MONITORING DAN EVALUASI
KEJADIAN MEDICATION ERROR
DAN EFEK SAMPING OBAT
DLINSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT PARU DR. M. GOENAWAN
PARTOWIDIGDO
TAHUN 2018BABI
PENDAHULUAN
Medication error merupakan masalah yang sering terjadi pada_pasien
rawat inap. Secara umum Medication error didefinisikan sebagai pet
'sepan,
pemberian dan administrasi obat yang salah, yang menyebabkan konsekuensi
tertentu atau tidak,
Medication error dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan
yang potensial memicu resiko fatal dari penyakit. Suatu sistem praktik pengobatan
yang aman perlu dikembangkan dan dipelihara untuk memastikan bahwa pasi
n
menerima pelayanan dan proteksi sebaik mungkin. Hal ini dikarenakan semakin
bervariasinya obat-obatan dan meningkatnya jumlah dan jenis obat yang ditulis
per pasien saat ini, Tanggung jawab seorang apoteker dan perawat dalam
dispensing dan pemberian obat menjadi semakin berat akibat ketersediaan obat
tertentu yang lebih banyak untuk suatu pe
yakit, waktu kadaluarsa obat yang
semakin cepat, dan banyaknya j
obat-obat baru yang tertulis pada resep.
Penggunaan obat yang semakin meningkat dapat meningkatkan bahaya terjadinya
kesalahan pengobatan.
Masalah ini semakin serius karena kesalahan pengobatan merupakan
pemicu terjadinya kecelakaan dalam rumah sakit, sehingga perlu dicari upaya
untuk mencegah dan meminimalkan terjadi
kesalahan-kesalahan pengobatan
tersebut, Kesalahan pengobatan dapat terjadi pada masing-masing proses dari
peresepan, mulai dari penulisan resep. pembacaan resep oleh apoteker
penyerahan obat sampai penggunaan obat oleh pasien, kesalahan yang terjadi di
salah satu komponen dapat secara berantai menimbulkan kesalahan lain di
komponen-komponen selanjutnya.
Farmasis adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan dibidang
kefarmasian melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi
kefarmasian. Sifat kewenangan yang berlandaskan ilmu pengetahuan ini
memberinya semacam otoritas dalam berbagai aspek obat atau proses kefarmasianyang tidak dimiliki oleh tenaga Kesehatan lainnya, Farmasi sebagai
tenaga
keschatan yang dikelompokkan profesi, telah diakui secara universal. Lingkup
pekerjaannya meliputi semua aspek tentang obat, mulai penyediaan bahan baku
obat dalam arti luas, membuat sediaan jadinya sampai dengan pelayanan kepada
pemakai obat atau pasien.
Salah satu bentuk kegi
fan Pharmasetical care dalam Monitoring Efek
Samping Obat (MESO) seperti identifikasi MESO, mengkoordinir pelaksanaan
dan analisis hasil, termasuk upaya pemastian obat dan pencegahan dan
‘menyebarluaskan hasil, serta evaluasi
Misi apoteker adalah untuk =membantu memastikan bahwa_pasien
mendapatkan penggunaan obat yang terbaik dan rasional, Apoteker harus
mempelopori, bekerja sama dan disiplin dalam mencegah, mendeteksi dan
mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat yang dapat me
ibatkan
Kerugian pada pasien. Adanya faktor risiko dan riwayat penggunaan obat
sebelumnya yang mungkin dapat berinteraksi perlu dipantau untuk meminimalkan
risiko, Apoteker harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain untuk
memastikan bahwa obat yang digunakan aman. Hal-hal tersebut dilakukan
dampak negatif dari medication error seperti pemborosan dari segi ekonomi dan
menurunnya mutu pel
ananpengobatan (meningkatnya efek samping dan
kegagalan pengobatan) dapat diminimalkan,BABI
MEDICATION EROR
2.1 Definis
kesalahan pengobatan (medication error) didefinisikan sebagai setiap
kesalahan (error) yang terjadi dalam proses hingga penggunaan dalam pngobatan
Kesalahan pengobatan (medication error) didefinisikan secara luas sebagai
kes
lahan dalam meresepkan, pembuatan, dan memberikan obat, tanpa tergantung
dengan di mana kesalahan ini menyebabkan konsekuensi yang merugikan atau
tidak. Definisi yang terbaru dari kesalahan pengobatan adalah kegagalan dalam
proses pengobatan yang menyebabkan atau berpotensi: membahayaan pasien,
Kesalahan pengobatan dapat terjadi pada setiap langkah pengobatan_y
menggunakan proses, dan mungkin atau tidak dapat menyebabkan ADE
ent (William,2007).
atauddverse Drug
Selain itu, kesalahan pengobatan (medication error) dapat didefinisikan
sebagai semua kejadian yang dapat menyebabkan pengobatan tidak sesuai atau
yang dapat mencelakakan pasien dimana prosedur pengobatan tersebut_masih
berada di bawah kontrol praktisi kesehatan (Fowler, 2009), Dimana definisi
tersebut mirip dengan definisi dari National Coordinating Council for Medication
error Reporting and Prevention (NCCMERP). NCCMERP mendefinisikan
kesalahan pengobatan sebagai “Suatu kejadian
ang dapat dicegah yang
menyebabkan penggunaan obat yang tidak sesuai atau membahayakan pasien di
mana pengobatan tersebut dikontrol oleh tenaga medis profesional, pasien, atau
konsumen, yang berhubungan dengan praktis profesional, produk kesehatan,
prosedur, sistem —_termasuk prescribing: order communication: product
labeling: packaging: compounding: dispensing:distribution: administration: educa
tion; monivoring: dan penggunaan.”2.2 Klasifikasi Medication Error
Kejadian medication error dibagi dalam 4 fase. yaitu fase prescribing,
fase sranscribing, fase dispensing, dan fase adminisirasion oleh pasien
(Cohen,1991)
1. Prescribing Errors
Medication error pada fase prescribing adalah error yang terjadi pada
fase penulisan resep. Fase ini meliputi:
a. Kesalahan karena yang tidak diotorisasi
Pemberian kepada pasien, obat yang tidak diotorisasi oleh
seorang penulis resep yang sah untuk pasien, Mencakup suatu obat
yang keliru, suatu dosis diberikan kepada pasien yang keliru, obat yang
tidak diorder, duplikasi dosis, dosis diberikan di luar pedoman atau
protokol klinik yang telah ditetapkan, misalnya obat diberikan hanya
bila tekanan darah pasien turun di bawah suatu tingkat tekanan yang
ditetapkan sebelumnya
b. Kesalahan karena dosis tidak benar
Pemberian kepada pasien suatu dosis yang lebih besar atau lebih
evil dari jumlah yang diorder oleh dokter penulis resep atau pemberian
dosis duplikat kepada pasien, yaitu satu atau lebih unit dosis: sebagai
tambahan pada dosis obat yang diorder.
Kesalahan karena indikasi tidak diobati
Kondisi_medis pasien memerlukan terapi obat tetapi tidak
menerima suatu obat untuk indikasi tersebut. Misalnya seorang pasien
hipertensi atau glukoma tetapi tidak menggunakan obat untuk masalah
ini
4. Kesalahan Karena penggunaan obat yang tidak diperluk
Pasien menerima suatu obat untuk suatu kondisi medis yang
tidak memerlukan terapi obat.
2. Transeription Errors
Pada fase transcribing, kesalahan terjadi pada saat pembacaan resep
untuk proses dispensing, antara lain salah membaca resep karena tulisan yangtidak jelas, Salah dalam menterjemahkan order pembuatan _resep
dansignature juga dapat terjadi pada fase ini
Jeni
kesalahan obat yang termasuk sranscription errors. yaitu
Kesalahan karena pemantauan yang keliru
Gagal mengkaji suatu regimen tertulis untuk ketepatan dan
pendeteksian masalah, atau gagal menggunakan data Klinik atau data
Jaboratorium untuk pengkajian respon pasien yang memadai terhadap
ang ditul
b. Kesalahan karena ROM (Reaksi Obat Merugikan)
Pasien mengalami suatu masalah medis sebagai akibat dari ROM
atau efek samping. Reaksi diharapkan atau tidak diharapkan, seperti
ruam dengan suatu antibiotik, pasien memerlukan perhatian pelaya
medis,
an
Kesalahan karena interaksi obat
Pasien mengalami masalah medis, sebagai akibat dari interaksi
obat-obat, obat-makanan, atau obat-prosedur laboratorium.
