Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/347230717

PENGENDALIAN EMISI DAN LIMBAH DARI INDUSTRI PENYEWAAN ALAT


BERAT UNTUK INDUSTRI TAMBANG BATUBARA

Article  in  JURNAL REKAYASA SISTEM INDUSTRI · November 2020


DOI: 10.33884/jrsi.v6i1.1938

CITATIONS READS

0 475

7 authors, including:

I Wayan Koko Suryawan


Universitas Pertamina
128 PUBLICATIONS   454 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by I Wayan Koko Suryawan on 02 May 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Volume .6 No.1 Bulan tahun ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

PENGENDALIAN EMISI DAN LIMBAH DARI INDUSTRI PENYEWAAN


ALAT BERAT UNTUK INDUSTRI TAMBANG BATUBARA

Pavita Khansa1, Ni Kadek Dian Utami Kartini2, Leonardus Alvin Widi Vembrio3, Adela Savira
Maharani4, Sinthia Apriani5, I Wayan Koko Suryawan6*, Nurulbaiti Listyendah Zahra7

1,2,3,4,5,6,7
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Perencanaan Infrastrukur, Universitas Pertamina
*
email: i.suryawan@universitaspertamina.ac.id

Abstract

The increasing number of waste-producing industries has led to the emergence of the application
of the concept of industrial waste management, including in the heavy equipment rental industry
which generates waste in every process of its activity. Not only does it reduce the potential for
environmental pollution, this concept can also benefit from a fulfillment of obligations and cost
savings. In order to support the achievement of this concept, field studies were carried out to
determine the characteristics of the waste produced, as well as literature studies to determine the
appropriate measures. After the analysis is carried out, the waste produced is solid waste in the
form of used spare parts from the checking and replacement of spare parts, liquid waste in the
form of sludge containing detergent, oil and water from the washing process, and CO2 emissions
from energy use. Waste minimization is the main effort in industrial waste management and can be
achieved by reducing CO2 emissions and applying technology in the form of a gravity separator
for wastewater treatment. Processed liquid waste can be reused as clean water so that it can
reduce usage and costs for clean water.

Keywords: Liquid Waste, Solid Waste, CO2 Emissions

1. Pendahuluan teknologi, dan lain sebagainya. Dengan adanya


pengelolaan limbah industri ini perusahaan akan
Pada tahun 2014, Indonesia memiliki jumlah
mendapat keuntungan berupa penghematan biaya
industri dengan skala sedang dan besar sebanyak
produksi dan biaya pengolahan limbah, menjaga
23.941 perusahaan industri (Kemetrian
kualitas lingkungan sebagai salah satu pemenuhan
Perindustrian, 2014) dan terus meningkat hingga
regulasi dari Pemerintah Indonesia yang dinilai
sekarang. Dengan jumlah industri yang terus
dalam bentuk Program Penilaian Peringkat Kinerja
meningkat, maka kuantitas limbah yang dibuang
Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan
ke lingkungan juga akan meningkat. Hal ini akan
(PROPER), serta menjaga nama baik perusahaan
menyebabkan kondisi lingkungan semakin
yang dapat berdampak pada peningkatan
memburuk. Sehingga setiap industri diwajibkan
kepercayaan konsumen.
untuk melakukan pengolahan limbahnya sendiri.
Salah satu industri yang menghasilkan limbah
Pengolahan yang paling umum digunakan adalah
di Indonesia adalah industri yang bergerak di
pengolahan secara end of pipe, yaitu limbah
bidang penyewaan alat berat untuk pekerjaan
dikumpulkan dan diolah di akhir proses. Namun,
tambang batubara. Proses kegiatan yang dilakukan
semakin lama proses ini perlahan ditinggalkan
di Industri konstruksi adalah penyewaan alat berat
karena memerlukan biaya yang cukup besar bagi
dan pemeliharaan alat. Kegiatan pemeliharaan ini
perusahaan. Sehingga muncul konsep pengelolaan
berupa pencucian, dan penggantian suku cadang.
limbah industri dengan penggunaan kembali atau
Limbah yang dihasilkan oleh Industri konstruksi
proaktif (Suryawan dkk., 2020).
adalah berupa limbah cair hasil pencucian alat,
Pengelolaan limbah industri tidak hanya
limbah padat dari penggantian suku cadang dan
berfokus pada pengolahan limbah di akhir proses,
emisi CO2 dari penggunaan energi listrik. Emisi
namun juga mencari solusi untuk meminimasi
CO2 yang dihasilkan sektor transportasi dan
limbah dari setiap proses. Pengelolaan limbah
industri pada jenis kendaraan alat berat menepati
industri dapat berupa penerapan sistem 3R
di posisi kedua (Kadmaerubu dan Hermana,
(reduce, reuse, dan, recycle), substitusi bahan
2014).
menjadi bahan yang lebih ramah lingkungan,
Penelitian ini berfokus pada pengelolaan
penerapan produksi bersih, pembaharuan
limbah cair dan emisi CO2 yang ada di Industri

