Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/350547502

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA DI PT. X

Article · March 2021


DOI: 10.52031/edj.v5i1.95

CITATIONS READS

0 171

5 authors, including:

Lela kania Rahsa Puji Nur Hasanah


STIKes Widya Dharma Husada Tangerang Universitas Muhammadiyah Surakarta
22 PUBLICATIONS   13 CITATIONS    68 PUBLICATIONS   90 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA MAHASISWA DI TANGERANG SELATAN View project

Modeling Analysis of Unmet Need KB (Family Planning) in Banten Province and its Determinant Factors with Spline Nonparametric Regression Approach View project

All content following this page was uploaded by Lela kania Rahsa Puji on 22 September 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71

Availableonline: http://openjournal.wdh.ac.id/index.php/edudharma

Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan


Pengabdian Masyarakat
ISSN (Print) 2597-890 X , ISSN (Online) 2686-6366
kan

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA


DI PT. X
1
Tri Okta Ratnaningtyas, 2Nurwulan Adi Ismaya, 3Lela Kania Rahsa Puji, 4Nur Hasanah, 5Mirta Sepi Afriyani
1,2,3,4,5
,STIKes Kharisma Persada, Jalan Pajajaran No.1, Tangerang Selatan (15417), Indonesia

ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T
*Corresponding Author Noise, one of the major health problems in industrialized
Name : Tri Okta Ratnaningtyas countries and a major source of stress. WHO data says that
E-mail: triokta@masda.ac.id noise exceeding 90 dB at work exposes a workforce in
industrialized countries with a total of nearly 14% and noise
over 85dB is also estimated to affect 20 million Americans. The
Keywords: purpose of this study was to analyze the relationship between
Work environment_1 noise and work stress on workers at PT. X year 2020. This type
Noise_2 of research is an observational analytic with a quantitative
Work stress_3
approach and a cross-sectional study design. The sample size of
Employee_4
the study was 82 workers. Purposive sampling is a sampling
technique in this study. Sound Level Meter and questionnaire are
data collection tools in this study. Univariate and bivariate (with
the chi-square test) were the data analyses used in this study.
Based on the research that has been done, it is known that there
is a relationship between noise and work stress (p-value = 0.018
<α = 0.05).
Kata Kunci: Bising, salah satu masalah utama kesehatan di negara-negara
Limgkungan kerja_1 industri dan merupakan sumber utama dari stres. Data WHO
Kebisingan_2 menyebutkan bising melebihi 90 dB di tempat kerja memapar
Stres kerja_3
tenaga kerja di negara industri dengan total hampir 14% dan
Pekerja_4
bising lebih dari 85dB juga diperkirakan memapar 20 juta orang
Amerika. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
hubungan kebisingan dengan stres kerja pada pekerja di PT. X
tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional
dengan pendekatan kuantitatif serta desain studi cross sectional.
Besar sampel penelitian berjumlah 82 pekerja. Purposive
sampling merupakan teknik pengambilan sampel dalam studi ini.
Sound Level Meter dan kuesioner merupakan alat pengumpulan
data dalam studi ini. Univariat dan bivariat (dengan uji chi
square) adalah analisis data yang digunakan dalam studi ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui
bahwa ada hubungan antara kebisingan dengan stres kerja (p-
value = 0,018 < α = 0,05).
This is an open access article under the CC–BY-NC-SA license.

