Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

ANALISIS SEMIOTIK PUISI ENGKAU KARYA MUHAMMAD ZUHRI

SEMIOTIC ANALISYS OF THE POETRY ENGKAU BY MUHAMMAD ZUHRI

Aning Ayu Kusumawati

Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga


Jalan Marsda Adisucipto Yogyakarta, Indonesia
a.ayukusumawati@gmail.com

(Naskah diterima tangga 2 Desember 2019, direvisi terakhir tanggal 10 Novermber 2021, dan
disetujui tanggal 28 Desember 2021)

DOI: https://doi.org/10.26499/wdprw.v49i2.426

Abstract
The material object of this study is Engkau poetry by Muhammad Zuhri, while the formal object is semiotics by
Riffaterre. In his theory, Michael Riffaterre, introduces two level of reading, i.e. heuristics (mimetic reading, based on
the dictionary meaning, characterized by non-gramatical) and hermeneutic reading or retroactive reading (reading
decoding process by searching models, matrix, hipogram: actual and potential to get a unity of meaning). The result
of this study revealed that Engkau poetry in heuristics reading has not been found its unity of meaning, and it is
still scattered and fragmented. In hermeneutic or retroactive reading, potential hipogram depicts the inner journey of
the “Aku” lyrics from stagnant stage to the finding of bright spot stage. There are two monumental models in
Engkau poetry. Departing from the model, it is found solicitation matrix (passion) for charitable pious, tawazun
(balance on world affairs as well as the hereafter). While the actual hipogram as the background of the formation of
the matrix is in Al-Qur’an Surah Ar-Rahman verses 7–8: “And the sky was abandoned by him, and laid by him
(principle) balance. In order that you (mankind) violates the (principle) that balance.” By understanding the above
verses, the principle of balance is the law of God for the whole universe. Thus, violation of the principle of balance is a
cosmic sin, for violating the law that controls the universe.

Keywords: semiotics by riffaterre; heuristics; hermeneutic; poem

Abstrak
Objek material penelitian ini adalah puisi Engkau karya Muhammad Zuhri, penyair Sekar Jalak Pati,
sedang objek formalnya adalah semiotika Riffaterre. Dalam teorinya, Michael Riffaterre mengenalkan
dua level pembacaan, yaitu heuristik (pembacaan mimetis, didasarkan pada arti kamus, bercirikan
ketidakgramatikalan) dan pembacaan hermeneutik atau pembacaan retroaktif (pembacaan proses
dekoding dengan mencari model, matriks, hipogram: potensial dan aktual untuk mendapatkan kesatuan
makna). Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa puisi Engkau dalam pembacaan heuristik masih
belum ditemukan kesatuan makna, masih tersebar dan terpisah-pisah. Dalam pembacaan hermeneutik
atau retroaktif, hipogram potensial menggambarkan perjalanan batin si aku lirik, dari tahap kejumutan
sampai tahap menemukan titik terang. Ada dua model yang monumental dalam puisi Engkau ini.
Berangkat dari model tersebut, ditemukan matriks ajakan (semangat) untuk beramal saleh, tawazun
(kesimbangan pada urusan dunia maupun akhirat). Hipogram aktual yang menjadi latar terbentuknya
matriks adalah Al-Qur’an surat ar-Rahman ayat 7–8: “dan langit pun ditinggalkan oleh-Nya, serta
diletakkan oleh-Nya (prinsip) keseimbangan. Agar janganlah kamu (manusia) melanggar (prinsip)
keseimbangan itu.” Dengan pemahaman ayat tersebut yang prinsip keseimbangan adalah hukum Allah

442 | Widyaparwa, Vol. 49, No. 2, Desember 2021 ISSN 0215-9171 (print), ISSN 2528-1089 (online)
Hlm. 442—453 Analisis Semiotik Puisi Engkau Karya Muhammad Zuhri
(Aning Ayu Kusumawati)

untuk seluruh jagat raya. Dengan demikian, melanggar prinsip keseimbangan merupakan sebuah dosa
kosmis, karena melanggar hukum yang menguasai jagat raya.

Kata-kata kunci: semiotika riffaterre; heuristik; hermeneutik; puisi

1. Pendahuluan Islam yang lokal sifatnya mencapai


Sastra sufistik merupakan sastra yang pernah ketinggian perkembangannya di tangan para
dan terus berkembang di Indonesia. Puisi penulis sufi, seperti kecemerlangan bahasa
sufistik (dibaca sastra sufistik) telah menjadi Melayu tumbuh menjadi bahasa intelektual
salah satu genre dalam kancah perpuisian di di tangan para sufi, misal: Hamzah Fansuri
Indonesia. Puisi sufistik terdiri dari dua kata, (Hadi, 1995: 9). Dengan demikian, sufisme
puisi dan sufistik. Puisi adalah salah satu dapat dikatakan sebagai wadah suatu ide
karya sastra mengekspresikan pemikiran pemikiran dalam memahami eksistensi dan
yang membangkitkan perasaan, yang esensi ajaran Tuhan (Abdurohman and Nur,
merangsang imajinasi pancaindra dalam 2017: viii, 1).
susunan yang berirama, dan merupakan Oleh karena itu, puisi sufistik adalah
rekaman dan interpretasi pengalaman puisi dengan tema atau menggangkat ajaran-
manusia yang penting, digubah dalam ajaran tasawuf. Menurut Kuntowijoyo yang
wujud yang paling berkesan (Pradopo, 2014: disitir oleh Hadi (1999: 23) bahwa sastra
4). Sedang sufisme menurut Arberry via sufistik disebut juga sastra transendental
Aprinus Salam hadir karena adanya seperti ekstase, kerinduan, dan persatuan
kesadaran emosional yang tercerahkan dari mistikal yang transenden. Diungkapkan oleh
sekelompok ahsan taqwim pada zamannya, Nasr (1985: 5--13), bahwa sastra sufistik
yaitu tumbuhnya kesadaran untuk menggali merupakan sebuah lautan penuh gelombang
dengan maksimal kualitas-kualitas Tuhan. yang bergerak ke arah yang berbeda-beda
Puisi mampu mewakili perasaan spiritual dan memiliki bentuk yang berbeda-beda
mistis saat merasakan kedekatannya dengan namun selalu kembali ke tempat asalnya dari
Tuhan (Rohmana, 2015). Seperti yang mana mereka berawal. Untuk itu menurut
diungkapkan oleh seorang sufi Al-Busthomi, Abdul Wachid B.S., puisi menjadi media
“Bertahun-tahun aku mencari Tuhan dan ekspresi terpenting bagi sufi dalam
menemukan diriku, bila aku mencari diriku menyampaikan cinta ilahiyahnya dan
maka kutemukan Tuhan.” Ayat-ayat Al- ditegaskan pula oleh Abdul Wachid bahwa
Qur’an yang senada dengan hal tersebut, seorang sufi mengalami penyatuan mistik
misal pada surat ke-8 ayat 17, “Tidaklah dengan Tuhan inilah yang menjadi tujuan
engkau melempar ketika engkau melempar utama dari ritual para sufi, dan puisi menjadi
itu melainkan Allahlah yang melempar”, bagian dari ritus itu (Wachid, 2005: 478--479).
surat ke-2 ayat 115, “Ke mana saja engkau Sastra monumental (sastra sufistik) ini
berpaling, di sanalah wajah Allah” (Salam, selamanya segar dan selalu sesuai dengan
2004: 24-25). waktu karena diperoleh melalui ilham.
Sufisme telah menjadi khasanah Karangan-karangan sufi memberikan
tersendiri dalam sejarah perkembangan umat semangatnya kepada seluruh struktur Islam,
manusia, baik sebagai esoterisme Islam baik dalam perwujudan sosial maupun
maupun sebagai praktik sosial, politik, intelektual. Di lapangan kesusastraan Islam,
kultural, dan keagamaan. Banyak bahasa

