Zaqar Dan Neqebah Laki-Laki Dan Perempua

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

1|Buletin IJI Vol 4/Februari 2016

ZAQAR DAN NEQEBAH (LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN)


SEBAGAI PENANDA KEBERLANSUNGAN REPRODUKSI
MANUSIA DI BUMI
DAN MANDAT MENGELOLA BUMI SEISINYA

Teguh Hindarto

---------------------------------------------------------------

Saat Tuhan YHWH menciptakan manusia, Dia bersabda:

‫ויברא אלהים את־האדם בצלמו בצלם אלהים ברא אתו זכר ונקבה ברא אתם‬
‫ויברך אתם אלהים ויאמר להם אלהים פרו ורבו ומלאו את־הארץ וכבׁשה ורדו‬
‫בדגת הים ובעוף הׁשמים ובכל־חיה הרמׂשת על־הארץ׃‬

(wayibra Elohim et ha Adam betsalmo betselem Elohim, bara oto


zakar uneqevah bara otam. Wayevarek otam Elohim wayyomer lahem
Elohim, pru urevu umilu et haarets ukivsuha uredu bidgat khayim uve‟of
hashamayim uvekol khayah haromeshet „al haarets - Maka Tuhan
2|Buletin IJI Vol 4/Februari 2016

menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Tuhan


diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Tuhan memberkati mereka, lalu Tuhan berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi - Kej 1:27-28).
Melalui pembacaan teks di atas, kita akan menelaah beberapa hal penting
sbb:

Makna Istilah “Adam”

Sebutan “ha Adam” (‫ )האדם‬dalam bahasa Ibrani memiliki beberapa


pengertian. Pertama, menunjuk pada “Manusia” yang diciptakan Tuhan
baik laki-laki maupun perempuan, sebagaimana dijelaskan dalam Kejadian
1:27. Hal ini ditegaskan kembali dalam Kejadian 5:2 sbb:
‫( זכר ונקבה בראם ויברך אתם ויקרא את־ׁשמם אדם ביום הבראם‬zaqar uneqebah
beraam wayevarek otam wayiqra et shemam Adam, beyom hibaram - laki-
laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati mereka dan
memberikan nama „Manusia‟ kepada mereka, pada waktu mereka
diciptakan). Kedua, menunjuk pada manusia laki-laki pertama yang
diciptakan Tuhan sebagaimana dikatakan: ‫וייצר יהוה אלהים את־האדם עפר‬
‫( מן־האדמה ויפח באפיו נׁשמת חיים ויהי האדם לנפׁש חיה‬wayitser YHWH Elohim et
ha Adam afar min ha Adamah, wayipakh beapaiw nishmat khayim wayehi
ha Adam lenefesh khayah - ketika itulah YHWH Tuhan membentuk
manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup – Kej
2:7). Ketiga, menunjuk pada nama diri manusia laki-laki setelah bagian
dalam dirinya (rusuknya) diambil dan diciptakan menjadi pasangan
hidupnya sebagaimana dikatakan, ‫ויׁשמעו את־קול יהוה אלהים מתהלך בגן לרוח‬
‫( היום ויתחבא האדם ואׁשתו מפני יהוה אלהים בתוך עץ הגן׃‬wayishme‟u et qol
YHWH Elohim mithalek bagan, leruakh hayom, wayyithabe ha Adam
weishtto mipeney YHWH Elohim betok ets hagan - Ketika mereka
mendengar bunyi langkah YHWH Tuhan, yang berjalan-jalan dalam
taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya
itu terhadap YHWH Tuhan di antara pohon-pohonan dalam taman – Kej
3:8).
3|Buletin IJI Vol 4/Februari 2016

Arti nama “Adam” sendiri sebagaimana dijelaskan dalam Kejadian


2:7 berasal dari kata “Adamah” yang artinya “tanah”. Adapun nama istri
Adam dinamai oleh Adam dengan sebutan “Khawah” yang artinya
“kehidupan” sebagaimana dikatakan, ‫ויקרא האדם ׁשם אׁשתו חוה כי הוא היתה אם‬
‫( כל־חי‬wayyiqra ha Adam shem ishtto Khawah, ki hi hayeta im kol khay -
Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang
menjadi ibu semua yang hidup – Kej 3:20).

