Ikan Cakalang

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Journal of Indonesian Tropical Fisheries ISSN 2655 4461

Vol. 2, No 2, Desember 2019


Hal 216-228

STATUS PEMANFAATAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis))


DI PERAIRAN KABUPATEN LUWU SULAWESI SELATAN
(Status of Utilization of Skipjack Tuna (Katsuwonus Pelamis)
in the Luwu Waters, South Sulawesi)

Muhammad Jamal 1), Hasrun1), Ernaningsih1)


1)
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK UMI Makassar
Korespondensi: muhammadjamalalwi@umi.ac.id
Diterima: 10 Agustus 2019; disetujui 22 Oktober 2019
ABSTRACT
Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis), should be managed properly because even though it is
renewable, natural resources can be depleted. One approach in managing fish resources is by
modeling. The purpose of this study is to determine the maximum sustainable yield, the level of
utilization and effort of skipjack tuna. Data on catches as well as catch efforts of skipjack tuna were
collected from 9 fisheries year books of Luwu Kabupaten (District). The surplus production model
used is the Schaefer, Fox, Walter & Hilborn model. Schaefer model obtained by MSY = 1541.08 tons
and Fopt = 243 trips; Fox model obtained maximum sustainable yield value (YMSY) of 1602,244 tons,
maximum sustainable fishing effort (fMSY) of 303 units and maximum sustainable CpUE value (UMSY)
of 5.29 tons trip-1; the Walter & Hilborn model found potential stocks of sustainable reserves (Be)
skipjack in Luwu district amounted to 935.72 tons year-1. Utilization rates of the skpjack tuina indicate
the fish is still under exploitation.

Keywords : Surplus Production Model, Skipjack Tuna, Sustainable maximum, Catch, Luwu.

ABSTRAK

Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis), seyogyanya dikelola dengan baik karena walaupun
sebagai sumberdaya alam terbarukan dapat saja mengalami deplesi. Salah satu pendekatan dalam
pengelolaan sumberdaya ikan ialah dengan pemodelan. Tujuan penelitian adalah mengetahui
tangkapan maksimum lestari, tingkat pemanfaatan dan pengupayaan ikan cakalang. Data hasil
tangkapan dan upaya tangkap ikan cakalang dikumpulkan dari l a p o r a n t a h u n a n
perikanan selama 9 tahun dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Luwu. Model produksi surplus yang digunakan adalah model Schaefer, Fox, Walter&Hilborn.
Model schaefer dipeoleh MSY = 1541,08 ton dan Fopt = 243 trip ; model Fox diperoleh nilai hasil
tangkapan maksimum lestari (YMSY) sebesar 1602,244 ton, upaya penangkapan maksimum lestari
(fMSY) sebesar 303 unit dan nilai CpUE maksimum lestari (UMSY) sebesar 5,29 ton/trip ; model
Walter & Hilborn didapatkan potensi stok cadangan lestari (Be) ikan cakalang di kabupaten luwu
sebesar 935,72ton/tahun. Tingkat pemanfaatan ikan cakalang menunjukkan eksploitasi ikan ini masih
tergolong rendah.

Kata Kunci : Model Produksi Surplus, Ikan cakalang, Tangkapan Maksimum lestari, Luwus.
217 Journal of Indonesian Tropical Fisheries

