Professional Documents
Culture Documents
Hartini, Didik Gunawan Tamtomo, Nunuk Suryani: Pendahuluan
Hartini, Didik Gunawan Tamtomo, Nunuk Suryani: Pendahuluan
Background: Diarrhea is the second leading cause of death in children under five years old. It is both preventable
and treatable. Every year diarrhea kills about 760,000 toddler. A significant proportion of diarrheal diseases can
be prevented through safe drinking water, adequate sanitation and hygiene. Diarrhea is an infectious disease that
can be transmitted through unwashed hands, holding food with a low personal hygiene and sanitation is not good,
so more often contaminate food by microorganisms
Objective: To analyze the relationship between toddler age, feeding habits meals outside the home with the
incidence of diarrhea in Balita in densely populated areas Kalicode Yogyakarta.
Methods: This study is analytic observational study with cross sectional approach. This study was conducted in
March 2015 in IHC Dadap solid orange Region Population Kalicode Rw 18 Sub Prawirodirjan Gondomanan
Yogyakarta with Total sampling with 48 respondents.
Results: The test results showed statistically not significant correlation between the age of the child with diarrhea
with p value by 0560, therre is relationship between feeding habits of children outside the home with diarrhea
padaa toddler with p value of 0.01
Conclusions: There was no significant relationship between age children with diarrhea, there is no relationship
between maternal education with diarrhea, there is relationship between feeding habits of children outside the
home with the incidence of diarrhea in infants.
Salah satu indikator kesehatan suatu bangsa ialah kedua kematian pada anak di bawah lima tahun.
ini menyoroti berbagai masalah kesehatan anak dari diare tahun membunuh sekitar 760.000 Balita.
berbagai aspek, masalah diare tentu menjadi fokus Sebuah proporsi yang signifikan dari penyakit diare
utama, disamping penyakit-penyakit lain seperti dapat dicegah melalui air minum yang aman,
pneumonia, campak, malaria dan malnutrisi. Oleh sanitasi yang memadai dan kebersihan. Secara
sebab itu gejala penyakit dan cara penanganannya global, ada hampir 1,7 miliar kasus diare setiap
perlu dikenali. Penanganan juga bukan hanya tahun. Diare merupakan penyebab utama gizi buruk
membantu penyembuhan, namun juga dapat pada anak Balita. Penyakit diare merupakan
mencegah timbulnya komplikasi lebih jauh (Depkes penyebab utama kematian anak dan morbiditas di
27
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
dunia, 780 juta orang tidak memiliki akses terhadap dalam air tersebut. Air yang sudah dimasak
air minum dan 2,5 miliar kurangnya sanitasi. Diare disimpan dalam wadah yang terbuka ( tidak ada
karena infeksi tersebar luas di seluruh negara-negara tutupan ). Selain itu perilaku ibu yang tidak baik (
berkembang. Di negara berkembang, anak berusia tidak memasak air sebelum dikonsumsi, tidak
rata-rata di bawah tiga tahun mengalami diare mencuci tangan, mencuci botol susu anak Balita
sebanyak tiga kali dalam setahun. Setiap kejadian menggunakan air mentah) sangat berpengaruh
diare akan menghambat penyerapan nutrisi yang terhadap kejadian diare pada anak Balita. Di lain
diperlukan anak untuk pertumbuhannya. Akibatnya, pihak, ibu yang anak balitanya tidak diare walaupun
diare merupakan penyebab utama malnutrisi, dan menggunakan air yang tidak memenuhi syarat
anak-anak yang kekurangan gizi lebih mungkin bakteriologis adalah air tersebut dimasak sampai
untuk terkena sakit diare (WHO, 2013). mendidih sebelum dikonsumsi.
Berdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap Faktor-faktor yang sangat berpengaruh
anak minimal mengalami diare 1 kali setiap tahun. untuk terjadinya diare pada Balita yaitu status
Dari setiap 5 pasien anak yang datang karena diare, kesehatan lingkungan (penggunaan sarana air
satu diantaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 bersih, jamban keluarga, pembuangan sampah,
anak yang dirawat dirumah sakit akibat diare 1 di pembuangan air limbah) dan perilaku hidup bersih
antaranya juga karena rotavirus. Di Indonesia, dan sehat dalam keluarga. Sedangkan secara klinis
sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6
oleh infeksi rotavirus. Organisme - organisme ini kelompok besar yaitu infeksi (yang meliputi infeksi
mengganggu proses penyerapan makanan di usus bakteri, virus dan parasite), malabsorbsi, alergi,
halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian keracunan (keracunan bahan kimia, keracunan oleh
segera masuk ke usus besar (handwashing, 2006). racun yang dikandung dan diproduksi baik jasad
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Geo renik, ikan, buah-buahan, sayur-sayuran, algae dll),
(2012) Menurut penelitian diketahui bahwa jumlah imunisasi, defisiensi dan sebab-sebab lain. Berikut
responden menggunakan air yang memenuhi syarat adalah data rekapituasi data penderita diare di
bakteriologis dan tidak terkena diare sebanyak 4 Puskesmas di wilayah kota Yogyakarta periode 1
responden (5,3 %), sedangkan responden yang Januari sampai dengan 31 Desember 2014 sebagai
menggunakan air yang tidak memenuhi syarat berikut :
bakteriologis, dari 57 responden, 42 orang (56 %) Berdasarkan studi Pendahuluan di Posyandu
diantaranya menderita diare. Kejadian diare di Desa Dadap Jingga Kawasan padat penduduk Kalicode
Raja, terjadi bukan hanya karena faktor air sungai Rw 18 Kelurahan Prawirodirjan Kecamatan
saja. Walaupun kualitas bakteriologis air bersih, Gondomanan. Terdapat 46 Balita yang aktif
tidak mempunyai pengaruh terhadap kejadian diare, mengikuti Posyandu. Berdasarkan hasil wawancara
namun masih ada faktor lain yang menyebabkan dari 8 balita terdapat 3 balita (37.5%) yang
kejadian diare pada anak Balita misalnya pada mengalami diare dan 5 balita (62.5%) tidak
proses pengambilan dan penyimpanan air bersih mengalami diare dalam periode 3 bulan terakhir.
yang salah. Hasil observasi dengan bantuan chek Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti
list, diketahui bahwa pada umumnya masyarakat tertarik meneliti dengan judul “Hubungan antara
menyimpan air dalam ember/jerigen yang tidak umur Balita, pendidikan orang tua, kebiasaan
ditutup sehingga memungkinkan kotoran masuk menyuapi anak diluar rumah dan ketersediaan air
28
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
minum terhadap kejadian diare pada Balita di seluruh Balita yang datang ke Posyadu Dadap
kawasan Padat penduduk Kalicode Kota Jingga Kawasan padat Penduduk Kalicode Kota
Yogyakarta.” Yogyakarta RW 18 Kelurahan Prawirodirjan
Rumusan Masalah Kecamatan Gondomanan Kota Yogyakarta minimal
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan 3 bulan yang berjumlah 48 Balita.
diatas, maka dapat dibuat suatu Rumusan masalah Variable penelitian
sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara umur 1. variable bebas
Balita, pendidikan orang tua, kebiasaan menyuapi a. Umur balita
makanan diluar rumah dan ketersediaan air bersih b. Pendidikan orang tua / pengasuh
terhadap kejadian diare pada Balita di kawasan c. Kebiasaan menyuapi anak diluar rumah
padat penduduk Kalicode Kota Yogyakarta d. Ketersediaan air bersih
Tujuan Penelitian 2. variable terikat
1. Tujuan umum : Sebagai variabel terikat adalah kejadian diare
Untuk menganalisis hubungan antara umur akut.
balita, kebiasaan menyuapi makanan diluar rumah HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap kejadian diare pada balita di kawasan padat A. Hasil Penelitian
penduduk Kalicode Kota Yogyakarta Tabel 6. Distribusi Frekuensi Karakteristik
2. Tujuan kusus: Berdasarkan Usia dan Pekerjaan Ibu di Kawasan
Padat Penduduk Kalicode Kota Yogyakarta
a. Menganalisis hubungan antara umur Balita
Variabel n %
dengan kejadian diare pada Balita di kawasan
Usia ibu
padat penduduk Kalicode Kota Yogyakarta. < 20 tahun 1 2.1
b. Menganalisis hubungan antara kebiasaan 20-35 tahun 25 52.1
menyuapi makanan diluar rumah dengan > 35 tahun 22 45.8
kejadian diare pada Balita di kawasan padat Pekerjaan Ibu
Ibu Rumah
penduduk Kalicode Kota Yogyakarta. Tangga 36 75
c. Menganalisis hubungan antara umur Balita,, Karyawan
swasta 5 10.4
kebiasaan menyuapi makanan di luar rumah
wiraswasta 7 14.6
dengan kejadian diare pada Balita di kawasan Sumber: Data Primer (diolah : 2015)
padat penduduk Kalicode Kota Yogyakarta. Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui mayoritas
ibu berusia 20- 35 tahun sejumlah 25 responden
METODE PENELITIAN
(52.1%). diketahui mayoritaas ibu adalah sebagai
Jenis dan Desain Penelitian
ibu rumah tangga sejumlah 36 responden (75%).
Penelitian ini adalah penelitian observasional
3. Analisis Univariat Distribusi Frekuensi
analitik dengan pendekatan cross sectional.
