Professional Documents
Culture Documents
650-Article Text-1299-1-10-20220315
650-Article Text-1299-1-10-20220315
X(XXXX)
SUBMISSION TRACK A B S T R A C T
182
ANDI SRI HASTUTI HANDAYANI USMAN / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 4 (2021)
183
ANDI SRI HASTUTI HANDAYANI USMAN / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 4 (2021)
(kadar tertinggi saat pagi hari sekitar jam telah memenuhi kriteria inklusi yaitu Ibu
08.00–09.00 atau saat mulai beraktivitas hamil normal dan Ibu hamil dengan
dan terendah saat malam hari atau saat hipertensi gestasional yang memiliki data
istirahat) (Sherwood, 2014). pemeriksaan kehamilan yang lengkap dan
tidak menderita hipertensi kronik,
Sekitar 95% kortisol yang dikeluarkan
superimposed preeklampsia dan penyakit
korteks adrenal akan terikat dengan
protein besar yang disebut corticosteroid ginjal. Sampel terbagi dalam 2 kelompok,
binding globulin (CBG) dan albumin untuk Ibu hamil normal 20 orang dan Ibu hamil
dengan hipertensi gestasional 30 orang.
dibawa keseluruh tubuh dalam darah.
Instrument yang digunakan dalam
Dengan berat molekul yang rendah dan
penelitian ini yaitu kuesioner data
sifat lipofiliknya, kortisol bebas akan
demografi untuk pengambilan data
masuk kedalam sel secara difusi pasif
demografi responden, Kuesioner kessler
sehingga dimungkinkan untuk mengukur
psychological distress scale (K10) untuk
jumlah kortisol bebas dari semua cairan
pengukuran tingkat stress dan ELISA kit
tubuh termasuk saliva (ZRT Laboratory,
untuk uji laboratorium kortisol saliva.
2016). Keuntungan lain pemeriksaan
Teknik analisis data yang digunakan
kortisol saliva adalah bersifat noninvasif,
dalam penelitian ini adalah bivariat dan
bebas stres, dan mudah dilakukan dimana
saja (Adisty et al., 2015). multivariat. Untuk melihat perbedaan
kadar hormon kortisol pada kelompok ibu
Hingga saat ini, etiologi dan hamil normal dan ibu dengan hipertensi
patogenensis hipertensi gestasional gestasional / preeklampsia tanpa
belum diketahui secara pasti. Beberapa komplikasi digunakan uji parametric
penelitian telah dilakukan dengan independent t test untuk data yang
menggunakan berbagai marker berdistribusi normal atau uji alternatif
laboratorium dan berbagai metode Mann Whitney U untuk data yang tidak
penelitian untuk menentukan etiopatologi berditribusi normal. Untuk menganalisis
terjadinya hipertensi gestasional. Oleh hubungan dua variabel menggunakan uji
karena itu, peneliti tertarik untuk Chi Square dan Fisher Exact. Kemudian
melakukan penelitian mengenai analisis estimasi kekuatan hubungan ditentukan
risiko peningkatan hormon kortisol pada dengan nilai odds ratio (OR) dengan
hipertensi gestasional. sebelumnya melakukan uji stratifikasi dan
untuk menguji sejauh mana hubungan
II. METHODS sebab akibat antara variabel,
menggunakan uji regresi linear
Desain penelitian ini adalah sederhana.
observasional analitik dengan
menggunakan pendekatan Case Control
yang bertujuan untuk menganalisis faktor III. RESULT
risiko yang berperan dalam peningkatan Tabel 3.1 Perbandingan rerata paritas,
hormon kortisol dan bagaimana hubungan kehamilan ganda, dan stress terhadap
antara kortisol dan hipertensi gestasional. hormon kortisol
penelitian ini dilaksanakan di ruang
pemeriksaan antenatal di tiga rumah sakit
di Kota Makassar, yaitu : RSKDIA. Siti
Fatimah, RSKDIA. Pertiwi dan RSIA. Sitti
Khadijah 1 Makassar. Waktu penelitian
dilaksanakan pada tanggal 02-30 Oktober
2017.