© 2020 Some rights reserved

63
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71

PENDAHULUAN kapabilitas, kemampuan atau sumber daya


Bising, masalah utama kesehatan di atau keperluan pekerja mengakibatkan
negara-negara industri. Environmental gangguan fisik dan emosional pada pekerja
Expert Council (EEC) of Germany merupakan hal yang tergolong dalam stress
menyatakan sumber utama dari stres parah akibat kerja. Kondisi tempat kerja tidak
yaitu kebisingan (Fooladi, 2012). Data nyaman memicu timbulnya stres kerja,
WHO menyebutkan bising melebihi 90 dB padahal keselamatan dan kesehatan pekerja
di tempat kerja memapar tenaga kerja di secara langsung dipengaruhi oleh stres
negara industri dengan total hampir 14% kerja. Gangguan kesehatan bahkan
dan bising lebih dari 85dB juga terjadinya kecelakaan kerja merupakan
diperkirakan memapar 20 juta orang suatu hal yang dipicu dari adanya stress
Amerika. Kecelakaan, kebakaran, kerja (Pramanos, 2015).
timbulnya penyakit akibat kerja, dan lain Berdasarkan studi pendahuluan
sebagainya merupakan faktor penentu yang peneliti lakukan melalui wawancara
terjadinya musibah dikarenakan singkat kepada salah satu pekerja di bagian
keterbatasan manusia (Suma’mur, 2014). “Y” pada tanggal 16 April 2020 diperoleh
Di sisi lain, dampak dari kebisingan data bahwa terdapat efek stres kerja pada
terhadap manusia salah satunya yaitu efek pegawai yang salah satunya gangguan
non-auditori. konsentrasi akibat dari adanya kebisingan
Data ILO tahun 2015 menyatakan di tempat kerja. Oleh karena itu peneliti
pekerja yang mengalami penyakit akibat bermaksud melakukan penelitian mengenai
kerja berjumlah 160 orang dan akibat hubungan kebisingan dengan stres kerja
kecelakaan kerja, meninggalnya satu pada pekerja di PT. X tahun 2020.
pekerja terjadi setiap rentang waktu 15
detik (Pramanos, 2015). Laporan METODE
pelaksanaan kesehatan kerja menghasilkan Studi ini menggunakan jenis
data pada tahun 2015, kasus penyakit analitik observasional dengan desain studi
umum pada pekerja di 26 provinsi cross sectional. Lokasi studi ini di PT. X
Indonesia berjumlah 2.999.766 dan dan waktu pelaksanaannya yaitu empat
penyakit akibat kerja berjumlah 428.844 bulan mulai bulan April sampai bulan Juli
(Iin, 2012). Lingkungan pekerjaan yang 2020. Populasi yang digunakan yaitu
menyebabkan ketidakcocokan antara seluruh pekerja yang berjumlah 277

64
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71

pekerja dengan besar sampel penelitian pengumpulan data dilakukan sesuai


berjumlah 82 pekerja. Purposive sampling petunjuk penggunaannya dan kuesioner
merupakan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pengisian secara mandiri
dalam studi ini. oleh responden melalui google form. Data
Sound Level Meter dan kuesioner dalam studi ini dilakukan secara univariat
merupakan alat pengumpulan data dalam dan bivariat (uji chi square).
studi ini. Sound Level Meter sebagai cara

HASIL PENELITIAN
1. Hasil Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis
Kelamin, Masa Kerja, Profesi, dan Frekuensi Paparan Kebisingan

No. Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%)


1. Usia
a. 18-40 tahun 65 79,3
b. > 40 tahun 17 20,7
Total 82 100,0
2. Jenis Kelamin
a. Laki-Laki 71 86,6
b. Perempuan 11 13,4
Total 82 100,0
3. Masa Kerja
a. Baru, jika < 6 tahun 19 23,2
b. Sedang, jika 6-10 tahun 40 48,8
c. Lama, jika > 10 tahun 23 28,0
Total 82 100,0
4. Profesi
a. Berisiko, jika paparan ≥ 8 jam 68 82,9
b. Tidak berisiko, jika paparan > 8 jam
14 17,1
Total 82 100,0
5. Frekuensi Paparan Kebisingan
a. Intensitas rendah, jika paparan < 8 jam 32
39,0
b. Intensitas tinggi, jika paparan ≥ 8 jam 50
61,0
Total 82 100,0
Sumber: Data Primer (2020)
Berdasarkan distribusi frekuensi bahwa hampir seluruh responden berusia
karakteristik responden yang telah 18-40 tahun yaitu sebesar 65 responden
dijelaskan dalam tabel 1 diketahui dengan persentase 79,3% dan hampir

