Professional Documents
Culture Documents
104-Article Text-151-1-10-20181025 K RINA
104-Article Text-151-1-10-20181025 K RINA
Ferawati
121
Hasil: Hasil penelitian ini terdapat 4 tema yaitu pengkajian luka, jenis balutan yang
digunakan, caraperawatan luka, pengaruh pada luka. Pengkajian luka menggunakan
BatesJensen WoundAssessment Tool, jenis balutan yang digunakan adalah enzymatic
therapy:aloe vera dan salep luka, caraperawatan luka menggunakan pendekatan TIME
management, dan perawatan luka berpengaruh pada berkurangnya ukuran luka,
epitelisasi, granulasi luka dan jumlah cairan yang muncul.
Kesimpulan: Aplikasi metode perawatan luka menggunakan enzymatic therapy: aloe
vera pada luka diabetes berpengaruh pada berkurangnyaukuran luka, epitelisasi dan
granulasi luka. Tenaga kesehatan disarankan menggunakan enzymatik therapy: aloe
vera dalam perawatan luka diabetes sebagai manajemen luka diabetes terpadu dengan
memperhatikan prinsip perawatan luka terkini menggunakan evidence based nursing.
Kata Kunci: perawatan luka, aloe vera, diabetes
2013. Data International Diabetes
Federation tahun 2015 menyatakan
PENDAHULUAN jumlah estimasi penyandang Diabetes
Diabetes mellitus (DM) di Indonesia diperkirakan sebesar 10
merupakan sekumpulan gangguan juta.
metabolik yang ditandai dengan Berdasarkan data World Health
peningkatan kadar glukosa darah Organization (WHO), diperkirakan
(hiperglikemia) akibat kerusakan pada jumlah dari penderita diabetes akan
sekresi insulin, kerja insulin, atau meningkat dari 171 juta orang pada
keduanya. 60% penderita diabetes tahun 2000 sampai 366 juta di tahun
mengalami gangguan syaraf (neuropati), 2030 dan kebanyakan di negaranegara
60 % pula penderita DM memiliki resiko berkembang. Pada tahun 2007, sekitar
luka. Luka diabetic adalah jenis luka yang 6% dari warga Indonesia yang tinggal
ditemukan pada penderita DM. luka mula- di perkotaan menderita penyakit
mula tergolong biasa dan seperti pada diabetes dan dua dari ketiganya tidak
umumnya tetapi luka yang ada pada mengetahui bahwa mereka terkena
penderita DM ini jika salah penanganan diabetes. Oleh karena itu, Indonesia
dan perawatan akan menjadi terinfeksi. menjadi negara ke-7 dengan penderita
Luka kronis dapat menjadi luka gangren diabetes terbesar di seluruh dunia.
dan berakibat fatal serta berujung pada WHO memperkirakan jumlah
amputasi (Tholib, 2016). Bekas luka penderita diabetes Indonesia akan terus
adalah tanda yang sedikit menonjol di atas melonjak, dari semula 4,8 juta di tahun
permukaan kulit, yang menetap di kulit 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada
setelah proses penyembuhan jaringan ahun 2030.
yang rusak. Biasanya berwarna dan agak Penderita Diabetes Melitus (DM)
rapat (kurang elastis). Ketika luka telah sebagian besar mengalami komplikasi
sembuh, tubuh meningkatkan produksi dan salah satu yang terburuk dari 15%
protein berserat yang disebut kolagen di penderita DM adalah infeksi pada kaki.
bagian tubuh yang terluka. Kolagen Diabetic Foot Ulcer (DFU) merupakan
membantu pembentukan jaringan baru luka kompleks dan kronis yang dalam
yang menutupi luka. Pada saat yang sama, waktu panjang berdampak pada
tumbuh kerak luka dan terbentuklah bekas kesehatan, kematian dan kualitas
luka di tengahtengah antara dua sisi luka hidup pasien (cacat karena
yang telah membaik. Jika dua sisi tersebut amputasi).
