Naskah Publikasi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Comparison of Openly and Closed Treatment

Against of The Incidence Wound Infection


in Patient of Post-circumcision

Perbandingan Perawatan Secara Terbuka dan Tertutup


Terhadap Timbulnya Infeksi Luka
pada Pasien Pasca Sirkumsisi

Wahyu Derajat Shobastian

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

ABSTRACT
Background : Circumcision is penis prepusium disposal operations. This action is
the action at most minor surgery through out the world. Sterility is less good when
circumcision and hygienic post circumcision that are not awake cause infections
of wounds. The incidence of wound infection circumcision of 0.4%. Wound care
closed with kassa has a risk of infection occurs due to a surfeit of kassa. Open
wound care humidity will be maintained properly, because the moisture content of
topical medicine then wound healing will be optimal. The presence of antibiotics
on the drug tropically is active to fight germs. Surgical wound infection occurs if
the number of his microbais enough. There are many factors that influence the
incidence of post operative wound infections, the treatment was indeed able to
prevent the occurrence of post-operative wound infections. However, it should be
noted the other things that could be affected. Signs of the emergence of infection
of wounds as seen from discovery of Erythema, Haemoserous, pussy, broken chain.

Method : Quasi experimental performed on 25 until 30 December 2016 in mass


circumcision activity at PKU Muhammadiyah II hospital, Gamping Yogyakarta
Indonesia. The subject of this research is men ages 5-15 years that join in mass
circumcision activity that meet the criteria of inclusion. The subject of 15 children,
randomly divided in 2 groups. 8 child care openly and 7 child care covered. Every
day in 5 days after circumcision carried out observations of the emergence of
infection of wounds in patients.
Result :Analysis of test data difference using Fishers’s exact test obtained a value
of exact sig (2-sided) that contain 0.041. It means that the test results is more
meaningful experience the number of infections with 5 people that open treatment
groups with 1 person.
Conclusion : There is significant differences between open treatment and closed
against the incidence of wound infection in patients of post circumcision. The
treatment is recommended to be done openly when wound care in patients post
circumcision.
Key word : circumcision, openly and closed treatment, wound infection
INTISARI
Latar belakang: Sirkumsisi adalah operasi membuang prepusium penis.
Tindakan ini merupakan tindakan bedah minor paling banyak di seluruh dunia.
Sterilitas yang kurang baik saat sirkumsisi dan higiene pasca sirkumsisi yang
tidak terjaga menyebabkan infeksi luka operasi. Kejadian infeksi luka sirkumsisi
sebesar 0,4%. Perawatan luka tertutup dengan kassa memiliki resiko terjadi
infeksi karena kejenuhan kassa. Perawatan luka terbuka kelembapan akan terjaga
dengan baik, karena kandungan moisture yang terdapat pada obat topikal maka
penyembuhan luka akan optimal. adanya antibiotik pada obat topikal aktif untuk
melawan kuman. Infeksi luka bedah terjadi jika jumlah mikrobanya cukup.
Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya infeksi luka pasca operasi,
perawatan memang mampu mencegah terjadinya infeksi luka pasca operasi akan
tetapi perlu diperhatikan hal-hal lain yang dapat mempengaruhinya. Tanda-tanda
munculnya infeksi luka dilihat dari ditemukannya Erythema, Haemoserous, Pus,
Jaringan rusak.

Metode: quasi eksperimental dilakukan pada 25 Desember 2016 – 30 Desember


2016 di kegiatan sunatan massal di RS PKU Muhammadiyah II Gamping
Yogyakarta-Indonesia. Subyek dalam penelitian ini adalah laki-laki yang berusia
5-15 tahun yang mengikuti kegiatan sunatan massal, yang memenuhi kriteria
inklusi. Subjek penelitian sebanyak 15 anak, secara acak dibagi dalam 2
kelompok. 8 anak perawatan terbuka dan 7 anak perawatan tertutup. Setiap hari
selama 5 hari setelah sirkumsisi dilakukan pengamatan munculnya infeksi luka
pada pasien.

