Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Fitri Murfianti : Perencanaan Strategis Pengembangan TV Kampus ISI Surakarta sebagai Televisi Seni dan Budaya

PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN TV KAMPUS


ISI SURAKARTA SEBAGAI TELEVISI SENI DAN BUDAYA

Fitri Murfianti

Program Studi Desain Komunikasi Visual


Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta

Abstract

This study is an evaluation form of ISI TV. During this time, ISI TV can not be aired optimally but its
existence is important and necessary either by the campus community and the residents of ISI Surakarta
itself. It requires an evaluation to identify the internal and external factors of ISI TV constraints to air
periodically and strategic planning that can be taken to make the ISI TV as an art and culture televi-
sion that is instructive as well as to be a creative and productive laboratory for lecturers and students.
The method used to evaluate this situation is to make the IFE Matrix, EFE Matrix, SWOT Matrix and
Matrix QSPM.
The results of the study indicate that the campus television ISI TV is internally weak and unresponsive
both to the opportunities as well as threats that exist in the industry. Therefore, the strategic actions
that could involve two important aspects include improving management and Rejuvenation Hard-
ware. Reengineering Management is done by optimizing the existing human resources in accordance
with the job description, increasing the number of human resources management in ISI TV, recruiting
more students to join with ISI TV, doing approach to all units in ISI TV, forming curator, working with
TV with other cable or local television, building a partnership with the third agent to support the
funding of program activities. Strategic action in rejuvenation equipment is, for example, asking them
to help funding in the equipment purchasing to the foreign foundation; and establishing cooperation
with foreign universities also makes the television stations are more advanced technologically.

Keywords: Campus TV, Strategic Planning, SWOT

Pendahuluan TV Kampus diharapkan dapat mendidik


Penelitian ini berawal dari keprihatinan mahasiswa menjadi tenaga broadcasting televisi
peneliti terhadap keberlangsungan TV kampus ISI yang handal. Televisi kampus dapat menjadi tempat
Surakarta sebagai laboratorium bagi mahasiswa ISI mengenal bagaimana standar produksi dan latihan
Surakarta. Sejak berdirinya, ISI TV hanya mengudara untuk mengudara dengan level sederhana. Sebagai
selama beberapa bulan saja. Kendala yang dihadapi sebuah laboratorium, televisi kampus dapat dijadikan
seperti gangguan pada peralatan siar, ketersediaan laboratorium kreatif dan produksi. Televisi kampus
program dan SDM membuat ISI TV semakin dapat menjadi “alat” perguruan tinggi untuk
terpuruk, padahal keberadaan ISI TV sebagai TV menyampaikan visi dan misinya. Selain itu juga
kampus memiliki posisi penting. Banyaknya ragam menjadi “jembatan” bagi masyarakat untuk
program acara televisi di televisi komersial menuntut mengetahui kehidupan kampus, dengan begitu
masyarakat untuk lebih selektif terhadap program masyarakat akan menyadari bahwasannya kampus
informasi dan program hiburan yang ditayangkan. Hal itu bukan milik kalangan tertentu, akan tetapi milik
ini menuntut TV Kampus untuk lebih berperan dalam bersama. Sudah saatnya mewujudkan televisi kampus
memberikan alternatif tayangan televisi yang bersifat di lingkungan sekitar, di tengah gencarnya acara
edukatif bagi masyarakat. televisi-televisi saat ini yang minim program yang

