Professional Documents
Culture Documents
Askep Kelkom Ispa Dean
Askep Kelkom Ispa Dean
Disusun Oleh:
Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang selalu
melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga kami bisa menyelesaikan proposal dengan
judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DAN KOMUNITAS PADA NY. S
DENGAN MASALAH ISPA DI DUSUN IV BARAT B DESA TANJUNG GUSTA
TAHUN 2022”. Dalam penyusunan proposal ini, kami mendapat banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak/Ibu :
1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Indonesia.
2. Dr. Ivan Elisabeth, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Marthalena Simamora, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp. Kep.J, selaku Koordinator Profesi Ners.
6. Kawibowo, Selaku Kepala Desa Tanjung Desa.
7. Irfan Tambunan selaku Kepala Dusun IV Barat B.
8. Ns. Rumondang Gultom, MKM, Selaku Koordinator Akademik Stase Keperawatan
Komunitas dan Keluarga.
9. Ns. Masri Saragih, M.Kep, Selaku Dosen Pembimbing Akademik Stase Keperawatan
Komunitas dan Keluarga.
10. Ns. Rinco Siregar, MNS, Selaku Dosen Pembimbing Akademik Stase Keperawatan
Komunitas dan Keluarga.
11. Ns. Adventy Riang Bevy Gulo, M.Kep, Selaku Dosen Pembimbing Akademik Stase
Keperawatan Komunitas dan Keluarga.
12. Ns. Siska Evi Simanjuntak, MNS, Selaku Dosen Pembimbing Akademik Stase
Keperawatan Komunitas dan Keluarga.
13. Ns. Flora Sijabat, MNS, Selaku Dosen Pembimbing Akademik Stase Keperawatan
Komunitas dan Keluarga.
14. Seluruh Kader yang membantu dalam pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan askep ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan asuhan keperawatan ini.
Dean, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering
terjadi pada semua golongan umur, tetapi ISPA yang berlanjut menjadi Pneumonia sering
terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan
keadaan lingkungan yang tidak hygiene. (Sundari, dkk. 2014).
Berdasarkan data ISPA dapat di sebabkan oleh virus, bacteria, maupun riketsia.
Sedangkan infeksi barcterial sering merupakan penyulit ISPA yang disebabkan oleh
virus, terutama bila ada epidemic. Penyulit bacterial umumnya di sertai keradangan
parenkim ISPA yang disebabkan virus pernafasan merupakan penyebab terbesar
ISPAinfeksi virus memberikan gambaran klinik yang khas akan terapi sebaliknya
beberapa jenis virus bersama sama dapat pula gambaran yang hampir sama. Tanda dan
gejala secara umum yang sering di dapat adalah : pilek, batuk, keluar secret cair dan
jemih dari hidung, kadang bersin-bersin, sakit tenggorokkan, sakit kepala, sekret menjadi
kental, demam, nausea, muntah, anoreksia (Sari Kartika, 2013).
Berbagai faktor risiko yang meningkatkan kejadian, beratnya penyakit dan kematian
karena ISPA, yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi buruk memperbesar risiko),
pemberian ASI (ASI eksklusif mengurangi risiko), suplementasi vitamin A (mengurangi
risiko), suplementasi zinc (mengurangi risiko), bayi berat badan lahir rendah
(meningkatkan risiko), vaksinasi (mengurangi risiko), dan polusi udara dalam kamar
terutama asap rokok dan asap bakaran dari dapur (meningkatkan risiko). (Kemenkes RI,
2015).
World Health Organization (2018), memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000
kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia balita. Pada tahun 2018,
jumlah kematian pada balita Indonesia sebanyak 151.000 kejadian, dimana 14% dari
kejadian tersebut disebabkan oleh pneumonia (Agrina, 2019).
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien Ny. T dengan masalah ISPA
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada pasien Ny. T denga masalah ISPA
c. Mahasiswa mampu menetapkan intervensi keperawatan pada pasien Ny. T dengan
masalah ISPA
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada pasien Ny. T dengan masalah
ISPA
e. Mahasiswa mampu evaluasi keperawatan pada pasien Ny. T dengan masalah ISPA
f. Mahasiswa mampu melakkan pendokumentasian pada pasien Ny. T dengan
masalah ISPA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan suatu infeksi yang bersifat akut yang
menyerang salah satu atau lebih saluran pernafasan mulai dari hidung sampai alveolus
termasuk (sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes, 2017). Djojodibroto (2009),
menyebutkan bahwa ISPA dibagi menjadi dua bagian, yaitu infeksi saluran pernafasan
bagian atas dan infeksi saluran bagian bawah.