Responden Berdasarkan Umur Anak, dan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015 di
Kebiasaan Menyuapi annak di Luar Rumah
Posyandu Dadap Jingga Kawasan padat Penduduk
Tabel 8. Distribusi Frekuensi responden
Kali code Rw 18 Kelurahan Prawirodirjan Kematan berdasarkan Umur Anak di Kawasan Padat
Gondomanan Kota Yogyakarta. Penduduk Kalicode Kota Yogyakarta
1. Sampel Variabel n %
Sampel dalam penelitian ini adalah dengan Umur anak Balita
≤ 2 Tahun 10 20.8
Total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah
29
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
30
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
Mengetahui pengaruh umur pengasuh kejadian diare pada balita oleh ibunya, sehingga
dengan kejadian Diare balita, dikatagorikan tidak lagi mendapat ASI, dengan demikian
menjadi dua yaitu umur < 20 tahun & > 30 tahun tingkat imunitas balita itu sendiri menjadi
dan 20 - 30 tahun. Berdasarkan analisis tabulasi rendah. Keadaan tersebut jika disekitarnya ada
silang menunjukkan bahwa umur pengasuh < 20 kuman infeksi yang dapat menimbulkan diare,
dan > 30 tahun merpakan faktor risiko yang balita tersebut tinggi risiko untuk terkena diare.
berpengaruh terhadap kejadian Diare pada balita Satu-satunya studi untuk menilai usia
dengan OR = 1,65 tetapi hasilnya tidak sebagai faktor risiko diare berat di Eropa
bermakna secara statistik dengan nilai p = 0,040 menyimpulkan bahwa tingginya insiden
(95 % CI : 1,02 – 2,65) (Murniwati, 2005). dehidrasi pada bayi berusia kurang dari 6 bulan
b. Pekerjaan terkait dengan eksposur yang lebih tinggi untuk
Berdasarkan penelitian yang didapatkan, rotavirus. Di negara-negara berkembang, usia
sebagian besar ibu tidak mempunyai pekerjaan muda (<6 bulan) ditemukan berhubungan
dan hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. hal dengan tingkat keparahan dan ketekunan diare.
ini mengakibatkan ibu yang mempunyai balita Studi kohort prospektif yang meneliti korelasi
memiliki waktu untuk mengasuh balita mereka antara keparahan diare dan usia pada bayi di
karena jenis pekerjaan tersebut tidak Eropa tidak menemukan perbedaan terkait usia
membutuhkan waktu yang lama untuk dan terjadinya diare secara klinis. Namun,
meninggalkan balita dirumah. keparahan meningkat terjadinya diare pada bayi
Menurut Sarwono (2000) kondisi dan anak-anak yang lebih muda tampaknya
ekonomi akan mempengaruhi tuntutan terkait dengan eksposur yang lebih tinggi untuk
seseorang untuk menerima atau menolak rotavirus. Tidak ada data tentang korelasi antara
informasi dan pengobatan yang ditawarkan. usia dan diare persisten di negara industri. anak-
Khussnya ibu yang mempunyai balita banyak anak dengan usia kurang dari 6 bulan di negara-
yang masih belum mengetahui tentang negara berkembang memiliki risiko lebih tinggi
bagaimana peran orang tua dalam mencegah untuk episode diare secara lebih parah atau
terjadinya penyakit diare yang banyak diderita persisten diare dan terjadinya kematian akibat
oleh balita. diare dibandingkan dengan usia anak yang lebih
Menurut penelitian yang dilakukan oleh tua (Guarino, 2008).
Mangguang (2012). Penelitian ini sejalan 2. Hubungan antara kebiasaaan menyuapi anak
dengan hasil penelitian yang menunjukkan diluar rumah dengan kejadian diare pada
bahwa proporsi kejadian diare pada balita lebih balita
tinggi pada responden yang tidak bekerja yang Makanan dapat dihinggapi oleh lalat dan
yaitu sebanyak 50 responden (78.1 %) dibanding makanan menjadi tidak hygienis dan dapat
pada responden yang memiliki bekerja yaitu menyebabkan diare. Penyajian makanan harus
sebanyak sebanyak 18 responden (66.7%). memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari
Berdasarkan hasil uji hasil uji statistik nilai kontaminasi, bersih dan tertutup serta dapat
p=0.376 (p>0,05)yang menunjukkan bahwa memenuhi selera makan. ( Chandra, 2006 ).
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Menurut penelitian yang dilakukan oleh
pekerjaan ibu yang mempunyai balita dengan Ferrer.SF, Strina.A, Jesus. SR, Ribeiro. HC,
31
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
32
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
33
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
34
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
35