Mapping Modul

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 45

MAPPING MODUL

RESPIRASI

 BRONKITIS
- Batuk berdahak / tidak 2-3 minggu
- Sesak nafas
- Demam ringan
- Px: barrel chest, fremitus taktil berkurang/ tidak ada, hipersonor, rhonki basah kasar,
wheezing
- Foto thorax: corakan paru >>
- Etiologi : Influenza A B, bakteri: streptococcus pneumoniae
- FrX : merokok, infeksi, polusi
- TX : antitusif : DMP 15 mg, kodein 10 mg
Ekspektoran : GG, ambroxol

 PNEUMONIA
- Batuk, sesak, demam

- RO : Konsolidasi, bercak2 dicavitas, infiltrate bilateral


Air bronchogram ( Pneumoni lobaris)

- Tx : eritromisin 4x500 mg
Levofloxacin 1x750 mg
Azitromisin 500mg DT
Klaritromisin 2x250-500mg
Ibu hamil dan anak : amoksisilin

 ASMA
- Intermiten : gejala <1xmg, <2x sebulan
- Persisten ringan : gejala >1x mgg, gejala >2x sebulan, 1 kalimat, berjalan, berbaring.
Tx: Glukokortikosteroid inhalasi (200- 400 μg BB/hari atau ekuivalennya)

- Persisten sedang : setiap hari, 1 kata, membungkuk, gelisah

Tx: Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid (400-800 μg BB/hari atau


ekuivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama

- Persisten berat : terus menerus, duduk membungkuk, kata demi kata, nafas cuping
hidung

Tx: Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid (>800 μg BB) + agonis beta-2


kerja lama + Teofilin / Leukotriene / Glukokortikosteroid oral

 INFLUENZA

- Demam, bersin, batuk, sakit tenggorakan/nyeri saat menelan, suara serak, hidung meler, nyeri sendi dan
otot, sakit kepala dan lemah badan

- Etio: Virus influenza tipe A, B, C

- TX: simtomatis

 FARINGITIS

- Nyeri menelan, faring hiperemis, malaise

- Tx: antibiotic : penisilin G Benzatin 50.000 U/KgBB im DT, amoksisilin 3x500mg,


eritromisin 4x500mg.

 LARINGITIS

- Suara serak

- Tx : simtomatis

Antibiotik : penisilin G benzatin, amoksisilin ( bila ada infeksi)

Steroid ( Vocal Nodul )

- Px : laringoskopi

 TONSILITIS
- T3-T3

- Streptokokus β hemolitikus grup C

- Akut : kripte tidak melebar, pembesaran dan merah

Tx : penisilin, eritromisin.

- Kronik : kripte melebar, dendritus.

Tx : Tonsilektomi

- Difteri : bullneck, dekerok mudah berdarah, pseudo membrane, riw. Imunisasi (-)

Tx : ADS 20.000-100.000 IU bulan 2,3,4

- Abses peritonsil : uvula terdorong, hot potatto voice, fluktuasi

Tx : insisi drainase + Ab.

 TB PARU

Kategori I : 2RHZE/4RH
Kategori II : 2RHZES/RHZE/5RHE

- Rifampisin : urin merah


- Isoniazid : fungsi hati, neuropati perifer

- Etambutol : buta warna

- Streptomisin : tuli dan keseimbangan

- Pirazinamid : asam urat

REPRODUKSI

 ABORTUS < 20 mgg

- A. Imminens / mengancam : keluar darah (+), OUE tertutup


Tx : Tirah baring, progesteron

- A. Insipiens : keluar darah (+), OUE terbuka

Tx : kuretase

- A. Inkomplit : keluar jaringan (+), OUE terbuka

Tx : kuretase

- A. Komplit : keluar jaringan (+), OUE tertutup

Tx : supportif

Sulfas ferosus 600mg/hari @2mgg

- Missed Abortion : TFU tidak sesuai dengan Uk. Kehamilan

- RUPTUR PERINEUM

1. Kulit dan mukosa vagina.

2. Otot perineum

3. A. <50% sfingter ani eksterna

B. >50%

C. sfingter ani interna

4. Sampai anus/rectum

 GANGGUAN PAYUDARA

- Cracked Nipple : putting pecah2, lecet

Tx : mengoleskan asi sebelum menyusui/ lanolin

- Inverted Nipple : putting masuk kedalam


Tx : menarik putting dengan tangan atau spuit

- Mastitis : nyeri payudara setelah melahirkan, bengkak, merah

Tx : kompres hangat/ dingin

Ab. Dikloksasilin atau floksasilin 500mg/6jam/oral @10-14 hari

 IMS

GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS


- HEPATITIS A : IgM anti HAV +, Tx : Sembuh sendiri, diet TKTP, istirahat yang cukup,
vitamin
- HEPATITIS B : HBsAg +, IgM anti HBc +, Tx : IFN, lamivudin

