56-Article Text-210-1-10-20181015

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Keperawatan & Fisioterapi (JKF)

Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018


http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
============================================================================================
Received: 07 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

HUBUNGAN GAYA HIDUP PENDERITA DIABETES MELLITUS


DENGAN KOMPLIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS
DI PUSKESMAS TANJUNG MORAWA
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2017

Meta Rosaulina1, Rostiodertina Girsang2

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA


Jl. Besar Deli Tua No.77, Deli Tua Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, 20355
Email : hutagalungmeta04@gmail.com

ABSTRACT
Lifestyle is the lifestyle of a person in the world expressed in his activities, interests,
and opinions. The purpose of this study was to determined the lifestyle relationship of
people with diabetes mellitus with complications of diabetes mellitus. Methods : This
research was conducted by descriptive correlative research method with cross
sectional approach. The sampling technique used purposive sampling with 104
respondents in accordance with researcher desire. Then the data obtained by using
the questionnaire and observation were analyzed bivariate using chi square test with
α: 0,05. The result of the researcher and the statistic test that the DM patient about
there are no complication that most lifestyle good as many as 24 respondents
(23,1%) while DM patient there are complication that most lifestyle not good as much
65 respondent (76%). The result of calculation of statistical test obtained α: 0,000.
Research resulth : Ha accepted which means there is a significant relationship
between lifestyle of DM patient with the occurance of complication of DM patient.
Suggestion : It is recommended to health workers to increase the frequency of
counseling for DM patients about complications of DM in order to know and do
prevention with complications.

Keywords: lifestyle, diabetes mellitus, complications of diabetes mellitus.


.

1
PENDAHULUAN pengendalian penyakit tidak menular
Diabetes mellitus (DM) adalah seperti tidak merokok, diet sehat dan
penyakit metabolik yang bersifat aktivitas sehat yang dimulai sejak janin
kronik, ditandai dengan meningkatnya sampai dewasa tua (Smeltzer, 2010).
kadar glukosa darah sebagai akibat dari Berdasarkan standard of
adanya gangguan penggunaan insulin, medical care in diabetes, klasifikasi
sekresi insulin, atau keduanya. diabetes dijabarkan secara lengkap
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) berdasarkan penyebabnya. Diabetes
merupakan ancaman serius bagi tipe 1 adalah tumbuh sangat sedikit
pembangunan kesehatan dan atau tidak mampu memproduksi insulin
pertumbuhan ekonomi nasional, karena akibat kerusakan sel beta pankreas
itu pengendaliannya perlu dilakukan ataupun adanya proses autoimun.
dengan sungguh-sungguh, secara Umumnya Diabetes Mellitus (DM) tipe 1
komprehensif dan terintegrasi dengan menyerang di usia anak-anak dan
memberikan perhatian melalui remaja. Diabetes tipe 2 adalah hasil

20
Jurnal Keperawatan & Fisioterapi (JKF)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
============================================================================================
Received: 07 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

dari gangguan sekresi insulin progresif pengelolaan pasien DM dengan benar.


