Professional Documents
Culture Documents
Analisis Perbandingan Sistem Antrian Mod C179e018
Analisis Perbandingan Sistem Antrian Mod C179e018
Analisis Perbandingan Sistem Antrian Mod C179e018
1 April 2016
ISSN : 2503-4413, Hal 19 - 30
Abstract
Research on the comparative analysis of single channel queuing system and multiple
channel query system with 2 fasilties and 3 facilities. This study aims to investigate how the
optimal number of facilities due to the large queues waiting for their turn receive services
especially Pajak Bumi dan Bangunan in the Office of Dinas Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Purwakarta.
The analytical method used is the model M / M / 1 for single channel system query and
M / M / S is used for multiple channel query system. based on the results of the analysis using
the model found that the results of a query using a single channel system services Pajak Bumi
dan Bangunan certainly not optimal due to the ability of the service itself 12 people per hour.
On the other side using the model M / M / S found the average amount of time service during
rush hour period 10:00 to 11:00 of 0:15 hours or can be 9 minute and an average queue
length 1.0667. In contrast to the number 3 facility, the taxpayer at a busy period 10:00 to
11:00 can wait with a difference of only 0.0923 hours or 5:54 minutes and the number of
queues waiting with an average of 0.1446.
Suggestion research obtained in order to use the three facilities while maintaining the
service with optimal. So that all service activities will not be interrupted and did not make the
queue longer taxpayer.
Keyword : Queue, single channel queuing system and multiple channel query system,
services, tax payer
PENDAHULUAN mewujudkan kemakuran rakyat pemerintah
daerah melakukan pemungutan pajak yang
Latar belakang Salah satunya Pajak Daerah yang banyak
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib dikenal oleh masyarakat yaitu Pajak Bumi Dan
kepada Daerah yang terutang oleh orang Bangunan.
pribadi atau badan yang bersifat memaksa Dimana pajak merupakan sumber
berdasarkan Undang-undang, dengan tidak penerimaan pendapatan yang dapat
mendapatkan imbalan secara langsung dan memberikan peranan dan sumbangan yang
berarti melalui penyediaan sumber dana bagi
digunakan untuk keperluan Daerah bagi pembiayaan pengeluaran±pengeluaran
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk pemerintah. Salah satu sumber dana berupa
19
20
pajak yang dimaksudadalah Pajak Bumi dan pelayanan yang dilaksanakan oleh
Bangunan (PBB). Pajak Bumi dan Bangunan penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan
penentuan kebijakan yang terkait dengan bumi maupun pelaksanaan ketentuan peraturan
dan bangunan. Pajak Bumi dan Bangunan perundang-undangan. Sejalan dengan rumusan
merupakan sumber penerimaan yang sangat tersebut, Ratminto dan Winarsih (2009 : 5),
potensial bagi daerah sebagai salah satu pajak mendefinisikan pelayanan publik sebagai
langsung. Pajak Bumi dan Bangunan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam
merupakan pajak pusat karena obyeknya bentuk barang publik maupun jasa publik yang
didaerah, maka daerah mendapat bagian yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab dan
lebih besar. dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di
Mengingat pentingnya peran Pajak pusat, di daerah, dan di lingkungan BUMN
Bumi dan Bangunan bagi kelangsungan maka atau BUMD, dalam rangka pemenuhan
dari itu Pemerintah daerah diharuskan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
memberikan pelayanan yang dikhususkan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
untuk mempermudah segala aktifitas yang undangan.
bersangkutan dengan Pajak Bumi dan Sistem antrian mencakup pelanggan
Bangunan melalui Dinas Pengelola Keuangan yang datang dengan laju konstan atau
dan Aset Daerah Bidang Pendapatan II yang bervariasi untuk mendapatkan layanan pada
khusus melayani Pajak Bumi dan Bangunan. suatu fasilitas layanan. Jika pelanggan yang
Dalam kehidupan sehari-hari di era datang dapat memasuki fasilitas layanan,
globalisasi ini yang disadari atau tidak, setiap pelanggan dapat langsung dilayani. Jika
manusia pasti mengalami antrian. Menurut pelanggan harus menunggu dilayani,
siagian (1987) antrian itu sendiri merupakan pelanggan berpartisipasi atau membentuk
suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang antrian, dan akan berada dalam antrian hingga
memerlukan layanan dari satu atau lebih pelanggan dapat giliran untuk dilayani.
pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, Pelanggan akan dilayani dengan laju layanan
sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi yang konstan atau bervariasi dan akhirnya
sistem yang berbeda ± beda di mana teori meninggalkan sistem. Sistem antrian
antrian dan simulasi sering diterapkan secara mencakup baik antrian dan fasilitas
luas . Dalam teori antrian Struktur Antrian layanannya.
