Artikel Anak Jalanan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Kesehatan

Volume 12 , Nomor 3, Tahun 2021


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Literature Review: Masalah Kesehatan Anak Jalanan

Literature Review: The Health Problem of Street Children


Akmal Haekal Az Zam Zami1, Elsye Maria Rosa2
1
Mahasiswa magister Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia
2
Dosen Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ARTICLE INFO ABSTRACT/ ABSTRAK

Article history An increase in the number of street children saved by the world due to several factors
such as family problems, poverty, difficulties in the household, parents, challenges, and
Received date family assistance are also reasons why children prefer to choose the road. This literature
19 May 2021 review aims to analyze or find out about health problems in street children. After
reviewing the 5 articles, it can be concluded that three problems are often faced by street
Revised date children, namely physical, psychological and social health problems. The problem of
27 May 2021 street children is a shared responsibility, the need for the role of cross-sectoral
28 Jun 2021 cooperation, both government, community, and educational institutions to solve the
problems of street children. From this research, it is concluded that three problems are
Accepted date often faced by street children, namely physical, psychological and social health problems.
08 Sept 2021 Physical problems often experienced by street children are growth and nutrition
problems, physical injuries, parasites and community-acquired infectious diseases, sexual
and reproductive health problems, sexual violence and abuse, drug use and abuse.
Keywords: Meanwhile, the psychological problems of street children include psychiatric disorders
such as depression, hopelessness, and suicidal thoughts. The social health problems of
Problem health; street children are economic and social. Street children are also often victims of neglect,
Risk factors; psychological, physical, sexual abuse and are susceptible to sexually transmitted
Street children. infections.

Kata kunci: Terjadinya peningkatan jumlah anak jalanan diseluruh dunia disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah masalah keluarga, kemiskinan, kekerasan dalam rumah tangga,
Masalah kesehatan; kehilangan orang tua, kurangnya perlindungan serta dukungan keluraga juga menjadi
Faktor resiko; alasan kenapa seorang anak lebih memilih hidup dijalan. Literature review ini bertujuan
Anak jalanan. untuk menganalisis atau mengetahui tentang masalah kesehatan pada anak jalanan.
Setelah melakukan telaah terhadap 5 artikel dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
tiga permasalahan yang sering dihadapi anak jalanan yaitu masalah kesehatan fisik,
psikologi dan sosial. Permasalahan anak jalanan menjadi tanggung jawab bersama,
Perlunya peran kerja sama lintas sektor baik pemerintah, masyarakat, dan institusi
pendidikan untuk menyelesaikan permasalahan anak jalanan. penelitian ini diambil
kesimpulan bahwa terdapat tiga permasalahan yang sering dihadapi anak jalanan yaitu
masalah kesehatan fisik, psikologi dan sosial. Permasalahan fisik yang sering dialami
anak jalanan berupa gangguan pertumbuhan dan gizi, cedera fisik, parasit dan penyakit
menular yang didapat masyarakat, gangguan kesehatan reproduksi dan seksual, kekerasan
dan pelecehan seksual, penggunaan dan penyalahgunaan narkoba. Sedangkan
permasalahan psikologis anak jalanan meliputi gangguan kejiwaan seperti depresi,
keputusasaan, dan keinginan bunuh diri. Permasalan kesehatan sosial anak jalanan yaitu
masalah ekonomi dan sosial. Anak jalanan juga sering kali menjadi korban penelantaran,
pelecehan psikologis, fisik, seksual dan rentan terkena penyakit infeksi seksual menular
(HIV).

Corresponding Author:

Akmal Haekal Az Zam Zami


Master of Nursing Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email: akmalhaekal2017@gmail.com

PENDAHULUAN kesadaran dunia international. Kehadiran anak


jalanan merupakan sebuah manifestasi dari
Anak-anak merupakan aset sebuah bangsa. kelalaian dunia international. UNICEF
Hak-hak dan kebutuhan anak telah menjadi memperkirakan terdapat jutaan anak-anak tinggal
479
480 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 3, Tahun 2021, hlm 479-486