Administration Error
Kesalahan pada fase administration adalah kesalahan yang. terjadi
pada proses penggunaan obat. Fase ini dapat melibatkan petugas apotek dan
pasien atau keluarganya. Kesalahan yang terjadi misalnya pasien salah
menggunakan supositoria yang seharusnya melalui dubur tapi dimakan
dengan bubur, salah waktu minum obatnya seharusnya I jam sebelum makan
Jenis kesalahan obat yang termasuk administration errors y
Kesalahan karena lalai memberikan obat
Gagal_memberikan satu dosis
ang diorder untuk seorang_pasien,
sebelum dosis terjadwal berikutnya
b. Kesalahan karena waktu pemberian yang kelirw
Pemberian obat di luar suatu jarak waktu yang ditentukan sebelumnya
dari waktu pemberian obat terjadwal
Ki
jahan karena teknik pemberian yang keliruProsedur yang tidak tepat atau teknik yang tidak benar dalam
Pemberian suatu obat, Kesalahan rute pemberian yang kelirw berbeda
dengan yang ditulis: melalui rute yang benar, tetapi tempat yang kelira
(mis
Inya mata kiri sebagai ganti mata Kanan), kesalahan karen
kecepatan pemberian yang keliru,
4d. Kesalahan karena tidak patuh
Perilaku pasien yang tidak tepat berkenaan dengan ketaatan pada statu
regimen obat yang ditulis. Misalnya paling umum tidak patuh
‘menggunakan terapi obat antihipertensi
e. Kesalahan Karena rute pemberian tidak benar
Pemberian suatu obat melalui rute yang lain dari
ng diorder oleh
dokter, juga termasuk dosis yang diberikan melal
rute yang benar
tetapi pada tempat yang keliru (misalnya mata ki
Pi pak yang y
- seharusnya mata
kanan).
f. Kesalahan karena gagal menerima obat
Kondisi_ medis pasien memerlukan terapi obat, tetapi untuk alasan
farmasetik. psikologis. sosiologis. atau ekonomis, pasien tidak
‘menerima atau
idak menggunakan obat,
4. Dispensing
error
Kesalahan pada fase dispensing terjadi pada saat penyiapan hingga
penyerahan resep oleh petugas apotek, Salah satu -kemungkinan
terjadinyaerror adalah salah dalam mengambil obat dari rak penyimpanan
Karena kemasan atau nama obat yang mirip atau dapat pula terjadi karena
berdekatan letaknya. Selain itu, salah dalam menghitung jumlah tablet yang
akan diracik, ataupun salah dalam pemberian informasi..
Jeni
kesalahan obat yang termasuk Dispensing errors yaitu :
a. Kesalahan karena bentuk sediaan
Pemberian kepada pasien suatu sediaan obat dalam bentuk berbeda dari
yang diorder oleh dokter penulis. Penggerusan tablet lepas lambat,
termasuk kesalahan.
b. Kesalahan karena pembuatan/penyiapan obat yang keliruSediaan obat diformulasi atau disiapkan tidak benar sebelum
pemberian. Misalnya. pengenceran yang tidak benar. atau rekonstitusi
suatu sediaan yang tidak benar. Tidak mengocok suspensi. Mencampur
obat-obat yang secara fisik atau kimia inkor
patibel. Penggunaan obat
kadaluarsa, tidak melindungi obat terhadap pemaparan eahaya.
¢. Kesalahan karena pemberian obat yang rusak
Pemberian suatu obat yang telah kadaluarsa atau keutuhan fisik atau
kimia bentuk sediaan telah membahayakan, Termasuk obat-obat yang
disimpan secara tidak tepat
2.3 Faktor Penyebab
Menurut American Hospital Association, medication error antara lain
dapat terjadi pada situasi berikut
1. Informasi pasien yang tidak lengkap. misalnya tidak ada informasi tentang
riwayat alergi dan penggunaan obat sebelumnya.
Tidak diberikan informasi obat yang layak, misalnya cara minum atau
menggunakan obat, frekuensi dan lama pemberian hingga peringatan jika
timbul efek samping.
3. Kesalahan komunikasi dalam peresepan, misalnya interpretasi apoteker yang
keliru dalam membaca resep dokter. ke:
ahan membaca nama obat yang
relatif mirip dengan obat lainn
Kesalahan membaca desimal, pembacaan
unit dosis hingga singkatan peresepan yang tidak jelas (q.d atau q.i.d/QD).
4. Pelabelan kemasan obat yang tidak jelas schingga berisiko dibaca keliru oleh
pasien,
Faktor-faktor lingkungan, seperti ruang apotek/ruang obat yang tidak terang,
hin,
suasana tempat kerja yang tidak nyaman yang dapat mengakibatkan
timbulnyamedication error3.4 Pencegahan Medication Error
Sejumlah pasien dapat mengalami cedera atau mengalami insiden pada
saat memperoleh layanan Kesehatan, khususnya terkait penggunaan obat yang
dikenal dengan medication error. Di rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan
lainnya, kejadian medication error dapat dicegah jika melibatkan pelayanan
Farmasi klinik dari apoteker yang sudah terlatih, Saat ini di nega
s-negara maju
sudah ada apoteker dengan spesialisasi khusus menangani medication sufety
Peran Apoteker Keselamatan Pengobatan (Medication Safety Pharmacist)
meliputi
1. Mengelola laporan medication error
a, Membuat kajian terhadap laporan insiden yang masuk
b. Meneari akar permasalahan dari error yang terjadi
2. Mengidenti
asi pelaksanaan —prakteck —profesi_—terbuik untuk
menjamin medication safety
a. Menganalisis pelaksanaan praktek yang menyebabkan medication
b. Mengambil lanekah proaktif untuk pencegahan
¢. Memfasilitasi perubahan proses dan sistem untuk menurunkan
insiden yang sering terjadi atau berulangnya insiden sejenis
3. Mendidik staf dan klinisi terkait lainnya untuk menggalakkan praktek
pengobatan yang aman dan mengembangkan program pendidikan untuk
meningkatkan medication safety dan kepatuhan terhadap aturan/SOP yang
ada
4. Berpartisipasi dalam Komite/tim yang berhubungan dengan medication
safety, Komite Keselamatan Pasien RS, dan komite terkait lainnya
5. Terlibat didalam pengembangan dan pengkajian kebijakan penggunaan
obat
6. Memonitor kepatuhan terhadap standar pelaksanaan Keselamatan Pasien
yang adaBABIIL
MONITIRING EFEK SAMPING OBAT
3.1 Definisi
Efek Samping Obat / ESO (Adverse Drug Reactions/ADR) adalah respon
tethadap suatu obat yang merugikan dan tidak diinginkan serta terjadi pada dosis
yang biasanya digunakan pada manusia untuk pencegahan, diagnosis, terapi
penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologis (BPOM RI, 2012).
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) adalah kegiatan pemantauan dan
pelaporan efek samping obat yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan secara
sukarela (voluntary reporting) dengan menggunakan formulir pelaporan ESO
berwarna kuning, yang dikenal sebagai form kuning. Monitoring dilakukan
tethadap seluruh obat yang beredar dan digunakan dalam pelayanan kesehatan di
Indonesia. Aktifitas monitoring ESO dan juga pelaporannya yang dilakukan oleh
sejawat tenaga kesehatan sebagai healthcare provider merupakan suatu alat yang
dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya ESO yang serius dan
BPOM RI, 2012).
3.2 Tujuan
Tujuan MESO adalah untuk sedini mungkin memperoleh informasi_ baru
mengenai efek samping obat. tingkat kegawatan, frekuensi kejadiannya, sehingga
dapat segera dilakukan tindak lanjut yang diperlukan, seperti penarikan obat yang
bersangkutan dari peredaran: pembatasan penggunaan obat, misalnya perubahan
golongan obat; pembatasan indikasi: perubahan penandaan: dan tindakan lain
yang dianggap perlu untuk pengamanan atau penyesuaian penggunaan obat
(Sirait, 2001),
103.3 kegs
an MESO.
Kegiatan pemantauan dan pelaporan ESO menurut Dirjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kepmenkes RI dan IAI (2011) bertujuan untuk:
1
Menemukan ESO atau ROTD sedini mungkin terutama yang berat, tidak
dikenal. dan frekuensinya jarang.
