Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun

1998-2006 |Taufik Raman Hakim

Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing


Garut 1998-2006

Taufik Rahman Hakim & Tolib Rohmatillah


Jurusan Sejarah Peradaban Islam, fakultas Adab Humaniora
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Email: copik2712@gmail.com & tolibrohmatillah@uinsgd.ac.id

Abstract
The Islamic Union was founded on 1 Syafar 1342 H/12 September
1923 in the city of Bandung. Islamic Union is one of the Islamic organizations
that has made a new history in Indonesian with its Islamic renewal thinking
style. The Islamic Unity in its development quickly expanded, especially in
the West Java area, marked by the establishment of Persis pesantren. Islamic
Association No 98 Pasirjeungjing in its establishment could not be separated
from the assistance of Persis Cisurupan Branch which helped in its
establishment as an effort to improve the quality of education for Muslims in
Indonesia. The purpose of writing this article is to tell how the history of the
founding of the Islamic Unity Boarding School No. 98 Pasirjeungjing. The
method used in writing this article is a historical methodology, namely source
collection (heuristics), source selection (criticism), interpretation and
presentation in the form of historiography writing. Since the establishment of
the Islamic Unity Boarding School 98 Pasirjeungjing, the curriculum model
developed has largely followed the Islamic Unity Boardig School Bentar
Garut, because the education developers of the Islamic Unity Boarding School
98 Pasirjeungjing are alumni of the Pesantren Persis Bentar. This gave
progress to the Islamic Unity Boarding School 98 Pasirjeungjing Garut from
its inception until now.
Keywords : The Islamic Union 98 Pasirjeungjing

1|Historia Madania
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

Pendahuluan
Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh para pembaharu di Indonesia mulai
berkembang baik gerakan pembaharuan akan Agama Islam maupun sosial.
Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia terutama akan pembaharu
pemikiran islam terjadi sekitar tahun 1802 dengan ditandai sepulangnya Haji
Miskin beserta kawan-kawannya dari Mekah menunaikan ibadah haji. Haji
Miskin beserta kawan-kawannya mengetahui secara langsung bagaimana
gerakan pembaharuan terhadap Islam yang terjadi di Timur tengah.
Di Indonesia beliau dikenal dengan kelompok Paderi karena kegigihan
dan keberaniannya. Kelompok tersebut berjumlah sembilan orang yang
dijuluki “Harimau nan Salapa”, mereka berusaha dengan gigih dan semangat
juang yang tinggi mengadakan perombakan terhadap kehidupan
kemasyarakatan secara bebas bahkan acapkali disebut radikal, namun dengan
berpedoman kepada Al-Quran dan As-Sunnah menjadikan kelompok ini bisa
diterima oleh sebagian masyarakat. Hal itulah yang menjadi adanya
permasalahan dengan kelompok yang terus mempertahankan adat budaya
peninggalan leluhur. Permbaharuan yang dilakukan oleh kelompok Paderi,
selanjutnya diteruskan oleh para pemuda yang ingin adaya pemurnian akan
Islam. Namun kaum muda mendapat tantangan yang lumayan berat karena
mereka harus berhadapan dengan kaum tua.
Menurut Hamka (1961:16-23), merupakan umat Islam yang dalam
pelaksanakan ibadatnya masih bercampur dengan bid’ah dan khufarat. Praktik
Ibadah seperti itu menurut kaum muda dipandang tidak sesuai dengan Al-
Qur’an dan As-Sunnah. Hal itu, dipelopori oleh Syekh Thahir Jalaludin,
Muhammad Jamil Jambek, Abdullah Ahmad, dan Abdul Karim Amrullah,
kaum muda terus melakukan perjuangan dalam merombak kondisi masyarakat
kala itu khususnya di Sumatera Barat yang merupakan tempat awal gerakan
Pembaharuan Islam di Indonesia muncul yang terbelenggu oleh khufarat dan

