Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

ORIGINAL ARTICLE

Intisari Sains Medis 2021, Volume 12, Number 2: 645-652


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Gejala konjungtivitis pada pasien dengan COVID-19:


sebuah tinjauan sistematis

Anggari Purnama Dewi1*


Published by Intisari Sains Medis

ABSTRACT
Background: Infection of severe acute respiratory the SARS CoV-2 virus in conjunctival secretions. So that
coronavirus syndrome 2 (SARS-CoV-2) or Coronavirus there were 12 studies that met the eligibility criteria.
disease 2019 (COVID-19) has become a global Results: There were 12 studies that carried out synthetic
pandemic. The clinical symptoms are not typical, analysis, namely 4 cross-sectional studies, one case-
making clinical diagnosis difficult to do. A number control study, one case series study, and six case reports.
of studies have stated that ocular involvement in the The prevalence of conjunctivitis symptoms in COVID-19
form of conjunctivitis can be one of the symptoms of infection ranges from 5.04-31.75%. Conjunctivitis is
COVID-19 infection. The purpose of this systematic more common in male COVID-19 patients, with mild
review is to determine the symptoms of conjunctivitis to moderate symptoms and duration of illness ranging
in patients with COVID-19 infection. from 5-26 days. Conjunctivitis in COVID-19 patients was
Methods: A systematic literature review was carried reported as an early symptom of COVID-19 infection
out by searching the literature on the Cochrane and the data became the sole symptom of COVID-19
Library, Pubmed, and Google Scholar, also selecting infection. The habit of rubbing the eyes, impaired smell
the literature using the PRISMA diagram. The inclusion and taste were found to be significantly associated with
criteria used were studies that examined the symptoms conjunctivitis symptoms.
of conjunctivitis in COVID-19 patients published in the Conclusion: Although conjunctivitis is found in only a
range of 2020-2021. Studies in the form of editorials, minority of COVID-19 cases, the conjunctiva can be one
commentaries, reviews or meta-analyses, articles are of the routes of transmission of COVID-19 infection. The
not available in full-text, not available in English or use of goggles and face shields is important as an effort
Indonesian, do not discuss ocular manifestations of to prevent infection transmission.
COVID-19 infection, or only discuss the detection of
Keywords: COVID-19, clinical features, conjunctivitis, ocular manifestations, SARS CoV-2.
Cite This Article: Dewi, A.P. 2021. Gejala konjungtivitis pada pasien dengan COVID-19: sebuah tinjauan sistematis.
Intisari Sains Medis 12(2): 645-652. DOI: 10.15562/ism.v12i2.1000

ABSTRAK
Latar Belakang: Infeksi severe acute respiratory maupun meta analisis, artikel tidak tersedia secara
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau Coronavirus full-text, tidak tersedia dalam Bahasa Inggris atau
disease 2019 (COVID-19) telah menjadi pandemi Indonesia, tidak membahas manifestasi okuler pada
global. Gejala klinisnya yang tidak khas membuat infeksi COVID-19, atau hanya membahas mengenai
1
Dokter Umum, Departemen Ilmu Kesehatan penegakkan diagnosis klinis sulit dilakukan. Sejumlah deteksi virus SARS CoV-2 pada sekresi konjungtiva
Mata, Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung, Bali, studi menyebutkan keterlibatan okuler berupa dilakukan eksklusi sehingga didapatkan 12 studi yang
Indonesia; konjungtivitis dapat menjadi salah satu gejala infeksi memenuhi kriteria eligibilitas.
COVID-19. Tujuan dari systematic review ini adalah Hasil: Terdapat 12 studi yang dilakukan analisis
*Korespondensi: untuk mengetahui gejala konjungtivitis pada pasien sintesis, yakni 4 studi cross sectional, satu studi kasus
Anggari Purnama Dewi; dengan infeksi COVID-19. kontrol, satu studi serial kasus dan enam laporan kasus.
Dokter Umum, Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Metode: Tinjauan pustaka sistematis dilakukan dengan Prevalensi gejala konjungtivitis pada infeksi COVID-19
Rumah Sakit Umum Daerah Klungkung, Bali, pencarian literatur pada Cochrane Library, Pubmed dan berkisar 5,04-31,75%. Konjungtivitis lebih banyak
Indonesia; Google Scholar, juga pemilihan literatur menggunakan ditemukan pada pasien COVID-19 berjenis kelamin laki-
purnamadewianggari@gmail.com diagram PRISMA. Kriteria inklusi yang digunakan laki, dengan gejala ringan sedang dan durasi penyakit
adalah studi yang meneliti gejala konjungtivitis pada berkisar 5-26 hari. Konjungtivitis pada pasien COVID-19
Diterima: 12-03-2021
pasien COVID-19 yang terpublikasi pada rentang tahun dilaporkan sebagai gejala awal infeksi COVID-19
Disetujui: 21-08-2021 2020-2021. Studi berupa editorial, commentary, review dan data menjadi gejala tunggal infeksi COVID-19.
Diterbitkan: 31-08-2021

Published
Open access:
by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 645-652 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1000
http://isainsmedis.id/ 645
ORIGINAL ARTICLE

Kebiasaan menggosok mata, gangguan penciuman pada sebagian kecil kasus COVID-19, konjungtiva dapat
dan pengecap ditemukan signifikan berhubungan menjadi salah satu rute transmisi infeksi COVID-19.
dengan gejala konjungtivitis. Penggunaan goggles dan face shield penting dilakukan
Simpulan: Meskipun konjungtivitis ditemukan hanya sebagai upaya pencegahan transmisi infeksi.

