Professional Documents
Culture Documents
Tugas Sistem Politik
Tugas Sistem Politik
Pendekatan ini memandang bahwa Orde Baru telah mencapai monopoli penuh
kekuasaan dengan mengendalikan seluruh kehidupan. Hak dan kekuasaan warga negara
semakin lama semakin dirampas oleh negara.
POLITIK BIROKRAS
Pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan patrimonial cluster. Kepala negara
berada dalam suasana pemimpin-pemimpin tradisional di masa lalu, yang
mempertahankan posisinya dengan memanfaatkan sumber-sumber material yang ada,
dan memanfaatkan elite-elite yang ada di sekitarnya.
Pendekatan ini juga memandang bahwa tidak ada partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan. Yang ada hanyalah mobilisasi masa untuk melaksanakan
keputusan yang telah diambil oleh para penguasa negara, terutama para perwira militer
dan pejabat tinggi birokrasi.
PLURALISM BIROKRATIK
Pendekatan ini menganalisis peran dari birokrat militer dan birokrat sipil dalam proses
pengambilan keputusan untuk berbagai kebijaksanaan nasional pada periode rezim Orde
Baru. Dari pendekatan ini, Emerson menghasilkan kesimpulan bahwa (1) tidak adanya
administrasi departemen yang benar-benar didominasi oleh pejabat militer dan (2)
adanya komitmen Soeharto pada masa Orde Baru untuk meningkatkan keamanan dalam
negeri dan menciptakan pertumbuhan ekonomi.
OTORITER BIROKRATIK
STRUKTURAL
Dalam konteks Orde Baru, kelas-kelas kapitalis sudah mulai muncul dan tumbuh.
Walaupun negara memiliki kepentingannya sendiri, tetapi negara masih belum bisa
lepas dari kelompok kapitalis tersebut. Tetapi, di sisi lain, muncul dan tumbuhnya kelas-
kelas kapitalis ini belum cukup kuat untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan masa
Orde Baru.
PLURALISM TERBATA
Pendekatan ini melihat bahwa adanya aktor negara yang memainkan peran utama,
namun di sisi lain ada kesempatan-kesempatan bagi aktor negara lainnya (extra state-
actor) untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan di tingkat nasional.
Hal tersebutlah yang mendasari Liddle untuk mengatakan bahwa secara umum politik di
Indonesia cenderung lebih plural. Liddle menilai bahwa di tingkat pusat ada elite politik
yang memainkan perannya untuk merumuskan kebijakan nasional di Indonesia.
Namun, para elite politik tersebut tidak memonopoli proses pengambilan keputusan
karena adanya aktor-aktor negara lainnya yang penting seperti pemerintah daerah,
organisasi, anggota parlemen, pers, kelompok intelektual dan lain-lain yang secara tidak
langsung dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan di tingkat nasional.