Professional Documents
Culture Documents
Bismillah Satset - 19650005 - 19650006 - 19650099 - 19650156
Bismillah Satset - 19650005 - 19650006 - 19650099 - 19650156
2 November 2020
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION P-ISSN : 2460-2108
DOI: https://doi.org/10.37365/jti.v6i2.92 E-ISSN :2620-5181
Article history: Submission date: Okt 29, 2020 Revised date: Nov 06, 2020 Accepted date: Nov 16, 2020
ABSTRACT
As a government institution that performs tasks in the fields of meteorology, climatology, air quality and geophysics,
BMKG (Meteorology, Climatology and Geophysics Agency) does not yet have an integrated information system to
support each of its activities, such as instrumentation, engineering and calibration, observation, processing,
dissemination, and service. The purpose of this study is to produce enterprise architecture design including business
architecture, data architecture, technology architecture, and application architecture, and produce activity solutions
and information system solutions that can help BMKG in developing its business processes. In this study, the
framework of enterprise architecture design uses The Open Group Framework (TOGAF) with the Architecture
Development Method (ADM) method. The results of this study, namely a proposed TOGAF model that is tailored to
the business needs process of BMKG in designing enterprise architecture for IS / IT development.
ABSTRAK
Sebagai lembaga pemerintahan yang melaksanakan tugas di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan
geofisika, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) belum memiliki sistem informasi yang
terintegrasi untuk mendukung setiap aktivitasnya, seperti instrumentasi, rekayasa dan kalibrasi, observasi,
pengolahan, diseminasi, dan pelayanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mehasilkan perancangan arsitektur
enterprise meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur teknologi, dan arsitektur aplikasi, serta menghasilkan
solusi aktivitas serta solusi sistem informasi yang dapat membantu BMKG dalam mengembangkan proses bisnisnya.
Pada penelitian ini, kerangka kerja perancangan arsitektur enterprise menggunakan The Open Group Framework
(TOGAF) dengan metode Architecture Development Method (ADM). Hasil dari penelitian ini, yaitu suatu usulan
model TOGAF yang disesuaikan dengan proses kebutuhan bisnis dari BMKG dalam merancang enterprise
architecture untuk pengembangan SI/TI.
63
VOL. 6 No. 2 November 2020
P-ISSN : 2460-2108
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
E-ISSN :2620-5181 DOI: https://doi.org/10.37365/jti.v6i2.92
Komponen penting untuk menentukan dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture
handalnya layanan SI/TI pada organisasi adalah Development Method (ADM) (Kustiyahningsih, 2013).
infrastruktur TI yang digunakan, namun untuk memiliki ADM merupakan metode generik yang berisikan
infrastuktur yang handal, organisai harus mengeluarkan sekumpulan aktivitas yang mempresentasikan progresi
biaya yang cukup besar sehingga banyak organisasi dari setiap fase ADM dan model arsitektur yang
tidak mampu mengadakan infrastruktur SI/TI secara digunakan dan dibuat selama tahap pengembangan
mandiri karena keterbatasan anggaran dan sumber daya arsitektur enterprise. TOGAF ADM merupakan metode
(Gigih Forda, 2003). yang umum, sehingga pada prakteknya TOGAF ADM
Saat ini, teknologi informasi memerankan peran dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tertentu
penting dalam banyak perusahaan tidak hanya pada (Surendro, 2009).
perusahaan swasta, pemerintahan pun juga Pada studi kasus ini dibahas bagaimana TOGAF
menggunakan teknologi informasi. Perkembangan ADM digunakan dalam merencanakan arsitektur
teknologi informasi yang berkembang sangat pesat enterprise dan mendapatkan gambaran yang jelas untuk
menjadi sarana bagi perusahaan untuk mengelola data mendapatkan arsitektur enterprise yang dapat
dan dapat menjadi sarana untuk menangani sistem digunakan oleh BMKG untuk mencapai tujuannya.
informasi di perusahaan. Teknologi informasi dapat Hasil dari penelitian ini adalah berupa blueprint
mewujudkan kinerja perusahan menjadi lebih cepat, (kerangka dasar) untuk mengembangkan sistem
akurat, dan transparan (Supriatna, 2010). informasi yang terintegrasi di BMKG.
