Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

TELAAH JURNAL

MATA KULIAH EVIDENCE BASED FOR MIDWIFERY


IN THE COMMUNITY PRACTICE
“Efektivitas Terapi Bermain Montase Terhadap Kemampuan Motorik
Halus Pada Anak Prasekolah Di Tk Aisyiyah Bustanul Athfal 44
Kota Bekasi”

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Rindha Handayani Helisusanto ( P07224322077)


Siti Raudah (P07224322194)

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2022
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1782-1792

EFEKTIVITAS TERAPI BERMAIN MONTASE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK


HALUS PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 44
KOTA BEKASI

Firda Ayu Nurzeha Sari¹*, Isnaeni²


1-2
STIKes Abdi Nusantara Jakarta

Email Korespondensi: firdaayu 680@gm ail.c o m

Disubmit: 15 April 2022 Diterima: 27 April 2022 Diterbitkan: 01 Juli 2022


DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v4i7.6580

ABSTRACT

Fine motor skills are very important to be given a stimulus during childhood in
its golden age, and it is also a great opportunity for interventions that can
improve the development of children's lives. Where children will experience
many significant changes and developments. For optimal growth and
development of preschool children, which can provide fine motor stimulation of
children by using montage play therapy activities. The purpose of this study was
to determine the effectiveness of playing montage therapy on fine motor skills
of preschool children in Aisyiyah Bustanul Athfal 44 Bekasi City. The type of
research used is a quantitative method. This research is Pre-Experimental which
is used in this study is a one-group pre-test-post-test design approach. This
sampling was done using a measuring instrument using an observation sheet and
the data obtained would be analyzed univariately and bivariately using the
Wilcoxon Sign Rank Test. The results of this study showed that most of the
children before being given montage play therapy experienced underdeveloped
fine motor development (BB) as many as 2 children (6.7%), while developing as
expected (BSH) as many as 19 children. children (63.3%) and starting to develop
(MB). ) as many as 9 children (30.0%). After being given montage play therapy,
there was an increase in fine motor development, very well developed (BSB)
which was 30 (100%). Wilcoxon's calculation results obtained a p-value of 0.001
(α<0.05), this means that there is an increase in fine motor skills in preschool
children after being given montage play therapy. Montage play therapy is
effective in improving fine motor development in TK Aisyiyah Bustanul Athfal
44 Bekasi. The effectiveness of optimal montage play therapy improves fine
motor development and can be used as an alternative to improve fine motor
skills in children in Indonesia.

Keywords: Montage Play Therapy, Fine Motor Ability, Preschool Children

ABSTRAK

Keterampilan motorik halus sangat penting diberikan stimulus pada masa anak di
masa keemasannya, dan juga merupakan peluang besar untuk intervensi yang
dapat meningkatkan perkembangan kehidupan anak. Dimana anak akan
mengalami banyak perubahan dan perkembangan yang signifikan. Untuk tumbuh
kembang anak prasekolah yang optimal, yang dapat memberikan stimulasi
motorik halus anak dengan menggunakan kegiatan terapi bermain montase.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh efektivitas bermain montase

1782
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1782-1792

terhadap motorik halus anak prasekolah di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 44 Bekasi.


Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, Penelitian ini Pre-
Experimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan
one-group pre test-post test design. Pengambilan sampel ini dengan alat ukur
menggunakan lembar observasi dan data yang diperoleh akan di analisis secara
univariat dan bivariat menggunakan uji Uji Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi montage play
mengalami perkembangan motorik halus yang belum berkembang (BB) sebanyak
2 anak (6,7%), sedangkan berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak 19 anak.
anak (63,3%) dan mulai berkembang (MB). ) sebanyak 9 anak (30,0%). Setelah
diberikan terapi bermain montase terjadi peningkatan perkembangan motorik
halus, berkembang sangat baik (BSB) yaitu sebesar 30 (100%). Hasil perhitungan
Wilcoxon diperoleh p-value sebesar 0,001 (α<0,05), hal ini berarti terdapat
peningkatan keterampilan motorik halus pada anak prasekolah setelah diberikan
terapi montage play. Terapi bermain montase efektif dalam meningkatkan
perkembangan motorik halus di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 44 Bekasi. Efektivitas
terapi bermain montase yang optimal meningkatkan perkembangan motorik
halus dan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus pada anak di Indonesia.

Kata Kunci: Terapi Bermain Montase, Kemampuan Motorik Halus, Anak


Prasekolah

PENDAHULUAN
Menurut Willis, anak usia dini halus merupakan salah satu proses
merupakan masa keemasan. Dengan tumbuh kembang yang harus dialami
kata lain, manfaat dan keistimewaan seorang anak dalam kehidupannya.
yang kita miliki saat itu tidak akan Masa ini ditandai dengan
pernah terulang. Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan
masa ini sering disebut sebagai masa yang pesat dan dianggap sebagai
yang menentukan kehidupan masa keemasan.
selanjutnya. Dalam konteks usia Menurut National Association
emas, ini juga merupakan peluang for the Education of Young Children
besar untuk intervensi yang dapat (NAEYC), anak usia dini adalah anak
mendorong perkembangan yang berusia antara 0-8 tahun atau
kehidupan anak-anak. Jika waktu ini tahap pertumbuhan dan
lepas dari pengawasan orang tua, perkembangan. Untuk pertumbuhan
maka akan merugikan perkembangan dan perkembangan anak yang penuh
anak selanjutnya. dan terarah pada usia ini, perlu
Pertumbuhan dan gerak difokuskan pada perkembangan
kognitif pada anak usia dini harus psikologis, fisiologis dan sosial anak.
selalu dirangsang secara tepat agar Karena pada era ini terjadi
anak dapat belajar dan mempelajari perkembangan yang sangat penting
hal-hal baru. Aktivitas fisik yang baik dan lebih baik dalam kehidupan
mempengaruhi keterampilan manusia. Perkembangan yang terjadi
motorik dan perkembangan kognitif pada empat tahun pertama sama
pada anak (Zeng et al., 2017). besarnya dengan perkembangan
Perkembangan anak yang optimal yang terjadi pada 14 tahun ke depan,
terjadi pada usia dini sebagai setelah itu perkembangan otak pada
penentu tahap perkembangan anak akan menjadi stagnan. Peran
selanjutnya. Keterampilan motorik dokter, perawat, guru dan orang tua