Menentukan frekuensi dan insidensi ESO atau ROTD yang sudah dikenal
dan yang baru saja ditemukan.
Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/mempengaruhi
angka kejadian dan hebatnya ESO atau ROTD.
Meminimalkan risiko kejadian ESO atau ROTD.
Mencegah terulangnya kejadian ESO atau ROTD
3.4 Alur Pelaporan MESO
1
Analisa terjadinya efek samping obat pada pasien
Di dalam formulir pelaporan
(0 atau formulir kuning, tereantum
tabel Algoritma Naranjo, yang dapat sejawat tenaga kesehatan manfaatkan
untuk melakukan analisis kausalitas pe!
Thailand, An:
a
ividu pasien.
Analisis Naranjo awalnya dikenalkan oleh salah satu rumah sakit di
s ini terdiri atas 10 pertanyaan, yaitu (KKH, 2010) :
Apakah ada laporan konvulsif dari reaksi tersebut ?
Apakah kejadian yang tidak diinginkan (adverse event) muncul pada
obat yang dicurigai telah diberikan ?
Apakah kejadian yang tidak diinginkan tadi menghilang ketika obat
dihentikan atau diberikan antagonis spesifik ?
Apakah reaksi yang tidak
dibs
ginkan muncul kembali ketika obat
can kembali?
Apakah ada penyebab alternatif (selain dari obat) dari individu yang
menyebabkan reaksi tersebut ?
Apakah reaksi muncul kembali ketika diberi placebo ?
aApakah obat yang terdeteksi dalam darah (atau cairan lain) diketahui
bersifat toksik ?
h. Apakah reaksi bertambah keparahannya ketika dosis ditambahkan
atau berkurang keparahannya ketika dosis dikurangi 2
i. Apakah pasien memiliki reaksi yang sama dengan obat yang sama
atau serupa pada apapun paparan sebelumnya ?
j. Apakah kejadian yang tidak diinginkan telah dikonfirmasi melalui
bukti objektif ?
Kesemua pertanyaan tadi memilki nilai sebagai berikut (KKH, 2010):
+ +1 jika menjawab iya, kecuali :
Pertanyaan nomor $ dan 6 yang bernilai -1
Pertanyaan nomor 2 dan 4 yang bernilai +2
+ Ojika menjawab tidak, kecuali :
Pertanyaan nomor 2 dan 4 yang bernilai -1
Pertanyaan nomor 6 yang bernilai +1
Pertanyaan nomor 5 yang bernilai +2
+O jika tidak jelas atau diketahui jawabannya,
Dari kesepuluh pertanyaan tersebut, tingkat kejadian yang tidak diinginkan
akan diklas erikut (KKH, 2010)
a, Benar-benar terjadi, jika nilai keseluruhan di atas 8
an berdasarkan
b. Kemungkinan besar terjadi, jika nilai keseluruhan antara 5 hingga 8
c. Kemungkinan terjadi, jika nilai keseluruhan antara | hingga 4
4. Tidak mungkin terjadi, jika nilai keseluruhan di bawah |
12Kategori Kausalitas WHO
a. Certain
+ Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal, dilihat
dari waktu kejadian dapat diterima yaitu bahwa terjadi setelah
penggunaan obat (Event or laboratory test abnormality with
plausible time relationship to drug intake)
+ Tidak dapat dijelaskan bahwa efek samping tersebut merupakan
perkembangan penyakit atau dapat disebabkan oleh penggunaan
bat lain (Cannot be explained by disease or other drugs)
+ Respon terhadap penghentian penggunaan obat dapat terlihat
(secara farmakologi dan patologi (Response to withdrawal
plausible (pharmacologically, pathologically))
+ Efek samping tersebut secara definitive dapat dijelaskan dari aspek
farmakologi atau fenomenologi. (Event definitive
pharmacologically or phenomenologically (An objective and
specific medical disorder or recognised pharmacological
phenomenon))
+ Rechallenge yang positif (Positive rechallenge (if neces
b. Probable
+ Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal, dilihat
dari waktu kejadian masih dapat diterima yaitu bahwa terjadi
setelah penggunaan obat (Event or laboratory test abnormality with
reasonable time relationship to drug intak) Tidak tampak sebag:
perkembangan penyakit atau dapat disebabkan oleh obat lain
(Unlikely to be attributed to disease or other drugs)
+ Respon terhadap penghentian penggunaan obat secara klinik dapat
diterima (Response to withdrawal clinically reasonable)
+ Rechallenge tidak perlu (Rechallenge not necessary)
1BPossible
Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal, dilihat
dari waktu kejadian masih dapat diterima yaitu bahwa terjadi
setelah penggunaan obat (Event or laboratory test abnormality wit
reasonable time relationship to drug intake)
Dapat dijelaskan oleh kemungkinan perkembangan penyakit atau
disebabkan oleh obat lain (Could also be explained by disease or
other drugs)
Informasi terkait penghentian obat tidak lengkap atau tidak jelas
(Information on drug withdrawal lacking or unclear)
Unlikely
+ Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal, dilihat
dari hubungan waktu kejadian dan penggunaan obat adalah tidak
mungkin (Event or laboratory test abnormality with a time
relationship to drug intake that makes a connection improbable (but
not impossible)
+ Perkembangan penyakit dan akibat penggunaan obat lain dapat
memberikan penjelasan yang dapat diterima (Diseases or other
drugs provide plausible explanations)
Conditional / Unclassified
Terjadi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal (Event or
laboratory test abnormality)
Data yang lebih Janjut diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi
yang baik (More data for proper assessment needed)
Atau data tambahan dalam proses pengujian (Or additional data
under examination)
14f. Unassessable / Unclassifiable
+ Laporan efek samping menduga adanya efek samping obat (A
report suggesting an adverse reaction)
+ Namun tidak dapat dinilai karena informasi yang tidak lengkap
atau cukup atau adanya informasi yang kontradiksi (Cannot be
judged because of insufficient or contradictory information)
+ Laporan efek samping obat tidak dapat ditambahkan lagi
informasinya atau tidak dapat diverifikasi (Report cannot be
supplemented or verified)
Pelaporan MESO dan analisa kausalitas oleh BPOM
Pembuatan dan pengiriman laporan MESO dapat dilakukan deng:
dua cara yaitu offline dan online. Alur dan proses dari kedua cara juga dapat
berbeda. Pelaporan dengan online dapat dilakukan menggunakan apilikasi
MESO. Pengisian laporan MESO menggunakan aplikasi eMESO. Berikut
adalah diagram atau alur proses pelaporan ESO bagi tenaga kesehatan dan
industri farmasi.
15Pelaporan MESO secara offline dapat dilakukan secara manual
dengan form kuning pelaporan MESO diisi dengan lengkap dan jelas. Lalu
dikirim ke Pusat MESO Nasional, BPOM RI.
CONTOH FORM MESO
16Dilakukan dokumentasi
Peran yang dapat dilakukan oleh apoteker tethadap efek samping
obat yang tidak diinginkan adalah (Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Kepmenkes RI dan IAI, 2011):
+ Mengenali dan memahami ESO dengan benar
+ Mengevaluasi terapi jangka panjang
+ Intervensi dapat dilakukan dengan stop obat, melakukan konseling
sebelum terapi
+ waspada terhadap tanda munculnya ESO
+ Aktif melaporkan Kejadian Terjadinya Efek Samping Obat ke BPOM
Oleh Karena itu apoteker wajib melakukan konseling kepada pasien
mengenai efek samping obat yang dapat timbul sebelum menyerahkan obat,
Hal-hal yang perlu diingatkan kepada pasien, yaitu membaca dosis dan
aturan pakai, melihat tanda peringatan, melihat efek samping obat, jangan
sembarangan memberikan obat kepada orang lain, selalu: memperhatikan
tanggal kadaluarsa dan kandungan obat (Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Kepmenkes RI dan LAI, 2011).
