Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS

Volume 20, Nomor 2, OKTOBER 2019


P-ISSN : 1412-968X
E-ISSN : 2598-9405 Hal.161-173

PENGARUH KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME


AUDITOR INTERNAL TEHADAP KINERJA KARYAWAN
DENGAN INTERNAR KONTROL SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING

Muh. Akob1, Ansir Launtu2, Irwan AS3,


1,2,3
PPS. Magister Manajemen STIEM Bongaya Makassar
akob.kadir@gmail.com, asirwan83@gmail.com,

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of competence and professionalism
of internal auditors on the performance of Employees with Internal Control
as Intervening Variables. The research sample consisted of 96 Kalla Group
employees who were directly involved in the finance department. The
questionnaire was tested for validity and reliability test before research.
The analysis prerequisite tests used were normality test, linearity test,
mulitikolonieritas test and heteroscedasticity test. Analysis of the data used
is simple regression analysis and multiple regression analysis. The results
showed (1) There was a significant positive effect on internal auditor
competency on employee performance; (2) There is a significant positive
effect of internal auditor professionalism on performance; (3) There is a
significant positive effect of internal control on employee performance (4)
There is a significant positive effect on internal auditor competence on
internal control; (5) There is a significant positive effect on the
professionalism of internal auditors on internal control; (6) There is a
significant positive effect of internal auditor competence on employee
performance through Internal control as an intervening variable; (7) There
is a significant positive effect of internal auditor professionalism on
employee performance through Internal Control as an Intervening variable.

Keywords: Competence, Professionalism, Internal Control, Performance.

161
162

Keberadaan auditor internal pada suatu


PENDAHULUAN perusahaan ini seharusnya dapat
Keberhasilan suatu penugasan membantu manajemen dalam per-
audit bukan dari berapa jumlah temuan tanggungjawabkan pengelolaannya
yang dihasilkan namun dilihat dari dalam fungsi pengawasannya dan
kualitas rekomendasi yang diberikan seharusnya mampu membantu
dapat ditindaklanjuti oleh manajemen perusahaan dalam mencapai suatu
perusahaan yang diaudit dan mampu sistem tata kelola yang baik (good
menghilangkan akar permasalahan corporate governance), sayangnya hal
dengan tuntas sehingga tidak terjadi ini belum lepas dari beberapa kasus
temuan berulang. Semakin berkembang yang melibatkan karyawan (auditee)
dan semakin kompleknya sistem usaha secara tidak langsung dapat merugikan
dan profit perusahaan, tidak perusahaan.
memungkinkan bagi eksekutif untuk Faktor-faktor penentu Kualitas
mengawasi semua kegiatan yang Audit diantaranya adalah Kompetensi
menjadi tanggung jawabnya. Tetap saja dan Profesionalisme Auditor Internal.
ada hal-hal yang luput dari perhatian Kompetensi Auditor Internal adalah
para eksekutif tersebut sehingga sebuah hubungan cara-cara setiap
kegiatan yang tidak diawasi akan auditor memanfaatkan pengetahuan,
kehilangan efisiensi dan efektivitas. keahlian dan pengalaman. Auditor
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu audit internal perusahaan dituntut untuk
internal untuk memenuhi kebutuhan mempunyai kompetensi di bidang
manajemen perusahaan. Audit internal auditing baik dalam pengetahuan,
adalah sebuah penilaian yang keterampilan, dan sikap auditor
sistematis dan objektif yang dilakukan sehingga diharapkan akan tercapai
auditor internal terhadap operasi dan audit yang berkualitas dan pada
kontrol yang berbeda-beda dalam akhirnya dapat tercapai good corporate
organisasi (The Institute of Internal governance. Auditor yang tidak
Auditors, 2014). kompeten tidak akan bisa membantu
Dalam perkembangannya, manajemen dalam memecahkan
peran dan citra internal auditor sedikit masalah-masalah yang mengandung
demi sedikit mengalami pergeseran resiko. Selain diharapkan mempunyai
paradigma dari yang sebelumnya kompetensi di bidangnya, para auditor
dikenal sebagai watchdog terkait internal juga diharapkan mempunyai
perannya sebagai “penjaga” asset Profesionalisme yang tinggi dalam
organisasi hingga saat ini berkembang melaksanakan tanggung jawabnya.
menjadi konsultan bagi organisasi yang Profesionalisme adalah sikap atau
mampu memberikan nilai (add values) semangat mempertahankan suatu
dan sebagai katalisator bagi suatu profesi dan memelihara citra publik
organisasi dalam mencapai tujuannya. terhadapnya serta menekuni ilmu dan
163

