Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

https://journal.trunojoyo.ac.

id/juvenil Juvenil

Volume 2, No. 4, 2021

ISSN 2723-7583 (Online)


ANALISA KADAR PROKSIMAT PADA Thalassia Hemprichi DAN Galaxaura Rugosa
DI KABUPATEN BANGKALAN
PROXIMATE ANALYSIS OF Thalassia hemprichii AND Galaxaura rugosa IN BANGKALAN
DISTRICT

Hilmy Naufal Hidayat dan Insafitri*

Prodi Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas trunojoyo Madura Kamal, Kabupaten Bangkalan

*Corresponden author email: insafitri@yahoo.com

Submitted: 25 November 2021 / Revised: 27 December 2021 / Accepted: 28 December 2021

http://doi.org/10.21107/juvenil.v2i4.12565

ABSTRAK

Kabupaten Bangkalan merupakan suatu daerah yang terletak di provinsi Jawa Timur, yang tepatnya
berada pada pulau Madura. Daerah Bangkalan memiliki berbagai macam aneka tumbuhan laut di
antaranya rumput laut, lamun, dan juga tanaman yg hidup di daratan pesisir. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan proksimat Thalassia hemprichii dan Galaxaura rugosa meliputi air, abu,
lemak, protein, serat dan karbohidrat pada lokasi yang sama. Pengambilan sampel dilakukan pada
lokasi yang sama dan satu stasiun dengan tiga kali pengulangan, dilakukan pengukuran data parameter
kualitas perairan yang meliputi kecerahan, suhu, salinitas, potentional hydrogen (pH), arus dan oxygen
terlarut (DO). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kandungan proksimat kadar air, abu,
lemak, protein, serat dan karbohidrat. Hasil rata-rata proksimat kadar air Thalassia hemprichii yaitu
16,67% ; kadar abu 69,33% ; kadar lemak 1,25% ; kadar protein 3,21% ; kadar serat 4,96% ; kadar
karbohidrat 9,54% . Sedangkan untuk Galaxaura rugosa memperoleh rata-rata proksimat kadar air
16,00% ; kadar abu 43,11% ; kadar lemak 1,24% ; kadar protein 2,33% ; kadar serat 2,18% ; kadar
karbohidrat 37,31%..

Kata Kunci: Kabupaten Bangkalan, Analisa Proksimat, Lamun, dan Makroalga.

ABSTRACT

Bangkalan Regency is an area located in the province of East Java, which is precisely on the island of
Madura. Bangkalan Regency has a wide variety of marine plants including seaweed, seagrass, and
also plants that live on the coastal land. This study aims to determine the proximate differences between
Thalassia hemprichii and Galaxaura rugosa including water, ash, fat, protein, fiber and carbohydrates
at the same location. Sampling was carried out at the same location and at one station with three
repetitions, the water quality parameter data measured included brightness, temperature, salinity,
potential hydrogen (pH), current and dissolved oxygen (DO). The results showed that there were
differences in the results of the analysis of the concentration of proximate content in water, ash, fat,
protein, fiber and carbohydrate content. The results obtained proximate average water content of
16.67%; ash content 69.33% ; fat content 1.25% ; protein content 3.21%; fiber content 4.96%;
carbohydrate content of 9.54% for Thalassia hemprichii samples. Meanwhile, Galaxaura rugosa
obtained an average proximate water content of 16.00%; ash content 43.11% ; fat content 1.24% ;
protein content 2,33%; fiber content 2.18%; carbohydrate content of 37.31%.

Keywords: Bangkalan Regency, Proximate Analysis, Seagrass, and Macroalgae

PENDAHULUAN pesisir. Setyobudiandi et al., (2009),


menjelaskan bahwa tanaman yang tergenang
Kabupaten Bangkalan merupakan suatu atau berada pada daerah pasang surut disebut
daerah yang terletak di provinsi Jawa Timur, rumput laut, namun ada juga tanaman
yang tepatnya berada pada pulau Madura. berbunga yang hidup di bawah permukaan air
Daerah Bangkalan memiliki berbagai macam laut yang biasa disebut lamun. Costa et al.,
aneka tumbuhan laut di antaranya rumput laut, (2018) menjelaskan bahwa sumberdaya di
lamun, dan juga tanaman yg hidup di daratan Indonesia terutama di laut memiliki kandungan

307
Juvenil, 2(4), 307-317, (2021)
nutrisi cukup tinggi. Alga atau ganggang (Artama, 2001). Perairan pantai sepuluh
(seaweed) merupakan organisme sederhana memiliki banyak ekosistem rumput laut seperti
yang memiliki klorofil dengan ukuran Lamun Thalassia hemprichii dan makroalga
mikroskopis hingga multiseluler. Alga memiliki Galaxsaura rugosa. Penelitian dilakukan untuk
bentuk tubuh yang tidak mengalami mengetahui kandungan proksimat pada
diferensiasi dan tidak memiliki akar maupun Lamun Thalassia hemprichii dan makroalga
daun sejati. Alga merah lebih banyak Galaxsaura rugosa. Penelitian ini perlu
melakukan aktivitas lebih dibandingkan alga dilakukan karena masih belum ada penelitian
lainnya. Alga merah memproduksi senyawa proksimat pada perairan Desa Prancak pantai
kimia yang dikenal sebagai hidrokoloid. Sepuluh. Analisa kadar proksimat dilakukan
Hidrokoloid merupakan larutan yang untuk mengetahui kadar nutrisi pada tanaman
membentuk gel yang dapat terlarut dalam air Lamun Thalassia hemprichii dan makroalga
(Panden et al., 2019). Di samping alga, Galaxsaura rugosa. Sehingga penelitian pada
terdapat nutrisi yang dapat di manfaatkan Thalassia hemprichii dan Galaxaura rugosa
lainnya contohnya seperti lamun. yang di ambil dari perairan yang bertempat di
Desa prancak, Kecamatan Sepuluh,
Tanaman lamun adalah tumbuhan yang Kabupaten Bangkalan menjadi lebih baik.
memiliki bunga, akar, batang, daun dan buah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
yang hidup pada perairan dangkal (Tangke, mengetahui dan membandingan kandungan
2010). Perbedaan lamun dengan alga laut proksimat pada Thalassia hemprichii dan
lainnya yaitu bunga, buah, daun, batang dan Galaxaura rugosa di Desa Prancak.
akarnya dapat terlihat jelas. Pesisir memiliki
sinar matahari yang cukup hingga menembus
dasar perairan, sehingga kaya akan nutrien MATERI DAN METODE
yang diperoleh dari laut dan darat. Lingkungan Waktu dan Tempat
tersebut membantu lamun memperoleh nutrisi
yang cukup tinggi yang berguna untuk perairan Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal
disekitarnya (Kamaruddinet et al., 2016). 01 dan 15 september 2020 di perairan Desa
Berdasar perbedaan morfologi tersebut maka Prancak, Kecamatan Sepuluh, Kabupaten
perlu dikajiperbandingan proksimat antara Bangkalan. Pengujian kadar proksimat
algaeGalaxaura rugosa dan lamun Thalassia dilakukan pada tanggal 28 september 2020.
hemprichii. Proksimat merupakan suatu Pengujian kadar proksimat dilakukan di
metode analisa kimia yang digunakan untuk Laboraturium dasar Universitas Trunojoyo
mengetahui kandungan nutrisi di antaranya Madura. Berikut adalah peta penelitian
karbohidrat, protein, lemak dan juga serat pengambilan sampel terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

