Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 25

VOL. 6 No.

2 November 2020
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION P-ISSN : 2460-2108
DOI: https://doi.org/10.37365/jti.v6i2.92 E-ISSN :2620-5181

ARSITEKTUR ENTERPRISE PADA BMKG DENGAN FRAMEWORK TOGAF ADM


Henny Hartono1, Rourentsia Meylovsky2, Johanes Fernandes Andry3
1,2,3
Sistem Informasi, Universitas Bunda Mulia Jakarta, Indonesia
Correspondence email: jandry@bundamulia.ac.id

Article history: Submission date: Okt 29, 2020 Revised date: Nov 06, 2020 Accepted date: Nov 16, 2020

ABSTRACT

As a government institution that performs tasks in the fields of meteorology, climatology, air quality and geophysics,
BMKG (Meteorology, Climatology and Geophysics Agency) does not yet have an integrated information system to
support each of its activities, such as instrumentation, engineering and calibration, observation, processing,
dissemination, and service. The purpose of this study is to produce enterprise architecture design including business
architecture, data architecture, technology architecture, and application architecture, and produce activity solutions
and information system solutions that can help BMKG in developing its business processes. In this study, the
framework of enterprise architecture design uses The Open Group Framework (TOGAF) with the Architecture
Development Method (ADM) method. The results of this study, namely a proposed TOGAF model that is tailored to
the business needs process of BMKG in designing enterprise architecture for IS / IT development.

Keywords: BMKG, Enterprise Arsitektur , Togaf Framework.

ABSTRAK

Sebagai lembaga pemerintahan yang melaksanakan tugas di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan
geofisika, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) belum memiliki sistem informasi yang
terintegrasi untuk mendukung setiap aktivitasnya, seperti instrumentasi, rekayasa dan kalibrasi, observasi,
pengolahan, diseminasi, dan pelayanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mehasilkan perancangan arsitektur
enterprise meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur teknologi, dan arsitektur aplikasi, serta menghasilkan
solusi aktivitas serta solusi sistem informasi yang dapat membantu BMKG dalam mengembangkan proses bisnisnya.
Pada penelitian ini, kerangka kerja perancangan arsitektur enterprise menggunakan The Open Group Framework
(TOGAF) dengan metode Architecture Development Method (ADM). Hasil dari penelitian ini, yaitu suatu usulan
model TOGAF yang disesuaikan dengan proses kebutuhan bisnis dari BMKG dalam merancang enterprise
architecture untuk pengembangan SI/TI.

Kata Kunci: BMKG, Arsitektur Enterprise , Framework Togaf.

PENDAHULUAN Fungsi kerja Deputi Bidang Instrumentasi,


Kalibrasi, Rekayasa, dan Jaringan Komunikasi dalam
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika kaitannya dengan pengelolaan teknologi informasi (TI)
(BMKG) adalah sebuah lembaga non departemen yang sebagian besar mencakup kepada pengelolaan database
dipimpin oleh seorang kepala badan. BMKG dan infrastruktur TI, sedangkan untuk aplikasi TI di
mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di BMKG pengelolaannya belum terpusat yang artinya
bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan masih dikelola oleh masing-masing Deputi. Fungsi
geofisika sesuai dengan ketentuan perundang- layanan TI terutama yang memberikan dukungan bagi
undangan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, user dalam penggunaan aplikasi database, dan
BMKG dikoordinasikan oleh menteri yang bertanggung infrastruktur TI masih belum ada atau belum jelas
jawab di bidang perhubungan. penugasannya (bmkg.go.id. 2019).

63
VOL. 6 No. 2 November 2020
P-ISSN : 2460-2108
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
E-ISSN :2620-5181 DOI: https://doi.org/10.37365/jti.v6i2.92

Komponen penting untuk menentukan dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture
handalnya layanan SI/TI pada organisasi adalah Development Method (ADM) (Kustiyahningsih, 2013).
infrastruktur TI yang digunakan, namun untuk memiliki ADM merupakan metode generik yang berisikan
infrastuktur yang handal, organisai harus mengeluarkan sekumpulan aktivitas yang mempresentasikan progresi
biaya yang cukup besar sehingga banyak organisasi dari setiap fase ADM dan model arsitektur yang
tidak mampu mengadakan infrastruktur SI/TI secara digunakan dan dibuat selama tahap pengembangan
mandiri karena keterbatasan anggaran dan sumber daya arsitektur enterprise. TOGAF ADM merupakan metode
(Gigih Forda, 2003). yang umum, sehingga pada prakteknya TOGAF ADM
Saat ini, teknologi informasi memerankan peran dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tertentu
penting dalam banyak perusahaan tidak hanya pada (Surendro, 2009).
perusahaan swasta, pemerintahan pun juga Pada studi kasus ini dibahas bagaimana TOGAF
menggunakan teknologi informasi. Perkembangan ADM digunakan dalam merencanakan arsitektur
teknologi informasi yang berkembang sangat pesat enterprise dan mendapatkan gambaran yang jelas untuk
menjadi sarana bagi perusahaan untuk mengelola data mendapatkan arsitektur enterprise yang dapat
dan dapat menjadi sarana untuk menangani sistem digunakan oleh BMKG untuk mencapai tujuannya.
informasi di perusahaan. Teknologi informasi dapat Hasil dari penelitian ini adalah berupa blueprint
mewujudkan kinerja perusahan menjadi lebih cepat, (kerangka dasar) untuk mengembangkan sistem
akurat, dan transparan (Supriatna, 2010). informasi yang terintegrasi di BMKG.
Salah satu strategi dalam mengembangkan
sistem informasi dan untuk mengintegrasi data
perusahaan yang berskala besar adalah dengan adanya METODE PENELITIAN
Enterprise Architecture. Enterprise Architecture (EA)
adalah sebuah perencanaan SI/TI dalam merencanakan, Lokasi penelitian dan pengambilan data
merancang, dan mengelola prasarana SI/TI. EA dilakukan di BMKG. Data diperoleh dari pengamatan
mengintegrasikan SI/TI dengan proses bisnis di dalam langsung dan wawancara. Keadaan arsitektur bisnis,
arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi
suatu arsitektur (Hizbullah, et al. 2015). EA pada
dan data dari tanya jawab dengan pejabat dan pegawai
dasarnya adalah sebuah strategi pemanfaatan SI/TI dan perusahaan yang berhubungan dengan TI. Kemudian,
integrasi antara pengembangan bisnis dengan dipilih Enterprise Architecture Framework (EAF) yang
pengembangan SI/TI. EA menggambarkan rencana diambil dari landasan teori yang akan dijadikan sebagai
untuk mengembangkan sebuah sistem atau sekumpulan acuan dengan membandingkan antara kerangka-
sistem (Kustiyahningsih, 2013). EA adalah deskripsi kerangka arsitektur yang digunakan pada saat ini.
dari misi stakeholder yang di dalamnya termasuk
informasi, fungsionalitas/kegunaan, lokasi organisasi
dan parameter kinerja. Adanya EA diharapkan dapat
mengeloal sistem yang kompleks dan dapat
menyelaraskan bisnis dan teknologi informasi yang
akan diinvestasikan (Yunis, 2009).
Dalam menerapkan EA, perlu mengadopsi
sebuah framework/metode yang dapat digunakan untuk
acuan dalam pengelolaan system. Ada banyak
framework/metode yang dapat digunakan, seperti
Zachman Framework, EAP, EAS, BEAM, TOGAF
ADM, dan sebagainya (Kustiyahningsih, 2013).
Dengan adanya perencanaan arsitektur
enterprise yang baik, diharapkan dapat
mengembangkan sistem informasi dan kebutuhan akan
data yang dapat menjalankan proses bisnis perusahaan
sesuai dengan target dan tujuan. The Open Group
Architecture Framework (TOGAF) memberikan
metode yang detil bagaimana membangun, mengelola, Sumber : (Supriyana, 2010)
mengembangkan, dan menerapkan arsitektur enterprise Gambar 1. Metodologi Penelitian

64
VOL. 6 No. 2 November 2020
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION P-ISSN : 2460-2108
DOI: https://doi.org/10.37365/jti.v6i2.92 E-ISSN :2620-5181

Dari EAF yang dipilih kemudian dilakukan gap


analysis yang menjelaskan tentang kondisi arsitektur
bisnis saat ini, analisa, dan usulan arsitektur bisnis
dimasa depan. Hasil dari gap analysis dilakukan analisa
dengan dasar-dasar teknis dari kerangka yang dipilih.
Ditarik kesimpulan dari semua analisa yang dilakukan
seperti ini gambar 1 metodologi penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses bisnis BMKG digambarkan


menggunakan rantai nilai (value chain) merupakan
proses bisnis yang ada untuk merumuskan daftar dari
proses-proses bisnis yang ada pada fungsi bisnis utama Sumber : (Henny Hartono et al. 2020)
dan pendukung BMKG. Pendefinisian fungsi dan Gambar 3. Use Case Global Togaf ADM BMKG
layanan yang ada pada masing-masing fungsi bisnis
yang akan dimodelkan dalam bentuk proses bisnis. Bisnis arsitektur dapat dilihat pada gambar 3 use
Pemodelan proses bisnis tersebut dapat menggunakan case global TOGAF ADM BMKG. Gambar tersebut
kerangka kerja yang sudah disediakan TOGAF ADM menjelaskan hak akses aktor terhadap aplikasi yang
atau dengan UML Diagram. akan mendukung jalannya proses bisnis. Pada arsitektur
Pemodelan proses bisnis bertujuan untuk bisnis akan dijelaskan melalui GAP Analysis dan Value
memberikan gambaran yang jelas terhadap keadaan Chain untuk mengetahui bagaimana kondisi arsitektur
proses bisnis BMKG yang sedang berjalan saat ini. bisnis saat ini dan usulan yang diberikan dimasa depan
Berikut rantai nilai yang menjelaskan proses bisnis berdasarkan aktivitas utama dan aktivitas pendukung
BMKG pada gambar 2 value chain BMKG. yang ada di BMKG. Pada arsitektur aplikasi dijelaskan
sistem informasi aplikasi apa saja yang dapat
mendukung perkembangan proses bisnis sesuai dengan
aktivitas utama yang dilakukan baik di Deputi
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Pada
arsitektur teknologi akan dijelaskan teknologi apa saja
yang dapat mendukung pengembangan enterprise
architecture pada BMKG. Pada arsitektur data akan
dijelaskan bagaimana melakukan pengelolaan data
untuk pengembangan enterprise architecture. Pada
roadmap akan dijelaskan bagaimana jalur-jalur
pengembangan yang dapat membawa kepada tujuan
pengembangan.
Karena BMKG merupakan lembaga
Sumber : (Henny Hartono et al. 2020) pemerintahan non-profit, maka konteks bisnis disini
Gambar 2. Value Chain BMKG sebenarnya adalah seluruh kegiatan yang dilakukan di
BMKG. Layanan bisnis merupakan top level dalam
Pada gambar 2 value chain BMKG dijelaskan pemetaan ini. Selanjutnya, setiap layanan bisnis
bahwa aktivitas utama BMKG meliputi instrumentasi, mempunyai beberapa proses bisnis dan sub proses
rekayasa dan kalibrasi, observasi, pengolahan, distribusi bisnis. Jadi, layanan bisnis, proses bisnis, dan fungsi
aau diseminasi, dan pelayanan. Selain itu, aktivitas bisnis berbentuk seperti diagram pohon. Berikut adalah
pendukung untuk menjalani aktivitas utama BMKG diagram pohon pada gambar 4 untuk pemetaan
meliputi perencanaan dan pengendalian, pengembangan gabungan layanan bisnis, proses bisnis, dan fungsi
teknologi, kesekretariatan, human resource dan bisnis beserta pemetaan bentuk grup untuk layanan
organisasi, finance, serta pengadaan dan manajemen bisnis, proses bisnis, fungsi bisnis yang ada di BMKG.
aset.