65
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71

seluruh responden berjenis kelamin laki- persentase 48,8%. Berdasarkan tabel 1


laki yaitu sebesar 71 responden dengan diketahui pula bahwa menurut faktor
persentase 86,6%. Selain itu, profesi, hampir seluruh responden
karakteristik responden berdasarkan berisiko yaitu sebesar 68 responden
masa kerja diketahui bahwa hampir dengan persentase 82,9% dan sebagian
setengah dari responden memiliki masa besar responden terpapar kebisingan
kerja sedang dengan rentang waktu 6-10 dalam intensitas tinggi yaitu sebesar 50
tahun yaitu sebesar 40 responden dengan responden dengan persentase 61%.
b. Kebisingan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kebisingan
No. Kebisingan Jumlah (n) Persentase (%)
1. Tidak bising, jika intensitas kebisingannya < 8 jam 39 47,6
2. Bising, jika intensitas kebisingannya ≥ 8 jam 43 52,4
Total 82 100,0
Sumber: Data Primer (2020)
Berdasarkan distribusi frekuensi responden terpapar kebisingan yaitu
kebisingan yang terdapat dalam tabel 2 sebesar 43 responden dengan
diketahui bahwa sebagian besar persentase 52,4%.

c. Stres Kerja
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Stres Kerja
No. Stres Kerja Jumlah (n) Persentase (%)
1. Rendah, jika X < 25 25 30,5
2. Sedang, jika 52 ≤ X ≤ 78 30 36,6
3. Tinggi, jika X > 78 27 32,9
Total 82 100,0
Sumber: Data Primer (2020)
Menurut distribusi frekuensi stres kerja diperoleh informasi bahwa hampir setengah
responden mengalami stres kerja kategori sedang yaitu sebesar 30 responden dengan
persentase 36 %.

66
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71

2. Hasil Analisis Bivariat


Hubungan Kebisingan dengan Stres Kerja
Tabel 4. Hasil Analisis Hubungan Kebisingan dengan Stres Kerja
Stres Kerja
Total
Kebisingan Rendah Sedang Tinggi P Value
N % N % N % N %
Tidak Bising 6 15,4 17 43,6 16 41,0 39 100,0
0,018
Bising 19 44,2 13 30,2 11 25,6 43 100,0
Sumber: Data Primer (2020)

Berdasarkan tabel 4 dijelaskan bahwa sebanyak 11 dari 43 responden (25,6%).


hampir setengah dari responden yang Menurut hasil uji statistik dalam tabel 4
tidak terpapar kebisingan memiliki stres diperoleh nilai P Value sebesar 0,018
kerja tinggi yaitu sebanyak 16 dari 39 yang kurang dari α = 0,05 yang berarti
responden (41,0%) dan hampir setengah ada hubungan yang signifikan antara
dari responden yang terpapar kebisingan kebisingan dengan stres kerja pada
memiliki stres kerja yang tinggi yaitu pekerja di PT. X.

PEMBAHASAN b. Jenis Kelamin


1. Karakteristik Responden Menurut hasil penelitian mengenai
Karakteristik responden meliputi usia, variabel jenis kelamin diketahui
jenis kelamin, masa kerja, profesi, dan responden dalam studi ini hampir
frekuensi paparan kebisingan. seluruhnya berjenis kelamin laki-laki
a. Usia yaitu sebesar 71 responden dengan
Menurut hasil penelitian mengenai persentase 86,6%. Sebagian besar
variabel usia diketahui hampir pekerja laki-laki di PT. X lebih sering
seluruh responden berusia 18-40 bekerja di luar ruangan, dimana hal
tahun yaitu sebesar 65 responden itu cukup terpapar kebisingan. Laki-
dengan persentase 79,3%. Dalam hal laki mengalami tiga kali lebih tinggi
ini, kerentanan tenaga kerja terkena gangguan pendengaran akibat bising
penyakit akibat kerja di lingkungan dibandingkan perempuan (Nelson,
kerjanya dapat dipengaruhi oleh et.al., 2005).
pertambahan usia tenaga kerja. Oleh c. Masa Kerja
karena itu, semakin tua seseorang Berdasarkan hasil penelitian
maka akan menurun juga fungsi mengenai variabel masa kerja
tubuhnya (Suma’mur, 2002). diketahui bahwa masa kerja sedang