- HEPATITIS C : IgM anti HCV +, Tx : PEG IFN + ribavirin

- HEPATITIS D : IgM anti HDV +, HbsAg +, Tx: IFN -+

- HEPATITIS E : IgM anti HEV +

SARAF

o BELL’S PALSY

Paralisis nervus VII/ facialis, Onset akut : 48 jam, Nyeri aurekular

Tx : prednisone 1mg/kgBB atau 60mg maksimal, asiklovir 5x400mg 7-10 hari (jika virus
varicella zoster dicurigai, dosis 5x800mg)

o KEJANG DEMAM

Anak usia 6bln-5tahun, didahului dengan demam

- KDS : 1x/hari, <15 menit, kejang seluruh tubuh


- KDK : >1x/hari, >15 menit, kejang fokal / parsial

- Pemberian obat kejang intermitten adalah pemberian diazepam oral dalam 48 jam pertama
anak dengan risiko tinggi kejang berulang yang mengalami demam, dengan dosis 0,3
mg/kg/kali, tiga kali sehari.
- Pemberian obat anti kejang rumatan diberikan pada kondisi tertentu seperti kejang fokal,
kejang lama >15 menit atau terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang. Obat yang dapat digunakan adalah asam valproat 15-40 mg/kg/hari atau fenobarbital
3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis yang diberikan selama 1 tahun.

o NYERI KEPALA

- BPPV : Dix-hallpike untuk menentukan diagnose, terapi dirumah brand darrof, manuver
eplay di RS.
- MIGRAIN 4-72 jam, >72 status migrain,
Aura : melihat cahaya, tanpa aura : tanpa melihat cahaya, Tx: non spesifik :
Aspirin, Spesifik : triptan 30mg , dihidroergotamin, ergotamine 1mg
- TTH (seperti terikat)
Tx: akut : Aspirin 1000mg / asetaminoven 1000mg/ ibuprofen 800mg
Kronis : amitripilin

- CLUSTER HEADACHE
Rhinorrhea mata berair

Tx: O2, ergotamine,


Profilaksis: diltiazem

 TETANUS

- Spasme pada otot leher dan rahang (trismus, lock jaw), kaku otot wajah (risus sardonicus),
meringis, mulut mencucu, kejang, demam, biasanya kalok ditempat bising kejang makin
menjadi, kalua kena cahaya merasa gelisah. Bakteri anaerob obligat gram positif
CLOSTRIDIUM TETANI.
- Riw. Trauma, mencari sumber infeksi.
- Px: Darah lengkap, EKG.
- Tx: ab: metronidazole 4x500 mg tiap 6 jam (30mg/kgBB/hari dibagi menjadi 4 dosis)
 Netralisasi toksin tetanus, dengan Tetanus immunoglobulin (TIG),
Tetanus toksoid (TT), Anti tetanus serum (ATS) , “diliat jg riw.
Imunisasi”

 Diazepam 5-20mg p.o @8jam (ringan), 5-10 mg i.v (sedang), 50-100mg


dalam 500ml D5% (berat), anak 0,3 mg/kgBB. untuk mengatasi ada
spasme dan rigiditas.

 Midazolam 5-15mg/jam iv kontinyu, Baclofen intratekal, Magnesium


sulfat 4 g bolus.

- o TT 1
o TT2,jarakpemberian4minggu/1bulansetelahTT1,dapatmemberikan perlindungan selama
3 tahun
o TT 3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT 2, masa perlindungan 5 tahun

o TT 4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 3, masa perlindungan 10 tahun

o TT 5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 4, masa perlindungan 25 tahun Diberikan


secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml.

PSIKIATRI

 HIPOKONDRIASIS, SOMATISASI, KONVERSI, BODI DISMORFIK,


GANGGUAN NYERI
 TX : Fluoxetine 10-20 mg/hari

Sertraline 50 mg/hari

Non farmakologi : CBT

SISTEM INDERA

 IMPACTED SERUMEN

Telinga terasa penuh, < pendengaran, nyeri (-), riw. Berenang, sering mengorek2
telinga,berdenging, tinnitus, ada penggumpalan serumen / massa kecoklatan, membrane
timpani tidak dapat dilihat.