Menurut Johannes Supranto (2013:327) Tuntutan dari sebuah pelayanan publik
terdapat 5 model struktur antrian dasar yang yang sekarang ini berubah-ubah perlu dijawab
umum terjadi dalam seluruh sistem antrian : oleh aparatur yang mempunyai ekspektasi
(1) Single Channel ± Single Phase Sistem ini sesuai apa yang diinginkan oleh masyarakat,
adalah sistem yang paling sederhana. (2) yang dapat memberikan kepuasan pelayanan
Single Channel ± Multi Phase Proses itu sendiri kepada masyarakat khususnya
pelayanan mengikuti urutan pekerjaan. (3) pemakai kendaraan yang ingin mengurus
Multi Channel ± Single Phase (4) Multi semua kelengkapan untuk mempermudah
Channel ± Multi Phase, Simulasi lebih sering mobilitas kedepannya. Namun pada
digunakan untuk menganalisa sistem. (5) kenyataannya, banyak ditemui aparatur tidak
Campuran dapat diartikan campuran dari dua dapat menjawab ekspektasi dari masyarakat
atau lebih struktur fasilitas pelayanan tersebut luas. Perhatian atas kinerja pelayanan publik
diatas. Yang akan dibahas dalam penelitian semakin hari semakin diperlukan, sejalan
disini adalah Model Single Channel Query dengan tuntutan publik yang menghendaki
System dan Multiple Channel Query System. pelayanan cepat, tepat dan dalam proses
Dengan adanya antrian pelayanan publik, pelayanan yang nyaman, ramah, cepat serta
maka kinerja pegawai akan menjadi suatu adil. Pelayanan publik merupakan hal yang
ukuran sebuah pegawai negeri berhasil atau utama dalam penyelenggaraan pemerintahan
tidak berhasil dan untuk mengetahui dalam berhubungan pada masyarakat.
kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Permasalahan yang dihadapi adalah
Berdasarkan Keputusan Menteri bagaimana mengusahakan keseimbangan
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 antara biaya tunggu (antrian) terhadap biaya
Tahun 2003 tentang Pelayanan Publik, mencegah antrian itu sendiri guna memberikan
pelayanan publik adalah segala kegiatan
21
tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak varriabel acak yang terpancar secara
kontinu. bebas dan sama tidak tergantung pada
b. Pelayanan waktu pertibaan.
Pelayanan atau mekanisme pelayanan
dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, Disiplin Antrian
atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Menurut Thomas J. Kakiay disiplin
Tiap-tiap fasilitas pelayanan kadang- antrian adalah aturan di mana para
kadang disebut sebagai saluran (channel). pelanggan dilayani, atau disiplin
Contohnya, jalan tol dapat memiliki pelayanan (service discipline) yang
beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan memuat urutan (order) para pelanggan
dapat hanya terdiri dari satu pelayan dalam menerima layanan. Ada 4 bentuk bentuk
satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada disiplin antrian menurut urutan kedatangan
loket seperti pada penjualan tiket di antara lain adalah :
gedung bioskop. Dalam mekanisme 1. First Come First Served (FCFS) atau
pelayanan ini ada 3 aspek yang harus First In First Out (FIFO), di mana
diperhatikan yaitu : pelanggan yang terlebih dahulu datang
1) Tersedianya pelayanan akan dilayani terlebih dahulu.
2) Mekanisme pelayanan tidak selalu Misalnya, antrian pada loket
tersedia untuk setiap saat. Misalnya pembelian tiket bioskop, antrian pada
dalam pertunjukan bioskop, loket loket pembelian tiket kereta api.
penjualan karcis hanya dibuka pada 2. Last Come First Served (LCFS) atau
waktu tertentu antara satu pertunjukan Last In First Out (LIFO), di mana
dengan pertunjukan berikutnya, pelanggan yang datang paling akhir
sehingga saat loket ditutup mekanisme akan dilayani terlebih dahulu.
pelayanan terrhenti dan petugas Misalnya, sistem antrian pada elevator
beristirahat. untuk lanti yang sama, sistem bongkar
3) Kapasitas pelayanan muat barang dalam truk, pasien dalam
Kapasitas dari mekanisme pelayanan kondisi kritis, walaupun dia datang
diukur berdasarkan jumlah pelanggan yang paling akhir tetapi dia akan dilayani
tidak dapat dilayani secara bersama-sama. terlebih dahulu.