ISSN 0215-9171 (print), ISSN 2528-1089 (online) Widyaparwa, Vol. 49, No. 2, Desember 2021 | 443
Analisis Semiotik Puisi Engkau Karya Muhammad Zuhri Hlm. 442—453
(Aning Ayu Kusumawati)

karya-karya paling universal termasuk (Munjiat, 2018: 82). Sebab, perkembangan


ladang garapan tasawuf. kehidupan agama dan keberagamaan
Dalam sejarah tasawuf, ungkapan- semakin menghajatkan peranan sufisme
ungkapan simbolis dijadikan media ekspresi (sebagaimana meminjam pernyataan Djohan
dari perjalanan spiritualitas, bahkan menjadi Effendi) semakin menghajatkan peranan
bagian integral dari ritus peribadatannya. Hal sufisme. Dalam sufismelah terletak esensi
tersebut misalnya tampak dalam tarikat keberagamaan dan dalam sufisme pulalah
Maulawiyah yang dikembangkan oleh terdapat masa depan agama (Effendi, 1993:
Jalaluddin Rumi (1207–1273), penyair dari 124).
Persia yang terkenal sebagai sastrawan yang Puisi yang dipilih sebagai objek material
mendalami tasawuf. Salah satu karya adalah Engkau dalam antologi Qasidah Cinta
Jalaluddin Rumi adalah Diwani Syams (QC) karya Muhammad Zuhri, seorang
Tabriz yang terdiri dari 36.000 bait puisi penyair sekaligus pelaku tasawuf berasal dari
berbentuk ghazal (Murdiati, 2015: 1). Puisi- Sekar Jalak, Pati, Jawa Tengah. Dia tidak
puisi ini pada awalnya adalah lontaran seperti kebanyakan sufi-sufi lain karena tidak
spontan yang muncul dari mulut Jalaluddin berasal dari tarekat mana pun dan juga tidak
Rumi ketika ia berada dalam situasi ekstase. berniat untuk mendirikan sebuah tarekat
Lontaran-lontaran itu kemudian dicatat oleh baru. Seorang ilmuwan pernah memang-
para muridnya yang mengelilinginya. Di gilnya dengan sebutan sufi revolusioner
samping itu, ungkapan-ungkapan puitis karena pemikiran-pemikirannya yang
tersebut juga dipilih untuk menjadi sarana revolusioner tentang tasawuf (sufisme).
menyampaikan gagasan dan manifestasi Pemikiran tentang tasawuf yaitu tasawuf
cinta ruhaniyah melalui karya-karya sastra. yang berpijak pada semangat dan nilai-nilai
Gagasan cinta dimaksud bukanlah cinta ajaran fundamental tasawuf yang
biasa, melainkan lebih menuju pada peng- ditampilkan dengan konteks zamannya
gambaran simbolis sebagai sarana untuk didialogkan secara dialektis sesuai dengan
menyingkap keindahan cinta Ilahiyah. problematika umat dalam menghadapi
Gagasan dan manifestasi cinta ruhaniyah dinamika kehidupan (Yulianto, 2014: 179).
atau Ilahiyah melalui karya-karya sastra ini Sedangkan dalam penelitian ini sebagai
dalam khazanah kebudayaan Islam sering objek formalnya atau teori yang dipakai
disebut sebagai kecenderungan utama dalam untuk menganalisis puisi ini adalah teori
sastra sufistik (Zuhdy, 2013: 4–5). semiotika Riffaterre. Teori semiotika
Tugas menjelaskan seluruh aspek Riffaterre adalah salah satu teori semiotik
tasawwuf yaitu dengan menguraikan seluruh yang berkembang di dunia akademik untuk
manifestasi utama dari tasawuf dalam mendekati puisi. Dalam bukunya yang
peradaban Islam, yang di antaranya dengan berjudul Semiotics of Poetry Riffaterre,
mengkaji karya-karya sufistik, baik prosa Riffaterre (1978: 1) menyatakan bahwa
maupun puisi dengan bahasa masa kini agar semiotika ditujukan untuk menjadi “suatu
menipiskan tudingan kaum modernis deskripsi yang koheren dan relatif sederhana
terhadap tasawuf sebagai penghambat mengenai sruktur makna dalam puisi”. Ia
perkembangan Islam. Hal ini menegaskan dinamakan sebagai pendekatan semiotik
bahwa aspek esoterik Islam, yakni tasawuf, karena puisi cenderung dipahami sebagai
adalah jantung ajaran Islam, sehingga bila sistem makna yang dinamakan struktural
wilayah ini kering dan tidak lagi berdenyut, karena sistem makna itu terbentuk secara
maka keringlah aspek-aspek lain ajaran Islam struktural. Teori ini pernah dipakai oleh

