Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 55
eB Cs Jiwasraya ——_ PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB) PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) DENGAN SERIKAT PEKERYJA (SP) JIWASRAYA Together for life DAFTAR ISI MUKADIMAH PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO} DENGAN SERIKAT PEKERJA JIWASRAYA, Nomor : 047.5J.U.0415 - 174/SPJ/IV/2015 tanggal 10 April 2025 BABL + KETENTUAN UMUM Pasal1 Arti Istilah Pasal2 —_Ruang Lingkup PKB Pasal3 Hak dan Kewajiban BABII 2 SERIKAT PEKERJA Pasal4—Pengakuan PasalS _Benturan Kepentingan Pasal6 ——_Jaminan Para Pihak Pasal7 _Ketentuan Penyelenggaraan Kegiatan Pasal8 —_ Fasilitas Untuk Serikat Pekerja BABIIL —;_ STATUS DAN KELUARGA PEGAWAL Pasal9 Status Kepegawaian Pasal 10 Anggota Keluarga Pegawai Pasal 11 Pernikahan Sesama Pegawai BAB IV: PENGADAAN DAN PEMBINAAN PEGAWAI Pasal 12 Pengadaan Pegawai Pasal 13. Pembinaan Pegawai BABV : STRUKTUR JABATAN DAN KEPANGKATAN, Pasal 14 Jenjang Jabatan Pasal 15 —_Uraian Tugas Pasal 16 Struktur Pasal17_—Promosi Pasal 18 Mutasi Pasal 19 Demosi Pasal 20 Masa Penugasan BABVI : HARI DAN JAM KERJA Pasal 21 Hari Kerja Pasal 22 Jam Kerja dan Istirahat Pasal 23 rs 10 10 ul uw u 12 12 13 B 4 15 15 15 16 16 16 16 BAB VIL BAB VII BAB IX BABX BAB XI KERJA LEMBUR Pasal 24 Umum Pasal 25 Kerja Lembur Biasa Pasal 26 Kerja Lembur Khusus Pasal27 Kerja Lembur Otomatis Pasal28 Bantuan Kerja Lembur Pasal 29 Perhitungan dan Pembayaran Uang Lembur CUTIDAN KETIDAKHADIRAN Pasal 30 Cuti Pasal 31 Cuti Tahunan Pasal 32 Cuti Besar Pasal 33. Cuti Sakit Pasal 34 uti Bersalin dan Gugur Kandungan Pasal 35 Cuti Diluar Tanggungan Perusahaan Pasal 36 Cuti Bersama Pasal 37 __Ketidakhadiran PENGGAJIAN Pasal 38 Umum Pasal 39 Pembayaran Gaji Pasal4@— Golongan dan Ruang Gaji Pasal 41 Skala Dasar Gaji pokok Pasal 42 Gaji Dasar Pensiun Pasal 43. Kenaikan Gaji Berkala Pasal 44 Penundaan Kenaikan Gaji Berkala Pasal 45 Kenaikan Ruang Gaji Pasal 46 Penundaan Kenaikan Ruang Gaji Pasal47 —_ Penyeswaiana Pangkat, Golongan dan Ruang Gaji Pasal 48 Tunjangan Umum. Pasal49 — Tunjangan Perumahan Pasal 50 Tunjangan Merit PENENTUAN MASA KERJA Pasal 51 Masa Kerja Efektif Pasal 52 Masa Kerja Jabatan FASILITAS PERUSAHAAN Pasal 53 Fasilitas Kesehatan Pasal 54 Perjalanan Dinas Pasal 55 _Fasilitas Perjalanan Pindah Pasal 56 Tunjangan Hari Raya Keagamaan Pasal 57 Bantuan Perusahaan Pasal 58 Fasilitas Perusahaan Pasal 59 Pasal 60 16 16 7 7 18 18 18 18 18 19 19 20 24 22 22 23 24 24 24 25 25 25 26 26 26 26 27 27 27 28 28 28 29 29 29 30 30 30 31 31 31 32, BAB XII BAB XII BAB XV BAB XVI Pasal 61 —_Fasilitas Perumahan BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KETENAGAKERJAAN Pasal62 Ruang Lingkup Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPS) Ketenagakerjaan Pasal 63. Kecelakaan Kerja PELANGGARAN DISIPLIN Pasal 64 —_Jenis Pelanggaran Di Pasal 65 Pelanggaran Disiplin Ringan Pasal 66 Pelanggaran Disiplin Sedang Pasal 67 _Pelanggaran Disiplin Berat Pasal 68 Sanksi Pelanggaran Disiplin Pasal 69 Kewenangan Pasal 70 Pemeriksaan Pasal 71 Penjatuhan Sanksi Pelanggaran Disiplin Pasal72 _Penyampaian Keputusan Sanksi Pelanggaran Disiptin Pasal 73 Pemberhentian Sementara (Skorsing) Pasal 74 Rehabilitasi PENGHARGAAN Pasal 75 Pemberian Penghargaan Pasal 76 Bhakti Warsa Widayaka Pasal 77 __Jenis Penghargaan dan Uang Jasa Pasal 78 —_Insentif Pegawai KOMISI PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN DAN, PENYELESAIAN KELUH KESAH Pasal 79 Komisi Pertimbangan Kepegawaian Pasal 80 Tugas dan Ruang Lingkup Komisi Pertimbangan Kepegawaian Pasal 81 Pengaduan Keluh Kesah Pasal 82 Tata Cara Pengaduan dan Penyelesaian Keluh Kesah PEDOMAN PEMBERHENTIAN PEGAWAL Pasal 83 Pemberhentian Pegawai Pasal 84 Pemberhentian Mencapai Usia Pensiun Pasal 85 Masa Persiapan Penstunt Pasal86 _Pelatihan Kewirausahaan Pasal 87 Peraturan Pensiun Hari Tua Pasal 88 Peraturan Tunjangan Hari Tua Pasal 89 Pemberhentian.Atas Permintaan Sendiri Pasal 90 Pember Feta Meninggal Dunia Pasal91 — Pembey fa Diangkat sebagay 32 32 32 33 33 33 33 34 35 36 37 37 37 38 38 38 39 39 39 40 40 40 40 aL 41 4 42 42 43 43 44 44 45 45 Anggota Direksi Pasal 92 Pemberhentian karena Alasan Kesehatan Pasal93_ Pemberhentian karena Pelazggaran Disiplin Pasal 94 Pemberhentian karena Reorganisasi atau Rasienalisasi BAB XVII PERSELISIHAN Pasal95 __ Hubungan Kerja BABXVII =~ PAJAK Pasal 96 Pajak Penghasilan BAB XIX KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP Pasal97 __Ketentuan Peralihan Pasal 98 Keadaan Memaksa/ Force Majeure Pasal99 —_Ketentuan Penuteyp ‘TIM PERUNDINGAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB) 48 46 46 aT aT a7 aT a7 B85 50 MUKADIMAH Sejalan dengan berkembangnya pengakuan hak-hak Pegawai untuk berorganisasi dan untuk mengantisipasi berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi di dunia usaha dan ketentagakerjaan, maka diperlukan suatu hubungan kerja yang harmonis antara Perusahaan dan Pegawai demi mewujudkan visi dan misi Perusahaan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berlandaskan kepada Hubungan Industrial yang didalamnya terkandung sikap saling menghormati, mempercayai satu sama lain dengan rasa tanggung jawab antara Perusahaan di satu pihak dan Pegawai di pihak lain, Untuk mencapai visi dan misi Perusahaan yang telah ditetapkan, diperlukan sumber aya manusia yang berkualitas, bermental tangguh dan bermoral baik. Pegawai sebagai salah satu asset terpenting Perusahaan dan merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kelancaran dan keberhasilan Perusahaan dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan perlu mengetahui secara pasti apa yang menjadi kewajiban dan haknya demi terpeliharanya keamanan, ketentraman dan kenyamanan bekerja dalam Perusahaan. Dan demi terwujudnya iklim kerja yang kondusif dan terciptanya hubungan kerja sama yang serasi antara pimpinan Perusahaan dengan Pegawai di mana masing- masing pihak saling menghormati, saling membutuhkan dan saling mengerti akan peranannya dalam keseluruhan proses produksi, peru adanya ketentuan yang mengatur tentang ruang lingkup, kedudukan, dan kewajiban serta hak Pegawai Perusahaan, atau mengenai pokok dimaksud secara pasti. Dengan berdasarkan pertimbangan di atas, sesuai ketentuan Perundang-undangan antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja, harus dibuat Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dengan tujuan: 1. Menjelaskan kepastian hak dan kewajiban Perusahaan, Serikat Pekerja dan para Pegawai; 2, Menetapkan syarat-syarat kerja bagi Pegawai dalam rangka mewujudkan hubungan kerja yang harmonis dan nyaman; 3. Melindungi Pegawai dalam pelaksanaan hubungan kerja di dalam Perusahaan terhadap timbulnya suatu permasalahan sehingga dapat diselesaikan secara adil ‘untuk menciptakan ketenangan kerja dalam lingkungan Perusahaan. Perjanjian Kerja Bersama