substansi pekerjaan dalam bidang Alasan menggunakan kompe-


tersebut. tensi dan profesionalisme auditor
Sejalan dengan konsep awal internal sebagai variabel indevenden,
yang telah dikemukakan, penulis internal control sebagai variabel
melakukan observasi (pengamatan intervening dan satu variabel devenden
langsung) pada perusahaan Kalla yaitu kinerja karyawan karena pada
Group, kompetensi dan penelitian-penelitian terdahulu rata-rata
profesionalisme seorang auditor hanya meneliti tentang pengaruh
internal dianggap perlu untuk internal control terhadap kinerja
meningkatkan efektivitas pengendalian karyawan. Disini peneliti mencoba
internal (internal control) agar dapat untuk mengkombinasikan pengaruh
memberikan nilai tambah (add values) kompetensi dan profesionalisme
serta menciptakan paradigma positif auditor internal terhadap kinerja
terhadap tugas auditor internal karyawan dimana pengaruh tersebut
sehingga kinerja karyawan (auditee) melibatkan internal control
dapat meningkat. didalamnya.
Dalam hal auditor internal
melaksanakan tugasnya harus selalu KAJIAN PUSTAKA
berhubungan dengan karyawan lain. Kompetensi Auditor
Seringkali dijumpai adanya fenomena Kompetensi auditor adalah
kinerja karyawan (auditee) yang kualifikasi yang dibutuhkan oleh
berbeda-beda, seperti (1) Karyawan auditor untuk melaksanakan audit
yang telah diaudit mampu meningkat- dengan benar. Untuk memperoleh
kan kinerjanya.(2) Karyawan yang kompetensi tersebut, dibutuhkan
telah diaudit tidak meningkatkan pendidikan dan pelatiha bagi auditor
kinerjanya. (3) Karyawan tidak pernah yang dikenal dengan nama pendidikan
diaudit namun mampu meningkatkan professional berkelanjutan (continuing
kinerjanya. professional education). Ada beberapa
Kondisi ini tentunya tidak lepas dari komponen dari “kompetensi auditor”,
sistem pengendalian internal yang di- yakni mutu personal, pengetahuan
bangun berdasarkan hasil rekomendasi umum, dan keahlian khusus. (I Gusti
audit. Rekomendasi audit tentunya Agung Rai, 2010)
dihasilkan melalui karakteristik Amin Widjaja Tunggal (2013)
seorang auditor yang didalamnya mendefinisikan kompetensi adalah
memerlukan kompetensi dan pengetahuan dan keahlian yang
profesionalsme. diperlukan untuk mencapai tugas yang
Alasan pemilihan perusahaan menentukan pekerjaan individual.
Kalla Group karena perusahaan ini Pengertian lain mengenai kompetensi
berskala nasional dan sekarang ini menurut Rendal J.Elder, etc dalam
Kalla Group dipimpin oleh generasi ke Amir Abadi Jusuf (2016)
3 dan masih tetap menjadi yang terbaik mendefinisikan kompetensi adalah
di Indonesia Timur. pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan yang bertujuan mencapai
164

