Analisis Perbandingan Sistem Antrian Mod C179e018

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No.

1 April 2016
ISSN : 2503-4413, Hal 19 - 30

ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/1 DAN M/M/S UNTUK


PELAYANAN PBB DI DPKAD KABUPATEN PURWAKARTA
Oleh :

FIDIANTI.SE 1) EDI SUSANTO. ST. MT2)


1)
Program Studi Manajemen - STIE DR. KHEZ Muttaqien Purwakarta
2)
STT Texmaco Subang

Abstract

Research on the comparative analysis of single channel queuing system and multiple
channel query system with 2 fasilties and 3 facilities. This study aims to investigate how the
optimal number of facilities due to the large queues waiting for their turn receive services
especially Pajak Bumi dan Bangunan in the Office of Dinas Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Purwakarta.
The analytical method used is the model M / M / 1 for single channel system query and
M / M / S is used for multiple channel query system. based on the results of the analysis using
the model found that the results of a query using a single channel system services Pajak Bumi
dan Bangunan certainly not optimal due to the ability of the service itself 12 people per hour.
On the other side using the model M / M / S found the average amount of time service during
rush hour period 10:00 to 11:00 of 0:15 hours or can be 9 minute and an average queue
length 1.0667. In contrast to the number 3 facility, the taxpayer at a busy period 10:00 to
11:00 can wait with a difference of only 0.0923 hours or 5:54 minutes and the number of
queues waiting with an average of 0.1446.
Suggestion research obtained in order to use the three facilities while maintaining the
service with optimal. So that all service activities will not be interrupted and did not make the
queue longer taxpayer.
Keyword : Queue, single channel queuing system and multiple channel query system,
services, tax payer
PENDAHULUAN mewujudkan kemakuran rakyat pemerintah
daerah melakukan pemungutan pajak yang
Latar belakang Salah satunya Pajak Daerah yang banyak
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib dikenal oleh masyarakat yaitu Pajak Bumi Dan
kepada Daerah yang terutang oleh orang Bangunan.
pribadi atau badan yang bersifat memaksa Dimana pajak merupakan sumber
berdasarkan Undang-undang, dengan tidak penerimaan pendapatan yang dapat
mendapatkan imbalan secara langsung dan memberikan peranan dan sumbangan yang
berarti melalui penyediaan sumber dana bagi
digunakan untuk keperluan Daerah bagi pembiayaan pengeluaran±pengeluaran
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk pemerintah. Salah satu sumber dana berupa

19
20

pajak yang dimaksudadalah Pajak Bumi dan pelayanan yang dilaksanakan oleh
Bangunan (PBB). Pajak Bumi dan Bangunan penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan
penentuan kebijakan yang terkait dengan bumi maupun pelaksanaan ketentuan peraturan
dan bangunan. Pajak Bumi dan Bangunan perundang-undangan. Sejalan dengan rumusan
merupakan sumber penerimaan yang sangat tersebut, Ratminto dan Winarsih (2009 : 5),
potensial bagi daerah sebagai salah satu pajak mendefinisikan pelayanan publik sebagai
langsung. Pajak Bumi dan Bangunan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam
merupakan pajak pusat karena obyeknya bentuk barang publik maupun jasa publik yang
didaerah, maka daerah mendapat bagian yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab dan
lebih besar. dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di
Mengingat pentingnya peran Pajak pusat, di daerah, dan di lingkungan BUMN
Bumi dan Bangunan bagi kelangsungan maka atau BUMD, dalam rangka pemenuhan
dari itu Pemerintah daerah diharuskan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
memberikan pelayanan yang dikhususkan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
untuk mempermudah segala aktifitas yang undangan.
bersangkutan dengan Pajak Bumi dan Sistem antrian mencakup pelanggan
Bangunan melalui Dinas Pengelola Keuangan yang datang dengan laju konstan atau
dan Aset Daerah Bidang Pendapatan II yang bervariasi untuk mendapatkan layanan pada
khusus melayani Pajak Bumi dan Bangunan. suatu fasilitas layanan. Jika pelanggan yang
Dalam kehidupan sehari-hari di era datang dapat memasuki fasilitas layanan,
globalisasi ini yang disadari atau tidak, setiap pelanggan dapat langsung dilayani. Jika
manusia pasti mengalami antrian. Menurut pelanggan harus menunggu dilayani,
siagian (1987) antrian itu sendiri merupakan pelanggan berpartisipasi atau membentuk
suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang antrian, dan akan berada dalam antrian hingga
memerlukan layanan dari satu atau lebih pelanggan dapat giliran untuk dilayani.
pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, Pelanggan akan dilayani dengan laju layanan
sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi yang konstan atau bervariasi dan akhirnya
sistem yang berbeda ± beda di mana teori meninggalkan sistem. Sistem antrian
antrian dan simulasi sering diterapkan secara mencakup baik antrian dan fasilitas
luas . Dalam teori antrian Struktur Antrian layanannya.
Menurut Johannes Supranto (2013:327) Tuntutan dari sebuah pelayanan publik
terdapat 5 model struktur antrian dasar yang yang sekarang ini berubah-ubah perlu dijawab
umum terjadi dalam seluruh sistem antrian : oleh aparatur yang mempunyai ekspektasi
(1) Single Channel ± Single Phase Sistem ini sesuai apa yang diinginkan oleh masyarakat,
adalah sistem yang paling sederhana. (2) yang dapat memberikan kepuasan pelayanan
Single Channel ± Multi Phase Proses itu sendiri kepada masyarakat khususnya
pelayanan mengikuti urutan pekerjaan. (3) pemakai kendaraan yang ingin mengurus
Multi Channel ± Single Phase (4) Multi semua kelengkapan untuk mempermudah
Channel ± Multi Phase, Simulasi lebih sering mobilitas kedepannya. Namun pada
digunakan untuk menganalisa sistem. (5) kenyataannya, banyak ditemui aparatur tidak
Campuran dapat diartikan campuran dari dua dapat menjawab ekspektasi dari masyarakat
atau lebih struktur fasilitas pelayanan tersebut luas. Perhatian atas kinerja pelayanan publik
diatas. Yang akan dibahas dalam penelitian semakin hari semakin diperlukan, sejalan
disini adalah Model Single Channel Query dengan tuntutan publik yang menghendaki
System dan Multiple Channel Query System. pelayanan cepat, tepat dan dalam proses
Dengan adanya antrian pelayanan publik, pelayanan yang nyaman, ramah, cepat serta
maka kinerja pegawai akan menjadi suatu adil. Pelayanan publik merupakan hal yang
ukuran sebuah pegawai negeri berhasil atau utama dalam penyelenggaraan pemerintahan
tidak berhasil dan untuk mengetahui dalam berhubungan pada masyarakat.
kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Permasalahan yang dihadapi adalah
Berdasarkan Keputusan Menteri bagaimana mengusahakan keseimbangan
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 antara biaya tunggu (antrian) terhadap biaya
Tahun 2003 tentang Pelayanan Publik, mencegah antrian itu sendiri guna memberikan
pelayanan publik adalah segala kegiatan
21

