Professional Documents
Culture Documents
1500-Article Text-27987-1-10-20201009
1500-Article Text-27987-1-10-20201009
Abstract. The purpose of this study was : (1) To analyze the factors that affect poverty in
the City of Jambi during the period 2000-2011, (2) To analyze the factors causing high
unemployment in the city of Jambi during the period 2000-2011, and (3) To analyze the
relationship between poverty and unemployment in the city of Jambi during the period
2000-2011. The data used in this study is secondary data from the years 2000-2011. BPS
data sources derived from the city of Jambi and Diskakertrans city of Jambi. Analysis tools
used in this research is a method of multiple linear regression and correlation. The results
showed that: (1). Simultaneously (together) variable population density, education level
and the unemployment rate, and a significant positive effect on the level of poverty in the
city of Jambi. While partially independent variables that significantly influence the level of
education level and the level of poverty is unemployment. Variables influence population
density, education level and the unemployment rate is equal to the poverty rate of 92,40
percent, (2). Simultaneously (together) variable education level and health level have
positive and significant effect on the unemployment rate in the city of Jambi. While
partially independent variables had significant effect on the unemployment rate in the City
of Jambi is education level. Variables influence education level and health level rate is
equal to the unemployment rate of 42,6 percent; (3). Levels of poverty and unemployment
rate in the city of Jambi has a negative correlation with a correlation coefficient of -0.290.
109
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No.2, Oktober 2013 ISSN: 2338- 4603
110
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No.2, Oktober 2013 ISSN: 2338- 4603
111
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No.2, Oktober 2013 ISSN: 2338- 4603
METODE PENELITIAN n XY ( X ) ( Y )
r=
Jenis dan Sumber Data ( n X 2 ( X ) 2 ( n Y 2 ( Y ) 2
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder dalam
Dimana :
bentuk time series, data sekunder ini
r = Korelasi
diperoleh dari dokumen-dokumen resmi
n = Tahun pengamatan
serta laporan – laporan berupa data runtut
x = Kemiskinan
waktu (time series) dari tahun 2000–2011
y = Pengangguran
yang merupakan data Kota Jambi.
Data yang digunakan adalah: (1). PDRB; Interpretasi hasil korelasi dengan kriteria :
(2). Jumlah Pengangguran; (3) Angka Nilai r Kriteria hubungan
Kemiskinan; (4). Usia Harapan Hidup; (5). 0 Tidak ada korelasi
UMP (Upah Minimum Provinsi) Jambi; 0,01 – 0,19 Korelasi tidak berarti
(6). Tingkat kepadatan penduduk; dan (7). 0,20 – 0,39 Korelasi rendah
Angka melek huruf
0,40 – 0,59 Korelasi sedang
Adapun data tersebut berasal dari :
0,60 – 0,79 Korelasi agak tinggi
1. Bappeda Kota Jambi
2. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Jambi 0,80 - 1,00 Korelasi tinggi
3. Disosnaker Kota Jambi
4. Disdukcapil Kota Jambi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode Analisis
Dalam pengolahan penelitian ini Faktor-faktor yang Mempengaruhi
menggunakan beberapa model analisis Kemiskinan
diantaranya sebagai berikut : Hasil regresi faktor-faktor yang
Untuk menjawab permasalahan mempengaruhi kemiskinan diberikan
pertama yaitu faktor-faktor yang sebagai berikut:
mempengaruhi kemiskinan di Kota Jambi Tabel 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
maka digunakan alat analisis regresi linier Kemiskinan (Model Awal)
berganda, dengan rumus : Coefi- Standar t
Variable Sig
Kemiskinan = β0 + β1Kep. Pop + cient Eror
β2PDRB + β3 Tgkt Pddkn + β4Tgkt Constant -18,065 253,114 -0,071 0,945
Kshtn + β5Tgkt Pngnggrn +e Kep.