Kata kunci: COVID-19, gambaran klinis, konjungtivitis, manifestasi okuler, SARS CoV-2.
Sitasi Artikel ini: Dewi, A.P. 2021. Gejala konjungtivitis pada pasien dengan COVID-19: sebuah tinjauan sistematis.
Intisari Sains Medis 12(2): 645-652. DOI: 10.15562/ism.v12i2.1000

LATAR BELAKANG menemukan adanya peningkatan insiden METODE


konjungtivitis seiring dengan keparahan
Infeksi severe acute respiratory syndrome penyakit.4,5 Strategi Pencarian
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau Sebagian besar penelitian mengenai Pencarian literatur dilakukan pada basis
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) infeksi COVID-19 berfokus pada data publikasi ilmiah seperti Cochrane
yang pertama kali ditemukan pada manifestasi repiratorik, namun beberapa library, Pubmed dan Google scholar
akhir 2019 di kota Wuhan, Cina hingga bukti menunjukkan adanya keterlibatan dengan menggunakan operator Boolean.
kini telah menyebar luas dan menjadi okuler pada manifestasi klinis COVID-19. Adapun kata kunci yang digunakan
pandemi global sejak Maret 2020.1 Infeksi Manifestasi okuler yang timbul adalah [(conjunctivitis OR eye infection OR
COVID-19 utamanya menyerang organ disebutkan beragam mulai dari mata okuler manifestation) AND (COVID-19
paru dimana derajat terberat infeksi kering, sensasi benda asing pada mata, OR SARS-CoV-2)]. Rentang studi dibatasi
COVID-19 ditandai dengan adanya kimosis, fotofobia, dan konjungtivitis.1,2 sejak tahun 2020 hingga 2021.
pneumonia berat, gejala acute repiratory Beberapa studi bahkan menunjukkan
distress syndrome (ARDS) dan kondisi bahawa konjungtivitis merupakan gejala Kriteria Eligibilitas
hiperkoagulasi.1 Penegakkan diagnosis awal infeksi COVID-19. Hasil penelitian Untuk kriteria eligibilitas diterapkan
klinis infeksi COVID-19 menimbulkan oleh The Lancet pada Februari 2020 pemilihan studi dengan menggunakan
suatu tantangan, sebab tidak adanya gejala menyatakan bahwa permukaan mata diagram PRISMA. Pada tahap awal untuk
patognomonik untuk deteksi penyakit ini. dapat menjadi target potensial untuk invasi menskrining literatur yang diperoleh dari
Infeksi COVID-19 dapat disebut sebagai virus COVID-19.6 Namun dua penelitian pencarian basis data online sesuai dengan
imitator berbagai jenis penyakit, akibat terbaru tidak mendukung asumsi ini kata kunci yang telah kami tetapkan.
spektrum gejala yang ditimbulkan sangat yakni berkaitan dengan penelitian oleh Setelah itu dilakukan eliminasi temuan
luas mulai dari batuk, demam, lemas, nyeri Sarma dkk. dan Zhou dkk., dengan dengan judul yang tidak relevan, serta
tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala sebagian kecil pasien dengan COVID-19 studi-studi yang terduplikasi. Pada tahap
hingga gejala gastrointestinal seperti diare, mengalami gejala konjungtivitis dan tidak kedua dilakukan penilaian abstrak dan
nyeri perut, penurunan nafsu makan, dan semua pasien tersebut menunjukkan naskah lengkap literatur. Pada penilaian
mual muntah.2,3 hasil positif COVID-19 dari pemeriksaan tahap kedua ini dilakukan penetapan
Sampai saat ini, rute transmisi swab konjungtiva.7,8 Teori menunjukkan naskah yang akan diikutkan dalam
COVID-19 masih belum diketahui dengan bahwa virus COVID-19 berikatan analisis menggunakan kriteria inklusi dan
jelas. Hingga saat ini studi menunjukkan dengan human angiotensin-enzyme II eksklusi.
bahwa saluran napas merupakan satu- (ACE2) dan menggunakannya sebagai Kriteria inklusi yang kami gunakan
satunya rute transmisi virus ini, namun jalan masuk untuk menginvasi sel epitel adalah studi observasional empiris
beberapa peneliti mengajukan hipotesis paru dan saluran napas melalui spike (S) dengan desain berupa studi cross-
bahwa droplet COVID-19, tangan yang protein. Perlu diketahui pula bahwa ACE2 sectional, kontrol-kasus, kohort, uji
telah terinfeksi, dan juga konjungtiva sebagian besar juga diekspresikan pada klinis, maupun laporan kasus mengenai
mata yang telah terkontaminasi, dapat sel epitel kornea dan konjungtiva mata.8,9 gejala konjuntivitis yang ada pada pasien
menjadi lokasi awal penyebaran infeksi.3 Diketahuinya prevalensi konjungtivitis COVID-19. Adapun kriteria eksklusi
Konjungtivitis merupakan penyakit pada sebagai manifestasi klinis COVID-19 yang kami gunakan adalah studi berupa
mata yang sangat sering ditemui, dapat dapat membantu tenaga medis dalam editorial, commentary, review maupun
disebabkan infeksi virus atau bakteri. mendiagnosis penyakit ini lebih cepat dan meta-analisis, studi yang tidak tersedia
Sejumlah studi menunjukkan bahwa tepat. Oleh karena itu, systematic review secara full-text, studi yang tidak tersedia
konjungtivitis dapat menjadi manifestasi ini bertujuan untuk merangkum literatur- dalam Bahasa Inggris atau Indonesia, studi
klinis COVID-19. Seperti studi oleh literatur yang relevan dengan gejala yang tidak membahas manifestasi okuler
Douglas dkk. dan Wu dkk. yang meneliti konjungtivitis pada pasien dengan infeksi pada infeksi COVID-19, dan studi yang
karakteristik okuler pasien COVID-19, COVID-19. membahas mengenai deteksi virus SARS