yang menyebabkan terjadinya Oleh dokter di lini depan (Aditama,
resistensi insulin. Diabetes Mellitus tipe 2013).
spesifik lain terjadi sebagai hasil Berdasarkan hasil Riset
kerusakan genetik spesifik sekresi Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007,
insulin dan pergerakan insulin ataupun angka prevalensi Diabetes Mellitus
pada kondisi-kondisi lain. Diabetes tertinggi terdapat di provinsi
gestasional adalah diabetes yang Kalimantan Barat dan Maluku Utara
terjadi selama kehamilan. Diantara tipe (masing-masing 11,1 persen), diikuti
diabetes yang memiliki jumlah terbesar Riau (10,4 persen) dan NAD (8,5
adalah DM tipe 2 dengan persentase persen). Selain itu, provinsi Papua
90% - 95% dari keseluruhan penderita (1,7%) merupakan provinsi dengan
diabetes (American Diabetes Asosiation penderita diabetes terendah, kemudian
(ADA), 2013). NTT dengan prevalensi (1,8%),
Menurut survei yang dilakukan sedangkan toleransi glukosa tertinggi
oleh organisasi kesehatan dunia WHO ada di Papua Barat yaitu sebanyak
menunjukkan bahwa prevalensi DM tipe (21,8%). Diikuti Sulbar (17,6%) dan
2 paling besar ditemukan pada populasi Sulut (17,3%), sedangkan terendah di
urban di negara-negara berkembang, Jambi (4%), diikuti NTT (4,9%). Angka
dimana diperkirakan jumlahnya akan kematian akibat DM terbanyak pada
meningkat sebesar 100% pada tahun kelompok usia 45-54 tahun di daerah
2030. Perubahan demografik yang perkotaan sebesar 14,7%, sedangkan
paling berperan dalam meningkatkan di daerah pedesaan sebesar 5,8%
prevalensi DM adalah peningkatan (Trisnawati, 2013).
proporsi penduduk berusia 65 tahun Pankreas (terutama sel-sel B)
atau lebih bahwa Cina merupakan yang tidak mampu tidak mampu
negara dengan prevalensi diabetes menghasilkan insulin yang parsial atau
tertinggi di dunia dengan jumlah total perlu diobati dengan pemberian
penderita mencapai 92,3 juta jiwa, insulin. Penyakit autoimun, genetik dan
diikuti dengan India sebanyak 63 juta virus tertentu merupakan faktor
jiwa, dan Amerika Serikat 24,1 juta penyebab diabetes milletus dan
jiwa. Indonesia sendiri menduduki beberapa faktor lain nya yang belum
peringkat keempat dengan jumlah 12 diketahui. DM tipe 2 ( Non Insulin
juta jiwa. IDF memprediksikan bahwa Diabetes Mellitus ) yaitu ditandai
pada tahun 2030 Indonesia akan dengan resistensi insulin ketika hormon
meningkat pesat pravelensi penyakit insulin diproduksi dengan jumlah yang
DM dengan jumlah 20 juta jiwa. tidak memadai atau dengan bentuk
Kegiatan jasmani, pola makan yang yang tidak efektif. Hal ini menyebabkan
dikonsumsi akan meningkatkan ketidakmampuan tubuh merespon
populasi penduduk pada usia lanjut. dengan wajar terhadap aktivitas insulin
Hal ini terjadi terutama pada kelompok yang dihasilkan pankreas. Diantara tipe
usia dewasa ke atas pada seluruh diabetes yang memiliki jumlah terbesar
status sosial-ekonomi. Sehubungan adalah DM tipe 2 dengan prosentase
dengan itu, pada daerah terpencil 90% - 95% dari keseluruhan penderita
jumlah kasus DM meningkat diabetes (IDF, 2014). Secara
disebabkan karena kurangnya obat- epiomiologis diabetes seringkali tidak
obatan, tenaga kesehatan dan tehnik terdeteksi dan dikatakan onset atau

21
Jurnal Keperawatan & Fisioterapi (JKF)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
============================================================================================
Received: 07 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