Infeksi Saluran Pernafsan Akut mempunyai pengertian sebagai berikut (Fillacano, 2016) :
1. Infeksi adalah proses masuknya kuman atau mikroorganisme lainnya ke dalam
manusia dan akan berkembang biak sehingga akan menimbulkan gejala suatu
penyakit.
2. Saluran pernafasan adalah suatu saluran yang berfungsi dalam proses respirasi mulai
dari hidung hingga alveolus beserta adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga
tengah, dan pleura
3. Infeksi akut merupakan suatu proses infeksi yang berlangsung sampai 14 hari. Batas
14 hari menunjukan suatu proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
di golongkan ISPA ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Misnadiarly (2016), menyebutkan bahwa selain agen infeksius, agen non- infeksius juga
dapat menyebabkan ISPA seperti inhalasi zat-zat asing seperti racun atau bahan kimia,
asap rokok, debu, dan gas. Etiologi Infeksi Saluran Pernapasan Akut lebih dari 300 jenis
bakteri, virus, dan jamur. Bakteri penyebabnya antar lain dari genus streptokokus,
stafilokokus, pnemokokus, hemofilus, bordetella dan korinebacterium. Virus
penyebabnya antara lain golongan mikovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus,
mikroplasma dan herpervirus. Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab
ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan sterptokokus serta virus influenza yang di
udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernapasan bagian atas yaitu
tenggorokan dan hidung (Sari, 2015).
Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia di bawah 2 tahun yang
kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim
hujan juga menimbulkan resiko serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang diperkirakan
berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan,
status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan (Sari, 2015).
2.3 Pafofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh.
Masuknya virus sebagai antigen kesaluran pernapasan akan menyebabkan silia yang
terdapat pada permukaan saluran napas bergerak ke atas mendorong virus ke arah faring
atau dengan suatu rangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal
maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernapasan (Kending,
2014).
Iritasi kulit pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering (Seliff).
Kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernapasan menyebabkan kenaikan aktivitas
kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran pernapasan sehingga terjadi
pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal. Rangsangan cairan tersebut
menimbulkan gejala batuk. Sehingga pada tahap awal gejala ISPA yang sangat menonjol
adalah batuk. Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder
bakteri. Akibat infeksi tersebut terjadi kerusakan mekanisme mokosiloris yang
merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernapasan sehingga memudahkan
infeksi baakteri-bakteri patogen patogen yang terdapat pada saluran pernapasan atas
seperti streptococcus pneumonia, Haemophylus influenza dan staphylococcus menyerang
mukosa yang rusak tersebut.
Infeksi sekunder bakteri tersebut menyebabkan sekresi mukus berlebihan atau bertambah
banyak dapat menyumbat saluran napas dan juga dapat menyebabkan batuk yang
produktif. Infeksi bakteri dapat dipermudah dengan adanya faktor-faktor seperti
kedinginan dan malnutrisi. Suatu menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan
infeksi virus pada saluran napas dapat menimbulkan gangguan gisi akut pada bayi dan
anak (Tyrell, 2015). Virus yang menyerang saluran napas atas dapat menyebar ke tempat-
tempat yang lain di dalam tubuh sehingga menyebabkan kejang, demam dan dapat
menyebar ke saluran napas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya
diturunkan dalam saluran pernapasan atas, akan menginfeksi paru-paru sehingga
menyebabkan pneumonia bakteri.
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas. Infeksi oleh bakteri,
virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme pertahanan
pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga hidung, refleksi batuk, refleksi
epiglotis, pembersihan mukosilier dan fagositosis. Karena menurunnya daya tahan tubuh
penderita maka bakteri pathogen dapat melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut
akibatnya terjadi invasi di daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah (Fuad,
2016).
