Professional Documents
Culture Documents
1500 3816 1 PB
1500 3816 1 PB
1500 3816 1 PB
Kepemimpinan Transformasional
dalam Pengembangan Budaya Kualitas Madrasah
(Riset Permasalahan di MTs dan MA Pondok Pesantren Rafah
Bogor)
Nana Meily Nurdiansyah1, Armai Arief2, Ashabul Kahfi3, Hudriyah4
1
Institut Daarul Qur`an Jakarta, 2UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 3STAI Bina Madani
Tangerang, 4UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
nana.meily@uinjkt.ac.id
armai.arief@uinjkt.ac.id
ashabulkahfi@stai-binamadani.ac.id
uuthudriyah143@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to analyze the Transformational Leadership Characteristics of the Head of Madrasah
Tsanawiyah / Madrasah Aliyah Rafah and to analyze the development of Madrasah's Quality Culture.
Many studies have been conducted by other researchers, this happens to transformational leadership
that this leadership can have an impact on the educational institutions they lead. Moreover, the
educational institutions in this study have revitalized the challenges and needs of the surrounding
community, across provinces, or even the archipelago. This research is qualitative research using a
phenomenological approach. Methods The data collection in this study used observation, in-depth
interviews, and documentation studies. The results of this study indicate that there is a change in the
status of recognition of educational institutions which was originally under the Ministry of Education
and now has shifted direction to the Ministry of Religion based on various factors including; Factors
of Leadership, Community Needs, and Quality Management to improve these educational institutions
through various ways, one of which is collaborating with other educational institutions as partners, so
that advanced, superior and competitive education can be realized and felt by Students and the
Community.
Keyword: Transformational leadership, Quality Culture, Madrasa.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis Karakteristik Kepemimpinan Transformasional Kepala
Madrasah MTs/MA Rafah Dan Menganalisis Pengembangan Budaya Mutu Madrasah MTs/MA Rafah.
Banyak penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain, hal ini terjadi pada kepemimpinan
transformasional bahwa kepemimpinan tersebut dapat memberikan dampak kepada lembaga
pendidikan yang dipimpinnya. Terlebih lembaga pendidikan dalam penelitian ini telah merevitalisasi
tantangan dan kebutuhan masyarakat sekitar, lintas provinsi, atau bahkan Nusantara. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis pendekatan Fenomenologis. Metode
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, interview mendalam (indepth
interview), dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya perubahan status
pengakuan lembaga pendidikan yang awal mulanya berada pada Kementerian Pendidikan dan sekarang
berpindah haluan kepada Kementerian Agama yang didasari atas berbagai factor diantaranya; Faktor
Kepemimpinan, Kebutuhan Masyarakat, dan Manajemen Mutu untuk meningkatkan lembaga
pendidikan tersebut melalui berbagai cara salah satu diantaranya menjalin kerjasama dengan lembaga
pendidikan yang lainnya sebagai mitra, sehigga pendidikan yang maju, unggul dan kompetitif dapat
terwujud dan dirasakan oleh Peserta Didik dan Masyarakat
Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Budaya Mutu, Madrasah
877
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10/NO: 02 Agustus 2021 P-ISSN: 2614-4018
DOI: 10.30868/ei.v10i02.1500 E-ISSN: 2614-8846
878
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10/NO: 02 Agustus 2021 P-ISSN: 2614-4018
DOI: 10.30868/ei.v10i02.1500 E-ISSN: 2614-8846
879
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10/NO: 02 Agustus 2021 P-ISSN: 2614-4018
DOI: 10.30868/ei.v10i02.1500 E-ISSN: 2614-8846
880
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10/NO: 02 Agustus 2021 P-ISSN: 2614-4018
DOI: 10.30868/ei.v10i02.1500 E-ISSN: 2614-8846
881
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10/NO: 02 Agustus 2021 P-ISSN: 2614-4018
DOI: 10.30868/ei.v10i02.1500 E-ISSN: 2614-8846
dipandang sebagai sekolah kelas dua setelah Pendidikan yang bermutu dapat
sekolah umum. Image masyarakat setelah dilihat dari berbagai aspek antara lain: dari
madrasah masih belum berubah yaitu aspek penyelenggaraan dan pengelolaan,
sebagai sekolah yang kurang berkualitas dan input, proses, ouput, maupun outcome. Input
keluarannya kurang mampu berkompetisi pendidikan yang bermutu adalah guru-guru
dalam memperoleh perguruan tinggi favorit. yang professional, peserta didik yang
Kenyataan ini menunjukkan bahwa suit bermutu, kurikulum yang bermutu, dan
untuk menjadikan madrasah menjadi pilihan fasiltas serta prasarana yang bermutu.