mulai terjadinya diabetes adalah 7 Milletus, dan hampir setiap tahun


tahun sebelum diagnosis ditegakkan, empat juta orang meninggal karena
sehingga mobilitas dan mortalitas dini efek buruk dari kondisi diabetes
terjadi pada kasus yang tidak mengancam jiwa terutama kondisi
terdeteksi ini. Penelitian lain hipoglikemia (IDF, 2013).
menyatakan dengan adanya urbanisasi, Di Indonesia, terutama di kota-
populasi diabetes tipe 2 akan kota besar terjadi perubahan gaya
meningkat 5 – 10 kali lipat karena hidup pada masyarakat yang menjurus
terjadi perubahan perilaku rural – ke gaya hidup orang barat. Hal
tradisional menjadi urban (Soegondo, tersebut mengakibatkan adanya
2012). perubahan pola makan/konsumsi
Diabetes mellitus tipe 2 terkait masyarakat yang merujuk pada pola
dengan beberapa faktor resiko, makan tinggi kalori, tinggi lemak dan
diantaranya usia lebih dari 45 tahun kolesterol, terutama terhadap
untuk negara berkembang sedangkan penawaran makanan siap saji (fast
negara maju pada usia di atas 65 food) yang berdampak meningkatkan
tahun, riwayat keluarga dengan risiko obesitas (Hidayati, 2014).
diabetes karena diduga ada peran Berdasarkan hasil penelitian Maulana
genetik yang menyebabkan penyakit Sari (2013) menyatakan, bahwa
diabetes mellitus, riwayat diabetes frekuensi konsumsi pizza (2
gestasional, hipertensi yang merupakan kali/minggu) dan fried fries (1
resiko dimana 30-50% penderita kali/minggu) ditemukan lebih sering
hipertensi berhubungan dengan pada orang dewasa dengan obesitas,
terjadinya diabetes mellitus tipe 2, sedangkan mengkonsumsi makanan
obesitas, tidak berolahraga, penderita yang siap saji seperti fried chicken,
kista ovarium, beberapa etnis terutama spaghetti dan burger lebih banyak
Amerika, China, dan India. Wanita ditemukan pada orang dengan berat
sendiri memiliki risiko yang lebih tinggi badan normal. Pola makan merupakan
dibandingkan pria sejalan dengan determinan terjadinya obesitas yang
pertambahan usia (IDF, 2013). secara tidak langsung dapat
DM yang tidak terkontrol akan menyebabkan penyakit DM tipe 2
mengakibatkan berbagai macam (Kaban dkk, 2010).
komplikasi yang memperberat dan Konsumsi makanan yang
berakibat fatal. Komplikasi tersebut mengandung kadar tinggi lemak dan
antara lain angiopati diabetik yaitu kalori sedangkan aktifitas fisik yang
gangguan pada semua pembuluh darah dilakukan kurang, menyebabkan
di seluruh tubuh. terjadi gangguan terjadinya penimbunan bahan makanan
berupa: mikroangiopati (retinopati, dan energi di dalam tubuh secara
nefropati) dan makroangiopati (jantung berlebihan, sehingga menyebabkan
koroner, luka kaki diabetik, stroke) terjadinya obesitas. Pada pasien DM
ataupun terjadi pada keduanya tipe 2 olahraga dapat membantu
(neuropati, rentan infeksi, amputasi) mengontrol kadar glukosa darah
(Smeltzer, 2010). Kondisi hipoglikemia (Dwijayanthi, 2011). Perilaku olahraga
merupakan salah satu komplikasi atau aktivitas fisik yang kurang
jangka panjang maupun komplikasi mempunyai risiko 4,5 kali untuk
jangka pendek hal yang paling sering terkena DM tipe 2 dibandingkan
dialami oleh penderita Diabetes mereka yang melakukan aktivitas fisik

22
Jurnal Keperawatan & Fisioterapi (JKF)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
============================================================================================
Received: 07 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