444 | Widyaparwa, Vol. 49, No. 2, Desember 2021 ISSN 0215-9171 (print), ISSN 2528-1089 (online)
Hlm. 442—453 Analisis Semiotik Puisi Engkau Karya Muhammad Zuhri
(Aning Ayu Kusumawati)

Yulia Nasrul Latifi dalam artikel yang filsafat (philosophical approach) (Yulianto,
berjudul “Puisi Ana Karya Nazik Al 2014).
Malaikah (Analisis Semiotika Riffaterre Penelitian lainnya dilakukan oleh Heri
dalam Jurnal Adabiyyat” (Latifi, 2013) dan Purnama dalam tesisnya di Program Pasca
juga oleh Meilita Hardika mahasiswa S2 Ilmu Sarjana STAIN Cirebon tahun 2009, mengkaji
Sastra UGM tahun 2016, dengan judul “Perbandingan Pemikiran Muhammad Zuhri
“Relasi Hipogramatik Also Sprach tentang Spiritualitas Islam dan Pemikiran
Zarathustra karya Fredrich Nietzche dengan Imam al-Ghazali tentang Al-Akhlak Al-
Religiusitas: Kajian Semiotika Riffaterre” Karimah Relevansinya dengan Sistem
(Hardika, 2016). Pendidikan Islam”. Penelitian tersebut adalah
Penyelidikan Engkau sebagai salah satu studi tokoh yang berusaha menelaah dan
puisi dalam kumpulan sajak QC dilakukan mengkaji tentang konsep dan pemikiran
secara objektif dengan teori semiotika sastra. yang dikembangkan oleh Muhammad Zuhri
Model struktural semiotik muncul sebagai dibandingkan dengan pemikiran Imam
akibat ketidakpuasan terhadap kajian Ghozali (Purnama, 2009).
struktural. Jika struktural sekadar menitik-
beratkan aspek intrinsik, lain halnya dengan 2. Metode
semiotik yang mempercayai bahwa karya Pemilihan objek material dalam penelitian ini
sastra memiliki sistem tersendiri. Itulah adalah Engkau, salah satu puisi sufistik dalam
sebabnya muncul kajian struktural semiotik, kumpulan sajak Qasidah Cinta karya
artinya penelitian yang menghubungkan Muhammad Zuhri. Kumpulan sajak Qasidah
aspek-aspek struktur dengan tanda-tanda. Cinta merupakan kumpulan awal sajak-sajak
Berdasar pemaparan di atas, masalah sufistik yang dihasilkan Muhammad Zuhri
yang dikaji dalam tulisan ini adalah (Zuhri, 1993). Qasidah Cinta diterbitkan oleh
bagaimanakah kesatuan makna yang penerbit Pustaka Bandung tahun 1993
terkandung dalam kumpulan puisi Engkau memuat 116 sajak-sajak pendek dengan nafas
karya Muhammad Zuhri dengan teori sufistik.
semiotika Riffaterre. Dari masalah penelitian Objek formal penelitian ini adalah
di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan semiotikanya Michael
untuk mengungkap kesatuan makna yang Riffaterre yang sekaligus menjadi metode
terkandung dalam puisi tersebut. analisis penelitian. Semiotika Riffaterre ini
Penelitian yang mengkaji karya-karya memakai dua pembacaan, yaitu pembacaan
fiksi, terutama puisi karya Muhammad Zuhri heuristik dan hermeneutik. Penelitian ini juga
masih langka, boleh dikatakan belum pernah disebut sebagai penelitian pustaka
ada. Namun, studi tentang pemikiran dimaksudkan sebagai pembacaan dengan
Muhammad Zuhri ada beberapa peneliti saksama terhadap puisi Engkau karya
yang melakukan antara lain penelitian yang Muhammad Zuhri, dengan menggunakan
dilakukan oleh Rahmat Yulianto dalam analisis isi (discourse analysis). Analisis isi di
rangka memperoleh gelar Magister di sini bermakna menganalisis dokumen (puisi-
Universitas Sunan Ampel pada tahun 2014, puisi karya Muhammad Zuhri) untuk
dengan judul “Relevansi, Tasawuf diketahui isi dan makna yang terkandung
Transpormatif Sebagai Solusi Problematika dalam dokumen tersebut. Peneliti melakukan
Modern: Studi Pemikiran Tasawuf langkah-langkah pengumpulan data demi
Muhammad Zuhri Pati”, dengan pendekatan memastikan ketepatan analisis bahasa dalam
sastra yang dianalisis secara semiotik.

ISSN 0215-9171 (print), ISSN 2528-1089 (online) Widyaparwa, Vol. 49, No. 2, Desember 2021 | 445
Analisis Semiotik Puisi Engkau Karya Muhammad Zuhri Hlm. 442—453
(Aning Ayu Kusumawati)