Hasil: Analisa data uji beda menggunakan uji Fisher’s exact test didapatkan nilai
Exact Sig (2-sided) yang bernilai 0,041. Hal ini berarti hasil uji bermakna karena
(0,041 < 0,05). Kelompok perawatan tertutup lebih banyak mengalami infeksi
dengan jumlah 5 (lima) orang dibanding kelompok perawatan terbuka yakni
dengan jumlah 1 (satu) orang.

Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara perawatan secara


terbuka dan tertutup terhadap timbulnya infeksi luka pada pasien pasca sirkumsisi.
Perawatan secara terbuka direkomendasikan untuk dilakukan saat perawatan luka
pada pasien pasca sirkumsisi.

Kata Kunci: Sirkumsisi, perawatan terbuka dan tertutup, infeksi luka


Pendahuluan penyembuhan tidak muncul infeksi
Sterilitas yang kurang baik luka3.
pada saat sirkumsisi dan higiene Perawatan terbuka
pasca sirkumsisi yang tidak terjaga menggunakan salep antibiotik
menyebabkan infeksi luka operasi. berprinsip untuk menjaga
Kejadian infeksi luka sirkumsisi kelembapan luka sehingga sel-sel
sebesar 0,4%1. Infeksi luka bedah mampu bertahan hidup. Selain itu
dapat terjadi apabila jumlah mikroba juga dapat mencegah invasi bakteri
dan virulensinya cukup besar sehingga melindungi jaringan yang
sehingga dapat mengatasi terbentuk dan pelindung terhadap
mekanisme pertahanan tubuh lalu infeksi serta membantu mempercepat
tumbuh dengan progresif. Benda penyembuhan luka3.
asing seperti benang jahit dan drain, Perawatan luka secara tertutup
kurang rapatnya jaringan, strangulasi memiliki manfaat pada luka yang
jaringan akibat jahitan yang terlalu eksudatif. Penutupan luka
ketat, terdapatnya jaringan mati, menggunakan bahan bersifat
hematoma, serosa, semua hal ini adsorben dengan menyerap eksudat
meningkatkan risiko terjadinya misalnya kassa. Perawatan ini dapat
2
infeksi . sebagai pelindung yang menghambat
Menjaga lingkungan lembab kontaminasi luka terhadap bakteri
pada luka, hal yang dibutuhkan dari luar, namun di sisi lain balutan
selama perbaikan pada jaringan kulit mengalami kejenuhan yang
tersisa. Kontrol infeksi dengan menjadikan media untuk tumbuh
membuat suasana yang buruk untuk kembang bakteri patogen penyebab
pertumbuhan kuman, tidak dengan infeksi luka5.
membunuh kuman dan dapat ILO dapat ditandai dengan
mencegah infeksi. Sehingga munculnya sekret purulen, abses atau
dibutuhkan lingkungan lembab yang selulitis pada luka operasi, dan
efektif saat perawatan untuk disertai munculnya komplikasi akibat
dilakukan pada pasien pasca infeksi luka operasi, seperti adhesi,
sirkumsisi agar dalam proses fistel, prolaps stoma, leakege
anastomosis dan perforasi dan bisa di Kriteria inklusi adalah sebagai
ringkas menjadi Erythema, berikut, Pasien yang melakukan
Haemoserous, Pus, Jaringan rusak2. sirkumsisi pada kegiatan sunatan
massal dan Bersedia sebagai sampel
Bahan dan Cara peneliti. Kriteria ekslusi adalah
Desain penelitian ini adalah sebagai berikut, Hemofilia, Pasien
penelitian quasi eksperimental untuk dengan kelainan penis, Infeksi lokal
mengetahui pengaruh perbedaan penis sebelum sirkumsisi. Kriteria