308
Hidayat dan Insafitri, Analisa Kadar Proksimat pada Thalassia
Metode Penelitian %𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = 𝐹𝐾 × %𝑁……………………….(4)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini Keterangan FK: Faktor Koreksi; Titrasi formol:
meliputi 2 langkah yaitu metode pengamatan julmah titrasi sampel – jumlah titrasi blanko; G
secara langsung (lapang) dan pengamatan di bahan: berat bahan; N NaOH: Konsentrasi
laboraturium. Pengamatan secara langsung NaOH
yaitu berupa pengambilan sampel yang
dilakukan di satu lokasi dan dua titik di Desa Analisis Kadar Lemak
Prancak, Kacamatan Sepuluh, Kabupaten
Bangkalan. Metode pengamatan secara Analisis kadar lemak menurut AOAC (2005),
langsung di lapang meliputi pengambilan dapat diketahui di bawah ini yaitu:
sampel makroalga dan lamun, parameter (𝑎−𝑏)
%𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 = × 100%............................(5)
lingkungan yang meliputi kualitas air, oksigen 𝑐
terlarut, salinitas, suhu, kecerahan, derajat Keterangan b: berat kertas saring + tali; a: berat
keasaman, substrat. Pengamatan di lemak setelah diekstraksi; c: berat sampel
laboraturium meliputi analisa kadar air, analisa
kadar lemak, analisa kadar protein, analisa Analisis Kadar Serat
kadar abu, analisa kadar serat.
Analisis kadar serat menurut Sudarmadji et al
Analisa Proksimat (2010), dapat diketahui di bawah ini yaitu:
Analisa proksimat di bagi menjadi beberapa %𝑠𝑒𝑟𝑎𝑡 = (𝑏 − 𝑎) × 100%.............................(6)
tahapan yaitu kadar air, kadar abu, kadar
protein, kadar lemak, kadar serat dn kadar Keterangan a: berat serat; b: berat sampel
karbohidrat (AOAC, 1970). Prosedur analisa
proksimat pada Thalassia hemprichi dan Analisis Kadar Karbohidrat
Galaxaura rugosa dapat di ketahui di bawah ini
Analisis kadar karbohidrat menurut Winarno
antara lain:
(1992), dapat diketahui di bawah ini yaitu:
Analisis Kadar Air Analisis kadar karbohidrat dihitung dengan
cara perhitungan kasar (analisis proksimat)
Analisis kadar air menurut AOAC (1995), dapat atau yang isebut Carbohydrate by Difference.
diketahui di bawah ini yaitu: Karbohidrat dapat diketahui melalui formulasi
sebagai berikut :
(𝑎−𝑏)−(𝑐−𝑏)
%𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100%...............(1) Kadar karbohidrat ; 100% - % (protein + lemak
𝑑
+ air +
Keterangan a: berat sebelum pengeringan abu)……………………………..……………..(7)
(Sampel + cawa); b: berat cawan; c: berat
Hasil perhitungan kemudian dapat digunakan
sesudah pengeringan (sampel +cawan); d:
sebagai hasil dari kadar karbohidrat.
berat sampel
Analisa Data
Analisis Kadar Abu
Analisa data diperlukan untuk mendapatkan
Analisis kadar abu menurut SNI 01-2891
kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan.
(1992), dapat diketahui di bawah ini yaitu:
Hasil analisa kandungan proksimat antara
(𝑎−𝑏)−(𝑐−𝑏) Thalassia hemprichii dan Galaxaura rugosa
%𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 = × 100%.............(2) ditampilkan dalam bentuk tabel yang nantinya
𝑑
akan dibandingkan menggunakan uji T
Keterangan a: berat sebelum pengeringan (Independent-Sampel Test). Uji T digunakan
(Sampel + cawa); b: berat cawan; c: berat untuk mencari perbedaan hasil. Pemilihan Uji T
sesudah pengeringan (sampel +cawan); d: untuk sampel tidak berpasangan (Independent-
berat sampel Samples T test) digunakan untuk menganalisis
ada tidaknya perbedaan rata-rata untuk dua
Analisis Kadar Protein sampel tidak berhubungan, yaitu sampel
dengan subjek yang berbeda tetapi memeroleh
Analisis kadar protein menurut Sudarmadji et
perlakuan yang sama. Berdasarkan hasil data
al (2010), dapat diketahui di bawah ini yaitu:
𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑓𝑜𝑟𝑚𝑜𝑙
%𝑁 = 𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ×1000
× 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 × 14,008 ×
100%.........................................................(3)

309
Juvenil, 2(4), 307-317, (2021)
penelitian ini dilakukan uji apakah terdapat diterima, jadi kandungan nutrisi alga coklat
perbedaan hasil kandungan proksimat pada Sargassumcrassifolium pada kedua lokasi
Thalassia hemprichii dan Galaxaura rugosa tidak berbeda nyata.
pada lokasi yang sama dan jenis yang berbeda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Signifikansi adalah sebagai berikut:
a. Nilai probabilitas atau Sig < 0,05 maka H0 Hasil kandungan kadar air, kadar abu, kadar
ditolak, artinya kandungan nutrisi alga coklat protein, kadar lemak, kadar serat, kadar
Sargassumcrassifolium pada kedua lokasi karbohidrat pada jenis Thalassia hemprichii
berbeda nyata. dan Galaxaura rugosa dari perairan prancak
b. Nilai probabilitas atau Sig > 0,05 maka H0 bisa dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil analisa kadarProksimatThalassia hemprichii dan Galaxaura rugosa
Kandungan %
Jenis Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar
Air Abu lemak Protein Serat Karbohidrat
Thalassia
hemprichii 16.67 69.33 1.25 3.21 4.96 9.54
±SD 1.15 1.46 0.01 1.01 2.03 1.24

Galaxaura
rugosa 16.00 43.11 1.24 2.33 2.18 37.31
±SD 2.00 3.09 0.02 0.5 0.56 1.55