belum merapat dengan baik, potensi bekas Sekarang ini di negara UK, sekitar 57%
luka makin membesar (Basith, 2013). orang dengan penyakit diabetes telah
Indonesia, data Riskesdas menunjukkan menderita Diabetic Foot Ulcer (DFU)
bahwa terjadi peningkatan prevalensi dan sekitar 25% penderita diabetes
Diabetes di Indonesia dari 5,7% tahun akan mengalami DFU selama sisa
2007 menjadi hidupnya (Singh S, et al. 2013). Lidah
6,9% atau sekitar 9,1 juta pada tahun buaya (aloe vera) merupakan
tumbuhan dengan kedudukan
123 Journal of Health Sciences, Vol. 11 No. 2, August 2018, 121-129
taksonomi kerajaan plantae. Tumbuhan ini dari budaya masyarakat timur yang
bisa tumbuh liar di tempat berudara panas, memanfaatkan herbal sebagai terapi
tetapi juga sering di tanam di pot dan untuk meningkatkan kualitas hidup.
pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Penggunaan bahan alam sebagai obat
Daun lidah buaya mudah patah (getas), tradisional di Indonesia telah dilakukan
tepi daun bergerigi, dan helaian daun oleh nenek moyang kita sejak
berbentuk taji dan memanjang. Panjang berabadabad lalu. Sebagaimana yang
daun dapat mencapai 30 cm. Daun telah disinggung sebelumnya, awal
berdaging tebal sekitar 1 cm, tidak kebangkitan praktik komplementer
bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, (herbal) di Indonesia adalah dengan
bagian dalam bening, bersifat sekulen dikeluarkannya permenkes RI NO
(banyak mengandung air), dan banyak HK.02.02/MENKES/148/2010. Dalam
mengandung getah atau lendir (gel). Akar pasal 8 ayat 3, disebutkan bahwa
serabut, pendek, dan berada di permukaan praktik keperawatan dilaksanakan
tanah. Bagian lidah buaya biasa digunakan melalui kegiatan sebagai berikut:
adalah getah, daun, dan akarnya (Latief, pelaksanaan asuhan keperawatan;
A. 2014). Lidah buaya mempunyai banyak pelaksanaan upaya promotif, preventif,
kandungan senyawa aktif, seperti saponin, pemulihan, dan pemberdayaan
anthraquinon, (alonin, barbalion, masyarakat; serta pelaksanaan tindakan
antrhanol, asam aloetat, aloe emodin, yak keperawatan komplementer.
ether), vitamin B1,B6, B12,vitamin C, Dalam pelaksanaan praktik
kalium, natrium, seng, mangan, keperawatan dengan herbal, perawat
polisakarida, karbohidrat, asam amino, bisa senantiasa menggunakan bahan
enzimnoksidase, katalase, lipase, aminase, yang bersumber dari tanaman
lemak, mineral, enzim, dan hormone berkhasiat untuk perawatan klien. Pada
(Purwanto, B. 2014). Getah lidah buaya implementasi nyata di lapangan,
mengandung aloin, aloe emodin, dan seorang perawat yang memiliki surat
barbaloin, yang berkasiat sebagai laksatif. izin perawat dan surat izin peraktik
Kandungan polisakarida daun lidah buaya keperawatan dengan keilmuan dan
dapat mempercepat penyembuhan luka keterampilannya dapat menerapkan
dan mengurangi reaksi peradangan. Selain praktik perawatan berbasis herbal
itu, lidah buaya mengandung saponin (Purwanto, B. 2014).
yang dapat berkhasiat membunuh kuman. ICsada Woundcare merupakan pusat
Gel lidah buaya mengandung lignin yang perawatan luka modern yang berada di
mampu menembus dan meresap dalam bawah naungan institusi pendidikan
kulit. Gel ini akan menahan hilangnya STIKes ICsada Bojonegoro tertarik
cairan dari permukaan kulit sehingga kulit melakukan penelitian keperawatan
tidak kering. Tumbuhan ini juga luka dengan enzymatik therapy: aloe
mengandung senyawa yang dapat vera dalam manajemen luka diabetes.