PENDAHULUAN (Maximum Sustainable Yield =


MSY), tingkat pemanfaatan, dan tingkat
Ikan cakalang (Katsuwonus
pengupayaan ikan cakalang di perairan
pelamis) tergolong sumberdaya
Kabupaten Luwu.
perikanan pelagis besar yang penting
dan merupakan salah satu komoditi METODE PENELITIAN
ekspor nonmigas. Potensi ikan Penelitian telah dilaksanakan dari
cakalang di Teluk Bone mencapai selama 6 bulan dari bulan April sampai
sekitar 61.800 ton per tahun. Oktober 2018 di Kabupaten Luwu
Penelitian tentang ikan cakalang Sulawesi Selatan. Data yang
umumnya membahas tentang eksploitasi dikumpulkan adalah data produksi hasil
untuk meningkatkan produksi, belum tangkapan ikan cakalang yang
banyak yang meneliti tentang status tertangkap dengan alat tangkap pole and
pemanfaatan (termasuk aspek line. Data ini berupa data sekunder
kelestarian dan efisiensi). yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan
Penangkapan ikan cakalang di Perikanan Kabupaten Luwu selama
perairan Kabupaten Luwu telah periode 2005 – 2013. Surplus Produksi
berlangsung cukup lama dengan adalah model yang paling sederhana
intensitas yang padat. Data mengenai dalam dinamika populasi ikan ialah
tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan model produksi surplus yang
sangat penting, karena akan menentukan memperlakukan populasi ikan sebagai
apakah pemanfaatan sumberdaya biomassa tunggal yang tidak dapat
tersebut kurang optimal, optimal, atau dibagi, yang tunduk pada aturan-
berlebih. Pemanfaatan sumberdaya ikan aturan sederhana dari kenaikan dan
yang berlebihan akan mengancam penurunannya. Model produksi ini
kelestariannya. Dengan mengetahui tergantung pada 4 macam besaran, yaitu
tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan : biomassa populasi pada suatu waktu
cakalang, diharapkan dapat dilakukan tertentu t (Bt), tangkapan untuk suatu
pengelolaan yang berkelanjutan.
waktu tertentu t (Ct), upaya tangkap
Penelitian ini bertujuan untuk
pada waktu tertentu t (Et), dan laju
mengetahui berapa besar hasil
pertumbuhan alami konstan (r). Model
tangkapan maksimum lestari
ini pertama kali dikembangkan oleh
Jamal et al. – Status Pemanfaatan Ikan Cakalang… 218

Schaefer, yang bentuk awalnya sama Pendugaan upaya penangkapan


dengan model pertumbuhan logistik. optimum (Eopt) dan hasil tangkapan
Menurut Coppola dan Pascoe maksimum lestari (CMSY) didekati
(1996), persamaan surplus produksi dengan Model Produksi Surplus.
terdiri dari beberapa konstanta yang Antara hasil tangkapan per satuan
dipengaruhi oleh pertumbuhan alami, upaya (Catch Per Unit of Effort =
kemampuan alat tangkap, dan daya CPUE) dan upaya tangkap (effort)
dukung lingkungan. Konstanta- dapat berupa hubungan linear maupun
konstanta tersebut diduga dengan eksponensial (Gulland, 1983). Model
menggunakan model-model penduga Produksi Surplus terdiri dari 2 model
parameter biologi dari persamaan dasar yaitu Model Schaefer (hubungan
surplus produksi, yaitu model: linear) dan Model Gompertz yang
Equilibrium Schaefer, Disequilibrium dikembangkan oleh Fox dengan bentuk
Schaefer dan Walter– Hilborn. hubungan eksponensial (Gulland,
Berdasarkan ketiga model tersebut 1983).
dipilih yang paling sesuai atau best fit Model Produksi Surplus pertama
dari pendugaan yang lain. kali dikembangkan oleh Schaefer, yang
Menurut Sparre dan Venema bentuk awalnya sama dengan model
(1999), rumus-rumus model produksi pertumbuhan logistik. Model tersebut
surplus hanya berlaku apabila ialah sebagai berikut:
parameter slope (b) bernilai negatif, CpUE = a + bf
yang berarti penambahan upaya
Hubungan antara effort (f) dengan catch
tangkap akan menyebabkan penurunan
(C) maka:
hasil tangkapan per upaya tangkap.
Apabila parameter b nilainya positip, C = af – bf2
maka tidak dapat dilakukan
kemudian effort optimum (fopt) dapat
pendugaan besarnya stok maupun
diperoleh dengan menyamakan turunan
upaya optimum, tetapi hanya dapat pertama catch terhadap effort = 0 ,
disimpulkan bahwa penambahan upaya sehingga
tangkap masih memungkinkan untuk C = af - bf2
meningkatkan hasil tangkapan.
C = a – 2 bf = 0
219 Journal of Indonesian Tropical Fisheries

a Produksi maksimum lestari


Fopt = -
2b (MSY) diperoleh dengan
m nsubsitusikan nilai upaya optimum
Untuk mendapatkan nilai maksimum ke dalam persamaan sehingga:
lestari adalah sebagai berikut :