tugas-tugas yang mendefinisikan tugas masyarakat, akuntan public sebagai


setiap orang”. professional mengakui adanya tang-
Agoes (2013) mendefinisikan gungjawab kepada masyarakat, klien
kompetensi adalah kecakapan, ke- serta praktisi termasuk prilaku yang
mampuan, kewenangan dan penugasan. terhormat meskipun itu berarti
Dengan demikian kompetensi dapat pengorbanan diri. (Alvin A.arens,etc
diartikan sebagai penugasan dan Hermawan Wibowo (2012)
kemampuan yang dimiliki dalam Adapun persyaratan profesiona-
menjalankan profesinya, sehingga lisme auditor menurut Standar Profesi
menumbuhkan kepercayaan publik. Akuntan Publik (SPAP: 2015) bahwa
Dalam praktek audit kompetensi Persyaratan professional yang dituntut
merupakan hal penting yang harus dari auditor adalah orang yang
dimiliki oleh auditor sehingga dalam memiliki pendidikan dan pengalaman
pengerjaan audit bisa menghasilkan berpaktik sebagai auditor independen.
kualitas yang baik”. Sedangkan Mereka tidak termasuk orang yang
menurut Mulyadi (2014) mendefinisi- terlatih untuk atau berkeahlian dalam
kan kompetensi menunjukkan ter- profesi atau jabatan lain. Sebagai
dapatnya pencapaian dan pemeliharaan contoh, dalam hal pengamatan terhadap
sesuatu tingkatan pemahaman dan penghitungan fisik sediaan, auditor
pengetahuan yang memungkinkan tidak bertindak sebagai ahli penilai,
seseorang anggota untuk memberikan penaksir atau pengenal barang.
jasa dengan kemudahan dan kecerdi- Seseorang dikatakan memiliki
kan”. profesionalisme yang tinggi jika
Standar umum pertama (SA didasari oleh beberapa hal yaitu: 1).
Seksi 210 SPAP : 2015) menyebutkan Dedikasi terhadap Profesi (sense of
bahwa Audit harus dilaksanakan oleh calling) ,2). Percaya pada tanggung
seorang atau lebih yang memiliki jawab (Belief in publik service) 3).
keahlian dan pelatihan teknis yang Tuntutan otonomi (Pernceirved
cukup sebagai auditor”. autonomy in work) 4). Percaya pada
Berdasarkan definisi tersebut dapat pengaturan sendiri (Belief in self-
diartikan bahwa kompetensi auditor regulation) 5). Dukungan terhadap
adalah auditor yang dengan penge- organisasi (Use of profesional
tahuan, pengalaman, pendidikan dan
organization as reference) (Febryanti
penelitian yang cukup dapat melakukan
audit secara objektif, cermat dan (2013)
seksama akan menghasilkan audit yang
berkualitas tinggi Internal Control
Internal Control biasa juga
Profesionalisme Auditor disebut dengan pengendalian internal.
Profesionalisme auditor Internal control mempunyai peranan
merupa-kan tanggung jawab untuk yang cukup penting dalam suatu
bertindak lebih dari sekedar memenuhi organisasi. Organisasi pada umumnya
tanggu ngjawab diri sendiri maupun menggunakan internal control untuk
ketentuan hukum dan peraturan mengarahkan operasi organisasi dan
165

mencegah terjadinya kecurangan. dan ketaatan. Lima tujuan internal


Internal control adalah suatu proses control yang sesuai dengan General
yang dipengaruhi oleh dewan direksi, standar 300 standards for the
manajemen dan personal lain dalam profesional practice of internal
suatu entitas, yang dirancang untuk auditing, the institute of internalauditor
memberikan keyakinan yang wajar (IIA) seperti dikutip oleh Hiro Tugiman
(reasonable assurance) tentang (2012) yaitu: 1).Dapat dipercaya dan
pencapaian tujuan yang akan tercapai intergritas informasi.2).Ketaatan pada
yaitu efektivitas dan efisiensi operasi, kebijakan, rencana, prosedur undang-
keandalan pelaporan keuangan, dan undang dan peraturan.3).Pengamanan
ketaatan terhadap hukum yang berlaku Aktiva.4). Ekonomi dan efisiensi
dan peraturan yang ditetapkan. Internal pemanfaatan sumber daya. 5).
control bukan hanya sebagai tambahan Efektivitas pencapaian tujuan yang
dari infrastruktur organisasi, namun telah ditetapkan atas program dan
suatu rangkaian tindakan yang menjadi kegiatan.
bagian tidak terpisahkan dalam
organisasi (Feggy triani pratiwi, 2014). Kinerja Karyawan.
Internal Control Adalah suatu Dalam dunia usaha perusahaan
proses yang dipengaruhi oleh dewan memerlukan kinerja tinggi. Pada saat
direksi, manajemen dan personal lain yang bersamaan pula, karyawan
dalam suatu entitas,yang dirancang memerlukan umpan balik atas hasil
untuk memberikan keyakinan yang kerja mereka sebagai panduan bagi
wajar (reasonable assurance) tentang perilaku mereka di masa yang akan
pencapaian tujuan yang akan tercapai datang. Berbicara tentang kinerja, erat
yaitu: efektivitas dan efisiensi operasi, kaitannya dengan suatu pendapat
keandalan pelaporan keuangan, dan bahwa untuk mengetahui hasil kinerja
ketaatan terhadap hukum yang berlaku yang dicapai dalam suatu perusahaan
dan peraturan yang ditetapkan. (SPAP : maka hal pertama yang harus dilakukan
2015) pimpinan adalah melaksanakan
Tujuan internal control adalah penilaian kinerja. Kinerja adalah
membantu manajemen agar tujuan kuantitas atau kualitas sesuatu yang
suatu organisasi dapat tercapai, dihasilkan atau jasa yang diberikan
Committee of Sponsoring Organization oleh seseorang yang melakukan
of the Tread-way Commision (COSO : pekerjaan. (Wibowo, 2018).
2015) dalam kerangka kerja Kinerja atau prestasi kerja
(framework) terbarunya menyatakan adalah hasil atau tingkat keberhasilan
mengenai tujuan-tujuan internal control seseorang secara keseluruhan selama
untuk mencapai tiga kategori tujuan periode tertentu di dalam
yang memungkinkan organisasi untuk melaksanakan tugas dibandingkan
fokus pada aspek internal control yang dengan berbagai kemungkinan, seperti
berbeda. Tujuan internal control standar hasil kerja, target atau sasaran
tersebut untuk membantu organisasi/ atau kriteria yang telah ditentukan
instansi dalam aspek operasi, pelaporan
166