1783
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1782-1792

sangat penting untuk pengenalan membutuhkan latihan motorik kasar


perkembangan normal dan dan motorik halus. Oleh karena itu,
keterlambatan perkembangan. Inti orang tua harus memperhatikan
dari tujuan pendidikan anak usia dini tumbuh kembang anaknya sejak dini.
adalah untuk mendorong Jika orang tua dapat mendampingi
pertumbuhan dan perkembangan dan mengawasi setiap aktivitas
anak secara keseluruhan, atau untuk gerak bebas anak, maka
menekankan semua aspek perkembangan motorik anak akan
perkembangan kepribadian anak. lebih optimal untuk menghindari
Anak usia dini adalah anak yang keterlambatan perkembangan.
sedang dalam proses mengeksplorasi Penting bagi orang tua untuk
aktivitasnya dengan bergerak bebas memberikan stimulasi sedini
agar semua aspek anak usia dini mungkin agar tumbuh kembang
dapat berkembang secara optimal anaknya dapat tumbuh normal. Studi
(Destiyani & DH, 2019). pendahuluan yang dilakukan peneliti
Tahap awal perkembangan di Tk Aisyiyah Bustanuh Athfal 44
meliputi serangkaian tujuan yang Bekasi menemukan 30 anak
diharapkan dicapai oleh seorang prasekolah. Berdasarkan apa yang
anak selama pematangan. Mereka terjadi, peneliti menemukan bahwa
dikategorikan ke dalam 5 domain: dalam wawancara dengan kepala
motorik kasar, motorik halus, sekolah dan siswa, sebelumnya
bahasa, kognitif, sosial-emosional belum ada yang mempelajari
dan perilaku. Memahami dan pengaruh permainan montase
mengidentifikasi tahap terakhadap motor stimulas halus
perkembangan dapat membantu anak, khususkannya pad anak asi
peneliti lebih mahir mengenali vitik Tugas kegiatan montase adalah
perkembangan yang tertunda, kegiatan menggunting dan
memfasilitasi intervensi sebelumnya menempelkan gambar, karena
dan meningkatkan hasil (Beltre, G , kurangnya pengetahuan anak akan
2021) membatasi perkembangan motorik
Berdasarkan data Badan Pusat halus anak.
Statistik (BPS), saat ini terdapat Berdasarkan study
30,83 juta anak usia dini di pendahuluan yang dilakukan
Indonesia. Dari jumlah tersebut, kurangnya kemampuan motorik
29,28% merupakan anak prasekolah halus pada anak sehingga dilakukan
(usia 5-6 tahun). Generasi emas yang kegiatan keterampilan merangsang
harus dipersiapkan sejak sekarang motorik halus dengan bermain
adalah anak-anak dengan rentang montase. Berikut berdasarkan
usia 0-17 tahun. Terutama mereka peraturan peraturan Menteri
yang saat ini berada pada masa usia Pendidikan dan Kebudayaan
dini 0-6 tahun. (Badan Pusat Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
Statistik, 2021) 2018 Lampiran 30 Mengetahui karya
Hurlock dari Fatmawati (2020) seni rupa teknik tempel Membuat
menyatakan bahwa perkembangan karya kolase, montase, aplikasi dan
motorik dapat berkembang seiring mozaik (Kemdikbud, 2018). Montase
dengan matangnya pusat saraf otak. adalah metode pemotongan gambar-
Pentingnya perkembangan motorik gambar. Bahannya berupa gambar
anak karena saat ini banyak orang yang digunakan, gambar yang dipilih
tua yang kurang memperhatikan digunting dengan rapi, kemudian
perkembangan motorik anaknya. beberapa disusun dan digabungkan,
Orang tua kurang memahami bahwa posisi gambar itu ditandai dengan
setiap aktivitas yang dilakukan anak pensil, direkatkan . Mainan motorik

1784
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1782-1792

yang bagus sangat bagus untuk anak- mengekspresikan diri, meningkatkan


anak, termasuk: Ini menciptakan kreativitas, dan memungkinkan anak
gerakan dan koordinasi mata, bersosialisasi dan membantu mereka
tangan, dan anggota tubuh lainnya, berlatih pemecahan
membuat anak rileks, menciptakan masalah.Mengingat pentingnya
perasaan dorongan yang membuat perkembangan motorik halus anak,
mereka merasa tenang, dan maka Peneliti tertarik untuk
membantu anak memahami diri melakukan penelitian yang berjudul
mereka sendiri dengan membuat “Efektivitas Terapi Bermain Montase
pilihan yang tepat. Bermanfaat bagi Terhadap Kemampuan Motorik Halus
anak-anak: Anak dapat mengontrol Anak Prasekolah di Tk Aisyiyah
diri saat bermain, anak Bustanul Athfal 44 Kota Bekasi”.
mengembangkan keterampilan fisik Penelitian ini bertujuan untuk
dan sosial, keterampilan dan mengetahui perkembangan motorik
berpikir untuk mengembangkan halus pada anak.
kepercayaan diri, membantu anak