dan bekerja di jalanan dan jumlah ini terus sebagian besar negara Afrika dan beberapa
mengalami peningkatan. UNICEF (2019) negara Asia (Sudan, Ethiopia, Madagaskar,
menyebutkan terdapat hampir 150 juta anak Kenya, India, Pakistan), kemiskinan, kematian
jalanan yang tinggal didaerah perkotaan maupun orang tua, tekanan teman sebaya, tekanan
semi perkotaan. Menurut United Nations keluarga adalah kekuatan pendorong utama untuk
Children's Fund (UNICEF) kategori anak menjadi anak jalanan (Alem & Laha, 2019).
jalanan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : Putus sekolah dasar juga menjadi salah satu
Children of the street, yaitu anak-anak yang karakteristik umum di antara para anak jalanan
meninggalkan rumah dan memutuskan untuk (lebih dari 70% melakukannya), meskipun
tidak berhubungan dengan keluarganya lagi. beberapa tidak pernah bersekolah sama
Mereka biasanya tidak memiliki tempat tinggal sekali. Alasan terakhir adalah keluarga tidak
dan pekerjaan yang tetap, sehingga mereka mampu membayar biaya sekolah dan sebagian
tinggal, tidur dan memenuhi kebutuhan dasar di besar anak berasal dari keluarga poligami dan
jalan-jalan perkotaan maupun semi perkotaan. besar dengan rata-rata 4 hingga 9 anak per rumah
Children on the street, yang disebut juga sebagai tangga. Sebagian besar penelitian di selatan dan
pekerja anak dijalan. Mereka menghabiskan Afrika Barat melaporkan bahwa pengalaman
sebagian besar waktu mereka untuk bekerja di anak perempuan jalanan lebih parah daripada
jalanan atau tempat-tempat umum untuk membantu anak laki-laki. Di sisi lain, gadis jalanan
ekonomi keluarganya tetapi pada malam hari ditemukan lebih setuju daripada anak jalanan
mereka kembali kerumah untuk istirahat. Children untuk direkrut ke institusi, tinggal dengan
in the street, yaitu anak-anak yang hidup dan kerabat, direkrut menjadi pekerja seks, ditipu
tinggal bersama keluarganya di jalanan. untuk jatuh dalam hubungan dengan sugar dady
Populasi anak jalanan yang dilaporkan laki-laki yang lebih tua , membuat mereka kurang
dalam studi terdiri dari laki-laki dan terlihat di jalanan daripada anak laki-laki
perempuan. Sejumlah penelitian dari Afrika Anak-anak jalanan rentan menjadi korban
Selatan dan Utara (Mesir) menunjukkan sebagian penyalahgunaan segala bentuk, kekerasan,
besar anak jalanan adalah laki – laki. Sementara eksploitasi, dan perlakuan tidak manusiawi oleh
beberapa bagian Afrika Timur dan Barat anak antisosial dan penjahat (Deb, et al.,
jalanan terdiri dari sejumlah kecil gadis (kurang 2020). Selain itu, Banyak sekali tantangan yang
dari 30%). Anak-anak tersebut biasanya berusia harus dihadapi anak jalanan setiap harinya.
antara 12 dan 17 tahun, meskipun beberapa Tantangan tersebut meliputi tidak adanya tempat
penelitian di Afrika Barat mengidentifikasi anak- tinggal, pakaian dan makanan yang layak, tidak
anak jalanan berusia sekitar 7 tahun. Penelitian dapat menerima akses pendidikan dan
menunjukkan bahwa beberapa anak jalanan perawatan kesehatan, penyakit fisik kronis
memiliki sedikit atau tidak ada kontak dengan seperti penyakit gastrointestinal, IMS dan
keluarga mereka dan kebanyakan dari mereka gangguan fisik lainnya (Diallo, et al., 2015).
tinggal di bagian kota yang berbahaya seperti di Selain itu anak jalanan beresiko mengalami
bawah jembatan, di dalam dan di sekitar pasar gangguan psikologis, sifat kepribadian
kota dan tempat-tempat gelap lainnya (Attia, et maladaptif, alkohol dan kecanduan obat
al., 2017). psikoaktif dan masih banyak lainya.
Terjadinya peningkatan jumlah anak PBB telah memiliki kebijkaan dalam
jalanan diseluruh dunia disebabkan oleh beberapa melindungi anak anak di dunia, UNICEF sendiri
hal dantaranya masalah keluarga, kemiskinan, memiliki misi yang diberikan oleh Majelis
kekerasan dalam rumah tangga, kehilangan orang Umum PBB untuk advokasi perlindungnan hak
tua, kurangnya perlindungan serta dukungan anak-anak, untuk turut memberikan keperluan
keluraga juga menjadi alasan kenapa seorang dasar mereka, memperluas peluang anak untuk
anak lebih memilih hidup dijalan (Attia, et al., menggapai potensi yang mereka iliki (UNICEF,
2017). Pendapat lain menyatakan bahwa 2019) Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah
penyebab adanya anak jalanan yaitu keadaan menetapkan regulasi terkait upaya perlindungan
politik, kemiskinan, trauma dimasa kecil (Cénat, anak, tentunya termasuk anak jalanan. Pada
et al., 2018). Penyebab seorang anak lebih Undang Undang Perlindungan Anak Nomor 23
memilih hidup dan bekerja dijalan umumnya Tahun 2002 dinyatakan bahwa perlindungan anak
berbeda disetiap negara tergantung pada situasi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
ekonomi, sosial dan politik. Bagi sebagian besar melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
anak-anak di Brasil, Amerika Serikat, Jepang, hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi,
dan Meksiko globalisasi adalah motif dasar untuk secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
meninggalkan rumah mereka, sedangkan, di kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
Az Zam Zami, Literature Review: Masalah Kesehatan Anak Jalanan 481