2.5 Pencegahan
1. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau terhindar
dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. Seperti dengan mengkonsumsi
makanan empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih, olahraga dengan
teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan kita tetap
sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita akan semakin
meningat, sehingga dapat mencegah vius / bakteri penyakit yang akan masuk ke tubuh
kita.
2. Imunisasi
Pemberian imunisasi sangat diperlukan baik pada anak – anak maupun orang dewasa.
Imunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah
terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri.
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan mengurangi polusi
asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga dapat mencegah seseorang
menghirup asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi
yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan
sehat bagi manusia.
4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus / bakteri yang
ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara yang
tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus / bakteri
diudara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang melayang diudara).
2.6 Komplikasi
1. Otitis media.
2. Sinusitis.
3. Bronchitis.
4. Bronkopneumonia.
5. Pleuritis (Alsagaff & Mukty, 2010).
2.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Antipiretik dan analgetik : Asetoal, Parecetamol, Metampiron
Antitusi : Kodein – HCL, Noskapin Antibiotik
Vitamin C
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Kompres air hangat
b. Perasan jeruk nipis dicampur kecap/madu
c. Fisioterap
BAB III
TINJAUAN KASUS
2. Komposisi Keluarga
X X
X X
Tn. S
Ny. S
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Pasien
X : Meninggal
: Tinggal serumah
4. Ecomap Family
Wiraswasta, sebagai Kepala Keluarga yang Bekerja sebagai IRT
bertanggung jawab
Ny. S
Tn. S
5. Tipe Keluarga
1) Jenis tipe keluarga : Midle age
2) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut :-
6. Suku Bangsa
1) Asal suku bangsa : Batak toba
2) Budaya yang behubungan dengan kesehatan : Tidak ada budaya yang
berhubungan dengan kesehatan keluarga. Keluarga mengatakan jika ada anggota
keluarga yang sakit akan di bawa ke pelayanan kesehatan.
7. Agama Dan Kepercayaan Yang Mempengaruhi Kesehatan :
Keluarga menganut agama Kristen dan percaya bahwa Tuhan akan selalu bersama
mereka. Jika ada anggota keluarga sakit, keluarga berdoa kepada Tuhan untuk
mendapatkan pertolongan dan kesehatan.
8. Status Sosial Ekonomi Keluarga : Menegah
9. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Suami
10. Penghasilan : 1.300.000/ bulan
11. Harta benda yang dimiliki (perabot,transportasi,dll) : 1 Televisi, 3 lemari, 2
kipas, 1 kulkas, 2 tempat tidu, memiliki kursi, sepeda motor, dll.
12. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Listrik, air, belanja
bulanan, bensin, dll
13. Aktivitas Reaksi Keluarga : Keluarga akan
menghabiskan waktu bersama dengan menonton televisi bersama dan makan bersama
:-
3.3 Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Luas rumah : 7 x 16 Meter
2) Tipe rumah : Permanen
3) Kepemilikan : Pribadi
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 2 kamar
5) Ventilasi/jendela : 4 jendela
6) Pemanfaatan ruangan : Ruangan diisi dengan perabotan rumah tangga
seperti lemari, sofa, tv, kulkas, meja dll
7) Septi tank : Ada letak : didepan rumah
8) Sumber air minum : Dimasak
9) Kamar mandi : 1 kamar mandi
10) Sampah : Dimasukkan kedalam kantongan sampah
11) Kebersihan lingkungan : Bersih
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
1) Kebiasaan : Warga sering berkumpul didepan rumah
2) Aturan/kesepakatan : Warga menaati aturan yang telah ditetapkan didalam
lingkungan tersebut dan setiap 1 bulan sekali warga akan bergotong royong
untuk membersihkan lingkungan rumah
3) Budaya : Tradisional yaitu sering membantu dan rukun satu
sama lain.
c. Mobilitas geografis keluarga : Tn.S tinggal dirumah permanen bersama istri
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Tn.S aktif dalam
berinteraksi bersama tetangganya
e. Sistem pendukung keluarga : Tn. S dan anggota keluarga lain akan saling
mendukung jika memiliki masalah
11 TB 160 cm 158 cm
12 BB 60 kg 56 kg
13 TD : 120/90 TD : 120/80 mmHg
mmHg N : 82 x/mnt RR : 22
TTV N : 80 x/mnt RR : x/mnt
20 x/mnt S : 36,5 0C
S : 36,7 0C
3.8 Analisa Data
Setelah data fokus terkumpul maka data – data yang ada dirumuskan dalam
analisa data untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi, adapun analisa
data yang disusun dalam tabel 3.1 dibawah ini.
