BBLR

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

CASE

Susan is a 19-year-old“meat-and-potato” type eater who rarely consumes


vegetables, fruits or dairy products. She likes beans, corns, and peas, bananas and
oranges, and chocolate milk. She generally consumes one of these vegetables and
fruits each day, and always has a glass of chocolate milk. Susan consumes
sweetenend iced tea throughout the day, and twice a week she eats rice with meat
rather than potatoes. She finds this type of diet satisfying and rarely consumes
foods other than those mentioned. Her first 17 weeks of pregnancy were
uneventfull. At week 18 she was found to have proteinuria. By week 22, her
blood pressure had increase to 150/100 mmHg, and she was diagnosed with
preeclampsia. Laboratory studies indicated that her blood glucose level was on
the high side of normal and that she was insulin resistant. She was lost to
follow up after her week 22 visit.
A bit overweight prior to pregnancy, Susan did not gain weight and restricted
her salt intake after midpregnancy. She believed this actions would help lower
her weight and blood pressure. Although she had a supply of prenatal vitamin
and mineral supplement, she rarely remembered to take them. Her baby
weighing 2380 grams, was delivered by cesarean section at week 36.

Wanita, 19 tahun
 Pola makan
o jarang makan sayur dan buah (jagung, buncis, kacang-kacangan, pisang,
jeruk)
o minum satu gelas susu coklat setiap hari dan minum teh manis
sepanjang hari
o makan nasi dan daging 2 kali seminggu)
 Riwayat kehamilan
o minggu ke-17 ANC, keadaan ibu dan bayi baik
o minggu ke-18  Proteinuria
o minggu ke-22  TD : 150/100 mmHg, preeclampsia, glukosa darah
tinggi, resistensi insulin.
o minggu berikutnya  tidak follow-up
o berat badan tidak bertambah (mengalami overweight sebelum hamil)
o membatasi asupan garam
o jarang mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral
 Riwayat persalinan
o Berat badan lahir bayi 2380 gram, melalui sc, saat umur kehamilan 36
minggu,

I. Istilah
1. Proteinuria : protein di dalam urin
2. Preeklampsia : tekanan darah ≥140/90 mmHg, umur kehamilan >20
minggu, proteinuria, tidak ada kejang.
3. Resistensi insulin : penurunan sensitivitas reseptor insulin
4. Overweight : BMI 23-25
5. Prenatal : sebelum kelahiran

II. Analisis
1. Apakah ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian preterm dan berat
badan lahir?
2. Apakah ada hubungan antara pola makan dengan preeklampsia, preterm,
BBLR, dan resistensi insulin?
3. Apakah ada hubungan antara status gizi dengan preterm dan
preeklampsia?
4. Apakah ada hubungan antara ANC dengan preterm dan preeklampsia?
5. Apakah ada hubungan antara konsumsi vitamin dan mineral yang rendah
dengan preeklampsia?
III. Hipotesis
Resistensi Insulin Preeklampsia

Preterm

BBLR

4. Ada hubungan antara pola makan ibu hamil dengan preterm.


H
U
t
S
o
P
u
i
g
s
k
a
m
e
l
p
N
A
n
C
z
1. Ada hubungan antara usia ibu saat hamil dengan kejadian preterm.
2. Ada hubungan antara usia ibu hamil dengan BBLR.
3. Ada hubungan antara pola makan ibu hamil dengan preeclampsia.

5. Ada hubungan antara pola makan ibu hamil dengan resistensi insulin.
6. Ada hubungan antara pola makan ibu hamil dengan BBLR.
7. Ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan preterm.
8. Ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan berat badan lahir.
9. Ada hubungan antara ANC dengan preterm.
10. Ada hubungan antara ANC dengan berat badan lahir.
11. Ada hubungan antara ANC dengan preeklampsia.
12. Ada hubungan antara preeklampsia dengan BBLR.
13. Ada hubungan antara preeklampsia dengan preterm.
IV. Knowledge needed
1. Perubahan fisiologis ibu hamil.
2. Nutrisi ibu hamil (peran zat gizi)
3. Status gizi (pertambahan berat badan).
4. Preterm
5. Preeklampsia
6. BBLR.
7. DM gestasional

Dari kasus diatas, makalah ini akan membahas tentang BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) dan bagaimana pencegahannya agar mengurangi resiko terjadinya
BBLR.
BBLR ( BERAT BADAN LAHIR RENDAH )

DEFINISI

 Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram).
 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2.500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi.
 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah suatu istilah yang dipakai
bagi bayi prematur, atau low birth weight, atau sering disebut bayi dengan
berat badan lahir rendah. Hal ini dikarenakan tidak semua bayi lahir dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram bukan bayi prematur (WHO. 1961)

KLASIFIKASI
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dapat digolongkan sebagai berikut:
a)   Prematuritas  murni adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut
neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan, disebut BBLR bila berat
lahir  antara 1501-2499 gram.
b)    Dismaturitas adalah Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya
untuk masa gestasi itu berarti mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine
dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. BBL sangat
rendah bila berat badan  kurang dari 1500gram.
ETIOLOGI

Bayi berat lahir rendah mungkin prematur ( kurang bulan ) mungkin juga
cukup bulan ( dismatur ).
Prematur Murni

Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari


37minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa
kehamillan atau disebut juga neonatus preterm / BBLR / SMK.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan prematur atau BBLR
adalah :
1. Faktor Ibu
- Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
- Gizi saat hamil kurang
Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin seperti
prematuritas, gangguan pertumbuhan janin, kelahiran mati maupun kematian
neonatal dini. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat
badan ibu sebelum hamil dan kenaikkan berat badan selama hamil.

- Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun


Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang,
selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda masih
tergantung pada orang lain. Kelahiran bayi BBLR lebih tinggi pada ibu-ibu
muda berusia kurang dari 20 tahun . Pada ibu yang tua meskipun mereka telah
berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai
menurun sehingga dapat mempengaruhi janin intra uterin dan dapat
menyebabkan kelahiran BBLR . Faktor usia ibu bukanlah faktor utama
kelahiran BBLR, tetapi kelahiran BBLR tampak meningkat pada wanita yang
berusia di luar usia 20 sampai 35 tahun (Departemen Kesehatan, 1996).
- Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin
kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena
keadaan rahim belum pulih dengan baik.Ibu yang melahirkan anak dengan jarak
yang sangat berdekatan (dibawah dua tahun) akan mengalami peningkatan
resiko terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan
placenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah (Ilyas, 1995 : 106).
- Penyakit menahun ibu
Hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok). Penyakit
hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum
kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan persalinan,
hipertensi dalam kehamilan menjadi penyebab penting dari kelahiran mati dan
kematian neonatal. Ibu dengan hipertensi akan menyebabkan terjadinya
insufisiensi placenta, hipoksia sehingga pertumbuhan janin terhambat dan
sering terjadi kelahiran prematur.
- Perdarahan antepartum, kelainan uterus, hidramnion
Komplikasi utama dari perdarahan antepartum adalah perdarahan yang
menyebabkan anemia dan syok yang menyebabkan keadaan ibu semakin jelek.
Keadaan ini yang menyebabkan gangguan ke placenta yang mengakibatkan
anemia pada janin bahkan terjadi syok intrauterin yang mengakibatkan
kematian janin intrauterin. Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi berat
badan lahir rendah, sindrom gagal napas dan komplikasi.
Hidramnion dapat menimbulkan persalinan sebelum kehamilan 28 minggu,
sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan dapat meningkatkan
kejadian BBLR.
- Faktor pekerja terlalu berat
- Primigravida
2. Faktor kehamilan
 Pre-eklampsia/Eklampsia
Pre-eklampsia/Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan
janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan
karena Pre-eklampsia / Eklampsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran di
daerah placenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari
placenta, dengan adanya perkapuran di daerah placenta, suplai makanan dan
oksigen yang masuk ke janin berkurang.
 Ketuban pecah dini
Ketuban dinyatakan pecah sebelum waktunya bila terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung. Ketuban Pecah Dini (KPD) disebabkan oleh karena
berkurangnya kekuatan membran yang diakibatkan oleh adanya infeksi yang
dapat berasal dari vagina dan serviks (Mansjoer. 1999). Pada persalinan normal
selaput ketuban biasanya pecah atau di pecahkan setelah pembukaan lengkap,
apabila ketuban pecah dini, merupakan masalah yang penting dalam obstetri
yang berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi ibu .
 Hipertensi
Ibu dengan hipertensi akan menyebabkan terjadinya insufisiensi placenta,
hipoksia sehingga pertumbuhan janin terhambat dan sering terjadi kelahiran
prematur.
3. Faktor janin
a. Cacat Bawaan (kelainan kongenital)
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan
dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya.
b. Infeksi Dalam Rahim
Wanita hamil dengan infeksi rubella akan berakibat buruk terhadap janin.
Infeksi ini dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah, cacat bawaan dan
kematian janin.
b. Hamil Ganda
Pada kehamilan ganda distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransi dan sering terjadi partus prematus. Kebutuhan ibu akan zat-zat
makanan pada kehamilan ganda bertambah yang dapat menyebabkan anemia
dan penyakit defisiensi lain, sehingga sering lahir bayi yang kecil.
4. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok 
5. Faktor yang masih belum diketahui
Dismatur
Dismatur adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam
kandungan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi BBLR pada dismatur
1. Faktor Ibu : Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, penderita
penyakit diabetes melitus yang berat, toksemia, hipoksia ibu (tinggal di
daerah pegunungan, hemoglobinopati, penyakit paru kronik) gizi buruk, drug
abbuse, peminum alkohol.
2. Faktor uteri dan plasenta : Kelainan pembuluh darah, insersi tali pusat yang
tidak normal, infark plasenta, solusio plasenta.
3. Faktor Janin : Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan ( toxoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, herpes, sifilis )
4. Penyebab lain : Keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak diketahui.

PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi  berat badan
(BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai
2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan  pertumbuhan bayi
sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya
kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik diperlukan
seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan
selanjutnya akan melahirkan bayi dengan  berat normal. Dengan kondisi
kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak
ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan
bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih
lagi bila ibu menderita anemia.
Insulin-like growth factor-1 (IGF-1) adalah stimulator primer dari janin
yang membantu menyerap nutrisi dan menghambat kerusakan jaringan janin. IGF-
1 sangat sensitif terhadap nutrisi yang dikonsumsi saat kehamilan, jumlahnya
dapat menurun karena nutrisi yang kurang. IGF-1 yang rendah dapat
menyebabkan penurunan massa otot dan tulang sehingga pertumbuhan tidak
asimetris. Faktor-faktor seperti berat badan yang kurang, tidak adanya atau
kurangnya kenaikan berat badan selama kehamilan, pola makan yang tidak
seimbang, merokok dan penggunaan obat-obatan dapat menghambat pertumbuhan
janin.

MANIFESTASI KLINIS
1. Fisik
- Bayi Kecil
- Pergerakan kurang dan masih lemah
- Kepala lebih besar daripada badan
- Berat badan < 2500 gram
2. Kulit dan kelamin
- Kulit tipis dan transparan
- Lanugo banyak
- Rambut halus dan tipis
- Genitalia belum sempurna
3. System syaraf
- Refleks Moro
- Refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna
4. Sistem muskuloskeletal
- Axifikasi tengkorak sedikit
- Ubun-ubun dan sutura lebar
- Tulang rawan elastis kurang
- Otot-otot masih hipotonik
- Tungkai abduksi
- Sendi lutut dan kaki flexi
5. Sistem Pernafasan
- Pernafasan belum teratur, sering apnoe
- Frekwensi nafas bervariasi

PENATALAKSANAAN

Yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan
siap sedia dengan tabung oksigen. Pada bayi prematur, makin pendek masa kehamilan,
makin sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi, dan makin tinggi angka kematian
perinatal. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan, infeksi, cacat
bawaan dan trauma pada otak.

1. Pengaturan suhu lingkungan


Bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu yang diatur. Suhu inkubator
diturunkan 1o C setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu lingkungan
sekitar 24 – 27o C.

2. Makanan bayi berat badan lahir rendah


Umumnya bayi prematur belum sempurna refleks menghisap dan batuknya,
kapasitas lambung masih kecil dan daya enzim pencernaan, terutama lipase, masih
kurang. Maka makanan diberikan dengan pipet sedikit-sedikit namun lebih sering.
Sedangkan pada bayi small for date, sebaliknya kelihatan seperti orang kelaparan,
rakus minum dan makan. Yang harus diperhatikan adalah terhadap kemungkinan
terjadinya pneumonia aspirasi.

PENCEGAHAN
Dengan mengetahui berbagai faktor penyebab berat badan lahir rendah dapat
dipertimbangkan langkah pencegahan dengan cara:
1. Melakukan pengawasan hamil dengan seksama dan teratur.
2. Melakukan konsultasi terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kehamilan
dan persalinan preterm
3. Memberi nasehat tentang :
 Gizi saat hamil
 Meningkatkan pengertian keluarga berencana internal
 Memperhatikan tentang berbagai kelainan yang timbul dan segera
melakukan konsultasi.
 Menganjurkan untuk pemeriksaan tambahan sehingga secara dini penyakit
ibu dapat diketahui dan diawasi/diobati

Menurut Erlina (2008), pada kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Mencegah/preventif adalah langkah yang penting. Dan hal-hal yang dapat
dilakukan diantaranya:
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang
diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi
BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
kesehatan yang lebih mampu.
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama
kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatanya dan janin dalam
kandunganya dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinanya pada kurun waktu
reproduksi sehat (20-34 tahun).
4. Perlu dukungan sektor lain yang terikat untuk turut berperan dalam
meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat
meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi
ibu selama hamil.

1. Wicaksono, Emira Nur. 2013. BBLR. [online].


http://www.emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id. [10 Januari 2013].
2. Mochtar, Rustam. Lutan, Delfi (editor). 1998.sinopsis obstetri: obstetri
fisiologi, obstetri patologi. Ed.2-Jakarta.EGC Penerbit Buku Kedokteran.
3. Pies. 2012. Berat Badan Lahir Rendah. [online].
http://www.scribd.com/doc/9255127/Berat-Badan-Lahir-Rendah. [6 Mei
2012]
4. Nerdina. 2011. Bayi Berat Lahir Rendah. [online].
http://nerdyna.blogspot.com/2011/11/bayi-berat-lahir-rendah-bblr.html. [23
november 2011]
5. Anrisardi. Patofisiologi BBLR. [online]. http://scribd.com/doc/anrisardi/patofisiologi
6. Verdiane. 2012. BBLR Bayi Berat Lahir Rendah. [online].
www.sepydiscovery.wordpress.com/2012/12/05/bblr-bayi-berat-lahir-
rendah[5 Desember 2012]
7. Yusuf. 2013. Pencegahan dan Penatalaksanaan pada BBLR.
http://penkeskami.blogspot.com/2013/06/pencegahan-dan-penatalaksanaan-
pada.html. [juni 2013]

INI DAFTAR PUSTAKA NYA MASIH NGACO PENULISANNYA

You might also like