utama bagi masyarakat, dan masih banyak Proses pendidikan yang bermutu adalah
anggota masyarakat yang sama sekali belum proses pembelajaran PBM yang bermutu.
mengenal madrasah. Output pendidikan yang bermutu adalah
Sistem pendidikan madrasah lulusan yang memiliki kompetensi yang
memiliki peranan yang sangat mendasar dipersyaratkan. Sedangkan outcome yang
dalam menanamkan berbagai nilai bermutu adalah lulusan yang mampu
kehidupan dalam masyarakat yang terus melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih
berubah dan berkembang. Sistem tinggi atau terserap oleh dunia kerja (usaha
pendidikan harus bersifat fungsional dan industry) (Dadan Suhardan, et.al, 2009:
terhadap perkembangan masyarakat muslim 285). Tita Lestari meninjau pendidikan yang
di Indonesia. Demikian juga dengan sistem berkualitas dari aspek keluaran, yaitu
pendidikan madrasah. Pengembangan umat pendidikan yang memperhatikan dimensi
Islam dalam arti luas pada hakikatnya adalah kognitif, dimensi keterampilan, dimensi
pengembangan peserta didik yang didasari pemecahan masalah, berpikir kreatif, dan
nilai-nilai Islam. Inilah criteria dasar dalam dimensi nilai. Dapat diartikan bahwa
mewujudkan suatu system pendidikan keluaran yang berkualitas adalah jika
madrasah, dengan tidak mengabaikan keluaran sebuah lembaga pendidikan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menguasai pengetahuan dibidangnya,
sesuai bidang ilmu. memiliki keterampilan untuk melakukan
Berdasarkan uraian di atas, jika pekerjaan, mampu berpikir kreatif untuk
dicermati terdapat tigal hal mendasar pemecahan masalah, memiliki sikap
problematika pendidikan Islam (madrasah), terhadap diri sendiri, terhadap orang lain,
mulai dengan orientasi yang tidak jelas, terhadap lingkungan, dan terhadap Tuhan
dikotomi pendidikan umum dan agama yang Yang Maha Esa, serta memiliki hubungan
berdampak pada rendahnya mutu yang dibangun oleh pendidikan terutama
pendidikan Islam dan manajemen dengan dunia kerja dan masyarakat, serta
kelembagaan yang kurang profeisonal. mampu menjadi warga dunia yang
Pentingnya pendidikan bermutu, karena menyamaikan perdamaian.
pendidikan nasional termasuk pendidikan Kebiasaan nilai-nilai yang dibentuk
Islam saat ini sedang menghadapi tantangan dalam proses atau dalam perjalanan disebut
yang sangat besar baik secara nasional budaya sekolah. Sebagai sebuah organisasi
maupun global. Tantangan secara nasional sekolah memiliki budaya yang berisikan
muncul dari pesatnya perkembangan dunia nilai-nilai, norma-norma, sikap, persepsi,
usaha dan industri, sosial, budaya, politik, pikiran-pikiran, idea tau gagasan, dan
dan perkembangan lain yang sangat cepat. perilaku, yang dibentuk dalam perjalanan
Sedangkan tantangan global adalah ketatnya panjang sekolah dan diyakini oleh warga
kompetisi di era global yang menuntut sekolah dapat berfungsi sebagai suatu
madrasah untuk mampu berkompetisi pedoman dalam memecahkan masalah-
dengan lembaga-lembaga pendidikan dari masalah sekolah (Zamroni, 2001: 149).