Tx: Terapi simtomatik: anti nyeri dan anti histamin bila diperlukan

Serumen lunak : cutton bud


Serumen padat : tetes karbogliserin 10 %, hydrogen peroksida (H2O2) 3%

Serumen terlalu dalam : ear toilet pake H2O2 3% atau NaCl 0,9%

 BENDA ASING PADA HIDUNG

Hidung tersumbat, adanya secret berbau, factor resiko biasanya pada anak2.

TX : anastesi pake lidokain 4% lalu ambil dengan pinset bionet, suction.

 EPISTAKSIS

- Anterior : usia dibawah <35 th, trauma, atau benda asing dirongga hidung.

Pleksus kiesselbach.

- Posterior : usia >50th, Riwayat HT, kegagalan organ, kondisi neoplastic,


peradangan, atau f. lingkungan (suhu, kelembaban, ketinggian), post nasal drip.
Pleksus woodruff, speno palatina, arteri etmoidalis posterior.

Tx: non farmako : tekan hidung

Kalok penekanan tidak mempan tampon bellocg (posterior)/ balon brigton, kateter foley,
epineprin 1:1000 3-5 menit, dan tampon anterior (boorzalf).

 OTITIS EKSTERNA

Nyeri telinga, rasa tidak nyaman/ penuh pada telinga, gangguan pendengaran jika ada
edem, nyeri membuka mulut/ mengunyah, nyeri tekan tragus,

- BENIGNA

Sirkumskripta : furunkolosa, staphylococcus aureus

Mengorek2 telinga, 1/3 lateral, MT intak, ada furunkel.

Difusa : swimmer ear, pseudomonas aeruginosa, 2/3 media, edem luas, MT sulit
dievaluasi, radang sistemik (+), gram (-).
TX: Analgesik atau antipiretik : ibu profen 2-3x200-400mg (dewasa) atau 2-3x5-
10mg/kgBB (anak), paracetamol 3-4 x500mg (dewasa) atau 3-4x 10-20
mg/kgBB, Asam mafenamat 3x500 mg (dewasa) anak <14th tidak diberikan.

Antibiotic : amoksisilin 3x 500mg (dewasa) atau 3x20-50mg/kgBB (anak),


trimetropin-sulfamethoxazol 2x480mg (dewasa) atau 2x 120-140mg (anak),
eritromisin 3-4x500mg (dewasa) atau 3-4x25-50 mg/kgBB (anak).

Kloramfenikol tetes telinga 3-4x2-3 tetes @3-5 hari.

 OTITIS MEDIA AKUT

Penyakit pada telinga tengah karenga radang dan inflamasi, didahului ISPA, nyeri pada
telinga, rasa tidak nyaman pd telinga, keluhan akut <1 bulan.

- Oklusi : hanya terasa penuh ditelinga, retraksi MT.


- Hiperemis/ presupurasi : hiperemis, nyeri (+)

- Supurasi/ eksudasi : bulging

- Perforasi : keluar cairan (karna bulging sudah pecah)

- Resolusi : sembuh

PX: test garpu tala

1. Test rinne : hasilnya (-) atau tuli konduktif.


2. Test weber : lateralisasi ke telinga sakit.
 RHINITIS

Akut : demam, pilek, ingus encer jernih, konka jernih, TX: antihistamin 1 :
chlorpeniramin maleat (CTM) 3x2-4mg/hari, gen 2 : loratadine 1x10mg/hari, cetirizine
1x10mg/hr, decongestan : pseudoefredin 2-3x30-60 mg/hr (oral),
oksimetasilin,xylometazoline, naphazoline, PCT 3x500mg/hr, asam mafenamat
3x500mg/hr.

Vasomotor : hidung tersumbat bergantian, ingus encer (serus)/ kental (mucus), konka
udem / mukosa hiperemis, dipengaruhi perubahan suhu ektrim (pagi malam memburuk,
siangnya membaik)

Alergi : riw. Alergi/ atopi, bersin lebih dr 5x, konka pucat

Medika mentosa : riw. Penggunaan nasal spray, konka hiperemis

 FURUNKEL HIDUNG

Push kecil2 seperti komedo, cabut2 bulu hidung, nyeri.

