Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

P a g e | 47

Jurnal Kesehatan Primer


Vol 7, No 1 Month Mei, pp.47-62
P-ISSN 2549-4880, E-ISSN 2614-1310
Journal DOI: https://doi.org/10.31965/jkp
Website: http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/jkp

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Sikap


Remaja Tentang Bahaya Merokok
Zurriyatun Thoyibah1, Zuhratul Hajri2, Haryani3
1-3
Program Studi DIII Keperawatan, STIKES Yarsi Mataram, Indonesia

Email: oyiqyarsi@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRACT/ABSTRAK


Artikel Histori: Introductions: Indonesia takes first place among ASEAN
countries with the highest rates of smokers in the world
Received date: Apr/12/2022
(50.68%). The number of smokers in NTB Province is
Revised date: Mei/25/2022
increasing every year which is dominated by boys aged 15-18
Accepted date: Mei/27/2022
years (58.4%). Smoking habits in adolescents is caused of lack
Keywords: Health education; youth; of knowledge, advertising effect, and friends habit. Smoking
dangers of smoking behavior is close related to persons knowledge and attitude
towards cigarettes. This research aims to determine the effect
of health education toward knowledge and attitude of
adolescent about smoking risk in SMK Islam Sirajul Huda Paok
Dandak Janapria Central Lombok. Methods: The design of this
research is pre-experimental using one-group pretest-posttest
without a control group design. The sampling technique is
total sampling with number of respondents around 38 (male)
students. The instrument of data collection is questionnaire.
Result: The result of statistical test analysis using Wilcoxon
obtained that P value=0.000 (<0.05), it is indicate that there is
the effect of health education toward knowledge and attitude
of adolescent about the risk of smoking in SMK Islam Sirajul
Huda Paok Dandak Central Lombok. Conclusion: So it can be
concluded that adolescent knowledge increases about the
dangers of smoking after being given health education.
P a g e | 48
Kata Kunci: Pendidikan kesehatan; Pendahuluan: Indonesia menempati urutan pertama diantara
remaja; bahaya rokok negara-negara ASEAN dengan tingkat perokok tertinggi di
dunia sebesar (50,68%). Jumlah perokok di Provinsi NTB
semakin meningkat tiap tahunnya yang didominasi oleh
remaja laki-laki berusia 15-18 tahun sebesar (58,4%).
Kebiasaan merokok pada remaja disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan, pengaruh iklan, dan pengaruh teman. Perilaku
merokok berkaitan dengan pengetahuan dan sikap seseorang
terhadap rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan
sikap remaja tentang bahaya merokok di SMK Islam Sirajul
Huda Paok Dandak Lombok Tengah. Metode: Jenis penelitian
pra-eksperimental dengan rancangan one group pretest-
posttest without a control group design. Tehnik sampling yang
digunakan adalah total sampling dengan jumlah responden 38
siswa laki-laki. Alat pengumpulan data pada penelitian ini
adalah kuesioner. Hasil: Analisis uji statistik menggunakan uji
Wilcoxon didapatkan nilai p value = 0.000 α (< 0.05)
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang
bahaya merokok di SMK Islam Sirajul Huda Paok Dandak
Lombok Tengah. Kesimpulan: Pengetahuan remaja tentang
bahaya merokok meningkat setelah diberikan pendidikan
kesehatan.

Copyright© 2022 Jurnal Kesehatan Primer


All rights reserved
Corresponding Author:
Zurriyatun Thoyibah
Program Studi DIII Keperawatan, STIKES Yarsi Mataram, Indonesia
Email: oyiqyarsi@gmail.com
P a g e | 49