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 20


Volume .6 No.1 Bulan tahun ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

penyewaan alat berat. Pengelolaan limbah industri kotor dengan tanah dan lumpur kemudian
ini bertujuan untuk menganalisa emisi dan limbah dibersihkan untuk menjaga kinerja alat agar tetap
yang ditimbulkan oleh industri penyewaan alat maksimal. Adapun diagram proses kegiatan
berat untuk pekerjaan tambang batubara. industri terhadap alat-alat berat pertambangan
tertera pada Gambar 1.
2. Landasan Teori Alat-alat berat digunakan untuk proses
pertambangan. Setelah selesai digunakan, alat-alat
Alat berat biasanya menggunakan bahan bakar
tersebut akan dikembalikan ke kantor. Alat-alat
fosil (solar) dan melepaskan emisi yang berat akan diparkirkan, sebelum dilakukan
membentuk efek gas rumah kaca (Al Hakim dkk., pelepasan material. Setelah material-material alat
2014; Saksono dan Utomo, 2018). Namun, limbah
berat dilepas, kemudian dilakukan proses
yang paling banyak dihasilkan dari proses industri
pencucian dan pengeringan menggunakan blower.
ini adalah limbah cair dari hasil pencucian.
Setelah itu, pengecekan dilakukan untuk
Limbah cari dari kendaraan biasanya memiliki
mengetahui kondisi dan kualitas material-material
konsentrasi minyak dengan kisaran antara 86 -159 yang telah digunakan untuk proses pertambangan.
mg/L (Priyanti, 2012). Penelitian lain Jika material masih berfungsi dengan baik dan
menyebutkan konsentrasi minyak dan lemak
masih layak untuk digunakan, maka material akan
anatara 10 – 386 mg/L (Lahti, 2000; Rubí-Juárez
dilakukan perakitan kembali ke alat-alat berat.
dkk., 2015). Minyak dalam air limbah jika
Namun jika material tidak berfungsi dengan baik
diemisikan ke lingkungan dapat mencemari tanah
atau rusak, maka akan dilakukan pergantian suku
dan perairan hingga ke daerah sub-surface dan cadang sebelum material dirakit kembali ke alat
lapisan aquifer air tanah (Yudono dkk., 2010). berat. Alat-alat berat yang materialnya telah
Selain minyak dan lemak kadar surfaktan sebagai
dirakit dapat digunakan kembali untuk kegiatan
methylene blue active substances (MBAS)
pertambangan.
biasanya juga memiliki konsentrasi yang tinggi
Pada proses masuknya alat berat, bahan bakar
didalam air limbah hasil cucian. Air limbah cucian digunakan dan menghasilkan emisi gas CO2.
kendaraan bisanya mengandung 3 sampai 68 mg/L Kegiatan memarkirkan alat-alat berat tidak
konsentrasi surfaktan (Lahti, 2000; Fall dkk.,
menghasilkan emisi karena alat berat berada
2007; Rubí-Juárez dkk., 2015). Air limbah harus
dalam keadaan mati. Setelah itu, energi listrik
diolah agar tidak menyebabkan dampak buruk
digunakan dalam proses pelepasan material. Tahap
terhadap lingkungan (Apritama dkk., 2020;
ini menghasilkan emisi gas CO2. Pada tahap
Suryawan dan Sofiyah, 2020; Fadhilah et al., pencucian, air, deterjen, dan energi dari genset
2020). dibutuhkan, dan menghasilkan output berupa air,
deterjen, oli, dan emisi gas CO2. Energi dari
3. Metode Penelitian blower dibutuhkan dalam proses pengeringan.
Penelitian ini dilakukan di salah satu industri Proses ini menghasilkan emisi gas CO2. Setelah
di Kota Balikpapan yang bergerak pada bidang dilakukan pengeringan, pengecekan pada alat
penyewaan dan pencucian alat berat untuk dilakukan untuk memastikan kondisikan alat.
pekerjaan tambang batubara. Identifikasi timbulan Pergantian suku cadang dibutuhkan jika terdapat
emisi dan limbah dilakukan pada setiap proses bagian-bagian yang rusak atau tidak sesuai dengan
kegiatan pecucian alat berat yang dilakukan oleh standar yang berlaku. Pada proses ini, dibutuhkan
industri tersebut. Identifikasi dilakukan dengan suku cadang dan output berupa limbah padat dari
melakukan studi lapangan dan wawancara. bagian-bagian yang rusak. Jika pada proses
Penelitian ini dilakukan dengan observasi proses pengecekan tidak diperlukan pergantian suku
kegiatan dan melakukan studi literatur mengenai cadang, maka alat-alat akan dirakit kembali. Pada
pencegahan pencemaran yang dapat dilakukan. tahap ini, dibutuhkan energi dan output yang
Teknologi yang disarankan didasarkan pada hasil dihasilkan berupa emisi gas CO2.
studi penelitian terdahulu dan kesesuaian terhadap
karakteristik limbah yang dihasilkan. 4.2. Studi Pencegahan Pencemaran dan
Minimasi Limbah
4. Hasil dan Pembahasan
Reduksi limbah atau minimasi limbah harus
4.1 Identifikasi Timbulan Emisi dan Limbah
menjadi prioritas utama (Bishop, 2000). Aktivitas
Industri penyewaan alat berat ini menyediakan
yang dapat mereduksi limbah lebih diutamakan
alat-alat berat yang digunakan dalam proses
bila dibandingkan dengan aktivitas daur ulang
pertambangan. Alat-alat berat yang digunakan
limbah dalam pengelolaan limbah, karena dapat
dalam proses pertambangan. Alat-alat berat yang
mungkin dilakukan dan dapat menghemat biaya.
telah disewa kemudian akan dikembalikan ke
Sedangkan pemanfaatan limbah melalui daur
industri. Alat-alat berat hasil proses pertambangan
ulang dan perolehan kembali menjadi alternatif