pelayanan yang optimal dan mendapatkan adalah setiap kegiatan yang


pelayanan yang optimal. menguntungkan dalam suatu kumpulan
Salah satu cara untuk memperbaiki atau kesatuan dan menawarkan kepuasan
fasilitas pelayanan dapat direncanakan dengan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
suatu metode analisa. Metode analisa yang produk secara fisik. aktifitas atau manfaat
digunakan adalah metode analisa Teori
yang ditawarkan oleh satu oihak ke pihak
Antrian. Dengan analisa teori antrian, kita
dapat mengetahui apakah sistem pelayanan lain yang pada dasarnya tidak berwujud
yang ada sudah mencapai suatu keadaan yang dan tidak menghasilkan kepemilikan
optimal atau belum. Model antrian yang akan apapun. Produknya mungkin terikat atau
dibahas merupakan suatu metode yang sangat tidak terikat pada produk fisik. H.A.S.
penting untuk sistem pengelolaan yang Moenir (dalam Suwarno, 2013 : 1240)
mengoptimakan pelayanan dengan menyatakan bahwa pelayanan adalah suatu
menghilangkan antrian. proses pemenuhan kebutuhan melalui
aktivitas orang lain.
Rumusan masalah Menurut Batinggi (dalam Giri
Adapun yang menjadi perumusan masalah Cahyono, 2008), pelayanan umum lahir
dalam penelitian ini adalah :
karena adanya kepentingan umum.
1) Berapa jumlah jalur fasilitas yang optimal
di Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Pelayanan umum bukanlah tujuan,
Daerah Kabupaten Purwakarta? melainkan suatu proses untuk mencapai
2) Bagaimana kinerja waktu pelayanan pada sasaran tertentu yang telah ditetapkan.
tingkat optimal di Dinas Pengelola Selanjutnya Batinggi (dalam Giri
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Cahyono, 2008) mengemukakan bahwa
Purwakarta? pelayanan terdiri dari empat faktor, yaitu:
1) Sistem, prosedur, dan metode.
Tujuan penelitian 2) Personel, terutama ditekankan pada
Tujuan penelitiannya adalah : perilaku aparat.
1) Untuk mengetahui jumlah jalur fasilitas 3) Sarana dan prasarana.
yang optimal di Dinas Pengelola
4) Masyarakat sebagi pelanggan.
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Purwakarta dengan melakukan analisa
perbandingan system antrian model Single
Menurut Parasuraman (dalam Suwarno
Channel Query System dan Multiple dan Zaini Rohmad, 2012) mengemukakan
Channel Query System. bahwa baik atau tidaknya pelayanan dapat
2) Untuk mengetahui kinerja waktu dilihat dari seberapa besar dimensi kualitas
pelayanan pada tingkat optimal di Dinas pelayanan, seperti:
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah 1) Reliabilitas (reliability), berkaitan
Kabupaten Purwakarta Bidang pendapatan dengan kemampuan pemberian
II. layanan yang akurat sejak pertama kali
tanpa membuat kesalahan apapun dan
Manfaat penelitian menyampaikan jasanya sesuai dengan
Menambah wawasan pengetahuan
waktu yang disepakati.
terkait penerapan dalam menyusun kebijakan-
kebijakan organisasi terutama metode
2) Daya tanggap (responssiveness),
pelayanan pada sistem antrian pada instansi berkenaan dengan kesediaan dan
DPKAD kabupaten Purwakarta. kemampuan para karyawan untuk
membantu para pelanggan dan
merespons permintaan mereka, serta
menginformasikan kapan jasa akan
KAJIAN PUSTAKA diberikan dan kemudian memberikan
Pelayanan jasa secara tepat.
Menurut Sinambela dan Lijan Poltak 3) Jaminan (assurance), yakni perilaku
dalam (Ladiatno, 2013:08) Pelayanan para karyawan mampu menumbuhkan
22