vBABIV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Data Hasil Medication Error
Data distribusi frekuensi medication error Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo periode Januari - November 2018
Tabel 1. Data distribusi frekuensi medication error Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo
Kesalahan— Kesalahan — Kesalahan
Bulan ica Penulisan Pemberian Penggunaan
Resep Obat Obat
4 4
15 14 1
7 7
7 7
3 3
Juni 3 3
Juli 8 8
Agustus 7 7
September 7 7 1
Oktober 2 2
November 15 15
Total 78 76 2 0
183.1.2 Data Hasil Monitoring Efek Samping Obat
Data distribusi frekuensi Monitoring Efek Samping Obat Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo periode Januari - November
2018
Tabel 2. Data distribusi frekuensi Monitoring Efek Samping Obat Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo
Bulan Jumlah Kejadian
Januari 3
Februari 3
Maret 8
April Wl
Mei 4
Juni 2
Juli 4
Agustus 2
September 4
Oktober 2
4
19Tabel 3. Data distribusi frekuensi nama obat yang se
1g menimbulkan Efek
‘Samping Instalasi Farmasi Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo
No_Nama Obat
Bedagvil
Pyrazynamid
Etahambutol
Cycloserin
Ethionamid
kanamycin
Rifampicin
Isoniazid
Moxifloxacin
levofloxacine
Clofazimin
Streptomicin
Iressa
CapreomiciN
Giotit
Tenovuvir
Lamifudin
Efavirenz
Tarceva
ine
Total
Jumlah Kasus
20
21
16
13
13
13
ul3.2, Pembahasan
3.2.1 Pembahasan Medication Error
Data distribusi frekuensi medication error Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo periode Januari - November 2018 dari total
kejadian 78 kejadian yang terjadi, kejadian tertinggi terdapat pada bulan februari
dan november sebanyak 15 kasus, dan kejadian terendah terdapat pada
bulanoktober sebanyak 2 kasus.
Dari 78 total data distribusi frekuensi medication error ada beberapa
‘medication error yang dapat disimpulkan bahwa kesalahan yang, paling banyak
dilakukan adalah kesalahan penulisan resep diantaranya ada 35 kasus salah
penulisan nama, dosis dan jumlah obat pada resep, 14 kasus tidak ada nama
pasien, 11 tidak menuliskan kembali regimen terapi yang telah dijalani, 10 kasus
tertukar barcode atau label nama pasien pada resep, 3 kasus duplikasi obat, 2
kasus nama obat pada resep tidak terbaca, 2 kasus salah penulisan obat, dan 1
kasus tidak ada nama dokter.
Menurut American Hospital Association, medication error antara lain
dapat terjadi pada situasi berikut
1. Informasi pasien yang tidak lengkap. misalnya tidak ada informasi tentang
riwayat alergi dan penggunaan obat sebelumnya,
Tidak diberikan informasi obat_ yang layak. misalnya cara minum atau
menggunakan obat. frekuensi dan lama pemberian hingga peringatan jika
timbul efek samping
3. Kesalahan komunikasi dalam peresepan, misalnya interpretasi apoteker yang
keliru dalam membaca resep dokter, kesalahan membaca nama obat yang
relatif mirip dengan obat lainnya, kesalhan membaca desimal, pembacaan
unit dosis hingga singkatan peresepan yang tidak jelas (qd atau q.i.d/QD).
4. Pelabelan kemasan obat yang tidak jelas sehingga berisiko dibaca keliru oleh
pasien.
215. Faktor-faktor lingkungan, seperti ruang apotek/ruang obat yang tidak terang,
hingga suasana tempat kerja yang tidak nyaman yang dapat mengakibatkan
timbulnyamedication error.
3.2.2 Pembahasan Monitoring Efek Samping Obat
Data distribusi frekuensi monitoring efek samping obat Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo periode Januari - November
2018 dari total 47 kejadian yang terjadi, kejadian tertinggi terdapat pada bulan
april sebanyak 15 kasus, dan kejadian terendah terdapat pada bulan juni, agustus
dan oktober sebanyak 2 kasus.
Dari 47 tatal data distribusi frekuensi monitoring efek samping obat, ada
21 kasus yang di sebabkan oleh pyrazinamid, ada 16 kasus yang di sebabkan oleh
di
ethambutol, ada 13 kasus yang di sebabkan oleh cyeloserin, ada 13 kasus ya
sebabkan oleh kasus yang di sebabkan oleh ctionamid, ada 13 kasus yang di
sebabkan oleh kanamycin. ada 1 kasus yang di sebabkan oleh rifampicin. ada 9
kasus yang di sebabkan oleh isoniazid. ada 7 kasus yang di sebabkan oleh
moxifloxacin.ada 7 kasus yang di sebabkan oleh levofloxacine, ada 6 kasus y
2
di sebabkan oleh clofazimin, ada 3 kasus yang di sebabkan oleh streptomicin, ada
3 kasus yang di sebabkan oleh iressa, ada 2 kasus yang di sebabkan oleh
capreomicin, ada 2 kasus yang di sebabkan oleh giotif, dan ada 1 kasus yang
masing-masing di sebabkan oleh tenovuvir, lamifudin, efavirenz. tarceva dan
bedagvilline
22BABY
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.Medication error yang terjadi di instalasi farmasi rawat jalan rumah sakit paru
dr. M. Goenawan Partowidigdo pada priode Januari ~ November 2019 terdapat 78
kasus diantaranya 76 kasus pada poin salah penulisan rsep, 2 kasus pada poin
salah pemberian obat dan tidak ada kasus untuk poin salah penggunaan obat
2. monitoring efek samping obat pasien MDR yang terjadi yang terjadi di instalasi
farmasi rawat jalan rumah sakit paru dr. M. Goenawan Partowidigdo pada priode
Januari — November 2019 terdapat 47 kejadian dengan kejadian terbanyak
disebabkan oleh efek samping pyrazinamid dan ethambutol
5.2 Reneana Tindak Lanjut
A. Me
Pembuatan resep secara elektronik yang memungkinkan dokter penulis
sation Error
resep melihat riwayat peresepan sebelumnya, menghindarikesalahan
identitas pasien, menghindari kesalahan pembacaan obat
B. Monitoring Elek Samping Obat
jen terkait resiko
1. Meningkatkan pemberian informasi obat ke pa
cefek samping dari obat yang diminum dan antisipiasinya.
Sosialisasi ke tenaga ke
Efek Samping Obat
an terkait tentang system pelaporan
23DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. 2012. Pedoman Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Bagi Tenaga
Kesehatan, Jakarta: Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik
Dan PKRT Badan POM RI
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kepmenkes RI dan IAL
2011. Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB).
Mriyono, Harbanu H dan Ketut Suryana, 2008, Adverse Drug Re:
Dalam. Volume 9 (2): 164-172.
tion. J Peny
Sirait, Midian. 2001. Tiga Dimensi Farmasi, Ilmu Teknologi, Pelayanan
Kesehatan, dan Potensi Ekonomi. Jakarta: Institut Darma Mahardika.
24LAMPIRAN
INSTALASI FARMASI RSP Dr. M. GOENAWAN PARTOWIDIGDO CISARUA BOGOR
LAPORAN PELAYANAN FARMASI
BULAN: JANUAR! 2018
NO | URAIAN 7 ae TANGGAL | KATEGORI__ TINDAK LANJUT STATUS _
1. | Dokter salah menuliskan resep kepada pasien | 08-01-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
an nisa seharusnya dituliskan 2FDC tetapi resep penulis resep
_| didituliskan 3FOC ot : Hee i
2. | Dokter meresepkan albumin oral seharusnya | 19-01-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
| albumin inf resep penulis resep _
3. | Pasien tidak di resepkan kembali 22-01-2018 Kesalahan penulisan . | Konfirmasi ke dokter Selesai
streptomisin injeksi padahal pasien baru resep penulis resep
| mendapatkan 40x streptomisin Se H
4. | Pasien paru diresepkan RHE dengan dosis | 31-01-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
rifampisin 450mg, Isoniazid 450mg, dan
ethambutol 1000mg, seharusnya dosis
isoniazid 300mg _
resep
penulis resep
26INSTALASI FARMASI RSP Dr. M. GOENAWAN PARTOWIDIGDO CISARUA BOGOR
LAPORAN PELAYANAN FARMASI
BULAN: FEBRUARI 2018
URAIAN TANGGAL KATEGORI TINDAK LANJUT STATUS
1. _| Tidak terdapat nama pasien pada resep 08-02-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
: resep penulis resep i
2. | Resep paru RHZ diberikan RHE 08-02-2018 Kesalahan pemberian | Melakukan pengecekan Selesai
obat ulang dan penggantian obat
elt __| vang salah.