2|Historia Madania
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

bid’ah. Dalam pergerakan untuk memurnikan paham keagaamaan itu, kadang-


kadang berjalan keras dan banyak rintangan dan tantangan yang muncul,
namun manfaatnya bagi umat Islam cukup besar pikiran mereka lebih terbuka
dan kritis (Wildan,1997:4-5).1
Semangat dan isi gerakan pembaharuan Islam ini pada mulanya
mendapat perhatian dari umat Islam di daerah perkotaan, karena secara
geografis dan kultural, masyarakat kota lebih cepat berhadapan dengan
pengaruh luar daripada masyarakat desa. Di zaman ini, mengikuti alam
pembaharuan yang sedang berkembang, mereka menempatkan diri sebagai
kelompok “modernis Islam”. Terdapat beberapa ciri kuat yang menjadi
pembeda antara kelompok Modernis ini, yang dapat membedakannya dengan
kelompok tradisionalis di pedesaan, yaitu adanya keyakinan dan pemikiran
bahwa pintu ijtihad tidak pernah tertutup. Dalam hal itu, praktek taklid harus
dihilangkan karena ajaran-ajaran Islam harus diterjemahkan secara rasional
sehingga mampu bersaing dengan peradaban modern dan dapat memenuhi
kebutuhan umat pada zamannya. Oleh karena itu, umat Islam dapat keluar dari
Kolonialisme yang dilakukan Barat, dari kemiskinan dan kebodohan, serta
dapat mengembalikan citra Islam yang sebenarnya. Sehingga Islam mampu
mengungguli kekuatan-kekuatan lain sebagaimana pernah terjadi pada abad-
abad sebelumnya. Dengan semangat kembali kepada Al-Quran dan Sunnah,
kalangan modernis melakukan upaya purifikasi keagamaan dari elemen-
elemen tradisi paganisme yang dapat menimbulkan bid’ah dan khurafat.2
Melewati masa akhir penjajahan kolonial Belanda, di awal abad ke-20
(1900-1942) telah memberikan gambaran terhadap pertumbuhan
pembaharuan ke Islaman di Indonesia. Pada awal abad ke-20, ketika rasa

1
Dadan wildan, Pasang Surut Gerakan Pembaruan Dalam Islam, penerbit Persis Press
Bandung 1995
2
Utami, Nurdianti Putri, 2011. Pesantren Persatuan Islam 37 Sumedang 1989-2006,
Diploma Thesis, UIN SGD BDG, 5.

3|Historia Madania
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

nasionalisme modern baru tumbuh, kata “Islam” merupakan kata pemersatu


bagi bangsa Indonesia, yang berhadapan bukan saja dengan pihak penjajah
Belanda, tetapi juga dengan orang Cina. Hal ini bisa dilihat dari sebab
berdirinya Syarekat Islam (SI) pada tahun 1912 di Solo yang didasarkan tidak
hanya atas hubungan spiritual agama, tetapi juga sekaligus sebagai front untuk
melawan semua penghinaan terhadap rakyat pribumi.
Gerakan pembaharu Islam di Indonesia pada awal abad ke-20 ditandai dengan
munculnya berbagai organisasi keolompok modernis Islam, di antaranya Al-
Jam‟iyyah Al-Khoiriyah yang dikenal dengan jamiat Khoer di Jakarta yang
berdiri pada tanggal 11 Agustus 1915 Muhammadiyah yangberdiri di
Yogyakarta pada tanggal 12 Nopember 1912 dan persis yang baru berdiri pada
tanggal 12 september 1923 di Bandung (Wildan, 1995:19-21). Persatuan Islam
(Persis) sebagai salah satu ormas Islam yang didirikan secara resmi pada
tanggal 1 Syafar 1342 H/12 September 1923 di Bandung, telah turut mengukir
sejarah Indonesia setidaknya dalam gerakan pembaharuan Islam di Indonesia.
Pemikiran dan gerakan itu bersifat dinamis karena nash Al-Quran dan As
Sunnah sudah selesai dengan diutusnya Rasul yang terakhir sedangkan zaman
mempunyai karakter berubah bahkan perubahan itu sangat dinamis dan
sekaligus mengandung tantangan (Wildan; 1995).

Dengan berdirinya Persatuan Islam pada awalnya merupakan upaya


serta usaha sejumlah umat Islam untuk memperluas diskusi-diskusi tentang
topik keagamaan yang sudah dilakukan pada basis informal dan bejalan
beberapa bulan. Orang-orang Islam yang telah melibatkan dirinya dalam
diskusi-diskusi ini semuanya kebanyakan dari kelas pedagang. mereka berasal
dari keluarga yang dua generasi lebih awal telah melakukan migrsi ke
beberapa tempat karena alasan perdagangan seperti dari daerah Palembang di
Sumatera ke daerah Jawa Barat yang pada akhirnya mereka menyatakan diri

