Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PENANGANAN DAN PENYELESAIAN BANK GAGAL OLEH LEMBAGA


PENJAMIN SIMPANAN (LPS)

PALUPI, FRIDAININGTYAS
Pembimbing : Dr.Trisadini Prasastina Usanti, S.H,M.H
ADMINISTRATIVE SANCTIONS
KKB KK-2 THB 10 / 11 Pap p
Copyright© 2011 by Airlangga University Library Surabaya

ABSTRACT

HANDLING AND SETTLEMENT FAILING BANK BY INDONESIA DEPOSIT


INSURANCE (Lembaga Penjamin Simpanan (LPS))

This study aimed to seek answers to two issues regarding 1). What is the authority of the
Indonesia Deposit Insurance (LPS) to perform the handling and settlement of bank failure?
2). What is the criteria that the bank failed to do the handling and settlement by the Indonesia
Deposit Insurance (LPS)?. This research is a law that aims to seek answers from a legal
problem through the approach of law (statute approach) and the approach to the concept
(conceptual approach) that is used to examine legal issues as the destination to find the
answers. Statute approach is absolutely necessary in order to assess more about the basic law
regarding the handling and settlement of bank failure by the Indonesia Deposit
Insurance(LPS). With a background of trust that is the lifeblood course of banking business, a
bank is required to maintain the trust of its customers with a way to maintain health based on
the principle of prudence (prudential principle). A bank that lost confidence is bad for the
bank it self and the depositors of the bank a rush or bank panic, there is not enough just
another impact could be worse if the bank until the difficulties that endanger its survival to
result in license has been revoked by Bank Indonesia or the Banking Supervisory Agency. To
restore public confidence, the Government is based on Presidential Decree No. 26 of 1998
concerning Guarantee Against Payment Liabilities of Commercial Banks and the Presidential
Decree Number 193 of 1998 concerning Guarantee Against Payment Obligation Rural Bank,
making Blanket Guarantee policy which is a good overall protection system to client bank
depositors and creditors. Blanket Guarantee Policy not last long because it was too broad
scope guarantee resulting in 3 (three) main problems faced by the banking system The first,
is the lack of clarity about who protected the people or bankers; Second, will always appear
non professional in bank management, bank Management responsibilities tend to be low;
Third, the risk of loss to the state will tend to be high. To keep the trust depositors according
to the importance of the mandate of the Law, namely Article 37 B of the Banking Statute: 1).
Each bank shall ensure that public funds kept in the bank concerned; 2). To guarantee on
bank deposits as referred to in paragraph (1) established the Deposit Insurance Agency. So
the date 22 September 2004, the government passed the the Indonesia Deposit Insurance
(LPS) Statute became the legal basis the government established the Indonesia Deposit
Insurance (LPS). According to the Statute the Indonesia Deposit Insurance (LPS) is an
independent institution which guarantees customer deposits storage function and actively
participate in maintaining the stability of the banking system in accordance with its authority.

Tesis PENANGANAN DAN PENYELESAIAN ...... PALUPI, FRIDAININGTYAS


ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

The authority of the Indonesia Deposit Insurance (LPS)) for the functioning of deposit
guarantee depositors in accordance with Article 6 paragraph (1) of LPS, the handling of
failing banks be authorized as follows:
a. Establish and collect insurance premiums;
b. Establish and collect contributions at the time the bank first became a participant;
c. Doing assets and liabilities management the Indonesia Deposit Insurance (LPS);
d. Getting the customer deposit data, health data bank, the bank's financial statements, and
reports the results of the examination does not violate the confidentiality of bank along the
bank;
e. Perform reconciliation, verification, and / or confirmation of the data referred to in letter d;
f. Define requirements, procedures, and conditions of payment claims;
g. Appoint, authorize, and / or assigning others to act for the interests and / or on behalf of the
Indonesia Deposit Insurance (LPS), in order to perform some specific task;
h. Conducting information to banks and the public about deposit insurance schemes, and
administrative sanctions.
To perform the function of maintaining the stability of the banking system by the Indonesia
Deposit Insurance (LPS). in accordance with the provisions of Article 6 paragraph (2) of Law
the Indonesia Deposit Insurance (LPS), in terms of handling Failed Bank has the authority as
follows:
a. Take over and run all the rights and powers of shareholders, including the right and
authority to the General Meeting of Shareholders (GMS);
b. Mastering and managing the assets and liabilities of the Bank Fails rescued;
c. Review, cancel, terminate, and / or amend any contract binding on the Bank Fails rescued
by third parties who harm the bank, and
d. Sell and / or transfer of any assets without the consent of the debtor and / or liabilities of
the bank without the approval of creditors.
Failing banks by the settlement of the Indonesia Deposit Insurance (LPS). Failing banks
based on the provisions of Article 1 paragraph (7) the Indonesia Deposit Insurance (LPS)
Law is banks with experiencing financial difficulties and endanger its survival, and declared
no longer be able to be health by the Banking Supervisory Agency (BSA) (the Bank
Indonesia or the financial services sector supervisory agency), in accordance with the
authority. According to Article 22 paragraph (1) of the Indonesia Deposit Insurance (LPS)
Statute, including the settlement of failing banks did not affect systemic risk, done by
performing a rescue or not to perform a rescue of failing banks; and Handling of failing
Banks systemic impact done by performing a rescue that included the old shareholders or
without include the old shareholders.

