Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

HUBUNGAN ANTARA UMUR ANAK BALITA, KEBIASAAN


MENYUAPI ANAK DI LUAR RUMAH, DENGAN KEJADIAN DIARE
PADA BALITA DI KAWASAN PADAT PENDUDUK KALICODE KOTA
YOGYAKARTA
RELATIONSHIP BETWEEN THE AGE OF UNDERFIVE, FOOD
HABITS FEEDING OUTSIDE THE HOUSE, WITH THE INCIDENCE
OF DIARRHOEA IN THE SOLID POPULATION KALICODE
YOGYAKARTA
Hartini1), Didik Gunawan Tamtomo2), Nunuk Suryani3)
1)
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
2)
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
3)
Program Studi Magister Ilmu Kependidikan

Background: Diarrhea is the second leading cause of death in children under five years old. It is both preventable
and treatable. Every year diarrhea kills about 760,000 toddler. A significant proportion of diarrheal diseases can
be prevented through safe drinking water, adequate sanitation and hygiene. Diarrhea is an infectious disease that
can be transmitted through unwashed hands, holding food with a low personal hygiene and sanitation is not good,
so more often contaminate food by microorganisms
Objective: To analyze the relationship between toddler age, feeding habits meals outside the home with the
incidence of diarrhea in Balita in densely populated areas Kalicode Yogyakarta.
Methods: This study is analytic observational study with cross sectional approach. This study was conducted in
March 2015 in IHC Dadap solid orange Region Population Kalicode Rw 18 Sub Prawirodirjan Gondomanan
Yogyakarta with Total sampling with 48 respondents.
Results: The test results showed statistically not significant correlation between the age of the child with diarrhea
with p value by 0560, therre is relationship between feeding habits of children outside the home with diarrhea
padaa toddler with p value of 0.01
Conclusions: There was no significant relationship between age children with diarrhea, there is no relationship
between maternal education with diarrhea, there is relationship between feeding habits of children outside the
home with the incidence of diarrhea in infants.

Keywords: underfive, diarrhea, Kali code, Parent, Education

PENDAHULUAN Penyakit diare merupakan penyebab utama

Salah satu indikator kesehatan suatu bangsa ialah kedua kematian pada anak di bawah lima tahun.

derajat kesehatan anak, yang biasa diukur melalui


angka kematian anak, cermin dunia kedokteran kali Hal ini baik dicegah dan diobati. Setiap

ini menyoroti berbagai masalah kesehatan anak dari diare tahun membunuh sekitar 760.000 Balita.

berbagai aspek, masalah diare tentu menjadi fokus Sebuah proporsi yang signifikan dari penyakit diare

utama, disamping penyakit-penyakit lain seperti dapat dicegah melalui air minum yang aman,

pneumonia, campak, malaria dan malnutrisi. Oleh sanitasi yang memadai dan kebersihan. Secara

sebab itu gejala penyakit dan cara penanganannya global, ada hampir 1,7 miliar kasus diare setiap

perlu dikenali. Penanganan juga bukan hanya tahun. Diare merupakan penyebab utama gizi buruk

membantu penyembuhan, namun juga dapat pada anak Balita. Penyakit diare merupakan

mencegah timbulnya komplikasi lebih jauh (Depkes penyebab utama kematian anak dan morbiditas di

