Professional Documents
Culture Documents
1039-4623-1-PB
1039-4623-1-PB
Suradi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Jln. Cawang III, Nomor 200, Jakarta Timur, Telp. 021-8017146
Email : mas.soeradi@yahoo.co.id
Abstract
The implementation of social rehabilitation programs for drug abusers in social rehabilitation institution or Reporting
Recipient Institution (RRI) should be supported with information on the client’s or beneficiaries’ satisfaction. Up to
now, the author finds out that information about client’s satisfaction on social services in IPWL is still very limited. In
fact, information about client’s satisfaction is very important in the process of social rehabilitation for drug abusers.
This article aims to describe concepts, views and thoughts about beneficiaries’ satisfaction with social services.
Information on beneficiaries’ satisfaction will benefit RRI and stakeholders in the social rehabilitation process. This
article is as a result of analyzing secondary data from various literatures. The method in writing this article is
descriptive - interpretative. The author seeked to adapt and interpret concepts, views and thoughts into the context
of social rehabilitation. The results of interpretation, that beneficiaries’ satisfaction is influenced by product, service,
ease, price, emotional and situation. In the end, the client’s satisfaction affects the loyalty and motivation of the clients
to follow the program in RRI. The active involvement of beneficiaries in RRI will support the process of rehabilitation
and social reintegration in family and community.
Abstrak
Implementasi program rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA di lembaga rehabilitasi sosial atau
Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), perlu didukung dengan informasi mengenai kepuasan klien atau penerima
manfaat layanan. Sampai saat ini, sepengetahuan penulis, informasi mengenai kepuasan penerima manfaat layanan
terhadap layanan sosial di IPWL masih sangat terbatas. Padahal, informasi mengenai kepusan penerima manfaat
layanan ini sangat penting dalam proses rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA. Artikel ini bertujuan
untuk mendeskrisikan konsep, pandangan dan pemikiran mengenai kepuasan penerima manfaat layanan terhadap
layanan sosial. Informasi mengenai kepuasan penerima manfaat layanan ini akan bermanfaat bagi IPWL dan para
pemangku kepentingan dalam proses rehabilitasi sosial. Penulisan artikel ini sebagai hasil analisis data sekunder
dari berbagai literatur. Adapun metode dalam penulisan artikel ini adalah deskripftif - interpretatif. Penulis berupaya
mengadaptasi dan menginterpretasikan konsep, pandangan dan pemikiran ke dalam konteks rehabilitasi sosial.
Hasil interpretasi, bahwa kepuasan penerima manfaat layanan dipengaruhi oleh produk, layanan, kemudahan, harga,
emosional dan situasi. Pada akhirnya, kepusan penerima manfaat layanan berpengaruh terhdap loyalitas dan motivasi
penerima manfaat layanan untuk mengikuti program di IPWL. Keterlibatan secara aktif penerima manfaat layanan di
IPWL akan mendukung proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial di keluarga dan masyarakat.
Kata kunci : penyalahgunaan NAPZA, kepuasan klien, rehabilitasi sosial.
314 Sosio Informa Vol. 4, No. 01, Januari - April, Tahun 2018. Kesejahteraan Sosial
Berkaitan dengan hasil atau outcome dikategorisasi, sehingga sesuai dengan
yang diharapkan, variabel penting yang perlu konteks dan tujuan penulisan artikel ini,
diketahui oleh lembaga rehabilitasi sosial adalah yaitu menganalisis kepuasan penerima
kepuasan dari penerima manfaat layanan itu manfaat layanan pada lembaga sosial. Artikel
sendiri. Kepuasan penerima manfaat layanan ini diharapkan memberikan bahan untuk
(pasian, penerima manfaat layanan, pelanggan) meningkatkan kualitas layanan, sehingga
sangat penting untuk dipertahakankan karena lembaga rehabilitasi sosial memperoleh citra
akan menguntungkan bagi keberlanjutan yang baik, kepercayaan dan dukungan dari
institusi layanan itu sendiri. Oleh akrena penerima manfaat layanan, keluarga dan
itu, layanan yang baik adalah layanan yang masyarakat.
berpusat pada kepuasan penerima manfaat
layanan (Meilana, 2017; Rahayuwati, Ermiati PEMBAHASAN
& Trisyani, 2016; Nugraheni, 2015; Bains, 1. Pendekatan Institusional-Based
2015; Suchanek & Kralova, 2015; Sekandi. et.