646 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 645-652 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1000
ORIGINAL ARTICLE

mengenai deteksi virus SARS CoV-2 pada


sekresi konjungtiva saja sehingga pada
tahap akhir didapatkan 12 buah studi yang
diikutkan dalam analisis sintesis seperti
yang ditunjukkan pada diagram PRISMA
(Gambar 1).

Karakteristik Studi
12 studi yang diikutsertakan dalam
analisis systematic review ini memiliki
kualitas studi baik berdasarkan penilaian
menggunakan checklist dari the Joanna
Briggs Institute. Didapatkan sebanyak
4 studi cross-sectional, 1 studi kontrol-
kasus, 1 serial kasus dan 6 buah laporan
kasus. Studi-studi tersebut dilakukan
dalam rentang waktu tahun 2020-2021 di
negara-negara seperti Cina, India, Israel,
Spanyol, Brazil, Perancis, Italia dan Turki.
Total dilibatkan sebanyak 1.076 sampel
pasien dengan 1.044 pasien dengan infeksi
COVID-19 dan pasien kontrol sebanyak
32 orang. Detail karakteristik masing-
masing studi dapat dilihat pada Tabel 1.

Penilaian kualitas studi


Penilaian kualitas studi menggunakan
checklist dari the Joanna Briggs Institute
disesuaikan dengan desain studi dari
masing-masing literatur. Dari 12 studi
yang diikutkan dalam analisis sebanyak
4 studi merupakan studi cross sectional,
satu studi kontrol-kasus, satu studi serial
kasus dan enam laporan kasus. Masing-
Gambar 1. Diagram PRISMA studi. masing item pada ceklis memiliki poin
satu. Studi dinyatakan berkualitas
CoV-2 pada sekresi konjungtiva saja. gejala konjungtivitis pada pasien baik apabila memiliki poin lebih dari
Setelahnya dilakukan telaah studi mulai COVID-19. Sintesis naratif dilakukan atau sama dengan dari setengah nilai
dari skrining tahap awal pada judul untuk secara sistematis untuk mendapatkan maksimum, dan dinyatakan berkualitas
mencegah duplikasi studi hingga evaluasi kesimpulan mengenai gejala konjuntivitis rendah apabila memiliki poin kurang
eligibilitas studi sebelum diikutkan ke pada pasien dengan infeksi COVID-19 dari setengah niai maksimum. Rentang
dalam tahap sintesis. dari segi prevalensi hingga rekomendasi nilai maksimum adalah 0-8 untuk studi
pencegahan. sross sectional dan laporan kasus dan
Pengumpulan Data 0-10 untuk studi kontrol kasus dan serial
Literatur yang diidentifikasi kemudian HASIL kasus. Penilaian kualitas studi dilakukan
digabung dan dikelola untuk analisis lebih oleh dua orang peneliti secara independen
Pada tahap awal didapatkan sebanyak untuk mengurangi bias. Dari 12 studi yang
lanjut. Semua literatur yang dipilih dibaca
33 studi yang lolos skrining, namun dilibatkan didapatkan hasil penilaian baik
secara menyeluruh dan didalami untuk
kemudian sebanyak 21 studi tidak untuk keseluruhan studi dengan rentang
mendapatkan intisari literatur.
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi nilai 6-8.
dengan alasan studi tersebut berupa
Sintesis Data
editorial, commentary, review maupun Karakteristik dan Prevalensi Gejala
Semua studi yang relevan melaporkan
meta-analisis, studi yang tidak tersedia Konjungtivitis pada Pasien dengan
gejala konjungtivitis pada COVID-19
secara full-text, studi tidak tersedia dalam Infeksi COVID-19
dimasukkan dalam sintesis naratif. Sebagai
Bahasa Inggris atau Indonesia, studi Total keseluruhan sampel dari dua belas
suatu penelitian kualitatif, systematic
tidak membahas manifestasi okuler pada studi dalam systematic review ini adalah
review ini mencoba menjelaskan temuan
infeksi COVID-19, dan studi membahas

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 645-652 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1000 647
ORIGINAL ARTICLE