65
VOL. 6 No. 2 November 2020
P-ISSN : 2460-2108
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
E-ISSN :2620-5181 DOI: https://doi.org/10.37365/jti.v6i2.92

Sumber : (Henny Hartono et al. 2020)


Gambar 4. Tree Diagram BMKG

Pada gambar 4 Tree Diagram BMKG dijelaskan Proses bisnis pelayanan memiliki fungsi bisnis
bahwa layanan bisnis BMKG dibagi menjadi kegiatan penanganan layanan, hubungan dengan masyarakat, dan
utama BMKG dan kegiatan pendukung BMKG. Proses kemitraan. Proses bisnis ini berhubungan langsung
bisnis pada kegiatan utama BMKG, antara lain dengan kebutuhan masyarakat, seperti contoh seorang
instrumentasi, rekayasa dan kalibrasi (IRK), observasi, mahasiswa yang membutuhkan tempat praktek kerja
pengolahan, distribusi/diseminasi, dan pelayanan. lapangan, proses bisnis iniah yang menangan hal
Sedangkan proses bisnis pada kegiatan pendukung tersebut. Pada kegiatan pendukung BMKG, proses
BMKG, yaitu sekretariatan. Sub proses bisnis pada bisnis kesekretaritan mempunyai sub proses bisnis di
proses bisnis sekretariatan, antara lain perencanaan dan bawahnya. Pada sub proses bisnis perencanaan dan
pengendalian, pengembangan teknologi, pengendalian memiliki fungsi bisnis perencanaan
kesekretariatan, human resource (HR) dan organisasi, organisasi baik secara anggaran maupun perencanaan
finance, serta pengadaan dan manajemen aset. Fungsi lainnya, pengendalian dari perencanaan yang sudah
bisnis pada IRK adalah penyediaan dan pemeliharaan dibuat melakukan monitoring dan evaluasi dari
peralatan untuk pengamatan baik untuk Deputi perencanaan yang dilakukan. Perencanaan dan
Meteorologi, Deputi Klimatologi dan Kualitas Udara, pengendalian memanage risiko yang ada dalam BMKG.
dan Deputi Geofisika. Pada proses bisnis observasi Pada sub proses pengendalian teknologi
dilakukan fungsi bisnis pengamatan atau observasi dari memiliki fungsi bisnis penelitian dan pengembangan
setiap Deputi yang ada di BMKG. Setelah melakukan teknologi yang dilakukan pada Deputi Meteorologi,
proses bisnis observasi, didapatkan data dan data Klimatologi dan Kualitas Udara, dan Geofisika. Pada
tersebut diolah menjadi informasi oleh masing-masing sub proses bisnis kesekretariatan memiliki fungsi bisnis
Deputi. Dalam proses bisnis pengolahan data masing- tata usaha dan rumah tangga. Proses bisnis
masing Deputi melakukan fungsi bisnisnya. Pada kesekretariatan menangani administrasi surat-surat,
Deputi Meteorologi menjalankan fungsi bisnis pada kearsipan secara global di BMKG. Sub proses bisnis
meteorologi penerbangan dan maritim, serta HR dan organisasi memiliki fungsi bisnis menangani
meteorologi publik. Pada Deputi Klimatologi sumber daya manusia baik administrasi dan
menjalankan fungsi bisnis pada iklim agroklimatologi pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta tata
dan iklim maritim, serta perubahan iklim dan kualitas kelola organisasi. Sub proses bisnis finance memiliki
udara. Pada Deputi Geofisika menjalankan fungsi bisnis fungsi bisnis menangani keuangan BMKG secara
untuk gempa bumi dan tsunami, seismologi teknik, menyeluruh. Sub proses bisnis pengadaan dan
geofisika, potensial, dan tanda waktu. Setelah manajemen aset memiliki fungsi bisnis pengadaan dan
melakukan pengolahan data menjadi informasi, proses pemeliharaan aset perkantoran.
bisnis selanjutnya alah distribusi/diseminasi informasi Agar hasil pemodelan arsitektur bisnis yang
tersebut. Fungsi bisnis ini meliputi diseminasi info dan telah dibuat memenuhi target yang ingin dicapai,
peringatan dini yang dilakukan pada masing-masing sebelum proses implementasi penerapan TI baik secara
Deputi. Proses bisnis selanjutnya adalah pelayanan. menyeluruh atau secara terpisah, maka langkah awal

66
VOL. 6 No. 2 November 2020
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION P-ISSN : 2460-2108
DOI: https://doi.org/10.37365/jti.v6i2.92 E-ISSN :2620-5181

yang dilakukan adalah melakukan GAP Analysis Tabel 1 GAP Analysis Arsitektur Bisnis pada kolom
(analisis kesenjangan) terhadap proses bisnis dan arsitektur bisnis saat ini dijelaskan mengenai kondisi
kebijakan dalam pengelolan TI di BMKG yang berjalan arsitektur yang berjalan saat ini di BMKG. Pada kolom
saat ini, kemudian dibaut analisis solusi dan kebijakan analisa dijelaskan mengenai analisis kebutuhan proses
yang menjadi target utama TI dimasa yang akan datang. bisnis yang dibutuhkan dimasa depan. Pada kolom
GAP Analysis dijelaskan pada tabel 1 GAP Analysis usulan arsitektur bisnis dijelaskan mengenai usulan
Arsitektur Bisnis. yang dapat dilakukan BMKG sehingga dapat
meningkatkan kinerja, efektivitas, dan proses bisnis
Tabel 1. GAP Analysis Arsitektur Bisnis. yang efisien.
Arsitektur Bisnis Arsitektur Bisnis
No. Analisa
Saat Ini yang Diusulkan
1. Belum ada tugas Merangkai Melakukan
pokok dan fungsi prosedur kerja perubahan dan KESIMPULAN
yang struktural sesuai dengan sinkronisasi
mengatur TI tugas dan fungsi terhadap sistem Dari penelitian yang telah dilakukan,
secara dalam pengelolaan yang sudah ada. disimpulkan bahwa proses bisnis terhadap sistem TI di
keseluruhan, IT secara
sehingga ketika keseluruhan. BMKG dapat diketahui belum cukup memadai.
ada suatu Pengintegrasian sistem di BMKG juga belum dilakukan
permasalahan secara baik, sehingga banyak menimbulkan kesalahan
saling melempar data dan sistem yang ganda. BMKG juga belum
satu sama lain.
2. Sistem Melakukan Membuat layanan
memiliki tugas pokok dan fungsi yang struktural untuk
pengambilan upgrade sistem yang bersifat menangani TI secara keseluruhan. Adanya GAP
keputusan yang pengambilan impact based Analysis dapat diketahui bagaimana kondisi arsitektur
berpotensi keputusan sesuai forecasting dari saat in dengan usulan arsitektur bisnis yang dapat
mendukung jalan dengan kebijakan sistem
nya proses bisnis TI. pengambilan dilakukan untuk mengembangkan arsitektur bisnis
seperti untuk keputusan yang dimasa depan. Enterprise Arsitektur Framework pada
pertanian, sudah ada sesuai BMKG dapat dianalisa berdasarkan analisis TOGAF.
maritim, dengan kebutuhan TOGAF ADM memetakan bagaimana arsitektur bisnis,
transportasi, masyarakat.
pertahanan, dan arsitektur teknologi, arsitektur aplikasi, dan aplikasi
sebagainya belum data pada BMKG yang akan dikembangkan. Dampak
cukup memadai di dari penerapan enterprise architecture terhadap proses
lingkungan bisnis BMKG adalah dapat meningkatkan kinerja,
BMKG.
3. Fungsi bisnis Melakukan Membuat sistem
efektivitas, dan proses bisnis yang efisien.
BMKG belum peningkatan dari aplikasi yang
didukung oleh sistem aplikasi. lebih memadai
sistem aplikasi untuk fungsi DAFTAR PUSTAKA
secara memadai. bisnis yang
dijalani oleh
BMKG. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
4. Integrasi sistem a. Melakukan Membuat tempat https://www.bmkg.go.id/. Diakses Desember
yang dikelola integrasi data dan jaringan 2018 dan Januari 2019.
BMKG belum dimulai dari dengan satu
cukup baik data yang aplikasi yang Budi, Setiawan, E. (2009). Pemilihan EA Framework.
sehingga data simple sampai terintegrasi di Prosiding SNATI, ISSN : 1907-5022, (UII,
yang dikelola data yang seluruh Deputi Yogyakarta), B114-B119.
pada sebuah kompleks. maupun di Gigih Forda. 2003. Perancangan Infrastruktur
sistem perlu b. Melakukan stasiun-stasiun
dientri ulang sosialisasi MKG di daerah
Teknologi Informasi Adaptif Pada Universitas
(manual atau kepada seluruh lain. Lampung. Tesis. Universitas Indonesia.
dengan tool) di Deputi maupun Group, The Open. 2009. TOGAF Version 9-A Pocket
sistem yang lain stasiun-stasiun Guide. UK: The Open Group.
yang dapat MKG agar
menimbulkan sistem Henny Hartono, Rourentsia Meylovsky, Johanes
dampak kesalahan diintegrasi Fernandes Andry. 2020. Arsitektur Enterprise
data yang dientri sesuai dengan Pada BMKG Dengan Framework Togaf ADM.
menjadi tinggi. prosedur yang Jakarta.
ada.