Masalah
No Data Fokus Diagnosa Keperawatan
Kesehatan
1 DS : ISPA Ketidak efektifan bersihan
1. Ny.T nengatakan bahwa ISPA adalah jalan nafas pada keluarga
penyakit batuk-batuk, pilek, demam dan Tn.S khusunya Ny. T
sesak napas berhubungan dengan
2. Ny.T mengetahui apa penyebab dari Ketidakmapuan keluarga
penyakitnya yaitu bakteri dan cuaca dalam merawat anggota
3. Ny.T mengatakan tanda dan gejala yang keluarga yang sedang sakit
dirasakan meliputi batuk-batuk, pilek, ISPA
demam, sesak napas.
4. Ny.T mengatakan pernah memeriksakan
kesehatannya kepuskesmas tetapi tidak ada
perubahan. Namun kesehatan belum
kunjung sembuh, akhirnya pergi ke
puskesmas terdekat.
5. Keluarga mengatakan jika ada anggota
keluarga yang sedang sakit, keluarga
segera membawa ke klinik / puskesmas
terdekat
1. Kesadaran: Composmetis
2. TTV : N : 82 x/mnt
3. RR : 22 x/mnt
4. S : 37,2 0C
5. Terdengar suara ronchi diintercota 2
6. Klien tampak adanya cairan putih dihidung
B.
C.
D.
E.
1. Berdasarkan hasil analisa data sebagaimana tertera pada tabel 3.1 maka
diagnosa keperawatan yang dimunculkan pada kasus keluarga dengan Ispa
adalah :
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.S
khusunya Ny. T berhubungan dengan Ketidak mapuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sedang
sakit ISPA
b. Resiko infeksi menular pada keluarga Tn. S khusunya Ny.
T berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga
2. Skoring Masalah Keperawatan
Dalam menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga menggunakan
teknik skoring keperawatan berdasarkan masalah yang telah disusun dalam
analisa data. Skoring keperawatan, sebagaimana dijelaskan pada tabel-tabel
dibawah ini :
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.S khusunya Ny. T
berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sedang sakit ISPA
Aktual :3
2 Kemungkinan 2 2/2 x 2 = 2 Motivasi Ny.T untuk
masalah untuk mengatasi masalah ISPA
3. Daftar diubah untuk sembuh karena Ny.T prioritas
diagnosa mengatakan apabila sedang
Skala
mengalami masalah tersebut
Mudah :2
langsung dibawa ke klinik
Sebagian : 1
atau puskesmas terdekat.
Tidak dapat : 0
3 Potensi masalah 1 1/3 x 1 = 1/3 Resiko penularan penyakit
untuk dicegah sulit dicegah karena kondisi
rumah Tn.S yang kotor,
Skala
berdebu dan interaksi antara
Tinggi : 3
anggota keluarga yang lain
Cukup : 2
kurang dari 1 meter. Anggota
Rendah : 1 keluarga Tn.S menggunakan
masker apabila ada yang
sedang sakit seperti ISPA
4 Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Resiko penularan harus
masalah segera ditangani untuk tidak
terjadi pada anggota keluarga
Skala
yang lainnya
Segera ditangani : 2
DIAGNOSA
HARI/TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF
KEPERAWATAN
Senin, 5 Desember Ketidak efektifan 1. Mendiskusikan dengan keluarga
2022 bersihan jalan nafas pengertian ISPA, mengajarkan keluarga
pada keluarga Tn.S untuk mengungkapkan kembali
khusunya Ny. pengertian ISPA
T berhubungan Ds : keluarga mengatakan ISPA adalah
dengan Ketidak batuk, pilek saja
mapuan keluarga Do : Ny.T tampak mengerti tentang ispa
dalam merawat 2. Mendiskusikan dengan keluarga
anggota keluarga penyebab ispa
yang sedang sakit Ds : keluarga mengatakan penyebab
ISPA ispa berasal dari bakteri dan cuaca
Do : Ny.T tampak memperhatikan dan
memahami yang didiskusikan
3. Mendiskusikan dengan keluarga tanda