Pembahasan mengenai institusional-
al. 2011).
based mengarah pada layanan sosial atau
Artikel yang membahas kepuasan penerima layanan kemanusiaan yang dilaksanakan
manfaat layanan sudah banyak ditulis, dan melalui institusi atau organisasi. Istilah
dapat ditemukan pada publikasi nasional yang dikenal luas dalam sistem layanan
maupun internsional. Dari berbagai literatur sosial, yaitu Human Service Organization
yang direview, konsep kepuasan dalam dunia (HSO). Netting (et. al, 2012), memberikan
usaha dengan istilah “customer satisfacation” definisi HSO as “the vast array of formal
(Sharmin, 2012; Singh, 2006; Gaise & Cote, organizations that have as their stated
2002; Anderson, Fornel & Rust, 1997); dan purpose enhancement of the social,
dalam dunia medis dengan istilah “patient emotional, physical, and/or intellectual well
satisfacation” (Ahenkan & Adjei, 2017; being of some components of the population.
Puspita, 2017; Amola, 2015; Cong & Mai, ” Organisasi layanan manusia diarahkan
2014; Raheem. et. al, 2014), serta dalam layanan membantu masyarakat untuk meningkatkan
sosial dengan istilah “client satisfaction” (FSU, kualitas hidup dan kesejahteraan secara
tt; HACC, 2010). Tetapi dijumpai terjadi saling sosial, emosional, fisik dan atau intelektual.
tukar penggunaan konsep customer, patient Pada konteks Indonesia, organisasi
dan client dalam membahas kepuasan penerima layanan manusia diwujudkan dengan
manfaat layanan ini (lihat Bains, 2011, Alkha & nomenklatur panti atau balai layanan sosial
Elnovrisa, 2007; WHO, 2000). bagi lanjut usia, orang dengan kecacatan dan
bagi anak dengan ketelantaran. Sedangkan
Untuk keperluan penulisan artikel ini,
untuk koran penyalahgunaan NAPZA,
penulis mengadaptasi konsep-konsep kepuasan
dengan nomenklatur Institusi Penerima
di berbagai area layanan. Hal ini dilakukan
Wajib Lapor (IPWL). Tiga institusi
mengingat terbatasnya litertur yang spisifik
pemerintah yang mendapatkan mandat
membahas kepuasan penerima manfaat
untuk mengelola IPWL, yaitu Kementerian
layanan, terlebih kepuasan penerima manfaat
Sosial, Kementerian Kesehatan dan Badan
layanan korban penyalahgunaan NAPZA –
Narkotika Nasional. Pada pratiknya,
pada publikasi nasional maupun iternasional.
institusi pemerintah tersebut di samping
Konsep-konsep mengenai kepuasan tersebut
316 Sosio Informa Vol. 4, No. 01, Januari - April, Tahun 2018. Kesejahteraan Sosial
Khusus berkenaan dengan pekerja manfaat layanan yang timbul sebagai akibat
sosial, masih ditemukan permasalahan di dari kinerja layanan yang diperolehnya
lapangan. Masih ada perbedaan pemahaman setelah membandingkannya dengan apa
pada penyelenggara dan pengelola IPWL yang diharapkan (Pohan dalam Arifin,
mengenai siapa yang disebut dengan pekerja Sumitri & Lestari, 2013; Hansemark and
sosial. Di dalam perspektif pekerjaan sosial, Albinson in Angelova and Zekiri, 2011).
yang disebut dengan pekerja sosial adalah Konsep kepuasan ini bersifat umum, dan
seseorang yang memiliki pengetahuan dan karenanya memberikan keleluasaan untuk
keterampilan serta mematuhi etika dalam merumuskan konsep yang lebih spesifik,
melakukan intervensi pekerjaan sosial. sesuai dengan konteks dan arena praktik
Seseorang dimaksud memiliki pendidikan layanan. Kata kuncinya adalah layanan,
formal bidang pekerjaan sosial sekurang- perasaan dan harapan.
