Professional Documents
Culture Documents
Sonnykalangi,+23 +ok+ (9) +Edwin+Darmansa+137-145
Sonnykalangi,+23 +ok+ (9) +Edwin+Darmansa+137-145
2020;8(1):137-145
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan DOI: https://doi.org/10.35790/ecl.8.1.2020.27358
KemenRistekdikti RI No. 28/E/KPT/2019 Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic
1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Obstetri Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: darmansaedwinpamilangan@gmail.com
Abstrak: Angka persalinan seksio sesarea di Indonesia terus meningkat, dengan persentase
7% pada SDKI 2007 menjadi 17% pada SDKI 2017 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
indikasi dilakukannya seksio sesarea di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado tahun 2017 dan
2018. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif. Hasil penelitian mendapatkan dari total
2822 persalinan pada tahun 2017 dan 2018, angka kejadian seksio sesarea ialah 694 pasien
(49,64%) pada tahun 2017 dan 736 pasien (51,69%) pada tahun 2018. Indikasi ibu sebanyak
424 pasien (42,7%), paling banyak disebabkan oleh riwayat seksio sesarea sebelumnya
sebanyak 107 pasien (25,23%). Indikasi janin sebanyak 379 pasien (38,17%), paling banyak
disebabkan oleh gawat janin sebanyak 205 pasien (54,09%). Indikasi gabungan sebanyak 190
pasien (19,13%), paling banyak disebabkan oleh preeklamsi berat (PEB) dan gawat janin pada
40 pasien (21,05%). Simpulan penelitian ini ialah pada persalinan seksio sesarea, indikasi ibu
terbanyak ialah riwayat seksio sesarea; indikasi janin terbanyak ialah gawat janin; dan indikasi
gabungan terbanyak ialah preeklamsi berat dan gawat janin.
Kata kunci: seksio sesarea, faktor ibu, faktor janin, faktor gabungan
137
138 e-CliniC, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2020, hlm. 137-145
kan untuk menurunkan AKI dari 359 per embolik. Yang sering menjadi morbiditas
100.00 kelahiran hidup, 346 menjadi 306 pasca tindakan seksio sesarea ialah infeksi,
per 100.000 kelahiran hidup, serta menar- perdarahan dan cedera saluran kemih.7,8
getkan akan menurunkan angka kematian Peningkatan persalinan dengan seksio
bayi (AKB) dari 32 menjadi 24 per 1.000 sesarea disebabkan karena adanya indikasi
kelahiran hidup.1-3 medis dan non medis. Indikasi non medis
Setiap hari, 830 ibu di dunia meninggal dipengaruhi oleh usia, pendidikan, sosial
akibat penyakit/komplikasi terkait kehamil- budaya, dan sosial ekonomi. Adapun indi-
an dan persalinan. Kemenkes RI 2010, kasi medis dilakukannya tindakan seksio
menyatakan bahwa 25-50% kematian wani- sesarea yaitu karena partus lama, gawat
ta usia subur (WUS) disebabkan oleh masa- janin, preeklamsia, eklamsia, plasenta
lah kehamilan, persalinan, dan nifas. Kom- previa, kehamilan kembar, solusio plasenta,
plikasi dalam persalinan merupakan indi- panggul sempit, dan indikasi seksio sesarea
kasi persalinan dengan tindakan seksio sebelumnya.9-11
sesarea.4,5 Data SDKI menunjukkan bahwa angka
Persalinan adalah proses yang terjadi persalinan dengan seksio sesarea di Indo-
dimulai dari terbukanya leher rahim hingga nesia tahun 1997 sebanyak 695 dari 16.217
proses keluarnya bayi serta plasenta mela- persalinan (4,3%). Angka ini meningkat
lui jalan lahir (rahim). Persalinan dibagi menjadi 921.000 kasus dari 4.039.000
dalam tiga jenis, yaitu: persalinan normal, persalinan (22,8%). Persentase persalinan
persalinan buatan, dan persalinan anjuran/ dengan seksio sesarea meningkat dari 7%
induksi. Persalinan normal adalah proses pada SDKI 2007 menjadi 17% pada SDKI
persalinan yang melalui vagina (per 2017. World Health Organization (WHO)
vaginam). Persalinan anjuran/induksi terja- merekomendasikan bahwa angka persa-
di setelah pemecahan ketuban, pemberian linan dengan tindakan seksio sesarea tidak
pitocin atau prostaglandin, sedangkan per- boleh melebihi 5-15%. Di negara maju
salinan buatan adalah persalinan dengan frekuensi seksio sesarea berkisar antara
bantuan tenaga dari luar misalnya dengan 1,5-7%, sedangkan di negara berkembang
forceps atau seksio sesarea.6 proporsi kelahiran dengan seksio sesarea
Persalinan seksio sesarea adalah proses berkisar 21,1% dari total yang ada.5,12,13
persalinan dengan sayatan pada dinding Berdasarkan latar belakang yang telah
perut (laparotomi) dan dinding rahim. diuraikan maka penulis ingin meneliti
Namun demikian, tindakan seksio sesarea jumlah persentase kelahiran dan indikasi
tidak lagi dilakukan semata-mata karena dilakukannya seksio sesarea di RSUP Prof.