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 21


Volume .6 No.1 Bulan tahun ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

yang dapat dilakukan untuk mengelola sisa limbah setiap kegiatan. Sehingga perusahaan tersebut
setelah metode reduksi pada sumber telah melakukan pencegahan atau minimasi limbah
dilakukan. Limbah yang dihasilkan Industri yang dihasilkan dari kegiatan pencucian alat berat
penyewaan alat berat berupa limbah cair berupa ataupun material. Rencana minimasi limbah yang
sludge hasil proses pencucian alat berat maupun akan diterapkan seperti recycle limbah cair
material. Limbah cair tersebut mengandung bahan tersebut agar dapat di daur ulang sehingga limbah
berbahaya seperti oli. Industri penyewaan alat menjadi tidak berbahaya dan dapat digunakan
berat telah melakukan upaya dalam menangani kembali untuk pencucian alat, dan perusahaan
limbah cair tersebut dengan membangun Water akan mengganti atau mengurangi bahan berbahaya
Treatment Plant. Industri penyewaan alat berat seperti oli agar limbah yang dihasilkan tidak
mempunyai komitmen seperti mengurangi berbahaya bagi lingkungan.
timbulan bahan berbahaya yang dihasilkan dari

Gambar 1. Identifikasi Timbulan Limbah Industri Penyewaan Alat Berat

4.3. Studi Pencegahan Pencemaran dan yang dapat mereduksi limbah lebih diutamakan
Minimasi Limbah bila dibandingkan dengan aktivitas daur ulang
Reduksi limbah atau minimasi limbah harus limbah dalam pengelolaan limbah, karena dapat
menjadi prioritas utama (Bishop, 2000). Aktivitas mungkin dilakukan dan dapat menghemat biaya.