3. | Tidak terbacanya tulisan prednison pada 09-02-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
resep 7 __| resep penulisresep f
4. Pasien paru diresepkan RH dengan dosis 09-02-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
rifampisin 450mg, Isoniazid 40mg seharusnya resep penulis resep
dosis isoniazid 300mg Bt i - eee |e
5 Tidak terdapat nama pasien pada resep 13-02-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
d 4 _[resep penulis resep
6. | Adanya duplikasi obat codein pada penulisan | 14-02-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
resep = resep penulisresep 7
7. | Tidak terdapat nama pasien pada resep 14-02-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
_ 7 ee __| resep penulis resep q
8 lak terdapat nama pasien pada resep 15-02-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
ae 7 resep | __| penulis resep
Tidak terdapat nama dokter pada resep 19-02-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
inaaa resep __| penulis resep Herre
10. | Tidak terdapat nama pasien pada resep 19-02-2018 Kesalahan penulisan__| Konfirmasi ke dokter Selesai
7URAIAN TANGGAL KATEGORI TINDAK LANJUT STATUS
resep penulis resep _
11. | Tidak terbacanya tulisan furosemid pada 22-02-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
resep resep penulis resep
12. | Salah penulisan signa di resep obat 4 kali 26-02-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
sehari seharusnya 3 kali sehari resep penulis resep
13. | Dokter tidak meresepkan obat kompres 27-02-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
(NaCl) kembali pada pasien af resep : penulis resep
14. | Kesalahan penulisan resep diazepam 125mg, | 27-02-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
|__| seharusnya diazepam 5mg resep penulis resep _ L
15 | Dokter masih meresepkan pyrazinamid 28-02-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
100mg sedangkan penggunaan pyrazinamid
sudah dihentikan
resep
penulis resep
28INSTALASI FARMASI RSP Dr. M. GOENAWAN PARTOWIDIGDO CISARUA BOGOR
LAPORAN PELAYANAN FARMASI
BULAN: MARET 2018
No | URAIAN TANGGAL KATEGORI TINDAK LANJUT STATUS
1. _| Tidak terdapat nama pasien pada resep 08-03-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
L resep penulis resep _
2. | Salah penulisan resep obat paru 3FDC 08-03-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
seharusnya ditulis 2 FDC 7 resep penulisresep
3. _| Tidak terdapat nama pasien pada resep 09-03-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
resep __| penulis resep
4. | Pasien tidak diresepkan kembali streptomisin | 09-03-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
injeksi padahal pasien belum menyelesaikan resep penulis resep
terapi pengobatan streptomisin 7
5. | Pasien tidak diresepkan kembali streptomisin | 12-03-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
injeksi padahal pasien belum menyelesaikan resep penulis resep
terapi pengobatan streptomisin é cae
6. | Pasien paru diresepkan RHZE dengan dosis | 22-03-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
rifampisin 650mg, 'soniazid 450mg, resep penulis resep
Pyrazinamid 1500mg dan ethambutol
__| 100mg, seharusnya dosis isoniazid 400mg :
7. | Salah penulisan resep obat paru 3FDC 23-03-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
seharusnya ditulis 2 FOC
resep
penulis resep
29INSTALASI FARMASI RSP Dr. M. GOENAWAN PARTOWIDIGDO CISARUA BOGOR
LAPORAN PELAYANAN FARMASI
BULAN: APRIL 2018
30
NO | URAIAN ___|TANGGAL —_| KATEGORI TINDAK LANJUT STATUS
1. | Salah penulisan signa pada resep curliv plus 1 | 02-04-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
x sehari 3 sendok teh seharusnya 3 x sehari 1 resep penulis resep
sendok the i ti] i
2. Pasien tidak diresepkan kembali streptomisin | 03-04-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
injeksi padahal pasien belum menyelesaikan resep penulis resep
|__| terapi pengobatan streptomisin a - =:
3. | Salah penulisan jumlah obat levofloxacin 1 | 03-04-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
tablet seharusnya 6 tablet oe resep __| penulis resep _
4, Salah penulisan resep 2 FDC pada obat 05-04-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
____| thambutol 500mg seharusnya 1000mg __| resep __| penulis resep
I Tidak terdapat nama pasien pada resep (09-04-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
eee resep an penulis resep_
6. Tidak terdapat nama pasien pada resep 10-04-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
i | resep penulis resep
7. | Pasien tidak di resepkan kembali 20-04-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
streptomisin injeksi padahal pasien belum resep penulis resep
menyelesaikan terapi pengobatan
streptomisin ZINSTALASI FARMASI RSP Dr. IM. GOENAWAN PARTOWIDIGDO CISARUA BOGOR
LAPORAN PELAYANAN FARMASI
BULAN: MEI 2018
URAIAN TANGGAL
diberikan 3 FOC 1 x sehari % tab seharusnya 3
FDC 1x sehari 1 tab
resep
penulis resep
[No A KATEGORI TINDAK LANJUT STATUS
1. | Kesalahan penulisan resep valsartan 25mg __| 03-05-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
seharusnya spirunolakton 25mg resep penulis resep
2. | Salah penulisan resep obat paru 3FDC 16-05-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
seharusnya ditulis 2 FDC resep __| penulis resep
Pasien anak dengan berat badan 6 kg 21-05-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
31INSTALASI FARMASI RSP Dr. M. GOENAWAN PARTOWIDIGDO CISARUA BOGOR
LAPORAN PELAYANAN FARMASI
BULAN: JUNI 2018
No | URAIAN TANGGAL KATEGORI TINDAK LANJUT STATUS
1, Salah penulisan dosis micardis 160mg. 25-06-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
seharusnya dosis micardis 80mg resep penulis resep
2. | Tidak terdapat nama pasien padaresep _| 25-06-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
7 resep penulis resep
3.__| Tidak terdapat nama pasien pada resep 28-06-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
_ _| resep ___| penulis resep.
32INSTALASI FARMASI RSP Dr. M. GOENAWAN PARTOWIDIGDO CISARUA BOGOR
LAPORAN PELAYANAN FARMAS!