Tabel 1. Karakteristik masing-masing studi


Peneliti dan
Sampel studi Tujuan penelitian Temuan
Judul studi
Cross Sectional
Chen dkk., 2020, 535 pasien COVID-19 di RS Meneliti manifestasi okuler dan Sebanyak 27 pasien (5%) mengalami
Cina10 Mobile Cabin dan Tongji karakteristik klinis pasien COVID-19. konjuntivitis dan 4 diantaranya mengalami
konjuntivitis sebagai gejala awal COVID-19.
Gejala okuler lain yang ditemukan pada
pasien COVID-19 dengan konjungtivitis
adalah peningkatan sekresi konjungtiva,
nyeri mata, fotofobia dan mata kering.
Zhou dkk., 2020, 121 pasien COVID-19 di RS Mengetahui karakteristik gejala okuler Dari 121 paisen, hanya 8 pasien mengalami
China8 Renmin Universitas Wuhan. dan pemeriksaan swab konjungtiva gejala konjungtivitis dan hanya 1 pasien
untuk mendeteksi SARS-CoV-2 serta menunjukkan hasil positif SARS-CoV-2 pada
melihat korelasi antara temuan okuler konjungtiva.
dengan durasi penyakit.
Sindhuja dkk., 2020, 27 pasien COVIFD-19 gejala Mengetahui gejala klinis dan Sebanyak 12 (9,45% pasien mengalami
India11 ringan di RS tersier India prevalensi konjuntivitis serta keluhan pada mata, 11 (8,66%) mengalami
Utara manifestasi okuler lainnya pada keluhan saat MRS. Dari 11 pasien tersebut, 8
pasien COVID-19 dengan gejala (6,29%) mengalami konjungtivitis.
ringan.
Güemes-Villahoz 301 pasien COVID-19 Mengevaluasi frekuensi dan gejala Sebanyak 35 (11,6%) pasien mengalami
dkk., 2020, Spanyol12 klinis konjungtivitis pada pasien konjuntivitis akut. Tidak terdapat hubungan
OVID-19 yang dirawat di RS. antara keparahan COVID-19 dengan
kejadian konjuntivitis (p=0,17).
Kontrol-kasus
Shemer dkk., 2021, Total 48 sampel, 16 Menilai keterlibatan okuler pada Injeksi konjuntiva ditemukan pada 3 (19%)
Israel13 konfirmasi positif pasien positif COVID-19 di fasilitas pasien COVID-19 dibandingkan kelompok
COVID-19 dan 32 orng kesehatan tersier. control (p=0,034). Dibandingkan kelompok
control. control, pasien dengan COVID-19 lebih
banyak mengalami keluhan adanya sensasi
benda asing pada mata (31,3% vs 3,1%, p
= 0,005) dan mata merah (25% vs 0%, p =
0,003). Injeksi konjungtiva juga berhubungan
dengan anosmia dan ageusia (75% vs 7,7%,
p = 0,018).
Case report/case-series
Wu dkk., 2020, 38 pasien COVID-19 Mengetahui manifestasi okuler dan 12 dari 38 pasien memiliki manifestasi
China5 prevalensi virus pada konjungtiva okuler berupa konjungtivitis dan juga
pasien COVID-19. hiperemi konjungtiva, kimosis, epifora dan
peningkatan sekresi konjungtiva.
Marquezan dkk., Laki-laki 24 tahun dengan Melaporkan kasus konjungtivitis Infeksi COVID-19 gejala ringan dapat
2020, Brazil14 konjungtivitis bilateral dan bilateral pada pasien terkonfirmasi menyebabkan konjungtivitis bilateral.
positif COVID-19. COVID-19.

Daruich dkk., 2020, Laki-laki 27 tahun positif Melaporkan kasus pasien dengan Konjuntivitis dapat menjadi gejala awal
Argentina15 COVID-19 dengan keluhan manifestasi okuler yang kemudian infeksi COVID-19.
sensasi benda asing dan terkonfirmasi COVID-19.
kemerahan pada mata
Nayak dkk., 2020, Satu pasien laki-laki 65 Melaporkan kasus COVID-19 pada Konjungtivitis terjadi pada tahap akhir
India16 tahun pasien dengan komorbid DM, penyakit dan mengalami resolusi dengan
hipertensi, asma dan konjungtivitis cepat.
folikular pada mata kanan.
Navel dkk., 2020, Satu pasien laki-laki 63 Melaporkan manifestasi okuler Virus SARS-CoV-2 dapat ditemukan pada air
Perancis17 tahun berupa konjungtivitis hemoragik pada mata dan sekret konjungtiva, infeksi okuler
pasien COVID-19 yang dirawat di eksternal dapat menjadi faktor penyebaran
ICU. infeksi.
Scalinci dkk., 2020, Lima pasien COVID-19 Melaporkan 5 kasus COVID-19 Konjungtivitis dapat menjadi gejala awal dan
Italia18 dengan gejala atipikal yang juga satu-satunya manifestasi klinis infeksi
melibatkan mata. COVID-19.

648 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 645-652 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1000
ORIGINAL ARTICLE

Peneliti dan
Sampel studi Tujuan penelitian Temuan
Judul studi
Ozturker, 2020, Satu pasien wanita 32 tahun Melaporkan kasus infeksi COVID-19 Konjungtivitis dapat menjadi gejala tunggal
Turki19 dengan gejala klinis konjungtivitis infeksi COVID-19 dimana pasien tidak
saja. mengalami demam, lemas, dan gejala
respiratorik yang mnerahakan kecurigaan
kepada infeksi COVID-19.