halus fokus pada kemampuan


KAJIAN PUSTAKA koordinasi tangan dan mata.
Pengertian Anak Prasekolah (Masganti Sit, 2019)
Menurut Para Ahli
Anak usia prasekolah (usia 3-6) Penilaian Motorik Halus
memiliki potensi pertumbuhan dan Penilaian perkembangan anak
perkembangan yang besar, dan merupakan suatu proses yang
potensi tersebut akan berkembang sistematis, berkala serta
jika anak diberi kesempatan untuk berkesinambungan untuk
melakukan aktivitas motorik yang mengumpulkan data, melakukan
diharapkan dapat dilatih sesuai analisis, melakukan
dengan perkembangan masing- pendokumentasian serta mengambil
masing anak. Insting setiap anak keputusan dan membuat laporan
berbeda-beda. Anak prasekolah mengenai perkembangan anak.
harus menerima rangsangan yang (kemdikbud, 2018).
tidak mengganggu Nilai skor maksimal adalah
perkembangannya (Nurwijayanti dan dengan skor : Belum berkembang
Iqomh, 2018). (BB) < 40 %, Mulai berkembang (MB)
41-55 %, Berkembang sesuai harapan
Konsep Perkembangan Motorik (BSH) 56-75 , Berkembang sangat
Halus baik (BSB) 76-100 %.
Dalam bukunya dengan judul
Psikologi Perkembangan Anak Usia Konsep Terapi Bermain
Dini. Istilah motorik (motor) adalah Mendefinisikan terapi bermain
faktor biologis dan mekanis yang Dalam makalah berjudul Children,
memengaruhi gerak, istilah gerak Play and Development, Child
merujuk pada perubahan aktual yang Development Specialist (Hughes)
terjadi pada bagian tubuh yang menjelaskan bahwa bermain tidak
dapat di cermati. Perkembangan ada hubungannya dengan pekerjaan
kemampuan motorik halus adalah dan belajar. Ada lima elemen yang
kemampuan manipulasi gerak halus harus dimainkan. Kepuasan,
yang melibatkan penggunaan tangan memiliki tujuan, kebebasan tanpa
dan jari secara tepat seperti dalam beban, kenikmatan, imajinasi,
kegiatan menulis dan menggambar. kegiatan untuk mengembangkan
Dalam hal ini kemampuan motorik kreativitas. (Maulida, 2021).

1785
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1782-1792

Definisi Bermain Montase Pertanyaan Penelitian


Montase adalah penggabungan Apakah bermain montase dapat
gambar-gambar yang dihasilkan dari memepengaruhi motorik halus anak
percampuran unsur dari beberapa pada usia prasekolah di TK Aisyiyah
sumber. Karya montase dihasilkan Bustanul Athfal 44 Bekasi ?
dari menyantukan atau
menggabungkan gambar-gambar
dari sumber yang berbeda dengan METODOLOGI PENELITIAN
susunan tertentu ditempelkan pada
sebuah bidang datar. Biasanya, Jenis penelitian yang
Karya montase digabungkan sesuai digunakan adalah metode
dengan tema yang ingin diciptakan kuantitatif, Penelitian ini Pre-
dari gambar-gambar tersebut. Salah Experimental yang digunakan dalam
satu contoh tema pedesaan, gambar- penelitian ini adalah dengan
gambar yang didapat bisa berupa pendekatan one-group pre test-post
potongan gambar rumah, test design. Populasi penelitian ini
pegunungan, jalan desa, sungai dan adalah Anak-anak di Tk Aisyiyah
lain-lain. (Indopublika, 2018 ). Bustanuh Athfal sebanyak 30 anak.
Jumlah sampel penelitian ini
Tujuan Umum sebanyak 30 responden. Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk ini dilakukan pada bulan maret 2022
mengetahui efektivitas bermain di Tk Aisyiyah Bustanuh Athfal Kota
montase terhadap motorik halus Bekasi. Alat ukur/instrument berupa
anak prasekolah di TK Aisyiyah lembar observasi. Data yang
Bustanul Athfal 44 Bekasi. diperoleh akan dianalisis secara
univariate dan bivariate
Tujuan Khusus menggunakan Wilcoxon Sign Rank
1. Mengidentifikasi motorik halus Test. Teknik dalam pengambilan
anak prasekolah di TK Aisyiyah sampel penelitian ini adalah Total
Bustanul Athfal 44 Bekasi. sampling, Kriteria Inklusi:
2. Mengidentifikasi motorik halus Responden anak prasekolah usia 4-6
anak prasekolah sesudah bermain tahun. Kriteria Eksklusi: Responden
montase di TK Aisyiyah Bustanul anak usia 0-3 tahun, Responden yang
Athfal 44 Bekasi. usianya > 6 tahun.
3. Menganalisis pengaruh efektivitas
bermain montase terhadap motorik
halus anak prasekolah di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal 44 Bekasi.

HASIL PENELITIAN Motorik Halus Anak Sebelum


Analisis Univariat Diberikan Terapi Bermain Montase,
Distribusi frekuensi Usia anak Motorik Halus Anak Sesudah
prasekolah, Jenis kelamin, Usia Diberikan Terapi Bermain Montase.
orang tua, Pekerjaan Orang tua,

1786
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1782-1792

Tabel 1. Distribusi frekuensi Usia anak prasekolah, Jenis kelamin, Usia orang
tua, Pekerjaan Orang tua, Motorik Halus Anak Sebelum Diberikan Terapi
Bermain Montase, Motorik Halus Anak Sesudah Diberikan Terapi Bermain
Montase.

Usia Anak Frekuensi Persentase(%)


5 Tahun 11 36,7
6 Tahun 19 63,3
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)
Laki-laki 21 70,0
Perempuan 9 30,0
Usia Orang Tua Frekuensi Persentase(%)
26-35 Tahun 11 36,7
36-45 Tahun 19 63,3
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga 19 63,3
Wiraswasta 11 36,7
Motorik Halus Anak Frekuensi Persentase (%)
Sebelum Diberikan Terapi
Bermain Montase
Belum Berkembang 2 6,7
Mulai Berkembang 9 30,0
Berkembang Sesuai Harapan 19 63,3
Berkembang sangat baik 0 0,0
Motorik Halus Anak Sesudah Frekuensi Persentase (%)
Diberikan Terapi Bermain
Montase
Belum Berkembang 0 0
Mulai Berkembang 0 0
Berkembang Sesuai Harapan 0 0
Berkembang sangat baik 30 100,0

Jumlah 30 100

Karakteristik Responden sedangkan yang berusia 5 tahun


Berdasarkan Usia Anak. sebanyak 11 anak (36.7 %).
Keragaman responden
digunakan untuk mengetahui Karakteristik Responden
keragaman dari responden Berdasarkan Jenis Kelamin
berdasarkan usia. Hal tersebut Keragaman responden
diharapkan dapat memberikan digunakan untuk mengetahui
gambaran yang cukup jelas keragaman dari responden
mengenai kondisi dari responden dan berdasarkan jenis kelamin. Hal
kaitan nya dengan masalah dan tersebut diharapkan dapat
tujuan penelitian tersebut. memberikan gambaran yang cukup
Didapatkan hasil karakteristik usia jelas mengenai kondisi dari
menunjukkan bahwa responden responden dan kaitan nya dengan
berusia 5 tahun dan 6 tahun, masalah dan tujuan penelitian
sebagian besar adalah berusia 6 tersebut.
tahun sebanyak 19 anak (64.0 %)

