Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

PETANI MERAWAT LAHAN PERTANIAN SEKALIGUS SEBAGAI

PENYEDIA LAPANGAN PEKERJAAN BAGI MASYARAKAT


PENGANGGURAN
Studi Kasus Sistem Ekonomi Pertanian di Dusun Sungai Ari, Jambi
FARMERS TAKE CARE OF AGRICULTURAL LAND AS WELL AS PROVIDER OF
JOBS FOR UNLESS COMMUNITIES

Defron Yerico Situmorang


Program Studi Agribisnis, Minat Sarjana Manajemen Bisnis Perkebunan, Fakultas
Pertanian, Universitas INSTIPER, Yogyakarta

Abstract
The type of work or job vacancies provided in the village is no less interesting than the type
of work provided in the city, especially in terms of the salary (income) obtained. Suban
Village or more precisely Sungai Ari Village (Batang Asam District, Tanjung Jabung Barat
Regency) is one of the villages where the majority of the people work as farmers, who are
more dominant in planting oil palm commodities (Oil Palm Gardening) because of the soil
content contained in the land in the area. Sungai Ari Village is very suitable for farming,
especially oil palm plantations. However, not entirely the care carried out in oil palm
gardening owned by a farmer can be done alone. Of course, these farmers need Human
Resources who are able to assist farmers in maintaining the oil palm plantations. The farmers
usually provide several daily job vacancies for other residents who do not have jobs, such as
Pruning (Pruning the midrib), Spraying the Land, Fertilizing Oil Palm Land, Harvesting and
Threshing Palm Oil. This is very helpful for the people in the village who do not have a job
(Unemployed Status) to meet their daily needs, especially during the COVID-19 pandemic
that is currently engulfing Indonesia. This study aims to analyze the income of individuals
who work as Human Resources (As Workers) of a farmer.

Abstrak
Jenis pekerjaan atau lowongan pekerjaan yang disediakan didesa tidak kalah menarik dengan
jenis pekerjaan yang disediakan di kota, terutama dari segi gaji (Pendapatan) yang diperoleh.
Desa Suban atau lebih tepatnya Kelurahan Sungai Ari (Kecamatan Batang Asam, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat) merupakan salah satu Kelurahan dimana masyarakatnya mayoritas
bekerja sebagai petani, yang dimana lebih dominan menanam komoditas kelapa sawit
(Berkebun Kelapa Sawit) sebab kandungan tanah yang terdapat pada lahan di Kelurahan
Sungai Ari ini sangat cocok untuk bercocok tanam terutama perkebuan kelapa sawit. Namun
tidak sepenuhnya perawatan yang dilakukan dalam berkebun kelapa sawit yang dimiliki oleh
seorang petani dapat dilakukan sendiri. Pastinya petani tersebut membutuhkan Sumber Daya
Manusia yang mampu membantu petani dalam perawatan kebun kelapa sawit tersebut. Para
petani biasanya memberikan beberapa lowongan pekerjaan harian bagi warga lain yang tidak
memiliki pekerjaan, seperti Pruning (Memangkas Pelepah), Menyemprot Lahan, Memupuk
Lahan Kelapa Sawit, Memanen dan Melangsir Kelapa Sawit. Hal ini sangat membantu
masyarakat di Kelurahan tersebut yang tidak memiliki pekerjaan (Berstatus Pengangguran)
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama pada saat pandemi Covid-19 yang sedang
melanda Indonesia saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan
perorangan yang bekerja sebagai Sumber Daya Manusia (Sebagai Pekerja) dari seorang
petani.

1. Pendahuluan
Kelapa sawit merupakan komoditas strategis saat ini, dan juga sebagai komoditas
terbesar dalam kegiatan ekspor Negara Indonesia. Sebagai subjek, petani kelapa sawit sangat
berperanan dalam pembangunan dan perkembangan Negara, oleh karena itu pemerintah
perlu memperhatikan segala sesuatu yang di butuhkan petani kelapa sawit dalam pengolahan
kebun kelapa sawit, misalnya kemudahan memperoleh pupuk dan akses keuangan.
Sebagai petani, sangat menginginkan agar kebun kelapa sawit yang dimiliki dapat
berbuah banyak. Namun, bagaimana caranya memelihara kelapa sawit agar mampu berbuah
banyak? Secara umum, tujuan utama membudidayakan kelapa sawit adalah untuk
mendapatkan buah. Semakin banyak buah yang diperoleh dari kebun kelapa sawit, maka
semakin besar keuntungan yang diperoleh petani. Setelah diamati berkali-kali, diperolehlah
fakta yang menyatakan bahwa tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit berbanding lurus
dengan bentuk pemeliharaannya. Apabila kelapa sawit dirawat dan dipelihara dengan baik,
maka kelapa sawit tersebut akan menghasilkan buah yang lebat dan sungguh melimpah.
Namun beda halnya jika kelapa sawit tidak dirawat atau dipelihara dengan baik, maka buah
yang dihasilkan pun akan lebih sedikit dan menjadi kurang maksimal.
Sebagai petani yang memiliki jiwa bisnis, perlu juga memperhatikan biaya yang
diperlukan dalam perawatan atau pemeliharaan kelapa sawit. Dikatakan berhasil apabila
petani mampu mengelola anggaran yang dimiliki untuk mengolah kebun kelapa sawit, dan
kelapa sawit tersebut mampu menghasilkan buah yang optimal. Berikut adalah hal-hal yang
merupakan faktor yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan penggunaan anggaran
biaya pemeliharaan kela sawit :
1. Penyesuaian metode yang dilakukan untuk pemeliharaan kelapa sawit dengan kondisi
lingkungannya.
2. Penggunaan teknologi pertanian guna mempermudah dalam pemeliharan kelapa sawit.
3. Pengendalian Gulma (Tumbuhan Parasit) secara intensif.
4. Pemberantasan Hama dan Penyakit.
5. Pemupukan dengan jadwal dan dosis yang tepat.
6. Penunasan (Pruning) yang teratur.
7. Prosedur pemanenan yang baik dan benar.