PENDAHULUAN Menurut data WHO (2017) dalam The


Masa remaja atau masa adolesensi Global Tobacco Epidemic Indonesia
adalah suatu fase perkembangan yang merupakan negara urutan ke-28 dengan
dinamis dalam kehidupan seorang individu. jumlah perokok sekitar 36% per- tahunnya.
Masa ini merupakan periode transisi dari Jumlah perokok di ASEAN yang semakin
masa anak ke masa dewasa yang ditandai meningkat dengan total jumlah 121,156,804
dengan percepatan perkembangan fisik, jiwa dimana setengah dari jumlah tersebut
mental, emosional dan sosial dan sebesar (50,68%), merupakan Indonesia yang
berlangsung pada dekade kedua masa menempati urutan pertama. Provinsi Nusa
kehidupan Cahyaningsih (2011). Masa Tenggara Barat berada pada posisi kedua
remaja merupakan masa yang sangat rentan untuk proporsi usia mulai merokok 15-19
dimana pada masa ini remaja sangat suka tahun dengan proporsi jumlah perokok
terhadap hal-hal baru salah satunya adalah sebanyak (58,4%) dari jumlah keseluruhan
merokok. Remaja memiliki rasa ingin tahu rata-rata jumlah perokok tersebut
yang cukup besar sehingga kecenderungan didominasi oleh perokok remaja laki-laki
untuk mencoba rokok sangatlah tinggi (Depkes, RI. 2013). Proporsi perokok di
(Nuradita et al., 2013). Konsumsi rokok dan lombok tahun 2014 sebagai berikut: Lombok
tembakau merupakan salah satu faktor risiko Barat 31,19 %, Lombok Tengah 30,50 %,
utama terjadinya berbagai penyakit tidak Lombok Timur 29,49 %, Lombok Utara 32,18
menular seperti kardiovaskuler, stroke, % dan Mataram 28,64 % (IPKM, 2014).
penyakit di pernafasan, kanker paru, kanker Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat
mulut, dan kelainan kehamilan. Penyakit- bahwa proporsi penduduk yang merokok,
penyakit tidak menular tersebut saat ini berada di daerah Lombok Tengah
merupakan penyebab kematian utama di menempati posisi ketiga dengan perokoknya
dunia, termasuk di negara kita Indonesia. sebanyak (30,50%). Hal ini membuktikan
Konsumsi tembakau atau rokok membunuh bahwa di Provinsi Nusa Tenggara Barat
satu orang setiap detik (Kemenkes RI, 2013). khususnya pulau Lombok masih banyak
P a g e | 50

terdapat konsumsi rokok di setiap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap
kabupaten/kota. tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
Menurut data World Health dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
Organization (2015), untuk menanggulangi perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
masalah tersebut, sebagai tenaga kesehatan menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
sangat diperlukan suatu upaya untuk reaksi terhadap stimulus tertentu
menekan konsumsi rokok, ada banyak upaya (Notoatmodjo, 2007).
yang dapat dilakukan seorang tenaga Beberapa penelitian sebelumnya,
kesehatan salah satunya adalah upaya menunjukkan metode pendidikan kesehatan
promotif dengan cara pemberian pendidikan efektif digunakan dalam menggugah
kesehatan dengan memberikan wawasan kesadaran melalui pengetahuan dan sikap
dan mengembangkan pengetahuan dan sikap pada remaja untuk menekan konsumsi
tentang bahaya merokok terutama pada rokok. Hal ini dibuktikan melalui penelitian
remaja, remaja menjadi sasaran yang sangat Nur et al. (2011), yang mengemukakan
tepat apabila seorang tenaga kesehatan ingin bahwa dengan dilakukannya pendidikan
memberikan pendidikan kesehatan kesehatan terjadi perubahan sikap dan
dikarenakan remaja merupakan mayoritas pengetahuan yang berkaitan dengan
perokok terbesar saat ini. Pengetahuan atau konsumsi rokok remaja (P<0,05). Penelitian
kognitif merupakan domain yang sangat ini senada dengan penelitian Nuradita et al.
penting untuk terbentuknya tindakan (2013), yang juga menunjukkan bahwa
seseorang (overt behaviour). Karena dari pendidikan kesehatan merupakan suatu
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku upaya promotif yang sangat efektif apabila
yang didasarkan oleh pengetahuan akan digunakan untuk menggugah kesadaran akan
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak kurangnya pengetahuan dan sikap terhadap
didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo konsumsi rokok remaja (P value 0,000).
,2007). Sikap merupakan reaksi atau respons Berdasarkan studi pendahuluan yang
seseorang yang masih tertutup terhadap telah dilakukan di SMK Islam Sirajul Huda
P a g e | 51