Sumber : (Henny Hartono et al. 2020)

67
VOL. 6 No. 2 November 2020
P-ISSN : 2460-2108
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
E-ISSN :2620-5181 DOI: https://doi.org/10.37365/jti.v6i2.92

Hizbullah, I., Nugroho, E., & Santosa, P. I. 2015. Sardi, I. L. & Surendro, K. 2016. Rekomendaso
Model Perencanaan Strategis SI/TI Perguruan Perancangan Arsitektur Enterprise Pascamerger
Tinggi Menggunakan Framework TOGAF (Studi Kasus: Universitas Telkom). Ind. Journal
(Studi Kasus: STKIP Kie Raha). Seminar on Computing. 1(1), 61-76.
Nasional Ilmu Komputer. doi:10.21108/indojc.2016.1.1.23.
Irfanto, R. & Andy, J. F. 2017. Perancangan Enterprise Sulandri, T. 2015. Perancangan Enterprise Architecture
Architecture Menggunakan Zachman Menggunakan TOGAF Architecture
Framework (Studi Kasus: PT. Vivamas Development Method (Studi Kasus PT. Bali
Adipratama). Seminar Nasional Sains dan Double C). Skripsi. Universitas Islam Negeri
Teknologi. Syarif Hidayatullah.
Kustiyahningsih, Y. 2013. Perencanaan Arsitektur Supriatna, A. 2010. Analisa Penerapan TOGAF dan
Enterprise Menggunakan Metode TOGAF ADM COBIT dalam Tata Kelola Teknologi Informasi
(Studi Kasus: RSUD Dr. Soegiri Lamongan). Sebagai Usulan Pada Kementerian Energi dan
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Sumber Daya Mineral. Seminar Nasional
Teknologi XVIII. ISBN : 978-602-97491-7-5. Informatika. ISSN: 1979-2328.
Menchaca, A. G. V., Lebrun, C. V., Benitez, E. O., Supriyana, I. 2010. Model Arsitektur Bisnis Sistem
Garcia, J. C. P., Garza, O. A., Martinez, O. M. Informasi dan Teknologi di Bakosurtanal
P., Alvarado, S. R. C. (2013). Practical Berbasis TOGAF. Telkomnika, Vol. 4, No. 1:17-
Application of Enterprise Architecture: Study 24.
Case of SME Metalmechanic in Mexico. Surendro, K. 2009. Pengembangan Rencana Induk
European Scientific Journal, Vol. 1, 233–241. Sistem Informasi. Bandung: Informatika.
Palupi, A. D. 2014. Perancangan Arsitektur Teknologi Suryadi, & Andry, J. F. (2017). Perancangan Enterprise
Informasi: Studi Kasus Kementerian Pekerjaan Architecture Menggunakan Togaf Architecture
Umum. Tesis. Universitas Indonesia. Development Method (Studi Kasus: Yakuza
Sanny, M. Y., Sya’roni, D. A. W., & Suryana T. 2017. Gym Jakarta Barat). Seminar Nasional
Enterprise Architecture Planning Sistem TEKNOKA. Vol. 2. ISSN No. 2502-8782.
Informasi Puskesmas Pasirkaliki. Majalah Yunis, R., Surendro, K., Panjaitan, E. 2009.
Ilmiah UNIKOM. Pemanfaatan TOGAF ADM Untuk Perancangan
Model Enterprise Architecture. Jurnal
Informatika Komputer.

68
Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 02, PP 177 - 184

Perencanaan Arsitektur Enterprise Desa Dengan


Kerangka Kerja TOGAF ADM
Zanuar Rifa’i[1]*, Trias Bratakusuma[2], Ratna Arvianti[3]
Sistem Informasi, Ilmu Komputer[1],[2],[3]
Universitas Amikom Purwokerto
Jl. Let. Jend. Pol. Soemarto Purwokerto
zanuar.rifai@amikompurwokerto.ac.id[1], brata@amikompurwokerto.ac.id[2], arvianti.ratna09@gmail.com[3]

Abstract— The village of Pageraji is one of the village pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia[2].
governments located in the western capital of Banyumas
Regency. The process of administration services in Pageraji Pemerintahan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah
Village still uses conventional systems. Based on the analysis of Nomor 47 Tahun 2015 adalah penyelenggara urusan
the problem, researchers will make planning the enterprise pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
architecture to know in detail the business process and the stages sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia[3].
in the Pageraji Village hall. The method used is TOGAF ADM by Pemerintahan desa terdiri dari pemerintah desa dan BPD
using four stages, namely architecture stage of vision, business (Badan Permusyawaratan Desa). Adapun fungsi dari
architecture, information system architecture, and technology pemerintah desa yaitu melakukan administrasi desa yang
architecture. The overall analysis of the results of 4 phases of dilakukan oleh kepala desa, perangkat desa dan warga desa itu
TOGAF ADM obtained the conformity between architectural sendiri.
needs and the recommended architecture seen from the results of
analysis of requirement management with the four stages of Pemerintahan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah
TOGAF ADM. The results of this study are architectural Nomor 47 Tahun 2015 adalah penyelenggara urusan
planning companies. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Keywords— Enterprise Architecture, Pageraji village, village Pemerintahan desa terdiri dari pemerintah desa dan BPD
government, performance, TOGAF ADM (Badan Permusyawaratan Desa). Adapun fungsi dari
pemerintah desa yaitu melakukan administrasi desa yang
Abstrak-- Desa Pageraji adalah salah satu pemerintah desa dilakukan oleh kepala desa, perangkat desa dan warga desa itu
yang terletak di sebelah barat Ibu Kota Kabupaten Banyumas. sendiri[3].
Proses pelayanan administrasi di Desa Pageraji masih
menggunakan sistem konvensional. Berdasarkan analisis Desa Pageraji merupakan salah satu pemerintahan desa
permasalahan, maka peneliti akan membuat perencanaan yang terletak di sebelah barat ibu kota Kabupaten Banyumas
arsitektur enterprise guna mengetahui secara detail proses bisnis dengan jarak kurang lebih 9 Km yang terdiri dari dataran
beserta tahapannya di Balai Desa Pageraji. Adapun metode yang rendah dan dataran tinggi. Di sebelah utara berbatasan dengan
digunakan adalah TOGAF ADM dengan menggunakan empat Desa Langgongsari, sebelah timur berbatasan dengan Desa
tahap yaitu tahap arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur Langgongsari dan Desa Pejogol, sebelah selatan berbatasan
sistem informasi, dan arsitektur teknologi. Analisis hasil dengan Desa Jatisaba, Desa Kasegeran, dan Desa Sudimara,
keseluruhan 4 fase TOGAF ADM diperoleh adanya kesesuaian sebelah barat berbatasan dengan Desa Cilongok, dan Desa
antara kebutuhan arsitektur dengan arsitektur yang Pernasidi. Desa Pageraji memiliki luas daerah 640, 565 hektar
direkomendasikan dilihat dari hasil analisis requirement (Ha) atau 6.4 Km2.
management dengan empat tahap TOGAF ADM tersebut. Hasil
dari penelitian ini adalah adanya perencanaan arsitektur Secara administratif Desa Pageraji termasuk dalam
enterprise. wilayah Kecamatan Cilongok dan berjarak kurang lebih 3 Km
dari Ibu Kota Kecamatan. Secara kewilayahan Desa Pageraji
Kata Kunci Arsitektur Enterprise, Desa Pageraji, Pemerintah terdiri dari 3 dusun, 10 RW (Rukun Warga) dan 59 RT
Desa, Kinerja, TOGAF ADM (Rukun Tetangga). Jumlah penduduk Desa Pageraji sampai
dengan 31 Desember 2018 sebanyak 10.766 orang dengan
I. PENDAHULUAN jumlah penduduk laki-laki sebanyak 5.537 orang, jumlah
Desa merupakan salah satu otonom yang berada pada level penduduk perempuan sebanyak 5.229 orang, dan jumlah
terendah dari hierarki otonomi daerah di Indonesia[1]. kepala keluarga sebanyak 3.169 KK (Kepala Keluarga).
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun Desa Pageraji merupakan salah satu desa yang sudah
2014, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki mengimplementasikan teknologi informasi berupa seperangkat
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus komputer untuk membantu dalam proses administrasinya.
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat Proses pelayanan administrasi desa dilakukan di Balai Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau Pageraji, dimana perangkat desa bertugas melayani proses
untuk hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588


DOI : 10.32736/sisfokom.v9i2.803, Copyright ©2020
Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 22 Mei 2020, Accepted : 27 Mei 2020, Published : 8 Juni 2020
177
Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 02, PP 177 - 184