MSY = a (a/2b) - b (a2/4b2)


besarnya parameter a dan b secara
MSY = - sistematis dapat dicari dengan
mempergunakan persamaan regresi.
di mana :
Rumus-rumus untuk model produksi
a = Intersep (titik perpotongan garis surplus ini hanya berlaku bila parameter
regresi dengan sumbu y)
slope (b) bernilai negatif, artinya
b = Slope (kemiringan garis regresi)
penambahan jumlah effort akan
Fox menyatakan bahwa
menyebaban penurunan CPUE.
hubungan antara effort (ft) dan catch
Walter & Hilborn
(Ct) adalah bentuk eksponensial
mengembangkan jenis lain dari model
dengan kurva yang tidak simetris, dan
produksi surplus, yang dikenal dengan
dinyatakan bahwa hubungan antara
sebagai model regresi. Perbedaan
effort (ft) dan catch per unit effort
antara Model Walter dan hilborn
(CPUEt) adalah sebagai berikut:
dengan Model Schaefer adalah Model
Walter dan Hilborn dapat memberikan
dugaan masing-masing untuk parameter
hubungan antar effort dan catch adalah:
fungsi produksi surplus r, q, dan K.

Upaya optimum (fopt) diperoleh ∗ ∗

dengan cara menyamakan turunan ∗ ∗


pertama Dimana :
catch (Ct) trhadap effort (ft) sama
= Besarnya stok biomassa pada
dengan nol: waktu t+1
sehingga: = Besarnya stok biomassa pada
waktu t
r = Laju pertumbuhan instrinsik
stok biomassa (konstan)
k = Daya dukung maksimum
lingkungan alami
Jamal et al. – Status Pemanfaatan Ikan Cakalang… 220

q = Koefisien penangkapan Tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan


= Jumlah upaya penangkapan
cakalang dapat diketahui setelah
untuk mengeksploitasi
biomas tahun t (trip/alat didapatkan CMSY. Kemudian
tangkap)
dihitung dengan cara mempersenkan
Untuk jumlah hasil tangkapan jumlah hasil tangkapan pada tahun
(cacth, C), upaya penangkapan (trip/alat tertentu terhadap JTB (Jumlah
tangkap, e), hasil tangkapan per trip alat Tangkapan yang dibolehkan).
tangkap, upaya penangkapan (CPUE), Menurut Dahuri, R. (2010), JTB
dan potensi lestari (Pe) pada kondisi tersebut adalah 80% dari potensi
keseimbangan diduga dengan maksimum lestari (C MSY).
menggunakan persamaan berikut :
HASIL DAN PEMBAHASAN
∗ *k Berdasarkan Data Statistik
Perikanan Kabupaten Luwu Sulawesi
2∗ Selatan tahun 2005 – 2013, alat tangkap
yang dioperasikan di Perairan
2 kabupaten luwu menangkap ikan

! cakalang adalah pole and line (Tabel 1).
2
Tabel 1. Hubungan antara produksi hasil tangkapan (ton) terhadap Jumlah Upaya
(trip) pole and line Periode Tahun 2005 – 2013

Produksi Hasil Jumlah Upaya (trip) CPUE


Tahun
Tangkapan (Ton) pole and line
2005 1311.3 160 8,20
2006 1330.8 155 8,59
2007 1250 135 9,26
2008 1325.6 145 9,14
2009 1311.6 160 8,20
2010 1429.6 180 7,94
2011 1501.1 180 8,34
2012 1520.5 220 6,91
2013 1538.6 226 6,81