Volume 6 No. 2 Desember 2014 89


Jurnal Penelitian Seni Budaya

bersifat edukatif. Perlu dikerahkan semua elemen Strategy Planning Matrix / QSPM). QSPM
yang ada untuk mewujudkannya. menggunakan informasi input dari Tahap 1 untuk
Tidak kalah penting berkaitan dengan secara objektif mengevaluasi strategi-strategi
kemajuan sebuah TV kampus, keberlangsungannya alternatif yang diidentifikasi dalam Tahap 2. QSPM
dapat dijadikan sebagai pencitraan sebuah kampus, menunjukkan daya tarik relatif berbagai strategi
terlebih lagi bagi ISI Surakarta sebagai sebuah alternatif dan dengan demikian, memberikan landasan
institusi seni yang memiliki program studi Televisi dan objektif bagi pemilihan strategi alternatif.
Film. Kajian ini diharapkan dapat memberikan Pengertian perencanaan strategi menurut
kontribusi bagi pengembangan TV Kampus ISI Allison dan Kaye (2007) adalah proses sistemik yang
Surakarta yang memiliki sumberdaya insani kreatif disepakati organisasi dan membangun keterlibatan di
dan juga sebagai institusi yang menjaga kekayaan antara stakeholder utama tentang prioritas yang
warisan budaya . hakiki bagi misinya dan tanggap terhadap lingkungan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk oper asi. Perencanaan strategis juga disebut
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal Perencanaan Jangka Panjang (long range planning)
yang menjadi kendala bagi ISI TV untuk mengudara karena merupakan proses pengambilan keputusan
secara periodik dan menyusun perencanaan strategis yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi,
yang dapat dilakukan untuk menjadikan ISI TV kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang
sebagai televisi seni dan budaya yang bersifat harus dijalankan untuk mencapai tujuan organisasi.
edukatif serta menjadi laboratorium kreatif dan Untuk melaksanakan strategi tersebut harus disusun
produktif bagi dosen dan mahasiswa. Penelitian ini program kerja yang terperinci. Perencanaan Strategi
berbentuk evaluasi terhadap ISI TV, untuk adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang
mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ingin dicapai selama kurun waktu 1-4 tahun dengan
ancaman yang dimiliki oleh ISI TV untuk menyusun memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang
perencanaan strategis pengembangan TV kampus. ada atau mungkin timbul.
Teknik pengumpulan data yang digunakan Rencana Strategi mengandung visi, misi,
dalam penelitian ini, pertama adalah depth interviuw tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran
terhadap beberapa informan yang memiliki kualifikasi yang meliputi kebiajakan, progam, dan kegiatan yang
untuk memberikan informasi. Hal ini dilakukan untuk realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa
dapat memahami permasalahan yang ada di ISI TV, depan, serta memberikan arahan terhadap
sehingga dapat dipetakan dan mencari solusi untuk pelaksanaan seluruh program operasional yang
permasalahan yang terjadi. Kedua yaitu kuesioner, disusun tahun demi tahun.
untuk menentukan bobot dalam menyusun matriks Teknik-teknik perumusan strategi yang
IFE dan EFE, dan yang terakhir yaitu Studi Pustaka penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka
dengan menggunakan koran, buku, jurnal ilmiah, dan pengambilan keputusan tiga tahap. Alat yang
internet. ditampilkan dalam kerangka ini bisa diterapkan untuk
Adapun metode yang digunakan untuk semua ukuran dan jenis organisasi serta dapat
mengevaluasi situasi ini terdiri atas tiga tahapan yaitu membantu para penyusun strategi mengidentifikasi,
Tahap 1 dari kerangka perumusan terdiri atas Matriks mengevaluasi dan memilih strategi.
Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation TAHAP 1: TAHAP INPUT
/ EFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal
Matriks Evaluasi Matriks Evaluasi
Factor Evaluation / IFE). Pada Tahap Input (Input Faktor Eksternal
Matriks Profil Kompetitif
Faktor Internal
(CPM)
Stage) ini berisi informasi input dasar yang dibutuhkan (EFE) (IFE)
TAHAP 2: TAHAP PENCOCOKAN
untuk merumuskan strategi. Kemudian pada tahap 2
yaitu Tahap Pencocokan (Matching Stage), berfokus Matriks Matriks
Matriks
pada penciptaan strategi alternatif yang masuk akal Kekuatan- Posisi
Boston
Matriks
Kelemahan- Strategis dan Internal- Matriks
dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal dan Consulting
Peluang- Evaluasi Eksternal Strategi Besar
Group
internal utama. Pada Tahap 2 disusun Matriks Ancaman Tindakan (IE)
(BCG)
(SWOT) (SPACE)
K ek u a t a n - K e l ema h a n - P el u a n g - A n c a ma n TAHAP 3: TAHAP KEPUTUSAN
(Strengths-Weakness-Opportunities-Threats/
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif
SWOT). Sedangkan tahap yang terakhir yaitu Tahap (QSPM)
Keputusan (Decision Stage) menyusun Matriks
Perencanaan Strategis Kuantitatif ( Quantitative Tabel 1. Kerangka Analitis Perumusan Strategi1

90 Volume 6 No. 2 Desember 2014


Fitri Murfianti : Perencanaan Strategis Pengembangan TV Kampus ISI Surakarta sebagai Televisi Seni dan Budaya