Adapun langkah-langkah tersebut diawali Dan kau tarik tanganku ke punggung suci cinta
dengan membaca puisi berjudul Engkau (18)
karya Muhammad Zuhri secara seksama
Di lantai sejarah kita menari-nari lincah (19)
kemudian menganalisis puisi tersebut secara
Mengukir tiang masjid, menyulam warna
semiotik (Pirmansyah, Anjani and sajadah (20)
Firmansyah, 2018). Memasang rambu-rambu di tiap tikungan (21)
Membenahi peta suci kebenaran keadilan (22)
3. Hasil dan Pembahasan
Di sini, teori dan metode semiotika Riffaterre Subuh ke dua ketika satwa mengigau (23)
diterapkan dalam puisi Engkau, yang Di depan guaku kutancapkan panji-panji hijau
merupakan bagian dari kumpulan puisi (24)
Di pintunya aku tertarik ke arah semesta (25)
Qasidah Cinta. Selengkapanyam berikut teks
-‘Istriku! Suamimu telah datang! (26)
terkait. Ayolah!’(27)
ENGKAU
Sekarjalak, 27-1-1989
Pagi, (1)
Ketika aku bangun menggulung layar mimpi-
mimpi. (2) 3.1 Pembacaan Heuristik
Tubuhku masih terkulai lemas di ranjang kini: Dikemukan oleh Faruk (1996: 26), pembacaan
(3) heuristik adalah pembacaan sajak sesuai
Gua Hira-ku berdinding baja keharusan dan dengan tata bahasa normatif, morfologi,
kenyataan. (4) sintaksis, dan semantik. Dengan bahasa lain,
Yang tak pernah dapat kupertemukan. (5) pembacaan heuristik menghasilkan arti
secara keseluruhan menurut tata bahasa
Jibrilku meronta membanting-bantingkan
normatif dengan sistem semiotik tingkat
sayapnya (6)
Bumiku serasa goyah oleh gempa, tanah-longsor pertama. Dengan bahasa lain pembacaan
dan (7) heuristik adalah pembacaan sesuai dengan
banjir limbah petualangkara (8) konvensi bahasa, yang bersifat mimetik dan
Nyaris membaurkan mataku akan makna membangun serangkaian arti yang hetero-
kemurnian cinta (9) gen. Langkah awal dalam pembacaan
heuristik ini adalah memilih baris-baris puisi
Saat itu engkau datang mengulurkan tangan yang membuat gambaran dari kenyataan itu
(10)
menjadi ungramatikal, tidak bersesuaian
Tubuhmu anggun berdandan ayu seribu
kekinian (11) dengan kenyataan. Dalam puisi Engkau
Kusambut hangat di setiap pintu penjelmaan terdapat keungramatikalan pernyataan dari
(12) beberapa baris puisi, yaitu antara lain:
Kudengar bisikmu lirih:-‘Habibi, habibi!’ (13) a. Ketika aku bangun menggulung layar
mimpi-mimpi (2)
Gema cintamu menguak gerbang Sidratul b. Gua Hiraku berdinding baja keharusan
Muntaha (14) dan kenyataan. (4)
Bertangkap busur sukma dengan busur
c. Jibrilku meronta membanting-bantingkan
pasangannya. Aduhai! (15)
Kau rapatkan bibirmu di telingaku dan bisikan sayapnya (6)
(16) d. Bumiku serasa goyah oleh gempa, tanah-
-‘Sapu debu dari tubuhmu! Yuh kita longsor dan (7)
melantai!’(17) e. banjir limbah petualangkara (8)

446 | Widyaparwa, Vol. 49, No. 2, Desember 2021 ISSN 0215-9171 (print), ISSN 2528-1089 (online)
Hlm. 442—453 Analisis Semiotik Puisi Engkau Karya Muhammad Zuhri
(Aning Ayu Kusumawati)

f. Tubuhmu anggun berdandan ayu seribu berdinding baja keharusan dan kenyataan, baris
kekinian (11) ke-4 menimbulkan ke-ungramatikal-an
g. Kusambut hangat di setiap pintu penjel- karena Gua Hira tempat Nabi Muhammad
maan (12) SAW menerima wahyu pertama kali, si Aku
h. Gema cintamu menguak gerbang Sidratul juga memilikinya. Dinding gua tersebut tidak
Muntaha (4) seperti gua pada umumnya. Dinding Gua
i. Dan kau tarik tanganku ke punggung suci Hira milik si Aku ini berdinding baja
cinta (18) keharusan dan kenyataan. Aku tidak pernah
j. Di lantai sejarah kita menari-nari lincah dapat mempertemukan keduanya, terdapat
(19) dalam baris Yang tak pernah dapat
k. Membenahi peta suci kebenaran keadilan kupertemukan.
(22) Pada baris ke-6, Jibrilku (ku menunjuk-
l. Subuh ke dua ketika satwa mengigau (23) kan kepunyaan, milik aku) meronta memban-
m. Di depan guaku kutancapkan panji-panji ting-bantingkan sayap, terjadi ketidakgrama-
hijau (24) tikalan karena Jibril salah satu malaikat yang
n. Di pintunya aku tertarik ke arah semesta: wajib diimani oleh umat Islam, dan malaikat
(25) yang bertugas untuk menyampaikan wahyu,
tidak memiliki nafsu atau kemarahan. Di sini,
Judul puisi Engkau adalah kata ganti terjadi ketidakgramatikalan karena Jibril
orang kedua tunggal, engkau di dalamnya digambarkan seperti manusia dengan mem-
terkandung anggapan seseorang bisa laki- banting-bantingkan sayapnya.
laki bisa perempuan, berada di suatu tempat, Kemudian baris selanjutnya, Bumiku serasa
suatu waktu. Seseorang tersebut adalah yang goyah oleh gempa, tanah-longsor dan (7) banjir limbah
diajak bicara, yang disapa, dan yang dipakai petualangkara (8) bumi milik aku serasa goyah,
untuk orang yang sama atau lebih rendah serasa dapat diartikan seolah-olah, goyah oleh
kedudukannya, digunakan juga untuk gempa, tanah longsor, banjir limbah
berdoa kepada Tuhan (Engkau), KBBI (2002: petualangkara. Nyaris dalam arti hampir saja
303). terjadi terutama tentang sesuatu yang
Kata Pagi, mengawali puisi ini, pagi membahayakan. KBBI (2002: 790), kata
bagian awal dari hari, bukan siang atau membaurkan dari kata kerja baur mengan-
malam. Baris ke-2, Ketika aku bangun meng- dung arti mencampurkan, mengawinkan
gulung layar mimpi-mimpi menimbulkan ke- antara mata si aku dengan makna kemurnian
ungramatikal-an. Aku berarti orang pertama cinta. Nyaris membaurkan mataku akan makna
tunggal secara mimesis. Kata itu mem- kemurnia cinta.
bayangkan adanya seseorang yang bangun Saat itu, menunjukkan aku yang
dari tidurnya kemudian menggu-lung layar tubuhnya terkulai lemas, Jibrilnya meronta
mimpinya. Kata mimpi termasuk kata kerja membanting sayapnya, dan buminya serasa
seperti tidur, jalan, makan yang tidak goyah (ungramatikal) datang engkau dengan
memiliki ciri secara fisik, misalnya bersayap, mengulurkan tangan.
berbulu. Aku bermimpi berlayar, setelah Tubuhmu anggun berdandan ayu seribu
bangun tidur aku menggulung layar mimpi- kekinian (11), Engkau yang datang digam-
mimpinya. Tubuh si aku masih terkulai barkan seorang (perempuan) yang bertubuh
lemas di atas ranjang. Lemas karena tidak anggun, berdandan ayu dengan seribu
bisa mempertemukan keharusan dan kekinian. Ketidaklaziman dalam ba-hasa
kenyataan di Gua Hiranya. Gua Hiraku menunjuk pada kata seribu kekinian.