Kapasitas pelayan yang tidak selalu sama 3. Service In Random Order (SIRO) atau
untuk setiap saat, ada yang tetap, tapi ada Random Selection for Service (RSS), di
juga yang berubah-ubah. Karena itu, mana panggilan didasarkan pada
fasilitas pelayanan dapat memiliki satu peluang secara random, jadi tidak
atau lebih saluran. Fasilitas yang menjadi permasalahan siapa yang lebih
mempunyai satu saluran disebut saluran dahulu datang. Misalnya, pada arisan
tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan di mana penarikan berdasarkan nomor
fasilitas yang mempunyai lebih dari satu undian.
saluran disebut saluran ganda atau 4. Priority Service (PS), di mana prioritas
pelayanan ganda. pelayanan diberikan kepada pelanggan
4) Lama pelayanan yang mempunyai prioritas lebih tinggi
Lama pelayanan adalah waktu yang dibandingkan dengan pelanggan yang
dibutuhkan untuk melayani seseorang mempunyai prioritas yang lebih
langganan atau satu satuan. Ini harus rendah, meskipun mungkin yang
dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, dahulu tiba di garis tunggu adalah
waktu pelayanan boleh tetap dari waktu yang terakhir datang. Hal ini mungkin
ke waktu untuk semua langgannan atau disebabkan oleh beberapa hal,
boleh juga berupa variabel acak. misalnya seseorang yang memiliki
Umumnya dan untuk keperluan analisis, penyakit yang lebih berat
waktu pelayanan dianggap sebagai dibandingkan orang lain pada suatu
25
Data rata-rata tingkat pelayanan seperti pada kedatangan wajib pajak 16 orang per jam
tabel 3. maka dipastikan akan menunggu lebih lama
dikarenakan kemampuan dalam satu fasilitas
Tabel 3. Rata-Rata Tingkat Pelayanan pelayanan hanya 12 orang per satuan waktu.
Periode Waktu Rata-rata Total Tingkat
(jam) kedatangan JamKerja Pelayanan
WP WP
2. Analisis Model Antrian Multiple
14 Channel -2 fasilitas
08.00-09.00
11 Pada model antrian Multiple Channel
09.00-10.00
16
Query System dengan Struktur antrian Single
10.00-11.00
6 Jam 12 Channel ± Single Phase seperti pada gambar 2.
11.00-12.00 8
13.00-14.00 13
14.00-15.00 10
Total 72 6 Jam 12 per Server
Jam Jalur Antrian
Sumber : DPKAD KabupatenPurwakarta 2015
Gambar 2. Model antrian multiple channel 2
1. Analisis Model Antrian Single Channel
fasilitas.
Query System dengan Struktur antrian
Single Channel ± Single Phase
Diperoleh Hasil Kinerja sistem antrian
Pada model antrian Single Channel
Multiple Query System dengan 2 fasilitas
Query System dengan Struktur antrian Single
seperti tabel 5
Channel ± Single Phase seperti pada gambar 1. Tabel 5. Hasil Kinerja Sistem Antrian dengan
dua Fasilitas
Periode Kinerja Antrian
Waktu
Jam P0 Ls Lq Ws Wq
Gambar 1. Struktur antrian Single Channel ±08.00-09.00 0.2632 1.7685 0.1019 0.1263 0.0073
Single Phase 09.00-10.00 0.3714 1.1605 0.2438 0.1055 0.0213
Berikut hasil perhitungan kinerja
10.00-11.00 0.2 2.4 1.0667 0.15 0.0666
sistem antrian dengan satu fasilitas pada tabel
4. 11.00-12.00 0.5 0.75 0.0833 0.09375 0.0104
Tabel 13.00-14.00 0.2973 1.5331 0.4498 0.1179 0.0346
4.HasilKinerjaSistemAntriandengansatuFasilita14.00-15.00 0.4118 1.0084 0.1751 0.10084 0.0175
sHasilKinerjaSistemAntriandengansatuFasilitas Sumber : data hasil perhitingan
Periode Waktu Kinerja Antrian
Jam P0 Ls Lq Ws Wq Dari hasil perhitungan dengan model
antrian Multiple Channel Query System
08.00-09.00 -0.167 -7 -8.167 0.5 -0.583
09.00-10.00 0.0834 11 10.083 1 0.916
dengan dua fasilitas yang telah dianalisa pada
tabel 5. menunjukkan dengan ditambahnya
10.00-11.00 -0.3 -4 -5.33 -0.25 -0.333
menjadi dua fasilitas antrian pelayanan Pajak
11.00-12.00 0.34 2 1.33 0.25 0.166
Bumi dan Bangunan rata-rata waktu
13.00-14.00 -0.083 -13 -14.083 -1 -1.083 menunggu wajib pajak periode waktu tertinggi
14.00-15.00 0.167 5 4.167 0.5 0.416 pada jam 10.00 ± 11.00 yaitu 0.0666 dengan
Sumber : Data hasil perhitungan probabilitas wajib pajak dalam sistem antrian
dengan hasil 0.2. hal ini membuktikan bahwa
Dari hasil perhitungan dengan model dalam hal kecapatan pelayanan dan untuk
antrian Single Channel Query System dengan setiap fasilitas belum optimal.
satu fasilitas yang telah dianalisa pada tabel 4.
terlihat bahwa dengan adanya satu 3. Analisis Model Antrian Multiple
fasilitaspelayanan menjadi kurang optimal, Channel Query System dengan 3
terlihat ketika rata-rata kedatangan 8 orang per fasilitas
satuan waktu pada periode 11.00 ± 12.00 Pada model antrian Multiple Channel
waktu yang dihabiskan oleh wajib hanya 0.25 Query System dengan Struktur antrian Multi
dan pada periodewaktu 10.00-11.00 dengan Channel ± 3 Phase seperti pada gambar 3.
