Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Kebisingan Dengan Stres Kerja Pada Pekerj
Hubungan Kebisingan Dengan Stres Kerja Pada Pekerj
net/publication/350547502
CITATIONS READS
0 171
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA MAHASISWA DI TANGERANG SELATAN View project
Modeling Analysis of Unmet Need KB (Family Planning) in Banten Province and its Determinant Factors with Spline Nonparametric Regression Approach View project
All content following this page was uploaded by Lela kania Rahsa Puji on 22 September 2021.
Availableonline: http://openjournal.wdh.ac.id/index.php/edudharma
ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T
*Corresponding Author Noise, one of the major health problems in industrialized
Name : Tri Okta Ratnaningtyas countries and a major source of stress. WHO data says that
E-mail: triokta@masda.ac.id noise exceeding 90 dB at work exposes a workforce in
industrialized countries with a total of nearly 14% and noise
over 85dB is also estimated to affect 20 million Americans. The
Keywords: purpose of this study was to analyze the relationship between
Work environment_1 noise and work stress on workers at PT. X year 2020. This type
Noise_2 of research is an observational analytic with a quantitative
Work stress_3
approach and a cross-sectional study design. The sample size of
Employee_4
the study was 82 workers. Purposive sampling is a sampling
technique in this study. Sound Level Meter and questionnaire are
data collection tools in this study. Univariate and bivariate (with
the chi-square test) were the data analyses used in this study.
Based on the research that has been done, it is known that there
is a relationship between noise and work stress (p-value = 0.018
<α = 0.05).
Kata Kunci: Bising, salah satu masalah utama kesehatan di negara-negara
Limgkungan kerja_1 industri dan merupakan sumber utama dari stres. Data WHO
Kebisingan_2 menyebutkan bising melebihi 90 dB di tempat kerja memapar
Stres kerja_3
tenaga kerja di negara industri dengan total hampir 14% dan
Pekerja_4
bising lebih dari 85dB juga diperkirakan memapar 20 juta orang
Amerika. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
hubungan kebisingan dengan stres kerja pada pekerja di PT. X
tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional
dengan pendekatan kuantitatif serta desain studi cross sectional.
Besar sampel penelitian berjumlah 82 pekerja. Purposive
sampling merupakan teknik pengambilan sampel dalam studi ini.
Sound Level Meter dan kuesioner merupakan alat pengumpulan
data dalam studi ini. Univariat dan bivariat (dengan uji chi
square) adalah analisis data yang digunakan dalam studi ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui
bahwa ada hubungan antara kebisingan dengan stres kerja (p-
value = 0,018 < α = 0,05).
This is an open access article under the CC–BY-NC-SA license.
63
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71
64
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71
HASIL PENELITIAN
1. Hasil Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis
Kelamin, Masa Kerja, Profesi, dan Frekuensi Paparan Kebisingan
65
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71
c. Stres Kerja
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Stres Kerja
No. Stres Kerja Jumlah (n) Persentase (%)
1. Rendah, jika X < 25 25 30,5
2. Sedang, jika 52 ≤ X ≤ 78 30 36,6
3. Tinggi, jika X > 78 27 32,9
Total 82 100,0
Sumber: Data Primer (2020)
Menurut distribusi frekuensi stres kerja diperoleh informasi bahwa hampir setengah
responden mengalami stres kerja kategori sedang yaitu sebesar 30 responden dengan
persentase 36 %.
66
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71
67
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71
lebih dari 85 dBA yang terjadi pada 4. Hubungan Kebisingan dengan Stres
pekerja dengan waktu 8 jam kerja/hari. Kerja
Aspek fisik, kimiawi, infeksi, fisiologi, Gangguan pendengaran dan
dan psikologi tergolong dalam stres penurunan daya dengar seseorang dapat
kerja yang merupakan aspek penyebab terjadi akibat terkena bunyi atau suara
penyakit akibat kerja. Dalam hal ini, yang tidak diinginkan yang dikenal
stres kerja timbul akibat aspek fisik dengan dengan kebisingan (Tarwaka,
berupa kebisingan (Alimul, 2006). et.al., 2004). Terjadinya kecelakaan
3. Stres Kerja dipengaruhi oleh konsentrasi yang
Menurut hasil studi mengenai frekuensi dipicu adanya kebisingan. Selain itu,
stres kerja pada pekerja di PT. X daya dengar individu juga dapat
menunjukkan stres kerja kategori sedang dipengaruhi oleh kebisingan yang lebih
dialami hampir setengah responden yaitu dari 85 dBA. Perencanaan mesin dan
sebesar 30 pekerja (36,6%). Stres ialah pemasangan bahan-bahan yang
ketegangan atau tekanan emosional yang menyerap kebisingan merupakan suatu
terjadi pada seseorang akibat tuntutan langkah pencegahan terhadap kebisingan
yang besar, kendala, dan segala hal yang (Suma’mur, 1996).