ini telah memenuhi ketentuan Perundang-undangan yang berlaku diantarany 1. Undang-Undang Nomor 18 tahun 1956 tanggal 29 Agustus 1956, tentang Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional Nomor 98 tentang Berlakunya Dasar-dasar daripada Hak Untuk Berorganisasi dan Untuk Berunding Bersama; 2, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2005 tanggal 3 Agustus 2005 jo, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tanggal 14 Januari 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial; 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tanggal 4 Agustus 2009 tentang Serikat Pekerja/ Serikat Buruh; 4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. tentang Ketenagakerjaan; 5. Keputusan Presiden Nomor 83 tahun 1998 tanggal 5 funi 1998 tentang Konvensi ILO Nomor 87 tahun 1948 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan hak Berorganisasi. PERJANJIAN KERJA BERSAMA, ANTARA PT, ASURANSI IWASRAYA (PERSERO) DENGAN SERIKAT PEKERJA JIWASRAYA, 047 S1.0.0415 Nomor: T74/SPj/IV/2015 Pada hari ini Jum’at, tanggal sepuluh, bulan April, tahun dua ribt lima belas (10-04-2015) di Jakarta, pihak-pihak yang mengadakan Perjanjian Kerja Bersama masing-masing adalah: PT. ASURANS! JIWASRAYA (PERSERO), berkkedudukan di Jakarta, yang Anggaran Dasarnya ‘telah beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir dengan Akta Notaris Netty Maria Machdar, SH,, Nomor 155, tanggal 29 Agustus 2008, yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Keputusan Menteri Hukcam dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-96890.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 16 Desember 2008 dan Akta Nomor: 34 tanggal 4 Februari 2013 yang telah didaftarkan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana Surat Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar_Nomor: AHU-AH.01.10-04767 tanggal 14 Februari 2013, yang diwakili_ oleh HENDRISMAN RAHIM, Direktur Utama PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) berdasarkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomot: SK- 10/MBU/2013 tanggal 15 Janwati 2013 yang dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut dan karenanya sah mewakili PT. Asuransi Jiwasraya (Persero), untuk selanjutnya wow 6. | Pejabat Fungsional Tingkat E Iu ‘Aktuaris Perusahaan/ General Manager) Kepala Pusat/ Kepala Divisi/ Kepala >, | Wilayan/ Kepala Satuan Pengawasan Intern/ Sekretaris Perusahaan/ Wakil Kepala Pusat/ Wakil Kepala Wilayah/ Pejabat Fungsional Tingkat | Pasal 41 Skala Dasar Gaji Pokok E W-vI ‘Skala Dasar Gaji Pokok untuk tiap-tiap golongan gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 PKB ini diatur dan ditetapkan dengan Ketentuan Perusahaan. Pasal 42 Gaji Dasar Pensiun (1). Pemberian Gaji kepada Pegawai ditetapkan menurut Golongan/ Ruang Gaji dan status Pegawai Tetap sebagai berikut a. Pegawai Sementara : Diberiksn Gaji sebesar 75 % (tujuh puluh lima persen) dari Gaji Dasar Pensiwn (GDP) ditambah Tunjangan-tunjangan yang diperuntukkan baginya menurut jabatan yang dipangkunya, b. PegawaiTetap _—_: Diberikan Gaji sebesar 100 % (seratus persen) dari Gaji Dasar Pensiun (GDP) ditambah Tunjangan-tunjangan yang diperuntukan baginya menurut jabatan yang dipangkunya (2), (). @). a). Q). 2). Gaji Dasar Pensiun berdasarkan rumusan: GDP = DGP + (DGP x 1% x MKE) + (DGP x 2% x MK]) Pasal 43 Kenaikan Gaji Berkala Kenaikan Gaji Berkala hanya diberikan kepada Pegawai Tetap yang pelaksanaannya dilakukan setahun sekali yang berlaku terhitung setiap awal Januari. Kenaikan Gaji Berkala diberikan berdasarkan persyaratan yang diatur dan ditetapkan dengan Ketentuan Perusahaan, Pasal 44 Penundaan Kenaikan Gaji Berkala Bagi Pegawai yang tidak memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana ditetapkan Perusahaan, maka kepada yang bersangkutan dapat diberikan Penundaan Kenaikan Gaji Berkala untuk jangka waktu tertentu, Penundaan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini diatur dan ditetapkan dengan Ketentuan Perusahaan, Pasal 45 Kenaikan Ruang Gaji Kenaikan Ruang Gaji diberikan kepada Pegawai Tetap yang telah mengalami Kenaikan Gaji Berkala setiap tahun secara penuh selama 2 (dua) kali dan telah memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana ditetapkan Ketentuan Perusahaan, Kenaikan Ruang Gaji Sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini didasarkan pada Jabatan dan Pangkat serta golongan Pegawai dimaksud sebagaimana tertera dalam Pasal 16 ddan Pasal 40 PKB ini, Kenaikan Ruang Gaji diatur dan ditetapkan dengan Ketentuan Perusahaan. Pasal 46 Penundaan Kenaikan Ruang Gaji Bagi Pegawai yang tidak memenuhi persyaratan tertentu untuk Kenaikan Ruang Gaji, maka kepada yang bersangkutan diberikan Penundaan Kenaikan Ruang Gaji untuk jangka waktu tertentu atau hanya diberikan Kenaikan Gaji Berkala. Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini diatur dan ditetapkan dengan Ketentuan Perusahaan. Pasal 47, Penyesuaian Pangkat, Golongan dan Ruang Gaji Pejabat yang diangkat dalam suatu jabatan tertentu, diberikan penyesualan pangkat, Golongan/ Ruang Gaji sesuai jabatan yang dipangkunya setelah dikukuhkan dalam jabatan penuh, Pasal 48. Tunjangan Umum (2). Tunjangan Umum dibayarkan secara penuh kepada Pegawai Tetap bersamaan dengan pembayaran Gaji. (2). Tunjangan Umum dibayarkan penuh apabila Pegawai tidak masuk kerja selama 1 (satu) bulan atau lebih Karena menjalani cuti tahunan, cuti besar, cuti bersalin, gugur kandungan, cuti bersama, sakit, atau’ mengikuti pendidikan di dalam maupun di luar negeri. (3). Berdasarkan tingkat kenaikan harga dan tarif yang ditetapkan Pemerintah, Perusahaan dapat meninjau dan menyesuailan besaran Tunjangan Umum jika sewaktu-waktu diperiukan dengan tetap memperhatikan kemampuan keuangan Perusahaan, Pasal 49 ‘Tunjangan Perumahan (2. Tunjangan Perumahan dibayarkan secara penuh kepada Pegawai bersamaan dengan pembayaran Gaji (2). Besarnya Tunjangan Perumahan untuk setiap Pegawai ditentukan berdasarkan golongan gaji/ pangkat/ jabatan yang ditetapkan dalam Ketentuan Perusahaan yang berlaku. (3). Tunjangan Perumahan tetap dibayarkan penuh apabila Pegawai tidak masuk kerja selama 1 (satu) bulan atau lebih karena menjalani cuti tahunan, cuti besar, cuti bersalin, gugur kandungan, cuti bersama, sakit, atau mengikuti pendidikan di dalam maupun di luar negeri. (2). Tunjangan Perumahan tidak dibayarkan kepada Pegawai yang karena alib tugas telah. ‘memperoleh fasilitas perumahan yang disediakan oleh Perusahaan dan/ atau Pegawai yang telah dibayarkan Tunjangan Perumahan sekaligus. (5). Ketentuan dan jangka waktu lebih lanjut mengenai perhitungan Tunjangan Perumahan diatur dan ditetapkan dengan Ketentuan Perusahaan. Pasal 50 ‘Tunjangan Merit (1). Pegawai Tetap berhak memperoleh Tunjangan Merit sesuai Ketentuan Perusahaan ‘yang berlaku dan dibayarkan bersamaan dengan pembayaran