2015JURNALNABILAHHARRY

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/329088266

ANALISIS ANGGARAN PENJUALAN DALAM MENINGKATKAN LABA


PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR)

Conference Paper · August 2015

CITATIONS READS

0 8,618

2 authors, including:

Harry Roestiono
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan, Indonesia, Bogor
15 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Economics Research View project

All content following this page was uploaded by Harry Roestiono on 21 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS ANGGARAN PENJUALAN DALAM MENINGKATKAN LABA
PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTA PAKUAN KOTA
BOGOR)

NABILAH
HARRY ROESTIONO
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

ABSTRACT
Sales budget is one of the important elements that can affect the cost of goods sold, so
that the company will be able to know and measure whether the company’s profit increases or
decreases. Sales budget in company is the basis to compile the other ones, and generally sales
budget is compiled first before the other budgets’. The sales budget compiled as the manual
that is used in a future sales period. It can affect the control of company’s sales target
accomplishment, because the company can measure and evaluate in accomplishing target and
the company’s urges from budget that compared to the realization compiled by the company.
The purpose of this research is to study and analyze how the sales budget compiling
and the effects of it in increasing company’s profit, and to deepen writer’s knowledge about
sales budget and company’s profit accomplishment. Writer did this research in PDAM Tirta
Pakuan Kota Bogor, located on Jalan Siliwangi No.121 Bogor 16142. PDAM Tirta Pakuan Kota
Bogor is one of BUMD (Regional Owned Enterprises) that service people in handling water
supply to drink, and sewage facilities management. The result of this research shows that the
compiling of sales budget PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor uses top down method. The sales
budget in PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor is effective enough as the measurement of
company’s profit accomplishment, where the biggest contributions of it are the increasing of
customer number and rate adjustment.

Key words: sales budget, profit.

PENDAHULUAN

Tujuan didirikannya sebuah perusahaan pada umumnya dilatar belakangi oleh


keinginan untuk memperoleh laba secara optimal. Salah satu variable penting untuk mencapai
tujuan tersebut dengan adanya penerapan anggaran penjualan. Agar dapat terealisasi, sebuah
rencana penjualan harus dirancang oleh pihak yang kompeten dan mengetahui proses
berjalannya perusahaan secara keseluruhan.
Penerapan anggaran penjualan merupakan salah satu variabel yang tidak boleh
terlupakan. Terkendalinya anggaran penjualan ini menjadi kunci berkembang atau tidaknya
sebuah perusahaan. Oleh karena itu hasil akhir perusahaan tergantung pada keberhasilan
bagian pemasaran dalam meningkatkan penjualan. Penjualan merupakan ujung tombak dalam
1
mencapai tujuan perusahaan mencari laba yang maksimal. Karena itu anggaran penjualan
disusun lebih dahulu dan merupakan dasar dalam penyusunan anggaran lainnya. Kesalahan
dalam penyusunan anggaran penjualan akan mengakibatkan anggaran yang lain juga menjadi
salah.
Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik bilamana taksiran-taksiran yang termuat
di dalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa
melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan berbagai data, informasi dan
pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan
anggaran.
Secara umum, semua anggaran termasuk anggaran penjualan, mempunyai tiga
kegunaan pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan
sebagai alat pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam memimpin jalannya
perusahaan. Sedang secara khusus, anggaran penjualan berguna sebagai dasar penyusunan
semua anggaran-anggaran dalam perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar
yang bersaing.
Untuk menyusun anggaran penjualan, diperlukan penaksiran (forecasting),khususnya
penaksiran tentang jumlah (kuantitas) produk yang diperkirakan akan mampu dijual, dengan
waktu serta tempat (daerah) untuk melakukan penaksiran-penaksiran tersebut dapat
dibedakan menajdi dua yaitu, bersifat kualitatif ialah cara penaksiran yang menitik beratkan
pada pendapat seseorang. Dan bersifat kuantitatif ialah cara penaksiran yang menitik beratkan
pada perhitungan-perhitungan angka dengan menggunakan berbagai metode statistik.
Dengan anggaran penjualan, maka kegiatan perusahaan yang luas dan kompleks
dengan transaksi yang juga semakin rumit akan dapat dikendalikan sehingga kebijakan
perusahaan di masa yang akan datang dapat di awasi dan dapat meningkatkan laba di tahun
berikutnya.
Dalam anggaran penjualan yang melibatkan pula semua unsur dan semua bagian (
Departemen ) yang berkaitan dengan penjualan, faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
anggaran penjualan adalah : (1) jenis produk yang dijual, semakin bayak jenis produk yang
dijual anggaran penjualan semakin besar, setiap produk yang ada harus dibuat anggarannya
sendiri sebelum pada akhirnya dijumlahkan. (2) unit produk, semakin besar unit yang
dianggarkan maka anggaran penjualan semakin besar, besar kecilnya unit yang dianggarkan
akan terlihat pada hasil proyeksi dan kapasitas produksi, tersedianya bahan baku, tenaga
kerja, modal, distribusi dan lainnya.
Adapun penelitian untuk meningkatkan laba perusahaan sebelumnya diteliti oleh
Raymond novembrianthinus yang berjudul “Peranan Anggaran Biaya Produksi Dalam Kaitannya
untuk Meningkatkan Laba pada Perusahaan (Studi Kasus pada PT SEPINDO PERDANA)”.
Namun, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang peningkatan laba dari sisi anggaran
penjulannya. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis tertarik untuk mengambil judul:

2
“ANALISIS ANGGARAN PENJUALAN DALAM MENINGKATKAN LABA PERUSAHAAN
PADA PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR”.

TINJAUAN PUSTAKA

Anggaran
Menurut Rudianto dalam bukunya yang berjudul Penganggaran (2009, 3) : “Anggaran
adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk
kuantitatif, formal, dan sistematis”. Menurut M. Nafarin (2007, 9) : “ Anggaran adalah suatu
rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan”.
Penjualan
Menurut M. Nafarin (2007,166) penjualan adalah : “ Penjualan berarti proses kegiatan
menjual yaitu dari kegiatan penetapan harga jual sampai produk didistribusikan ketangan
konsumen (pembeli)”.
Penjualan adalah sebuah usaha atau langkah kongkrit yang dilakukan untuk
memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa dari produsen kepada
konsumen sebagai sasarannya. Tujuan utama penjualan yaitu mendatangkan keuntungan atau
laba dari produk ataupun barang yang dihasilkan produsennya dengan peneglolaan yang baik.
Dalam pelaksanaannya, penjualan sendiri tak akan dapat dilakukan tanpa adanya pelaku yang
bekerja didalamnya seperti agen, pedagang, dan tenaga pemasaran.
Anggaran Penjualan
Menurut Husnayetti dalam bukunya yang berjudul Anggaran Penjualan (2012, 41):
anggaran penjualan merupakan anggaran yang sangat penting dan merupakan pendukung
utama dalam penyusunan anggaran komprehensif perusahaan. Anggaran penjualan yang
disusun harus bersifat realistis, jika anggaran penjualan tidak bersifat realistis seperti over
convidence (terlalu percaya diri) maka sebagian besar rencana laba secara keseluruhan juga
tidak realistis.
Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan
Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik jika taksiran yang dibuat cukup akurat,
sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran
dengan baik dibutuhkan data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menyusun suatu anggaran. Adapun faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam menyusun anggaran penjualan adalah sebaagai berikut:
1. Faktor intern yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan
antara lain:
a. Penjualan tahun-tahun yang lalu (kualitas, kuantitas, harga, waktu dan tempat
penjualan).
b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan kebijakan penjualan (pemilihan
saluran distribusi, media promosi, metode penetapan harga).
3
c. Kapasitas produksi dan kemungkinan perluasan diwaktu yang akan datang.
d. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun keterampilan dan
kehaliannya (kualitatif), serta kemungkinan pengembangannya diwaktu yang akan
datang.
e. Modal kerja yang dimiliki serta kemungkinan penambahan diwaktu yang akan
datang.
f. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya
diwaktu yang akan datang.
2. Faktor ekstern yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan
tetapi berpengaruh terhadap kehidupan perusahaan, antara lain:
a. Keadaan persaingan.
b. Posisi dalam persaingan dipasar.
c. Pertumbuhan penduduk.
d. Penghasilan masyarakat.
e. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan,yang
terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan harga jual dalam anggaran
penjualan yang akan disusun.
f. Agama, adat istiadat dan kebiasaan masyarakat.
g. Kebijaksanaan pemerintah (bidang politik, ekonomi, social budaya, keamanan).
h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
i. Kemajuan teknologi, barang-barang sustitusi, selera konsumen, dan kemungkinan
perubahannya.
Langkah-langkah Menyusun Anggaran Penjualan
Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu diperhatikan menurut
M.Nafarin (2007,176) yaitu:
1. Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan.
2. Menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu.
3. Membuat taksiran (ramalan penjualan) tiap jenis produk yang akan dijual dan
penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu.
4. Memperhitungkan anggaran penjualan.
5. Menyusun anggaran penjualan.
Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator
prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak dilaporan keuangan, tepatnya laba
rugi. Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005, 25) mendefinisikan laba sebagai berikut: “Laba
(earnings) atau laba bersih (net Income) menindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba
mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan,
sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat.”