4|Historia Madania
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

sebagai orang-orang Sunda. Kelompok etnis yang paling dominan di Jawa


Barat (Howard 1996;15).
Sebagai organisasi pembaharu, Persatuan Islam yang didirikan di
Bandung ( Ibu Kota Jawa Barat) oleh sekolompok umat Muslim yang
berminat dalam disukusi, studi dan aktiviitas keagamaan yang dipimpin oleh
Haji Zamzam dan Haji Mahmud Yunus, keduanya berasal dari Palembang.
Dengan demikian, sebagai organisasi formal yang telah berdiri secara resmi
maka Persatuan Islam menjadi wadah organisasi dari umat Islam. Nama
Persatuan Islam itu di berikan dengan maksud mengarahkan rihul ijtihad dan
jihad; berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencapai harapan dan cita-cita
yang sesuai dengan kehendak organisasi yaitu persatuan Islam, persatuan rasa
Islam, persatuan usaha Islam dan persatuan suara Islam (Wildan: 1995. 29)
Dalam perkembanggannya sampai tahun 1942 tercatat beberapa
cabang organisasi persis yang tersebar diseluruh Indonesia, misalnya
Bandung, Bogor, Jakarta, Leles Garut, Surabaya, Malang, Bangil, Kutaraja,
Padang, Sibolga, Banjarmasin, dan Gorontalo. Pesantren Persatuan Islam
tepatnya di Garut berkembang dengan cepat, hal ini ditandai dengan
berdirinya lembaga-lembaga Pesantren Persatuan Islam di daerah-daerah
Garut terkhusus Pesantren Persatuan Islam 98 Pasirjeungjing yang terletak di
Desa Pasirjeungjing Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut.
Pesantren tersebut terbilang pesantren yang berdiri di daerah pelosok.
Namun pesantren ini memiliki sejarah yang menarik dalam pendiriaanya,
selain letaknya yang cukup strategis juga keberadaanya yang cukup
kontroversi karena pesantren persatuan islam tersebut berdiri di tengah-tengah
masyarakat yang memang dalam penerapan syariah Islamnya masih
memadukan dengan Budaya leluhur serta di tempat tersebut masyarakatnya
kebanyakan ormas Nahdlatul Ulama yang kurang faham akan ikhtilaf
(perbedaan pendapat) dan hal lainnya yang berkaitan dengan Agama Islam,

5|Historia Madania
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

sehingga Pesantren Persatuan Islam dalam perintisan berdirinya banyak sekali


tantangan-tantangan yang muncul. Oleh karena itu para tokoh pendiri
Pesantren Persatuan Islam No 98 berjuang demi memberikan wadah (basis
tempat berdiskusi mengenai topik-topik keagamaan) kepada masyarkat dan
pemahaman tentang Agama Islam serta penerapan Syariah Islam yang sesuai
deangan Nash Al-qur’an dan As-sunnah kepada masyarakat setempat.

Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode historis.
Metode historis merupakan metode yang dilakukan dengan pengumpulan data
dan penafsiran gejala peristiwa yang pernah terjadi dimasa lalu, penafsiran
tersebut menggambarkan secara kritis seluruh fakta atau kebenaran persitiwa
yang terjadi. Langkah-langkah dalam metode historis meliputi heuristik, kritik
sumber, interpretasi, dan historiografi. Heuristik adalah tahap dimana peneliti
menghimpun atau mengumpulkan dokumen-dokumen untuk memperoleh
data penelitian. Data penelitian yang digunakan dapat berupa data primer
maupun sekunder. Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui
berbagai sumber, seperti wawancara, buku, artikel, dokumen, arsip, majalah,
catatan dan referensi lainnya.
Kritik sumber adalah tahapan dimana sumber-sumber yang telah
didapatkan pada tahap heuristik akan diuji keaslian maupun kebenarannya.
Dengan kata lain, dilakukan penyaringan terhadap sumber yang telah
dikumpulkan sebelumnya. Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan sumber
yang asli sehingga data yang didapatkan juga berkualitas. Kritik sumber dibagi
menjadi dua, yakni kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern adalah
pengujian yang dilakukan untuk mengetahui keaslian suatu sumber atau
dokumen. Kritik intern adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

6|Historia Madania
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

kebenaran isi atau apakah isi dari suatu sumber dapat dipertanggung
jawabkan.
Interpretasi adalah tahap dimana analisis dan penafsiran sumber
sejarah dilakukan. Analisis dan penafsiran tersebut dilakukan pada sumber
yang telah melalui tahap kritik sumber, baik ekstern maupun intern. Sumber-
sumber tersebut perlu untuk dibaca dan dipahami dengan baik oleh peneliti.
Sehingga peneliti dapat melihat sejarah dalam berbagai sudut pandang dan
mempunyai gambaran yang luas mengenai suatu peristiwa sejarah.
Historiografi adalah tahap terakhir dimana penulisan peristiwa sejarah
dilakukan. Penulisan ini dilakukan berdasarkan semua sumber dan data-data
yang telah diperoleh, diuji, dan juga ditafsirkan oleh peneliti.