Kadar Air Thalassia hemprichii dan dalam persen (Wibowo dan Fitriyani 2012).
Galaxaura rugosa Kadar air juga salah satu karakteristik yang
sangat penting pada bahan pangan, karena air
Hasil analisa kadar air Thalassia hemprichii dan dapat mempengaruhi penampakan, tekstur,
Galaxaura rugosa di tunjukkan pada tabel 1. dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air
Hasil kandungan kadar air yang diperoleh dari dapat mempengaruhi penurunan mutu
analisa proksimat Thalassia hemprichii makanan secara kimia dan mikrobiologi
mendapatkan hasil rata-rata 16,67% dengan (deMan 1997). Subaryono et al., (2003) dalam
standar devisiasi 1.15, sedangkan untuk Yuliani et al., (2012) untuk gel agar-agar yaitu
Galaxaura rugosa mendapatkan hasil rata-rata memiliki nilai <14%. Kadar air dalam bahan
16,00% dengan standar devisiasi 2.00. Pada pangan ikut menentukan kesegaran dan daya
lokasi yang sama dilakukan penelitian 3 awet bahan pangan tersebut, kadar air yang
ulangan. Hasil uji T (Independent-sampel t test) tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri,
diperoleh nilai Sig.=0,64 lebih besar dari α = kapang, dan khamir untuk berkembang biak,
0,05. Dapat di ambil kesimpulan bahwa rata- sehingga akan terjadi perubahan pada bahan
rata konsentrasi proksimat kadar air Thalassia pangan (Winarno, 1997). Adanya perbedaan-
hemprichii dan Galaxaura rugosa di Kabupaten perbedaan kadar air rumput laut tersebut salah
Bangkalan, tidak terdapat perbedaan secara satunya disebabkan oleh metode pengeringan
signifikan dengan rata-rata hasil konsentrasi yang digunakan.
proksimat kadar air Thalassia hemprichii dan
Galaxaura rugosa di Kabupaten Bangkalan. Kadar Abu Thalassia hemprichii dan
Menurut Kaya (2017), kadar air yang Galaxaura rugosa
disyaratkan untuk lamun Enhalus acoroides
berkisar antara 89,99% untuk rhyzoma dan Hasil analisa kadar abuThalassia hemprichii
92,16% untuk biji, sedangkan menurut Safia et dan Galaxaura rugosa di tunjukkan pada 1.
al., (2020), untuk kadar air pada rumput laut Hasil kandungan kadar abu yang diperoleh dari
Euchema cottoni standar yang di tetapkan yaitu analisa proksimat Thalassia hemprichii
16,49-23,22%, sedangkan menurut Cuzonet el mendapatkan hasil rata-rata 69,33% dengan
(1994), standar kadar air yang telah di tetapkan standar devisiasi 1.46, sedangkan untuk
untuk pakan ternak udang windu yaitu <10% Galaxaura rugosa mendapatkan hasil rata-rata
sedangkan untuk standar yang telah di 43,11% dengan standar devisiasi 3,09. Pada
tetapkan oleh Wibowo dan Fitriyani (2012), lokasi yang sama dilakukan penelitian 3
untuk serbuk minuman tradisional yaitu 1,77- ulangan. Hasil uji T (Independent-sampel t test)
2,07%. Kadar air merupakan banyaknya air diperoleh nilai Sig.=0,00 lebih kecil dari α =
yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan 0,05. Dapat di ambil kesimpulan bahwa rata-
rata konsentrasi proksimat kadar abu Thalassia

310
Hidayat dan Insafitri, Analisa Kadar Proksimat pada Thalassia
hemprichii dan Galaxaura rugosa di Kabupaten pada 1. Hasil kandungan kadar protein yang
Bangkalan, terdapat perbedaan secara diperoleh dari analisa proksimat Thalassia
signifikan dengan rata-rata hasil konsentrasi hemprichii mendapatkan hasil rata-rata 3,21%
proksimat kadar abu Thalassia hemprichii dan dengan standar devisiasi 1.01, sedangkan
Galaxaura rugosa di Kabupaten Bangkalan. untuk Galaxaura rugosa mendapatkan hasil
Kadar abu suatu bahan pangan menunjukkan rata-rata 2,33% dengan standar devisiasi 0,50.
besarnya jumlah mineral yang terkandung Pada lokasi yang sama dilakukan penelitian 3
dalam bahan pangan tersebut. Kadar abu ulangan. Hasil uji T (Independent-sampel t test)
adalah sisa yang tertinggal bila suatu sampel diperoleh nilai Sig.=0,25 lebih besar dari α =
bahan pangan dibakar sempurna di dalam 0,05. Dapat di ambil kesimpulan bahwa rata-
tungku pengabuan. Kadar abu rata konsentrasi proksimat kadar protein
menggambarkan banyaknya mineral yang tidak Thalassia hemprichii dan Galaxaura rugosa di
terbakar menjadi zat yang mudah menguap Kabupaten Bangkalan, tidak terdapat
(Apriyantono et al., 1989). Mineral atau kadar perbedaan secara signifikan dengan rata-rata
abu bahan pangan biasanya ditentukan hasil konsentrasi proksimat kadar protein
dengan pengabuan atau pembakaran yang Thalassia hemprichii dan Galaxaura rugosa di
merusak senyawa organik dan hanya tersisa Kabupaten Bangkalan. Protein merupakan
mineral. Menurut Fitri (1992) dan SNI (Angka suatu zat makanan yang amat penting bagi
dan Suhartono, 2000), kadar abu yang tubuh, karena zat ini berfungsi sebagai bahan
disyaratkan untuk agar – agar adalah kurang bakar dalam tubuh dan sebagai zat
dari 4%, sedangkan untuk kadar abu pakan pembangun dan pengatur. Protein adalah
ternak udang windu menurut FAO 15-40% dan sumber asam-asam amino yang mengandung
FCC <35% (Awaludin et al 2020), sedangkan unsur-unsur C dan N. Nitrogen (N) adalah
menurut Kaya (2017) hasil kadar abu pada unsur yang tidak dimiliki oleh lemak atau
lamun Enhalus acoroides yaitu 0,79% untuk karbohidrat. Molekul protein mengandung
rhyzoma dan 0,51% untuk biji, sedangkan fosfor, belerang dan ada jenis protein yang
menurut Safia et al (2020) untuk kadar abu mengandung unsur logam seperti besi dan
pada rumput laut Euchema cottoni standar tembaga (Wahyudi, 2006). Kandungan protein
yang di tetapkan yaitu 9,23-43,49%. yang berbeda disebabkan oleh kondisi
Kandungan kadar abu yang kecil , disebabkan lingkungan, serta habitat yang berbeda
adanya proses pemanasan yang dilakukan (Diachanty et al., 2017). Menurut Kaya (2017)
dengan pengovenan, sehingga tidak hasil kadar protein pada lamun Enhalus
menghasilkan zat anorganik (karbonat, acoroides yaitu 0,75% untuk rhyzoma dan
khlorida, sulfat dan nitrat) yang merupakan 0,68% untuk biji, sedangkan menurut Safia et
sisa-sisa hasil pembakaran suatu bahan al (2020) satandar yang di tetapkan untuk kadar
organik. Chaidir (2006) dalam Wibowo dan protein pada rumput laut Euchema cottoniyaitu
Fitriyani (2012) kadar abu untuk serbuk 0,61-4,16%, dan menurut Susanto et al (1978),
minuman berkisar antara 15,83%. Hal ini kadar protein yang di syaratkan pada agar –
sesuai dengan pernyataan Sudarmadji, et al, agar adalah 0,2%, Sedangkan kadar protein
(1989), bahwa kadar abu tergantung pada jenis untuk pakan ternak udang windu yaitu 5,12%
bahan, cara pengabuan, waktu dan suhu yang (Istini 1986), untuk hasil yang di dapat masih
digunakan saat pengeringan. Jika bahan yang terlalu rendah untuk pakan udang windu,
diolah melalui proses pengeringan maka lama sedangkan jika dibandingkan dengan gel agar-
waktu dan semakin tinggi suhu pengeringan agar hasil protein yang diperoleh masih terlalu
akan meningkatkan kadar abu, karena air yang tinggi, maka berdasarkan hasil yang diperoleh
keluar dari dalam bahan semakin besar. kadar protein sampel Thalassia hemprichii dan
Terdapat perbedaan kadar abu yang diperoleh Galaxaura rugosa yang diperoleh tidak sesuai
pada masing-masing sampel. Adanya dengan gel agar-agar, lamun Enhalus
perbedaan kadar abu di antaranya dipengaruhi acoroidesmaupun sebagai pakan udang windu,
oleh kandungan mineral yang terdapat pada sedangkan jika di bandingkan dengan rumput
kedua sampel. Tinggi rendahnya kadar abu laut Euchema cottoni hasil yang diperoleh
yang terkandung dalam suatu bahan dapat sesuai. Kadar protein dipengaruhi oleh
dihubungkan dengan unsur mineral (Ratana- pergerakan arus dan intensitas cahaya
airporn dan Chirapart, 2006). matahari. Arus membawa nutrien-nutrien yang
dibutuhkan untuk proses fotosintesis dan
Kadar Protein Thalassia hemprichii dan intensitas cahaya digunakan untuk proses
Galaxaura rugosa fotosinteis. Fotosintesis menghasilkan
karbohidrat dan senyawa penyusun protein
Hasil analisa kadar protein Thalassia seperti nitrogen (Chrismadha et al., 2006).
hemprichii dan Galaxaura rugosa di tunjukkan Faktor penyebab tinggi dan rendahnya hasil