terlebih dahulu dan disepakati bersama. kan rumus slovin dengan demikian
(Rivai, 2015) jumlah sampel sebanyak 96.
Kinerja mempunyai makna masing-masing Unit Bisnis bagian
lebih luas, bukan hanya menyatakan keuangan Kalla Grauop hanya
sebagai hasil kerja, tetapi juga diberikan rata-rata 10 kuesioner. Hal
bagaimana proses kerja berlangsung. ini didasarkan atas perbedaan jumlah
Kinerja adalah tentang apa yang masing-masing pengelola keuangan
dikerjakan dan bagaimana cara yang terdapat di bagian keuangan
mengerjakannya. Kinerja merupakan tersebut. Cara yang digunakan untuk
hasil pekerjaan yang mempunyai menentukan sampel, yakni dengan
hubungan kuat dengan tujuan strategis menggunakan non probability
organisasi, kepuasan konsumen dan sampling. Menurut Sugiyono (2013)
memberikan kontribusi ekonomi. non probability sampling merupakan
Indikator untuk mengukur kinerja teknik pengambilan sampel yang tidak
karyawan secara individu ada enam memberikan kesempatan yang sama
indikator, yaitu Kualitas, Kuantitas, untuk populasi. Sedangkan teknik
dan Ketepatan waktu, Efektivitas. pengambilan sampel yang digunakan
(Robbins, Stephen P, 2015.) adalah convenience sampling. Teknik
ini digunakan atas pengambilan sampel
METODE PENELITIAN yang didasarkan pada pertimbangan
Penelitian ini merupakan tertentu. Adapun pertimbangan yang
penelitian kausal komparatif yang digunakan sebagai syarat dalam
bertujuan untuk menganalisis pengaruh penentuan sampel adalah sebagai
variabel bebas terhadap variabel berikut: (a) tercatat sebagai pengelola
terikat. Variabel yang digunakan dalam keuangan (b) subjek penelitian
penelitian ini adalah kompetensi berkenan untuk mengisi kuesioner
auditor internal (X1) dan penelitian.
profesionalisme auditor internal (X2) Sumber data yang digunakan dalam
sebagai variabel independen, Internal penelitian ini adalah sumber primer.
Control (Y1) sebagai variabel Menurut pendapat Sugiyono (2013)
intervening dan kinerja karyawan sumber primer merupakan sumber data
keuangan (Y2) sebagai variabel yang langsung memberikan data
dependen. Penelitian ini menggunakan kepada responden yang menjadi subjek
data kuantitatif pada subjek tertentu penelitian. Sedangkan teknik pe-
untuk selanjutnya diolah dan ngambilan data peneliti menggunakan
diinterpretasikan menggunakan teknik kuesioner.. Pada penelitian ini terdiri
analisis kuantitatif. atas dua variabel independen, yakni
Populasi dalam penelitia ini Kompetensi dan Profesionalisme
yakni seluruh karyawan pada Auditor Internal, pengendalian internal
perusahaan Kalla Group area Makassar sebagai Variabel Intervening .
sebanyak 1.300 orang. Dalam Sedangkan variabel dependen dalam
menentukan besarnya sampel, diguna- penelitian ini adalah Kinerja
Karyawan.
167