4
Stice et, all (2009, 200) menyatakan bahwa:
Laba adalah jumlah yang diberikan kepada investor (sebagai hasil investasi) dan
kondisi perusahaan diakhir periode masih sama baiknya atau layaknya debfab di awal
periode atau ukuran seberapa baik sebuah perusahaan.
Supriyono (2011,331) menyatakan bahwa:
Laba merupakan surplus atau kelebihan pendapatan penjualan atas keselurahan biaya
dalam suatu periode akuntansi tertentu. Pendapatan penjualan adalah seluruh
pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam kegiatan usahanya, sedangkan biaya
keselurahan adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam
kegiatan usahanya.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba
Di dalam memperoleh laba diharapkan perusahaan perlu melakukan suatu
pertimbangan khusus dalam memperhitungkan laba yang akan diharapkan dengan
memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi laba tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Biaya
Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan
mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
2. Harga Jual
Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk
atau jasa yang bersangkutan.
3. Volume Penjualan dan Produksi
Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa
tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya
produksi.
Studi Penelitian Terdahulu
Menurut W. Lenggana (2007), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Sebuah
Penjualan Terhadap Peningkatan Laba Pada PT Tunas Prakarsa Group”. Hasil penelitian ini
bahwa variable independen yaitu penjualan mempengaruhi variable dependen yaitu laba pada
tingkat signifikan 5%.
Raymond Novembrianthinus (2012), dalam penelitiannya berjudul “Peranan Anggaran
Biaya Produksi Dalam Kaitannya untuk Meningkatkan Laba Pada Perusahaan (Studi Kasus pada
PT SEPINDO PERDANA). Hasil penelitian ini menunjukan Hasil anggaran dengan realisasi lebih
kecil dari anggaran yang ditetapkan namun dalam target laba yang ditetapkan dari awal tidak
terjadi perubahan antara anggaran dengan realisasinya.
Anggraini (2004), dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Anggaran Penjualan
terhadap Laba Penjualan Pada PT AGRONESIA BANDUNG”. Hasil dari penelitian ini Bahwa
anggaran penjualan berpengaruh pada laba penjualan,dengan analisa korelasi yang dilakukan
penulis.

5
Fenny Yuliyani (2005), dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Realisasi Anggaran
Penjualan Terhadap Efektivitas Pencapaian Laba Pada PT INDOKEMAS SUKSES MAKMUR”. Hasil
dari penelitian ini bahwa Realisasi anggaran penjualan mempunyai hubungan yang erat
terhadap efektivitas pencapaian laba perusahaan, prosedur penyusunan anggaran Penjualan
telah berjalan dengan baik.
Suhertuti (2013), dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Penyusunan Anggaran
Penjualan Terhadap Penjualan Air Minum Pada PDAM Kota Bandung”. Hasil dari penelitian ini
Bahwa penyusunan anggaran penjualan berpengaruh pada penjualan air minum PDAM Kota
Bandung dengan metode regresi linier.
Kerangka Pemikiran Konseptual
Dibawah ini adalah gambar kerangka pemikiran konseptual penelitian:
Gambar 1: Kerangka Pemikiran Konseptual

Anggaran Peningkatan Laba


Penjualan

Faktor-faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi


anggaran penjualan : peningkatan laba :

1. Faktor Internal 1. Penerimaan penjualan.

a. Produksi dan penjualan 2. Biaya.


tahun lalu.
3. Harga jual
b. Kebijakan perusahaan.

c. SDM terampil.

d. Modal

e. Fasilitas yang dimiliki


perusahaan.

