Professional Documents
Culture Documents
898-Article Text-1619-1-10-20220627
898-Article Text-1619-1-10-20220627
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nomor: 158/E/KPT/2021
masa berlaku mulai Volume 5 Nomor 2 Tahun 2018 sampai Volume 10 Nomor 1 Tahun 2023
Abstract
Inventory of goods is one of several important factors in a company, whether engaged in trading or manufacturing. It is
important for inventory to be controlled and supervised in the recording and calculation of inventory, this is because inventory
can affect financial reporting. If the amount of inventory is too large (overstock), on the other hand, if the inventory is a little,
it will have an impact on the lack of inventory (stockout). The purpose of this research is to develop an inventory control system
using the moving average method and the development of an Extreme Programming (XP) system. The moving average method
in inventory prediction is more effective because this method compares current and previous data. To develop the system, the
Extreme Programming (XP) system development method is used. This method has advantages including: fast process, time and
cost efficiency, low risk, flexibility and easy to implement. From the test results using black box testing by testing the
functionality, the system shows the system has met expectations with a value reaching 100%. Meanwhile, for testing with the
DeLone and McLean models which measure the success of information systems, the score reaches 81.37%.
Keywords: Extreme Programming, Moving Average, Sales, Purchases, Inventory.
Abstrak
Persediaan barang menjadi satu diantara beberapa faktor kusial dalam suatu perusahaan, baik bergerak dibidang dagang ataupun
manufaktur. Menjadi suatu yang yang penting untuk persediaan dilaukan pengendalian dan pengawasan pada pencatatan dan
perhitungan persediaan, hal ini dikarenakan persediaan dapat mempengaruhi dalam pelaporan keuangan. Jika jumlah
persediaan terlalu besar (overstock), sebaliknya jika persediaan sedikit berdampak pada kurangnya persediaan (stockout).
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan sistem pengendalian persediaan barang menggunakan metode moving average
dan pengembangan sistem Extreme Programming (XP). Metode moving average dalam prediksi persediaan lebih efektif
karena metode ini membandingkan data sekarang dan data terdahulu. Untuk mengembangkan sistem digunakan metode
pengembangan sistem Extreme Programming (XP). Metode ini memiliki kelebihan diantaranya: prosesnya cepat, efisiensi
waktu dan biaya, resiko yang rendah, memiliki flesibilitas dan mudah dalam penerapannya. Dari hasil uji menggunakan black
box testing dengan melakukan uji terhadap fungsionalitas, sistem menunjukkan sistem telah sesuai harapan dengan nilai
mencapai 100%. Sedangkan untuk pengujian dengan Model DeLone dan McLean yang mengukur kesuksesan sistem informasi
mendapatkan nilai mencapai 81,37%.
Kata kunci: : Extreme Programming, Moving Avarage, Penjualan, Pembelian, Persediaan Barang.
perusahaan. Sebagian besar perusahaan kini telah membedakan perusahaan dagan dan perusahaan jasa.
memanfaatkan sistem berbasiskan komputer untuk Maka pengelolaan persediaan menjadi aktivitas yang
mengelola informasi dalam membantu menjalankan krusial pada perusahaan dagang [4]. Pengelolaan
aktivitas bisnis. Hal ini dikarenakan jumlah transaksi persediaan barang yang optimal jika dapat mencatat
yang relatif tinggi yang terjadi pada perusahaan- barang keluar dan masuk dengan teapt [5]. Hal ini
perusahaan besar. Semua transaksi yang terjadi harus berguna agar dapat meminimalkan kerugian akibat dari
dapat dikelola dengan waktu yang cepat, agar mampu tidak kesesuain antara jumlah barang yang ada dengan
dihasilkan informasi yang nantinya dapat digunakan pencatatannya. Sistem pengelolaan persediaan dapat
oleh pimpinan untuk membantu dalam pengambilan diartikan sebagai rangakain kebijakan untuk
keputusan dan kebijakan perusahaan, dengan mengendalikan dan melakukan penentuan tingkat
pertimbangan waktu serta kualitas keputusan yang tingkat persediaan yang tetap dijaga [6]. Jika jumlah
didapatkan. Sistem informasi bukan hanya dijadikan persediaan terlalu banyak (overstock) berakibat pada
alat berbagi informasi melalui elektronik saja, akan adanya dana besar yang menganggur, selain itu juga hal
tetapi telah menjadi alat yang penting untuk ini beresiko pada rusaknya barang yang semakin
dimanfaatkan sebgai media koordinasi dan banyak dan membengkaknya biaya penyimpanan.
