Professional Documents
Culture Documents
663-Article Text-16281-1-10-20191001
663-Article Text-16281-1-10-20191001
2, Desember tahun 2018: 54-62 Uji Efektivitas… (Yunita, Suwarja, Robinson, Steven,
Milana)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.663
Yunita Budiman1, Suwarja1, Robinson Pianaung1, Steven Jacob Soenjono1, Milana Salim2*
1
Poltekkes Kemenkes Manado Jurusan Kesehatan Lingkungan, Jl. Manguni 20 Kel. Pal 2, Kota Manado,
Sulawesi Utara, Indonesia
2
Balai Litbangkes Baturaja, Jalan Ahmad Yani Km 7 Kemelak, Sumatera Selatan, Indonesia
Abstract
Environmental-based diseases are still a public health problem until now. One of the diseases
caused by sanitary conditions that do not meet health requirements is dengue hemorrhagic
fever which is transmitted by Aedes aegypti. Mosquito control requires monitoring by
surveillance. One monitoring measure is to use egg traps or ovitrap. Basically, female
mosquitoes like clear water media for laying eggs. However, some research results showed that
water containing impurities can also attract mosquitoes to lay eggs. The purpose of this study
was to determine the effectiveness of cow manure and chicken manure as attractants on the
ovitrap against the number of Ae. aegypti eggs. The type of research is an experiment with a
group post test only control design. The concentration of cow and chicken manure in water is
5%. The results of study show that there is a relationship between the type of water media used
and the number of trapped Ae. aegypti eggs. According to the result, from 429 trapped eggs,
288 grains (67,1%) were found in water with cow dung, while water containts chicken manure
only received 52 grains (12,1%), so it can be concluded that cow dung water is the preferred
media for Ae. aegypti mosquito to lay the egg instead of chicken manure water.
Abstrak
Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat sampai saat
ini. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat
kesehatan adalah demam berdarah dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Pengendalian nyamuk Ae. aegypti memerlukan tindakan pengawasan oleh surveilans. Salah
satu tindakan pengawasan adalah dengan menggunakan perangkap telur atau ovitrap. Pada
dasarnya, nyamuk betina menyukai media air jernih untuk bertelur, namun beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa air yang mengandung kotoran juga dapat menarik nyamuk
untuk bertelur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas air kotoran sapi
dan air kotoran ayam sebagai atraktan (zat penarik) pada ovitrap terhadap jumlah telur Ae.
aegypti yang terperangkap. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan post test
only control grup. Konsentrasi kotoran sapi dan kotoran ayam dalam air adalah sebesar 5%.
Hasil penelitian menunjukan ada hubungan jenis media air yang digunakan dengan jumlah telur
Ae. aegypti yang terperangkap. Dari 429 telur terperangkap, 288 butir (67,1%,) terdapat pada
air dengan kotoran sapi, sedangkan air kotoran ayam hanya mendapatkan 52 butir (12,1%),
sehingga dapat disimpulkan bahwa air kotoran sapi merupakan jenis media air yang lebih
disukai nyamuk Ae. aegypti untuk meletakkan telurnya dari pada air kotoran ayam.
Kata Kunci : Air kotoran sapi, air kotoran ayam, atraktan, ovitrap, Aedes aegypti
Naskah masuk:28 Oktober 2018; Review: 1 November 2019; Layak terbit: 17 Juni 2019
54
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2, Desember tahun 2018: 54-62 Uji Efektivitas… (Yunita, Suwarja, Robinson, Steven,
Milana)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.663
55
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2, Desember tahun 2018: 54-62 Uji Efektivitas… (Yunita, Suwarja, Robinson, Steven,
Milana)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.663
memperlihatkan prospek yang cukup baik kotoran sapi dan air kotoran ayam sebagai
dalam memantau dan menurunkan atraktan pada ovitrap terhadap jumlah telur
kepadatan vektor DBD. Atraktan dapat Aedes aegypti yang tertangkap di Kota
berasal dari kandungan tanaman yang Manado. Penelitian ini diharapkan dapat
mudah ditemukan di sekitar masyarakat menjadi bahan masukan bagi instansi
atau bahan lain yang mempunyai aroma kesehatan dalam upaya mencegah dan
yang dapat menarik nyamuk untuk bertelur.8 mengendalikan vektor demam berdarah
Atraktan dapat berasal dari berbagai jenis dengan menggunakan ovitrap beratraktan
bahan yakni air rendaman jerami9, air dan memberikan informasi kepada
rendaman gula pasir, air rebusan udang10, masyarakat untuk selalu menjaga
atau air bekas biakan nyamuk di kebersihan lingkungan tidak hanya pada
laboratorium7. genangan-genangan air bersih tapi juga
pada genangan air tercemar.