RI, 1997). dunia, dan sebagian besar dihasilkan dari sumber


makanan dan air yang terkontaminasi. Di seluruh

27
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

dunia, 780 juta orang tidak memiliki akses terhadap dalam air tersebut. Air yang sudah dimasak
air minum dan 2,5 miliar kurangnya sanitasi. Diare disimpan dalam wadah yang terbuka ( tidak ada
karena infeksi tersebar luas di seluruh negara-negara tutupan ). Selain itu perilaku ibu yang tidak baik (
berkembang. Di negara berkembang, anak berusia tidak memasak air sebelum dikonsumsi, tidak
rata-rata di bawah tiga tahun mengalami diare mencuci tangan, mencuci botol susu anak Balita
sebanyak tiga kali dalam setahun. Setiap kejadian menggunakan air mentah) sangat berpengaruh
diare akan menghambat penyerapan nutrisi yang terhadap kejadian diare pada anak Balita. Di lain
diperlukan anak untuk pertumbuhannya. Akibatnya, pihak, ibu yang anak balitanya tidak diare walaupun
diare merupakan penyebab utama malnutrisi, dan menggunakan air yang tidak memenuhi syarat
anak-anak yang kekurangan gizi lebih mungkin bakteriologis adalah air tersebut dimasak sampai
untuk terkena sakit diare (WHO, 2013). mendidih sebelum dikonsumsi.
Berdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap Faktor-faktor yang sangat berpengaruh
anak minimal mengalami diare 1 kali setiap tahun. untuk terjadinya diare pada Balita yaitu status
Dari setiap 5 pasien anak yang datang karena diare, kesehatan lingkungan (penggunaan sarana air
satu diantaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 bersih, jamban keluarga, pembuangan sampah,
anak yang dirawat dirumah sakit akibat diare 1 di pembuangan air limbah) dan perilaku hidup bersih
antaranya juga karena rotavirus. Di Indonesia, dan sehat dalam keluarga. Sedangkan secara klinis
sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6
oleh infeksi rotavirus. Organisme - organisme ini kelompok besar yaitu infeksi (yang meliputi infeksi
mengganggu proses penyerapan makanan di usus bakteri, virus dan parasite), malabsorbsi, alergi,
halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian keracunan (keracunan bahan kimia, keracunan oleh
segera masuk ke usus besar (handwashing, 2006). racun yang dikandung dan diproduksi baik jasad
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Geo renik, ikan, buah-buahan, sayur-sayuran, algae dll),
(2012) Menurut penelitian diketahui bahwa jumlah imunisasi, defisiensi dan sebab-sebab lain. Berikut
responden menggunakan air yang memenuhi syarat adalah data rekapituasi data penderita diare di
bakteriologis dan tidak terkena diare sebanyak 4 Puskesmas di wilayah kota Yogyakarta periode 1
responden (5,3 %), sedangkan responden yang Januari sampai dengan 31 Desember 2014 sebagai
menggunakan air yang tidak memenuhi syarat berikut :
bakteriologis, dari 57 responden, 42 orang (56 %) Berdasarkan studi Pendahuluan di Posyandu
diantaranya menderita diare. Kejadian diare di Desa Dadap Jingga Kawasan padat penduduk Kalicode
Raja, terjadi bukan hanya karena faktor air sungai Rw 18 Kelurahan Prawirodirjan Kecamatan
saja. Walaupun kualitas bakteriologis air bersih, Gondomanan. Terdapat 46 Balita yang aktif
tidak mempunyai pengaruh terhadap kejadian diare, mengikuti Posyandu. Berdasarkan hasil wawancara
namun masih ada faktor lain yang menyebabkan dari 8 balita terdapat 3 balita (37.5%) yang
kejadian diare pada anak Balita misalnya pada mengalami diare dan 5 balita (62.5%) tidak
proses pengambilan dan penyimpanan air bersih mengalami diare dalam periode 3 bulan terakhir.
yang salah. Hasil observasi dengan bantuan chek Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti
list, diketahui bahwa pada umumnya masyarakat tertarik meneliti dengan judul “Hubungan antara
menyimpan air dalam ember/jerigen yang tidak umur Balita, pendidikan orang tua, kebiasaan
ditutup sehingga memungkinkan kotoran masuk menyuapi anak diluar rumah dan ketersediaan air

