuktikan dengan form penilaian
ujian proposal penelitian.
6. Jika proposal penelitian disetujui maka dapat diteruskan menjadi karya akhir, jika tidak maka
diulang kembali dengan pembimbing dan judul yang berbeda.
7. Peserta didik dapat menjalankan penelitiannya bila telah mendapatkan Ethical Clearance dari
Komisi Etik FK UNHAS
8. Hasil penelitian berupa karya akhir dipresentasikan di depan pembimbing dan penguji yang
ditunjuk oleh KPS. Presentasi dilakukan sebelum mengikuti ujian profesi lokal dan nasional
9. Karya akhir atau Thesis peserta didik wajib dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah nasional
pada tahap Bedah Lanjut II dan sebelum wisuda peserta didik diwajibkan mengajukan karya
tulisnya untuk dimuat di Journal FK UNHAS.
BAB V
TENAGA PENDIDIK

Tenaga pengajar adalah seorang Dokter Subspesialis Ilmu Bedah yang ditunjuk sebagai pendidik
klinik dan diberi wewenang untuk membimbing, mendidik dan menilai pada program studi
Subspesialis Ilmu Bedah yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin.

V.1. STATUS DOSEN( TETAP, TIDAK TETAP ATAU TAMU)


Penggolongan tenaga pengajar:
1. Pembimbing:
a. Pembimbing adalah Dokter Subspesialis Ilmu Bedah yang melaksanakan pengawasan
dan bimbingan terutama dalam ketrampilan tetapi tidak diberi tanggung jawab atas
bimbingan peningkatan bidang kognitif.
b. Kualifikasi pembimbing : adalah Dokter Subspesialis Bedah yang telah mempunyai
pengalaman menjalankan profesinya sekurang-kurangnya selama 1 tahun dan diangkat
oleh Ketua Program Studi Subspesialis Ilmu Bedah.
2. Pendidik:
a. Pendidik adalah Dokter Sub Spesialis Ilmu Bedah yang menjalani tugas membimbing
dan juga bertanggung jawab atas peningkatan bidang kognitif.
b. Kualifikasi pendidik: adalah Dokter Subspesialis Ilmu Bedah yang telah menjalani
tugas sebagai pembimbing selama minimal 3 tahun dan diangkat oleh Ketua Program
Studi Subspesialis Ilmu Bedah.
3. Penilai:
a. Penilai adalah Dokter Subspesialis Ilmu Bedah yang selain mempunyai tugas sebagai
pendidik diberi wewenang untuk menilai peserta program
b. Kualifikasi penilai: adalah Dokter Subspesialis Ilmu Bedah yang telah menjalani
tugas sebagai pendidik selama minimal 5 tahun dan diangkat oleh Ketua Program
Studi Subspesialis Ilmu Bedah.
4. Penguji Board Nasional

a. Adalah anggota Kolegium yang terdiri dari Dokter Subspesialis Ilmu Bedah yang
dipilih dan ditetapkan oleh kolegium.
b. Kualifikasi:Tenaga pengajar yang telah mempunyai pengalaman kerja sebagai
pembimbing, penilai, penguji di pusat Pendidikan Dokter Sub Spesialis Ilmu Bedah

PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN TENAGA PENGAJAR


1. Kuantitatif
- Penambahan jumlah tenaga pengajar dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
berdasarkan pada rapat staf Pusat Pendidikan Dokter Subspesialis Ilmu Bedah yang
dipimpin oleh Ketua Program Studi.
- Tenaga pengajar dapat dipilih dari peserta didik yang telah lulus dengan prestasi terbaik,
memenuhi kriteria yang ditentukan dan mendapat persetujuan dari Dekan Fakultas
Kedokteran dan diangkat berdasarkan SK Rektor Universitas Hasanuddin.
2. Kualitatif
- Tenaga pengajar harus senantiasa mengikuti pelatihan peningkatan kemampuan mendidik
dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan Bedah dan
subspesialisasi Ilmu Bedah baik di dalam maupun di luar negeri
- Memberi kesempatan kepada tenaga pengajar untuk mengikuti program pendidikan doktoral
ilmu kedokteran (S3)
STRUKTUR ORGANISI

Dr. dr. Prihantono, M.Kes, SpB-KBD

Syarat Peserta Didik:


• Calon peserta Program Studi Subspesialis Ilmu Bedah berasal dari Spesialis Bedah Umum
lulusan fakultas Kedokteran Dalam Negeri.
• Menyertakan surat persetujuan dari atasan langsung atau Rumah Sakit tempat yang
bersangkutan bekerja.
• Sehat Jasmani dan rohani dinyatakan dengan surat Keterangan Sehat dari dokter Rumah Sakit
Pemerintah.
• Persyaratan yang lain disesuaikan dengan aturan masing-masing kolegium peminatan.

Seleksi
Seleksi dilakukan berdasarkan 5 Prinsip Ranah (5 Principle Domain) :
1. Komitmen meningkatkan ilmu berkelanjutan
2. Profesionalitas dan beretika
3. Berkarakter dan berkemampuan komunikasi dan kerjasama yang baik
4. Kemampuan bekerjasama dalam tim dan mempunyai sifat kepemmpinan
5. Mengikuti perkembangan ilmu bedah berkesinambungan dan berbasis bukti

Lama Pendidikan : Minimal 6 semester Jumlah SKS :


- Peminatan subspesialis digestif 57 SKS
- Peminatan subspesialis onkologi 68 SKS
-
Gelar : Subspesialis Ilmu Bedah
- Peminatan digestif : SpB-KBD
- Peminatan onkologi : SpB(K)Onk

PENJAMINAN MUTU
Pelaksanaan penjaminan mutu pada program studi, yang mencakup ketersediaan dokumen.
Penjaminan Mutu Program Studi Subspesialis dilakukan oleh Unit Penjamin Mutu yang tertuang
dalam struktur organisasi.. Mutu program studi juga dievaluasi oleh semua staf pendidik melalui
rapat rutin program studi subspesialis ilmu bedah. Penjaminan mutu dilaksanakan dalam suatu
sistem, mekanisme dan prosedur mulai dari tingkat Universitas, fakultas sampai ke tingkat prodi.

Pada tingkat Universitas terdapat internal quality assurance di bawah Badan Jaminan
Mutu (BJM) Unhas. Pada tingkat fakultas terdapat Satuan jaminan Mutu Fakultas (SJMF) yang
bertindak sebagai badan jaminan mutu fakultas yang bertugas menyusun dan memonitor
standar mutu di tingkat fakultas berdasarkan SOP/POB yang telah ditetapkan. Pada tingkat
prodi terdapat Tim Penjamin Mutu yang bertugas menyusun dan memonitor standar mutu di
tingkat prodi berdasarkan SOP/POB yang telah ditetapkan.

Program Studi PPDS-2 Subspesialis Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas


Hasanuddin menerapkan sistem pengendalian mutu yang secara berkesinambungan melakukan
perbaikan. Sistem penjaminan mutu Program Studi dimulai dengan standarisasi prosedur
akademik dan non-akademik. Standar prosedur diuji coba terlebih dahulu sebelum disahkan oleh
Senat Fakultas untuk diimplementasikan. Uji coba perlu dilakukan untuk melihat sinkronisasi
prosedur tersebut dengan prosedur lainnya. Audit internal dilakukan untuk melihat kepatutan
prosedur dan kepatuhan terhadap pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan. Hasil audit
internal berupa rekomendasi dan dirumuskan dalam kebijakan mutu yang ditetapkan oleh Dekan
untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya sesuai dengan perencanaan kualitas yang disusun,
capaian yang telah dilakukan dan target mutu yang ingin dicapai.
Tugas dari Tim Penjamin Mutu adalah:

a. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan akademik bersama Tim Medical Education
Unit dan Tim Penyusun Kurikulum.
b. Melakukan evaluasi kepuasan peserta didik
▪ Terhadap proses pembelajaran
▪ Terhadap dosen
▪ Terhadap fakultas
c. Melakukan evaluasi kepuasan dosen terhadap
▪ Proses pembelajaran
▪ Peserta didik
▪ Fakultas
d. Melakukan evaluasi kinerja dosen
e. Melakukan audit internal mutu akademik

Pelaksanaan penjaminan mutu di FK Unhas didukung oleh dokumen-dokumen sebagai


berikut:
1. Statuta Unhas

2. Buku panduan Program Studi Subspesialis llmu Bedah


3. Prosedur Operasional Baku (POB)

4. Kebijakan akademik

5. Standar Akademik

6. Manual Mutu Akademik

7. Etika dosen dan tenaga kependidikan

8. Etika Mahasiswa

9. Sistem penghargaan dan sanksi


V.2. KRITERIA FUNGSIONAL DOSEN TETAP (ASISTEN AHLI, LEKTOR, LEKTOR
KEPALA, GURU BESAR) DAN KEWAJIBANNYA
Staf Pendidik
Sistem seleksi/perekrutan dosen dan tenaga kependidikan di Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin mengikuti aturan yang berlaku secara umum di Universitas
Hasanuddin. Untuk dapat menyusun formasi yang tepat, Universitas Hasanuddin Terlebih
dahulu menetapkan analisa kebutuhan pegawai dari setiap fakultas ditambah dengan pegawai
yang dibutuhkan oleh pihak rektorat. Dengan adanya analisis kebutuhan pegawai secara
logis dan teratur, kita dapat mengetahui jumlah dan kualitas pegawai yang diperlukan.
Tentunya, dengan pembuatan analisis kebutuhan pegawai ini diharapkan dapat menentukan
beban pekerjaan tertentu bagi pegawai, sehingga jangan sampai ada yang tidak mempunyai
pekerjaan setelah diterima. Job Desembercription disusun agar diketahui jumlah jenis
jabatan, ruang lingkup, sifat pekerjaan maupun kapasitas pegawai yang dibutuhkan dalam
jangka waktu tertentu.
Prosedur penetapan formasi pada Universitas Hasanuddin yang bersifat transparan dan akun
tabel adalah sebagai berikut: Kantor Pusat Administrasi (KPA) menginstruksikan kepada
semua fakultas dan unit kerja dalam lingkungan Universitas Hasanuddin untuk mengisi
blanko penetapan formasi yang terdiri dari analisa kebutuhan pegawai yang dibutuhkan, jenis
pekerjaan dan lain-lain. Setelah melakukan pengisian, fakultas dan unit kerja mengirimkan
kembali blangko penetapan formasi tersebut ke KPA. Di KPA dilakukan analisis mengenai
jumlah kebutuhan dosen dan tenaga kependidikan/pegawai yang memang harus
diprioritaskan. Kebutuhan dosen didasarkan pada dokumen Renstra Ketenagaan Universitas
Hasanuddin tahun 2010-2014, sedangkan kebutuhan tenaga kependidikan didasarkan kepada
Dokumen Analisis Kebutuhan Pegawai. Dalam hal ini, tidak semua analisis kebutuhan
pegawai dari fakultas dan unit kerja disetujui, namun tetap menurut prioritas yang diperlukan
dan sesuai dengan kebutuhan yang meDesemberak. Setelah penetapan formasi tersebut
disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Biro Adminisrasi Umum dan Keuangan, berkas
penetapan fomrasi tersebut dikirim ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia yang nantinya akan dianalisis kembali jumlah pegawai yang dibutuhkan dan berkas
penetapan tersebut dikembalikan lagi ke Universitas Hasanuddin Selanjutnya diadakan
pengadaan dan penerimaan pegawai.
Dalam hal rekrutmen dosen Universitas Hasanuddin mengikuti ketentuan pelaksaan
peraturan Pemerintah nomor 98 tahun 2000 tentang pengadaan pegawai negeri sipil yang
diubah dengan peraturan pemerintah nomor 11 tahun 2002. Khusus untuk kualifikasi
akademik, tenaga dosen merujuk juga kepada UU nomor 14 tentang Guru dan Dosen ada
pasal 45 dan 46, yang merinci bahwa kualifikasi akademik minimum untuk program diploma
atau program sarjana adalah lulusan program magister, dan kualifikasi akademik untuk
program pascasarjana adalah lulusan program dokter. Di Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin aturan wajib terkait penerimaan dosen berprofesi dokter yang telah bergelar
magister baru mulai dilaksanakan pada seleksi CPNS tahun 2014. Selain persyaratan
kualifikasi akademik tersebut, Universitas Hasanuddin juga memperbolehkan kepada setiap
unit kerja (fakultas/jurusan/prodi) untuk menambahhkan persyaratan kualifikasi akademik
lainnya (seperti kualifikasi keilmuan) berdasarkan kepada rencana pengembangkan
jurusan/prodi yang tertuang pada renstra. Proses perencanaan rekrutmen ini merupakan
bagian dari pengajuan kegiatan dan penganggaran yang mengacu kepada Renstra Ketenagaan
Universitas Hasanuddin tahun 2010-2014. Selain mengacu kepada peraturan pemerintah,
perencanaan kebutuhan tenaga dosen juga didasarkan kepada renstra pengembangan
jurusan/prodi yang dikembangkan berdasarkan Renstra Universitas Hasanuddin. Renstra
Universitas Hasanuddin Berpijak kepada 3 pilar, yaitu :
1. Pemerataan dan perluasan akses
2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing
3. Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik

Rekrutmen dosen di Universitas Hasanuddin tidak semata-mata untuk memenuhi kecukupan


kepada rasio dosen dan peserta didik, tetapi juga memperhatikan aspek-aspek seperti berikut:
1. Beban kerja dosen, yaitu dosen selain melakukan pengajaran juga melaksanakan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan tugas-tugas manajemen dalam rangka
pengembangan institusi
2. Kekurangan jumlah dosen berdasarkan kualifikasi ilmu pada suatu prodi. Aspek ini
mendorong untuk menetapkan skala prioritas dalam rekrutmen tenaga akademik
3. Kebutuhan dosen yang muncul akibat adanya pembukaan prodi baru
4. Jumlah tenaga akademik yang akan memasuki masa pensiun
Strategi lain yang dikembangkan dalam rekutmen dosen adalah pengadaan dosen baru tidak
dilakukan sekaligus beberapa orang pada waktu bersamaan, tetapi hanya 1-3 orang saja
dalam jangka waktu 3-4 tahun, namun terus menerus dilakukan secara periodik. Dengan
strategi ini diharapkan dapat diperoleh tenaga dosen yang lebih bermutu dan komposisi umur
serta senioritas dosen jurusa akan berjenjang. Pengangkatan pegawai negeri sipil dosen juga
dapat dilakukan melalui alih jabatan/tugas pegawai negeri sipil non dosen menjadi pegawai
negeri sipil dosen berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 8
tahun 2004.

Seleksi Sumber Daya Manusia


Pengadaan dan penerimaan pegawai di Universitas Hasanuddin dilakukan oleh Bagian
Kepegawaian Kantor Pusat Administrasi yang dibantu unit lainnya yang terkait seperti
Lembaga Bimbingan Konseling untuk test psikologi secara transparan dan akuntabel. Dalam
pengadaan pegawai ditetapkan persyaratan bagi setiap peserta yang mengikuti ujian
penyaringan. Setelah peserta ujian saringan melengkapi administrasinya, yang bersangkutan
diwajibkan mengikuti ujian tulis. Materi ujian tulis biasanya berbentuk paket yang dikirimkan
dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai tahun 2013, seleksi PNS dilakukan
secara sentralisasi oleh Kementrian Pedayagunaan Aparatur Negara/Reformasi Birokrasi
dimana pendaftaran dilakukan secara online berdasarkan formasi yang ditetapkan dari usulan.
Seleksi terdiri dari tiga tahap, yaitu :
- tahap I seleksi administratif.
- tahap II tes kemampuan umum nasional yang dilaksanakan serentak.
- tahap III tes wawancara dan tes kompetensi tertulis yang dilaksanakan di Universitas
Hasanuddin sesuai keahlian atau bidang yang butuhkan oleh fakultas.
Keputusan akhir hasil seleksi diumumkan oleh Kementrian PAN/RB bersama Kemendikbud.
Setelah mengikuti tes pengadaan dan penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), selang
beberapa waktu akan diumumkan nama-nama yang berhasil lulus saringan. Peserta yang
lulus/diterima akan mendapatkan Surat Keputusan pengangkatan menjadi CPNS dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, dan resmi diangkat menjadi CPNS Universitas Hasanuddin
dengan masa percobaan. Masa percobaan bagi setiap CPNS paling lama 2 (dua) tahun. Apabila
sampai kurun waktu 2 (dua) tahun masih belum habis menjalani masa pecobaan, atau belum
lulus latihan pra jabatan, maka CPNS tersebut dianggap kurang cakap, dan dapat
dipertimbangkan untuk diberhentikan.
Untuk tenaga non-PNS, proses seleksi dilakukan oleh Universitas Hasanuddin bersama unit
terkait yang membutuhkan dan telah disepakati formasinya. Proses seleksi dosen non-PNS
dilakukan oleh fakultas terkait dengan melibatkan program studi yang akan menggunakannya.
Kriteria dan persyaratan dosen non-PNS tetap merujuk kepada Undang-Undang nomor 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Proses seleksi meliputi tes kompetensi, wawancara dan
kemampuan mengajar. Calon dosen non-PNS yang lulus seleksi selanjutnya diusulkan kepada
Rektor untuk penetapan pengangkatan sebagai dosen non-PNS. Dengan mekanisme yang
sama, pengangkatan tenaga kependidikan non-PNS (pegawai kontrak/honorer) juga dilakukan,
dengan kriteria latar belakang pendidikan dan pengalaman. kerja yang sesuai dengan tugas
yang akan diberikan. Pengangkatan dosen dan tenaga kependidikan non-PNS ini berlaku
selama 1 tahun dan dapat diperbaharui masa kerjanya dengan penetapan yang baru setelah
mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan biaya.

Kedudukan, Tugas dan Fungsi Program Studi


• Kedudukan Program Studi
Program Studi Ilmu Bedah adalah unsur pelaksana tugas pokok dan fungsi dari Fakultas
Kedokteran dan Universitas. Program studi Ilmu Bedah dipimpin oleh Ketua Program Studi
yang bertanggung jawab langsung kepada Dekan FK UNHAS. Dalam melaksanakan tugas
sehari-hari KPS dibantu oleh Sekretaris Program Studi (SPS).

• Tugas PS Dokter Spesialis Ilmu Bedah


Program Studi Ilmu Bedah mempunyai tugas melaksanakan pendidikan, pengajaran dan
pelatihan untuk seorang dokter umum menjadi Dokter Spesialis Ilmu Bedah.

• Fungsi Program Studi


1. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan dan pengajaran dalam ilmu bedah.
2. Melaksanakan pelatihan keterampilan kompetensi bedah.
3. Melaksanakan penelitian dan pengembangan ilmu bedah.
4. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat.
5. Melaksanakan kegiatan pelayanan administratif.
• Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab kepada Dekan Fakultas Kedokteran Unversitas Hasanuddin

Tugas Pokok, Fungsi Struktur Organisasi Prodi

Ketua Program Studi (KPS)


Fungsi, Tugas Dan Wewenang :
1. Mengkoordinasi penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pengajaran
2. Menyusun tim pengampuh mata kuliah
3. Menentukan tim pembimbing tesis dan doktor serta penguji berdasarkan keputusan rapat
kelompok kerja dosen
4. Memfasilitasi dan memberikan layanan konsultasi bagi mahasiswa
5. Melakukan pelacakan alumni (tracer study) untuk mengetahui relevansi lulusan dengan
kurikulum
6. Menyusun dan memutakhirkan hasil evaluasi diri serta borang
7. Melakukan penjaminan mutu pendidikan
8. Bersama pimpinan departemen menyusun rencana penerimaan mahasiswa
9. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran bersama departemen
10. Mengkoordinasikan pengisian kartu rencana studi mahasiswa beserta penasihat akademik

Tugas :
1. Menangani sistem pencatatan, pelaporan dan distribusi surat masuk dan surat keluar yang
berhubungan dengan pendidikan, pelatihan dan penelitian.
2. Melakukan koordinasi dengan seluruh staf pengajar mengenai pelayanan medis di poli
Bedah, ruangan perawatan bedah dan kamar operasi bedah dalam rangka penyelengaraan
pendidikan PPDS
3. Menyiapkan bahan / keperluan administrasi PPDS

Wewenang :
Melakukan koordinasi dengan Ketua Program Studi untuk mengatur siklus pendidikan/jadwal
dan rotasi jaga PPDS, presentase pembacaan ilmiah sehubungan dengan Pendidikan, Pelatihan
dan Penelitian

Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab kepada Ketua Program Studi atas kelancaran urusan pendidikan, pelatihan
dan penelitian PPDS

Koordinator Bedah Dasar

Fungsi :
Membantu KPS untuk mengatur kelancaran proses pendidikan peserta didik di tingkat bedah
dasar

Tugas :
1. Memberikan pengarahan dan bimbingan untuk peserta didik agar proses pendidikan bisa
berjalan lancar.
2. Membantu dan mendorong peserta didik untuk menyelesaikan semua tugas ilmiah dan
persiapan ujian kenaikan tingkat ke bedah lanjut
3. Melakukan monitoring dan evaluasi peserta didik di tingkat bedah dasar

Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab kepada Ketua Program Studi

Koordinator Bedah Lanjut

Fungsi :
Membantu KPS untuk mengatur kelancaran proses pendidikan peserta didik di tingkat bedah
lanjut

Tugas :
1. Memberikan pengarahan dan bimbingan untuk peserta didik tingkat bedah lanjut agar
memperoleh tingkat kognitif dan kompetensi yang tinggi
2. Membantu dan mendorong peserta didik untuk menyelesaikan semua tugas ilmiah dan
persiapan ujian nasional
3. Melakukan monitoring dan evaluasi peserta didik di tingkat bedah lanjut

Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab kepada Ketua Program Studi

Koordinator Seksi Ilmiah dan Penelitian

Fungsi :
Membantu KPS untuk membimbing peserta didik dalam penulisan karya ilmiah dan penelitian.

Tugas :
1. Membimbing peserta didik dalam menyiapkan Makalah I ( Tinjauan Pustaka ), Makalah
II ( Laporan Kasus ), Makalah III ( Evaluasi Kasus ) dan Penelitian.
2. Melakukan koreksi isi makalah / penelitian sebelum dibacakan di forum ilmiah
3. Membantu peserta didik untuk mencari referensi yang relevan dengan makalah atau
penelitian yang sedang dikerjakan.

Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab kepada Ketua Program Studi

Kriteria
1. Ketua Program Studi (KPS)
Kriteria Umum
• Mengisi blangko kesediaan yang menyatakan:
• Bersedia dicalonkan sebagai Ketua Program Studi.
• Tidak akan mengudurkan diri setelah terpilih.
• Tidak berada dalam status tugas belajar dan ijin belajar.
• Tidak akan merangkap jabatan baik didalam maupun diluar Universitas Hasanuddin
tanpa persetujuan atasan.
Kriteria Khusus
• Seorang dokter spesialis bedah konsultan dan S3
• Anggota pada Bagian dan SMF Ilmu Bedah FK Unhas/RSUP Wahidin Sudirohusodo
Makassar dengan jabatan minimal Lektor (IIIc).
• Berpengalaman sebagai paling sedikit selama 3 (tiga) tahun.
• KPS dipilih oleh Staf Pengajar dari Bagian dan SMF Ilmu Bedah FK Unhas/RSUP
Wahidin Sudirohusodo Makassar.
• Nama KPS yang terpilih dikirimkan oleh Ketua departemen kepada Dekan FK Unhas,
rapat senat, senat mengirim 2 nama dan Rektor menerbitkan SK Rektor tentang
pengangkatan KPS yang terpilih.