2. Metode Penelitian
Agar memperoleh hasil kelapa sawit yang melimpah, tentunya kebun kelapa sawit
harus dirawat dan dipelihara dengan baik. Namun, apabila seorang petani kebun kelapa sawit
melakukan perawatan tersebut seorang diri, maka proses perawatan akan berlangsung sangat
lama. Sebab, terdapat satu faktor utama yang sangat diwaspadai oleh seorang petani kebun
kelapa sawit, yaitu kondisi cuaca. Cuaca bersifat tidak menentu atau berubah-ubah.
Walaupun sedang musim kemarau bisa saja tiba-tiba datang hujan ataupun sebaliknya. Oleh
karena itu, dengan mempekerjakan untuk membantu proses perawatan kelapa sawit, maka
dapat memaksimalkan waktu, dalam arti apabila satu hari penuh keadaan panas, maka dapat
melakukan pekerjaan (Pruning, Penyemprotan Lahan, Pemupukan) selama satu hari penuh
sesuai dengan jadwal jenis pekerjaan masing-masing.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan
pekerja yang dipekerjakan oleh seorang petani kebun kelapa sawit. Penelitian yang
dilakukan menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini berlangsung selama 5 hari mulai
dari mengumpulkan informasi dari narasumber hingga metode dan kesimpulan.
Dalam penelitian ini, informasi dari narasumber (Petani) menjadi kunci kesuksesan
penelitian ini. Informasi yang dimaksud yaitu :
 Jumlah batang pohon kelapa sawit per Hektar yaitu 110 batang.
 Jumlah pupuk yang dibutuhkan petani yaitu 5 sak per Hektar agar pupuk yang
diterima untuk setiap pohonnya sebanyak 2 Kg.
 Petani tidak memberikan target hari (Batas Waktu) untuk pekerjaan Pruning,
Penyemprotan Lahan, dan Pemupukan. Semuanya tergantung pada kesanggupan
pekerjanya masing-masing. Beda halnya dengan Melangsir dan Memanen
(Menurunkan Buah) yang sudah ditentukan waktunya.
 Pruning, Penyemprotan Lahan, dan Pemupukan dilakukan setiap 4 bulan sekali
atau 3 kali dalam setahun (3 Periode)
 Melangsir dan Memanen (Menurunkan Buah) dilakukan setiap 2 minggu sekali.
 Dosis pupuk per Hektar yaitu 5 Sak
 Gaji Pruning sebesar Rp4.000,- per Batang
 Gaji Menyemprot Lahan sebesar Rp400.000,- per Hektar
 Gaji Memupuk sebesar Rp25.000,- per Sak
 Gaji Memanen (Menurunkan Buah) sebesar Rp120.000,- per hari.
 Gaji Melangsir sebesar Rp120.000,- per hari
Rumusan Masalah:
Seorang petani di dusun Sungai Ari memiliki lahan kebun sawit seluas 8 Hektar sedang
mempekerjakan dua oang pekerja. Kedua pekerja tersebut dikontrak selama satu tahun untuk
merawat hingga memanen lahan kebun kelapa sawit petani tersebut. Alhasil, kedua pekerja
tersebut memperoleh pencapaian dalam pekerjaan mereka sebagai berikut:
 Pruning selama 16 hari dengan menargetkan 55 batang per hari.
 Menyemprot Lahan selama 16 hari dengan target seluas 125m x 40m per hari
 Memupuk selama 8 hari dengan menargetkan 5 sak per hari
Dari pencapaian kedua pekerja tersebut, diperoleh rumus sebagai berikut.
 Pendapatan Pruning  Pendapatan Memupuk
n = QB x D x P n = QS x D x P
 Pendapatan Menyemprot Lahan
n=AxDxP
Keterangan :
QB = Jumlah Barang n = Pendapatan
QS = Jumlah Sak P = Harga
A = Luas Wilayah D = Jumlah Hari

Analisis Pendapatan Kedua Pekerja selama 1 Periode Pekerjaan


 Pendapatan Pruning  Pendapatan Memupuk
n = QB x D x P n = QS x D x P
= 55 x 16 x Rp4.000,- = 5 x 8 x Rp25.000,-
= Rp3.520.000,- = Rp1.000.000,-
 Pendapatan Menyemprot Lahan
n =AxDxP
= (125m x 40m) x 16 x
Rp400.000,-
= Rp3.200.000,-

Dari analisis pendapatan diatas, diperoleh tabel seperti berikut.