1787
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1782-1792

Berdasarkan tabel menunjukan Kemampuan motorik halus


bahwa karakteristik responden memiliki keragaman kriteria
sebagian besar yang berjenis diantaranya Belum berkembang
kelamin laki-laki sebanyak 21 anak (BB), Mulai berkembang (MB),
(70.0 %) dan yang berjenis kelamin Berkembang sesuai harapan (BSH),
perempuan sebanyak 9 anak (30.0 Berkembang sangat baik (BSB)
%). digunakan untuk mengetahui
keragaman dari kemampuan motorik
Karakteristik Berdasarkan Usia halus anak prasekolah sebelum
Orang Tua diberikan nya terapi bermain
Keragaman responden montase. Hal tersebut diharapkan
digunakan untuk mengetahui dapat memberikan gambaran yang
keragaman dari responden cukup jelas mengenai kondisi dari
berdasarkan usia orang tua. Hal responden dan kaitan nya dengan
tersebut diharapkan dapat masalah dan tujuan penelitian
memberikan gambaran yang cukup tersebut. Menunjukkan bahwa
jelas mengenai kondisi dari sebelum diberikan terapi bermain
responden dan kaitan nya dengan montase sebagian besar terjadi pada
masalah dan tujuan penelitian perkembangan motorik halus dalam
tersebut. Menunjukan bahwa orang kategori Belum berkembang (BB) 2
tua respon dan sebagian besar anak (6.7 %), Mulai berkembang
berusia 36-45 tahun sebanyak 19 (MB) 9 anak (30.9 %) dan
orang (63.3 %) dan yang berusi 26-35 Berkembang sesuai harapan (BSH)
sebanyak 11 orang (36.7 %). sebanyak 19 anak (63.3 %).

Karakteristik Berdasarkan Identifikasi Motorik Halus Pada


Pekerjaan Orang Tua Anak Prasekolah Setelah Diberikan
Hal tersebut diharapkan dapat Terapi Bermain Montase di TK
memberikan gambaran yang cukup Aisyiyah Bustanul Athfal 44 Bekasi
jelas mengenai kondisi dari Kemampuan motorik halus
responden dan kaitan nya dengan memiliki keragaman kriteria
masalah dan tujuan penelitian diantaranya Belum berkembang
tersebut. Menunjukan bahwa (BB), Mulai berkembang (MB),
pekerjaan orang respon dan Berkembang sesuai harapan (BSH),
sebagian besar wiraswasta sebanyak Berkembang sangat baik (BSB)
11 orang (36,7 %) sedangkan yang digunakan untuk mengetahui
menjadi ibu rumah tangga sebanyak keragaman dari kemampuan motorik
19 orang (63,3 %). halus anak prasekolah setelah
diberikan nya terapi bermain
Identifikasi Motorik Halus Pada montase menunjukkan bahwa
Anak Prasekolah Sebelum sesudah diberikan terapi bermain
diberikan Terapi Bermain Montase montase menunjukan sebagian besar
di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 44 dengan nilai Berkembang sangat baik
Bekasi (BSB) 30 anak (100%).

suatu metode evaluasi yang


Analisis Bivariat digunakan untuk mengambil
Analisis Efektifitas Terapi Bermain keputusan. Kemampuan motorik
Montase Terhadap Motorik Halus halus memiliki keragaman dari
Anak Prasekolah di TK Aisyiyah sebelum dan sesudah diberikan nya
Bustanul Athfal 44 Bekasi terapi bermain montase. Hal
Analisis efektivitas merupakan tersebut diharapkan dapat

1788
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1782-1792

memberikan gambaran yang cukup masalah dan tujuan penelitian


jelas mengenai kondisi dari tersebut dapat ditunjukan pada
responden dan kaitan nya dengan tabel berikut ini :

Tabel 2. Hasil Analisa Efektifitas Terapi Bermain Montase Terhadap


Motorik Halus Anak Prasekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal 44 Bekasi

p- value
Kemampuan BB MB BSH BSB (Asymp.
motorik Sig
halus (2-
tailed)
0,001
(f) % (f) % (f) % (f) %
Sebelum 2 6.7 9 30.0 19 63.3 0 0.0
Sesudah 0 0.0 0 0.0 0 0.0 30 100

Dari hasil analisa terdapat terhadap kemampuan motorik halus


perubahan motorik halus sebelum anak dengan nilai p-value sebesar
diberikan terapi bermain montase 0,000 < ɑ = 0,05. Berdasarkan uji
pada anak menunjukan Belum statistik perkembangan motorik
berkembang (BB) 2 anak ( 6.7 %), halus sebelum dan sesudah diberikan
Mulai berkembang (MB) 9 anak (30.0 terapi bermain montase
%), Berkembang sesuai harapan menggunakan uji wilcoxon diperoleh
(BSH) 19 anak (63.3 %) dan nilai p-value Asymp.sig (2-tailed) =
Berkembang sangat baik (BSB) 0 anak 0,001 sehingga H0 ditolak dan H1
(0.0%) , Sesudah diberikan terapi diterima yang artinya terapi bermain
bermain montase adalah montase efektif terhadap motorik
Berkembang sangat baik (BSB) 30 halus anak prasekolah di TK Aisyiyah
anak (100%). Terdapat pengaruh Bustanul Athfal 44 Bekasi.
efektivitas terapi bermain montase

PEMBAHASAN Berdasarkan tabel sebagian


Identifikasi Motorik Halus Pada besar anak yang mengalami
Anak Prasekolah Sebelum perkembangan motorik halus adalah
Diberikan Terapi Bermain Montase jenis kelamin laki laki 21 anak (70.0
di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 44 %). Jenis kelamin laki- laki
Kota Bekasi cenderung lebih malas dalam
Hasil tabel menunjukan bahwa melakukan kegiatan dibandingkan
sebelum diberikan nya kegiatan dengan jenis kelamin perempuan
bermain montase sebagian besar dalam melakukan suatu aktivitas
terdapat 9 anak (30.0 %) yang memiliki sifat yang tekun
mengalami perkembangan motorik dibandingkan dengan anak laki-laki.
halus anak mulai berkembang (MB), Peneliti berasumsi bahwa
sebagian kecil terdapat 2 anak (6.7 perkembangan motorik halus
%) dalam kategori anak belum dipengaruhi oleh jenis kelamin dan
berkembang (BB). Mayoritas yang usia. Jenis kelamin perempuan lebih
mengalami keterlambatan motorik mudah untuk diatur dan patuh, lain
halus adalah anak usia 6 tahun halnya dengan anak laki-laki
sebanyak 19 anak (64.0 %). biasanya sering membantah dan
agresif kemampuan anak perempuan