merangsang pertumbuhan sel kulit baru
(Latief, A. 2014). Sedangkan menurut METODE
Basith (2014), menyatakan bahwa minyak Jenis penelitian ini adalah
lidah buaya membantu mencegah penelitian kualitatif dengan pendekatan
pembentukan bekas pada luka dan studi kasus dengan melakukan
mengurangi infeksi pada luka. Minyak observasi dan studi dokumen pada
tersebut juga mengatasi jaringan parut kasus yang diteliti. Menurut Creswell
(keloid) dan luka bakar, yang tentunya (2013) bahwa kekhususan pada studi
akan menjadi scar (bekas luka) jika tidak kasus adalah peneliti mempelajari
ditangani dengan baik. kasus yang terkini, kasus-kasus pada
Badan kesehatan dunia WHO kehidupan nyata yang sedang
menyebutkan bahwa 65% dari penduduk berlangsung.
negara-negara maju telah menggunakan Rancangan penelitian
pengobatan tradisional (Depkes RI, yang digunakan adalah studi
2008). Dalam penerapannya, asuhan kasus tunggal instrumental, dimana
keperawatan etnokultural ini tidak terlepas pemilihan partisipan dengan
Ferawati; Aplikasi Perawatan Luka Dengan Menggunakan Enzymatik Therapy: Aloe Vera
124 Dalam Manajemen Luka Diabetes
Pembahasan
Perawatan luka yang
dilakukan dengan modern dressing
mengunakan prinsip lembab
menunjukkan hasil yaitu terdapatnya
perubahan jaringan yang terjadi pada
beberapa komponen pengkajian luka
menurut Betes Jensen antara lain
Perawatan luka yang dilakukan
berkurangnya ukuran luka,
pada pasien ini adalah melakukan
kedalaman luka, prosentase
pencucian luka dengan menggunakan
granulasi, epitelisasi, berkurangnya
sabun luka dan NaCl, kemudian luka di
jumlah jaringan nekrosis serta
beri antiseptic, dan dilakukan
jumlah cairan yang muncul. Hal ini
debridement (mechanical debridement)
sesuai dengan hasil penelitian Frank
untuk menghilangkan slough dan
(2006) yang mengatakan bahwa dari
jaringan nekrotik dan dikeringkan
beberapa penelitian membuktikan
dengan kassa kering steril, dressing
kalau balutan modern lebih efekif
yang digunakan adalah topical therapy
dibandingkan balutan kassa, hasil
berupa lidah buaya yang sudah
dari penelitian tersebut juga
dihaluskan sesua takaran yang ada di
prosedur untuk melunakkan jaringan dipengaruhi oleh kondisi luka (luas,
kedalaman luka, dan lama perawatan
nekrosis dan slough. salep yang
luka). Tahapan tindakan yang
digunakan adalah salep yang
dilakukan yaitu mencuci luka,
mengandung zink, serta diberikan
melakukan debridement, pemilihan
antibiotik dan terapi ozone. Penutup
dressing yang tepat yaitu salep luka
luka digunakan absorbent serta ditutup
di campur dengan hydrogel lidah
lukanya secara oklusif. Perawatan luka
buaya dan cadexomer iodine
dilakukan Selama 9 hari (3 kali
kemudian menutup secara oklusif
perawatan) dimana perawatan
dengan menggunakan absorbent
dilakukan setiap 3 hari sekali dan
yang dilakukan dalam waktu 3 hari.
hasilnya menunjukkan perubahan sesuai
Hal ini sesuai dengan Penelitian
pengkajian luka sbb: : Warna Dasar
Siswantoro (2015) yang mengatakan
Luka 40 % hitam, 30 % kuning , 30 %
bahwa perawatan luka dengan
merah, ukuran luka:2, kedalaman luka:
metode modern dressing lebih efektif
2, tepi luka: 4, Goa: 1, , tipe eksudat 1,
pada pasien Diabetus Melitus.
jumlah eksudat 1, warna kulit sekitar
Tujuan dari mencuci daerah
luka: 3, jaringan yang edema: 1,
luka adalah menurunkan jumlah bakteri
jaringan granulasi: 4, epitelisasi: 5.
dalam luka dan ketidakseimbangan
Total skore: 24. Deskripsi diatas
citokin pro inflamasi dalam luka.
menunjukkan bahwa luka mengalami
Cairan yang digunakan pada perawatan
perubahan pada berkurangnya jaringan
luka ini adalah air layak minum, karena
nekrosis dan slough, warna kulit sekitar
luka berubah serta jaringan granulasi menurut Fernandez dan Griffith (2012)
bertambah luas, namun epitelisasi tidak tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara penggunaan air layak
bertambah.