luar negeri baik dari segi aspek mutu Selain itu, bahwa budaya sekolah
keluaran maupun mutu manajerial. merupakan sistem nilai sekolah dan akan
mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan
882
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10/NO: 02 Agustus 2021 P-ISSN: 2614-4018
DOI: 10.30868/ei.v10i02.1500 E-ISSN: 2614-8846
883
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10/NO: 02 Agustus 2021 P-ISSN: 2614-4018
DOI: 10.30868/ei.v10i02.1500 E-ISSN: 2614-8846
pimpinan atau kepala sekolah, guru, peserta yang dapat dilakukan dalam analisis data,
didik dalam proses pembelajaran dan lain sebagai berikut, tahapan orientasi, tahapan
sebagainya dalam latar alamiah. Data yang eksplorasi, tahapan pemeriksaan data,
dihasilkan adalah data deskriptif yang tahapan triangulasi data, dan tahapan
berbentuk kata-kata, table, grafik, dari pemantapan hasil penelitian
perilaku persepsi, motivasi, dan tindakan (Koentjaraningrat, 1981:10-14).
subyek yang diamati tersebut. Desain atau
metode penelitian menggunakan studi kasus D. HASIL PEMBAHASAN
(Rahardjo Mudjia, 2017). Studi kasus Pondok Pesantren Rafah bernaung
biasanya digunakan untuk menguraikan, dan dibawah Yayasan ar-Rahmah, didirikan
menjelaskan secara komprehensif, dan pada Tahun 1997 dipimpin oleh KH. Moh.
mendalam mengenai berbagai aspek Nazir Zein, MA. Awalnya program
individu, kelompok, organisasi, program, Pendidikan formal yang dibuka adalah
dan situasi social di pondok pesantren, Pendidikan Dasar dan Menengah dalam
dengan menelaah sebanyak mungkin data bentuk SMPIT dan SMAIT yang
mengenai upaya kepemimpinan pembinaannya dibawah Kementerian
transformasional dalam pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan. Namun dalam
budaya mutu. perjalanan tepatnya pada tahun 2009,
Sumber data primer dalam penelitian berganti naungan dibawah Kementerian
ini adalah kepala sekolah, dewan guru, staf, Agama, sehingga nama SMPIT dan SMAIT
pengasuh atau pendamping santri, santri berubah menjadi MTs dan MA.
atau siswa, orang tua wali santri, yang Pertumbuhan kelembagaannya sangat cepat,
dipilih dan dianggap memiliki kemampuan yang semula lembaga berupa masjid dengan
berkontribusi dalam penggalian jawaban- kegiatan TPA bagi masyarakat sekitar
jawaban terkait masalah penelitian. Mereka kemudian berkembang menjadi pondok
adalah subyek yang telah atau sedang pesantren. Pondok pesantren Rafah berdiri
mengalami secara langsung fenomena yang sejak tanggal 27 Desember 1997 dimulai
sedang diteliti. Sumber data sekunder adalah dengan pembangunan masjid yang
pimpinan yayasan dan pimpinan pondok diresmikan pada tanggal 27 Desember 1997.
pesantren yang menempati posisi puncak Setelah itu, menerima santri TPA untuk
dalam struktur organisasi kelembagaan, masyarakat sekitar. Kemudian dibuka
dokumen-dokumen tertulis berupa dokumen program SMPIT pada tanggal 16 Juli 1999
laporan-laporan, dokumen resmi dan SMAIT pada tanggal 14 April 2003.