ISSN 0215-9171 (print), ISSN 2528-1089 (online) Widyaparwa, Vol. 49, No. 2, Desember 2021 | 447
Analisis Semiotik Puisi Engkau Karya Muhammad Zuhri Hlm. 442—453
(Aning Ayu Kusumawati)

Seseorang itu berdandan dengan seribu Di pintunya aku tertarik ke arah semesta:
kekinian bermaksud tidak ketinggalan za- (25), di pintunya kembali pada Engkau, aku
man, sangat modern. tertarik (ketarik) ke arah semesta. Dalam
Kusambut hangat di setiap pintu penjelmaan KBBI (2002: 1029) semesta berati seluruh
(12), aku akan menyambut secara hangat dunia, universal.
engkau di pintu penjelmaan. Ketidak-
selarasan dengan konvensi bahasa adalah 3.2 Pembacaan Hermeneutik
pintu penjelmaan. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan
Kudengar bisikmu lirih: -‘Habibi, habibi!’ karya sastra berdasarkan sistem semiotik
(13) aku mendengar Engkau berbisik lirih, atau bedaasarkan pembacaan ulang (retro-
membisikkan kata habibi dua kali, habibi aktif) sesudah pembacaan heuristik atau
dari bahasa Arab yang berarti kekasihku. berdasarkan pembacaan yang bermuara
Gema cintamu menguak gerbang Sidratul pada ditemukannya satuan makna puisi
Muntaha (4), cintanya bergema atau bergaung (Inayati dan Nuryatin, 2016: 165). Pembacaan
sampai menguak atau menyingkap gerbang ini merupakan pembacaan secara menye-
Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha dalam luruh sepanjang teks dengan melakukan
surah An Najm ayat 14 adalah Sidrah berarti modifikasi ulang atas pemahaman yang
sejenis pohon rindang, sedangkan Muntaha sebelumnya terpencar-pencar di dalam
bermakna tempat terakhir. Secara kebaha- pembacaan heuristik.
saan, gabungan keduanya bermakna Puisi dipahami sebagai satuan yang
tumbuhan atau pohon sidrah yang tak menyerupai sebuah donat, yang mengan-
terlampaui. dung ruang kosong di tengahnya yang
Dan kau tarik tanganku ke punggung suci menjadi matriks dari puisi tersebut. Pemba-
cinta (18), engkau menarik tangan si aku ke caan hermeneutik ini pun dilakukan dengan
punggung bukan tangan atau kepala tapi mempertimbangkan unsur-unsur yang tidak
punggung suci cinta. tampak secara tekstual yang disebut
Di lantai sejarah kita menari-nari lincah (19), hipogram. Hipogram menurut Budiman,
sejarah memiliki lantai tempat aku dan engkau (1999: 45–46) adalah produksi tanda-tanda
menari-nari dengan lincah. puitik ditentukan oleh derivasi yang bersifat
Membenahi peta suci kebenaran keadilan hipogramatik: sebuah kata atau frasa akan
(22), aku dan engkau membenahi peta menjadi puitik apabila mengacu pada atau
kebenaran dan keadilan yang suci. memolakan diri sekelompok kata yang pra-
Subuh ke dua ketika satwa mengigau (23, ada (pre-existent). Sebuah hipogram selalu
subuh ke dua mengandung arti subuh di hari sudah merupakan sistem tanda-tanda yang
ke dua atau subuh pertama saat waktu sholat terdiri dari sebuah predikasi, meskipun
fajar, hampir masuk waktu masuk subuh, mungkin pula merupakan sebuah teks.
satwa mengigau. Hipogram ada yang bersifat potensial
Di depan guaku kutancapkan panji-panji dapat diamati di dalam bahasa, mungkin
hijau (24), aku menancapkan panji-panji pula aktual dapat diamati di dalam teks lain
berwarna hijau di depan guanya. Menurut yang mendahuluinya. Unsur-unsur hipo-
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 825), gramatik yang bersifat potensial seperti
panji adalah bendera (terutama yang presuposisi yang terkandung dalam bahasa
berbentuk segitiga) atau tanda kebesaran dan hipogramatik yang bersifat aktual yang
atau kemenengan. berupa teks-teks yang ada sebelumnya, baik

448 | Widyaparwa, Vol. 49, No. 2, Desember 2021 ISSN 0215-9171 (print), ISSN 2528-1089 (online)
Hlm. 442—453 Analisis Semiotik Puisi Engkau Karya Muhammad Zuhri
(Aning Ayu Kusumawati)