perawatan secara terbuka dan secara drop out adalah sebagai berikut
tertutup terhadap timbulnya infeksi Pasien tidak merawat penis sesuai
luka pada pasien pasca sirkumsisi. dengan teknik perawatan.
Penelitian quasi eksperimental Variabel bebas pada penelitian
merupakan penelitian yang terdapat ini adalah perawatan secara terbuka
didalamnya minimal satu variabel dan tertutup. Variabel terikat pada
yang dimanipulasi untuk penelitian ini adalah terjadinya
mempelajari hubungan sebab akibat. infeksi luka pada pasien pasca
Oleh karena itu, penelitian sirkumsisi.
ekperimental sangat erat kaitannya Berikut alat dan bahan yang
dalam pengujian hipotesis untuk digunakan, Alat: minor set, kassa
mengetahui pengaruh, hubungan, dan steril, kapas, spuit, kain steril, duk
perbedaan perubahan terhadap steril. Bahan: betadine, lidokain 2%,
kelompok yang dikenakan perlakuan. salep antibiotik, tulle.
Sampel pada penelitian ini Penelitian dilakukan pada
dengan menggunakan metode total tempat salah satu kegiatan sunatan
sampling. Total sampling adalah massal di Rumah Sakit PKU
teknik pengambilan sampel bila Muhammadiyah II Gamping.
semua anggota populasi yang ada Pengambilan data dilaksanakan pada
digunakan sebagai sampel penelitian. saat dilakukan kegiatan sunat massal
Sampel ini diambil dari pasien yaitu pada 25 Desember 2016.
kegiatan sunatan massal yang Pengamatan dilakukan dari tanggal
memiliki kriteria inkusi dan eksklusi.
26 Desember 2016 – 30 Desember tersebut. Setelah data diperoleh lalu
2016. memasuki langkah dianalisis data
Cara pengumpulan data selanjutnya akan disusun penyusunan
penelitian dilakukan dimulai dengan laporan.
Proposal penelitian lalu surat Data yang didapatkan
pengantar dan surat ijin yang kemudian diolah dengan
ditunjukan dan diserahkan ke menggunakan SPSS untuk melihat
penyelenggara sunatan massal untuk pengaruh antara kedua variabel. Lalu,
mendapatkan ijin pelaksanaan Selanjutnya data diolah dengan
penelitian. Pengambilan data metode Uji Fisher’s Exact Test
penelitian setelah data diperkirakan karena pada data yang akan diolah
memenuhi kriteria yang diharapkan, berupa skala pengukuran nominal
berdasar pada kriteria inklusi dan dan uji berupa komparatif tidak
eksklusi yang sebelumnya telah berpasangan yang dibagi dua
ditentukan. Selanjutnya pasien yang kelompok.
datang dibagi menjadi dua kelompok
secara acak, kelompok perawatan Hasil Penelitian
terbuka dan kelompok perawatan Responden pada penelitian ini
tertutup. Data penelitian akan berjumlah 15 anak dengan rentan
diperoleh dari hasil perawatan pasca usia 7 sampai 14 tahun. Rincian
pasien sirkumsisi yang dirawat persebaran usia dapat dilihat pada
secara terbuka dan tertutup dan Tabel 1.
dilakukan observasi selama lima hari Tabel 4.1 Persebaran usia
pasca sirkumsisi dilihat dari adanya
NO Usia Jumlah
komplikasi berupa infeksi luka yang
(tahun)
dilihat dari indikator pada skoring
infeksi luka operasi berupa Erythema, 1. 7 3 anak
Haemoserous, Pus, Tissue
2. 8 1 anak
breakdown. Tetapi apabila sebelum
lima hari sudah muncul infeksi maka 3. 9 3 anak