Jumlah upaya penangkapan sedangkan paling sedikit terjadi pada


terbanyak yang dioperasikan terjadi tahun 2007 sebanyak 135 trip. Jumlah
pada tahun 2013 sebanyak 226 trip produksi hasil tangkapan ikan cakalang
221 Journal of Indonesian Tropical Fisheries

terbanyak terjadi pada tahun 2013 Venema (1999), menjelaskan bahwa


sebanyak 1538,6 ton dan jumlah hasil beberapa asumsi yang di gunakan
tangkapan ikan cakalang paling sedikit dalam pendugaan stok suatu
terjadi pada tahun 2007 sebanyak 1250 sumberdaya perairan adalah stok
ton, hal ini terjadi karena pada tahun sumberdaya ikan cakalang menyebar
tersebut mengalami kenaikan hasil merata di daerah tersebut, seluruh data
tangkapan yang cukup tinggi, hasil tangkapan sumberdaya yang
kemungkinan disebabkan terjadinya diperoleh berasal dari daerah tersebut,
penambahan jumlah alat tangkap pole seluruh hasil tangkapan di daratkan
and line atau kenaikan jumlah trip alat didaerah tersebut dan tidak ada
tangkap yang menghasilkan keuntungan perubahan signifikan dalam tingkat
tinggi. teknologi penangkapan ikan selama
Nelayan yang menangkap ikan kurun waktu pengambilan data.
cakalang di daerah penelitian Pendugaan besarnya suatu stok
merupakan nelayan tradisional yang perlu dilakukan secara kuantitatif yaitu
hanya mengandalkan pengalaman karena yang pertama menentukan status
dalam melakukan operasi penangkapan dan produktivitas sumberdaya dan yang
(trial fishing). Menurut Charles (2001) kedua adalah untuk mengevaluasi
bahwa aktivitas penangkapan ikan konsekuensi dari tindakan manajemen
cakalang di perairan pedalaman sering alternatif, sehingga pada sumbedaya
didominasi oleh usaha perikanan perikanan ikan cakalang saat
komersial skala kecil dan perikanan pertumbuhan turun diikuti oleh biomass
subsisten yang bekerja musiman dan sedangkan hasil tangkapan naik. Hal ini
untuk konsumsi yang salah satu ciri- akan berpengaruh terhadap kondisi ikan
cirinyanya ialah nelayan melakukan cakalang selanjutnya.
penangkapan hanya dengan Untuk melihat pengaruh upaya
mengandalkan pengalaman. penangkapan (f) dengan hasil
Seiring dengan pengalaman tangkapan per trip upaya (CPUE)
nelayan dalam melakukan penangkapan digunakan analisis regresi linier
ikan cakalang maka hasil yang sederhana (Sparre dan Venema, 1999).
diperoleh nelayan terus meningkat dari Selanjutnya dikaatakan bahwa
tahun ke tahun berikutnya. Sparre dan penggunaan persamaan linier sederhana
Jamal et al. – Status Pemanfaatan Ikan Cakalang… 222