berpengaruh pada emosi, pikiran, dan Kondisi lingkungan yang berubah-
situasi fisiknya. Ketegangan tersebut ubah yang dirasakan oleh individu
mengarah pada kondisi tidak nyaman, sebagai ancaman karena dapat
khawatir, was-was, dan gelisah yang mengganggu dirinya yang
berdampak pada aspek kognitif, ditransformasikan dalam bentuk respon
spiritual, dan kondisi fisik seseorang fisik maupun mental disebut dengan
misalnya gemetar, lemas, dan lain-lain stres (Anoraga, 2006). Penurunan
(Hariandja, 2002). Tingginya beban kesehatan sampai dideritanya suatu
kerja dan kondisi kerja yang kurang penyakit merupakan efek merugikan
mendukung serta kemampuan pekerja yang ditimbulkan oleh stres (Tarwaka,
tidak sesuai maka berpotensi et.al, 2004). Menurut Anies (2005),
menyebabkan pekerja mengalami kebisingan yang terdapat dalam
kelelahan dan ketegangan tinggi yang lingkungan kerja dapat memicu
dikenal dengan stres (Anies, 2014). terjadinya stres kerja pada individu.
Menurut hasil studi yang telah
dilakukan diperoleh informasi bahwa
hampir setengah dari responden yang
69
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71
tidak terpapar kebisingan memiliki stres ambang batas. Hal ini disarankan kepada
kerja tinggi yaitu sebanyak 16 dari 39 pekerja di PT. X untuk menghindari
responden (41,0%) dan hampir setengah terjadinya stres kerja.
dari responden yang terpapar kebisingan
memiliki stres kerja yang tinggi yaitu
KESIMPULAN
sebanyak 11 dari 43 responden (25,6%).
1. Berdasarkan distribusi frekuensi
Menurut analisis bivariat diperoleh p-
karakteristik responden diketahui bahwa
value sebesar 0,018 yang kurang dari α
hampir seluruh responden berusia 18-40
= 0,05 yang berarti kebisingan memiliki
tahun yaitu sebesar 65 responden
hubungan dengan stres kerja pada
(79,3%); hampir seluruh jenis kelamin
pekerja di PT. X. Hasil tersebut sejalan
responden laki-laki yaitu sebesar 71
dengan studi dari Ratna Sari yang
responden (86,6%); hampir setengah
berjudul “Hubungan Intensitas
dari responden memiliki masa kerja
Kebisingan dengan Tingkat Stres Kerja
sedang dengan rentang waktu 6-10 tahun
pada Pegawai di PT. Kereta Api
yaitu sebesar 40 responden (48,8%);
Indonesia (PERSERO) Daop IV
hampir seluruh responden menurut
Semarang Tahun 2010” yang
profesi berisiko terpapar kebisingan
menjelaskan bahwa intensitas
yaitu sebesar 68 responden (82,9%); dan
kebisingan memiliki hubungan dengan
sebagian besar responden terpapar
tingkat stres kerja. Anoraga (2006)
kebisingan dalam intensitas tinggi yaitu
menyebutkan suara bising, perubahan
sebesar 50 responden (61%).
pada suhu udara, dan banyaknya kendala
2. Berdasarkan distribusi frekuensi
lain memiliki peluang yang tidak dapat
kebisingan diketahui bahwa sebagian
dihindari sebagai penyebab stres kerja
besar responden terpapar kebisingan
yang ditimbulkan oleh kebisingan.
yaitu sebesar 43 responden (52,4%).
Peranan alat pelindung diri yang
3. Berdasarkan distribusi frekuensi stres
kurang dipahami pekerja merupakan
kerja diketahui bahwa stres kerja sedang
penyebab timbulnya stres kerja akibat
dialami hampir setengah responden yaitu
faktor kebisingan. Pemakaian alat
sebesar 30 responden (36,6%).
pelindung telinga dan istirahat yang
4. Berdasarkan hasil uji statistik bivariat
cukup selama bekerja merupakan hal
diperoleh P Value sebesar 0,018 yang
yang disarankan agar stres kerja tidak
kurang dari α = 0,05, hal ini
dialami oleh pekerja yang terpapar
menunjukkan kebisingan memiliki
kebisingan dengan tingkat melebihi nilai
70
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71