28
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisa
yang telah dilakukan dengan menerapkan teori
antrian pada Dinas Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah khususnya dalam pelayanan
Pajak Bumi dan Bangunan adalah sebagai
berikut.
1) Jumlah jalur fasilitas yang optimal pada
Dinas Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah khususnya dalam pelayanan Pajak
Bumi dan Bangunan adalah tiga jalur
fasilitas. Di Dinas Pengelola Keuangan
dan Aset daerah sudah diterapkan tiga
fasilitas sehingga pelayanan dalam hal
Pajak Bumi dan Bangunan sudah
optimal dengan menerapkan antrian
Multi Channel Query System.
2) Kinerja dengan 2 jalur fasilitas
pelayanan di Dinas Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah pada
pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
dinilai kurang optimal, karena masalah
kinerja sistem antrian pada Dinas
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
kabupaten Purwakarta adalah waktu
pelayanan pelanggan untuk
mendapatkan giliran untuk dilayani.
30
DAFTAR PUSTAKA
10) SamsirdanRatiMustika. 2010.
1) Bambang Ruswandi. 2006. Penerapan AnalisisSistemAntrian Teller Pada PT.
Sistem Antrian Sebagai Upaya Bank Riau CabangUtamaPekanbaru.
Mengoptimalkan Pelayanan Terhadap 11) Siti Arina, Ujian Sinulingga dan Suwarno
Pasien Pada Loket Pengambilan Obat Di Ariswoyo. 2014. Analisis Sistem Antrian
Puskesmas Cicurug Sukabumi Jawa Barat. Pelayanan Nasabah Di PT. Bank Negara
2) Heizer, Jay dan Barrry Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang
Render.2006.Operation Management. Utama USU. Jurnal Vol. 02, No. 03
Terjemahan oleh Dwianoegrawati (2014), pp. 277-287.
Setyoningsih dan Indra Almahdy. Edisi 7. 12) SomaPurnamaAjidan Tri Bodroastuti.
Buku I. Jakarta: Salemba Empat. 2012. Penerapan Model SimulasiAntrian
3) Hendra dan Helfi Nasution. 2012. Analisis Multi Channel Single Phase PadaAntrian
Efisiensi Waktu Layanan Pada Sistem Di ApotekPurnama Semarang.
Administrasi Perpustakaan Menggunakan 13) Supranto Johannes. 2013.
Metode Sistem Antrian. RisetOperasiUntukPengambilanKeputusa
4) Indah UlyWardatidanRiesdaGanevi. 2013. n. EdisiKetiga. Jakarta : Raja
Pembuatan Sistem Antrian Pelayanan GrafindoPersada
Pada Dinas Kependudukan dan 14) Suwarno dan Zaini Rohmad. 2013.
Pencatatan Sipil Kabupaten Pacitan. Pengaruh Kinerja Pegawai Dan
Jurnal Vol 11 No. 2 ± Mei 2013. MutuPelayanan Pegawai Terhadap
5) Kep Men Pan Nomor 63/Kep/Men/2003 Kepuasan Masyarakat Dalam
Tentang Pedoman Umum Memperoleh KartuTanda Penduduk Dan
Penyelenggaraan Pelayanan Publik Kartu Keluarga Di Kantor Kecamatan
6) Kotler Philip and Kevin Lane Keller. Baki.
2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13.
Jakarta : Erlangga.
7) Ratminto Dan Atik Septi Winarsih. 2009.
Manajemen Pelayanan Pengembangan
0RGHO .RQVHSWXDO 3HQHUDSDQ &LWL]HQ¶V
Charter Dan Standar Pelayanan Minimal.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
8) Rustam Taufik. 2012. Analisis Penerapan
Sistem Antrian Model M/M/S Pada
Pt.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Kantor Cabang Pembantu Universitas
Hasanuddin Makassar.
9) Rizky Indra Aditya. 2014. Pemodelan
Sistem Antrian Pengambilan Dana
Pensiun Di Kantor Pos Cabang Gombong
Kabupaten Kebumen Menggunakan Model
Antrian Multiple Server ± Single Phase.