kekerasan dan diskriminasi (Nuzula, 2019) berupa kunci ”Needs Fulfillment AND Street
Fenomena merebaknya anak jalanan di Children”. Limitasi yang dilakukan untuk
Indonesia merupakan problem sosial yang sangat pencarian artikel yang terkait dengan
kompleks (Zaman, 2019). Menurut UUD 1945, pemenuhan kebutuhan dasar anak jalanan
“anak terlantar itu dipelihara oleh negara” yang yaitu 5 tahun terakhir diantara tahun 2015
bermakna pemerintah mempunyai tanggung sampai dengan tahun 2019.
jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan 4. Pengumpulan data
anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Hak- Pengumpulan data literature review ini
hak asasi anak terlantar dan anak jalanan, pada dilakukan secara manual dengan cara
hakekatnya sama dengan hak-hak asasi manusia memfilter data sesuai dengan kriteria inklusi
pada umumnya. Mereka perlu mendapatkan hak- dan pencarian menggunakan kata kunci
haknya secara normal sebagaimana layaknya ”Needs Fulfillment and Street Children”
anak, yaitu hak sipil dan kemerdekaan (civil yang digunakan. Pencarian artikel
rights and freedoms), lingkungan keluarga dan menggunakan database Pubmed dan Google
pilihan pemeliharaan (family envionment and Scholar hasil pencarian didapatkan Pubmed
alternative care), kesehatan dasar dan 20 artikel sedangkan Google Scholar
kesejahteraan (basic health and welfare), 233.036 artikel. Kemudian artikel yang
pendidikan, rekreasi dan budaya (education, relevan dengan literature review ini sebanyak
laisure and culture activites), dan perlindungan 5 artikel.
khusus (special protection).
Keberadaan anak jalanan berhubungan
langsung dengan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar anak yang meliputi kebutuhan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual sehingga mereka
tidak mampu menjalankan fungsi sosialnya
sebagai anak secara alami. Untuk itu, anak-anak
berusaha untuk menemukan pemenuhan
kebutuhan ini dengan turun ke jalan (Zulfendri, et
al., 2017). Berdasarkan situasi diatas, maka perlu
digali lebih lanjut bagaimana mengenai
permasalahan dasar anak jalanan.
Metode yang digunakan dalam tulisan
literature review ini menggunakan systematic
review dengan PRISMA (Preferred Reporting
Items for systematic review and Meta-analyses).
Pada prinsipnya systematic review ini merupakan
metode penelitian yang dilakukan dengan
merangkum hasil artikel penelitian primer
sebagai tujuan untuk menyajikan data lebih
komprehensif dan berimbang. Literature review Gambar 1. Tahapan Pemilihan Artikel
ini dilakukan dengan menggunakan 4 (empat)
tahapan, yaitu:
1. Menentukan kriteria kelayakan
Kriteria kelayakan literature dilakukan
dengan menentukan kriteria inklusi, yaitu:
dimana artikel yang ditelaah merupakan hasil
riset asli yang telah dikaji dan dipublikasikan
dalam bahasa inggris, serta tujuan artikel
yang ditinjau harus memuat data mengenai
pemenuhan kebutuhan dasar anak jalanan.
2. Menentukan sumber informasi
Pencarian literatur dilakukan dengan
menggunakan 2 (dua) data base online yaitu:
Google Scholar dan PubMed.
3. Pemilihan literatur Gambar 2. Masalah Kesehatan Anak Jalanan
Kriteria dalam pemilihan literature review ini
dilakukan dengan menentukan kata kunci
482 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 3, Tahun 2021, hlm 479-486