atau olahraga teratur. (Handayani, berkurang pada saat berolahraga, otot


2013). akan mengambil glukosa dari dalam
Berdasarkan hasil penelitian darah. Ini akan mengakibatkan
Kaban, dkk (2010), aktivitas fisik turunnya glukosa darah sehingga
berpengaruh terhadap kejadian DM tipe memperbesar pengendalian glukosa
2. Hal tersebut terjadi karena dalam darah (Aditama, 2013).
penelitiannya disebutkan bahwa Survei awal yang telah
sebagian besar yang menderita DM dilakukan di puskesmas Tanjung
adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang Morawa terletak di Kecamatan Tanjung
memiliki aktivitas kurang dan hanya Morawa, Kabupaten Deli Serdang data
melakukan olahraga satu kali dalam yang didapatkan menunjukkan bahwa
seminggu yaitu di tempat kerja. rata – rata jumlah penderita DM yang
Menurut Hammer, dkk (2012) dengan memeriksakan diri dan berobat ke
konsumsi minuman seperti kopi dan puskesmas setiap bulannya 40 pasien,
teh dapat menurunkan risiko penyakit dan DM menepati urutan ke – 3 dari 10
DM tipe 2. Sedangkan, berdasarkan penyakit terbanyak terjadi pada
hasil penelitian Tjekyan (2013) masyarakat di Kecamatan Tanjung
menyatakan bahwa konsumsi kopi Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Hal
murni merupakan faktor protektif untuk ini dilihat pada data 2014 penderita DM
terjadinya DM tipe 2. Semakin banyak sebanyak 30 – 35 pasien perbulan
kopi yang diminum semakin rendah dengan jumlah penduduk 2074 jiwa,
risiko seseorang untuk menderita DM sedangkan 2015 jumlah pasien DM
tipe 2. Selain itu, gaya hidup seperti masih mengalami peningkatan dengan
merokok juga menjadi faktor risiko jumlah pasien 35 – 40 pasien
terjadinya penyakit DM tipe 2. Orang perbulannya dengan jumlah penduduk
yang merokok 12 batang per hari 2456 jiwa. Pada tahun 2016 jumlah
mempunyai risiko 3,6 kali untuk pasien DM masih mengalami
terkena DM tipe 2 dibandingkan dengan peningkatan juga dengan jumlah
yang merokok < 12 batang per hari. pasien 37 – 43 pasien perbulannya
Salah satu cara yang digunakan dengan jumlah penduduk 2456 jiwa.
penderita diabetes milletus untuk Dan komplikasi sering terjadi pada
menurunkan berat badan dan pasien DM di puskesmas ini adalah
mengendalikan kadar gula darah penyakit jantung, gangguan
adalah dengan perbanyak aktivitas fisik penglihatan, dan ulkus diabetik.
dan olahraga. Manfaat besar dari Umumnya jenjang pendidikan
berolahraga pada diabetes mellitus masyarakatnya adalah SMA, dan
antara lain menurunkan kadar glukosa mayoritas bekerja sebagai wiraswasta.
darah, mencegah kegemukan, ikut Informasi mengenai penyakit
berperan dalam mengatasi terjadinya DM yang berkembang di masyarakat
komplikasi, gangguan lipid darah dan sangat beragam, sehingga
peningkatan tekanan darah (Ilyas, pengetahuan dan pemahaman
2014). Aktivitas fisik dan olahraga masyarakat tentang DM juga
sangatlah berpengaruh terhadap bervariasi, baik tentang gejala DM, cara
peningkatan pemulihan glukosa otot ( pencegahan timbulnya DM serta
seberapa banyak otot mengambil terjadinya komplikasi penyakit DM.
glukosa dari aliran darah). Glukosa Kondisi ini menimbulkan minat peneliti
yang tersimpan dalam otot jika untuk mengetahui lebih lanjut

23
Jurnal Keperawatan & Fisioterapi (JKF)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
============================================================================================
Received: 07 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