28
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

minum terhadap kejadian diare pada Balita di seluruh Balita yang datang ke Posyadu Dadap
kawasan Padat penduduk Kalicode Kota Jingga Kawasan padat Penduduk Kalicode Kota
Yogyakarta.” Yogyakarta RW 18 Kelurahan Prawirodirjan
Rumusan Masalah Kecamatan Gondomanan Kota Yogyakarta minimal
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan 3 bulan yang berjumlah 48 Balita.
diatas, maka dapat dibuat suatu Rumusan masalah Variable penelitian
sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara umur 1. variable bebas
Balita, pendidikan orang tua, kebiasaan menyuapi a. Umur balita
makanan diluar rumah dan ketersediaan air bersih b. Pendidikan orang tua / pengasuh
terhadap kejadian diare pada Balita di kawasan c. Kebiasaan menyuapi anak diluar rumah
padat penduduk Kalicode Kota Yogyakarta d. Ketersediaan air bersih
Tujuan Penelitian 2. variable terikat
1. Tujuan umum : Sebagai variabel terikat adalah kejadian diare
Untuk menganalisis hubungan antara umur akut.
balita, kebiasaan menyuapi makanan diluar rumah HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap kejadian diare pada balita di kawasan padat A. Hasil Penelitian
penduduk Kalicode Kota Yogyakarta Tabel 6. Distribusi Frekuensi Karakteristik
2. Tujuan kusus: Berdasarkan Usia dan Pekerjaan Ibu di Kawasan
Padat Penduduk Kalicode Kota Yogyakarta
a. Menganalisis hubungan antara umur Balita
Variabel n %
dengan kejadian diare pada Balita di kawasan
Usia ibu
padat penduduk Kalicode Kota Yogyakarta. < 20 tahun 1 2.1
b. Menganalisis hubungan antara kebiasaan 20-35 tahun 25 52.1
menyuapi makanan diluar rumah dengan > 35 tahun 22 45.8
kejadian diare pada Balita di kawasan padat Pekerjaan Ibu
Ibu Rumah
penduduk Kalicode Kota Yogyakarta. Tangga 36 75
c. Menganalisis hubungan antara umur Balita,, Karyawan
swasta 5 10.4
kebiasaan menyuapi makanan di luar rumah
wiraswasta 7 14.6
dengan kejadian diare pada Balita di kawasan Sumber: Data Primer (diolah : 2015)
padat penduduk Kalicode Kota Yogyakarta. Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui mayoritas
ibu berusia 20- 35 tahun sejumlah 25 responden
METODE PENELITIAN
(52.1%). diketahui mayoritaas ibu adalah sebagai
Jenis dan Desain Penelitian
ibu rumah tangga sejumlah 36 responden (75%).
Penelitian ini adalah penelitian observasional
3. Analisis Univariat Distribusi Frekuensi
analitik dengan pendekatan cross sectional.
Responden Berdasarkan Umur Anak, dan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015 di
Kebiasaan Menyuapi annak di Luar Rumah
Posyandu Dadap Jingga Kawasan padat Penduduk
Tabel 8. Distribusi Frekuensi responden
Kali code Rw 18 Kelurahan Prawirodirjan Kematan berdasarkan Umur Anak di Kawasan Padat
Gondomanan Kota Yogyakarta. Penduduk Kalicode Kota Yogyakarta

1. Sampel Variabel n %
Sampel dalam penelitian ini adalah dengan Umur anak Balita
≤ 2 Tahun 10 20.8
Total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah

29
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

> 2 Tahun 38 79.2 kebiasaan menyuapi anak diluar rumah dengan


Sumber: Data Primer (diolah : 2015)
Kejadian Diare Pada Balita
Berdasarkan Tabel 8 diatas diketahui bahwa
Tabel 13 : Analisis Multivariat Hubungan antara
mayoritas anak berusia > 2 tahun sejumlah 38 umur Balita, Pendidikan orang tua, kebiasaan
menyuapi anak diluar rumah dengan Kejadian Diare
responden (79.2%)
Pada Balita
Tabel 10. Distribusi frekuensi Kebiasaan Menyuapi 95% Convidence
Interval
anak di Luar Rumah Batas Batas
Variabel OR atas bawah P
Variabel n % Umur Anak > 2 1.21 0.26 5.47 0.56
Kebiasaan Menyuapi anak di tahun
Luar Rumah Kebiasaan Menyuapi
Anak Di Luar Rumah 10.26 1.20 1.20 0.01
≥ 1 kali/ minggu
Tidak Pernah Menyuapi diluar 14 29.2 N observasi : 48
rumah -2 log likelihood :
≥ 1 kali/ minggu 34 70.8 56.584
Sumber: Data Primer (2015) Nagelkerke R Square
: 0.125
Berdasarkan tabel. 10 diatas diketahui bahwa Sumber : Data primer (diolah 2015)
mayoritas kebiasaan menyuapi makanan diluar Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
rumah sebanyak sejumlah ≥ 1 kali/ minggu sejumlah hubungan yang positif antara umur anak dengan
34 responden (70.8 %). kejadian diare pada balita walaupun secara statistik
1. Analisis Bivariat tidak signifikan. Anak balita dengan umur lebih dari
Berikut adalah tabel hasil analisis Bivariat tentang 2 tahun memiliki resiko untuk mengalaami diare 1.2
Hubungan antara umur Balita, Pendidikan orang tua, kali lebih rendah dari pada balita yang berumur
kebiasaan menyuapi anak diluar rumah dengan kurang dari dan sama dengan 2 tahun (OR: 1.21; CI
Kejadian Diare Pada Balita : 0.26-5.47; P : 0.56).
Tabel : 11 Analisis Bivariat Hubungan antara umur Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
Balita, Pendidikan orang tua, kebiasaan menyuapi
hubungan yang positif dan secara statistik signifikan
anak diluar rumah dengan Kejadian Diare Pada
Balita antara kebiasaan menyuapi anak diluar rumah
Kejadian Diare
OR
dengan
P
kejadian diare pada anak balita. Anak Balita
Variabel Diare Tidak Diare Total (%) yang biasa disuapi diluar rumah memiliki resiko
Umur Anak
untuk mengalami diare 10.26 kali lebih tinggi dari
≤ 2 tahun 3 7 10 (20.8)
1.21 0. 56 yang disuapi didalam rumah (OR : 10.26., CI:
anak
> 2tahun 13 25 38 (79.2)
1.20-120., P: 0.016).
Kebiasaan B. Pembahasan
Menyuapi Anak
Di Luar Rumah 1. Karakteristik responden
Tidak pernah 1 13 14 (29.2) 6.10 a. Umur Ibu
≥ 1 kali/
minggu 15 19 34 (70.8) Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian
Cara Mencuci
Tangan 0.01besar ibu berusia lebih dari 35 tahun sejumlah 24

responden (50%). Menurut Wiknjosastro (2001)


Sumber : data Primer (diolah 2015
umur 20-35 tahun merupakan kelompok yang
1. Analisis Multivariat paling dideal dari aspek kesehatan. Ditinjau dari
Berikut adalah tabel hasil analisis tentang tugas dan perkembangan manusia tersebut
Hubungan antara umur Balita, Pendidikan orang tua, adalah masa dewasa yang merupakan masa usia
reproduksi yang ideal.