ABSTRAK

PENANGANAN DAN PENYELESAIAN BANK GAGAL OLEH LEMBAGA


PENJAMIN SIMPANAN (LPS)

Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban atas dua permasalahan mengenai 1). Apa
kewenangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk melakukan penanganan dan
penyelesaian bank gagal? 2). Apa kriteria bank gagal yang dapat dilakukan penanganan dan
penyelesaian oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ?. Penelitian ini merupakan penelitian
hukum yang bertujuan mencari jawaban dari suatu permasalahan hukum melalui pendekatan
undang-undang (statute approach) dan pendekatan konsep (conceptual approach) yang
digunakan untuk mengkaji permasalahan hukum sebagai tujuan untuk mencari jawaban.

Tesis PENANGANAN DAN PENYELESAIAN ...... PALUPI, FRIDAININGTYAS


ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Pendekatan undang-undang (statute approach) mutlak diperlukan guna mengkaji lebih lanjut
mengenai dasar hukum mengenai penanganan dan penyelesaian bank gagal oleh Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS). Dengan latar belakang kepercayaan yang merupakan urat nadi
berlangsungnya bisnis perbankan, suatu bank dituntut untuk dapat menjaga kepercayaan
nasabahnya dengan jalan menjaga kesehatannya dengan berpedoman pada prinsip kehati-
hatian (prudential principle). Suatu bank yang kehilangan kepercayaan akan berakibat buruk
bagi bank itu sendiri dan nasabah penyimpan dana yaitu terjadinya rush atau bank panic,
tidak cukup disitu saja imbas yang lain dapat lebih buruk lagi apabila sampai bank tersebut
mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya hingga berakibat dicabut
izin usahanya oleh Bank Indonesia atau Lembaga Pengawas Perbankan. Untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat, maka Pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum dan
Keputusan Presiden Nomor 193 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban
Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat, membuat kebijakan Blanket Guarantee yang
merupakan sistem perlindungan secara menyeluruh baik terhadap nasabah penyimpan bank
maupun kreditor. Kebijakan Blanket Guarantee tidak berlangsung lama karena terlalu luas
lingkup penjaminannya sehingga mengakibatkan 3 (tiga) permasalahan utama yang dihadapi
sistem perbankan yang Pertama, adalah ketidakjelasan tentang siapa yang dilindungi
masyarakat ataukah bankir; Kedua, akan selalu muncul ketidak profesionalan dalam
pengelolaan bank, tanggungjawab manjemen bank cenderung rendah; Ketiga, resiko
kerugian negara akan cederung tinggi. Untuk tetap menjaga kepercayaan nasabah penyimpan
dana maka Pentingnya sesuai amanat Undang-Undang, yaitu Pasal 37 B Undang-Undang
Perbankan yaitu : 1. Setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank
yang bersangkutan; 2. Untuk menjamin simpanan masyarakat pada bank sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan. Maka pada Tanggal 22
September 2004, pemerintah mengesahkan UU LPS menjadi dasar hukum Pemerintah
membentuk Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Menurut Undang- Undang tersebut
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah, suatu lembaga independen yang berfungsi
menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem
perbankan sesuai dengan kewenangannya. Kewenangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
untuk menjalankan fungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dana sesuai Pasal 6 ayat
(1) UU LPS, dalam hal penanganan bank gagal diberikan wewenang sebagai berikut:
a. Menetapkan dan memungut premi penjaminan;
b. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta;
c. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban Lembaga Penjamin Simpanan (LPS);
d. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank, dan
laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank;
e. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data sebagaimana dimaksud
pada huruf d;
f. Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim;
g. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi
kepentingan dan/atau atas nama Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), guna melaksanakan
sebagian tugas tertentu;
h. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan; dan
menjatuhkan sanksi administratif.
Untuk menjalankan fungsi memelihara stabilitas sistem perbankan Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) sesuai ketentuan Pasal 6 ayat (2) UU LPS, dalam hal penanganan Bank
Gagal memiliki kewenangan sebagai berikut :

Tesis PENANGANAN DAN PENYELESAIAN ...... PALUPI, FRIDAININGTYAS


ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

a. Mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham, termasuk
hak dan wewenang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);
b. Menguasai dan mengelola aset dan kewajiban Bank Gagal yang diselamatkan;
c. Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan/atau mengubah setiap kontrak yang
mengikat Bank Gagal yang diselamatkan dengan pihak ketiga yang merugikan bank; dan
d. Menjual dan/atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur dan/atau kewajiban
bank tanpa persetujuan kreditur.
Bank gagal yang dilakukan penyelesaian oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Bank
Gagal (failing bank) menurut ketentuan Pasal 1 ayat (7) UU LPS adalah, bank yang
mengalami kesulitan keuangan dan membahayakan kelangsungan usahanya serta dinyatakan
tidak dapat lagi disehatkan oleh Lembaga Pengawas Perbankan (LPP) (adalah Bank
Indonesia atau lembaga pengawas sektor jasa keuangan), sesuai dengan kewenangan yang
dimilikinya. Menurut Pasal 22 ayat (1) UU LPS, meliputi penyelesaian bank gagal yang
berdampak tidak berdampak sistemik dilakukan dengan melakukan penyelamatan atau tidak
melakukan penyelamatan terhadap Bank Gagal dimaksud; dan Penanganan Bank Gagal yang
berdampak sistemik dilakukan dengan melakukan penyelamatan yang mengikutsertakan
pemegang saham lama atau tanpa mengikutsertakan pemegang saham lama.

Tesis PENANGANAN DAN PENYELESAIAN ...... PALUPI, FRIDAININGTYAS

You might also like