untuk mengetahui besarnya pengaruh bahwa kecilnya penyimpangan


antar peubah dan juga mengetahui nilai koefisien regresi variabel upaya
satu atau lebih peubah. penangkapan telah memberikan
Hasil analisis pengaruh upaya kontribusi yang signifikan terhadap
pengkapan (f) terhadap hasil tangkapan variabel CPUE. Variabel bebas (upaya
perunit upaya (CPUE) ikan cakalang penangkapan) secara simultan mampu
dengan menggunakan analisis regresi menjelaskan perubahan pada variabel
model surplus produksi Schaefer tergantung (CPUE), hal ini ditunjukkan
diperoleh nilai a = 12,67, b = -0,0260, dengan nilai significance F sebesar
nilai R2 = 0,93 dengan simpangan baku 0,000024 (jika nilai F hitung sebesar
= 0,237. Persamaan regresi yang 96,58) .
dihasilkan antara hasil tangkapan ikan Hasil analisis potensi lestari ikan
cakalang (ton) dengan upaya cakalang dengan menggunakan model
penangkapan (effort) adalah Y = 12,67 f surplus produksi Schaefer.
– (-0,0260) f2, sedangkan persamaan memperlihatkan model ini tidak
regresi yang dihasilkan antara hasil realistis digunakan untuk mengestimasi
tangkapan ikan cakalang per upaya nilai tangkapan maksimum lestari
penangkapan dengan upaya (YMSY) dari ikan cakalang, upaya
penangkapan (effort) ialah Y/f = U = penangkapan maksimum lestari (fMSY)
12,67 – (-0,0260) f. Hubungan antara dan nilai CPUE maksimum lestari
upaya penangkapan (f) dengan hasil (UMSY). Hal ini diakibatkan tingkat
tangkapan per trip upaya (CPUE) upaya (effort) yang sangat tinggi yaitu
berdasarkan hasil analisis diperoleh terjadi pada setiap tahunnya, sedangkan
hubungan yang kuat. Hal ini didasarkan nilai –a/b (dimana a ialah intercept dan
pada nilai koefisien korelasi (multiple b adalah slope) = 243. sedangkan
R) yakni = 0,96 yang berarti bahwa asumsi realistis dalam model Schaefer
koerelasi upaya pengkapan (f) terhadap ialah nilai –a/b adalah bernilai positif
CPUE (U) = 0,96 dengan nilai R2 0,93 dan nilai CPUE (U) adalah nol untuk
memiliki pengertian bahwa variasi nilai f = -a/b, sehingga nilai negatif dari
CPUE dapat dipengaruhi oleh variasi hasil tangkapan perunit upaya (CPUE)
upaya penangkapan = 93 persen. Nilai adalah realistis, maka model Schaefer
simpangan baku (Sb) = 0.23 artinya hanya dapat diterapkan terhadap nilai-
223 Journal of Indonesian Tropical Fisheries

nilai f (effort) yang lebih rendah dari (2012), menjelaskan bahwa konsep ini
nilai –a/b atau nilai effort harus tidak telah banyak diterapkan oleh lembaga-
boleh melebihi nilai –a/b. Kenyataan lembaga pengelolaan perikanan di
yang diperoleh ialah tingkat upaya dunia dengan tujuan keberlanjutan
(effort) setiap tahunnya belum melewati sumberdaya.
asumsi realistis tersebut yakni nilai Pengaruh upaya penangkapan (f)
effort belum melebihi –a/b sehingga terhadap hasil tangkapan perunit upaya
menyababkan nilai estimasi hasil (CpUE) ikan cakalang dengan
tangkapan menjadi relistis (bernilai menggunakan analisis regresi model
negatif, dan estimasi hasil tangkapan Fox diperoleh nilai a sebesar 2,666, b
perunit upaya juga menjadi realistis sebesar -0,0033, nilai R2 sebesar 0,94
(bernilai negatif). dan simpangan baku sebesar 0,02.
Berdasarkan penjelasan diatas Persamaan regresi yang dihasilkan
menunjukkan bahwa model Schaefer antara hasil tangkapan ikan cakalang
menjadi sangat realistis untuk (Ton) dengan upaya penangkapan
digunakan dalam mengestimasi hasil (effort) ialah Y = f * e (0,2666 – (-0,0033 *f)

tangkapan maksimum lestari (YMSY), (Gambar 1), sedangkan persamaan


upaya penangkapan maksimum lestari regresi yang dihasilkan antara hasil
(fMSY) dan nilai CPUE maksimum tangkapan ikan cakalang per upaya
lestari (UMSY) ikan cakalang di lokasi penangkapan dengan upaya
penelitian dan model ini yang penangkapan (effort) ialah U = e (6,508 –

disarankan selain dengan menggunakan 0,000485 *f) (Gambar 2).


model Fox. Menurut Trevor dan Julia

2000
Produksi Hasil Tangkapan

YMSY=1602,344 ton
1500
Y=f *e (2,666f – 0,0033 * f)
1000
(Ton)