Gaji. (2). Pegawai yang ditugaskan sebagai Pengganti Sementara (Pgs) selama 1 (satu) bulan atau lebih, maka Tunjangan Meritnya dibayarkan sesuai dengan Tunjangan Merit ‘menurut jabatan sementara yang dipangkunya. (3). Dalam hal Pegawai/ Pejabat memangku jabatan rangkap sesual dengan surat penunjukan Direksi dan jabatan yang dirangkap tersebut lebih tinggi dari jabatannya maka kepadanya dibayarkan Tunjangan Merit untuk jabatan yang lebih tinggi. (4), Jika jabatan yang dirangkap sama dengan jabatannya maka di samping Tunjangan Merit sesuai dengan jabatan yang dipangkunya juga dibayarkan Tunjangan Merit tambahan sebesar 50% (Iima puluh persen) dari jabatan yang dirangkapnya, dengan ketentuan ‘Tunjangan Merit yang dibayarkea maksimal sebesar 150% (seratus lima puluh persen). (5). Masa jabatan rangkap yang dapat diberikan Tunjangan Merit tambahan atau yang lebih. tinggi adalah sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan. (6). Dalam hal masa jabatan rangkap atau jabatan pengganti sementara dilaksanakan Yebih dari 1 (satu) bulan dan kelebihan jumlah hari pelaksanaan tersebut tidak penuh 1 (satu) bulan, maka Tunjangan Merit tambahannya dibayarkan secara proporsional. (7). Pegawai yang sedang menjalani tugas belajar atau seminar di dalam/ luar negeri atas, biaya Perusahaan dan tidak masuk kerja selama atau lebih dari 1 (satu) bulan, maka ‘Tunjangan Merit tetap dibayarkan penwh, (8). Perusahaan dapat meninjau kembali besaran Tunjangan Merit setiap tahun dengan tetap memperhatikan kemampuan keuangan, (9). Perusahaan dapat memberikan tambahan Tunjangan Merit (reward) sebagai penghargaan atas prestasi Pegawai yang ditetapkan dalam Ketentuan Perusahaan. (10). Tunjangan Merit dibayarkan secara penuh dan/ atau secara proporsional dengan persentase tertenta berdasarkan atas disiplin kerja bulan sebelumnya dengan mengacu kepada Ketentuan Perusahaan yang berlaku. BABX PENENTUAN MASA KERJA Pasal 51 Masa Kerja Efektif Ketentuan mengenai Masa Kerja Efektif dalam Perjarian Kerja Bersama (PKB) ini, diatur dan ditetapkan dalam Ketentuan Perusahaan feanrrah| a). @). @). @. (2), (a, 6). (6). Pasal 52 Masa Kerja Jabatan Masa Kerja jabatan dihitung sejak tanggal pengangkatan dalam status Pejabat Sementara (Pj) pada jabatan terakhir melalui Keputusan Direksi ‘Masa Kerja Jabatan bagi Pejabat yang pernah mengalami penurunan jabatan, maka Perhitungan Masa Kerja Jabatandihitung berdasarkan pengangkatan pada jabatan yang aru. Ketentuan lebih lanjut mengenai penentuan Masa Kerja Jabatan diatur dengan Ketentuan Perusahaan. BAB XI FASILITAS PERUSAHAAN Pasal 53 Fasilitas Kesehatan Fasilitas Kesehatan diberikan kepada Pegawai sesuai dengan jabatan/ pangkat/ golongan gajinya dengan ketentuan tidak lebih rendah dari jaminan kesehatan BPJS. Fasilitas Kesehatan yang diberikan meliputi: Rawat inap (opname) di Rumah Sakit/ Puskesmas karena sakit/ kecelakaan; Perawatan lanjutan setelah rawat inap; Pemeriksaan kesehatan tidak menginap di Rumah Sakit;, Perawatan persalinan; Rumah Sakit/ tempat persalinan; General check up; Rawat jalan; Pemeriksaan kehamila i, Pemeriksaan laboratorium. Fasilitas kesehatan bagi Pegawai wanita berlaku sama dengan Pegawai pria apabila dapat dibuktikan dengan surat keterangan resmi bahwa di tempat suami bekerja tidak mendapatkan jaminan kesehatan untuk dirinya dan keluarganya atau Pegawai wanita tersebut berstatus janda dan anak-anaknya menjadi tanggungannya. Bentuk surat keterangan resmi tersebut meliputi surat keterangan dari tempat suami bbekerja yang ditandatangani oleh pimpinan di mana suami yang bersangkutan bekerja an/ atau surat keterangan dari Kelurahan setempat bagi Pegawai wanita yang berstatus janda, Fasilitas Kesehatan diberikan sesuai dengan kemampuan Perusahaan dan dapat ditinjau sewaktu-waktu, Petunjuk pelaksanaan dan ketentuan lebih lanjut mengenai Fasilitas Kesehatan diatur dan ditetapkan dalam Ketentuan Perusahaan. (a) (. @). Qa). @. (a). 2). @). Pasal 54 Perjalanan Dinas Perjalanan Dinas diberikan Perusahaan kepada setiap Pegawai atas persetujuan Direksi dan/ atau atas perintah Pejabat yang berwenang dalam rangka melakukan perjalanan dinas ke luar kota/ luar negeri Pegawai yang sedang melakukan perjalanan dinas Perusahaan ke luar daerah, ‘Tunjangan Meritnya tetap dibayarkan penuh, Ketentuan mengenai Perjalanan Dinas diatur dan ditetapkan dengan Ketentuan Perusahaan yang akan ditinjau setiap tahun sesuai dengan kemampuan Perusahaan. Pasal 55 Fasilitas Perjalanan Pindah Fasilitas Perjalanan Pindah diberikan Perusahaan kepada setiap Pegawai yang Gialihtugaskan dari suatu daerah ke daerah lain, Ketentuan mengenai Fasilitas Perjalanan Pindah diatur dan ditetapkan dengan Ketentuan Perusahaan yang akan ditinjau setiap tahun sesuai dengan kemampuan Perusahaan, Pasal 56 ‘Tunjangan Hari Raya Keagamaan Perusahaan wajib memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan kepada setiap Pegawai yang berhak menurut agamanya masing-masing. Yang dimaksud dengan Hari Raya Keagamaan adalah: a. Hari Raya Idul Fitri bagi Pegawai yang beragama Islam; b. Hari Raya Natal bagi Pegawai yang beragama Kristen Katholik dan Protestan; Hari Raya Nyepi bagi Pegawai yang beragama Hindu; d. Hari Raya Waisak bagi Pegawai yang beragama Budha. Besar Tunjangan Hari Raya Keagamaan adalah sekurang-kurangnya 1 (satu) kali Gajt Dasar Pensiun ditambah Tunjangan Tetap dan Tunjangan Tidak Tetap. Bagi Pegawai yang telah bekerja Kurang dari 1 (satu) tahun diberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan secara proporsional dengan ketentuan sebagai berikut: Masa kerja dalam hitungan bulan__ (Gpp gan Tunjangan-tunjangan) (5). ©), (), (2). @). (2). (2). (3). a. (2). Schubungan dengan ayat (4) Pasal ini, bila dalam bulan tertentu hanya berjumlah 15 (lima belas) hari kerja/ lebih, maka dianggap sebagai 1 (satu) bulan, sedangkan bila kurang dari 15 (lima belas) hari kerja tidak diperhitungkan sebagai 1 (satu) bulan. Pelaksanaan pembayaran Tunjangan Hari Raya Keagamaan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum hari raya keagamaan. Pasal 57 Bantuan Perusahaan Perusahaan dapat memberikan bantuan kepada setiap Pegawai berupa: a. Bantuan Transport; b. Bantuan Khusus Kemahalan; Bantuan Makan Siang; d. Bantuan Kerja Lembur; e. Bantuan lainnya, Bantuan Perusahaan diberikan sesuai dengan kemampuan Perusahaan dan diatur dengan ketentuan Perusahaan, Bantuan Perusahaan bukan merupakan hak normatif Pegawai. Pasal 58 Fasilitas Perusahaan Perusahaan dapat memberikan fasilitas kepada setiap Pegawai berupa : a. Fasilitas Perumahan; b. Fasilitas Perjalanan Pindah; ¢. Fasilitas Perjalanan Dinas; d. Fasilitas Lainnya. Fasilitas Perusahaan diberikan sesuai dengan kemampuan Perusahaan dan diatur dengan ketentuan Perusahaan. Fasi tas Perusahaan bukan merupakan hak normatif Pegawai. Pasal 59 Pakaian Seragam Kerja Dengan melihat kemampuan Perusahaan, 