Salah satu strategi dalam mengembangkan
sistem informasi dan untuk mengintegrasi data
perusahaan yang berskala besar adalah dengan adanya METODE PENELITIAN
Enterprise Architecture. Enterprise Architecture (EA)
adalah sebuah perencanaan SI/TI dalam merencanakan, Lokasi penelitian dan pengambilan data
merancang, dan mengelola prasarana SI/TI. EA dilakukan di BMKG. Data diperoleh dari pengamatan
mengintegrasikan SI/TI dengan proses bisnis di dalam langsung dan wawancara. Keadaan arsitektur bisnis,
arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi
suatu arsitektur (Hizbullah, et al. 2015). EA pada
dan data dari tanya jawab dengan pejabat dan pegawai
dasarnya adalah sebuah strategi pemanfaatan SI/TI dan perusahaan yang berhubungan dengan TI. Kemudian,
integrasi antara pengembangan bisnis dengan dipilih Enterprise Architecture Framework (EAF) yang
pengembangan SI/TI. EA menggambarkan rencana diambil dari landasan teori yang akan dijadikan sebagai
untuk mengembangkan sebuah sistem atau sekumpulan acuan dengan membandingkan antara kerangka-
sistem (Kustiyahningsih, 2013). EA adalah deskripsi kerangka arsitektur yang digunakan pada saat ini.
dari misi stakeholder yang di dalamnya termasuk
informasi, fungsionalitas/kegunaan, lokasi organisasi
dan parameter kinerja. Adanya EA diharapkan dapat
mengeloal sistem yang kompleks dan dapat
menyelaraskan bisnis dan teknologi informasi yang
akan diinvestasikan (Yunis, 2009).
Dalam menerapkan EA, perlu mengadopsi
sebuah framework/metode yang dapat digunakan untuk
acuan dalam pengelolaan system. Ada banyak
framework/metode yang dapat digunakan, seperti
Zachman Framework, EAP, EAS, BEAM, TOGAF
ADM, dan sebagainya (Kustiyahningsih, 2013).
Dengan adanya perencanaan arsitektur
enterprise yang baik, diharapkan dapat
mengembangkan sistem informasi dan kebutuhan akan
data yang dapat menjalankan proses bisnis perusahaan
sesuai dengan target dan tujuan. The Open Group
Architecture Framework (TOGAF) memberikan
metode yang detil bagaimana membangun, mengelola, Sumber : (Supriyana, 2010)
mengembangkan, dan menerapkan arsitektur enterprise Gambar 1. Metodologi Penelitian
64
VOL. 6 No. 2 November 2020
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION P-ISSN : 2460-2108
DOI: https://doi.org/10.37365/jti.v6i2.92 E-ISSN :2620-5181
65
VOL. 6 No. 2 November 2020
P-ISSN : 2460-2108
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
E-ISSN :2620-5181 DOI: https://doi.org/10.37365/jti.v6i2.92
Pada gambar 4 Tree Diagram BMKG dijelaskan Proses bisnis pelayanan memiliki fungsi bisnis
bahwa layanan bisnis BMKG dibagi menjadi kegiatan penanganan layanan, hubungan dengan masyarakat, dan
utama BMKG dan kegiatan pendukung BMKG. Proses kemitraan. Proses bisnis ini berhubungan langsung
bisnis pada kegiatan utama BMKG, antara lain dengan kebutuhan masyarakat, seperti contoh seorang
instrumentasi, rekayasa dan kalibrasi (IRK), observasi, mahasiswa yang membutuhkan tempat praktek kerja
pengolahan, distribusi/diseminasi, dan pelayanan. lapangan, proses bisnis iniah yang menangan hal
Sedangkan proses bisnis pada kegiatan pendukung tersebut. Pada kegiatan pendukung BMKG, proses
BMKG, yaitu sekretariatan. Sub proses bisnis pada bisnis kesekretaritan mempunyai sub proses bisnis di
proses bisnis sekretariatan, antara lain perencanaan dan bawahnya. Pada sub proses bisnis perencanaan dan
pengendalian, pengembangan teknologi, pengendalian memiliki fungsi bisnis perencanaan
kesekretariatan, human resource (HR) dan organisasi, organisasi baik secara anggaran maupun perencanaan
finance, serta pengadaan dan manajemen aset. Fungsi lainnya, pengendalian dari perencanaan yang sudah
bisnis pada IRK adalah penyediaan dan pemeliharaan dibuat melakukan monitoring dan evaluasi dari
peralatan untuk pengamatan baik untuk Deputi perencanaan yang dilakukan. Perencanaan dan
Meteorologi, Deputi Klimatologi dan Kualitas Udara, pengendalian memanage risiko yang ada dalam BMKG.
