Professional Documents
Culture Documents
Artikel TTG Metode Penelitian Addie Berbasis Masyarakat
Artikel TTG Metode Penelitian Addie Berbasis Masyarakat
Artikel TTG Metode Penelitian Addie Berbasis Masyarakat
1001
Submitted: October 22nd, 2017, revised: November 1st, 2017, approved: November 10th, 2017
ABSTRACT
Background. Need analysis of media development in early stage showed that Pulosaren villagers
wanted Iodine Deficiency Disorders (IDD) health education supported by attractive, easy to
understand, long lasting, and inexpensive media. Objective.The purpose of this research is to
develop IDD education media which could be used by people in Pulosaren village. Methods. This
was a qualitative research in developing media using ADDIE model. Focus Group Discussion
(FGD) supported by indepth interviews were used. Informants consisted of village heads, youth
leaders, religious leaders, cadres, member of women organization, stakeholders in the local
government of Wonosobo district, village chiefs and Pulosaren village midwives. Results. Based
on the results of FGD shows the required education media in the form of handbook and flipchart.
The media is hopefully made of thick and colored paper, not easily wet, and the form of writing
from the computer. Development of handbook and flipchart through several stages of activity
consist of analysis, design, development, implementation, and evaluation (ADDIE models).
Contained in media were: iodine understanding, potentially deficient areas of iodine, foods
contain iodine, effects of iodine deficiency, spectrum of IDD, how to prevent IDD, goitrogenic, and
iodized salt. In the implementation and evaluation phase, input from the village community was
obtained in addition to the font size of the paper, the simplification of the term, and the addition
of the illustration of the drawings in several sections. Views with more images than posts are
more easily understood by the community. Conclusion. The ADDIE model can be used for the
development of education media in the form of handbook and flipchart for countermeasures of
IDD in Pulosaren Village.
ABSTRAK
Latar Belakang. Analisis kebutuhan pada tahapan awal pengembangan media menunjukkan
bahwa masyarakat Desa Pulosaren membutuhkan penyuluhan tentang GAKI yang didukung
oleh media yang menarik, mudah dimengerti, awet, dan murah terutama bila menggunakan
swadana masyarakat. Tahapan pengembangan media dalam penelitian ini mengacu pada model
pengembangan ADDIE. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media edukasi
penanggulangan GAKI yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Pulosaren. Metode.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengembangan media menggunakan model ADDIE.
Metode pengumpulan data menggunakan FGD dan wawancara mendalam. Informan terdiri dari
kepala dusun, tokoh pemuda, tokoh agama, kader, anggota PKK di wilayah Desa Pulosaren,
Kepala Desa Pulosaren, dan Bidan Desa Pulosaren, serta pemangku kepentingan di lingkup
Pemda Kabupaten Wonosobo. Hasil. Hasil FGD dengan masyarakat media edukasi yang
dibutuhkan berupa buku saku dan lembar balik. Media tersebut diharapkan terbuat dari kertas
103
MGMI Vol. 8, No. 2, Juni 2017: 103-116
tebal, berwarna, tidak mudah basah, dan bentuk tulisan dari komputer. Informasi yang dimuat
dalam media adalah: pengertian iodium, daerah berpotensi kekurangan iodium, bahan makanan
di daerah sekitar yang cukup iodium, akibat kekurangan iodium, kelompok penduduk rawan
kekurangan iodium, bagaimana mencegah GAKI, penghambat penyerapan iodium, pengertian
garam beriodium, cara memilih, menyimpan, dan menggunakan garam beriodium yang baik, serta
cara mengetahui kualitas garam beriodium. Pada tahap implementasi dan evaluasi didapatkan
masukan dari masyarakat berupa penambahan ukuran tulisan, penyederhanaan istilah, dan
penambahan ilustrasi gambar pada beberapa bagian. Tampilan dengan lebih banyak gambar
daripada tulisan lebih mudah dipahami oleh masyarakat Kesimpulan. Model ADDIE dapat
dipergunakan untuk pengembangan media edukasi berupa buku saku dan lembar balik untuk
penanggulangan GAKI di Desa Pulosaren.