pada item pernyataan nomor 1 dengan


HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata – rata 4,07.
Analisis Deskriftif Variabel Kinerja
Analisis Deskriptif Variabel Kompe- Karyawan Keuangan (Y)
tensi Auditor Internal (X1) Adapun data distribusi tanggapan
Audit harus dilaksanakan oleh seorang responden terhadap variabel Kinerja
atau lebih yang memiliki keahlian dan karyawan Kalla Group, diketahui
pelatihan teknis yang cukup sebagai bahwa persepsi terhadap kinerja dapat
auditor. Kompotensi merupakan diartikan bahwa responden memberi
kualifikasi yang dibutuhkan oleh nilai yang baik dengan nomor item
auditor untuk melaksanakan audit pernyataan indikator yang jumlah nilai
dengan benar. rata – ratanya paling tinggi adalah pada
Dari hasil analisis yang diolah dengan item pernyataan nomor 3 yang nilai
SPSS dapat diketahui bahwa persepsi rata – ratanya adalah 4,73.
responden terhadap Kompetensi Hasil Uji Hipotesis
Auditor Internal Kalla Group Hipotesis yang diajukan dalam
memberikan nilai bagus dengan penelitian ini dilakukan pengujian
pernyataan indikator yang memberi dengan melihat rata – rata nilai variabel
pengaruh tinggi dengan nilai rata-rata yang digunakan. Kuesioner diarahkan
sebesar 4,76. untuk jawaban positif dan negative.
Interval jawaban terdiri dari 1 - 5,
Analisis Deskriptif Variabel
dimana poin 4 dan 5 adalah jawaban
Profesio-nalisme Auditor Internal
positif sedangkan point 1 dan 2 adalah
(X2)
jawaban negative serta poin 3 adalah
Dari hasil analisis yang diolah dengan
jawaban kurang setuju. Pengujian
SPSS diketahui bahwa Profesionalisme
hipotesis menggunakan uji t, uji F dan r
Auditor Internal Kalla Group dapat
Square. untuk menguji hipotesis
diartikan bahwa responden memberi
mengenai variabel yang digunakan
nilai yang baik, dengan nilai rata – rata
secara parsial digunakan uji t, untuk
4,00.
menguji hipotesis variabel secara
simultan digunakan uji F dan (r square)
Analisis Deskriptif Variabel Internal
dapat dipakai untuk mengetahui
kontrol (Z)
seberapa besar kontribusi pengaruh
Distribusi data hasil penilaian res-
variabel bebas (x) terhadap variabel
ponden terhadap tiap item pertanyaan
terikat (y).
dari indikator Internal Control
diketahui bahwa persepsi terhadap
Analisis Jalur ( Path Analysis )
Internal Control karyawan Kalla group
Penelitian menggunakan analisis
dapat diartikan bahwa responden
statistik yaitu analisis jalur (Path
memberi nilai bagus dengan nomor
Analysis). Analisis ini digunakan untuk
item pernyataan indikator yang jumlah
menguji pengaruh variable intervening
nilai rata – ratanya paling tinggi adalah
(Z) dimana penggunaan analisis regresi
untuk menaksir hubungan kausalitas
168

antar variable (model casual). Analisis Dari hasil pengolahan data melalui
jalur merupakan perluasan dari analisis SPSS pada jalur pertama diperoleh
regresi linier berganda atau analisis hasil:
jalur adalah penggunaan analisis (1). Hasil regresi variabel kompetensi
regresi untuk menaksir hubungan auditor Internal diperoleh nilai 0,896
kausalitas antar variabel yang telah artinya apabila kompetensi auditor
ditetapkan sebelumnya berdasarkan Internal mengalami kenaikan sebesar 1
teori. Hubungan langsung terjadi jika point, maka Internal Control akan ikut
satu variabel mempengaruhi variabel mengalami kenaikan sebesar 0,896
lainnya tanpa ada variabel ketiga yang point. (2). Untuk hasil regresi variabel
memediasi (intervening) hubungan Profesionalisme auditor Internal
kedua variabel tersebut. Hubungan diperoleh nilai 0,899 artinya apabila
tidak langsung adalah jika ada variabel Profesionalisme auditor Internal
ketiga yang memediasi hubungan mengalami kenaikan sebesar 1 point,
kedua variabel ini (Ghozali, 2005). maka variabel Internal Control akan
Dengan demikian dalam model mangalami juga kenaikan sebesar
hubungan antar variabel tersebut, 0,899 point. (3). Kompetensi auditor
terdapat variabel independen yang Internal dan Profesionalisme auditor
dalam hal ini disebut variabel eksogen Internal mempunyai arah koefisien
(exogenous), dan variabel dependen regresi yang positif atau berbanding
yang disebut variabel endogen lurus terhadap Internal Control dengan
(endogenous). Melalui analisis jalur ini nilai konstanta sebesar 31,902, hal ini
akan dapat ditemukan jalur mana yang menunjukkan bahwa variabel
paling tepat dan singkat suatu variabel kompetensi auditor Internal dan
independen menuju variabel dependen Profesionalisme auditor Internal
yang terakhir (Sugiyono, 2010). memberikan pengaruh positif. (4).
Dari data yang diperoleh kemudian Hasil dari variabel kompetensi auditor
diolah melalui SPSS dapat diketahui Internal (x1) dengan berpedoman pada
hasil dari Analis Path dan model t tabel dari 60 responden yang dapat
penelitian ini adalah sebagai berikut: diketahui dengan metode dalam
penentuan t tabel menggunakan tingkat
Regresi Model Jalur I. signifikansi 0,05 yaitu dengan df =α/2 ;
Pada regresi model jalur pertama ini n – k – 1 , (0,05/2 ; 60 – 4 - 1: jumlah
dilakukan analisis regresi linear sampel, k : jumlah variabel), maka
berganda dengan program SPSS dalam penelitian ini df = 0,025 ; 60 – 4
mengenai pengaruh Kompetensi (x1) – 1 = 55, sehingga diperoleh nilai t
dan Profesionalisme (x2) terhadap tabel sebesar 2,004, dan diperoleh t
variabel intervening yaitu Internal hitung sebesar 2,108. Hal ini
Control (z) menunjukkan bahwa t hitung > t tabel
atau 2,108> 2,004. Dengan hasil uji-t
Uji Pengaruh Individual (Uji t) sebesar 0.002, artinya nilai p-value
lebih kecil dari tingkat signifikan α
=0,05 (5%) atau 0.002 < 0.05, maka H0
169