1 (satu) tahun sekali Perusahaan ‘memberikan pakaian seragam kerja kepada setiap Pegawai. Ketentuan mengenai pakaian seragam kerja diatur dan ditetapkan melalui Ketentuan Perusahaan, @. (3). (), a. (2). @). G) 2). Pasal 60 Pendidikan Dan Pelatihan Seluruh Pegawai memiliki hak yang sama atas Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan Perusahaan, Untuk mencapai_sasaran Perusahaan secara_maksimal, Perusahaan akan menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pegawai sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan, Pendidikan dan Pelatihan bertujuan agar setiap Pegawai dapat meningkatkan kualitas, keahlian, kompetensi/ kemampuan dan keterampilan untuk mencapai visi dan misi Perusahaan, Pendidikan dan Pelatihan yang dimaksud pada ayat (1) dan (2) Pasal ini meliputi, pelatihan, seminar, lokakarya, kursus-kursus, pendidikan lanjutan, ceramah atau ‘kegiatan edukasi lainnya yang dilakukan oleh Perusahaan atau pihak luar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ketentuan_mengenai Pendidikan dan Pelatihan diatur dan ditetapkan dengan Ketentuan Perusahaan. Pasal 61 Fasilitas Perumahan Fasilitas perumahan diberikan Perusahaan kepada setiap Pegawai tertentu yang ‘memang Karena tugasnya berhak menggunakan rumah yang disediakan Perusahaan. Bagi Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini yang belum memperoleh atau tidak menempati fasilitas perumahan, diberikan Tunjangan Perumahan, Ketentuan dan jangka waktu lebih lanjut mengenai fasilites perumahan diatur dan ditetapkan dengan Ketentuan Perusahaan BAB XII BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KETENAGAKERJAAN Pasal 62 Ruang Lingkup Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Perusahaan wajib mengikutsertakan setiap Pegawai dalam program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Ruang lingkup program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang dijamin Perusahaan meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua (3). turan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan ditanggung oleh Perusahaan bersama dengan Pegawai dengan mengacu pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, (4), Persyaratan dan tata cara pengelolaan program tersebut dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 63, Kecelakaan Kerja (1). Pegawai yang tertimpa kecelakaan kerja dan untuk sementara tidak mampu bekerja, Perusahaan tetap membayarkan Gaji kepada yang bersangkutan sampai diketahui hasilnya setelah diperiksa Dokter dengan tetap mengacu pada Peraturan Perundang- undangan yang berlaku. (2). Perusahaan tidak wajib membayar jaminan Kecelakaan kerja kepada Pegawai yang. tertimpa kecelakaan kerja atau santunan kematian kepada keluarganya dalam bal: a. Kecelakaan dimaksud disengaja oleh Pegawal yang bersangkutan; b, Menolak pemeriksaan oleh Dokter yang direkomendasikan Perusahaan tanpa alasan yang sah. (3). Perusahaan wajib memperhatikan standar keamanan, dan keselamatan kerja (K3) di lingkungan Perusahaan sesuai Peraturan Perundang-wndangan yang berlaku, BAB XIIL PELANGGARAN DISIPLIN Pasal 64 Jenis Pelanggaran Disiplin (1). Jeni Pelanggaran Disiplin terdiri dari: a. Pelanggaran Disiplin Ringan; b, Pelanggaran Disiplin Sedang; c. Pelanggaran Disiplin Berat. (2). Pelanggaran Disiplin sebagaimana tersebut pada ayat (1) Pasal ini dapat berupa ucapan, tulisan dan/ atau perbuatan secara sengaia atau tidak sengaja. Pasal 65 Pelanggaran Disiplin Ringan Yang dikategorikan sebagai Pelanggaran Disiplin Ringan adalah: a. Tidak berusaha meningkatkan dan/ atau membagi ilmu pengetahuan, wawasan dan ketrampilan untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan keberhasilan Perusahaan; Tidak memakai pakaian seragam kerja yang sopan dan rapi dengan memakai tanda pengenal pada hari kerja; Melakukan pekerjaan lain atau Kegiatan usaha/ berdagang pada jam-jam kerja Perusahaan; Dinilai kurang dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang secara tidak langsung dapat merugikan Perusahaan antara lain kurang memahami atau kurang peduli atau kurang kontrol atau kurang teliti; Tidak melapor ditempat kedudukan baru pada waktu yang ditentukan; ‘Meninggalkan tugas tanpa izin dalam jam kerja yang ditentukan; Tidak melaporkan perubahan susunan Keluarga pada setiap setelah terjadinya perkawinan , perceraian, kelahiran, kematian dan lepas dari tanggungan. Pasal 66 Pelanggaran Disiplin Sedang Yang dikategorikan sebagai Pelanggaran Disiplin Sedang adalah: Tidak menggunakan, tidak melindungi atau tidak memelihara dengan sebaik-baiknya peralatan atau asset milik Perusahaan yang dipercayakan atau diberikan kepadanya guna membantu atau melindungi Pegawai tersebut dalam menjalankan tugas yang diberikan; Tidak memelihara sikap dan tidak bertingkah laku sopan-santun serta tidak memberikan pelayanan yang optimal terhadap sesama Pegawai, nasabah/ tamu, dan relasi Perusahaan sestiai dengan kedudukannya sebagai Pegawai Perusahaan; Bersikap tidak tegas, tidak adil, tidak objektif serta kurang bijaksana terhadap bawahan dan tidak membimbing serta kurang memotivasi bawahannya untuk meningkatkan prestasi dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya; Tidak melaksanakan perintah atau tugas yang diberikan oleh atasan untuk kepentingan Perusahaan; Tidak menciptakan dan memelihara Kerja sama/ suasana kerja yang harmonis antar sesama Pegawai maupun antar unit kerja, baik dalam hubungan horizontal maupun vertikal; Tidak saling hormat-menghormati antar sesama Pegawai yang menganut agama/ kepercayaan yang berlainan; Memberikan contoh yang tidak baik kepada bawahan dan tidak memberikan kesempatan serta dukungan dalam pengembangan karir; Tidak melaporkan kepada atasannya apabila mengetahui ada hal-hal yang dapat merugikan atau membahayakan Perusahaan, terutama di bidang keamanan, keuangan dan materi lainnya; Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam atau mencelakakan orang lain atau sesama Pegawai seperti. memfitnah, menghasut, berbohong yang dapat merugikan orang lain; Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya; k Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja, dari siapapun juga yang diketahui atau patut diperkirakan berkaitan dengan tugas, jabatan atau kedudukan sehingga secara langsung atau tidak langsung merugikan Perusahaan atau merusak citra Perusahaan; |. Tidak masuk kerja tanpa izin selama 1 (satu) hari kerja dalam 1 (satu) tahun; m, Melalaikan Peraturan-peraturan, norma-norma Perusahaan, tugas, kecuali dalam keadaan tertentu yang dapat membahayakan keselamatannya; 1. Sengaja atau Karena kelalaiannya sehingga merusak atau menghilangkan barang milik orang lain di lingkungan Perusaiwaan; ©, Mengadakan rapat atau pertemuan di tempat kerja, lingkungan Perusahaan tanpa izin dan tidak untuk kepentingan Perusahean, Pasal 67 Pelanggaran Disiplin Berat Yang dikategorikan sebagai Pelanggaran Disiplin Berat adalah: a, Menyalahgunakan wewenang dan jabatan; b, Menyalahgunakan dan/ atau menggelapkan wang, barang-barang, dan atau surat-surat berharga milik Perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung; ©. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang- barang, dokumen dan surat-surat berharga milik Perusahaan yang dilakukan secara tidak sah/ tanpa izin Perusahaan; 4. Melakukan penipuan atau Kejahatan lainnya yang menyebabkan kerugian bagi Perusahaan atau pihak lain yang terkait dengan Perusahaan; e. Memanipulasi data, menghilangkan data, memalsukan surat/ ijazah/ dokumen dan/ atau memberikan keterangan/ dokumen palsu kepada Perusahaan atau kepada pfrak lain baik tertulis maupun lisan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan atau pihak lain yang terkait dengan Perusahaan; f. Molakukan pungutan tidak sah dalam melakukan tugas dengan dalih dan bentuk apapun untuk: kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain; g Perbuatan yang bersifat mencemarkan nama baik (citra) Perusahaan, membocorkan, dan/ atau memanfaatkan rahasia Perusahaan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain yang dapat merugikan Perusahaan; fh. Menghalang-halangi atau menghambat kelancaran tugas Perusahaan, mengajak atau menganjurkan sesuatu yang diketahui atau patut diduga akan menimbulkan kerugian Perusahaan dan/ atau pemegang polis; i. Melakukan kegiatan bersama-sama dengan atasan dan/ atau teman sejawat dan/ atau bawahan dan/ atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Perusahaan; j. Tidak melakukan tugas dan tanggungjawab pekerjaan/ Jabatan sehin, kerugian Perusahaan; a menimbulkan q). @. (3). Melakukan perbuatan asusila, pemerkosaan dan/ atau pelecehan seksual di lingkungan kantor baik dalam jam kerja maupun di luar jam kerja; Membujuk dan mempengaruhi rekan sekerja, Pejabat, atau Pegawai lainnya untuk ‘melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau norma kesusilaan; Sengaja merusak atau karena kelalaiannya sehingga mengakibatkan kerusakan barang milik Perusahaan/ menimbulkan kerugian bagi Perusahaan; Melakukan perjudian (bermain judi), minum-minuman keras {mabuk), membawa, memakai atau menyalahgunakan serta mengedarkan narkotik dan/ atau obet-obatan terlarang di tempat kerja; Sengaja memukul/ melukai, mencoba memukul/ melukai sesama Pegawai atau orang Jain arena suatu sebab dalam suatu perselisihan yang berhubungan dengan pekerjaan pada Perusahaan, Melakukan perbuatan yang bersifat ancaman, atau penghinaan atau membahayakan para Pejabat atau Pegawai serta keluarganya ti ingkungan Perusahaan atau pihak lain yang terkait dengan Perusahaan; Membuat kegaduhan, kekacauan di tempat Kerja atau berkelahi di tempat kerja; Membawa senjata api dan senjata tajam, barang-barang terlarang lainnya yang dapat membahayakan orang lain di lingkungan Perusahaan, kecuali sesuai dengan bidang tugasnya; Melakukan kegiatan usaha, menjadi pengurus atau penasihat pada mitra usaha Perusahaan yang menimbulkan benturan kepentingan; Melakukan kegiatan politik pada waktu kerja atau kegiatan lainnya yang tidak sesvai dengan asas, tujuan, hakikat dan sifat pekerjaannya, Pasal 68 Sanksi Pelanggaran Disiplin ‘Sanksi Pelanggaran Disiplin Ringan terdiri dari: a, Teguran lisan; b. Peringatan tertulis I; c. Peringatan tertulis It; 4. Peringatan tertulis IlI/ Pernyataan tidak puas secara tertuli. Apabila peringatan tertulis III tidak dipatuhi, maka kepada Pegawai yang bersangkstan dapat dijatuhi Sanksi Pelanggaran Disiplin Sedang. Sanksi Pelanggaran Disiplin Sedang terdiri dari a, Penundaan Kenaikan Gaji Berkala; b. Penurunan Gaji Berkala; ¢.Penundaan Kenaikan Ruang Gaji; 4. Penurunan Ruang Gaji. a (5). (6). «). (2). @. @). a). Apabila setelah menjalani Sanksi Pelanggaran Disiplin Sedang ternyata masih ‘melakukan Pelanggaran Disiplin yang sifatnya sama, maka Pegawai yang bersangkutan dapat dijatuhi Sanksi Pelanggaran Disiplin Berat, Sanksi Pelanggaran Disiplin Berat terdiri dari . Penurunan Pangkat dan/ atau Jabatan; b, Pembebasan dari Jabatan; ¢ Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendi 4. Pemberhentian tidak hormat. Pegawai yang ternyata berdasarkan hasil pemeriksaan terbukti melakukan beberapa Pelanggaran Disiplin, kepadanya hanya dapat dijatuhi satu jenis Sanksi Pelanggaran Disiplin yang terberat. Pasal 69 Kewenangan Wewenang menjatuhkan Sanksi Pelanggaran Disiplin pada dasarnya adalah wewenang Direksi. Direksi dapat melimpahkan wewenang menjatuhkan Sanksi Pelanggaran Disiplin Ringan kepada Pejabat Perusahaan. Wewenang menjatuhkan Sanksi Pelanggaran Disiplin Ringan: a. Di Kantor Pusat oleh Kepala Divisi/ Kepala Pusat/ Wakil Kepala Pusat; b. Di Kantor Wilayah oleh Kepala Kantor Wilayah/ Wakil Kepala Kantor Wilayah; ©. Di Kantor Cabang/ Kantor Unit Kerja Area oleh Kepala Kantor Cabang, Sanksi Pelanggaran Disiplin Sedang dan Berat hanya dapat dijatubkan oleh Direksi, Pasal 70 Pemeriksaan Sebelum Sanksi Pelanggaran Disiplin dijatubkan kepada Pegawai yang disangka ‘melakukan pelanggaran disiplin, Perusahaan wajib melakukan pemeriksaan terlebih dahul ‘Tata cara pemeriksaan diatur dengan Ketentuan Perusahaan, Pasal 71 Penjatuhan Sanksi Pelanggaran Disiplin Penjatuhan jenis sanksi harus didasarkan kepada Pelanggaran Disiplin yang dilakukan oleh Pegawai yang bersangkutan berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 PKB ini. (2). (. (2). (. (2). @. ). @. Tata cara penjatuhan sanksi diatur dengan Ketentuan Perusahaan. Pasal 72 Penyampaian Keputusan Sanksi Pelanggaran Disiplin Jenis Sanksi Pelanggaran Disiplin Ringan disampaikan langsung oleh Pejabat yang diberi kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (3) PKB ini Jenis Sanksi Pelanggaran Disiplin Sedang dan Berat harus dinyatakan secara tertulis dalam suatu Keputusan Direksi yang sifatnya rahasia dan disampaikan kepada Pegawai -yang bersangkutan oleh: a. Kepala Divisi/ Kepala Pusat/ Wakil Kepala Pusat yang merupakan atasan Pegawais b. Kepala Kantor Wilayah/ Wakil Kepala Kantor Wilayah di Kantor Wilayah; c.Kepala Kantor Cabang di Kantor Cabang/ Unit Kerja Area. Pasal 73 Pemberhentian Sementara (Skorsing) Untuk memperlancar jalannya pemeriksaan, seorang Pegawai yang sedang diperiksa karena diduga telah melakukan Pelanggaran Disiplin Berat, dapat diberhentikan sementara dari tugas dan pekerjaannya dengan Keputusan Direksi. Pemberhentian Sementara (Skorsing) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, tidak mengurangi hak Perusahaan untuk menjatuhkan Sanksi Pelanggaran Disiplin apabila berdasarkan hasil pemeriksaan Pegawai yang bersangkutan dinyatakan terbukti bersalah, Selama menjalani_masa_pemberhentian sementara (skorsing), Pegawai yang bersangkutan diberikan Gaji Dasar Pensiun dan Tunjangan Tetap_masing-masing sebesar 100% (seratus persen) setiap bulan, sedangkan Tunjangan Tidak Tetap tidak dibayarkan, Masa pemberhentian sementara (skorsing) adalah maksimal 6 (enam) bulan. Tata cara pemberhentian sementara (skorsing) ditetapkan lebih lanjut dengan Ketentuan Perusahaan, Pasal 74, Rehabilitast Apabila terdapat alasan-alasan yang kuat atau berdasarkan keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, Pegawai yang telah dijatuhi skorsing dan/ atau Sanksi Pelanggaran Disiplin dinyatakan tidak bersalah, maka Perusahaan wajib mengembalikan status dan memulihkan nama baik serta membayarkan selisih Gaji dan hak lainnya yang seharusnya diterima Pegawai. (2). @. @. (2). 