67
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71

dengan rentang waktu 6 hingga 10 dimana pekerjaan tersebut dilandasi


tahun dimiliki oleh hampir setengah dengan pendidikan dengan keahlian
dari responden yaitu sebesar 40 tertentu (Sardiman, 2009).
responden dengan persentase 48,8%. e. Frekuensi Paparan Kebisingan
Penyakit rentan dialami oleh pekerja Berdasarkan hasil penelitian
dengan masa kerja 2 hingga 6 tahun. mengenai variabel frekuensi paparan
Dengan demikian, terpaparnya kebisingan menunjukkan sebagian
berbagai penyakit pada pekerja besar responden terpapar kebisingan
berbanding lurus dengan lama waktu dalam intensitas tinggi yaitu sebesar
atau masa orang tersebut bekerja. 50 responden dengan persentase 61%.
Stres dan kebosanan dalam pekerjaan Pekerja yang mendapatkan paparan
yang rutin dilakukan dengan ritme kebisingan lebih dari 85 dBA akan
yang sama merupakan risiko yang cenderung mengalami stres kerja
dialami bagi pekerja pada situasi berat (Budiman, et.al., 2014). Selain
kerja dengan tingkat kekuatan bising itu, dalam penelitian Nawawinetu dan
yang tinggi dalam rentang waktu Adriyani tahun 2007 dijelaskan
yang panjang (Suma’mur, 1996). bahwa perasaan mudah marah dan
d. Profesi mudah lupa merupakan gejala fisik
Berdasarkan hasil penelitian dan gejala emosi yang ditimbulkan
mengenai variabel profesi diketahui oleh stress yang diakibatkan
bahwa hampir seluruh responden kebisingan (Nawawinetu dan
memiliki profesi yang berisiko yaitu Adriyani, 2007).
sebesar 68 responden dengan 2. Kebisingan
presentase 82,9%. Dalam hal ini, Berdasarkan hasil penelitian mengenai
profesi yang berisiko tersebut yaitu frekuensi kebisingan yang dilakukan
profesi yang menyebabkan pekerja pada pekerja di PT. X diperoleh
terpapar kebisingan ≥ 8 jam. Profesi informasi bahwa sebagian besar
berisiko lebih banyak terjadi pada responden terpapar kebisingan yaitu
pekerja yang bekerja di luar ruangan sebesar 43 responden dengan persentase
dan berjarak cukup dekat dengan 52,4%. Budiono (2003) menjelaskan
sumber kebisingan. Profesi yang bahwa stres kerja merupakan salah satu
berisiko di PT. X tersebut diantaranya gangguan kesehatan yang dapat
adalah profesi AVSEQ, maintenance, diakibatkan dan dipengaruhi oleh
FOO, pilot, dan lain sebagainya kebisingan dengan paparan berintensitas
68
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71