Paok Dandak pada tanggal 13 November kedapatan merokok di gedung belakang


2017, peneliti melakukan observasi sekolah atau di warung depan sekolah.
menggunakan kuisioner terhadap 10 orang Tujuan penelitian ini adalah untuk
siswa dan wawancara terhadap 1 orang guru, mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
3 orang siswa dan 5 orang siswi di waktu terhadap pengetahuan dan sikap remaja
yang berbeda, 5 diantara siswa mengaku tentang bahaya merokok.
bahwa mereka adalah perokok setelah
METODE
diberikan kuisioner dan dari hasil wawancara
Desain penelitian yang digunakan pada
dengan 5 orang siswi diantaranya
penelitian ini adalah pre-eksperimental
mengatakan teman perempuannya tidak ada
dengan menggunakan pendekatan one group
yang merokok, sementara 3 orang siswa yang
pretest-posttest without a control group
merokok, mereka mengatakan bahwa
design. Jenis pre-experimental ini, dilakukan
mereka sering merokok alasannya kepala
dengan cara sebelum diberikan perlakuan
menjadi sakit apabila tidak merokok dan
variable diukur terlebih dahulu (pretest)
mereka mengatakan tidak pernah
setelah itu dilakukan perlakuan pada satu
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang
kelompok dan setelah dilakukannya
bahaya merokok di sekolah, mereka hanya
perlakuan lalu variable diukur kembali
mendapatkan peringatan dari guru dan
(posttest), namun dalam penelitian ini tidak
informasi mengenai bahaya rokok hanya
ada kelompok pembanding (Hidayat, 2015).
didapatkan dari bungkus rokok. Salah
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
seorang guru juga membenarkan bahwa di
adalah siswa laki-laki di SMK Islam Sirajul
sekolah tersebut tidak pernah dilakukan
Huda Paok Dandak dengan jumlah populasi
pendidikan kesehatan sebagai upaya untuk
sebesar 65 siswa, namun dalam penelitian ini
meningkatkan pengetahuan dan sikap
populasi yang dapat digunakan yaitu 38
merokok siswa, sebagian guru hanya
siswa. Adapuan teknik sampling yang
memberikan peringatan atau tindakan untuk
digunakan adalah total sampling sebesar 38
membuat efek jera kepada siswa yang
orang, yakni siswa laki-laki kelas X dan XII
P a g e | 52

Agribisnis dan Multimedia dikarenakan siswa HASIL


kelas XI sedang menjalani PSG (Pendidikan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
Sistem Ganda). Berdasarkan Umur di SMK Islam Sirajul Huda
Instrumen yang digunakan dalam Paok Dandak Kecamatan Janapria Kabupaten
penelitian ini adalah kuesioner untuk Lombok Tengah Tahun 2018.
mengukur pengathuan dan sikap. Analisa Umur Jumlah %
15 8 21.1
data yang digunakan dalam penelitian ini 16 8 21.1
adalah univariat bivariat, analisa univariat 17 6 15.8
18 13 34.2
yaitu untuk mengidentifikasi masing-masing 19 3 7.9
Total 38 100.0
variabel, yaitu pengetahuan dan sikap
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi umur
kesehatan. Analisa bivariat yang digunakan
responden paling banyak adalah 18 tahun
adalah uji wilxocon, dimana uji dalam
dengan persentase sebesar (34.2%) dan
penelitian ini digunakan untuk
distribusi umur responden paling kecil adalah
mengidentifikasi perbedaan pengetahuan
19 tahun dengan persentase sebesar (7.9%).
dan sikap sebelum dan sesudah pendidikan
kesehatan serta membandingkan adakah Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap Berdasarkan Kelas di SMK Islam Sirajul Huda
pengetahuan dan sikap tentang bahaya Paok Dandak Kecamatan Janapria Kabupaten
merokok sebelum dan sesudah diberikan Lombok Tengah Tahun 2018.
pendidikan kesehatan dengan derajat Kelas Jumlah %
kepercayaan 95% atau α (0,05) dan untuk X Agri 7 18.4
X MM 12 31.6
melihat hasil kemaknaan perhitungan XII Agri 9 23.7
statistik digunakan batas kemaknaan P Value XII MM 10 26.3
Total 38 100.0
0.05.
Tabel 2 menunjukkan bahwa responden
terbanyak berasal dari kelas X MM sebesar
(31.6%) dan responden dengan jumlah paling
P a g e | 53

sedikit berasal dari kelas X Agri sebesar peningkatan menjadi baik sebanyak 29 orang
(18.4%). (76.3%).
Tabel 3. Identifikasi Pengetahuan Responden Tabel 5. Identifikasi Sikap Responden
Tentang Bahaya Merokok Sebelum diberikan Tentang Bahaya Merokok Sebelum diberikan
Pendidikan Kesehatan Tahun 2018. Pendidikan Kesehatan Tahun 2018.
Sebelum Sebelum
Pengetahuan Sikap
N (%) N (%)
Baik 12 31.6 Baik 11 28.9
Cukup 19 50.0 Cukup 20 52.6
Kurang 7 18.4 Kurang 7 18.4
Total 38 100.0 Total 38 100.0

Tabel 3. menunjukkan bahwa sebelum Tabel 5. menunjukkan bahwa sebelum


diberikan pendidikan kesehatan responden diberikan pendidikan kesehatan responden
memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak memiliki sikap yang cukup sebanyak 20 orang
19 orang (50.0%). (52.6%).