dan Deputi Geofisika. Pada proses bisnis observasi Pada sub proses pengendalian teknologi
dilakukan fungsi bisnis pengamatan atau observasi dari memiliki fungsi bisnis penelitian dan pengembangan
setiap Deputi yang ada di BMKG. Setelah melakukan teknologi yang dilakukan pada Deputi Meteorologi,
proses bisnis observasi, didapatkan data dan data Klimatologi dan Kualitas Udara, dan Geofisika. Pada
tersebut diolah menjadi informasi oleh masing-masing sub proses bisnis kesekretariatan memiliki fungsi bisnis
Deputi. Dalam proses bisnis pengolahan data masing- tata usaha dan rumah tangga. Proses bisnis
masing Deputi melakukan fungsi bisnisnya. Pada kesekretariatan menangani administrasi surat-surat,
Deputi Meteorologi menjalankan fungsi bisnis pada kearsipan secara global di BMKG. Sub proses bisnis
meteorologi penerbangan dan maritim, serta HR dan organisasi memiliki fungsi bisnis menangani
meteorologi publik. Pada Deputi Klimatologi sumber daya manusia baik administrasi dan
menjalankan fungsi bisnis pada iklim agroklimatologi pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta tata
dan iklim maritim, serta perubahan iklim dan kualitas kelola organisasi. Sub proses bisnis finance memiliki
udara. Pada Deputi Geofisika menjalankan fungsi bisnis fungsi bisnis menangani keuangan BMKG secara
untuk gempa bumi dan tsunami, seismologi teknik, menyeluruh. Sub proses bisnis pengadaan dan
geofisika, potensial, dan tanda waktu. Setelah manajemen aset memiliki fungsi bisnis pengadaan dan
melakukan pengolahan data menjadi informasi, proses pemeliharaan aset perkantoran.
bisnis selanjutnya alah distribusi/diseminasi informasi Agar hasil pemodelan arsitektur bisnis yang
tersebut. Fungsi bisnis ini meliputi diseminasi info dan telah dibuat memenuhi target yang ingin dicapai,
peringatan dini yang dilakukan pada masing-masing sebelum proses implementasi penerapan TI baik secara
Deputi. Proses bisnis selanjutnya adalah pelayanan. menyeluruh atau secara terpisah, maka langkah awal
66
VOL. 6 No. 2 November 2020
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION P-ISSN : 2460-2108
DOI: https://doi.org/10.37365/jti.v6i2.92 E-ISSN :2620-5181
yang dilakukan adalah melakukan GAP Analysis Tabel 1 GAP Analysis Arsitektur Bisnis pada kolom
(analisis kesenjangan) terhadap proses bisnis dan arsitektur bisnis saat ini dijelaskan mengenai kondisi
kebijakan dalam pengelolan TI di BMKG yang berjalan arsitektur yang berjalan saat ini di BMKG. Pada kolom
saat ini, kemudian dibaut analisis solusi dan kebijakan analisa dijelaskan mengenai analisis kebutuhan proses
yang menjadi target utama TI dimasa yang akan datang. bisnis yang dibutuhkan dimasa depan. Pada kolom
GAP Analysis dijelaskan pada tabel 1 GAP Analysis usulan arsitektur bisnis dijelaskan mengenai usulan
Arsitektur Bisnis. yang dapat dilakukan BMKG sehingga dapat
meningkatkan kinerja, efektivitas, dan proses bisnis
Tabel 1. GAP Analysis Arsitektur Bisnis. yang efisien.
Arsitektur Bisnis Arsitektur Bisnis
No. Analisa
Saat Ini yang Diusulkan
1. Belum ada tugas Merangkai Melakukan
pokok dan fungsi prosedur kerja perubahan dan KESIMPULAN
yang struktural sesuai dengan sinkronisasi
mengatur TI tugas dan fungsi terhadap sistem Dari penelitian yang telah dilakukan,
secara dalam pengelolaan yang sudah ada. disimpulkan bahwa proses bisnis terhadap sistem TI di
keseluruhan, IT secara
sehingga ketika keseluruhan. BMKG dapat diketahui belum cukup memadai.
ada suatu Pengintegrasian sistem di BMKG juga belum dilakukan
permasalahan secara baik, sehingga banyak menimbulkan kesalahan
saling melempar data dan sistem yang ganda. BMKG juga belum
satu sama lain.
2. Sistem Melakukan Membuat layanan
memiliki tugas pokok dan fungsi yang struktural untuk
pengambilan upgrade sistem yang bersifat menangani TI secara keseluruhan. Adanya GAP
keputusan yang pengambilan impact based Analysis dapat diketahui bagaimana kondisi arsitektur
berpotensi keputusan sesuai forecasting dari saat in dengan usulan arsitektur bisnis yang dapat
mendukung jalan dengan kebijakan sistem
nya proses bisnis TI. pengambilan dilakukan untuk mengembangkan arsitektur bisnis
seperti untuk keputusan yang dimasa depan. Enterprise Arsitektur Framework pada
pertanian, sudah ada sesuai BMKG dapat dianalisa berdasarkan analisis TOGAF.
maritim, dengan kebutuhan TOGAF ADM memetakan bagaimana arsitektur bisnis,
transportasi, masyarakat.
pertahanan, dan arsitektur teknologi, arsitektur aplikasi, dan aplikasi
sebagainya belum data pada BMKG yang akan dikembangkan. Dampak
cukup memadai di dari penerapan enterprise architecture terhadap proses
lingkungan bisnis BMKG adalah dapat meningkatkan kinerja,
BMKG.
3. Fungsi bisnis Melakukan Membuat sistem
efektivitas, dan proses bisnis yang efisien.