2. Sekretaris Program Studi (SPS)


Kriteria Umum
Mengisi blangko kesediaan yang menyatakan:
• Bersedia dicalonkan sebagai Sekretaris Program Studi.
• Tidak akan mengundurkan diri setelah terpilih.
• Tidak berada dalam status tugas belajar dan ijin belajar.
• Tidak akan merangkap jabatan baik di dalam maupun diluar Universitas Hasanuddin
tanpa persetujuan atasan.

Kriteria Khusus
• Sekretaris Program Studi (SPS) adalah seorang spesialis bedah dengan jabatan minimal
Lektor (IIIc) dan merupakan anggota dari Bagian dan SMF Ilmu Bedah FK
Unhas/RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.
• SPS diusulkan KPS kepada Staf Pengajar pada Bagian/SMF Ilmu Bedah FK
Unhas/RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar
• SPS terpilih dikirim namanya kepada Dekan FK Unhas untuk dibuatkan SK Dekan
tentang pengangkatannya sebagai SPS.
Bagian Bedah terdiri dari sembilan sub bagian yang merupakan ekstensi Bagian Bedah
FK UNHAS. Di Bagian Bedah sendiri juga ada empat SMF yaitu SMF Bedah, SMF
Orthopaedi dan Traumatologi, SMF Urologi, dan SMF Bedah Saraf.

V.3. KRITERIA FUNGSIONAL DOSEN TIDAK TETAP (PEMBIMBING, PENDIDIK,


PENILAI) DAN KEWAJIBAN
Staf Pendidik Non Diknas / Dosen luar biasa
Petunjuk Pelaksanaan Penerimaan Staf Baru Departemen Ilmu Bedah FK-UNHAS
Untuk menjadi staf Departemen Ilmu Bedah FK-UNHAS, maka seorang calon harus memenuhi
beberapa persyaratan, antara lain:
1. Calon staf harus seorang konsultan spesialisasi tertentu, seperti :konsultan spesialis Bedah
Digestif, Bedah Tumor, Bedah Saraf, Bedah Urologi, Bedah Plastik, Bedah Thoraks-
Kardiovascular, Bedah Anak dan Bedah Ortopaedi.
2. Bagi dokter spesialis Bedah Umum yang ingin menjadi staf Departemen Ilmu Bedah FK-
UNHAS, maka calon tersebut harus terlebih dahulu melanjutkan pendidikan lanjutan untuk
memperoleh kompetensi sebagai konsultan.
3. Bagi Residen Bedah Umum yang akan diangkat menjadi Staf IPDS-BU, maka yang
bersangkutan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Kepala Departemen Bedah
dan rekomendasi dari Divisi subspesialisasi yang diminati.
4. Calon staf yang spesialis Bedah Umum harus mendapat rekomendasi dari Kepala Divisi
sesuai dengan keahliannya (konsultan). Rekomendasi diberikan setelah mendapat informasi
dari tempat/asal pendidikannya tentang attitude, knowledge dan skill yang bersangkutan.
5. Mengajukan surat lamaran kepada Kepala Departemen Ilmu Bedah dengan rekomendasi
Ketua Divisi.
6. Surat lamaran diajukan dengan melampirkan: Curiculum Vitae, Ijasah dokter, dokter
spesialis/sub spesialis/konsultan, surat keterangan kompetensi, STR dan rekomendasi yang
dipersyaratkan.
7. Setelah surat lamaran dimasukkan dan memenuhi syarat, maka calon staf akan dipanggil
atau disurati untuk mengikuti wawancara yang akan dilakukan oleh Kepala Departemen
atau team yang ditunjuk.
8. Lamaran calon staf akan dibahas dalam rapat Departemen Ilmu Bedah. Keputusan calon staf
diterima atau tidak adalah berdasarkan keputusan rapat Departemen Ilmu Bedah FK-
UNHAS.
9. Bila calon staf diterima, maka Kepala Departemen akan mengusulkan ke Dekan Fakultas
Kedokteran untuk mengangkat calon staf tersebut menjadi staf baru Departemen Ilmu
Bedah FK-UNHAS.
10. Setelah ada persetujuan Dekan maka akan diusulkan ke Rektor UNHAS untuk diterbitkan
Surat Keputusan Pengangkatan sebagai Staf Departemen Ilmu Bedah FK-UNHAS.

V5. SITEM PENILAIAN KINERJA DAN MONITORING DOSEN


Universitas Hasanuddin telah memiliki system monitoring dan evaluasi (monev) kinerja dosen
dan dilaksanakan sesaui SK Rektor nomor 458 tahun 2012 tentang pedoman penghitungan beban
kerja dosen dan evaluasi pelaksanaan tridharma perguruan tinggi di Universitas Hasanuddin, dan
POB no.020/UN11/PP-SOP/2012.
Pelaksanaan monev, dan rekam jejak kinerja dosen Universitas Hasanuddin dilakukan oleh tim
yang melibatkan seluruh pimpinan unit di Universitas Hasanuddin. Tim tersebut diangkat dan
bertanggung jawab kepada Rektor Universitas Hasanuddin. Pelaksanaan monev merujuk pada
peraturan berikut:
1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 41 tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi
Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor
6. Peraturan Mendiknas Republik Indonesia nomor 47 tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik
untuk Dosen
7. Surat Keputusan Menkowasbangpan nomor 38 tahun 1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen
dan Nilai Angka Kreditnya
8. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia nomor 48/D3/Kep/1983 tentang Beban Tugas Tenaga Pengajar pada
Perguruan Tinggi.

Evaluasi kinerja dosen di Universitas Hasanuddin dilakukan dengan tujuan untuk :


1. Meningkatkan profesionalisme dosen dalam melaksanakan tugas
2. Meningkatkan proses dan hasil pendidikan
3. Menilai akuntabilitas kinerja dosen di perguruan tinggi
4. Meningkatkan atmosfer akademik disemua jenjang perguruan tinggi
5. Mempercepat terwujudnya tujuan penddikan nasional.

Selain itu, kegiatan evaluasi kinerja dosen juga memiliki target, sasaran dan output yang meliputi
:
1. Target, untuk mengetahui peta kinerja dosen, gambaran hasil capaian pada tingkat fakultas
dan universitas
2. Sasaran, adalah bagi seluruh dosen pemegang sertifikat pendidik
3. Output, dapat dipertanggungjawabkan dan digunakan sebagai dokumen administrasi dan
keuangan

Prinsip penetapan beban kerja dosen dan evaluasi pelaksanaan tridharma Perguruan Tinggi
adalah sebagai berikut :
1. Berbasis evaluasi diri
2. Saling asah, asih, asuh
3. Meningkatkan profesionalisme dosen
4. Meningkatkan atmosfer akademik
5. Mendorong kemandirian perguruan tinggi

Kegiatan evaluasi kinerja dosen dimulai oleh dosen dengan membuat evaluasi diri terkait semua
kegiatan yang dilaksanakan pada bidang :
1. Pendidikan dan pengajaran
2. Penelitian dan pengembangan karya ilmiah
3. Pengabdian kepada masyarakat
4. Kegiatan penunjang lainnya

Evaluasi ini diwujudkan dalam laporan kinerja sesuai dengan format kinerja yang ditetapkan
oleh Dikti. Laporan format kinerja didukung oleh semua bukti pendukung dan laporan tahun
sebelumnya. Laporan kinerja kemudian diserahkan kepada assesor untuk dinilai dan
mendapatkan verifikasi. Assesor dalam menilai diharapkan memakai prinsip saling asah, asih,
asuh. Dosen yang kurang kinerjanya perlu mendapatkan bimbingan dan penjelasan dari assesor,
agar kinerja yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan dapat tercapai tanpa
mengurangi kaidah akademik yang menadi amanah undang-undang. Aktivitas ini diharapakan
dpat mendorong peningkatan profesionalisme dosen yang bersangkutan. Kegiatan evaluasi
kinerja ini berimplikasi kepada peningkatan atmosfer akademik yang berkelanjutan sehingga
dapat mendorong terciptanya kemandirian perguruan tinggi dalam meningkatkan daya saing
bangsa. Hasil evaluasi didokumentasikan dalam sebuah Laporan Evaluasi Kinerja Dosen
Universitas Hasanuddin dan dilaporkan kepada Dirjen Dikti.
Universitas Hasanuddin telah melaksanakan proses monitoring dan evaluasi (monev) kinerja
dosen baik di bidang pendidikan, penelitian, maupun pelayanan/pengabdian kepada masyarkat
yang tedokumentasi dengan baik. Pelaksanaan monev kinerja dosen yang dilakukan di
Universitas Hasanuddin adaah sebagai berikut:
1. Monev bidang Pendidikan
Monitoring dan evaluasi bidang pendidikan dilaksanakan scara internal dan periodic oleh AIMA-
BJM , fakultas, dan program studi yang meliputi :
1. Daftar kehadiran pada perkuliahan
2. Selesainya melaksanakan perkuliahan dan praktikum
3. Selesainya melaksanakan pembimbingan (tugas akhir, kerja praktek, penelitian, siding
profesi dan lainnya)
4. Keikutsertaan pelatihan peningkatan kemampuan pedagogic (Pekerti dan Applied
Approach)
2. Monev bidang penelitian
Monitoring dan evaluasi bidang pendidikan dilaksanakan secara internal dan periodic oleh
Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas Hasanuddin, Fakultas, dan program studi yang
meliputi :
1. Keikutsertaan dosen pada pelatihan penyusunan proposal penelitian
2. Keikutsertaan dosen pada pelatihan penulisan artikel ilmiah
3. Pelaksanaan penelitian dengan 2 kali monitoring yang meliputi pelaksanaan 70% dan
100% berupa presentasi dan pelaporan
Lemlit Universitas Hasanuddin juga melakukan pendataan publikasi internasional maupun
pendataan hasil penelitian yang mekanismuenya tergambar pada POB Lemlit universitas
Hasanuddin no. POB-16/LEMLIT/2013 tentang pendataan publikasi internasional dan
pengolahan data penelitian. Hasil akhirnya dijadikan bahan evaluasi dalam raker
jurusan/prodi, fakultas maupun universitas.
3. Monev bidang pelayanan/pengabdian masyarakat
Monitoring dan evaluasi bidang Pelayanan/Pengabdian Masyarkat dilaksanakan secara
internal secara periodik oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarkat (LPKM), fakultas dan
program studi yang meliputi:
1. Keikutsertaan dosen pada pelatihan penusunan proposal Pengabdian Masyarakat.
2. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat dengan 2 kali monitoring yang meliputi
pelaksanaan 70% dan 100% berupa presentasi dan pelaporan.
Untuk kinerja pengabdian masyarakat juga mengikuti proses yang sama dengan kinerja
penelitian, di mana hasil pendataan dan rekapitulasi LPKM menjadi bahan evaluasi dalam
raker jurusan/prodi, fakultas maupun universitas.
Hasil dari monev kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian maupun
pelayanan/pengabdian kepada masyarakat ditabulasikan dan dimasukkan ke dalam Lembar
Kinerja Dosen (LKD) oleh masing-masing dosen stiap tahun yang akan terkait dengan
tunjangan profesi dosen dan tunjangan kehirmatan guru besar. Pelaksanaan penilaian LKD
dijalankan berdasarkan kepada SK Rektor nomor 458 tahun 2012 dan implementasinya
berpedoman pada POB no.020/UN11/PP-SOP/2012.