Tabel 1. Cluster Analisis masalah kesehatan dan bertahanan hidup dijalan (Nayak, 2018).
anak jalanan Dalam beberapa penelitian seperti yang di
Pearson sebutkan dalam penelitian (Tefera, 2015)
Cluster A Cluster B correlation disebutkan bahwa anak jalanan mempunyai
coefficient banyak masalah diantaranya masalah kesehatan
Masalah Kesehatan Masalah fisik. Kesehatan fisik merupakan kesejahteraan
0,75
Fisik Kesehatan tubuh dan berfungsinya organisme individu.
Masalah Kesehatan Masalah
0,47 Kesehatan fisik seringkali dipahami sebagai
Psikologis Kesehatan
Masalah Kesehatan Masalah
tubuh manusia yang bebas dari penyakit atau
0,43 kecacatan.
Sosial Kesehatan
The United Nations Children’s Fund telah
Dalam masalah kesehatan anak jalanan, memberi label anak-anak jalanan sebagai
masalah kesehatan fisik sangat erat kaitanya populasi minoritas yang terlalu lama kurang
dengan masalah kesehatan dengan nilai korelasi terwakili dalam penelitian kesehatan. Hal ini
0,75. Di ikuti oleh factor kesehatan psikologis memprihatinkan karena anak jalanan berisiko
dengan masalah kesehatan (0,47) dan masalah menanggung beban penyakit yang lebih
kesehatan sosial dengan masalah kesehatan berat. Gaya hidup anak jalanan membuat mereka
(0,43). lebih rentan terhadap risiko dan masalah
kesehatan daripada anak-anak yang tinggal di
rumah; saat mereka berkeliaran di jalan-jalan
meminta makanan dan uang untuk memenuhi
kebutuhan dasar dan ditemukan tidur di rumah-
rumah yang setengah hancur, ruang bawah tanah
yang ditinggalkan, di bawah jembatan dan di
udara terbuka.
Gaya hidup anak jalanan yang tidak
terkontrol membuat mereka lebih rentan terhadap
resiko dan masalah kesehatan dibandingkan
anak-anak yang tinggal dirumah. Masalah
kesehatan yang paling sering ditemukan adalah
gangguan pertumbuhan dan gizi, cedera fisik,
parasit dan penyakit menular yang didapat
masyarakat, gangguan kesehatan reproduksi dan
seksual, kekerasan dan pelecehan seksual,
penggunaan dan penyalahgunaan narkoba,
Gambar 3. Cluster Diagram Analisis Masalah kesehatan mental masalah akses ke layanan
Kesehatan Anak Jalanan perawatan kesehatan dan praktik seks
transaksional dan konsekuensinya (Cumber &
Fokus utama dari literature review ini Tsoka-Gwegweni, 2015). Penelitian oleh
adalah untuk mengetahui tentang masalah (Zulfendri, et al., 2017) menjelaskan bahwa
kesehatan pada anak jalanan. Hasil telaah dari 5 masalah kesehatan fisik yang sering diderita oleh
artikel didapatkan temuan sebagai berikut: anak jalanan adalah demam, influenza, bisul,
a. Masalah kesehatan fisik (Ayub, et al., 2016; kudis, iritasi kulit,batuk dan masalah pernapasan
Bhusal, 2016; Zulfendri, et al., 2017) anak jalanan memiliki sedikit atau bahkan sama
b. Masalah kesehatan psikologis (Cénat, et al., sekali tidak memiliki akses ke perawatan
2018; Zulfendri, et al., 2017) kesehatan untuk mengatasi masalah fisik yang
c. Masalah kesehatan sosial (Ramu, 2018; mereka hadapi. Tingginya biaya rawat inap dan
Zulfendri, et al., 2017) konsultasi dengan dokter ahli merupakan
penghalang utama bagi anak jalanan yang
berpenghasilan rendah atau tidak sama
PEMBAHASAN sekali(Cumber & Tsoka-Gwegweni, 2015).
Hambatan lain yang muncul adalah stigma
Masalah Kesehatan Fisik negative dari penyedia layanan kesehatan, status
minoritas dan tidak yakin terhadap kualitas
Anak jalanan adalah seorang anak yang pelayanan dari pusat kesehatan yang akan mereka
berusia 6-15 tahun yang tidak bersekolah dan terima karena status mereka yang kurang
tidak tinggal bersama orang tua, mereka bekerja beruntung. Selain itu anak jalanan mengaku tidak
Az Zam Zami, Literature Review: Masalah Kesehatan Anak Jalanan 483