Terdapat lima model berbeda yang dapat pembuatan kebijakan perencanaan anggaran, dan
digunakan untuk penerapan manjemen strategis pada pengembangan sistem manajemen.
sektor pemerintah. Kelima model tersebut adalah Wilayah kedua, analisis politik. Jenis penilaian
model kebijakan harvard, sistem perencanaan strategis ini membantu pelaku pemerintahan untuk
strategis, manajemen stakeholder model manajemen menetapkan tidak hanya sifat tren politik tetapi juga
portofolio, dan manajemen isu strategis.2 untuk menilai kekuatan dan relevansi dari
Metode Kebijakan Harvard merupakan kecenderungan ini. Sebagai pelaksanaan perumusan
metode yang paling banyak digunakan untuk dan implementasi kebijakan, analisis SWOT ini akan
penerapan manajemen strategis kebijakan menginformasikan waktu, bentuk, dan isi dari pilihan
pemerintah. Pendekatan ini menekankan pada kebijakan pemerintah. Wilayah ketiga, perumusan
pengembangan kesesuaian antara organisasi dengan dan implementasi kebijakan. Dengan menggunakan
lingkungannya.3 metode ini, pelaku strategis pemerintahan dapat lebih
Pencapaian kesesuaian ini dinilai melalui mudah merumuskan dan mengimplementasikan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, dikenal kebijakan.
dengan analisis SWOT (strengths, weakness, Analisis SWOT merupakan bagian dari
opportunities, and threats). Penilaian ini proses perencanaan. Hal utama yang ditekankan
mengarahkan organisasi untuk mengembangkan adalah bahwa dalam proses perencanaan tersebut,
strategi dalam membangun kekuatan, mengatasi suatu institusi membutuhkan penilaian mengenai
kelemahan, menangkal ancaman, dan memanfaatkan kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang
peluang. mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi.
Daniel Start dan Ingie Hovland mengatakan Dengan analisis SWOT akan didapat karakteristik
bahwa” SWOT analysis is classic Strategic dari kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor
planning tool. Using framework of internal netral, kelemahan utama, dan kelemahan tambahan
strengths and weaknesses and external berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal
opportunities and threats. It provides a simple way yang dilakukan. Dari analisis tersebut potensi dari
to assess how a strategy can best be implemented. suatu institusi untuk bisa maju dan berkembang
The tool helps planners be realistic about what dipengaruhi oleh bagaimana institusi memanfaatkan
they can achieve, and where they should focus.”4 pengaruh dari luar sebagai kekuatan tambahan serta
Di dalam metode ini analisis SWOT pengaruh lokal dari dalam yang bisa lebih
digunakan untuk menguji sifat permintaan dan tekanan dimaksimalkan.
pihak eksternal, mengidentifikasi peluang dan kendala Analisis SWOT dibagi ke dalam empat
sumber daya, menetapkan peluang program, kuadran, seperti terlihat pada gambar 1.2. Masing-
menemukan ancaman politik, menetapkan tujuan dan masing kuadran memiliki ciri khusus dan memberikan
prioritas organisasi, dan menilai kapasitas internal. arahan terhadap strategi yang akan dilakukan.
Berdasarkan pertimbangan ini, strategi yang berupa
BERBAGAI PELUANG
perencanaan dan tindakan dapat dikembangkan untuk
mencapai aliansi kerjasama organisasi dengan Mendukung Mendukung
strategi turn strategi agresif
lingkungannya. around
KELEMAHAN KEKUATAN
Metode ini paling sesuai diterapkan pada INTERNAL INTERNAL
lingkungan dimana organisasi mempunyai kapasitas Mendukung Mendukung
strategi defensif strategi
yang cukup untuk melakukan pemilihan strategis, diversifikasi
tindakan, dan preferensi yang jelas tentang sasaran
yang akan dicapai5.Metode ini juga dapat dipakai oleh BERBAGAI ANCAMAN

pelaku strategis pemerintahan di tiga wilayah, yaitu


wilayah pertama, pengamatan lingkungan eksternal, Gambar 1. Analisis SWOT7
pengamatan lingkungan masyarakat scanning,
identifikasi isu kunci dan tren, analisis dan interpretasi Adapun strategi yang bisa diterapkan untuk
pentingnya strategis, menciptakan produk bermanfaat situasi yang terjadi pada setiap kuadran dalam matriks
untuk perencanaan dan pengambilan keputusan6 . SWOT adalah sebagai berikut:
Bagi pelaku strategis pemerintahan, pengamatan a. Kuadran 1
kecenderungan lingkungan ini bermanfaat dalam Merupakan situasi yang sangat menguntungkan,
organisasi tersebut memiliki peluang dan