1789
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1782-1792

dalam mengontrol koordinasi otot- Dapat disimpulkan bahwa


otot tangan dan mata lebih baik motorik halus anak akan meningkat
dibandingkan anak laki-laki, hal ini dengan adanya stimulasi yang sering
dikarena anak perempuan lebih diberikan terutama jika anak yang
tekun, teliti dan cermat dalam mempunyai ibu yang mengetahui
melakukan suatu kegiatan yang telah pentingnya stimulasi akan lebih
diberikan oleh peneliti. cepat mendapatkan informasi dari
luar sehingga mengetahui cara yang
Identifikasi Motorik Halus Pada mengasuh anak dengan baik dan
Anak Prasekolah Sesudah Diberikan stimulasi, yang diberikan kepada
Terapi Bermain Montase di TK anak terutama untuk kegiatan terapi
Aisyiyah Bustanul Athfal 44 Kota bermain montase.
Bekasi.
Hasil posttest dari responden Analisis Efektifitas Terapi Bermain
di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 44 Montase Terhadap Motorik Halus
Kota Bekasi setelah dilakukan Anak Prasekolah di TK Aisyiyah
kegiatan bermin montase. Bustanul Athfal 44 Kota Bekasi.
Menunjukan bahwa sebagian besar Didapatkan tingkat
dari responden yaitu 30 anak perkembangan motorik halus
perkembangan motorik halus anak, sebelum diberikan terapi bermain
sesudah diberi terapi bermain montase yaitu berkembang sesuai
montase adalah kemampuan motorik harapan (BSH) 19 anak dengan
halus dalam kategori BSB (100%). persentase ( 63.3 %), mulai
Selain waktu yang berkualitas berkembang (MB) 9 anak (30.0 %),
faktor lain yang dapat belum berkembang (BB) 2 anak (6.7
mempengaruhi pemberian stimulasi %) dan, sesudah diberikan terapi
oleh orang tua diantaranya usia dan bermain montase adalah
jenis kelamin serta pendidikan Berkembang sangat baik ( BSB ) 30
dalam hal ini stimulasi yang anak (100%). Maka hasil yang
diberikan kurang disebabkan karena peneliti lakukan ini menunjukkan
kurangya pendidikan dari ibu dan bahwa terapi bermain montase
pada saat setelah dilakukan te efektif terhadap kemampuan
sebagian besar responden pada motorik halus anak prasekolah. Hasil
kelompok bermain montase yang analisa kemampuan motorik halus
perkembangan motorik halusnya pada anak sebelum dan sesudah
dalam kategori normal sudah mampu diberikan nya terapi bermain
menggunting dan menempel atau montase dengan uji Wilcoxon Sign
melaksanakan semua kompeten test Rank Test. Berdasarkan hasil uji
yang diujikan oleh peneliti sehinggga statistik diperoleh nilai nilai p-value
peneliti mengkategorikan responden Asymp.sig (2-tailed) = 0,001
ini dalam kategori BSB, sedangkan sehingga H0 ditolak dan H1 diterima
terdapat responden yang yang artinya dalam penelitian ini
perkembangan motorik halusnya menyatakan bahwa adanya
dalam kategori suspek hal ini efektifitas terapi bermain montase
disebabkan pada saat dilakukan test terhadap kemampuan motorik halus
responden sebagian besar gagal anak prasekolah di TK Aisyiyah
dalam menggunting, gagal dalam Bustanul Athfal 44.
membuat lingkaran .sehingga ibu Salah satu bentuk
masih belum mengetahui cara yang keuntungan pemberian perminan
baik dan benar dalam meberikan montase adalah meningkatkan
stimulasi kepada anaknya. keterampilan dan kreativitas anak
sehingga perkembangan anak akan

1790
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1782-1792

semakin terasah. Hasil penelitian ini perkembangan akan semakin baik


menunjukkan bahwa anak yang dan sesuai dengan usia anak.
memperoleh banyak stimulasi atau Jadi, dari penelitian diatas
rangsangan itu diperoleh dari para dapat disimpulkan bahwa pemberian
guru pengajar atau dari fasilitas yang terapi bermain montase efektif
disediakan oleh pihak sekolah, meningkatkan kemampuan motorik
dimana dengan rangsangan tersebut halus anak prasekolah di TK Aisyiyah
anak akan semakin terasah dan Bustanul Athfal 44.