lebih dari 85 dBA yang terjadi pada 4. Hubungan Kebisingan dengan Stres
pekerja dengan waktu 8 jam kerja/hari. Kerja
Aspek fisik, kimiawi, infeksi, fisiologi, Gangguan pendengaran dan
dan psikologi tergolong dalam stres penurunan daya dengar seseorang dapat
kerja yang merupakan aspek penyebab terjadi akibat terkena bunyi atau suara
penyakit akibat kerja. Dalam hal ini, yang tidak diinginkan yang dikenal
stres kerja timbul akibat aspek fisik dengan dengan kebisingan (Tarwaka,
berupa kebisingan (Alimul, 2006). et.al., 2004). Terjadinya kecelakaan
3. Stres Kerja dipengaruhi oleh konsentrasi yang
Menurut hasil studi mengenai frekuensi dipicu adanya kebisingan. Selain itu,
stres kerja pada pekerja di PT. X daya dengar individu juga dapat
menunjukkan stres kerja kategori sedang dipengaruhi oleh kebisingan yang lebih
dialami hampir setengah responden yaitu dari 85 dBA. Perencanaan mesin dan
sebesar 30 pekerja (36,6%). Stres ialah pemasangan bahan-bahan yang
ketegangan atau tekanan emosional yang menyerap kebisingan merupakan suatu
terjadi pada seseorang akibat tuntutan langkah pencegahan terhadap kebisingan
yang besar, kendala, dan segala hal yang (Suma’mur, 1996).
berpengaruh pada emosi, pikiran, dan Kondisi lingkungan yang berubah-
situasi fisiknya. Ketegangan tersebut ubah yang dirasakan oleh individu
mengarah pada kondisi tidak nyaman, sebagai ancaman karena dapat
khawatir, was-was, dan gelisah yang mengganggu dirinya yang
berdampak pada aspek kognitif, ditransformasikan dalam bentuk respon
spiritual, dan kondisi fisik seseorang fisik maupun mental disebut dengan
misalnya gemetar, lemas, dan lain-lain stres (Anoraga, 2006). Penurunan
(Hariandja, 2002). Tingginya beban kesehatan sampai dideritanya suatu
kerja dan kondisi kerja yang kurang penyakit merupakan efek merugikan
mendukung serta kemampuan pekerja yang ditimbulkan oleh stres (Tarwaka,
tidak sesuai maka berpotensi et.al, 2004). Menurut Anies (2005),
menyebabkan pekerja mengalami kebisingan yang terdapat dalam
kelelahan dan ketegangan tinggi yang lingkungan kerja dapat memicu
dikenal dengan stres (Anies, 2014). terjadinya stres kerja pada individu.
Menurut hasil studi yang telah
dilakukan diperoleh informasi bahwa
hampir setengah dari responden yang
69
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71

tidak terpapar kebisingan memiliki stres ambang batas. Hal ini disarankan kepada
kerja tinggi yaitu sebanyak 16 dari 39 pekerja di PT. X untuk menghindari
responden (41,0%) dan hampir setengah terjadinya stres kerja.
dari responden yang terpapar kebisingan
memiliki stres kerja yang tinggi yaitu
KESIMPULAN
sebanyak 11 dari 43 responden (25,6%).
1. Berdasarkan distribusi frekuensi
Menurut analisis bivariat diperoleh p-
karakteristik responden diketahui bahwa
value sebesar 0,018 yang kurang dari α
hampir seluruh responden berusia 18-40
= 0,05 yang berarti kebisingan memiliki
tahun yaitu sebesar 65 responden
hubungan dengan stres kerja pada
(79,3%); hampir seluruh jenis kelamin
pekerja di PT. X. Hasil tersebut sejalan
responden laki-laki yaitu sebesar 71
dengan studi dari Ratna Sari yang
responden (86,6%); hampir setengah
berjudul “Hubungan Intensitas
dari responden memiliki masa kerja
Kebisingan dengan Tingkat Stres Kerja
sedang dengan rentang waktu 6-10 tahun
pada Pegawai di PT. Kereta Api
yaitu sebesar 40 responden (48,8%);
Indonesia (PERSERO) Daop IV
hampir seluruh responden menurut
Semarang Tahun 2010” yang
profesi berisiko terpapar kebisingan
menjelaskan bahwa intensitas
yaitu sebesar 68 responden (82,9%); dan
kebisingan memiliki hubungan dengan
sebagian besar responden terpapar
tingkat stres kerja. Anoraga (2006)
kebisingan dalam intensitas tinggi yaitu
menyebutkan suara bising, perubahan
sebesar 50 responden (61%).
pada suhu udara, dan banyaknya kendala
2. Berdasarkan distribusi frekuensi
lain memiliki peluang yang tidak dapat
kebisingan diketahui bahwa sebagian
dihindari sebagai penyebab stres kerja
besar responden terpapar kebisingan
yang ditimbulkan oleh kebisingan.
yaitu sebesar 43 responden (52,4%).
Peranan alat pelindung diri yang
3. Berdasarkan distribusi frekuensi stres
kurang dipahami pekerja merupakan
kerja diketahui bahwa stres kerja sedang
penyebab timbulnya stres kerja akibat
dialami hampir setengah responden yaitu
faktor kebisingan. Pemakaian alat
sebesar 30 responden (36,6%).
pelindung telinga dan istirahat yang
4. Berdasarkan hasil uji statistik bivariat
cukup selama bekerja merupakan hal
diperoleh P Value sebesar 0,018 yang
yang disarankan agar stres kerja tidak
kurang dari α = 0,05, hal ini
dialami oleh pekerja yang terpapar
menunjukkan kebisingan memiliki
kebisingan dengan tingkat melebihi nilai
70
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 5 No 1, Maret 2021, Page 63-71