Mekanisme Pelaksanaan Monev

Pada saat ini sistem pelaksaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen dilakukan secara online
yang mengikuti mekanisme cara perhitungan beban kerja dosen yang meliputi pendidikan dan
pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan penunjang.
BAB VI
TENAGA KEPENDIDIKAN

VI.1. KRITERIA DOSEN


Staf dosen yang cukup, berkualitas dan berkomitmen tinggi dalam pendidikan

Untuk menghasilkan lulusan dokter bedah yang mempunyai kompetensi tinggi dan profesional
maka prodi perlu ditunjang oleh jumlah tenaga dosen pendidik yang cukup, sesuai dengan
ketentuan bahwa ratio dosen dan peserta didik tidak lebih dari 1 : 3. Saat ini Departemen Ilmu
Bedah memiliki 59 staf dosen dengan jumlah residen 118 orang. Dengan demikian ration dosen
dan peserta didik adalah 1 : 2. Selain jumlah dosen yang cukup, yang tidak kalah penting adalah
kualitas dosen juga perlu baik dan selalu ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu
kedokteran. Para staf dosen pendidik perlu dimotivasi untuk selalu mengembangkan diri dengan
mengikuti sebanyak mungkin pertemuan ilmiah tingkat lokal, nasional dan internasional sebagai
peserta, narasumber atau pembicara. Saat ini sudah cukup banyak staf dosen Prodi Bedah FK-
UNHAS yang telah berperan aktif dalam beberapa pertemuan ilmiah lokal, nasional dan
international sebagai pembicara. Komitmen yang tinggi dari staf dosen pendidik Prodi Bedah
FK-UNHAS dalam pendidikan terlihat dengan jelas dengan antusias yang tinggi staf dosen untuk
mengambil peran sebagai instruktur ATLS dan kursus bedah dasar dan lanjut tingkat nasional.

VI.2. DAFTAR DOSEN

Nama Bagian / Kepala Bagian/Sub Bagian Nama Staf


Sub Bagian

Sekretaris Bagian
Bagian Bedah Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-
KBD

Sub Bagian dr. Ahmadwirawan, Sp.B, Sp.BA Prof. dr. Farid Nur Mantu, Sp.B,
Bedah Anak Sp.BA(K), FICS
dr. Nita Mariana, M.Kes, Sp.BA
dr. Tommy Rubiyanto Habar, Sp.B,
Sp.BA
dr. Sulmiati, Sp.BA

dr. Sulaihi, Sp.B-KBD


Sub Bagian Dr. dr. Ibrahim Labeda, Sp.B- dr. Murny A. Rauf, Sp.B-KBD
Bedah Digestif KBD Dr. dr. Ronald E. Lusikooy, Sp.B-
KBD
Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-KBD
dr. Mappincara, Sp.B-KBD
dr. Samuel Sampetoding, Sp.B-
KBD
dr. M. Iwan Dani, Sp.B-KBD
dr. M. Ihwan Kusuma, Sp.B-KBD

Prof. Dr. dr. Daniel Sampepajung,


Sp.B(K)Onk

Dr. dr. Willam Hamdani,


Sp.B(K)Onk

dr. Septiman, Sp.B(K)Onk

dr. John Pieter Jr, Sp.B(K)Onk


Sub Bagian dr.Haryasena, Sp. B (K)
dr. Djonny Ferianto Sambokaraeng,
Bedah Onkologi Onk
Sp.B(K)Onk

dr. Indra, Sp.B(K)Onk

dr. Salman Ardy Syamsu,


Sp.B(K)Onk
Dr. dr. Fonny Josh, Sp.B, Sp.BP-RE
Sub Bagian dr. A. J. Rieuwpassa, Sp.B,
(K)
Bedah Plastik Sp.BP-RE(K)
dr. Sachraswaty R. Laidding,
Sp.B,Sp.BP-RE

Sub Bagian dr. Muh. Nuralim Mallapassi, dr. Mulawardi, Sp.B(K)V


Bedah Thorax- Sp.B, Sp. BTKV dr. Jayarasti Kusumanegara,
KV Sp.BTKV

Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi,


Sub Bagian Prof. Dr. dr. Chairuddin Rasjad, Sp.B, Sp.OT
Orthopaedi- Ph.D, Sp.B, Sp.OT dr. Jufri Latief, Sp.B,Sp.OT
Traumatologi dr. Arman Bausat, Sp.B, Sp.OT

dr. M. Nasser Mustari, Sp.OT

Bedah Saraf Dr. dr. Djoko Widodo, • Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam,
Sp.BS (K) Sp.BS

• Dr. dr. Nasrullah, Sp.BS

• Dr. dr. Willy Adhimarta, Sp.BS

• dr. Andi Ihwan, Sp.BS

Urologi dr. M. Asykar A. • Prof. dr. Achmad M. Palinrungi,


Palinrungi, Sp.U Sp.B, Sp.U
• dr. Khoirul Kholis, Sp.U
• dr. Syakri Syahrir, Sp.U
• dr. Syarif Bakri, Sp.U

VI.3. SISTEM PENILAIAN DAN MONITORING DOSEN


Jelaskan sistem pemantauan dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja akademik dosen dan
kinerja tenaga kependidikan. Jelaskan pula keberadaan pedoman tertulis dan konsistensi
pelaksanaannya.
Universitas Hasanuddin telah memiliki system monitoring dan evaluasi (monev)
kinerja dosen dan dilaksanakan sesaui SK Rektor nomor 458 tahun 2012 tentang
pedoman penghitungan beban kerja dosen dan evaluasi pelaksanaan tridharma
perguruan tinggi di Universitas Hasanuddin, dan POB no.020/UN11/PP-
SOP/2012.
Pelaksanaan monev, dan rekam jejak kinerja dosen Universitas Hasanuddin
dilakukan oleh tim yang melibatkan seluruh pimpinan unit di Universitas
Hasanuddin. Tim tersebut diangkat dan bertanggung jawab kepada Rektor
Universitas Hasanuddin. Pelaksanaan monev merujuk pada peraturan berikut:
1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan
tinggi
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 41 tahun 2009 tentang
Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta
Tunjangan Kehormatan Profesor
6. Peraturan Mendiknas Republik Indonesia nomor 47 tahun 2009 tentang
Sertifikasi Pendidik untuk Dosen
7. Surat Keputusan Menkowasbangpan nomor 38 tahun 1999 tentang Jabatan
Fungsional Dosen dan Nilai Angka Kreditnya
8. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia nomor 48/D3/Kep/1983 tentang Beban Tugas
Tenaga Pengajar pada Perguruan Tinggi.

Evaluasi kinerja dosen di Universitas Hasanuddin dilakukan dengan tujuan untuk :


1. Meningkatkan profesionalisme dosen dalam melaksanakan tugas
2. Meningkatkan proses dan hasil pendidikan
3. Menilai akuntabilitas kinerja dosen di perguruan tinggi
4. Meningkatkan atmosfer akademik disemua jenjang perguruan tinggi
5. Mempercepat terwujudnya tujuan penddikan nasional.

Selain itu, kegiatan evaluasi kinerja dosen juga memiliki target, sasaran dan output
yang meliputi :
1. Target, untuk mengetahui peta kinerja dosen, gambaran hasil capaian pada
tingkat fakultas dan universitas
2. Sasaran, adalah bagi seluruh dosen pemegang sertifikat pendidik
3. Output, dapat dipertanggungjawabkan dan digunakan sebagai dokumen
administrasi dan keuangan

Prinsip penetapan beban kerja dosen dan evaluasi pelaksanaan tridharma


Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut :
1. Berbasis evaluasi diri
2. Saling asah, asih, asuh
3. Meningkatkan profesionalisme dosen
4. Meningkatkan atmosfer akademik
5. Mendorong kemandirian perguruan tinggi
Kegiatan evaluasi kinerja dosen dimulai oleh dosen dengan membuat evaluasi diri
terkait semua kegiatan yang dilaksanakan pada bidang :
1. Pendidikan dan pengajaran
2. Penelitian dan pengembangan karya ilmiah
3. Pengabdian kepada masyarakat
4. Kegiatan penunjang lainnya

Evaluasi ini diwujudkan dalam laporan kinerja sesuai dengan format kinerja yang
ditetapkan oleh Dikti. Laporan format kinerja didukung oleh semua bukti
pendukung dan laporan tahun sebelumnya. Laporan kinerja kemudian diserahkan
kepada assesor untuk dinilai dan mendapatkan verifikasi. Assesor dalam menilai
diharapkan memakai prinsip saling asah, asih, asuh. Dosen yang kurang
kinerjanya perlu mendapatkan bimbingan dan penjelasan dari assesor, agar kinerja
yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan dapat tercapai tanpa
mengurangi kaidah akademik yang menadi amanah undang-undang. Aktivitas ini
diharapakan dpat mendorong peningkatan profesionalisme dosen yang
bersangkutan. Kegiatan evaluasi kinerja ini berimplikasi kepada peningkatan
atmosfer akademik yang berkelanjutan sehingga dapat mendorong terciptanya
kemandirian perguruan tinggi dalam meningkatkan daya saing bangsa. Hasil
evaluasi didokumentasikan dalam sebuah Laporan Evaluasi Kinerja Dosen
Universitas Hasanuddin dan dilaporkan kepada Dirjen Dikti.
Universitas Hasanuddin telah melaksanakan proses monitoring dan evaluasi
(monev) kinerja dosen baik di bidang pendidikan, penelitian, maupun
pelayanan/pengabdian kepada masyarkat yang tedokumentasi dengan baik.
Pelaksanaan monev kinerja dosen yang dilakukan di Universitas Hasanuddin adaah
sebagai berikut:

Monev bidang Pendidikan


Monitoring dan evaluasi bidang pendidikan dilaksanakan scara internal dan
periodic oleh AIMA-BJM , fakultas, dan program studi yang meliputi :
1. Daftar kehadiran pada perkuliahan
2. Selesainya melaksanakan perkuliahan dan praktikum
3. Selesainya melaksanakan pembimbingan (tugas akhir, kerja praktek, penelitian,
siding profesi dan lainnya)
4. Keikutsertaan pelatihan peningkatan kemampuan pedagogic (Pekerti dan
Applied Approach)

Monev bidang penelitian


Monitoring dan evaluasi bidang pendidikan dilaksanakan secara internal dan
periodic oleh Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas Hasanuddin, Fakultas, dan
program studi yang meliputi :
1. Keikutsertaan dosen pada pelatihan penyusunan proposal penelitian
2. Keikutsertaan dosen pada pelatihan penulisan artikel ilmiah
3. Pelaksanaan penelitian dengan 2 kali monitoring yang meliputi pelaksanaan
70% dan 100% berupa presentasi dan pelaporan
4. Lemlit Universitas Hasanuddin juga melakukan pendataan publikasi
internasional maupun pendataan hasil penelitian yang mekanismuenya
tergambar pada POB Lemlit universitas Hasanuddin no. POB-
16/LEMLIT/2013 tentang pendataan publikasi internasional dan pengolahan
data penelitian. Hasil akhirnya dijadikan bahan evaluasi dalam raker
jurusan/prodi, fakultas maupun universitas.

Monev bidang pelayanan/pengabdian masyarakat


Monitoring dan evaluasi bidang Pelayanan/Pengabdian Masyarkat dilaksanakan
secara internal secara periodik oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarkat
(LPKM), fakultas dan program studi yang meliputi:
1. Keikutsertaan dosen pada pelatihan penusunan proposal Pengabdian
Masyarakat.
2. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat dengan 2 kali monitoring yang meliputi
pelaksanaan 70% dan 100% berupa presentasi dan pelaporan.
Untuk kinerja pengabdian masyarakat juga mengikuti proses yang sama dengan
kinerja penelitian, di mana hasil pendataan dan rekapitulasi LPKM menjadi bahan
evaluasi dalam raker jurusan/prodi, fakultas maupun universitas.
Hasil dari monev kinerja dosen di bidang pendidikan, penelitian maupun
pelayanan/pengabdian kepada masyarakat ditabulasikan dan dimasukkan ke dalam
Lembar Kinerja Dosen (LKD) oleh masing-masing dosen stiap tahun yang akan
terkait dengan tunjangan profesi dosen dan tunjangan kehirmatan guru besar.
Pelaksanaan penilaian LKD dijalankan berdasarkan kepada SK Rektor nomor 458
tahun 2012 dan implementasinya berpedoman pada POB no.020/UN11/PP-
SOP/2012.

Mekanisme Pelaksanaan Monev


Pada saat ini sistem pelaksaan monitoring dan evaluasi kinerja dosen dilakukan
secara online yang mengikuti mekanisme cara perhitungan beban kerja dosen yang
meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat
dan penunjang.