BMKG belum peningkatan dari aplikasi yang
didukung oleh sistem aplikasi. lebih memadai
sistem aplikasi untuk fungsi DAFTAR PUSTAKA
secara memadai. bisnis yang
dijalani oleh
BMKG. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
4. Integrasi sistem a. Melakukan Membuat tempat https://www.bmkg.go.id/. Diakses Desember
yang dikelola integrasi data dan jaringan 2018 dan Januari 2019.
BMKG belum dimulai dari dengan satu
cukup baik data yang aplikasi yang Budi, Setiawan, E. (2009). Pemilihan EA Framework.
sehingga data simple sampai terintegrasi di Prosiding SNATI, ISSN : 1907-5022, (UII,
yang dikelola data yang seluruh Deputi Yogyakarta), B114-B119.
pada sebuah kompleks. maupun di Gigih Forda. 2003. Perancangan Infrastruktur
sistem perlu b. Melakukan stasiun-stasiun
dientri ulang sosialisasi MKG di daerah
Teknologi Informasi Adaptif Pada Universitas
(manual atau kepada seluruh lain. Lampung. Tesis. Universitas Indonesia.
dengan tool) di Deputi maupun Group, The Open. 2009. TOGAF Version 9-A Pocket
sistem yang lain stasiun-stasiun Guide. UK: The Open Group.
yang dapat MKG agar
menimbulkan sistem Henny Hartono, Rourentsia Meylovsky, Johanes
dampak kesalahan diintegrasi Fernandes Andry. 2020. Arsitektur Enterprise
data yang dientri sesuai dengan Pada BMKG Dengan Framework Togaf ADM.
menjadi tinggi. prosedur yang Jakarta.
ada.
67
VOL. 6 No. 2 November 2020
P-ISSN : 2460-2108
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
E-ISSN :2620-5181 DOI: https://doi.org/10.37365/jti.v6i2.92
Hizbullah, I., Nugroho, E., & Santosa, P. I. 2015. Sardi, I. L. & Surendro, K. 2016. Rekomendaso
Model Perencanaan Strategis SI/TI Perguruan Perancangan Arsitektur Enterprise Pascamerger
Tinggi Menggunakan Framework TOGAF (Studi Kasus: Universitas Telkom). Ind. Journal
(Studi Kasus: STKIP Kie Raha). Seminar on Computing. 1(1), 61-76.
Nasional Ilmu Komputer. doi:10.21108/indojc.2016.1.1.23.
Irfanto, R. & Andy, J. F. 2017. Perancangan Enterprise Sulandri, T. 2015. Perancangan Enterprise Architecture
Architecture Menggunakan Zachman Menggunakan TOGAF Architecture
Framework (Studi Kasus: PT. Vivamas Development Method (Studi Kasus PT. Bali
Adipratama). Seminar Nasional Sains dan Double C). Skripsi. Universitas Islam Negeri
Teknologi. Syarif Hidayatullah.
Kustiyahningsih, Y. 2013. Perencanaan Arsitektur Supriatna, A. 2010. Analisa Penerapan TOGAF dan
Enterprise Menggunakan Metode TOGAF ADM COBIT dalam Tata Kelola Teknologi Informasi
(Studi Kasus: RSUD Dr. Soegiri Lamongan). Sebagai Usulan Pada Kementerian Energi dan
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Sumber Daya Mineral. Seminar Nasional
Teknologi XVIII. ISBN : 978-602-97491-7-5. Informatika. ISSN: 1979-2328.
Menchaca, A. G. V., Lebrun, C. V., Benitez, E. O., Supriyana, I. 2010. Model Arsitektur Bisnis Sistem
Garcia, J. C. P., Garza, O. A., Martinez, O. M. Informasi dan Teknologi di Bakosurtanal
P., Alvarado, S. R. C. (2013). Practical Berbasis TOGAF. Telkomnika, Vol. 4, No. 1:17-
Application of Enterprise Architecture: Study 24.
Case of SME Metalmechanic in Mexico. Surendro, K. 2009. Pengembangan Rencana Induk
European Scientific Journal, Vol. 1, 233–241. Sistem Informasi. Bandung: Informatika.
Palupi, A. D. 2014. Perancangan Arsitektur Teknologi Suryadi, & Andry, J. F. (2017). Perancangan Enterprise
Informasi: Studi Kasus Kementerian Pekerjaan Architecture Menggunakan Togaf Architecture
Umum. Tesis. Universitas Indonesia. Development Method (Studi Kasus: Yakuza
Sanny, M. Y., Sya’roni, D. A. W., & Suryana T. 2017. Gym Jakarta Barat). Seminar Nasional
Enterprise Architecture Planning Sistem TEKNOKA. Vol. 2. ISSN No. 2502-8782.
Informasi Puskesmas Pasirkaliki. Majalah Yunis, R., Surendro, K., Panjaitan, E. 2009.