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 22


Volume .6 No.1 Bulan tahun ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

Sedangkan pemanfaatan limbah melalui daur ulang menyisihkan minyak sebesar 93,10% (Priyanti dan
dan perolehan kembali menjadi alternatif yang Karnaningroem, 2012).
dapat dilakukan untuk mengelola sisa limbah
setelah metode reduksi pada sumber telah 2. Flotasi
dilakukan. Limbah yang dihasilkan Industri Dissolved air flotation (DAF) dapat
penyewaan alat berat berupa limbah cair berupa menurunkan kandungan minyak sebesar dari
sludge hasil proses pencucian alat berat maupun limbah oli bengkel dengan rata-rata 86,65%,
material. Limbah cair tersebut mengandung bahan 76,64% dan 82,39 % untuk waktu tinggal 30
berbahaya seperti oli. Industri penyewaan alat menit, 60 menit, dan 90 menit (Irfa'i, 2007). Selain
berat telah melakukan upaya dalam menangani penggunaan DAF, flotasi juga dapat dikonfigurasi
limbah cair tersebut dengan membangun Water sebagai electrocoagulation dan flotation (ECF).
Treatment Plant. Industri penyewaan alat berat Teknologi ECF dapat menyisihkan air pencucian
mempunyai komitmen seperti mengurangi kendaraan dengan effisiensi penyisihan COD,
timbulan bahan berbahaya yang dihasilkan dari turbidity dan MBAS sebesar 94.5%, 95% dan
setiap kegiatan. Sehingga perusahaan tersebut 95.2% (Emamjomeh dkk, 2019).
melakukan pencegahan atau minimasi limbah yang
dihasilkan dari kegiatan pencucian alat berat 3. Koagulasi Elektrokimia
ataupun material. Rencana minimasi limbah yang Penelitian menunjukkan penggunaan koagulasi
akan diterapkan seperti recycle limbah cair elektrokimia hanyam mampu menyisihkan
tersebut agar dapat di daur ulang sehingga limbah konsentrasi COD adalah 29,83%, dan belum
menjadi tidak berbahaya dan dapat digunakan memenuhi standar baku mutu limbah cair untuk
kembali untuk pencucian alat, dan perusahaan industry minyak yaitu 160 mg/L (Prabowo dkk.,
akan mengganti atau mengurangi bahan berbahaya 2012). Berbanding terbalik pengolahan dengan
seperti oli agar limbah yang dihasilkan tidak elektroda alumunium menghasilkan penyisihan
berbahaya bagi lingkungan. lebih besar yaitu COD 92.68%, deterjen 99.29 %,
Emisi CO2 dari kegiatan industri alat berat minyak dan lemak 94.55% (Iswanto dkk, 2010).
adalah mobilisasi alat berat yang terjadi di dalam
area pencucian. Mengacu pada Kadmaerubu dan Adapun kriteria pengolahan air limbah yang
Hermana, 2014 rencana pengurangan emisi dari ditentukan adalah:
mobilisasi transportasi alat berat dan penggunaan 1. Mampu meningkatkan kualitas air menjadi
energi di Industri adalah sebagai berikut: sebuah keharusan dalam rancangan alternatif
1. Melakukan penghematan energi bahan bakar ini, karena tujuan yang ingin dicapai yaitu
dan energi listrik menghilangkan kandungan minyak di dalam air
2. Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dan mampu meningkatkan kualitas air
(fuel switching) sebelumnya. Air yang telah diolah direncakan
3. Penggunaan teknologi bersih dalam akan di recycle dan dipergunakan kembali
pembangkit listrik dan mobilisasi transportasi dalam proses pencucian.
2. Tidak membutuhkan lahan tambahan.
4.4. Pemilihan Teknologi Pengolahan Teknologi yang dipilih diharuskan untuk tidak
membutuhkan lahan yang baru, karena lahan
Penentuan teknologi yang diprioritaskan adalah yang telah ada harus dipergunakan secara
teknologi pengolahan air limbah dalam efektif dan efisien. Jika membuka lahan baru
menyisihkan kandungan minyak dan lemak serta ataupun tambahan akan mengakibatkan
MBAS/surfaktan, adapun tahapan-tahapan yang perubahan tata letak fasilitas pengolahan yang
perlu dilakukan yaitu Gravity Separator, flotasi, telah ada sebelumnya.
dan koagulasi elektrokimia.
Teknologi pengolahan yang dipilih sebaiknya
1. Gravity Separator memiliki efektivitas yang tinggi untuk
Pengolahan air limbah yang mengandung menunjukkan keberhasilan dalam menyelasaikan
minyak dengan metode ini. Penelitian Pratiwi dan permasalahan dan mudah dioperasikan agar tidak
Hermana, 2014 menunjukkan efisiensi penyisihan memerlukan tenaga ahli sehingga dapat
Gravity Separator untuk minyak pelumas 71,33% mengurangi pengeluaran biaya perusahaan dalam
sampai 84,93%. Pemisahan minyak dan lemak merekrut pekerja baru. Teknologi yang
dapat berlangsung jika bilangan Reynolds masuk membutuhkan energi listrik yang kecil dianggap
dalam aliran laminar (Arifiani dan Hadiwidodo, perlu, karena jika membutuhkan penggunaan
2007). Gravity Separator dapat digabungkan listrik yang besar akan mengeluarkan biaya
dengan teknologi karbon aktif dimana operasional yang tinggi dan lamanya teknologi
menghasilkan penyisihan COD hingga 96,20% dan tersebut beroperasi akan mempengaruhi kebutuhan
listrik yang akan digunakan. Berdasarkan kriteria

