Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 17

PLAN OF ACTION (POA)

PROGRAM DEMAM BERDARAH DENGUE


(DBD)

DISUSUN
OLEH

ZAINAL ARIFIN S.Kep., Ners

UPTD PUSKESMAS PASIR SAKTI KECAMTAN PASIR SAKTI

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

2023

51
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang terjadi

di daerah tropis dan subtropis di dunia. Untuk demam berdarah ringan, maka ia akan

menyebabkan demam tinggi dan gejala seperti flu. Sementara untuk demam berdarah

yang parah, ia bisa menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara

tiba-tiba (syok) dan bahkan kematian.

Jutaan kasus infeksi demam berdarah dengue terjadi di seluruh dunia setiap

tahunnya. Demam berdarah paling sering terjadi di Asia Tenggara, pulau-pulau Pasifik

barat, Amerika Latin dan Afrika. Namun kini penyakit ini telah menyebar ke daerah

baru, termasuk wabah lokal di Eropa dan bagian selatan Amerika Serikat.

Kini para peneliti sedang mengupayakan untuk membuat vaksin demam berdarah.

Untuk saat ini, di daerah di mana demam berdarah biasa terjadi, cara terbaik untuk

mencegah infeksi adalah dengan menghindari gigitan nyamuk dan mengambil langkah-

langkah yang perlu dilakukan untuk mengurangi populasi nyamuk.

Kementerian Kesehatan menyebut 52.313 kasus demam berdarah dengue telah

terjadi di Indonesia sejak awal 2022 ini. Dari data tersebut total kasus kematian

sebanyak 448 orang yang dilaporkan terjadi di 451 kabupaten/kota yang tersebar di 34

provinsi.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan kasus demam

berdarah ini memang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi penyakit demam

berdarah termasuk dalam penyakit endemik di daerah tropis dan subtropis. "Perlu

diupayakan kesadaran masyarakat untuk mencegah terjadinya demam berdarah, ini

menjadi salah satu yang sangat penting," kata dia melalui keterangan tertulis, Selasa

(5/7). Demam berdarah juga termasuk dalam wabah tahunan yang terus terjadi hingga

saat ini. Masyarakat harus lebih peduli dengan lingkungan sekitar agar nyamuk yang

menjadi pembawa penyakit ini tidak berkembang biak hingga menulari manusia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik,

Kementerian Kesehatan Didi Budijanto mengimbau masyarakat untuk menerapkan

52
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. M pertama adalah Menguras,

merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi

penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air

lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan

dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat musim

hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus

hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan. M selanjutnya

Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti

bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur

barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat

berpotensi menjadi sarang nyamuk. M ketiga adalah Memanfaatkan kembali limbah

barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk

memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi

menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Plus-nya adalah bentuk

upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk,

menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, dan

gotong royong membersihkan lingkungan. “Hal tersebut harus dilakukan secara

berkesinambungan , terus menerus, dan tepat sasaran,” kata Didi. Di Indonesia DBD

menyerang laki-laki sebanyak 53,11% dan perempuan sebanyak 46,89%. “Kita harus

waspadai tanda dan gejala DBD. Segera lapor ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat

bila curiga DBD,” ucap Didi. Pemerintah juga telah mengupayakan pengendalian DBD

dengan melaksanakan gerakan 1 rumah 1 jumantik di 131 kabupaten/kota, 7.454

koordinator Jumantik, 5.620 supervisor jumantik,dan 1.109 kader jumantik pelabuhan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas secara

menyeluruh pada masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

53
1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mencegah Angka Kematian Pada Penderita DBD

b. Menurunkan Angka kejadian DBD

c. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan.

d. Membuat rencana kerja secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang

maksimal.

e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam berprilaku hidup bersih dan

sehat.

f. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan.

54
BAB II

ANALISA SITUASI

2.1 Analisa Situasi Umum

2.1.1 Geografi

Puskesmas Pasir Sakti terletak di Desa Mulyosari kecamatan pasir sakti

dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Labuhan

Maringgai

 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Sragi

 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Jabung

 Sebelah Timur : Laut Selat Sunda

2.1.2 Topografi

a. Distribusi Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Pasir Sakti yaitu sebanyak 38.824 Jiwa

yang terbagi dalam 8 Desa

Tabel 1. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin

Perempua Laki-
Desa/ Puskesmas Laki-Laki
n Laki+Perempuan

SUMUR KUCING 2.179 2.109 4.288

LABUHAN RATU 2.848 2.814 5.662

KEDUNG RINGIN 2.060 2.077 4.137

REJO MULYO 2.896 2.673 5.569

PURWOREJO 1.747 1.668 3.415

MULYO SARI 3.665 3.459 7.124

PASIR SAKTI 3.024 2.817 5.841

MEKAR SARI 1.410 1.378 2.788

Kecamatan Pasir Sakti 19.829 18.995 38.824

55
b. Sosial Ekonomi

Sebagian besar penduduk Kecamtan Pasir Sakti bermata pencaharian

sebagai petani.