mempunyai waktu untuk datang kepusat layanan memaksa mereka mempekerjakan anaknya untuk
keehatan pada siang hari karena berjuang membantu mencukupi kebutuhan ekonomi
mengumpulkan uang untuk membeli makanan keluarga (Rakhmaniyah, 2020).
dan memenuhi kebutuhan dasar lainya Hal ini dikarenakan jika pendidikan anak
(Fiasorgbor & Fiasorgbor, 2015). ja lanan rendah, maka ketrampilan, keahlian dan
adanya pengaruh yang diberikan oleh pengalaman anak jalanan dalam bekerja pun
keluarga sejak kecil tentang bagaimana kurang untuk melamar pekerjaan dengan
kehidupan di jalanan secara tidak langsung penghasilan yang cukup tinggi, dan biasanya
menjerumuskan anak untuk berada di jalanan. ditempat kerja dibutuhkan durasi waktu tertentu
Seperti salah satu informan anak jalanan yang dan berbagai aturan yang harus ditaati sehingga
sudah berada di jalanan sejak lahir bersama mereka merasa tidak bebas dalam melakukan hal-
ibunya. Keadaan ekonomi lah yang membuat hal yang ia sukai. Jika turun dijalan mereka
keluarga terpaksa menjerumuskan anak untuk mendapatkan uang tanpa memerlukan keahlian
ikut bekerja di jalanan. Pemenuhan kebutuhan khusus, tanpa peraturan yang membuat mereka
hidup yang tidak dapat terpenuhi mengharuskan terbebani dan tanpa terbatas oleh waktu.
anak untuk membantu orangtua dalam mencari (Mugianti, et al., 2018)
penghasilan (Tumangger & Riasih, 2020) Selain itu mereka juga beranggapan
Pemerintah Indonesia mempunyai bahwa keluarga juga kurang bias memenuhi
peraturan tentang kesehatan bagi warga negara kebutuhan yang mereka perlukan misalnya
yang tertuang dalam UU No.36 tahun 2009 kebutuhan sandang, pangan, uang jajan, serta
tentang kesehatan di Indonesia pasal 11 modal untuk tampil berpakaian yang
dinyatakan bahwa setiap orang berkewajiban menggambarkan jati diri mereka sendiri,
berperilaku dengan cara yang sehat untuk sehingga demi memenuhi kebutuhan mereka
menyadai, memelihara, dan mempromosikan sehari-hari meraka memutuskan untuk
kesehatan setinggi mungkin. Peraturan tersebut mengamen agar mendapat uang. Sebagian besar
berlaku juga bagi anak jalanan. Peran dari remaja yang menjadi anak jalanan juga
institusi kesehatan diperlukan untuk mencegah beranggapan apabila mereka mencari uang
dan mengobati berbagai masalah kesehatan yang sendiri mereka akan dianggap sebagai orang yang
dihadapi oleh anak jalanan karena bagaimanapun mandiri dan menjadi anak jalanan merupakan
juga anak jalanan merupakan tanggung jawab pilihan terakhiryang mereka pilih (Suryaningsih
negara (Van Daalen, et al., 2016). & Nur, 2020)
Anak jalanan mengalami banyak sekali
Masalah Kesehatan Psikologi mengalami trauma yang bersifat kompleks.
Peristiwa kehidupan yang sulit, trauma
Anak jalanan seringkali didefinisikan interpersonal maupun non-interpersonal yang
sebagai remaja yang tidak memiliki tempat berlipat ganda, pengabaian, kondisi hidup yang
tinggal permanen. Remaja yang menjadi anak susah, penganiayaan, psikologis, fisik
jalanan dibentuk oleh berbagai faktor yang (pemukulan dan cedera berulang dan berulang),
mempengaruhi kehidupan mereka, termasuk latar seksual (termasuk pemerkosaan dan pedofilia),
belakang keluarga, kesehatan mental dan situasi komunitas dan sosial (paparan mayat,
kehidupan. Faktor yang sangat kompleks tersebut diskriminasi sosial), kekerasan politik, dan
menjadi pendorong seorang anak lebih memilih bencana alam adalah trauma yang dialami anak-
turun dijalan. anak jalanan (Haydar, 2017). Sedangkan menurut
Keterlibatan anak-anak untuk bekerja (Zulfendri, et al., 2017) anak jalanan yang
dipengaruhi oleh adanya faktor kemiskinan. Bagi mengalami beberapa trauma cenderung
keluarga miskin sekecil apapun penghasilan mengalami penyakit mental diantaranya depesi,
anak–anak yang bekerja ternyata mampu putus asa dan bunuh diri, akan tetapi beberapa
menyokong kelangsungan hidup keluarga. anak jalanan mampu menunjukkan self efficacy
Artinya kontribusi ekonomi yang diberikan oleh untuk menghadapi pengalaman traumatis yang
anak dianggap penting bagi penghasilan orangtua mereka alami. Menurut logika survival
dan akan terjadi penurunan pendapatan orangtua pengalaman sulit yang dialami oleh anak jalanan
apabila anak-anak mereka berhenti bekerja. Jelas mampu menjadi bekal dalam menghadapi
bahwa kemiskinan merupakan persoalan yang masalah yang akan datang. Anak jalanan memilik
paling buruk dan kronis bagi manusia dalam tingkat dukungan sosial yang rendah, dalam
kehidupan masyarakat yang kini semakin jurnal penelitian (Cénat, et al., 2018) adanya
bertambah kompleks. Ketidak mampuan hubungan yang signifikan antara kebutuhan
orangtua memenuhi kebutuhanhidup sehari-hari
484 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 3, Tahun 2021, hlm 479-486