KESIMPULAN
Usia anak prasekolah, Jenis September).
kelamin, Usia orang tua, Pekerjaan Ena, S., Jaya, I., & Paramita, D.
orang tua, Motorik halus anak (2018). Penilaian dan Laporan
sebelum diberikan terapi bermain Perkembangan. Direktorat
montase, Motorik halus anak sesudah Pendidikan Anak Usia Dini, 021,
diberikan terapi bermain montase 1–25.
memiliki efektivitas terapi bermain Fitriyah, Q. F., Purnama, S.,
montase terhadap motorik halus Febrianta, Y., Suismanto, S., &
pada anak prasekolah di TK Aisyiyah ‘Aziz, H. (2021). Pengembangan
Bustanul Athfal 44 Bekasi dengan Media Busy Book dalam
nilai signifikasi P value = 0,001 (α ≤ Pembelajaran Motorik Halus
0,05). Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 6(2), 719–727.
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.31004/obse
si.v6i2.789
Acces, O. (2022). Pengaruh Terapi Hayati1, S. N., & Khamim Zarkasih
Finger Painting Terhadap Putro2. (2017). Bermain dan
Perkembangan Anak Permainan Anak Usia Dini.
Prasekolah : Literature Review. Itqan, 7(1), 1–187.
03(02), 2488–2497. Hebdige, D. (2006). Style as
Astrarani, K. (2017). Hospitalisasi & homology and signifying
Terapi Bermain Pada Anak. practice. In On Record: Rock,
Prambon Nganjuk: Adjie Media Pop and the Written Word (pp.
Nusantara, 1(1), 41–57. 46–54). Taylor and Francis.
Badan Pusat Statistik. (2021, https://doi.org/10.4324/97802
Desember 15). ‘Databoks’ 03993026
databoks.katadata.co.id. Humaedi, H., Saparia, A., Nirmala,
Rerieved from web : B., & Abduh, I. (2021). Deteksi
https://databoks.katadata.co.i Dini Motorik Kasar pada Anak
d/datapublish/2021/12/15/ana Usia 4-6 Tahun. Jurnal Obsesi :
k-usia-dini-di-indonesia-capai- Jurnal Pendidikan Anak Usia
3083-juta-pada-2021 Dini, 6(1), 558–564.
Beltre, G., & Mendez, M. D. (2021). https://doi.org/10.31004/obse
Child Development. In si.v6i1.1368
StatPearls. StatPearls Indriyani, M. (2016). Identifikasi
Publishing Perkembangan Motorik Halus
correa, G., & Montero, A. V. (2013). Anak TK Kelompok B Kelurahan
Identifikasi Pengembangan Balecatur Gamping Sleman
Motorik Halus Menggunakan Yogyakarta. Skripsi Tidak
Kegiatan Mozaik (Issue Dipublikasikan. Jurusan

1791
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 7 JULI 2022] HAL 1782-1792

Pendidikan Guru …. Weleri Dalam Upaya Pencapaian


https://core.ac.uk/download/ Tumbuh Kembang. Jurnal
pdf/78030485.pdf Ilmiah Ilmu Keperawatan
Indria, J. (n.d.). Bermain Dalam Indonesia, 8(03), 479–486.
Rangka. https://doi.org/10.33221/jiiki.
Kahoot, P., W, M. S. N., & v8i03.132
Pengantar, K. (2020). Rachmawati, D. A., Sumanto, S., &
Pendidikan guru sekolah dasar Cholifah, P. S. (2020). Studi
fakultas ilmu pendidikan Kemampuan Berkarya Seni Rupa
universitas negeri semarang Teknik Tempel pada Siswa Kelas
2020 (Issue 1401419199). IV Sekolah Dasar. Sekolah
Ni’ma, N., Utoyo, S., & Laiya, S. W. Dasar: Kajian Teori Dan Praktik
(2022). Pengembangan Media Pendidikan, 29(2), 102–118.
Montase Berbahan Alam Untuk https://doi.org/10.17977/um0
Meningkatkan Kreativitas Anak 09v29i22020p102
Usia 5-6 Tahun. Aksara: Jurnal Rahman, K. (n.d.). Pengaruh
Ilmu Pendidikan Nonformal, Pembelajaran Montase
8(1), 687. Terhadap Kemampuan Motorik
https://doi.org/10.37905/aksa Halus Siswa Sekolah Dasar Kelas
ra.8.1.687-696.2022 Rendah.
Novia. 2018. Buku Bermain montase. Ratna Dwi Utami. (2020). Diajukan
Jakarta : Indopublika untuk memenuhi kewajiban dan
Nurwijayanti, A. M., & Iqomh, M. K. syarat guna memperoleh gelar
B. (2018). Intervensi sarjana pendidikan. Skripsi
Keperawatan Anak Pada Anak Publikasi, 259.
Usia Pra Sekolah Di Kecamatan
Sahara, Z. I., Muslihin, H. Y., & memenuhi salah satu
Mulyana, E. H. (2021). Studi persyaratan dalam Program
kasus keterlambatan Studi Bimbingan Konseling
perkembangan motorik kasar Islam .
pada anak usia dini di taam Suryanto, D. (2005). Etika
futuhal arifin. 5(1), 124–128. Penelitian. Berkala Arkeologi,
Scharf RJ, Scharf GJ, Stroustrup A. 25(1), 17–22.
Developmental Milestones. https://doi.org/10.30883/jba.
Pediatr Rev. 2016 Jan;37(1):25- v25i1.906
37; quiz 38, 47. [PubMed] Tanzeh, A., & Arikunto, S. (2020).
Sciences, H. (2016). Metode Metode Penelitian Metode
Penelitian. 4(1), 1–23. Penelitian. Metode Penelitian,
Sos, S. S. (2021). Terapi Bermain 43, 22–34.
Gegasak Untuk Mengatasi Willis, P. (2006). The golden age. On
Kecanduan Game Online Pada Record: Rock, Pop and the
Seorang Anak Di Pantan Tengah Written Word, 35–45.
Aceh Skripsi Diajukan kepada https://doi.org/10.4324/97802
Universitas Islam Negeri Sunan 03993026
Ampel Surabaya untuk

1792
FORMAT TELAAH JURNAL

I. DESKRIPSI UMUM

Judul Jurnal Efektivitas Terapi Bermain Montase Terhadap Kemampuan


Motorik Halus Pada Anak Prasekolah Di Tk Aisyiyah Bustanul
Athfal 44 Kota Bekasi
Penulis Jurnal Firda Ayu Nurzeha Sari, Isnaeni