mengarsipkan dokumen-dokumen atau laporan-laporan Sebaliknya apabila persediaan terlalu sedikit berakibat
perusahaan [1]. Sistem informasi dapat dimanfaatkan pada resiko kurangnya persediaan (stockout), ini
untuk melakukan pengelolaan informasi sehingga dapat dikarenakan barang tidak dapat datang dengan
terjadi peningkatan kompleksitas dari fungsi mendadak dengan jumlah yang tidak pasti dan sesuai
manajemen, mempengaruhi pergerakan ekonomi yang dibutuhkan. Ini menngakibatkan produksi akan
(globalisasi), efisiensi dalam menanggapai sesuatu terhenti, penjualan menjadi tertunda, hingga kehilangan
(response time) dengan cepat dan sebagai keunggulan konsumen. Melalui pengembangan sistem
kompetitif [2]. pengendalian persediaan barang, maka akan
memudahkan dalam mengelola barang masuk maupun
Persediaan menjadi satu diantara beberapa faktor
keluar, data stok barang, data pembelian serta data
krusial dalam aktivitas bisnis, baik perusahaan dagang
penjualan.
ataupun manufaktur. Melalui perkembangan teknologi,
pengelolaan persediaan dapat menggunakan sistem Moving Average merupakan satu diantara beberapa
persediaan, dimana sistem ini dapat melakukan pendekatan sederhana yang digunakan untuk meramal
pengelolaan persediaan barang di gudang secara [3]. dan dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan keadaan
Hal ini dikarenakan dalam pengelolaan persediaan di masa datang yang didasari pada kumpulan data-data
perlu adanya pengendalian dalam pencatatan dan sebelumnya atau data-data histori [7]. Pada manajemen
menghitung persediaan untuk dapat tersusun laporan operasi dan produksi, kumpulan data ini bisa berwujud
keungan yang baik. PT XYZ merupakan suatu volume penjualan dari data histori pada perusahaan.
perusahaan dagang yang beroperasi pada bidang Periode waktu kumpulan data ini bisa berbentuk data
penjualan barang melalui distribusi barang pada pertahun, perbulan, perminggu atau perhari.
pelanggannya. Proses pencatatan penjualan Pendekatan prediksi menggunakan moving average
menggunakan cara manual, dimana setiap transaksi biasanya diimplementasik pada peramalan bisnis
dilakukan pencatatan pencatatan di nota penjualan misalkan demand forecasting atau meramal permintaan
barang kemudiaan dikirimkan kepada konsumen. pasar. Pendekatan moving average memiliki
Terjadi masalah dengan sistem yang ada saat ini, yaitu kemampuan dalam perhitungan data yang sifatnya
dalam pencatatan data penjualan dan data pengiriman stabil ataupun data yang perubahannya tidak fluktuatif
barang dengan pencatatan di dalam nota serta faktur (data yang berubah naik dan turun tidak secara drastis)
pengiriman yang kemudian dikirimkan pada pembeli [8]. Ini karena data pada masing-masing periode diberi
mengakibatkan keterlambatan staff dalam mengelola pembobotan secara berimbang agar setiap periode tidak
transaksi penjualan. Selain itu, pada aktivitas membeli diwakilkan atau sifatnya tidak khusus maupun data
barang dari pemasok, PT XYZ mengelami masalah periode akhir tidak dapat dinilai sebagai data yang
yakni pada pencatatan barang jika terjadi pembelian terbaik dalam menjelaskan keadaan saat ini. Pendekatan
barang masih menggunakan pencatatan kartu stok dan moving average sangat sesuai jika diterapkan pada