Tabel 2. Karakteristik gejala konjungtivitis pada pasien dengan infeksi COVID-19


Derajat COVID-19
Studi Kejadian konjungtivitis Durasi konjungtivitis
Ringan-sedang Berat
Chen dkka 27/535 (5,04%) 5,9 ± 4,5 hari N/A N/A
Zhou dkka 8/121 (6,6%) N/A 1 7
Shinduja dkka 8/127 (6,3%) N/A 8 0
Güemes-Villahoz dkka 35/301 (11,6%) 3 hari 25 10
Shemer dkkb 3/16 (18,75%) N/A N/A N/A
Wu dkkc 12/38 (31,75%) N/A 4 8
Marquezan dkkd 1 10 hari 1 0
Daruich dkkd 1 11 hari 1 0
Nayak dkkd 1 5 hari 0 1
Navel dkkd 1 26 hari 0 1
Scalinci dkkd 5 N/A 5 0
Ozturkerd 1 N/A N/A N/A
a
= studi cross sectional, b = studi ontrol kasus, c = studi serial kasus, d = studi laporan kasus, N/A = tidak ada data

1.076 sampel, dimana sebanyak 1.044 kasus oleh Navel dkk. yang melaporkan konjungtivitis berhubungan signifikan
sampel dengan infeksi COVID-19 dan adanya konjungtivitis hemoragik pada dengan adanya anomia dan ageusia pada
32 sampel merupakan kelompok kontrol pasien dengan COVID-19 gejala berat pasien COVID-19.13
tanpa infeksi COVID-19. Sebanyak 689 yang dirawat di ICU.17 3 studi menyatakan
(64%) sampel berjenis kelamin laki- bahwa konjungtivitis merupakan gejala DISKUSI
laki dan 389 (36%) berjenis kelamin awal infeksi COVID-19 yakni laporan
Konjungtivitis merupakan suatu
perempuan. Dari 1.044 sampel dengan kasus oleh Daruich dkk., Scalinci dkk., dan
peradangan pada selaput bening mata
infeksi COVID-19 sebanyak 103 (9,8%) Ozturker dkk. dimana studi oleh Scalinci
atau konjungtiva yang dapat disebabkan
mengalami gejala konjungtivitis sebagai dkk. dan Ozturker dkk. juga menemukan
oleh infeksi virus, bakteri, atau alergi.
manifestasi klinis infeksinya. konjungtivitis sebagai satu-satunya gejala
Sejumlah studi menyatakan bahwa gejala
Berdasarkan 4 studi cross-sectional, infeksi COVID-19.15,18,19
konjungtivitis merupakan manifestasi
1 studi kasus-kontrol, dan 1 serial kasus Penelitian oleh Chen dkk. yang
klinis yang jarang namun dapat
yang dilibatkan dalam systematic review melibatkan paling banyak sampel, yakni
ditemukan pada pasien dengan infeksi
ini, didapatkan prevalensi konjungtivitis 535 pasien terkonfirmasi COVID-19 di RS
COVID-19.1-3 Berdasarkan hasil analisis
pada infeksi COVID-19 adalah sebesar Mobile Cabin Tongji, China, menemukan
prevalensi pada keenam studi, didapatkan
5,04%, 6,6%, 6,3%, 11,6%, 18,75%, faktor risiko terjadinya konjungtivitis
prevalensi konjungtivitis berkisar antara
dan 31,57%.8,10-12 Sedangkan dari segi pada pasien COVID-19 adalah tingginya
5,04-31,75%. Prevalensi ditemukannya
durasi didapatkan durasi terjadinya frekuensi menggosok mata. Dari 19
gejala konjungtivitis pada pasien infeksi
konjungtivitis pada pasien dengan pasien yang sering menggosok mata
COVID-19 memang tidak terlalu besar.
infeksi COVID-19 dari awal muncul dengan tangan, 13 diantaranya tidak
Namun hal ini dapat menjadi acuan kita
gejala hingga resolusi gejala paling cepat mencuci tangan terlebih dahulu.10 Namun
untuk meneliti lebih lanjut lagi mengenai
adalah 3 hari dan paling lama 26 hari. temuan ini berbeda dengan hasil dari
konjungtiva mata sebagai salah satu
Konjungtivitis lebih banyak ditemukan Sindhuja dkk. yang menyatakan tidak
rute transmisi infeksi COVID-19 selain
pada pasien dengan infeksi COVID-19 ada hubungan signifikan antara kebiasaan
melalui saluran napas. Chen dkk. yang
gejala ringan-sedang dibandingkan menggosok mata dengan konjungtivitis.11
meneliti gejala konjungtivtis pada 535
dengan gejala berat (45 (62,5%) vs 27 Temuan menarik lainnya didapatkan
pasien COVID-19 di RS Moile Cabin
(37,5%)) seperti yang ditunjukkan pada pada studi kasus-kontrol oleh Shemer
dan Tongji China menemukan hubungan
Tabel 2. Hanya 1 studi yakni laporan dkk. Dalam studinya disebutkan gejala