104
Model Analysis, Design, Development,.... (Setyani A, Latifah L, Martiyana C, Riyanto S)
belum banyak, baru sebatas mengumpulkan tulisan besar, berwarna, dibuat pada kertas
sampel garam untuk diperiksa.11 tebal, dan tidak mudah basah. Pengembangan
Desa Pulosaren secara geografis berada media ini dilakukan bersama-sama antara tim
di wilayah pegunungan, sehingga secara alami peneliti dengan masyarakat Desa Pulosaren dan
tanah dan airnya memiliki kandungan iodium stakeholder, dengan tujuan untuk memudahkan
yang sedikit karena proses larutnya iodium masyarakat dalam mengenali GAKI. Alasan lain
dari tanah ke laut yang telah terjadi sejak penggunaan gabungan antara media buku saku
berabad-abad silam. Kandungan iodium dari dan lembar balik adalah untuk meningkatkan
berbagai bahan pangan di daerah tersebut pengetahuan masyarakat tentang GAKI,
sangat tergantung pada kandungan iodium karena selama ini media tersebut belum pernah
tanah. Masyarakat perlu mendapat tambahan digunakan.
asupan iodium dari bahan pangan luar daerah. Tulisan ini merupakan bagian dari sebuah
Program penanggulangan GAKI yang dilakukan penelitian berjudul “Pengembangan Model
pemerintah Indonesia sampai saat ini adalah Pencegahan GAKI di Daerah Endemik GAKI”
distribusi garam beriodium.7 yang dilakukan pada tahun 2015. Penelitian ini
Wawancara pendahuluan menunjukkan bertujuan untuk mengembangkan media edukasi
bahwa pengetahuan masyarakat tentang GAKI penanggulangan GAKI yang bisa dimanfaatkan
masih rendah dan sebagian besar konsumsi oleh masyarakat di Desa Pulosaren. Adapun
makanan penduduk berasal dari makanan lokal.11 manfaatnya adalah: bagi program untuk
Sehingga diperlukan inisiatif dari masyarakat meningkatkan pelaksanaan penanggulangan
agar upaya penanggulangan GAKI bisa dilakukan GAKI dan bagi masyarakat agar bisa mengenali
oleh mereka sendiri secara mudah dan terus GAKI secara mudah sehingga muncul upaya
menerus. Partisipasi masyarakat merupakan secara terus-menerus untuk melakukan
salah satu prinsip utama yang diterapkan oleh penanggulangan.
pelayanan kesehatan primer sebagai salah satu
peningkatan status kesehatan.12 METODE
Analisis kebutuhan masyarakat yang Lokasi penelitian di Desa Pulosaren,
dilakukan sebagai tahapan awal pengembangan Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo.
media ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data
Pulosaren membutuhkan alat bantu penyuluhan kualitatif diperoleh dengan metode Focus Group
berupa buku panduan dalam bentuk lembar Discussion (FGD) dan wawancara mendalam
balik dan buku saku agar mudah dibawa. Buku sehingga penelitian mendapat gambaran yang
saku adalah buku berukuran kecil yang dapat lebih luas mengenai pengembangan media
dimasukkan ke dalam saku dan mudah dibawa untuk pencegahan GAKI.
ke mana-mana.13 Masyarakat mengharapkan Tahapan pengembangan media dalam
buku saku terbuat dari kertas tebal, berwarna, penelitian ini mengacu pada model pengem
tidak mudah basah, dan diketik komputer. bangan ADDIE yaitu dengan melakukan analisis,
Lembar balik atau flipchart adalah alat bantu desain, pengembangan, implementasi, dan
penyuluhan berupa kertas yang terdiri dari evaluasi.15
beberapa halaman, berisi gambar atau foto dan
1. Tahap analisis
tulisan, menjelaskan tentang masalah tertentu,
Tahap ini dilakukan dengan menerapkan
terdiri dari halaman depan dan belakang. 14
analisis kebutuhan calon pengguna media.