30
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

Mengetahui pengaruh umur pengasuh kejadian diare pada balita oleh ibunya, sehingga
dengan kejadian Diare balita, dikatagorikan tidak lagi mendapat ASI, dengan demikian
menjadi dua yaitu umur < 20 tahun & > 30 tahun tingkat imunitas balita itu sendiri menjadi
dan 20 - 30 tahun. Berdasarkan analisis tabulasi rendah. Keadaan tersebut jika disekitarnya ada
silang menunjukkan bahwa umur pengasuh < 20 kuman infeksi yang dapat menimbulkan diare,
dan > 30 tahun merpakan faktor risiko yang balita tersebut tinggi risiko untuk terkena diare.
berpengaruh terhadap kejadian Diare pada balita Satu-satunya studi untuk menilai usia
dengan OR = 1,65 tetapi hasilnya tidak sebagai faktor risiko diare berat di Eropa
bermakna secara statistik dengan nilai p = 0,040 menyimpulkan bahwa tingginya insiden
(95 % CI : 1,02 – 2,65) (Murniwati, 2005). dehidrasi pada bayi berusia kurang dari 6 bulan
b. Pekerjaan terkait dengan eksposur yang lebih tinggi untuk
Berdasarkan penelitian yang didapatkan, rotavirus. Di negara-negara berkembang, usia
sebagian besar ibu tidak mempunyai pekerjaan muda (<6 bulan) ditemukan berhubungan
dan hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. hal dengan tingkat keparahan dan ketekunan diare.
ini mengakibatkan ibu yang mempunyai balita Studi kohort prospektif yang meneliti korelasi
memiliki waktu untuk mengasuh balita mereka antara keparahan diare dan usia pada bayi di
karena jenis pekerjaan tersebut tidak Eropa tidak menemukan perbedaan terkait usia
membutuhkan waktu yang lama untuk dan terjadinya diare secara klinis. Namun,
meninggalkan balita dirumah. keparahan meningkat terjadinya diare pada bayi
Menurut Sarwono (2000) kondisi dan anak-anak yang lebih muda tampaknya
ekonomi akan mempengaruhi tuntutan terkait dengan eksposur yang lebih tinggi untuk
seseorang untuk menerima atau menolak rotavirus. Tidak ada data tentang korelasi antara
informasi dan pengobatan yang ditawarkan. usia dan diare persisten di negara industri. anak-
Khussnya ibu yang mempunyai balita banyak anak dengan usia kurang dari 6 bulan di negara-
yang masih belum mengetahui tentang negara berkembang memiliki risiko lebih tinggi
bagaimana peran orang tua dalam mencegah untuk episode diare secara lebih parah atau
terjadinya penyakit diare yang banyak diderita persisten diare dan terjadinya kematian akibat
oleh balita. diare dibandingkan dengan usia anak yang lebih
Menurut penelitian yang dilakukan oleh tua (Guarino, 2008).
Mangguang (2012). Penelitian ini sejalan 2. Hubungan antara kebiasaaan menyuapi anak
dengan hasil penelitian yang menunjukkan diluar rumah dengan kejadian diare pada
bahwa proporsi kejadian diare pada balita lebih balita
tinggi pada responden yang tidak bekerja yang Makanan dapat dihinggapi oleh lalat dan
yaitu sebanyak 50 responden (78.1 %) dibanding makanan menjadi tidak hygienis dan dapat
pada responden yang memiliki bekerja yaitu menyebabkan diare. Penyajian makanan harus
sebanyak sebanyak 18 responden (66.7%). memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari
Berdasarkan hasil uji hasil uji statistik nilai kontaminasi, bersih dan tertutup serta dapat
p=0.376 (p>0,05)yang menunjukkan bahwa memenuhi selera makan. ( Chandra, 2006 ).
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Menurut penelitian yang dilakukan oleh
pekerjaan ibu yang mempunyai balita dengan Ferrer.SF, Strina.A, Jesus. SR, Ribeiro. HC,