kepercayaan pelanggan terhadap Karakteristik Pelayanan


perusahaan dan perusahaan bisa a. Desain Fasilitas Pelayanan
menciptakan rasa aman bagi pelayanan harus dapat dilakukan
pelanggannya. setelah pelanggan memasuki antrian.
4) Empati (empathy), berarti perusahaan namun demikian apakah pelanggantersebut
memahamai masalah pelanggannya dapat langsung dilayani sangat
dan bertindak demi kepentingan tergantungdari jumlah pelanggan yang ada
pelanggan, serta memberikan perhatian dalam antrian yang dinyatakan tidak
personal kepada para pelanggan dan terbatas atau terbatas. Setelah
memiliki jam operasi yang nyaman. mendapatkan pelayanan dengan baik maka
5) Bukti fisik (tangibles), berkenaan pelanggan akan langsung meninggalkan
dengan daya tarik fasilitas fisik, fasilitas pelayanan.
perlengkapan, dan material yang Pelayanan dapat dilakukan dengan satu
digunakan perusahaan, serta atau lebih fasilitas pelayanan yang masing-
penampilan karyawan. masing dapat mempunyai satu atau lebih
saluran pelayanan yang disebut server.
Pelayanan publik sering dilihat sebagai Dalam proses pelayanan terdapat bentuk
representasi dari eksistensi birokrasi pelayanan tunggal (single server) dan
pemerintahan, karena hal itu bersentuhan pelayanan majemuk (multiple server).
langsung dengan tuntutan kebutuhan Menurut Thomas J. Kakiay (dalam
masyarakat. Filosofi dari pelayanan publik Bambang Ruswandi, 2006) sistem
menempatkan rakyat sebagai subyek pelayanan mengikuti kedatangan
dalam penyelenggaraan pemerintahan. pelanggan, dapat dinyatakan dengan :
Sebelum mengetahui arti kinerja pegawai a. Pelayanan tunggal dengan
publik, perlu diketahui terlebih dahulu kedatangan tidak berhingga.
mengenai organisasi publik. Menurut b. Pelayanan majemuk dengan
Sinambela (dalam Harentama, 2010) kedatangan tidak berhingga.
Organisasi publik diartikan sebagai c. Pelayanan tunggal dengan
organisasi yang dilakukan oleh pemerintah kedatangan terbatas
terhadap sejumlah manusia, yang memiliki d. Pelayanan majemuk dengan
setiap kegiatan yang menguntungkan kedatangan terbatas
dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya Dengan demikian desain fasilitas
tidak terikat pada suatu produk secara pelayanan sangat tergantung pada proses
fisik. pelayanan yang diberikan dengan
Secara eksplisit, Sianipar (dalam mengikuti sistem antrian yang digunakan.
Harentama, 2010) menjelaskan bahwa x Distribusi Waktu Pelayanan
³SHOD\DQDQ SXEOLN GDSDW GLQ\DWDNDQ Bentuk pelayanan ditentukan oleh
sebagai segala sesuatu bentuk pelayanan waktu pelayanan, yaitu Waktu yang
sektor publik yang dilaksanakan aparatur dibutuhkanuntuk melayani pelanggan pada
pemerintah dalam bentuk barang dan jasa, fasilitas pelayanan. Besaran ini dapat
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat bergantung pada jumlah pelanggan yang
GDQ NHWHQWXDQ SHUXQGDQJDQ \DQJ EHUODNX´ telah berada di dalam fasilitas pelayanan
Widodo (dalam Harentama, 2010) atau tidak bergantung pada keadaan
mengartikan pelayanan publik sebagai tersebut.
pemberian layanan keperluan masyarakat Pola pelayanan serupa dengan pola
yang mempunyai kepentingan pada orang kedatangan, dima pola ini bisa konstan
itu sesuai dengan aturan pokok dan tata maupun acak. Jika waktu pelayanan
cara yang telah ditetapkan. konstan, maka waktu yang diperlukan
23

untuk melayani setiap pelanggan adalah sistem pelayanan komersil merupakan


sama. aplikasi yang sangat luas dari model-
model antrian, contohnya : restaurant,
Konsep-konsep teori antrian cafeteria, toko-toko, salon,dll.
Teori antrian atau sering disebut b. Sistem pelayanan bisnis ± industri
sebagai waiting linetheory, atau queuing sistem pelayanan bisnis-industri
theory diketemukan dan dikembangkan mencakup lini produksi, sistem
oleh ahli matematika dan insinyur material ± handling, sistem
berkebangsaan denmark yang bernama A. penggudangan, dll
K Erlang pada tahun 1909. Dia c. Sistem pelayanan transportasi
mengembangkan model antrian untuk contohnya : kereta api, bus, pesawat
menentukan jumlah yang optimal dari terbang, dll.
fasilitas telephone switching yang d. Sistem pelayanan sosial
digunakan untuk melayani permintaan Sistem pelayanan sosial merupakan
yang ada. Penggunaan model ini makin sistem-sistem pelayanan yang dikeola
meluas tepatnya mulai sejak akhir perang oleh kantor-kantor dan
dunia ke-II. Sampai saat ini, waiting line perusahaanlokal maupun nasional
theory mempunyai aplikasi yang luas contohnya : pelayanan yang dikelola
untuk alat operasi perusahaan atau oleh kantor dan jawatan lokal maupun
manajemen. Persoalan-persoalan yang nasional, seperti kantor tenaga kerja,
dapat diselesaikan dengan teori antrian kantor regristasi SIM dan STNK,
adalah meliputi bagaimana perusahaan kantor pos, dll
dapat menentukan waktu dan fasilitas yang
sebaik-baiknya agar dapat melayani Dalam sistem antrian terdapat beberapa
konsumen atau langganan dengan efisien. komponen dasar proses antrian antara lain
Di dalam hal ini tentu saja diperhitungkan adalah:
antara ekstra biaya yang dikeluarkan a. Kedatangan.
perusahaan untuk menambah fasilitas Setiap masalah antrian melibatkan
service baru dengan kerugian-kerugian kedatangan, misalnya orang, mobil,
konsumen karena harus menunggu apabila panggilan telepon untuk dilayani, dan lain-
tidak diadakan penambahan fasilitas lain. Unsur ini sering dinamakan proses
service yang baru. input. Proses input meliputi sumber
kedatangan atau biasa dinamakan calling
Sistem Antrian population, dan cara terjadinya kedatangan
Menurut Gross dan Haris (dalam yang umumnya merupakan variabel acak.
Samsir dan Ranti, 2010) mengatakan Karakteristik dari populasi yang akan
bahwa sistem antrian adalah kedatangan dilayani dapat dilihat menurut ukurannya,
pelanggan untuk mendapatkan pelayanan, pola kedatangan, serta perilaku dari
menunggu untuk dilayani jika fasilitas populasi yang akan dilayani. Menurut
pelayanan (server) masih sibuk, ukurannya, populasi yang dilayani bisa
mendapatkan pelayanan dankemudian terbatas (finite) dan tidak terbatas
meninggalkan sistem setelah dilayani. (infinite). pola kedatangan bisa teratur,
Pada umumnya, sistem antrian dapat dapat pula bersifat acak atau random.
diklasifikasikan menjadi sistem yang Variabel acak dapat berupa diskrit atau
berbeda-beda di mana teori antrian dan kontinu. Bila variabel acak hanya
simulasi sering diterapkan secara luas. dimungkinkan memiliki beberapa nilai
Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman saja, maka ia merupakan variabel acak
(dalam Riesda dan Indah, 2013) adalah diskrit. Sebaliknya bila nilainya
sebagai berikut : dimungkinkan bervariasi pada rentang
a. Sistem pelayanan komersial
24

tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak varriabel acak yang terpancar secara
kontinu. bebas dan sama tidak tergantung pada
b. Pelayanan waktu pertibaan.
Pelayanan atau mekanisme pelayanan
dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, Disiplin Antrian
atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Menurut Thomas J. Kakiay disiplin
Tiap-tiap fasilitas pelayanan kadang- antrian adalah aturan di mana para
kadang disebut sebagai saluran (channel). pelanggan dilayani, atau disiplin
Contohnya, jalan tol dapat memiliki pelayanan (service discipline) yang
beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan memuat urutan (order) para pelanggan
dapat hanya terdiri dari satu pelayan dalam menerima layanan. Ada 4 bentuk bentuk
satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada disiplin antrian menurut urutan kedatangan
loket seperti pada penjualan tiket di antara lain adalah :
gedung bioskop. Dalam mekanisme 1. First Come First Served (FCFS) atau
pelayanan ini ada 3 aspek yang harus First In First Out (FIFO), di mana
diperhatikan yaitu : pelanggan yang terlebih dahulu datang
1) Tersedianya pelayanan akan dilayani terlebih dahulu.
2) Mekanisme pelayanan tidak selalu Misalnya, antrian pada loket
tersedia untuk setiap saat. Misalnya pembelian tiket bioskop, antrian pada
dalam pertunjukan bioskop, loket loket pembelian tiket kereta api.
penjualan karcis hanya dibuka pada 2. Last Come First Served (LCFS) atau
waktu tertentu antara satu pertunjukan Last In First Out (LIFO), di mana
dengan pertunjukan berikutnya, pelanggan yang datang paling akhir
sehingga saat loket ditutup mekanisme akan dilayani terlebih dahulu.
pelayanan terrhenti dan petugas Misalnya, sistem antrian pada elevator
beristirahat. untuk lanti yang sama, sistem bongkar
3) Kapasitas pelayanan muat barang dalam truk, pasien dalam
Kapasitas dari mekanisme pelayanan kondisi kritis, walaupun dia datang
diukur berdasarkan jumlah pelanggan yang paling akhir tetapi dia akan dilayani
tidak dapat dilayani secara bersama-sama. terlebih dahulu.
Kapasitas pelayan yang tidak selalu sama 3. Service In Random Order (SIRO) atau
untuk setiap saat, ada yang tetap, tapi ada Random Selection for Service (RSS), di
juga yang berubah-ubah. Karena itu, mana panggilan didasarkan pada
fasilitas pelayanan dapat memiliki satu peluang secara random, jadi tidak
atau lebih saluran. Fasilitas yang menjadi permasalahan siapa yang lebih
mempunyai satu saluran disebut saluran dahulu datang. Misalnya, pada arisan
tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan di mana penarikan berdasarkan nomor
fasilitas yang mempunyai lebih dari satu undian.
saluran disebut saluran ganda atau 4. Priority Service (PS), di mana prioritas
pelayanan ganda. pelayanan diberikan kepada pelanggan
4) Lama pelayanan yang mempunyai prioritas lebih tinggi
Lama pelayanan adalah waktu yang dibandingkan dengan pelanggan yang
dibutuhkan untuk melayani seseorang mempunyai prioritas yang lebih
langganan atau satu satuan. Ini harus rendah, meskipun mungkin yang
dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, dahulu tiba di garis tunggu adalah
waktu pelayanan boleh tetap dari waktu yang terakhir datang. Hal ini mungkin
ke waktu untuk semua langgannan atau disebabkan oleh beberapa hal,
boleh juga berupa variabel acak. misalnya seseorang yang memiliki
Umumnya dan untuk keperluan analisis, penyakit yang lebih berat
waktu pelayanan dianggap sebagai dibandingkan orang lain pada suatu
25

tempat praktek dokter, hubungan 1 /ä = rata-rata waktu yang dibutuhkan


kekerabatan pelayan dan pelanggan untuk pelayananDalam Roger (1989:161)
potensial akan dilayani terlebih yang dialih bahasakan oleh Ir. Ivonne
dahulu. Pongoh.

