Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

PROPOSAL

“Kerupuk Inul di desa Gelung kecamatan Penarukan kabupaten Situbondo”

Logo

Nama Kelompok :

Prodi Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Abdurachman Saleh Situbondo
2022
ABSTRACT

Inul crackers made from rice flour are one of the popular snacks in Indonesia. Rice flour crackers are
generally produced from head rice, causing a relatively high product price. In addition, rice flour
crackers have a smooth texture that many consumers like. This study aims to utilize broken rice to
substitute head rice in the manufacture of rice flour crackers and to formulate the addition of local
flours to improve the quality of the rice flour crackers produced.

Inul crackers are crackers made from the raw materials produced, generally the raw material for rice
flour is rice of the lowest quality because this is related to considerations of low prices. Besides being
influenced by raw materials, nutritional content is also influenced by the production process. The
production process includes washing, cooking, grinding and drying stages.
Auxiliary ingredients for making Inul crackers are spices such as garlic, flavoring etc.

Home industry owned by (Bu ati), produces and trades these Inul crackers. This home industry is
domiciled in Situbondo Regency. The problem faced is in the manual slicing and drying process. With
the mechanical grinding and slicing tools can improve the quality and productivity of Inul crackers.
The tool made has a capacity of about 5 kg / hour, so that it can increase its capacity. The grinding
tool is in the form of two cylinders and is driven by a motor, the cracker sheets just need to be
printed or sliced into the desired shape and dried.

Keywords: inul crackers; mechanical grinders; productivity increase.

ABSTRAK

Kerupuk Inul yang berbahan baku tepung beras merupakan salah satu makanan kecil yang populer di
Indonesia. Kerupuk tepung beras umumnya dihasilkan dari beras kepala sehingga menyebabkan
harga produk yang relatif tinggi. Selain itu, kerupuk tepung beras memiliki tekstur yang halus
sehingga banyak disukai konsumen. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan beras pecah untuk
mensubstitusi beras kepala dalam pembuatan kerupuk tepung beras dan memformulasi
penambahan tepung-tepungan lokal untuk meningkatkan kualitas kerupuk tepung beras yang
dihasilkan.

Kerupuk Inul adalah kerupuk yang berbahan baku tedihasilkan,umumnya bahan baku tepung beras
adalah beras dengan kualitas paling rendah karena hal ini berkaitan dengan pertimbangan harga
yang murah. Selain dipengaruhi oleh bahan baku, kandungan gizi juga dipengaruhi oleh proses
produksi. Proses produksi meliputi tahap pencucian, pemasakan, penghalusan dan pengeringan.
bahan pembantu untuk pembuatan kerupuk Inul adalah rempah-rempah seperti bawang putih,
penyedap rasa dll.

Home industri milik (Bu ati) ,memproduksi dan memperdagangkan kerupuk Inul ini. Home industri
ini berdomisili di Kabupaten Situbondo. Permasalahan yang dihadapai adalah dalam proses
pengirisannya yang masih manual dan pengeringan. Dengan adanya alat penggiling mekanik dan
pengiris dapat meningkatkan kualitas dan produktifitas dari kerupuk Inul. Alat yang dibuat
berkapasitas sekitar 5 kg /jam, sehingga dapat meningkatkan kapasitasnya. Alat pengiling berbentuk
silinder dua buah dan digerakkan oleh motor,lembaram-lembaran kerupuk tinggal dicetak atau diris
berbentuk sesuai yang diharapkan dan dikeringkan.

Kata kunci : kerupuk inul; penggiling mekanik; peningkatan produktifitas.


BAB I
PENDAHULUAN

Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
Makanan tersebut dikenal baik di segala usia maupun tingkat sosial masyarakat. Mudah diperoleh
dan dijual dengan harga murah baik dalam kemasan yang sudah digoreng maupun dalam kemasan
yang masih mentah. Kerupuk memiliki tekstur yang renyah dan garing yang dapat dikonsumsi
sebagai makanan selingan maupun sebagai variasi dalam lauk pauk (Koswara, 2009). Bentuk dan
rasa kerupuk bermacam-macam tergantung bahan dasar yang digunakan serta daerah asal
pembuatannya. Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan kerupuk harus memiliki kandungan
pati. Pati sebagai sumber karbohidrat dapat dijumpai dari berbagai jenis tepung, diantaranya tepung
tapioka, tepung sagu, tepung beras maupun tepung kanji.
Kerupuk merupakan makanan selingan yang terbuat dari bahan yang mengandung pati yang diberi
bumbu dan tambahan bahan lainnya untuk meningkatkan nilai gizi kerupuk (Hayu dan Kristiastuti,
2015). Kerupuk juga dapat diolah dari tepung lainnya seperti tepung beras dan tepung maizena,
dengan atau tanpa ditambahkan bahan lainnya. Menurut Koswara (2009), kerupuk merupakan
produk pangan yang mengalami pengembangan volume sehingga menghasilkan produk porus dan
mempunyai densitas rendah. Pengembangan volume pada kerupuk disebabkan oleh uap air yang
terbentuk dalam struktur adonan. Kerupuk menjadi salah satu produk pangan yang sangat digemari
oleh masyarakat di Indonesia karena memiliki berbagai macam rasa, bentuk, dan warna.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (2018), rata-rata konsumsi per kapita seminggu kerupuk
di daerah perkotaan adalah sebesar 0,205 ons/0,1 kg.
Salah satunya adalah produk kerupuk inul milik Bu ati, tempat produksi Kerupuk inul terletak di desa
Gelung kecamatan Penarukan kabupaten Situbondo. Kerupuk inul sangat mudah dijumpai di
Situbondo dan sekitarnya karena bahan baku yang digunakan mudah diperoleh serta proses
pengolahannya cukup sederhana dan mudah. kerupuk inul diolah dengan menggunakan bahan dasar
tepung beras dengan penambahan bumbu secukupnya hingga dihasilkan adonan kerupuk inul. Beras
merupakan bahan pangan yang kaya akan karbohidrat, terutama pati. Pada proses pengolahan
kerupuk inul terjadi proses gelatinisasi pati pada adonan kerupuk. Pati berperan dalam proses
pengembangan volume produk yang dapat menentukan tingkat kerenyahan kerupuk. Pati berperan
penting pada proses pengembangan produk sehingga biasa disebut dengan puffable materia,( bahan
yang memegang peranan utama dalam proses pemekaran produk). Amilosa dan amilopektin
merupakan komponen utama yang sangat penting pada penyusun pati. Komposisi amilosa dan
amilopektin juga dapat mempengaruhi karakteristik kerupuk inul yang dihasilkan. Semakin rendah
kandungan amilosa dan semakin tinggi kandungan amilopektin pada beras, maka adonan yang
dihasilkan semakin pulen. Kandungan amilopektin yang tinggi dapat meningkatkan daya kembang
kerupuk serta dapat menurunkan densitas kerupuk. Semakin rendah amilosa maka pati tidak mudah
mengalami retrogradasi gel serta viskoelastisitas beras semakin meningkat.

Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui proses produksi Kerupuk inul di desa Gelung kecamatan Penarukan
kabupaten Situbondo.
2. Untuk mengetahui kelayakan usaha kerupuk Inul di desa Gelung kecamatan Penarukan
kabupaten Situbondo.
3. Untuk mengetahui pelaksanakan proses pemasaran kerupuk Inul di desa Gelung kecamatan
Penarukan kabupaten Situbondo.

You might also like