Pembahasan

Pasirjeungjing merupakan salah satu Desa yang terletak di daerah


Garut, tepatnya di Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut provinsi Jawa
Barat. Desa yang jaraknya cukup dekat dengan Gunung Papandayan ini
menjadikan masyarakatnya banyak yang berprofesi sebagai buruh (berkebun)
dan petani. Masyarakat Pasirjeungjing dari tahun ke tahun mengalami
pelonjakan penduduk dikarenakan banyaknya orang-orang kota yang membeli
dan membangun bangunan-bangunan yang besar, sehingga berdampak
terhadap perekonomian masyarakat setempat. Sering kali terjadi kejadian
yang tidak diinginkan di desa tersebut baik dari salah pemahaman tentang
agama maupun dari hal-hal sosial lainnya.
Persatuan Islam (Persis) sebagai salah satu ormas Islam yang melihat
akan situasi dan kondisi menuju serba modern, namun masyarakat yang masih
memakai cara tradisional dalam menerapkan syariah Islam baik dalam
pemikiran maupun penerapannya dipandang kurang relepan ditengah-tengah
arus modern ini. Pemikiran dan gerakan itu bersifat dinamis karena Nash Al-

7|Historia Madania
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

qur’an dan As-sunnah sudah selesai dengan diutusnya Rasul yang terakhir,
sedangkan zaman mempunyai karakter serta situasi dan kondisi berubah
bahkan perubahan itu sangat dinamis dan mengandung tantangan
(Wildan;1995;x). Pada awal abad ke-20 banyak sekali bermunculan
pemikiran-pemikiran pembaharuan terhadap tatanan-tatanan masyarakat, dan
pemikiran Agama Islam itu sendiri.
Persatuan Islam (Persis) didirikan pada tanggal 1 Syafar 1342 H/12
September 1923 di Bandung, telah turut mengukir sejarah Indonesia
setidaknya dalam gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia. Berdirinya
Persatuan Islam pada awalnya merupakan usaha sejumlah umat Islam untuk
memperluas pemikran pembaharu serta diskusi-diskusi tentang topik-topik
keagamaan yang telah dilakukan pada basis informal selama beberapa bulan.
Dari diskusi-diskusi itulah mulai berkembang ke setiap daerah yang ditandai
dengan berdirinya lembaga-lembaga Persatuan Islam. Pesantren Persatuan
Isalam 98 Pasirjeungjing merupakan salah satu lembaga Persatuan Islam yang
berdiri di tengah-tengah masyarakat Islam yang memang ditempat tersebut
masyarakatnya kurang faham akan syariah islam yang bersumber dari Al-
qur’an dan As-sunnah serta pendapat dikalangan para ulama karena itulah,
dalam penerapannya masih memadukan gaya tradisional dengan Budaya
Leluhurnya.
Pesantren Persatuan Islam (Persis) Pasirjeungjing merupakan
Pesantren Persatuan Islam pertama di Kecamatan Cisurupan. Pesantren
Persatuan Islam Pasirjeungjing berdiri sejak tahun 1989 dan berdirinya ini
tidak dapat lepas dari lahirnya organisasi Persatuan Islam Cabang Cisurupan.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Pesantren Persatuan Islam
Pasirjeungjing ini ialah mengadakan pengajian anak-anak Diniyah di mesjid
yang kemudian mesjid tersebut dijadikan mesjid Persatuan Islam
Pasirjeungjing. Keberadaan mesjid tersebut, selain digunakan untuk sholat