mengenai ada tidaknya Hubungan ketersediaan calon responden untuk


Gaya Hidup Penderita Diabetes Mellitus ikut serta dalam kegiatan peneliti ini,
Dengan Komplikasi Penyakit Diabetes jika calon responden setuju akan
Mellitus di Puskesmas Tanjung Morawa dilanjutkan dengan penandatanganan
tahun 2017. Tujuan penelitian ini inform consent (formulir persetujuan).
adalah untuk mengidentifikasi gaya Responden kemudian diminta untuk
hidup penderita diabetes mellitus di mengisi kuesioner.
Puskesmas Tanjung Morawa, dan untuk Instrumen penelitian yang
mengidentifikasi komplikasi yang digunakan adalah kuisioner dan format
diderita oleh penderita diabetes observasi. Kuesioner dalam bentuk
mellitus. pertanyaan sehingga responden hanya
perlu memberikan jawaban berupa
2 METODE tanda (√) pada jawaban yang tersedia.
Desain yang digunakan dalam Kuesioner ini terdiri dari dua bagian,
penelitian ini adalah deskriptif kolerasi bagian pertama berisi data demografi
yang bersifat cross sectional yaitu yang meliputi nama, umur, jenis
desain penelitian yang bertujuan untuk kelamin, dan pendidikan terakhir.
mengungkapkan hubungan kolerasi Bagian kedua terdiri dari pertanyaan
antar variabel. Pada penelitian ini, yang bertujuan untuk mengkaji gaya
peneliti mengidentifikasi gaya hidup hidup penderita diabetes mellitus
penderita diabetes mellitus dengan tentang komplikasi penyakit diabetes
terjadinya komplikasi penyakit diabetes mellitus dengan menggunakan skala
mellitus melalui kuesioner. Peneliti Guttman. Format observasi disusun
kemudian menganalisis kedua variabel oleh peneliti berdasarkan literatur
tersebut untuk mengetahui ada tentang komplikasi diabetes mellitus
tidaknya hubungan antara kedua dengan 20 pertanyaan.
variabel tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan pada 3 HASIL PENELITIAN
bulan Oktober 2017 di Puskesmas Berdasarkan penelitian yang
Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung telah dilakukan oleh peneliti maka
Morawa. Populasi dalam penelitian ini hasil penelitian tersebut dapat dilihat
adalah penderita diabetes yang dalam bentuk analisis univariat dan
bertempat tinggal diKelurahan Tanjung bivariat.
Morawa sebanyak 140 orang dengan
tehnik Purposive sampling.
Penelitian ini dilaksanakan
setelah mendapat izin penelitian dari Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Karakteristik Responden
Institut DELI HUSADA Deli Tua. Berdasarkan Umur
Kemudian peneliti mengajukan izin (N = 104 )
tersebut kepada Kepala Puskesmas
Tanjung Morawa. Setelah mendapat
izin dari pihak desa Bangun Rejo,
peneliti menemui calon responden dan
menjelaskan tentang penelitian yang
akan dilaksanakan serta tata cara
pengisian kuesioner. Peneliti meminta

24
Jurnal Keperawatan & Fisioterapi (JKF)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
============================================================================================
Received: 07 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

Umur Frekuensi (%) Frekuensi Gaya Hidup penderita


35-44 20 19,2 diabetes mellitus di bedakan menjadi 2
45-54 30 28,8 kategori dengan gaya hidup tidak baik
55-64 40 38,5 sebanyak 65 responden (62,5 %), gaya
65-74 14 13,5 hidup yang baik sebanyak 39
Jenis Frekuensi (%) responden (37,5 %).
Kelamin
laki-laki 34 32,4 Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Perempuan 70 67,3 Komplikasi Penyakit
Pendidikan Frekuensi (% ) Diabetes Mellitus
(N=104)
SD 50 48,1
SMP 25 24,0 Komplikasi Frekuensi (%)
SMA 20 19,2 Tidak ada 24 23,1
Perguruan 9 8,7 Komplikasi
Tinggi Ada 80 76,9
Pekerjaan Frekuensi (%) Komplikasi
PNS 30 28,8 Total 104 100
Wiraswasta 35 33,7
Pegawai 25 24,0 Frekuensi komplikasi penderita
Swasta diabetes mellitus dibedakan menjadi
DLL 14 13,5 dua kategori dengan tidak ada
Total 104 100 komplikasi sebanyak 24 responden
(23,1 %), ada komplikasi sebanyak 80
Berdasarkan tabel diatas diketahui responden (76,9 %).
bahwa penderita diabetes melitus
dengan umur 55-64 tahun sebanyak 40 Tabel 4 Hubungan Gaya Hidup
orang (38,5%), berdasarkan jenis Penderita Diabetes Melitus
kelamin lebih banyak terjadi pada Dengan Komplikasi
perempuan yaitu sebanyak 70 orang Diabetes Melitus Di
(67,3%), berdasarkan pendidikan Puskesmas Tanjung Morawa
bahwa penderita DM mayoritas (N = 104)
tamatan SD yaitu sebanyak 50 orang Gaya Kom DM
(48,1%) dan berdasarkan pekerjaan Hidup plikasi
mayoritas bekerja sebagai wiraswasta
DM Tdk % Ad % T %
dengan jumlah 35 orang (33,7).
a
Tidak 0 0 65 76 65 76,1
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Gaya Baik
Hidup Penderita Diabetes Baik 24 23,1 15 0,9 39 23,9