Volume 6 No. 2 Desember 2014 91


Jurnal Penelitian Seni Budaya

kekuatan internal, sehingga dengan kekuatan pandangan informan yang dipilih tersebut sangat
yang dimilikinya dapat memanfaatkan peluang penting untuk diperhatiakan. Wawancara terhadap
yang ada menjadi keuntungan bagi organisasi. para stakeholder dan pembuat keputusan di
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini lingkungan ISI Surakarta mempunyai tujuan untuk
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang memperoleh persepsi informan yang dipilih tersebut
agresif (growth oriented strategy). terhadap penilaian indikator-indikator utama, yang
b. Kuadran 2 terbagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan
Organisasi menghadapi berbagai ancaman, faktor eksternal ISI TV Surakarta.
namun memiliki kekuatan internal. Meskipun Hasil penilaian para informan yang dipilih
menghadapi berbagai ancaman, organisasi ini terhadap faktor internal dan faktor eksternal tersebut
memiliki kekuatan internal. Strategi yang harus akan menghasilkan kelompok faktor-faktor :
diterapkan adalah dengan menggunakan Strenght, weakness, Opportunity, threath. Setelah
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka itu dilakukan analisis matriks SWOT, dengan
panjang dengan cara diversifikasi (produk/ pasar) melakukan penggabungan dari kelompok faktor
c. Kuadran 3 internal (strength-weakness) dengan kelompok
Organisasi menghadapi peluang pasar yang faktor eksternal (Opportunity-Threat), sehingga
sangat besar, tetapi di lain pihak dia menghadapi menghasilkan strategi matrik SWOT yang berupa:
beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus a. Strategi SO ( Strength-Opportunity)
strategi organisasi seperti ini adalah b. Strategi ST (Strength-Threath)
meminimalkan masalah-masalah internal c. Strategi WO (weakness-Opportunity) dan
perusahaan sehingga dapat merebut peluang d. Strategi WT (weakness-Threat)
pasar yang lebih baik. Bentuk matriknya selanjutnya dapat
d. Kuadran 4 digambarkan sebagai berikut:
Situasi ini merupakan situasi yang tidak
FAKTOR EKSTERNAL
menguntungkan, di mana organisasi tersebut
mengalami berbagai ancaman dan kelemahan OPPORTUNITY (O) THREAT (T)

internal. Strategi yang bisa diterapkan saat FAKTOR STRENGTH (S) STRATEGI SO STRATEGI ST
menghadapi situasi ini adalah dengan bertahan INTERNAL (Strength- (Strength-Thread)
sambil meminimalkan kelemahan internal dan
Opportunity)
menghindari ancaman sambil mencari peluang
WEAKNESS (W) STRATEGI WO STRATEGI WT
yang ada.
(Weakness- (Weakness-Threat)

Proses pengambilan keputusan strategis Opportunity)


selalu berkaitan dengan visi, misi, tujuan, kondisi
sekarang, kondisi masa depan, strategi dan kebijakan. Tabel 2. Matriks faktor Internal dan Eksternal
Dengan demikian analisis strategi kebijakan dapat
dilakukan melalui faktor-faktor strategi analisis Hasil Kombinasi Strategi : SO,WO, ST dan
SWOT. WT seperti diuraikan diatas menunjukkan kepada
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor- empat set kemungkinan alternatif strategi yang dapat
faktor strategis organisasi adalah Matriks SWOT. ditempuh dalam melihat persepsi informan, terhadap
Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas berbagai kemungkinan dalam pengambilan kebijakan
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang yang akan dilakukan.
dihadapi organisai dapat disesuaikan dengan kekuatan Hasil kombinasi antara strategi internal dan
dan kelemahan yang dimiliki organisasi tersebut. strategi eksternal dapat menunjukkan strategi domain
Untuk menentukan perumusan faktor internal terbaik untuk solusi yang dipilih sebagai strategi
dan faktor eksternal utama yang dihadapi digunakan andalan. Pada gambar berikut ditunjukkan bahwa
survey literatur kepustakaan, penelitian terdahulu dan dalam matriks SWOT terjadi interaksi IFAS (internal
para responden yang dipilih yaitu para pembuat Strategic Factors Analysis Summary)-EFAS
kebijakan beserta segenap stakeholders yang (External Strategic Factors Analysis Summary)
langsung atau tidak langsung berperan dalam yang menghasilkan bentuk-bentuk strategi sebagai
pembuatan kebijakan tentang TV Kampus. Selaku berikut:
pihak yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan ini,

92 Volume 6 No. 2 Desember 2014


Fitri Murfianti : Perencanaan Strategis Pengembangan TV Kampus ISI Surakarta sebagai Televisi Seni dan Budaya