2. Faktor Eksternal

a. Keadaan pesaing.

b. Pertumbuhan
penduduk.

c. Penghasilan
Masyarakat.

d. Kebijakan pemerintah.

e. Keadaan ekonomi

f. Kemajuan teknologi.

6
METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian
kuantitatif. Yaitu suatu metode dalam meneliti suatu kelompok, suatu objek, suatu kondisi,
suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dimana
keberhasilan penganggaran dalam laba perusahaan tidak ditentukan satu tolak ukur saja tapi
lebih menjelaskan pada perhitungan.

Operasionalisasi Variable
Tabel 1: Operasionalisasi Variable

Variable Indikator Skala

Anggaran  Penyusunan Anggaran  Ordinal


Penjualan Penjualan.
 Anggaran Penjualan.  Ratio

Laba  Penerimaan penjualan.  Ratio


 Biaya.  Ratio
 Harga jual.  Ratio
 Realisasi pendapatan.  Ratio

Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kuantitatif. Yaitu menguraikan dan menggambarkan suatu data atau keadaan serta melukiskan
atau menjelaskan sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab
permasalahan yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedur Penyusunan Anggaran Penjualan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor


Pada awal bulan Agustus tahun berjalan, Direksi memberikan pengarahan tentang
penyusunan anggaran tahunan untuk periode tahun mendatang kepada Kepala Bagian setelah
mendapat pengarahan, maka tiap-tiap Bagian menyusun Konsep anggarannya masing-masing
yang dimulai dengan membuat estimasi kegiatan semester II (Juli-Desember) tahun berjalan.
Estimasi ini ditambah dengan realisasi kegiatan semester I merupakan estimasi terakhir
yang digunakan sebagai titik tolak penyusunan anggaran tahun mendatang. Prosedur

7
penyusunan anggaran penjualan dilakukan dengan melihat aktivitas tahun lalu untuk menjadi
acuan pada penyusunan anggaran penjualan tahun berikutnya.
Pihak PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menggunakan metode Top Down atau Otoriter
dalam penyusunan anggaran penjualan, dimana penyusunan anggaran dengan metode ini
anggaran disusun oleh staf budgeting dengan berdasarkan pada keputusan direktur terkait
target pendapatan yang ingin dicapai serta asumsi pengeluaran penjualan akhir untuk tahun
yang akan datang.
Dalam penyusunan RKAP tersebut pada umumnya telah mengacu pada rencana jangka
panjang, realisasi kegiatan usaha tahun berakhir, tahun berjalan, estimasi kegiatan yang
dapat dicapai dan pertimbangan penting lainnya.
Anggaran tahun 2012 terdiri atas:
- Anggaran perhitungan rugi laba.
Anggaran tersebut dilengkapi dengan:
- Rencana pendapatan usaha dan diluar usaha.
Penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan dilaksanakan dari bawah ke atas
dengan dimulai dari unsur-unsur terkait secara realistis, memperhatikan potensi perusahaan
dan memperhatikan anggaran serta realisasi tahun sebelumnya. RKAP kemudian disetujui oleh
Dewan Pengawas PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.

Perkembangan Laba (Rugi)PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor


Tabel 2: Realisasi Laba (Rugi) PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

No Uraian 2011 2012


1 Pendapatan Usaha Rp 135,085,314,723 160,503,712,054
2 Beban Langsung Usaha Rp 49,959,388,060 55,296,798,713
Laba Kotor Usaha Rp 85,125,926,663 105,206,913,341
3 Beban Tidak Langsung Rp 57,507,254,841 68,752,168,913
Laba Usaha Rp 27,618,671,822 36,454,744,428
4 Pendapatan Lain-lain Rp 1,340,712,943 1,800,110,705
5 Beban Lain-lain Rp 753,314,451 13,556,857
Laba Sebelum Pajak Rp 28,206,070,314 38,241,298,276
6 Taksiran Pajak Penghasilan Rp 7,837,302,000 10,746,016,750
Laba Setelah pajak Rp 20,368,768,314 27,495,281,526
Sumber: PT. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