mitos, karya sastra yang baik maupun karya puisi ini telah memberikan beberapa
sastra yang lain. pasangan oposisional, yaitu:
a. Aku beroposisi dengan kau
3.3 Hipogram Potensial b. Menggulung beroposisi dengan mengu-
Hipogram potensial adalah segala bentuk lur
implikasi dari makna kebahasaan, presu- c. Membanting-banting beropisisi dengan
posisi, makna-makna konotif yang sudah mengulur
dianggap umum. Implikasi itu tidak akan d. Terkulai beroposisi dengan berdandan
dapat ditemukan di dalam kamus tetapi e. Lemas beroposisi dengan ayu
sebenarnya telah ada pikiran penutur bahasa f. Gua hira beroposisi dengan seribu keki-
pada umumnya. nian
Engkau yang menjadi judul dari puisi Pada bait keempat melanjutkan
dalam tulisan ini sebenarnya sudah meng- perjalanan ruhani aku yang semakin
implikasikan adanya aku yang di dalam puisi mendapatkan titik terang, dengan menyapu
itu muncul di baris kedua bait pertama. debu dari tubuh, debu bermakna dosa,
Bait pertama, menjelaskan kondisi aku penyakit-penyakit hati. Setelah jiwa
dalam perjalanan rohaninya atau capaian dibersihkan, maka engkau mengajak aku
pengetahuan batin aku yang gagal memper- untuk melantai, keasyikan dalam kesalikan-
temukan keharusan dan kenyataan. Menurut nya untuk semakin dekat dengan-Nya dan
al Ghozali via Mulkhan (1992: 118), mencapai tujuan akhir, yaitu ma’rifat billah.
pengetahuan di bagian terakhir yaitu penge- Aku telah menemukan cinta sejati hingga
tahuan batin. Suatu pengetahuan yang sejati gema cinta aku dengan engkau yang
dan dapat kebenaran yang sejati. menembus gerbang Sidratul Muntaha
Pengetahuan tersebut bukan suatu penge- tertangkap busur sukma dengan busur
tahuan yang berguna untuk mencari dan pasangannya.
menemukan kebenaran seperti dalam Wujud hubungan cinta tersebut
kebenaran akali, tetapi jalan metodis untuk termaktub dalam bait ke-5: di lantai sejarah
memperoleh ketentraman batin. Pengeta- menari-nari lincah dengan mengukir tiang
huan demikian akan diperoleh jika manusia masjid, menyulam warna sajadah. Kata di lantai
mampu mengintegrasikan diri dengan sejarah bermakna tidak melampaui ruang
kenyataan dan kebenaran itu sendiri. dan waktu, berada dalam ruang dan waktu.
Bait kedua menjelaskan kegagalan aku Sedangkan mengukir tiang masjid dan
dalam perjalanan untuk mendapatkan menyulam sajadah bermakna beriba-dah
pengetahuan rohaninya itu hingga nyaris tak ubudiyah, seperti sholat, dzikir, dan tafakur.
dapat menangkap daya batiniah berupa Aktivitas tersebut lebih bersifat akhirat, maka
cahaya kebenaran, yaitu kemurnian cinta. pada baris ketiga dan keempat di bait kelima
Bait ketiga, aku mulai menemukan titik ini melengkapi aktivitas cinta aku dan engkau
terang dari kejumutannya dalam petua- pada amal-amal yang bersifat duniawi atau
langan jiwanya. Dipersonifikasikan dengan terjun ke masyarakat. Dengan cara memasang
engkau yang memberikan pertolongan yang rambu-rambu di tiap tikungan dan membenahi
berdandan kekinian. Engkau di sini utusan peta suci kebenaran dan keadilan.
dari Tuhan bisa berupa Firman-Firman-Nya, Pada bait terakhir, yaitu bait keenam,
Rasul, dan haditsnya bisa juga engkau adalah subuh kedua ketika satwa mengigau, subuh
Tuhan itu sendiri. Sampai pada bait ketiga, bermakna dimulainya hari, dimulai hidup,
subuh kedua diartikan sebagai subuh yang

ISSN 0215-9171 (print), ISSN 2528-1089 (online) Widyaparwa, Vol. 49, No. 2, Desember 2021 | 449
Analisis Semiotik Puisi Engkau Karya Muhammad Zuhri Hlm. 442—453
(Aning Ayu Kusumawati)

beda dengan subuh yang pertama. Subuh Aktualisasi pertama dari matriks adalah
kedua subuh yang lebih ceria ditandai model yang bisa berupa kata atau kalimat
dengan gua bermakna ruang untuk tertentu. Model ini kemudian diperluas
berkhalwatnya aku sudah ditancapkan panji- sehingga menurunkan teks secara kese-
panji hijau, yaitu panji-panji kemena-ngan. Di luruhan. Adapun ciri utama dari model itu
pintunya aku berteriak ke arah semesta: istriku! adalah sifat puitisnya. Model adalah sebuah
Suamimu telah datang! Ayolah! Bila dihu- tanda puitis dan sebuah tanda akan menjadi
bungkan antara bait pertama dan kedua yang puitis bila bersifat hipogramatik.
menggambar aku dalam penderitaan maka Proses sebelum dilakukan klarifikasi
bait terakhir ini aku kembali mengajak terhadap matriks adalah mengidentifikasi
istrinya. Suamimu telah datang mengan- modelnya terlebih dahulu sebagai aktuali-
dung arti si suami pergi dengan mening- sasi pertama dari matriks. Wujud dari model
galkan istri di gua hira menyendiri, ber- ini bisa satu kata atau kalimat yang puitis,
Khalwat mengasingkan diri dari ke dikatakan puitis bila tanda itu bersifat
kenyataan telah kembali dan tidak hipogramatik dan monumental.
menyendiri di gua lagi karena merasa gagal Ada dua model yang monumental
dalam mempertemukan keharusan dan dalam puisi Engkau ini, yaitu Aku bangun
kenyataan dan tidak menemukan kemur- menggulung layar mimpi-mimpi dan di lantai
nian cinta yang aku cari. sejarah kita menari-nari lincah. Yang pertama
sebagai titik tolak perjalanan ruhani aku yang
3.4. Matrik, Model dalam Puisi Engkau dan menemu kebuntuan atau kejumutan. Kalimat
Hipogram Aktual ini sebagai sisi negatifnya. Kemudian, sisi
Dengan hipogram-hipogram yang sudah positifnya adalah kalimat kedua, setelah
dijelaskan sebelumnya kesatuan makna mendapatkan pencerahan batin, sebagai
dalam puisi tersebut sudah mulai tersusun, penunjuk arah menemukan kemurnian cinta
yang dalam pembacaan sebelum-nya, yaitu dan dapat menyatukan keharusan dan
pembacaan heuristik terkesan terpecah dan kenyataan.
berdiri sendiri-sendiri. Dari pemahaman di atas, ada dua model
Akan tetapi, bangunan dunia imajiner dengan satu matriks yang dapat diper-
puisi tersebut belum sepenuh utuh, satukan, yaitu ajakan (semangat) untuk
membentuk satu kesatuan makna yang beramal sholeh, tawazun (kesimbangan pada
menjadi pusat makna, yang oleh Riffaterre urusan duniawi maupun akhirat). Berangkat
disebut sebagai matriks. Matriks disebut juga dari model yang memiliki hipogram yang
kata kunci yang menjadi sumber seluruh bersifat aktual berupa pendapat terdahulu
makna atau kalimat yang dapat mewakili tentang laku spiritual, yaitu bila seorang sufi
bait dalam puisi. Yang dimaksudkan dengan dengan laku kezuhudannya ia meninggalkan
“matriks” adalah tuturan minimal dan tanggung jawabnya di kehidupan nyata dan
harfiah. Jadi, ringkasan yang paling singkat memilih beruzlah, berkhalwat, hal itu
dari sebuah puisi, itulah matriks (Lestari, menyalahi sunnatullah, yaitu nilai keseim-
2020: 79). Puisi dihasilkan dari transformasi bangan (mizan atau tawazun), sesuai dengan
matriks menjadi sebuah parafrase yang lebih prinsip yang difirmankan Allah SWT, dalam
panjang, kompleks, dan nonliteral. Sedang Al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 7–8: “dan
matriks menurut Riffaterre via Faruk (1996: langit pun ditinggalkan oleh-Nya, serta
26) ini tidak hadir di dalam teks. Yang hadir diletakkan oleh-Nya (prinsip) keseimba-
di dalam teks adalah aktualisasi dari matriks. ngan. Agar janganlah kamu (manusia)