manajemen administrasi pondok pesantren Sejak 2009/2010 seiring dengan berganti
dan madrasah, serta dokumen penunjang naungan kementerian, dibuka kurikulum
dari berbagai sumber tertulis. pendidikan Tarbiyatul Mua’allimin Al
Metode pengumpulan data Islamiyah TMI merupakan program regular
menggunakan observasi partisipan, untuk lulusan SD/MI dengan masa
interview mendalam (indepth interview) dan pendidikan 6 tahun. Mulai 2011/2012
pemeriksaan dokumen. Teknik analisis data dibuka program intensif untuk lulusan
yaitu kegiatan menyempurnakan dan MTs/SMP dengan lama pendidikan 4 tahun,
menyusun cara menyajikannya (Masrukhin, didukung dengan program hafalan al-
2015). Analisis data dimulai dengan Qur’an kemampuan percakapan harian
menyusun fakta-fakta hasil temuan dalam bahasa arab dan inggris serta praktik
lapangan. Kemudian membuat diagram- pengembangan skill lainnya. Sejak itu pula
diagram, tabel, gambar-gambar, dan bentuk- lembaga pendidikan ini memperoleh
bentuk pemaduan fakta lainnya, yang persamaan/mu’adalah dari Jami’ah
akhirnya akan diinterpretasikan, Islamiyyah Al-Madinah Al-Munawwaroh.
dikembangkan menjadi proposisi dan Dan ini juga didasari dengan adanya model
prinsip-prinsip. Tahapan-tahapan penelitian kepemimpinan transformasional pondok
884
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10/NO: 02 Agustus 2021 P-ISSN: 2614-4018
DOI: 10.30868/ei.v10i02.1500 E-ISSN: 2614-8846
pesantren dan Madrasah Tsanawiyah dan berperilaku sesuai dengan norma. Keenam
Madrasah Aliyah Rafah sebagai pondok Budaya organisasi masing-masing unik
pesantren unggulan. (MN Nasution, 2001:179).
Diketahui, berdasarkan studi Budaya organisasi menurut
pendahuluan diperoleh informasi bahwa Wirawan adalah norma, nilai-nilai, asumsi,
sebagai lembaga pendidikan unggulan, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi
pondok pesantren ini mampu melakukan dan sebagainya (isi budaya organisasi) yang
pembentukan karakter muslim nusantara dikembangkan dalam waktu yang lama oleh
yang sesuai dengan ajaran Islam berpadu pendiri, pemimpin dan anggota organisasi
dengan nilai-nilai tradisi, budaya dan yang disosialisasikan dan diajarkan kepada
kearifan lokal pada semua sisi kehidupan, anggota baru seta diterapkan dalam aktivitas
sehingga melahirkan pribadi muslim organisasi sehingga mempengaruhi pola
nusantara yang mencintai Islam, pikir, sikap dan perilaku anggota organisasi
berkomitmen pada Negara Kesatuan dalam memproduksi produk, melayani para
Republik Indonesia NKRI, bertoleransi konsumen dan mencapai tujuan-tujuan
dalam keberagaman, menghargai organisasi (Wirawan, 2008:10). Dengan
kemajemukan, dan selalu menebarkan kata lain budaya organisasi adalah
perdamaian. Disamping itu, keluaran MA perwujudan sehari-hari dari nilai-nilai dan
rafah yang melanjutkan studi, telah banyak tradisi yang mendasari organisasi tersebut.