Berdasarkan hasil yang diperoleh berdasarkan perkembangannya pada tabel realisasi


laba (rugi) diatas, menunjukkan laba kotor mengalami kenaikan sebesar Rp. 20.080.986.000,-
atau 32,73%. Kenaikan ini terjadi karena pada tahun 2012 adanya penyesuaian tarif dan
jumlah pelanggan sehingga meningkatkan pendapatan usaha dari Rp. 135.085.315.000,-
ditahun 2011 menjadi Rp. 160.503.712.000,- ditahun 2012 atau naik 32,72%.
8
Laba usaha cenderung mengalami kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012. Walaupun
terjadi kenaikan biaya usaha langsung dan tidak langsung karena ditahun 2012 besarnya
kenaikan biaya langsung (biaya bahan kimia,biaya bahan bakar) dan tidak langsung (biaya
tenaga kerja) lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikan pendapatan usaha tahun 2012.
Untuk biaya langsung naik 10,68% atau sebesar Rp.5.337.411.000,- dan biaya tidak langsung
naik 19,55% atau sebesar Rp. 11.244.914.000,- sedangkan besarnya kenaikan pendapatan
usaha tahun 2012 mencapai Rp. 25.418.397.000,- atau naik 27,12% dibandingkan dengan
tahun 2011. Sama halnya dengan laba bersih setelah pajak yang mengalami kenaikan ditahun
2012 sebesar Rp. 7.126.512.000,- atau naik 34,99% dibandingkan dengan tahun 2011.

Analisis Anggaran Penjualan Dalam Meningkatkan Laba Perusahaan Pada PDAM Tirta
Pakuan Kota Bogor
Anggaran penjualan disusun sebagai pedoman yang digunakan dalam kegiatan
penjualan masa yang akan datang, dimana dalam anggaran penjualan direncanakan atau
ditentukan berapa banyak produk yang akan dijual dan berapa hasil penjualannya serta
perputaran modal kerja yang digunakan. Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang
mengutamakan pelayanan pelanggan.
Berdasarkan realisasi dibandingkan dengan anggaran penjualan air tahun 2011
mencapai 94,69% atau sebesar Rp.128.832.256.526,- hal ini dapat dilihat realisasi sebesar
Rp. 121.996.810.725,- dibawah anggaran sebesar Rp. 6.835.445.801,- atau kurang mencapai
5,6%. Hal ini dikarenakan adanya penundaan penyesuaian tarif. Walaupun ada peningkatan
jumlah pelanggan mencapai sebanyak 100.819 SL (jumlah pelanggan melebihi target).
Sedangkan anggaran penjualan air tahun 2012 mencapai 103,46% atau sebesar Rp.
141.547.629.000,- hal ini dapat dilihat realisasi sebesar Rp. 146.451.865.800,- diatas
anggaran sebesar Rp. 4.904.236.800,- atau telah mencapai 3,35%. Kenaikan ini disebabkan
karena terealisasi penyesuaian tarif + 20%.
Anggaran penjualan non air tahun 2011 mencapai 112,78% atau sebesar Rp.
11.605.432.000,- hal ini dapat dilihat realisasi sebesar Rp.13.088.503.998,- diatas anggaran
sebesar Rp. 1.483.071.998,- atau telah mencapai 11,33%. Kenaikan ini dikarenakan
terealisasi sambungan baru sebanyak 9.551 SL.
Sedangkan anggaran penjualan non air tahun 2012 mencapai 119,58% atau sebesar
Rp. 11.750.940.000,- hal ini dapat dilihat realisasi sebesar Rp. 14.051.846.254,- diatas
anggaran sebesar Rp. 2.300.906.254,- atau telah mencapai 16,37%. Kenaikan ini disebabkan
terealisasi sambungan baru sebesar Rp. 8.931.297.729.
Dilihat dari realisasi penjualan air dan non tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami
peningkatan hal ini berdampak pada laba perusahaan dimana laba bersih pada tahun 2011
sebesar Rp. 20.368.768.314,- dan laba bersih pada tahun 2012 sebesar Rp. 27.495.281.526,
mengalami kenaikan sebesar Rp. 7. 126.513.212 atau 25,92%.