kurangnya setingkat sarjana. Sementara
Berdasarkan pemikiran di atas, bahwa
itu, dalam perspektif praktisi sosial,
secara konseptual kepuasan penerima
pekerja sosial adalah seseorang yang telah
manfaat layanan di dalamnya meliputi
memperoleh pelatihan mengenai pekerjaan
unsur, yaitu: penyedia layanan, pengguna
sosial. Seseorang dimaksud memiliki latar
layanan (sikap, reaksi emosional), barang
pendidikan apapun di luar disiplin pekerjaan
dan atau jasa sebagai bentuk layanan, serta
sosial (Suradi, et. al, 2015).
cara bagaimana layanan tersebut diberikan.
Perbedaan pemahaman tersebut Penyedia layanan pada konteks ini adalah
berimplikasi pada tugas-tugas yang lembaga rehabilitasi sosial atau IPWL,
seharusnya dilakukan oleh pekerja sosial siapapun yang mengelolanya; dan pengguna
dalam proses rehabilitasi. Sebagaimana layanan adalah korban penyalahgunaan
dikemukakan oleh Sumarno (Suradi. et. NAPZA atau penerima manfaat layanan.
al, 2015), bahwa pekerja sosial di IPWL Produk (barang dan jasa) adalah layanan dan
yang dikunjunginya belum memahami atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di
tugasnya dengan benar. Oleh karena belum dalam IPWL. Cara-cara layanan diberikan
memahami tugasnya, maka pekerja sosial berkaitan dengan metode, teknik-teknik
mengerjakan tugas-tugas yang sebenarnya dan pendekatan yang digunakan ketika
menjadi tugas tenaga kesejahteraan sosial memberikan layanan kepada penerima
atau tenaga penunjang. Seringkali terjadi manfaat layanan.
tumpang tindih antara tugas pekerja sosial
Komponen atau unsur-unsur tersebut
dengan kanselor adiksi.
perlu dipahami dengan baik oleh pengelola
2. Kepuasan Klien maupun stakeholders yang menjadi sistem
kegiatan (action system) di dalam rehabilitasi
Pengertian sosial. Hal ini dikarenakan integrasi dari
Perdebatan mengenai konsep kepuasan komponen tersebut berpengaruh langsung
masih terjadi hingga kini, mengingat belum terhadap citra lembaga atau organisasi.
ada literatur yang menetapkan definisi Citra lembaga rehabilitasi sosial (IPWL)
kepuasan yang diterima secara umum (Geise yang baik, tentu akan berimplikasi pada
and Cote, 2002). Kepuasan dikonsepsikan dukungan dari masyarakat, dan akan
sebagai suatu tingkat perasaan peneriman mendukung keberlanjutan aktivitas lembaga
318 Sosio Informa Vol. 4, No. 01, Januari - April, Tahun 2018. Kesejahteraan Sosial
memperoleh kepuasan, maka IPWL dituntut dapat dikelola secara berkelanjutan. Korban
untuk meningkatkan kualitas pelayannya. penyalahgunaan NAPZA yang memerlukan
Oleh karena itu, informasi mengenai tingkat rehabilitasi sosial, akan menentukan sendiri
kepuasan penerima manfaat layanan atas IPWL berdasar pada kepercayaan. Korban
layanan merupakan informasi yang sangat dan keluarganya percaya, bahwa IPWL
penting diketahui oleh IPWL (Gill and dapat memberikan layanan dan membantu
White, 2014; Beard, 2014). kepulihan dan reintegrasi sosial korban
dalam keluarga dan masyarakat. Maka
Berdasarkan pembahasan di atas, bahwa
kemudian akan terbangun sebuah mata
kepuasan penerima manfaat layanan itu
rantai yang tidak terputus, yaitu antara IPWL
sangat penting untuk diketahui. Kepuasan
yang memberikan layanan yang berkualitas,
dan ketidakpuasan penerima manfaat
kepuasan penerima manfaat layanan dan
layanan atas layanan yang telah diterima
kepercayaan untuk menempatkan korban di
akan berkaitan dan menentukan eksistensi
dalam IPWL.