dihitung menggunakan alat bantu seperti kalkulator peramalan produk maupun komoditi perdagangan
yang digunakan untuk menghitung total stok barang apabila data yang digunakan stabil (konstan), ataupun
yang ada di gudang. Untuk itu dibutuhkan data permintaan tendnya tidak mempelihatkan fluktuasi
pengembangan sistem, khususnya pada sistem data [9]. Metode moving average sederhana dan
pengelolaa persediaan barang pada PT XYZ agar memudahkan dalam memahami konsepkan sehingga
memudahkan staff untuk mengelola data transaksi baik dapat diterapkan untuk menghitung peramalan
penjualan maupun pembelian barang. (forecast) jika dibanding dengan proses perhitungan
dengan analisa trendline menunjukkan bahwa
Pencatatan persediaan menjadi aktivitas yang harus
dilakukan pada perusahaan barang dagang, ini yang
DOI: https://doi.org/10.38204/tematik.v9i1.918
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
9
Dedy Alamsyah, Amat Damuri, Rini Nuraini, Ri Sabti Septarini, Nunik Yudaningsih
Tematik : Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi (e-Journal) Vol. 9 No. 1 (2022)
peramalan menggunakan moving average lebih stabil average. Untuk itu tahapan penelitian yang dilakukan
[10]. membutuhkan pendekatan metodologi pengembangan
sistem. Metode pengembangan sistem yang dilakukan
Permasalahan yang sering ditemui oleh developer
adalah dengan metode Extreme Programming (XP).
perangkat lunak yaitu berubah-ubahnya kebutuhan
Metode ini merupakan pendekatan yang
pengguna terhadap software yang dikembagkan dan
mengembangkan perangkat lunak yang memiliki
selalu ada permintaan terhadap penambahan atau
kelebihan diantaranya: prosesnya cepat, efisiensi waktu
perubahan fitur. Hal ini memicu munculnya
dan biaya, resiko rendah, memiliki fleksibilitas dan
pendekatan-pendekatan pengembangan sistem yang
dapat diprediksi [11]. Pada metode XP melalui proses
fleksibel agar permasalahan tersebut dapat diatasi. Agile
iterasi yang dapat dimungkinkan dilaksanakan
develoment menawarkan sebuah pendekatan yang dapat
berulang-ulang disesuaikan dengan kebutuhan. Metode
mengatasi hal tersebut. Salah satu pendekatan agile
ini memungkinkan untuk pelaksanaan setiap tahapanya
development yang populer adalah Extreme Programing
dilakukan secara singkat dan dapat diulang bagian yang
(XP). Metode ini merupakan pendekatan yang
berbeda selaras dengan tujuan pengembangan [16].
mengembangkan perangkat lunak yang memiliki
Metode XP terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
kelebihan diantaranya: prosesnya cepat, efisiensi waktu
planning (perencanaan), design (perancangan), coding
dan biaya, resiko rendah, memiliki fleksibilitas dan
(pengkodean) dan testing (pengujian). Gambar 1
dapat diprediksi [11]. Extreme Programming (XP)
berikut ini adalah tahapan penelitian dari
metode yang umum diterapkan untuk membangun
pengembangan sistem pengendalian persediaan
software dengan waktu yang relatif cepat [12]. Alasan
menggunakan metode moving average.
digunakannya pendekatan XP karena dapat
diimplementasikan untuk pengembangan sistem yang
butuh waktu yang cepat melalui tahapan-tahapan
diantaranya planning (perencanaan), design
(perancangan), coding (pengkodean), dan testing
(pengujian).