Lembar balik diharapkan memiliki bentuk dan
Tim peneliti melakukan tiga tahap Focus Group
105
MGMI Vol. 8, No. 2, Juni 2017: 103-116
Sumber: Surveilans untuk Mengatasi Masalah GAKI dan Data Dinkes Wonosobo
106
Model Analysis, Design, Development,.... (Setyani A, Latifah L, Martiyana C, Riyanto S)
Pengujian dilakukan setahun dua kali yaitu kan oleh setiap puskesmas, yaitu dilakukan
bulan Februari dan Agustus. Garam yang diuji pada bayi lahir dengan menggunakan checklist
berasal dari sampel rumah tangga dan warung Neonatal Hypothyroid Index (NHI). Kegiatan
penjual garam. Pemantauan garam tingkat rujukan kasus GAKI ke BP2GAKI juga sudah
pasar dilakukan satu kali setahun. Setiap merek dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
dilakukan tes dan hasilnya dilaporkan ke provinsi Wonosobo. Petugas gizi di puskesmas yang
dan ditindaklanjuti ke pabrik garam. Pengujian bertanggung jawab jika ditemukan kasus suspect
garam masih dilakukan sampai sekarang. GAKI. Berikut ini data bayi yang dirujuk ke Klinik
Deteksi dini kasus GAKI juga sudah dilaku Litbang GAKI.
Kendala yang dihadapi dalam program dan umumnya diberikan untuk ternak. Garam
penanggulangan GAKI adalah masih ditemu jenis krosok ini biasanya tidak mengandung
kannya garam tidak beriodium di pasaran. iodium. Solusinya adalah dengan sosialisasi
Garam krosok masih ditemukan di pasaran ke pedagang pasar dan masyarakat untuk
107
MGMI Vol. 8, No. 2, Juni 2017: 103-116
tidak membeli garam tidak beriodium, dan ke masyarakat kan perlu ada materi-
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang materi...”
manfaat garam beriodium melalui ceramah. “...Jadi kita tidak bingung. Biasanya
kan kita di depan sudah bicara tapi
b. FGD dengan tokoh masyarakat nanti yang akan dikeluarkan itu hilang
Hasil FGD dengan tokoh masyarakat Desa gitu kalau tidak ada materinya. (FGD
kelompok 8)
Pulosaren menyebutkan bahwa penyuluhan
kesehatan dengan disertai gambar sudah pernah “....Mempermudah ya pakai gambar,
kertas dibungkus plastik, dan biar
dilakukan. Sementara penyuluhan tentang GAKI
terlindungi dari hujan,panas...”(FGD
dan pengetesan garam terakhir kali dilakukan kelompok 7, 12, dan 13)
pada tahun 2012, meskipun ada juga masyarakat
Harapan dari tokoh masyarakat Desa
yang belum pernah mendapatkan penyuluhan
Pulosaren agar masyarakat di wilayahnya
tentang GAKI.
berinisiatif sendiri dalam rangka penanggulangan
Masyarakat membutuhkan penyuluhan
GAKI, sehingga penanggulangan GAKI di masa
tentang GAKI secara terus-menerus. Pada tahap
depan akan lebih mudah dilaksanakan. Warga
awal, penyuluhan akan dilakukan oleh tim dari
memberikan masukan mengenai perlunya
BP2GAKI dalam bentuk pelatihan dan dilengkapi
pelatihan terlebih dahulu untuk bidan dan
dengan gambar-gambar serta cara melakukan
kader sebelum mereka melakukan penyuluhan
tes garam. Pelatihan akan dilakukan beberapa
tentang GAKI. Dukungan tentang pelatihan
kali, selanjutnya dilakukan oleh masyarakat
mengenai GAKI dan penggunaan buku panduan
sendiri untuk menjaga kesinambungannya.
ini juga diberikan oleh tokoh masyarakat Desa
Pemberi materi penyuluhan adalah bidan
Pulosaren.
desa dan kader, karena mereka telah terbiasa
“He emm..iya..iya..itu saya juga
berbicara di depan umum dan lebih didengarkan sepakat. Kalo itu saya memperbolehkan
oleh masyarakat. Dari hasil wawancara, bidan lah. Karena itu demi kesehatan. Ujung-
desa dan kader menyatakan bersedia memberi ujungnya kan kesehatan. Lha ini karena
kita sebagai warga belum pernah dilihat
materi tentang GAKI, asalkan sebelumnya sudah
apa yang menjadi faktor kurangnya
diberi pelatihan dan dibekali buku panduan. kesehatan kan bisa menemukan. Kalo
“Nggak papa. Kalo misal cukup dari saya sepakat-sepakat saja itu. Dan saya
puskesmas diwakili oleh saya gitu. Asal mendukung mereka kok mempunyai
saya dikasih panduannya dari GAKI gitu. keinginan seperti itu bahkan disuruh
Asal ada referensinya gitu nggak apa- saja belum tentu mereka mau. Ternyata
apa. Kan bisa to setiap berapa bulan mereka kok mempunyai inisiatif seperti
sekali gitu di-refreshing. Kalo refreshing itu kan itu salah satu kemudahan, jadi
aja gitu ndak papa, sambil evaluasi juga sepakat saja. Mungkin itu yang perlu
to...” (Informan 5) kita..kita sampaikan....” (Informan 6)
Alat bantu penyuluhan yang diberikan Terkait materi buku saku dan lembar balik,
kepada bidan desa dan kader berupa buku saku masyarakat menginginkan materi tentang cara
dan lembar balik, dengan harapan lebih praktis menyimpan garam, memilih garam yang tepat,
dan ringkas untuk disimpan dan digunakan. manfaat garam beriodium, sebab, akibat, dan
Menurut masyarakat, stiker tidak perlu digunakan pencegahan terhadap terjadinya GAKI.