IFAS STRENGTH (S) WEAKNESS (W) dapat dilihat bahwa total nilai matrik IFE adalah 2,2.
Tentukan 5-10 faktor- Tentukan 5-10 faktor-faktor Nilai ini berada dibawah 2,5. Hal ini mengindikasikan
EFAS faktor kekuatan internal kelemahan internal
bahwa televisi kampus ISI TV masih lemah secara
OPPORTUNITIES STRATEGI SO STRATEGI WO
internal.
Tentukan 5-10 Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Faktor peluang menggunakan kekuatan meminimalkan kelamahan untuk
Faktor-Faktor Eksternal Utama Bobot Pering Skor
eksternal untuk memanfaatkan memanfaatkan peluang kat Bobot
Peluang
peluang Satu-satunya TV Komunitas berbasis seni dan 0,20 2 0,40
1
budaya di wilayah Surakarta
2 Permintaan Kerjasama dengan TV Kabel 0,15 1 0,15
Tentukan 5-10 STRATEGI ST STARTEGI WT 3 Permintaan Kerjasama dengan TV lokal lain di 0,15 1 0,15
faktor ancaman Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang Surakarta
4 Kerjasama dengan Foundation asing 0,10 3 0,30
eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan dan 5 Dukungan dari UU TV Komunitas 0,10 4 0,40
untuk mengatasi menghindari ancaman 6 Minat masyarakat terhadap tayangan seni dan 0,12 3 0,32
budaya
ancaman Ancaman
Tabel 1.4. Matrik SWOT 7 Banyaknya stasiun televisi swasta baik lokal 0,08 1 0,08
maupun nasional
Tabel 3. Matrik SWOT 8 Program acara televisi lain yang lebih menarik 0,05 1 0,05
dan bervariatif
9 Pergeseran selera pasar 0,05 2 0,10
Hasil dan Pembahasan Total 1,00 1,99
1. Tahap Input
Matriks IFE adalah alat analisa strategi yang
Tabel.5. Matrik EFE
dapat digunakan untuk menilai kekuatan internal
perusahaan, dalam hal ini ISI TV, sedangkan Matriks Dari table di atas telihat bahwa skor bobot
EFE adalah alat analisa strategi yang dapat digunakan total adalah 1,99. Hal ini mengindikasikan bahwa ISI
untuk menilai respon ISI TV terhadap peluang dan TV kurang merespon dengan baik peluang dan
ancaman. ancaman yang ada diindustrinya. Dengan kata lain,
Faktor-Faktor Internal Utama Bobot Pering Skor
strategi yang dilakukan selama ini belum mampu
kat Bobot menarik keuntungan dari peluang yang ada dan
Kekuatan
1 Ketersediaan Sumber Daya Insani Kreatif di 0,10 3 0,30 meminimalkan pengaruh negatif dari ancaman
lingkungan ISI Surakarta eksternal. Meski demikian ada ruang yang cukup luas
2 Sebagai Institusi yang mewadahi Seni dan 0,10 4 0,40
Budaya untuk peningkatan, sebab skor bobot total tertinggi
3 Memiliki Prodi Televisi dan Film yang sudah 0,10 3 0,30
berdiri lebih dari 5 tahun
yang mungkin adalah 4,0.
4 Dukungan Pendanaan dari Kampus 0,10 4 0,40
5 Fokus pada penyiaran publik ( tidak komersil, 0,04 3 0,12
independen) 2. Tahap Pencocokan
Kelemahan
Setelah proses input dengan menyusun
6 Jumlah SDM di dalam Manajemen yang belum 0,10 1 0,10 matrik IFE dan Matrik EFE, tahap selanjutnya adalah
memadai
7 Semangat kerja Karyawan kurang terjaga 0,07 2 0,14 Tahap Pencocokan. Tahap ini untuk menghasilkan
8 Kurangnya dukungan dari para stake holder ISI 0,07 1 0,07 strategi-strategi yang masuk akal, bukan untuk
Surakarta
9 Ketersediaan program Acara 0,10 1 0,10 memilih atau menentukan strategi mana yang terbaik.
10 Peralatan yang kurang berfungsi maksimal 0,10 1 0,10
11 Kurangnya pendekatan terhadap unit lain di 0,04 1 0,04
Oleh karena itu tidak semua str ategi yang
lingkungan Kampus ISI Ska dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih
12 Kurangnya wawasan kesenian dari Manajemen 0,03 1 0,03
ISI TV untuk dikembangkan.
13 Hanya bisa diterima melalui Antena VHF 0,025 2 0,05
14 Gambar dari sistem pemancar VHF masih kurang 0,025 2 0,05 IFAS STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
bagus diterima masyarakat Ketersediaan Sumber Daya Jumlah SDM di dalam Manajemen
Insani Kreatif di lingkungan yang belum memadai
Total 1.00 2,2 EFAS ISI Surakarta Semangat kerja Karyawan kurang
Sebagai Inststitusi yang terjaga
mewadahi Seni dan Budaya Kurangnya dukungan dari para
Tabel 4. Matrik IFE Memiliki Prodi Televisi dan stake holder ISI Surakarta
Film yang sudah berdiri lebih Ketersediaan program Acara
dari 5 tahun Peralatan yang kurang berfungsi
Berapapun banyaknya faktor yang Dukungan Pendanaan dari maksimal
Kampus Kurangnya pendekatan terhadap
dimasukan kedalam faktor EFI atau EFE, jumlah nilai Fokus pada penyiaran publik unit lain di lingkungan Kampus ISI
yang dibobot berkisar antara 1,0 (rendah) sampai 4,0 ( tidak komersil, independen) Ska
Kurangnya wawasan kesenian dari
(tinggi), dengan rata-rata 2,5. Total nilai dibawah 2,5 Manajemen ISI TV
Hanya bisa diterima melalui
atau sama merupakan ciri organisasi lemah secara Antena VHF
Gambar dari sistem pemancar VHF
internal, sedangkan total nilai diatas 2,5 merupakan masih kurang bagus diterima
masyarakat
ciri organisasi kuat secara internal. Dari Tabel diatas