3), a. @) @). Peninjauan kembali terhadap keputusan Sanksi Pelanggaran Disiplin sebegaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini ditetapkan melalui Keputusan Direksi.. Sanksi Pelanggaran Disiplin yang telah diputuskan sebelum berlakunya PKB ini dan sedang dijalani oleh Pegawai yang bersangkutan dinyatakan tetap berlaktu, BAB XIV PENGHARGAAN Pasal 75 Pemberian Penghargaan Kepada Pegawai yang telah mempunyai masa kerja tertentu tanpa henti dan/ atau menunjukkan Kesetiaan maupun prestasi kerja yang baik terhadap Perusahaan, diberikan penghargaan berupa imbalan jasa sesuai Ketentuan Perusahaan yang berlaku. Pemberian Penghargaan kepada setiap Pegawai yang berhak ditetapkan dengan Keputusan Direksi Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk Penghargaan diatur dan ditetapkan dengan Ketentuan Perusahaan, Pasal 76 Bhakti Warsa Widayaka Penghargaan Bhakti Warsa Widayaka diberikan kepada Pegawai yang dengan penuh kesetiaan telah mengabdikan dirinya pada Perusahaan dengan disiplin dan prestasi ‘yang baik secara terus-menerus selama periode penilaian, serta tidak pernah menerima sanksi pelanggaran disiplin berat. Bhakti Warsa Widayaka diberikan kepada setiap Pegawai yang mempunyai Masa Kerja Efektif selama 10 (sepuluh) tahun, 20 (dua puluh) tahun, dan 30 (tiga puluh) tahun. Pegawai yang akan menjalani pensiun atau mempunyai hak pensiun atau meninggal dunia dimana saat tanggal jatuh tempo pensiun atau tanggal meninggal dunia mempunyai Masa Kerja Efektif 10 (sepuluh) tahun kurang dari 6 (enam) bulan atau 20 (cua puluh) tahun kurang dari 6 (enam) bulan atau mempunyai Masa Kerja Eiektif 30 (tiga puluh) tahun namun kurang dari 6 (enam) bulan, maka kepadanya tetap diberikan Bhakti Warsa Widayaka, Persyaratan pemberian Bhakti Warsa Widayaka kepada seorang Pegawai diatur dan itetapkan dengan Ketentuan Perusahaan, Pasal 77 Jenis Penghargaan dan Uang Jasa (1). Bhakti Warsa Widayaka diberikan Perusahaan dalam bentuk: a. Piagam; b. Medal emas; Vang jasa. (2). Medali emas dan wang jasa dibedakan pemberiannya berdasarkan Masa Kerja Bfektif 10 (Sepuluh) tahun, 20 (dua pultth) tahun, dan 30 (tiga puluh) tahun, (3). Pemberian penghargaan Bhakti Warsa Widayaka kepada setiap Pegawai ditetapkan dengan Keputusan Direksi. (4. Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan Penghargaan Bhakti Warsa Widayaka diatur dan ditetapkan dengan Ketentuan Perusahaan. Pasal 78 Insentif Pegawat (1). Insentif Pegawai dibayarkan dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan dan bukan merupakan hak normatif Pegawai (2). Serikat Pekerja dapat memberikan masukan kepada Perusahaan dalam hal pemberian Insentif Pegawai (@)._Ketentuan tentang pemberian insentif diatur dengan Surat Keputusan Direksi. BABXV KOMISI PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN DAN PENYELESAIAN KELUH KESAH Pasal 79 Komisi Pertimbangan Kepegawaian (1). Komisi Pertimbangan Kepegawaian berfungsi sebagai forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah antara Serikat Pekerja dengan Perusahaan serta sebagai lembaga yang memberikan rekomendasi kepada Manajeren mengenat Demosi dan Pelanggaran Disiplin. (2). Susunan keanggotaan Komisi Pertimbangan Kepegawaian terdiri dari: + Kepala Divisi Sumber Daya Manusia : Ketua merangkap Anggota; + Ketua Umum Serikat Pekerja : Wakil Ketua merangkap Anggota; © Kepala Bagian Perencanaan ‘Sumber Daya Manusia & Hubungan Industrial: Sekretaris merangkap Anggota: © Sekretaris Perusahaan : Anggota; Ap ype 1g PAWN { Q). @. (3). ), (5). ©. (2). a. + Kepala Bagian Hukum + Anggota; * Sekretaris Serikat Pekerja + Anggota; © Seksi Pembelaan dan Bantuan Hukum Pegawai Serikat Pekerja » Anggota, Pasal 80 ‘Tugas Dan Ruang Lingkup Komisi Pertimbangan KePegawaian ‘Tugas Komisi Pertimbangan KePegawaian adalah: a, Meneliti berkas laporan dan usulan yang disampaikan Perusahaan tentang adanya pelanggaran disiplin. b. Memberikan rekomendasi/ saran kepada Direksi setelah selesainya pembahasan melalui Komisi pertimbangan KePegawaian Komisi Pertimbangan KePegawaian berhak meminta keterangan kepada Pegawai/ Pejabat lain yang terkait sehubungan dengan fungsi Komisi Pertimbangan KePegawaian (KPK). Dalam melaksanakan tugasnya, para anggota Komisi Pertimbangan KePegawaian tidak diperkenankan melalaikan pelaksanaan tugas-tugas pokok sesuai bidang kerja dan jabatan masing-masing. Apabila diperlukan Serikat Pekerja dapat meminta untuk diberikan hasil notulen rapat Komisi Pertimbangan KePegawaian, Notulen rapat Komisi Pertimbangan KePegawaian berikut daftar hadir adalah sebagai bukti tertulis bahwa telah dilakukannya perundingan Bipartit antara Perusahaan dengan pekerja yang diwakili oleh Serikat Pekerja berkaitan dengan setiap permasatahan ketenagakerjaan di perusahaan, Pasal 81 Pengaduan Keluh Kesab Pegawai berhak untuk mengadukan keluh kesah kepada atasan langsung, Divisi Sumber Daya Manusia dan/ atau Serikat Pekerja apabila Pegawai merasa bahwa perlakuan, kebijakan atau Keputusan Direksi atau atasan Pegawai yang bersangkutan bertentangan dengan PKB ini. Setiap keluh kesah Pegawai harus diselesaikan secara tuntas. Pasal 82 ‘Tata Cara Pengaduan dan Penyelesaian Keluh Kesah Keluh kesah Pegawai agar disampaikan secara tertulis. ry aaa (2). Penyelesaian keluh kesah Pegawai diselesaikan secara tertulis selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah keluban tersebut diterima. (3). Apabila penyelesaian dimaksud ayat (2) Pasal ini belum memuaskan, Pegawai dapat menyampaikan keluh kesahnya kepada atasan yang lebih tinggi, serendah-rendahnya Kepala Divisi/ Kepala Kantor Pusat/ Kepala Kantor Wilayah/ Kepala Kantor Cabang. (4). Dalam penyelesaian keluh Kesah ini Pegawai dapat didampingi oleh Pengurus Serikat Pekerja. (5). Apabila penyelesaian dimaksud ayat (3) Pasal ini belum memuaskan, Pegawai dapat menyampaikan keluh kesahnya secara tertulis kepada Komisi Pertimbangan Kepegawaian. (6). Hasil Penyelesaian Komisi Pertimbangan Kepgawaian akan disampaikan kepada Perusahaan secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari Kalender setelah keluh kesah diterima dan menjadi rekomendasi bagi Perusahaan dalam pengambilan keputusan akhir. BAB XVI PEDOMAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI Pasal 83 Pemberhentian Pegawai (2). Pegawai dapat diberhentikan karena: Permintaan sendiri; Mencapai usia Pensiun; Meninggal dunia; Diangkat sebagai anggota Direksi; Melakukan tindak pidana dan dihukum berdasarkan keputusan Pengadilan; Alasan kesehatan atau sakit lebih dari 2 (dua) tahun berdasarkan pertimbangan medis; Melakukan Pelanggaran Disiplin; Reorganisasi dan rasionalisasi; i. Menderita gangguan jiwa permanen berdasarkan hasil resume medis dari Dokter Ahli/ Rumah Sakit yang merawat atau Dokter abli yang direkomendasikan oleh Perusahaan, (2). Pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) butir e, gh, dan i Pasal ini terlebih dahulu dimusyawarahkan dalam forum Komisi Pertimbangan Kepegawaian sebagai lembaga bipartit. (3). Pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ini ditetapkan melalui Keputusan Direksi dengan memperhatikan Ketentuan Perusahaan dan/ atau Peraturan Pertndang-undangan yang berlaku. PPI ADE 1k 4, (2). (3). 