dan keberlanjutan IPWL. Penerima manfaat
layanan yang merasa puas dengan layanan Faktor-faktor yang Memengaruhi
yang diterima, akan percaya kepada Kepuasan Klien
semua komponen yang ada pada IPWL, Kepuasan dipengaruhi oleh layanan
bahwa masalah yang dihadapinya dapat yang baik dan berkualitas yang sediakan
selesaikan. Penerima manfaat layanan yang oleh IPWL. Berdasarkan hasil penelitian
merasa percaya tentu akan merasa nyaman Syaparilwadi dan Wardhana (2015), bahwa
untuk dapat mengikuti setiap program dan kualitas produk (jasa layanan) berpengaruh
kegiatan yang diselenggarakan oleh IPWL. positif sebesar 58,9% terhadap kepuasan
Implikasi dari mengetahui manfaat pnerima manfaat. Kemudian hasil penelitian
kepuasan penerima manfaat layanan, bahwa Erviana (2013) juga membuktikan, bahwa
pengelola IPWL perlu menempuh langkah- kualitas layanan berpengaruh positif
langkah berikut: terhadap kepuasan peneriman manfaat
di sebuah rumah sakit (berdasarkan uji
1. Pengendalian atas kualitas kegiatan,
t dengan skor 7,673 atau siginifikan).
layanan dan sarana prasarana dalam
Penelitian Sudaryanto (2016), memperkuat
proses rehabilitasi sosial.
penelitian sebelumnya, bahwa kualitas
2. Pemeliharaan kualitas dan
profesionalitsme sumber daya manusia, layanan berpengaruh positif terhadap
sehingga layanan yang diberikan dapat kepuasan penerima manfaat.
dilaksanakaan secara profesional. Berkaitan dengan layanan yang baik,
3. Pengembangan metode dan teknik- dikemukakan oleh Nugraheni (2015), bahwa
teknis yang didukung dengan fasilitas layanan yang baik pada akhirnya akan
dan teknologi modern. mampu meningkatkan image organisasi,
4. Pencitraan positif organisasi secara luas sehingga citra organisasi di mata masyarakat
melalui layanan yang humanis, dan terus meningkat. Adanya citra organisasi
keberpihakan kepada orang-orang yang
yang baik, maka segala yang dilakukan oleh
tidak berkemampuan.
organisasi tersebut akan dianggap baik pula
Langkah-langkah tersebut apabila
oleh masyarakat.
semua dapat dilakukan, maka IPWL akan
320 Sosio Informa Vol. 4, No. 01, Januari - April, Tahun 2018. Kesejahteraan Sosial
yakni (1) jasa yang diharapkan (expected membandingkan dengan tingkat kepuasan
services), dan (2) jasa yang dirasakan pelanggan keseluruhan terhadap produk dan
(perceived services). Jika perceived service jasa para pesaing.
mampu melebihi expected services, maka 2. Dimensi Kepuasan Pelanggan (Customer
layanan dapat dikatakan telah memenuhi Satisfaction)
kualitas yang ideal. Namun sebaliknya, Berbagai penelitian memilah
jika perceived services lebih kecil dari pada kepuasan pelanggan kedalam komponen-
expected services, maka layanan dipandang komponennya. Umumnya proses semacam
negatif atau belum memenuhi standar itu terdiri dari empat langkah. Pertama
kualitas yang ideal. mengidentifikasikan dimensi-dimensi
kunci kepuasan pelanggan, kedua,
Pemikiran Lewis dan Booms tersebut
meminta pelanggan menilai produk dan
menegaskan, bahwa secara periodik
jasa perusahaan berdasarkan item-item
sebaiknya IPWL menghimpun informasi
spesifik seperti kecepatan layanan atau
yang berkenaan dengan expected services
keramahan staf yang melayani pelanggan.
dan perceived services. Hal ini berarti,
Ketiga, meminta pelanggan menilai produk
bahwa IPWL secara periodik melakukan
atau jasa pesaing berdasarkan item-item
monitoirng dan evaluasi atas program yang
spesifik yang sama. Keempat, meminta
sudah dilaksanakan. Sejauhmana program para pelanggan menentukan dimensi-
sudah sesuai dengan harapan, dan juga dimensi yang mana menurut mereka paling
sejauhmana program tersebut dirasakan penting dalam menilai kepuasan pelanggan
oleh penerima manfaat layanan. Implikasi keseluruhan.
dari keharusan dilakukan monitoring dan
3. Konfirmasi Harapan (Confirmation of
evaluasi ini, maka diperlukan dukungan
Expectations)
pembiayaan yang memadai.
Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur
langsung, namum disimpulkan berdasarkan
Untuk mengukur kepuasan, tidak ada
kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan
satupun ukuran tunggal terbaik yang disepakati pelanggan dengan kinerja aktual produk
secara universal. Meskipun demikian, di tengah perusahaan.
beragamnya cara mengukur kepuasan, terdapat 4. Minat Pembelian Ulang (Repurchase
kesamaan paling tidak dalam enam konsep inti Intern)
(Nurlinda, 2015):
Kepuasan pelanggan diukur secara
1. Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (Overal behavioral dengan jalan menanyakan
Customer Satisfaction) apakah pelanggan akan berbelanja atau
Cara yang paling sederhana untuk menggunakan jasa perusahaan lagi.
mengukur kepuasan pelanggan adalah 5.
Kesediaan untuk Merekomendasi
langsung menanyakan kepada pelanggan (Willingness to Recommend). Dalam kasus
seberapa puas mereka dengan produk produk yang pembelian ulangnya relatif
atau jasa spesifik tertentu. Biasanya ada lama (seperti mobil, broker rumah, komputer
dua bagian dalam proses pengukurannya. tur keliling dunia) kesediaan pelanggan
Pertama, mengukur tingkat kepuasan untuk merekomendasikan produk kepada
pelanggan terhadap produk atau jasa temanatau keluarganya menjadi ukuran
perusahaan. Kedua, menilai dan yang paling penting untuk dianalisis dan
ditindaklanjuti.
322 Sosio Informa Vol. 4, No. 01, Januari - April, Tahun 2018. Kesejahteraan Sosial
merupakan alternatif, di di mana UCAPAN TERIMA KASIH
pengelola IPWL dapat salah satu memilih Disampaikan terima kasih kepada rekan-
cara yang sesuai. Berkaitan dengan rekan peneliti, yang senantiasa memberikan
itu, bagi pengelola IPWL hendaknya inspirasi melalui diskusi yang intensif tentang
memiliki kapasitas, sehingga mampu kebijakan dan program kesejahteraan sosial.
melakukan pengukuran kepuasan Terima kasih secara khusus disampaikan kepada
penerima manfaat demi kemajuan dan jajaran pimpinan di Direktorat Rehabilitasi
keberlanjutan organisasi.
Sosial Korban Penyalahgunaan Napza–
PENUTUP Kementerian Sosial RI, yang telah memberikan
ruang dan tempat, sehingga penulis dapat
Konsep tentang kepuasan klien terhadap
menyampaikan pikiran-pikiran terkait dengan
layanan social, khususunya di lembaga
rehabilitasi sosial dan reintegrasi bagi korban
rehabilitasi sosial korban Penyalahgunaan
penayalahgunaan NAPZA.
NAPZA hingga kini masih menjadi perdebatan,
mengingat belum ada literatur yang menetapkan
DAFTAR PUSTAKA
definisi kepuasan yang diterima secara umum.
Kepuasan dikonsepsikan sebagai suatu Aditia, I dan Suhaji. (2012). Faktor-Faktor
tingkat perasaan peneriman manfaat layanan, Yang Mempengaruhi Kepuasan
sebagai akibat dari kinerja layanan yang Pelanggan Pada Ud Pandan Wangi
diperoleh setelah membandingkan dengan Semarang/ https://media. neliti. com/
yang diharapkan. Secara konseptual, kepuasan media/ publications/ 102771-id-faktor-
meliputi unsur: penyedia layanan, pengguna faktor-yang-mempengaruhi-kepuasan.
layanan, barang dan atau jasa sebagai bentuk pdf [30/8/2017].
layanan, serta cara bagaimana layanan tersebut Ahenkan, A.A, and Adjei, K.A. (2017),
diberikan. Predictors of Patient Satisfaction With
Mengetahui kepuasan penerima manfaat Quality of Healthcare in University
ini penting guna mengetahui sejauhmana Hospitals in Ghana, http://www. jhpr.
layanan sudah tepat, dan memberikan kepuasan ir/ DOI: 10. 15171/hpr. 2017. 03/Hosp
bagi penerima manfaat. Informasi mengenai Pract Res. 2017 Feb;2(1):9-14 [24/2/2-
kepuasan penerima manfaat akan memberikakan 17].
manfaat jangka panjang secara ekonomi bagi Ahmadi. N.H., Fitri, 1., dan Elly N.H. (2013).