dan gejala
Ds : keluarga mengatakan tanda dan
gejala yang dirasakan batuk, pilek,
demam
Do : klien tampak menyimak dan
menjawab pertanyaan
Selasa, 6 Ketidak efektifan 1. Mengidentifikasi akibat lanjut dari ispa
Desember 2022 bersihan jalan nafas Ds : keluarga mengatakan akibat lanjut
pada keluarga Tn.S dari ispa ada infeksi telinga bagian otak
khusunya Ny. Do : Ny.T tampak paham akibat lanjut
T berhubungan dari ispa
dengan Ketidak 2. Memotivasi keluarga untuk
mapuan keluarga mengungkapkan kembali akibat lanjut
dalam merawat dari ispa
anggota keluarga Ds : keluarga mengatakan memutuskan
yang sedang sakit untuk merawat anggota keluarga yang
ISPA sakit, jika tidak sembuh akan membawa
ke klinik atau puskesmas terdekat
Do : Ny.T tampak menjawab pertanyaan
Rabu, 7 Desember Ketidak efektifan 1. Mendemontrasikan cara melakukan
2022 bersihan jalan nafas inhalasi buatan
pada keluarga Tn.S Ds : keluarga mengatakan mengerti dan
khusunya Ny. ingin melakukan cara tersebut
T berhubungan Do : Ny. T tampak paham dan
Kamis, 8 Ketidak efektifan
dengan 1.
KetidakMendiskusikan
menyimak cara memodifikasi
Desember 2022 bersihan jalan nafas
mapuan keluargalingkungan keluarga
2. Memotivasi keluarga untuk
pada keluarga
dalam Tn.S merawatDs : keluarga mengatakan cara menata
redemontrasikan
khusunya
anggota Ny.keluargalingkungan yaitu lantai rumah bersih,
Ds : keluarga mengatakan senang karena
T berhubungan
yang sedang sakit atap bisarumah bersih tanpa sawang,
melakukan inhalasi buatan.
denganISPA Ketidak terdapat ventilasi dan penerangan yang
Do : keluarga tampak kooperatif dan aktif
mapuan keluarga kuat
dalam merawat Do : Ny. T tampak menyimak
anggota keluarga 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
yang sedang sakit kembali cara memodifikasi lingkungan
ISPA Ds : keluarga mengatakan cara menata
lingkungan yaitu lantai rumah bersih,
atap rumah bersih tanpa sawang,
terdapat ventilasi dan penerangan yang
kuat
Do : Ny.T tampak menjawab pertanyaan
yang diberikan
Jumat, 9 Desember Ketidak efektifan 1. Mengklarifikasi pengetahuan keluarga
2022 bersihan jalan nafas tentang manfaat fasilitas kesehatan
pada keluarga Tn.S Ds : keluarga mengatakan manfaat dari
khusunya Ny. fasilitas kesehatan bisa mengetahui
T berhubungan kondisi atau keadaan tubuh,
dengan Ketidak mendapatkan pengobatan yang tepat
mapuan keluarga serta pendidikan kesehatan
dalam merawat Do : Ny. T tampak menjawab
anggota keluarga pertanyaan yang diberikan
yang sedang sakit
ISPA
3.12 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan
kriteria hasil dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan.
Evaluasi disusun dengan pedoman SOAP.
No Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf
1 Sabtu, 9 Desember Data Subjektif :
2022 1. keluarga mengatakan ispa adalah batuk, pilek
2. keluarga mengatakan penyebab ispa berasal dari
virus dan bakteri.
3. keluarga mengatakan tanda dan gejala ispa adalah
batuk, pilek, demam, mual muntah, tidak nafsu
makan.
4. keluarga mengatakan akibat lanjut dari ispa adalah
infeksi telinga bagian otak.
5. keluarga mengatakan memutuskan untuk merawat
anggota keluarga yang sakit, jika tidak sembuh akan
membawa ke klinik atau puskesmas terdekat.
6. keluarga mengatakan, gara-gara ispa dapat berakibat
mengganggu aktivitas
7. keluarga mengatakan mengerti apa yang telah
diajarkan.
