Professional Documents
Culture Documents
BBLR
BBLR
BBLR
Wanita, 19 tahun
Pola makan
o jarang makan sayur dan buah (jagung, buncis, kacang-kacangan, pisang,
jeruk)
o minum satu gelas susu coklat setiap hari dan minum teh manis
sepanjang hari
o makan nasi dan daging 2 kali seminggu)
Riwayat kehamilan
o minggu ke-17 ANC, keadaan ibu dan bayi baik
o minggu ke-18 Proteinuria
o minggu ke-22 TD : 150/100 mmHg, preeclampsia, glukosa darah
tinggi, resistensi insulin.
o minggu berikutnya tidak follow-up
o berat badan tidak bertambah (mengalami overweight sebelum hamil)
o membatasi asupan garam
o jarang mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral
Riwayat persalinan
o Berat badan lahir bayi 2380 gram, melalui sc, saat umur kehamilan 36
minggu,
I. Istilah
1. Proteinuria : protein di dalam urin
2. Preeklampsia : tekanan darah ≥140/90 mmHg, umur kehamilan >20
minggu, proteinuria, tidak ada kejang.
3. Resistensi insulin : penurunan sensitivitas reseptor insulin
4. Overweight : BMI 23-25
5. Prenatal : sebelum kelahiran
II. Analisis
1. Apakah ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian preterm dan berat
badan lahir?
2. Apakah ada hubungan antara pola makan dengan preeklampsia, preterm,
BBLR, dan resistensi insulin?
3. Apakah ada hubungan antara status gizi dengan preterm dan
preeklampsia?
4. Apakah ada hubungan antara ANC dengan preterm dan preeklampsia?
5. Apakah ada hubungan antara konsumsi vitamin dan mineral yang rendah
dengan preeklampsia?
III. Hipotesis
Resistensi Insulin Preeklampsia
Preterm
BBLR
5. Ada hubungan antara pola makan ibu hamil dengan resistensi insulin.
6. Ada hubungan antara pola makan ibu hamil dengan BBLR.
7. Ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan preterm.
8. Ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan berat badan lahir.
9. Ada hubungan antara ANC dengan preterm.
10. Ada hubungan antara ANC dengan berat badan lahir.
11. Ada hubungan antara ANC dengan preeklampsia.
12. Ada hubungan antara preeklampsia dengan BBLR.
13. Ada hubungan antara preeklampsia dengan preterm.
IV. Knowledge needed
1. Perubahan fisiologis ibu hamil.
2. Nutrisi ibu hamil (peran zat gizi)
3. Status gizi (pertambahan berat badan).
4. Preterm
5. Preeklampsia
6. BBLR.
7. DM gestasional
Dari kasus diatas, makalah ini akan membahas tentang BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) dan bagaimana pencegahannya agar mengurangi resiko terjadinya
BBLR.
BBLR ( BERAT BADAN LAHIR RENDAH )
DEFINISI
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram).
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2.500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi.
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah suatu istilah yang dipakai
bagi bayi prematur, atau low birth weight, atau sering disebut bayi dengan
berat badan lahir rendah. Hal ini dikarenakan tidak semua bayi lahir dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram bukan bayi prematur (WHO. 1961)
KLASIFIKASI
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Prematuritas murni adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut
neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan, disebut BBLR bila berat
lahir antara 1501-2499 gram.
b) Dismaturitas adalah Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya
untuk masa gestasi itu berarti mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine
dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. BBL sangat
rendah bila berat badan kurang dari 1500gram.
ETIOLOGI
Bayi berat lahir rendah mungkin prematur ( kurang bulan ) mungkin juga
cukup bulan ( dismatur ).
Prematur Murni
PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan
(BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai
2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi
sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya
kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik diperlukan
seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan
selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi
kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak
ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan
bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih
lagi bila ibu menderita anemia.
Insulin-like growth factor-1 (IGF-1) adalah stimulator primer dari janin
yang membantu menyerap nutrisi dan menghambat kerusakan jaringan janin. IGF-
1 sangat sensitif terhadap nutrisi yang dikonsumsi saat kehamilan, jumlahnya
dapat menurun karena nutrisi yang kurang. IGF-1 yang rendah dapat
menyebabkan penurunan massa otot dan tulang sehingga pertumbuhan tidak
asimetris. Faktor-faktor seperti berat badan yang kurang, tidak adanya atau
kurangnya kenaikan berat badan selama kehamilan, pola makan yang tidak
seimbang, merokok dan penggunaan obat-obatan dapat menghambat pertumbuhan
janin.
MANIFESTASI KLINIS
1. Fisik
- Bayi Kecil
- Pergerakan kurang dan masih lemah
- Kepala lebih besar daripada badan
- Berat badan < 2500 gram
2. Kulit dan kelamin
- Kulit tipis dan transparan
- Lanugo banyak
- Rambut halus dan tipis
- Genitalia belum sempurna
3. System syaraf
- Refleks Moro
- Refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna
4. Sistem muskuloskeletal
- Axifikasi tengkorak sedikit
- Ubun-ubun dan sutura lebar
- Tulang rawan elastis kurang
- Otot-otot masih hipotonik
- Tungkai abduksi
- Sendi lutut dan kaki flexi
5. Sistem Pernafasan
- Pernafasan belum teratur, sering apnoe
- Frekwensi nafas bervariasi
PENATALAKSANAAN
Yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan
siap sedia dengan tabung oksigen. Pada bayi prematur, makin pendek masa kehamilan,
makin sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi, dan makin tinggi angka kematian
perinatal. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan, infeksi, cacat
bawaan dan trauma pada otak.
PENCEGAHAN
Dengan mengetahui berbagai faktor penyebab berat badan lahir rendah dapat
dipertimbangkan langkah pencegahan dengan cara:
1. Melakukan pengawasan hamil dengan seksama dan teratur.
2. Melakukan konsultasi terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kehamilan
dan persalinan preterm
3. Memberi nasehat tentang :
Gizi saat hamil
Meningkatkan pengertian keluarga berencana internal
Memperhatikan tentang berbagai kelainan yang timbul dan segera
melakukan konsultasi.
Menganjurkan untuk pemeriksaan tambahan sehingga secara dini penyakit
ibu dapat diketahui dan diawasi/diobati
Menurut Erlina (2008), pada kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Mencegah/preventif adalah langkah yang penting. Dan hal-hal yang dapat
dilakukan diantaranya:
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang
diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi
BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
kesehatan yang lebih mampu.
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama
kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatanya dan janin dalam
kandunganya dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinanya pada kurun waktu
reproduksi sehat (20-34 tahun).
4. Perlu dukungan sektor lain yang terikat untuk turut berperan dalam
meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat
meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi
ibu selama hamil.