Merumuskan Masalah Antrian METODE PENELITIAN


Dengan asumsi-asumsi tertentu tentang
kedatangan, antrian, dan pelayanan, kita Objek Penelitian
ingin menduga prestasi suatu sistem Objek dalam penelitian ini adalah
analisis perbandingan sistem antrian pelayanan
antrian tersebut. Perkiraanprestasi dari
khususnya permohonan salinan SPPT,
sistem tersebut dapat digambarkan, Mengetahui Nilai Jual Obyek Pajak dan
misalnya, dengan rata-rata jumlah tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan yang
kedatangan dalam antrian, rata-rata waktu ada pada Dinas Pengelola Keuangan dan Aset
tunggu dari suatu kedatangan, dan Daerah Kabupaten Purwakarta menggunakan
persentase waktu luang dari pelayanan. Antrian Model Single Channel Query System
Ukuran prestasi ini dapat digunakan ntuk dan Multiple Channel Query System selama
memutuskan jumlah pelayanan yang harus dua bulan dari bulan April sampai Mei 2015.
diberikan, perubahan yang dilakukan Penelitian ini telah dilakukan pada DPKAD
dalam kecepatan pelayanan, atau Kabupaten Purwakarta yang beralokasi di
perubahan lain dalam sistem antrian. Jalan Gandanegara nomor 25 Purwakarta.
Bila ukuran prestasi antrian dievaluasi,
Metode Penelitian
biaya total harus ditentukan bilamana Metode penelitian yang digunakan oleh
memungkinkan. Hal ini dilaksanakan penulis adalah serangkaian langkah-langkah
dengan menjumlahkan biaya waktu tunggu yang sistematis dan logis untuk memberikan
kedatangan dan biaya dari pelayanan. pedoman dan kemudahan dalam melakukan
Dalam kasus seperti perbaikan mesin, analisis perbandingan sistem antrian
waktu tunggu mesin dapat disamakan menggunakan Model Single Channel Query
dengan biaya kehilangan produksi. Akan System dan Multiple Channel Query System.
tetapi, dalam kasus di mana kedatangan Penelitian ini memfokuskan diri untuk
merupakan pelanggan, sangat sulit untuk menguji Sistem Antrian dalam Pelayanan
menduga biaya dari waktu tunggu. Sebagai Pajak Bumi dan Bangunan. Penulis
menganalisis masalahnya dengan cara
akibatnya, biaya total sistem antrian tidak
mendeskriptifkannya juga menggunakan data
dapat selalu ditentukan, kecuali digunakan kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka
sasaran pengganti. Sebagai contoh, sasaran yang dapat dihitung.
pengganti adalah pelanggan tidak boleh
menunggu lebih dari 5 menit untuk Operasional Variabel
mendapatkan pelayanan. Dengan sasaran Penjabaran konsep-konsep yang akan
pelayanan ini, jumlah pelayan dapat diteliti, sehingga dapat dijadikan pedoman
ditentukan tanpa berpatokan pada biaya guna menhindari kesalah pahaman dalam
waktu tunggu. menginterprestasikan permasalahan yang
Ukuran prestasi dan parameter model diajukan dalam penelitian. Operasional
antrian ditentukan dengan notasi berikut variabel sebagaimana tabel 1. berikut :
ini :
& = rata-rata kecepatan kedatangan
(jumlah kedatangan per Satuan waktu)
1/ I = rata-rata waktu antar kedatangan
ä = rata-rata kecepatan pelayanan
(jumlah satuan yang Dilayani per satuan
waktu bila pelayan sibuk
26