500
fMSY= 303 trip
0
180
270
360
450
540
630
720
810
900
990
0
90

1080
1170
1260
1350
1440
1530
1620

Jumlah Upaya (trip)


Gambar 1. Kurva Hubungan Cacth-Effort Model Fox
Jamal et al. – Status Pemanfaatan Ikan Cakalang… 224

16
14

CpUE, U (Ton/trip)
12
10
8
6 UMSY=5,2923 ton/trip
4
2 fMSY = 303 trip
0
120
160
200
240
280
320
360
400
440
480
520
560
600
640
680
720
760
0
40
80

Jumlah Upaya (Trip)

Gamar 2. Kurva Hubungan CpUE - Effort Model Fox

Hasil analisis potensi lestari ikan berarti stok sumberdaya ikan cakalang
cakalang dengan model Fox, maka yang tereksploitasi belum melebihi nilai
diperoleh nilai hasil tangkapan MSY sebesar 1602,344 ton. Sedangkan
maksimum lestari (YMSY) ikan cakalang upaya penangkapan pada tahun 2013
sebesar 1602,244 ton, upaya sebesar 226 unit penangkapan belum
penangkapan maksimum lestari (fMSY) melebihi upaya penangkapan
sebesar 303 unit dan nilai CPUE maksimum lestari (fMSY) sebesar 303
maksimum lestari (UMSY) sebesar 5,29 unit yakni belum melebihi sebesar 93
ton/trip. %. Berdasarkan hal ini, maka jumlah
Kriteria status pemanfaatan upaya penangkapan harus ditingkatkan
sumbardaya perikanan yang sebesar 77 unit untuk mencapai nilai
dikembangkan FAO (1995) dan Bintoro maksimum sustainable yield di
(2005), maka kriteria status perikanan kabupaten luwu sulawesi selatan.
ikan cakalang kabupaten luwu Tingkat Pemanfaatan (TP) ikan
berdasarkan model Fox pada tahun cakalang selama 9 tahun terakhir belum
2014 tergolong underexploited yaitu melebihi tingkat pemanfaatan yang
stok sumberdaya ikan cakalang telah diperbolehkan (JTB) yakni dalam
tereksploitasi belum melebihi nilai kondisi underexploited. Tingkat
MSY (maximum sustainable yield). Hal Pemanfaatan (TP) ikan cakalang pada
tersebut disebabkan produksi pada setiap tahunnya belum melebihi 195 %
tahun 2013 sebesar 1538,60 ton yang dari JTB, sedangkan Tingkat
225 Journal of Indonesian Tropical Fisheries

Pengupayaan (TPU) alat tangkap untuk selama 9 tahun terakhir belum melebihi
pengeksploitasi ikan cakalang di lokasi tingkat upaya maksimum lestari (fJTB)
penelitian, diperoleh hasil analisis ikan cakalang (Tabel 2)
bahwa Tingkat Pengupayaan (TPU)

Tabel 2. Tingkat Pemanfaatan (TP) dan Tingkat Pengupayaan (TPu) ikan


cakalang di kabupaten luwu Sulawesi Selatan.
Produksi Tingkat
Upaya CPUE F Tingkat
Hasil Y JTB Peng-
Tahun (f) (U) YTB Pemanfaat-
Tangkapan (Ton) upayaan
(trip) (Ton/trip) (trip) an (TP) %
(Ton) (Tpu) (%)
2006 1330.80 155 8.586 195 1232.86 108 144
2007 1250.00 135 9.259 195 1232.86 101 133
2008 1325.60 145 9.142 195 1232.86 108 135
2009 1311.60 160 8.198 195 1232.86 106 150
2010 1429.60 180 7.942 195 1232.86 116 155
2011 1501.10 180 8.339 195 1232.86 122 148
2012 1520.50 220 6.911 195 1232.86 123 178
2013 1538.60 226 6.808 195 1232.86 125 181