-0,015 0,009 -1,758 0,129
Penduduk
PDRB 1,193E-5 0,000 2,250 0,065
Untuk menjawab permasalahan
Tingkat
kedua yaitu faktor-faktor yang 2,903 2,419 1,200 0,275
Pendidikan
mempengaruhi pengangguran di Kota Tingkat
-3,812 2,295 -1,661 0,148
Jambi maka digunakan alat analisis regresi Kesehatan
Tingkat
linier berganda, dengan rumus : Pengangguran
0,752 0,349 2,153 0,075
Pengangguran = α0 + α1Kep. Pop + F-hitung = 14,518
α2PDRB + α3Tgkt Pnddkn + α4Tgkt F-tabel = 3,11
Kshtn + α5UMP +e t-tabel = 1,943
R2 = 0,924
Untuk menjawab permasalahan
ketiga yaitu bagaimana hubungan tingkat Berdasarkan hasil pengolahan
pengangguran dengan tingkat kemiskinan pengaruh tingkat kepadatan penduduk,
di Kota Jambi maka dengan menggunakan PDRB, tingkat pendidikan, tingkat
alat analisis korelasi, dengan rumus sebagai kesehatan dan tingkat pengangguran
berikut : terhadap tingkat kemiskinan di Kota Jambi
112
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No.2, Oktober 2013 ISSN: 2338- 4603
diperoleh nilai VIFnya tinggi, hal ini bersama-sama terhadap variabel dependen
berarti terjadi multikloneritas. Untuk itu yaitu tingkat kemiskinan.
ada beberapa variabel independen yang Dari hasil analisis regresi linier
dihilangkan untuk menghasilkan hasil yang berganda didapat nilai F-hitung sebesar
lebih baik. 15,979 sementara F-tabel didapat pada
Setelah dilakukan pengolahan lebih tingkat kepercayaan = 10 % yaitu
lanjut, model yang layak digunakan adalah sebesar 2,92. Dengan demikian F-hitung >
dengan cara menghilangkan PDRB. F-tabel (15,979 > 2,92), maka Ho ditolak
Dengan menghilangkan PDRB maka artinya tingkat kepadatan penduduk,
diperoleh hasil sebagai berikut : tingkat pendidikan dan tingkat
Tabel 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pengangguran secara bersama-sama
Kemiskinan (Model Perbaikan) (simultan) berpengaruh signifikan terhadap
Coefi- Standar t tingkat kemiskinan di Kota Jambi selama
Variable Sig periode 2000-2011. Hal ini sesuai dengan
cient Eror
Constant -514,999 122,506 -4,204 0,003 teori yang menyatakan bahwa secara
Ting. Kep.
0,003 0,004 0,594 0,569 simultan variabel independen : tingkat
Penduduk
kepadatan penduduk, tingkat pendidikan
Tingkat
5,186 1,307 3,966 0,004 dan tingkat pengangguran berpengaruh
Pendidikan
Tingkat
0,849 0,385 2,206 0,058
positif dan signifikan terhadap tingkat
Pengangguran kemiskinan.
F-hitung = 15,979
Tingkat kepadatan penduduk, tingkat
F-tabel = 2,92 pendidikan dan tingkat pengangguran
t-tabel = 1,850 berpengaruh signifikan terhadap tingkat
R2 = 0,857 kemiskinan, hal ini diduga bahwa faktor-
faktor tersebut merupakan faktor yang
R2 (Koefisien Determinasi) menyebabkan terjadinya kemiskinan. Di
Koefisien Determinasi (R2) Kota Jambi penduduk miskin masih
digunakan untuk melihat besarnya didominasi oleh penduduk yang memiliki
pengaruh variabel independen (tingkat tingkat pendidikan yang rendah.
kepadatan penduduk, tingkat pendidikan Uji t
dan tingkat pengangguran) terhadap Uji t digunakan untuk melihat
kemiskinan. Dari hasil analisis diperoleh signifikansi pengaruh variabel independen
besarnya koefisien determinasi adalah (tingkat kepadatan penduduk, tingkat
0,857. pendidikan dan tingkat pengangguran)
Nilai 0,857, artinya secara bersama- secara parsial (individu) terhadap variabel
sama kepadatan penduduk, tingkat dependent (tingkat kemiskinan).
pendidikan dan tingkat pengangguran Dari hasil analisis regresi pada
berpengaruh sebesar 85,7 persen terhadap variabel kepadatan penduduk (X1) didapat
tingkat kemiskinan, sedangkan sisanya nilai t-hitung sebesar 0,594 sementara t-
sebesar 14,3 persen dipengaruhi oleh tabel didapat pada tingkat kepercayaan =
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam 10 % yaitu sebesar 1,850. Dengan
penelitian ini. demikian t-hitung < t-tabel (0,594 < 1,850),
Uji F maka Ho diterima artinya variabel
Uji F digunakan untuk melihat kepadatan penduduk berpengaruh tidak
signifikansi pengaruh variabel independen signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Hal
yaitu : tingkat kepadatan penduduk, PDRB, ini tidak sesuai dengan teori, yang
tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan menyatakan bahwa kepadatan penduduk
tingkat pengangguran secara simultan atau berpengaruh signifikan terhadap tingkat
kemiskinan. Hal ini diduga karena tingkat
113
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No.2, Oktober 2013 ISSN: 2338- 4603
114
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No.2, Oktober 2013 ISSN: 2338- 4603
115
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No.2, Oktober 2013 ISSN: 2338- 4603
116
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No.2, Oktober 2013 ISSN: 2338- 4603
untuk berusaha. Dalam hal ini ada baiknya adalah variabel tingkat pendidikan dan
pemerintah sesegera mungkin membantu tingkat pengangguran.