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 23


Volume .6 No.1 Bulan tahun ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

dan penjelasan di atas, maka gravity separator Fadhilah, N., Vembrio, L. A. W., Safira, R. H.,
dinilai merupakan teknologi yang paling tepat Amiruddin, A., Sofiyah, E. S., & Suryawan,
dalah pengolahan limbah cair Industri penyewaan I. W. K. (2020). Modifikasi Unit Proses
dan pencucian alat berat. dalam Peningkatan Efisiensi Penyisihan
Amonium. Jurnal Sumberdaya Alam dan
5. Kesimpulan Lingkungan, 7(2), 1-10.
Fall, C., López-Vázquez, C. M., Jiménez-Moleon,
Proses pencucian alat berat pada Industri M. C., Bâ, K. M., Díaz-Delgado, C.,
penyewaan dan pencucian alat berat meliputi García-Pulido, D., & Lucero-Chavez, M.
proses masuknya alat berat yang dilanjutkan (2007). Carwash wastewaters:
dengan memakirkan alat berat, pencopotan characteristics, volumes, and treatability by
material, pencucian, pengeringan, pengecekan, gravity oil separation. Revista Mexicana de
penggantian suku cadang, dan perakitan kembali. Ingeniería Química, 6(2), 175-184.
Limbah cair berupa sludge yang mengandung air, Irfa'i, M. (2007). Efisiensi Pengolahan Limbah Oli
deterjen, dan oli dihasilkan pada proses pencucian. Bengkel Menggunakan Reaktor Dissolved
Proses pengecekan dan penggantian suku cadang Air Flotation Pada Skala Laboratorium.
akan menghasilkan limbah pada bila terdapat Jurnal Purifikasi, 8(1), 61-66
material yang tidak lagi dalam keadaan baik dan Iswanto, B., Silalahi, M. D., & Purnama, F. D.
memenuhi standar. Sementara itu, emisi CO 2 (2010). Pengolahan Air Limbah Emulsi
dihasilkan dari penggunaan energi pada semua Minyak-Deterjen dengan Proses
proses terkecuali proses memakirkan alat berat. Elektrokoagulasi Menggunakan Elektroda
Pencegahan dan minimasi limbah merupakan Aluminium. Jurnal Teknologi Lingkungan
prioritas utama dalam pengelolaan limbah industri Universitas Trisakti, 5(2), 55-61.
dan dapat dicapai dengan adanya penerapan Kadmaerubun, C. M., & Hermana, J. (2014).
teknologi pengolahan berupa gravity separator Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur
sehingga air hasil pengolahan dapat digunakan Terhadap Emisi CO2 Melalui Transportasi
kembali sebagai air bersih dan biaya yang dan Penggunaan Energi. Jurnal Teknik ITS,
dikeluarkan untuk air bersih dapat diminimalisasi. 3(2), F251-F255.
Upaya lain yang dapat diterapkan adalah minimasi Lahti WJ (2000) U.S. Patent No. 6,042,730. U.S.
emisi CO2 yang dikeluarkan. Patent and Trademark Office, Washington,
DC
Daftar Referensi Prabowo, A., Basrori, G. H., & Purwanto, P.
(2012). Pengolahan Limbah Cair Yang