Tabel 6. Identifikasi Sikap Responden


Tabel 4. Identifikasi Pengetahuan Responden
Tentang Bahaya Merokok Sesudah diberikan
Tentang Bahaya Merokok Sesudah diberikan
Pendidikan Kesehatan Tahun 2018.
Pendidikan Kesehatan Tahun 2018.
Sesudah
Sesudah Sikap
Pengetahuan N (%)
N (%)
Baik 31 81.6
Baik 29 76.3
Cukup 7 18.4
Cukup 9 23.7
Kurang 0 0
Kurang 0 0
Total 38 100.0
Total 38 100.0

Tabel 6. menunjukkan bahwa sesudah


Tabel 4. menunjukkan bahwa sesudah
diberikan pendidikan kesehatan responden
diberikan pendidikan kesehatan
memiliki sikap yang baik sebanyak 31 orang
pengetahuan responden mengalami
(81.6%).
P a g e | 54

Tabel 7. Identifikasi Perbedaan Pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan


38 Responden Tentang Bahaya Merokok adalah 38.52 dengan standar deviasi 7.24
Sebelum Dan Sesudah Pendidikan Kesehatan dan setelah diberikan pendidikan kesehatan
Tahun 2018. nilai rata-rata sikap remaja meningkat
Pengetahuan Mean SD Min Max menjadi 46.84 dengan standar deviasi 6.02
Sebelum 9.57 2.02 6.00 13.00
dengan demikian dapat dilihat terjadinya
Sesudah 11.52 1.51 8.00 14.00
peningkatan nilai rata-rata sikap setelah
Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai rata-rata pemberian pendidikan kesehatan.
pengetahuan remaja tentang bahaya
merokok sebelum diberikan pendidikan Tabel 9. Analisa Pengaruh sebelum dan
kesehatan adalah 9.57 dengan standar sesudah Pendidikan Kesehatan Terhadap
deviasi 2.02 dan setelah diberikan Pengetahuan dan Sikap 38 Responden
pendidikan kesehatan nilai rata-rata Tentang Bahaya Merokok Tahun 2018.
pengetahuan remaja meningkat menjadi Mean
Variabel Z P-Value
Rank
11.52 dengan standar deviasi 1.51 dengan
Pengetahuan 19.50 -5.458 0.00
demikian dapat dilihat terjadinya Sikap 19.50 -5.379 0.00
peningkatan nilai rata-rata pengetahuan
setelah pemberian pendidikan kesehatan. Hasil analisa menggunakan uji Wilcoxon pada
tabel 9. menunjukkan pengaruh terhadap
Tabel 8. Identifikasi Perbedaan Sikap 38 pengetahuan dan sikap responden sebelum
Responden Tentang Bahaya Merokok dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
Sebelum Dan Sesudah Pendidikan Kesehatan dengan P-value = 0.000 < 0.05 yang artinya,
Tahun 2018. H1 diterima berarti ada pengaruh yang
Sikap Mean SD Min Max signifikan pada pemberian pendidikan
Sebelum 38.52 7.24 26.00 54.00
Sesudah 46.84 6.02 33.00 56.00 kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap
remaja tentang bahaya merokok.
Tabel 8. menunjukkan bahwa nilai rata-rata
sikap remaja tentang bahaya merokok
P a g e | 55