dukungan sosial dan kebutuhan dasar anak kali mengalami putus sekolah. Pendidikan yang
jalanan. pada dasarnya dapat mengubah seseorang dalam
berpikir dan berperilaku lebih baik. Akan tetapi
Masalah Kesehatan Sosial mereka tidak bisa menikmati fasilitas dari negara
mereka (Cénat, et al., 2018). Kondisi ini terjadi
Anak jalanan termasuk anggota karena rendahnya pemahaman orang tua dan
masyarakat yang paling rentan dan terpinggirkan, masyarakat tentang tanggung jawab mereka
seringkali tidak memiliki akses ke makanan, kepada anak-anak dalam hal pendidikan.
tempat tinggal, perawatan kesehatan, keamanan Pemenuhan pendidikan untuk warga negara telah
dan pendidikan. Banyak anak jalanan makan dari diatur dalam pasal 9 ayat (1) undang-undang
tempat sampah, tidur dengan pakaian minim, dan nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
dianiaya oleh orang lain. Situasi ini dapat dijelaskan “setiap anak berhak memperoleh
mengakibatkan disosiasi yang memungkinkan pendidikan dan pengajaran dalam rangka
seorang anak untuk hampir menghilangkan pengembangan pribadinya dan tingkat
dirinya dari situasi tersebut, membuatnya mati kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat
rasa dari kenyataan, dan mencapai pemisahan termasuk anak jalanan. Fasilitas yang disediakan
antara tubuh dan pikiran pada saat itu sebagai pemerintah Indonesia untuk anak jalanan yang
mekanisme perlindungan ingin melanjutkan sekolah dapat mengikuti
Kehidupan di jalanan selalu menjadi pendidikan kejar paket A, B, dan C (Arini &
sebuah tantangan untuk bertahan hidup tidak Pudjiati, 2017). Dalam mengatasi fenomena
hanya bagi orang dewasa tetapi juga anak-anak. sosial terhadap anak jalanan sebenarnya perlu
Studi yang dilakukan diantara anak jalanan telah melibatkan peran litas sektor dan lintas program,
menunjukan bahwa selain masalah ekonomi dan dan yang paling penting adalah peran
sosial mereka juga sering kali menjadi korban masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh
penelantaran, pelecehan psikologis, fisik, seksual (Hanafi, 2017) dalam amandemen UU No. 23
dan rentan terkena penyakit infeksi seksual tahun 2002 tentang pengembangan dan
menular (HIV) (RamBihariLal Shrivastava, 2014). perlindungan anak-anak peran masyarakat, baik
Selain berbagai masalah tersebut, kehidupan anak melalui lembaga perlindungan anak, lembaga
jalanan juga menyebabkan mereka rentan agama dan organisasi non pemerintah dan
menghadapi trauma. Trauma yang dialami anak institusi pendidikan.
jalanan akan mempengaruhi perkembangan Banyaknya anak jalanan yang tidak bisa
psikososial dan akan menyebabkan stress. semakin mendapatkan pendidikan formal di sekolah
tinggi tingkat stress anak jalanan akan cenderung disebabkan oleh praktik diskriminasi
menyebabkan berbagai masalah perilaku antisosial yang dilakukan pihak sekolah terhadap mereka.
(Oppong Asante, 2016). Banyak alasan yang dikemukakan sekolah untuk
Anak jalanan sering kali mendapatkan menolak keberadaan anak jalanan menempuh
kekerasan psikologis berupa tindakan pendidikan di sekolahnya. Umumnya sekolah
pencemoohan, seperti kata-kata kasar dan formal tidak mau menerima anak-anak jalanan
menyindir yang berasal dari supir angkutan karena dianggap sebagai “biang” masalah,
umum dan penumpangnya. Hal tersebut bahkan sikap dan perbuatan mereka dinilai
merupakan sumber stres bagi anak-anak. Mereka sekolah dapat memengaruhi siswa lainnya.
akan merasa tidak dihargai dan diharapkan untuk Namun demikian, seharusnya ini tidak berlaku
berada di tengah-tengah masyarakat (Wardani, untuk semua anak jalanan. Pada kasus-kasus
2018) tertentu ada anak-anak jalanan yang berpotensi
Hasil dari penelitian (Ramu, 2018) dan berprestasi seperti anak-anak lainnya. Ini
menunjukkan perilaku anti sosial yang yang belum diakomodir oleh pemerintah sebagai
ditunjukan anak jalanan yaitu memukul, bentuk penghapusan diskriminasi anak jalanan
mengumpat, cengeng, tidak jujur dan tidak bisa dalam dunia pendidikan (Astri, 2018).
sabar. Faktor yang mendorong perilaku antisosial
tersebut adalah pola asuh yang salah, kurangnya
akses pendidikan dan perilaku antisosial di SIMPULAN
lingkungan masyarakat tempat tinggal anak baik
teman bermain maupun orang dewasa yang Tulisan ini telah menyajikan beberapa
mereka lihat sehari-hari. tinjauan hasil penelitian yang berkaitan dengan
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar masalah kesehatan anak jalanan. Setelah
untuk anak-anak. Dalam berbagai tinjauan melakukan telaah terhadap 5 artikel dapat
literatur menyatakan bahwa anak jalanan sering diambil kesimpulan bahwa terdapat tiga
Az Zam Zami, Literature Review: Masalah Kesehatan Anak Jalanan 485