9
Berdasarkan kenaikan laba yang diperoleh atas penjualan air dan non air maka yang
memiliki kontribusi terbesar untuk memperoleh laba adalah penjualan air yang diikuti oleh
kenaikan jumlah pelanggan dan penyesuaian tarif.

Anggaran Penjualan mempengaruhi Peningkatan Laba Perusahaan Pada PDAM Tirta


Pakuan Kota Bogor
Pentingnya penyusunan anggaran penjualan dilakukan manajemen untuk
membandingkan sejauh mana laba yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan untuk
melengkapi kegiatan lain yang direncanakan perusahaan nantinya.
Anggaran penjualan juga dapat mempengaruhi peningkatan laba perusahaan, karena
anggaran penjualan merupakan salah satu elemen penting yang dapat mempengaruhi harga
pokok penjualan, sehingga perusahaan dapat mengetahui dan mengukur apakah laba
perusahaannya meningkat atau menurun.
Dari anggaran penjualan tahun 2012 sebesar Rp. 141.547.629.000,- terealisasi sebesar
Rp. 146.451.865.800,- diatas anggaran sebesar Rp. 4.904.236.800,- atau 3,35%
yang disebabkan oleh adanya penyesuaian tarif+ 20%.
Peningkatan penjualan non air yang terjadi di PDAM dapat mempengaruhi pencapaian
laba perusahaan, hal ini dikarenakan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mempunyai program
untuk meningkatkan target penjualan hal ini dibuktikan dengan meningkatnya sambungan
langganan sebanyak 100.819 SL, yaitu dengan:
1. Sistem pembayaran dengan cicilan melalui jasa Bank/BPRS.
2. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor memberikan diskon sebesar 30%-50% terhadap
pembayaran tunai.
3. Penambahan pemasangan pipa retikulasi sepanjang 71.588 meter.
Untuk mendukung penambahan sambungan langganan tersebut dalam tahun 2012
terdapat penambahan pemasangan pipa retikulasi yang tersebar di wilayah area pelayanan
sepanjang 71.588 meter.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
1. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menggunakan metode Top Down atau otoriter dalam
penyusunan anggaran penjualan, dimana penyusunan anggaran dengan metode ini
anggaran disusun oleh staf budgeting dengan berdasarkan pada keputusan direktur terkait
target pendapatan yang ingin dicapai serta asumsi pengeluaran penjualan akhir untuk
tahun yang akan datang.
2. Perolehan laba setiap tahunnya mengalami kenaikan, sebesar Rp.
20.368.768.314 pada tahun 2011 dan Rp. 27.495.281.526 pada tahun 2012. Kenaikan

10
laba tersebut disebabkan karena adanya penambahan jumlah pelanggan dan terealisasi
penyesuaian tarif.
3. Anggaran penjualan pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor cukup efektif dalam
meningkatkan laba perusahaan, karena:
a. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor telah menggunakan anggaran sebagai pedoman kerja
dalam meningkatkan laba perusahaan.
b. Anggaran juga digunakan sebagai perbandingan terhadap pelaksanaan hasil yang
sebenarnya untuk dapat mengukur pencapaian laba perusahaan.

Saran
1. Disarankan agar perusahaan menerapkan e-budgeting dalam penyusunan anggaran
penjualan sehingga dapat mengurangi biaya dan menghemat waktu.
2. Menyarankan agar perusahaan melakukan evaluasi lebih mendalam terhadap hasil
pencatatan pemakaian air pelanggan baik evaluasi semester atau bulanan sehingga dapat
diketahui penyebab penyimpangan anggaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony Robert N, dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen. Alih
Bahasa: Kurniawan Tjakrawala. Edisi Sebelas. Salemba Empat : Jakarta.

Bastian Bustomi.,dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sansu Moto,
Jakarta.

Basu Swasta. 2005. Manajemen Penjualan. Cetakan Ke-duabelas. Penerbit Liberty Yogyakarta,
Yogyakarta.