PEMBAHASAN terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan


Hasil penelitian yang telah dilakukan terjadi melalui panca indra manusia, yakni
terhadap 38 responden dapat diketahui penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
bahwa sebagian besar pengetahuan dan raba. Sebagian besar pengetahuan
responden tentang bahaya merokok sebelum manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
diberikan pendidikan kesehatan berada pada Tingkat pengetahuan pada remaja dapat
kategori cukup yaitu sebesar 50.0% dan disebabkan oleh dua faktor antara lain faktor
setelah diberikan pendidikan kesehatan, internal, meliputi minat, pengalaman, dan
pengetahuan responden meningkat pada usia. Faktor selanjutnya yaitu faktor
kategori baik yaitu sebesar 76.3% hal ini eskternal, meliputi pendidikan, informasi dan
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan lingkungan Notoatmodjo (2003). Tingkat
terhadap pengetahuan responden sesudah pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan
diberikan pendidikan kesehatan. Hasil yang berada pada kategori cukup, dapat
perbedaan nilai rata-rata pengetahuan dipengaruhi oleh lingkungan yang
sebelum diberikan pendidikan kesehatan mayoritasnya berada di daerah perdesaan
sebesar (9.57) dengan standar deviasi dengan tingkat perokok yang tinggi dengan
sebesar (2.02) dan setelah diberikan sebagian masyarakat menjadikan rokok
pendidikan kesehatan nilai rata-rata sebagai suatu kebutuhan, sehingga
pengetahuan meningkat menjadi (11.52) memungkinkan responden tidak dapat
dengan standar deviasi sebesar (1.51), hal ini membedakan antara hal baik dan buruk.
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Dikarenakan kurangnya pengalaman dalam
yang signifikan terhadap pengetahuan mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan
responden sebelum dan sesudah pemberian tentang bahaya merokok mengakibatkan
pendidikan kesehatan. pola fikir yang salah. Sehingga, informasi-
Menurut Notoatmodjo (2003), informasi tentang bahaya merokok yang
Pengetahuan merupakan hasil “Tahu“ dan ini didapatkan belum mencapai maksimal.
terjadi setelah orang melakukan pengindraan
P a g e | 56

Analisis ini didukung oleh Budiman & bahaya merokok dengan lebih baik. Adapun
Riyanto (2013) yang menyatakan bahwa minat yang antusias ditujukan dengan aktif
lingkungan, pengalaman dan informasi memberikan pertanyaan dan menciptakan
merupakan salah satu faktor yang suasana yang kondusif selama proses
mempengaruhi tingkat pengetahuan. pemberian materi. Hal ini mempengaruhi
Informasi yang didapatkan terus-menerus proses perubahan pengetahuan sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan mengalami peningkatan. Analisis ini
seseorang, sedangkan yang tidak pernah didukung oleh hasil penelitian Puryanto
mendapatkan informasi, tidak akan (2012) yang menyatakan bahwa semakin
mengalami peningkatan apapun. Disamping bertambah usia seseorang maka akan
itu, lingkungan dan pengalaman merupakan tercipta suatu perubahan pada taraf berpikir
salah satu proses masuknya sumber yang menjadi semakin matang dan dewasa.
pengetahuan yang berpengaruh untuk Pendidikan merupakan suatu usaha untuk
meningkatkan pengetahuan seseorang. mendewasakan manusia melalui upaya
Adapun tingkat pengetahuan setelah pengajaran, semakin tinggi pendidikan
pemberian pendidikan kesehatan yang seseorang maka semakin berkualitas hidup
mengalami peningkatan menjadi kategori dan pengetahuan yang dimiliki. Tingginya
baik disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, minat mampu membuat seseorang berusaha
usia, pendidikan, dan minat. Responden untuk menekuni dan mencoba sehingga
dalam penelitian ini mayoritas berusia 18 dapat memperoleh pengetahuan yang luas.
tahun, usia ini termasuk dalam kategori Berdasarkan penelitian yang telah
remaja akhir (Cahyaningsih, 2011) sedangkan dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil
pendidikan responden saat ini adalah siswa distribusi frekuensi pengetahuan sebelum
sekolah menengah kejuruan. Hal ini dan sesudah meningkat dari kategori cukup
menunjukkan bahwa adanya kemampuan (50.0%) menjadi kategori baik (76.3%).
fungsi intelektual untuk menerima informasi Sedangkan, perbedaan rata-rata
sehingga dapat memahami materi tentang pengetahuan sebelum dan sesudah dari rata-
P a g e | 57