4), (©), 7). Pegawai tidak dapat diberhentikan dalam hal: a. Menjalani cut sakit; b. Berhalangan masuk kerja karena memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; Menjalankan ibadah menurut agamanya; Menikah kecuali sebagaimana dimaksud Pasal 11 PKB ini; Melahirkan, hamil, atau gugur kandungan; Sebab lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 84 Pemberhentian Mencapai Usia Pensiun Batas usia Pensiun normal Pegawai adalah 55 (lima puluh lima) tahun, Batas usia pensiun wajib Pegawai adalah maksimum 58 (lima puluh delapan) tahun. Pegawai dapat menjalani Pensiun di tempat Pegawai pertama kali mengajukan surat lamaran pekerjaan dan/ atau tempat pertama kali terikat hubungan kerja, dengan mengajukan surat permohonan kepada Perusahaan. Surat permohonan sebagaimana dimaksud ayat (3) Pasal ini harus diajukan kepada Perusahaan 1 (satu) tahun sebelum Masa Persiapan Pensiun dan/ atau maksimal 3 (tiga) bulan setelah jatuh tempo tanggal Pensitin, Pegawai yang dialihtugaskan karena ingin menjalani Pensiun di tempat Pegawai pertama kali mengajukan surat lamaran pekerjaan dan/ atau tempat pertama Kali terikat hubungan kerja, diberikan biaya atau ongkos pulang untuk Pegawai dan keluarganya yang besarannya sama dengan Perjalanan Dinas dan Perjalanan Pindah sebagaimana diatur dalam Ketentuan Perusahaan yang berlaku. Dalam hal Perusahaan tidak dapat mempertimbangkan permohonan sebagaimana dimaksud ayat (3) Pasal ini karena tidak adanya formasi jabatan yang sama atau hal lainnya, maka Perusahaan tetap memberikan biaya atau ongkos pulang untuk Pegawai dan keluarganya pada saat Pensiun untuk kembali ke tempat pertama kali mengajukan surat lamaran pekerjaan dan/ atau tempat pertama kali terikat hubungan kerja sesuai Ketentuan Perusahaan yang berlaku. Ketentuan mengenai Pensiun normal dan Pensiun wajib diatur lebih Janjut dan ditetapkan melalui ketentuan Perusahaan, Pasal 85 Masa Persiapan Pensiun Pegawai yang akan mencapai usia pensiun diberikan Masa Persiapan Pensiun selama 6 (enam) bulan sebelum jatuh tempo tanggal pensiun. iY @. (4). (). @. Untuk kepentingan Perusahaan, Pegawai yang telah memasuki Masa Persiapan Pensiun dapat tetap melaksanakan tugas pada jabatan yang sama berdasarkan Keputusan Perusahaan setelah mendapatkan persetujuan dari Pegawai yang bersangkutan Selama menjalankan Masa Persiapan Pensiun, yang bersangkutan diberikan hak- haknya berupa Gaji yang besarannya sama dengan keseluruhan penghasilan terakhir serta fasilitas perawatan di rumah sakit bagi dirinya serta keluarganya sesuai dengan Ketentuan Perusahaan yang berlaku. Pegawai yang menjalani Masa Persiapan Pensiun dan masih mempunyai sisa hale cuti besar, maka sisa cuti besar tersebut dapat dikompensasikan dengan imbalan dalam bentuk wang yang diperhitungkan secara proporsional sesuai jumlah hari sisa cuti besar dibagi 30 (tiga puluh) dikali 75% (tujuh pulub lima persen) dari Gaji terakhir yang dibayarkan, Pasal 86 Pelatihan Kewirausahaan Menjelang usia pensiun, Pegawai dapat diberikan pelatihan kewirausahaan sepanjang kemampuan Perusahaan memungkinkan. Pelaksanaan pelatihan kewirausahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dilaksanakan oleh Perusahaan dan/ atau Serikat Pekerja. Pasal 87 Peraturan Pensiun Hari Tua Peraturan Pensiun Hari Tua Pegawai diatur dan ditetapkan dalam Keputusan Direksi dengan memperhatikan Peraturan Perundang-undangan yang berlakt @). 2), Pasal 88 Peraturan Tunjangan Hari Tua Besaran Tunjangan Hari Tua untuk setiap Pegawai ditetapkan sebes: ¢ 2x Masa Kepesertaan Pensiun x Gaji Dasar Pensiun terakhir Ketentuan lebih lanjut mengenai Tunjangan Hari Tua diatur dan ditetapkan dalam ketentuan Perusahaan, Pasal 89 Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri (4. Pegawai yang hendak memutuskan hubungan kerja dengan Perusahaan harus ‘mengajukan permohonan tertulis kepada Perusahaan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal pemberhentian yang diinginkan. (2). Pegawai yang berhenti atas permintaan sendiri diberikan haknya sesuai Ketentuan Perusahaan dan/ atau Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, (3). Di samping hak sebagaimana ayat (2) Pasal ini, Pegawai yang mengajukan pemberhentian atas permintaan sendiri, akan diberikan: a. Uang pengganti cuti besar yang belum dilaksanakan b. Biaya atau ongkos pulang sesuai dengan ketentuan Perjalanan Dinas dan Perjalanan Pindah untuk Pegawai dan keluarganya sebagaimana dimaksud diatur dalam Ketentuan Perusahaan yang berlaku, apabila ingin kembali ke tempat Pegawai pertama kali mengajukan surat lamaran pekerjaan dan/ atau tempat pertama kali terikat hubungan kerja. (4). Pemberhentian atas permintaan senditi bagi Pegawai yang terikat dalam ikatan dinas Perusahaan diatur tersendiri sesuai ketentuan Perusahaan. (5). Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3) Pasal ini akan diberikan setelah diperhitungkan dengan kewajiban keuangan yang masih ada kepada Perusahaan, Pasal 90 Pemberhentian Karena Meninggal Dunia (1). Jika Pegawai meninggai dunia, diberikan hak Pensiun sesuai Peraturan Pensiun yang berlaku. (2). Disamping hak sebagaimana ayat (1) Pasal ini, kepada Ali Waris yang sah akan diberikan : a. Vang pengganti cuti besar yang belum dilaksanakan; b. Asuransi Kematian sebesar 30 (tiga puluh) x Gaji Dasar Pensiun terakhir; c. Biaya-biaya lain yang timbul akibat Pegawai meninggal dunia diatur dan ditetapkan dalam Ketentuan Perusahaan, (3). Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini akan diberikan_ setelah diperhitungkan dengan kewajiban keuangan yang masih ada kepada Perusahaan Pasal 91 Pemberhentian Karena Diangkat Sebagai Anggota Direksi Pegawai yang diangkat sebagai Anggota Direksi, diberhentikan dengan memperoleh hak Pensiun dan hak-hak lainnya sesuai dengan Ketentuan Perusahaan. Y a Tia, PRAM IM Lh (2). @). 