Untuk potensi stok cadangan dan nilai k sebagai daya dukung


lestari kondisi stok saat ini (standing maksimum lingkungan alami perairan
stock) ikan cakalang, maka dianalisis (carrying capacity) sebesar 1871,446.
dengan menggunakan model yang Dengan menggunakan parameter r,q
dikembangkan oleh Walter & Hilborn. dan k maka pada kondisi stok saat ini
Berdasarkan model Walter & Hilborn (Standing Stock) diperoleh potensi stok
cara ke-1, diperoleh hasil analisis cadangan lestari (Be) ikan cakalang di
regresi linear dengan nilai b0 sebesar kabupaten luwu Sulawesi Selatan
3,2188, nilai b1 sebesar -0,2526 dan sebesar 935,72 ton/tahun.
nilai b2 sebesar -0,0068 dengan nilai R2 Berdasarkan analisis model
sebesar 0,51 (variasi CpUE dapat Walter dan Hilborn cara ke-2, diperoleh
dijelaskan oleh variasi upaya hasil analisis regresi linear dengan nilai
penangkapan sebesar 51 persen). b1 sebesar 1,25667, nilai b2 sebesar -
Selanjutnya didapatkan nilai r sebagai 0,135 dan nilai b3 sebesar -0,00745.
laju pertumbuhan alami stok biomass Selanjutnya didapatkan nilai laju r (laju
(konstan) sebesar -3,2188, nilai q pertumbuhan alami stok
(koefisien cathability) sebesar -0,0068 biomass/konstan) sebesar 1,25667, nilai
Jamal et al. – Status Pemanfaatan Ikan Cakalang… 226

q (koefisien cathability) sebesar - cakalang yang berkelanjutan. Allan dan


0,00745 dan nilai k sebagai daya Castillo (2007), menyatakan kegiatan-
dukung maksimum lingkungan alami kegiatan yang terkait dengan upaya
perairan (carring capacity) sebesar pengelolaan sumberdaya perikanan
1247,082 dengan menggunakan perairan harus berlandaskan pada ilmu
parameter r, q, dan k maka pada kondisi pengetahuan holistic dan berkelanjutan.
stok saat ini (standing stock) diperoleh Nikijuluw (2001) dan Neala et al.,
potensi stok cadangan lestari (Be) ikan (2009) menyarankan bahwa
cakalang sebesar 623,541 ton/tahun. pemanfaatan sumberdaya sumberdaya
Untuk mengurangi bias yang perlu kehati-hatian agar tidak sampai
diakibatkan perolehan nilai parameter terjadinya kondisi kelebihan penangkap
populasi r dan q yang negatif, maka (overfishing). Prinsip kehati-hatian
disarankan untuk menggunakan model secara umum merupakan amanat yang
Walter dan Hilborn cara ke-2. di dasarkan pada resolusi PBB No. 4/95
Berdasarkan perhitungan model Walter tahun 1995, Food and Agricaltural
dan Hilborn cara ke-2 maka penentuan Organisation (FAO), tentang Code Of
potensi stok cadangan lestari (Be) Conduct For Responsible Fisheries
kondisi stok saat ini ikan cakalang di (CCRF) atau kode etik untuk perikanan
kabupaten luwu Sulawesi selatan bertanggung jawab tentang pengaturan
diperoleh nilai Be sebesar 623,541 aspek-aspek yang bertujuan agar
ton/tahun. kegiatan perikanan dapat berlangsung
Berdasarkan analisis status secara berkelanjutan (sustainable)
pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang yakni CCRF pada pasal 7 ayat 5,
di kabupaten luwu Sulawesi selatan selanjutnya hal ini juga merupakan
maka berdasarkan model schaefer pada amanat dari undang-undang Republik
tahun 2013 tergolong undereksploited, Indonesia No. 31 tahun 2004 tentang
dengan potensi stok cadangan lestari perikanan dan undang-undang Republik
(Be) kondisi stok saat ini sebesar Indonesia No. 45 tahun 2009 tentang
623,541 ton/tahun. Untuk kepentingan perubahan atas undang-undang
kehati-hatian pemanfaatan sumberdaya Republik Indonesia No. 31 tahun 2004
ikan cakalang, maka perlu adanya dan Peraturan Pemerintah No. 60 tahun
upaya pengelolaan sumberdaya ikan 2007 tentang konservasi sumberdaya.
227 Journal of Indonesian Tropical Fisheries