Sampel sebanyak 50 responden dipilih
dengan teknik consecutive sampling yang
184
ANDI SRI HASTUTI HANDAYANI USMAN / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 4 (2021)
Jenis
1.76 + 0.435 1.86 + 0.359 0.395
Kehamilan
Tingkat
22.59 + 5.032 16.81 + 4.468 0.000
Stress
* Uji Mann Whitney U
185
ANDI SRI HASTUTI HANDAYANI USMAN / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 4 (2021)
kortisol. Ibu yang mengalami stress kesedihan) dan sosial (konflik perorangan,
berisiko 12,267 kali lebih besar mengalami perubahan gaya hidup).
peningkatan hormon kortisol dibandingkan Kortisol berperan kunci dalam adaptasi
Ibu yang tidak mengalami stress. Hasil terhadap stress. Segala jenis stress
penelitian ini sejalan dengan penelitian merupakan salah satu rangsangan utama
yang dilakukan oleh Connor et al. (2014) bagi peningkatan sekresi kortisol, yang
yang meneliti 101 ibu hamil pada trimester diperantarai oleh susunan saraf pusat
II dan trimester III dan menemukan hasil melalui peningkatan aktivitas sistem CRH-
bahwa stress pada masa kehamilan ACTH-Kortisol. Besar peningkatan
berisiko meningkatkan hormon kortisol hormon kortisol umumnya setara dengan
yang akan berimplikasi pada kesehatan intensitas stimulasi stress, yaitu
ibu dan janin. peningkatan yang lebih besar terjadi
Selain itu, Hasil penelitian ini juga sebagai respon terhadap stress berat
sejalan dengan penelitian yang dilakukan daripada stress ringan (Sherwood, 2014).
oleh Herrera et al. (2016) yang meneliti Kortisol banyak memiliki efek positif bagi
tentang pengaruh stress terhadap tubuh terutama saat trauma dan stress
peningkatan kortisol pada siklus alami (Aini & Aridiana, 2016). Peran kortisol
wanita dan menemukan bahwa kelenjar dalam membantu tubuh mengatasi
adrenal melepaskan kortisol sebagai kecemasan ataupun stress, diperkirakan
respons terhadap stress, peneliti berkaitan dengan efek metaboliknya.
menemukan adanya korelasi positif pada Kortisol mempunyai efek metabolik yaitu
perubahan hormon kortisol sebelum dan meningkatkan konsentrasi glukosa darah
sesudah paparan stress. Hasil penelitian dengan menggunakan simpanan protein
yang dilakukan oleh Vianna et al. (2011) dan lemak. Suatu anggapan yang logis
juga mengatakan bahwa Stress psikologis adalah bahwa peningkatan simpanan
dapat mempengaruhi hingga 18% dari glukosa, asam amino, dan asam lemak
semua wanita hamil, mengubah fungsi tersedia untuk digunakan bila diperlukan
neuroendokrin dan sistem kekebalan (Sherwood, 2014). Efek-efek yang
tubuh. Kondisi kegelisahan atau stress ditimbulkan oleh kortisol memungkinkan
dapat secara langsung memberikan seseorang bertahan hidup dalam masa-
disregulasi hipotalamus-hipofisis-adrenal masa kritis seperti stress fisik maupun
(HPA), yang menyebabkan risiko psikologis. Namun, stress jangka panjang
peningkatan kortisol dan perubahan justru akan menyebabkan kerusakan pada
kekebalan seluler yang terkait (Vianna et tubuh karena dampak negatif dari kortisol
al., 2011). (Aini & Aridiana, 2016).
Stress adalah keadaan yang Selain memiliki efek positif,
ditimbulkan oleh stressor. stress dapat peningkatan kortisol juga memiliki efek
juga diartikan sebagai ganguan negatif bagi tubuh. Peningkatan kortisol
homeostasis yang menyebabkan menyebabkan peningkatan efek epinefrin
perubahan pada keseimbangan fisiologis sehingga meningkatkan denyut jantung
yang dihasilkan dari adanya rangsangan dan tekanan darah untuk memberikan
terhadap fisik maupun psikologis. Jenis- respon fight-or-flight saat stress.
jenis stressor atau yang dapat Peningkatan kortisol juga merangsang
menginduksi respon stress, adalah : fisik rasa lapar dan mendorong penimbunan
(trauma, pembedahan, panas atau dingin lemak di badan dan wajah, menghambat
yang hebat), kimia (penurunan pasokan pertumbuhan dengan menekan hormon
O2, ketidak seimbangan asam-basa), pertumbuhan, menekan produksi dan efek
fisiologik (olahraga berat, syok hemoragik, beberapa mediator inflamasi dan
nyeri), infeksi (invasi bakteri), psikologis imunobiologi seperti IL-6, limfokin,
atau emosional (rasa cemas, ketakutan, prostaglandin dan histamin dan
187
ANDI SRI HASTUTI HANDAYANI USMAN / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 4 (2021)
menurunkann akumulasi sel darah putih liver enzyme, low platelets (HELLP)
ditempat cedera yang menyebabkan bahkan dapat menyebabkan kematian ibu.