diterima di Perguruan Tinggi Negeri Seperti Isi budaya organisasi meliputi: artefat,
UI, IPB, UGM, Unpad, UNJ, UPI, Unes, simbol-simbol, lambang bendera, bahasa
Andalas, UIN/IAIN dan Perguruan Tinggi dan jargon, seni atau arsitektur bangunan,
Luar seperti Perguruan Tinggi di Mesir, kepercayaan, filsafat organisasi, norma,
Pakistan, dan Libia. Hal ini menggambarkan nilai-nilai, pola perilaku, cara melakukan
keluarannya mampu bersaing dengan sesuatu, adat istiadat, kebiasaan, harapan,
keluaran sekolah unggulan lainnya. visi & misi, etos kerja, kode etik atau kredo,
Pengembangan budaya mutu sangat dress code, pahlawan, sejarah,
penting dalam upaya perbaikan mutu secara ritual/upacara/seremoni, sumpah/janji/balat,
berkelanjutan. Untuk memahami budaya cara berkomunikasi, cara menghormati,
mutu, perlu dipahami terlebih dahulu teknologi, produk organisasi, struktur dan
tentang konsep budaya dan konsep mutu, birokrasi organisasi, pola hubungan atasan
serta konsep budaya organisasi. Mengenai dan bawahan dan teman sekerja (Soekarman
konsep budaya, Brounds (1994) dalam Kartosedono, 2010:56).
Nasution NM mengemukakan berbagai Mutu dapat dilihat sebagai konsep
aspek pokok yang terkandung dalam budaya yang absolut dan konsep relatif (Edward
yaitu: Pertama, Budaya merupakan Sallis, 2008:51-55). Sebagai suatu konsep
kontruksi sosial unsur-unsur budaya, seperti yang absolut mutu sama halnya dengan sifat
nilai-nilai, keyakinan dan pemahaman yang baik, cantik dan benar merupakan suatu
dianut oleh semua anggota kelompok. idealisme yang tidak dapat dikompromikan.
Kedua, Budaya memberikan tuntunan bagi Goetsch dan Davis mengemukakan budaya
para anggotanya dalam memahami suatu mutu bahwa “A quality culture is an
kejadian. Ketiga, Budaya berisi kebiasaan organizational value system that result in an
atau tradisi. Keempat, Dalam suatu budaya vironment that is conducive to the
maka nilai-nilai, keyakinan, harapan, establishment dan continual improvement of
pemahaman dan perilaku timbul dan quality. It concists of values, traditional,
berkembang sepanjang waktu. Kelima, procedres and expectation that promote
Budaya mengarahkan perilaku: kebiasaan quality”. ( David L. Goetsch & Stanley
atau tradisi merupakan perekat yang Davis, 2013:83). Budaya mutu adalah suatu
mempersatukan suatu organisasi dan sistem nilai organisasi yang menghasilkan
menjamin bahwa para anggotanya suatu lingkungan yang kondusif untuk
885
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10/NO: 02 Agustus 2021 P-ISSN: 2614-4018
DOI: 10.30868/ei.v10i02.1500 E-ISSN: 2614-8846
886
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10/NO: 02 Agustus 2021 P-ISSN: 2614-4018
DOI: 10.30868/ei.v10i02.1500 E-ISSN: 2614-8846
887
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10/NO: 02 Agustus 2021 P-ISSN: 2614-4018
DOI: 10.30868/ei.v10i02.1500 E-ISSN: 2614-8846
sedemikian, sehingga orang tersebut mau sebagai mitra, sehigga pendidikan yang
dan rela memunculkan kebajikan dan maju, unggul dan kompetitif dapat terwujud
kapabilitas terbaiknya didalam proses dan dirasakan oleh Peserta Didik dan
penciptaan nilai”. (Frans Mardi Hartanto, Masyarakat.