administrasi yang dibutuhkan oleh warga desa, sedangkan II. METODE PENELITIAN
warga desa mendatangi kantor Balai Desa untuk melakukan Metode yang digunakan dalam penelitian Perencanaan
serangkaian prosedur untuk mendapatkan layanan yang Arsitektur Enterprise Pada Desa Pageraji Menggunakan
dibutuhkan. TOGAF ADM ini adalah berbentuk dokumen yang
Berdasarkan observasi bahwa dalam melakukan proses didalamnya terdapat data, diantaranya data gambaran umum
pelayanan administrasi di Balai Desa Pageraji masih Desa Pageraji Tahun 2018 yang berisikan gambaran kondisi
menggunakan sistem konvensional yaitu dengan memasukkan geografis, gambaran umum demografis, dan kondisi ekonomi
data kedalam komputer atau mencatat proses pelayanan pada (pertanian, peternakan, perikanan, perdagangan, industri, dan
kertas atau buku secara manual. Misalnya dalam pembuatan jasa) di Desa Pageraji. Data Rencana Pembangunan Jangka
surat pengajuan hutang ke Bank, surat pengantar menikah, Menengah Desa (RPJMDes) Desa Pageraji yang didalamnya
surat jaminan kesehatan daerah, surat pengantar izin hajatan, berisikan data profil Desa Pageraji, struktur organisasi di Balai
dan surat keterangan tanah masih dibuat dengan mengetikan Desa Pageraji, visi dan misi Desa Pageraji, potensi dan
pada aplikasi microsoft word. Selain itu pencatatan surat masalah Desa Pageraji.
masuk dan surat keluar masih dituliskan di dalam buku besar
secara manual.
Kondisi tersebut menyebabkan beberapa permasalahan
seperti kurangnya efisiensi waktu, salah memasukkan data,
dan terjadinya kesalahan penulisan. Meskipun di Desa
Pageraji sudah memiliki aplikasi SMARD (Sistem Manajemen
Administrasi Desa) yang diakses oleh satu orang kepala
urusan tata usaha dan umum beserta satu orang stafnya dan
satu orang sekretaris desa yang mengakibatkan lambatnya
proses aplikasi saat digunakan. Selain digunakan tiga orang
tersebut terdapat kendala lain seperti server down. Server
down diakibatkan oleh kegiatan perawatan infrastruktur dari
provider yang dilakukan dua kali dalam satu bulan.
Efisiensi waktu sangat dibutuhkan untuk mempercepat
proses pelayanan seperti pembuatan surat pengantar dan
pembuatan surat keterangan. Data yang valid menjadi bukti Gambar 1. Kerangka Berfikir Penelitian[6]
otentik yang dapat dipertanggungjawabkan. Jika data yang
dimasukkan tidak sesuai dapat menyebabkan data yang Kerangka berfikir yang terdiri dari tahapan di atas dapat
dimasukkan tidak tersimpan bahkan saat dicetak data tidak dijelaskan seperti di bawah ini:
muncul. Dalam proses update identitas NIK (Nomor Induk
Kependudukan) dapat dilakukan secara langsung di dinas A. Tahap Identifikasi Masalah
kependudukan dan pencatatan sipil dengan persyaratan Pada tahap ini, peneliti melakukan identifikasi masalah
membawa surat pengantar dari desa dan dari kecamatan[4]. yang terjadi, membuat kerangka permasalahan serta
Desa merupakan salah satu otonom yang berada pada level merumuskan solusi untuk memecahkan permasalahan yang
terendah dari hierarki otonomi daerah di Indonesia[5]. Desa telah dihadapi pada Desa Pageraji.
Pageraji merupakan salah satu pemerintahan desa yang
B. Tahap Pengumpulan Data
terletak di sebelah barat ibu kota Kabupaten Banyumas. Desa
Pada tahap pengumpulan data ini, data yang digunakan
Pageraji merupakan salah satu desa yang sudah
pada penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder.
mengimplementasikan teknologi informasi berupa seperangkat
Data primer yang didapat oleh peneliti yang berasal dari hasil
komputer untuk membantu dalam proses administrasinya
observasi langsung ke Balai Desa Pageraji, serta wawancara
namun dalam melakukan proses pelayanan administrasi di
langsung dengan Ibu Rina Widiastuti selaku sekretaris di Balai
Desa Pageraji masih menggunakan sistem konvensional yaitu
Desa Pageraji. Data sekunder yang didapat peneliti berasal
dengan memasukkan data kedalam komputer atau mencatat
dari studi pustaka dan studi literatur beberapa penelitian
proses pelayanan pada kertas atau buku secara manual.
sebelumnya.
Berdasarkan analisis permasalahan di atas, maka peneliti akan
membuat perencanaan arsitektur enterprise guna mengetahui C. Tahap Perencanaan Arsitektur Enterprise (TOGAF ADM)
secara detail proses bisnis beserta tahapannya di Balai Desa Metode perancangan arsitektur enterprise di Desa Pageraji
pageraji. Sehingga perencanaan yang dibuat sesuai dengan menggunakan metodologi TOGAF ADM. Ada empat tahap
kebutuhan. Banyak proses bisnis di dalam organisasi yang dalam metodologi TOGAF ADM yang akan digunakan
terpecah-pecah dan tidak sesuai. Arsitektur enterprise peneliti diantaranya[7][8][9][10][11]:
membantu pemerintah Desa Pageraji mengintegrasikan proses
bisnis yang ada agar berjalan dengan efektif dan efisien. 1) Phase Preliminary
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi 5W+1H (what,
TOGAF ADM. who, when, where, why, dan how) dalam perencanaan
arsitektur enterprise dan menentukan prinsip-prinsip

p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588


DOI : 10.32736/sisfokom.v9i2.803, Copyright ©2020
Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 22 Mei 2020, Accepted : 27 Mei 2020, Published : 8 Juni 2020
178
Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 02, PP 177 - 184

perencanaan arsitektur enterprise yang disusun menggunakan III. PEMBAHASAN


principle catalog. Tools yang digunakan pada tahap
preliminary yaitu principle catalog. A. Preliminary Phase
Fase ini merupakan tahapan persiapan yang bertujuan
2) Requirements Management untuk mengidentifikasi 5W+1H (what, who, why, when where
Tahap ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan dan how) dan menentukan prinsip-prinsip perencanaan
arsitektur enterprise di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, arsitektur enterprise.
Kabupaten Banyumas, kebutuhan itu disimpan kemudian
dimasukkan ke dalam tahap yang sesuai. Sumber daya harus
dikembangkan dalam tahap ini adalah skenario aktivitas. TABEL 1. Identifikasi 5W+1H
Skenario aktivitas mencakup aktivitas dan permasalahan No Driver Deskripsi
dalam organisasi. Tools yang digunakan pada tahap 1. What a. Objek: Ruang lingkup arsitektur enterprise di
requirement management yaitu Metode fishbone analysis Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok,
(analisis tulang ikan). Kabupaten Banyumas.
b. Deskripsi: Membuat perencanaan model
3) Phase A: Architecture Vision arsitektur enterprise.
Tahap ini bertujuan untuk menyamakan pandangan 2. Who a. Objek: Siapa saja pelaku utama yang terlibat
dalam pemodelan arsitektur enterprise ini.
mengenai pentingnya perencanaan arsitektur enterprise untuk
b. Deskripsi:
mencapai tujuan perusahaan atau organisasi dan menentukan Pembuat perencanaan: Peneliti
lingkup perencanaan strategis yang dikembangkan. Beberapa Tanggung Jawab : Perangkat Desa
hal yang perlu diperhatikan pada awal siklus arsitektur untuk 3. When a. Objek: Waktu penelitian perencanaan
menciptakan visi arsitektur yaitu memvalidasi konteks, serta arsitektur enterprise dengan framework
membuat pernyataan arsitektur proses yang disetujui. Tools TOGAF ADM.
b. Deskripsi: Agustus - Desember 2019.
yang digunakan pada tahap arsitektur visi yaitu Value Chain Where a. Objek: Menunjukkan lokasi kerja dan
4.
Diagram. organisasi.
5. Why a. Objek: Mengapa arsitektur enterprise
4) Phase B: Business Architecture dibangun.
Tahapan ini berisi bagaimana proses pada strategi bisnis, b. Deskripsi: Untuk membuat rencana arsitektur
organisasi, dan informasi aktivitas utama. Arsitektur bisnis enterprise yang dapat menyelaraskan antara
digunakan sebagai sarana untuk menunjukkan nilai dan alur arsitektur bisnis organisasi dengan kebutuhan
aktivitas yang diusulkan sesuai dengan kebutuhan sistem dan teknologi informasi, sehingga
dapat membuat aktivitas atau proses bisnis
stakeholdernya. Tools yang digunakan pada tahap arsitektur
berjalan secara efektif dan efisien, serta
bisnis yaitu BPMN (Business Process Model and Notation). meningkatkan pelayanan di Balai Desa
Pageraji kepada masyarakat.
5) Phase C: Information Sistem Architecture How a. Objek: Menentukan bagaimana perencanaan
6.
Tahap ini bertujuan mengembangkan arsitektur sistem arsitektur enterprise dibuat.
informasi dalam hal data dan aplikasi yang terkait. Hal ini b. Deskripsi: Menggunakan metodologi TOGAF
menggambarkan bagaimana arsitektur sistem informasi dapat ADM dengan mengambil 4 tahapan yaitu,
menjalankan arsitektur visi dan arsitektur bisnis dapat arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur
memenuhi kebutuhan stakeholder. Tahap ini menekankan sistem informasi, dan arsitektur teknologi.
bagaimana arsitektur sistem informasi dirancang meliputi
arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan di Tabel 1. di atas menjelaskan identifikasi objek-objek yang
Desa Pageraji. Tools yang digunakan pada arsitektur aplikasi yang terlihat di Balai Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok,
yaitu Metode BSP (Business Sistem Planning). Kabupaten Banyumas mengacu pada beberapa prinsip
perencanaan arsitektur enterprise yang disesuaikan dengan
6) Phase D: Technology Architecture pernyataan what, who, when, where, why, dan how. Berikut
Tahap ini bertujuan mengembangkan teknologi sehingga dari hasil identifikasi objek-objek dan deskripsi pada tabel 3.1
dapat menerapkan visi arsitektur guna menjawab keinginan dipetakan dalam principle catalog untuk perencanaan
stakeholder. Dalam tahap ini diidentifikasi komponen- arsitektur enterprise di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok,
komponen arsitektur yang akan ada sebagai target arsitektur Kabupaten Banyumas.
teknologi Tools yang digunakan pada arsitektur teknologi
yaitu Basic Network Diagram Tabel 2. principle catalog menjelaskan prinsip-prinsip
acuan dalam pengambilan keputusan arsitektur pada bidang
7) Kesimpulan dan Saran sistem dan teknologi informasi, menentukan struktur dan
Pada tahap ini merupakan tahap akhir dalam penelitian ini. komposisi dari komponen-komponen arsitektur, menentukan
Akan dibuat beberapa kesimpulan dari hasil penelitian dan kriteria pemilihan teknologi, serta menjadi acuan dalam
juga saran yang diharapkan dapat berguna untuk perencanaan dan pengimplementasian arsitektur enterprise.
pengembangan penelitian selanjutnya.

p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588


DOI : 10.32736/sisfokom.v9i2.803, Copyright ©2020
Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 22 Mei 2020, Accepted : 27 Mei 2020, Published : 8 Juni 2020
179
Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 02, PP 177 - 184

TABEL 2. Principle Catalog mencakup aktivitas dan permasalahan dalam organisasi.