BULAN: JULI 2018
No | URAIAN TANGGAL 7 KATEGORI TINDAK LANJUT STATUS
1, Salah penulisan dosis 2 FDC 1x sehari 1 03-07-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
tablet seharusnya 1 x sehari 2 tablet resep penulis resep
2. Tidak terdapat nama pasien pada resep 04-07-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
resep penulis resep eae
Pasien an hasan tidak di resepkan kembali | 05-07-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
streptomisin injeksi padahal pasien belum resep penulis resep
menyelesaikan terapi pengobatan
|__| streptomisin i
4. Resep tunai an amelia tertukar barcode. 12-07-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
dengan pasien BPJS an Rivaldi resep ___| penulis resep
5. Resep anak an Intan Ayu tertukar barcode 12-07-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
dengan pasien an Siti Fitria yang seharusnya resep penulis resep
|__| mendapatkan terapi OAT a -
6. | Salah penulisan resep diazepam 0,5mg 20-07-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
seharusnya alprazolam 0,5mg_—__ ft resep penulis resep
7. Salah penulisan dosis resep Cefadroxil 200 23-07-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
mg seharusnya Cefadroxil 500mg resep penulis resep Z
8. Salah penulisan nama obat resep micardis 23-07-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
160mg seharusnya valsartan 160mg _
resep
penul
resep
33INSTALASI FARMASI RSP Dr. M. GOENAWAN PARTOWIDIGDO CISARUA BOGOR
LAPORAN PELAYANAN FARMASI
BULAN: AGUSTUS 2018,
NO | URAIAN [ TANGGAL KATEGORI TINDAK LANJUT STATUS
1. | Salah pemberian resep ke pasien 06-08-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
7 resep penulis resep
2. Pasien an Agus Dede tidak di resepkan OAT 13-08-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
padahal pasien baru menjalani pengobatan resep penulis resep
| OAT 3 bulan ae if iH
3. Pasien an Acep Abdullah tidak di resepkan 13-08-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
kembali streptomisin injeksi padahal pasien resep penulis resep
belum menyelesaikan terapi pengobatan
streptomisin : 7 A |
4, | Kesalahan penempelan label identitas pasien | 14-08-2018 Kesalahan penulisan _ | Konfirmasi ke dokter Selesai
(seharusnya an Arifin tertempel Udin resep penulis resep
Syamsudin) a :
5. Penulisan resep gliquinolon 2mg, yang di 27-08-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
_maksud glimepirid 2mg : resep penulis resep
6. | Resep atas nama irsan seharusnya RHZES, 27-08-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
tertulis RHZE_ Hee resep penulis resep
7. Resep an Sopia, tertulis Cefixime 3 x Sehari 1 | 29-08-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai Z
ml, seharusnya 2 x sehari Iml resep ___| penutis resep
34INSTALASI FARMASI RSP Dr. M. GOENAWAN PARTOWIDIGDO CISARUA BOGOR
LAPORAN PELAYANAN FARMASI
BULAN: SEPTEMBER 2018
NO [URAIAN TANGGAL KATEGORI TINDAK LANJUT STATUS
1 Salah penyerahan obat morfin seharusnya 02-09-2018 Kesalahan pemberian | Konfirmasi ke dokter Selesai
diazepam untuk pasien an Farhan He obat penulis resep :
x Salah penulisan resep obat diabetes 03-09-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
glibenclamid 3mg seharusnya glimepirid 3mg resep penulis resep i
3. | Salah penempelan barcode pada resep 13-09-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
ee resep penulisresep
4. | Salah penulisan dosis resep prednison 4mg | 18-09-2018 Kesalahan penulisan _ | Konfirmasi ke dokter Selesai
seharusnya prednison Smg e resep penulis resep
5. Adanya duplikasi resep dengan obat 18-09-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
Cefadro» i - resep penulis resep i
6. Salah penempelan barcode pada resep 19-09-2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
ase resep penulis resep
7. | Salah pemberian resep pasien an Kusnadi | 21-09-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
membawa resep an Karni
resep
penulis resepINSTALASI FARMASI RSP Dr. IM. GOENAWAN PARTOWIDIGDO CISARUA BOGOR
LAPORAN PELAYANAN FARMASI
BULAN: OKTOBER 2018
NO | URAIAN TANGGAL __| KATEGORI TINDAK LANJUT STATUS
1. | Pasien an Yogi Prayoga tidak di resepkan 22-10-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
kembali streptomisin injeksi padahal pasien resep penulis resep
belum menyelesaikan terapi pengobatan
streptomisin |
2. | Salah penulisan dosis valsartan 180mg 30-10-2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
seharusnya valsartan 160mg
resep
penulis resep
36INSTALAS! FARMASI RSP Dr. M. GOENAWAN PARTOWIDIGDO CISARUA BOGOR
LAPORAN PELAYANAN FARMASI
BULAN: NOVEMBER 2018
URAIAN TANGGAL KATEGORI TINDAK LANJUT STATUS
1. | Resep an Yaser Maulana 90 tahun salah 07.11.2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
penulisan dosis 2 FDC 1 x sehari 2 tablet resep penulis resep
seharusnya 1 x sehari 3 tablet
2. Salah penulisan resep obat diabetes 08.11.2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Seles:
glibenclamid 2mg seharusnya glimepirid 2mg resep penulis resep
4 Penulisan obat iressa seharusnya giotrif 08.11.2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
Ht resep ___| penulis resep
4, | Salah penulisan jumlah obat ethambutol 09.11.2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
500mg 30 tablet seharusnya ethambutol resep penulis resep
| 500mg 60 tablet es a eee ae
5. Salah labeling nama pasien 13.11.2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
resep penulis resep
6. | Salah labeling nama pasien 15.11.2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai_
7 ae resep penulis resep
7. | Tidak terdapat nama pasien pada resep 16.11.2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
EEE = resep penulis resep_
8. | Pasien an M Kahan seharusnyadiberikan | 16.11.2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
3FDC tetapi diberikan 2FOC ae resep penulis resep
Adanya duplikasi penulisan obat N- 19.11.2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
__| Acetilcistein resep z penulis resep _
10. | Salah penulisan nama obat resep valsartan | 21.11.2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
37URAIAN TANGGAL KATEGORI TINDAK LANJUT STATUS
180mg seharusnya valsartan 160mg ___|resep. penulis resep iz
11. | Pasien tidak di resepkan kembali 21.11.2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
streptomisin injeksi padahal pasien belum resep penulis resep
menyelesaikan terapi pengobatan
streptomisin i :
12. | Tidak terdapat nama pasien pada resep 28.11.2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
i resep penulis resep
13. | Salah penempelan barcode nama pasien 29.11.2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
resep penulis resep
14. | Salah penulisan jumlah obat 29.11.2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
ee 7 HE resep penulis resep
15 | Salah penulisan dosis Cefixime 3 x sehari % 30.11.2018 Kesalahan penulisan Konfirmasi ke dokter Selesai
cap untuk anak seharusnya 2 x sehari % cap,
resep
penulis resep
38INSTALASI FARMASI RSP Dr. M. GOENAWAN PARTOWIDIGDO CISARUA BOGOR
LAPORAN PELAYANAN FARMAS!
BULAN: DESEMBER 2018
URAIAN TANGGAL KATEGORI TINDAK LANJUT STATU
Resep an Envia yang mendaparkan RHZE. | 17.12.2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
Dalam resep tidak mencantumkan dosis RH resep | penulis resep
seharusmya R600/H400/E1500/Z1500 eee 7 |
Pasien Anak An. Aisyah seharusnya 20.12.2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
mendapatkan resep 2 FDC tetapi tertulisnya resep penulis resep
|3FOC i : ee
Pasien an Ahmadi Santoso mndapatkan 20.12.2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
resep Apidra (1 dd 14) Lnatus (3 dd8) , resep penulis resep
seharusnya Apidra (3 dd 8)dan lantus (1
dia) — = aaa
Resep pasien an Sekar tertukar dengan an | 26.12.2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
Ryza - resep __| penulis resep #
Pasien Ugan mendapatkan resep Ramipril 25 | 26.12.2018 Kesalahan penulisan | Konfirmasi ke dokter Selesai
mg, maksudnya ramipril 5 mg. resep | penulis resep
39
Ka, Instalasi Farmasi
Dra. Wellya Hartati, Apt, MARS.