2009:512). Sebagai konsekuensinya, para Dan ini juga bagian dari
anggota dapat bekerja dengan gairah dan implementasi kepemimpinan yang
semangat kerja tinggi secara diterapkan, mengingat Seiring dengan
berkesinambungan, anggota juga berkembangnya penerapan demokratisasi
berkembang menjadi pemimpin yang dipelbagai lini kehidupan masyarakat,
menumbuhkan pemimpin yang lain. termasuk juga dalam dunia korporasi, dan
Bersumber pada wawancara dengan penerapan prinsip demokrasi tersebut
Kepala Madrasah MTs/ MA Rafah periset ternyata berhasil, maka pendidikan juga
mengambil sebagian kesimpulan terpaut hendaknya dikelola sesuai dengan prinsip-
riset ini Hasil dari riset ini kalau prinsip demokrasi, dimana setiap elemen
kepemimpinan kepala madrasah di situ yang terdapat dalam organisasi pendidikan
sangatlah sentral ataupun berarti. terlibat secara langsung dalam proses
Pemimpinan memegang peranan sangat penyelenggaraan pendidikan. Karena
penting dalam dipunyai oleh anggota pendidikan dapat merubah tatanan
organisasi yang dipimpinnya untuk meraih kehidupan masyarakat akan lebih baik lagi
cita- cita ataupun tujuan yang telah dan pendidikan yang berkualitas itu,
dirumuskan bersama, akan tetapi lebih dari sejatinya relevan dengan berbagai
itu, kepemimpinan juga memegang peranan kebutuhannya (Nana Meily Nurdiansyah &
kunci dalam mengatur ritme gerak Hudriyah, 2021:14-27).
organisasi. Urgensi kepemimpinan juga
berlaku dalam dunia pesantren. Layaknya E. KESIMPULAN
sebuah organisasi, tingkat keberhasilan Karakteristik Kepemimpinan
pendidikan di pesantren sangat dipengaruhi Transformasional Kepala Madrasah
oleh jenis, tipe, dan style kepemimpinannya. MTs/MA Rafah secara umum telah
Dengan pelaksanaan style menunjukan kepemimpinan yang baik
kepemimpinan transformasional ini, dia pimpinan di MTs/MA Rafah sudah mampu
membagikan sebagian akibat positif, kepala untuk mempengaruhi orang, sehingga orang
sekolah jadi panutan, mendesak kinerja tersebut mau dan rela memunculkan
bawahan, menyelaraskan area kerja, kebajikan dan kapabilitas terbaiknya
memberdayakan karyawan, berperan pada didalam proses penciptaan nilai. Sebagai
sistem nilai, terus tingkatkan keahlian konsekuensinya, para anggota dapat bekerja
mereka, serta mempunyai keahlian buat dengan gairah dan semangat kerja tinggi
menanggulangi suasana yang rumit. secara berkesinambungan, anggota juga
Dari kepemimpinan kepala berkembang menjadi pemimpin yang
MTs/MA Rafah dapat menghasilkan adanya menumbuhkan pemimpin yang lain.
perubahan status pengakuan lembaga Budaya Mutu Madrasah MTs/MA
pendidikan yang awal mulanya berada pada Rafah secara umum sudah baik, dilihat dari
Kementerian Pendidikan dan sekarang gaya kepemimpinan yang dapat
berpindah haluan kepada Kementerian mengantarkan lembaga pada revolusi mutu.
Agama yang didasari atas berbagai factor Gaya kepemimpinan tersebut adalah
diantaranya; Faktor Kepemimpinan, management by walking about atau MBWA
Kebutuhan Masyarakat, dan Manajemen yang menekankan pentingnya kehadiran
Mutu untuk meningkatkan lembaga pemimpin dan pemahaman atau pandangan
pendidikan tersebut melalui berbagai cara mereka terhadap karyawan dan proses
salah satu diantaranya menjalin kerjasama institusi. Kepemimpinan ini menekankan
dengan lembaga pendidikan yang lainnya komunikasi visi dan nilai-nilai institusi
888
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10/NO: 02 Agustus 2021 P-ISSN: 2614-4018
DOI: 10.30868/ei.v10i02.1500 E-ISSN: 2614-8846
kepada pihak-pihak yang lain serta berbaur New York; Free Press.
dengan para staf dan pelanggan. Pemimpin Bernard M. Bass & Ronald E. Riggio.
pendidikan unggul membutuhkan persfektif (2006). Transformational Leadership,
untuk kebaruan. Seperti Pertama Kekuatan, New Jersey: Mahwah.