450 | Widyaparwa, Vol. 49, No. 2, Desember 2021 ISSN 0215-9171 (print), ISSN 2528-1089 (online)
Hlm. 442—453 Analisis Semiotik Puisi Engkau Karya Muhammad Zuhri
(Aning Ayu Kusumawati)

melanggar (prinsip) keseimbangan itu.” Rasul, dan hadisnya bisa juga Engkau adalah
Dengan pemahaman ayat di atas, Madjid, Tuhan itu sendiri.
(1993: 95, 98–100) mengatakan prinsip
keseimbangan adalah hukum Allah untuk 4. Simpulan
seluruh jagat raya sehingga melanggar Dalam tema kesastraan sufi bukan semata-
prinsip keseimbangan merupakan sebuah mata pengalaman dan keadaan jiwa yang
dosa kosmis karena melanggar hukum yang dialami ahli suluk dalam menempuh jalan
menguasai jagat raya. Pendapat Hamka cinta dan makrifat melainkan juga contoh-
menghendaki suatu penghayatan keagamaan contoh dalam kehidupan individu dan
esoteris yang mendalam tidak melakukan masyarakat yang berkaitan dengan amal dan
pengasingan diri atau uzlah, melainkan tetap ibadah. Puisi Engkau karya Muhammad
aktif melibatkan diri dalam masyarakat. Zuhri, dengan bantuan teori semiotika
Melengkapi hubungan intertekstualitas Michael Riffaterre dibongkar dengan
dari puisi Engkau adalah terdapat dalam pembacaan heuristik dan pembacaan her-
buku Biografi Ibnu Arabi yang disusun oleh meneutik. Hasil penelitian mengungkapkan
Masrukhin, (2015:11) dengan perjalanan sufi bahwa puisi Engkau dalam pembacaan
Ibnu Arabi yang diceritakan dalam kitabnya heuristik masih belum ditemukan kesatuan
Al Futuhat al-Makkiyah (Penyingkapan makna, masih tersebar dan terpisah-pisah.
Ketuhanan di Makkah) yang Ibnu Arabi tulis Sedang dalam pembacaan hermeneutik atau
ketika berada di Makkah dan ditulis kembali retroaktif, dan hipogram potensial, hasil
pada saat ia di Damaskus, sebelum ia penelitian menggambarkan perjalanan batin
meninggal pada tahun 638 H. Ibnu Arabi si aku lirik, dari tahap kejumutan sampai
berkata, “Aku pernah mengalami sakit. tahap menemukan titik terang. Ada dua
Saking sakitnya, akhirnya aku tak sadarkan model yang monumental dalam puisi ini,
diri. Saat itu, aku sudah dianggap tak bisa yaitu Aku bangun menggulung layar mimpi-
ditolong lagi. Aku seperti dalam keadaan mimpi dan di lantai sejarah kita menari-nari
bermimpi dan melihat orang-orang yang lincah. Berangkat dari model tersebut,
buruk rupa. Ia ingin menyakitiku. Aku juga ditemukan matriks ajakan (semangat) untuk
melihat seorang yang elok rupawan yang beramal sholeh dan tawazun (keseimbangan
semerbak bau harumnya. Ia membelaku pada urusan dunia maupun akhirat). Sedang
sampai akhirnya berhasil mengalahkan hipogram aktual yang menjadi latar
orang-orang buruk rupa itu. Aku kemudian terbentuknya matriks adalah Al-Qur’an surat
bertanya kepadanya, “Siapakah engkau?” Ia Ar-Rahman ayat 7–8: “dan langit pun
menjawab, “Aku adalah Surah Yasin. Aku ditinggalkan oleh-Nya, serta diletakkan oleh-
datang untuk membelamu.” Nya (prinsip) keseim-bangan. Agar janganlah
Dari kisah Ibnu Arabi di atas, pada puisi kamu (manusia) melanggar (prinsip)
Engkau, bait pertama dan kedua meng- keseimbangan itu.” Dengan pemahaman
gambarkan kesakitan aku dalam perjalanan ayat di atas, prinsip keseimbangan adalah
sunyinya, kemudian pada bait ketiga ia hukum Allah untuk seluruh jagat raya
menemukan titik terang, saat itu engkau sehingga melanggar prinsip keseimbangan
datang mengulurkan tangan (10) tubuhmu merupakan sebuah dosa kosmis, karena
anggun berdandan ayu seribu kekinian (11). melanggar hukum yang menguasai jagat
Engkau yang datang di sini utusan dari raya.
Tuhan bisa berupa Firman-Firman-Nya,

ISSN 0215-9171 (print), ISSN 2528-1089 (online) Widyaparwa, Vol. 49, No. 2, Desember 2021 | 451
Analisis Semiotik Puisi Engkau Karya Muhammad Zuhri Hlm. 442—453
(Aning Ayu Kusumawati)

Daftar Pustaka 10.15294/SELOKA.V5I2.13078.


Abdurohman, D. dan Nur, S. 2017. Sufisme
Nusantara Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Yogyakarta: Ombak. Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 2002.
‘Al Qur’anul Karim dan Terjemahnya’ (no Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
date) in. Depag RI. Balai Pustaka.