NIP. 196712161993032001LAPORAN MONITORING EFEK SAMPING OBAT
BULAN : JANUARI 2018
IDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL erry Occ Gaar MANIFESTASI aor KETERANGAN
1) 16-02-2018 | Jajan Santani 2017-27-18-56 | Capreomicin, Badan terasalemas, | Obat dihentikan dan | Tgl 30 januari 2018 ganti
Moxifloxacin, using, mual dan | dirawat tanggal 23_| regimen individual
Clofazimi muntah januari 2018
2, | 22-01-2018 | Nuryanto 2017-27-58-12 | Capreomicin, Badan terasa lemas, | Gantiregimen OAT | Diberikan tambahan obat
Moxifloxacin, | gatal-gatal MDRSTRdengan | AsparK2x1
Clofazimi regimen individual _ | Cetirizine 1x1
3. | 22-01-2018 | Tino Triyono 2017-27-49-60 | Cycloserin, Susah tidur ‘OAT dilanjutkan Pengobatan ditambah BC
Etionamid dan AlprazolamLAPORAN MONITORING EFEK SAMPING OBAT
BULAN : FEBRUARI 2018
IDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL wae aS Ge Gear MANIFESTASI casa KETERANGAN
1. | 09-02-2028 | Tahta 2018-27-88-16 | Streptomycin | Lemas, pusing, Streptomycin di Pengobatan yang diberikan
Manusakerti ngantuk hentikan Rifampicin, Isonia
Ethambutol
20-02-2018 | Jaji 2017-27-72-19 | OATMDR STR Mualdanmuntah | Obat tetap Diberikan tambahan obat;
Isoniazid, diberikan, Ondansentron 2 x1
Pyrasinamid, dinentikan tanggal | Sucralfate 3 x 1C
ethambutol, 28 februari 2018, | AsparK 1x1
Ethionamid, dandilanjutkan —_| Glimepiride 2m 1x1
Moxifloxacin, kembali tangal 08
Clafazimid, maret 2018
Kanamicyn,
3. | 22-02-2018 | Tino Triyono 2017-27-49-60 | Cycloserin Susah tidur OAT dilanjutkan | Pengobatan ditambah BC
dan AlprazolamIDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL NAMA, NOM out MANIFESTASI taNuT KETERANGAN
a i Clofazimine_
5. [12-03-2018 | Hasibuan Husna | 2017-27-38-92 | Isoniazid, Kesemutan, sesak | Terapi tetap Diberi tambahan obat:
Pyrazinamid, nafas dilanjutkan Mecobalamin
Ethambutol, Recolfar
Kanamicyn, Teosal
Ethionamid,
Moxifloxacin,
Clofazimine
6. | 12-03-2018 | Danar Galih 2018-27-96-82 | Isoniazid, Mual, muntah, nyeri_| OAT dilanjutkan Diberikan tambahan obat:
Ethionamid, uluh hati sehabis Ondansentron 2 x1
Pyrazinami minum obat Omeprazole 2x1
Cycloserin ___| sucratfate 3 x1¢
7. | 20-03-2018 2017-27-40-23 | OAT MDR Lambung peri, OAT dilanjutkan Diberikan tambahan obat:
Pyrazinamid, batuk-batuk, sesak Ondansentron 2 x1
Ethambutol, nafas Antasida Doen 3x 1
Levofloxacin, Omeprazole 1x1
kanamycin
| 24-03-2018 | Tino Triyono 2017-27-49-60 | Cycloserin Susah tidur ‘OAT dilanjutkan Pengobatan ditambahkan
Alprazolam 0,Smg 1x1
Cetirizin 1x1
Ondansetron 2x1LAPORAN MONITORING EFEK SAMPING OBAT
BULAN : MARET 2018
IDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL nAMA mr] cae MANIFESTAS! car KETERANGAN
1. | 03-03-2018 | Adang 2015-24-81-35 | Kanamycin. Pusing, muntah- | OATMDR di Diberikan tambahan obat
Clofazimine, muntah lanjutkan, kanamicin | dan diberikan tambahan
dihentikan selama 7 | Allopurinol 1 x 100mg
hari
2. | 04-03-2018 | Sun Hoa 2018-27-94-36 | OATMDR Oat Dillanjutkan Diberikan tambahan:
Pyrazinamid, Domperidon 3x1¢
Ethambutol, Paracetamol 3 x 500mg
Levofloxacin, Azytromisin 1 x 500mg,
Etionamid,
Cycloserin,
Kanamycin
3. | 08-03-2028 | Nia Kurniasih 2017-27-40-23 | OATMDR Vertigo ‘OAT dilanjutkan Diberikan tambahan obat:
Pyrazinamid, Betahistin 3 x11
Ethambutol, Teosal 3x1
Levofloxacin,
Etionamid,
Cycloserin,
Kanamycin
4, | 12-03-2018 [Indra Gunawan | 2017-27-68-69 | Isoniazid, ‘Mual, badan pegal- | Terapi tetap di ‘OAT MOR STR serta
Pyrazynamid, —_| pegal lanjutkan tambahan obat:
Ethambutol, Allopurinol,
kanamycin domperidon
Ethionamid
Moxifloxacin cH 7LAPORAN MONITORING EFEK SAMPING OBAT
BULAN : MEI 2018
IDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL nanan ROTOR a MANIFESTASI iaMnir KETERANGAN
1. [21-05-2018 | Tri Anggara ‘OAT MDR Gatal-gatal kulit ‘OAT MOR di
Pyrazinamid, melepuh hentikan dari sejak
Ethambutol, masuk rawat inap
Levofloxacin, tanggal 21 mei 2018
Etionamid,
Cycloserin,
kanamycin Hee
2. | 21-05-2018 [Amin ‘OAT MOR Gatal-gatal Mulai awal Sebelumnya regimen
Pyrazinamid, penggobatan diganti | bedajvilline
Ethambutol, menjadi Pyrazinamid
Levofloxacin, 1000mg, Ethambutol
Etionamid, 300mg,
Cycloserin, Levofloxacin 750mg,
kanamycin Ethionamid 500m@,
Cycloserin 500mg
3. | 23-05-2018 | Paryadi Tarceva Pusing, tidak nafsu | Pengobatan
makan, susah tidur | dilanjutkan karena
efek pengobatan
debih yaman ke:
dada di bandingkan
dengan iressa
4, [30-05-2018 | ron 2017-27-37-22 | iressa Sesak, tidak nafsu | Pengobatan di
makan, banyak bisul | lanjutkan karena
hasil Rontgent
menunjukkan
perbaikanIDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL oe eT cane MANIFESTASI Or KETERANGAN
8. | 17-04-2108 | Ratna Megawang | 2018-28-06-32 | Refampicin Reaksi alergi sampai_| OAT tanpa
dirawat dua kali Rifampicin yaitu HZE
9. | 23-04-2018 | Ade Yuli 2017-27-80-85 | OAT MOR Pengelihatan kabur, | Pengobatan UR/CR 38/2,8
Pyrazinamid, nyerimual, nyeri_ ‘| dilanjutkan GDS 237
Ethambutol, kaki, nyeritangan, | pengobatan
Cycloserin halusinasi ditambah Recoltar,
ketocid, Metformin
10. | 24-04-2018 | Kadir 2018-28-06-32 | Etahmbutol Gatal-gatal kalau di | OAT tanpa
garuk dan perih Etahmbutol yaitu
RHZ
11, | 25-04-2018 | Yayat Elmiyati | 2018-14-77-10 | Cycloserin Teriak-teriak dan | OAT MOR dihentikan
mengamuk
dan dirujuk ke RS
Marzuki MahdiLAPORAN MONITORING EFEK SAMPING OBAT
BULAN : APRIL 2018
Cycloserin
halusinasi
IDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL MAMA NO.cM OOaT MANIFESTASI At KETERANGAN
1. | 05-08-2018 | Hhoerudin 2018-27-82-95 | isoniazid Gatal-gatal Isoniazid dihentikan | Penggobatan dilanjutkan
Rifampicin, Pyrazinamid,
Ethambutol serta diberi
tambahan obat Cetirizine
2, | 10-04-2018 | Ai 2018-28-06-05 | Rifampicin, Mualdanmuntah | Penurunan dosis | Diberikan tambahan teray
Isoniazid, rifapicin, isoniazid | Sucralfate dan curcuma
Ethambutol dan ethambutol
3. 10-08-2028 | Isra Nugraha 2018-28-16-22 | Streptomycin Merah dan bengkak | Streptomycin Pengobatan OAT di
injeksi dihentikan lanjutkan
@, | 10-08-2018 | Deri Ardiyansyah | 2015-24-36-19 | kanamycin Lemes, penurunan | OAT MDR dihentikan | Kontrol seminggu
elektrolit kemudian
Diberikan tambahan obat
Aspar K 3x1
5. | 13-08-2018 | Nursih 2107-27-53-86 | Tenovuvir, Gatal-gatal dan Teno 3in i ‘Sebelumnya menggunakan
Lamifudin, merah dihentikan Duviral dan Efafirens
Efavirenz penggunaannya
Dirujuk ke Ciawi
16-04-2018 | Septiyani 2018-27-99-20 | Rifampicin, Dicoba satu-satu | Pengobatan ditambah
Isoniazid, setiap hari curcuma dan Hepa-Q
Pyrazinamid,
Ethambutol
7. | 16-04-2018 | Ade Yuli 2017-27-80-85 | OATMDR Pengelihatan Kabur, | OAT MDR dihentikan | UR/CR45/3,9