para pegiat ekonomi lemah dan kaum 2. Secara bersama-sama tingkat pendidikan
miskin ini dengan memberikan dan tingkat kesehatan berpengaruh
kemudahan-kemudahan seperti dalam positif dan tidak signifikan terhadap
aspek hukum (legal) dan jaminan akan tingkat pengangguran di Kota Jambi.
property rights. Potret kemiskinan di Indonesia
Berdasarkan hasil perhitungan umumnya dan Kota Jambi khususnya tidak
statistik diperoleh koefisien korelasi antara bisa dilepaskan dari masalah masih
tingkat kemiskinan dan tingkat rendahnya tingkat pendidikan para pekerja.
pengangguran sebesar -0,290. Artinya Data statistik menunjukkan bahwa jumlah
terdapat hubungan yang negatif dan pekerja usia 15 tahun ke atas ternyata
memiliki korelasi yang rendah antara didominasi oleh pekerja yang tidak
tingkat kemiskinan dan tingkat sekolah, tidak tamat SD, lulusan SD dan
pengangguran di Kota Jambi selama lulusan SMP. Jumlah mereka ini sekitar 75
periode 2000-2011. % dari total pekerja usia 15 tahun ke atas di
Korelasi antara tingkat kemiskinan Indonesia. Mayoritas dari mereka ini
dengan tingkat pengangguran memiliki adalah pekerja di sektor pertanian yang
korelasi yang negatif dan rendah, hal ini memberikan upah sangat rendah. Uniknya,
disebabkan oleh pengangguran di Kota jumlah pekerja berpendidikan rendah ini
Jambi kebanyakan adalah pengangguran tidak banyak berubah dari semenjak
yang terdidik, dan banyak tenaga kerja sebelum krisis ekonomi, masa krisis
yang bekerja tidak sesuai dengan ekonomi dan hingga kini. Fenomena ini
bidangnya. Tingkat upah yang diterima jelas mengindikasikan bahwa pekerja yang
oleh pekerja juga masih rendah dan tidak berada dalam kelompok ini sangat rentan
sesuai dengan kebutuhan keluarga yang untuk terjebak dalam lingkaran kemiskinan
ditanggungnya sehingga masih banyak yang berkelanjutan. Lebih jauh dari itu,
yang mempunyai pekerjaan hidup di bawah bukan tidak mungkin data ini
garis kemiskinan. mengindikasikan bahwa penduduk miskin
Jumlah pekerja di Kota Jambi saat ini adalah berasal dari keturunan yang
didominasi oleh pekerja yang tidak sama dari penduduk miskin sebelumnya.
sekolah, tidak tamat SD, lulusan SD dan Fenomena ini jelas sangat
lulusan SMP. Mayoritas dari mereka ini mengkhawatirkan untuk kelanjutan proses
adalah pekerja di sektor pertanian yang pembangunan ke depan. Dalam konteks
memberikan upah sangat rendah. Pekerja makro, rendahnya level pendidikan para
yang berada dalam kelompok ini sangat pekerja akan menyebabkan rendahnya
rentan untuk terjebak dalam lingkaran produktivitas dan menghasilkan
kemiskinan yang berkelanjutan. pertumbuhan ekonomi yang rendah dan
lambat. Jika hal ini terjadi, penyerapan
Implikasi Kebijakan tenaga kerja akan semakin berkurang dan
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan kualitas hidup penduduk miskin
diketahui bahwa : akan terus terhambat.