Nama Jurnal Malahayati Nursing Journal

Penelaah Jurnal Rindha Handayani Helisusanto


Intervention/Pertanyaa Pertumbuhan dan gerak kognitif pada anak usia dini harus selalu
n Klinik terkait dirangsang secara tepat agar anak dapat belajar dan mempelajari
masalah hal-hal baru. Aktivitas fisik yang baik mempengaruhi
keterampilan motorik dan perkembangan kognitif pada anak
(Zeng et al., 2017). Perkembangan anak yang optimal terjadi pada
usia dini sebagai penentu tahap perkembangan selanjutnya.
Referensi/Daftar Literatur yang digunakan peneliti merupakan Jurnal-jurnal
Pustaka penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang sedang
diteliti, peneliti juga menggunakan beberapa buku. Tetapi masih
ada beberapa menggunakan literature yang sudah lama.
PICO P : Semua Anak-anak di Tk Aisyiyah Bustanuh Athfa
I : Pentingnya pemberian Terapi Bermain Montase Terhadap
Kemampuan Motorik
Halus Pada Anak Prasekolah Di Tk Aisyiyah C : Seberapa Besar
Tingkat Efektifitas Terapi Bermain Montase Terhadap
Kemampuan Motorik
Halus Pada Anak Prasekolah Di Tk Aisyiyah
O : Peneliti berharap kemampuan motorik halus anak prasekolah
dapat meningkat
Kata Kunci PICO P : anak prasekolah I : Montase, C : Motorik Halus, O : Anak
prasekolah dengan terapi bermain montase.
Artikel http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/manuju/article/view/6580
/pdf
Komponen Pertanyaan untuk membantu telaah jurnal
jurnal
1 2
A. Pendahuluan 1. Apa masalah penelitian ?
(introduction) Pertumbuhan dan gerak kognitif pada anak usia dini harus selalu
dirangsang secara tepat agar anak dapat belajar dan mempelajari hal-
hal baru. Aktivitas fisik yang baik mempengaruhi keterampilan
motorik dan perkembangan kognitif pada anak (Zeng et al., 2017).
Perkembangan anak yang optimal terjadi pada usia dini sebagai
penentu tahap perkembangan selanjutnya
2. Seberapa besar masalah tersebut ? (dapat dilihat dari pravalensi atau
insiden masalah, adanya peningkatan masalah dibandingkan
sebelumnya atau dibandingkan dengan area lain)
anak karena saat ini banyak orang tua yang kurang memperhatikan
perkembangan motorik anaknya. Orang tua kurang memahami bahwa
setiap aktivitas yang dilakukan anak membutuhkan latihan motorik
kasar dan motorik halus. Oleh karena itu, orang tua harus
memperhatikan tumbuh kembang anaknya sejak dini.

3. Dampak masalah jika tidak diatasi


Jika keterlambatan motorik pada anak tidak dapat teratasi maka
pettumbuhan dan perkembangan akan terhambat.

4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi ?(bandingkan antara masalah


yang ada/kenyataan dengan harapan/target)
Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan kurangnya
kemampuan motorik halus pada anak sehingga dilakukan kegiatan
keterampilan merangsang motorik halus dengan bermain montase.
Berikut berdasarkan peraturan peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 Lampiran 30
Mengetahui karya seni rupa teknik tempel Membuat karya kolase,
montase, aplikasi dan mozaik (Kemdikbud, 2018)

5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dari hipotesis yang


ditetapkan oleh penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan motorik
halus pada anak.

B. Metode 6. Apa desain penelitian yang digunakan oleh peneliti ?


(method) Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, Penelitian
B.1. Desain ini Pre Experimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian dengan pendekatan one-group pre test-post test design.

7. Untuk desain eksperimen :


a. Apakah menggunakan kelompok control untuk menentukan
efektifitas suatu intervensi ?
Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol pre test-post test
design

b. Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi) ?


Tidak dilakukan secara random

c. Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya,


apakah dilakukan randomisasi sederhana, blok atau strafikasi?
Siapa yang melakukan randomisasi?
Tidak dilakukan secara random

d. Jika ternyata pada data dasar(base line ) terdapat perbedaan


karakteristik/variable perancu pada kedua kelompok, apakah
peneliti melakukan pengendalian pada uji statistic dengan
stratifikasi atau uji multivariate ?
Tidak dilakukan uji multivariate

e. Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam


memberikan perlakuan kepada responden (responden tidak
menyadari apakah sedang mendapatkan intervensi yang
diujicobakan atau intervensi lain)?
Tidak dilakukan

f. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan


blinding saat mengukur outcome ?
Peneliti melakukan blinding.

Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak


mengetahui kedalam kelompok mana sampel dimasukan
(eksperimen atau control). Hal ini menunjukan upaya peneliti
meningkatkan validitas informasi.
B.2 Populasi dan 8. Siapa populasi target dan populasi terjangkau ?
sampel Populasi penelitian ini adalah Anak-anak di Tk Aisyiyah Bustanuh
Athfal sebanyak 30 anak

9. Siapa sampel penelitian? Apa criteria inklusi dan ekslusi sampel?


Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 30 responden.

10. Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel


dari populasitarget ?
Menggunakan metode total sampling.
B.3 Pengukuran
11. Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ? Metode
atau
atau rumus apa yang digunakan untukmenentukanjumlahsampel?
pengumpulan
30 Sampel dengan metode total sampling
data
12. Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian ?
Independen dan Dependen

13. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data ?


Metode primer dan sekunder

14. alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data ?


B.4. Analisis data Lembar observasi

15. Bagaimana validitas dan reabilitas alat ukur/instrumen yang


digunakan ? Apakah peneliti menguji validitas dan digunakan untuk
menguji validitas dan reabilitas alat ukur dan bagaimana hasilnya ?
Peneliti tidak melakukan Uji validitas.

16. Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah


dilakukan penelitian khusus untuk observer atau yang melakukan
pengukuran ?
Dilakukan oleh peneliti

17. Uji statistikapa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau


menganalisis data ?
dianalisis secara univariate dan bivariate menggunakan Wilcoxon
Sign Rank Test.

18. Untukpenelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode


intention to treat atauon treatment analysis ?
o Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang
mengikuti penelitian, baik yang drop out, loss of follow up atau
berhenti sebelum penelitian selesai.
Sampel yang drop out dianggap hasil intervensi yang gagal.
o On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang
mengikuti penelitian sampai selesaisaja, sedangkan sampel drop
out dianggap tidak mengikuti penelitian dan tidak diikutkan
dalam analisis.
Peneliti melakukan metode intention to treat atauon treatment
analysis

18. Program atausoftware statistikapa yang digunakan peneliti untuk


menganalisis data ?
Menggunakan Ms. Excel dan SPSS
C. Hasil 19. Bagaimana alur(flow)penelitian yang menggambarkan responden
penelitian yang mengikuti penelitian sampaiselesai, drop out dan loss of follow
: up?
C.1. Alur Peneliti melakukan inform consent kepada responden dan melakukan
penelitian pengkajian data dan intervensi sampai dengan menemukan hasil.
dan data
20. Bagaimana karakteristik responden dan base linedata ?
base line
Usia anak prasekolah, Jenis kelamin, Usia orang tua, Pekerjaan Orang
tua,

C.2. Hasil 22. Pada penelitian eksperimen apakah variable perancu(confounding


penelitian variabel)dalam data base line tersebar seimbang pada setiap
kelompok?
Jika tidak seimbang, apa yang dilakukan peneliti untuk membuat
penelitian bebas dari pengaruh variable perancu?