8|Historia Madania
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

berjamaan, sholat jum’ah dan pengajian-pengajian juga dimanfaatkan sebagai


basis tempat penyebarluasan pemikiran-pemikiran pembaharu Persatuan
Islam. Inti dari pemikiran keagamaan yang dipopulerkan oleh Persatuan Islam
adalah “kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah”. Sebetulnya Persatuan
Islam awal tujuan utamanya ialah Muballigh, namun pada tahun 1980 tuntutan
dan kebutuhan yang timbul dari masyarakat terhadap pendidikan mulai
berubah. Hal ini sejalan dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah,
sehingga Persatuan Islam 98 Pasirjeungjing berubah orientasinya yaitu
mencetak pribadi muslim Tafaqqahu fiddin.
Seiring dengan bertambahnya orang-orang yang tertarik dengan sistem
pendidikan yang diselenggarakan di Mesjid tersebut, maka tokoh-tokoh
Persatuan Islam Pasirjeungjing saat itu seperti: H. Rusbandi (Alm), H. O
Sudrajat (Alm), Bpk. Memed (Alm), Bpk. Abdul Hamid (Alm), H.Abbas
(Alm), H. Ismail (Alm), Bpk. Rahmat Ismail, H. Eman Sulaeman, H. Ujang
Juanda dan lain-lainnya, berinisiatif untuk mendirikan Pesantren di
Pasirjeungjing. Mesjid yang sebelumnya sudah dibangun kemudian
dilengkapi dengan madrah sebagai tempat untuk berlangsungnya proses
kegiatan belajar mengajar yang kemudian diresmikan oleh Pimpinan Pusat
(PP) Persatuan Islam sekaligus mendapat nomor registrasi 98 dan namanya
menjadi Pesantren Persatuan Islam 98 Pasirjeungjing.

Pesantren Persatuan Islam 98 Pasirjeungjing Garut dalam


pendiriannya di Pasirjeungjing tidak serta merta berdiri dengan mudah,
banyak sekali tantangan dan rintangan yang menghalangi selain letak
geografis juga situasi dan kondisi baik warga dan masyarakat Garut yang
memandang Persatuan Islam ini sebagai organisasi yang radikal sehingga para
tokoh harus berjuang dengan keras dalam memberikan pemahaman tentang
pemikiran Persatuan Islam serta demi mendirikan Pesantren tersebut.

9|Historia Madania
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

Menurut K.H Eman Sulaeman yang merupakan salah satu tokoh


pendiri Pesantren Persatuan Islam 98 Pasirjeungjing menuturkan bahwa di
daerah Pasirjeungjing ini masyarakatnya lumayan banyak namun dalam
pendidikan dan penerapan keagamaannya masih kurang diperhatikan sehingga
dalam prosesi keagamaan masih bercampur aduk antara nash (Al-qur’an, As-
sunnah dengan kebiasaan leluhurnya) sehingga di arus zaman yang menuju
modern ini dipandang kurang baik bahkan acap kali orang-orang luar
mengatakan yang tidak baik terhadap masyarakat di Pasirjeungjing. Oleh
karena itu K.H Rusbandi (Alm) beserta temannya Bpk. O Sudrajat (Alm) dan
Bpk. Memed (Alm) bersama tokoh-tokoh pendiri lainnya berinisiatif ingin
mendirikan sebuah pesantren Persatuan Islam di daerah tersebut agar menjadi
wadah untuk menunjang akan pendidikan warganya karena melihat dulu
sekolah hanya ada di kota garut yang jaraknya cukup jauh dari Pasirjeungjing.
Pesantren Persatuan Islam tersebut dijadikan tempat untuk diskusi-diskusi dan
pengajian tentang keagamaan.3

K.H Rusbandi dan kawan-kawan lainnya mengirimkan surat ke PC


(Pimpinan cabang) Cisurupan bahwa akan menidrikan sebuah lembaga
Pesantren Persatuan Islam di Pasirjeungjing dan direspon dengan baik oleh
ketua PC Persatuan Islam cisurupan. Pada tahun 1998 maka diadakanlah
Musyawarah di Cipanday. Dulu ketika musyawarah dengan cabang Cisurupan
juga lembaga Persatuan Islam yang berada di Cipanday karena disana mereka
dari segi ekonomi dan SDM tenaga pengajarnya banyak sedangkan di
Pasirjeungjing itu sendiri hanya sedikit ditambah ekonomi yang kurang baik.

Hasil dari Musyawarah tersebut lahirlah nama lembaga Persatuan


Islam (persis) Pasirjeungjing. Karena kurang sumber pengajar di lembaga

3
Ust. Ahmad Supratman. Panduan Masa Ta’aruf Santri Baru. Pesantren Persatuan Islam 98
Pasirjeungjing, 2018-2019, 1.

10 | H i s t o r i a M a d a n i a
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

tersebut akhirnya Persatuan Islam cipanday dan PC Cisurupan mengirimkan


beberapa donatur dan tenaga pengajar untuk mendirikan Pesantren
Pasirjeungjing.