Al Hakim, H. M., Supartono, W., & Suryandono, Mengandung Minyak Dengan Proses
A. (2014). Life Cycle assessment pada Elektrokoagulasi Dengan Elektroda Besi.
pembibitan kelapa sawit untuk menghitung Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 1(1),
emisi gas rumah kaca. Ziraa'ah Majalah 352-355.
Ilmiah Pertanian, 39(2), 72-80. Pratiwi, K. D. S., & Hermana, J. J. (2014).
Apritama, M. R., Suryawan, I. W. K., Afifah, A. Efisiensi pengolahan limbah cair
S., and Septiariva, I. Y., (2020). mengandung minyak pelumas pada oil
Phytoremediation of effluent textile WWTP separator dengan menggunakan plate
for NH3-N and Cu reduction using pistia settler. Jurnal Teknik ITS, 3(1), D5-D9.
stratiotes, Plant Archives, 20, pp. 2384- Priyanti, P. A. R., & Karnaningroem, N. (2012).
2388. Pengolahan Air Limbah Pencucian Mobil
Arifiani, N. F., & Hadiwidodo, M. (2007). Dengan Reaktor Pemisah Minyak dan
Evaluasi Desain Instalasi Pengolahan Air Karbon Aktif.
PDAM Ibu Kota Kecamatan Prambanan Rubí-Juárez, H., Barrera-Díaz, C., Linares-
Kabupaten Klaten. Jurnal Presipitasi, 3(2), Hernández, I., Fall, C., & Bilyeu, B. (2015).
78-85. A combined electrocoagulation-
Bishop, Paul, L. 2000. Pollution Prevention: electrooxidation process for carwash
Fundamental and Practice. US: The wastewater reclamation. Int J Electrochem
McGraw-Hill. Sci, 10(8), 6754-6767.
Emamjomeh, M. M., Jamali, H. A., Naghdali, Z., Saksono, P., & Utomo, P. P. (2018). Analisis
& Mousazadeh, M. (2019). Carwash Pengaruh Pembebanan Engine Terhadap
wastewater treatment by the application of Emisi Gas Buang Dan Fuel Consumption
an environmentally friendly hybrid system: Menggunakan Bahan Bakar Solar Dan
an experimental design approach. Desalin. Biodiesel B10 Pada Engine Cummins QSK
Water Treat, 160, 171-177. 45 C. POROS, 15(2), 136-141.

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 24


Volume .6 No.1 Bulan tahun ISSN (print) 2477-2089 (online) 2621-1262

Suryawan, I. W. K., Helmy, Q., & Notodarmojo,


S. (2020, January). Laboratory scale ozone-
based post-treatment from textile
wastewater treatment plant effluent for
water reuse. In Journal of Physics:
Conference Series (Vol. 1456, No. 1, p.
012002). IOP Publishing.
Suryawan, I. W. K., & Sofiyah, E. S. (2020).
Cultivation of Chlorella Sp. and Algae Mix
for NH3-N and PO4-P Domestic
Wastewater Removal. Civil and
Environmental Science Journal, 3(1).
Yudono, B., Said, M., NAPOLEON, A., &
UTAMI, M. B. (2010). Kinetics of
petroleum-contaminated soil biodegraded
by an indigenous bacteria Bacillus
megaterium. HAYATI Journal of
Biosciences, 17(4), 155-160.

Jurnal Rekayasa Sistem Industri Page 25

View publication stats

You might also like