IPWL. Kualitas layanan yang disediakan IPWL “Hubungan Faktor Risiko dengan
merupakan faktor utama yang memengaruhi Penggunaan Narkoba pada Penghuni
kepuasan penerima layanan. Untuk mengetahui Lembaga Pemasyarakatan Wanita
apakah layanan IPWL sudah berkualitas, Semarang Tahun 2012/2013”. Sains
dan sudah memberikan kepuasan, dengan Medika, Vol. 5, N 34 o. 1, Januari- Juni
cara membandingkan antara layanan yang 2013: 34-37
diharapkan dengan layanan yang dirasakan.
Jika layanan yang dirasakan melebihi layanan Alkindi. H. M. (2016). Faktor Penyebab dan
yang diharapkan, maka layanan tersebut telah Dampak Penyalahgunaan NAPZA:
memenuhi kualitas dan akan memberikan Studi di Pondok Pesantren Al-Qodir
kupuasan bagi penerima manfaat. Yogyakarta (Skripsi. Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta).
Amir, F. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Azkha, N. dan Elnovriza, D. (2007). “Analisis
Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Tingkat Kepuasan Penerima Manfaat
Pada Pt. Hasjrat Abadi Di Makassar Layanan Terhadap Layanan Kesehatan
(Skripsi)/ 634/http://repository. unhas. ac. di Puskesmas dalam Wilayah Kota
id/ bitstream/handle/123456789/1174/ Padang Tahun 2006”. Jurnal Kesehatan
skripsi%20lengkap%20feb%20 Masyarakat, September 2007, I (2).
-%20manajemen-0312%20-%20
Bains, B. (2015). “Measuring Client
fachruzi%20amir. pdf? sequence=1 [9/2
Satisfaction”. In Practice, April 2015,
2017].
Volume 37, 203-205.
Amole. B.B., Oyatoye. E.O., and Kuye. O.L.
Beard, R. (2014). “Why Customer
(2015). “Determinants of Patient
Satisfacation Is Important”/ http:// blog.
Satisfaction on Service Quality
clientheartbeat.com/why-customer-
Dimensions in the Nigeria Teaching
satisfaction-is-important/diakses 28
Hospitals”. Emi, Vol. 7, Issue 3, 1805-
Januari 2016.
353x (Online) [10/2/2017].
Besral, Utomo B., dan Zani, A.P. (2004).
Anderson. E. W, Fornel. C and Rust. R. T, (1997),
“Potensi Penyebaran Hiv Dari Pengguna
“Customer Satisfacation, Productivity
Napza Suntik Ke Masyarakat Umum”.
and Profitability: Deffernet Between
Makara, Kesehatan, Vol. 8, No. 2,
Goods and Service” MARKETING
Desember 2004: 53-58.
SCIEN Vol 16, No 02, 1997, 129-145.
Cengiz, E. (2010). “Measuring Customer
Angelova. B. and Zekiri. S. (2011). “Measuring
Satisfaction: Must Or Not?“. Journal
Customer Satisfaction with Service
of Naval Science and Engineering,
Quality Using American Customer
Vol. 6, No. 2, 76-88. https://www.
Satisfaction Model (ACSI Model)”,
dho.edu.tr/sayfalar/02_akademik/
International Journal of Academic
egitim_programlari/deniz_bilimleri_
Research in Business and Social
enstitusu/dergi/044_emrah_cengiz. pdf
Sciences October 2011, Vol. 1, No. 3
[1/2/2017].
h t t p : / / w w w. h r m a r s . c o m / a d m i n /
pics/381. pdf [1/2/2017]. Cong, N.T, Nguye and Mai T.T. (2014).