Azwir, R. 2010. Studi Corak Sastra Sufistik Latifi, Y. N. 2013. "Puisi 'Ana' Karya Nazik Al
Nusantara Pasca-Poejangga Baroe. Malaikah (Analisis Semiotika
Available at: www. Riffaterre)", Jurnal Adabiyyat, 12(1).
elpoesya.wordpress.com. https://doi.org/10.14421/ajbs.2013.1
2102
Budiman, K. 1999. Kosa Semiotika. Yogyakarta:
LkiS. Lestari, H. P. 2020. "Semiotika Riffaterre
dalam Puisi 'Balada Kuning-kuning'",
Effendi, D. 1993. Sufisme Baru Dan Sufisme ALAYASASTRA (Jurnal Ilmiah
Lama: Masalah Kontinuitas dan Kesusastraan), 16(1).
Perkembangan dalam Esoterisisme Islam, https://doi.org/10.36567/aly.v16i1.5
dalam buku Sufisme dan Masa Depan 35
Agama. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Madjid, N. 1993. Sufisme Baru dan Sufisme
Faruk. 1996. "Aku dalam Semiotika Riffaterre, Lama: Masalah Kontinuitas dan
Semiotika Riffaterre dalam Aku". Jurnal Perkembangan dalam Esoterisisme Islam.
Humaniora III/1996. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Hadi, A. 1995. ‘Hamzah Fansuri: Risalah Masrukhin, M. Y. 2015. Biografi Ibnu Arabi
Tasawuf dan Puisi-Puisinya’, in. (Perjalanan Spiritual Mencari Tuhan
Bandung: Mizan. Bersama Para Sufi). Depok: Keira
Publishing.
Hadi, A. 1999. Kembali ke Akar Kembali ke
Sumber: Esai-esai Sastra Profetik dan Mulkhan, A. M. 1992. Mencari Tuhan dan
Sufistik. Jakarta: Pustaka Firdaus. Tujuh Jalan Kebebasan (Sebuah Esai
Pemikiran Imam Al Ghozali). Jakarta:
Hardika, M. 2016. "Relasi Hipogra-matik Bumi Aksara.
Also Sprach Zarathustra karya Fredrich
Nietzche dengan Religiusitas: Kajian Munjiat, S. M. 2018. "Peran Tasawuf dalam
Semiotika Riffaterre". Tesis. Universitas Pendidikan Karakter: 'Membangun
Gadjah Mada. Pendidikan melalui Kerangka
Tasawuf'". Al-Tarbawi Al-Haditsah:
Inayati, T. and Nuryatin, A. 2016. "Simbol Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(2).
dan Makna Puisi Menolak Puisi Karya https://doi.org/10.24235/tarbawi.v3
Penyair Indonesia". SELOKA: Jurnal i2.3431
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
5(2). doi: Murdiati, E. 2015. "Tarian Spiritual Jalaluddin

452 | Widyaparwa, Vol. 49, No. 2, Desember 2021 ISSN 0215-9171 (print), ISSN 2528-1089 (online)
Hlm. 442—453 Analisis Semiotik Puisi Engkau Karya Muhammad Zuhri
(Aning Ayu Kusumawati)

Rumi". WARDAH (Jurnal dakwah, Rohmana, J. A. 2015. "Sastra Sufistik Melayu


komunikasi dan kajian masyarakat), 12(1), dan Sunda di Nusantara:
hlm. 9–17. Mempertemukan Hamzah Fansuri dan
https://doi.org/10.19109/wardah.v12i1. Haji Hasan Mustapa". IBDA’: Jurnal
230. Kajian Islam dan Budaya, 13(1).
https://doi.org/10.24090/ibda.v13i1.
Nasr, S. H. 1985. Tasawuf Dulu dan Sekarang. 486
terj. Abdul Hadi WM. Jakarta: Pustaka
Firdaus. Salam, A. 2004. Oposisi Sastra Sufi. Jakarta:
LkiS.
Nasr, S. H. 2003. Eksiklopedia Tematis,
Spiritualitas Islam Manifestasi. Bandung: Wachid, A. 2005. "Lukisan Peleburan Cinta
Mizan. yang Erotik: Puisi Sufi di antara Estetika
dan Etika Cinta Ilahiyah". Al-Jami’ah
Pirmansyah, P., Anjani, C. dan Firmansyah, (Journal Of Islamic Studies), 43(5).
D. 2018. "Analisis Semiotik dalam Puisi https://doi.org/10.14421/ajis.2005.43
'Hatiku Selembar Daun' Karya Sapardi 2.475-499
Djoko Damono". Parole: Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Yulianto, R. 2014. "Relevansi Tasawuf
1(3). Transformatif Sebagai Solusi
https://doi.org/10.30870/jmbsi.v3i1. Problematika Manusia Modern (Studi
3706 Pemikiran Tasawuf Muhammad Zuhri
Pati)" Tesis. Universitas Islam Negeri
Pradopo, R. D. 2014. Pengkajian Puisi. Cet. Sunan Ampel Surabaya.
keempat belas. Yogyakarta: Gadjah https://doi.org/10.15642/teosofi.201
Mada University Press. 4.4.1.56-87

Purnama, H. 2009. "Perbandingan Pemikiran Zuhdy, H. 2013. "Mistik Jalaluddin Rumi:


Muhammad Zuhri tentang Spiritualitas Analisis Struktural Dalam Puisi
Islam dan Pemikiran Imam al-Ghazali Jalaluddin Ar-Rumi. Research Report"
tentang al-Akhlak al-Karimah Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Relevansinya dengan Sistem Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Maulana
Pendidikan Islam di Indonesia". Tesis. Malik Ibrahim. Available at:
Program Pasca Sarjana STAIN. http://repository.uin-malang.ac.id/
2107/.
Riffaterre, M. 1978. Semiotics of Poetry.
Bloomington & London: Indiana Zuhri, M. 1993. Qasidah Cinta. Bandung:
University Press. Pustaka.

ISSN 0215-9171 (print), ISSN 2528-1089 (online) Widyaparwa, Vol. 49, No. 2, Desember 2021 | 453

You might also like