Pada tangal 23 sepetember 2000 mulailah dibangun MI (Madrasah


Ibtidaiyah) namun dalam pembangunannya setiap pondasi-pondasi bangunan
dan tembok-temboknya sudah berdiri, anehnya selalu saja rusak berantakan
sehingga pembangunannya terhenti sekitar 2 tahun karena kurangnya biaya
dalam pembangunannya.

Pada tahun 2001 para tokoh mencoba membangun lagi dengan tata
letak yang berbeda dan berharap mudah-mudahan pembangunan ini berjalan
lancar, setelah beberapa hari pembangunan berjalan dengan pondasi-pondasi
dan tembok bangunan sudah berdiri anehnya keesokan harinya pondasi-
pondasi tersebut rusak dan hancur namun sebagian para tokoh pendiri
beranggapan bahwa rusaknya tersebut gara-gara angin yang kencang melihat
lokasi geograpis tempat tersebut dibawah kaki gunung Papandayan anginpun
berhembus kencang. Sebagian tokoh lagi seperti K.H Ujang Juanda dan K.H
Eman Sulaeman berbeda pendapat bahwa kerusakan-kerusakan tersebut
diakibatkan oleh segelintir orang-orang yang tidak suka akan pembangunan
Madrasah Ibtidaiyah, namun K.H Rusbandi tidak terlalu menerima anggapan
K.H Ujang Juanda karena tidak adanya bukti dan menghindari prasangka yang
tidak baik. Maka dari itu K.H Ujang Juanda mengusulkan pembangunan
kembali, hal ini untuk ditelusuri penyebab selalu rusak dan robohnya
pembangunan tersebut. Setelah beberapa hari dibangun lagi K.H Eman
Sulaeman dan tokoh yang lain menelusuri di malam hari dan ternyata
penyebab selalu robohnya bangunan MI tersebut ialah karena ulah orang-
orang yang tidak menerima dengan adanya pembangungan pesantren tersebut.

11 | H i s t o r i a M a d a n i a
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

setelah kejadian itu, para tokoh berkumpul untuk merundingkan bagaimana


cara agar pengerusakan itu tidak terjadi lagi.

Pada tanggal 2 juli 2002 K.H Ismail dan K.H Abbas pulang dari
Bandung dan mengetahui hal tersebut terjadilah kerusuhan antara tokoh
tersebut dengan warga akibat K.H Ismail yang dikenal tegas dan berani beliau
menghardik warga namun warga merasa tak terima karena Persatuan Islam
(persis) dipandang membawa ajaran radikal sehingga terjadi kerusuhan. Hal
tersebut diketahui oleh salah satu tokoh masyarakat dan kerusuhan tersebut
berhasil dilerai dengan baik atas saran dari tokoh masyarakat dengan cara
berdiskusi tentang keagamaan.

Pada tahun 2002 ini terjadilah debat (diskusi) tentang keagamaan


antara tokoh-tokoh Persatuan Islam yang ingin mendirikan lembaga Pesantren
di tempat itu dengan tokoh masyarakat, singkatnya hasil diskusi tersebut
Persatuan Islam memang tidak radikal hanya berbeda Madzhab dan ijtihad
para ulama saja karena masyarakat pada waktu itu hanya mengenal Madzhab
Syafi’i saja sehingga acap kali mereka memandang orang yang berbeda
menandai mereka dengan radikal dan sebagainya. Kerusuhan tersebut
diketahui oleh preman kampung tepatnya kampung Simpang sari yang merasa
tak terima karena salah satu anak buahnya yang tinggal di Pasirjeungjing
dihardik oleh salah satu tokoh Persatuan Islam. Sehingga pada 3 oktober 2002
terjadi penculikan kepada salah satu tokoh Persatuan Islam yaitu K.H Eman
Sulaeman oleh 15 orang preman tersebut. namun K.H Eman Sulaeman yang
dikenal dengan gaya bertarung Syufu Taesyukan dan Silatnya berhasil
mengalahkan dan meloloskan diri dari preman tesebut. Dari kejadian tersebut,
K.H Eman Sulaeman mendapatkan luka dibagian mata kirinya akibat dari
serangan-serangan preman itu. K.H Eman Sulaeman dan para tokoh
melaporkan hal tersebut kepolisi setempat.