TX : kompres hangat, ab topical : salep bacitracin dan polymiksin B, ab diberikan 7-10


amoksisilin 3x 500 mg.

 MIOPIA
Cahaya jatuh di depan retina, sferis dipilih terkecil (-), cekung/ konkaf, aksial lebih
Panjang.

 HIPERMETROPIA

Cahaya dibelakang retina, sferis terbesar (+), cembung/ konveks.

 BENDA ASING KONJUNGTIVA

Ada perasaan tidak nyaman/ seperti mengganjal, adanya sensasi benda asing, nyeri,air
mata keluar berlebihan, sensitive terhadap cahaya, mata merah, visus normal.

Tx: jika benda asing dikonjungtiva ambil dengan cutton bud, jika perlu anastesi berikan
proparacine 0,5%. Benda asing di kornea RUJUK Sp.M.

 KONJUNGTIVITIS

Mata merah, injeksi konjungtiva, visus normal.

- Viral : secret jernih, serosa, mukoserosa.


- Bakteri : secret purulent.

- Vernal/ alergi : cobble stone/ giant papil, trantas dot , TX : antihistamin :


naphazoline HCL 4x/hari, mast cell stabilizer ( sodium cromoglicate 2% 4-6
tetes/hari, lodoxamide thromethamie 0,1% 4x/hari).

- Fungal : biasanya kas pada petani/ kontak dengan tumbuhan.

TX : mast cell stabilizer ( sodium cromoglicate 2% 4-6 tetes/hari, lodoxamide


thromethamie 0,1% 4x/hari).

antihistamin : naphazoline HCL 4x/hari.

Kortikosteroid : flourometholone 0,1 % : 3x/ tetes/hari.

KARDIOVASKULAR

o HIPERTENSI (>140/90)

HT I : >140/90

HT II : >160/90
HT emergency : >180/100 , target organ demage, turunkan TD 25% @2jam, Tx :
nicardipine/ nivedipine IV.

HT urgency : >180/100, turunkan TD 25% @24jam, captopril oral SL.


 ANGINA PEKTORIS STABIL DAN TIDAK STABIL

- STABIL : Nyeri dada <20menit, membaik dengan istirahat, nyeri dada (-) dengan
nitrat/isds, pemeriksaan biasanya normal semua.

Penunjang : Tread meal test/ exercise post stress (penunjang awal) “akan
ditemukan T.Inverted/ ST depresi.

Angiografi : Gold Standart.

Enzim jantung : NORMAL.

TX : life style modification (terapi awal)

Nitrat (ISDN/ nitrogliserin) > (tx. Tepat) (kontraindikasi kalok tensi <90/70)

Beta bloker

Statin : atorvastatin 20-40mg, rosvastatin 40-80mg (perHARI).

- TIDAK STABIL : nyeri dada > 20 menit.


Penunjang : EKG : ST DEPRESI,

enzim : jantung normal.

TX : ONACOM

 SINDROM KORONER AKUT

Nyeri dada > 20 menit menjalar.

Penunjang : enzim jantung >, EKG : ST DEPRESI/ T.Inverted (NSTEMI)

Enzim jantung >, EKG : ST ELEVASI (STEMI)

TERAPI : Awal : ONACOM

Oksigen SPO2 <90%

Nitrat / ISDN 5mg (sublingual) max 15mg (kontra indikasi Hipotensi)

Aspirin 80mg tab, 160-320 mg (antiplatelet) kunyah.

Clopidogrel 75mg 4tab, 300-600mg ( antiplatelet ) telan.

Morfin 2mg bolus IV dengan NaCl

Terapi : RS/ IGD : PCI, Fibrinolitik/ stresptokinase IV ( STEMI )

NSTEMI : aspirin/ clopidogrel.

ENDOKRIN, METABOLIK DAN NUTRISI

o DM TIPE 1 : pathogenesis imunitas, defisiensi insulin, anak2

TX : insulin.
o DM tipe 2 : resistensi insulin secara kronis, 3P.

Faktor resiko : obesitas (IMT >/= 25kg/m2), genetic, dm gestasional, pcos, GDPT/TGT,
aktifitas kurang, HDL <35mg/dL, TG >250mg/dL, HT, penyakit kardio/
serebrovaskular.
o DEVISIENSI VITAMIN, MINERAL DAN ZAT BESI
 GINJAL DAN INFEKSI SALURAN KEMIH

o STRIKTUR URETRA

Anamnesis yang lengkap (uretritis, trauma dengan kerusakan pada panggul,


straddle injury, instrumentasi pada uretra, penggunaan kateter uretra, kelainan
sejak lahir).