ditolak yang berarti kompetensi auditor Untuk membuktikan bahwa variabel


Internal mempunyai pengaruh dan independen secara simultan ber-
signifikan terhadap Internal Control 5. pengaruh terhadap variabel dependen
Hasil dari variabel Profesionalisme digunakan uji F statistik. Uji F di-
auditor Internal (x2) dengan lakukan untuk mengetahui apakah
berpedoman pada t tabel dari 60 semua variabel independen secara
responden yang dapat diketahui dengan bersama-sama (serempak) mem-
metode dalam penentuan t tabel pengaruhi variabel dependen. Hasil uji
menggunakan tingkat signifikansi 0,05 secara bersamasama/serempak (Uji F)
yaitu dengan df =α/2 ; n – k – 1 , untuk kemampuan konsep (Z).
(0,05/2 ; 60 – 4 - 1: jumlah sampel, k : Berpedoman pada DF = N-k yang
jumlah variabel), maka dalam berarti DF = 60-4 = 56 maka diperoleh
penelitian ini df = 0,025 ; 60 – 4 – 1 = F-tabel yaitu sebesar 2,54, dan
55, sehingga diperoleh nilai t tabel diperoleh F-hitung sebesar 12,974. Hal
sebesar 2,004, dan diperoleh t hitung ini menunjukkan bahwa F-hitung > F-
sebesar 2,845. Hal ini menunjukkan tabel atau 12,974 > 2,45. Dari Tabel
bahwa t hitung > t tabel atau 2,845> 4.20. menunjukkan nilai p-value dari
2,004. Dengan hasil uji-t sebesar 0.000, hasil uji F sebesar 0.000. Nilai p-value
artinya nilai p-value lebih kecil dari lebih kecil dari tingkat signifikan
tingkat signifikan α =0,05 (5%) atau α=5% atau (0.000 < 0.05), maka H0
0.000 < 0.05, maka H0 ditolak yang ditolak, yang berarti kompetensi
berarti Profesionalisme auditor Internal auditor Internal (x1) dan
mempunyai pengaruh dan signifikan Profesionalisme auditor Internal (x2)
terhadap Internal Control. secara simultan mempunyai pengaruh
terhadap Internal Control (Z).
Uji Koefisien Determinan (r square). Regresi Model Jalur II.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh Pada regresi model jalur kedua ini
variabel kompetensi auditor Internal dilakukan analisis regresi linear
terhadap variabel Internal Control (z) berganda sama seperti pada model jalur
digunakan koefisien determinasi pertama dengan program SPSS
berganda (adjusted R square). Hasil mengenai pengaruh kompetensi auditor
koefisien deteminasi berganda, di- Internal (x1), Profesionalisme (x2)
ketahui besarnya koefisien determinasi serta variabel Internal Control (z)
berganda (R²) sebesar0,749, hasil terhadap variabel Kinerja Karyawan
tersebut dapat diartikan bahwa 79,4% (y).
besarnya Internal Control dipengaruhi
oleh kompetensi auditor Internal. Analisis Regresi Linear Berganda
Sedangkan sisanya sebesar 20,6% Model regresi berganda untuk Kinerja
dipengaruhi oleh variabel lain yang karyawan (y) atas faktor-faktor yang
tidak dimasukkan dalam model mempengaruhi yaitu Kompetensi
penelitian. auditor internal (x1), Profesionalisme
(x2) dan Internal Control (z) sebagai
Uji F Internal Control. berikut:
170