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 645-652 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1000 649
ORIGINAL ARTICLE

epifora, dan peningkatan sekresi. Dari


segi data laboratorium, pasien COVID-19
dengan konjungtivitis ditemukan
memiliki kadar sel darah putih, neutrofil,
procalcitonin, C-reactive protein, dan
lactate dehydrogenase yang lebih tinggi
dibandingkan pasien COVID-19 tanpa
gejala okuler.5 Temuan ini mendukung
teori bahwa infeksi COVID-19 dapat
disebarkan melalui mata.
Laporan kasus oleh Marquezan dkk.
melaporkan adanya gambaran petekie
dan pendarahan konjungtiva pada pasien
terkonfirmasi COVID-19. Gambaran ini
seringkali dijumpai pada penyakit mata
akibat infeksi virus. Disebutkan bahwa
saluran nafas bukan satu-satunya rute
transmisi infeksi COVID-19.14 Hasil
analisis sintesis studi juga menyebutkan
bahwa konjungtivitis merupakan gejala
awal terjadinya infeksi COVID-19, seperti
yang dinyatakan pada studi Daruich
Gambar 2. Proses transmisi infeksi virus SARS-CoV-2 melalui konjungtiva dan epitel dkk. yang melaporkan pasien laki-laki
kornea.9 27 tahun dengan keluhan sensasi benda
asing dan kemerahan pada mata. Hasil
antara frekuensi kontak tangan dengan konjungtivitis pada adalah 6 hari, dengan pemeriksaan menunjukkan adanya edema
mata dengan terjadinya konjungtivitis durasi konjungtivitis hingga terjadinya kelopak mata unilateral dan hiperemi
melalui analisis regresi multipel.10 Pada penyembuhan rata-rata satu minggu. konjungtiva. Beberaja jam kemudian,
penelitian cross-sectional oleh Sindhuja Perjalanan alamiah konjungtivitis pasien mengalami gejala tambahan
dkk., didapatkan bahwa dari 8 pasien merupakan jenis konjungtivitis yang dapat berupa demam, batuk, nyeri kepala hebat,
dengan infeksi COVID-19, sebanyak 2 sembuh dengan sendirinya yang dapat dan sesak nafas. Hasil pemeriksaan swab
(25%) pasien mengalami konjungtivitis membaik tanpa pengobatan dan tidak nasofaring kemudian menunjukkan
tanpa adanya gejala COVID-9 sistemik, mempengaruhi ketajaman penglihatan positif COVID-19.15 Kasus tersebut
sedangkan sebanyak 6 pasien mengalami maupun adanya komplikasi berupa menunjukkan bahwa konjungtivitis dapat
gejala sistemik. Dari 6 pasien tersebut, gangguan tajam penglihatan jangka menjadi gejala awal infeksi COVID-19
sebanyak satu pasien mengalami pendek. Ditemukan pula keluhan yang dimana kondisi hiperemia merupakan
konjungtivitis satu hari sebelum gejala paling sering dijumpai pada pasien infeksi tanda awal terjadinya distress nafas berat.
sistemik muncul, dua pasien setelah COVID-19 dengan konjungtivitis yakni Terdapat dua laporan kasus yang
1 minggu gejala sistemik, satu pasien adanya sekret mukopurulen, epifora, dan menemukan konjungtivitis sebagai
setelah 2 minggu dan dua pasien setelah sensasi benda asing pada mata.11-19 Dalam satu-satunya manifestasi klinis infeksi
3 minggu.11 Temuan berbeda didapatkan studi oleh Shamer dkk. juga menyatakan COVID-19. Pertama penelitian oleh
oleh Zhou dkk. yang meneliti korelasi bahwa pasien COVID-19 lebih banyak Scalinci dkk yang menyatakan bahwa
temuan okuler dengan durasi penyakit, mengeluhkan sensasi benda asing dan konjungtivitis menjadi satu-satunya
yang menemukan bahwa proporsi pasien kemerahan pada mata. Konjungtivitis juga gejala COVID-19 pada lima pasien. Pada
dengan gejala okuler tidak berhubungan ditemukan berhubungan dengan adanya kelima pasien tersebut didapatkan gejala
secara statistik dengan durasi penyakit.8 gangguan penciuman dan pengecapan serta konjungtivitis akut, berupa hiperemis,
Penelitian oleh Güemes-Villahoz dkk. berhubungan dengan derajat keparahan epifora, dan fotofobia tanpa adanya
menemukan tidak adanya hubungan penyakit yang lebih serius. Hubungan demam, serta lemas maupun gejala
signifikan antara skor keparahan infeksi ini dapat dijelaskan melalui mekanisme respiratorik. Infeksi COVID-19 pada
COVID-19 dengan konjungtivitis. keterlibatan okuler yang berhubungan kelima pasien tersebut dikonfirmasi
Menilik hasil analisis studi, sebagian besar dengan peningkatan jumlah virus pada melalui pemeriksaan RT-PCR pada
konjungtivitis pada infeksi COVID-19 rongga hidung.13 Penelitian oleh Wu dkk. spesimen nasofaring.18 Kasus kedua
ditemukan pada sampel berjenis kelamin menemukan bahwa konjungtivitis yang adalah Ozturker dkk. yang menemukan
laki-laki dan dengan derajat infeksi ditemukan pada 12 dari 38 pasien positif konjungtivitis pada perawat laki-laki yang
COVID-19 ringan-sedang.12 Median COVID-19 juga mengalami manifestasi bekerja di UGD. Pasien awalnya berobat ke
interval terjadinya onset COVID-19 dan okuler lainnya seperti hiperemi, kimosis, dokter mata dengan keluhan kemerahan,