Tabel 1. Operasional Variabel dipergunakan untuk analisis data. Perhitung-


Sub perhitungan tersebut meliputi:
Variabel variable/ Indicator Skala a. Perhitungan Probabilitas tidak adanya
Dimensi wajib pajak dalam sistem
SistemAntr Kinerja x Waktu rata-rata yang Rasio b. Perhitungan Jumlah Wajib Pajak rata-rata
ianadalahk Antrian di habiskan oleh
edatanganp pelanggan dalam
dalam sistem antrian
elangganun antrian. c. Perhitungan Jumlah Wajib Pajak rata-rata
tukmendap x Waktu rata-rata yang dalam baris antrian
atkanpelay di habiskan oleh d. Perhitungan Waktu rata-rata yang
anan, pelanggan dalam dihabiskan seorang wajib pajak dalam
menungguu sistem (waktu tunggu
ntukdilayan ditambah waktu
keseluruhan sistem antrian.
ijikafasilita pelayanan). e. Perhitungan Waktu rata-rata yang
s pelayanan x Jumlah pelanggan dihabiskan seorang wajib pajak untuk
(server) rata-rata dalam menunggu dalam antrian sampai dilayani
masihsibuk sistem
,mendapatk x Probabilitas fasilitas
anpelayana pelayanan akan
Data tersebut kemudian dihitung
ndankemud kosong. kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk
ianmeningg x Probabilitas sejumlah implementasi Model Single Channel Query
alkansistem pelanggan berada System dan Multiple Channel Query System.
setelahdila dalam sistem.
yani. 7LQJNDW NHGDWDQJDQ SHODQJJDQ SHU MDP
dapat dicari dengan cara :
Jenis dan Sumber data Banyaknya wajib pajak jam tertentu saat itu
=
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam Banyaknya hari tersebut selama 5 hari
penelitian ini adalah:
a.Data Primer Data rata-rata kedatangan pelanggan seperti
Data primer adalah data yang diperoleh secara tabel 2.
langsung dari sumber aslinya. Data primer Tabel 2. Rata-Rata Tingkat Kedatangan
Periode Waktu (jam) Rata-rata kedatangan (Wajib
secara khusus dikumpilkan untuk menjawab
Pajak)
pertanyaan penelitian. Data primer biasanya 08.00-09.00 14 14
diperoleh dari survei lapangan yang 09.00-10.00 10.8 11
menggunakan semua metode pengumpulan 10.00-11.00 15.8 16
data ordinal (Sugiyono, 2002). 11.00-12.00 7.8 8
b.Data Sekunder 13.00-14.00 13 13
14.00-15.00 9.8 10
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan
Sumber : DPKAD Kabupaten Purwakarta 2015
secara tidak langsung dari sumbernya. Data
sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh
Dapat kita ketahui dari tabel 2. bahwa tingkat
lembaga pengumpul data dan dipublikasikan
kedatangan wajib pajak paling tinggi terletak
kepada masyarakat pengguna data. Data
pada jam 10.00 - 11.00 dengan jumlah rata-
penelitian ini data sekunder yang diperoleh
rata 16 wajib pajak sedangkan tingkat
dari jurnal, skripsi, dan buku-buku.
kedatangan pelanggan yang paling rendah
terletak pada jam 11.00 ± 12.00 dengan jumlah
Populasi dan Sampel
rata-rata 8 wajib pajak
Untuk menunjang hasil penelitian, maka
Tingkat pelayanan (ä) per jamnya di DPKAD
peneliti melakukan pengelompokan data yang
Pendapatan II dapat dilihat dengan cara :
diperlukan kedalam dua golongan, yaitu
jumlah kedatangan wajib pajak 72
sebagai berikut ; Populasi dalam penelitian ini J= =
adalah seluruh Wajib Pajak. Sampel populasi Total Jam Kerja 6
dalam penelitian ini adalah semua Wajib pajak = 12 orang per jam
pada Bulan Mei 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari pengumpulan data, selanjutnya
diolah menjadi dasar perhitungan yang akan
27

Data rata-rata tingkat pelayanan seperti pada kedatangan wajib pajak 16 orang per jam
tabel 3. maka dipastikan akan menunggu lebih lama
dikarenakan kemampuan dalam satu fasilitas
Tabel 3. Rata-Rata Tingkat Pelayanan pelayanan hanya 12 orang per satuan waktu.
Periode Waktu Rata-rata Total Tingkat
(jam) kedatangan JamKerja Pelayanan
WP WP
2. Analisis Model Antrian Multiple
14 Channel -2 fasilitas
08.00-09.00
11 Pada model antrian Multiple Channel
09.00-10.00
16
Query System dengan Struktur antrian Single
10.00-11.00
6 Jam 12 Channel ± Single Phase seperti pada gambar 2.
11.00-12.00 8
13.00-14.00 13
14.00-15.00 10
Total 72 6 Jam 12 per Server
Jam Jalur Antrian
Sumber : DPKAD KabupatenPurwakarta 2015
Gambar 2. Model antrian multiple channel 2
1. Analisis Model Antrian Single Channel
fasilitas.
Query System dengan Struktur antrian
Single Channel ± Single Phase
Diperoleh Hasil Kinerja sistem antrian
Pada model antrian Single Channel
Multiple Query System dengan 2 fasilitas
Query System dengan Struktur antrian Single
seperti tabel 5
Channel ± Single Phase seperti pada gambar 1. Tabel 5. Hasil Kinerja Sistem Antrian dengan
dua Fasilitas
Periode Kinerja Antrian
Waktu
Jam P0 Ls Lq Ws Wq
Gambar 1. Struktur antrian Single Channel ±08.00-09.00 0.2632 1.7685 0.1019 0.1263 0.0073
Single Phase 09.00-10.00 0.3714 1.1605 0.2438 0.1055 0.0213
Berikut hasil perhitungan kinerja
10.00-11.00 0.2 2.4 1.0667 0.15 0.0666
sistem antrian dengan satu fasilitas pada tabel
4. 11.00-12.00 0.5 0.75 0.0833 0.09375 0.0104
Tabel 13.00-14.00 0.2973 1.5331 0.4498 0.1179 0.0346
4.HasilKinerjaSistemAntriandengansatuFasilita14.00-15.00 0.4118 1.0084 0.1751 0.10084 0.0175
sHasilKinerjaSistemAntriandengansatuFasilitas Sumber : data hasil perhitingan
Periode Waktu Kinerja Antrian
Jam P0 Ls Lq Ws Wq Dari hasil perhitungan dengan model
antrian Multiple Channel Query System
08.00-09.00 -0.167 -7 -8.167 0.5 -0.583
09.00-10.00 0.0834 11 10.083 1 0.916
dengan dua fasilitas yang telah dianalisa pada
tabel 5. menunjukkan dengan ditambahnya
10.00-11.00 -0.3 -4 -5.33 -0.25 -0.333
menjadi dua fasilitas antrian pelayanan Pajak
11.00-12.00 0.34 2 1.33 0.25 0.166
Bumi dan Bangunan rata-rata waktu
13.00-14.00 -0.083 -13 -14.083 -1 -1.083 menunggu wajib pajak periode waktu tertinggi
14.00-15.00 0.167 5 4.167 0.5 0.416 pada jam 10.00 ± 11.00 yaitu 0.0666 dengan
Sumber : Data hasil perhitungan probabilitas wajib pajak dalam sistem antrian
dengan hasil 0.2. hal ini membuktikan bahwa
Dari hasil perhitungan dengan model dalam hal kecapatan pelayanan dan untuk
antrian Single Channel Query System dengan setiap fasilitas belum optimal.
satu fasilitas yang telah dianalisa pada tabel 4.
terlihat bahwa dengan adanya satu 3. Analisis Model Antrian Multiple
fasilitaspelayanan menjadi kurang optimal, Channel Query System dengan 3
terlihat ketika rata-rata kedatangan 8 orang per fasilitas
satuan waktu pada periode 11.00 ± 12.00 Pada model antrian Multiple Channel
waktu yang dihabiskan oleh wajib hanya 0.25 Query System dengan Struktur antrian Multi
dan pada periodewaktu 10.00-11.00 dengan Channel ± 3 Phase seperti pada gambar 3.
28