permasalahan yang sering dihadapi anak jalanan depresi yang tinggi. Karena anak jalanan tidak
yaitu masalah kesehatan fisik, psikologi dan memiliki kemampuan untuk mendapatkan
sosial. Permasalahan fisik yang sering dialami pekerjaan yang layak, mereka menghadapi
anak jalanan berupa gangguan pertumbuhan dan penindasan, penyiksaan, rasa tidak aman dan
gizi, cedera fisik, parasit dan penyakit menular masalah lainnya saat hidup di jalanan.
yang didapat masyarakat, gangguan kesehatan Hal ini berdampak buruk pada
reproduksi dan seksual, kekerasan dan pelecehan perkembangan anak jalanan dan seringkali
seksual, penggunaan dan penyalahgunaan memiliki konsekuensi psikososial yang serius,
narkoba. Sedangkan permasalahan psikologis seperti ketidakpercayaan pada anak, kurangnya
anak jalanan meliputi gangguan kejiwaan seperti kepercayaan diri dan hubungan interpersonal
depresi, keputusasaan, dan keinginan bunuh diri. yang negatif. Karena kemudaan mereka, dan
Permasalan kesehatan sosial anak jalanan yaitu khususnya kurangnya kekuatan sosial, anak-anak
masalah ekonomi dan sosial. Anak jalanan juga dan remaja termasuk di antara yang paling parah
sering kali menjadi korban penelantaran, terkena dampak dari keadaan yang merugikan
pelecehan psikologis, fisik, seksual dan rentan tersebut. Permasalahan anak jalanan menjadi
terkena penyakit infeksi seksual menular (HIV). tanggung jawab bersama, Perlunya peran kerja
Sebuah tinjauan komprehensif sama lintas sektor baik pemerintah, masyarakat,
menunjukkan bahwa anak jalanan mengalami dan institusi pendidikan untuk menyelesaikan
tingkat keputusasaan, kerentanan terhadap gejala permasalahan anak jalanan.

DAFTAR PUSTAKA

Alem, H. W., & Laha, A. (2019). Role of social Cénat, J. M., Derivois, D., Hébert, M., Amédée,
intervention in addressing problems of L. M., & Karray, A. (2018). Multiple
street children: Evidences from the traumas and resilience among street
regional State of Oromia, Ethiopia. Indian children in Haiti: Psychopathology of
Journal of Economics and Development, survival. Child Abuse & Neglect, 79, 85-97.
7(5). https://doi.org/10.1016/j.chiabu.2018.01.024
Arini, S., & Pudjiati, S. R. R. (2017). The Cumber, S. N., & Tsoka-Gwegweni, J. M.
Correlation between Perceived Social (2015). The Health Profile of Street
Support and Mental Health among Children in Africa: A Literature Review.
Adolescent Street Children. The Third Asia Journal of Public Health in Africa, 6(2),
Future Conference. 566.
Astri, H. (2018). Kehidupan anak jalanan di https://doi.org/10.4081/jphia.2015.566
Indonesia: Faktor penyebab, tatanan hidup Deb, S., Sunny, A. M., & Majumdar, B. (2020).
dan kerentanan berperilaku menyimpang. Street Children: The Paradox of Untapped
Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, Human Resources. In Disadvantaged
5(2), 145-155. Children in India (pp. 1-47). Springer,
Attia, M. S., Tayel, K. Y., Shata, Z. N., & Singapore.
Othman, S. S. (2017). Psychosocial profile Diallo, O., Wang, G., & Toure, H. (2015).
of institutionalised street children in Livelihoods Used by Street Children for
Alexandria, Egypt: A comparative study Survival in Bamako, Mali. International
with school children. Journal of Child & Journal of Psychological Studies, 8(1), p53.
Adolescent Mental Health, 29(2), 103-116. Fiasorgbor, D. A., & Fiasorgbor, E. K. (2015).
https://doi.org/10.2989/17280583.2017.13 Street children: Our health and coping
39606 strategies when we are sick. Journal of
Ayub, T., Kumar, D., & Shora, T. N. (2016). Health, Medicine and Nursing, 15(1), 45-50.
Psychosocial, demographic, educational Hanafi, B. (2017). Keterlibatan Anak dalam
and health characteristics of street Ekonomi Keluarga dan Pemenuhan Hak-
children–a qualitative study. International Hak Anak (Studi Kasus Anak Jalanan yang
Journal of Medical Science and Public Bekerja di Terminal Terpadu Amplas
Health, 5(08), 1. Kelurahan Timbang Deli Kecamatan
Bhusal, S. (2016). Street Children in Butwal Medan Amplas). [Skripsi]. Medan:
Municipality: A Case Study. Tribhuvan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
University Journal, 29(1), 191-202. Universitas Sumatera Utara.
486 Jurnal Kesehatan, Volume 12, Nomor 3, Tahun 2021, hlm 480-486