Ilmiah UNIKOM. Pemanfaatan TOGAF ADM Untuk Perancangan
Model Enterprise Architecture. Jurnal
Informatika Komputer.
68
Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 02, PP 177 - 184
Abstract— The village of Pageraji is one of the village pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia[2].
governments located in the western capital of Banyumas
Regency. The process of administration services in Pageraji Pemerintahan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah
Village still uses conventional systems. Based on the analysis of Nomor 47 Tahun 2015 adalah penyelenggara urusan
the problem, researchers will make planning the enterprise pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
architecture to know in detail the business process and the stages sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia[3].
in the Pageraji Village hall. The method used is TOGAF ADM by Pemerintahan desa terdiri dari pemerintah desa dan BPD
using four stages, namely architecture stage of vision, business (Badan Permusyawaratan Desa). Adapun fungsi dari
architecture, information system architecture, and technology pemerintah desa yaitu melakukan administrasi desa yang
architecture. The overall analysis of the results of 4 phases of dilakukan oleh kepala desa, perangkat desa dan warga desa itu
TOGAF ADM obtained the conformity between architectural sendiri.
needs and the recommended architecture seen from the results of
analysis of requirement management with the four stages of Pemerintahan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah
TOGAF ADM. The results of this study are architectural Nomor 47 Tahun 2015 adalah penyelenggara urusan
planning companies. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Keywords— Enterprise Architecture, Pageraji village, village Pemerintahan desa terdiri dari pemerintah desa dan BPD
government, performance, TOGAF ADM (Badan Permusyawaratan Desa). Adapun fungsi dari
pemerintah desa yaitu melakukan administrasi desa yang
Abstrak-- Desa Pageraji adalah salah satu pemerintah desa dilakukan oleh kepala desa, perangkat desa dan warga desa itu
yang terletak di sebelah barat Ibu Kota Kabupaten Banyumas. sendiri[3].
Proses pelayanan administrasi di Desa Pageraji masih
menggunakan sistem konvensional. Berdasarkan analisis Desa Pageraji merupakan salah satu pemerintahan desa
permasalahan, maka peneliti akan membuat perencanaan yang terletak di sebelah barat ibu kota Kabupaten Banyumas
arsitektur enterprise guna mengetahui secara detail proses bisnis dengan jarak kurang lebih 9 Km yang terdiri dari dataran
beserta tahapannya di Balai Desa Pageraji. Adapun metode yang rendah dan dataran tinggi. Di sebelah utara berbatasan dengan
digunakan adalah TOGAF ADM dengan menggunakan empat Desa Langgongsari, sebelah timur berbatasan dengan Desa
tahap yaitu tahap arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur Langgongsari dan Desa Pejogol, sebelah selatan berbatasan
sistem informasi, dan arsitektur teknologi. Analisis hasil dengan Desa Jatisaba, Desa Kasegeran, dan Desa Sudimara,
keseluruhan 4 fase TOGAF ADM diperoleh adanya kesesuaian sebelah barat berbatasan dengan Desa Cilongok, dan Desa
antara kebutuhan arsitektur dengan arsitektur yang Pernasidi. Desa Pageraji memiliki luas daerah 640, 565 hektar
direkomendasikan dilihat dari hasil analisis requirement (Ha) atau 6.4 Km2.
management dengan empat tahap TOGAF ADM tersebut. Hasil
dari penelitian ini adalah adanya perencanaan arsitektur Secara administratif Desa Pageraji termasuk dalam
enterprise. wilayah Kecamatan Cilongok dan berjarak kurang lebih 3 Km
dari Ibu Kota Kecamatan. Secara kewilayahan Desa Pageraji
Kata Kunci Arsitektur Enterprise, Desa Pageraji, Pemerintah terdiri dari 3 dusun, 10 RW (Rukun Warga) dan 59 RT
Desa, Kinerja, TOGAF ADM (Rukun Tetangga). Jumlah penduduk Desa Pageraji sampai
dengan 31 Desember 2018 sebanyak 10.766 orang dengan
I. PENDAHULUAN jumlah penduduk laki-laki sebanyak 5.537 orang, jumlah
Desa merupakan salah satu otonom yang berada pada level penduduk perempuan sebanyak 5.229 orang, dan jumlah
terendah dari hierarki otonomi daerah di Indonesia[1]. kepala keluarga sebanyak 3.169 KK (Kepala Keluarga).
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun Desa Pageraji merupakan salah satu desa yang sudah
2014, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki mengimplementasikan teknologi informasi berupa seperangkat
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus komputer untuk membantu dalam proses administrasinya.