TX : Businasi (dilatasi), uretrotomi interna dan eksterna.

o BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA (BPH)

gangguan pengeluaran, berupa kelemahan pancaran urine, hesitansi, proses


kencing berlangsung lebih lama, rasa tidak puas pada akhir kencing.

gangguan penyimpanan, berupa frekuensi, urgensi, nokturia, dan disuria.

residu urine makin banyak dan terjadi retensi urine. Untuk menentukan berat
ringannya keluhan tersebut, maka digunakan penghitungan dengan IPPS
(International Prostate Symptom Score).

TX : Ringan (IPPS15ml/s) → Watchful waiting

Sedang (IPPS 9-18, maks. flow rate 10-15 ml/s) → Medikamentosa: α-blocker

(tamsulosin,doxazosin atau terazosin); anti androgen (inhibitor 5-α reduktase)

Berat (IPPS >18, maks. flow rate < 10 ml/s Operatif terbuka bila ≥ 100 cc, endoskopik

TURP .

o TORSIO TESTIS

Inspeksi: testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horisontal daripada testis
sisi kontralateral.

Palpasi: kadang-kadang pada torsio testis yang baru saja terjadi dapat diraba adanya
lilitan atau penebalan funikulus spermatikus.

Pemeriksaan sedimen urine tidak menunjukkan adanya lekosit dalam urine dan
pemeriksaan darah tidak menunjukkan tanda inflamasi, kecuali pada torsio testis yang
sudah lama dan telah mengalami keradangan steril.
TX : Detorsi manual, oprasi jika parah.

o Batu Saluran Kemih (BSK)

- Uretrolitiasis : batu diginjal biasanya nyeri ketok CVA (+)

- Vesikolithiasis : berpindah posisi saat kencing baru lancer.

- Ureterolitiasis : proksimal : nyeri menjalar ke umbilicus

Medial : nyeri menjalar ke testis

Distal : nyeri menjalar sampai selangkangan

Penunjang : foto polos, USG

Tx : ESWL : jika batu > 5mm

Diuretic : <5mm

o Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Nyeri/ panas saat berkemih

- Sistitis : nyeri suprapubic (+)


- Pyelonefritis : nyeri ketok CVA (+)

Penunjang : urinalisis (faskes tingkat 1)

Kultur urin >/= 105CFU/ml (porsi tengah, faskes tingkat lanjut)

USG saluran kemih (faskes tingkat lanjut)

BNO (untuk menyingkirkan dx BSK, faskes lanjutan


HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI

o Demam dengue dan DHF

AEDES AEGYPTY
Penunjang : NS1 : 1-4 hari, IgG & IgM : 5 hari, DL (faskes Pertama)

Tx farmakologis : Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Parasetamol 3 x 500–1000


mg)

2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi : Alur penanganan pasien dengan demam


dengue/demam berdarah dengue, yaitu: pemeriksaan penunjang lanjutan Trombosit dan
Hematokrit secara serial setiap 4-6 jam.
Penunjang DSS :

1. Kondisi ini merupakan gawat darurat dan mengharuskan rujukan segera ke RS.
2. Penatalaksanaan awal:

a) Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung atau sungkup muka.

b) Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi vena untuk pemeriksaan DPL.

c) Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kg secepatnya.

d) Segera lakukan rujukan sambil tetap dilakukan pemantauan klinis (tanda vital,
perfusi perifer) setiap30 menit.

 MALARIA

1. Falciparum : Plasmodium falciparum. Gejala demam yang muncul dapat intermitten dan
dapat kontinu. Ini merupakan jenis malaria yang paling sering menjadi malaria berat dan
menimbulkan kematian. Hasil : banana shape, headphone/ maurer dots, sausage, bulan
sabit.

2. Malaria vivax disebabkan oleh Plasmodium vivax. Demam pada malaria vivax berulang
dengan interval bebas demam 2 hari. Malaria vivax dapat berlanjut menjadi malaria berat
juga. Hasil : creesent ring, scufner dot, 1/3 eritrosit

3. Malaria malariae disebabkan oleh Plasmodium malariae. Gejala demam berulang dengan
interval bebas demam 3 hari. Hasil : zienman dots, basket fom

4. Malaria Ovale disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi klinis yang muncul
ringan, dengan pola demam seperti malaria vivax.