Pekerjaan Jumlah Hari Harga Pendapatan


Pruning 55 Batang 16 Hari Rp4.000/Batang Rp3.520.000,-
Menyemprot
125m x 40m 16 Hari Rp400.000/Hektar Rp3.200.000,-
Lahan
Memupuk 5 sak 8 Hari Rp25.000/Sak Rp1.000.000,-
Total Rp7.720.000,-

Analisis Pendapatan Pekerja selama 3 Periode Pekerjaan (Selama Setahun) +


Memanen dan Melangsir selama Setahun
 Pendapatan Pruning 3 Periode  Pendapatan Memanen (Pekerja 1)
n = n(Pruning) x 3 n =DxP
= Rp3.520.000 x 3 = 24 hari x Rp120.000,-
= Rp10.560.000,- = Rp2.880.000
 Pendapatan Menyemprot Lahan 3 Periode  Pendapatan Melangsir (Pekerja 2)
n = n(Menyemprot Lahan) x 3 n =DxP
= Rp3.200.000 x 3 = 24 hari x Rp120.000,-
= Rp9.600.000,- = Rp2.880.000,-
 Pendapatan Memupuk 3 Periode
n = n(Memupuk) x 3
= Rp1.000.000 x 3
= Rp3.000.000,-

Dari analisis pendapatan pekerja diatas, maka diperoleh tabel seperti berikut

Pekerjaan Pendapatan (Rp)


Pruning Rp10.560.000,-
Menyemprot Rp9.600.000,-
Memupuk Rp.3.000.000,-
Memanen (Menjatuhkan Buah) Rp2.880.000,-
Melangsir Rp2.880.000,-
Total Rp28.920.000,-
Maka, pendapatan perorangan per tahun yaitu :
Total Pendapatan Kedua Pekerja
n Perorangan = 2
Rp 28.920 .000
= 2
= Rp14.460.000,-

3. Kesimpulan
 Seorang Petani dapat menjadi penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang
sedang menganggur (Tidak memiliki pekerjaan) guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Pendapatan yang diterima perorangan selama setahun jika bekerja kepada satu orang
petani yaitu Rp14.460.000, namun jika seorang pekerja tersebut mampu bekerja untuk
lebih dari satu orang petani, maka pendapatan per tahun tersebun dikali dengan jumlah
petani (Rp.14.460.000 x Jumlah Petani). Dan hal tersebut tergantung kesanggupan
seorang pekerja tersebut.
 Kita dapat memperoleh informasi penting dari petani dari Dusun Sungai Ari ini, yaitu:
1. Terdapat 110 Batang Pohon Kepala Sawit untuk setiap satu Hektar.
2. Pada saat pemupukan, dibutuhkan 5 sak per hektar agar setiap pohon menerima 2
Kg pupuk.
3. Ketika ingin memupuk, maka terlebih dahulu menyemprot lahan untuk
mengendalikan gulma dan Pruning agar pupuk yang diserap akar tidak menuju
pelepah tua, melainkan menuju pelepah muda, batang, dan buah. Hal ini dapat
meningkatkan buah yang dihasilkan dan memperbesar ukuran janjang buah,
sehingga buah semakin berat.
4. Harga- harga tiap jenis pekerjaan yang disediakan oleh petani merupakan harga
yang sudah disepakati antara petani dengan pekerjanya. Dan harga tersebut berlaku
untuk seluruh petani di Dusun Sungai Ari ini.
5. Terdapat satu faktor utama yang sangat diwaspadai oleh petani dan pekerjanya,
yaitu Kondisi Cuaca terutama Cuaca Hujan, sebab:
 Apabila saat menyemprot tiba-tiba hujan, maka racun akan menjadi sia-sia
karena larut bersama air hujan.
 Apabila saat memupuk tiba-tiba hujan, maka pupuk akan larut bersamaan
dengan aliran air hujan.
 Apabila saat memanen buah dan melangsir tiba-tiba hujan, maka pekerjaan akan
dihentikan sebab pekerja mengalami kesulitan ketika memanen (Kesusahan
membawa peralatan panen dari pohon sawit satu ke pohon sawit lainnya) dan
melangsir (Kesusahan membawa buah ke TPH) dikarenakan hujan.

You might also like