pertimbangan medis, tetapi juga termasuk Dr. R.D. Kandou Manado pada tahun 2017
permintaan pasien sendiri atau saran dari dan 2018.
dokter yang menangani. Saat ini persalinan
pervaginam dianggap sebagai persalinan METODE PENELITIAN
yang sulit dan berisiko bagi calon ibu dan Penelitian ini dilakukan di ruang rekam
bayinya. Seiring dengan berkembangnya medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
kecanggihan alat dibidang ilmu kedokteran Manado pada bulan September 2019 sam-
kebidanan, kini tindakan operasi seksio pai Desember 2019. Jenis penelitian ini
sesarea menjadi alternatif persalinan. Di ialah deskriptif retrospektif.
lain pihak persalinan dengan seksio sesarea Populasi yang digunakan ialah seluruh
mengakibatkan angka kesakitan ibu dan ibu bersalin dengan seksio sesarea di RSUP
biaya persalinan semakin tinggi dibanding Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2017
dengan persalinan normal. Angka kematian dan 2018. Sampel penelitian ini ialah ibu
ibu akibat seksio sesarea kurang dari hamil dengan seksio sesarea di RSUP Prof.
1:1000 prosedur. Ancaman terbesar wanita Dr. R.D. Kandou Manado tahun 2017 dan
yang menjalani seksio sesarea ialah anes- 2018 yang memenuhi kriteria penelitian.
tesia, sepsis berat, dan serangan trombo- Penelitian ini telah mendapat persetu-
Pamilangan, Wantania, Lumentut: : Indikasi seksio sesarea di RSUP ... 139
juan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan dengan total keseluruhan persalinan per
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, vaginam tahun 2017 dan 2018 sebanyak
dengan nomor keterangan layak etik yaitu 1392 pasien (49,33%). Jumlah tindakan
No. 049/EC/KEPK-KANDOU/X/2019. seksio sesarea tahun 2017 sebanyak 694
pasien (49,64%) dan tahun 2018 sebanyak
HASIL PENELITIAN 736 pasien (51,69%), dengan total tindakan
Penelitian ini dilakukan pada pasien seksio sesarea tahun 2017 dan 2018
dengan indikasi seksio sesarea di RSUP sebanyak 1430 pasien (50,67%). Dari 1430
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, selama pasien dengan tindakan seksio sesarea,
periode tanggal 1 Januari 2017 sampai 31 hanya 993 pasien yang masuk dalam
Desember 2018, baik yang menjalani tin- penelitian ini.
dakan seksio sesarea secara darurat maupun Tabel 2 memperlihatkan karakteritik
secara elektif. pasien yang menjalani seksio sesarea ber-
Tabel 1 memperlihatkan bahwa jumlah dasarkan usia. Frekuensi tertinggi terdapat
indikasi persalinan per vaginam tahun 2017 pada usia 21-35 tahun sebanyak 631 pasien
sebanyak 704 pasien (50,36%) dan tahun (63,54%) dan frekuensi terendah pada usia
2018 sebanyak 688 pasien (48,31%), >46 tahun sebanyak 2 pasien (0,2%).