No Prinsip Tujuan
1. Arsitektur a. Mendukung aktivitas atau proses Aktivitas dan permasalahan dalam organisasi digambarkan
enterprise yang bisnis dari tupoksi di Balai Desa dengan menggunakan metode fishbone analysis (analisis
dibuat harus sesuai Pageraji, Kecamatan Cilongok, tulang ikan). Dalam metode ini akar permasalahan dirumuskan
dengan tujuan, Kabupaten Banyumas
dalam prinsip 5 M + 2 atau dikategorikan dalam 7 kategori
aktivitas atau proses b. Memperkuat hubungan antara
bisnis, serta tugas infrastruktur dan aktivitas atau yaitu manpower, machine, method, material, media,
pokok dan fungsi di proses bisnis sehingga motivation, dan money.
Balai Desa Pageraji memudahkan penyelerasan
Kecamatan aktivitas atau proses bisnis ketika
Cilongok, terjadi perubahan.
a) Manpower (Tenaga Kerja)
Kabupaten Segala permasalahan yang berkaitan dengan aspek tenaga
Banyumas. kerja dilihat dari aspek lemahnya pengetahuan, kurangnya
2. Arsitektur a. Memudahkan dalam penggunaan keterampilan, kekuatan fisik, lambatnya kinerja dari
enterprise yang akan meningkatkan efektifitas dari
dibuat harus mudah
Pemerintah Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten
aktivitas atau proses bisnis yang
dikelola dan Banyumas.
dilakukan serta meningkatkan
digunakan (user efisiensi sumber daya. b) Machine (Mesin, Peralatan, dan Infrastruktur)
friendly). Segala permasalah yang berkaitan dengan aspek peralatan,
b. Membantu kerjasama antar bagian
pada organisasi. atau tools lainnya dilihat dari pengadaan infrastruktur TIK
3. Arsitektur enterprise a. Meminimalisir gangguan pada desa dan pengadaan sarana dan prasarana di Desa Pageraji
yang dikembangkan sistem yang dapat menghambat Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
harus mendukung operasional aktivitas atau proses
kesinambungan bisnis. c) Methods (Metode dan Prosedur Kerja)
aktivitas atau proses Segala permasalah berkaitan dengan metode dan prosedur
bisnis. kerja, dilihat dari prosedur kerja yang tidak ada, tidak jelas,
4. Arsitektur enterprise a. Tidak membahayakan keamanan
yang dikembangkan dan kerahasiaan data, serta
sulit dipahami, dan tidak memiliki standar yang sesuai dengan
harus aman teknologi yang ada dan Kearsipan tugas dan fungsi pokok sebagai perangkat desa.
di Balai Desa Pageraji. d) Materials (Material Bahan Baku Utama, dan Bahan Baku
b. Meminimalisir dampak dari Pendukung)
bencana.
c. Mampu bertahan dari serangan Segala permasalahan yang berkaitan dengan ketersediaan
malware, hack, dan sebagainya aktivitas utama dan aktivitas pendukung yang ada di Desa
5. Arsitektur enterprise a. Memudahkan respon yang lebih Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
yang dirancang cepat apabila ada perubahan atau e) Media (Media, Lingkungan Kerja, dan Waktu Kerja)
harus memudahkan untuk mengikuti perubahan tren IT.
dalam penambahan b. Mengefisiensi biaya pengembangan Segala permasalahan yang berkaitan dengan tempat kerja
dan Pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur (Balai Desa), waktu, dan lingkungan masyarakat di Desa
di masa depan. Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
6. Aplikasi dengan a. Memudahkan dalam pemrosesan f) Motivation (Motivasi, dan Kompetensi)
data yang mudah data untuk meningkatkan kualitas
diakses. pelayanan. Segala permasalahan yang berkaitan dengan sikap kerja,
b. Meningkatkan kemampuan perilaku kerja, budaya kerja yang tidak benar ataupun tidak
berbagai data dan sumber daya lain kondusif di Balai Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok,
dalam pelayanan kepada pengguna. Kabupaten Banyumas.
c. Memudahkan dalam mengakses
data secara bersamaan untuk g) Money (Uang dan Financial)
mempercepat pelayanan dan Berkaitan dengan aspek keuangan, misalnya ketidak
pengambilan keputusan. tersediaan anggaran dan penggunaan anggaran desa yang
7. Data harus konsisten a. Meningkatkan ketersediaan data
di semua bagian dan bagi pihak yang membutuhkan.
masih kurang optional.
data harus dikelola b. Memudahkan pengelolaan dan Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang dilakukan
sebagai suatu aset. pertanggungjawaban terhadap pada fishbone analysis (analisis tulang ikan), maka didapat
kualitas data. beberapa permasalahan yang dialami oleh Pemerintah Desa
8. Keamanan dan a. Melindungi data dari akses yang Pageraji yaitu di bisang kepemerintahan desa, program
kerahasiaan data. dilakukan pihak-pihak yang tidak
berwenang. pembangunan desa, pelayanan, keuangan, inventaris dan
b. Mengatur stakeholder untuk kearsipan serta monitoring dan evaluasi. Dan diusulkan solusi
pengelolaan data. aktivitas dan solusi sistem informasi yang sesuai dengan
permasalahan yang ada di Balai Desa Pageraji.
B. Requirement Manajement
Tahap ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan C. Arsitektur Visi
arsitektur enterprise di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Tahap ini bertujuan untuk menyamakan pandangan
Kabupaten Banyumas, kebutuhan itu disimpan kemudian mengenai pentingnya perencanaan arsitektur enterprise untuk
dimasukkan ke dalam tahap yang sesuai. Sumber daya harus mencapai tujuan perusahaan atau organisasi dan menentukan
dikembangkan dalam tahap ini adalah skenario aktivitas yang lingkup perencanaan strategis yang dikembangkan. Arsitektur

p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588


DOI : 10.32736/sisfokom.v9i2.803, Copyright ©2020
Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 22 Mei 2020, Accepted : 27 Mei 2020, Published : 8 Juni 2020
180
Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 02, PP 177 - 184

visi menggambarkan aktivitas utama dan aktivitas pendukung digambarkan dengan BPMN (Business Process Model and
di Balai Desa Pageraji yang digambarkan dengan value chain Notation) yang terdiri dari proses bisnis aktivitas pemerintah
diagram dengan margin pelayanan prima. Desa Pageraji, proses pembuatan surat keterangan, surat
pengantar, dan program-program yang ada di Desa Pageraji.

E. Arsitektur Sistem Informasi


Tahap ini bertujuan mengembangkan arsitektur sistem
informasi dalam hal data dan aplikasi yang terkait yang
menekankan bagaimana arsitektur sistem informasi dirancang
meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan
digunakan di Desa Pageraji. Pada tahap ini digambarkan
menggunakan metode BSP (Business System Planning).

F. Arsitektur Data
Tahap ini dilakukan dengan memodelkan data yang
Gambar 2. Value Chain Diagram[11]
berkaitan dengan proses bisnis dan organisasi serta
menentukan siapa yang mempunyai tangung jawab utama dan
D. Arsitektur Bisnis pembuat keputusan, keterlibatan utama, dan mempunyai
Tahap ini bertujuan mengembangkan target dari arsitektur beberapa keterlibatan saja.
visi yang menggambarkan bagaimana organisasi beroperasi
untuk mencapai tujuan bisnis. Proses bisnis yang ada di Desa
Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas

TABEL 3. Hubungan Kelas Data dengan Proses

Pembagian Tugas
Pembimbingan
Perencanaan

Pengawasan
Adminstrasi

Pengelolaan
Kelas data

Pelayanan
Keuangan

Pegawai
Fasilitas

Pengaju
Proses

Biaya
Rencana Kerja & Anggaran C C U U U U U U U U
Rencana Strategis Desa C U U U U U U U U U
Penataan Desa C U U U U C U
Kegiatan Pemilihan Kades atau Perangkat Desa C U C U U
Pembagian Tugas Sesuai Tupoksi U C U
Penyelenggaraan Pelayanan C U U U U U U
Pemberian Informasi Pelayanan U U C U U U U
Verifikasi Administrasi U C U U U U
Pembuatan Surat Pengantar C C U U U
Pembuatan Surat Keterangan C C U U U
Pembayaran PBB C C U U U
Pengaduan Masyarakat C U C U U U U
Melapor Pelaksanaan Kerja C U U U U
Pengarsipan C
Inventarisasi U U U U U C U
Monitoring Kegiatan U U U U C U C
Evaluasi Rancangan Pengaturan Desa U U U U U C C

p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588


DOI : 10.32736/sisfokom.v9i2.803, Copyright ©2020
Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 22 Mei 2020, Accepted : 27 Mei 2020, Published : 8 Juni 2020
181
Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 02, PP 177 - 184

G. Arsitektur Aplikasi
Tahap ini menjelaskan hubungan kelas data dengan proses, dimana menggambarkan siapa yang berperan dalam proses
pembuatan dan siapa yang menggunakan. C (create) untuk menggambarkan siapa yang membuat dan U (use) siapa yang
menggunakan. Setelah menentukan siapa yang akan membuat dan siapa yang akan menggunakan nantinya, kemudian
mengelompokan berdasarkan proses dan kelas data. Menentukan aliran data, membuat aliran data, dan diperoleh gambaran
arsitektur aplikasi yang dibutuhkan di Desa Pageraji.