Secara teoritis nyamuk Ae. aegypti ini
hanya dapat berkembang biak di genangan
air yang bersih dan tidak kontak langsung
METODE
dengan tanah atau air kotor. Namun Penelitian ini telah dilaksanakan di
demikian, beberapa penelitian menunjukan Laboratorium Parasitologi dan Entomologi
adanya perubahan perilaku berkembang Kesehatan Lingkungan Poltekkes
biak nyamuk tersebut. Nyamuk Ae. aegypti Kemenkes Manado. Jenis penelitian adalah
mampu hidup dan berkembang biak pada eksperimen kuasi dengan rancangan post
campuran kotoran ayam, kaporit dan air test only control grup. Penelitian ini
tanah.11 Nyamuk Ae. aegypti juga dapat menggunakan dua macam perlakuan yaitu
hidup dan berkembang biak pada air dengan menggunakan air kotoran sapi dan
terpolusi tanah.12 Penelitian lain air kotoran ayam sebagai atraktan pada
menyebutkan bahwa nyamuk Ae. aegypti ovitrap, serta air sumur sebagai kontrol.
dapat bertelur pada air kotoran kuda dan air Populasi yang digunakan adalah nyamuk
kotoran sapi.13 Hal ini mengindikasikan Ae. aegypti betina hasil kolonisasi
adanya perubahan perilaku nyamuk Ae. Laboratorium Parasitologi dan Entomologi
aegypti dalam beradaptasi dengan Kesehatan Lingkungan Poltekkes
lingkungan. Bila Ae. aegypti benar-benar Kemenkes Manado, sedangkan sampel
dapat berkembang biak tanpa air bersih penelitian ini adalah 40 ekor nyamuk Ae.
maka potensi bahaya penularan DBD dan aegypti betina yang kenyang darah.
penyakit lain yang ditularkan oleh Ae. Variabel bebas dalam penelitian ini air
aegypti semakin besar karena semakin dengan kotoran sapi dan air dengan kotoran
banyak tempat yang dapat menjadi habitat ayam, sedangkan variabel terikat penelitian
hidupnya. Kandungan berbagai zat pada ini adalah jumlah telur nyamuk Aedes
air tempat bertelur nyamuk dapat menjadi aegypti yang tertangkap. Konsentrasi
atraktan yang menarik nyamuk untuk kotoran sapi dan kotoran ayam yang
datang dan bertelur di tempat tersebut. Jika digunakan sebagai atraktan dalam media uji
daya tariknya lebih besar dibandingkan air adalah 5%. Media uji dengan atraktan
bersih, maka pengetahuan ini dapat sebanyak 200ml dimasukkan ke dalam
digunakan untuk mengendalikan vektor ovitrap yang dibuat dari gelas plastik dan
nyamuk dengan memasang ovitrap yang dicat hitam. Untuk tempat meletakkan telur,
dikontrol secara berkala untuk membasmi digunakan kertas saring berukuran 25 x 5
telur nyamuk. Berdasarkan permasalahan cm yang ditempatkan melingkar di bagian
tersebut penulis merasa penting melakukan dalam mulut gelas.