311
Juvenil, 2(4), 307-317, (2021)
protein yang diperoleh bisa dikatakan dari (Siregar, 2017). Jika hasil dibandingkan
banyaknya sampel dan penambahan bahan dengan hasil lemak pada agar-agar, lamun
yang digunakan. Lokasi pengembilan sampel Enhalus acoroides dan rumput laut Euchema
juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya cottoni hasil masih tidak sesuai, yang
protein yang diperoleh (Istini 1986). menyebabkan hasil kadar lemak yang
diperoleh tidak sesuai. Faktor yang
Kadar Lemak Thalassia hemprichii dan menyebabkan ketidaksesuaian pada hasil
Galaxaura rugosa tersebut dapat diketahui dari jenis sampel
dengan adanya pengotor yang berupa lemak
Hasil analisa kadar lemak Thalassia hemprichii atau minyak yang masih melekat pada bahan
dan Galaxaura rugosa di tunjukkan pada 1. baku, sehingga kandungan lemak pada jenis
Hasil kandungan kadar lemak yang diperoleh tersebut lebih tinggi.
dari analisa proksimat Thalassia hemprichii
mendapatkan hasil rata-rata 1,25% dengan Kadar Serat Thalassia hemprichii dan
standar devisiasi 0,01, sedangkan untuk Galaxaura rugosa
Galaxaura rugosa mendapatkan hasil rata-rata
1,24% dengan standar devisiasi 0,02. Pada Hasil kandungan kadar serat yang diperoleh
lokasi yang sama dilakukan penelitian 3 dari analisa proksimat Thalassia hemprichii
ulangan. Hasil uji T (Independent-sampel t test) mendapatkan hasil rata-rata 4,96% dengan
diperoleh nilai Sig.=0,69 lebih besar dari α = standar devisiasi 2,03, sedangkan untuk
0,05. Dapat di ambil kesimpulan bahwa rata- Galaxaura rugosa mendapatkan hasil rata-rata
rata konsentrasi proksimat kadar lemak 2,18% dengan standar devisiasi 0,56. Pada
Thalassia hemprichii dan Galaxaura rugosa di lokasi yang sama dilakukan penelitian 3
Kabupaten Bangkalan, tidak terdapat ulangan. Hasil uji T (Independent-sampel t test)
perbedaan secara signifikan dengan rata-rata diperoleh nilai Sig.=0,08 lebih besar dari α =
hasil konsentrasi proksimat kadar lemak 0,05. Dapat di ambil kesimpulan bahwa rata-
Thalassia hemprichii dan Galaxaura rugosa di rata konsentrasi proksimat kadar serat
Kabupaten Bangkalan. Lemak merupakan Thalassia hemprichii dan Galaxaura rugosa di
komponen susu yang penting seperti halnya Kabupaten Bangkalan, tidak terdapat
protein. Lemak dapat memberikan energi lebih perbedaan secara signifikan dengan rata-rata
besar daripada protein maupun karbohidrat. hasil konsentrasi proksimat kadar serat
Satu gram lemak dapat memberikan kurang Thalassia hemprichii dan Galaxaura rugosa di
lebih sembilan kalori. Di dalam susu, lemak Kabupaten Bangkalan. Serat pangan
terdapat sebagai globula atau emulsi yang merupakan karbohidrat yang tidak dapat
berukuran kecil di dalam serum susu dicerna oleh enzim-enzim pada pencernaan
(Hadiwiyoto, 1994). Faktor kondisi geografis manusia dan akhirnya sampai di usus
yang berbeda memberikan pengaruh yang besar.Serat alami oligosakarida yang
besar terhadap hasil analisa kosentrasi kadar tersimpan dalam ubi jalar menjadi komoditas
lemak, Lemak dapat mengalami kerusakan bernilai dalam pengkayaan produkpangan
yang disebabkan oleh adanya proses kimia. olahan. Kandungan serat berfungsi sebagai
Menurut Susanto et al., (1978), kadar lemak komponen non gizi, tetapi bermanfaat bagi
untuk gel agar – agar sebesar 0,1%, dan keseimbangan flora usus dan sebagaiprebiotik,
Menurut Kaya (2017) hasil kadar lemak pada merangsang pertumbuhan bakteri yang baik
lamun Enhalus acoroides yaitu 0,52% untuk bagi usus sehingga penyerapan zat gizi
rhyzoma dan 0,47% untuk biji, sedangkan menjadi lebih baik dan usus lebih bersih.
menurut Safia et al. (2020) standar kadar lemak Wibowo dan Fitriyani (2012), menyatakan
yang ditetapkan pada rumput laut Euchema bahwa nilai kadar serat untuk serbuk minuman
cottoni yaitu 0,23-0,36%. Kerusakan yang 5,25%-11,83%, sedangkan nilai yang di
terjadi pada lemak mampu merusak senyawa- syaratkan untuk agar-agar yaitu sebesar 0,1%
senyawa lain. Proses kimia yang dimungkinkan (Susanto et al 1978 dalam Yuliani et al 2012),
adalah oksidasi atmosfir yang disebut auto sedangkan menurut Safia et al., (2020) standar
oksidasi. Auto oksidasi ini merupakan reaksi kadar serat pada rumput laut Euchema cottoni
antara oksigen dengan asam lemak tidak yaitu 2,38-8,42%. Serat memiliki kemampuan
jenuh. Menurut (arfah et al., 2016) Kecepatan mengikat air dalam jumlah besar sehingga jika
proses oksidasi dipengaruhi oleh suhu yang diaplikasikan dalam tubuh, sangat cocok
tinggi dan sinar matahari. Jika suhu tinggi akan digunakan sebagai makanan diet. Serat tidak
mengakibatkan thallus menjadi pucat larut sangat bermanfaat bagi tubuh kita, karena
kekuning-kuningan dan tidak sehat. Kadar membantu melancarkan buang air besar
lemak yang rendah berasal dari penyimpanan sehingga mengurangi konstipasi dan diare.
cadangan makanan dalam bentuk karbohidrat