Tabel 1. Distribusi menurut jumlah jenis persalinan tahun 2017 dan 2018
Jenis 2017 % 2018 % Jumlah %
persalinan
Pervaginam 704 50,36 688 48,31 1392 49,33
Seksio sesarea 694 49,64 736 51,69 1430 50,67
Jumlah 1398 100 1424 100 2822 100
D. Kandou Manado yaitu tertinggi pada Faktor janin yang berperan mening-
indikasi ibu sebanyak 426 responden katkan seksio sesarea tertinggi di sebabkan
(42,68%) yang paling banyak disebabkan oleh gawat janin sebanyak 205 responden
oleh riwayat seksio sesarea sebelumnya (54,09%). Hasil penelitian ini sesuai
berjumlah 107 pasien (25,23%). Indikasi dengan penelitian yang dilakukan oleh
janin sebanyak 382 pasien (38,28%) paling Muhammad14 di RSUD Moewardi Sura-
banyak disebabkan oleh gawat janin yaitu karta yang menunjukkan bahwa indikasi
205 pasien (54,09%). Indikasi gabungan janin tertinggi disebabkan oleh gawat janin
sebanyak 190 pasien (19,04%) paling sebesar 28,7%. Hasil penelitian ini berbeda
banyak disebabkan oleh PEB dan gawat dengan penelitian yang dilakukan oleh
janin yaitu 40 pasien (21,05%). Hasil Setyowati dan Nurhidayati16 di RSU PKU
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2009,
dilakukan oleh Setyowati dan Nurhidayati16 pada penelitian tersebut menunjukkan indi-
di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta kasi janin tertinggi disebabkan oleh presen-
yang menunjukkan bahwa indikasi ibu tasi bokong sebanyak 44,7%. Gawat janin
merupakan indikasi tertinggi sebesar sering digambarkan dengan keadaan hipok-
66,5%. Hasil penelitian ini tidak sejalan sia yang merupakan hal sangat serius dan
dengan penelitian yang dilakukan Sume- dapat membahayakan kesehatan bahkan
lung et a110 di RSUD Liun Kendage kematian bagi janin.17
Tahuna yang mendapatkan bahwa yang Faktor gabungan yang berperan me-
paling berperan ialah indikasi janin yang ningkatkan seksio sesarea tertinggi dise-
disebabkan oleh gawat janin. Pada pene- babkan oleh PEB dan gawat janin pada
litian ini dapat dilihat bahwa indikasi ibu sebanyak 40 pasien (21,05%), diikuti oleh
lebih banyak daripada indikasi janin dan ketuban pecah dini (KPD) dan gawat janin
gabungan; hal ini karena ibu berhubungan sebanyak 17 pasien (8,95%). Preeklamsi/
langsung dengan komponen “status repro- eklamsi dapat mengakibatkan terjadinya
duksi” seperti usia dan jumlah paritas atau spasmus pembuluh darah. Menurunya alir-
jumlah persalinan. an darah ke plasenta mengakibatkan ter-
Faktor ibu yang berperan mening- ganggunya fungsi plasenta. Kurangnya
katkan seksio sesarea tertinggi disebabkan aliran darah ke plasenta juga dapat meng-
oleh riwayat seksio sesarea sebelumnya akibatkan keadaan hipoksia yang dapat
sebanyak 107 responden (25,23%). Hasil menyebabkan terjadinya gawat janin sam-
penelitian ini berbeda dengan penelitian pai kematian karena kekurangan oksigen.
yang dilakukan oleh Setyowati dan Nurhi- Berdasarkan hasil penelitian yang di
dayati16 di RSU PKU Muhammadiyah lakukan oleh Sagita18 di RSUD Pringsewu,
Yogyakarta yang melaporkan bahwa indi- KPD merupakan salah satu faktor penyebab
kasi ibu tertinggi disebabkan oleh induksi asfiksia dan infeksi. Komplikasi yang dapat
persalinan gagal sebesar 20,9%. Hasil ditimbulkan akibat KPD antara lain infeksi
penelitian ini berbeda dengan penelitian pada ibu dan janin yang akan di lahirkan,
yang di lakukan oleh Muhammad14 di terjadinya prematuritas, dan respiration
RSUD Moewardi Surakarta yang menun- dystress syndrome (RDS); hal tersebut akan
jukkan bahwa indikasi ibu tertinggi dise- meningkatkan mortalitas dan morbiditas
babkan oleh preeklampsia/eklampsia sebe- perinatal.18,19
sar 32,2%. Bekas seksio sesarea berisiko Karakteristik pasien seksio sesarea
untuk terjadinya ancaman ruptur uteri yang berdasarkan indikasi tunggal dan multipel /
dapat menyebabkan perdarahan. Hal lain ganda tertinggi disebabkan oleh indikasi
yang dapat terjadi akibat bekas seksio multipel yang terdiri dari 2 faktor indikasi
sesarea yaitu plasenta previa dan abrupsio sebanyak 480 pasien (48,34%). Hasil
plasenta. Semakin sering dilakukannya per- penelitian ini berbeda dengan penelitian
salinan dengan seksio sesarea maka sema- yang dilakukan oleh Subekti5 di RSUD
kin besar risiko terjadinya ruptur uteri.14,16 Panembahan Senopati Bantul yang menda-
Pamilangan, Wantania, Lumentut: : Indikasi seksio sesarea di RSUP ... 143