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat Proses pelayanan administrasi desa dilakukan di Balai Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau Pageraji, dimana perangkat desa bertugas melayani proses
untuk hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
administrasi yang dibutuhkan oleh warga desa, sedangkan II. METODE PENELITIAN
warga desa mendatangi kantor Balai Desa untuk melakukan Metode yang digunakan dalam penelitian Perencanaan
serangkaian prosedur untuk mendapatkan layanan yang Arsitektur Enterprise Pada Desa Pageraji Menggunakan
dibutuhkan. TOGAF ADM ini adalah berbentuk dokumen yang
Berdasarkan observasi bahwa dalam melakukan proses didalamnya terdapat data, diantaranya data gambaran umum
pelayanan administrasi di Balai Desa Pageraji masih Desa Pageraji Tahun 2018 yang berisikan gambaran kondisi
menggunakan sistem konvensional yaitu dengan memasukkan geografis, gambaran umum demografis, dan kondisi ekonomi
data kedalam komputer atau mencatat proses pelayanan pada (pertanian, peternakan, perikanan, perdagangan, industri, dan
kertas atau buku secara manual. Misalnya dalam pembuatan jasa) di Desa Pageraji. Data Rencana Pembangunan Jangka
surat pengajuan hutang ke Bank, surat pengantar menikah, Menengah Desa (RPJMDes) Desa Pageraji yang didalamnya
surat jaminan kesehatan daerah, surat pengantar izin hajatan, berisikan data profil Desa Pageraji, struktur organisasi di Balai
dan surat keterangan tanah masih dibuat dengan mengetikan Desa Pageraji, visi dan misi Desa Pageraji, potensi dan
pada aplikasi microsoft word. Selain itu pencatatan surat masalah Desa Pageraji.
masuk dan surat keluar masih dituliskan di dalam buku besar
secara manual.
Kondisi tersebut menyebabkan beberapa permasalahan
seperti kurangnya efisiensi waktu, salah memasukkan data,
dan terjadinya kesalahan penulisan. Meskipun di Desa
Pageraji sudah memiliki aplikasi SMARD (Sistem Manajemen
Administrasi Desa) yang diakses oleh satu orang kepala
urusan tata usaha dan umum beserta satu orang stafnya dan
satu orang sekretaris desa yang mengakibatkan lambatnya
proses aplikasi saat digunakan. Selain digunakan tiga orang
tersebut terdapat kendala lain seperti server down. Server
down diakibatkan oleh kegiatan perawatan infrastruktur dari
provider yang dilakukan dua kali dalam satu bulan.
Efisiensi waktu sangat dibutuhkan untuk mempercepat
proses pelayanan seperti pembuatan surat pengantar dan
pembuatan surat keterangan. Data yang valid menjadi bukti Gambar 1. Kerangka Berfikir Penelitian[6]
otentik yang dapat dipertanggungjawabkan. Jika data yang
dimasukkan tidak sesuai dapat menyebabkan data yang Kerangka berfikir yang terdiri dari tahapan di atas dapat
dimasukkan tidak tersimpan bahkan saat dicetak data tidak dijelaskan seperti di bawah ini:
muncul. Dalam proses update identitas NIK (Nomor Induk
Kependudukan) dapat dilakukan secara langsung di dinas A. Tahap Identifikasi Masalah
kependudukan dan pencatatan sipil dengan persyaratan Pada tahap ini, peneliti melakukan identifikasi masalah
membawa surat pengantar dari desa dan dari kecamatan[4]. yang terjadi, membuat kerangka permasalahan serta
Desa merupakan salah satu otonom yang berada pada level merumuskan solusi untuk memecahkan permasalahan yang
terendah dari hierarki otonomi daerah di Indonesia[5]. Desa telah dihadapi pada Desa Pageraji.
Pageraji merupakan salah satu pemerintahan desa yang
B. Tahap Pengumpulan Data
terletak di sebelah barat ibu kota Kabupaten Banyumas. Desa
Pada tahap pengumpulan data ini, data yang digunakan
Pageraji merupakan salah satu desa yang sudah
pada penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder.
mengimplementasikan teknologi informasi berupa seperangkat
Data primer yang didapat oleh peneliti yang berasal dari hasil
komputer untuk membantu dalam proses administrasinya
observasi langsung ke Balai Desa Pageraji, serta wawancara
namun dalam melakukan proses pelayanan administrasi di
langsung dengan Ibu Rina Widiastuti selaku sekretaris di Balai
Desa Pageraji masih menggunakan sistem konvensional yaitu
Desa Pageraji. Data sekunder yang didapat peneliti berasal
dengan memasukkan data kedalam komputer atau mencatat
dari studi pustaka dan studi literatur beberapa penelitian
proses pelayanan pada kertas atau buku secara manual.
sebelumnya.