Pyrazinamid, nyerimual, nyeri | tgl 16 april2018, | As Urat 9
Ethambutol, kaki, nyeri tangan,LAPORAN MONITORING EFEK SAMPING OBAT
BULAN : JUNI 2018
tidak nafsu makan
IDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL aa nioseM Gear MANIFESTASI iar KETERANGAN
06-06-2018 | Malinda 2015-23-62-59 | Rifampicin, Gatal-gatal, kulit | Penggunaan Di
Pyrazinamid merah Rifampicin dan
Pyrazinamid di
hentikan, tetapi
dilanjutkan Isoni
Ethambutol dan
ditambah
Streptomicyn
2, [06-06-2018 | Malinda 2015-23-62-59 | Rifampicin, Gatal- gatal, kulit
Pyrazinamid merah, sakit perut,LAPORAN MONITORING EFEK SAMPING OBAT
BULAN : JUL 2018
Ethambutol
IDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL oe NO-eM oear MANIFESTASI TaNIUT KETERANGAN
1. | 10-07-2018 | Anindia Maharani Moxifloxacin Prolonged QT, nyeri_ | Penggunaan Di cek di waktu kontrol
dada Moxifioxacin di tanggal 13 agustus 2018
hentikan tanggal 10
juli 2018 dan
ditanjutkan tanggal 6
agustus 2018
2._| 16-07-2018 | Anit 2018-27-95-07 | Giotrif Diare Giotrifiganti Iressa
3. | 16-07-2018 | Yuyum 2017-27-28-77 | Iressa Gatal-gatal di Sudah 1 tahun
seluruh tubuh, diare, | pengobatan iressa
keluar darah di kuku
tangan dan kaki
‘4, | 18-07-2018 | Kurnia Ningsih | 2018-28-48-17 | Rifampicin, Gatal-gatal Dicoba satu per satu
Isoniazid, OATnya
Pyrazinamid,LAPORAN MONITORING EFEK SAMPING OBAT
BULAN : AGUSTUS 2018
Pyrazinamid,
Ethambutol
IDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL NAMA ae ‘Gear MANIFESTASI iaamnre KETERANGAN
1. [08-08-2028 | Erni 2018-27-95-98 | Rifampicin Gatal-gatal, bercak | Penggunaan Pengobatan Isoniazid,
merah, mual rifampicin dihentikan | Pyrazinamid dan
Ethambutol tetap
ditanjutkan
10-08-2018 | Abdul Mustopa | 2018-28-44-47 | Rifampicin, Gatak-gatal, kulit Dicoba satu per satu
Isoniazid, memerah ‘oatnyaLAPORAN MONITORING EFEK SAMPING OBAT
BULAN : SEPTEMBER 2018
Moxifloxacin,
IDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL naa NO. a MANIFESTASI Maia KETERANGAN
i. )17-09-2018 | Taryana 2018-28-29-91 | OAT MDR Gatal-gatal di Pengobatan di
Pyrazinamid, seluruh tubuh, kuku | lanjutkan
Ethambutol, tangan dan kaki
Levofloxacin, merah dan luka
Etionamid,
Cycloserin,
Kanamycin
2, [17-09-2018 | M. Rifaldi 2018-28-65-84 | Pyrazinamid Gatal-gatal disertai_| Pengobatan Rifampicin, Isoniazid,
bistul Pyrazinamid di Ethambutol dilanjutkan
hentikan
3. 17-09-2018 | Siti Aliatussaliah | 2018-28-73-47 | Rifampicin, Bentol-bentol Rifampicin, Isoniazid, Etahmbutol
Pyrazynamid, _| seluruh badandan | Pyrazynamid, dilanjutkan dan
Streptomicin wajah ‘Streptomicin injeksi | ditambahkan Levofloxacin
Injeksi dihentikan
4, [29-09-2018 | Jaenul Palah 2013-20-68-80 | Pyrazinamid, Diare terus-terusan, | OAT MOR dihentikan | Rencana Ganti Regimen
Ethambutol, Hipokalemia, karena pasien di
Ethionamid, rawat di Kacapiring |
cycloserin, tanggal 20
Kanamycin, September 2018LAPORAN MONITORING EFEK SAMPING OBAT
BULAN : OKTOBER 2018
IDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL cert RoccM Gant MANIFESTASI Tata KETERANGAN
1. [24-10-2018 | Hilman Bedagvilline Tidak ada EKG bagus, Pasien | Menungu intruksi dakter
meminum obat
Bedagvilline s
hari yang seharusnya
seminggu 3 kali,
dihentikan
sementara
2. | 30-10-2018 | Rohman 2017-27-15-05 | Iressa Bintik merah seluruh | Rencana diganti
tubuh tetapi tidak | Giotrif
gatal dari awal
pengobatan bulan
februari 2018LAPORAN MONITORING EFEK SAMPING OBAT
BULAN : NOVEMBER 2018
300mg, diturnkan
‘menjadi Rifampicin
150mg dan Isoniazid
100mg
IDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL oe NO-cM ‘cunt MANIFESTASI amie KETERANGAN
1. [06-11-2018 | Abdul Majid 2018-82-79-46 | OATMDR Hipoglikemia, Dirawat diruangan | OAT MOR dihentikan
Pyrazinamid, inbalance Electrolit | Kacapiring!
Ethambutol,
Levofloxacin,
Etionamid,
Cycloserin,
kanamycin
2. [07-11-2018 | Anwar 2018-28-55-82 | Giotrif Wajah memerah dan | Pengobatan Giotrif
gatal dihentikan
3, | 28-12-2018 | Duloh 2018-28-69-43 | Rifampicin, Gatal-gatal, fungsi__| Dosis Rifampicin Kontrol seminggu lagi
Pyrazinamid hati menurun 450mg dan Isoniazid
300me, diturnkan
menjadi Rifampicin
150mg dan Isoniazid
100me
4, | 30-11-2018 | Cindy Oktavia | 2018-28-99-54 | Rifampicin, Fungsi hati menurun, | Dosis Rifampicin Kontrol seminggu lagi dan
Pyrazinamid mual 450mg dan Isoniazid | pengobatan ditambah
curcuma dan sucralfateLAPORAN MONITORING EFEK SAMPING OBAT
BULAN : DESEMBER 2018 i iss Hee ae
IDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL [Nama | _NO.eM Gent MANIFESTAS! adi __RETERANGAN
1. | 05-12-2018 | Dadan 2018290425 | Rifampisin, ‘Mual , OT/PT Pengurangan dosis | Kontrol 1 minggu
Isoniazid ‘menurun, nafsu menjadi R 150 dan H
4 makan berkurang | 100 [eee iz
2, [06.42.2018 | Arit 2018279507 | Iressa Diare dan mual Minum Iressa
setelah minum. digeser ke siang ,
malam ditambahn New
Diatas dan Sucalfat. e =
3. [07.12.2018 | Andre Dio F 2018290528 | RHZE Mual (OAT lanjut ditambah
| obat
mualdomperidonesa
ntasid, Zdan R
distop
H, E dilanjutkan
dengan penambahan
Seay Levofloxacin. Het
4. | 10.12.2018 | Ils Fatimah Streptomycin Pusing, demam, ‘Streptomycin distop
7 Injeksi mual (baru 24 kali) 4
3 | 17.42.2038 | yayun 2018290851 | Iressa Basah di kepala i konsulkan ked r
keluar darah di ujung | spesialis Kulit
tangan dan kaki
6 | 17.12.2018 | Nunung 2018290851 | RH Sesak, tidak bias RH 450/300 diganti | Kontrol 1 minggu
bangun, gangguan | menajdi R 225/H 200
i peered perut
58
Ka, Instalasi Farmasi
Dra. Wellya Hartati, Apt, MARS.
NIP. 196712161993032001LAPORAN MONITORING EFEK SAMPING OBAT
BULAN : DESEMBER 2018 Perret
IDENTITAS PASIEN DUGAAN TINDAK
No | TANGGAL | —Vanaa coxeT oga MANIFESTAS! Hired ETERANGAN
1. | 05-12-2018 | Dadan 2018290425 | Rifampisin, ‘Mual, OT/PT Pengurangan dosis | Kontrol 1 minggu
Isoniazid menurun, nafsu menjadi R 150 dan H
i i makanberkurang | 100 za
2. [06.12.2018 | Arit 2018279507 | Iressa Diare dan mual Minum Iressa
setelah minum digeser ke siang ,
‘malam ditambahn New
a | 7 __| Diatas dan Sucafat. HHH
3, [07.12.2018 | Andre Dio F 2018290528 | RHZE Mual OAT lanjut ditambah
| obat
| mualdomperidone+a
| ntasid, Z dan R
distop
H, € dilanjutkan
dengan penambahan
7 Levofloxacin.
4. | 10.12.2018 | tls Fatimah Streptomycin Pusing, demam, Streptomycin distop
ot Injeksi—_ mual (baru 24 kali)
5 | 17.12.2018 | yuyun 2018290851 | Iressa Basah di kepala Di konsulkan ked r
keluar darah di ujung | spesialis Kulit
+e = __| tangan dan kaki ie See
6 | 17.12.2018 | Nunung 2018290851 | RH Sesak, tidak bias | RH 450/300 diganti | Kontrol 1 minggu
bbangun, gangguan | menajdi R 225/H 200
oH ec oe perut
58
Ka. Instalasi Farmasi
Dra. Wellya Hartati, Apt, MARS,
NIP. 196712161993032001