observasi dihentikan pada pasien


4. 10 3 anak 8. R8 tertutup

5. 11 3 anak 9. R9 terbuka

6. 12 1 anak 10. R10 tertutup

7. 14 1 anak 11. R11 tertutup

12. R12 terbuka


Jumlah responden penelitian
13. R13 tertutup
yang berjumlah 15 anak dibagi
14. R14 terbuka
menjadi dua kelompok perlakuan.
Kelompok perlakuan perawatan 15. R15 terbuka
secara terbuka dengan 8 anak dan
kelompok perlakuan perawatan
tertutup dengan 7 anak. Pembagian Dari hasil pengamatan yang

kelompok perlakuan dilakukan dilakukan setelah 5 hari pasca

secara acak. sirkumsisi didapatkan hasil sebagai

Tabel 2 pembagian kelompok berikut dapat dilihat di Tabel 3.


dengan kriteria infeksi luka positif
perlakuan
bila didapatkan Erythema,
NO Responden Perlakuan Haemoserous, Pus, Jaringan rusak.

(perawatan) Tabel 4.4 Jumlah responden infeksi dan

tidak infeksi
1. R1 tertutup

2. R2 terbuka infeksi

3. R3 tertutup tidak infeksi infeksi

4. R4 terbuka perawatan terbuka 7 1

5. R5 terbuka tertutup 2 5
6. R6 terbuka
Total 9 6
7. R7 tertutup
Berdasarkan data dalam tabel 3 salep Chloramphenicol dengan
diketahui bahwa kelompok dengan dioleskan pada sekitar luka dan
perawatan secara tertutup lebih jahitan. Perbedaannya hanya pada
banyak yang mengalami infeksi perlakuannya saja, yakni pada
dengan jumlah 5 (lima) orang perawatan tertutup pada bagian yang
dibanding kelompok dengan diolesi dilapisi lagi dengan
perawatan secara terbuka yakni menggunakan kassa steril sedangkan
dengan jumlah 1 (satu) orang. pada pada perawatan terbuka tidak
dilapisi apapun.
Diskusi Berdasarkan hasil uji beda
Berdasarkan data jumlah dengan metode Fisher’s exact test
munculnya jumlah pasien yang didapatkan terdapat perbedaan yang
mengalami infeksi luka pasca bermakna pada efektifitas antara
sirkumsisi didapat perawatan secara perawatan terbuka dan tertutup pasca
tertutup lebih banyak yang sirkumsisi (p=0,041<0,05).
mengalami infeksi dengan jumlah 5 Chloramphenicol adalah
(lima) orang dari 7 (tujuh) orang antibiotik dengan spektrum luas
dibanding kelompok dengan untuk bakteri gram negatif, gram
perawatan secara terbuka yakni positif, rickettsia dan clamydia.
dengan jumlah 1 (satu) orang dari 8 Chloramphenicol juga efektif sebagai
(delapan) orang. dari hasil uji beda profilaksis maupun terapi untuk
dan perbandingan jumlah timbulya infeksi luka6.
infeksi di kedua perlakuan dapat Tanda-tanda munculnya infeksi
diartikan bahwa perawatan secara luka dilihat dari ditemukannya
terbuka lebih efektif dibanding beberapa ditandai dengan munculnya
perawatan tertutup untuk dilakukan sekret purulen, abses atau selulitis
perawatan sirkumsisi. pada luka operasi, dan disertai
Selama pengamatan pasca munculnya komplikasi akibat infeksi
sirkumsisi dilakukan baik pada luka operasi, seperti adhesi, fistel,
perawatan terbuka maupun tertutup prolaps stoma, leakege anastomosis
dan kedua perawatan menggunakan dan perforasi dan bisa di ringkas
menjadi Erythema, Haemoserous, melindungi luka dari paparan luar
2
Pus, Jaringan rusak . sehingga luka tetap tidak terganggu
Infeksi luka operasi insisi kontaminasi seperti debu, air dan
superfisial dan juga insisi dalam lainnya. Akan tetapi penggantian
ditandai oleh eritema, tenderness, kassa harus dikontrol yakni setiap
edema, dan terkadang ada 24-48 jam sekali agar kassa tidak
pengeringan (drains). Luka sering jenuh, jika terjadi kejenuhan atau
halus dan tidak rata pada sisi yang terkontaminasi maka kassa akan
terinfeksi. Pasien juga dapat menjadi media yang baik untuk
mengalami leukositosis dan demam tumbuh kuman yang akan berakibat
ringan. Menurut The Joint menyebabkan infeksi. Penggantian
Commission on Accreditation of kassa juga bisa berakibat terhapusnya
Healthcare Organizations. layer sehingga mengakibatkan
Chloramphenicol topikal kelembapan kurang maksimal7, 8.
berbahan salep atau moisture Pada perawatan luka terbuka
dengana mengandung cairan parafin. kelembapan juga akan terjaga dengan
Dimana moisture tersebut akan baik untuk optimalisasi proses
menjaga kelembapan luka yang penyembuhan luka karena
dioleskannya, sehingga sel pada luka kandungan moisture yang terdapat
akan lebih cepat untuk melakukan pada obat topikal. Selain itu adanya
epitelisasi ke jaringan luka dan antibiotik juga aktif untuk melawan
kandungan antibiotik didalamnya kuman. Pemberian salep sesuai
juga akan bekerja aktif untuk aturan pemakaian yakni 3-6 kali
melawan bakteri6, 7. sehari. Dengan pemberian salep yang
Untuk menunjang kelembapan optimal pada perawatan terbuka
luka selain pemberian topikal berupa maka kelembapan luka akan tetap
salep juga dilakukan penutupan terjaga. Sehingga proses
menggunakan kassa sebagai penyembuhan berlangsung dengan
penutupnya, karena penutupan kassa baik dan infeksi pun dapat dihindari.
dapat meningkatkan kelembapan Meskipun perawatan luka terbuka
luka. penutupan kassa juga dapat tidak terlindungi dari kontaminasi
luar dengan pemberian salep yang
teratur akan membentuk layer pada Saran
lapisan luar luka yang akan Peneliti selanjutnya disarankan
melindungi luka dari infeksi maupun melakukan penelitian untuk
kontaminasi3, 6, 7. menggali lebih dalam terkait hal
Infeksi luka bedah terjadi jika kuantitas maupun kualitasnya.
jumlah mikroba dan virulensinya Kuantitasnya dengan memperluas
cukup besar sehingga dapat daerah penelitian atau menambah
mengatasi mekanisme pertahanan jumlah responden. Sedangkan untuk
tubuh lalu tumbuh dengan progresif. kualitasnya dengan mencoba
Selain itu banyak faktor yang perlakuan lain yang memungkinkan
mempengaruhi timbulnya infeksi lebih efektif secara signifikan dari
luka pasca operasi, perlakuan dalam kedua perlakuan pada penelitian ini.
perawatan memang mampu
mencegah terjadinya infeksi luka Daftar Pustaka
pasca operasi akan tetapi perlu 1. Purnomo, B. B. (2012).
diperhatikan hal-hal lain yang dapat Dasar-dasar urologi.
Malang: CV Sagung Seto.
mempengaruhinya2.
2. ownsend, C. M., Beauchamp,