5. Malaria Knowlesi disebabkan oleh Plasmodium knowlesi. Gejala demam menyerupai


malaria falciparum.

Tx: LINI 1 : falciparum, vivax, ovale : DHP (Dihydroartemisinin Piperaquine) 2-4mg/kgBB


@3hari, Primakuin 0,25mg/kgBB, sedian 15mg, @14 hari

Malariae : DHP 3 hari

Ibu hamil : DHP 3 hari, profilaksis mefloquine 250mg

Sebelum berangkat ke daerah endemis : doksisiklin 100mg/hari dimulai 1-2 hari sebelum pergi +
4 mg setelah pulang.
o REAKSI ANAFILAKTIK
Hipersensitivitas tipe 1
Penunjang : skin prick test, intradermal test (antibiotic), pemeriksaan IgE,
challenge test.

Syok tensi < 90/70


Tx : adrenaline 1:1000
MUSCULOSKELETAL

 RHEMATOID ATRITIS
Penyakit autoimun, biasanya pada sendi2 kecil pada Proximal Interpahalangeal (PIP),
Metacarpophalangeal (MCP), metatarsophalangeal (MTP), Distal Interphalangeal (DIP),
bengkak, terasa hangat, Gerakan menjadi terbatas.

Penunjang : squeez test, Rheumatoid factor, radiologi (bone crosion, bone


displacement), ACPA ( Anti-cyclic Citrullinated Peptide Antibody)/ anti CCP, CRP (C-
reactive protein), LED,analisis cairan sendi, USG musculoskeletal dan MRI, biopsy
synovium/ nodul rheumatoid.
Tx : na diklovenak 2x50-100mg/hari atau meloksikam 7,5-15mg /hari atau celecoxib
200-400mg/hari.

 LIPOMA
Benjolan dibawah kulit, membesar perlahan dalam waktu yang lama, nyeri (-),
Tx : tidak perlu Tindakan khusus kalua tidak ada menimbulkan gangguan fungsi.
Eksisi/ ekstirpasi,
Terapi pasca bedah : antibiotic, antinyeri.
RUJUK!! bila benjolan > 6cm, ada gejala nyeri tekan spontan.

 ULKUS TUNGKAI
GRADE ULKUS :
Grade 0 : kulit intak/ utuh
Grade 1 : ulkus superfisial
Grade 2 : ulkus dalam (sampai tendon, tulang) Grade 3 : ulkus dalam dengan infeksi
Grade 4 : ulkus dengan gangren pada 1 -2 jari kaki Grade 5 : ulkus dengan gangren luas seluruh
kaki

Penunjang : darah lengkap, urinalisa, pemeriksaan kadar gula dan kolesterol, biakan kuman,
ulkus diabetikum px Ankle Brachial Indeks.

TX : simtomatik.

Ulkus varikosum : meninggikan tungkai saat berbaring untuk mengurangi hambatan aliran
vena.

Ulkus arteriosum : Konsul/ RUJUK ke bedah.

 OSTEOARTRITIS

Nyeri lutut biasanya membaik saat pagi hari, krepitasi (+), hambatan gerak, bengkak atau
peradangan pada sendi (+), usia >60th, pada perempuan >50th atau menopause, obes/
kegemukan, trauma.

TX : analgesic topical, analgesic oral (NSAID) : COX2 (meloksikam), COX1


(diklovenak, ibu profen, metampiron, piroksikam, asam mafenamat).

INTEGUMEN
o TINEA

TX :
1. TINEA CAPITIS
 KANDIDOSIS
o KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA

o KANDIDIASIS INTERDIGITALIS ( menyerang sela jari )

o KANDIDIASIS POPOK/ NAPKIN ENZEMA

o KANDIDIA PARONIKIA

o KANDIDIASIS ORAL
o KANDIDIASIS ATROFIK AKUT DAN KRONIS

o KANDDIDIASIS HIPERPLASTIK

o KHEILITIS ANGULAR (KEILITIS KANDIDA)

o KANDIDIASIS MUKOSA GENITAL DAN BALANOPOSTITIS KANDIDA


o LEPRA/ MORBUS HANSEN
MYCOBACTERIUM LEPRAE
Ada lesi, terasa kebas/ mati rasa.
Penunjang : BTA / ziehl-Neelsen (slit skin smear)
TX :