penurunan reaksi peradangan, Pada bayi, hipertensi
meningkatkan neural excitability (psikosis, gestasional/preeklampsia dapat
euphoria dan insomnia). Selain itu, efek meningkatkan risiko Intra-uterine Growth
metabolik yang ditimbulkan akibat Restriction (IUGR), Small for Gestational
peningkatan hormon kortisol adalah Age (SGA), oligohidramnion dan kelahiran
peningkatan konsentrasi glukosa darah premature dan kematian perinatal
sehingga meningkatkan risiko diabetes (Prawirohardjo, 2010; Sajith et al., 2014).
akibat peningkatan proses Hasil penelitian Salustiano et al. (2013)
glokuneogenesis dan penekanan sekresi yang meneliti mengenai hormon utama
insulin sehingga menghambat penyerapan yang terlibat dalam patofisologi terjadinya
dan pemakaian glukosa oleh jaringan hipertensi gestasional / preeklampsia
kecuali otak. (Aini & Aridiana, 2016; tanpa komplikasi menyatakan bahwa,
Sherwood, 2014). hipertensi gestasional / preeklampsia
tanpa komplikasi adalah penyakit sistemik
Hubungan hormon kortisol terhadap
yang melibatkan beberapa hormon, salah
kejadian hipertensi gestasional
satunya yaitu hormon kortisol. Teori
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa imunologi preeklampsia didasarkan pada
ada perbedaan rerata hormon kortisol aktifitas antibodi dan sitokin sebagai
pada kelompok kehamilan dengan mediator patologis. Dalam konteks ini,
hipertensi gestasional dibandingkan hormon seperti melatonin dan kortisol
kelompok kehamilan normal serta ada (hidrokortison), dapat mengatur respon
hubungan yang bermakna. Ibu hamil imunologis selama masa kehamilan dan
dengan hormon kortisol yang tinggi berpartisipasi sebagai komediator dalam
berisiko 20 kali lebih besar mengalami mekanisme terjadinya preeklampsia.
hipertensi gestasional. Ada beberapa hasil Peningkatan kortisol serum memiliki peran
penelitian yang sejalan dengan penelitian penting dalam regulasi respon imun dan
yang telah dilakukan, diantaranya yaitu mungkin menjadi bagian integral dalam
penelitian yang dilakukan oleh Hogg et al. pengembangan preeklampsia.
(2013), yang menyatakan bahwa ibu hamil Penelitian yang dilakukan oleh Davis &
dengan preeklampsia akan menunjukkan Sandman (2010) menyatakan bahwa
peningkatan kortisol sampai 80% yang stress dan kecemasan sangat
berdampak pada peran kortisol sebagai berpengaruh terhadap peningkatan
glukokortikoid sehingga dapat hormon kortisol yang diukur pada usia
menyebabkan bayi berat lahir rendah, kehamilan 3, 6, 9 bulan dan 3 bulan pasca
hypersensitive stress response dan persalinan. Penelitian ini menunjukkan
neurobehavioural anomalies pada bayi, bahwa ibu hamil yang mengalami
dan risiko peningkatan metabolisme, peningkatan kortisol yang berlebihan pada
gangguan kardiovasculer (salah satunya usia kehamilan 3 bulan berisiko
menyebabkan hipertensi) dan syndrom menyebabkan gangguan pertumbuhan
reproduksi pada orang dewasa. janin. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hipertensi pada kehamilan atau Yu et al. (2014) menyatakan bahwa stress
preeklampsia tanpa komplikasi psikososial yang tinggi dan peningkatan
berdampak pada kondisi maternal dan hormon kortisol dapat meningkatkan risiko
neonatal. Pada ibu, preeklampsia dapat preeklampsia hingga 20 kali lipat.
meningkatkan risiko penyakit jantung, Mekanisme neuropsychoimmunological
penyakit ginjal, stroke, oliguria, anuria, dapat diperhitungkan sebagai
solusio plasenta, gagal ginjal, persalinan penyebabnya, dengan melihat hubungan
Caesar dan sindrom hemolysis, elevated antara stress, kortisol dan preeklampsia.