Kesimpulan R. D., Evers, B. M., &

Hasil penelitian ini dapat Mattox, K. L. (2010). Pocket

disimpulkan: Companion to Sabiston

1. Terdapat perbedaan yang Textbook of Surgery. New

signifikan antara perawatan York: Elsevier Inc.

secara terbuka dan tertutup 3. Xu, R. X. (2004). Burns


regenerative medicine and
terhadap timbulnya infeksi luka
theraphy. Chinese Medicine
pada pasien pasca sirkumsisi. Technology Publishing
2. Perawatan secara terbuka House , 36-43.

direkomendasikan untuk 4. Xu, R. X. (2003). Clinical


dilakukan saat perawatan luka handbook for burns
pada pasien pasca sirkumsisi. regenerative medicine and
theraphy. Chinese Medicine goggles. journal of cyber
Technology Publising House , theraphy & rehabilitation ,
15-26, 41-5. volume 1, issue 2.
5. Moenadjat, Y. (2009). Luka
bakar masalah dan
tatalaksana. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia.
6. Hale, C. F. (2009). Does
single application of topical
chloramphenicol to high risk
sutured wounds reduce
incidence of wound infection
after minor surgery?
Prospective randomised
placebo controlled double
blind trial. 338.
7. Prasetyo, a. (2012). efektifitas
luka lecet tertutup
menggunakan MEBO dengan
tulle dibandingkan perawatan
terbuka menggunakan
gentamicin 0,3% oinment.
Journal Perpustakaan UNS ,
1-16.
8. Maani, C., & Hunter, G.
(2008). Pain control during
wound care for combat
related burn injuries using
costum articulated arm
mounted virtual reality

You might also like