12 | H i s t o r i a M a d a n i a
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

Akibat kejadian-kejadian yang terjadi pembangunan MI (Madrasah


Ibtidaiyyah) terhenti sampai tahun 2003. Setelah para tokoh sering melakukan
diskusi-diskusi dan pengajian dengan masyarakat akhirnya warga mengerti
akan Persatuan Islam dan cara pandangnya, sehingga pada tahun 2004 mulai
dibangun kembali Madrasah Ibtidaiyah dan bangunan ini meandakan
bangunan Persatuan Islam Pasirjeungjing pertama yang berada di Pasirjeung
dan warga juga bersimpati akan pembangunan MI dan menyekolahkan anak-
anaknya di MI tersebut, sekolah-sekolah dahulu jaraknya cukup jauh akhirnya
pada tahun 2006 K.H Ujang Juanda mengusulkan kepada para tokoh agar
dibangun Madrasah Aliyah (MA) agar lulusan-lulusan Madrasah Ibtidaiyah
tidak terlalu jauh dalam bersekolahnya, hal ini disepakati oleh para tokoh
Persatuan Islam di Pasirjeungjing akhirnya pada tahun2006 Madrasah Aliyah
dan asrama-asrama putra dan putri di dirikan. Setelah melewati berbagai
tantangan dan rintangan akhirnya Lembaga Persatuan Islam Pasirjeungjing
Garut berdiri dan berkembang pesat hingga sampai sekarang.4

Sejak berdirinya Pesantren Persatuan Islam 98 Pasirjeungjing berdiri,


model kurikulum yang dikembangkan oleh Pesantren Persatuan Islam 98
Pasirjeungjing sebagian besar mengikuti Pesantren Persatuan Islam Bentar
Garut, karena pola Pesantren Persis Bentar Garut dijadikan model pendidikan
bagi pesantren-pesantren di daerah-daerah Garut.Disamping itu, faktor
lainnya karena kebanyakan pengembang pendidikan Pesantren Persis 98
Pasirjeungjing adalah para alumni Pesantren Persis Bentar. Sekalipun
demikian setiap Pesantren Persis mempunyai ciri khas tersendiriyang berbeda
dengan Pesantren lainnya. Pesantren Persatuan Islam 98 Pasirjeungjing
dibangun dengan tujuan terwujudnya kader-kader Mubaligh yang akan

4
H. Eman Sulaeman, (60 tahun) & K.H ujang Juanda, Bpk Ade (50 tahun), dua dari para
pendiri Pesantren Persatuan Islam 98 Pasirjeungjing, wawancara , Pasirjeungjing Garut , 2
November 2021.

13 | H i s t o r i a M a d a n i a
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

menyebarkan ajaran-ajaran agama islam kepada masyarakat. Untuk mencapai


tujuannya dari sejak awal para santri diperkenalkan dengan materi-materi
keagamaan seperti Tauhid, Bahasa Arab dan Inggris, Tafsir, Fiqh, Ushul Fiqh,
Al-Qur’an, Hadist, dan Akhlak.

Pola pendidikan yang diselenggarakan oleh Pesantren Persatuan Islam


98 Pasirjeungjing dapat dikategorikan Pesantren Khilafi ( Modern ), hal ini
didasari dari sejak awal berdirinya Pesantren tersebut sudah memasukan
unsur-unsur baru dalam sistem pendidikan dan pembelajarannya, artinya
Pesantren Persatuan Islam 98 Pasirjeungjing menerapkan sistem kelas secara
klasikal dengan memaduka pelajaran umum dengan ciri khas Pesantren serta
sistem evaluasi seperti sekolah umum ( Negeri ) lainnya. Sekalipun sebagai
Pesantren Khilafi (modern) namun 5 elemen dari tradisi Pesantren masih
dipertahankan seperti: Pondok, pengajaran kitab klasik, serta istilah Kiyai dan
Santri. Keberadaan Pesantren Persis 98 Pasirjeungjing mendapat respon baik
serta positif dari masyarakat ditandai dengan banyaknya minat masyarakat
untuk menyekolahkan anaknya ke Pesantren Persatuan Islam 98
Pasirjeungjing yang hingga sekarang jumlah santrinya terus bertambah.