rata (9.57) menjadi (11.52) . Hasil ini kuisioner pengetahuan yang terdiri dari 14
membuktikan bahwa terdapat perbedaan pertanyaan positif dan negatif. Menurut
yang signifikan terhadap pengetahuan Widyanto (2014), media merupakan alat
responden sebelum dan sesudah pendidikan yang secara fisik digunakan untuk
kesehatan. menyampaikan isi pesan atau informasi. Jika
Hasil penelitian ini senada dengan media yang digunakan tepat maka akan
penelitian Nuradita et al. (2013) yang dalam mempermudah proses penyampaian
penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat informasi kesehatan, salah satu media dalam
perubahan terhadap pengetahuan remaja pendidikan kesehatan, yaitu visual aids yang
sebelum dan sesudah tentang bahaya rokok berguna untuk menstimulasi indera
dari kategori sedang sebesar (69,6%) menjadi penglihatan contohnya adalah media leaflet.
kategori tinggi sebesar (58,9%). Penelitian ini Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
juga bersesuaian dengan penelitian yang (Kawuriansari (2010), yang meneliti tentang
dilakukan oleh (Alfarisy & Lestari, 2014)yang efektivitas leaflet terhadap skor pengetahuan
mengemukakan bahwa terdapat perbedaan remaja putri tentang disminore di SMP
yang signifikan terhadap peningkatan Kristen 1 Purwokerto Kabupaten Banyumas,
pengetahuan responden sebelum dan dalam hasil penelitiannya menunjukkan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan bahwa leaflet sangatlah efektif digunakan
yaitu dengan nilai rata-rata sebelum sebesar untuk meningkatkan pengetahuan remaja
(2,51) dan sesudah meningkat menjadi putri tentang disminore di SMP Kristen 1
(10,95). Terjadinya peningkatan pengetahuan Purwokerto Kabupaten Banyumas dengan
pada remaja salah satunya didukung oleh hasil P value = 0.000 < α = (0.05).
penggunaan media leaflet. Isi leaflet sesuai Berdasarkan penelitian yang telah
dengan materi pendidikan kesehatan yang dilakukan, peneliti menyatakan bahwa
disampaikan dengan gambar dan warna- variabel sikap responden sebelum diberikan
warna serta menyajikan seluruh poin-poin pendidikan kesehatan ada pada kategori
materi pada leaflet sesuai dengan isi cukup sebesar (52.6%) dan sesudah
P a g e | 58

pendidikan kesehatan sikap responden (68,8%) meningkat menjadi pada kategori


mengalami peningkatan menjadi pada baik sebesar (68,8%) sebelum dan sesudah
kategori baik sebesar (81.6%) hal ini pendidikan kesehatan. Adapaun hasil
menunjukkan peningkatan pada frekuensi penelitian mengenai perbedaan rata-rata
dari sikap responden sebelum dan sesudah sikap menurut (Nur et al (2011) yang
pendidikan kesehatan. Adapun perbedaan menyatakan terdapat perbedaan yang
nilai rata-rata sikap responden sebelum signifikan pada sikap responden sebelum
diberikan pendidikan kesehatan sebesar diberikan pendidikan kesehatan sebesar
(38.52) dengan standar deviasi sebesar (7.24) (95,47) dengan standar deviasi (17,387) dan
dan setelah diberikan pendidikan kesehatan meningkat menjadi (108,50) dengan standar
nilai rata-rata sikap responden meningkat deviasi (12,102) sesudah diberikan
menjadi (46.84) dengan standar deviasi pendidikan kesehatan.
sebesar (6.02) hal ini menunjukkan adanya Menurut Mubarak (2009)
perbedaan yang cukup signifikan antara sikap mengungkapkan bahwa sikap merupakan
responden sebelum dan sesudah pendidikan predisposisi tindakan atau perilaku dan
kesehatan. belum merupakan suatu tindakan atau
Penelitian ini bersesuaian dengan aktivitas. Perubahan sikap pada responden
penelitian yang menyatakan bahwa terdapat tidak terlepas dari proses pengetahuan yang
peningkatan pada sikap responden yang meningkat sehingga menjadikan pola sikap
memang sudah pada tingkatan favorable berubah. Responden bersikap menjadi lebih
sebelum maupun sesudah diberikan baik setelah mengetahui tentang bahaya
pendidikan kesehatan, yaitu dari (67,50%) merokok. Hal ini berkaitan dengan
menjadi (75,00%). Hasil penelitian ini penentuan sikap yang utuh, didasari oleh
semakin diperkuat dengan penelitian yang pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi.
dilakukan oleh Puryanto & dkk, (2012) yang Terbentuknya sikap di awali setelah
mengungkapkan bahwa adanya perubahan mendengar dan mengetahui tentang
sikap responden dari kategori kurang sebesar pencegahan dan bahaya merokok. Kemudian
P a g e | 59