VI.4. KRITERIA TENAGA KEPENDIDIKAN ( PUSTAKAWAN, LABORAN / ANALIS,


TEKNISI, PROGRAMER, ADMINISTRASI, SOPIR, PENJAGA KEAMANAN)
DAN TUPOKSI
Staf kependidikan yang mempunyai kualifikasi yang baik, motivasi yang tinggi dan
menguasai Teknologi Informasi

Program studi selain perlu ditunjang oleh staf dosen yang cukup dan berkualitas juga perlu
ditunjang oleh tenaga kependidikan yang cukup, bermotivasi tinggi dan menguasai teknologi
informasi. Semua data dalam proses pendidikan perlu dikelola dengan baik dan profesional
dengan memanfaatkan teknologi informasi oleh tenaga kependidikan sehingga bisa dievaluasi
dan dianalisis untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk itu diperlukan selalu meningkatkan
kualitas tenaga kependidikan dengan memberikan kesempatan untuk mengikuti kursus atau
kuliah sesuai dengan kebutuhan Program studi
VI.5. DAFTAR TENAGA KEPENDIDIKAN (NAMA, MASA KERJA, DAN KRITERIA)

Dosen Pembimbing Jumlah


No Peserta
Pendidikan
Nama Bimbingan
Terakhir
-1 -2 -3 -4
1 Prof. dr. Chairuddin Rasjad, Ph.D S3 18

2 Prof. dr. Achmad M. Palinrungi,Sp.B, Sp.U Sp-2 22

3 Prof. dr. Farid Nur Mantu,Sp.B, Sp.BA Sp-2 16

4 dr. A.J. Rieuwpassa, Sp.B, Sp.BP-RE Sp-2 13

5 Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS S3 13

6 dr. Sumantri Sarimin, Sp. BP-RE Sp-2 12

7 Prof. Dr. dr. Daniel Sampepajung, Sp.B(K)Onk S3 6

8 Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi,Sp.B, Sp.OT S3 2

9 dr. Murny A. Rauf, Sp.B-KBD Sp-2 8

10 dr. Sulaihi, Sp.B-KBD Sp-2 8

11 dr. Muhammad Nuralim Mallapasi, Sp.B, Sp.BTKV Sp-2 19

12 Dr. dr. Djoko Widodo, Sp.BS S3 13

13 Dr. dr. Ronald E. Lusikooy, Sp.B-KBD S3 9

14 dr. Haryasena, Sp.B(K)Onk Sp-2 7

15 Dr. dr. Ibrahim Labeda, Sp.B-KBD S3 10

16 Dr. dr. William Hamdani, Sp.B(K)Onk S3 6

17 dr. Jufri Latief, Sp.B, Sp.OT Sp-2 11

18 dr. Leonardo Rieuwpassa, Sp.B, Sp.BP-RE Sp-2 --

19 Dr. dr. Fonny Josh, Sp.BP-RE S3 19

20 Dr. dr. Nasrullah, Sp.BS S3 10

21 dr. Ahmadwirawan, Sp.B, Sp.BA Sp-2 14

22 Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-KBD S3 11


23 Dr. dr. Willy Adhimarta, Sp.BS S3 10

24 dr. Mappincara, Sp.B-KBD Sp-2 10

25 dr. Khoirul Kholis, Sp.U Sp-1 20

26 dr. M. Asykar Palinrungi, Sp.U Sp-1 18

27 dr. Djonny Ferianto Sambokaraeng, Sp.B(K)Onk Sp-2 12

28 dr. M. Nasser Mustari, Sp.OT Sp-2 19

29 dr. Syakri Syahrir, Sp.U Sp-1 18

30 dr. John Pieter Jr., Sp.B(K)Onk Sp-2 10

31 Dr. dr Prihantono, Sp.B(K)Onk S3 --

32 dr. Septiman, Sp.B(K)Onk Sp-2 12

33 dr. Syarif, Sp.U Sp-1 7

34 dr. Samuel Sampetoding, Sp.B-KBD Sp-2 7

35 dr. Sachraswaty R. Laidding, Sp.B, Sp.BP-RE Sp-2 11

36 dr. Andi Ihwan, Sp.BS Sp-1 9

37 dr. M. Iwan Dani, Sp.B-KBD Sp-1 7

38 dr. Arman Bausat, Sp.B, Sp.OT Sp-2 8

39 dr. Nita Mariana, Sp.BA Sp-1 8

40 dr. Indra, Sp.B(K)Onk Sp-2 7

41 dr. Mulawardi, Sp.B(K)V Sp-2 9

42 dr. M. Ihwan Kusuma, Sp.B-KBD Sp-2 5

43 dr. Rosie, Sp.BTKV Sp-2 7

44 dr. Salman Ardi Syamsu, Sp.B(K)Onk Sp-2 4

45 dr. Tommy Rubiyanto, Sp.B, Sp.BA Sp-2 4

46 dr. Sulmiati, Sp.BA Sp-1 4


473

Dosen Pembimbing Jumlah


No Peserta
Pendidikan
Nama Bimbingan
Terakhir
-1 -2 -3 -4
1 Prof. dr. Chairuddin Rasjad, Ph.D S3 18

2 Prof. dr. Achmad M. Palinrungi,Sp.B, Sp.U Sp-2 22

3 Prof. dr. Farid Nur Mantu,Sp.B, Sp.BA Sp-2 16

4 dr. A.J. Rieuwpassa, Sp.B, Sp.BP-RE Sp-2 13

5 Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS S3 13

6 dr. Sumantri Sarimin, Sp. BP-RE Sp-2 12

7 Prof. Dr. dr. Daniel Sampepajung, Sp.B(K)Onk S3 6

8 Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi,Sp.B, Sp.OT S3 2

9 dr. Murny A. Rauf, Sp.B-KBD Sp-2 8

10 dr. Sulaihi, Sp.B-KBD Sp-2 8

11 dr. Muhammad Nuralim Mallapasi, Sp.B, Sp.BTKV Sp-2 19

12 Dr. dr. Djoko Widodo, Sp.BS S3 13

13 Dr. dr. Ronald E. Lusikooy, Sp.B-KBD S3 9

14 dr. Haryasena, Sp.B(K)Onk Sp-2 7

15 Dr. dr. Ibrahim Labeda, Sp.B-KBD S3 10

16 Dr. dr. William Hamdani, Sp.B(K)Onk S3 6

17 dr. Jufri Latief, Sp.B, Sp.OT Sp-2 11

18 dr. Leonardo Rieuwpassa, Sp.B, Sp.BP-RE Sp-2 --

19 Dr. dr. Fonny Josh, Sp.BP-RE S3 19

20 Dr. dr. Nasrullah, Sp.BS S3 10

21 dr. Ahmadwirawan, Sp.B, Sp.BA Sp-2 14

22 Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-KBD S3 11

23 Dr. dr. Willy Adhimarta, Sp.BS S3 10

24 dr. Mappincara, Sp.B-KBD Sp-2 10

25 dr. Khoirul Kholis, Sp.U Sp-1 20

26 dr. M. Asykar Palinrungi, Sp.U Sp-1 18


27 dr. Djonny Ferianto Sambokaraeng, Sp.B(K)Onk Sp-2 12

28 dr. M. Nasser Mustari, Sp.OT Sp-2 19

29 dr. Syakri Syahrir, Sp.U Sp-1 18

30 dr. John Pieter Jr., Sp.B(K)Onk Sp-2 10

31 Dr. dr Prihantono, Sp.B(K)Onk S3 --

32 dr. Septiman, Sp.B(K)Onk Sp-2 12

33 dr. Syarif, Sp.U Sp-1 7

34 dr. Samuel Sampetoding, Sp.B-KBD Sp-2 7

35 dr. Sachraswaty R. Laidding, Sp.B, Sp.BP-RE Sp-2 11

36 dr. Andi Ihwan, Sp.BS Sp-1 9

37 dr. M. Iwan Dani, Sp.B-KBD Sp-1 7

38 dr. Arman Bausat, Sp.B, Sp.OT Sp-2 8

39 dr. Nita Mariana, Sp.BA Sp-1 8

40 dr. Indra, Sp.B(K)Onk Sp-2 7

41 dr. Mulawardi, Sp.B(K)V Sp-2 9

42 dr. M. Ihwan Kusuma, Sp.B-KBD Sp-2 5

43 dr. Rosie, Sp.BTKV Sp-2 7

44 dr. Salman Ardi Syamsu, Sp.B(K)Onk Sp-2 4

45 dr. Tommy Rubiyanto, Sp.B, Sp.BA Sp-2 4

46 dr. Sulmiati, Sp.BA Sp-1 4


473

VI.6. SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN MONITORING TENAGA KEPENDIDIKAN


BAB VII
FASILITAS
VII.1. JENIS FASILITAS PENDIDIKAN
Telah tersedia prasarana dan sarana yang baik bagi terselenggaranya Program Pendidikan Dokter
Spesialis Ilmu Bedah FK UNHAS yaitu:

Bagian Ilmu Bedah FK UNHAS/ RS Wahidin Sudirohusodo


• Ruangan untuk Ketua Bagian IlmuBedah

• Ruangan untuk Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Ilmu Bedah
• Ruangan untuk Sekretariat ProgramStudi

• Ruangan untuk Koordinator Pendidikan Mahasiswa S1 dan ProfesiDokter

• Ruangan untuk Ketua SMFBedah

• Ruangan untuk masing-masing SubBagian.

SMF Bedah di RS Wahidin Sudirohusodo

Tersedianya empat SMF Bedah yang telah berdiri sendiri dan bertanggung jawab dalam pelayanan bedah
di RS Wahidin Sudirohusodo
• SMF Bedah

• SMF BedahSaraf

• SMF Urologi

• SMF Orthopedi dan Traumatologi

Prasarana dan sarana untuk pendidikan


• Ruang Pertemuan dengan perlengkapan audiovisual
Ruang Rapat
• Ruang Ujian dengan perlengkapan audiovisual
• Ruang Teaching
• Ruang Residen
• Ruang Dokter Muda
• Ruang Perpustakaan
• Lobi
• Kamar mandi dan toilet
• Gudang
• Dapur
• Orang ibadah/ ruangsuci

Tempat pelayanan di RSUP Wahidin Sudirohusodo


• Bangsal Bedah
• Instalasi Bedah Sentral
• Instalasi Rawat Darurat
• Poliklinik Bedah
• Instalasi lain yang berhubungan dengan pelayanan dan pendidikan bedah

Program Studi
Ada tiga Program Studi yang terbentuk di Bagian Bedah FK UNHAS /RSUP Wahidin
Sudirohusodo yaitu:
• Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah, berdiri tahun1991
• Program Pendidikan Dokter Spesialis Orthopedi
• Bedah Saraf

VII.2. DAFTAR FASILITAS MILIK BERSAMA (NAMA FASILITAS, LUAS,


KAPASITAS ISI DAN FUNGSI)
Nama Ruangan Jenis Ruangan Luas (m2)
1 2 3
UPF Ilmu Bedah 1. Ruang Tamu

10 m2
2. Ruang Kepala UPF 10 m2
3. Ruang Sekretaris UPF 10 m2
4. Ruang KPS 10 m2
5. Ruang Keresidenan 20 m2
6. Ruang Rapat 120 m2
7. Ruang Kuliah/Komputer 100 m2
Ikatan Alumni Bedah Ruang Pertemuan