Kedua Stabilitas emosi, Ketiga Pengetahuan Dadang Suhardan, et. all. (2009).
tentang relasi insan, Keempat Kejujuran, Manajemen Pendidikan, Bandung;
Kelima Objektif, Keenam Dorongan pribadi, Alfabeta.
Ketujuh Keterampilan berkomunikasi, David L. Goetsch & Stanley Davis. (2013).
Kedelapan Kemampuan mengajar, Quality Manajemen for
Kesembilan Keterampilan sosial, dan Organizational Excellence
Kesepuluh Kecakapan teknis atau Introduction to Total Quality, 7th
kecakapan manajerial Edition, USA: Pearson Education Inc.
Dari gaya kepemimpinan dan budaya mutu Edward Sallis. (2008). Total Quality
yang ada di MTs/MA Rafah dapat Manajement in Education, Cet. VIII,
menghasilkan adanya perubahan status Yogyakarta: IRCisod.
pengakuan lembaga pendidikan yang awal Frans Mardi Hartanto. (2009) Paradigma
mulanya berada pada Kementerian Baru Manajemen Indonesia, Jakarta:
Pendidikan dan sekarang berpindah haluan Diterbitkan atas kerjasama Mizan dan
kepada Kementerian Agama yang didasari Integre Quadro.
atas berbagai factor diantaranya; Faktor Ganjar Winata. (2016). Pengaruh
Kepemimpinan, Kebutuhan Masyarakat, Keterampilan Manajerial,
dan Manajemen Mutu untuk meningkatkan Komunikasi Interpersonal, dan
lembaga pendidikan tersebut melalui Budaya Mutu terhadap
berbagai cara salah satu diantaranya Organizational Citizenship Behavior,
menjalin kerjasama dengan lembaga Jakarta; Program Pascasarjana UNJ.
pendidikan yang lainnya sebagai mitra, Hamid AlJufri dan Suprapto, CH. (2014).
sehigga pendidikan yang maju, unggul dan Manajemen Sumber Daya Manusia
kompetitif dapat terwujud dan dirasakan Pendidikan, Jakarta: Smart Grafika.
oleh Peserta Didik dan Masyarakat. Hasbiansyah, O. (2008). Pendekatan
fenomenologi: Pengantar praktik
penelitian dalam Ilmu Sosial dan
DAFTAR PUSTAKA Komunikasi. Mediator: Jurnal
Komunikasi, 9.1, h. 163-180.
Ace Suryadi. (2014). Pendidikan Indonesia Jejen Musfah. (2015). Manajemen
Menuju 2025, Bandung; Remaja Pendidikan: Teori, Kebijakan, dan
Rosda Karya. Praktik, Jakarta; Kencana.
Ahmad Watik Pratiknya. (1991). Kartini Kartono. (2011). Pemimpin dan
Identifikasi Masalah Pendidikan Kepemimpinan: Apakah
Agama Islam di Indonesia, dalam A. Kepemimpinan Abnormal itu?
Syafii Maarif, Abdullah Fajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Amrullah Achmad dkk, Pendidikan Koentjaraningrat. (1981). Metode-metode
Islam di Indonesia, Antara Cita dan penelitian masyarakat, Jakarta:
Fakta, Yogyakarta; Tiara Wacana. Gramedia.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian Lickona, Thomas. (2013). Pendidikan
Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Karakter Panduan Lengkap Mendidik
Azyumardi Azra. (1990). Pendidikan Islam Siswa menjadi Pintar dan Baik.
Tradisi dan Modernisasi Menuju Bandung: Nusa Media.
Millenium Baru, Jakarta; Logos. Malik Fajar. (1998). Visi Pembaruan
Bass, B.M. (1985). Leadership and Pendidikan Islam, Jakarta; LP3NI.
Performance Beyond Expectation, Marus Suti. (2011). Strategi Peningkatan
889
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10/NO: 02 Agustus 2021 P-ISSN: 2614-4018
DOI: 10.30868/ei.v10i02.1500 E-ISSN: 2614-8846
890