pengetahuan akan menghasilkan pemikiran terhadap perubahan sikap dan menciptakan


dan upaya agar terhindar dari bahaya rokok. kecenderungan pada responden untuk
Adapun komponen emosi dan keyakinan termotivasi oleh keinginannya untuk
menciptakan keinginan untuk menjauhi atau menghindari rokok. Analisis diatas didukung
tidak mencoba rokok sebagai suatu upaya oleh teori dari Wawan & Dewi (2011) yang
pencegahan (Notoatmodjo, 2003). menyatakan bahwa sekolah, media massa
Sikap pada remaja dapat disebabkan dan pengaruh orang lain sangat
oleh beberapa faktor antara lain faktor mempengaruhi perubahan sikap. Sekolah
lembaga pendidikan dan media massa. Sikap sangat menentukan sistem kepercayaan,
sebelum diberikan pendidikan kesehatan ada media massa dan pengaruh orang lain
pada kategori cukup hal ini disebabkan oleh mempengaruhi pembentukan sikap
sekolah yang masih berstatus akreditasi C. dikarenakan termotivasi oleh keinginan
Didukung oleh, sarana dan prasarana sekolah untuk menghindari konflik dari orang yang
yang masih belum dapat dimanfaatkan dianggap penting.
secara maksimal seperti tidak terdapatnya Berdasarkan hasil penelitian, dapat
mading sebagai media sarana informasi di diketahui bahwa hasil analisa uji Wilcoxon
sekolah sehingga menghambat pengetahuan dan sikap tentang bahaya
berkembangnya pengetahuan dan merokok dengan hasil statistik signifikan P =
terbentuknya pola sikap yang baik. 0,000 (P<0,05), artinya hasil analisis
Perubahan sikap yang tergolong baik setelah menunjukkan bahwa adanya peningkatan
pemberian pendidikan kesehatan dapat pengetahuan tentang bahaya merokok
dipengaruhi oleh faktor pengaruh orang lain, sesudah diberikan pendidikan kesehatan dan
seperti peneliti yang memiliki peran untuk terjadi perubahan sikap tentang bahaya
memberikan pendidikan kesehatan sebagai merokok sesudah diberikan pendidikan
upaya untuk mengubah atau mempengaruhi kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa H1
pola sikap agar dapat menjadi lebih baik diterima, artinya terdapat pengaruh
sehingga dapat meninggalkan kesan kuat pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
P a g e | 60

dan sikap remaja tentang bahaya merokok di pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
SMK Islam Sirajul Huda Paok Dandak Tahun pengetahuan dan sikap merokok pada siswa
2018. laki-laki kelas XI setelah diberikan pendidikan
Meningkatnya pengetahuan dan kesehatan. Ini dapat dilihat dari peningkatan
terjadinya perubahan pola sikap pada nilai setelah diberikan pendidikan kesehatan
penelitian ini sebagian besar disebabkan oleh dengan hasil uji statistik Independent t-test
pendidikan kesehatan yang diikuti oleh didapatkan hasil P= 0,001 karena nilai P<
responden. Karena selama proses penelitian 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
adanya pengaruh pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan dapat meningkatkan
dibuktikan dengan pernyataan-pernyataan pengetahuan dan sikap merokok pada siswa
responden dalam kuesioner yang diberikan laki-laki kelas XI di SMK Murni 1 Surakarta.
terkait tingkat pengetahuan dan sikap. Dalam Hasil penelitian ini senada dengan penelitian
hal ini, didukung dengan perbedaan yang dilakukan oleh Fahdi, dkk (2014) yang
pernyataan responden sebelum dan sesudah menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang
pendidikan kesehatan yang mengarah pada signifikan pada kelompok intervensi sebelum
peningkatan dan perubahan yang baik. dan sesudah pendidikan kesehatan dengan
Responden yang awalnya tidak tahu menjadi nilai P < 0.05. Kesimpulan dari penelitian ini
tahu tentang kandungan dalam rokok dan adalah pendidikan kesehatan dapat
sikap untuk tidak mencoba rokok mulai digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
terbentuk. Hal ini sesuai dengan pendapat dan merubah pola sikap seseorang menjadi
Azwar (2011) yang menyatakan bahwa lebih baik. Menurut Widyanto (2014),
pelatihan dan pendidikan kesehatan yang pendidikan kesehatan merupakan upaya
diberikan kepada individu atau kelompok yang dilakukan untuk memberikan
dapat meningkatkan nilai sikap terhadap pengetahuan sebagai dasar perubahan
suatu objek. Hasil penelitian ini didukung perilaku yang dapat meningkatkan status
oleh hasil penelitian sebelumnya dari Nur et kesehatan individu, keluarga, kelompok,
al (2011) yang menyatakan bahwa ada maupun masyarakat melalui aktivitas belajar.
P a g e | 61