Haydar, S. (2017). Literacy Drive and Suryaningsih, C., & Nur, M. F. (2020).
Rehabilitation of the street children of Pengalaman Hidup Anak Jalanan Usia
Kolkata: An analytical study. Lulu. com. Remaja. Jurnal Keperawatan Silampari,
Mugianti, S., Winarni, S., & Pangestuti, W. D. 4(1), 31-39.
(2018). Faktor Penyebab Remaja Menjadi Tefera, B. (2015). The situation of street children
Anak Jalanan. Jurnal Pendidikan in selected cities of South Sudan:
Kesehatan (e-Journal), 7(1), 25-31. Magnitude, causes, and effects. Eastern
Nayak, A. (2018). Health status of street children Africa Social Science Research Review,
in Bhubaneswar, capital city of Odisha–A 31(1), 63-87.
study. International Journal of Home Tumangger, B. K., & Riasih, T. (2020).
Science, 4(2), 32-34. Eksploitasi Terhadap Anak Jalanan Di
Nuzula, F. (2019). Pengaruh Penyuluhan Tentang Kota Bandung. Jurnal Ilmiah
Personal Hygiene Dan Dampak Penyakit Perlindungan & Pemberdayaan Sosial,
Yang Ditimbulkan Terhadap Tingkat 2(2).
Pengetahuan Pada Anak Jalanan (Studi UNICEF. (2019). UNICEF’s mission statement.
pada Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur di UNICEF’s Mission Statement.
Malang). [Skripsi]. Malang: Universitas https://www.unicef.org/about/who/index_
Muhammadiyah Malang. mission.html
Oppong Asante, K. (2016). Street Children and Van Daalen, E., Hanson, K., & Nieuwenhuys, O.
Adolescents in Ghana: A Qualitative Study (2016). Children’s rights as living rights:
of Trajectory and Behavioural Experiences The case of street children and a new law
of Homelessness. Global Social Welfare, in Yogyakarta, Indonesia. The
3(1), 33-43. International Journal of Children’s Rights,
https://doi.org/10.1007/s40609-015-0039-8 24(4), 803-825.
Rakhmaniyah, A. (2020). Gambaran Kualitas Wardani, I. Y. (2018). Stres dan Strategi Koping
Hidup Anak Jalanan yang Mengamen. Anak Jalanan di Kota Depok. Jurnal
[Skripsi]. Jakarta: Universitas Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tarumanagara. (JPPNI), 2(2), 108-116.
RamBihariLal Shrivastava, S. (2014). Zaman, B. (2019). Pendidikan Akhlak pada Anak
Developing a Coordinated Response to Jalanan di Surakarta. INSPIRASI: Jurnal
Counter the Public Health Menace of Kajian dan Penelitian Pendidikan
Street Children. Biology and Medicine, Islam, 2(1), 129-146.
06(03). https://doi.org/10.4172/0974- Zulfendri, Lubis, A., Salmah, U., & Syahri, I.
8369.1000e112 (2017). Health Problems of Street Children
Ramu, K. (2018). A Descriptive Study to Assess in the Medan Amplas Station. 2nd
the Selected Psychosocial Problems International Conference on Social and
Among Street Children in Foster Homes at Political Development (ICOSOP 2017).
Tumkur, Karnataka, India. J Nurs Health
Stud, 3(3), 10.

You might also like