KESIMPULAN Madura Jawa Timur. Disertasi,


IPB Bogor
Tingkat MSY dan Upaya
optimum dari ke-tiga model (schaefer , Charles A. 2001. Sustainable Fisheries
System. Saint’s Marine
Fox, Walter & Hilborn) berkisar University, Halifax, Nova
antara 935,72 – 1602,244 ton dan Scotia, Canada.

upaya optimum 235 – 303 trip. Tingkat Coppola G and S. Pascoe, 1996. A
Surplus Production Model with
pemanfaatan ikan cakalang
a non-linear Catch-Effort
menunjukkan eksploitasi ikan ini masih Relationship.(Research Paper
105) Center for the Economics
tergolong rendah.
and Managemant of Aquatic
Resources University of
SARAN Portsmouth
Untuk penelitian selanjutnya
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)
perlu dilalakukan perhitungan MSY
Kabupaten Luwu Sulawesi
dan upaya optimum untuk seluruh Selatan. Laporan Statistik
Perikanan. Tahun 2006 - 2013.
Kawasan teluk Bone.
Dahuri, R. 2010. Pengelolaan
UCAPAN TERIMA KASIH Sumberdaya Wilayah Pesisir
dan Lautan secara Terpadu. PT.
Ucapan terma kasih disampaikan
Pradnya Paramita, Jakarta.
kepada Lembaga Penelitian dan
[FAO], 1995. Code of Conduct for
Pengembangan Sumberdaya (LP2S) Responsible Fisheries (CCRF).
UMI yang telah membiayai penelitian Rome. 40 p

ini dan juga kepada kepala dan Staf Gulland, J.A., 1983. Fishing andStock
of Fish at Iceland.Mui.`Agric.
Dinas Kelautan dan Perikanan Fish Food, Invest. (Ser.2)
Kabupaten Luwu yang telah membantu 23(4): 52 – 70.
memberikan Data. Neala, W.K, J.J. Hard, T.P. Quinn.,
2009. Quantifying Six Decades
DAFTAR PUSTAKA of Fishery Selectiom for Size
and Age at Maturity in Sockeye
Allan, J.D., and M.M. Castillo, 2007. Salmon Evolutianary
Stream Ecology, Structure and Application ISSN 17524571 Doi
Function of Running Waters. 10 1 1111j 1752-4571 2009
Second Edition. Pub. Springer. 00086 x. Journal Compilation
Netherlands, P. 429 p 2009. Blacwell Publishing Ltd
2.
Bintoro, G. 2005. Pemanfaatan
Berkelanjutan Sumberdaya Ikan Nikijuluw, V.P.H., 2001.
Tembang (Sardinella fimbriata Pengembangan Perikanan
Valenciennes, 1847) di Selat
Jamal et al. – Status Pemanfaatan Ikan Cakalang… 228

Tangkap Berwawasan (Kerjasama dengan Organisasi


Lingkungan. Pustaka Pangan dan Pertanian
Cidesindo, Jakarta Perserikatan Bangsa-bangsa).
Jakarta. 438 hal.
Sparre, P and S.C. Venema, 1999
Introduksi Pengkajian Stok Ikan Trevor D.D and K.B. Julia, 2012.
Tropis.Buku 1 Manual. Extinctions Risk and
(Terjemahan J. Widodo. I.G.S. Overfishing Reconciling
Merta, S. Nurhakim, dan M. Conservation and Fisheries
Badrudin). Pusat Penelitian dan Perspectiives on The Status of
Pengembangan Perikanan, Marine Fishes. Scientific
Badan Penelitian dan Report Journal 2 561. DOI: 10.
Pengembangan Pertanian 11038.srep005611

You might also like