31
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

Cairncross.S, Et all(2008) menemukan 4. Keterbatasan Penelitian


hubungan antara diare dan anak setelah makan di a. Penelitian ini adalah studi cross sectional
luar rumah, dan juga sebagai perserikatan yang dalam pengumpulan data menggunakan
dengan tidak adanya sementara dari rumah orang kuisioner sangat subjektif, sehingga
yang biasanya disiapkan dari perawatan yang kebenaran data tergantung dari kejujuran dan
diambil dalam mempersiapkan makanan yang daya ingat responden serta kejjuran dan
ditawarkan kepada anak, yang tidak diukur kepekaan pewawancara (observer) pada saat
dalam penelitian kami. ada bukti bahwa pengisian kuisioner sehingga akan
makanan disiapkan di rumah membawa risiko berpengaruh terhadap hasil atau data
yang lebih rendah diare, sedangkan pengenalan informasi yang diperoleh.
makanan baru untuk anak-anak meningkatkan b. Terdapat perbedaan rentang waktu kasus
risiko diare. terjadinya diare antara responden yang sudah
3. Hubungan antara ketersediaan air bersih lama atau yang belum lama sehingga terjadi
dengan kejadian diare pada balita perbedaan informasi.
Banyak air bersih yang diperlukan untuk
membersihkan alat – alat makanan dan memasak KESIMPULAN DAN SARAN
serta tangan. Memperbaiki sumber air (kualitas A. Kesimpulan
dan kuantitas) dan kebersihan akan mengurangi 1. Terdapat hubungan yang positif antara umur
tertelannya kuman oleh anak kecil. Tersedianya anak dan resiko diare, meskipun hubungan
air penting untuk membiasakan kebersihan, tersebut lemah dan secara statistik tidak
misalnya mencuci tangan. Perbaikan sumber dan signifikan. Anak umur 2 tahun ke atas
sanitasi air mungkin juga mencegah diare pada memiliki resiko untuk diare 5/10 kali lebih
kelompok umur lain dan mempunyai berbagai rendah dari pada anak yang berumur ≤ 2 tahun
keuntungan lain di bidang kesehatan. Terdapat hubungan yang negatif antara
Keluarga yang dapat memanfaatkan sarana pendidikan ibu dan resiko diare, meskipun
air bersih (air dan sumber air yang bersih dan hubungan tersebut lemah dan secara statistik
handal), menunjukkan angka kejadian diare tidak signifikan.
yang lebih sedikit dari padakeluarga yang tidak 2. Terdapat hubungan yang positif antara
memanfaatkan sarana air bersih. kebiasaan menyuapi anak diluar rumah dan
Green dalam Notoatmodjo (1993) resiko diare, dan secara statistik signifikan. Ibu
menyatakan bahwa pendidikan kesehatan Yang tidak pernah menyuapi anak diluar
dengan pemberian informasi dan diikuti oleh rumah memiliki anak dengan resiko untuk
banyak latihan / praktek akan efektif merubah diare anak 5 kali lebih rendah dari pada ibu
perilaku masyarakat. yang mempunyai anak yang mempunyai
Terjadinya diare anak adalah proses kebiasaan disuapi diluar rumah
multifaktorial yang tidak hanya berkaitan B. SARAN
dengan kondisi hidup genting, tetapi juga terkait Bagi tenaga kesehatan dapat meningkatkan
dengan faktor sementara, seperti kontak pengetahuan masyarakat berkaitan dengan
interpersonal yang terjadi sesaat sebelum factor resiko terjadinya diare.
terjadinya diare (Ferrer.SF, et all, 2008).

32
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

Bagi masyarakat. Menyuapi anak diluar rumah 2015).