Darsono Prawironegoro, dan Ari Purwanti. 2008. Akuntansi Manajemen. Edisi Ke-2. Mitra
Wacana Media, Jakarta.

Djanegara, H.M.S., 2005. Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dalam Efektivitas
Pengendalian Intern: Studi Kasus pada PT. Astra Internasional. Jurnal Ilmiah
Ranggagading (JIR), 5(2), pp.77-84.

Djanegara, H.M.S. and Kurniawan, K., 2006. Evaluasi atas Ketaatan Laporan Keuangan
Koperasi dalam Kaitannya dengan PSAK No. 27 pada Koperasi KOPTI Kabupaten Bogor.
Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 6(2), pp.63-68.

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Andi, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Husnayetti. 2012. Anggaran Perusahaan. Edisi 1. Jelajah Nusa, Tanggerang.

Iriyadi, I. and Budiman, R.A., 2006. Standar Akuntansi Pemerintah Daerah dalam Rangka
Transparansi Pelaporan Aktiva Tetap Pemerintah Daerah. Jurnal Ilmiah Ranggagading
(JIR), 6(1), pp.14-18.

11
Karnawiredja, R.A.M., Hidayat, L. and Effendy, M., 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Investasi Aktiva Tetap. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 1(3).

Kasmir. 2010. Analisa Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo, Jakarta.

Kotler, Philips. 2005. Manajemen Pemasaran Edisi 2. Alih Bahasa : Drs. Benyamin Molan. PT
Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Philips. Dan Keller, Kevin. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Edisi 13. Alih Bahsa:
Bob Sabran. Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philips. dan Keller, Kevin. 2012. Marketing Management. Edisi 14. Global Edition.
Pearson Prentice Hall.

M.Nafarin. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi 3. Salemba Empat, Jakarta.

Muktiadji, N. and Oktaria, Y., 2010. Pengaruh Siklus Operasi Terhadap Likuiditas Dan Modal
Kerja (Studi Kasus PT Semen Gresik Tbk dan PT Holcim Indonesia Tbk). Jurnal Ilmiah
Ranggagading (JIR), 10(1), pp.20-27.

Muktiadji, N. and Soemantri, S., 2009. Analisis Pengaruh Biaya Produksi Dalam Peningkatan
Kemampulabaan Perusahaan Studi Kasus di PT HM Sampoerna Tbk. Jurnal Ilmiah
Kesatuan (JIK), 11(1).

Pamungkas, H.B. and Iriyadi, I., 2008. Kajian Pengukuran Kinerja dan Penetapan Harga
Transfer. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 8(2), pp.86-94.

Pamungkas, B., 2005. Evaluasi Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Penilaian


Kinerja Studi Kasus pada PT. Sierad Produce Tbk. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR),
5(2), pp.85-91.

Pamungkas, B., 2005. Peranan Internal Audit dalam Meningkatkan Pengendalian Intern
Piutang: Studi Kasus pada PT. Vaksindo Satwa Nusantara. Jurnal Ilmiah Ranggagading
(JIR), 5(1), pp.14-21.

Purba, J.H.V., 2015. Metodologi Penelitian. Bogor: Universitas Pakuan (Diktat Kuliah).

Rudianto. 2009. Penganggaran. Erlangga, Jakarta.

Stice, Stice, Skousen. 2009. Akuntansi Keuangan. Buku 2, Edisi 16. Salemba Empat, Jakarta.

Sulistiono, A. and Sylvianica, Y., 2009. Pengaruh Distribusi dan Kualitas Produk Terhadap
Kepuasan Pelanggan Studi Kasus Produk Air Minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota
Bogor. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 9(2), pp.119-123.

Supriadi, Y. and Arifin, M., 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham. Jurnal
Ilmiah Manajemen Kesatuan, 1, pp.48-60.

Supriadi, Y., 2010. Pengaruh Wacc Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada PT Hanjaya
Mandala Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk). Jurnal Ilmiah Ranggagading
(JIR), 10(1), pp.38-44.

Wild, John J. Subramanyam, K.r. Halsey, Robert F. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Buku 2.
Edisi Kedelapan. Alih Bahasa : Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu harahap. Salemba
Empat : Jakarta.

12

View publication stats

You might also like