c. Agama

Penduduk Kecamtan Pasir Sakti mayoritas beragama Islam.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Penyebaran angka Kejadian DBD

DEMAM BERDARAH DENGUE


(DBD)
NO Desa
JUMLAH KASUS MENINGGAL
L P L+P L P L+P
1 Pasir Sakti 2  0 2 0 0 0
2 Mulyosari 1 2 3 0 0 0
3 Rejomulyo 4 4 8 0 0 0
4 Purworejo 3 7 10 0 0 0
5 Kedung Ringin 2 4 6 0 0 0
6 Labuhan Ratu 5 14 19 0 1 1
7 Sumur Kucing 3 7 10 0 0 0
8 Mekarsari 0 0 0 0 0 0
Jumlah  20  38 58 1 1

56
BAB III

MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Identifikasi Masalah

1. Pada tahun 2022 masyarakat yang menderita penyakit DBD sebanyak 58

orang Puskesmas Pasir Sakti.

2. Terdapat 1 kematian penderita DBD pada tahun 2022 yang disebabkan oleh

kurang tanggapnya keluarga. Namun di tahun 2021 tidak ada kematian

3.2 Prioritas Masalah

1. Meningkatnya jumlah masyarakat yang menderita DBD.

2. Masih terdapat angka kematian penderita DBD.

3.3 Pemecahan Masalah

Prioritas Alternatif Pemecahan Pemecahan Masalah


No Penyebab Masalah Ket.
Masalah Masalah Terpilih

1. 1. Masih banyak 1. Kurangnya 1. Meningkatkan 1. Lakukan

Kasus DBD pengetahuan kesadaran pemeriksaan

yang terjadi masyrakat tentang Masyarakat untuk epidemik

meski masih cara penularan tidak membuang 2. Pemberian abate

dibawah penyakit DBD sampah di lingkungan yang

capaian sembarangan terdampak dbd

2. Masih ada 2. Kurangnya 2. Meningkatkan 3. Menjelaskan

angka pengetahuan dan pengetahuan kepada masyarakat

kematian yang kesadaran masyarakat tentang untuk melakukan

terjadi meski < masyarakat tanda bahaya 3M PLUS

1% mengenai tanda penyakit DBD 4. Melakukan

3. Masih banyak bahaya penyakit 3. Melakukan Pengasapan /

sampah DBD Sosialisasi kepada Fogging ter fokus

berserakan 3. Kurangnya masyarat dan kader

4. Banyak jentik kesadaran jumantik untuk

nyamuk di bak masayarakat memeriksa jentik

57
mandi, tentang PHBS secara berkala dan

selokan 4. Kurangnya memberi edukasi

pengetahuan untuk tidak

masyrakat tentang menyimpan benda

siklus benda yang

perkembangbiakan berpotensi sebagai

nyamuk sarana nayamuk

5. berkembang biak

4. Pembinaan kepada

masyarakat untuk

meningkatkan

peilaku hidup bersih

dan sehat

5. Lakukan

pemeriksaan

epidemik

6. Pemberian abate di

lingkungan yang

terdampak dbd

7. Menjelaskan kepada

masyarakat untuk

melakukan 3M

PLUS

8. Melakukan

Pengasapan /

Fogging ter fokus

58
3.4 Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Upaya Sumber
Ala Indikator
kesehatan Kegiatan Tujuan Sasaran Target Dana Tenaga pembiayaa
t keberhasilan
n

Pengendal 1. Pemberdayaan kader  Memberdaya  Semua  Petugas 1. masyarakat BOK

ian masyarakat terlibat dalam kan kader Masyar puskes terlibat dalam

Penyakit pelaksanaan deteksi dini dalam akat di mas pelaksanaan

Menular Faktor Risiko Penyakit pengendalia wilaya  Kader deteksi dini

Menular (DBD): n dan h kerja Faktor Risiko


Rp.
 Transport Kader pencegahan Penyakit
9.600.000
(2 org x 8 desa x 12 kl x penyakit Menular