4, Q). @. @). (4), (5), Pasal 92 Pemberhentian Karena Alasan Kesehatan Apabila Pegawai sakit berkepanjangan dan telah mengambil cuti sakit seperti tersebut dalam Pasal 33 ayat (6) PKB ini, serta menurut surat keterangan Dokter yang ditunjuk oleh Perusahaan tidak dapat bekerja kembali, meka kepada Pegawal yang bersangkutan dapat dikenakan pemberhentian. Pegawal yang berhenti karena alasan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini diberikan haknya sesuai Ketentuan Perusahaan dan/ atau Peraturan Perundang- undangan yang berlaku, Disamping hak sebagaimana ayat (2) Pasal ini, akan diberikan: a, Vang pengganti cuti besar yang belum ditaksanakan; b. Biaya atau ongkos pulang sesuai dengan ketentuan Perjalanan Dinas dan Perjalanan Pindah untuk Pegawai dan keluarganya sebagaimana sebagaimana dimaksud diatur dalam Ketentuan Perusahaan yang berlaku, apabila ingin kembali ke tempat Pegawai pertama kali mengajukan surat lamaran pekerjaan dan/ atau tempat pertama kali terikat hubungan kerja. Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3) Pasal ini akan diberikan setelah diperhitungkan dengan kewajiban keuangan yang masih ada kepada Perusahaan, Pasal 93, Pemberhentian Karena Pelanggaran Disiplin, Apabila Pegawai melakukan Pelanggaran Disiplin Berat, maka Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja terhadap Pegawai yang bersangkutan dengan ‘mengindahkan Peraturan Perundang-undangan yang beriaku, Apabila Pegawai melakukan Pelanggaran Disiplin Ringan dan diberikan Peringatan tertulis III tidak dipatuhi atau apabila setelah menjalani Sanksi Pelanggaran Disiplin Sedang ternyata masih melakukan Pelanggaran Disiptin yang sifatnya sama, maka Perusahaan dapat memberhentikan Pegawal yang bersangkutan Pegawai yang berhenti karena Pelanggaran Disiplin sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) Pasal ini diberikan haknya sesuai Ketentuan Perusahaan dan/ atau Peratwran Perundang-undangan yang berlaku. Di samping bak sebagaimana ayat (3) Pasal ini, Pegawai yang mengajukan pemberhentian atas permintaan sendiri, akan diberikan uang pengganti cuti besar yang belum dilaksanakan, Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (3) dan ayat (4) Pasal ini akan diberikan setelah diperhitungkan dengan kewajiban keuangan yang masih ada kepada Perusahaan. Pasal 94 Pemberhentian Karena Reorganisasi Atau Rasionalisasi (1). Pemberhentian Karena reorganisasi atau rasionalisasi adalah merupakan_pilihan terakhir yang akan dilakukan oleh Perusahaan karena keadaan memaksa yang, tidak dapat dihindarkan dan pelaksanaannya dimusyawarahkan bersama antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja. (2). Hak-hak Pegawai yang diberhentikan Karena reorganisasi atau _rasionalisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini mengacu pada ketentuan Perusahaan dan/ atau Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. {3}, Ketentuan yang menjadi dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini adalah ketentuan yang memberikan hak-hak yang lebih baik bagi Pegawai yang diberhentikan. BAB XVII PERSELISIHAN Pasal 95. Hubungan Kerja (1). Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan hubungan kerja di Perusahaan, akan diselesaikan secara musyawarah dengan pihak-pihak yang terlibat dan dapat melibatkan pimpinan unit kerja masing-masing, (2). Perselisihan antara Pegawai dengan Perusahaan akan dimusyawarahkan dengan Komisi Pertimbangan KePegawaian untuk mencapai Kata sepakat dan dituangkan dalam berita acara Serta disampaikan kepada Direksi sebagai saran dan pendapat. (3). Apabila tidak dapat diselesaikan secara intern oleh Perusahaan, penyelesaian lebih Janjut dilakukan dengan mengindahkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB XVIII PAJAK Pasal 96 Pajak Penghasilan Ketentuan mengenai pajak penghasilan Pegawai diatur dan ditetapkan tersendiri dalam ketentuan Perusahaan. (2). @. wm. (2), (3). BAB XIX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 97 Ketentuan Peralihan Ketentuan-ketentuan yang tidak diatur dalam PKB ini dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak menyimpang dari PKB Bilamana terjadi perubahan dalam Peraturan Perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan serta ketentuan-ketentuan baru Perusahaan yang dapat mempengaruhi terhadap berlakunya ketentuan dalam PKB ini, maka PKB ini akan ditinjau kembali bersama-sama antara Perusahaan dan Serikat Pekerja. Pasal 98 Keadaan Memaksa/ Force Majeure Dalam keadaan tertentu yang bersifat memaksa yang disebabkan oleh hal-hal yang berada diluar kekuasaan dan tidak dapat diduga sebelumnya (force majeure) seperti bencana alam, epidemi, kebakaran, pemogokan masal, perang, huru hara, revolusi, kekacauan yang disebabkan keadaan ekonomi, politik, sosial, pemberontakan, perubahan Pemerintahan secara inkonstitusional, perubahan Peraturan Perundang- ‘undangan, dan perubahan kebijakan Pemerintah di bidang ekonomi dan moneter yang membahayakan Perusahaan, maka Perusahaan dapat mengambil tindakan-tindakan untuk menyelamatkan Perusahaan dengan mengesampingkan PKB ini Apabila keadaan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dapat teratasi, maka Perusahaan berkewajiban menjelaskan kepada Pegawai melalui Serikat Pekerja. Pasal 99 Ketentuan Penutup Hal-hal yang belum cukup diatur dalam PKB ini, akan diatur lebih lanjut berdasarkan perjanjian antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja yang dituangkan dalam ‘Addendum atau ketentuan tambakan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PKB ini. Ketentuan Perusahaan yang dimaksud dalam PKB ini dituangkan dalam Keputusan Direksi dan/ atau Nota Dinas Direksi PKB ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak ditandatangani bersama. @, (3). (6). (7). ACHMAD FATHONY, ENDRISMAN RAHIM BF eta imum SY Direktur Utama p SERIKAT PEKERJA JIWASRAYA Sebelum berakhirnya masa berlaku PKB ini, Serikat Pekerja dan Perusahaan bersama- sama menyusun PKB yang baru, Untuk musyawarah PKB berikutnya, kedua belah pihak sepakat untuk membicarakan keinginan tersebut paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa berlaku PKB ini, Apabila PKB yang baru belum selesai pada waktunya, PKB yang lama dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling tama 1 (satu) tahun berikutnya berdasarkan kesepakatan tertulis antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja Dengan ditandatanganinya PKB ini, maka PKB nomor 0585}1.0412; 001/SPI/IV/2012; tanggal 11 April 2012 dinyatakan menjadi tidak berlaku. PERJANJIAN KERJA BERSAMA INI DITANDATANGANI DI JAKARTA PADA TANGGAL 10 APRIL 2015 PIMAK-PIHAK YANG MENGADAKAN PERJANJIAN_ PT. ASURANSI JIWASRAYA. cansenoy Iy r — Ag2 ‘TIM PERUNDINGAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB) SERIKAT PEKERJA JIWASRAYA, PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO), Are@ peo ACHMAD FATHONY pee YAHYA PARTISAN HUWAE ~ FADJAR RONI ARIOTEDJO Afick (envi N RAMSIS a EKO SUNOTO SUSILOTOMO INSTA SAPUTRA

You might also like