312
Hidayat dan Insafitri, Analisa Kadar Proksimat pada Thalassia
Menurut Anonim (2009), Serat tidak larut juga kadar air. Kadar air memiliki peran yang sangat
membantu menghilangkan toksin atau racun penting dalam mementukan daya awet suatu
dari usus besar, dan mengurangi resiko kanker bahan karena memengaruhi sifat fisik,
usus besar karena serat tak larut membantu perubahan fisik dan perubahan enzimatis
mempertahankan pH pada usus. Serat kasar (Wibowo dan Fitriyani 2012). Berdasarkan hasil
adalah senyawa yang biasa dianalisa di yang diperoleh jika di bandingkan dengan hasil
laboratorium, yaitu senyawa yang tidak dapat karbohidrat pada lamun Enhalus acoroides dan
dihidrolisa oleh asam atau alkali. Serat kasar serbuk minuman masih tidak sesuai, sehingga
adalah serat tumbuhan yang tidak larut dalam hasil karbohidrat kedua jenis yang di analisa
air. kadar serat kasar dalam suatu makanan tidak dapat dijadikan serbuk minuman dan juga
dapat dijadikan indeks kadar serat makanan. di bandingkan dengan lamun Enhalus
Konsumsi rumput laut dalam diet harian akan acoroides, sedangkan untuk rumput laut
dapat mengikat air dari makanan dan Euchema cottoni untuk Galaxaura rugosa
mempersingkat keberadaan makanan di koloni. masih tidak sesuai, dan untuk Thalassia
hemprichii hasil yang diperoleh sesuai,
Kadar Karbohidrat Thalassia hemprichii sedangkan untuk agar-agar padaThalassia
dan Galaxaura rugosa hemprichii masih tidak sesuai, sehingga tidak
cocok bila dijadikan gel agar-agar, namun
Hasil analisa kadar karbohidratThalassia untuk Galaxaura rugosa hasil yang di peroleh
hemprichii dan Galaxaura rugosa ditunjukkan memenuhi syarat yaitu 30% lebih, yang
pada 1. Hasil kandungan kadar karbohidrat menyatakan bahwa hasil Galaxaura rugosa
yang diperoleh dari analisa proksimat bisa untuk dijadikan gel agar-agar. Tinggi
Thalassia hemprichii mendapatkan hasil rata- rendahnya kandungan karbohidrat dapat
rata 9,54% dengan standar devisiasi 1.24, dipengaruhi oleh lingkungan itu sendiri dan
sedangkan untuk Galaxaura rugosa juga perbedaan jenis yang digunakan.
mendapatkan hasil rata-rata 37,30% dengan
standar devisiasi 1,55. Pada lokasi yang sama Kualitas Perairan
dilakukan penelitian 3 ulangan. Hasil uji T Suhu
(Independent-sampel t test) diperoleh nilai
Sig.=0,00 lebih kecil dari α = 0,05. Dapat di Suhu perairan merupakan salah satu faktor
ambil kesimpulan bahwa rata-rata konsentrasi yang sangat penting bagi kehidupan organisme
proksimat kadar karbohidrat Thalassia di dalam perairan. Suhu merupakan salah satu
hemprichii dan Galaxaura rugosa di Kabupaten faktor eksternal paling mudah untuk ditentukan.
Bangkalan, terdapat perbedaan secara Aktivitas metabolism serta penyebaran
signifikan dengan rata-rata hasil konsentrasi organisme air banyak dipengaruhi oleh suhu air
proksimat kadar karbohidrat Thalassia (Nontji 2005). Suhu perairan berperan dalam
hemprichii dan Galaxaura rugosa di Kabupaten mengendalikan kondisi ekosistem perairan.
Bangkalan. Menurut Kaya (2017) hasil kadar Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan
protein pada lamun Enhalus acoroides yaitu dekomposisi bahan-bahan organic oleh
4,16% untuk rhyzoma dan 3,22% untuk biji, mikroba (Efendi 2003). Kenaikan suhu dapat
sedangkan menurut Safia et al (2020) hasil mengakibatkan stratifikasi atau pelapisan air
kadar karbohidrat pada rumput laut Euchema yang berpengaruh terhadap pengadukan air
cottoni yaitu 6,06-25,50%, dan menurut dan diperlukan dalam rangka penyebaran
Wibowo dan Fitriyani (2012), untuk serbuk oksigen sehingga dengan adanya pelapisan air
minuman memiliki hasil 2,28%-3,90%, tersebut dilapisan dasar menjadi tidak anaerob.
sedangkan untuk agar-agar yang ditetapkan Perubahan suhu permukaan dapat
yaitu lebih dari 30% (Angka dan Suhartono berpengaruh terhadap proses fisik, kimia dan
2000 dalam Yuliani et al 2012). Faktor yang biologi di perairan (Kusumaningtyas 2014).
memengaruhi kadar karbohidrat adalah
kecerahan. Karena cahaya digunakan untuk Berdasarkan hasil pengukuran parameter suhu
proses fotosintesis yang nantinya akan yang dilakukan, suhu air yang diperoleh. Di
menghasilkan karbohidrat, jadi semakin cerah Perairan Desa Prancak, Kecamatan Sepuluh,
kondisi perairan maka kadar karbohidrat akan Kabupaten Bangkalan diperoleh kisaran suhu
semakin tinggi. Tinggi rendahnya kadar 30˚C. Keadaan suhu pada lokasi tersebut
karbohidrat secara by difference dipengaruhi masih tergolong sangat wajar untuk perairan
juga oleh tinggi rendahnya nilai komposisi tropis. Menurut KEMEN LH (2004), Suhu
nutrisi lainnya. Komposisi nutrisi lain seperti optimal untuk pertumbuhan lamun di daerah
kandungan kadar lemak, protein, serat, air dan tropis yaitu 28-34 °C. Suhu sangat
kandungan kadar abu. Presentase kandungan berpengaruh terhadap kandungan kadar air
air yang terdapat pada suatu bahan disebut lamun. Suhu yang diperoleh pada lokasi