TABEL 4. Penataan Kembali Grafik Arsitektur Aplikasi

p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588


DOI : 10.32736/sisfokom.v9i2.803, Copyright ©2020
Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 22 Mei 2020, Accepted : 27 Mei 2020, Published : 8 Juni 2020
182
Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 02, PP 177 - 184

Dari hasil pendefinisian proses bisnis, kemudian 2) Platform Teknologi


menggambarkan hubungan kelas data dengan proses,
mengelompokkan proses atau kelas data, menentukan aliran
data, membuat aliran data pembuatan arsitektur informasi dan
pengaturan kembali grafik arsitektur informasi diperoleh
gambaran portofolio arsitektur sistem informasi berupa modul
pembangunan desa, modul kepemerintahan desa, modul
pelayanan, modul pelaporan, modul pengarsipan dan
inventaris, dan modul monitoring dan evaluasi. Berikut seperti
gambar dibawah ini:

TABEL 5. Portofolio Aplikasi


Portofolio Aplikasi
Modul Pembangunan Modul Kepemerintahan Desa
Desa Gambar 6. Platform Teknologi
Modul Pelayanan Modul Pelaporan
Modul Pengarsipan & Modul Monitoring dan Evaluasi
Inventaris Pada platform teknologi ini SIMADEJI (Sistem Informasi
Desa Pageraji) menggabungkan modul-modul yang telah
H. Aristektur Teknologi teridentifikasi dapat diakses oleh client melalui portal web.
Tahap ini bertujuan mengembangkan teknologi sehingga Akses pengguna terhadap aplikasi dengan menerapkan
dapat menerapkan visi arsitektur guna menjawab keinginan manajemen user. Dalam pengolahan data aplikasi didukung
stakeholder. Dalam tahap ini diidentifikasi komponen- dengan DBMS (database management system) dan dalam
komponen arsitektur yang akan ada sebagai target arsitektur keamanan aplikasi dilindungi oleh keamanan jaringan.
teknologi.
1) Jaringan Usulan untuk Balai Desa Pageraji IV. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian perencanaan arsitektur enterprise
untuk meningkatkan kinerja pemerintah Desa Pageraji dengan
kerangka kerja TOGAF ADM, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa analisis hasil keseluruhan 4 fase TOGAF
ADM diperoleh adanya kesesuaian antara kebutuhan arsitektur
dengan arsitektur yang direkomendasikan untuk pemerintah
Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Dilihat dari hasil analisis requirement management dengan
empat tahap TOGAF ADM tersebut, sehingga di hasilkan
cetak biru (blue print) yang membantu meningkatkan kinerja
pemerintah desa dengan perencanaan aplikasi SIMADEJI
Gambar 5. Jaringan Usulan di Balai Desa Pageraji (Sistem Informasi Desa Pageraji) yang mengintegrasikan
modul pembangunan desa, modul kepemerintahan desa,
Pada jaringan usulan di Balai Desa Pageraji digambar modul pelayanan, modul pelaporan, modul pengarsipan dan
dengan menambah jumlah wifi. Dalam Kantor Balai Desa inventaris, dan modul monitoring dan evaluasi.
Pageraji ditambahkan jumlah wifinya menjadi 3 sehingga saat
pengaksesan website tidak terkendala jaringan. Pembagian wifi
ACKNOWLEDGMENT
melalui switch, kemudian segala aktivitas dikumpulkan dalam
satu server yaitu di cloud server. Dengan harapan Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Universitas
penyimpanan data di cloud server mengurangi biaya Amikom Purwokerto.
perawatan, penyediaan tempat yang sesuai standar
penggunaan server fisik. Cloud server menampung semua
kegiatan yang dilakukan di Kantor Balai Desa Pageraji. Ketika REFERENCES
semua melakukan kegiatan, pelayanan, dan sebagainya data [1] N. Hanif, “Pertumbuhan dan penyelenggaraan pemerintah desa,” 2011.
langsung di simpan dalam cloud server. Kepala desa dapat [2] Kementrian Dalam Negeri, Undang-Undang nomor 6 tahun 2014
melakukan monitoring dan evaluasi kinerja pemerintah desa tentang desa. Jakarta, 2014.
[3] Kementrian Dalam Negeri., Peraturan pemerintah Republik Indonesia
dengan mengakses cloud server melalui laptop kepala desa.
nomor 47 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan pemerintah
nomor 43 tahun 2014 tentang peraturan pelaksanaan Undang-Undang
nomor 6 tahun 2014 tentang desa. Indonesia, 2015.
[4] K. D. Negeri, Peraturan menteri dalam negeri Republik Indonesia
nomor 2 tahun 2017 tentang standar pelayanan minimal desa. Jakarta,
2017.

p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588


DOI : 10.32736/sisfokom.v9i2.803, Copyright ©2020
Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 22 Mei 2020, Accepted : 27 Mei 2020, Published : 8 Juni 2020
183
Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 02, PP 177 - 184

[5] Sugiman., Pemerintahan desa. Binamulia Hukum, 7th ed. 2018.


[6] I. P. Karunia, “Perancangan enterprise architecture menggunakan
TOGAF architecture development method (Studi kasus: Dinas Tata
Kota, Bangunan dan Pemukiman Kota Tangerang Selatan).,” 2015.
[7] A. A. Manuputty, A. D., dan Sari, “perencanaan arsitektur enterprise
menggunakan TOGAF ADM (Architecture Development Method) pada
Dinas Kesehatan Kota,” Sesindo., 2018.
[8] N. Safitri and R. Pramudita, “Pengembangan Kerangka Kerja
Arsitektur Enterprise,” Bina Insa. ICT J., vol. 4, no. 1, pp. 73–82, 2017.
[9] A. Sari and A. M. 2018, “Perencanaan Arsitektur Enterprise
Menggunakan Togaf Adm (Architecture Development Method) Pada
Dinas Kesehatan Kota,” Sesindo 2018, no. November, 2018.
[10] D. Rusli and Y. Bandung, “Designing an enterprise architecture (EA)
based on TOGAF ADM and MIPI,” 2017 Int. Conf. Inf. Technol. Syst.
Innov. ICITSI 2017 - Proc., vol. 2018-Janua, pp. 38–43, 2017.
[11] T. B. Kusuma and I. Setiawan, “Perancangan Strategis Sistem
Informasi Menggunakan Togaf Architecture Development Method di
PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang,” Citisee, pp. 280–
285, 2017.

p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588


DOI : 10.32736/sisfokom.v9i2.803, Copyright ©2020
Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 22 Mei 2020, Accepted : 27 Mei 2020, Published : 8 Juni 2020
184
Journal of Information Systems and Informatics
Vol. 3, No. 2, June 2021 e-ISSN: 2656-4882 p-ISSN: 2656-5935

http://journal-isi.org/index.php/isi Published By DRPM-UBD

Perencanaan Arsitektur Enterprise


Menggunakan TOGAF ADM (Studi Kasus:Kantor Desa
Lembang)

Desy Angeline1, Charitas Fibriani2


Information System, Fakultas Teknologi Informasi, Satya Wacana Christian University, Indonesia
Email: 1682017404@student.uksw.edu, charitas.fibriani@uksw.edu

Abstract

The Lembang Village Office is a government institution that operates at the Village
level in the Bengkayang Regency area. The Lembang Village Government has not
implemented an Information System in carrying out its duties, this can be seen from
the obstacles faced by the Village government. The obstacles faced are the frequent
accumulation of old data, so it is difficult when it will be recorded again, even
usually there is data lost so it requires a system that can help data storage. The
purpose of this research is to provide directions or directions to be able to
implement an information system for data storage. performance in the future, the
method used this time is TOGAF (The Open Group Architecture Framework)
ADM (Architecture Development Method).This research will produce a blueprint
and provide a roadmap using the elements that exist in the togaf at the Lembang
Village Office in order to implement an information system on future performance.

Keywords: Enterprise Architecture, TOGAF (The Open Group Architecture


Framework), Information Systems Architecture.

1. PENDAHULUAN

Kantor Desa Lembang Merupakan suatu tempat dimana digunakan oleh


pemerintah desa terkait untuk melaksanakan kegiatan administrasi. Kegiatan
administrasi yang diproses antara lain adalah pembuatan surat keterangan tidak
mampu, kartu tanda penduduk, kepengurusan kartu keluarga, serta membantu
proses dalam pembuatan surat pindah domisili. Desa merupakan kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, hal bersangkutan dengan masyarakat setempat.
Pemerintahan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
adalah penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Adapun fungsi dari pemerintah desa yaitu, hal yang bersangkutan dengan
administrasi dengan masyarakat setempat yang dilakukan oleh kepala desa,
perangkat desa dan warga desa itu sendiri. Penggunaan teknologi di

456

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Journal of Information Systems and Informatics
Vol. 3, No. 2, June 2021

p-ISSN: 2656-5935 http://journal-isi.org/index.php/isi e-ISSN: 2656-4882

pemerintahan Desa Lembang dirasa masih kurang mumpuni untuk mengerjakan


data masyarakat hal ini dapat dilihat dari kegagalan pemerintah dalam menyalin
data yang lama. Hal ini bisa tterjadi dikarenakan pemerintah juga masih belum
menggunakan sistem informasi untuk proses pendataan. Perencanaan dalam
menjalankan Pemerintahan Desa perlu penyegaran agar dapat berjalan dengan
baik, dengan masuknya teknologi sudah seharusnya pemerintah menggunakan
dan memanfaatkan teknologi sebaik mungkin, termasuk Pemerintah Desa agar
mudah dalam mencari data yang sudah lama tertimbun. Penelitian kali ini akan
membantu agar penerapan teknologi yang sudah ada dapat dimanfaatkan dan
semaksimal mungkin digunakan untuk membantu proses administrasi Desa dan
kependudukan sosial terkait pengembangan yang akan dilakukan pada Kantor
Desa Lembang.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan saran dan rekomendasi agar Kantor
Desa Lembang dapat menerapkan sistem informasi pada sistem kinerja yang
dilakukan untuk pendataan masyarakat. Arsitektur sistem informasi dapat
mengarahkan proses bisnis pada perusahaan sehingga sistem informasi pada
perusahaan dapat memberikan perubahan pada visi dan misi yang akan dicapai.
Arsitektur sistem informasi dapat menghasilkan teknologi informasi sesuai
dengan kebutuhan yang akan diperlukan oleh perusahaan [1]. TOGAF
merupakan salah satu metode yang memiliki manfaat dalam membangun
arsitektur enterprise dan juga memiliki metodologi pengembangan design
arsitektur yaitu arsitektur development method (ADM).

TOGAF ADM mempunyai beberapa siklus spesifik yang akan membantu


pengembangan dan proses arsitektur teknologi informasi pada suatu instansi
maupun perusahaan. TOGAF ADM memiliki 8 fase dalam proses untuk dapat
membantu pengembangan sistemasi teknologi informasi yang akan berguna bagi
Kantor Desa Lembang yang belum menerapkan sistem informasi pada proses
kinerja yang dilakukan. Framework ini dapat membantu dan bermanfaat untuk
membuat arsitektur teknologi pada masa mendatang [1].Adapun keunggulan dari
framework TOGAF ADM ini dapat memberikan petunjuk dan arahan kepada
perusahaan ataupun organisasi yang ingin merencanakan,merancang ,serta
mengimplementasikan sistem informasi pada perusahaannya.

2. METODE

Metode Penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian kali
ini yaitu metode penelitan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
adalah metode yang bersifat cenderung menjabarkan penelitian yang apa adanya
yang menggambarkan kondisi tanpa ada perlakuan atau manipulasi data pada
variable yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara pada
beberapa pihak yang bekerja pada Kantor Desa Lembang. Perolehan data yang

Desy Angeline, Charitas Fibriani | 457


Journal of Information Systems and Informatics
Vol. 3, No. 2, June 2021

p-ISSN: 2656-5935 http://journal-isi.org/index.php/isi e-ISSN: 2656-4882

dihasilkan dengan cara wawancara akan ditranskripkan dengan catatan tertulis


yang akan dianalisis sesuai dengan bidang bidangnya.