Volume 6 No. 2 Desember 2014 93


Jurnal Penelitian Seni Budaya

OPPORTUNITIES (O)
Satu-satunya TV
STRATEGI SO
Menambah SDM di dalam
STRATEGI WO
Melakukan pendekatan kepada unit
daftar prioritas, hanya ada satu analisis dalam literatur
Komunitas berbasis seni
dan budaya di wilayah
Manajemen ISI TV (S1,
O2,O3)
unit lain dilingkungan ISI Surakarta
( W3, O1)
yang dirancang untuk menentukan daya tarik relatif
Sukakarta Membuat lebih banyak Membentuk Tim Kurator (W7, dari berbagai tindakan alternatif. Teknik tersebut
Permintaan Kerjasama program acara berbasis seni O2,O3)
dengan TV Kabel dan budaya (S1, S4, O1, O6) Mengajukan pendanaan untuk adalah Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif/
Permintaan Kerjasama Lebih banyak melibatkan peremajaan peralatan kepada
dengan TV lokal lain di Dosen dan Mahasiswa Prodi foundation asing yang terkait. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning
Surakarta TV dalam mengisi acara di ( W5,W9, O4)
Kerjasama dengan ISI TV (S3, O2,O3) Merekrut lebih banyak mahasiswa Matrix). Teknik ini secara objektif menunjukkan
foundation asing
Dukungan dari UU TV
untuk bergabung di ISI TV dengan
penawaran kompensasi
strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan
Komunitas
Minat masyarakat terhadap
(W1,W2,O2, O3)
.
analisis input dari tahap 1 dan hasil pencocokan dari
tayangan seni dan budaya analisa Tahap 2 untuk secara objektif menentukan
THREAT (T) STRATEGI ST STARTEGI WT
Banyaknya stasiun televisi Tetap fokus pada acara seni Meningkatkan kualitas gambar strategi yang hendak dijalankan di antara strategi-
swasta baik lokal maupun dan budaya sebagai yang diterima oleh pemirsa di
nasional keunggulan bersaing ( S1, S2, rumah (W5, T1) strategi alternatif. QSPM adalah alat yang
Program acara televisi lain T2) Menyensor program acara seni dan
yang lebih menarik dan Membuat program acara yang budaya yang akan ditayangkan memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi
bervariatif
Pergeseran selera pasar
spesifik yang dijadikan acara
unggulan yang belum ada di
untuk menghasilkan acara yang
benar dan layak tayang. ( W7, T2)
berbagai strategi alternatif secar a objektif,
televisi lain ( S1,T1) berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting
eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya.
Tabel 6. Matriks SWOT
Alternatif Strategis
BERBAGAI PELUANG
Pembenahan Peremajaan
Manajemen Peralatan
Faktor-Faktor Utama Bobot AS TAS AS TAS
ISI TV
Mendukung Mendukung Peluang
strategi turn strategi agresif Satu-satunya TV Komunitas berbasis
around seni dan budaya di wilayah Surakarta 0,20 - - - -
Permintaan Kerjasama dengan TV Kabel 0,15 3 0,45 2 0,30
KELEMAHAN KEKUATAN
Permintaan Kerjasama dengan TV lokal
INTERNAL INTERNAL lain di Surakarta 0,15 3 0,45 2 0,30
Mendukung Mendukung Kerjasama dengan foundation asing 0,10 2 0.20 4 0,40
strategi defensif strategi Dukungan dari UU TV Komunitas 0,10 - - - -
diversifikasi
Minat masyarakat terhadap tayangan seni
dan budaya 0,12 - - - -
Ancaman
Banyaknya stasiun televisi swasta baik
lokal maupun nasional 0,08 - - - -
BERBAGAI ANCAMAN Program acara televisi lain yang lebih
menarik dan bervariatif 0,05 3 0,12 2 0,08
Pergeseran selera pasar 0,05 - - - -
Gambar 2. Analisis SWOT8
Kekuatan

Berdasarkan gambar tersebut diperlihatkan


Kelemahan
bahwa posisi ISI TV berada pada Kuadran III di Jumlah SDM di dalam Manajemen yang
belum memadai 0,10 4 0,40 2 0,20
mana organisasi menghadapi peluang pasar yang Semangat kerja Karyawan kurang terjaga 0,07 3 0,21 2 0,14
sangat besar, tetapi di lain pihak dia menghadapi Kurangnya dukungan dari para stake
holder ISI Surakarta 0,07 - - - -
beberapa kendala/ kelemahan internal. Fokus strategi Ketersediaan program Acara 0,10 4 0,40 2 0,20
Peralatan yang kurang berfungsi
organisasi seperti ini adalah meminimalkan masalah- maksimal 0,10 - - - -
masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut Kurangnya pendekatan terhadap unit lain
di lingkungan Kampus ISI Ska 0,04 3 0.12 1 0.04
peluang pasar yang lebih baik. ISI TV memiliki Kurangnya wawasan kesenian dari
Manajemen ISI TV 0,03 3 0,09 1 0,03
kelemahan yang cukup besar namun memiliki potensi Hanya bisa diterima melalui Antena
atau peluang yang sangat besar pula. Sehingga atas VHF 0,025 1 0,025 4 0,10
Gambar dari sistem pemancar VHF
dasar hal tersebut maka strategi yang perlu dilakukan masih kurang bagus diterima masyarakat 0,025 2 0,05 4 0,10
diprirotaskan pada strategi W-O (kelemahan–
peluang), maksudnya adalah strategi ini diterapkan Total 1,00 3,215 2,39

berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan


cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki. Tabel 7. Matriks QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix)
3. Tahap Keputusan
Analisis dan intuisi menjadi landasan bagi Keterangan:
pengambilan keputusan perumusan strategi. Di luar AS = Attractiveness Score ( Nilai Daya Tarik)
strategi-strategi pemeringkatan untuk mendapatkan TAS = Total Attractiveness Score ( Total Daya Tarik)

94 Volume 6 No. 2 Desember 2014


Fitri Murfianti : Perencanaan Strategis Pengembangan TV Kampus ISI Surakarta sebagai Televisi Seni dan Budaya

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dua · Siaran langsung diskusi terbuka mahasiswa
strategi alternatif yaitu pembenahan manajemen dan dengan topik tertentu. Topik dicari yang
peremajaan peralatan merupakan strategi yang menarik dan up to date.
dipertimbangkan oleh ISI TV untuk dapat dipilih. · Penyiaran produk-produk para mahasiswa
Jumlah keseluruhan daya tarik total sebesar 3,215 tingkat akhir yang kemudian dilanjutkan
dengan 2,39 mengindikasikan bahwa hal pertama dengan diskusi.
yang harus dilakukan oleh ISI TV adalah · Mengetengahkan pandangan seseorang
pembenahan Manajemen, baru kemudian peremajaan mengenai kasus ilmu tertentu
peralatan. · Berita kampus
· Anekdot kampus
Rencana Tindakan Strategis · Karya seni (musik, tari, lukis, patung,
Sesuai dengan hasil pemilihan rencana panggung, dan lain-lain). Acara disajikan
strategis yang telah disampaikan pada Quantitative dengan disertai komentar dan pandangan
Strategic Planning Matrix di atas maka rencana penciptanya.
tindakan strategis dalam pengembangan ISI TV yang 5) Produksi-produksi film/televisi yang didapatkan
menjadi prioritas adalah (1) Pembenahan Manajemen dari luar kampus, yang masih ada relevansinya
dan (2) Peremajaan Peralatan. Secara lebih rinci dengan kehidupan kampus.
Tindakan Strategis kedua aspek utama tersebut dalam 6) Membentuk kurator, atau sejenis badan sensor,
manajemen strategik akan dijelaskan sebagai berikut: untuk menilai kelayakan program acara yang
a. Pembenahan Manajemen akan disiarkan. Hal ini dilakukan agar acara yang
Membenahi manajemen di ISI TV yaitu disiarkan oleh ISI TV, merupakan program yang
meminimalisasi kelemahan untuk memanfaatkan memang sudah benar, terutama untuk seni
peluang yang ada, diantaranya adalah: pertunjukan seperti tari-tarian dan karawitan.
1) Mengoptimalkan SDM yang ada sesuai dengan 7) Menjalin kerjasama dengan TV kabel atau
job description-nya. dengan televisi lokal lain di Surakarta dalam
2) Menambah jumlah SDM di dalam manajemen bentuk pertukaran program, atau bentuk-bentuk
ISI TV untuk mengisi divisi-divisi utama yang kerjasama lainnya.
selama ini masih dirangkap oleh satu orang. SDM 8) Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk
yang terbatas ini menyebabkan staf yang ada mendukung pendanaan program kegiatan,
tidak bisa fokus dalam mendesain program acara misalnya dengan meliput biografi atau usaha
yang akan diproduksi. seseorang, dengan tujuan promosi terselubung.
3) Merekrut lebih banyak mahasiswa untuk bisa .
bergabung di ISI TV, dan dibuatkan jadwal b. Peremajaan Peralatan
kegiatan di ISI TV disesuaikan dengan jadwal Peralatan siar yang ada di ISI TV seringkali
kuliah mahasiswa yang bersangkutan. mengalami gangguan, dan ini seringkali menjadi
4) Melakukan pendekatan kepada semua unit di ISI penyebab ISI TV tidak bisa mengudara. Kualitas
TV, untuk menimbulkan rasa kepedulian dan cinta gambarnya pun menjadi kurang baik ketika dipaksakan
terhadap ISI TV, sehingga akan memberikan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas lagi. Oleh
dukungan terhadap keberlangsungan ISI TV. karena itu diperlukan langlah-langkah untuk mulai
Bentuk dukungan yang bisa dilakukan misalnya meremajakan peralatan tersebut, di antaranya yaitu:
menginformasikan setiap kegiatan yang akan 1) Mengajukan bantuan pendanaan untuk pembelian
dilaksanakan sehingga dapat diliput dan disiarkan peralatan kepada foundation asing seperti
oleh ISI TV, selain itu juga memberi kemudahan Toyota Foundation atau Japan Foundation.
kepada ISI TV dalam memproduksi program 2) Menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi
acara, karena pada dasarnya TV kampus dapat asing yang juga memiliki stasiun televisi yang
memanfaatkan kegiatan formal dan informal lebih maju secara teknologi.
yang berlangsung di kampus sebagai program
acara, contohnya: Simpulan
· Siaran langsung atau siaran tunda kuliah Dari paparan sebelumnya maka dapat
umum yang dapat disimak oleh seluruh disimpulkan bahwa televisi kampus ISI TV masih
mahasiswa segala jurusan. lemah secara internal dan ISI TV kurang merespons