Mellitus ( N = 104 ) Total 24 23,1 80 76,9 104 100

Gaya Frekuensi Persen


Hidup (%) Berdasarkan tabel uji silang diatas
Tidak baik 65 62,5 diketahui bahwa penderita diabetes
Baik 39 37,5 melitus dengan gaya hidup tidak baik
Total 104 100,0 seluruhnya mengalami komplikasi
penyakit diabetes melitus yaitu
sebanyak 65 responden (76%), dan
penderita diabetes melitus dengan gaya

25
Jurnal Keperawatan & Fisioterapi (JKF)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
============================================================================================
Received: 07 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

hidup baik lebih banyak tidak ada Hasil penelitian ini relatif sama
komplikasi yaitu sebanyak 24 dengan yang dikemukakan oleh
responden (23,1%). International Diabetes Federation
(IDF), sebesar 90% orang dengan
Tabel 5 Tabulasi Silang Gaya Hidup diabetes biasanya berumur lebih dari
Penderita Diabetes Melitus 50 tahun. Hasil penelian Sarwono
Dengan Komplikasi Penyakit Waspadi membuktikan bahwa DM
Diabetes Melitus Di sering di jumpai pada usia 40 – 65
Puskesmas Tanjung Morawa tahun. Umur adalah salah satu
Tahun 2017 kerentanan terjangkitnya penyakit DM.
Menurut perkembangan Endrokinologi
Value Df Asymp.si Indonesia salah satu faktor resiko
g. (2- dalam DM adalah orang yang berumur
Sided lebih dari 45 tahun (Seisar Komala
Pearson 52,000a 1 ,000 Dewi, 2010).
Chi-
Square Distribusi Frekuensi Karakteristik
Likelihoo 60,393 1 ,000 Responden Berdasrkan Jenis
d Ratio Kelamin
Linear- 51,500 1 ,000
by-linear Karakteristik responden
Associati berdasarkan jenis kelamin
on menunjukkan bahwa jumlah responden
N oF dengan jenis kelamin wanita yaitu 70
Valid 104 responden (67,3 %). Menurut
Cases Sunita Almatser (2010), DM adalah
kumpulan gejala yang timbul pada
Berdasarkan hasil analisa yang telah seseorang yang mengalami
dilakukan dengan uji chi – square peningkatan kadar gula atau glukosa
dengan 𝛼 = 0,05 diperoleh hasil p < darah akibat kekurangan hormon
0,05 atau 0,000 < 0,05 maka Ho insulin baik absolut maupun relatif.
ditolak yang berarti ada hubungan gaya Absolut berarti tidak ada insulin sama
hidup penderita diabetes melitus sekali, sedangkan relatif berarti
dengan komplikasi penyakit diabetes jumlahnya cukup atau memang sedikit
melitus di puskesmas Tanjung Morawa bisa juga daya kerjanya kurang.
Tahun 2017. Metabolisme glukosa dan
hormon insulin yang dibutuhkan oleh
4 PEMBAHASAN tubuh dihasilakan oleh sekelompok sel
Distribusi Frekuensi Karakteristik beta pankreas. Ketika kandungan
Responden Berdasrkan Umur lemak dalam darah meningkat karena
Karakteristik responden faktor makanan yang mengandung
berdasarkan umur menunjukkan bahwa kolesterol, maka hormon insulin lebih
responden terbanyak yang menderita banyak digunakan untuk membakar
diabetes melitus pada usia 55 – 64 lemak tersebut. Akibatnya tubuh
tahun yaitu sebanyak 40 responden kekurangan hormon hormon insulin
(38,5 % ). untuk memperlancar metabolisme gula
dalam darah. Dengan demikian wanita