Geo, M. 2012. Hubungan personal hygiene ibu dan
merupakan factor resiko penularan diare,
sarana sanitasi lingkungan dengan kejadian
sehingga orang tua atau pengasuh dapat diare pada anak balita di desa raja Kecamatan
Boawae Kabupaten
menyuapi anak didalam ruangan atau apabila
Guarino, A. et all, 2008. European Society for
akan menyuapi anak diluar ruangan hendaknya Pediatric Infectious Disease / European
society for Pediactric Gastroenterology,
menggunakan wadah tertutup sehingga
Hepatology, and Nutrition Evidence – based
penyebaran bibit penyakit/ virus dapat Guidelines for the Manangement of acute
Gastroenterities in Children in Europe.
diminimalisir.
Departmen of pediactric, University of
Napels Federico, Naples Italy. Vol. 46
(diakses tanggal 16 Mei 2015).
DAFTAR PUSTAKA Hendarwanto. 2003. Ilmu Penyakit Dalam. FKUI.
Jakarta.
Aman, A.T. (2004). Perkembangan terkini vaksin Juffrie, M. Dkk. 2010. Gastroenterologi-hepatologi
terhadap diare, disampaikan dalam seminar Jilid I. Jakarta: IDAI.
Nasional Diare Perkembangan Terkini dan Kenny, T. 2014. Toddler’s Diarrhoea .
Permasalahannya, Yogyakarta. http://www.patient.co.uk/health/acute-
Batanoa J. 2008 Kebiasaan cuci diarrhoea-in-childr (diakses tanggal 05
tangan dengan kejadian diare. Januari 2014)
http//222.124.164.132/web/detail.php?sid=162887 Lapau, B. 2009. Prinsip dan Metode Epidemiologi.
&actmenu=46 (diakses 19 Desember 2014). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Bopp, CA., Brenner, F.W., Fields, P.I., Wells, JG., Strockbine, Jakarta
NA. (2003). Escherichia coli, Shigella and Salmonella, Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. EGC.
In PR. Murray (edit) : Manual of Clinical Jakarta.
Microbiology, 8th Ed. ASM Press. Washington, DC Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
Chandra B, 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC, Metodologi Penelitian Ilmu
Jakarta. Keperawatan dan Kebidanan.
Capucino, SG, Sherman, H. 2000. York. Addison Yogyakarta : Fitramaya.
Microbiologi a Laboratory Manual, Rocland Rusli, S. 2004. Tata Laksana Diare Berdarah Pasien
Community College State University of Dewasa, majalah penyakit infeksi Indonesia,
New -wesley Publising Company. No. 1;8-12
Depkes RI. 2000, Survey Demografi dan Setyosari, P. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
Kesehatan Indonesia. Departemen & Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Suharyono. 1991. Diare Akut. FKUI. Jakarta.
_________. 2002, Survey Demografi dan Kesehatan The National Center for Biotechnology Information
Indonesia. Departemen Kesehatan Republik advances science and health. 2014. Manual
Indonesia, Jakarta of The Health Care of Children in
_________. 2005, Survey Demografi dan Kesehatan Humanitarian Emergencies.
Indonesia. Departemen Kesehatan Republik http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ (diakses
Indonesia, Jakarta tanggal 19 Desember 2014).
_________. 2005, Pedoman Teknis Imunisasi Farhing.M. 2012. Acute diarrhea in adults and
Tingkat Puskesmas. Departemen Kesehatan children: a global perspective
Republik Indonesia, Jakarta http://www.worldgastroenterology.org/asset
_________. 2007, Survey Demografi dan Kesehatan s/export/userfiles/Acute%20Diarrhea_long_
Indonesia. Departemen Kesehatan Republik FINAL_120604.pdf (diakses tanggal 20
Indonesia, Jakarta Desember 2014)
Fatonah, S. 2005. Hygiene dan Sanitasi makanan, Mansjoer,A, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran,
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Edisi 3. Jakarta: Medica Aesculpalus FKUI.
Ferrer.SF, Strina.A, Jesus. SR, Ribeiro. HC, Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta ;
Cairncross.S, Et. All, 2008. A Hierarchical EGC
model for studying risk factors for childhood Simadibrata, M, S, S. (2006). Buku Ajar Ilmu
diarrhea: a case control study in a middle- Penyakit Dalam. Edisi IV. Pusat Penerbitan
income country. International journals of Departemen.
epidemiology. Oxford university press. Soegijanto, S. 2006. Ilmu Penyakit Anak “Diagnosa
Diakses tanggal 15 mei 2015. dan Penatalaksanaan”. Surabaya: Airlangga
Fewtrell l, Kaufman RB. et. al, 2005. http//www.Promosi University Press.
Kesehatan.com/?=article&Id=424. (diakses 22 Mei

33
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

Suraatmaja, S. (2007). Aspek Gizi Air Susu Ibu.


Jakarta: EGC.
UNICEF. 2013. Diare Can Be Done
http://www.unicef.org/health/files/Final_Diarrhoea_Rep
ort_ October_2009_final.pdf (diakses tanggal 13
Desember 2014)
Wawan A. 2010. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan
perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
WHO, 2013. Diarrhoeal disease.
http://www.who.int/mediacentre
/factsheets/fs330/en/ (diakses 13 Desember
2014)
WHO. 2013. Water and Sanitation
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/143953/2/WHO
FWC_ WSH_14.01_eng.pdf?ua=1 (diakses tanggal 13
Desember 2014)
Widyastuti, P. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar
, edisi 2. Jakarta : EG

34
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887

35

You might also like