Penelitian dapat berjalan dengan seimbang.

23. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji
hipotesis, apakah hipotesis peneliti terbukt iatau tidak terbukti
(bermakna atau tidak secara statistik)? Apakah hasil penelitian juga
bermakna secara klinis?
Usia anak prasekolah, Jenis kelamin, Usia orang tua, Pekerjaan orang
tua, Motorik halus anak sebelum diberikan terapi bermain montase,
Motorik halus anak sesudah diberikan terapi bermain montase
memiliki efektivitas terapi bermain montase terhadap motorik halus
pada anak prasekolah di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 44 Bekasi
dengan nilai signifikasi P value = 0,001 (α ≤ 0,05).

24. Untuk penelitian eksperimen dengan variable dependen kategorik,


apakahpeneliti menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis dari hasil
penelitian seperti number need totreat (NNT), relative risk reduction
(RRR) atau absolute risk reduction (ARR)
Tidak dilakukan

D. Diskusi 25. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian?


(discuss) Apakah peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang
hal – hal yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan teori terkini?
Catatan :meskipun hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis,
namun suatu penelitian tetap berkualitas jika peneliti mampu
menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa hipotesisnya tidak
terbukti.
Peneliti berasumsi bahwa perkembangan motorik halus dipengaruhi
oleh jenis kelamin dan usia. Jenis kelamin perempuan lebih mudah
untuk diatur dan patuh, lain halnya dengan anak laki-laki biasanya
sering membantah dan agresif kemampuan anak perempuan dalam
mengontrol koordinasi otot otot tangan dan mata lebih baik
dibandingkan anak laki-laki, hal ini dikarena anak perempuan lebih
tekun, teliti dan cermat dalam melakukan suatu kegiatan yang telah
diberikan oleh peneliti.

25. Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya


denganpenelitian – penelitian terdahulu serta teori yang ada saat ini
untuk menunjukan adanya relevansi?
Hurlock dari Fatmawati (2020) menyatakan bahwa perkembangan
motorik dapat berkembang seiring dengan matangnya pusat saraf
otak. Pentingnya perkembangan motorik anak karena saat ini banyak
orang tua yang kurang memperhatikan perkembangan motorik
anaknya. Orang tua kurang memahami bahwa setiap aktivitas yang
dilakukan anak membutuhkan latihan motorik kasar dan motorik
halus.

26. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil


penelitiannya dengan perkembangan ilmu kebidanan/kesehatan serta
terhadap pemecahan masalah?
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi
montage play mengalami perkembangan motorik halus yang belum
berkembang (BB) sebanyak 2 anak (6,7%), sedangkan berkembang
sesuai harapan (BSH) sebanyak 19 anak. anak (63,3%) dan mulai
berkembang (MB). ) sebanyak 9 anak (30,0%). Setelah diberikan
terapi bermain montase terjadi peningkatan perkembangan motorik
halus, berkembang sangat baik (BSB) yaitu sebesar 30 (100%). Hasil
perhitungan Wilcoxon diperoleh p-value sebesar 0,001 (α<0,05), hal
ini berarti terdapat peningkatan keterampilan motorik halus pada anak
prasekolah setelah diberikan terapi montage play.
27. Bagaimana nilai kepentingan(importancy) hasil penelitian?
Penelitian sangat bernilai dalam perkembangan motorik halus anak
prasekolah.

28. Bagaimana applicability hasilpenelitian menurut peneliti? Apakah


hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktik kebidanan
ditinjau dari aspekf asilitas, pembiayaan, sumber dana manusia dan
aspek legal?
Penelitian Efektivitas Terapi Bermain Montase Terhadap
Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Prasekolah Di Tk Aisyiyah
Bustanul Athfal 44 Kota Bekasi Sangat Disarankan Untuk Diterapkan
Pada Anak Prasekolah dan biaya karya seni montase murah dan
mudah didapatkan.

29. Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting praktik klinik
lainnya?
Penelitian dapat diterapkan pada praktik klinik dan sebagainya.

30. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahanpenelitian?


Apakah kelemahan ini tidakmenurunkan validitas hasil penelitian?
Pada penelitian tidak dijelaskan kelemahan dan kekuatan dari
penelitian.
31. Pada level evidence apa hasil penelitian ini dikategorikan?
Evidance
Level 1 dimana evidence berasal dari minimal satu uji klinik acak
dengan control (Designed Randomized Controlled Trial)
DAFTAR PUSTAKA

Acces, O. (2022). Pengaruh Terapi Finger Painting Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah :
Literature Review. 03(02), 2488–2497.

Astrarani, K. (2017). Hospitalisasi & Terapi Bermain Pada Anak. Prambon Nganjuk: Adjie
Media Nusantara, 1(1), 41–57.

Badan Pusat Statistik. (2021,Desember 15). ‘Databoks’ databoks.katadata.co.id. Rerieved from


web : https://databoks.katadata.co.i /datapublish/2021/12/15/ana k-usia-dini-di-indonesia-
capai- 3083-juta-pada-2021

Beltre, G., & Mendez, M. D. (2021). Child Development. In StatPearls. StatPearls Publishing

correa, G., & Montero, A. V. (2013). Identifikasi Pengembangan Motorik Halus Menggunakan
Kegiatan Mozaik (Issue September).

Ena, S., Jaya, I., & Paramita, D. (2018). Penilaian dan Laporan Perkembangan. Direktorat
Pendidikan Anak Usia Dini, 021, 1–25.

Fitriyah, Q. F., Purnama, S., Febrianta, Y., Suismanto, S., & ‘Aziz, H. (2021). Pengembangan
Media Busy Book dalam Pembelajaran Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 719–727. https://doi.org/10.31004/obse
si.v6i2.789

Hayati1, S. N., & Khamim Zarkasih Putro2. (2017). Bermain dan Permainan Anak Usia Dini.
Itqan, 7(1), 1–187.

You might also like