wajib pajak dapat terselesaikan dengan cepat


PeriodeWaktu WaktuPelayanan dan kepuasan dan kepercayaan wajib pajak
2 fasilitas 3 Fasilitas akan tercapai dengan baik.
Jam
(/menit) (/menit) Perbandingan waktu pelayanan dengan dua
08.00-09.00 0.1263/ 7.6 0.0885/ 5.31 fasiitas dan tiga fasilitas untuk pelayanan PBB
09.00-10.00 0.1055/6. 33 0.0862/ 5.17 di DPKAD kabupaten Purwakarta seperti pada
10.00-11.00 0.15/9 0.0923/ 5.54 tabel 7.
11.00-12.00 0.09375/ 5.6 0.0845/ 5.07
13.00-14.00 0.1179/7. 1 0.0881/ 5. 3 Tabel 7.Perbandingan 2 fasilitas dan 3
14.00-15.00 0.10084/ 6.1 0.0855/ 5.13 fasilitas

Pada tabel 7. di atas dapat diketahui


bahwa waktu pelayanan dengan 2 fasilitas dan
tiga fasilitas terlihat adanya perbedaan. pada
jam sibuk 10.00 ± 11.00 waktu pelayanan
dengan 2 fasilitas sebesar 0.15 menit
sedangkan dengan 3 fasilitas 0.0923 menit.
Gambar 3. Multiple Channel Query Pada jam dengan tingkat kedatangan pada jam
System dengan 3 fasilitas 11.00 ± 12.00 waktu yang dibutuhkan dengan
Diperoleh Hasil Kinerja sistem antrian 2 fasilitas ditunjukkan dengan nilai 0.09375
Multiple Query System dengan 3 fasilitas menit sedangkan dengan 3 fasilitas
seperti tabel 6. ditunjukkan dengan nilai 0.0845 menit.
Tabel Untuk mengetahui tingkat pelayanan Pajak
6.HasilKinerjaSistemAntriandengantigaFas Bumi dan bangunan yang optimal pada Dinas
ilitas Pengelola Keuangan adan Aset Daerah dapat
Periode dilihat dari tabel 7. dapat diketahui tingkat
Kinerja Antrian
Waktu
pelayanan yang optimal pada DPKAD
Jam P0 Ls Lq Ws Wq
08.00-09.00 0.2645 1.2396 0.0729 0.0885 0.0052
kabupaten Purwakarta dengan cara
perbandingan hasil perhitungan yang
09.00-10.00 0.0397 0.9489 0.0323 0.0862 0.0029
berjumlah 2 fasilitas dan 3 fasilitas karena
10.00-11.00 0.0254 1.4779 0.1446 0.0923 0.0090 setiap jam nya dengan rata-rata kedatangan
11.00-12.00 0.5122 0.6759 0.0092 0.0845 0.0012 selisih jam nya tidak jauh berbeda namun
13.00-14.00 0.3331 1.1458 0.0625 0.0881 0.0048 penambahan jumlah fasilitas menyebabkan
14.00-15.00 0.4321 0.8555 0.0222 0.0855 0.0022 terjadinya perubahan waktu pelayanan sedikit
Sumber : data hasil Perhitungan lebih cepat sehingga wajib pajak dapat
dilayani dengan cepat.
Dari hasil analisis model antrian Karakteristik Sistem Antrian untuk Pelayanan
dengan tiga fasilitas yang telah dianalisa pada Pajak Bumi dan Bangunan menurut model
tabel 6. terlihat bahwa dengan adanya antrian yang ada, antrian di Dinas Pengelola
tigafasilitaswaktutungguwajibpajakakanmenja Keuangan dan Aset Keuangan menganut
dilebihsingkatpada jam sibuk periodewaktu struktur Multi Channel Single phase, yaitu
10.00-11.00 denganhasilWq 0.0090 dengan terjadi kapan saja dua atau lebih fasilitas
jumlah rata-rata yang menunggu 0.1446 pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Aliran
sekalipunwajibpajakdatangmelebihikemampua tunggal berarti setiap wajib pajak yang
ndengan probabilitas tidak adanya wajib pajak membutuhkan pelayanan dari fasilitas akan
yang ditunjukkan pada nilai 0.0254 dalam diselesaikan hanya dalam satu tahap, setelah
sistem antrian akan tetapi, dengan adanya tiga pelanggan mendapatkan pelayanan dari
fasilitas dalam pelayanan Pajak Bumi dan fasilitas tersebut kemudian pelanggan akan
Bangunan Di Dinas Pengelola Keuangan dan meninggalkan area pelayanan tersebut.
Aset Daerah setiap fasilitas dapat memberikan Fasilitas yang berjumlah dua atau lebih
pelayanan yang optimal bagi wajib pajak. Hal maksudnya adalah di setiap fasilitas yang
ini dilakukan agar kecepatan dalam dibuka terdiri dari beberapa pegawai
memberikan pelayanan dapat selalu pemerintahan seperti pada Dinas Pengelola
ditingkatkan sehingga semua permintaan dari Keuangan dan Aset Daerah .
29