penelitian untuk mengetahui efektivitas air
56
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2, Desember tahun 2018: 54-62 Uji Efektivitas… (Yunita, Suwarja, Robinson, Steven,
Milana)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.663
Ovitrap berisi atraktan dimasukkan ke dua variabel menggunakan uji statistik One
dalam kotak/chamber yang di dalamnya Way Anova dan diolah menggunakan
sudah terdapat nyamuk betina kenyang komputer.
darah. Lama waktu pengamatan sejak
peletakan ovitrap yakni selama satu hari HASIL
untuk menghindari kemungkinan telur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, total
menjadi larva. Atraktan dikatakan efektif
jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap
apabila pada ovitrap ditemukan sebanyak
pada penelitian ini adalah sebanyak 429
50% telur Ae. aegypti yang terperangkap.
butir, dengan beragam jumlah pada empat
Data yang didapatkan dianalisis
kali pengulangan, seperti tampak pada
menggunakan analisis univariat dan bivariat
Tabel 1 berikut:
untuk mengetahui adanya interaksi antara
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari Analisis bivariat dilakukan untuk
keseluruhan pengujian yang dilakukan, mengetahui hubungan antara jenis atraktan
jumlah telur Ae. aegypti yang tertangkap berupa air kotoran sapi dan air kotoran
pada air kotoran sapi sebanyak 288 butir ayam terhadap jumlah telur terperangkap.
dengan rata-rata 72 butir, sedangkan pada Hipotesis pada penelitian ini yakni air
air kotoran ayam menghasilkan 52 butir, kotoran sapi konsentrasi 5% efektif sebagai
dengan rata-rata 13 butir. Persentase atraktan pada ovitrap Ae. aegypti.
jumlah telur terbanyak terdapat pada media Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis
yang menggunakan kotoran sapi sebagai data menggunakan uji One Way Anova
atraktan yakni sebesar 67,1 persen. (Tabel 2), maka diperoleh hasil yaitu:
57
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2, Desember tahun 2018: 54-62 Uji Efektivitas… (Yunita, Suwarja, Robinson, Steven,
Milana)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.663
58
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2, Desember tahun 2018: 54-62 Uji Efektivitas… (Yunita, Suwarja, Robinson, Steven,
Milana)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.663
dari proses fermentasi zat organik.16 Protein atraktan menghasilkan jumlah telur yang
pada kotoran sapi merupakan sumber tinggi pada ovitrap dibandingkan jenis
nitrogen yang cukup besar. Mikroorganisme atraktan lainnya.7,8,20 Uji fitokimia dalam
mengambil kandungan nitrogen dari dalam penelitian Cahyati et al menunjukkan
kotoran sapi sebagai protein untuk terus kandungan ammonium (NH4) pada air
berkembang biak, dan ketika rendaman jerami adalah sebesar 12,75
mikroorganisme tersebut mati, mereka mg/L.20
memiliki kandungan nitrogen yang tinggi.
Pada penelitian ini, air yang
Pada kondisi mati tersebut, mikroorganisme
mengandung kotoran ayam paling sedikit
lain mengurai dan melepaskan nitrogen
mengandung jumlah telur dibandingkan
dalam bentuk yang mudah menguap yaitu
jenis media lainnya. Namun, secara statistik
dalam bentuk gas amonia.17
air yang mengandung kotoran ayam
Kotoran sapi dan kotoran ayam yang
memiliki perbedaan hasil yang tidak
masih segar mengandung Nitrogen yang
signifikan terhadap kontrol, artinya kedua
dibutuhkan untuk pembentukan amonia.