26
Jurnal Keperawatan & Fisioterapi (JKF)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
============================================================================================
Received: 07 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

cenderung lebih tinggi dibanding laki- Gaya Hidup Penderita Diabetes


laki akibat dari obesitas pada wanita Melitus
lebih tinggi. Gaya Hidup penderita diabetes
melitus di bedakan menjadi 2 kategori
dengan gaya hidup tidak baik sebanyak
65 responden (62,5 %), gaya hidup
Distribusi Frekuensi Karakteristik yang baik sebanyak 39 responden
Responden Berdasrkan Pendidikan (37,5 %). Hasil penelitian sesuai
Karakteristik responden dengan teori yang dikemukakan oleh
berdasarkan pendidikan menunjukkan Vitahealth (2009) yang menyatakan
bahwa jumlah responden penderita bahwa penyebab utama diabetes di era
diabetes melitus dengan pendidikan globalisasi adalah perubahan gaya
terbanyak pada SD yaitu 50 responden hidup. Wajah Asia secara harafiah telah
(48,1 %). Menurut Seisar Komala berubah, dan salah satu aspek yang
Dewi, ada hubungan dengan paling menonjol adalah tingginya
meningkatnya tingkat pendidikan konsumsi makanan gaya berat.
seseorang lebih cenderung menerima Makanan gaya berat ini bisa di
dirinya sebagai orang sakit bila ia personifikasikan dengan jaringan
mengalami gejala tertentu dari pada restoran cepat saji yang tinggi gula
kelompok masyarakat yang seperti KFC, Mc. Donald’s, Pizza Hut.
berpendidikan rendah. Menurut Naskah Diabetes Melitus
(2010), makanan cepat saji cenderung
Distribusi Frekuensi Karakteristik memiliki IG (Indeks glikemik), yang
Responden Berdasarkan Pekerjaan tinggi karena memiliki kadar lemak
Karakteristik responden yang tinggi, mengandung energi yang
berdasarkan pekerjaan penderita tinggi, mengandung kadar fruktosa
diabetes melitus menunjukan bahwa yang tinggi namun kadar vitamin,
jumlah responden dengan pendidikan micro nutrien, kalsium lebih rendah.
terbanyak pada wiraswasta yaitu 35
responden (33,7%). Hasil penelitian ini Distribusi Frekuensi Komplikasi
sesuai dengan Pusat Diabetes FKUI Penyakit Diabetes Melitus
bahwa peningkatan kemakmuran atau Frekuensi komplikasi penderita
perekonomian suatu negara atau diabetes melitus dibedakan menjadi
individu juga berdampak tingginya dua kategori dengan tidak ada
angka kejadian DM. Hal ini dibuktikan komplikasi sebanyak 24 responden
dengan penelitian yang dilakukan (23,1%), ada komplikasi sebanyak 80
Mauritus, suatu negara kepulauan yang responden (76,9%). Hasil penelitian
penduduknya terdiri dari berbagai sesuai dengan teori yang dikemukakan
macam kelompok yang hasilnya oleh Vitahealth (2009) yang
menunjukkan bahwa prevelensi DM menyatakan bahwa penyebab utama
jauh lebih tinggi dari gold standart, diabetes serta komplikasinya adalah
padahal di negara asalnya pravelensi perubahan gaya hidup, kurangnya
DM sangat rendah. Hal ini disebabkan aktivitas, berolah raga serta pola
karena ekonomi di Mauritus lebih baik makan yang berat atau cepat saji.
dari pada negara asalnya.
Hubungan Gaya Hidup Penderita
Diabetes Melitus Dengan