karena harganya dianggap lebih mahal. “Kalau terkait GAKI sih paling cara
“...Nggih, buku panduan lah. Yang menyimpan garam.Terus memilih garam
dulu diusulkan kemarin pertemuan di yang tepat. Penyimpanan, cara memilih,
Dusun Bulu kan itu bu sebenarnya buku manfaate, akibat kekurangan iodium....”
panduan. Untuk mensosialisasikan (FGD kelompok 8)
108
Model Analysis, Design, Development,.... (Setyani A, Latifah L, Martiyana C, Riyanto S)
Gambar 2. Halaman tentang ”Daerah yang Berpotensi Kekurangan Iodium” dalam Buku
Saku
109
MGMI Vol. 8, No. 2, Juni 2017: 103-116
Gambar 3. Halaman tentang “Contoh Bahan Makanan Tinggi Iodium” dalam Buku Saku
Gambar 4. Halaman tentang “Bahan Makanan Sumber Zat Goitrogenik” dalam Buku Saku
110
Model Analysis, Design, Development,.... (Setyani A, Latifah L, Martiyana C, Riyanto S)
Gambar 6. Perbaikan Buku Saku Sesudah Uji Coba pada Halaman “Pengertian Iodium”
111
MGMI Vol. 8, No. 2, Juni 2017: 103-116
Perbaikan buku saku sesudah uji coba pada iodium, berupa penambahan keterangan gambar
halaman daerah yang berpotensi kekurangan ilustrasi seperti disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Perbaikan Buku Saku Sesudah Uji Coba pada Halaman “Daerah yang
Berpotensi Kekurangan Iodium”
Perbaikan buku saku sesudah uji coba bahan makanan tinggi iodium, seperti disajikan
dilakukan dengan penambahan ukuran huruf pada Gambar 8.
dan gambar serta keterangan berupa contoh
Gambar 8. Perbaikan Buku Saku Sesudah Uji Coba (Penambahan Ukuran Huruf dan
Gambar serta Keterangan)
Gambar 9. Perbaikan Buku Saku Sesudah Uji Coba tentang Bahan Makanan Sumber Zat
Goitrogenik (Penambahan ilustrasi gambar dan keterangan)
112
Model Analysis, Design, Development,.... (Setyani A, Latifah L, Martiyana C, Riyanto S)
Perbaikan buku saku dan lembar balik upaya peningkatan partisipasi masyarakat
sesudah uji coba berupa penambahan informasi. yang terwujud dalam pemberdayaan dan
Materi yang sebelumnya berupa narasi diganti peningkatan keterampilan serta kemampuan
dalam bentuk gambar, kemudian narasi dijadikan ibu dalam merawat dan memberi makan anak
keterangan gambar di buku saku dan lembar telah menunjukkan hasil positif.16
balik seperti disajikan pada Gambar 9 dan Kegiatan FGD yang dilakukan dengan tokoh
Gambar 10. masyarakat di Desa Pulosaren, wawancara
mendalam dengan stakeholder, dan diskusi
PEMBAHASAN dengan tim peneliti dan pakar dari BP2GAKI,
Salah satu strategi peningkatan kesehatan telah menghasilkan suatu bentuk kegiatan
masyarakat adalah dengan pemberdayaan dalam rangka penanggulangan GAKI yang akan
masyarakat dan meningkatkan peran serta melibatkan partisipasi masyarakat. Kegiatan
masyarakat dalam bidang kesehatan. Partisipasi
1
tersebut berbentuk monitoring penggunaan
masyarakat untuk ikut andil dalam meningkatkan garam rumah tangga, deteksi dini kasus GAKI,
derajat kesehatan sangatlah penting. Salah dan penyuluhan tentang GAKI.11,17 Monitoring
satu penelitian terkait peningkatan partisipasi garam dilakukan oleh kader kesehatan dan
masyarakat untuk ikut andil meningkatkan kepala dusun dengan sasaran semua rumah
derajat kesehatan adalah Program Edukasi tangga, warung, dan pedagang garam keliling.