media ini sama posisinya dan tidak menjadi
Bahan segar kotoran sapi mengandung
preferensi utama dibandingkan air kotoran
63,44% unsur karbon dan 1,53% nitrogen,
sapi. Hasil penelitian ini berbeda dengan
sedangkan kotoran ayam mengandung
penelitian Wurisastuti yang menunjukkan
42,18% unsur karbon dan 1,50% unsur
bahwa tidak ditemukan telur pada air yang
nitrogen.18 Karena itu, kotoran ayam juga
mengandung kotoran ayam di antara enam
mengandung amonia yang menarik nyamuk
jenis air tercemar yang digunakan.13
untuk datang. Limbah organik kotoran ayam
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
dengan karakteristik yang khusus yaitu
jumlah jenis media yang digunakan lebih
kandungan nitrogen yang tinggi dan sangat
sedikit, sehingga semua media tercemar
berbau. Seperti diketahui bahwa salah satu
yang digunakan dijadikan sebagai tempat
ciri dari kotoran ayam adalah kandungan
oviposisi. Ini berkaitan dengan perilaku
amonianya yang cukup tinggi.19 Tinggi
bertelur nyamuk Ae. aegypti betina yang
rendahnya kandungan gas amonia pada
cenderung meletakkan telurnya di beberapa
feses hewan ternak ditentukan oleh jenis
tempat setiap kali bertelur atau yang dikenal
dan jumlah pakan yang diberikan.
dengan mekanisme skip-oviposition
Kandungan gas amonia yang tinggi dapat
(mekanisme meletakkan sekumpulan telur
menyebabkan bau menyengat dan
pada beberapa tempat oviposisi).14
menunjukkan kurang sempurnanya proses
Perbedaan hasil dalam kedua penelitian ini
pencernaan dan pakan yang berlebihan
menunjukkan bahwa kecenderungan
terhadap ternak.17 Penelitian Agustin
nyamuk Ae. aegypti betina dalam berlaku
mengenai perilaku bertelur nyamuk pada
skip-oviposisi lebih kuat dibandingkan
berbagai media air menunjukkan bahwa
preferensi terhadap media oviposisinya.
total telur yang ditemukan pada air
rendaman eceng gondok yang memiliki Kontrol yang digunakan dalam
kandungan ammonia sebesar 35,5 mg/L, penelitian ini adalah air sumur. Air sumur
lebih banyak dari pada jumlah telur yang telah lama diketahui berpotensi menjadi
ditemukan pada air lindi yang memiliki tempat perindukan nyamuk Ae. aegypti.
kandungan ammonia sebesar 326 mg/L. Ini Penelitian, yang mengamati 89 sumur
menunjukkan jika kandungan amonia yang menunjukkan bahwa pada musim kemarau
terlalu tinggi justru tidak disukai nyamuk. 16 35% sumur mengandung Ae. aegypti
Kotoran ayam yang diencerkan menjadi pradewasa, dan persentase ini meningkat
pupuk kandang cair dengan seperempat secara signifikan menjadi 51% pada musim
kali konsentrasi awalnya memiliki kadar kemarau.21 Penelitian tentang daya tetas
amonium terlarut sebesar 215: 30. Kadar N- telur dan perkembangan larva pada tiga
total pada larutan kotoran ayam lebih sumur gali menunjukkan bahwa jumlah telur
banyak terdapat dalam bentuk amonium.18 yang diletakkan pada air sumur lebih
Air rendaman jerami diketahui berpengaruh banyak dari pada air bersih sebagai
terhadap proses oviposisi nyamuk. pembanding.22
Penggunaan air rendaman jerami sebagai Salah satu faktor yang menarik nyamuk
59
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2, Desember tahun 2018: 54-62 Uji Efektivitas… (Yunita, Suwarja, Robinson, Steven,
Milana)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.663
60
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2, Desember tahun 2018: 54-62 Uji Efektivitas… (Yunita, Suwarja, Robinson, Steven,
Milana)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.663
aegypti Control Efforts in Cibeusi and 15. Adifian, Ishak H, Ruslan La Ane.
Cikeruh Villages Jatinangor Sub- Kemampuan Adaptasi Nyamuk
district based on the Population of Aedes Aegypti Dan Aedes Albopictus
Mosquito. 2018;6(April):42-48. Dalam Berkembang Biak
Berdasarkan Jenis Air. Makasar;
6. Rati G, Rustam E. Perbandingan 2013.
Efektivitas Berbagai Media Ovitrap http://repository.unhas.ac.id/bitstream
terhadap Jumlah Telur Aedes Spp /handle/123456789/5532/jurnal.pdf?
yang Terperangkap di Kelurahan Jati sequence=1.