Makna Istilah “Gambar dan Rupa Tuhan”

Dalam Kejadian 1:26 dikatakan, “wayyomer Elohim, naasyeh


adam betsalmenu kidemutenu…” (dan berfirmanlah Tuhan, marilah kita
menjadikan manusia berdasarkan gambar dan keserupaan dengan Kita).
Kata Ibrani “tselem” (‫ )צלמ‬bermakna “gambar/lukisan yang menyerupai
aslinya” (1 Sam 6:5), “patung yang menyerupai aslinya” (Bil 33:52, Yekhz
16:17). Septaginta menerjemah “tselem” dengan “eikona” (εικονα -
gambar). Sementara kata “demut” (‫ )דמות‬bermakna “keserupaan atau
kemiripan dengan aslinya” (Yekhz 8:2, 2 Rak 16:10), “setara dengan
aslinya” (Yes 40:18). Septuaginta menerjemahkan demut dengan
“homoisin” (ομοιωσιν - kemiripan, kesehakikatan).

Arti bahwa manusia adalah gambar dan keserupaan dengan Tuhan,


bahwa manusia merupakan mahluk ciptaan yang menampilkan kemuliaan
Tuhan. Kemuliaan Tuhan tersebut, nampak dalam tiga perkara, yaitu:
Pertama, hakikat manusia, yaitu ciptaan yang bukan terdiri dari unsur
tanah belaka namun yang dihembusi “nefhes khaya” (nafas kehidupan)
oleh Tuhan. Dalam Kejadian 2:7 dikatakan, “wayyitser Yahweh et ha adam
afar min ha adaman, wayipakh beapaiw nishmat khayim, wayehi haadam
lenefesh khaya”. Manusia dicipta dari unsur tanah, namun dia mulia karena
dihembusi nafas Tuhan, sehingga dia menjadi jiwa yang hidup. Manusia
bukan sekedar mahluk yang ada hanya karena dikatakan “yehi” (ada) maka
“yehi” (ada) seperti binatang dan tummbuhan. Manusia dibentuk dan
diambil dari unsur bumi namun diberi kemuliaan karena memiliki
“nishmat Elohim” atau “nafas Tuhan”. Inilah yang menyebabkan manusia
memiliki dua kesadaran, yaitu kesadaran akan Tuhan di dalam batin atau
rohnya dan kesadaran akan alam semesta di dalam jiwa serta pancaindra
4|Buletin IJI Vol 4/Februari 2016

tubuhnya. Kedua, mandat manusia, yaitu menerima mandat penatalayanan


bumi dan mengelolanya, baik darat dan lautan. Dikatakan dalam Kejadian
1:26 sbb: “…wayirddu bidgat hayyam ubeof hashamayim uvabehema
uvekal haarets uvekal haremesy haromesy al ha arets” (supaya mereka
berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak
dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di
bumi). Ayat ini adalah sebuah mandat yang diberikan pada manusia
sebagai ciptaan yang mulia untuk “memerintah” (rada) atas bumi dan
seisinya sesuai dengan hakikat dirinya sebagai ciptaan yang mulia dan
bukan “mengeruk kekayaan alam sepuas-puasnya”.

Makna “Zaqar” dan “Neqebah”

Saat Tuhan menciptakan manusia menurut Rupa dan Gambar-Nya,


mereka telah dibedakan berdasarkan jenis kelamin mereka sebagaimana
dikatakan, ‫ויברא אלהים את־האדם בצלמו בצלם אלהים ברא אתו זכר ונקבה ברא אתם׃‬
(wayibra Elohim et ha Adam betsalmo betselem Elohim, bara oto zakar
uneqevah bara otam - Maka Tuhan menciptakan manusia itu menurut
gambar-Nya, menurut gambar Tuhan diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka, Kej 1:27). Menariknya, jika
pembedaan jenis kelamin manusia dibedakan dengan istilah “zakar” (‫)זכר‬
dan “neqebah” (‫ )נקבה‬dalam Kejadian 1:27, maka dalam Kejadian 2:23
dipergunakan istilah “ish” (‫ )איׁש‬dan “ishah” (‫)אׁשה‬, sebagaimana dikatakan:
‫ויאמר האדם זאת הפעם עצם מעצמי ובׂשר מבׂשרי לזאת יקרא אׁשה כי מאיׁש לקחה־זאת‬
(wayyomer ha Adam, zot hapa‟am etsem meatsamay ubasyar mibeshari,
lezot yiqqare ishah, ki meish luqohah zot - Manusia itu memberi nama
Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup).

Apa perbedaan antara “zakar” dan “neqebah” (Kej 1:27) dan “ish”
dan “ishah” (Kej 2:23)? Istilah “zakar” dan “neqebah” lebih menunjuk
pada fungsi seksual serta organ reproduksi sementara istilah “ish” dan
“ishah” lebih menunjuk pada pasangan dari seseorang yang bersifat setara,
sejajar, sederajat. Kita akan buktikan bahwa istilah “zakar” dan “neqebah”
lebih menunjuk pada fungsi seksual serta organ reproduksi, karena kedua
istilah ini bukan hanya ditujukan pada manusia belaka melainkan pada
hewan sebagaimana dikatakan: “Dan dari segala yang hidup, dari segala
5|Buletin IJI Vol 4/Februari 2016

makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam


bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau;
jantan dan betina harus kaubawa” (Kej 6:19). Perhatikan frasa “jantan dan
betina harus kaubawa” dipergunakan ‫( זכר ונקבה יהיו‬zakar uneqevah yihyu).
Dengan demikian istilah “zakar” dan “neqebah” dapat dipergunakan untuk
manusia dan hewan serta ditujukkan untuk menamai organ dan fungsi
seksual mahluk ciptaan Tuhan, entah manusia ataupun hewan.