650 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 645-652 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1000
ORIGINAL ARTICLE

mata gatal berair, dan fotofobia pada mata mata manusia memiliki sistem angiotensin KONFLIK KEPENTINGAN
kanan tanpa adanya gejala ekstraokuler intraokulernya sendiri dan reseptor ACE2
lainnya seperti demam, batuk, sesak, juga ditemukan pada aqueous humor Penulis menyatakan tidak terdapat konflik
maupun lemas. Karena pasien memiliki mata dan sel epitel konjungtiva pada kepentingan terkait publikasi dari artikel
risiko sempat kontak dengan pasien permukaan bola mata. Namun, ekspresi ini.
terkonfirmasi COVID-19, maka tes RT- ACE2 pada permukaan mata manusia
PCR pun dilakukan dan didapatkan ditemukan lebih sedikit dibandingkan PENDANAAN
hasil positif. Swab pada konjungtiva jaringan lain. Selain dipengaruhi faktor Penelitian ini tidak mendapat dana hibah
juga dilakukan namun didapatkan hasil imun sel inang, efisiensi infeksi virus juga dari pemerintah ataupun lembaga swasta
negatif.19 Laporan kasus oleh Navel dkk. bergantung pada kecepatan infeksi dan lainnya.
juga menemukan hasil swab konjungtiva reseptor virus pada sel membrane inang.
negatif pada pasien terkonfirmasi Heparan-sulfate-proteoglycans (HPSG) KONTRIBUSI PENULIS
COVID-19 dengan konjungtivitis diketahui sebagai reseptor pertama yang
Penulis berkontribusi terhadap penelitian
hemoragika yang muncul pada hari memfasilitasi virus untuk menempel pada
ini baik dari perencanaan hingga
perawatan ke-19 di ICU. Hasil berbeda sel epitel dengan jumlah reseptor ACE2
interpretasi dan penyusunan naskah
ditemukan pada laporan kasus oleh Nayak yang rendah. Proses entri virus kemudian
publikasi.
dkk. yang menyebutkan bahwa hasil swab dibantu oleh ACE2 dan terbentuk ikatan
sekret konjungtiva menunjukkan hasil yang lebih stabil melalui ikatan dengan
positif terdeteksi virus SARS-CoV-2 pada protein S seperti ditunjukkan oleh Gambar
DAFTAR PUSTAKA
pasien COVID-19 dengan konjungtivitis. 2.8,9 1. Seah I, Agrawal R. Can the Coronavirus Disease
2019 (COVID-19) Affect the Eyes? A Review
Secara teori, permukaan bola mata Beberapa rangkuman rekomendasi
of Coronaviruses and Ocular Implications in
merupakan tropisme yang baik untuk virus terkait temuan konjungtivitis pada infeksi Humans and Animals. Ocul Immunol Inflamm.
saluran nafas, dimana RNA coronavirus COVID-19 adalah pada COVID-19 gejala 2020;28(3):391-395. doi:10.1080/09273948.202
juga telah ditemukan pada sekret mata dan ringan dapat menyebabkan konjungtivitis 0.1738501
air mata. Namun viral load yang terdeteksi bilateral. Dokter mata harus lebih waspada 2. Nasiri N, Sharifi H, Bazrafshan A, Noori
A, Karamouzian M, Sharifi A. Ocular
lebih sedikit dibandingkan dengan hasil pada sekret konjungtiva yang berebihan Manifestations of COVID-19: A Systematic
swab dari spesimen saluran nafas. Hal sebagai sumber transmisi infeksi selama Review and Meta-analysis.  J Ophthalmic Vis
ini mengindikasikan bahwa pengambilan pemeriksaan mata.1,2 Penggunaan alat Res. 2021;16(1):103-112. Published 2021 Jan 20.
spesimen dari konjungtiva bukanlah lokasi pelindung diri berupa googles atau face doi:10.18502/jovr.v16i1.8256
3. Amesty MA, Alió Del Barrio JL, Alió JL.
yang ideal untuk diagnosis COVID-19 shield sangat direkomendasikan untuk
COVID-19 Disease and Ophthalmology: An
dan tidak perlu rutin dikerjakan untuk digunakan pada praktik klinis sehari- Update.  Ophthalmol Ther. 2020;9(3):1-12.
semua pasien suspek COVID-19. Meski hari.11 Adapun keterbatasan dari systematic doi:10.1007/s40123-020-00260-y
sekret konjungtiva tidak ideal untuk review ini adalah keterbatasan jumlah 4. Douglas KAA, Douglas VP, Moschos MM.
sebagai spesimen pemeriksaan RT-PCR, sampel penelitian serta lebih banyak studi Ocular Manifestations of COVID-19 (SARS-
CoV-2): A Critical Review of Current
tetap terdapat kemungkinan adanya virus berupa laporan kasus yang diikutkan Literature. In Vivo. 2020;34(3 Suppl):1619-1628.
shedding pada rute konjungtiva.17 dalam analisis. doi:10.21873/invivo.11952
Secara teori, coronavirus jarang 5. Wu P, Duan F, Luo C, et al. Characteristics of
ditemukan pada air mata. Namun SIMPULAN Ocular Findings of Patients With Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) in Hubei Province,
semenjak pandemik COVID-19, jenis
Meski konjungtivitis ditemukan hanya China.  JAMA Ophthalmol. 2020;138(5):575-
coronavirus seperti SARS-CoV, HCoV- 578. doi:10.1001/jamaophthalmol.2020.1291
pada sebagian kecil kasus COVID-19,
NL63, dan SARS-CoV-2 telah banyak 6. Lu CW, Liu XF, Jia ZF. 2019-nCoV transmission
konjungtiva dapat menjadi salah satu
terdeteksi dari pemeriksaan RT-PCR. through the ocular surface must not be
rute transmisi infeksi COVID-19. ignored.  Lancet. 2020;395(10224):e39.
Sesuai dengan teori patogenesis yang
Konjungtivitis dapat menjadi gejala awal doi:10.1016/S0140-6736(20)30313-5
telah dipublikasikan, virus SARS-CoV-2
terjadinya infeksi covid-19, lebih banyak 7. Sarma P, Kaur H, Kaur H, Bhattacharyya J,
memiliki reseptor yang mirip dengan Prajapat M, Shekhar N, Prakash A. Ocular
pada COVID-19 gejala ringan-sedang,
virus SARS-CoV, yakni angiotensin- manifestations and tear or Conjunctival swab
dan dapat sembuh dengan sendirinya. PCR positivity for 2019-nCoV in patients with
converting enzyme-2 (ACE2). Permukaan
Penggunaan google atau face shield sama COVID-19: a systematic review and meta-
bola mata terdiri atas konjungtiva dan
pentingnya dengan penggunaan masker analysis. 2020. doi:10.2139/ssrn.3566161
epitel kornea yang terhubung dengan 8. Zhou Y, Duan C, Zeng Y, et al. Ocular Findings
dan handschoen untuk mencegah transmisi
saluran nafas atas. Cairan pada mata akan and Proportion with Conjunctival SARS-
infeksi melalui sekret konjungtiva. Dengan
diabsorbsi oleh konjungtiva dan epitel COV-2 in COVID-19 Patients. Ophthalmology.
diketahuinya mekanisme transmisi infeksi 2020;127(7):982-983. doi:10.1016/j.
kornea, kemudikan dialirkan dari hidung
COVID-19 melalui konjungtiva mata, ophtha.2020.04.028
ke saluran nafas atas melalui kelenjar 9. Panoutsopoulos AA. Conjunctivitis as a
dokter mata dapat memainkan peran
nasolakrimal. Hal tersebut menyebabkan Sentinel of SARS-CoV-2 Infection: a Need of
penting dalam deteksi dini gejala dan
pathogen daari mata dapat ditranspor ke Revision for Mild Symptoms [published online
penatalaksanaan COVID-19 dengan lebih ahead of print, 2020 Jun 19].  SN Compr Clin
sstem pernafasan. Yang menarik adalah,
baik.