Kota Padang. J Kesehat Andalas.
2016;5(2):385-390. 16. Agustin I, Tarwotjo U, Rully
Rahadian. Perilaku bertelur dan
7. Salim M, Satoto TBT. Uji Efektifitas siklus hidup Aedes aegypti pada
Atraktan pada Lethal Ovitrap berbagai media air. J Biol.
terhadap Jumlah dan Daya Tetas 2017;6(4):71-81.
Telur Nyamuk Aedes aegypti. Bul
Penelit Kesehat. 2015;43(3):147-154. 17. Latief R, Sutrisno E, Hadiwidodo M.
Pengaruh Jumlah Kotoran Sapi
8. Dwinata I, Baskoro T, Indriani C, Terhadap Konsentrasi Gas Amonia
Autocidal Ovitrap Hay Infusion as (Nh3) Di Dalam Rumah. J Tek
Alternative Vector Control DHF at Lingkung. 2014;3(1).
Gunungkidul District. J MKMI. https://ejournal3.undip.ac.id/index.ph
2015;Juni:125-131. p/tlingkungan/article/.../4637.
9. Polson KA, Curtis C, Seng CM, Olson 18. Wiwik Hartatik, LR Widowati. Pupuk
JG. The Use of Ovitraps Baited with Organik Dan Pupuk Hayati: Bab 4.
Hay Infusion as a Surveillance Tool Pupuk Kandang. Balai Besar Litbang
for Aedes aegypti Mosquitoes in Sumbedaya Lahan Pertanian, Badan
Cambodia. 26:178-184. Litbang Pertanian; 2006.
10. Santoso L, Adi MS. Pengaruh 19. Yulipriyanto H. Karakteristik
modifikasi ovitrap terhadap jumlah Pengomposan Limbah Organik
nyamuk aedes yang terperangkap. Kotoran Ayam Fase Thermofilik Pada
(15):1-10. Lingkungan Alami Menggunakan
11. Hadi UK, Sigit SH, Agustina E. Indore Pit Methode. In: Seminar
Habitat Perkembangan Jentik Aedes Nasional MIPA: Penelitian,
aegypti (Diptera: Culicidae) pada Pendidikan, Dan Penerapan MIPA
berbagai Jenis Air Terpolusi. Pros Serta Peranannya Dalam
Semin Nas HARI NYAMUK 2009, Peningkatan Keprofesionalan
IPB Int Conv Cent - Bot Sq Bogor Pendidik Dan Tenaga Kependidikan.
Senin, 10 Agustus 2009. 2009:143- Yogyakarta: Fakultas MIPA
153. Universitas Yogyakarta; 2006:107-
118. https://eprints.uny.ac.id/11915/.
12. Agustina E. Pengaruh Media Air
Terpolusi Tanah Terhadap 20. Cahyati WH, Asmara W, Umniyati
Perkembangbiakan Nyamuk Aedes SR, Mulyaningsih B. THE
aegypti. Biotik. 2013;1(2):103-107. Phytochemical Analysis Of Hay
Infusions And Papaya Leaf Juice As
13. Wurisastuti T. Perilaku Bertelur An Attractant Containing Insecticide
Nyamuk Aedes aegypti Pada Media For Aedes aegypti. J Kesehat Masy.
Air Tercemar. J Biotek Medisiana 2017;12(2):96-102.
Indones. 2013;2(1):25-31.
21. Gionar YR, Rusmiarto S, Susapto D,
14. Foster K. Fitness consequences of Elyazar IR, Michael J Bangs. Sumur
oviposition behaviour in Aedes sebagai habitat yang penting untuk
aegypti. 2008. perkembangbiakan nyamuk Aedes
61
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2, Desember tahun 2018: 54-62 Uji Efektivitas… (Yunita, Suwarja, Robinson, Steven,
Milana)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.663
62