Berikut beberapa karakteristik dari sistem Saran


antrian yang ada pada Dinas Pengelola Berdasarkan pengolahan data, pembahasan
Keuangan dan Aset Daerah dan membuat kesimpulan dari analisa
a. Populasi tak terbatas perbandingan sistem antrian pada DPKAD
Populasi tak terbatas adalah konsumen kabupaten Purwakarta khusunya pelayanan
yang datang untuk melakukan pengisian
Pajak Bumi dan Bangunan, maka penulis
bahan bakar umum dan dilayani oleh
fasilitas jumlahnya tak terbatas. menyarankan agar menggunakan model
b. Disiplin antrian antrian multi channel query system 3
FIFO (First In- First Out) adalah disiplin fasilitas dengan tetap mengutamakan
antrian yang digunakan, yaitu yang datang pelayanan dengan optimal. Sehingga
lebih dulu akan mendapatkan pelayanan semua kegiatan pelayanan tidak akan
terlebih dahulu. terganggu dan tidak membuat wajib pajak
c. Pola kedatangan mengantri lebih lama.
Pola kedatangan dari pelanggan
penyebarannya tidak sama, kedatangannya
secara acak dan tidak dapat diramalkan.
d. Panjang antrian tak terbatas
Pelayanan yang diberikan oleh fasilitas
DPKAD kepada Wajib pajak yang jumlah
antriannya tidak dibatasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisa
yang telah dilakukan dengan menerapkan teori
antrian pada Dinas Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah khususnya dalam pelayanan
Pajak Bumi dan Bangunan adalah sebagai
berikut.
1) Jumlah jalur fasilitas yang optimal pada
Dinas Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah khususnya dalam pelayanan Pajak
Bumi dan Bangunan adalah tiga jalur
fasilitas. Di Dinas Pengelola Keuangan
dan Aset daerah sudah diterapkan tiga
fasilitas sehingga pelayanan dalam hal
Pajak Bumi dan Bangunan sudah
optimal dengan menerapkan antrian
Multi Channel Query System.
2) Kinerja dengan 2 jalur fasilitas
pelayanan di Dinas Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah pada
pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
dinilai kurang optimal, karena masalah
kinerja sistem antrian pada Dinas
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
kabupaten Purwakarta adalah waktu
pelayanan pelanggan untuk
mendapatkan giliran untuk dilayani.
30

DAFTAR PUSTAKA
10) SamsirdanRatiMustika. 2010.
1) Bambang Ruswandi. 2006. Penerapan AnalisisSistemAntrian Teller Pada PT.
Sistem Antrian Sebagai Upaya Bank Riau CabangUtamaPekanbaru.
Mengoptimalkan Pelayanan Terhadap 11) Siti Arina, Ujian Sinulingga dan Suwarno
Pasien Pada Loket Pengambilan Obat Di Ariswoyo. 2014. Analisis Sistem Antrian
Puskesmas Cicurug Sukabumi Jawa Barat. Pelayanan Nasabah Di PT. Bank Negara
2) Heizer, Jay dan Barrry Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang
Render.2006.Operation Management. Utama USU. Jurnal Vol. 02, No. 03
Terjemahan oleh Dwianoegrawati (2014), pp. 277-287.
Setyoningsih dan Indra Almahdy. Edisi 7. 12) SomaPurnamaAjidan Tri Bodroastuti.
Buku I. Jakarta: Salemba Empat. 2012. Penerapan Model SimulasiAntrian
3) Hendra dan Helfi Nasution. 2012. Analisis Multi Channel Single Phase PadaAntrian
Efisiensi Waktu Layanan Pada Sistem Di ApotekPurnama Semarang.
Administrasi Perpustakaan Menggunakan 13) Supranto Johannes. 2013.
Metode Sistem Antrian. RisetOperasiUntukPengambilanKeputusa
4) Indah UlyWardatidanRiesdaGanevi. 2013. n. EdisiKetiga. Jakarta : Raja
Pembuatan Sistem Antrian Pelayanan GrafindoPersada
Pada Dinas Kependudukan dan 14) Suwarno dan Zaini Rohmad. 2013.
Pencatatan Sipil Kabupaten Pacitan. Pengaruh Kinerja Pegawai Dan
Jurnal Vol 11 No. 2 ± Mei 2013. MutuPelayanan Pegawai Terhadap
5) Kep Men Pan Nomor 63/Kep/Men/2003 Kepuasan Masyarakat Dalam
Tentang Pedoman Umum Memperoleh KartuTanda Penduduk Dan
Penyelenggaraan Pelayanan Publik Kartu Keluarga Di Kantor Kecamatan
6) Kotler Philip and Kevin Lane Keller. Baki.
2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13.
Jakarta : Erlangga.
7) Ratminto Dan Atik Septi Winarsih. 2009.
Manajemen Pelayanan Pengembangan
0RGHO .RQVHSWXDO 3HQHUDSDQ &LWL]HQ¶V
Charter Dan Standar Pelayanan Minimal.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
8) Rustam Taufik. 2012. Analisis Penerapan
Sistem Antrian Model M/M/S Pada
Pt.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Kantor Cabang Pembantu Universitas
Hasanuddin Makassar.
9) Rizky Indra Aditya. 2014. Pemodelan
Sistem Antrian Pengambilan Dana
Pensiun Di Kantor Pos Cabang Gombong
Kabupaten Kebumen Menggunakan Model
Antrian Multiple Server ± Single Phase.

You might also like