24 m2
Divisi Urologi Ruang Pertemuan

70 m2
Divisi Bedah Anak Ruang Pertemuan

35 m2
Divisi Bedah Plastik dan Rekonstruksi Ruang Pertemuan

35 m2
Divisi Bedah Saraf Ruang Pertemuan

40 m2
Divisi Bedah Toraks Kardio Vaskuler Ruang Pertemuan

100 m2
Divisi Bedah Digestif Ruang Pertemuan

100 m2
Divisi Bedah Onkologi Ruang Pertemuan

100 m2
Divisi Ortopedi / UPF Ortopedi Ruang Pertemuan

160 m2
Ruang Jaga Residen Ruang jaga

70 m2
Ruang Jaga Konsultan Ruang jaga

40 m2
Perpustakaan Umum Bedah Ruang Perpustakaan

36 m2

Skills Lab
Rata-rata jam
Daya tampung Sarana yang
No Nama skills lab Luas pemanfaatan setiap
setiap sesi tersedia minggu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Ruang Skill Lab 1 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
2 Ruang Skill Lab 2 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
3 Ruang Skill Lab 3 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
4 Ruang Skill Lab 4 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
5 Ruang Skill Lab 5 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
6 Ruang Skill Lab 6 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
7 Ruang Skill Lab 7 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
8 Ruang Skill Lab 8 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
9 Ruang Skill Lab 9 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
10 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
10
11 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
11
12 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
12
13 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
13
14 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
14
15 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
15
16 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
16
17 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
17
18 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
18
19 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
19
20 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
20
21 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
21
22 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
22
23 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
23
24 Ruang Skill Lab 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
24

Ruangan Perpustakaan
Sarana Rata-rata jam
Nama Daya
No Luas yang pemanfaatan
Perpustakaan tampung
tersedia setiap minggu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Buku,
Perpustakaan Komputer,
10 orang 40 jam
Umum Bedah 36 m2 Akses
Internet,
1
Komputer,
Akses
Divisi Urologi 6 orang 40 jam
70 m2 Internet,
Buku,
Komputer,
Divisi Bedah Akses
2 5 orang 40 jam
Anak 35 m2 Internet,
Buku
Komputer,
Divisi Bedah
Akses
3 Plastik dan 3 orang 40 jam
35 m2 Internet,
Rekonstruksi
Buku
Komputer,
Divisi Bedah Akses
4 5 orang 40 jam
Saraf 40 m2 Internet,
Buku
Komputer,
Divisi Bedah
Akses
5 Toraks Kardio 3 orang 40 jam
100m2 m2 Internet,
Vaskuler
Buku
Komputer,
Divisi Bedah Akses
6 9 orang 40 jam
Digestif 100m2 m2 Internet,
Buku
Komputer,
Divisi Bedah Akses
7 9 orang 40 jam
Onkologi 100m2 m2 Internet,
Buku
Komputer,
Divisi Ortopedi / Akses
8 5 orang 40 jam
UPF Ortopedi 160m2 m2 Internet,
Buku
Materi Perpustakaan

No. Materi Perpustakaan* Jumlah Judul

(1) (2) (3)


1 Buku teks 2161
Divisi Urologi 225
Divisi Bedah Anak 78
Divisi Bedah Plastik dan Rekonstruksi 41
Divisi Bedah Saraf 157
Divisi Bedah Toraks Kardio Vaskuler 84
Divisi Bedah Digestif 132
Divisi Bedah Onkologi 245
Divisi Ortopedi / UPF Ortopedi 186
2 Majalah profesi internasional 3
3 Majalah profesi nasional terakreditasi 50
4 Video/interactive materials 10
5 E-Library 2
Termasuk yang dalam format elektronik (e-book dan e-journal).

Nama dan jenis majalah profesi


Nama Majalah Profesi yang
Jenis Tersedia Lengkap TigaTahunTerakhir
(1) (2)
1. Cermin Dunia Kedokteran
Majalah profesi
2. Dexa Medica Jurnal Kedokteran dan Farmasi
nasional terakreditasi 3. Medicinus, Scientific Journal of Pharmaceutical Development
and Medical Application
1.British Journal of Urologi
Majalah profesi
2.Gold Journal of Urologi
internasional
3.American Journal of Medicine

VII.3. DAFTAR FASILITAS MILIK PRODI (NAMA FASILITAS, LUAS, KAPASITAS


ISI DAN FUNGSI)
VII. 3. DAFTAR FASILITAS MILIK PRODI
6.2. Prasarana dan Sarana
6.2.1 Prasarana dan Sarana proses pembelajaran
6.2.1.1 Sebutkan ruang yang tersedia untuk proses pendidikan (informasi tentang ruang dosen, ruang untuk
residen, serta kelengkapan fasilitas yang ada seperti skills lab, fasilitas internet dan intranet
Nama Ruangan Jenis Ruangan Luas (m2)
1 2 3
UPF Ilmu Bedah 1. Ruang Tamu 10 m2
2. Ruang Kepala UPF 10 m2
3. Ruang Sekretaris UPF 10 m2
4. Ruang KPS 10 m2
5. Ruang Keresidenan 20 m2
6. Ruang Rapat 120 m2
7. Ruang Kuliah/Komputer 100 m2
Ikatan Alumni Bedah Ruang Pertemuan 24 m2
Divisi Urologi Ruang Pertemuan 70 m2
Divisi Bedah Anak Ruang Pertemuan 35 m2
Divisi Bedah Plastik dan Rekonstruksi Ruang Pertemuan 35 m2
Divisi Bedah Saraf Ruang Pertemuan 40 m2
Divisi Bedah Toraks Kardio Vaskuler Ruang Pertemuan 100 m2
Divisi Bedah Digestif Ruang Pertemuan 100 m2
Divisi Bedah Onkologi Ruang Pertemuan 100 m2
Divisi Ortopedi / UPF Ortopedi Ruang Pertemuan 160 m2
Ruang Jaga Residen Ruang jaga 70 m2
Ruang Jaga Konsultan Ruang jaga 40 m2
Perpustakaan Umum Bedah Ruang Perpustakaan 36 m2

Tabel A. Skills Lab


Rata-rata jam
Daya tampung
No Nama skills lab Luas Sarana yang tersedia pemanfaatan setiap
setiap sesi
minggu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Ruang Skill Lab 1 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
2 Ruang Skill Lab 2 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
3 Ruang Skill Lab 3 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
4 Ruang Skill Lab 4 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
5 Ruang Skill Lab 5 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
6 Ruang Skill Lab 6 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
7 Ruang Skill Lab 7 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
8 Ruang Skill Lab 8 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
9 Ruang Skill Lab 9 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
10 Ruang Skill Lab 10 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
11 Ruang Skill Lab 11 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
12 Ruang Skill Lab 12 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
13 Ruang Skill Lab 13 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
14 Ruang Skill Lab 14 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
15 Ruang Skill Lab 15 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
16 Ruang Skill Lab 16 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
17 Ruang Skill Lab 17 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
18 Ruang Skill Lab 18 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
19 Ruang Skill Lab 19 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
20 Ruang Skill Lab 20 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
21 Ruang Skill Lab 21 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
22 Ruang Skill Lab 22 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
23 Ruang Skill Lab 23 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
24 Ruang Skill Lab 24 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
6.2.1.2 Jelaskan ruang dan sarana perpustakaan, mencakup fasilitas komputer dan akses ke jaringan internet
serta materi perpustakaan sebagai berikut.
Departemen Ilmu Bedah FK Unhas memiliki beberapa ruangan dan sarana perpustakaan yang memadai
dengan dilengkapi fasilitas buku, komputer dan akses internet seperti yang diuraikan pada tabel
dibawah ini.
Tabel A Ruangan Perpustakaan
Rata-rata jam
Nama Daya Sarana yang
No Luas pemanfaatan
Perpustakaan tampung tersedia
setiap minggu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Perpustakaan Buku,
1 36 m2 10 orang 40 jam
Umum Bedah Komputer,
Akses
Internet,
Komputer,
Akses
Divisi Urologi 70 m2 6 orang 40 jam
Internet,
Buku,
Komputer,
2 Divisi Bedah Anak 35 m2 5 orang Akses 40 jam
Internet, Buku
Divisi Bedah Komputer,
3 Plastik dan 35 m2 3 orang Akses 40 jam
Rekonstruksi Internet, Buku
Komputer,
4 Divisi Bedah Saraf 40 m2 5 orang Akses 40 jam
Internet, Buku
Divisi Bedah Komputer,
5 Toraks Kardio 100m2 m2 3 orang Akses 40 jam
Vaskuler Internet, Buku
Komputer,
Divisi Bedah
6 100m2 m2 9 orang Akses 40 jam
Digestif
Internet, Buku
Komputer,
Divisi Bedah
7 100m2 m2 9 orang Akses 40 jam
Onkologi
Internet, Buku
Komputer,
Divisi Ortopedi /
8 160m2 m2 5 orang Akses 40 jam
UPF Ortopedi
Internet, Buku

Tabel B Materi Perpustakaan

No. Materi Perpustakaan* Jumlah Judul

(1) (2) (3)


1 Buku teks 2161
Divisi Urologi 225
Divisi Bedah Anak 78
Divisi Bedah Plastik dan Rekonstruksi 41
Divisi Bedah Saraf 157
Divisi Bedah Toraks Kardio Vaskuler 84
Divisi Bedah Digestif 132
Divisi Bedah Onkologi 245
Divisi Ortopedi / UPF Ortopedi 186
2 Majalah profesi internasional 3
3 Majalah profesi nasional terakreditasi 50
4 Video/interactive materials 10
5 E-Library 2
Termasuk yang dalam format elektronik (e-book dan e-journal)
Jelaskan sistem informasi dan fasilitas yang digunakan oleh program studi dokter spesialis dan dokter gigi
spesialis untuk proses pembelajaran (hardware, software, WAN, LAN, bandwidth)

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo memiliki sistem informasi berupa


Sistem Informasi Rumah Sakit mandiri yang disusun untuk menunjang
kinerja seluruh bagian dalam Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo. Sistem
ini bisa menghubungkan antara satu bagian dengan bagian yang lain, antara
satu pengguna dengan pengguna yang lain, serta antara pemberi pelayanan
dan pasien. Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo juga memiliki Sistem
Informasi Rujukan Rumah Sakit Terintegrasi yang menghubungkan Rumah
Sakit Wahidin Sudirohusodo dengan rumah sakit jejaring di sekitar wilayah
Makassar. Sistem ini memungkinkan untuk rumah sakit yang teritegrasi
untuk menghubungi rumah sakit wahidin sudirohusodo apabila ingin
melakukan proses perujukkan.

Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan oleh program studi


Hardware :
1. Komputer : 14 Unit
2. Telepon : 10 Unit
3. Fax : 9 Unit
4. Printer : 16 Unit
5. Scanner : 10 Unit
6. LCD : 12 Unit
7. Sound Syteem : 2 Unit
8. Internet : 10 Unit
VII. 3. DAFTAR FASILITAS MILIK PRODI
6.2. Prasarana dan Sarana
6.2.1 Prasarana dan Sarana proses pembelajaran
6.2.1.1 Sebutkan ruang yang tersedia untuk proses pendidikan (informasi tentang ruang dosen, ruang untuk
residen, serta kelengkapan fasilitas yang ada seperti skills lab, fasilitas internet dan intranet
Nama Ruangan Jenis Ruangan Luas (m2)
1 2 3
UPF Ilmu Bedah 8. Ruang Tamu 10 m2
9. Ruang Kepala UPF 10 m2
10. Ruang Sekretaris UPF 10 m2
11. Ruang KPS 10 m2
12. Ruang Keresidenan 20 m2
13. Ruang Rapat 120 m2
14. Ruang Kuliah/Komputer 100 m2
Ikatan Alumni Bedah Ruang Pertemuan 24 m2
Divisi Urologi Ruang Pertemuan 70 m2
Divisi Bedah Anak Ruang Pertemuan 35 m2
Divisi Bedah Plastik dan Rekonstruksi Ruang Pertemuan 35 m2
Divisi Bedah Saraf Ruang Pertemuan 40 m2
Divisi Bedah Toraks Kardio Vaskuler Ruang Pertemuan 100 m2
Divisi Bedah Digestif Ruang Pertemuan 100 m2
Divisi Bedah Onkologi Ruang Pertemuan 100 m2
Divisi Ortopedi / UPF Ortopedi Ruang Pertemuan 160 m2
Ruang Jaga Residen Ruang jaga 70 m2
Ruang Jaga Konsultan Ruang jaga 40 m2
Perpustakaan Umum Bedah Ruang Perpustakaan 36 m2