8. keluarga mengatakan senang karena bisa melakukan
cara inhalasi buatan.
9. keluarga mengatakan cara memodifikasi
lingkungannya yaitu lantai rumah yang bersih, atap
rumah bersih tanpa sawang, terdapat ventilasi dan
penerangan yang kuat
10. keluarga mengatakan manfaat dari fasilitas
kesehatan bisa mengetahui kondisi atau keadaan
tubuh, mendapatkan pengobatan yang tepat serta
pendidikan kesehatan”
Data Objektif :
1. keluarga mampu menyebutkan pengertian ISPA
dengan benar
2. keluarga dapat menyebutkan penyebab ISPA
3. keluarga mampu menyebutkan tanda gejala ISPA
4. keluarga tampak kooperatif, dan dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
5. keluarga dapat menyebutkan akibat lanjut dari ISPA
6. keluarga tampak memperhatikan apa yang dijelaskan
oleh perawat dan keluarga terlihat sangat
menyayangi Ny. T
7. keluarga nampak mengambil keputusan dengan benar
8. keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan
ISPA dengan benar
9. keluarga mampu melakukan yang didemontrasikan
oleh perawat.
10. Klien mampu menyebutkan lingkungan yang aman
bagi penderita ISPA
11. Keluarga sudah melakukannya
12. Keluarga dapat menyebutkan manfaat pelayanan
kesehatan
Pada penentuan skor masalah dan prioritas masalah tidak mengalami hambatan
dan ditemukan satu masalah dari tujuh kemungkinan diagnosa keperawatan
keluarga yang mungkin muncul yaitu manajemen kesehatan tidak efektif.
Sedangkan penyebab yang muncul pada asuhan keperawatan tidak efektid pada
asuhan keperawatan keluarga pada Ny. T dengan diagnosa manajemen kesehatan
tidak efektif didapatkan 1 yaitu : ketidakmampuan merawat yaitu kurang tahu cara
merawat Ny. T yang terserang ISPA dibuktikan dengan data bahwa keluarga
kurang tahu cara merawat Ny. T apabila mengalami keluhan akibat ISPA.
Sesuai tinjauan pustaka terdapat 5 kemungkinan penyebab yang muncul pada
asuhan keperawatan keluarga dan 3 kemungkinan penyebab tidak ditemukan
dengan rasionalisasi sebagai berikut :
1. Keluarga mampu mengambil keputusan tepat dengan masalah utama ISPA
yaitu Ny. T rutin minum obat
2. Keluarga memelihara dan memodifikasi lingkungan yang mendukung proses
terapi dan penyembuhan yaitu dengan menciptakan rumah yang bersih,
menjaga lingkungan
3. Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yaitu dibuktikan dengan
Ny. T jika sakit berobat ke RS. Intervensi keperawatan yang disusun sesuai
dengan tinjauan pustaka dan bisa dilaksanakan asuhannya dengan baik.
Dibuktikan dengan data pada evaluasi bahwa keluarga mengatakan sudah
memahami tentang cara merawat keluarga..
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan penulis pada Ny. T.
Maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Kasus keluarga Tn. S telah dilakukan asuhan keperawatan keluarga
yang dimulai dari pengkajian sampai tahap evaluasi
2. Karakteristik partisipan pada kasus ini pasien Ny. T memiliki
karakteristik dengan berjenis kelamin perempuan, agama kristen
protestan, umur 64 tahun, status menikah.
3. Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis merumuskan
diagnosa keperawatan keluarga yaitu manajemen kesehatan keluarga
tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
dalam mengenali masalah anggota keluarga dengan ISPA
4. Penulis melakukan implementasi selama 5 hari, implementasi dilakukan
sesuai intervensi yang telah disusun sebelumnya
5. Evaluasi hasil dari pemberian asuhan keperawatan keluarga didapatkan
hasil pasien menunjukkan tanda dan gejala positif
5.2 Saran
1. Keluarga
Diharapkan keluarga dapat menerapkan pendidkan kesehatan yang telah diberikan
2. Puskesmas
Diharapkan pihak puskesmas dapat menindaklanjuti asuhan keperawatan yang diberikan
dan diintergasikan dengan program kunjungan rumah (home care) atau Pelayanan
Keperawatan kesehatan masyarakat (Puskesmas).