dan Rehabilitasi Gizi. Program ini memberikan Kegiatan deteksi dini kasus GAKI dilakukan oleh
beberapa intervensi diantaranya adalah kader posyandu dengan menggunakan formulir
menumbuhkan partisipasi masyarakat. Program indeks bayi baru lahir hipotiroid dan panduan
ini menunjukkan peningkatan status gizi anak pengenalan kasus hipotiroid. Tujuan deteksi
balita tetap dapat dipertahankan meskipun dini adalah untuk menemukan kasus GAKI
bantuan dihentikan. Ini menunjukkan bahwa sejak dini agar dapat dilakukan penanganan
113
MGMI Vol. 8, No. 2, Juni 2017: 103-116
sedini mungkin. Hasil penelitian tentang model responden berpendapat bahwa lembar balik
penanggulangan GAKI di daerah defisiensi sudah cukup baik dan jelas diterima. Selain
iodium menunjukkan bahwa hasil deteksi dini itu tulisan dinilai sudah cukup jelas dan ukuran
yang dilakukan oleh bidan desa tidak berbeda huruf tidak terlalu kecil. Meskipun demikian
dengan yang dilakukan oleh kader posyandu.18 responden memberikan masukan mengenai
Penyuluhan tentang GAKI bertujuan perlunya tambahan gambar sayur dan buah
untuk memberikan pemahaman kepada untuk mempermudah penjelasan.11
masyarakat mengenai sebab, akibat, dan Beberapa kelebihan buku saku, antara
cara pencegahan GAKI serta melaksanakan lain: ukurannya kecil sehingga dapat dibawa
kegiatan pemberdayaan untuk mencegah dan kemanapun, dapat dibaca setiap saat, informasi
menanggulangi kasus GAKI di wilayahnya. 17 di dalamnya terfokus, dapat disebarluaskan
Penelitian tentang studi kualitatif deteksi dini kepada subjek yang diinginkan, dan tidak mudah
kasus GAKI oleh Bidan Desa di Kabupaten rusak.14 Adapun beberapa keuntungan dari alat
Wonosobo merekomendasikan perlunya peraga lembar balik antara lain: awet, mudah
dilakukan edukasi mengenai GAKI untuk dibaca dan digunakan, membantu narasumber
menumbuhkan kesadaran petugas kesehatan dalam memberikan informasi, informasi lebih
dan masyarakat terhadap GAKI melalui ringkas, dapat digunakan di dalam maupun di
pendekatan sosial budaya pada masyarakat luar ruangan, dan bahan pembuatan murah.15
setempat.19 Sebuah pshycoeducational booklet disusun
Upaya penyuluhan tentang GAKI dilakukan dalam rangka mengurangi stigma sakit mental
secara rutin dua kali dalam setahun, dengan pada orang kulit hitam dan mempromosikan
alat bantu buku saku dan lembar balik tentang perawatan kesehatan mental jenis baru
GAKI.17 Penggunaan buku saku dan lembar dalam layanan rawat jalan.20 Penelitian lain
balik dalam penyuluhan diharapkan dapat juga melakukan intervensi dengan bantuan
mengoptimalkan penerimaan materi yang media buklet untuk memberikan pemahaman
disampaikan, karena buku saku dan lembar balik mengenai manajemen nyeri pada pasien pasca
disusun bersama-sama dengan masyarakat operasi jantung.21 Hal ini menunjukkan bahwa
yang akan menggunakan. Buku saku dan pemanfaatan media cetak masih menjadi pilihan
lembar balik yang akan digunakan juga telah dalam upaya edukasi kesehatan. Hasil penelitian
diujicobakan. Hasil uji coba tentang buku saku tentang penggunaan pendekatan modelling
menunjukkan bahwa materi dianggap mudah disertai alat bantu modul (lembar balik, dsb)
dipahami oleh masyarakat. Dari sisi tampilan dan terbukti dapat meningkatkan pengetahuan,
warna sudah dianggap bagus, namun demikian sikap, kemampuan, dan kepercayaan diri ibu