Tabel A. Skills Lab


Rata-rata jam
Daya tampung
No Nama skills lab Luas Sarana yang tersedia pemanfaatan setiap
setiap sesi
minggu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Ruang Skill Lab 1 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
2 Ruang Skill Lab 2 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
3 Ruang Skill Lab 3 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
4 Ruang Skill Lab 4 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
5 Ruang Skill Lab 5 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
6 Ruang Skill Lab 6 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
7 Ruang Skill Lab 7 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
8 Ruang Skill Lab 8 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
9 Ruang Skill Lab 9 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
10 Ruang Skill Lab 10 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
11 Ruang Skill Lab 11 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
12 Ruang Skill Lab 12 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
13 Ruang Skill Lab 13 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
14 Ruang Skill Lab 14 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
15 Ruang Skill Lab 15 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
16 Ruang Skill Lab 16 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
17 Ruang Skill Lab 17 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
18 Ruang Skill Lab 18 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
19 Ruang Skill Lab 19 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
20 Ruang Skill Lab 20 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
21 Ruang Skill Lab 21 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
22 Ruang Skill Lab 22 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
23 Ruang Skill Lab 23 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
24 Ruang Skill Lab 24 35 m2 17 mahasiswa peralatan skills lab 45 jam
6.2.1.2 Jelaskan ruang dan sarana perpustakaan, mencakup fasilitas komputer dan akses ke jaringan internet
serta materi perpustakaan sebagai berikut.
Departemen Ilmu Bedah FK Unhas memiliki beberapa ruangan dan sarana perpustakaan yang memadai
dengan dilengkapi fasilitas buku, komputer dan akses internet seperti yang diuraikan pada tabel
dibawah ini.
Tabel A Ruangan Perpustakaan
Rata-rata jam
Nama Daya Sarana yang
No Luas pemanfaatan
Perpustakaan tampung tersedia
setiap minggu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Buku,
Perpustakaan
1 36 m2 10 orang Komputer, 40 jam
Umum Bedah
Akses
Internet,

Komputer,
Akses
Divisi Urologi 70 m2 6 orang 40 jam
Internet,
Buku,
Komputer,
2 Divisi Bedah Anak 35 m2 5 orang Akses 40 jam
Internet, Buku
Divisi Bedah Komputer,
3 Plastik dan 35 m2 3 orang Akses 40 jam
Rekonstruksi Internet, Buku
Komputer,
4 Divisi Bedah Saraf 40 m2 5 orang Akses 40 jam
Internet, Buku
Divisi Bedah Komputer,
5 Toraks Kardio 100m2 m2 3 orang Akses 40 jam
Vaskuler Internet, Buku
Komputer,
Divisi Bedah
6 100m2 m2 9 orang Akses 40 jam
Digestif
Internet, Buku
Komputer,
Divisi Bedah
7 100m2 m2 9 orang Akses 40 jam
Onkologi
Internet, Buku
Komputer,
Divisi Ortopedi /
8 160m2 m2 5 orang Akses 40 jam
UPF Ortopedi
Internet, Buku

Tabel B Materi Perpustakaan

No. Materi Perpustakaan* Jumlah Judul

(1) (2) (3)


1 Buku teks 2161
Divisi Urologi 225
Divisi Bedah Anak 78
Divisi Bedah Plastik dan Rekonstruksi 41
Divisi Bedah Saraf 157
Divisi Bedah Toraks Kardio Vaskuler 84
Divisi Bedah Digestif 132
Divisi Bedah Onkologi 245
Divisi Ortopedi / UPF Ortopedi 186
2 Majalah profesi internasional 3
3 Majalah profesi nasional terakreditasi 50
4 Video/interactive materials 10
5 E-Library 2
Termasuk yang dalam format elektronik (e-book dan e-journal)
Jelaskan sistem informasi dan fasilitas yang digunakan oleh program studi dokter spesialis dan dokter gigi
spesialis untuk proses pembelajaran (hardware, software, WAN, LAN, bandwidth)

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo memiliki sistem informasi berupa


Sistem Informasi Rumah Sakit mandiri yang disusun untuk menunjang
kinerja seluruh bagian dalam Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo. Sistem
ini bisa menghubungkan antara satu bagian dengan bagian yang lain, antara
satu pengguna dengan pengguna yang lain, serta antara pemberi pelayanan
dan pasien. Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo juga memiliki Sistem
Informasi Rujukan Rumah Sakit Terintegrasi yang menghubungkan Rumah
Sakit Wahidin Sudirohusodo dengan rumah sakit jejaring di sekitar wilayah
Makassar. Sistem ini memungkinkan untuk rumah sakit yang teritegrasi
untuk menghubungi rumah sakit wahidin sudirohusodo apabila ingin
melakukan proses perujukkan.

Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan oleh program studi


Hardware :
9. Komputer : 14 Unit
10. Telepon : 10 Unit
11. Fax : 9 Unit
12. Printer : 16 Unit
13. Scanner : 10 Unit
14. LCD : 12 Unit
15. Sound Syteem : 2 Unit
16. Internet : 10 Unit
VII.4. KRITERIA WAHANA PENDIDIKAN KLINIK (UTAMA DAN SATELIT)

Suatu Prodi yang baik dan berkembang selalu memikirkan bagaimana peserta didiknya
bisa memperoleh kesempatan seluasnya untuk meningkatkan kompetensi dengan baik. Untuk itu
para peserta didik memerlukan sejumlah Rumah Sakit sebagai tempat untuk memperoleh
kesempatan mendapatkan berbagai variasi kasus bedah sehingga kompetensinya semakin
meningkat. Atas dasar ini Prodi Bedah perlu melakukan kerja sama dengan beberapa rumah sakit
diluar Rumah Sakit Pendidikan. Prodi Bedah Unhas, selama ini melalui FK-UNHAS telah
menjalin kerja sama dengan beberapa rumah sakit di dalam kota Makassar, dibeberapa
kabupaten dalam Provinsi Sulawesi Selatan juga dengan rumah sakit di luar Provinsi Sulawesi
Selatan khususnya didaerah terpencil. Dalam kota Makssar ada 6 rumah sakit yang bekerja sama
sebagai Rumah Sakit afiliasi dan satelit yaitu: RS. Universitas Hasanuddin, RS Ibnu Sina, RS
Stella Maris, RS Akademis, RS Hikmah, dan RS Islam Faisal. Beberapa rumah sakit yang
bekerja sama sebagai Rumah Sakit Mitra dengan FK-UNHAS antara lain: RS Sayang Rakyat (
SulSel ), RS Pare-Pare ( Sul-Sel), RS Tadjuddin Chalid ( Sul-Sel ), RS Enrekang ( Sul-Sel ), RS.
Majene (Sulbar), RS Bombana ( Sultra ), RS Donggala ( Sulut ),RS Alor ( NTT ), RS
Bengkayang ( Kalbar ), RS Kutai Kartanegara ( Kaltim ), RS Pohuwatu ( Prov. Gorontalo ), RS
Sigi ( Sulteng ), RS Wakatobi (Sulteng) dan RS INCO ( Sul-Sel).

VII.5. DAFTAR WAHANA PENDIDIKAN KLINIK (NAMA WAHANA, JUMLAH


TEMPAT TIDUR, BOR, KRITERIA)
Nama Kontribusi
Total Jumla Variasi Juml
Kualifi Institusi Ruma
Nama Jumlah h Kasus* ah
N kasi & BO Pendidika Sakit
Rumah Tempat Pasien (Cukup/ Pese
o Akredi R n Dokter untuk
Sakit Tidur Rawat Tidak rta
tasi Pengguna Pendidika
RS Jalan Cukup) didik
RS n
(1
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
)
1 RS RSPU 841 70- 170000 Cukup 83 FK Sarana
Wahidin 80% org/ UNHAS Pembelajar
sudirohuso bln an
do
2 RS RSPA 206 60- 101903 Cukup 2 FK Sarana
Pendidikan 70% org/ UNHAS Pembelajar
Hasanuddi bln an
n
RS Ibnu RSPA 205 61,2 24429 Cukup 1 FK Sarana
3 Sina 0% org/ UNHAS Pembelajar
bln an
4 RS RSPA 140 60% 10543 Cukup 1 FK Sarana
Akademis org/ UNHAS Pembelajar
bln an
5 RS Hikmah RSPA 60 50% 6675 Cukup 1 FK Sarana
org/ UNHAS Pembelajar
bln an
6 RS Stella RSPA 180 70% 28952 Cukup 1 FK Sarana
Maris org/ UNHAS Pembelajar
bln an
7 RS Faisal RSPA 120 56% 14577 Cukup 1 FK Sarana
org/ UNHAS Pembelajar
bln an
8 RS Sayang RSPA 160 44% 4463 Cukup 1 FK Sarana
Rakyat org/ UNHAS Pembelajar
bln an
9 RS RSPA 200 33% 3569 Cukup 1 FK Sarana
Tajuddin org/ UNHAS Pembelajar
Chalid bln an
Jumlah

VII.6. SISTEM DOKUMENTASI ASSET PRODI


BAB VIII
KERJA SAMA, ALUMNI DAN STAKE HOLDER

VIII.2. JENIS KERJASAMA DAN DAFTAR INSTITUSI KERJASAMA ( NAMA, JENIS


KERJASAMA, MULAI, BERAKHIR, HASIL YANG SUDAH DICAPAI)