Berdasarkan analisis permasalahan di atas, maka peneliti akan
membuat perencanaan arsitektur enterprise guna mengetahui C. Tahap Perencanaan Arsitektur Enterprise (TOGAF ADM)
secara detail proses bisnis beserta tahapannya di Balai Desa Metode perancangan arsitektur enterprise di Desa Pageraji
pageraji. Sehingga perencanaan yang dibuat sesuai dengan menggunakan metodologi TOGAF ADM. Ada empat tahap
kebutuhan. Banyak proses bisnis di dalam organisasi yang dalam metodologi TOGAF ADM yang akan digunakan
terpecah-pecah dan tidak sesuai. Arsitektur enterprise peneliti diantaranya[7][8][9][10][11]:
membantu pemerintah Desa Pageraji mengintegrasikan proses
bisnis yang ada agar berjalan dengan efektif dan efisien. 1) Phase Preliminary
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi 5W+1H (what,
TOGAF ADM. who, when, where, why, dan how) dalam perencanaan
arsitektur enterprise dan menentukan prinsip-prinsip
visi menggambarkan aktivitas utama dan aktivitas pendukung digambarkan dengan BPMN (Business Process Model and
di Balai Desa Pageraji yang digambarkan dengan value chain Notation) yang terdiri dari proses bisnis aktivitas pemerintah
diagram dengan margin pelayanan prima. Desa Pageraji, proses pembuatan surat keterangan, surat
pengantar, dan program-program yang ada di Desa Pageraji.
F. Arsitektur Data
Tahap ini dilakukan dengan memodelkan data yang
Gambar 2. Value Chain Diagram[11]
berkaitan dengan proses bisnis dan organisasi serta
menentukan siapa yang mempunyai tangung jawab utama dan
D. Arsitektur Bisnis pembuat keputusan, keterlibatan utama, dan mempunyai
Tahap ini bertujuan mengembangkan target dari arsitektur beberapa keterlibatan saja.
visi yang menggambarkan bagaimana organisasi beroperasi
untuk mencapai tujuan bisnis. Proses bisnis yang ada di Desa
Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas
Pembagian Tugas
Pembimbingan
Perencanaan
Pengawasan
Adminstrasi
Pengelolaan
Kelas data
Pelayanan
Keuangan
Pegawai
Fasilitas
Pengaju
Proses
Biaya
Rencana Kerja & Anggaran C C U U U U U U U U
Rencana Strategis Desa C U U U U U U U U U
Penataan Desa C U U U U C U
Kegiatan Pemilihan Kades atau Perangkat Desa C U C U U
Pembagian Tugas Sesuai Tupoksi U C U
Penyelenggaraan Pelayanan C U U U U U U
Pemberian Informasi Pelayanan U U C U U U U
Verifikasi Administrasi U C U U U U
Pembuatan Surat Pengantar C C U U U
Pembuatan Surat Keterangan C C U U U
Pembayaran PBB C C U U U
Pengaduan Masyarakat C U C U U U U
Melapor Pelaksanaan Kerja C U U U U
Pengarsipan C
Inventarisasi U U U U U C U
Monitoring Kegiatan U U U U C U C
Evaluasi Rancangan Pengaturan Desa U U U U U C C
G. Arsitektur Aplikasi
Tahap ini menjelaskan hubungan kelas data dengan proses, dimana menggambarkan siapa yang berperan dalam proses
pembuatan dan siapa yang menggunakan. C (create) untuk menggambarkan siapa yang membuat dan U (use) siapa yang
menggunakan. Setelah menentukan siapa yang akan membuat dan siapa yang akan menggunakan nantinya, kemudian
mengelompokan berdasarkan proses dan kelas data. Menentukan aliran data, membuat aliran data, dan diperoleh gambaran
arsitektur aplikasi yang dibutuhkan di Desa Pageraji.
Abstract
The Lembang Village Office is a government institution that operates at the Village
level in the Bengkayang Regency area. The Lembang Village Government has not
implemented an Information System in carrying out its duties, this can be seen from
the obstacles faced by the Village government. The obstacles faced are the frequent
accumulation of old data, so it is difficult when it will be recorded again, even
usually there is data lost so it requires a system that can help data storage. The
purpose of this research is to provide directions or directions to be able to
implement an information system for data storage. performance in the future, the
method used this time is TOGAF (The Open Group Architecture Framework)
ADM (Architecture Development Method).This research will produce a blueprint
and provide a roadmap using the elements that exist in the togaf at the Lembang
Village Office in order to implement an information system on future performance.
1. PENDAHULUAN
456
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Journal of Information Systems and Informatics
Vol. 3, No. 2, June 2021
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan saran dan rekomendasi agar Kantor
Desa Lembang dapat menerapkan sistem informasi pada sistem kinerja yang
dilakukan untuk pendataan masyarakat. Arsitektur sistem informasi dapat
mengarahkan proses bisnis pada perusahaan sehingga sistem informasi pada
perusahaan dapat memberikan perubahan pada visi dan misi yang akan dicapai.
Arsitektur sistem informasi dapat menghasilkan teknologi informasi sesuai
dengan kebutuhan yang akan diperlukan oleh perusahaan [1]. TOGAF
merupakan salah satu metode yang memiliki manfaat dalam membangun
arsitektur enterprise dan juga memiliki metodologi pengembangan design
arsitektur yaitu arsitektur development method (ADM).