313
Juvenil, 2(4), 307-317, (2021)
tersebut masih sesuai untuk kehidupan biota makroalga dan juga lamun. Kisaran pH < 6,5
laut, dan diperbolehkan terjadi perubahan akan menekan laju pertumbuhan makroalga
sampai dengan < 2 ˚C dari suhu alami. Ambang dan lamun. Kisaran nilai pH di perairan ini
batas suhu untuk makroalga adalah 34,5˚CS masih tergolong batas aman, umunya pH air
Menurut (Hutagalung 1988). Suhu mampu laut stabil berkisar antara 7,3 – 9,3 (KEMEN LH
memengaruhi tingkat fotosintesis alga dan 2004).
suhu jika suhu tinggi maka kandungan oksigen
terlarut pada suatu perairan menjadi rendah. Salinitas

Parameter suhu air laut memiliki toleransi Salinitas merupakan kosentrasi seluruh larutan
tehadap pertumbuhan makroalga, suhu air di garam yang diperoleh dalam air laut.
bawah 25˚C akan mengakibatkan penurunan Perbedaan salinitas perairan dapat terjadi
pertumbuhan makroalga, dan jika suhu terlalu karena adanya perbedaan penguapan dan
tinggi maka akan mengakibatkan thallus presipitasi. Keragaman salinitas dalam air laut
menjadi pucat kekuning-kuningan dan tidak akan memengaruhi jasad-jasad hidup aquatic
sehat. Secara fisiologis, suhu rendah berdasarkan kemampuan pengendalian berat
mengakibatkan aktifitas biokimia dalam tubuh jenis (Hamuna 2018). Salinitas memiliki peran
thallus berhenti, sedangkan jika suhu yang penting dalam kehidupan makroalga maupun
terlalu tinggi akan mengakibatkan rusaknya lamun, salinitas yang terlalu tinggi atau yang
enzim dan hancurnya mekanisme biokimia terlalu rendah mengakibatkan gangguan pada
nutrisi dalam thallus makroalga Sedangakan proses fisiologis. Nilai salinitas air laut di
untuk lamun jika fotosintesis dapat menurun perairan tempat makroalga dan lamun tumbuh
tajam apabila suhu berada di luar kisaran berkisar 0,5->30ppt (PERMEN LH 2021).
optimal. Suhu sebesar 38 °C dapat Rumput laut akan mengalami pertumbuhan
menyebabkan lamun menjadi stres dan pada yang lambat jika nilai salinitas terlalu rendah (-
suhu sebesar 48 °C dapat menyebabkan 0,5 ppt) dan terlalu tinggi (lebih dari 35 ppt).
kematian (Mckenzie, 2008).Suhu memiliki Perbedaan salinitas memengaruhi mekanisme
peranan yang sangat penting bagi kandungan fisiologis dan biokimia alga karena proses
nutrisi rumput laut. Suhu air dapat berpengaruh perubahan tekanan osmosis berkaitan erat
terhadap beberapa fungsi fisiologis makroalga dengan peran membran sel dalam proses
Galaxaura rugosa dan lamun Thalassia transfor nutrient (Ode 2014).
hemprichiiseperti fotosintesis yang akan
berpengaruh pada kandungan kadar lemak, Perairan Desa Prancak, Kecamatan Sepuluh
metabolisme, pertumbuhan dan reproduksi. Kabupaten Bangkalan diperoleh kisaran
Dengan kondisi suhu yang cukup tinggi salinitas 35ppt. Salinitas alami untuk biota laut
mengakibatkan oksidasi lemak akan semakin dan diperbolehkan >30ppt salinitas rata-rata
cepat sehingga mengakibatkan penurunan musiman (PERMEN LH 2021). Kadar salinitas
kadar lemak. pada lokasi tersebut tergolong sesuai. Kadar
salinitas atau kadar garam yang tinggi memiliki
pH (Potensial Hidrogen) pengaruh terhadap kandungan kadar abu.
Karena kadar abu yang tinggi pada makroalga
Potensional Hidrogen merupakan logaritma dan lamun dipengaruhi oleh kadar garam atau
negative dari kosentrasi ion-ion hydrogen yang salinitas yang tinggi. Salinitas juga
terlepas dalam suatu cairan dan merupakan berpengaruh terhadap kandungan-kandungan
indicator baik buruknya suatu perairan. pH mineral pada kedua jenis tersebut.
suatu perairan merupakan salah satu
parameter kimia yang cukup penting dalam DO (Dissolved Oxygen)
memantau kestabilan perairan. Variasi nilai
potensional hidrogen air laut dapat dijadikan Dissolved oxygen merupakan oksigen terlarut
sebagai salah satu identifikasi kualitas air laut. dalam suatu perairan dan indikator kesuburan
Pada kisaran nilai potensional hidrogen (pH) perairan. Oksigen terlarut merupakan salah
tertentu dapat diindikasikan terjadinya suatu satu penunjang utama kehidupan di laut.
perubahan dalam kualitas perairan (Arfah Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad
2016). Variasi nilai potensional hidrogen yang kehidupan untuk proses respirasi, proses
diperoleh dari lokasi tersebut tidak jauh metabolisme, atau pertukaran zat yang
berbeda. Di Peraira Desa Prancak, Kecamatan berfungsi menghasilkan energy guna untuk
Sepuluh, Kabupaten Sepuluh diperoleh kisaran pertumbuhan dan pembiakan. Oksigen mampu
nilai potensional hidrogen rata-rata 8,3. Variasi mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi
nilai potensional hydrogen pada lokasi tersebut bentuk nutrient dan gas, dalam proses reduksi
masih dalam kondisi baik untuk kehidupan oksigen mampu membantu mengurangi beban
pencemar pada perairan. Makroalga dan lamun

314
Hidayat dan Insafitri, Analisa Kadar Proksimat pada Thalassia
dapat tumbuh pada kadar oksigen terlarut pada alga secara autotrof yaitu mampu
berkisar >5 mg/l (KEPMEN LH 2004). menyusun makanan sendiri. Melalui bagian
thallusnya alga menyerap molekul-molekul
Kadar oksigen terlarut yang diperoleh pada karbondioksida atau CO2 dan juga air dalam
lokasi Perairan Desa Prancak, Kecamatan rangka menghasilkan gula dan juga oksigen.
Sepuluh, Kabupaten Bangkalan diperoleh Kedua senyawa tersebut akan digunakan
kisaran oksigen terlarut 6,88 mg/l. Kadar sebagai pertumbuhan alga (Romimohtarto
oksigen terlarut pada lokasi tersebut tidak 2002).
berbeda jauh dan masih sesuai untuk
kehidupan biota laut, khususnya makroalga Nilai kecerahan yang diperoleh dari kedua
dan lamun. Jika nilai oksigen terlarut lebih lokasi tidak berbeda signifikan. Pada perairan
rendah dari 5 mg/l dapat diindikasikan perairan Desa Prancak, Kecamatan Sepuluh,
tersebut mengalami gangguan kekurangan Kabupaten Trenggalek diperoleh kisaran nilai
oksigen akibat kenaikan suhu pada siang hari, kecerahan 100%. Proses pengambilan sampel
malam hari akibat respirasi organisme air, juga makroalga dan juga lamun dilakukan pada saat
disebabkan oleh adanya lapisan minyak di atas kondisi surut terendah sehingga pengukuran
permukaan air dan masuknya limbah organik nilai kecerahan dilakukan juga pada saat
yang mudah larut. kondisi surut terendah, Menurut (Schaduw et al
2013) bahwa kecerahan air untuk aktifitas
Kecerahan fotosintesis dari makroalga adalah 100%.
tingginya tingkat kecerahan pada kedua lokasi
Kecerahan merupakan tingkat transparansi dikarenakan suplai bahan organik yang ada di
perairan yang dapat diamati secara visual perairan rendah, dan sedimen yang
menggunakan secchi disk. Kecerahan air suatu mendominasi perairan tersebut adalah batuan
perairan adalah indikasi yang penting bagi ataupun pecahan karang. Kemampuan cahaya
kehidupan biota dalam kolom air laut. Tingkat matahari untuk menembus sampai ke dasar
kecerahan air yang rendah dapat menurunkan perairan dipengaruhi oleh tingkat kecerahan
nilai produktivitas perairan (Nyabekken 1992). perairan. Kecerahan perairan sangat
Kecerahan berhubungan dengan pententrasi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
cahaya yang masuk ke dalam perairan. kandungan nutrisi makroalga maupun lamun.
Penetrasi cahaya sangat diperlukan oleh Tingkat kecerahan air laut sangat menentukan
makroalga maupun lamun untuk membantu tingkat fotosintesis makroalga dan lamun.
proses fotosintesis. Proses fotosintesis terjadi
Tabel 2. Hasil analisa kualitas air
No Parameter Satuan Rata-rata Kisaran Nilai Referensi Keterangan
1 Suhu ºC 30 28-34 KEPMEN LH No 51 Tahun 2004 Dalam Kisaran
2 pH - 8,3 7,-8,5 KEPMEN LH No 51 Tahun 2004 Dalam Kisaran
3 Salinitas % 35 0,5->30 PERMEN LH No 22 Tahun 2021 Dalam Kisaran
4 DO mg/l 6,88 >5 KEPMEN LH No 51 Tahun 2004 Dalam Kisaran
5 Kedalaman m 1 - -
6 Kecerahan % 100% 100% Christon, Djunaidi dan Purba (2012) Dalam Kisaran

KESIMPULAN DAN SARAN rugosa 1,24% ; kadar serat sebesar Thalassia


Kesimpulan hemprichii 4,96% dan Galaxaura rugosa 2,18%
; kadar karbohidrat sebesar Thalassia
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisa hemprichii 9,54% dan Galaxaura rugosa
kadar proksimat pada lamun Thalassia 37,31%. Nilai tersebut berdasarkan berat
hemprichii dan makroalga Galaxaura rugosa kering yang di angin-anginkan.
pada lokasi perairan Desa Prancak,
Kecamatan Sepuluh, Kabupaten Bangkalan Berdasarkan hasil uji statistik pada kedua
diperoleh hasil rata-rata konsentrasi nutrisi sampel tersebut dengan lokasi yang sama
kadar air sebesar Thalassia hemprichii 16,67% memiliki perbedaan signifikan hasil rata-rata
dan Galaxaura rugosa 16,00% ; kadar abu konsentrasi abu dan karbohidrat Thalassia
sebesar Thalassia hemprichii 69,33% dan hemprichii dan Galaxaura rugosa pada lokasi
Galaxaura rugosa 43,11% ; kadar protein yang sama. Sedangkan untuk air, protein,
sebesar Thalassia hemprichii 3,21% dan lemak dan serat tidak terdapat perbedaan
Galaxaura rugosa 2,33% ; kadar lemak sebesar signifikan pada lokasi yang sama. Perbedaan
Thalassia hemprichii 1,25% dan Galaxaura hasil kadar proksimat pada kedua jenis tersebut