“Service Quality and Its Impact on
Anggreni. D. (2015). “Dampak Bagi Pengguna
Patient Satisfaction: An Investigation in
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
Vietnamese Public Hospitals”. Journal
(NAPZA) di Kelurahan Gunung Kelua
of Emerging Economies and Islamic
Samarinda Ulu”. Ejournal Sosiatri-
Research, Vol. 2 No. 1.
Sosiologi, Volume 3, Nomor 3, 2015:
37 – 51.
324 Sosio Informa Vol. 4, No. 01, Januari - April, Tahun 2018. Kesejahteraan Sosial
Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Kasus PT. Telekomunikasi Indonesia
Penyalahgunaan NAPZA, Kementerian Kota Semarang (Tesis: Program Studi
Sosial RI. (2015). Data IPWL dan Target Magister Manajemen Program Pasca
Tahun 2015. Jakarta: Dit. RSKN. Sarjana Universitas Diponegoro
Semarang).
Ersogutcu, F., and Karakaş, S.A. (2016).
Social Functioning and Self-Esteem of Hidayat, F. (2016). Dampak Sosial
Subtance Abuse Patients Volume 30, Penyalahgunaan Narkoba pada
Issue 5, 2016, page 597-592/DOI: http:// Remaja di Kelurahan Kalabbirang
d x . d o i . o rg / 1 0 . 1 0 1 6 / j . a p n u . 2 0 1 6 . Kecamatan Pattallassangkabupaten
03.007/http://www.psychiatricnursing. Takalar. Skripsi: Fakultas Dakwah dan
org/ article/S0883-9417(16) 30004-8/ Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
fulltext [10/12/2017].
Home and Community Care (HCC). (2010).
Erviana, O. (2013). Pengaruh Kualitas Quality of Life – Client Satisfaction
Layanan dan Kepercayaan Terhadap Survey, Australia, The University of
Kepuasan Pasien Rawat Inap di Western Australia. http://ww2.health.
RSUD Dr. Soewondo Kendal. (Skripsi: wa.gov.au/~/media/Files/Corporate/
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi general%20documents/HACC/PDF/
Universitas Negeri Semarang). HACC_Client_Quality_of_Life_
Survey_2010. pdf [2/2/2018].
Ferris State University (FSU), (tt); Client
Satisfaction Survey, https:// Mokoena, T.L. (2012) The Social Factors
ferris.edu/HTMLS/studentlife/ Influencing Adolescent Drug Abuse:
PersonalCounseling/docs/Client- A Study of Inpatient Adolescents At
Satisfaction-Survey1. pdf [1/2/2018] Magaliesoord Centre, Master of Arts
In Social Work Supervision Faculty of
Giese, J.L., and Cote. J.A. (2002). Defining
Humanities Department of Social Work
Consumer Satisfaction, Academy of
University of Pretoria.
Marketing Science Review Volume
2000 No. 1 Available: http://www. Meilana, D. (2017). Pengaruh Kualitas
amsreview. org/articles/giese01-2000. Layanan pada Kepuasan Pasien di
pdf [24/2/2017]. Puskesmas Rawat Inap Tanjung Mas
Makmur Kabupaten Mesuji Provinsi
Gill, L., and White, L. (2009). A Critical
Lampung. Skripsi: Fakultas Ekonomi
Review of Patient Satisfaction,
dan Bisnis Universitas Lampung –
Leadership in Health Services Vol. 22
Bandarlampung.
No. 1, 2009 pp. 8-19. Emerald Group
Publishing Limited 1751-1879, DOI 10. Nai, E.A.A. (2011). Effect of Customer Service
1108/17511870910927994 [27/1/2017]. on Customer Satisfaction, A Case Study
of Fidelity Bank, Adum, Kumasi/
Harun, H. (2006). Analisis Faktor-faktor yang
http://dspace.knust.edu.gh/bitstream/
Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
123456789/4232/1/ENYO’S%20
untuk Meningkatkan Loyalitas
THESIS-COMPLETE%20PDF.pdf
Pelanggan Produk Telkom Flexi. Studi
(31/1/ 2017).
326 Sosio Informa Vol. 4, No. 01, Januari - April, Tahun 2018. Kesejahteraan Sosial
Perusahaan Konveksi Fazry. https://
openlibrary.telkomuniversity.ac.id/.../
pengaruh-kualitas-produk-terhadap-
kepu.. [30/8/2017].