Flowchart Alur Penelitian

1. Tahap pertama, pada penelitian kali ini yaitu studi literatur dengan
melakukan kajian terdahulu yang relevan dan membaca beberapa jurnal
mengenai dan mendalami teori Togaf. Penelusuran dilakukan sebagai
landasan mempelajari pustaka yang berkaitan dengan TOGAF
Framework. Tinjauan Pustaka yaitu dilakukan untuk mencari perbedaan
pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan
penelitian kali ini.
2. Tahap kedua, pada penelitian kali ini adalah wawancara dengan bagian
kaur ulang pada Kantor Desa Lembang guna mendapatkan data berupa
kependudukan sosial, prosedur pendataan masyarakat, dan Administrasi
Desa.
3. Tahap ketiga, dilakukan pengumpulan data dengan cara wawancara
dengan beberapa staff yang bekerja pada Kantor Desa
Lembang.Wawancara dilakukan pada staff yang berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan.
4. Tahap keempat, pada penelitian kali ini adalah rumusan masalah yang
diperoleh dari wawancara dengan Narasumber staff bagian Daur Ulang
dan Kasi Pelayanan Kantor Desa Lembang.

458 | Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan TOGAF .....


Journal of Information Systems and Informatics
Vol. 3, No. 2, June 2021

p-ISSN: 2656-5935 http://journal-isi.org/index.php/isi e-ISSN: 2656-4882

5. Tahap kelima, pada penelitian ini adalah rekomendasi berupa cetak biru
yang akan diberikan pada Kantor Desa Lembang yang menjadi objek dari
penelitian ini sebagai acuan untuk memaksimalkan kinerja pada Kantor
Desa untuk kedepan nya.
6. Tahap keenam, pada penelitian kali ini adalah kesimpulan hasil yang
menjelaskan tahapan tahapan SI/TI pada Kantor Desa Lembang.

2.1. Tinjauan Pustaka

Penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi untuk penelitian kali ini juga telah
membahas mengenai perencanaan menggunakan framework togaf adm dengan
judul”Perencanaan Arsitektur Enterprise Sistem Infromasi Disnaskersostrans
Kabupaten Purwakarta Menggunakan Togaf “.Tujuan dari penelitian tersebut
membangun sistem informasi dan teknologi informasi dengan menggunakan
arsitektur enterprise yang tedapat pada togaf agar selaras dengan proses bisnis
yang ada pada Disnakersostrans Kabupaten Purwakarta.Penelitian tersebut
menghasilkan cetak biru berupa arsitektur bisnis ,arsitektur data ,arsitektur
aplikasi yang akan akan menghasilkan 5 aplikasi lama
yaitu,IPK,SIMPKH,SIMDA,SISKOTKLN dan TKA online ,serta 23 aplikasi
terbaru.Hasil dari dari penelitian ini juga menghasilkan arsitektur teknologi
berupa jaringan sebagai acuan dalam pembangunan sistem selanjutnya ,agar dapat
menunjang proses bisnis yang ada pada Disnakersostrans Kabupaten
Purwakakarta[3].

Penelitian sebelumnya juga telah membahas tentang perancangan menggunakan


enterprise arsitektur framework togaf dengan judul ”Perancangan Enterprise
Architecture Pada PT.GadingPutra Samudra Menggunakan Framework Togaf
adm. Hasil dari penelitian tersebut akan berfokus pada arsitektur bisnis dan juga
hasil yang diharapkan yaitu sistem informasi dan teknologi informasi pada proses
bisnis dapat terintegrasi agar sejalan dan juga dapat membantu proses bisnis pada
perusahaan untuk mendapatkan proses bisnis yang optimal,efektif serta
efisien[4].

Penelitian selanjutnya yang akan dijadikan referensi membahas tentang


keselarasan teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan organisasi untuk
mncapai tujuan sinergitas perguruan tinggi.Tujuan dari penelitian tersebut
menitikberatkan untuk pengembangan organisasi atau perguruan tinggi agar
mengahsilkan cetak biru[5].Penelitian sebelumnya juga membahas mengenai
arsitektur enterpise untuk menghasilkan blue print digunakan arsitektur sistem
informasi dan teknologi informasi sebagai perencanaan agar aktivitas dapat
berjalan secara efektif dan efisien[6].Perancangan sistem informasi menggunakan
togaf untuk mendukung tata kelola teknologi informasi pada instansi maupun
organisasi untuk peningkatan proses dalam bisnis[7]. Penelitian dengan judul
”Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan Togaf adm versi 9 (Studi

Desy Angeline, Charitas Fibriani | 459


Journal of Information Systems and Informatics
Vol. 3, No. 2, June 2021

p-ISSN: 2656-5935 http://journal-isi.org/index.php/isi e-ISSN: 2656-4882

Kasus:Bimbel Salemba Group) yang menghasilkan cetak biru serta memberikan


petunjuk (roadmap) untuk mengimplementasikan aplikasi untuk bimbel Salemba
Group[8].Penelitian selanjutnya akan menghasilkan pemodelan yang akan
dilakukan untuk penyesuaian pada kebutuhan bisnis untuk objek penelitiannya
yaitu fitness center agar perencanaan SI/TI berjalan dengan baik[9].

Rancangan untuk pemodelan arsitektur enterprise menggunakan togaf(ADM)


pada Dinas Pendidikan Provinsi Riau yang bertujuan untuk memberikan hasil
penetian yang akan memberikan urusan perdebatan sistema informasi yang
digunakan akan menjadi selaras[10].Arsitektur Enterprise dibutuhkan untuk
pengimplementasian yang akan membantu memenuhi tujuan dan membantu visi
dan misi instansi dan organisi pada masa depan dan dapat menghasilkan sistem
infromasi berupa web yang dibutuhkan Gereja Jemaat Kristus
Indonesia[11].Framework Zachman yang digunakan dalam penlitian sebelumnya
memiliki tujuan untuk dapat memilih bagian akan digabungkan dan disusun
untuk penerapan model sistem informasi akademik atau dapat menjadi acuan
dalam membangun sistem informasi edukasi/akademik[12]. Penelitian kali ini
akan berfokus untuk menghasilkan cetak biru berupa prosedur perencanaan yang
akan menjadi pedoman utnuk alur administrasi desa pada masa mendatang
menggunakan framework togaf dengan menggunakan fase yang terdapat pada
togaf adm yaitu preliminary, opportunities and solutions.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

TOGAF (The Open Group Architecture Framework) merupakan suatu


kerangka kerja dan pengembangan metode untuk Enterprise Architecture yang
digunakan oleh arsitek perusahaan untuk merancang, merencanakan,
melaksanakan, dan mengatur arsitektur perusahaan secara terperinci dan
mendetail [13]. Framework togaf merupakan suatu metode yang dapat
melakukan arsitektur enterprise, arsitektur enterprise adalah tool yang berguna
untuk pengembangan jangkaun dari setiap arsitektur yang ada[14].Togaf telah
banyak digunakan dalam berbagai macam bidang seperti perindustrian ,keuangan
dan juga pendidikan[8] .Archictecture Development Method (ADM) adalah
sekumpulan metode yang mempunyai aktivitas yang ada model pegembangan
arsitektur enterprise didalam nya[15]
Togaf memliki beberapa fase dalam tahapan nya. Berikut fase-fase yang terdapat
pada TOGAF ADM:

1. Preliminary fase
Preliminary fase merupakan tahapan persiapan dan kegiatan yang dibutuhkan
untuk tecapainya tujuan bisnis arsitektur enterprise yang baru dan juga termasuk
penentuan metode dan juga arsitektur enterprise, serta mendefinisikan prinsip-
prinsip arsitektur [3]. Preliminary yang didalamnya berisikan definisi dari
framework arsitektur enterprise. Berikut aktivitas utama dan aktivitas pendukung

460 | Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan TOGAF .....


Journal of Information Systems and Informatics
Vol. 3, No. 2, June 2021

p-ISSN: 2656-5935 http://journal-isi.org/index.php/isi e-ISSN: 2656-4882

yang digambarkan melalui analysis value chain untuk melihat analisis lingkungan
internal pada Kantor Desa Lembang.

Gambar 1. Value Chain Aktivitas Utama dan Aktivitas Pendukung

Berikut Keterangan Aktivitas Utama dan Pendukung Pada Kantor Desa


Lembang:
• Aktivitas Utama:
Administrasi pengantar merupakan kegiatan untuk melakukan perencanaan
dalam pembangunan dan demokrasi serta peningkatan kapasitas
pembangunan insfrastruktur dasar pada desa.Surat Kepengurusan
merupakan kegiatan yang mengurus pindah domisili dan juga masuknya
penduduknya masyarakat yang akan menetap.Administrasi Kependudukan
Desa Merupakan peningkatan kapasitas keuangan untuk daerah.Pendataan
Masyarakat merupakan aktivitas mendata peningkatan kerja, penanggulangan
kemiskinan, pengembangan kesehatan, pemberdayaan perempuan, keluarga
berencana, pengembangan pendidikan, pengembangan kualitas pemuda dan
pengembangan budaya dan periwisita.

• Aktivitas Pendukung:
Penyediaan prasarana merupakan aktivitas untuk mendukung dan meyiapkan
kegiatan kegiatan yang dilakukan pada desa. Inventaris merupakan kegiatan
untuk mengajukan dan menyimpan sarana dan prasarana desa. P enyiapan
rapat merupakan penyusunan rapat pada kegiatan desa. Arsip merupakan
aktivitas yang melakukan proses penyelenggaran pemerintahan desa.

2. Phase A: Architecture Vision

Desy Angeline, Charitas Fibriani | 461


Journal of Information Systems and Informatics
Vol. 3, No. 2, June 2021

p-ISSN: 2656-5935 http://journal-isi.org/index.php/isi e-ISSN: 2656-4882

Pada fase ini terciptanya keragamanan sudut pandang mengenai pentingnya


arsitekur enterprise itu sendiri untuk tercapainya tujuan perusahaan atau
instansi. Fase ini juga merupakan inisiasi dari pengembangan arsitekur yang
mengidentifikasi stakeholders, penyusunan visi, dan pengajuan untuk dapat
memulai suatu pengembangan [3].