315
Juvenil, 2(4), 307-317, (2021)
menunjukkan bahwa kadar nutrisi Thalassia Analisis Proksimat, Aktivitas Anti
hemprichii dan Galaxaura rugosa dapat Oksidan, dan Komposisi Pigmen Ulva
dipengaruhi oleh perbedaan antara kedua jenis lactura L. Dari Pantai Kukup. Jurnal
tersebut dapat disimpulkan bahwa kandungan Teknologi Pangan dan Gizi, 17(1), 1-17
kadar air tertinggi diperoleh pada jenis Effendi, Hefni. (2003). Telaah Kualitas Air: Bagi
Thalassia hemprichii, sedangkan kadar abu Pengelolaan Sumber Daya dan
diperoleh pada jenis Thalassia hemprichii, Lingkungan Perairan. Penerbit:
sedangkan kadar lemak diperoleh pada jenis Kanisius. Yogyakarta
Thalassia hemprichii, sedangkan kadar protein Hutagalung, H. P. (1988). Pengaruh Suhu
diperoleh pada jenis Thalassia hemprichii, Terhadap Kehidupan Organisme Laut.
sedangkan kadar serat diperoleh pada jenis Pewarta Oseana. LON-LIPI: Jakarta.
Thalassia hemprichii, sedangkan kadar Istini, S., Zatnika, A., Suhaimi, Anggadiredja, J.
karbohidrat diperoleh pada jenis Galaxaura (1986). Manfaat dan Pengolahan
rugosa. Sehingga dapat ditarik kesimpulan Rumput Laut. Jakarta: Jurnal
bahwa pada lokasi perairan Desa Prancak, PenelitianBPPT. No XIV: 01-04.
Kecamatan Sepuluh, Kabupaten Bangkalan, Kamaruddin, Z.S., Rondonuwu, I. S.B.,
nilai proksimat tertinggi diperoleh pada jenis Maabuat, P.V. (2016). Keragaman
Thalassia hemprichii. Lamun (Seagrass) di Pesisir Desa
Lihunu Pulau Bangka Kecamatan
Saran Likupang Kabupaten Minahasa Utara,
Sulawesi Utara. Jurnal MIPA UNSRAT,
Saran yang dapat diberikan dalam hasil 5(1), 20-24
penelitian ini yaitu perlu dilakukan penelitian Kaya, A. O. W. (2017). Komponen Zat Gizi
lanjutan terhadap kadar proksimat pada Lamun Enhalus acoroides Asal
Lamun Thalassia hemprichii dan makroalga Kabupaten Sopiori Provinsi Papua.
Galaxsaura rugosa dengan metode Majalah Biam, 13(2), 16-20
pengeringan yang berbeda seperti dibawah KEPMEN LH No. 51. (2004). Keputusan
sinar matahari secara langsung. Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51
Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air
DAFTAR PUSTAKA Laut untuk Biota Laut. MENLH. Jakarta
KEPMEN LH No. 200. (2004). Keputusan
Angka, S. L., Suhartono, T.S. (2000).
Menteri LingkunganHidupNomor 200
Bioteknologi Hasil Laut. Bogor: Pusat
Tahun 2004 TentangKriteria Baku
KajianSumber DayaPesisir dan
Kerusakan dan PedomanPenentuan
Lautan. Institut Pertanian Bogor. Hlm
Status Padang Lamun. MENLH.
49-56.
Jakarta
AOAC. (1970). Official Method and Analysis of
Kusumaningtyas, M. A., Bramawanto, R.,
The Association oh The Official
Daulat, A., & Pranowo, W. S. (2014).
Analytical Chemists. 11th. Edition.
Kualitas perairan Natuna pada musim
Washington D.C.
transisi. DEPIK, 3(1).
AOAC. (1995). Official Methods of Analysis of
Nontji, A. (2005). Laut Nusantara. Djambatan.
Association of Official Analytical
Jakarta
Chemist. AOAC International. Virginia
Nybakken, J.W. (1997). Marine Biology: An
USA.
Ecological Approach. 4th edition.
AOAC. (2005). Official Methods of Analysis of
Addison – Wesley Educational
the Association of Official Analytical
Publishers Inc. New York.
Chemists. Published by the
Ode, I. (2014). Kandungan Alginat Rumput Laut
Association of Official Analytical
Sargassum crassifolium dari Perairan
Chemist. Marlyand
Pantai Desa Hutumuri, Kecamatan
Arfah, H., Simon, I.P. (2016). Kualitas Air dan
Letimur Selatan, Kota Ambon. Jurnal
Komunitas Makroalga di Perairan
Ilmiah Agribisnis dan Perikanan, 6(3),
Pantai Jikumerasa, Pulau Buru. Jurnal
47-54.
Ilmiah dan Platax, 4(2), 109-119.
Panden, T., Pelealu, J.J., Singkoh, M.F.O.
Chrismadha, T., Panggabean, L., Mardiati, Y.
(2019). Uji Bioaktivitas Ekstrak Etanol
(2006). Pengaruh Konsentrasi Nitrogen
Alga Merah Galaxaura oblongata (Ellis
Dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan,
dan Solonder) Lamouroux. Terhadap
Kandungan Protein, Karbohidrat Dan
Beberapa Jenis Bakteri Patogen.
Fikosianin. Berita Biologi, 8(3) –
Jurnal Bioslogos, 9(2), 68-74
Desember 2006.
Ratana-arporn P, Chirapart A. (2006).
Costa, J.F., Merdekawati, W., Otu, F.R. (2018).
Nutritional evaluation of tropical green

316
Hidayat dan Insafitri, Analisa Kadar Proksimat pada Thalassia
seaweeds Caulerpa lentilifera and Ulva
reticulate. Kasetsart Journal, 40, 75-83
Romimohtarto, K. (2002). Kualitas Air Dalam
Budidaya Laut. LIPI-Lembaga
Oceanografi Nasional. Dikunjungi
tanggal 13 Juli 2009. http;//www.
Google.com./BL/85/P.
Safia, W., Budiyanti. Musrif. (2020).
Kandungan Nutrisi dan Senyawa
Bioaktif Rumput Laut (Euchema
cottoni) yang di Budidayakan Dengan
Teknik Rakit Gantung Pada
Kedalaman Berbeda. JPHPI, 23(2),
261-271
Schaduw, J.N.W., Mudeng, J.D. (2013).
Kesesuaian Lahan Budidaya Rumput
Laut di Kabupaten Minahasa, Provinsi
Sulawesi Utara. Aquatic Science and
Management. Jurnal Ilmu dan
Manajemen Perairan, 1(1), 72-81.
Setyobudiandi, I., Soekendarsi, E., Juariah, U.,
Bahtiar, Hari, H. (2009). Seri Biota Laut
Rumput Laut Indonesia Jenis dan
Upaya Pemanfaatan. Kendari: Unhalu
Press
Siregar, Syofian. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif: dilengkapi dengan
perbandingan perhitungan manual dan
SPSS. Penerbit Kencana: Jakarta
SNI 01-2891. 1992. Cara uji makanan dan
minuman. Badan
StandarisasiNasional.
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi. (2010).
Prosedur Analisa Untuk Bahan
Makanan. Yogyakarta: LIBERTY
YOGYAKARTA.
Susanto, P., Mulyono, L., Endang, S. (1978).
Penelitian Agar –agar pada
Bermacam- macamJenis Sango-sango
(Rumput Laut) di Sepanjang Pantai
Makasar. Balai Penelitian Kimia. Ujung
Pandang.
Tangke, U. (2010). Ekosistem Padang Lamun
(Manfaat, Fungsi dan Rehabilitas).
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan,
3(1), 9-29
Wahyudi, M. (2006). Proses Pembuatan dan
Analisis Mutu Yogurt. Buletin Teknik
Pertanian, 11(1), 12-16.
Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangandan Gizi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wibowo, L., Fitriyani, E. (2012). Pengolahan
Rumput Laut (Eucheuma cottoni)
Menjadi Serbuk Minuman Instan.
Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan.
Politeknik Negeri Pontianak, (8), 101-
109

317

You might also like