1. Secara bersama-sama kepadatan Potret suram angkatan kerja
penduduk, tingkat pendidikan dan berpendidikan rendah ini juga tercermin
tingkat pengangguran berpengaruh dalam statistik pengangguran. Susahnya
positif dan signifikan terhadap tingkat mereka mendapat pekerjaan ini salah
kemiskinan di Kota Jambi. Sedangkan satunya disebabkan oleh tidak siapnya
secara parsial variabel yang berpengaruh mereka dalam mengaplikasikan ilmunya di
signifikan terhadap tingkat kemiskinan dunia kerja, sehingga ada gap antara
117
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No.2, Oktober 2013 ISSN: 2338- 4603
kualifikasi yang diminta pemberi kerja positif bagi penciptaan lapangan kerja baru.
dengan mereka sebagai pencari kerja. Hal Di sisi lain, investasi dan belanja
ini diperparah dengan rendahnya jiwa pemerintah perlu lebih diarahkan kepada
enterpreneurship dalam diri angkatan kerja pembangunan infrastruktur terutama di
lulusan SMA, Diploma dan Universitas. pedesaan untuk mendorong dan
Tentu ini bukan kesalahan mereka semata, memfasilitasi kegiatan ekonomi
pemerintah dalam hal ini departemen masyarakat. Keberpihakan kepada rakyat
pendidikan nasional belum mampu perlu dipertegas dengan mengurangi
menyusun kurikulum sekolah maupun rigiditas pendistribusian anggaran dan
perguruan tinggi yang bisa mengarahkan efisiensi anggaran untuk lebih ditujukan
mereka untuk menjadi enterpreuneur kepada proyek yang mampu
ketika kelak lulus dari bangku kuliah. Jadi memberdayakan masyarakat.
intinya, perlu ada reorientasi pendidikan, Perbaikan dan peningkatan akses
khususnya di perguruan tinggi untuk lebih pendidikan secara gratis adalah salah satu
mengarah pada penciptaan lulusan yang kunci mengatasi masalah rumit pendidikan
siap terjun menjadi enterpreneur. dan kemiskinan ini. Mengapa pendidikan
Pola pengembangan pendidikan ini penting untuk mengatasi kemiskinan?
tinggi yang berorientasi dalam menciptakan Todaro (2000) menyebutkan bahwa sumber
enterpreneur ini akan berjalan lancar jika utama dari pertumbuhan ekonomi dan
dikoordinasikan dengan lembaga-lembaga kemajuan negara-negara maju saat ini
pemerintah lainnya, khususnya yang bukanlah “physical capital”, melainkan
menangani masalah kebijakan moneter dan “human capital¨. Oleh karenanya,
perbankan. Lembaga pemerintah yang komitmen pemerintah yang benar-benar
bergerak dalam dua bidang ini harus nyata sangat ditunggu. Selain akses
memberikan akses kredit yang cukup pendidikan yang harus terbuka lebar,
kepada para lulusan SMA dan perguruan orientasi pendidikan pun harus diarahkan
tinggi yang telah dididik dalam pola kepada penciptaan lulusan sekolah yang
“enterpreneur education¨ ini, misalnya mampu menjadi wirausaha yang pada
dengan meluncurkan “young enterpreneur gilirannya akan menciptakan lapangan
credit program”. Lebih jauh dari itu, kerja, bukan hanya sekedar pencari kerja.
pemerintah melalui bank-bank BUMN bisa Pemerintah pun perlu memberikan
membentuk suatu lembaga keuangan dukungan dan penyederhanaan aturan
khusus yang memang diarahkan untuk dalam mendorong tumbuhnya wirausaha-
mendanai bisnis yang dirintis oleh para wirausaha baru.
enterpreneur muda ini. Ke depan, kiranya upaya-upaya untuk
Kebijakan yang seyogyanya memerangi kemiskinan lebih difokuskan ke
ditempuh oleh pemerintah untuk mengurai arah pengembangan aset ekonomi produktif
problematika kemiskinan ini antara lain bagi kaum miskin. Hal ini bisa dilakukan
dengan menciptakan pertumbuhan ekonomi dengan membantu kaum miskin yang
yang lebih berkualitas dengan landasan memiliki usaha kecil dan semangat
investasi baik asing maupun domestik. kewirausahaan dengan bantuan
Dalam kaitannya dengan investasi sebagai permodalan, pemberian kepastian hukum
salah satu prasyarat pendorong atas lahan yang dimiliki petani gurem,
pertumbuhan ekonomi, pemantapan fasilitasi PKL tanpa mengenyampingkan
kemandirian potensi ekonomi lokal perlu habitat usaha dan prospek pasar atas barang
diperkuat mengingat situasi ekonomi global dagangan mereka.
yang tak menentu. Hal ini untuk
mengurangi ketergantungan akan investasi KESIMPULAN DAN SARAN
asing yang belum tentu akan berdampak
118
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No.2, Oktober 2013 ISSN: 2338- 4603
119
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No.2, Oktober 2013 ISSN: 2338- 4603
120