Rp.50.000) DBD (DBD):Terlaksa

 Melakukan nanya P4K

2. PE untuk kasus DBD pencegahan 2. Terlaksananya

 Transport petugas dan penyelidikan


Rp.
(1 org x 97 fokus x 1 kl x pengendalia epidemiologi
21.825.000

54
Rp.75.000) n 3. Terlasananya

 Transport Kader penyebaran pemberian

(2 org x 97 Fokus x 1 kl x DBD bubuk Abate


Rp.
Rp.50.000)  Memutus 4. Terlaksananya
9.700.000
mata rantai foging terfokus

3. Pemberian Abate perkembang 5. Terlaksana

 Transport Petugas an nyamuk larvasidasi

(1 org x 8 Desa x 1 kl x vector 6. Terlaksana PSN

Rp.75.000)  Pencegahan
Rp. 600.000
dan

4. Penyemprotan/pengasapan pengendalia

foging dan larvasidasi n potensial

DBD KLB

 Transport petugas  Memutus Rp.

(1 org x 50 fokus x mata rantai 7.500.000

Rp.75.000) perkembang

55
an nyamuk

5. larvasida DBD vector

 Transport petugas  Pencegahan

pusksmas Rp. 150.000


perkembang

(1 org x 2 desa x 1 hr x biakan

Rp.75.000) nyamuk

dewasa
6. Pelaksanaan

Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) /

Pelepasan liaran nyamuk

WolbachiaTransport Rp. 600.000


 Transport Petugas

(1 org x 8 desa x 1 hr x

Rp.75.000)

56
3.5 Rencana Pelaksanaan Kegiatan / POA

Renacana pelaksanaan kegiatan ( POA ) program DBD tahun 2022

Upaya Volume Rincian


Targe Lokasi Tenaga
kesehatan Kegiatan Sasaran kegiata pelaksanaa Jadwal Biaya (Rp)
t pelaksanaan pelaksana
n n

Pengendali 1. Pemberdayaan  Semua  Rumah  Petugas

an Penyakit kader masyarakat Masyar Penderita Puskes Rp. 9.600.000

Menular terlibat dalam akat di DBD mas

pelaksanaan deteksi wilaya  Desa di  Kader

dini Faktor Risiko h kerja Wilayah Kerja Jumanti

Penyakit Menular k
Rp. 21.825.000
(DBD):

 Transport Kader

(2 org x 8 desa x 12 kl

x Rp.50.000)
Rp. 9.700.000

57
2. PE untuk kasus

DBD

 Transport petugas
Rp. 600.000
(1 org x 97 fokus x 1

kl x Rp.75.000)

 Transport Kader

(2 org x 97 Fokus x 1

kl x Rp.50.000)
Rp. 7.500.000

3. Pemberian Abate

 Transport Petugas

(1 org x 8 Desa x 1 kl

x Rp.75.000) Rp. 150.000

4. Penyemprotan/

pengasapan foging

58
dan larvasidasi

DBD

 Transport petugas

(1 org x 50 fokus x

Rp.75.000)
Rp. 600.000

5. larvasida DBD

 Transport petugas

pusksmas

(1 org x 2 desa x 1 hr x

Rp.75.000)

6. Pelaksanaan

Pemberantasan

Sarang Nyamuk

(PSN) / Pelepasan

59
liaran nyamuk

WolbachiaTranspor

 Transport Petugas

(1 org x 8 desa x 1 hr x

Rp.75.000)

60
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari data – data yang telah diuraikan pada BAB I sampai dengan BAB III dalam POA

DBD di Puskesmas Pasir Sakti, maka secara garis besarnya dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Situasi Derajat Kesehatan

a. Pada tahun 2021 tidak terdapat kasus kematian penderita DBD yang sekarang

terjadi di tahun 2022.

b. Pertolongan pada penderita penyakit DBD dilakukan di tenaga kesehatan

2. Sumber Daya Kesehatan

a. Rasio tenaga kesehatan terbesar adalah Bidan/Bidan desa (63,5/100.000 pddk )

dan Perawat (13,6/100.000 pddk) .

b. Sarana dan prasarana masih banyak kekurangan dan ada beberapa kerusakan baik

sarana maupun prasarana kesehatan.

4.2 Saran

Dengan diketahuinya masalah – masalah yang ada , maka diperlukan upaya – upaya

untuk penanganannya. Berkaitan dengan hal tersebut diharapkan :

a. Perlunya kerjasama antara Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung

Timur untuk meningkatkan program DBD dalam upaya menurunkan angka kematian

diwilayah Puskesmas Pasir Sakti.

54
b. Perlunya evaluasi program yang melibatkan kerjasama lintas sektoral dan lintas

program agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

c. Perlunya meningkatkan mutu kinerja petugas pelaksana program sehingga program

kegiatan-kegiatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

55

You might also like