o DKI dan DKA


DKI : disebabkan oleh bahan iritan, seperti deterjen, sabun, serbuk kayu, minyak pelumas,
minyak panas, zat kimia alkali dan asam, serta pelarut kimia. Gejala Kronis rasa gatal,
likenifikasi, penebalan, dan hiperpigmentasi, biasanya ditemukan pada tangan yang
berkaitan dengan kontak dan pekerjaan.
Penunjang : patch test (uji tempel).
Tx : non farmakologi : hindari kontak allergen.
Farmakologi : topical : krim Hidrofilik urea 10%, NaCL 0,9% 2-3 lapis kassa bersih,
kortikosteroid : krim desonide 0,05% dan krim fluocinolone acetonide 0,025%, AB. Kalok
ada infeksi sekunder.
Sistemik : antihistamin golongan sedative : chlorpheniramine maleate 3x4mg max
2mgg,cetirizine 1x10mg max 2 mgg, non sedative : loratadine 1x10mg dan desloratadine
1x5 mg max 2mgg, prednisone 20mg/hari dalam jangka pendek, ab. Kalok lesi luas.

DK ATOPIK : Adanya Riwayat dan reaksi alergi dalam tubuh, Riwayat atopi/ alergi pasa
keluarga (genetic)
Penunjang : patch test, titer Ig-E, skin prick test.
Tx : sama dengan DKI

o DERMATITIS NUMULARIS
Lesi berbentuk seperti koin.
Etio dan Patogenesis : micrococcus dan staphylococcus.
Tx : non farmakologi : menghindari factor pencetus, pemberian pelembab / emolien
apabila kulit kering.
Farmakologi : Topikal : larutan permaganas kalikus 1/10.000, kortikosteroid topical :
krim desonide 0,05% dan krim fluocinolone acetonide 0,025% selama 1-2 mgg.
Oral sistemik : antihistamin, antibiotic.

o DERMATITIS POPOK/ NAPKIN ENZEMA


Riwayat penggunaan popok terlalu lama, tidak mengganti popok, biasa pada bayi.
Jamur candida sp.
Pemeriksaan penunjang : KOH 10%,
TX : menghindari penggunaan popok terlalu lama, ganti popok berkala.
Lesi ringan : salep zinc oxide, panthenol, petrolatum, lanolin dipakai 2x sehari,
kortikosteroid potensi lemah : salep atau krim hydrocortisone 1-2,5% 2x 3-7 hari.
Lesi dengan Candida Sp/ jamur : golongan Azole kombinasi zinc oxide 2x sehari @7hari.
Antibakteri topical : mupirocin 2% 2x sehari, (jika infeksi berat dpt diberikan amoxicillin
clavulanate, cefalexine, clindamycin)

o HERPES ZOSTER, HERPES SIMPLEK, VARICELA ZOSTER, MORBILI


- ZOSTER
Vesikel berkelompok sesuai dermatome, nyeri, dasareritem dan edem.
Penunjang : tzank test (giant cell/ cell raksasa berinti banyak)
TX : terapi supportif : hindari gesekan agar lesi tidak meluas, NUTRI TKP + Bedak
salysil 2%, terapi awal : PCT 3x500mg, asam mafenamat 3x500mg (nyeri ringan),
na diclovenac ( nyeri sedang-berat). Terapi tepat acyclovir 5x800mg @7-10hari,
anak2 4x20mg (max 800mg), valacyclovir 3x1000mg.
Topical : jika erosi : kompres terbuka + ab. Genta,kloram
Neuralgia menetap : antidepresan trisiklik, amitripilin 1x10-20 mg, gabapentin
1x300mg.
- SIMPLEK
Vesikel, demam, nyeri kepala, otot, sariawan/ vesikel di dekat mulut dan genital,
pembesaran KGB, duh tubuh pd vagina/ uretra, hub. Sex pd penderita yg sama.
Tzank test (cell datia berinti banyak )
Tx : acyclovir 5x200mg/ 3x400mg, valacyclovir 2x500-1000mg
Terapi simtomatik.

- VARICELA
Gejala mirip H. zoster tapi didahului atau bersamaan dengan demam, vesikel
seluruh tubuh (tetesan embun/ tear drop)
Tzank test : sel datia berinti banyak
TX : sama kayak herpes.
Acyclovir bumil >20mg.