27
Jurnal Keperawatan & Fisioterapi (JKF)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
============================================================================================
Received: 07 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

Komplikasi Penyakit Diabetes pencegahan terhadap komplikasi DM


Melitus diantaranya penatalaksanaan
Berdasarkan tabel uji silang hipoglikemia, pencegahan terjadinya
diatas diketahui bahwa penderita ganggren pada kaki, pemberian obat-
diabetes melitus dengan gaya hidup obatan DM dan cara injeksin insulin,
tidak baik seluruhnya mengalami cara monitoring dan pengukuran
komplikasi penyakit diabetes melitus glukosa darah secara mandiri. Peneliti
yaitu sebanyak 65 responden (76%), mengharapkan kepada pihak
dan penderita diabetes melitus dengan puskesmas untuk lebih meningkatkan
gaya hidup baik lebih banyak tidak ada mengenai pemberian pendidikan
komplikasi yaitu sebanyak 24 kesehatan kepada seluruh masyarakat
responden (23,1%). khususnya penderita diabetes melitus.
Berdasarkan hasil analisa yang Peneliti juga mengharapkan kepada
telah dilakukan dengan uji chi – square penderita untuk lebih mengikuti
dengan α = 0,05 diperoleh hasil p < anjuran yang telah diberikan oleh pihak
0,05 atau 0,000 < 0,05 maka Ho puskesmas atau pihak medis setempat.
ditolak yang berarti ada hubungan
pengetahuan penderita diabetes DAFTAR PUSTAKA
melitus dengan komplikasi penyakit
diabetes melitus di Puskesmas Tanjung Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi
Morawa Tahun 2017. Analisis Multivariate dengan
Hasil penelitian sesuai dengan Program IBM SPSS 21 Update
teori Soegondo dkk (2012), yang PLS Regresi. Semarang : Badan
menyatakan bahwa ada hubungan Penerbit Universitas Diponegoro.
antara gaya hidup penderita diabetes Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode
melitus dengan komplikasi penyakit Penelitian Keperawatan dan
diabetes melitus jika di liat dari gaya Teknik Analisa Data. Jakarta :
hidup, pola makan aktifitas sehari – Salemba Medica.
hari serta pekerjaan setiap individu. Junaidi, Iskandar. (2010). Kencing
Manis. Jakarta : PT.Bhuana Ilmu
5 KESIMPULAN Populer.do
Notoatmodjo, soekidjo. (2009).
Penelitian yang telah dilakukan Metedelogi Penelitian
peneliti mengenai hubungan gaya Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
hidup penderita diabetes melitus Cipta.
dengan komplikasi penyakit diabetes Notoatmodjo, Soekidjo. (2010).
melitus maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan dan Perilaku
hal penting yang harus dilakukan pada Kesehatan Edisi I. Jakarta:
pasien dengan DM adalah pendidikan PT.Rineka Cipta.
kesehatan. Beberapa hal penting yang Nursalam. (2008). Konsep dan
perlu disampaikan pada pasien DM Penerapan Metedelogi Penelitian
adalah penyakit DM yang meliputi Ilmu Keperawatan. Jakarta :
pengertian, tanda dan gejala, Medika
penyebab, patofisiologi dan test Setiadi, (2010). Konsep dan Penulisan
diagnosis, diet dan manajemen diet Riset Keperawatan Edisi I.
pada pasien DM, Aktivitas sehari-hari Yogyakarta : Graha Ilmu.
termasuk latihan dan olahraga,

28
Jurnal Keperawatan & Fisioterapi (JKF)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
============================================================================================
Received: 07 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

Soewondo, pradana. (2012). Hidup


Sehat dengan Diabetes. Jakarta
: Balai Penerbit FKUI.
Suyono, Selamet, dkk. (2009).
Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terpadu Edisi II. Jakarta
: Balai Penerbit FKUI.
Tarwoto, dkk. (2014). Keperawatan
Medical Bedah Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta : Trans Info
Media.

29

You might also like