Sementara istilah “ish” dan “ishah” hanya dipergunakan untuk


manusia dan bermakna suatu pasangan yang menjalin relasi atau hubungan
yang setara, sederajat. Oleh karenanya kemudian istilah “ish” dan “ishah”
bukan hanya diterjemahkan laki-laki dan perempuan namun “suami” dan
“istri” sebagaimana dikatakan: “Sebab itu seorang laki-laki (‫ איׁש‬- ish)
akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya
(‫ אׁשה‬-ishah), sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kej 2:24).

Secara filosofis istilah “ish” dan “ishah” mengandung makna


bahwa keduanya tidak akan lengkap dan utuh jika tidak ada kehadiran satu
dengan yang lainnya. Manusia laki-laki dan perempuan saling melengkapi
satu dengan yang lainnya, khususnya dalam ikatan pernikahan. Kehadiran
manusia laki-laki dan perempuan yang saling melengkapi satu sama lain
dirumuskan kembali dalam Kejadian 2:18 sbb: "Tidak baik, kalau manusia
itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang
sepadan dengan dia." Apa arti “penolong yang sepadan?”. Untuk
mendapatkan pemahaman mengenai istilah tersebut kita merujuk pada teks
berbahasa Ibrani yang menuliskan dengan istilah ezer kenegdo (‫ )עזר כנגדו‬.
Kata Ibrani ezer (‫ )עזר‬muncul dan diterjemahkan dalam Kitab Suci menjadi
“penolong” namun tidak pernah satupun mengindikasikan hubungan yang
bersifat hirarkhis dan manipulatif serta penundukkan (1 Raj 20:16, 2 Raj
14:26, Ayb 29:12, Mzm 30:11, Yes 31:3). Kata Ibrani yang menunjukkan
sifat hirarkhis dan ketundukkan adalah eved (hamba, budak -Kel 21:2,
Mzm 116:16) dan shifkhat (hamba,pembantu, budak perempuan - Kej
16:3). Banyak orang yang memahami perempuan, istri sebagai obyek dari
laki-laki, suami. Obyek hawa nafsu seksual, obyek pemerasan, obyek
kekerasan, obyek penindasan, obyek penipuan, dll. Namun Kitab Kejadian
2:18 memberikan penegasan bahwa perempuan, istri bukan obyek. Dia
6|Buletin IJI Vol 4/Februari 2016

subyek dalam rumah tangga yang setara dengan lelaki, suami. Kata neged
dalam frasa ezer kenegdo, bermakna “di hadapan”, “sesuai”, “cocok”.

Maka arti kehadiran perempuan dalam rumah tangga seorang lelaki


adalah penolong, pendamping yang sejajar, setara, sesusai, cocok dengan
dirinya (Band. Istilah Ish: Laki-laki dan Ishah: Perempuan). Dengan kata
lain, keberadaan lelaki, suami, tanpa seorang perempuan, istri tidaklah
lengkap. Kehadiran perempuan dalam kehidupan lelaki adalah untuk
melengkapi kekurangan lelaki. Memperlakukan perempuan sebagai pribadi
yang dikuasai sepenuhnya, perlakuan kasar, perlakuan represif justru
menempatkan perempuan menjadi eved (hamba, pembantu, budak). Laki-
laki, suami harus memperlakukan istrinya sebagai ezer kenegdo dalam
mendayung bahtera rumah tangga dan menyelesaikan semua persoalan-
persoalan dalam hidup karena keberadaan keduanya saling melengkapi dan
saling mengisi seperti ungkapan syair berikut: “Wanita diciptakan dari
tulang rusuk pria/ bukan dari kepalanya untuk menjadi atasan/ bukan pula
dari kaki untuk dijadikan alas,/ melainkan dari sisinya (tulang rusuk)
untuk menjadi mitra sederajat/ dekat pada lengannya tuk dilindungi / dan
dekat dihatinya tuk dicintai….. .”