- MORBILLI
3C (cought, coryza, conjungtivitis), demam 38-400C, KOPLIK SPOT, erupsi kulit
berawal dari belakang telinga, wajah, ekstremitas.
Penunjang : IgG dan IgM, darah rutin : leukopeni, limfositosis, trombositopenia.
TX : awal : tirah baring+antipiretik+analgesic
Vitamin A : <1th : 100.000 IU (biru)
>1th : 200.000 IU (merah).

TRAUMA KEKERASAN FORENSIK


Luka akibat trauma tajam dibagi menjadi 3 jenis luka, yaitu:
1. Luka iris atau sayat Vulnus scissum)
2. Luka tusuk (Vulnus punctum)
3. Luka bacok

LUKA TEMBAK

A. Luka Tembak Tempel (Contact wound)


Luka Tembak Tempel Keras (Hard Contact Wound)
Luka Tembak Tempel tidak erat (loose/soft contact wound)
Luka Tembak Tempel Bersudut (angled contact wound)
Luka Tembak Tempel Incomplete (variated angle contact wound)

B. Luka Tembak Jarak Sangat Dekat (near contact wound)


Pada luka ini, sasaran sangat dekat dengan moncong laras sekitar 2-3 cm sehingga semua
unsur-unsur yang keluar dari laras dapat mencapai sasaran. Pada luka akan dijumpai klim lecet,
lingkaran tattoage, jelaga.

c. Luka Tembak Jarak Dekat (intermediate-range wound)


Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh peristiwa
pembunuhan, sedangkan untuk bunuh diri biasanya ditemukan tanda-tanda schot
hand. Jarak menengah disini diartikan tembakan dari suatu jarak antara 60-90
cm

d. Luka Tembak Jarak Jauh (long-range wound/distant gunshot wound)


Pada luka tembak jarak jauh, tanda yang ditemukan pada target dihasilkan karena
adanya perforasi kulit oleh anak peluru2 .

MENENTUKAN WAKTU KEMAATIAN

1. Jam pertama setelah kematian, tubuh masih hangat (dengan termometer


panjang didapati suhu 37ºC), otot-otot masih lemas seluruhnya (periode
relaksasi primer), kornea mata bening, belum tampak atau belum jelas adanya lebam
mayat.

2. 4-6 jam, telah mulai dingin (suhu rektal 34-35ºC), kaku mayat di rahang telah ada,
begitu juga di beberapa persendian, lebam mayat masih hilang pada
penekanan.

3. 10-12 jam, mayat mulai dingin (suhu sekitar 29-30ºC), kaku mayat lengkap diseluruh
tubuh seperti papan, bila diangkat kaki, panggul dan punggung juga terangkat, lebam
mayat sangat jelas dan tidak hilang pada penekanan.

4. 16-18 jam, mayat dingin (sama dengan suhu ruangan 28-29ºC), kaku mayat dibeberapa
persendian telah hilang, mulai tampak tanda-tanda pembusukan terutama di
daerah perut bagian kanan bawah tampak biru kehijauan, lebam mayat meluas di
seluruh bagian terendah dari tubuh.
5. 20-24 jam, dingin, kaku mayat sudah menghilang (relaksasi sekunder), tanda
pembusukan makin jelas, perut mulai tegang, bau pembusukan, darah pembusukan
keluar dari hidung dan mulut.

6. 30-36 jam, mayat menggembung, muka bengkak, mata tertutup, bibir menebal, gas
dan air pembusukan keluar dari hidung dan mulut, tampak garis pembuluh darah di
permukaan tubuh (marble appearance).

7. 40-48 jam, gelembung pembusukan di seluruh tubuh, skrotum bengkak, lidah bengkak
dan menonjol keluar. Sebagian gelembung pecah,kulit mudah terkelupas.

8. 3 hari, pembusukan lanjut, uterus bisa prolaps. Demikian anus, mata menonjol keluar,
muka sangat bengkak kehitaman. Rambut dan kuku mudah dicabut.

9. 4-5 hari, perut mengempes kembali karena gas keluar dari celah jaringan yang
rusak/hancur, sutura kepala merenggang, otak mengalami perlunakan menjadi seperti
bubur.

10. 6-10 hari,jaringan lunak tubuh melembek dan lama-lama menjadi hancur,
rongga dada dan perut bisa terlihat karena sebagian otot sudah hancur dan seterusnya
hingga akhirnya tinggal tulang belulang

You might also like