Volume 6 No. 2 Desember 2014 95


Jurnal Penelitian Seni Budaya

dengan baik peluang dan ancaman yang ada Kepustakaan


diindustrinya. Oleh karena itu tindakan strategis yang
dapat dilakukan untuk pengembangan ISI TV Fred R. David. 2011. Manajemen Strategi. Jakarta:
sebagai televisi seni dan budaya yang bersifat Salemba Empat.
edukatif meliputi dua aspek penting, yaitu Jack Rabin, Gerald J. Miller, W. Bartley Hildreth,
Pembenahan manajemen dan peremajaan peralatan. 2000. Handbook of Strategic Manage-
Pembenahan manajemen yaitu membenahi ment , New York : Marcel Dekker, Inc.
manajemen di ISI TV untuk meminimalisasi Pflaum, A. Dan Delmont, T. 1987. External Scan-
kelemahan untuk memanfaatkan peluang, diantaranya ning: A tool for planners. Journal of
adalah mengoptimalkan SDM yang ada sesuai dengan the American planning association.
job description-nya, menambah jumlah SDM di Start, Daniel and Hovland, Ingie. 2004. Tools for
dalam manajemen ISI TV, merekrut lebih banyak Policy Impact, a Handbook for Re-
mahasiswa untuk bisa bergabung di ISI TV, searchers, Research and Policy in Devel-
melakukan pendekatan kepada semua unit di ISI TV, opment Programe. London: Overseas
membentuk kurator, menjalin kerjasama dengan TV Development Institute.
kabel atau dengan televisi lokal lain, menjalin
kerjasama dengan pihak ketiga untuk mendukung Endnotes
1
pendanaan program kegiatan. Fred R. David, Manajemen Strategi, Salemba emapat,
Untuk peremajaan peralatan, tindakan Jakarta, 2011 : 324.
2
Bryson,J dan W.Roering. 1987. Applying private
strategis yang dapat dilakukan di antaranya sector strategis management in the public sector dalam
mengajukan bantuan pendanaan untuk pembelian Handbook of Strategic Management, Jack Rabin, Gerald J Miller,
peralatan kepada foundation asing dan menjalin W. Bartley Hildreth, 2000, New York : Marcel Dekker, Inc3
kerjasama dengan perguruan tinggi asing yang juga Ibid.
4
Start and Hovland, Tools for Policy impact, a
memiliki stasiun televisi yang lebih maju secara
Handbook for Researchers, Research and policy in Development
teknologi. Programe, Overseas Development Institute,London. 2004 : 30.
Rancangan pengembangan ISI TV ini 5
Wechsler, Barton, dan Frances Stokes Berry. Strategic
merupakan wujud optimisme serta luapan aspirasi management in State Government dalam Handbook of Strategic
untuk mendukung mewujudkan ISI TV sebagai Management, Jack Rabin, Gerald J. Miller, W. Bartley Hildreth,
2000. New York : Marcel Dekker, Inc.
televisi seni dan budaya serta laboratorium kreatif 6
Pflaum, A. Dan Delmont, T. 1987. External Scanning:
bagi dosen dan mahasiswa. Hal ini tidak akan A tool for planners. Journal of the American planning association.
terwujud tanpa kepedulian dan dukungan dari seluruh 7
Wechsler, Barton, dan Frances Stokes Berry. Strategic
civitas akademika ISI Surakarta dan masyarakat management in State Government dalam Handbook of Strategic
Management, Jack Rabin, Gerald J. Miller, W. Bartley Hildreth,
sekitar.
2000. New York : Marcel Dekker, Inc.
8
Wechsler, Barton, dan Frances Stokes Berry. Strategic
management in State Government dalam Handbook of Strategic
Management, Jack Rabin, Gerald J. Miller, W. Bartley Hildreth,
2000. New York : Marcel Dekker, Inc.

96 Volume 6 No. 2 Desember 2014

You might also like