Pendidikan kesehatan adalah segala upaya Islam Sirajul Huda Paok Dandak Lombok
yang direncanakan dalam mempengaruhi Tengah tentang bahaya merokok sesudah
orang lain dalam menyadarkan atau diberikan pendidikan kesehatan. Saran dari
merubah sikapnya di bidang kesehatan agar penelitian ini adalah Penelitian ini
lebih baik. Pendidikan kesehatan dalam diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan
beberapa metode yaitu pendidikan individual untuk SMK Islam Sirajul Huda dalam
dan kelompok. Pendidikan kesehatan dalam menyediakan sarana dan prasana seperti
skala besar dapat dilakukan dengan metode mading untuk menambah informasi tentang
ceramah. Penelitian ini menggunakan bahaya rokok.
metode ceramah dan dilengkapi oleh leaflet
REFERENSI
sebagai medianya. Metode ceramah sangat
Alfarisy, S. & A., & Lestari, W. (2014).
efektif digunakan untuk sasaran yang Efektifitas Pendidikan Kesehatan
Terhadap Peningkatan Pengetahuan
berpendidikan tinggi maupun rendah
Remaja Tentang Dampak Merokok.
(Nuradita et al, 2013). Menurut Kawuriansari
Azwar, S. (2011). Sikap Manusia: Teori dan
et al (2010), penggunaan leaflet sebagai
Pengukurannya (Edisi 2). Pustaka
media dalam pendidikan kesehatan juga Pengajar.
sangat efektif untuk meningkatkan
Budiman & Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta
pengetahuan. Oleh karena itu, dalam Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Salemba
penelitian ini pendidikan kesehatan dengan
Medika.
metode ceramah dengan menggunakan
Cahyaningsih, D. S. (2011). Pertumbuhan
media leaflet berpengaruh dalam
Perkembangan Anak dan Remaja. TIM
meningkatkan pengetahuan dan sikap (Trans Info Media).
remaja terhadap bahaya merokok.
Epidemic, W. R. O. T. G. T. (2017). Tobacco
use kills more than 7 million people each
KESIMPULAN year.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
Hidayat, A. A. (2015). Metode Penelitian
terdapat pengaruh pengaruh yang signifikan Kesehatan Paradigma Kuantitatif (Aulia,
untuk pengetahuan dan sikap siswa SMK Ed.). Health Books Publishing.
P a g e | 62

Kelas Xi Smk Murni 1 Surakarta. In


IPKM, T. (2014). Indeks Pembangunan Jurnal Kesehatan (Vol. 4, Issue 2).
Kesehatan
Masyarakat.http://www.litbang.depkes. Nuradita, E., Progam, M., Ilmu, S., Sekolah,
go.id K., Ilmu, T., Kendal, K., Fakultas, *,
Keperawatan, I., & Kesehatan, D. (2013).
Kawuriansari, R., Fajarsari, D., & Mulidah, D. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
S. (2010). Studi Efektivitas Leaflet Terhadap Pengetahuan Tentang Bahaya
Terhadap Skor Pengetahuan Remaja Rokok Pada Remaja Di Smp Negeri 3
Putri Tentang Dismenorea Di Smp Kendal. In Jurnal Keperawatan Anak
Kristen 01 Purwokerto Kabupaten (Vol. 1, Issue 1).
Banyumas Oleh. In Jurnal Ilmiah
Kebidanan (Vol. 1, Issue 1). Wawan, A. dan, & Dewi M. (2011). Teori dan
Kemenkes RI. (2013). Hasil Riset Kesehatan pengukuran pengetahuan sikap dan
Dasar Tahun 2013. perilaku manusia : dilengkapi contoh
kuesioner. Nuha Medika.
Kholid Fahdi, F., Djuhaeni, H., & Yamin, A.
(2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Widyanto, F. C. (2014). Keperawatan
Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Komunitas Dengan Pendekatan Praktis
Tindakan Merokok Pada Remaja Di Desa (Edisi Ke-1). Nuha Medika.
Jati Kabupaten Garut (The Influence of
Health Education on Knowledge, World Health Organization, R. O. for S.-E.
Attitude and Practice of Smoking in Asia. G. Y. T. S. (GYTS): I. report. (2015).
Adolescents in Jati Village Garut Global Youth Tobacco Survey (GYTS)
Regency). Indonesia Report, 2014 Ministry of
Health Republic of Indonesia.
Mubarak, W. I. &, & Nurul, C. (2009). Ilmu
Kesehatan Masyarakat: Teori dan
Aplikasi. Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan Dan


Perilaku Kesehatan (1st ed.). Rineka
Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan


dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.

Nur, Y., Musaini, I., Ichsan, B., Sri, D., &


Basuki, W. (2011). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan
Sikap Merokok Pada Siswa Laki-Laki

You might also like