3. Phase B: Business Architecture


Pada fase ini mencakup pengembangan arsitektur bisnis dan juga
menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis serta menguraikan arsitektur
bisnis dasar. Pada tahap kali ini method dan tools dapat digunakan untuk
mendukung visi arsitektur yang telah disepakati [16].

4. Phase C: Information Systems Architecures


Pada fase ini merupakan tahapan dari model arsitektur data dan arsitekur
aplikasi. Pada tahapan ini menekankan untuk melihat bagaimana aktivitas
arsitektur sistem informasi dapat dikembangkan [5].

5. Phase D: Technology Architecture


Pada tahapan ini adalah membangun arsitekur teknologi untuk menentukan
kandidat dari teknologi yang akan dibutuhkan. Pada tahapan ini juga
ditentukan portofolio teknologi, katalog dan platform untuk teknologi serta
meliputi perangkat keras dan lunak [6].

6. Phase E: Opportunities and Solutions


Pada fase ini akan dilakukan pengevalusian model yang akan dibangun untuk
arsitektur yang ada pada saat ini dan juga tujuan mendatang. Pada tahap ini
juga akan dilakukan untuk mereview gap analysis yang terdapat pada fase D.
Pada Tahap ini maka untuk Kantor Desa Lembang kedepan nya bisa untuk
mengikuti alur adminitrasi sistem. Pada fase ini bisa dilihat pada Gambar 2.

7. Phase F: Migration and Planning


Pada fase ini akan menganalisis resiko dan juga biaya untuk memilih proyek
implementasi yang beragam untuk menjadi urutan tujuan utama. Pada tahap
ini menafsirkan ketergantungan, biaya serta manfaat dari proyek yang
bervariasi untuk membentuk rencana implementasi detail dan perencanaan
migrasi.

8. Phase G: Implementation Governance


Pada fase ini mencakup pada pengawasan implementasi arsitektur untuk
merekomendasikan proyek. Pada tahapan ini melaksanakan fungsi
pengawasan yang tepat untuk memerintah deployment secara keseluruhan.

462 | Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan TOGAF .....


Journal of Information Systems and Informatics
Vol. 3, No. 2, June 2021

p-ISSN: 2656-5935 http://journal-isi.org/index.php/isi e-ISSN: 2656-4882

Gambar 2. Use case Alur Administrasi Penduduk

Penjelasan use case diagram pada gambar diatas:


Masyarakat datang ke Kantor Desa dengan membawa berkas yang dibutuhkan
berupa KK,KTP, dan persyaratan lainnya,setelah itu menemui bagian Admin.
Admin akan melakukan proses pemasukan data sesuai prosedur yaitu
pendaftaran, memasukan data penduduk,melakukan layanan,laporan data yang
akan dimasukan berupa data kelahiran,kematian kemudian datang dan pulang
dicatat waktu dan tanggal nya setelah itu login pada sistem penyimpanan .

System Information Architecture


1. Arsitektur Data
Arsitektur Data merupakan kebutuhan untuk mendefiniskan kebutuhan data
guna mendukung proses dalam bisnis.Tahapan ini juga dapat mengatur serta
menentukan jenis jenis data yang layak untuk diintegrasikan dalam suatu
perusahaan.

2. Arsitektur Aplikasi
Arsitektur Aplikasi untuk merencanakan sistem yang dapat diimplementasikan
untuk kinerja di masa mendatang pada sistem administrasi penduduk di Kantor
Desa Lembang.Arsitektur Aplikasi dapat mendukung pengelolaan aplikasi
aplikasi sistem yang akan digunakan pada sebuah organisasi maupun perusahaan,

Desy Angeline, Charitas Fibriani | 463


Journal of Information Systems and Informatics
Vol. 3, No. 2, June 2021

p-ISSN: 2656-5935 http://journal-isi.org/index.php/isi e-ISSN: 2656-4882

sehingga dapat membantu untuk Kantor Desa Lembang agar dapat mengelola
dan mengimplementasikan aplikasi nya untuk kinerja di masa depan.

Kategori Nama Aplikasi Kondisi saat ini


Sistem Administrasi
Aplikasi Usulan Baru Sistem Database Apikasi masih
Sistem Regitrasi diusulkan
DS(Data Storage)

4. KESIMPULAN

Penelitian kali ini dapat disimpulkan bahwa hambatan untuk pendataan


masyarakat yang masih tidak terarsip dengan baik dan masih membuang buang
waktu sehingga tidak tepat waktu dalam pengerjaan nya. Arsitekrur enterprise
dengan menggunakan Togaf adm sehingga dapat memberikan solusi dan arahan
untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi dan sistem informasi dengan
maksimal agar tercapai nya kinerja yang lebih baik untuk masa mendatang sesuai
dengan visi misi Pemerintahan Desa.

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. D. M. Pada, R. Soedarso, E. Wati, and F. Devita, “Perencanaan


Arsitektur Enterprise Menggunakan Metode Togaf,” vol. 9, no. February
2018, pp. 153–157, 2018.
[2] R. A. Atmala and S. Ramadhani, “Rancang bangun sistem informasi
pengarsipan surat menyurat,” J. Teknol. Inf. dan Pendidik., vol. 11, no. 2,
pp. 56–62, 2018, [Online]. Available:
https://www.journal.amikmahaputra.ac.id/index.php/JIT/article/view/59
/54.
[3] D. Irmayanti and B. Permana, “Perencanaan Arsitektur Enterprise Sistem
Informasi Disnakersostrans Kabupaten Purwakarta Menggunakan
TOGAF,” J. Teknol. Rekayasa, vol. 3, no. 1, p. 17, 2018, doi:
10.31544/jtera.v3.i1.2018.17-28.
[4] J.- Leonidas and J. F. Andry, “Perancangan Enterprise Architecture Pada
Pt.Gadingputra Samudra Menggunakan Framework Togaf Adm,” J.
Teknoinfo, vol. 14, no. 2, p. 71, 2020, doi: 10.33365/jti.v14i2.642.
[5] F. Thaib and A. R. Emanuel, “Perancangan Enterprise Architecture
UNIPAS Morotai Menggunakan TOGAF ADM,” Teknika, vol. 9, no. 1,
pp. 1–8, 2020, doi: 10.34148/teknika.v9i1.247.

464 | Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan TOGAF .....


Journal of Information Systems and Informatics
Vol. 3, No. 2, June 2021

p-ISSN: 2656-5935 http://journal-isi.org/index.php/isi e-ISSN: 2656-4882

[6] S. Rachman and D. Kurniadi, “Perencanaan Arsitektur Enterprise Sistem


Informasi SMK Negeri 4 Pariaman Menggunakan TOGAF Architecture
Development Method (ADM),” VoteTEKNIKA J. Vocat. …, vol. 8, no. 2,
2020, [Online]. Available:
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/voteknika/article/view/109118.
[7] A. G. Tuwondila et al., “Perencanaan Strategis SI/ TI Pemerintahan
Menggunakan the Open Group Architecture Framework ( TOGAF),”
Semin. Nas. Sist. Inf. Indones., no. November, pp. 1–6, 2018.
[8] N. Rizky and A. F. Firmansyah, “PERENCANAAN ARSITEKTUR
ENTERPRISE MENGGUNAKAN TOGAF ADM VERSI 9 ( Studi
Kasus : Bimbel Salemba Group ),” Stud. Inform. J. Sist. Inf., vol. 10, no. 1,
pp. 11–20, 2017.
[9] Suryadi and J. F. Andry, “Perancangan Enterprise Architecture
Mengunakan TOGAF Architecture Development Method (Studi Kasus:
Yakuza Gym Jakarta Barat),” Semin. Nas. TEKNOKA, vol. 2, no. 2502, pp.
129–134, 2017, [Online]. Available:
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/teknoka/article/view/748.
[10] P. ASTIKA, “Rancangan Model Arsitektur Enterprise Menggunakan Togaf
Architecture Development Method Pada Dinas Pendidikan …,” pp. 278–
285, 2020, [Online]. Available:
https://core.ac.uk/download/pdf/300879101.pdf.
[11] E. Tan and R. Victor, “Pembuatan Enterprise Architecture untuk Gereja
Jemaat Kristus Indonesia Menggunakan TOGAF Framework,” J. Strateg. -
J. Maranatha, vol. 1, no. 2, pp. 512–526, 2019.
[12] A. Fadlil, I. Riadi, and A. Basir, “Integration of Zachman Framework and
TOGAF ADM on Academic Information Systems Modeling,” INTENSIF
J. Ilm. Penelit. dan Penerapan Teknol. Sist. Inf., vol. 5, no. 1, pp. 72–85,
2021, doi: 10.29407/intensif.v5i1.14678.
[13] D. Y. Ratnasari and D. A. O. Turang, “Perancangan Enterprise
Architecture Pada Perusahaan Bidang Jasa Menggunakan The Open Group
Architecture Framework (TOGAF),” Semin. Nas. Inform., no. October,
pp. 31–42, 2018, [Online]. Available:
http://103.23.20.161/index.php/semnasif/article/view/2614.
[14] D. A. Prawira, Eprilyani Nur Azizah, “Perencanaan Arsitektur Enterprise
Menggunakan Metode Togaf ADM Pada Puskesmas Mempawah,” Semin.
Nas. Sist. Inf. dan Teknol. Inf. 2018, pp. 153–157, 2018, [Online]. Available:
Puskesmas, Enterprise Architecture Planning, TOGAF ADM, Blue Print,
Terintegrasi%0A1.

Desy Angeline, Charitas Fibriani | 465


Journal of Information Systems and Informatics
Vol. 3, No. 2, June 2021

p-ISSN: 2656-5935 http://journal-isi.org/index.php/isi e-ISSN: 2656-4882

[15] P. S. Teknik and I. F. Teknik, “Perencanaan Arsitektur Enterprise


Menggunakan TOGAF ADM Pada Perguruan Tinggi Swasta Surabaya
Untuk Memenuhi Mata Kuliah Arsitektur Enterprise Dosen Mata Kuliah
Arsitektur Enterprise : Supangat , S . Kom ., M . Kom ., COBIT Disusun
Oleh : Ni Kadek Eva Ang,” vol. 1461800060, no. C, 2020.
[16] Y. Kustiyahningsih, “PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE
MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM (STUDI KASUS : RSUD
Dr.SOEGIRI LAMONGAN),” Pros. Semin. Nas. Manaj. Teknol. XVIII,
pp. 1–8, 2013.

466 | Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan TOGAF .....

You might also like