minum dengan normal saline terhadap
kejadian infeksi pada luka kronis,
dimana penggunaan air layak minum
Ferawati; Aplikasi Perawatan Luka Dengan Menggunakan Enzymatik Therapy: Aloe Vera
126 Dalam Manajemen Luka Diabetes
lebih mudah didapat dan lebih murah. lidah buaya terdapat zat lignin yang
Debridement adalah suatu proses usaha mampu menembus dan meresap ke
menghilangkan jaringan nekrotik atau dalam kulit. Getah lidah buaya
jaringan nonvital dan jaringan yang sangat mengandung aloin, aloe-emodin, dan
terkontaminasi dari daerah luka dengan barbaloin, yang berkhasiat sebagai
mempertahankan secara maksimal laktatif. Kandungan polisakarida daun
struktur anatomi yang penting seperti lidah buaya dapat mempercepat
syaraf, pembuluh darah, tendo dan tulang. penyembuhan luka dan mengurangi
Debridement dilakukan pada luka akut reaksi peradangan. Selain itu lidah
maupun pada luka kronis. Setelah luka buaya juga mengandung saponin yang
dibersihkan dari jaringan nekrotik dapat berkhasiat membunuh kuman.
diharapkan akan memperbaiki serta Gel lidah buaya mengandung lignin
mempermudah proses penyembuhan luka. yang mampu menembus dan meresap
Tindakan debridement dilakukan untuk kedalam kulit. Gel ini akan menahan
membuang jaringan yang mati serta hilangnya cairan tubuh dari permukaan
membantu penyembuhan luka. kulit sehingga kulit tidak kering,
Debridement dapat dilakukan secara tumbuhan ini juga mengandung
surgical, kima, mekanik, biologis, atau senyawa yang dapat merangsang
autolysis. Tindakan ini dilakukan melalui pertumbuhan sel kulit baru (Latief. A,
pembuangan dasar luka abnormal dan 2014). Prinsip balutan adalah
jaringan tepi luka seperti epidermis menggantikan sementara fungsi kulit,
hiperkarotosis (kalus) dan jaringan dermal harus mampu menjaga kelembaban,
nekrotik, debris, dan elemen bakteri yang menghindarkan kontaminan. Yang
dapat menghambat penyembuhan luka. dilakukan adalah dengan menggunakan
Dari beberapa penelitian ujin klinis kassa beberapa lapis sesuai dengan
didapatkan bahwa debridement berperan kondisi luka dan tutup dengan dressing
dalam membantu penyembuhan luka sesuai kebutuhan pasien dimana pada
melalui produksi jaringan granulasi. Dari responden ini menggunakan absorbent
hasil studi yang pernah dilakukan dan di tutup dengan kassa steril.
didapatkan bahwa ada peningkatan Tujuannya pembalutan adalah untuk
penyembuhan luka setelah debridement menciptakan balutan semi oclusive
dibandingkan tanpa debridement pada sehingga pertumbuhan jaringan
kasus luka kronis (Perdanakusuma, 2007) optimal. Harman (2007), penggunaan
Pemantauan pada luka post balutan kassa merupakan standart
debridemen dan dressing luka harus dalam perawatan luka dan masih
dilakukan dengan teratur. Untuk luka banyak digunakan secara luas dalam
terinfeksi atau banyak eksudat, proses perawatan luka. Produk
pemantauan luka dan pergantian dressing perawatan luka dengan balutan kassa
harus dilakukan tiap 2-3 hari hingga banyak keuntungan yang didapat
infeksi stabil. Pergantian jenis dressing seperti lebih murah, mudah digunakan
luka perlu dilakukan sesuai dengan dan dapat dipakai pada area yang sulit
perubahan jenis luka. dijangkau. Balutan kassa termasuk
Pada teknik perawatan luka material pasif dengan fungsi utamanya
modern, luka dipertahankan dalam kondisi sebagai pelindung, menjaga
lembab/ moise (Miguel et. al, 2007). kehangatan dan menutupi penampilan
Topical Therapy yang digunakan pada luka yang tidak menyenangkan.
kasus ini adalah lidah buaya yang di Disamping itu balutan kasa juga
jadikan hydrogel di campur dengan salep dipakai untuk melindungi luka dari
luka yang mengandung zink dan trauma, mempertahankan area luka,
Cadexomer Iodine dan ditutup dan untuk mencegah kontaminasi
menggunakan absorbent. Lidah buaya bakteri.
termasuk dalam Enzymatic Therapy.