perlu perbaikan huruf agar ukuran huruf lebih dalam melakukan perawatan bayi. Perubahan
diperbesar. Perlu juga perbaikan beberapa hal pengetahuan, sikap, kemampuan, dan
terkait penjelasan tentang makanan mengandung kepercayaan diri ibu ini diharapkan dapat
iodium dan tidak mengandung iodium, tambahan meningkatkan tumbuh kembang bayi lebih
keterangan pada gambar penyakit gondok dan optimal. 22 Dalam mengembangkan media
tambahan gambar pada bagian sumber makanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
yang mengandung goitrogenik. Responden juga kesehatan bagi masyarakat di daerah bencana
menginginkan penjelasan mengenai daerah gunung berapi Sleman, tokoh agama, tokoh
pegunungan sebagai daerah yang berpotensi masyarakat, aparat desa serta camat setempat
kekurangan iodium. Terkait lembar balik, dan masyarakat sekolah mengharapkan adanya
114
Model Analysis, Design, Development,.... (Setyani A, Latifah L, Martiyana C, Riyanto S)
media visual berupa buku saku dan melakukan UCAPAN TERIMA KASIH
simulasi khusus menghadapi bencana. Salah Penulis mengucapkan terima kasih kepada
satu tujuan pengembangan media dan simulasi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo
ini adalah dapat membangun dan memelihara beserta jajarannya yang telah memberikan
kemandirian masyarakat dalam penanggulangan izin dan dukungannya terhadap penelitian ini,
bencana.23 Kepala Puskesmas Kepil II beserta jajarannya,
Kepala Desa Pulosaren beserta jajarannya, dan
Media buku saku dan lembar balik mengenai
para responden yang telah berperan serta dalam
GAKI yang dikembangkan ini diharapkan dapat
pelaksanaan penelitian ini sampai selesai.
meningkatkan bahan KIE tentang GAKI untuk
Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada
masyarakat dan dapat dilakukan secara mandiri
Kepala Balai Litbang GAKI Magelang yang telah
oleh mereka. Media ini juga diharapkan bisa
memberikan kesempatan untuk melakukan
digunakan di wilayah lain yang penduduknya penelitian ini.
memiliki latar belakang sosial ekonomi hampir
sama dengan wilayah penelitian. DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan RI. Rencana
KESIMPULAN
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
Belum ada media khusus tentang cara 2015-2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan
penanggulangan GAKI khususnya di masyarakat RI; 2015.
dengan karakteristik penduduk seperti di Desa
2. World Health Organization. Ottawa Charter
Pulosaren. Media yang diinginkan masyarakat
for Health Promotion. Geneva: World Health
berupa buku saku dan lembar balik berisi
Organization;1986.
penjelasan tentang GAKI. Media ini dibuat
3. Kementerian Kesehatan RI. Mari Bersama
cukup sederhana dengan bahasa yang mudah
Sukseskan GERMAS dan Keluarga Sehat.
dipahami. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
Diunduh dari: http://www.depkes.go.id
coba di desa lain yang memiliki karakteristik
tanggal 17 januari 2017.
pendidikan hampir sama dengan wilayah
penelitian. Hasil uji coba menghasilkan perlunya 4. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan
perbaikan terhadap media yang digunakan. Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Buku saku dan lembar balik yang telah diperbaiki Nomor: 585/Menkes/SK/V/2007 tentang
akan digunakan pada tahun berikutnya. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan
di Puskesmas. Jakarta: Kementerian
SARAN Kesehatan RI; 2007.
115
MGMI Vol. 8, No. 2, Juni 2017: 103-116
Rumah Tangga di Kota Yogyakarta. Berita Kurang Gizi melalui “Program Edukasi dan
Kedokteran Masyarakat. 2008; 24 (3). Rehabilitasi Gizi” (PERGIZI). Jurnal Penel
7. Samsudin M, Kusrini I, Nurcahyani YD, Ashar Gizi Makan. 2012; 35(2): 136-49.
H, Asturiningtyas IP, Hidayat T. Surveilans 17. Setyani A, Martiyana C, Dewi NL, Mulyantoro
untuk Mengatasi Masalah Gangguan Akibat DK, Kumorowulan S, Asturiningtyas IP,
Kekurangan Iodium. Jakarta: Balai Litbang et al. Panduan Kegiatan Pemberdayaan
Kesehatan Press; 2016. Masyarakat untuk Pencegahan dan Penang
8. Rohner F, Zimmermann M, Jooste P, Pandav gulangan GAKI. Magelang: Balai Penelitian
C, Caldwell K, Raghavan R, et al. Biomarkers dan Pengembangan Gangguan Akibat
of Nutrition for Development—Iodine Kekurangan Iodium; 2015.
Review. J Nutr. 2014; 144(8): 1322S–42S. 18. Samsudin M, Kusrini I, Martiyana C,
9. Badan Penelitian dan Pengembangan Khairunnisa M. Model Penanggulangan
Kesehatan. Laporan Riset Kesehatan GAKI di Daerah Defisiensi Iodium. Laporan
Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Akhir Penelitian. Magelang: Balai Penelitian
Pengembangan Kesehatan; 2013. dan Pengembangan Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium; 2010.
10. Dinkes Kabupaten Wonosobo. Pemetaan
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium. 19. Martiyana C, Samsudin M. Studi Kualitatif
Laporan. Wonosobo: Dinas Kesehatan Deteksi Dini Kasus GAKI oleh Bidan Desa
Kabupaten Wonosobo; 2004. di Kabupaten Wonosobo. Jurnal Media Gizi
Mikro Indonesia. 2011;4(1):158-69.
11. Setyani A, Martiyana C, Dewi NL, Mulyantoro
DK, Kumorowulan S, Asturiningtyas IP, et 20. Alvidrez J, Snowden LR, Kaiser DM.
al. Pengembangan Model Pencegahan Involving Consumers in the Development of
GAKI Berbasis Masyarakat di Daerah a Psychoeducational Booklet about Stigma
Dengan Kasus GAKI. Laporan Akhir for Black Mental Health Clients. Health
Penelitian. Magelang: Balai Penelitian Promotion Practice. 2011; 11(2): 249-58.
dan Pengembangan Gangguan Akibat 21. Bjørnnes AK, Parry M, Lie I, Fagerland MW,
Kekurangan Iodium; 2015. Watt-Watson J, Rustøen T, et al. The Impact
12. Bhuyan KK. Health Promotion Through Self- of an Educational Pain Management Booklet
care and Community Participation: Elements Intervention on Postoperative Pain Control
of a Proposed Programme in the Developing After Cardiac Surgery. European Journal of
Countries. BMC Public Health. 2004; 4-11. Cardiovascular Nursing. 2017; 16(1): 18–27.
13. Kemendikbud. Kamus Besar Bahasa 22. Saleh A, Nurachmah E, As’ad S, Hadju
Indonesia. Diunduh dari: http:// www.kbbi. V. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
kemendikbud.go.id, tanggal 13 januari 2017. dengan Pendekatan Modelling Terhadap
Pengetahuan, Kemampuan Praktek dan
14. Depkes RI. Panduan Penggunaan Media
Percaya Diri Ibu dalam Menstimulasi
Penyuluhan. 2003. Diunduh dari: http://
Tumbuh Kembang Bayi 0-6 bulan di
www.perpustakaan.depkes.go.id, tanggal
Kabupaten Maros. 2009. Diunduh dari:
13 januari 2017.
http:// www.pasca.unhas.ac.id, tanggal 15
15. Arif S, Widodo S. Pengembangan Media
Februari 2017.
Video Anti Narkoba Sebagai Media
Penyuluhan di Bidang Pemb erdayaan 23. Oktarina, Sugiharto M. Pengembangan
Masyarakat BNNP Jawa Timur untuk Media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
Meningkatkan Minat dan Pemahaman Kesehatan bagi Masyarakat Daerah
Pelajar di SMKN 3 Surabaya. Diunduh dari: Bencana Gunung Berapi di Kabupaten
http:// www.journal.unesa.ac.id, tanggal 12 Sleman, Yogyakarta. Berita Kedokteran
mei 2017.
Masyarakat. 2012; 28 (1).
16. Widodo Y, Muljati S, Salimar. Partisipasi
Masyarakat dalam Rehabilitasi Anak Balita
116