Y = 40,404 + 0,769x1 + 0,637x2 + regresi linier berganda atau analisis


0,875z + e2 jalur adalah penggunaan analisis
Berdasarkan hasil persamaan yang regresi untuk menaksir hubungan
diperoleh maka dapat dijelaskan bahwa kausalitas antar variabel yang telah
: (1). Nilai konstanta α (b0) sebesar ditetapkan sebelumnya berdasarkan
40,404 yang berarti bahwa apabila teori. Dalam analisis jalur terdapat
variabel kompetensi auditor Internal , hubungan langsung dan hubungan
Profesionalisme dan Internal Control tidak langsung. Hubungan langsung
tetap (konstan), maka perubahan terjadi jika satu variabel mempengaruhi
variabel Kinerja karyawan adalah variabel lainnya tanpa ada variabel
positif. (2). b1 (nilai koefisien regresi ketiga yang memediasi (intervening)
X1) = 0,769 mempunyai arti bahwa hubungan kedua variabel tersebut.
Kompetensi auditor internal ber- Hubungan tidak langsung adalah jika
pengaruh positif terhadap Kinerja ada variabel ketiga yang memediasi
karyawan, artinya jika Kompetensi hubungan kedua variabel ini (Ghozali,
auditor internal mengalami kenaikan 2005:160).
sebesar 1 point maka Kinerja karyawan Dengan demikian dalam model
akan mengalami kenaikan sebesar hubungan antar variabel tersebut,
0,769 point. (3). b2 (nilai koefisien terdapat variabel independen yang
regresi X2) = 0,637 mempunyai arti dalam hal ini disebut variabel eksogen
bahwa Profesionalisme berpengaruh (exogenous), dan variabel dependen
terhadap peningkatan Kinerja yang disebut variabel endogen
karyawan, artinya apabila (endogenous). Melalui analisis jalur ini
rofesionalisme menga-lami kenaikan akan dapat ditemukan jalur mana yang
sebesar 1 point, maka Kinerja paling tepat dan singkat suatu variabel
karyawan akan mengalami kenaikan independen menuju variabel dependen
sebesar 0,637 point. (4). b3 (nilai yang terakhir (Sugiyono, 2010).
koefisien regresi Z) = 0,875 Berdasarkan analisis model
mempunyai arti bahwa Internal Control jalur I dan II, secara keseluruhan, maka
berpengaruh terhadap peningkatan dapat dijelaskan pengaruh langsung
Kinerja karyawan, artinya jika Internal dan tidak langsung dari variabel
Control mengalami kenaikan sebesar 1 Kompetensi auditor internal (X1),
point maka Kinerja karyawan akan Profesionalisme auditor internal (X2)
mengalami kenaikan sebesar 0,875 terhadap kinerja karyawan (Y) melalui
point. Internal Control (Z) sebagai berikut :
Penelitian menggunakan analisis a. Pengaruh langsung (H3)
statistik yaitu analisis jalur (path Kompetensi auditor internal (X1)
analysis). Analisis ini digunakan untuk terhadap kinerja karyawan (Y)
menguji pengaruh variabel intervening adalah sebesar 0.769 atau 76,9 %.
(Z) dimana penggunaan analisis regresi b. Pengaruh tidak langsung (H1 x
untuk menaksir hubungan kausalitas H5) Kompetensi auditor internal
antar variabel (model casual). Analisis (X1) terhadap kinerja karyawan
jalur merupakan perluasan dari analisis (Y) melalui variabel intervening
171

Internal Control (Z) adalah Kompetensi auditor internal


sebesar 0.896 X 0.875 = 0,784 mempunyai pengaruh positif dan
atau 78,4 %. signifikan terhadap Kinerja
c. Pengaruh langsung (H2) Pro- karyawan .
fesionalisme auditor internal (X2) 2. Profesionalisme auditor internal
terhadap kinerja karyawan (Y) berpengarauh secara langsung dalam
adalah sebesar 0,637 atau 63,7 %. meningkatkan Kinerja Karyawan.
d. Pengaruh tidak langsung (H2 x Nilai p-value lebih kecil dari tingkat
H5) Profesionalisme auditor signifikan α =0,05 (5%) atau 0.002
internal (X2) terhadap kinerja < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti
karyawan(Y) melalui variabel Profesionalisme auditor internal
intervening Internal Control (Z) mempunyai pengaruh positif dan
adalah sebesar 0,637 X 0,875 = signifikan terhadap Kinerja
0,557 atau 55,7 %. karyawan.
e. Pengaruh total Kompetensi 3. Secara tidak langsung Kompetensi
auditor internal(X1) terhadap auditor internal terhadap variabel
kinerja karyawan (Y) melalui Kinerja karyawan melalui variabel
Internal Control (Z) sebesar intervening internal control ber-
(0,896+0,875) = 1,771. pengaruh positif,
f. Pengaruh total Profesionalisme 4. Dari hasil pengujian hipotesis untuk
auditor internal(X2) terhadap pengaruh tidak langsung Profesio-
kinerja karyawan(Y) melalui nalisme auditor internal terhadap
Internal Control (Z) adalah variabel Kinerja karyawan dengan
(0,899+0,875) = 0,1,774. melalui variabel intervening
Berdasarkan uji analisis jalur II, internal control berpengaruh positif.
hasil pengaruh langsung lebih rendah Hasil untuk pengaruh secara tidak
dibandingkan pengaruh tidak langsung langsung dapat diperoleh dari
dari variabel Kompetensi auditor perkalian antara hasil dari koefisien
internal (X1) terhadap kinerja regresi Profesionalisme auditor
karyawan (Y), dan Profesionalisme internal
auditor internal (X2) terhadap kinerja 5. Iinternal control berpengaruh
karyawan (Y) memiliki pengaruh terhadap peningkatan Kinerja
langsung yang lebih tinggi karyawan, artinya jika internal
dibandingkan pengaruh tidak langsung. control mengalami kenaikan
sebesar 1 point maka Kinerja
SIIMPULAN. karyawan akan mengalami
1. Kompetensi auditor internal kenaikan sebesar 0,857 point.
berpengaruh secara langsung dalam 6. Variabel Kompetensi auditor internal
meningkatkan Kinerja Karyawan, dan Profesionalisme auditor internal
nilai p-value lebih kecil dari tingkat serta internal control berpengaruh
signifikan α =0,05 (5%) atau 0.000 secara serempak terhadap pening-
< 0.05, maka H0 ditolak yang berarti katan Kinerja karyawan.
172