Instansi dalam negeri yang menjalin kerjasama* yang terkait dengan program studi dalam
tiga tahun terakhir.
Kurun Waktu
Jenis Manfaat yang Telah
No. Nama Instansi Kerjasama
Kegiatan Diperoleh
Mulai Berakhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Pemerintah Penyelenggaraan 02-06- 02-06- Pelayanan kesehatan
Daerah Pelayanan 2014 2017 spesialis Bedah di RSUD
Kab.Kutai Kesehatan Dayaku Raja Kota Bangun
Kartanegara, Masyarakat Oleh telah berjalan dengan baik
Prov. Kaltim Dokter Spesialis di
RSUD Dayaku
Raja Kota Bangun,
Kab.Kutai
Kartanegara, Prov.
Kaltim
2 RSU Embung Pelayanan 13-12- 13-12- Pelayanan kesehatan
Fatimah, Kota Kesehatan & 2014 2016 spesialis Bedah di RSU
Batam Prov. Pengembangan Embung fatimah, Kota
Kepulauan Riau BLUD RSU Batam telah berjalan
Embung Fatimah dengan baik
Sebagai Pusat
Traumatologi
(Trauma Centre)
3 Pemerintah Penyelenggaraan 01-10- 30-09- Pelayanan kesehatan
Kota Tual Pelayanan 2014 2015 spesialis Bedah di RSUD
Kesehatan Maren Hj. Noho Renuat
Masyarakat Oleh Kota Tual telah berjalan
Dokter Spesialis di dengan baik
RSUD Maren
Hj.Noho Renuat
Kota Tual
4 RSUD Andi Penyelenggaraan 02-01- 31-12- Pelayanan kesehatan
Makkasau Kota Pelayanan 2015 2017 spesialis Bedah di RSUD
Pare-pare Kesehatan Andi Makkasau Kota Pare-
Masyarakat Oleh Pare telah berjalan dengan
Dokter Spesialis di baik
RSUD Andi
Makkasau, Kota
Pare-Pare
5 RSUD Sayang Penyelenggaraan 02-01- 31-12- Pelayanan kesehatan
Rakyat, Prov. Pelayanan 2015 2017 spesialis Bedah di RSUD
Sul-Sel Kesehatan Sayang Rakyat telah
Masyarakat Oleh berjalan dengan baik
Dokter Spesialis
dan Dokter Residen
Senior di RSUD
Sayang Rakyat,
Prov. SulSel
6 Pemerintah Penyelenggaraan 02-01- 31-12- Pelayanan kesehatan
Kabupaten Pelayanan 2015 2015 spesialis Bedah di RSUD
Pohuwatu Kesehatan Pohuwatu, Kab. Pohuwatu
Masyarakat Oleh telah berjalan dengan baik
Dokter Spesialis di
RSUD Pohuwatu,
Kab. Pohuwatu
7 RSK Tadjuddin Penyelenggaraan 25-06i- 25-06i- Pelayanan kesehatan
Chalid Pelayanan 2015 2017 spesialis Bedah di RSK dr.
Makassar Kesehatan Tadjuddin Chalid
Masyarakat Oleh Makassar telah berjalan
Dokter Spesialis di dengan baik
RSK dr. Tadjuddin
Chalid Makassar
8 Pemerintah Penyelenggaraan 01-07- 01-04- Pelayanan kesehatan
Kabupaten Pelayanan 2015 2017 spesialis Bedah di RSUD
Majene Kesehatan Kabupaten Majene telah
Masyarakat Oleh berjalan dengan baik
Dokter Spesialis di
RSUD Kabupaten
Majene
9 Pemerintah Penyelenggaraan 01-06- 31-05- Pelayanan kesehatan
Kabupaten Pelayanan 2015 2017 spesialis Bedah di RSUD
Bengkayang Kesehatan Kabupaten Bengkayang
Masyarakat Oleh telah berjalan dengan baik
Dokter Spesialis di
RSUD Kabupaten
Bengkayang
10 Pemerintah Penyelenggaraan 01-09- 31-08- Pelayanan kesehatan
Kabupaten Pelayanan 2015 2017 spesialis Bedah di RSUD
Bombana Kesehatan Kabupaten Bombana telah
Masyarakat Oleh berjalan dengan baik
Dokter Spesialis di
RSUD Kabupaten
Bombana
11 Pemerintah Penyelenggaraan 02-01- 31-12- Pelayanan kesehatan
Kabupaten Pelayanan 2015 2017 spesialis Bedah di RSUD
Donggala Kesehatan Kabelota Kabupaten
Masyarakat Oleh Donggala telah berjalan
Dokter Spesialis di dengan baik
RSUD Kabelota
Kabupaten
Donggala
12 Pemerintah Penyelenggaraan 26-06- 26-06- Pelayanan kesehatan
Kabupaten Pelayanan 2015 2016 spesialis Bedah di RSUD
Maluku Kesehatan dr. P.P Magrety Saumlaki,
Tenggara Barat Masyarakat Oleh Kabupaten Maluku
Dokter Spesialis di Tenggara Barat telah
RSUD dr. P.P berjalan dengan baik
Magrety Saumlaki
13 Pemerintah Penyelenggaraan 1- 06- 31-12- Pelayanan kesehatan
Kabupaten Pelayanan 2017 2017 spesialis Bedah di RSUD
Kabu Kesehatan Torodelo, Kabupaten Kabu
Masyarakat Oleh telah berjalan dengan baik
Dokter Spesialis di
RSUD Toradelo
Kabupaten Kabu
14 Pemerintah Penyelenggaraan 5-12- 31-12- Pelayanan kesehatan
Kabupaten Pelayanan 2016 2017 spesialis Bedah di RSUD,
Enrekang Kesehatan Kabupaten Enrekang telah
Masyarakat Oleh berjalan dengan baik
Dokter Spesialis di
RSUD Kabupaten
Enrekang
15 Pemerintah Penyelenggaraan 20-02- 31-12- Pelayanan kesehatan
Kabupaten Pelayanan 2016 2017 spesialis Bedah di RSUD
Kutai Timur Kesehatan Sandaran, Kabupaten
Masyarakat Oleh Bengalon telah berjalan
Dokter Spesialis di dengan baik
RSUD Sandaran
Kabupaten
Bengalon
16 Pemerintah Penyelenggaraan 1-11- 1-11-2017 Pelayanan kesehatan
Kabupaten Alor Pelayanan 2016 spesialis Bedah di RSUD
Kesehatan Kalabahi, Kabupaten Alor
Masyarakat Oleh telah berjalan dengan baik
Dokter Spesialis di
RSUD Kalabahi
Kabupaten Alor
17 Pemerintah Penyelenggaraan 2016 2017 Pelayanan kesehatan
Kabupaten Pelayanan spesialis Bedah di RSUD
Kolaka Utara Kesehatan H.M Djafar Harun,
Masyarakat Oleh kabupaten Kolaka Utara
Dokter Spesialis di telah berjalan dengan baik
RSUD H. M Djafar
Harun Kabupaten
Kolaka Utara
18 Pemerintah Penyelenggaraan 28-3- 28-3-2017 Pelayanan kesehatan
provinsi Pelayanan 2016 spesialis Bedah di RSUP
Sulawesi Kesehatan Wahidin Sudirohusodo
Selatan Masyarakat Oleh Makassar telah berjalan
Dokter Spesialis di dengan baik
RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo
Makassar
19 Pemerintah Penyelenggaraan 15-12- 15-12- Pelayanan kesehatan
Kabupaten Pelayanan 2016 2017 spesialis Bedah di RSUD
Takalar Kesehatan Padjonga Dg. Ngalle
Masyarakat Oleh Kabupaten Takalar telah
Dokter Spesialis di berjalan dengan baik
RSUD H. Padjonga
Dg. Ngalle
20 Pemerintah Penyelenggaraan 2-1- 2-1-2017 Pelayanan kesehatan
Kabupaten Pelayanan 2016 spesialis Bedah di RSUD
Maros Kesehatan Salewangang Kabupaten
Masyarakat Oleh Maros telah berjalan
Dokter Spesialis di dengan baik
RSUD
Salewangang
Kabupaten Maros
21 Pemerintah Penyelenggaraan 30-09- 30-09- Pelayanan kesehatan
Kotamadya Pelayanan 2016 2017 spesialis Bedah di RS Ibnu
Makassar Kesehatan Sina YW-UMI telah
Masyarakat Oleh berjalan dengan baik
Dokter Spesialis di
RS Ibnu Sina YW-
UMI Makassar
22 Pemerintah Penyelenggaraan 20-01- 20-01- Pelayanan kesehatan
Kotamadya Pelayanan 2016 2017 spesialis Bedah di RS
Makassar Kesehatan Islam Faisal Makassar
Masyarakat Oleh telah berjalan dengan baik
Dokter Spesialis di
RS Islam Faisal
Makassar
Instansi luar negeri yang menjalin kerjasama* yang terkait dengan program studi dalam
tiga tahun terakhir.
Kurun Waktu Manfaat yang
Jenis
No. Nama Instansi Kerjasama Telah
Kegiatan
Mulai Berakhir Diperoleh
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 University of Minimally 3-12- Sampai Peningkatan
Medicine and Invasive Surgical 2010 Sekarang knowledge dan
Pharmacy Ho Training skill dalam
Chi Minh City, operasi minimal
Vietnam invasif
2 University Pertukaran 17-5- Sampai Peningkatan
Kebangsaan residen bedah 2016 Sekarang skill dan
Malaysia, Kuala kemam-puan
Lumpur dalam
penatalaksanaan
kasus bedah.

VIII.3. ALUMNI (PERAN, AKTIFITAS, SUNGBANGSIH, MEDIA KOMUNIKASI,


STRUKTUR ORAGANISASI)

Partisipasi Alumni
Jelaskan aktivitas dan hasil kegiatan dari alumni untuk kemajuan program studi dalam hal :
(1) sumbangan dana, (2) sumbangan fasilitas, (3) keterlibatan dalam kegiatan akademik dan
nonakademik, (4) pengembangan Pendidikan Afiliasi dan Satelit, dan (5) penyediaan fasilitas.

Sumbangan dana :
Sampai saat ini belum ada alumni yang memberikan sumbangan dana secara langsung tapi
sumbangan dalam bentuk lain cukup banyak.
Sumbangan fasilitas
Sumbangan fasilitas oleh alumni berupa beberapa text book dan alat penunjang pendidikan sepeti
AC, LCD dan meja komputer.

Keterlibatan dalam kegiatan akademik dan nonakademik


Alumni Bedah FK-UNHAS selalu berpartisipasi aktif dalam kegiatan akademik yang
diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Bedah FK-UNHAS. Beberapa kegiatan ilmiah yang
selalu dihadiri oleh alumni adalah : PIT PERABOI XI di Makassar, MABDI 2016, Symposium
All About Cleft and Palate dan Workshop Labioplasty Unilateral 2017.
Untuk kegiatan non akademik, partisipasi aktif alumni cukup besar, beberapa kegiatan olah raga
peserta didik dan staf dosen seperti: sepak bola, dan bulutangkis, selalu dihadiri oleh alumni.
Selain olah raga, setiap tahun pada acara Halal Bi Halal, acara lepas sambut peserta didik baru
dan lulusan baru selalu dihadiri oleh alumni.

Pengembangan Pendidikan Afiliasi dan Satelit


Beberapa alumni yang bekerja di beberapa rumah sakit kabupaten atau diluar provinsi telah
menyampaikan secara lisan maupun tertulis ke Dekan atau Kepala Departemen Ilmu Bedah FK-
UNHAS untuk mengirim peserta didik ke rumah sakit tempat alumni bekerja. Tujuan dari
permintaan ini adalah rasa kebersamaan dan keinginan alumni untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk dapat melihat lebih banyak variasi kasus, dapat mengembangkan
kemampuan psikomotor dan mampu meningkatkan rasa percaya diri peserta didik.
Sampai saat ini Prodi Bedah melalui Dekan FK-UNHAS telah menjalin kerja sama dengan
beberapa rumah sakit yang mempunyai ahli bedah alumni FK-UNHAS. Rumah sakit mitra kerja
FK-UNHAS dengan dokter bedah alumni UNHAS antara lain: RSUD Majene, RSUD Andi
makasau, RS Inco dan RSUD Enrekang.

Penyediaan fasilitas.
Dalam kegiatan bakti sosial yang diadakan dilokasi daerah tempat kerja alumni, selalu mendapat
sambutan yang hangat dari para alumni. Hal ini bisa terlihat dari penjemputan saat tiba dilokasi,
menemani tim, menyediakan tempat tinggal, menyiapkan konsumsi serta alat transportasi selama
kegiatan bakti sosial.
VIII.4. DAFTAR ALUMNI (NAMA, TAHUN LULUS, TEMPAT KERJA, JABATAN
TERAKHIR)

VIII.5. STAKE HOLDER (PERAN, AKTIFKITAS, SUNGBANGSIH, MEDIA


KOMUNIKASI)

VIII.6. DAFTAR STAKEHOLDER

VIII.7. SISTEM PENJARINGAN UMPAN BALIK ALUMNI DAN STAKE HOLDER

Umpan Balik dari Isi Umpan Balik Tindak Lanjut


(1) (2) (3)
Alumni 1. Alumni menyatakan 1. Menyampaikan informasi
membutuhkan peningkatkan kepada para Alumni tentang
kemampuan dibidang kognitif dan adanya simposium /
psikomotor workshop atau pertemuan
ilmiah yang diadakan di
2. Alumni yang bertugas di RS berbagai kota.
diluar propinsi menyatakan
membutuhkan tambahan dokter 2. Menyampaikan informasi
ahli bedah untuk mengembangkan kepada dokter ahli bedah
RS tempat alumni bekerja yang baru lulus tentang
kesempatan bekerja di RS
tempat Alumni bedah
UNHAS bekerja
Pengguna lulusan 1. RS Pendidikan Utama 1. Memanggil residen yang
melaporkan adanya morbiditas bersangkutan untuk
yang dilakukan oleh peserta didik klarifikasi dan membuat
laporan kronologis kejadian
2. RS Jejaring menyatakan kemudian dikaji oleh tim
membutuhkan tambahan tenaga prodi untuk menentukan
peserta didik untuk meningkatkan apakah peserta didik
pelayanan bedah melakukan morbiditas atau
tidak.

2. Mempertimbangkan untuk
penambahan tenaga peserta
didik di RS Jejaring sesuai
dengan kondisi prodi dan
kepentingan peningkatan
kompetensi peserta didik.

You might also like