Perintah Bereproduksi, Memenuhi, Menaklukkan Bumi

Tujuan Tuhan YHWH menciptakan manusia dengan jenis kelamin


yang berbeda adalah untuk bereproduksi dan menghasilkan generasi
penerus yang diistilahkan dengan kata Ibrani “pru” (‫ )פרו‬atau “berbuah”
yang oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) diterjemahkan dengan
“beranak cuculah”. Generasi yang dihasilkan oleh manusia laki-laki dan
perempuan akan “memenuhi bumi” yang dipergunakan bahasa Ibrani
“milu” (‫ )מלאו‬yang artinya “penuh”. Generasi yang semakin banyak dan
memenuhi bumi ini menerima mandat untuk mengelola bumi dengan
istilah “kivshuha uredu” (‫ )וכבׁשה ורדו‬yang secara literal dapat
diterjemahkan, “taklukan dan memerintahlah atas bumi”. Apa yang kita
lihat hari ini memperlihatkan kebenaran sabda Tuhan bahwa manusia telah
berhasil menaklukan dan menguasai, mengendalikan, mengatur,
7|Buletin IJI Vol 4/Februari 2016

memerintah bumi ciptaan Tuhan melalui perkembangan pengetahuan dan


teknologi, sekalipun melalui pengetahuan dan teknologi pula manusia
mulai merasa menjadi dewasa dan ingin menjauhkan Tuhan dari kehidupan
mereka sehari-hari sebagaimana yang terjadi di dunia Barat paska
Renaisance (Abad 15 Ms) dan Aufklarung (Abad 18 Ms).

“Zaqar” (laki-laki) dan “Neqevah” (perempuan) adalah prasyarat


keberlangsungan reproduksi manusia di bumi. Manusia tidak akan mampu
memenuhi bumi dan menaklukan dan menguasai serta memerintah bumi
jika organ reproduksinya sejenis saja. Oleh karena itulah Tuhan
menciptakan manusia itu berpasangan dan berlainan jenis organ seksual
dan reproduksi serta disebut dengan laki-laki dan perempuan. Sebagai
manusia yang diciptakan berdasarkan “Gambar” dan “Rupa” Tuhan,
marilah kita memenuhi dan menaklukan bumi melalui ilmu pengetahuan
dan teknologi sebagai anugrah Tuhan yang telah dipercayakan pada kita
dengan tujuan membawa manfaat bagi banyak orang dan bukan untuk
merusak alam ciptaan Tuhan. Perintah “menaklukan dan berkuasa atas
bumi” bukan bermakna melakukan eksplorasi habis-habisan kekayaan
alam dengan mengabaikan keberlangsungan dan keberlanjutan ekologis
demi tujuan penumpukkan kapitalistik yang masif dan rakus. Perintah
“menaklukan dan berkuasa atas bumi” bermakna kita berkewajiban
mengeksplorasi dan mengelola kekayaan alam demi keberlangsungan
kehidupan umat manusia dan bukan demi kebinasaan umat manusia.
8|Buletin IJI Vol 4/Februari 2016

INDONESIAN JUDEOCHRISTIANITY INSTITUTE

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) adalah organisasi yang


didirikan dengan maksud dan tujuan sbb:

1. Menghadirkan Kekristenan dengan corak Semitik Yudaik sebagai


akar historisnya. Corak Semitik Yudaik tersebut dijabarkan dalam
Pokok Keimanan (Akidah/Emunah) dan Tata Peribadatan
(Ibadah/Avodah) serta Perilaku Hidup (Akhlaq/Halakah)

2. Mengisi kesenjangan materi terkait Yudaisme sebagai akar


Kekristenan awal, dalam berbagai kajian dan kurikulum Teologi

3. Melakukan berbagai kajian kritis dan teologis terhadap Kitab Suci


dengan pola pikir Ibrani

4. Menghadirkan penafsiran baru terhadap Torah dan relevansinya


terhadap Kekristenan masa kini

5. Melakukan kajian-kajian mengenai hubungan Kekristenan awal


dengan kebudayaan Semitik

6. Memperkokoh Teologi Judeochristianity


9|Buletin IJI Vol 4/Februari 2016

7. Membantu pemerintah dalam pembangunan mental dan spiritual


bangsa dalam rangka pembinaan manusia Indonesia seutuhnya

Sebelumnya organisasi ini bernama Forum Studi Mesianika (FSM).


Berdasarkan rapat anggota yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2012
lalu, maka Forum Studi Mesianika (FSM) berganti nama menjadi
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI).

Salah satu usaha untuk mencapai beberapa tujuan di atas diantaranya


adalah menerbitkan buletin berkala sebagai wujud komunikasi dan
pembelajaran anggota IJI.

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI)

Email: derekhatov@gmail.com

Website: www.messianic-indonesia.com (www.hrti.co.za)

Facebook:Messianic Indonesia (Indonesian Judeochristianity Institute)

Donasi dan Informasi: 081327274269

You might also like