DAFTAR PUSTAKA.

Abdullah Taman, 2018, Kualitas Audit Auditor Internal Pemerintah: Kompe-


tensi, Independensi Dan Profesionalisme, Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan
Manajemen Bisnis, Vol. 6 No. 1, Juli 2018, 35-44 Received May, 2018
E-ISSN : 2548-9836.

Agoes, Sukrisno. (2013). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh


Akuntan Publik. Edisi 4 Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Amin Widjaja Tunggal. (2013). The Fraud Audit : Mencegah dan Mendeteksi
Kecurangan Akuntansi. Jakarta : Harvarindo.

Alvin A Arens, et all. (2013). Jasa Audit & Assurance. Buku 1, Jakarta:
Salemba Empat.

As’ad, Moh. (2013). Psikologi Industri, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia,
Liberty, Jakarta.

Biaini Naeli Muna, Lutfi Harris, 2018, Pengaruh Pengendalian Internal Dan
Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi,
Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 6 No. 1, Juli
2018, 35-44 Received May, 2018 E-ISSN : 2548-9836.

Bambang Setyobudi. (2018). Efek Mediasi Kompetensi Dalam Hubungan


Independensi dan Pengalaman Dengan Kualitas Audit.

Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commision (COSO :


2015) : kerangka kerja (framework).

Febrianti (2014). Pengaruh Independensi, Due Professional Care dan


Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akutansi. 3 (1). Padang

Hasibuan, Malayu. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT


Bumi Aksara.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:


Badan Penerbit UNDIP.

I Gusti Agung Rai, 2010, Audit Kinerja pada Sektor Publik, , Jakarta: 2010

Indriantoro, Nur and Bambang Supomo. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis


Untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi 1. Cetakan ke-12. Yogyakarta:
BPFE.

Koesmono (2015). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan


Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri
Pengelahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur.
173

Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart. (2014). Sistem Informasi


Akuntansi : Accounting Information Systems. Prentice Hall.
Masrukhin dan Waridin. (2014). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja,
Budaya Organisasi Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai.
EKOBIS. Vol 7. No 2. Hal: 197-209

Murtiadi Awaluddin (2017) : Pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor


Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor Inspektorat Kota
Makassar.

Mulyadi.(2014). Sistem Akuntansi. Yogyakarta. Bagian Penerbitan Sekolah


Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Nursanga, 2019, Pengaruh Supervisi Pendidikan Dan Musyawarah Guru Mata


Pelajaran Melalui Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru Sekolah Menengah Kejuruan Di Kabupaten
Takalar, Yume : Journal Of Management Volume 2 No. 3 2019

Rendal J.Elder, etc. (2016). Auditing and Assurance Service An Integrated


Approach.

Robbins, Stephen P (2015). Management, Eleventh Canadian Edition.

Pratiwi, Feggy Triani, (2014), Pengaruh Pengendalian Internal terhadap


Efektivitas Pembiayaan Mudharabah pada Bank BJB Syariah. Universitas
Widyatama.

Samad (2015) Analisis hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP : 2015)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.CV

The Institute of Internal Auditors. (2014). A New Auditor’s Guide to Planning,


Performing, and Presenting IT Audits

Yuwalliatin. (2016). Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja Pegawai Pada


Kantor Camat Medan Helvetia Kota Medan.

You might also like