Lidah buaya bersifat merangsang
pertumbuhan sel baru pada kulit. Dalam
127 Journal of Health Sciences, Vol. 11 No. 2, August 2018, 121-129
KESIMPULAN
Perawatan luka yang dilakukan Broussard, K. C., dan Powers, J. G.
dengan modern dressing mengunakan 2013. Wound Dressings:
hidrogel lidah buaya (Aloevera) serta Selecting the Most
denganprinsip lembab menunjukkan hasil Appropriate Type. Vanderbilt
yaitu terdapatnya perubahan jaringan yang Division of Dermatology, 451-
terjadi pada beberapa komponen 456.
pengkajian luka menurut Betes Jensen
antara lain berkurangnya ukuran luka, Byrd, CA., Bornmann W., Erdjument
kedalaman luka, prosentase granulasi, BH., Tempst, P., Pavletich N.,
epitelisasi, berkurangnya jumlah jaringan Nathan, CF., Ding A. 1999.
nekrosis serta jumlah slough. Tahapan Heat shock Protein 90
tindakan yang dilakukan yaitu mencuci Mediates
luka, melakukan debridement, penentuan Macrophage Activation by taxol
balutan/dressing yang tepat yaitu dengan and bacterial lipopolysacharide.
hidrogel lidah buaya, salep luka Prot Natl Acad Sci.
(metcovazin) sebagai topical terapi, 11;96(10):5645
dressing menggunakan cadexomer iodine
dan absorbent di tutup dengan kassa sretil Carville K. Wound care: manual. 5th ed.
secara oklusif. Osborne Park:Silver Chain
Penggunaan enzymatik therapy: Foundation;
aloe vera dalam perawatan luka diabetes 2007.p. 20-9
dapat digunakan sebagai manajemen luka
diabetes terpadu dengan memperhatikan Casey. G.Modern wound
prinsip perawatan luka
dressings.
terkini menggunakan evidence
NursStand.2000;15(5):47-51.
based nursing.
Clayton W, Elasy TA. A Review of the
DAFTAR PUSTAKA
Pathophysiology, Classification,
Afiyati, A. 2014 Metodologi
and Treatment of Foot Ulcers in
Penelitian Kualitatif dalam Riset Diabetic Patients. Clinical
keperawatan. Rajawali Pers.
Daibetes.
Jakarta
2009;27:2:52-8
Agoes, A. 2014. Tanaman Obat
Indonesia. Salemba Medika: Jakarta.
Cresswell, J.W. 2013. Qualitative
Agustina, H. 2009. Perawatan
enquiry and research design:
LukaModern. Jurnal
choosing among five approaches.
Keperawatan Unpad, 2-3.
Thousand Oaks: sage Publicatuon
Ltd.
Basith, A 2013. The Managemenent
Of Deabetes Melitus.
Creswell. W. 2014. Penelitian Kualitatif
Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.
& Desain Riset.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Black, J.M., Hawks, J.H. 2009.
Medical Surgical and clinical
Damayanti. 2015. Diabetes Mellitus &
Management for positive
Penatalaksanaan Keperawatan.
outcome. Eight edition.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Singapore: Saunders Elsevier.
Depkes RI. 2008. Tahun 2030
Brand, P.W., dan Coleman, W.C. 1990.
Prevalensi penderita diabetes
The
mellitus di Indonesia:
Diabetic Foot In Diabetes
http://www.depkes.go.id/index.ph
MellitusTherapyand Practice. 4th p/berit a/press-release/414-
edition, D. Elsevier Science tahun2030penderitaidiabetesmelli
Publishing Co. 1990 P. 792.
Ferawati; Aplikasi Perawatan Luka Dengan Menggunakan Enzymatik Therapy: Aloe Vera
128 Dalam Manajemen Luka Diabetes