188
ANDI SRI HASTUTI HANDAYANI USMAN / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 4 (2021)
Stress psikologis dapat mengaktifkan mengalami stress berisiko 12.27 kali lebih
sumbu hipotalamus-pituitari-adrenal besar mengalami peningkatan hormon
(HPA), yang menyebabkan peningkatan kortisol dibandingkan ibu yang tidak
sekresi hormon yang diproduksi oleh mengalami stress. Skrining melalui
kelenjar adrenal yaitu hormon kortisol dan pemeriksaan kehamilan secara teratur
epinefrin. Kondisi stress akan merupakan hal yang sangat penting untuk
meningkatkan sekresi epinefrin hingga mendeteksi secara dini kelainan dan
300 kali lipat dari kadar normalnya. pencegahan terhadap risiko yang mungkin
Aktivitas epinefrin sangat dipengaruhi oleh timbul selama masa kehamilan. Selain
hormon kortisol dalam tubuh. Kortisol frekuensi, peningkatan kualitas
meningkatkan aktivitas epinefrin, sehingga pemeriksaan kehamilan juga merupakan
terjadi vasokonstriksi pembuluh darah. hal yang sangat penting untuk
Vasokonstriksi pada arteriol aferen ginjal mengoptimalkan kesehatan mental dan
yang merupakan efek dari peningkatan fisik ibu hamil sebagai upaya pencegahan
aktivitas epinefrin, secara tidak langsung terjadinya hipertensi gestasional. Untuk
merangsang pengaktifan Renin peneliti selanjutnya, perlu dilakukan
Angiotensin Aldosteron System (RAAS) penelitian lanjutan mengenai faktor risiko
sebagai akibat dari penurunan aliran lain yang dapat mempengaruhi
darah beroksigen ke ginjal (Sherwood, peningkatan kadar hormon kortisol pada
2014). Aktifitas Renin Angiotensin ibu hamil dengan hipertensi gestasional
Aldosteron System (RAAS) berakibat dengan menggunakan sarana yang lebih
pada terjadinya peningkatan resistensi memadai
perifer, reabsorbsi natrium dan air,
peningkatan denyut dan curah jantung REFERENCES
serta peningkatan tekanan darah (Boron &
Boulpaep, 2016; Muñoz-durango et al., Abraham S., Rubino D., Sinaii N., Ramsey S.
2016). & Nieman L. (2013). Cortisol, obesity
Peningkatan sekresi epinefrin juga and the metabolic syndrome: A cross-
akan berpengaruh terhadap aktifitas saraf sectional study of obese subjects and
simpatis yaitu memperkuat aktifitas saraf review of the literature. Obesity (Silver
simpatis. Aktivitas saraf simpatis Spring), 21(1): 1–26.
merupakan hal yang sangat berpengaruh Adisty N. I., Hutomo M. & Indramaya D. M.
terhadap pengontrolan jari-jari arteriol. (2015). Kadar Kortisol Saliva
Peningkatan aktivitas simpatis Menggambarkan Kadar Kortisol Serum
menyebabkan vasokonstriksi arteriol, Pasien Dermatitis Atopik ( Salivary
sedangkan penurunan aktivitas simpatis Cortisol Levels Representing Serum
akan menyebabkan vasodilatasi arteriol Cortisol Levels in Atopic Dermatitis
(Sherwood, 2014). Patients ). BIKKK - Berkala Ilmu
Kesehatan Kulit Dan Kelamin -
V. CONCLUSION Periodical of Dermatology and
Venereology, 27(3): 170–175.
Kadar kortisol tinggi ditemukan pada Black J. M. & Hawks J. H. (2014).
ibu dengan hipertensi gestasional. Ibu Keperawatan Medikal Bedah :
hamil dengan kadar hormon kortisol tinggi Manajemen Klinis untuk Hasil yang
memiliki kecenderungan 20 kali lebih Diharapkan, Edisi Bahasa Indonesia. (J.
besar mengalami hipertensi gestasional Mulyanto, Yudhistira, A. P. Tunggono,
dibandingkan ibu hamil dengan kadar N. H. Setiyawan, R. Martanti, Natalia,
kortisol normal. Dari beberapa faktor Candrawati, Eds.) (Edisi 8). Singapura:
risiko, yaitu : paritas dan kehamilan ganda Elsevier.
hanya stress yang berisiko meningkatkan Bolten M. I. & Wurmser H. (2011). Cortisol
hormon kortisol. Ibu hamil yang levels in pregnancy as a psychobiological
189
ANDI SRI HASTUTI HANDAYANI USMAN / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 4 (2021)
190
ANDI SRI HASTUTI HANDAYANI USMAN / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 4 (2021)
191
ANDI SRI HASTUTI HANDAYANI USMAN / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 4 (2021)
BIOGRAPHY
First Author
Riwayat Pekerjaan
1. 2010 : Asisten Dosen Mata Kuliah Fisiologi
Kebidanan AKBID Salewangang Maros
2. 2012-2015 : Tenaga Bidan DI BPS Hj.Nurhaedah
3. 2013-2016 : Dosen LB STIKES Daya Makassar
4. 2013-2017 : Dosen UIN Alauddin Makassar
5. 2018-Sekarang : Dosen Akademi Kebidanan (AKBID)
Paramata Raha
Second Author
Email : isharyahsunarno@gmail.com
Third Author
Email : idasyam70@gmail.com
192