hubungan yang bermakna dengan stres Pengembangan, Pengkompensasian, dan


Peningkatan Produktivitas Pegawai.
kerja pada pegawai di PT. X. Menurut
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
pengamatan peneliti, pekerja yang Indonesia.
paling berisiko adalah pekerja yang
Iin, M. 2012. Faktor-Faktor Penyebab Stres
sering terpapar kebisingan sehingga Kerja di Ruangan ICU Pelayanan
Jantung Terpadu dr. Cipto
memiliki risiko lebih besar mengalami
Mangunkusumo Jakarta. Depok:
dampak dari kebisingan dalam hal ini Fakultas Ilmu Keperawatan Program
Sarjana Keperawatan.
yaitu timbulnya stres kerja pada pekerja
di PT. X tersebut. Nawawinetu, E. D. dan Adriyani, R. 2007.
Stress Akibat Kerja pada Tenaga Kerja
yang Terpapar Bising. The Indonesian
Journal of Public Health.
DAFTAR PUSTAKA
Nelson, D.I., Nelson, R.Y., Concha-
Alimul, Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar
Barrienthos, M., Fingerhut, M. 2005.
Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
The Global Burden of Occupational
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Noise-Induced Hearing Loss. Am J Ind
Med.
Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja Berbagai
Penyakit Akibat Lingkungan Kerja dan
Pramanos. 2015. Pengaruh Shift Kerja dan
Upaya Penanggulangannya. Jakarta: PT.
Stres Kerja terhadap Kinerja Pramuniaga
Elex Media Komputindo.
di PT Circleka Indonesia Utama Cabang
Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi
Anies. 2014. Kedokteran Okupasi Berbagai
Manajemen Jurusan Manajemen
Penyakit Akibat Kerja dan Upaya
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Penanggulangan dari Aspek Kedokteran.
Yogyakarta.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi
Anoraga, P. 2006. Pengantar Pasar Modal.
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajawali
Jakarta: Rineka Cipta.
Pers.
Budiman A., Muis M., dan Wahyuni A.
Suma’mur. 1996. Higene Perusahaan dan
2014. Hubungan Intensitas Kebisingan
Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
dengan Stres Kerja pada Pekerja Kantor
Gunung Agung.
Bandara Domini Eduard Osok Sorong.
Suma’mur. 2014. Kesehatan Kerja dalam
Budiono. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan
Prespektif Hiperkes dan Keselamatan
Kesehatan Kerja. Semarang: Badan
Kerja. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Penerbit UNDIP.
Tarwaka, Sholichul, dan Lilik Sudiajeng.
Fooladi M.M. 2012. Involuntary and
2004. Ergonomi untuk Keselamatan,
Persistent Environmental Noise
Kesehatan Kerja, dan Produktivitas.
Influences Health and Hearing in Beirut,
Surakarta: UNIBA PRESS.
Lebanon. J. Environ Public Health.

Hariandja, M.T.E. 2002. Manajemen Sumber


Daya Manusia Pengadaan,
71

View publication stats

You might also like