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 645-652 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1000 651
ORIGINAL ARTICLE

Med. 2020;1-6. doi:10.1007/s42399-020-00360- in coronavirus disease 2019 (COVID-19): a pseudomembranous related to SARS-
7 clinical and molecular analysis. Int Ophthalmol. CoV-2.  American journal of ophthalmology
10. Chen L, Deng C, Chen X, Zhang X, Chen B, Yu 2021;41(2):433-440. doi:10.1007/s10792-020- case reports. 2020;19: 100735. doi:10.1016/j.
H, Sun X. Ocular manifestations and clinical 01592-1 ajoc.2020.100735
characteristics of 535 cases of COVID‐19 in 14. Marquezan MC, Marquezam JP, Nascimento 18. Scalinci SZ, Trovato Battagliola E. Conjunctivitis
Wuhan, China: a cross‐sectional study.  Acta H, Chalita MR, de Freitas D, Belfort Jr can be the only presenting sign and symptom
ophthalmologica. 2020;98(8):e951-e959. R. Conjunctivitis Related to not Severe of COVID-19.  IDCases. 2020;20:e00774. doi:
doi:10.1111/aos.14472 COVID-19: A Case Report.  Ocular 10.1016/j.idcr.2020.e00774
11. Sindhuja K, Lomi N, Asif MI, Tandon R. immunology and inflammation. 2020;1-3. Doi: 19. Ozturker ZK. Conjunctivitis as sole
Clinical profile and prevalence of conjunctivitis 10.1080/09273948.2020.1837186 symptom of COVID-19: A case report
in mild COVID-19 patients in a tertiary 15. Daruich A, Martin D, Bremond-Gignac and review of literature [published
care COVID-19 hospital: A retrospective D. Ocular manifestation as first sign of correction appears in Eur J Ophthalmol.
cross-sectional study.  Indian J Ophthalmol. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): 2020 Aug 27;:1120672120956486].  Eur J
2020;68(8):1546-1550. doi:10.4103/ijo. Interest of telemedicine during the pandemic Ophthalmol. 2021;31(2):NP161-NP166.
IJO_1319_20 context.  J Fr Ophtalmol. 2020;43(5):389-391. doi:10.1177/1120672120946287
12. Güemes-Villahoz N, Burgos-Blasco B, doi:10.1016/j.jfo.2020.04.002
García-Feijoó J, et al. Conjunctivitis in 16. Nayak B, Poddar C, Panigrahi MK, Tripathy
COVID-19 patients: frequency and clinical S, Mishra B. Late manifestation of follicular
presentation. Graefes Arch Clin Exp Ophthalmol. conjunctivitis in ventilated patient following
2020;258(11):2501-2507. doi:10.1007/s00417- COVID-19 positive severe pneumonia.  Indian
020-04916-0 J Ophthalmol. 2020;68(8):1675-1677.
13. Shemer A, Einan-Lifshitz A, Itah A, Dubinsky- doi:10.4103/ijo.IJO_1682_20
Pertzov B, Pras E, Hecht I. Ocular involvement 17. Navel V, Chiambaretta F, Dutheil F.
Haemorrhagic conjunctivitis with

652 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(2): 645-652 | doi: 10.15562/ism.v12i2.1000

You might also like