Simpulan

Representatif dari gerakan-gerakan pembaharuan Islam di indonesia


melahirkan banyak pemikiran-pemikiran baru, salah satunya Persatuan Islam
( Persis ) yang dari awal berdirinya sampai sekarang terus mendapat simpati

14 | H i s t o r i a M a d a n i a
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

dari masyarakat terutama dikalangan kaum muda. Seiring dengan zaman yang
terus maju dan berubah, Persatuan Islam dalam perkembangannya sangat
signifikan karena pemikiran akan pemurnian islam mendapat perhatian dan
sangat didukung oleh kaum muda. Oleh karena itu, dalam gerakan
penyebarannya banyak sekali peran dari kaum muda, mereka mengupayakan
dengan sekuat tenaga agar masyarakat di Indonesia mengerti dan tidak
mencampur adukkan antara Islam dan adat budaya leluhur dalam pelaksanaan
ibadah serta syariat Islamnya. Pada tahun-tahun selanjutnya Persatuan Islam
masuk ke berbagai pelosok di negeri ini dan mendirikan pesantren-pesantren
sebagai basis penyebaran pemikirannya.

Pasirjeungjing Garut merupakan salah satu kampung yang terletak di


bawah kaki gunung Papandayan. Letak geografis yang sulit dijangkau
menyebabkan kampung tersebut masyarakatnya keras dan adat serta
kebudayaan leluhur masih di pegang bahkan orang-orang luar menilai
kampungnya dengan sebutan yang tidak pantas dikarenakan penerapan
Islamnya yang sering ercampur aduk dengan budaya leluhur.

Tempatnya yang jauh dari pusat kota menjadikan kampung


Pasirjeungjing ini lingkungannya masih terjaga. Para kaum muda melihat akan
hal tersebut, mendirikan sebuah Pesantren Persatuan Islam 98 untuk bertujuan
agar masyarakatnya mengerti dan memahami mengenai penerapan Syariat
Islam. Namun pada awal pendiriannya mendapat banyak tantangan yang harus
dihadapi berupa tuduhan radikal dari masyarakat.

Para kaum muda berjuang dengan bersabar dan memberikan


pemahaman-pemahaman mengenai islam kepada masyarakat dengan cara
mengadakan diskusi-diskusi tentang Islam. Seiring dengan berjalannya waktu
masyarakat mulai mengerti akan pemikiran-pemikiran dan penerapan Islam
yang dibawa oleh para kaum muda. Akhirnya pada tahun 1998 Pesantren

15 | H i s t o r i a M a d a n i a
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

Persatuan Islam 98 Pasirjeungjing berdiri meskipun pesantren tersebut


termasuk pesantren Khilafi (modern) namun tradisi-tradisi dari pesantren serta
adat dan budaya masyarakat masih dipertahankan.

16 | H i s t o r i a M a d a n i a
Sejarah Berdirinya Pesantren Persatuan Islam No 98 Pasirjeungjing Garut tahun
1998-2006 |Taufik Raman Hakim

Reference

Books
Ust. Supratman, Ahmad. Panduan Masa Ta’aruf Santri Baru. Pesantren
Persatuan Islam 98 Pasirjeungjing, 2018-2019, hal.1
Bultein bulanan Pesantren Persatuan Islam 98 Pasirjeungjing Garut, edisi 6.
2013.
Journals
Dadan wildan, Pasang Surut Gerakan Pembaruan Dalam Islam, penerbit
Persis Press Bandung 1995.
https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrKF4kILJdjs1wY9KvLQwx.;_yl
u=Y29sbwNzZzMEcG9zAzcEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=16
70880393/RO=10/RU=http%3a%2f%2frepository.uinbanten.ac.id%2
f281%2f4%2fBAB%2520III.pdf/RK=2/RS=sby_Fcetevu_y0AU3_2
DDJPs4u0- (Diakses 12november 2022)
Howard M. Federspiel, Labirin Ideologi Muslim, Pencaharian dan Pergulatan Persis di Era
Kemunculan Negara Indonesia, (Jakarta : PT Serambi, 2004),
Thesis or Dissertation
Utami, Nurdianti Putri, 2011. Pesantren Persatuan Islam 37 Sumedang
1989-2006, Diploma Thesis, UIN SGD BDG, 5.
Diponegoro. 2010. Dinamika Pembaruan Pesantren: Sejarah Pesantren
Persatuan Islam Tarogong Garut 1979-1994. Skripsi.

17 | H i s t o r i a M a d a n i a

You might also like