2. Metode Penelitian
2.1. Moving Average
Moving Average merupakan indikator yang melakukan
perhitungan harga rata-rata sebuah aset pada rentang Gambar 1. Tahapan Penelitian
waktu tertentu, dan dihubungkan sehingga membentuk
Pada Gambar 1 diatas, tahapan petama yaitu planning.
garis [13]. Nilai rata-rata dapat diperoleh dari harga
Planning merupakan tahapan dimana akan
pembuka (open), penutup (close), paling tinggi (high),
dilaksanakan proses mengidentfikasi permasalahan dan
paling rendah (low), maupun pertengahan (median).
penentuan kebutuhan [17]. Maka untuk mengetahui
Moving Average merupakan bagian dari indikator
permasalahan yang akan diselesaikan dilakukan proses
lagging. Indikator ini didasari pada kejadian-kejadian
wawancara pada PT XYZ sehingga didapatkan
lampau dan menjelaskan informasi terkait data histori
informasi terkait permasalahan utama yang terdapat
pasar. Metode ini berguna tidak sebagai alat untuk
pada objek penelitian untuk mengembangkan sistem
memprediksi, tetapi dapat memberikan konfirmasi.
pengendalian persediaan barang. Kemudian dilanjutkan
Pendekatan moving average merupakan sebuah
dengan penetapan kebutuhan untuk penyelesaian
pendekatan yang melakukan perhitungan harga yang
permasalahan pada pengembangan sistem yang dapat
terdapat pada penilaian persediaan yang didasari pada
diimpelementasikan pada PT XYZ baik dalam proses
rata-rata harga barang yang sama pada rentang waktu
transaksi penjualan maupun pembelian. Selanjutnya
tertentu [14]. Pendekatan moving average mempunyai
tahapan design, yang disusun berdasarkan kebutuhan
hubungan yang sesuai dengan arus naik dan turun pada
pengguna dan kerangka kerja dibuat untuk dapat
harga dikarenakan menggabungkan antara FIFO dan
diimpelentasikan [18]. Pada tahap ini akan dibuat suatu
LIFO [15].
desain perangkat lunak dengan menerapkan model
2.2. Tahapan Penelitian berorientasi objek dengan perancangan diantaranya:
usecase diagram, class diagram, dan activity diagram.
Tahapan penelitian mendiskripsikan aktivitas penelitian
Selanjtunya tahap coding, dimana pada tahap ini akan
yang dilaksanakan melalui perencanaan, teratur, dan
mengimlementasikan desain dalam bentuk perangkat
sistematis agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan.
lunak berbasiskan web melalui bahasa pemrograman
Tahapan penelitian menjadi pengembangan dari
yang digunakan yaitu PHP dan database MySql.
kerangka penelitian, dan dibagi kedalam beberapa sub
Tahapan terakhir adalah testing, yang bertujuan untuk
bagian. Penelitian ini melakukan pengembangan sistem
memastikan bahwa sistem yang dibangun telah layak
pengendalian persediaan menggunakan metode moving
dan sesuai dengan kebutuhan [19]. Untuk pengujian
DOI: https://doi.org/10.38204/tematik.v9i1.918
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
10
Dedy Alamsyah, Amat Damuri, Rini Nuraini, Ri Sabti Septarini, Nunik Yudaningsih
Tematik : Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi (e-Journal) Vol. 9 No. 1 (2022)
digunakan uji black box testing dan uji terhadap sistem acitvity diagram persediaan barang menggunakan
informasi yang dikembangkan melalui model DeLone moving average untuk staff dan pimpinan.
and McLean berguna untuk mengetahui keberhasilan
sistem informasi.
DOI: https://doi.org/10.38204/tematik.v9i1.918
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
11
Dedy Alamsyah, Amat Damuri, Rini Nuraini, Ri Sabti Septarini, Nunik Yudaningsih
Tematik : Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi (e-Journal) Vol. 9 No. 1 (2022)
DOI: https://doi.org/10.38204/tematik.v9i1.918
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
12
Dedy Alamsyah, Amat Damuri, Rini Nuraini, Ri Sabti Septarini, Nunik Yudaningsih
Tematik : Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi (e-Journal) Vol. 9 No. 1 (2022)
DOI: https://doi.org/10.38204/tematik.v9i1.918
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
13
Dedy Alamsyah, Amat Damuri, Rini Nuraini, Ri Sabti Septarini, Nunik Yudaningsih
Tematik : Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi (e-Journal) Vol. 9 No. 1 (2022)
DOI: https://doi.org/10.38204/tematik.v9i1.918
Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
14