2. METODE
Metode Penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian kali
ini yaitu metode penelitan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
adalah metode yang bersifat cenderung menjabarkan penelitian yang apa adanya
yang menggambarkan kondisi tanpa ada perlakuan atau manipulasi data pada
variable yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara pada
beberapa pihak yang bekerja pada Kantor Desa Lembang. Perolehan data yang
1. Tahap pertama, pada penelitian kali ini yaitu studi literatur dengan
melakukan kajian terdahulu yang relevan dan membaca beberapa jurnal
mengenai dan mendalami teori Togaf. Penelusuran dilakukan sebagai
landasan mempelajari pustaka yang berkaitan dengan TOGAF
Framework. Tinjauan Pustaka yaitu dilakukan untuk mencari perbedaan
pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan
penelitian kali ini.
2. Tahap kedua, pada penelitian kali ini adalah wawancara dengan bagian
kaur ulang pada Kantor Desa Lembang guna mendapatkan data berupa
kependudukan sosial, prosedur pendataan masyarakat, dan Administrasi
Desa.
3. Tahap ketiga, dilakukan pengumpulan data dengan cara wawancara
dengan beberapa staff yang bekerja pada Kantor Desa
Lembang.Wawancara dilakukan pada staff yang berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan.
4. Tahap keempat, pada penelitian kali ini adalah rumusan masalah yang
diperoleh dari wawancara dengan Narasumber staff bagian Daur Ulang
dan Kasi Pelayanan Kantor Desa Lembang.
5. Tahap kelima, pada penelitian ini adalah rekomendasi berupa cetak biru
yang akan diberikan pada Kantor Desa Lembang yang menjadi objek dari
penelitian ini sebagai acuan untuk memaksimalkan kinerja pada Kantor
Desa untuk kedepan nya.
6. Tahap keenam, pada penelitian kali ini adalah kesimpulan hasil yang
menjelaskan tahapan tahapan SI/TI pada Kantor Desa Lembang.
Penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi untuk penelitian kali ini juga telah
membahas mengenai perencanaan menggunakan framework togaf adm dengan
judul”Perencanaan Arsitektur Enterprise Sistem Infromasi Disnaskersostrans
Kabupaten Purwakarta Menggunakan Togaf “.Tujuan dari penelitian tersebut
membangun sistem informasi dan teknologi informasi dengan menggunakan
arsitektur enterprise yang tedapat pada togaf agar selaras dengan proses bisnis
yang ada pada Disnakersostrans Kabupaten Purwakarta.Penelitian tersebut
menghasilkan cetak biru berupa arsitektur bisnis ,arsitektur data ,arsitektur
aplikasi yang akan akan menghasilkan 5 aplikasi lama
yaitu,IPK,SIMPKH,SIMDA,SISKOTKLN dan TKA online ,serta 23 aplikasi
terbaru.Hasil dari dari penelitian ini juga menghasilkan arsitektur teknologi
berupa jaringan sebagai acuan dalam pembangunan sistem selanjutnya ,agar dapat
menunjang proses bisnis yang ada pada Disnakersostrans Kabupaten
Purwakakarta[3].
1. Preliminary fase
Preliminary fase merupakan tahapan persiapan dan kegiatan yang dibutuhkan
untuk tecapainya tujuan bisnis arsitektur enterprise yang baru dan juga termasuk
penentuan metode dan juga arsitektur enterprise, serta mendefinisikan prinsip-
prinsip arsitektur [3]. Preliminary yang didalamnya berisikan definisi dari
framework arsitektur enterprise. Berikut aktivitas utama dan aktivitas pendukung
yang digambarkan melalui analysis value chain untuk melihat analisis lingkungan
internal pada Kantor Desa Lembang.
• Aktivitas Pendukung:
Penyediaan prasarana merupakan aktivitas untuk mendukung dan meyiapkan
kegiatan kegiatan yang dilakukan pada desa. Inventaris merupakan kegiatan
untuk mengajukan dan menyimpan sarana dan prasarana desa. P enyiapan
rapat merupakan penyusunan rapat pada kegiatan desa. Arsip merupakan
aktivitas yang melakukan proses penyelenggaran pemerintahan desa.
2. Arsitektur Aplikasi
Arsitektur Aplikasi untuk merencanakan sistem yang dapat diimplementasikan
untuk kinerja di masa mendatang pada sistem administrasi penduduk di Kantor
Desa Lembang.Arsitektur Aplikasi dapat mendukung pengelolaan aplikasi
aplikasi sistem yang akan digunakan pada sebuah organisasi maupun perusahaan,
sehingga dapat membantu untuk Kantor Desa Lembang agar dapat mengelola
dan mengimplementasikan aplikasi nya untuk kinerja di masa depan.
4. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA